• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenaan Pajak PPh Pasal 23 Atas Uang Muka Dinas Sementara (UMDS) Di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengenaan Pajak PPh Pasal 23 Atas Uang Muka Dinas Sementara (UMDS) Di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang - Unika Repository"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

18 BAB III

GAMBARAN UMUM

PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP IV SEMARANG 3.1 Sejarah Berdirinya PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

Berdirinya PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ditandai dengan

pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen pada masa

penjajahan Belanda, pencangkulan pertama terjadi pada tanggal 17 Juni

1864 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van

den Beele. Pembangunan di prakarsai oleh Naamlooze Venootschap

Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV.NISM), di pimpin

oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26Km)

dengan lebar kereta 1435 mm. Ruas jalan dibuka untuk angkutan umum

pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Setelah berhasil membangun jalan kereta antara Kemijen –

Tanggung, pada tanggal 10 Februari 1870 berhasil menghubungkan

kota Semarang – Surakarta (110 Km). Minat investor terdorong untuk

membangun jalan KA di daerah lain setelah melihat keberhasilan yang

sudah ada. Tidak heran apabila dari tahun ke tahun perkembangan

panjang rel berjalan sangat pesat hingga pada tahun 1900 sudah mencapai

(2)

19

Selain di pulau jawa, pembangunan jalan KA yang dilakukan oleh

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dilakukan juga di Aceh (1874),

Sumatera Utara (1866), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914),

bahkan pada tahun 1922 di Sulawesi telah di bangun jalan KA sepanjang

47 Km antara Makasar – Takalar yang beroperasi mulai tanggal 1 Juli

1923, sisanya di Ujungpandang – Maros belum sempat diselesaikan.

Di Kalimantan walaupun belum sempat dibangun, studi jalan KA

Pontianak – Sambas (220 Km) sudah selesai. Begitu juga di pulau

Bali dan Lombok, pernah dilakukan adanya studi pembangunan jalan

KA.

Panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 Km pada tahun

1939. Tetapi, pada tahun 1950 menjadi 5.910 Km. Panjangnya berkurang

901 Km diperkirakan karena pembongkaran semasa pendudukan Jepang

dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.

Semasa pendudukan Jepang (1942-1943) jalan rel dibongkar

sepanjang 473 Km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa

pendudukan Jepang adalah 83 Km antara Bayah – Cikara dan 220 Km

antara Muaro – Pekanbaru. Dengan teknologi yang seadanya, jalan KA

Muaro – Pekanbaru diprogramkan akan selesai pembangunannya selama

15 bulan dengan memperkerjakan 27.500 orang dan hampir keseluruhan

(3)

20

Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan

KA yang tergabung dalam Angkata Moeda Kereta Api (AMKA)

mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Persitiwa

bersejarah ini terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan

pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA

lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan

perkeretaapian berada di tangan Indonesia. Orang Jepang tidak boleh

campur tangan lagi urusan perekertaapian di Indonesia.

Pada tanggal 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di

Indonesia, serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia

(DKARI).

3.2 Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) a. Visi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang terfokus pada

pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

b. Misi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha

penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik

untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan

kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama:

Keselamatan

Ketepatan waktu

Pelayanan

(4)

19

3.3 Sejarah Singkat dan Profil PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang

Pada mulanya PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV

Semarang terletak di Jalan Tawang No. 1 Semaran, setelah itu pindah

sampai dengan sekarang di Jalan MH. Thamrin No. 3 Semarang. PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang merupakan salah satu

daerah operasi perkeretaapian Indonesia, dibawah PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) dan berada dibawah pimpinan Direksi PT. Kereta Api

Indonesia (Persero). PT. Kereta Api Indonesia (Pesero) dipimpin oleh

seorang Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Direksi PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

3.4 Struktur Organisasi Bagian Keuangan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Daop IV Semarang adalah struktur organisasi yang

berbentuk lini dan staff, karena wewenang dari pimpinan langsung

mengalir kepada bawahannya.

3.5 Tugas dan Wewenang Struktur Organisasi

Unit keuangan Daerah Operasi 4 Semarang dipimpin oleh seorang

Manager yang bertanggung jawab atas Executive Vice President (EVP)

(5)

20

Manager Keuangan Daerah Operasi IV Semarang memiliki tugas

pokok dan tanggung jawab:

a. Merumusukan strategi serta kebijakan yang berkaitan dengan tugas

dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di wilayah

Daerah Operasi IV Semarang;

b. Diselenggarakannya peningkatan kualitas (quality improvement)

secara berkelanjutan serta pengelolaan resiko didalamnya;

c. Adanya koordinasi penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahunan

Daerah Operasi IV Semarang dan melaksanakan, mengendalikan dan

melaporkan rencana serta pelaksanaan anggaran;

d. Pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Daerah

Operasi IV Semarang beserta pembinanya;

e. Melaksanaan pengelolaan administrasi keuangan, pengesahan

pembayaran non gaji pegawai, pengesahan pembayaran kepada

pihak ketiga serta penyelesaian analisa dokumen, tata usaha

keuangan dan administrasi pelaksanaan petty cash;

f. Melaksanakan Administrasi Perpajakan;

g. Melaksanakan penagihan atas Piutang Angkutan Penumpang,

Angkutan Baran dan Pengusahaan Asset (Rekening G.215/SAB)

serta Tata Usaha Administrasi Piutang (Aging Schedule);

h. Menjalankan tata laksana dan tata usaha perbendaharaan Daerah

(6)

21

i. Melaksanakan pemantauan, penyelesaian dan pelaporan tindak lanjut

temuan Pemeriksaan Internal maupun Eksternal.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab seorang

Manager Keuangan Daerah Operasi IV Semarang dibantu oleh:

1. Junior Manager Penagihan,

Memiliki tugas pokok dan tanggung jawab melaksanakan penagihan

atas Piutang Angkutan Penumpang, Angkutan Barang dan

Pengusahaan Asset (Rekening G.215/SAB) serta Tata Usaha

Administrasi Piutang (Aging Schedule).

2. Assistant Manager Anggaran,

Memiliki tugas pokok dan tanggung jawab mengkoordinasi

penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahunan Daerah Operasi,

melaksanakan, mengendalikan, melaporkan rencana serta

pelaksanaan anggaran.

3. Assistant Manager Akuntansi,

Memiliki tugas pokok dan tanggung jawab melaksanakan

pengelolaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Daerah

Operasi.

4. Assistant Manager Keuangan,

Memiliki tugas pokok dan tanggung jawab melaksanakan

pengelolaan administrasi keuangan, pengesahan pembayaran non

(7)

22

penyelesaian dokumen analisa dan tata usaha keuangan, administrasi

pelaksanaan petty cash serta melaksanakan tata laksanan dan tata

usaha perbendaharaan Daerah Operasi IV Semarang. Dalam

melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya, Assistant Manager Keuangan dibantu oleh Junior Supervisor Pendapatan yang bertanggung jawab atas pengelolaan pendapatan angkutan

penumpang maupun angkutan barang di stasiun tempat kedudukan

serta stasiun rayon, meliputi kegiatan verifikasi penerimaan kas dari

pendapatan, penyetoran dan pencatatan.

3.6 Metode Penelitian

3.6.1 Lokasi dan Objek Penelitian

Sebagaimana telah disampaikan dalam bab terdahulu, penelitian ini

dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang.

Sementara itu, objek yang di teliti adalah PPh Pasal 23 di PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang.

3.6.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan penulis

memiliki tujuan untuk mengetahui tentang proses pengenaan pajak di PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang. Atas tujuan tersebut

penulis menggunakan 2 jenis data yaitu data primer dan data sekunder.

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang. Dalam penelitian ini

(8)

23

dengan bagian keuangan dan bagian perpajakan mengenai dokumen G.63

atau yang disebut juga dokumen pengeluaran Uang Muka Dinas dan

sehubungan dengan PPh Pasal 23.

Data Sekunder adalah data penelitian berupa dokumen G.63 yang

diperoleh penulis dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV

Semarang. Dalam hal ini data sekunder digunakan penulis sebagai bahan

masukan dan informasi yang dibutuhkan penulis.

Pengumpulan data dilakukan penulis mealalui 3 metode. Metode

Wawancara yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara

lisan. Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara

lisan kepada pegawai di bagian keuangan dan juga di bagian perpajakan

khususnya Assistant Manager Perpajakan pada PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) DAOP IV Semarang untuk menambah informasi yang berkaitan

dengan PPh Pasal 23 atas jasa. Metode Observasi yang dilakukan dengan

cara melakukan pengamatan secara langsung di PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) DAOP IV Semarang. Dan yang terakhir adalah Metode

Kepustakaanpengumpulan data dengan cara mempelajari/membaca buku,

surat edaran yang berkaitan dengan PPh Pasal 23 atas jasa.

3.6.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode kuantitatif

yang dimana metode kuantitatif merupakan gambaran atau analisis data

(9)

24

Metode ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

penyelesaian pengenaan pajak di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

DAOP IV Semarang. Agar tercapai tujuan tersebut dapat dicapai dengan

menggunakan metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah

suatu metode pengumpulan data dengan menggambarkan keadaan/proses

penggenaan pajak pada penerimaan Uang Muka Dinas. Tujuan analisis

dekriptif adalah memberikan gambaran/deskripsi mengenai pelaksanaan

terhadap Uang Muka Dinas Sementara di PT. Kereta Api Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar pemikiran tersebut, akhirnya penulis memilih judul Pemanfaatan Media Audio Visual pada Pembelajaran Berbicara Menyampaikan Laporan Secara Naratif

Agar penjaminan mutu di lingkungan perguruan tinggi berhasil dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang dikemukakan di atas, maka dipandang perlu dilakukan inventarisasi

Dalam kasus impor daging sapi pihak pabean bertugas meneliti kebenaran pemberitahuan pabean yang diajukan oleh importir, meneliti perizinan (izin impor dari

Berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan sarana prasarana di sekolah kepala sekolah

datang ini perlu dilihat lebih lanjut apakah dampak-dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar yang bekerja dalam sektor pariwisata dari aspek ekonomi, sosial

Berdasarkan pada rumusan masalah dan kerangka teori yang telah penulis paparkan maka hipotesanya adalah “Persengketaan perdagangan yang terjadi antara Indonesia dan Amerika

yaitu Pesan Akhlak, Pesan Syariah, dan Pesan Akidah. 2) Dari ketiga kategori tersebut, dibagi lagi menjadi subkategori seperti pesan Akidah meliputi Iman Kepada Allah,

[r]