• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI METABOLISME NUTRISI PROTEIN PADA KERBAU SUMBAWA BERDASARKAN KANDUNGAN UREA-NITROGEN (NH3 -N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI METABOLISME NUTRISI PROTEIN PADA KERBAU SUMBAWA BERDASARKAN KANDUNGAN UREA-NITROGEN (NH3 -N"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

i

STUDI METABOLISME NUTRISI PROTEIN PADA

KERBAU SUMBAWA BERDASARKAN KANDUNGAN

UREA-NITROGEN (NH

3

-N

)

SALIVA

PUBLIKASI ILMIAH

Diserahkan Guna Memenuhi Sebagian Syarat yang Diperlukan untuk Mendapatkan Derajat Sarjana Peternakan

pada Program Studi Peternakan

Oleh

TRY SUMARDIYONO B1D 012 293

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

(2)

ii

STUDI METABOLISME NUTRISI PROTEIN PADA

KERBAU SUMBAWA BERDASARKAN KANDUNGAN

UREA-NITROGEN (NH

3

-N

)

SALIVA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh

TRY SUMARDIYONO B1D 012 293

Diserahkan Guna Memenuhi Sebagian Syarat yang Diperlukan untuk Mendapatkan Derajat Sarjana Peternakan

pada Program Studi Peternakan

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

Menyetujui, PadaTanggal :

PembimbingUtama,

(3)

1

STUDI METABOLISME NUTRISI PROTEIN PADA KERBAU SUMBAWA BERDASARKAN KANDUNGAN UREA-NITROGEN (NH3-N) SALIVA

Oleh

Try sumardiyono/B1D 012 293, Fakultas Peternakan Universitas Mataram

INTISARI

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2015 di Desa Kalampa, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima bertujuan untuk memahami proses metabolisme nutrisi protein melalui kadar urea nitrogen NH3-N dalam saliva dan darah dari 17 ekor kerbau sumbawa (KS) dan

kandungan protein kasar (PK) hijauan pakan. Sampel pakan diambil cuplikan secara acak, sampel saliva diambil melalui mulut dengan pipet tetes, dan sampel darah diambil melalui vena jugularis menggunakan venoject ditampung dalam tabung EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acid). Analisis kadar urea-nitrogen darah dan saliva di Laboratorium Hepatika Mataram dan kandungan PK pakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Mataram. Data hasil analisis kandungan PK dan kadar urea saliva dan darah dihitung nilai rata-ratanya dengan Arithmatics mean (X±SD) dan keterkaitan antara urea saliva dan darah ditentukan dengan korelasi-regresi. Hasil menelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kadar urea dalam saliva dan darah adalah masing-masing sebesar 21.22±5.62 mg/dl dan 26.52±3.98 mg/dl. Sedangkan rata-rata kandungan PK hijauan pakan kerbau sumbawa adalah sebesar 16.24±8.73%. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kadar urea-nitrogen saliva dan darah dapat menjadi indikator untuk memahami proses metabolisme protein pada kerbau sumbawa.

Kata kunci: bahan pakan, darah, kadar urea nitrogen, kerbau sumbawa, metabolisme protein, protein kasar, saliva.

STUDIES ON METABOLISM OF PROTEIN NUTRITION IN SUMBAWA BUFFALO BASED ONUREA-NITROGEN (NH3-N) SALIVA

By

Try sumardiyono/B1D 012 293, Fakultas Peternakan Universitas Mataram

ABSTRACT

This research was conducted in November to December 2015 in the village of Kalampa, Woha District, Bima Regency aimed at understanding the protein metabolism of Sumbawa buffalo based on determining the concentration of urea nitrogen (NH3-N) in saliva and blood of 17-sumbawa

buffalo (KS) and the levels of crude protein (CP) in the forages consumed. Forages samples were taken randomly on grazingland, samples of saliva were taken from mouth with pipettes, and blood samples were taken through the jugular vein using venoject and collected into EDTA-tubes. (Ethylene Diamine Tetra Acid). Analysis of the concentration of NH3-N in blood and saliva was at

Hepatika Laboratory Mataram and CP content of forages was in Feed and Nutrition Laboratory, Faculty of Animal Science, The University of Mataram. Data collected of both NH3-N of saliva

and blood and CP of forages were calculated based on Arithmetic mean (X ± SD) and regression-correlation was applied to determine the relationship between the contents of NH3-N in saliva and

blood. The results of this investigation were the average concentration of saliva and blood were 21.22±5.62 mg/dl and 26.52±3.98 mg/dl, respectively. While the average CP content of forages was 16.24±8.73%. It could be concluded that the concentration of urea-nitrogen in saliva and blood together with the CP content of forages consumed could explaine the protein nutrition metabolism in sumbawa buffalo.

(4)

2

PENDAHULUAN

Kerbau merupakan ternak ruminansia besar yang telah tersebar diseluruh wilayah Indonesia, salah satu jenis kerbau yaitu kerbau sumbawa. Kerbau sumbawa merupakan rumpun kerbau Indonesia yang telah tersebar di seluruh wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya pulau Sumbawa baik Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Dompu, Kota Bima maupun Kabupaten Bima. Pada umumnya kerbau lebih efisien dalam memanfaatkan pakan yang berkualitas rendah dibandingkan sapi, kemampuan kerbau dalam memanfaatkan pakan lebih tinggi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu proporsi dan jumlah mikroba di dalam rumen lebih banyak serta pakan bertahan didalam saluran pencernaan yang lebih lama (Suhubdy, 2007; Handiwirawan et al., 2008), sehingga penampilan kerbau lebih baik dibandingkan sapi. Apabila terjadi kekurangan karbohidrat dalam pakan, maka mikroba rumen kerbau lebih efisien menggunakan nitrogen pada pakannya (Reksohardiprodjo,1984).

Ruminansia umumnya membutuhkan protein pada masa pertumbuhan, bunting tua, dan menyusui dalam jumlah yang cukup. Protein yang dikonsumsi oleh ruminansia berasal dari dua sumber yaitu protein murni dan nitrogen non protein (NPN), protein tersebut akan mengalami proses pencernaan di dalam rumen. Produk rumen meliputi protein pakan yang telah lolos degradasi, sekitar 40% (20-50%) dalam energi pakan yang tinggi. Selama terjadinya mastikasi (pengunyahan) bahan yang mengandung nitrogen (N) bercampur dengan saliva, nitrogen dalam saliva ditransfer melalui dinding rumen kemudian dirubah menjadi amonia. Degradasi mikroorganisme yang menghasilkan amonia memiliki kemampuan untuk mensintesis amonia menjadi protein mikroba, ketika produksi ammonia melebihi kemampuan mikroorganisme, ammonia diserap ke dalam darah dan dibawa ke hati bercampur kembali dalam saliva atau diekskresikan dalam urin sebagai urea (Satter and Roffler, 1978 dalam Kearl, 1982).

(5)

3 metabolisme protein pakan yang dikonsumsi oleh ternak ruminansia (Keshan dan Singh, 1980). Salah satu penelitian urea-nitrogen saliva pada ruminansia terutama pada sapi bali sudah dilakukan oleh Depamede dan Dahlanuddin (2013), yang melaporkan bahwa kadar urea mencerminkan kualitas diet yang dikonsumsi oleh ruminansia. Kadar urea saliva tidak berbeda secara signifikan dengan yang ada di dalam darah. Kadar urea-nitogen saliva dan darah menjadi cerminan terjadinya metabolisme protein pakan. Oleh karena itu pengukuran kadar urea-nitrogen (NH3-N) dalam darah dan saliva dapat memberi pemahaman tentang penggunaan protein pakan. Ini merupakan laporan ilmiah tentang Studi Metabolisme Nutrisi

Protein pada Kerbau Sumbawa Berdasarkan Kandungan Urea-Nitrogen (NH3-N)

Saliva.

TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar urea-nitrogen saliva dan darah dan memahami metabolism protein pada kerbau sumbawa, sehingga kegunaan penelitian ini adalah sebagai salah satu data ilmiah untuk mengungkapkan metabolisme protein dan dapat dijadikan indikator metabolisme protein pada kerbau sumbawa.

METODE PENELITIAN

(6)

4 laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Mataram untuk dilakukan analisis kadar protein kasar (PK) hijauan pakan kerbau sumbawa dengan menggunakan metode analisis proksimat (FAO, 2011) dan Laboratorium Hepatika mataram untuk analisi kadar urea-nitrogen saliva dan darah kerbau sumbawa dengan menggunakan automatis analyzer (Cobas C111-Jerman, 2007), penentuan kadar urea-nitrogen dalam darah dan saliva didasarkan pada prinsip test kit pada reaksi kinetik antara urease dan glutamate dehydrogenase. Data yang diperoleh dianalisis dengan aritmatika (Mean±SEM) dan dianalisis dengan korelasi regresi pada sampel darah dan saliva, dengan menggunakan program Excel (Sugiyono, 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kadar Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar Pakan Kerbau Sumbawa.

(7)

5

Tabel 1. Kadar Bahan Kering (BK), Bahan Organik (BO), dan Protein Kasar (PK) Hijauan Pakan Kerbau Sumbawa Sumber: Data primer diolah (2016)

Berdasarkan hasil analisis kadar protein seperti yang tercantum pada

(8)

6 begitupun sebaliknya kadar bahan kering rendah maka rendah pula kadar protein kasar suatu pakan.

2. Estimasi Kebutuhan Nutrisi Hijauan Pakan Kerbau Sumbawa

Tabel 2 menunjukkan estimasi kebutuhan kerbau sumbawa akan nutrisi hijauan pakan berdasarkan estimasi bobot badan.

Umur Ternak Sumber: Data primer dioleh (2016)

Keterangan:

1. Dihitung berdasarkan rata-rata Bobot Badan hasil estimasi dengan menggunakan rumus persamaan regresi linier dari sifat morfometrik tubuh (Anggraeni dan Triwulanningsih,2007).

2. Dihitung dengan cara interpolasi berdasarkan ketetapan Kearl (1982).

(9)

7 nutrient dimaksud dapat dicapai dengan mengkonsumsi pakan yang mampu mensuplai nutrient dimaksud dalam jumlah yang cukup. Selain itu juga untuk mengetahui bahwa kebutuhan nutrisi pakan pada kerbau sumbawa yang dikonsumsi atau diberikan cukup atau tidak cukup, dapat dihitung persen kecukupan nutrisi pakan berdasarkan bobot badan. Berdasarkan hasil perhitungan persen (%) kecukupan kebutuhan nutrisi pakan kerbau sumbawa yaitu konsumsi protein kasar pada pakan yang dikonsumsi sebesar 130,73 gram artinya bahwa pakan yang diberikan tidak tidak mencukupi kebutuhan kerbau sumbawa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah bahan pakan hijauan yang diberikan tidak memenuhi standar kebutuhan ternak berdasarkan bobot badan, musim, dan sebagainya.

3. Kadar Urea Nitrogen (NH3-N) Kerbau Sumbawa

Kadar urea nitrogen pada ternak dapat mencerminkan kualitas diet pakan yang dikonsumsi oleh kerbau sumbawa. Rata-rata hasil penelitian kadar urea saliva dan darah yang dilakukan seperti yang terlihat pada Gambar 1.

(10)

8 urea-nitrogen saliva dan darah kerbau sumbawa masing-masing adalah 21.22±5.62 mg/dl dan 26.52±3.98 mg/dl. Dari 17 ekor kerbau sumbawa kadar urea saliva terrendah sebesar 11.40 mg/dl dan tertinggi 31.59 mg/dl, sedangkan kadar urea darah terrendah sebesar 20.75 mg/dl dan tertinggi 33.03 mg/dl. Merujuk dari hasil analisis kadar urea nitrogen saliva dan darah kerbau sumbawa lebih rendah dibandingkan dengan kadar urea nitrogen saliva dan darah sapi bali yang telah diteliti oleh Depamede dan Dahlanuddin (2013), kadar urea saliva sebesar 40.07±1.86 mg/dl dan kadar urea darah sebesar 40.50±1.32 mg/dl. Perbedaan ini dikarenakan perbedaan spesies ternak, perlakuan dan sistem pemeliharaaan. Berbeda halnya dengan kerbau sumbawa pada penelitian ini yang tidak diberikan perlakuan khusus seperti yang dimaksud dikarenakan sistem pemeliharaan kerbau sumbawa ini secara ekstensif (digembalakan), kondisi lingkungan pemeliharaan dan kualitas pakan, tetapi jika merujuk dari hasil penelitian Keith et al (1981) pada bison bahwa kadar urea nitrogen saliva dan darah pada bison lebih rendah dari pada kadar urea saliva dan darah pada kerbau sumbawa, dimana kadar urea-nitrogen saliva dan darah pada bison sebesar 16.62 mg/dl dan 20.63 mg/dl sehingga terdapat selisih sekitar 4.60 mg/dl dan 5.89 mg/dl. Berbedanya kadar urea nitrogen saliva kerbau sumbawa dengan ternak ruminansia lainnya seperti sapi bali dan bison, hal ini seperti pernyataan Akai et al

(11)

9

Gambar 2. Korelasi Regresi antara Urea Nitrogen Darah dan Saliva Kerbau Sumbawa

Merujuk pada Gambar 2 bahwa koefisien determinan (R²) dapat di benarkan 95 % sedangkan koefisien regresi (r) yaitu 0.97 %, artinya bahwa kadar urea nitrogen saliva berkorelasi positif terhadap kadar urea nitrogen darah, sehingga untuk mengetahui kadar urea nitrogen pada ternak sebaiknya dapat dilakukan dengan pengujian kadar urea nitrogen dengan menggunakan sampel saliva, sehingga dengan mengetahui kadar NH3-N dalam saliva dan darah dapat memahami metabolism protein pada kerbau Sumbawa. Pengujian kadar urea menggunakan saliva lebih efisien secara ekonomi dan tenaga, oleh karena itu saliva dapat dijadikan alternatif dalam menggantikan darah dalam melakukan pengujian kadar urea nitrogen.

SIMPULAN

(12)
(13)

11

DAFTAR PUSTAKA

Akai, T., Naka,K.,Yoshlkawa,C., Okuda, K., Okamoto,T., Yamagami,S., Inoue,T., Yamao,Y., and Yamada, S.1983. Salivary urea nitrogen as an index to renal function: A test-strip method. Clin.Chem. 29/10,1825-1827.

Depamede,S.N., Dahlanuddin.2013. Saliva urea nitrogen (SalUN) of bali cattle (Bos javanicus) fed grass or complete diet: A preliminary study on the utilization of saliva as a non-invasive specimen.Open Science Repository Agriculture, online(open-access), e70081977. doi:10.7392/openaccess. 70081977.

Dilaga, S.H. 2006. Kontribusi potensial padang rumput sebagai wadah dan sumber pakan kerbau di Sumbawa.Fakultas Peternakan Universitas Mataram. Mataram.

FAO. 2011. Quality assurance for animal feed analysis laboratories. FAO Animal Production and Health Manual No. 14. Rome.

Handiwirawan,E., Suryana, Talib,C. 2008. Karakteristik tingkah laku kerbau

untuk manajemen produksi yang optimal. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan.Bogor.

Kearl, L. C. 1982. Nutrien Requirements of Ruminants in Developing Countries.

International Feedstuffs Institute Utah Agricultural Experiment Station, Utah State University: Logan Utah.

Keith, E. O., Ellis, J. E., Phillips, R. W., Dyer, M. I., Ward, G. M. 1981. Some aspects of urea metabolism in North American Bison .Bisoniana.Acta Theriologica. Vol. 26, 14: 257-268.

Reksohadiprodjo, S .1984. Pengantar ilmu peternakan tropik. BPFE. Yogyakarta. Satter, L. D. and R. E. Roffler. 1978. Influence of nitrogen and carbohydrate

input on rumen fermentation. In W. Haresign and D. Lewis, eds. Recent Advances in Animal Nutrition. Buttterworths, Boston. Disitasi, Kearl, L. C. 1982. Nutrient requirements of ruminants in developing countries. International Feedstuffs Institute, Utah Agricultural Experiment station, Utah State University, Logan, Utah 84322, USA.

Siregar, S. B. 1994. Ransum Ternak Ruminasia. Penebar Swadaya: Jakarta. Sugiyono. 2013. Statistika untuk penelitian. Alfabeta. Bandung.

Gambar

Tabel 1. Kadar Bahan Kering (BK), Bahan Organik (BO), dan Protein Kasar (PK)
Gambar 1. Rata-rata kadar urea-nitrogen dalam saliva dan darah kerbau sumbawa
Gambar 2. Korelasi Regresi antara Urea Nitrogen Darah dan Saliva Kerbau Sumbawa

Referensi

Dokumen terkait

With the UniFi Controller software running in a NOC or in the cloud, administrators can extend and centrally manage wide areas of indoor and outdoor coverage using any combination

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari.. mana data diperoleh dan untuk mempermudah dalam

Mengingat problematika adalah suatu hal yang harus diselesaikan oleh mahasiswa, terlebih dalam menyelesaikan tugas akhir (skripsi) oleh mahasiswa tingkat akhir

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan antara biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya dengan biaya tenaga kerja langsung standar yang

(2) Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan sesuai dengan biaya riil, dan dalam hal pelaksanaan perjalanan dinas tidak menggunakan fasilitas

Beberapa ketentuan dalam Lampiran Peraturan Walikota Padang Nomor 34.A Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Biaya Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Tahun 2015

Upaya pengembangan industri kecil dan kerajinan rumah tangga alas kaki dipengaruhi secara langsung oleh motivasi usaha dari para pengusaha dan kebijakan pemerintah yang

[r]