• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN DENGAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN DENGAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGANYAR"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MELAKUKAN OPERASI

HITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN DENGAN METODE

PERMAINAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI

KARANGANYAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Septiana Putriningsih

NIM : 071134054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

(2)
(3)
(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Kedua orang tuaku yang selalu mendoakan dan

membimbingku.

Pacarku yang selalu membantuku dan memberi motivasi.

Adikku yang selalu memberi semangat.

Teman-temanku yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

(5)

HALAMAN MOTTO

MOTTO

1. Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, tetapi Tuhan yang

menentukan.

2. Jangan pernah menunda-nunda pekerjaan, jika kita ingin berhasil.

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN DENGAN METODE PERMAINAN PADA

SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGANYAR

Septiana Putriningsih Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan metode permainan dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian serta untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan keterampilan siswa dalam melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian dengan metode permainan. Di samping tujuan pokok tersebut, tujuan penyerta dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan metode permainan dalam pembelajaran matematika tentang materi operasi hitung perkalian dan pembagian.

Penelitian ini merupakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I dilakukan permainan dengan kartu tanpa gambar secara klasikal yang terdiri dari 3 pertemuan. Pada siklus II dilakukan permainan dengan kartu bergambar secara berkelompok yang terdiri dari 5 pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Karanganyar. Dalam penelitian ini terdapat 2 macam data, yaitu data yang berkaitan dengan keterampilan siswa diukur dengan tes tertulis dan data yang berkaitan dengan respon siswa terhadap pembelajaran diukur dengan lembar pengamatan. Analisis data meliputi peningkatan keterampilan siswa (dihitung nilai rata-rata kelas), jumlah siswa yang terampil, dan respon siswa terhadap pembelajaran.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode permainan yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SD Karanganyar dalam melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian. Peningkatan keterampilan siswa

(9)

ditandai dengan nilai rata-rata kelas pada akhir siklus kedua mencapai 79,5 dengan kualifikasi tinggi, sedangkan jumlah siswa yang terampil pada akhir siklus kedua mencapai 70,6 % dengan kualifikasi tinggi. Selain itu, siswa juga menunjukkan respon yang sangat positif terhadap metode permainan yang telah dilaksanakan.

Kata kunci : keterampilan menghitung, operasi hitung perkalian dan pembagian, metode permainan

(10)

ABSTRACT

THE INCREASING OF SKILL OF OPERATING MULTIPLICATION AND DIVISION OPERATION WITH A GAME METHOD AT THE SECOND

GRADE STUDENTS OF SD N KARANGANYAR

Septiana Putriningsih Sanata Dharma University

2010

This research is aimed to know whether the use of a game method in study can increase the student’s skill in operating multiplication and division operation and also to know how high the increasing of student’s skill in operating multiplication and division operation with a game method. Beside the primary target, the secondary target of this research is to know the student’s response to the use of the game method in mathematics study about subject matter of multiplication and division operation.

This research is a PTK (Research of Class Action) that be done in two cycles. In the first cycles it be done a game using unpictorial cards by classical that consist of 3 meetings. In the second cycles it be done a game using pictorial cards by grouping that consists of 5 meetings. The subject of this research is the second grade students of SD N karanganyar. In this research there are two kinds of data, they are data related to the student’s skill measured by written test and a data related to the student’s response to the study measured by observation paper. The data analysis cover the increasing of student’s skill (it is counted by a class mean), the amount of skillfull student, and the student’s response to the study.

Result of this research indicate that the game method which have been done can increase the skill of second grade students of SD N Karanganyar in operating multiplication and division operation. The increasing of the students skill is marked by the class mean of the second cycle that it is 79,5 by a high qualification, while the skillfull student amount by the end of second cycle is 70,6 % by a high qualification. Besides that, the students also show positive responses to the game method that they done.

Key words : Arithmetic skill, multiplication and division operation, a game method

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senatiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Skripsi ini saya ajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Saya menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini, saya dibantu berbagai pihak, oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas segala Anugerah-Nya.

2. Ayah dan ibuku yang selalu memberi dukungan spiritual, moral, maupun materiil.

3. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan FKIP USD.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Kaprodi PGSD sekaligus pembimbing II.

5. Drs. T. Wakiman, M.Pd. selaku pembimbing I.

6. Bapak / ibu dosen beserta staff yang telah memberikan bekal selama perkuliahan.

7. Suparji, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Karanganyar dan bapak / ibu guru SD Negeri Karanganyar.

8. Siswa-siswa kelas II SD Negeri Karanganyar tahun ajaran 2008/2009 yang telah membantu penelitian ini.

(12)

9. Hari Wibowo,S.T., pacarku, yang selalu siap membantu dan memberi semangat.

10. Dwi Puspita Sari Putri, adikku, yang turut membantu.

11. Sri Ning Rahayu, kakakku, yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

12. Maya, Mbak Yuyun, Uut, dan teman-temanku S1 PGSD angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

13. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi tercapainya perbaikan yang lebih lanjut. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Yogyakarta, 5 Januari 2010

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK... viii

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR... xi

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Pemecahan Masalah ... 3

D. Perumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Hipotesis Tindakan ... 4

(14)

G. Manfaat Penelitian ... 4

H. Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Pembelajaran... 7

B. Matematika ... 7

C. Operasi Hitung Perkalian... 8

D. Operasi Hitung Pembagian ... 10

E. Metode Permainan ... 11

F. Permainan dengan Kartu ... 16

G. Keterampilan Siswa ... 19

H. Kerangka Pikir ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A. Setting Penelitian ... 23

1. Subjek Penelitian ... 23

2. Lama Penelitian ... 23

3. Lokasi Penelitian ... 23

B. Prosedur Penelitian ... 24

1. Persiapan ... 24

2. Rencana Tindakan ... 25

3. Indikator Keberhasilan ... 34

4. Data dan Pengumpulan Data ... 34

5. Instrumen ... 34

(15)

6. Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

1. Siklus I ... 52

a. Pelaksanaan ... 52

b. Deskripsi Data ... 56

c. Analisis Data ... 59

d. Refleksi ... 62

e. Kesimpulan ... 66

2. Siklus II ... 67

a. Pelaksanaan ... 67

b. Deskripsi Data ... 72

c. Analisis Data ... 74

d. Refleksi ... 77

e. Kesimpulan ... 82

B. Pembahasan ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Implikasi ... 90

C. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN ... 94

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Fakta Dasar Perkalian ... 9

Tabel 2. Tabel Kualifikasi Keterampilan Siswa ... 20

Tabel 3. Tabel Indikator Keberhasilan ... 34

Tabel 4. Kisi-kisi Soal Ulangan ... 35

Tabel 5. Tabel Kualifikasi Validitas ... 36

Tabel 6. Daftar Skor dan Hasil Perhitungan Validitas Item Soal Menjodohkan pada Siklus I... 37

Tabel 7. Daftar Skor dan Hasil Perhitungan Validitas Item Soal Isian pada Siklus I... 38

Tabel 8. Daftar Skor dan Hasil Perhitungan Validitas Item Soal Uraian pada Siklus I... 39

Tabel 9. Daftar Skor dan Hasil Perhitungan Validitas Item Soal Menjodohkan pada Siklus II ... 40

Tabel 10. Daftar Skor dan Hasil Perhitungan Validitas Item Soal Isian pada Siklus II... 41

Tabel 11. Daftar Skor dan Hasil Perhitungan Validitas Item Soal Uraian pada Siklus II... 42

Tabel 12. Tabel Analisis Soal Ulangan Siklus I ... 43

Tabel 13. Tabel Perhitungan St ... 44

Tabel 14. Tabel Analisis Soal Ulangan Siklus II ... 45

Tabel 15. Tabel Perhitungan St ... 46

(17)

Tabel 16. Hasil Analisis Nilai Pretes ... 49

Tabel 17. Hasil Pretes ... 50

Tabel 18. Deskripsi Data Ulangan Siklus I... 57

Tabel 19 Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Siklus I ... 58

Tabel 20. Hasil Analisis Ulangan Siklus Pertama ... 59

Tabel 21. Hasil Ulangan Siklus I ... 59

Tabel 22. Hasil Analisis Jumlah Siswa yang Terampil pada Siklus Pertama... 60

Tabel 23. Perbandingan Hasil Pretes dengan Hasil Ulangan Siklus I ... 63

Tabel 24. Perbandingan Hasil Analisis Siswa Terampil pada Pretes dengan Siklus Pertama ... 64

Tabel 25. Deskripsi Data Ulangan Siklus Kedua ... 72

Tabel 26. Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Pada Siklus Kedua ... 73

Tabel 27. Hasil Analisis Skor Ulangan Siklus Kedua ... 74

Tabel 28. Hasil Ulangan Siklus Kedua ... 75

Tabel 29. Jumlah Siswa yang Terampil pada Siklus Kedua ... 76

Tabel 30. Perbandingan Hasil Ulangan Siklus I dengan Siklus II ... 79

Tabel 31. Perbandingan Jumlah Siswa Terampil pada Siklus I dengan Siklus II ... 80

Tabel 32. Ringkasan Hasil Penelitian ... 83

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Rencana Tindakan ... 26

Gambar 2. Hasil Pretes ... 51

Gambar 3. Hasil Ulangan Siklus I ... 60

Gambar 4. Jumlah Siswa yang Terampil Siklus I ... 61

Gambar 5. Perbandingan Rata-Rata Pretes dan Rata-Rata Siklus I ... 64

Gambar 6. Perbandingan Siswa yang Terampil pada Pretes dan Siklus I ... 65

Gambar 7. Hasil Ulangan Siklus II ... 75

Gambar 8. Jumlah Siswa yang Terampil Siklus II ... 76

Gambar 9. Perbandingan Rata-Rata Siklus I dan Siklus II ... 80

Gambar 10. Perbandingan Siswa yang Terampil Siklus I dan Siklus II ... 81

Gambar 11. Hasil Penelitian ... 84

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jaringan Tema ... 94

Lampiran 2. Silabus Tematik ... 95

Lampiran 3. RPP Siklus I Pertemuan 1 ... 98

Lampiran 4. LKS Siklus I Pertemuan 1 ... 100

Lampiran 5. RPP Siklus I Pertemuan 2 ... 103

Lampiran 6. LKS Siklus I Pertemuan 2 ... 105

Lampiran 7. RPP Siklus II Pertemuan 1 ... 109

Lampiran 8. LKS Siklus II Pertemuan 1 ... 111

Lampiran 9. RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 113

Lampiran 10. LKS Siklus II Pertemuan 2 ... 115

Lampiran 11. RPP Siklus II Pertemuan 3 ... 117

Lampiran 12. LKS Siklus II Pertemuan 3 ... 119

Lampiran 13. RPP Siklus II Pertemuan 4 ... 122

Lampiran 14. LKS Siklus II Pertemuan 4 ... 124

Lampiran 15. Soal Pretes ... 127

Lampiran 16. Soal Ulangan Siklus I ... 130

Lampiran 17. Soal Ulangan Siklus II ... 133

Lampiran 18. Lembar Pengamatan Terhadap Siswa ... 136

Lampiran 19. Lembar Pengamatan Terhadap Guru ... 137

Lampiran 20. Data Pretes ... 138

Lampiran 21. Skor Hasil Tes Siklus Pertama ... 141

(20)

Lampiran 22. Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Siklus I ... 142

Lampiran 23. Nilai Ulangan Siklus Pertama ... 144

Lampiran 24. Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I ... 145

Lampiran 25. Daftar Siswa yang Terampil pada Siklus Pertama ... 147

Lampiran 26. Perbandingan Nilai Pretes dan Siklus I ... 148

Lampiran 27. Perbandingan Siswa Terampil pada Pretes dengan Siklus I .... 149

Lampiran 28. Skor Hasil Tes Siklus Kedua ... 150

Lampiran 29. Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Siklus II ... 151

Lampiran 30. Nilai Ulangan Siklus Kedua ... 155

Lampiran 31. Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus II ... 156

Lampiran 32. Daftar Siswa yang Terampil Siklus II ... 160

Lampiran 33. Perbandingan Nilai Ulangan Siklus I dan Siklus II ... 161

Lampiran 34. Perbandingan Siswa Terampil pada Siklus I dan Siklus II ... 162

Lampiran 35. Hasil Analisis Validitas Item Soal Menjodohkan pada Siklus I dengan SPSS ... 163

Lampiran 36. Hasil Analisis Validitas Item Soal Isian pada Siklus I dengan SPSS ... 167

Lampiran 37. Hasil Analisis Validitas Item Soal Uraian pada Siklus I dengan SPSS ... 171

Lampiran 38. Hasil Analisis Validitas Item Soal Menjodohkan pada Siklus II dengan SPSS ... 173

(21)

Lampiran 39. Hasil Analisis Validitas Item Soal Isian pada

Siklus II dengan SPSS ... 177 Lampiran 40. Hasil Analisis Validitas Item Soal Uraian pada

Siklus II dengan SPSS ... 181 Lampiran 41. Foto Siklus I ... 183 Lampiran 42. Foto Siklus II ... 185

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting dalam kurikulum SD, karena merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk UASBN dan menjadi salah satu syarat kelulusan bagi siswa. Matematika memiliki konsep-konsep, prinsip-prinsip, serta keterampilan-keterampilan yang tersusun secara hierarkis. Dengan demikian, anak akan lebih mudah dalam mempelajari konsep atau keterampilan yang baru apabila sebelumnya anak telah memahami konsep atau keterampilan tertentu yang merupakan prasyarat bagi konsep atau keterampilan yang baru tersebut (Gagne dalam Suwarsono, 2007).

Di dalam matematika, operasi hitung perkalian dan pembagian merupakan dua dari empat keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh siswa meliputi operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Oleh karena itu, apabila siswa ingin terampil dalam matematika, maka terlebih dahulu siswa harus memiliki keterampilan melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian.

Keterampilan melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian tidak hanya diperlukan siswa saat mempelajari matematika di sekolah. Akan tetapi, keterampilan tersebut juga diperlukan siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut hitungan. Oleh karena itu, siswa harus terampil melakukan operasi hitung perkalian dan

(23)

pembagian demi memperlancar proses belajarnya tentang matematika, juga untuk kehidupan sehari-hari siswa.

Operasi hitung perkalian dan pembagian merupakan materi yang seharusnya sudah dikuasai oleh siswa kelas II pada semester 2. Akan tetapi, menurut pengamatan diperoleh fakta bahwa keterampilan melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian pada siswa kelas II masih rendah.

Setelah dianalisis, faktor penyebab dari masalah tersebut adalah kurang diciptakannya kegiatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar serta mengerjakan soal-soal latihan. Selama ini, guru cenderung menggunakan metode ceramah serta pemberian soal-soal latihan tertulis dalam proses pembelajaran, sehingga anak menjadi bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.

(24)

B. Batasan Masalah

Metode pembelajaran dalam matematika ada berbagai macam, antara lain metode ceramah, eksperimen, demonstrasi, dan permainan. Selain itu, ada berbagai model permainan dalam matematika, yaitu permainan dengan kubus bilangan, permainan segiempat ajaib, permainan dengan kartu, dan sebagainya.

Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti membatasi masalahnya hanya metode permainan, operasi hitung perkalian yang hasilnya bilangan dua angka, operasi hitung pembagian bilangan dua angka, dan permainan dengan menggunakan kartu.

C. Pemecahan Masalah

Dalam penelitian ini, akan dilakukan pembelajaran dengan metode permainan. Siklus I : Permainan dengan kartu tanpa gambar secara klasikal

Siklus II : Permainan dengan kartu bergambar secara berkelompok

D. Perumusan Masalah

1. Apakah penggunaan metode permainan dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan siswa melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian?

(25)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan Pokok

1. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode permainan dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian.

2. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan keterampilan siswa dalam melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian dengan metode permainan. Di samping tujuan pokok tersebut, tujuan penyerta dari penelitian ini yaitu :

Untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan metode permainan dalam pembelajaran matematika tentang materi operasi hitung perkalian dan pembagian.

F. Hipotesis Tindakan

1. Penggunaan metode permainan dalam pembelajaran dapat meningkatkan

keterampilan siswa dalam melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian

2. Peningkatan keterampilan siswa dalam melakukan operasi hitung perkalian dan

pembagian dengan metode permainan cukup tinggi.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

(26)

2. Bagi Sekolah

Sebagai masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran.

3. Bagi Guru

Memberi masukan bagi guru tentang penggunaan permainan untuk meningkatkan keterampilan siswa.

4. Bagi Siswa

Memberikan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa serta membantu siswa meningkatkan keterampilannya melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian.

5. Bagi Pembaca

Memberikan informasi tentang penggunaan permainan untuk meningkatkan keterampilan melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian.

H. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan :

(27)

http://www.balita-anda.indoglobal.com). Pengerjaan soal-soal dirancang rata-rata 1 menit per soal, karena setiap siswa bukan hanya dituntut bisa tetapi juga mampu menyelesaikan soal tersebut dalam waktu relatif singkat (cepat) (Sukayati dalam http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/pengelolaan kelas.pdf). Peningkatan keterampilan siswa ditandai dengan naiknya skor siswa.

2. Metode permainan yang akan digunakan adalah permainan dengan kartu.

Pada siklus pertama, kartu yang digunakan dalam permainan dibuat oleh guru. Pada setiap kartu tertulis satu lambang bilangan dari 0 sampai 10. Kartu-kartu lambang bilangan tersebut kemudian digunakan dalam permainan yang dilakukan secara klasikal menyangkut operasi hitung perkalian dan pembagian.

Pada siklus kedua, kartu yang digunakan dalam permainan dibuat sendiri oleh siswa. Setiap siswa terlebih dahulu membuat gambar hewan atau tumbuhan pada kartu. Setelah itu, siswa menuliskan soal-soal yang berkaitan dengan operasi hitung perkalian dan pembagian dalam kartu bergambar. Kartu-kartu tersebut kemudian digunakan dalam permainan yang akan dilakukan secara kelompok menyangkut operasi hitung perkalian dan pembagian.

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran

“Pengajaran adalah suatu interaksi antara guru, perilaku yang menampilkan perilaku cerdas dan siswa yang berusaha memperoleh perilaku cerdas tersebut” (Frederick dalam Tanlain, 2005: 8). Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kejadian yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar dapat dengan mudah diserap oleh siswa (Gagne dalam Tanlain, 2005: 8). Dengan demikian, seorang guru mempunyai tugas untuk membantu proses belajar siswa. Proses belajar siswa harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga siswa merasa nyaman dengan proses pembelajaran yang sedang dia alami dan dapat dengan mudah menyerap apa yang guru sampaikan.

B. Matematika

“Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran konsep sebelumnya sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas” (Depdiknas, 2003).

Menurut Kerami (2003: 158),

Matematika merupakan pengkajian logis mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berkaitan; matematika seringkali dikelompokkan ke dalam tiga bidang : aljabar, analisis, dan geometri, walaupun demikian tidak

(29)

dapat dibuat pembagian yang jelas karena cabang-cabang ini telah bercampur-baur; pada dasarnya aljabar melibatkan bilangan dan pengabstrakannya. Analisis melibatkan kekontinuan dan limit, sedangkan geometri membahas bentuk dan konsep-konsep yang berkaitan.

Kedua pengertian di atas menjelaskan bahwa dalam matematika terdapat konsep-konsep yang saling berkaitan. Oleh karena itu, setiap konsep dalam matematika merupakan prasyarat untuk mempelajari konsep selanjutnya. Apabila siswa tidak dapat menguasai suatu konsep, maka dikhawatirkan siswa juga tidak dapat menguasai konsep-konsep selanjutnya. Dengan demikian, guru harus mengupayakan agar siswa dapat menguasai setiap konsep dalam matematika demi kelancaran proses belajarnya.

Matematika juga dikenal siswa sebagai suatu mata pelajaran yang sulit dan membosankan (Arif dalamhttp://matematiketkinliklerim.blogspot.com ), sehingga tidak mengherankan jika banyak siswa yang tidak menyukai matematika. Oleh karena itu, perlu dirancang suatu pembelajaran matematika yang menarik bagi siswa sehingga siswa merasa senang belajar matematika. Apabila siswa telah merasa senang dalam belajar matematika, maka diharapkan konsep-konsep serta keterampilan-keterampilan dalam matematika akan lebih mudah dikuasai oleh siswa.

C. Operasi Hitung Perkalian

(30)

macam, antara lain perkalian bilangan, perkalian matriks, dan perkalian polinom” (Kerami, 2003: 115). Sedangkan menurut Khafid (2004: 113), operasi hitung perkalian merupakan penjumlahan berulang.

Dalam penelitian ini akan digunakan definisi operasi hitung perkalian sebagai penjumlahan berulang. Contoh penerapan definisi perkalian sebagai penjumlahan berulang yaitu 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3, 3 x 5 = 5 + 5 + 5, dan sebagainya.

Perkalian dua bilangan yang lambangnya terdiri dari satu angka disebut dengan fakta dasar perkalian (Khafid, 2004: 118). Menurut Tim Matematika (2005: 165), fakta dasar perkalian dapat disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 1. Tabel Fakta Dasar Perkalian

X 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2 2 4 6 8 10 12 14 16 18

3 3 6 9 12 15 18 21 24 27

4 4 8 12 16 20 24 28 32 36

5 5 10 15 20 25 30 35 40 45

6 6 12 18 24 30 36 42 48 54

7 7 14 21 28 35 42 49 56 63

8 8 16 24 32 40 48 56 64 72

(31)

Operasi hitung perkalian mempunyai sifat komutatif dan asosiatif (Tim Bina Karya Guru, 2007: 11). Sifat komutatif (pertukaran) dapat dinyatakan dengan a x b = b x a (Tim Bina Karya Guru, 2007: 11). Sifat komutatif berlaku untuk semua bilangan bulat, contohnya 4 x 2 = 2 x 4. Sifat asosiatif (pengelompokan) dapat dinyatakan dengan ( a x b ) x c = a x ( b x c ) (Tim Bina Karya Guru, 2007: 11). Sifat asosiatif juga berlaku untuk semua bilangan bulat, contohnya ( 3 x 25 ) x 4 = 3 x ( 25 x 4 ).

D. Operasi Hitung Pembagian

Menurut Kerami (2003: 22), pembagian merupakan: 1) mencari hasil bagi dan sisa pada algoritma pembagian; 2) operasi balikan dari perkalian; hasil dari pembagian suatu bilangan (yang dibagi) dengan bilangan lain (pembagi) disebut hasil bagi; hasil bagi a/b dari dua bilangan a dan b adalah bilangan c sehingga b x c = a, asalkan c ada dan hanya mempunyai sebuah nilai yang mungkin (jika b = 0 dan a = 0, maka c tidak menentu; sedangkan jika b = 0 dan a ≠ 0, maka c tidak ada artinya); 3) hasil bagi a/b juga dapat didefinisikan sebagai hasil kali a dengan balikan b.

Sedangkan menurut Khafid (2004: 122), operasi hitung pembagian merupakan pengurangan berulang sampai habis. Contoh penerapannya yaitu 6 : 2 dinyatakan dengan 6 – 2 – 2 – 2 = 0 (3 kali pengurangan), jadi 6 : 2 = 3.

(32)

Akan tetapi, dalam operasi hitung pembagian tidak berlaku sifat komutatif dan asosiatif (Tim Bina Karya Guru, 2007: 11).

E. Metode Permainan

“Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuatu yang dikehendaki” (Depdiknas, 2000: 740). Metode permainan sangat baik digunakan dalam pembelajaran matematika, apalagi metode permainan ini diterapkan pada siswa SD. Permainan matematika adalah suatu kegiatan yang menggembirakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional matematika. Metode permainan dapat juga diberikan untuk mengisi waktu, mengubah suasana, menimbulkan minat, dan sejenisnya. Metode permainan dimaksudkan agar siswa tidak mengalami kejenuhan dan kebosanan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar tersebut (Kuswahyuni dalam http://www.blogger.com/feeds).

(33)

untuk menarik perhatian serta mengembangkan pengetahuan mereka. Jadi Plato, Aristoteles, Frobel menganggap bermain sebagai kegiatan yang mempunyai nilai praktis. Artinya, bermain digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak (Tedjasaputra, 2001: 1-2).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Smith et al; Garvey; Rubin, Fein & Vandenberg (dalam Tedjasaputra, 2001: 16-17) diungkapkan adanya beberapa ciri kegiatan bermain, yaitu sebagai berikut:

1. Dilakukan berdasarkan motivasi intrinsik, maksudnya muncul atas keinginan pribadi serta untuk keinginan sendiri.

2. Perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh emosi-emosi yang positif.

3. Fleksibilitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lain.

4. Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil akhir. 5. Mempunyai kualitas pura-pura.

Apabila kita berbicara tentang tahapan perkembangan bermain, maka kita juga akan membicarakan jenis kegiatan bermain yang menjadi ciri khas masing-masing tahapan usia. Salah satunya yang membahas hal ini adalah Kathleen Stassen Barger (1983). Menurut Kathleen Stassen Barger (dalam Tedjasaputra, 2001: 31), kegiatan bermain dapat dibedakan atas:

(34)

2. Mastery play(Bermain Untuk Menguasai Keterampilan Tertentu).

Sebagian besar kegiatan bermain untuk anak merupakan kegiatan bermain untuk menguasai keterampilan tertentu, karena kegiatan tersebut dapat merupakan latihan bagi anak untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang baru baginya melalui pengulangan-pengulangan yang dilakukan anak.

Sejalan dengan bertambahnya usia dan berkembangnya kemampuan kognitif anak, mastery play pada anak semakin banyak mencakup permainan mengasah kecerdasan atau melibatkan kegiatan berpikir memecahkan masalah, misalnya mengisi teka-teki atau bermain tebak-tebakan.

3. Rough and Tumble Play(Bermain Kasar). 4. Social Play(Bermain Bersama).

5. Dramatic Play(Bermain Peran atau Khayal).

Dari penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan, diperoleh temuan bahwa bermain mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan anak. Menurut Tedjasaputra (2001: 39-49), manfaat bermain bagi anak meliputi:

1. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek fisik

(35)

akan merasa bosan. Oleh karena itu, guru perlu bersikap bijaksana untuk tidak menuntut anak terlalu lama duduk diam melakukan tugas tertentu. Sebaiknya guru secara kreatif merancang variasi kegiatan di dalam maupun di luar kelas yang tidak membosankan bagi anak (Tedjasaputra, 2001: 39).

2. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek sosial

Dengan bermain, anak akan belajar berkomunikasi dengan sesama teman baik dalam hal mengemukakan isi pikiran dan perasaannya maupun memahami apa yang diucapkan oleh teman tersebut, sehingga hubungan dapat terbina dan saling tukar informasi (pengetahuan) (Tedjasaputra, 2001: 41). 3. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek emosi atau kepribadian

Dari kegiatan bermain yang dilakukan bersama sekelompok teman, anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang kelebihan-kelebihan yang ia miliki sehingga dapat membantu pembentukan konsep diri yang positif, mempunyai rasa percaya diri dan harga diri karena ia merasa mempunyai kompetensi tertentu. Anak belajar bagaimana harus bersikap dan bertingkah laku agar dapat bekerja sama dengan teman-teman, bersikap jujur, ksatria, dan sebagainya (Tedjasaputra, 2001: 42).

4. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek kognisi

(36)

akan merasa senang, tanpa ia sadari ternyata ia sudah banyak belajar (Tedjasaputra, 2001: 43).

5. Manfaat bermain untuk mengasah ketajaman penginderaan

Penginderaan menyangkut penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan. Kelima aspek penginderaan ini perlu untuk diasah agar anak menjadi lebih tanggap atau peka terhadap hal-hal yang berlangsung di lingkungan sekitarnya. Menjadikan anak yang aktif, kritis, kreatif, dan bukan sebagai anak yang acuh tak acuh, pasif, tidak tanggap, tidak mau tahu terhadap kejadian-kejadian yang muncul di sekitarnya (Tedjasaputra, 2001: 44).

6. Pemanfaatan bermain sebagai media intervensi

Bermain dapat digunakan untuk melatih kemampuan-kemampuan tertentu dan sering digunakan untuk melatih konsentrasi atau pemusatan perhatian pada tugas tertentu, melatih keterampilan-keterampilan dasar, melatih motorik kasar, halus, dan sebagainya (Tedjasaputra, 2001: 49).

Semua kegiatan dilakukan sambil bermain dan menggunakan alat-alat permainan tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak. Pelaksanaannya harus menyenangkan dan menarik untuk anak sehingga ia akan melakukan dengan minat yang besar dan perasaan senang, tidak merasa terpaksa (Tedjasaputra, 2001: 50).

(37)

Mengajak anak terlibat penuh, 4) Meningkatkan proses belajar, 5) Membangun kreatifitas diri, 6) Mencapai tujuan dengan ketidaksadaran, 7) Meraih makna belajar melalui pengalaman, 8) Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar (Subrata dalam http://www.blogger.com/feeds).

Meskipun permainan banyak fungsinya bagi anak, namun juga memiliki kelemahan. Penggunaan metode permainan cenderung membutuhkan waktu yang lebih banyak, padahal materi yang harus dipelajari dalam matematika sangat banyak dan luas. Dengan demikian, dikhawatirkan materi yang dipelajari tidak dapat diselesaikan apabila terus-menerus menggunakan metode permainan. Oleh karena itu, penggunaan metode permainan juga harus dibatasi dan dirancang sebaik mungkin.

F. Permainan Dengan Kartu

Dalam penelitian ini, akan dilaksanakan permainan dengan kartu. Pada siklus pertama, kartu yang digunakan dalam permainan dibuat oleh guru. Pada setiap kartu tertulis satu lambang bilangan dari 0 sampai 10. Kartu-kartu lambang bilangan tersebut kemudian digunakan dalam permainan yang dilakukan secara klasikal menyangkut operasi hitung perkalian dan pembagian.

(38)

dari kartu-kartu bilangan yang dibawa oleh guru dan meminta teman-temannya menghitung hasil kali kedua bilangan tersebut, demikian seterusnya.

Pada siklus pertama pertemuan kedua, guru juga menyiapkan kartu lambang bilangan dari 1 sampai 50. Kartu-kartu lambang bilangan tersebut dibuat berpasangan, sehingga salah satu dari pasangan bilangan itu dapat dibagi dengan bilangan lain. Guru mengocok kartu bilangan itu, kemudian mengambil satu pasang kartu, sehingga diperoleh 2 bilangan. Siswa diminta menghitung hasil bagi kedua bilangan tersebut. Siswa yang dapat menjawab paling cepat dan benar diminta untuk mengambil satu pasang kartu dari kartu-kartu bilangan yang dibawa oleh guru dan meminta teman-temannya untuk menjawab, demikian seterusnya.

Pada siklus kedua, kartu yang digunakan dalam permainan dibuat sendiri oleh siswa. Setiap siswa terlebih dahulu membuat gambar hewan atau tumbuhan pada kartu. Setelah itu, siswa menuliskan soal-soal yang berkaitan dengan operasi hitung perkalian dan pembagian dalam kartu bergambar hewan atau tumbuhan. Kartu-kartu tersebut kemudian digunakan dalam permainan yang akan dilakukan secara kelompok menyangkut operasi hitung perkalian dan pembagian.

(39)

dengan soal yang dibuat oleh temannya. Siswa mencari jawaban dari soal yang dibuat oleh temannya. Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa, yang masih keliru diminta membetulkan.

Pada siklus kedua pertemuan kedua, guru juga membagikan 5 kartu yang masih kosong kepada setiap siswa. Setiap siswa diminta menggambar lima tumbuhan pada 5 kartu tersebut (1 kartu digambar 1 tumbuhan). Siswa diminta membuat 5 soal pembagian di dalam kartu-kartu bergambar tersebut. Guru memeriksa soal-soal yang dibuat oleh siswa. Siswa diminta menukarkan soal yang telah dibuat sendiri dengan soal yang dibuat oleh temannya. Siswa mencari jawaban dari soal yang dibuat oleh temannya. Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa, yang masih keliru diminta membetulkan.

(40)

jawabannya, (4) siswa yang paling cepat menjawab, mendapat giliran memberi pertanyaan / soal pada teman satu kelompoknya, (5) demikian seterusnya.

Pada siklus kedua pertemuan keempat, siswa menyiapkan 5 kartu yang berisi gambar tumbuhan dan soal-soal pembagian yang telah dibuat. Salah satu siswa mendeskripsikan ciri-ciri dari salah satu tumbuhan yang telah digambar, dan teman lain menebak. Siswa yang dapat menjawab paling cepat mendapat giliran mendeskripsikan ciri-ciri dari salah satu tumbuhan yang telah digambar, dan teman lain diminta menebak, demikian seterusnya. Siswa diminta membuat kelompok, setiap kelompok 3 atau 4 siswa. Siswa mulai bermain kartu dalam kelompok (cara permainan sama dengan pada pertemuan ketiga).

G. Keterampilan Siswa

(41)

karena setiap siswa bukan hanya dituntut bisa tetapi juga mampu menyelesaikan soal tersebut dalam waktu relatif singkat (cepat) (Sukayati dalam http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/pengelolaan kelas.pdf). Untuk menyatakan kualifikasi peningkatan keterampilan siswa, dapat digunakan tabel berikut sebagai pedoman (Budi, 2008: 62).

Tabel 2. Tabel Kualifikasi Keterampilan Siswa

Keterangan : n = skor

Keterampilan siswa juga tidak terlepas dari kemampuan mengajar guru, karena di SD peran guru masih dominan (Masidjo, 2008: 30). Oleh karena itu, meskipun dalam pembelajaran telah digunakan metode yang tepat, namun kemampuan guru dalam mengajar belum optimal, maka keterampilan siswa tidak dapat dicapai secara optimal. Menurut Masidjo (2008: 30), kemampuan mengajar guru meliputi: (1) kejelasan dalam menerangkan bahan pelajaran, (2) pemberian tugas-tugas, (3) penggunaan metode mengajar, (4) penyesuaian diri dengan lingkungan kelas, (5) pemberian komentar yang konstruktif, dan (6) gaya memimpin kelas. Dengan demikian, dalam penelitian ini guru juga akan diamati oleh pengamat

Skor Kualifikasi

n < 50 50 < n ≤ 55 55 < n ≤ 69 69 < n ≤ 79 79 < n ≤ 100

(42)

Dalam menyusun lembar pengamatan terhadap guru, keenam aspek kemampuan mengajar di atas akan diuraikan menjadi 14 item. Aspek pertama diuraikan menjadi dua item, yaitu: (1) penjelasan-penjelasan yang disampaikan guru dapat dipahami oleh siswa, dan (2) menjelaskan materi dengan disertai contoh-contoh yang sesuai. Aspek kedua menjadi satu item, yaitu memberikan tugas-tugas yang sesuai. Aspek ketiga diuraikan menjadi dua item, yaitu: (1) merancang kegiatan pembelajaran yang menarik, dan (2) menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Aspek keempat diuraikan menjadi empat item, yaitu: (1) berusaha untuk membuat siswa merasa senang selama mengikuti pembelajaran, (2) membantu siswa yang masih merasa kesulitan, (3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan (4) membuat siswa merasa nyaman dengan pembelajaran yang dilakukan. Aspek kelima menjadi satu item, yaitu memberikan komentar yang konstruktif. Aspek keenam diuraikan menjadi empat item, yaitu: (1) mengupayakan semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, (2) memberikan motivasi kepada siswa, (3) bersemangat dalam mengajar, dan (4) percaya diri.

H. Kerangka Pikir

(43)

keterampilan siswa dalam mengerjakan soal-soal operasi hitung perkalian dan pembagian pun juga pasti akan meningkat.

Atas dasar kerangka fikir itulah peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Penggunaan metode permainan dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian.

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Karanganyar, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta dengan banyak siswa 34 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

2. Lama penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 minggu dengan 2 siklus.

Siklus I akan dilakukan permainan dengan kartu tanpa gambar secara klasikal yang terdiri dari 3 pertemuan.

Siklus II akan dilakukan permainan dengan kartu bergambar secara berkelompok yang terdiri dari 5 pertemuan.

Setiap pertemuan 2 JP, setiap JP 35 menit.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Karanganyar.

Alamat: Jangkang, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

(45)

B. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

a. Menyusun Silabus

Silabus dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti. Silabus secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 95.

b. Menyusun RPP

RPP dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti. RPP secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 98-99, lampiran 5 halaman 103-104, lampiran 7 halaman 109-110, lampiran 9 halaman 113-114, dan lampiran 13 halaman 122-123.

c. Menyusun LKS

LKS dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti. LKS secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 100-102, lampiran 6 halaman 105-108, lampiran 8 halaman 111-112, lampiran 10 halaman 115-116, lampiran 12 halaman 119-121, dan lampiran 14 halaman 124-126.

d. Menyusun Soal Pretes

(46)

e. Menyusun Soal Ulangan Siklus I dan Siklus II

Soal ulangan digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan operasi hitung perkalian dan operasi hitung pembagian. Soal-soal secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 130-132 dan lampiran 17 halaman 133-135.

f. Menyusun Lembar Pengamatan

Dalam penelitian ini akan digunakan dua lembar pengamatan, yaitu satu lembar pengamatan terhadap siswa dan satu lembar pengamatan terhadap guru. Lembar pengamatan terhadap siswa digunakan untuk mengukur respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan permainan. Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 136. Lembar pengamatan terhadap guru digunakan sebagai bahan untuk refleksi dalam upaya menyusun rencana tindakan siklus berikutnya. Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 137.

2. Rencana Tindakan

(47)

Siklus 1 Siklus 2

Gambar 1. Skema Rencana Tindakan

a. Siklus I (3 pertemuan)

Pembelajaran pada sikus I akan dilakukan permainan dengan kartu lambang bilangan tanpa gambar secara klasikal. Siklus ini akan dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, dimana setiap pertemuan adalah 2 JP.

1) Rencana Tindakan

Siklus I pertemuan pertama, akan ditekankan pada pembelajaran

operasi hitung perkalian yang hasilnya bilangan dua angka

Refleksi Pelaksanaan

tindakan

Observasi (pengumpulan data)

Refleksi

Observasi (pengumpulan data)

Pelaksanaan tindakan Rencana

tindakan Rencana

(48)

menggunakan permainan dengan kartu lambang bilangan tanpa gambar secara klasikal.

Kegiatan pembelajaran :

a) Guru memberi contoh pengerjaan soal yang menyangkut operasi hitung perkalian yang hasilnya bilangan dua angka.

b) Guru menyiapkan kartu lambang bilangan dari 0 sampai 10. Contoh:

c) Guru mengocok kartu bilangan itu.

d) Guru mengambil dua buah kartu, sehingga diperoleh 2 bilangan. e) Siswa diminta menghitung hasil kali dari dua bilangan tersebut. f) Siswa yang dapat menjawab paling cepat dan benar dapat

mengambil dua buah kartu dari kartu-kartu bilangan yang dibawa oleh guru.

g) Siswa tersebut membacakan kedua bilangan tersebut, kemudian siswa lain diminta untuk menghitung hasil kali dari kedua bilangan tersebut.

h) Siswa yang dapat menjawab paling cepat dan benar boleh mengambil dua kartu lagi dan meminta siswa lain untuk menghitung hasil kalinya.

i) Demikian seterusnya.

j) Siswa menceritakan pengalamannya selama mengikuti permainan. k) Mencatat kejadian-kejadian khusus yang muncul.

(49)

Siklus I pertemuan kedua, akan ditekankan pada pembelajaran

operasi hitung pembagian bilangan dua angka menggunakan permainan dengan kartu lambang bilangan tanpa gambar secara klasikal.

Kegiatan pembelajaran :

a) Guru memberi contoh pengerjaan soal yang menyangkut operasi hitung pembagian dua angka.

b) Guru menyiapkan kartu lambang bilangan dari 1 sampai 50.

c) Kartu-kartu lambang bilangan tersebut dibuat berpasangan, sehingga salah satu dari pasangan bilangan itu dapat dibagi dengan bilangan lain.

d) Guru mengocok kartu bilangan itu.

e) Guru mengambil satu pasang kartu, sehingga diperoleh 2 bilangan. f) Siswa diminta menghitung hasil bagi kedua bilangan tersebut. g) Siswa yang dapat menjawab paling cepat dan benar diminta untuk

mengambil satu pasang kartu dari kartu-kartu bilangan yang dibawa oleh guru.

(50)

i) Siswa yang dapat menjawab paling cepat dan benar boleh mengambil satu pasang kartu lagi dan meminta siswa lain untuk menghitung hasil baginya.

j) Demikian seterusnya.

k) Beberapa siswa menceritakan pengalaman selama mengikuti permainan.

l) Siswa diminta menjawab pertanyaan yang diberikan guru sesuai cerita yang disampaikan temannya.

m) Mencatat kejadian-kejadian khusus yang muncul.

Siklus I pertemuan ketiga

Ulangan Harian

2) Pelaksanaan: belum dilaksanakan.

3) Pengumpulan Data: Data yang berkaitan dengan keterampilan siswa diukur dengan tes tertulis / ulangan, sedangkan data yang berkaitan dengan respon siswa terhadap pembelajaran diukur dengan lembar pengamatan terhadap siswa.

4) Refleksi

a) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus yang muncul.

(51)

c) Menarik kesimpulan tentang peningkatan keterampilan siswa, jumlah siswa yang terampil, dan respon siswa terhadap pembelajaran.

d) Merancang / memodifikasi rancangan tindakan siklus berikutnya. b. Siklus II (5 pertemuan)

Pembelajaran pada siklus II akan dilakukan permainan dengan kartu lambang bilangan yang bergambar secara berkelompok. Siklus ini akan dilaksanakan selama lima kali pertemuan, dimana setiap pertemuan adalah 2 JP.

1) Rencana Tindakan

Siklus II pertemuan pertama

a) Guru membagikan 5 kartu yang masih kosong kepada setiap siswa. b) Setiap siswa diminta menggambar lima hewan pada 5 kartu tersebut (1

kartu digambar 1 hewan).

c) Siswa diminta membuat 5 soal perkalian di dalam kartu-kartu bergambar tersebut.

d) Guru memeriksa soal-soal yang dibuat oleh siswa.

e) Siswa diminta menukarkan soal yang telah dibuat sendiri dengan soal yang dibuat oleh temannya.

f) Siswa mencari jawaban dari soal yang dibuat oleh temannya.

g) Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa, yang masih keliru diminta membetulkan.

(52)

Siklus II pertemuan kedua

a) Guru membagikan 5 kartu yang masih kosong kepada setiap siswa. b) Setiap siswa diminta menggambar lima tumbuhan pada 5 kartu

tersebut (1 kartu digambar 1 tumbuhan).

c) Siswa diminta membuat 5 soal pembagian di dalam kartu-kartu bergambar tersebut.

d) Guru memeriksa soal-soal yang dibuat oleh siswa

e) Siswa diminta menukarkan soal yang telah dibuat sendiri dengan soal yang dibuat oleh temannya.

f) Siswa mencari jawaban dari soal yang dibuat oleh temannya.

g) Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa, yang masih keliru diminta membetulkan.

h) Mencatat kejadian-kejadian khusus yang muncul.

Siklus II pertemuan ketiga

a) Siswa menyiapkan 5 kartu yang berisi gambar hewan dan soal-soal perkalian yang telah dibuat.

b) Salah satu siswa mendeskripsikan ciri-ciri dari salah satu hewan yang telah digambar, dan teman lain menebak.

c) Siswa diminta membuat kelompok, setiap kelompok 3 atau 4 siswa. d) Guru menjelaskan dan memberi contoh pelaksanaan permainan.

(53)

(1) Setiap kelompok melakukan hom pim pah, siswa yang menang boleh memulai permainan.

(2) Siswa yang menang tadi mengeluarkan satu kartu yang berisi soal, kemudian membacakan soal tersebut.

(3) Teman satu kelompoknya diminta berlomba untuk mencari jawabannya.

(4) Siswa yang paling cepat menjawab mendapat giliran memberi pertanyaan / soal pada teman satu kelompoknya.

(5) Demikian seterusnya.

e) Siswa mulai bermain kartu dalam kelompok. f) Mencatat kejadian-kejadian khusus yang muncul.

Siklus II pertemuan keempat

a) Siswa menyiapkan 5 kartu yang berisi gambar tumbuhan dan soal-soal pembagian yang telah dibuat.

b) Salah satu siswa mendeskripsikan ciri-ciri dari salah satu tumbuhan yang telah digambar, dan teman lain menebak.

c) Siswa yang dapat menjawab paling cepat mendapat giliran mendeskripsikan ciri-ciri dari salah satu tumbuhan yang telah digambar, dan teman lain diminta menebak.

d) Demikian seterusnya.

(54)

f) Siswa mulai bermain kartu dalam kelompok (cara permainan sama dengan pada pertemuan ketiga).

g) Mencatat kejadian-kejadian khusus yang muncul.

Siklus II pertemuan kelima

Ulangan Harian

2) Pelaksanaan: belum dilaksanakan.

3) Pengumpulan Data: Data yang berkaitan dengan keterampilan siswa diukur dengan tes tertulis, sedangkan data yang berkaitan dengan respon siswa terhadap pembelajaran diukur dengan lembar pengamatan terhadap siswa. 4) Refleksi

a) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus yang muncul.

b) Menganalisis peningkatan keterampilan siswa, jumlah siswa yang terampil, dan respon siswa terhadap pembelajaran.

(55)

3. Indikator Keberhasilan

Tabel 3. Tabel Indikator Keberhasilan Indikator Keberhasilan Kondisi

Awal

Siklus I Siklus II Instrumen Peningkatan keterampilan siswa

(dihitung rata-rata kelas)

30,8 75 75 Tes tertulis

Jumlah siswa yang terampil (siswa dikatakan terampil jika nilai hasil ulangannya > 70)

2,9 % 70 % 70 % Tes tertulis

Respon siswa terhadap pembelajaran

68 % 80 % 80 % Lembar

pengamatan

4. Data dan Pengumpulan data

Dalam penelitian ini terdapat 2 macam data, yaitu data yang berkaitan dengan keterampilan siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran. Data yang berkaitan dengan keterampilan siswa diukur dengan tes tertulis / ulangan, sedangkan data yang berkaitan dengan respon siswa terhadap pembelajaran diukur dengan lembar pengamatan. Lembar pengamatan diisi oleh guru lain sebagai pengamat.

5. Instrumen

Penelitian ini akan menggunakan 2 jenis instrumen, yaitu : a. Instrumen pembelajaran, meliputi : silabus, RPP, dan LKS. b. Instrumen pengumpulan data, meliputi :

1) Tes tertulis (soal ulangan)

(56)

Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Ulangan

Mengenal arti perkalian

sebagai penjumlahan berulang

Mengenal sifat pertukaran

pada perkalian

Menghitung secara cepat

hasil perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka

Memecahkan masalah

sehari-hari yang melibatkan perkalian

Mengenal arti pembagian Mengubah bentuk

perkalian menjadi bentuk pembagian, dan sebaliknya

Menghitung secara cepat

hasil pembagian bilangan dua angka sampai 50

(57)

Kualitasnya dinyatakan dengan:

a) Validitas item yang dihitung dengan menghitung korelasi skor item dengan skor total, yang dihitung dengan rumus korelasi product moment dari Pearson yaitu:



Alat ukur dapat dipakai bila valid dan memiliki kualifikasi validitas minimal cukup (Budi, 2008: 5). Untuk menyatakan kualifikasi validitasnya, dapat digunakan tabel berikut sebagai pedoman (Masidjo dalam Budi, 2008: 5).

(58)

Hasil perhitungan ditunjukkan dengan tabel di bawah ini :

Tabel 6. Daftar Skor dan Hasil Perhitungan Validitas Item Soal Menjodohkan pada Siklus I

Siswa No. Soal Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0,53 0,79 0,67 0,60 0,79 0,48 0,77 0,54 0,61 0,49

Kualifikasi C T C C T C T C C C

Keterangan Kualifikasi : ST = Sangat Tinggi

T = Tinggi

C = Cukup

R = Rendah

(59)

Tabel 7. Daftar Skor dan Hasil Perhitungan Validitas Item Soal Isian pada Siklus I

Siswa No. Soal Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0,58 0,52 0,45 0,60 0,51 0,54 0,53 0,51 0,65 0,71

kualifikasi C C C C C C C C C T

Keterangan Kualifikasi : ST = Sangat Tinggi

T = Tinggi

C = Cukup

R = Rendah

(60)

Tabel 8. Daftar Skor dan Hasil Perhitungan Validitas Item Soal Uraian pada Siklus I

Siswa No. Soal Total

1 2 3 4 5

0,49 0,56 0,66 0,81 0,81

kualifikasi C C C T T

Keterangan Kualifikasi : ST = Sangat Tinggi

T = Tinggi

C = Cukup

R = Rendah

(61)

Tabel 9. Daftar Skor dan Hasil Perhitungan Validitas Item Soal Menjodohkan pada Siklus II

Siswa No. Soal Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0,71 0,54 0,80 0,71 0,83 0,62 0,71 0,86 0,62 0,78

kualifikasi T C T T T C T T C T

Keterangan Kualifikasi : ST = Sangat Tinggi

T = Tinggi

C = Cukup

R = Rendah

(62)

Tabel 10. Daftar Skor dan Hasil Perhitungan Validitas Item Soal Isian pada Siklus II

Siswa No. Soal Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0,46 0,48 0,57 0,49 0,48 0,52 0,53 0,44 0,76 0,49

kualifikasi C C C C C C C C T C

Keterangan Kualifikasi : ST = Sangat Tinggi

T = Tinggi

C = Cukup

R = Rendah

(63)

Tabel 11. Daftar Skor dan Hasil Perhitungan Validitas Item Soal Uraian pada Siklus II

Siswa No. Soal Total

1 2 3 4 5

0,67 0,82 0,75 0,67 0,83

kualifikasi C T T C T

Keterangan Kualifikasi : ST = Sangat Tinggi

T = Tinggi

C = Cukup

R = Rendah

(64)

harga kritis rproduct moment).

Kesimpulan: alat ukur (soal ulangan untuk siklus I dan siklus II) valid karena ada

korelasi yang signifikan antara skor item dengan skor total.

a) Reliabilitas tes, yang dihitung dengan rumus Kuder Richardson (KR)-21, yaitu:

Rtt= nSt2– Mt( n – Mt )

(n-1) St2

Keterangan : n = Σnibi; St = deviasi standar skor tes; Mt = mean skor tes

Tabel 12. Tabel Analisis Soal Ulangan Siklus I

siswa Menjodohkan Isian Uraian Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 2 2 1 0 2 2 4 4 0 4 0 32 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 2 2 1 2 0 0 2 1 2 4 4 0 4 4 39 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 4 4 4 4 4 48 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 2 0 2 1 2 4 4 0 4 4 40 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 48 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 2 2 2 0 0 4 4 4 4 0 39 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 49 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 4 0 0 0 36 9 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 4 0 4 0 0 20 10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 0 2 1 4 4 4 4 4 45 11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 16 12 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 0 0 0 4 0 4 0 26 13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 0 2 2 2 0 2 0 0 0 4 0 4 4 4 35 14 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 1 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 1 2 0 2 2 2 1 1 1 4 0 4 4 0 35 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 8 17 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 2 1 1 1 0 2 0 0 0 0 4 4 0 0 0 20 18 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 0 0 0 0 1 0 0 4 4 0 0 0 21 19 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 2 2 0 2 1 4 0 4 4 0 29 20 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 2 1 1 1 2 2 0 0 0 0 0 4 4 4 4 29 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 0 0 0 2 2 4 4 4 4 4 44

(65)

Perhitungan Mt

Mt = jumlah skor = 678 = 32,3 jumlah siswa 21

Perhitungan St, menggunakan rumus: Tabel 13. Tabel Perhitungan St

21

(66)

Tabel 14. Tabel Analisis Soal Ulangan Siklus II

Siswa Menjodohkan Isian Uraian Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5

Perhitungan St, menggunakan rumus:

(67)

Tabel 15. Tabel Perhitungan St

Perhitungan koefisien reliabilitas dengan rumus KR-21 : rtt= 50 x 148,2 – 32,2 (50 – 32,2) = 0,94

49 x 148,2

Soal dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 130-132 dan lampiran 17 halaman 133-135.

2) Lembar Pengamatan

Digunakan lembar pengamatan yang dikembangkan sendiri.

(68)

6. Analisis Data

a. Peningkatan keterampilan siswa (dihitung rata-rata kelas) 1) Dihitung nilai hasil ulangan setiap siswa

: (Skor yang diperoleh siswa : Skor semua soal) x 100

Contoh: Skor yang diperoleh siswa = 12 ; Skor semua soal = 15 Nilai hasil ulangan = ( 12 : 15 ) x 100 = 80

2) Dihitung nilai rata-rata kelas

: (Jumlah seluruh nilai siswa : jumlah siswa)

3) Mencari Standar Deviasi (menggunakan program SPSS) 4) Mencari nilai minimal (menggunakan program SPSS) 5) Mencari nilai maksimal (menggunakan program SPSS)

Kriteria keberhasilan: pada akhir siklus terakhir rata-rata kelas minimal 75. b. Jumlah siswa yang terampil

Dihitung persentase jumlah siswa yang sudah terampil melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian (siswa dikatakan sudah terampil apabila nilai hasil ulangan yang dicapai minimal 70).

: (jumlah siswa yang sudah terampil : jumlah seluruh siswa) x 100 %

(69)

c. Respon siswa terhadap pembelajaran

1) Dihitung persentase skor dari setiap pertemuan

: (skor yang diperoleh : skor maksimal semua item) x 100% 2) Dihitung rata-rata persentase skor setiap siklus

: (jumlah persentase skor : jumlah pertemuan)

Keterangan: siswa dikatakan menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran jika rata-rata persentase skor yang diperoleh dari lembar pengamatan mencapai minimal 70 %.

Kriteria keberhasilan : pada akhir siklus terakhir rata-rata persentase skornya mencapai 80 %.

(70)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu pada siklus pertama dilaksanakan permainan dengan kartu lambang bilangan tanpa gambar secara klasikal dan pada siklus kedua dilaksanakan permainan dengan kartu lambang bilangan yang bergambar secara berkelompok. Sebelum siklus pertama dan siklus kedua dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan operasi hitung perkalian dan pembagian. Pretes dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2009. Data pretes selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 138.Hasil pengolahan dari pretes sebagai berikut:

Habel 16. Hasil Analisis Nilai Pretes

No Hasil Analisis Hasil

1. Jumlah Nilai 1046

2. Jumlah Siswa 34

3. Rata-rata 30,8

4. Nilai Maksimum 72

5. Nilai Minimum 4

6. Standar Deviasi 18,5

(71)

Hasil pretes ditunjukkan sebagai berikut :

Tabel 17. Hasil Pretes

No Interval Nilai Frekuensi

1 1 – 10 7

2 11 – 20 5

3 21 – 30 5

4 31 – 40 5

5 41 – 50 8

6 51 – 60 1

7 61 – 70 2

8 71 – 80 1

9 81 – 90 0

10 91 - 100 0

(72)

Gambar 2. Hasil Pretes

Selain dilaksanakan pretes, sebelum siklus pertama dan siklus kedua dilakukan, pengamat juga mengamati respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode ceramah yang dilakukan guru. Dengan demikian, dapat dibandingkan respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode ceramah dan metode permainan.

80.00 60.00

40.00 20.00

0.00

NILAI

8

6

4

2

0

Frequency

Mean = 30.7647 Std. Dev. = 18.52117 N = 34

(73)

Hasil pengamatan respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode ceramah dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 140 dengan analisis sebagai berikut:

Persentase skor = ( 17 : 25 ) x 100 % = 68 % ( kualifikasi sedang ).

1. Siklus I

a. Pelaksanaan

Siklus pertama dilaksanakan selama 3 pertemuan, yaitu pertemuan pertama tanggal 19 Januari 2009, pertemuan kedua tanggal 21 Januari 2009, dan pertemuan ketiga tanggal 28 Januari 2009. Pada pertemuan pertama pembelajaran ditekankan pada operasi hitung perkalian yang hasilnya bilangan dua angka. Pada pertemuan kedua pembelajaran ditekankan pada operasi hitung pembagian bilangan dua angka. Pada pertemuan ketiga dilaksanakan ulangan harian.

Uraian kegiatan pada siklus pertama adalah sebagai berikut : 1) Pertemuan pertama

a) Pertemuan diawali dengan apersepsi, yaitu guru menunjukkan beberapa kartu lambang bilangan kepada siswa, kemudian siswa diminta membaca lambang bilangan yang tertulis di kartu satu per satu.

(74)

guru memberi beberapa contoh cara menghitung perkalian dua bilangan.

c) Setelah para siswa memahami cara menghitung perkalian dua bilangan, guru kemudian memulai permainan dengan kartu lambang bilangan tanpa gambar secara klasikal.

d) Pertama-tama guru menyiapkan kartu lambang bilangan dari 0 sampai 10. Guru mengambil dua kartu lambang bilangan dan meminta siswa untuk berlomba mencari hasil kali kedua bilangan tersebut.

e) Para siswa mencoba mencari jawabannya, kemudian menyampaikan jawabannya. Guru memilih siswa yang dapat menjawab dengan benar dan paling cepat.

f) Siswa yang dapat menjawab paling cepat dan benar diminta untuk maju ke depan kelas untuk mengambil dua kartu yang dibawa oleh guru, kemudian meminta teman-temannya untuk berlomba mencari hasil kali dari kedua bilangan tersebut. Demikian seterusnya.

g) Siswa yang telah berhasil menjawab dan memberi pertanyaan kepada temannya menjadi lebih bersemangat untuk mengikuti permainan. Akan tetapi, siswa yang merasa gagal terus dalam menjawab menjadi kurang bersemangat dan pasif.

(75)

i) Setelah permainan dirasa cukup, kegiatan dilakukan dengan tanya jawab tentang permainan yang baru saja dilakukan.

j) Siswa diminta menceritakan pengalaman mereka selama mengikuti permainan. Ada siswa yang merasa senang karena berhasil menjawab beberapa soal dan berhasil maju ke depan kelas untuk memberi soal kepada teman-temannya. Akan tetapi, ada juga siswa yang merasa kurang puas karena tidak dapat menjawab dengan cepat, sehingga tidak punya kesempatan untuk memberi soal pada teman-temannya. k) Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan memberi soal evaluasi

kepada siswa dan pemberian PR. 2) Pertemuan kedua

a) Kegiatan pada pertemuan kedua diawali dengan apersepsi, yaitu tanya jawab tentang operasi hitung pembagian.

b) Guru mengenalkan arti pembagian serta memberi beberapa contoh cara menghitung hasil bagi bilangan dua angka oleh bilangan satu angka.

c) Setelah siswa memahami cara menghitung hasil bagi, guru kemudian memulai permainan.

d) Guru menyiapkan kartu lambang bilangan dari 1 sampai 50 yang telah dipasang-pasangkan.

(76)

tersebut. Siswa yang berhasil menjawab dengan benar dan paling cepat diminta untuk maju ke depan kelas mengambil satu pasang kartu dan meminta teman-temannya untuk menghitung hasil bagi dari kedua bilangan tersebut. Demikian seterusnya.

f) Seperti pada pertemuan pertama, siswa yang berhasil menjawab dengan cepat dan berkesempatan untuk memberi soal pada teman-temannya merasa bersemangat untuk mengikuti permainan. Akan tetapi, siswa yang tidak dapat menjawab dengan cepat dan tidak mendapat kesempatan untuk memberi pertanyaan kepada teman-temannya menjadi kurang bersemangat dan menjadi pasif.

g) Oleh karena itu, guru dan para siswa yang telah berhasil menjawab dengan cepat memberi kesempatan kepada para siswa yang belum berhasil untuk menjawab soal yang diberikan oleh temannya dan untuk memberi soal pada teman-temannya.

(77)

maju ke depan kelas untuk memberi soal?, e) Siapa yang dapat menjawab soal paling banyak?

i) Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberian soal evaluasi dan pemberian PR.

3) Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga dilakukan ulangan harian untuk siklus pertama. Hasil dari ulangan harian tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui keterampilan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan operasi hitung perkalian dan pembagian.

b. Deskripsi Data

Dalam pelaksanaan penelitian telah dikumpulkan dua macam data, yaitu data yang berkaitan dengan keterampilan siswa diukur dengan tes tertulis / ulangan dan data yang berkaitan dengan respon siswa terhadap pembelajaran diukur dengan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. 1) Hasil tes tertulis / ulangan siklus pertama

(78)

Tabel 18. Deskripsi Data Ulangan Siklus 1

Hasil ulangan siklus pertama selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 141.

2) Hasil lembar pengamatan

Lembar pengamatan digunakan untuk mengukur respon siswa terhadap pembelajaran. Lembar pengamatan diisi pada pertemuan pertama dan

Skor Frequency Percent

Cumulative Percent

2,00 1 2,9 2,9

6,00 2 5,9 8,8

10,00 1 2,9 11,8

11,00 1 2,9 14,7

14,00 1 2,9 17,6

15,00 1 2,9 20,6

16,00 2 5,9 26,5

19,00 1 2,9 29,4

24,00 1 2,9 32,4

27,00 1 2,9 35,3

30,00 2 5,9 41,2

36,00 3 8,8 50,0

38,00 2 5,9 55,9

39,00 1 2,9 58,8

41,00 3 8,8 67,6

42,00 1 2,9 70,6

45,00 4 11,8 82,4

46,00 3 8,8 91,2

47,00 1 2,9 94,1

48,00 2 5,9 100,0

(79)

kedua oleh pengamat. Data yang diperoleh dari lembar pengamatan terhadap siswa dapat ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 19. Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Siklus 1

No Item Yang Diamati Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Merasa senang dengan

pembelajaran yang dilakukan

5 5

2 Bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

4 4

3 Aktif dalam mengikuti proses pembelajaran

4 4

4 Giat dalam mengerjakan soal-soal

latihan 4 4

5 Tidak merasa bosan dengan

pembelajaran yang dilakukan 4 4

Keterangan skor : 5 = Sangat Baik 4 = Baik

3 = Cukup 2 = Kurang

1 = Sangat Kurang

(80)

c. Analisis Data

1) Peningkatan keterampilan siswa

Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan keterampilan siswa pada siklus pertama, telah dicari nilai siswa, rata-rata kelas, nilai maksimal, nilai minimal, dan standar deviasi. Hasil analisis ulangan siklus pertama sebagai berikut :

Tabel 20. Hasil Analisis Ulangan Siklus Pertama

No Hasil Analisis Hasil

1. Jumlah Nilai 2150

2. Jumlah Siswa 34

3. Rata-rata 63,2

4. Nilai Maksimum 96

5. Nilai Minimum 4

6. Standar Deviasi 29,3

Nilai siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 144. Hasil ulangan siklus pertama dapat ditunjukkan dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 21. Hasil Ulangan Siklus 1

No Interval Nilai Frekuensi

1 1 – 10 1

2 11 – 20 3

3 21 – 30 3

4 31 – 40 3

5 41 – 50 1

6 51 – 60 3

7 61 – 70 0

8 71 – 80 6

9 81 – 90 8

10 91 - 100 6

(81)

Hasil ulangan tersebut dapat ditunjukkan dengan diagram sebagai berikut :

Gambar 3. Hasil Ulangan Siklus I

2) Jumlah siswa yang terampil

Dalam penelitian ini, siswa dikatakan terampil apabila nilai hasil ulangan yang dicapai minimal 70. Hasil analisisnya sebagai berikut :

Tabel 22. Hasil Analisis Jumlah Siswa yang Terampil pada Siklus Pertama

Jumlah Siswa yang Terampil Jumlah Siswa yang Belum Terampil 20

= 58,8 %

14 = 41,2 %

100.00 80.00

60.00 40.00

20.00 0.00

8

6

4

2

0

Mean = 63.2353 Std. Dev. = 29.28652 N = 34

(82)

Daftar jumlah siswa yang terampil pada siklus pertama selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 147.

Hasil analisis jumlah siswa yang terampil dapat ditunjukkan dengan diagram lingkaran sebagai berikut :

terampil tidak terampil

Gambar 4. Jumlah siswa yang terampil siklus I

3) Respon siswa terhadap pembelajaran a) Persentase skor setiap pertemuan

(1) Pertemuan pertama = ( 21 : 25 ) x 100 % = 84 % (2) Pertemuan pertama = ( 21 : 25 ) x 100 % = 84 %

(83)

d. Refleksi

1) Kendala, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus yang muncul

Pada siklus pertama, permainan dilakukan secara klasikal dan dari pelaksanaan terlihat bahwa tidak semua siswa aktif dalam permainan. Siswa yang dapat menjawab dengan cepat soal yang diberikan terlihat senang dan bersemangat untuk mengikuti permainan, sedangkan siswa yang tidak dapat menjawab dengan cepat dan selalu gagal menjadi pasif dan kurang bersemangat dalam mengikuti permainan. Oleh karena itu, pada siklus kedua permainan akan dilakukan secara berkelompok, sehingga diharapkan semua siswa dapat terlibat secara aktif dalam permainan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor : 08/Ba-HPL/Pisik PL II/BM/PUTR/V/2017 Tanggal, 29

Diharapkan dengan menggunakan metode demonstrasi eksperimen dalam pembelajaran di kelas V dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA materi

Kemampuan seseorang untuk bertahan atau menyerah dalam menghadapi kesulitan dapat diukur dengan &#34;Adversity Quotient&#34; atau sering disingkat dengan AQ

kejuruan pada bidang keahlian mesin produksi yang meliputi ;. mekanika dasar, elemen dasar proses pemesinan,

Sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pasca Kualifikasi dengan metode pelelangan umum BAB III E.32.1 Pembuktian Kualifikasi terhadap peserta yang

Antusias siswa ini didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suardi Hakim [5] yang menyimpulkan bahwa, peningkatan hasil belajar matematika melalui

Analisis data yang dilakukan meliputi pengamatan pola konsentrasi SO 2 harian dan laju kumulatif SO 2 yang terjadi, pengamatan unit analisi ( model box ) serta

Secara umum mata kuliah ini akan membahas (1) hal ihwal pengertian, jenis, karakteristik, dan perbedaan metode-metode penelitian; (2) memahami konsep dasar penelitian PAUD;