PENGARUH PENGAMBILAN KREDIT BANK
TERHADAP PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN KECIL
BERKAIT LABA
Studi Kasus Pada Perusahaan Batik Tulis “Nardho Batik” Jarum Bayat Klaten Tahun 2007
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Agnes Puriandari
NIM : 031334022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGARUH PENGAMBILAN KREDIT BANK
TERHADAP PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN KECIL
BERKAIT LABA
Studi Kasus Pada Perusahaan Batik Tulis “Nardho Batik” Jarum Bayat Klaten Tahun 2007
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Agnes Puriandari
NIM : 031334022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Skripsi ini ku persembahkan untuk orang-orang yang aku sayangi:
Jesus Christus & Bunda M aria, yang telah memberikan anugerah-N ya yang tak
terhingga selama ini.
Kedua Orang Tuaku ( Bp N . N andar Samsuri & I bu F r. H eru Sri H ayati)
Adik-adik’ku ( Agatha, N icolas, L aurensia ), yang telah memberikan dorongan dan
v
Halaman M otto
Pater noster, qui es in caelis.
Sanctificetur nomen tuum.
Adveniat regnum tuum.
Fiat voluntas tua,
Sicut in caelo, et in terra.
Panem nostrum cotidianum da nobis hodie.
Et dimitte nobis debita nostra,
Sicut et nos dimittimus debitoribus
nostris.
Et ne nos inducas in tentationem:
Sed libera nos a malo.
Amen
(Pater Noster)
“
Segala sesuatu indah pada waktunya dan apa yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Mei 2008
Penulis
vii
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuha Yang Maha Esa, karena
limpahan kasih dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pengambilan Kredit Bank Terhadap Produktivitas Perusahaan
Kecil Berkait Laba”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
pendidikan untuk Program Studi Akuntansi pada Universitas Sanata Dharma .
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini mempunyai
banyak kekurangan, namun penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca serta pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu penulis
juga mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang berguna bagi penyempurnaan
skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama
kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dan penuh kesabaran memberikan bimbingan,
kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
4. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. dan Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E.,
M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu memberikan kritik
dan saran untuk skripsi ini.
5. Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Akuntansi atas
viii
6. Staf sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma.
7. Staf perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
8. Bapak Budi Susanto, selaku pemilik Perusahaan Batik ‘Nardho Batik’ yang
telah memberikan izin penelitian dan memberikan dat-data yang diperlukan
dalam penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Sarino, S.E., terima kasih atas bantuannya sehingga penelitian dan
skripsi ini bisa selesai.
10. Bapak, Ibu, serta adik-adik’ku atas cinta, kasih sayang, perhatian, kesabaran,
doa dan motivasinya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
11. Mbah Kakung+Mbah Uti+Mbah Ndari, Pakdhe+Budhe, Om+Tante, saudara
sepupuku smuanya, terima kasih buat doa dan semangatnya.
12. Keluarga besar PAK’ 03, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
13. Keluarga besar Jl. Wuluh 11 Papringan, Kel. Bp & Ibu Adi Prayitno (terima
kasih atas tumpangan kamar kost slama ini, pokoke kamar’ku adalah tempat
terindah dan paling nyaman), Chooshe (Ndut, belajar yang rajin gak tidur &
maem wae, kapan diet???), mbak Indah (cayo-cayo, kita berjuang
bareng….sante wae mbak inche, ayo jalan-jalan gen ra mumet…), Meea
(ternyata kamu duluan yang lulus…mbak, tak tunggu undangane lho!!), Uchi
(jangan lupa sama kita kalo dah di kampung halaman) terima kasih atas
dukungan dan kebersamaan kalian selama ini.
14. Sahabat-sahabat’ku, Boby (makasih, udah jadi temen dan tempat curhat’ku,
makasih juga buat doa dan semangatnya, ternyata aku lulus duluan, gek
dirampungke TA’ne rasah mumet…Om’ kamu emang sahabat terbaik’ku),
Untari (boim….kapan pulang dari Batam??ayo gek kuliah neh n dolan
bareng-bareng), Utik (ayo diet bareng, makasih yo buat pinjemen bajune), Hendra
(sronggot…..kapan kumpul dan dolan bareng neh??), Bayu Noventa
(‘be…..jangan takut kesepian, kita slalu ada buat kamu), mbak Watik (‘yu,
matur nuwun yo buat smuanya…) terima kasih atas semua dukungan, doa,
ix
15. Shogun hijau AD 4033 EL yang setia menemaniku dalam terik panas dan
hujan.
16. Mas Bowo, terima kasih atas motivasi, semangat, kesabaran, doa, dan kasih
sayangnya yang telah diberikan selama ini. (sampe detik ini kamu slalu
dihatiku)
17. Tiger biru, Ninja RR biru, CBR merah AD 2008 WL (makasih dah nganterin
& nemenin aku jalan-jalan)
18. Mudika St. Andreas Rasul, terima kasih karena kalian telah mengajariku
banyak hal.
19. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, Mei 2008
Penulis
x ABSTRAK
PENGARUH PENGAMBILAN KREDIT BANK
TERHADAP PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN KECIL BERKAIT LABA Studi Kasus Perusahaan Batik Tulis “Nardho Batik”
Jarum, Bayat, Klaten Agnes Puriandari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produktivitas berkait laba sebelum perusahaan mengambil kredit dan sesudah perusahaan mengambil kredit. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus.
Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Batik Tulis “Nardho Batik”, Jarum RT.01 RW.05, Bayat, Klaten 57462, pada bulan September – November 2007. Data ini dimulai dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006, dikumpulkan dengan teknik wawancara dan observasi. Data dianalisis dengan uji beda dua rata-rata.
xi ABSTRACT
THE INFLUENCE OF TAKING BANK’S CREDIT TOWARDS THE SMALL COMPANY’S PRODUCTIVITY
RELATED TO PROFIT
A Case Study at Batik Printing Company “Nardho Batik” Jarum, Bayat, Klaten
Agnes Puriandari Sanata Dharma University
2008
This research aims to know the difference between the productivity related to profit before the company takes credit and the productivity related to profit after the company takes credit. This research is a case study.
This research was conducted at Batik Printing Company “Nardho Batik”, Jarum RT.01, RW.05, Bayat Klaten 57462, from September to November 2007. The data taken from 2003 until 2006. The techniques of collecting the data were interview and observation. Technigue of analysing the data was difference between two means analysis.
The result shows that there is statistically significant difference between productivity related to profit before the company takes credit and the productivity related to profit after the company takes credit (tcount -7,339,
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
ABSTRACT... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pengertian dan Fungsi Bank ... 5
xiii
2. Fungsi Bank ... 5
B. Perkreditan... 6
1. Pengertian kredit ... 6
2. Unsur-unsur Kredit ... 7
3. Tujuan Kredit ... 8
4. Fungsi Kredit ... 8
5. Jenis-jenis Kredit ... 10
6. Prinsip-prinsip Perkreditan ... 12
C. Pengertian Usaha Kecil ... 13
1. Ketentuan Umum ... 13
2. Kriteria Usaha Kecil... 14
3. Masalah yang dihadapi Usaha Kecil ... 14
D. Produktivitas ... 16
1. Devinisi Produktivitas... 16
2. Peningkatan Produktivitas ... 17
3. Pengukuran Produktivitas ... 17
E. Pengaruh Kredit dengan Produktivitas ... 21
F. Hipotesis ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 23
B. Waktu dan Tempat... 23
C. Subjek dan Objek Penelitian... 23
xiv
E. Teknik Pengumpulan Data... 24
F. Teknik Analisis Data... 25
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Perusahaan... 30
B. Lokasi Perusahaan... 32
C. Struktur Organisasi Perusahaan... 32
D. Personalia ... 36
E. Produksi ... 37
F. Keuangan ... 44
G. Pemasaran ... 44
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 47
B. Analisis Data ... 54
1. Analisis Produktivitas Berkait Laba ... 54
2. Analisis Uji Beda Dua Rata-rata ... 84
C. Pembahasan... 86
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 90
B. Saran... 90
C. Keterbatasan Penelitian... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 92
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 5.1 Hasil Produktivitas ... 50
TABEL 5.2 Pemakaian Bahan Baku dan Harga Bahan Baku ... 51
TABEL 5.3 Jumlah Tenaga Kerja Langsung dan Jam Kerja Langsung... 53
TABEL 5.4 Bobot untuk Setiap Jenis Produk ... 55
TABEL 5.5 Rasio Produktivitas Bahan Baku... 56
TABEL 5.6 Rasio Produktivitas Tenaga Kerja Langsung... 63
TABEL 5.7 Input Bahan Baku... 66
TABEL 5.8 Input Tenaga Kerja Langsung... 68
TABEL 5.9 Biaya Input Total Bahan Baku Kain Mori... 70
TABEL 5.10 Biaya Input Total Bahan Baku Lilin Batik ... 71
TABEL 5.11 Biaya Input Total Bahan Baku Obat Batik ... 72
TABEL 5.12 Biaya Input Total Bahan Baku... 73
TABEL 5.13 Biaya Input Total Tenaga Kerja Langsung ... 74
TABEL 5.14 Biaya Input Total ... 75
TABEL 5.15 Biaya Input Aktual Bahan Baku Kain Mori... 76
TABEL 5.16 Biaya Input Aktual Bahan Baku Lilin Batik ... 77
TABEL 5.17 Biaya Input Aktual Bahan Baku Obat Batik ... 78
TABEL 5.18 Total Biaya Input Aktual Bahan Baku... 79
TABEL 5.19 Total Biaya Input Aktual Tenaga Kerja Langsung ... 80
TABEL 5.20 Total Biaya Input Aktual... 81
TABEL 5.21 Dampak Prodiktivitas Berkait Laba (DPBL) ... 82
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 5.1 Struktur Organisasi ... 33
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan suatu perusahaan kecil adalah untuk memperoleh laba optimal
yang dicapai dengan cara memproduksi barang dan jasa sesuai dengan
permintaan pasar dan konsumen. Dalam kondisi seperti itu, perusahaan harus
sangat memperhatikan salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu
produktivitas. Produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunanaan input
dalam memproduksi output. Produktivitas meningkat bila keluaran tertentu
dicapai dengan masukan yang lebih sedikit atau masukan tertentu
menghasilkan keluaran yang lebih besar. Produktivitas suatu perusahaan
sangat erat kaitannya dengan proses produksi yang terjadi dalam perusahaan.
Jika suatu perusahaan mampu menghasilkan produk yang berkualitas maka
akan meningkatkan produktivitas.
Eksistensi perusahaan kecil diakui masih belum bisa terlepas dari
beberapa masalah, terutama masalah akses modal dan kesempatan
mendapatkan peluang usaha, selain masalah produksi, pemasaran, jaringan
kerja dan teknologi. Sumber pendanaan bagi perusahaan kecil terutama
berasal dari modal sendiri (self equity) ditambah dengan dana pihak luar yang
sangat minim atau bahkan tidak sama sekali. Modal merupakan bentuk
kepemilikan suatu usaha yang menanggung resiko perusahaan dan ketidak
Guna menjaga kontinuitas perusahaan maka perusahaan membutuhkan modal
kerja yang digunakan untuk membiayai kegiatan sehari- hari perusahaan.
Modal kerja sangatlah penting bagi perusahaan kecil, karena harta sangatlah
penting dalam keuangan perusahaan kecil. Selanjutnya karena perusahaan
kecil mempunyai pintu masuk yang relatif terbatas ke pasar, maka perusahaan
banyak mengandalkan kredit dan pinjaman bank jangka pendek, yang
keduanya akan memperlancar modal kerja perusahaan (Weston, 1985: 246).
Pengelolaan modal kerja yang tepat sangat penting bagi perusahaan agar dapat
beroperasi secara efisien dan efektif serta terhindar dari masalah yang timbul
karena kesulitan keuangan. Modal kerja ini merupakan aspek terpenting dari
keseluruhan pembelanjaan perusahaan.
Perkembangan teknologi yang makin maju dan bertambahnya
perusahaan kecil yang berkembang menjadi perusahaan yang besar, faktor
dana mempunyai arti yang sangat penting atau sebagai faktor mutlak untuk
manjaga kelangsungan hidup perusahaan. Sebagai upaya membangun sektor
keuangan yang tangguh, efisien, dan mampu mendukung kebutuhan
pembangunan dimasa mendatang perusahaan mengusahakan modal untuk
meningkatkan usaha dan produktivitasnya dengan melakukan pengambilan
kredit di bank. Pengambilan kredit oleh perusahaan sangatlah membantu
dalam segi permodalan untuk digunakan dalam proses produksi, guna
meningkatkan produktivitas perusahaan.
Dalam pemanfaatan pengambilan kredit tersebut, secara otomatis
adanya kredit lunak diharapkan bisa menjadi salah satu cara mengatasi
kesulitan modal kerja dalam rangka meningkatkan produktivitas. Dalam
permasalahan ini, kehadiran berbagai lembaga perkreditan rakyat yang
dikelola oleh pemerintah diharapkan bisa menjadi salah satu cara mengatasi
kesulitan modal bagi industri kecil.
Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
PENGARUH PENGAMBILAN KREDIT BANK TERHADAP PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN KECIL BERKAIT LABA, karena kredit bank mempunyai peran penting bagi pengusaha. Peran penting tersebut
antara lain : membantu pelaksanaan pembangunan ekonomi, menjaga
kelangsungan hidup perusahaan untuk meningkatkan produktivitas.
B. Batasan Masalah
Masalah dibatasi pada produktivitas bahan baku dan produktivitas
tenaga kerja serta jenis kredit yang diambil. Mengenai produktivitas yang akan
dibahas adalah produktivitas berkait laba.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengajukan
rumusan masalah, apakah ada perbedaan produktivitas berkait laba sebelum
D. Tujuan Penelitiaan
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengambilan kredit bank
terhadap produktivitas perusahaan berkait laba. Untuk mengetahui apakah ada
perbedaan produktivitas berkait laba sebelum perusahaan mengambil kredit
dan sesudah perusahaan mengambil kredit.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Dapat memberi informasi dan pertimbangan kepada perusahaan dalam
meningkatkan produktivitas usahanya guna mencapai laba yang maksimal.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
mahasiswa sebagai bahan perimbangan dalam memberikan mata kuliah
sehubungan dengan kredit dalam meningkatkan produkivitas.
3. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan manfaat sebagai penerapan teori yang diperoleh
5 BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian dan Fungsi Bank 1. Arti Bank
Menurut UU Nomor 10 th 1998 tentang perbankan, bank didefinisikan
sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berbagai definisi tentang perbankan juga dituliskan oleh beberapa penulis
antara lain G.M Verryn Stuart (Simorangkir,1987:18) dalam bukunya yang
berjudul “Bank Politik”, mengatakan sebagai berikut.
Bank adalah suatu badan yang bertujuan unt uk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.
2. Fungsi Bank
Perbankan di Indonesia mempunyai fungsi utama sebagai
penghimpun dana mayarakat baik melalui simpanan giro, deposito
berjangka, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Fungsi sebagai penyalur dana diwujudkan dalam kegiatan pemberiaan kredit
kepada masyarakat yang membutuhkan. (Sinungan, 1993: 79).
Pengertian dari setiap jenis simpanan menurut Sinungan (1993:88-92) dapat
a. Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank dan penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana perintah
pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindah bukuan.
b. Deposito berjangka adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan.
c. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu antara bank dan nasabah.
B. Perkreditan
1. Pengertian Kredit
Menurut UU Nomor 10 th 1998, kredit diartikan sebagai penyedia
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan.
2. Unsur-unsur Kredit
Unsur-unsur yang terkandung dalam kredit menurut Suyatno (1998:
12-13) adalah sebagai berikut.
a. Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari pihak pemberi kredit bahwa prestasi yang
benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang
akan datang.
b. Waktu
Yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa yang akan
datang.
c. Degree of risk
Yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari
adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.
d. Prestasi
Prestasi atau objek kredit tidak hanya diberikan dalam bentuk uang,
tetapi juga dapat berbentuk barang dan jasa.
3. Tujuan kredit
Tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank khususnya bank
pemerintah yang akan mengemban tugas sebagai agent of development
seperti yang dikemukakan oleh Suyatno (1998: 13-14) adalah sebagai
berikut.
a. Turut mensukseskan program pemerintah dibidang ekonomi
pembangunan.
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dalam menjalankan
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan
dapat memperluas usahanya.
4. Fungsi Kredit
Dalam kehidupan perekonomian yang modern, bank memegang peranan
yang sangat penting. Hal ini antara lain disebabkan usaha pokok bank
adalah memberikan kredit, dan kredit yang diberikan oleh bank
mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam segala bidang kehidupan,
khususnya di bidang ekonomi.
Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomi dan perdagangan
menurut Suyatno (1998: 14-16) antara lain sebagai berikut.
a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang.
Para pemilik uang / modal dapat secara langsung meminjamkan
uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan, untuk
meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya.
b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Kredit perbankan yang ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan
peredaran uang kartal, sehingga arus lalu lintas uang akan
berkembang.
c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
Denga n mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan
baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut
d. Kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi
Untuk menekan laju inflasi, pemerintah melaksanakan kebijakan
uang ketat melalui pemberian kredit yang selektif dan terarah, untuk
melindungi usaha- usaha yang bersifat nonspekulatif.
e. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha
Banyak pengusaha ingin meningkatkan usahanya tetapi terbentur
pada masalah permodalan, dengan bantuan kredit bank maka
masalah tersebut dapat diatasi.
f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.
Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas
usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan usaha
dan pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja untuk
melaksanakan proyek-proyek tersebut. Dengan demikian mereka
akan memperoleh pendapatan.
g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan Internasional.
Bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha,
dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusaha an di
dalam negeri. Bantuan dalam bentuk kredit ini tidak saja dapat
mempererat hubungan ekonomi antara Negara yang bersangkutan
5. Jenis-jenis kredit
Jenis-jenis kredit yang diberikan oleh perbankan kepada masyarakat
menurut Suyatno (1998: 19-24) dapat dilihat dari berbagai sudut, yaitu
sebagai berikut.
1) Kredit Dilihat dari Sudut Tujuannya.
a) Kredit konsumtif
Yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperoleh/
membeli barang-barang dan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat
konsumtif.
b) Kredit produktif
Yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar
jalannya proses produksi.
c) Kredit perdagangan
Yaitu kredit yang diperdagangkan dengan tujuan untuk membeli
barang-barang guna dijual kembali.
2) Kredit Dilihat dari Sudut Jangka waktunya.
a) Kredit jangka pendek (Short Term Loan)
Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun. Dalam
kredit jangka pendek juga termasuk kredit untuk tanaman musiman
yang berjangka waktu lebih dari satu tahun. Dilihat dari segi
1) Kredit Rekening Koran
Kredit rekening koran yaitu kredit yang diberikan oleh bank
kepada nasabahnya dengan batas plafon tertentu, perusahaan
mengambilnya tidak sekaligus melainkan sebagian demi sebagian
sesuai dengan kebutuhannya.
2) Kredit Penjualan
Kredit penjualan yaitu kredit yang diberikan oleh penjual kepada
pembeli, penjual menyerahkan barang-barangnya lebih dahulu,
baru kemudian menerima pembayaran dari pembeli.
3) Kredit Pembeli
Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan pembeli kepada
penjual, pembeli menyerahkan uang terlebih dahulu sebagai
pembayaran terhadap barang-barang yang dibelinya, baru
kemudian menerima barang-barang yang dibelinya.
4) Kredit Wesel
Kredit wesel ini terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan
surat pengakuan hutang yang berisikan kesanggupan untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu, dan
setelah ditandatanga ni, surat wesel dapat dijual atau diuangkan
kepada bank.
5) Kredit Eksploitasi
Kredit eksploitasi yaitu kredit yang diberikan oleh bank untuk
b) Kredit jangka menengah (Medium Term Loan)
Yaitu kredit yang berjangka waktu satu sampai tiga tahun.
c) Kredit jangka panjang (Loan Term Loan)
Yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.
3) Kredit dilihat dari sudut jaminannya.
a) Kredit Tanpa Jaminan (Unsecured Loan)
Disebut juga blangko. Di Indonesia, menurut UU Nomor 14 th 1967
kredit jenis ini dilarang diberikan oleh bank-bank.
b) Kredit dengan Jaminan (Secured Loan)
Jaminan yang diberikan untuk sesuatu kredit dapat terdiri dari :
1) Jaminan barang, baik barang tetap maupun barang tidak tetap
(bergerak).
2) Jaminan pribadi (borgtocht) yaitu perjanjian di mana suatu pihak
(borg) menyanggupi pihak lainnya (kreditur) bahwa ia menjamin
pembayarannya suatu hutang apabila si penghutang tidak menepati
kewajibannya.
3) Jaminan efek, saham, obligasi, dan sertifikat yang terdaftar (listed)
di bursa efek.
6) Prinsip-prinsip perkreditaan
Prinsip-prinsip perkreditan menurut Sinungan (1993: 242-245)
adalah sebagai berikut.
a. Character : bagaimana sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaan, cara
b. Capital : berapakah kekayaan atau modal yang dimilikinya, apakah
modal itu akan mencukupi untuk melunasi hutang.
c. Capacity : bagaimana kekuatan perusahaan sekarang dalam sektor
usaha yang dijalankannya sehingga mendatangkan hasil.
d. Collateral : berapa besarnya jaminan kredit.
e. Condition of economy : peraturan perkreditan yang berlaku dan
kemungkinan perkembangan ekonomi.
C. Pengertian Perusahaan Kecil 1. Ketentuan Umum
Dalam UU Nomor 9 th 1995, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah
sebagai berikut.
a. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikannya sebagaimana diatur dalam undang- undang ini.
b. Usaha menengah dan usaha besar adalah kegiatan ekonomi yang
kekayaan bersih atau hasil penjualan mempunyai kriteria tahunan lebih
besar daripada kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan usaha kecil.
c. Pembinaan dan pengembangan adalah upaya yang dilakukan pemerintah,
dunia usaha, dan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan bantuan
perkuat untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil
d. Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat melalui lembaga lain dalam rangka memperkuat permodalan
usaha kecil.
2. Kriteria Usaha Kecil di Indonesia
Berikut ini beberapa kriteria usaha kecil yang dikemukakan oleh Sutojo
(1994: 4) yang dikemukakan oleh beberapa instansi, adalah sebagai berikut.
a. Departemen Perindustrian (1990)
Menurut departemen ini, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah
pengusaha yang mempunyai asset kurang dari 600 juta (tidak termasuk
tanah dan bangunan).
b. Bank Indonesia (1990)
Menurut Bank Indonesia, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah
pengusaha yang nilai assetnya (tidak termasuk nilai dan bangunan)
kurang dari 600 juta.
c. Departemen perdagangan
Menurut departemen perdagangan yang dimaksud usaha kecil adalah
usaha dagang yang modal aktif kurang dari 25 juta.
3. Masalah yang Dihadapi Usaha Kecil
Masalah- masalah yang dihadapi oleh pengusaha atau sektor usaha
kecil di bidang modal atau keuangan atau akuntansi menurut Sutojo (1994:
a. Umumnya perusahaan atau sektor usaha kecil memulai usahanya dengan
bermodalkan sedikit dana dan keterampilan yang dimiliki oleh pendiri
perusahaan.
b. Terbatasnya sumber-sumber dana yang dapat mereka manfaatkan untuk
membantu kelancaran usahanya, di antaranya dari kredit pemasok dan
pinjaman bank. Itupun dari bank yang melayani usaha kecil.
c. Kemampuan mereka untuk memperoleh pinjaman atau kredit dari bank
relatif rendah. Diantara penyebab-penyebabnya adalah
kekurang-mampuan mereka dalam menyediakan jaminan proposal kredit yang
lemah.
d. Tidak adanya atau kurang akuratnya perencanaan anggaran tahunan
terutama anggaran kas.
e. Tidak sedikit dari mereka yang tidak memiliki catatan harga pokok
produksi yang baik. Perhitungan dilakukan secara kasar dalam
menentukan harga jual.
f. Banyak diantara mereka yang tidak atau belum mengerti dari pencatatan
keuangan atau akuntansi.
g. Mereka yang sudah mulai menggunakan pencatatan akuntansi masih
menghadapi masalah dalam menyusun ikhtisar- ikhtisar akuntansi, ini
akan mengakibatkan menurunnya keuangan mereka dalam mengajukan
h. Kurangnya pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip penyajian
laporan keuangan, begitu pula kemampuan mereka dalam
menginterpretasikan dan menganalisa ikhtisar akuntansi tersebut.
i. Kekurang mampuan mereka dalam memperoleh dan menggunakan
jenis-jenis dan sumber-sumber informasi yang berguna bagi mereka dalam
mengambil keputusan.
j. Kurangnya kemampuan sistem akuntansi yang dimiliki dalam
menghasilkan informasi yang relevan dan berguna dalam proses
pengambilan keputusan.
D. Produktivitas
1. Definisi Produktivitas
Menurut beberapa ahli, produktivitas diartikan sebagai berikut
a. Produktivitas adalah hubungan antara beberapa output yang dihasilkan
dan beberapa input yang dibutuhkan untuk memproduksi output tersebut.
(Blocher, Chen, Lin, 2003: 847).
b. Produktivitas berkaitan dengan pembuatan output secara efisien dan
secara spesifik menunjuk pada hubungan antara output (hasil produksi)
dan input (bahan baku) yang digunakan untuk memproduksi output.
2. Peningkatan Produktivitas
Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan
a. Penggunaan lebih sedikit input untuk menghasilkan output untuk
menghasilkan output yang sama atau memproduksi output yang lebih
banyak dengan jumlah input yang sama atau memproduksi output lebih
banyak dengan input relatif kecil.
b. Mempertukarkan (trade-off) input mahal dengan ya ng lebih murah.
(Hansen & Mowen, 1997: 23).
3. Pengukuran produktivitas
Pengukuran produktivitas adalah penilaian kuantitatif atas
perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai
apakah efisiensi produktivitas meningkat atau menurun. Pengukur an
produktivitas dapat berupa aktual atau prospektif. Pengukuran
produktivitas dapat berupa aktual memungkinkan manajer menilai,
memantau dan mengendalikan perubahan. Pengukuran produktivitas
prospektif melihat ke masa depan dan berguna sebagai input bagi
pengambilan keputusan strategis. Utamanya pengukuran prospektif
memungkinkan para manajer membandingkan manfaat relatif dari
berbagai kombinasi input, pemilihan input, dan bauran input yang
memberikan manfaat terbesar.
Pengukuran produktivitas dapat dikembangkan untuk
masing-masing input secara terpisah atau seluruh input. Pengukuran produktivitas
parsial. Sedangkan pengukuran semua input untuk jangka waktu tertentu
dinamakan produktivitas total. (Hansen & Mowen, 1997: 24-31)
a. Produktivitas Parsial
1. Definisi produktivitas parsial
Produktivitas untuk satu input dihitung dengan menghitung rasio
output terhadap input.
Input Output s
oduktivita
Rasio Pr =
2. Keunggulan ukuran parsial
a) Memungkinkan para manajer untuk memusatkan pada penggunaan
input tertentu.
b) Pengoperasian ukuran parsial memiliki keunggulan, yaitu mudah
diinterprestasikan oleh seluruh karyawan perusahaan sehingga
ukuran tersebut mudah digunakan untuk menilai kinerja
produktivitas personil operasi. (Hansen & Mowen, 1997: 26)
3. Kelemahan ukuran parsial
Kelemahan dari ukuran parsial adalah sebagai berikut :
a) Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah atau tidak
dihubungkan dengan ukuran- ukuran lainnya dapat menyesatkan.
b) Penurunan produktivitas salah satu jenis input yang mungkin
diperlukan untuk meningkatkan produkivitas input lainnya.
Perubahan tingkat produktivitas ini mungkin memang diharapkan
akibat yang menyeluruh ini tidak dapat tercermin dalam
pengukuran produktivitas. (Hansen & Mowen, 1997: 26-27)
b. Produktivitas total
Pengukuran produktivitas seluruh input disebut dengan pengukuran
produktivitas total. Dalam praktik, mengukur sebuah input mungkin tidak
diperlukan. Banyak perusahaan hanya mengukur produktivitas
faktor-faktor yang dianggap sebagai indik ator relevan bagi keberhasilan dan
kinerja perusahaan. Jadi dalam istilah praktis pengukuran total
produktivitas bisa didefinisakan sebagai pemusatan perhatian pada
beberapa input yang secara total mencerminkan keberhasilan perusahaan.
Salah satu cara yang dipakai untuk dapat mengukur produktivitas total
adalah dengan melakukan pengukuran produktivitas yang berkait laba.
Adapun tahapnya adalah sebagai berikut: (Hansen & Mowen,
1997: 27-31)
1) Menghitung Rasio produktivitas
a) Rasio Produktivitas Bahan Baku =
digunakan baku
bahan Jumlah
dihasilkan yang
produk Jumlah
baku bahan s
oduktivita =
Pr
b) Rasio Produktivitas Tenaga Kerja Langsung
digunakan yang
jam Jumlah
dihasilkan yang
produk Jumlah
ja tenaga
s
oduktivita ker =
2) Menghitung Perubahan Produktivitas Berkait Laba
a) Menghitung input yang akan digunakan selama periode berjalan
tanpa dalam keadaan tanpa perubahan produktivitas harus
dikalkulasi.
dasar periode
tas produktivi Rasio
berjalan output
PQ =
Keterangan : PQ (Prospective Quantity) = Jumlah input tanpa
perubahan produktivitas.
b) Menghitung total biaya input dengan asumsi bahwa tidak ada
perubahan produktivitas yaitu dengan mengalikan jumlah
masing-masing input atau Prospective Quantity (PQ) dengan harga
berjalan atau Price (P) dan menjumlahkannya:
(
)
∑
= PQxP PQ
Biaya Total
c) Menghitung total biaya input aktual, yaitu dengan mengalikan
jumlah input aktual atau Actual Quantity (AQ) dengan harga
berjalan masing- masing input atau Price (P) dan menjumlahkannya
(
)
∑
= AQxP Aktual
Input Biaya
Total
d) Menghitung perubahan produktivitas berkait laba (DPBL), dihitung
dengan cara mengurangkan total biaya berjalan dari total biaya :
Berjalan Biaya
Total PQ
Biaya Total
Menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba berjalan
merupakan salah satu cara untuk menilai perubahan produktivitas. Laba
berubah dari periode dasar ke periode berjalan. Beberapa dari perubahan
laba tersebut disebabkan oleh perubahan produktivitas. Dengan menilai
pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba periode berjalan, maka
manajer akan mudah mengetahui manfaat ekonomis dari perubahan
produktivitas. (Hansen & Mowen, 1997: 28)
E. Pengaruh Kredit Terhadap Produktivitas
Inti dari produktivitas adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi
berhubungan dengan masukan yaitu seberapa baik kita mengolah sumber daya
yang kita miliki antara lain sumber daya manusia, bahan baku, modal, lahan,
teknologi, manajemen, yang digunakan dengan tujuan meningkatkan laba
perusahaan. Efektivitas merupakan suatu kenyataan apakah suatu barang yang
dihasilkan dapat dicapai atau tidak. Efektivitas berhubungan dengan keluaran
yaitu seberapa tepat kita memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan, baik
dalam ketetapan kuantitas, kualitas, maupun waktu.
Dari berbagai masukan untuk meningkatkan produktivitas, modal
merupakan masalah utama bagi seorang pengusaha dalam memulai suatu
usaha baru. Pada umumnya suatu usaha baru belum mampu untuk
mendapatkan laba dari operasinya pada tahap awal. Dana yang diperlukan
Modal merupakan sumber dana yang langka terutama di Negara yang
belum maju. Hal ini diakibatkan oleh pendapatan dan tabungan masyarakat
yang rendah. Akibat langkanya sumber modal ini, maka didalam memperoleh
modal terutama bagi pengusaha baru didapatkan dari beberapa sumber salah
satunya dari kredit bank.
Kredit dapat meningkatkan usaha yang berarti meningkatkan
penjualan. Bila hasil peningkatan penjualan memberikan nilai tambah atau
keuntungan bersih yang lebih besar dari sebelum perusahaan mendapat kredit,
maka disini dapat dikatakan produktivitas meningkat dibandingkan yang lalu.
Dimana laba yang tinggi dan produktivitas tinggi, maka akan terjadi keuangan
perusahaan sehat dan stabil, tetapi jika laba tinggi dan produk tivitas rendah
maka dalam jangka panjang produktivitas perusahaan rendah dan akan
memakan laba.
F. Hipotesis
Berdasarkan uraian kajian teori diatas maka dapat dirumuskan
hipotesis: bahwa ada perbedaan yang positif dan signifikan antara
produktivitas berkait laba sebelum perusahaan mengambil kredit dan sesudah
perusahaan mengambil kredit.
Ha: Terdapat perbedaan yang sifnifikan secara statistik produktivitas berkait
laba sebelum perusahaan mengambil kredit dan sesudah perusahaan
23 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus, yaitu
melaksanakan penelitian terhadap obyek penelitian tertentu yang
populasinya terbatas. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini hanya
berlaku bagi obyek yang diteliti dan berlaku pada waktu tertentu.
B. Waktu dan Tempat 1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Batik Tulis “Nardho Batik”,
Jarum Bayat Klaten
2. Waktu penelitian : Bulan September - November Tahun 2007
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subyek penelitian
Subjek penelitian ini adalah bagian pemasaran, bagian akuntansi,
bagian personalia, dan bagian produksi.
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian adalah catatan-catatan tentang jam tenaga kerja
unit, upah per jam tenaga kerja langsung, jumlah produk yang dijual,
harga jual produk per unit, besarnya kredit bank yang diambil.
D. Data yang Dicari
a. Besarnya kredit yang diambil tahun 2005-2006
b. Jumlah produksi yang dihasilkan setiap bulan.
c. Jumlah bahan baku yang digunakan tiap bulan.
d. Jumlah penjualan tiap bulan.
e. Jumlah biaya bahan baku setiap bulan.
f. Jumlah jam tenaga kerja langsung yang digunakan setiap bulan.
g. Harga bahan baku per unit.
h. Harga jual produk per unit.
i. Gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah perusahaan,
personalia, produksi, pemasaran, akuntansi, permodalan.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pimpinan,
dan karyawan. Dalam teknik ini akan diperoleh data mengenai sejarah
dan gambaran perusahaan, struktur organisasi, proses produksi,
2. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang
masalah- masalah yang akan diteliti secara langsung melalui kegiatan
atau operasi perusahaan yaitu untuk melihat apakah operasi atau
kegiatan perusahaan terjadi ketidakefisienan atau tidak.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan, ada tiga langkah
yang digunakan oleh penulis adapun langkah tersebut adalah sebagai
berikut. (Hansn & Mowen, 1997: 27-31)
1. Menghitung rasio produktivitas baha n baku dan produktivitas tenaga kerja
sebelum mengambil kredit dan sesudah mengambil kredit, dengan 5
langkah perhitungan, sebagai berikut.
a. Menghitung rasio produktivitas bahan baku dan produktivitas tenaga
kerja sebelum mengambil kredit dan sesudah mengambil kredit.
digunakan yang
baku bahan Jumlah
dihasilkan yang
produk Jumlah
baku bahan s
oduktivita =
Pr
digunakan yang
jam Jumlah
dihasilkan yang
produk Jumlah
ja tenaga
s
oduktivita ker =
b. Menghitung input yang akan digunakan untuk periode berjalan dalam
keadaan netral sebelum dan sesudah mengambil kredit kredit.
dasar periode
tas produktivi Rasio
berjalan Output
PQ=
Keterangan : PQ (Prospective Quantity) = Jumlah input tanpa perubahan
produktivitas.
c. Menghitung total biaya input sebelum dan sesudah mengambil kredit.
Dihitung dengan cara mengalikan jumlah masing- masing input atau
Prospective Quantity (PQ) dengan harga berjalan atau Price (P).
(
)
∑
= PQxP PQ
Biaya Total
d. Menghitung total biaya input aktual sebelum dan sesudah mengambil
kredit. Dihitung dengan mengalikan jumlah input aktual atau Actual
Quantity (AQ) dengan harga berjalan atau Price (P).
(
)
∑
= AQxP Aktual
Input Biaya
Total
e. Menghitung perubahan produktivitas berkait laba (DPBL) sebelum dan
sesudah mengambil kredit.
berjalan biaya
Total PQ
biaya Total
DPBL = −
2. Mengetahui apakah ada perbedaan produktivitas berkait laba sebelum
perusahaan mengambil kredit dan sesudah perusahaan menga mbil kredit,
dengan menggunakan t-test dua mean untuk observasi berpasangan.
a. Menentukan data variable produktivitas berkait laba sebelum
mengambil kredit (X1) dan produktivitas berkait laba sesudah
mengambil kredit (X2)
Th 2003 Kuartalan
( n ) . . .
Dampak Produktivitas Berkait Laba
Sebelum Mengambil Kredit ( X1 )
Th 2004 Kuartalan
( n ) . . . Th 2005 Kuartalan
( n ) . . .
Dampak Produktivitas Berkait Laba
Sesudah Mengambil Kredit ( X2 )
Th 2006 Kuartalan
( n ) . . .
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini dilakukan terlebih dahulu untuk membuktikan
apakah data yang akan dianalisis itu mempunyai varian yang sama
(homogen) atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini dilakukan dengan
pengolahan data dengan SPSS yang didasarkan pada ketentuan, jika
probabilitas > 0,05 maka Ho gagal ditolak yang berarti kedua varian
Setelah diketahui bahwa data bervarian homogen, maka langkah
selanjutnya adalah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t atau
sering disebut T-Test. (Sugiyono, 2003: 93)
n S
o X
t= −µ
−
Keterangan:
t = nilai t yang dihitung
=
o
µ nilai yang dihipotesiskan
= −
X rata-rata X
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
c. Menentukan hipotesis nol (Ho) atau hipotesis alternatif (Ha)
1. Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik
produktivitas berkait laba sebelum perusahaan mengambil kredit
dan sesudah perusahaan mengambil kredit.
2. Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik
produktivitas berkait laba sebelum perusahaan mengambil kredit
d. Membuat keputusan dan kesimpulan
Dasar pengambilan keputusan:
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho berhasil ditolak, yang berarti terdapat
perbedaan yang signifikan secara statistik produktivitas berkait laba
sebelum perusahaan mengambil kredit dan sesudah perusahaan
30 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejaran Berdirinya dan Perkembangan Perusahaan
Berawal dari situasi perekonomian masyarakat di Kecamatan Bayat,
yang pada waktu itu sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian
sebagai petani. Sebagi salah satu alternatif lapangan pekerjaan yang me mberi
peranan besar bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang hanya
berpendidikan rendah. Melihat situasi pada saat itu, maka Bapak Budi Susanto
berinisiatif mendirikan sebuah perusahaan kecil yang bergerak dibidang batik
tulis yang tepatnya pada bulan November tahun 1990. Ide mendirikan
perusahaan batik tulis di daerah Kecamatan Bayat ini mendapat respon cukup
besar, karena banyak masyarakat sekitar yang mempunyai keahlian membatik.
Pada awalnya perusahaan ini hanyalah home industri yang memproduksi batik
tulis.
Sejak perusahaan resmi didirikan, perusahaan batik tulis ‘Nardho
Batik’ mengalami perkembangan yang pesat karena bahan baku mudah
didapat dan tenaga kerja yang banyak tersedia. Hal lain yang menjadikan
perusahaan ini berkembang pesat adalah perusahaan batik tulis ini masih
melestarikan seni batik tradisional yang dibuat secara manual tanpa bantuan
mesin. Para pekerjanya juga berasal dari daerah sekitar Kecamatan Bayat yang
pada dasarnya memiliki kepandaian dalam membatik. Pada mulanya
perusahaan yang cepat maka pendiri perusahaan memberanikan diri untuk
menciptakan motif- motif yang lebih modern. Penciptaan motif- motif modern
ini tidak menyimpang dari motif tradisional yang sudah ada. Pada umumnya
dengan menggabungkan motif- motif tradisional dan modern.
Keterlibatan designer sangatlah berperan, karena para designer yang
dimiliki perusahaan batik tulis ‘Nardho Batik’ selalu menciptakan motif- motif
baru yang sedang dan banyak diminati konsumen. Perusahaan batik tulis
‘Nardho Batik’ pada dasarnya memproduksi produk batik dengan berbagai
macam corak dan ciri khas tersendiri. Hasil produksi dari perusahaan batik
tulis ‘Nardho Batik’ berupa bed cover, sprei, sarung bantal dan t-shirt, kemeja,
taplak meja.
Bertambahnya permintaan akan batik tulis produksi perusahaan batik
tulis ‘Nardho Batik’, maka prospek perusahaan semakin cerah. Apalagi
permintaan untuk mengirimkan hasil produksi ke berbagai daerah di Indonesia
semakin meningkat. Untuk permintaan eksport batik tulis belum dapat
dipenuhi oleh perusahaan batik tulis ‘Nardho Batik’, karena perusahaan batik
tulis ‘Nardho Batik’ masih dalam proses untuk menjadi perusahaan yang
berbadan hukum.
Untuk memenuhi permintaan pasar akan produk batik tulis yang
semakin meningkat, perusahaan tidak terlepas dari masalah permodalan. Awal
mula berdirinya perusahaan ini Bp Budi Susanto hanya mengandalkan modal
sendiri dan belum berani mengandalkan modal dari luar, karena dirasakan
baik bagi perkembangan perusahaan tersebut, dan semakin tingginya
permintaan pasar maka Beliau berani meminjam modal dari luar.
B. Lokasi Perusahaan
Perusahaan batik tulis ‘Nardho Batik’ berlokasi di Desa Jarum Rt.01/
05, Kecamatan Bayat, Kabupaten Dati II Klaten. Alasan pemilihan letak
perusahaan tersebut karena memperhitungkan beberapa faktor sebagai berikut.
Perusahaan mempertimbangkan bahwa berlokasi di sini tersedia tenaga kerja
yang cukup banyak dan cukup murah. Transportasi dari daerah tersebut ke
pasar yang dituju sudah lancar, baik dalam kondisi jalan maupun sifat produk
yang mudah diangkut dan biaya yang relatif rendah karena tidak mudah rusak.
Berdirinya perusahaan tersebut ternyata memberikan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dari berdirinya perusahaan tersebut maka
masyarakat sekitar dapat memperoleh beberapa manfaat antara lain: sumber
mata pencaharian, sumber sandang yang cukup murah, membuat daerah itu
ramai dan menambah kelancaran perekonomian.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan tentu menginginkan usahanya berjalan dengan
baik, teratur dan tertib. Salah satu faktor yang menunjang majunya perusahaan
adalah apabila perusahaan tersebut memiliki struktur organisasi yang baik.
suatu perusahaan, sehingga tercipta kerja sama antara tiap-tiap orang dalam
organisasi perusahaan guna mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Struktur organisasi pada perusahaan batik tulis ‘Nardho Batik’
menggunakan sistem lini (garis). Pemilihan sistem garis ini karena
mempunyai bentuk yang sederhana, dimana arus aliran kekuasaan dan
tanggung jawab mulai yang tertinggi sampai ketingkat yang terendah. Setiap
bawahan hanya memiliki seorang atasan. Dengan adanya struktur organisasi
hasilnya dapat dirasakan dengan adanya garis perintah dan koordinasi yang
jelas, sehingga para karyawan dapat bekerja sama dengan baik untuk
mencapai tujuan bersama.
Struktur Organisasi Perusahaan Batik Tulis ‘Nardho Batik’
Gambar IV.1 struktur organisasi Pimpinan
Bag. Pembelian dan Penjualan
Bag. Produksi Bag. Personalia
Bag. Administrasi dan Keuangan
Salesman Pekerja Pembatik
awal
Pekerja Penyelesai
akhir
Dari struktur organisasi tersebut diperoleh gambaran aliran tugas dan
tanggung jawab serta wewenang dari masing- masing tingkatan sebagai
berikut.
1. Pimpinan
Pimpinan sekaligus adalah pemilik perusahaan yang bertugas sebaga i
koordinator dan membawai empat kepala bagian. Pimpinan dalam
menjalankan tugasnya berwenang untuk memberikan perintah-perintah
pada keempat kepala bagian tersebut dan mengkoordinasi agar mampu
mencapai keselarasan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
2. Bagian Pembelian dan Penjualan
Bagian pembelian dan penjualan bertanggung jawab untuk membuat
perencanaan pembelian, pemasaran, mencari dan menerima order. Dalam
menjalankan tugasnya bekerja sama denga n bagian produksi baik mutu,
harga, kuantitas maupun desain batik yang dihasilkan, karena kedua
bagian ini harus ada kesesuaian dan kerja sama yang baik.
3. Bagian Produksi
Bagian produksi ini bertanggung jawab terhadap jalannya proses produksi
di perusahaan dan menjaga kualitas produksi dari awal hingga akhir.
Tugas bagian produksi ini membuat perencanaan proses produksi dan
menjaga efisiensi dari proses produksi.
4. Bagian Personalia
Bagian personalia bertanggung jawab untuk mencatat rencana kebutuhan
karyawan sesuai dengan kewajiban dan pembagian unit kerja
masing-masing devisi, menyeleksi penerimaan karyawan baru sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, mengatur sistm penggajian, jaminan karyawan dan
fasilitas-fasilitas lainnya yang berhubungan dengan ketenagakerjaan serta
sebagai mediator antara karyawan dan kebijakan produksi perusahaan.
5. Bagian Administrasi dan Keuangan
Bagian administrasi perusahaan bertanggung jawab untuk membantu
pimpinan di bidang administrasi perusahaan serta mengurusi
pendokumentasian/ pembukuan semua kegiatan perusahaan. Bagian
keuangan bertanggung jawab untuk mengawasi peredaran keuangan
perusahaan sesuai pedoman aliran keuangan perusahaan yang telah
ditetapkan oleh manajemen sesuai dengan dana yang telah disusun.
6. Bagian Gudang
Bagian gudang bertanggung jawab untuk menerima bahan baku serta
mengendalikan bersama bagian produksi, mengeluarkan bahan baku atau
barang jadi dari gudang, dan membuat laporan administrasi dari
pergudangan.
7. Salesman
Salesman bertanggung jawab mencari order atau pesanan, melakukan
penjualan produk, dan melaporkan hasil penjualan.
8. karyawan
Karyawan di perusahaan ini hanyalah melaksanakan proses produksi
D. Personalia
Personalia perusahaan merupakan unsur yang sangat penting yang
harus ada dalam setiap perusahaan. Masalah personalia adalah masalah yang
sangat komplek karena menyangkut hubungan antara pekerja dengan
pengusaha. Disamping itu, masalah personalia menyangkut manusia tentunya
mempunyai karakter atau sifat yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Jumlah pekerja yang dimiliki perusahaan sampai saat ini 59 orang
dengan pembagian tugas sebagai berikut.
1. Pembatik tulis tetap 30 orang
2. Pembatik tulis borongan 10 orang
3. Pekerja gambar (nyorek) 2 orang
4. Pekerja celup 3 orang
5. Pekerja jahit 4 orang
6. Pekerja kemas/ lempet 3 orang
7. Pekerja cuci 2 orang
8. Tukang kebun 1 orang
9. Sopir 1 orang
10. Karyawan administrasi 1 orang
11. Kepala bagian produksi 1 orang
12. Kepala bagian personalia 1 orang
13. Bagian pemasaran dan keuangan dipegang pimpinan sekaligus pemilik
E. Produksi 1. Jenis Produksi
Jenis produk yang dihasilkan perusahaan batik tulis ‘Nardho Batik’ selama ini
adalah sebagai berikut.
a. Sprei dengan ukuran:
§ 300cm X 250cm (Double)
§ 250cm X 200cm (Single)
b. Bed Cover dengan ukuran:
§ 250cm X 200cm (Double)
§ 200cm X 160cm ( Single)
c. Sarung Bantal dengan ukuran:
§ 110cm X 110cm (XL)
§ 90cm X 90cm (L)
§ 60cm X 60cm (M)
§ 45cm X 45cm (S)
d. T-shirt dengan ukuran:
§ Extra Large (XL)
§ Large (L)
§ Medium (M)
2. Bahan Baku
Ada beberapa bahan baku yang digunakan untuk membuat batik tulis.
a. Kain mori
Kain mori ini bermacam- macam jenisnya, dari yang berkualitas rendah
sampai kain mori yang berkualitas tinggi. Biasanya untuk proses
produksi batik tulis ini, Perusahaan Batik Tulis ‘Nardho Batik’
menggunakan kain mori yang berkualitas tinggi.
b. Malam atau Lilin batik
Bahan ini digunakan sebagai bahan tulis dari motif batik tulis.
Perusahaan Batik Tulis ‘Nardho Batik’ dalam proses produksinya
menggunakan dua macam malam tergantung motif yang akan dibuat.
Ada malam pecah dan ada malam bagus (malam yang berkualitas
tinggi). Malam pecah digunakan untuk motif yang pecah, sedangkan
malam yang berkualitas baik digunakan untuk menutup bagian yang
memang tidak diinginkan untuk terkena warna.
c. Obat batik
Obat batik yaitu bahan yang digunakan untuk memberi warna pada
kain yang sudah dilukis atau dibatik, baik untuk warna dasar maupun
warna tambahan. Ada berbagai jenis dari obat batik ini dari warnanya
juga kualitasnya. Perusahaan Batik Tulis ‘Nardho Batik’ menggunakan
jenis obat Naptol dan Indigozol. Selain obat pewarna juga digunakan
larutan HCL yang berfungsi untuk mematikan atau memancing warna
Jenis obat dan warna yang digunakan dalam proses produksi adalah
sebagai berikut.
o Naptol
§ Biru B
§ Hitam B
§ Orange GC
§ Merah B
§ Kuning GC
§ Merah R
§ Biru BB
o Indigozol
§ O4B : Biru
§ IB : Hijau
§ IBC : Abu-abu
§ PR : Roose
§ OHR : Orange
§ IGR : Kuning
3. Peralatan yang Digunakan
Ada beberapa alat yang digunakan untuk membuat produk batik tulis.
a. Pensil dan penggaris
Pensil dan penggaris digunakan untuk membuat atau menggambar
pola.
b. Canting
Terdiri dari canting klowongan, canting cecek, canting tembok, dan
canting biron. Alat ini digunakan untuk membuat gambar (membatik)
setelah diisi lilin atau malam yang telah dipanaskan dan dicairkan.
c. Wajan kecil
Wajan kecil (dibuat dari tanah atau tembaga) digunakan sebagai
tempat mencairkan malam atau lilin batik.
d. Kompor / tungku kecil
Kompor atau tungku kecil adalah untuk memanaskan atau mencairkan
lilin batik atau malam.
e. Gawangan
Gawangan yaitu tempat kain mori yang akan dibatik. Alat ini biasanya
terbuat dari bambu.
f. Ember
g. Pengaduk
h. Sarung tangan
4. Proses Produksi Batik Tulis.
a. Pemotongan ukuran
Memotong kain mori sesuai dengan ukuran yang akan dibuat.
b. Penggambaran pola (motif)
Menggambar kain mori putih dengan menggunakan pensil 2B sesuai
dengan gambar yang diinginkan biasanya motif tradisional
digabungkan dengan motif modern.
c. Pembatikan motif
Membatik kain yang sudah bermotif dibatik atau ditutup dengan
malam atau lilin batik sesuai dengan motifnya dengan menggunakan
canting.
d. Nembok
Menutup dasarnya dengan malam yang mudah pecah.
e. Nyolet
Nyolet dilakukan dengan tangan, dengan menggunakan rotan yang
dipukul-pukulkan sehingga ujungnya pipih dan melebar sebagai kuas
kemudian dicolet ke pewarna untuk mewarnai motif.
f. Memancing warna
Mengunci warna pada kain supaya tidak luntur dan juga sekaligus bisa
denganmemunculkan warna baru dengan menggunakan larutan HCL.
g. Direbus
Merebus kain untuk menghilangkan malam pada kain tersebut secara
h. Dijemur
Berfungsi untuk mengeringkan kain sehingga dapat diproses
selanjutnya, tetapi tidak boleh langsung terkena sinar matahari karena
jika langsung terkena sinar matahari tidak akan mendapat hasil yang
memuaskan.
i. Dirining
Membatik kain lagi yang telah dikeringkan.
j. Dijogag
Menutup motif dengan malam atau lilin batik, tetapi agak
direnggangkan untuk memberi batas garis pada motif tersebut.
k. Diwarnai
Dicelupkan pada obat pewarna untuk mewarnai kain yang tidak
tertutup malam, kemudian dimasukan kedalam larutan HCL, dan
setelah itu dicuci dan dikeringkan kembali. Proses ini dapat diulang
sampai empat kali.
l. Dijahit
Menjahit sesuai dengan bentuk dan motif produk. Seperti bentuk
sarung bantal, t-shirt, bed cover, tetapi untuk sprei hanya dijahit di
Proses Produksi Batik Tulis
Gambar IV.2 skema proses produksi Nyorek
Nglowongi
Nembok
Nyolet
Di HCL
Direbus
Dijemur
Dirining
Dijogag
Diwarnai
F. Keuangan
Perusahaan ini pada awal mulanya membiayai usahanya dengan modal
sendiri (self equity), tetapi dengan seiring berkembangnya perusahaan pesaing
dan meningkatnya penjualan yang dialami setiap tahunnya maka perusahaan
ini berusaha untuk lebih mengembangkan perusahaannya. Perusahaan juga
berusaha menaikan omset penjualannya. Akibatnya perusahaan harus
menyediakan dana tambahan untuk membiayai proyek-proyek tersebut maka
perusahaan memutuskan untuk meminjam dana dari luar. Tiga tahun terakhir
ini perusahaan batik tulis ‘Nardho Batik’ meminjam dana dari Bank Danamon.
Pemimpin perusahaan mengambil kebijakan seperti itu karena demi
meningkatnya perusahaan walaupun harus menanggung beban bunga.
G. Pemasaran 1. Daerah Pemasaran
Melihat bahwa batik merupakan salah satu diantara produk tradisional
yang banyak diminati konsumen, maka Perusahaan Batik Tulis ‘Nardho
Batik’ tidak mengalami kesukaran dalam memasarkan produksinya.
Bagian pemasaran lebih memfokuskan diri pada usaha untuk mendapatkan
pelanggan baru dengan cara tetap mempertahankan dan menjaga hubungan
baik dengan pelanggan utama. Pelanggan utama Perusahaan Batik Tulis
‘Nardho Batik’ selama ini adalah Bali dan Jakarta. Adapun daerah
§ Klaten
§ Solo
§ Yogyakarta
§ Semarang
§ Surabaya
§ Bali
2. Promosi
Tidak ketinggalan pula dalam meraih dan penguasaan pangsa pasar
dilakukan pula kegiatan promosi. Untuk meningkatkan volume penjualan,
Perusahaan Batik Tulis ‘Nardho Batik’ menempuh kebijakan promosi
dengan menggunakan beberapa media.
a. Iklan
Melalui kalender yang diberikan pada pelanggan maupun perantara
pejualan.
b. Mendirikan stand dalam pameran-pameran kerajinan maupun
perindustrian
c. Personal Promotion
yaitu dengan cara mengajak tamu-tamu perusahaan biasanya
calon-calon pembeli untuk melihat perusahaan lebih dekat. Strategi ini dinilai
sangat sukses karena selain biaya promosi dapat ditekan, kepercayaan
calon pelanggan juga akan tumbuh dengan sendirinya, dikarenakan
calon pembeli dapat melihat proses produksi dan perusahaan secara
3. Kebijakan Harga
Penentuan harga jual ditentukan oleh perusahaan berdasarkan pada
biaya. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan dijumlahkan kemudian
digunakan untuk menetapkan harga setelah ditambah dengan jumlah
keuntungan yang diinginkan. Dengan demikian metode yang digunakan
untuk menentukan harga jual adalah metode Cost Plus Pricing yaitu
penentuan harga jual dengan menambahkan suatu jumlah tertentu untuk
47 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Modal kerja telah menjadi pokok perhatian utama semenjak didirikan
Perusahaan BatikTulis ‘Nardho Batik’, karena adanya modal kerja yang cukup
perusahaan dapat menjalankan kegiatan perusahaannya dengan lancar. Dalam
usaha peningkatan produktivitas perusahaan melakukan penambahan modal
kerja. Perusahaan mengharapkan dengan adanya penambahan modal kerja ini
diharapkan laba yang akan dicapai juga meningkat. Perusahaan Batik Tulis
‘Nardho Batik’ melakukan penambahan modal kerja dengan mengambil kredit
di Bank, yaitu di Bank Danamon Pedan. Perusahaan Batik Tulis ‘Nardho
Batik’ mengambil kredit dengan membuka rekening koran yang dipergunakan
untuk menambah modal kerja atau disebut kredit produktif, yaitu kredit yang
diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi.
Dengan tingkat suku bunga 2% per bulan, dan jenis jaminan yang diberikan
Perusahaan Batik Tulis ‘Nardho Batik’ yaitu jaminan berupa sertifikat tanah
seluas 6000 m2.
Sehubungan dengan topik penelitian yang berjudul Pengaruh
Pengambilan Kredit Bank Terhadap Produktivitas Perusahaan Kecil Berkait
Laba, maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah berupa data yang
relevan. Data yang penulis sajikan adalah data yang diperoleh langsung dari
Data yang digunakan meliputi data tahun 2003 dan tahun 2004 sebelum
mengambil kredit dan data tahun 2005 dan tahun 2006 sesudah mengambil
kredit. Data disajikan dalam tiga bulanan (kuartalan).
Data yang disajikan dalam skripsi ini adalah data mengenai produk
batik tulis yang berupa.
b. Sprei dengan ukuran:
§ 300cm X 250cm (Double)
§ 250cm X 200cm (Single)
c. Bed Cover dengan ukuran:
§ 250cm X 200cm (Double)
§ 200cm X 160cm ( Single)
d. Sarung Bantal dengan ukuran:
§ 110cm X 110cm (XL)
§ 90cm X 90cm (L)
§ 60cm X 60cm (M)
§ 45cm X 45cm (S)
e. T-shirt dengan ukuran:
§ Extra Large (XL)
§ Large (L)
§ Medium (M)
§ Small (S)
Sedangkan untuk produk batik tulis yang berupa Kemeja dan Daster baru
Perusahaan Batik ‘Nardho Batik’ mengalami kenaikan dari tahun ketahun
walaupun kenaikan tiap tahunnya tidak begitu besar. Produksi batik tulis di
perusahaan batik tulis “Nardho Batik” ini mengalami penurunan produksi dan
penjualan pada saat setelah terjadinya gempa bumi pada bulan Mei 2006,
tetapi pada kuartal berikutnya Perusahaan Batik Tulis ‘Nardho Batik’
mengalami penjualan yang cukup stabil lagi dikarenakan sentra batik di
daerah Bantul banyak yang mengalami kerusakan dan tutup, sehingga
konsumen lari ke daerah industri batik tulis yang berada di daerah Bayat.
Banyak perusahaan batik tulis di daerah Bayat ini yang mengalami kerusakan
akibat gempa bumi, tetapi kerusakan tidak begitu parah dan
perusahaan-perusahaan batik tulis di daerah Bayat ini masih bisa beroperasi dan
berproduksi. Perusahaan Batik Tulis ‘Nardho Batik’ ini merupakan salah satu
perusahaan batik tulis yang cukup terkenal yang berada di daerah sentra batik
Kecamatan Bayat. Berikut data-data yang diperoleh untuk mencari pengaruh
pengambilan kredit bank terhadap produktivitas perusahaan kecil berkait laba
Tabel 5.1
Data Hasil Produksi Berdasarkan Penjualan Perusahaan Batik ‘Nardho Batik’
Periode 2003-2006
Sebelum Mengambil Kredit dan Sesudah Mengambil Kredit Per kuartal
Sebelum Mengambil Kredit
Tahun 2003 Jumlah Produk (potong) Jumlah Pendapatan (Rp) I II III IV 2.622 2.620 2.901 3.130 176.150.000 196.270.000 218.180.000 323.050.000 Tahun 2004 I II III IV 3.453 3.825 4.040 2.955 308.425.000 366.912.500 357.450.000 291.925.000
Sesudah Mengambil Kredit
Tabel 5.2
Data Pemakaian Bahan Baku dan Harga Bahan Baku Perusahaan Batik ‘Nardho Batik’
Periode 2003-2006
Sebelum Mengambil Kredit dan Sesudah Mengambil Kredit Per kuartal
Sebelum Mengambil Kredit Kain Mori Tahun 2003 Jumlah (m) (1) Harga per-m (Rp) (2) Biaya (Rp)