SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh : Fransisca Desiana NIM : 068114017
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh : Fransisca Desiana NIM : 068114017
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
v
Allah
dalam
doa
dan
permohonan
dengan ucapan syukur”
Filipi 4:6
Pengetahuan tanpa agama adalah lumpuh.
Agama tanpa pengetahuan adalah buta.
Albert Eistein
vi
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Fransisca Desiana
Nomor Mahasiswa : 068114017
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
” Kajian Hubungan Antara Pemahaman Tentang Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional Dengan Pemilihan Produk Obat Tradisional Yang Dilakukan Oleh Sekelompok Wanita Di Desa Maguwoharjo” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 8 Juni 2010
Yang menyatakan
vii
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Kajian Hubungan Antara Pemahaman Tentang Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional dengan Pemilihan Produk Obat Tradisional yang Dilakukan Oleh Sekelompok Wanita di Desa Maguwoharjo”. Penulis menyadari, bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang mudah, hanya
dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta sekaligus dosen penguji skripsi yang telah memberikan
saran dan kritik yang bermanfaat sehingga penyusunan skripsi menjadi lebih
baik.
2. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi ini. Terima
kasih atas bimbingan, arahan, kritik, saran dan kesabaran yang diberikan
kepada penulis dari proses penyusunan skripsi hingga selesainya skripsi ini.
3. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku dosen penguji skripsi yang telah
memberikan saran dan kritik yang bermanfaat bagi skripsi ini.
4. Christine Patramurti, M.si., Apt. selaku dosen pembimbing akademis yang tak
viii
terima kasih atas semangat, bantuan dan hari-hari yang tak terlupakan.
7. Teman-teman kuliah di Fakultas Farmasi Sanata Dharma, Dion Arga, Pius
Perwita, Dian Verina Indriani, Yeni Christina, Heny Sulistyaningsih, Grace
Litad.
8. Teman-teman kos Elisabet Nita Maharani, Liztya Asoka, Anggoro Ningsih
Rahayu, Fenty, Frida Mayasari, Kaesariana.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 8 Juni 2010
ix
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Juni 2010
Penulis
x
terhadap penggunaan jamu dan pengetahuan masyarakat yang tergolong tinggi terhadap informasi dari kemasan jamu terkait khasiat, efek samping dan lain-lain. Untuk itu, perlu diteliti apakah ada kaitannya antara pemahaman masyarakat tentang khasiat dan efek samping dari obat tradisional dengan pemilihan obat tradisional.
Penelitian ini termasuk penelitian non-eksperimental dengan rancangan survei analitik. Penelitian analitik ini termasuk dalam studi korelasi (correlation study) dan akan dilakukan penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek untuk melihat bagaimana hubungannya.
Dari data hasil penelitian diketahui bahwa Ada hubungan antara pemahaman khasiat dengan pemilihan produk obat tradisional dan tidak ada hubungan antara pemahaman efek samping dengan pemilihan produk obat tradisional. Hubungan antara pemahaman khasiat dengan pemilihan produk bernilai yang bernilai positif, dengan korelasi yang cukup kuat, signifikan dan searah. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis koefisien korelasi (r) sebesar 0,355 > 0,25 – 0,5 dan nilai probabilitas atau nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,008 < 0,1.
xi
traditional medicine and the knowledge toward the information of the package of Jamu related to benefit and side-effect of traditional medicine, et cetera. This research investigated the correlation between women in Maguwoharjo understanding toward benefit and side-effect of traditional medicine and choice of traditional medicine product.
This research is non-experimental research by anlytic survey which belongs to correlation study. The correlation between two variables on certain situation and samples was analyzed.
The result showed there was a correlation between the understanding about the benefit of traditional medicine with the choice of positive traditional product with the relatively strong correlation, significant and directional and no correlation between the understanding about side-effect. The correlation can be seen from the analysis of coefficient correlation (r) values 0,355 > 0,25 – 0,5 and the probability value or Sig. value (2-tailed) values 0,008 < 0,1.
xii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
PRAKATA ... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix
INTISARI ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I. PENGANTAR ... 1
A. Latar Belakang ... 1
1. Perumusan Masalah... 3
2. Keaslian penelitian ... 4
3. Manfaat penelitian ... 5
B. Tujuan Penelitian ... 5
1. Tujuan umum ... 5
xiii
C. Teori Perilaku ... 12
D. Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional ... 15
E. Landasan Teori ... 19
F. Hipotesis ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 21
B. Variabel Penelitian ... 21
C. Hipotesis ... 22
D. Definisi Operasional ... 23
E. Responden Penelitian ... 24
F. Instrumen Penelitian ... 24
G. Tata Cara Penelitian ... 25
1. Studi pustaka ... 25
2. Analisis situasi ... 25
a. Penentuan lokasi penelitian ... 25
b. Perijinan ... 26
3. Pembuatan kuesioner ... 26
a. Uji pemahaman bahasa ... 26
b. Uji validitas ... 26
xiv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Karakteristik Responden ... 29
1. Usia ... 29
2. Pendidikan ... 30
3. Pekerjaan ... 31
B. Pemahaman Khasiat dan Efek Samping ... 33
C. Hubungan antara pemahaman tentang khasiat dan efek samping dengan pemilihan produk obat tradisional ... 33
1. Hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional ... 34
2. Hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional ... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 37
A. Kesimpulan... 37
B. Saran... 38
DAFTAR PUSTAKA... 39
LAMPIRAN... 43
xv
Tabel II. Kekuatan korelasi ... 28
Tabel III. Hasil korelasi pemahaman khasiat dengan pemilihan produk
obat tradisional ... 34
Tabel IV. Hasil korelasi pemahaman efek samping dengan pemilihan
xvi
Gambar 2 Proses pembentukan sikap dan tingkah laku ... 14
Gambar 3. Skema hubungan variabel penelitian ... 22
Gambar 4. Karakteristik usia responden ... 29
Gambar 5. Karakteristik pendidikan responden ... 30
xvii
Lampiran 2. Hasil uji reliabilitas kuesioner ... 44
Lampiran 3. Hasil uji validitas kuesioner ... 45
Lampiran 4. Tabel skor tiap butir pernyataan pada kuesioner ... 48
Lampiran 5. Nilai tiap butir pernyataan kuesioner tentang pemahaman khasiat dan efek samping obat tradisional pada tiap responden ... 49
Lampiran 6. Nilai tiap butir penyataan kuesioner tentang pemilihan produk obat tradisional pada tiap responden ... 52
Lampiran 7. Kuesioner penelitian ... 55
Lampiran 8. Karakteristik responden penelitian di Desa Maguwoharjo ... 58
Lampiran 9. Surat ijin BAPPEDA Kabupaten Sleman ... 61
Lampiran 10. Surat ijin Pemerintah Desa Maguwoharjo ... 62
Lampiran 11. Tabel nilai r ... 63
Lampiran 12. Pemahaman khasiat obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo ... 64
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Seseorang yang menderita sakit berarti kebutuhan fisiologisnya terganggu.
Untuk mengembalikan keadaan tersebut menjadi lebih baik, umumnya pada orang
yang menderita sakit timbul keinginan untuk sembuh. Keinginan ini terwujud
dalam berbagai bentuk dan usaha antara lain dengan berobat ke dokter ataupun
melakukan pengobatan sendiri (Sarwono, 1997). Selain melakukan pengobatan
medis dengan berobat kedokter dan melakukan pengobatan sendiri, sumber
pengobatan lain yang dilakukan adalah dengan pengobatan tradisional.
Sebagian besar masyarakat memilih pengobatan sendiri untuk
menanggulangi keluhannya. Pengobatan sendiri dapat diartikan sebagai pemilihan
dan penggunaan obat (termasuk produk herbal dan tradisional) oleh individu
untuk mengobati penyakit dan gejala yang dikenali (Anonim, 2004). Pengobatan
sendiri menggunakan menggunakan obat tradisional dikenal dengan pengobatan
tradisional.
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan bab I pasal 1
ayat (9) disebutkan bahwa : ”Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat”. Obat tradisional berdasarkan registrasinya dibedakan
antara obat tradisional buatan pabrik, obat tradisional jamu gendong, dan obat
tradisional buatan sendiri.
Contoh produk obat tradisional yang beredar di Indonesia adalah dalam
bentuk rajangan, serbuk, pil, dodol atau jenang, pastiles, kapsul, tablet, cairan obat
dalam, sari jamu, parem, pilis dan tapel, koyok, cairan obat luar dan salep/krim
(Anonim, 1994). Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan
tingkat pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi 3
jenis obat tradisional yaitu jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka (Anonim,
2004).
Penggunaan obat tradisional oleh masyarakat Indonesia masih tinggi, hal
ini dibuktikan dari minat masyarakat di Desa Maguwoharjo sangat tinggi terhadap
penggunaan jamu instan dan pengetahuan masyarakat terhadap informasi dari
kemasan jamu terkait indikasi penggunaan, cara pemakaian, efek samping dan
lain-lain juga tergolong tinggi (Wisely, 2008).
Menurut Winata (2003) bagaimanapun juga tanaman obat sebagai bahan
baku obat tradisional mengandung zat kimia yang dapat menimbulkan reaksi saat
berinteraksi dengan tubuh sehingga mungkin saja menimbulkan efek samping
atau efek yang merugikan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wisely pada
masyarakat di Desa Maguwoharjo tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk
melihat apakah ada suatu hubungan antara pemahaman masyarakat terhadap
tradisional yang akan digunakan oleh masyarakat di Desa Maguwoharjo, dengan
mengambil judul penelitian “Kajian Hubungan Antara Pemahaman Tentang
Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional Dengan Pemilihan Produk Obat
Tradisional Yang Dilakukan Oleh Sekelompok Wanita Di Desa Maguwoharjo”.
Pada penelitian ini, responden yang dipilih adalah wanita, karena wanita lebih
peduli terhadap kesehatannya sendiri dan kesehatan keluarga (Sarwono, 2007).
Usia responden dibatasi dari usia 26 hingga umur 60 tahun karena seseorang yang
berusia di atas 60 tahun memiliki kemampuan swamedikasi yang rendah (Holt
dan Hall, 1990).
1. Perumusan Masalah
a. Bagaimana karakteristik responden pengguna obat tradisional di Desa
Maguwoharjo ?
b. Adakah hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional
dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh
sekelompok wanita Desa Maguwoharjo ?
c. Adakah hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat
tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan
oleh sekelompok wanita Desa Maguwoharjo ?
d. Bagaimanakah hubungan antara pemahaman tentang khasiat dan efek
samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional
2. Keaslian Penelitian
Sejauh ini telah ditemukan penelitian yang sejenis, yaitu Wisely
(2008) yang berjudul “Studi Tentang Pemahaman Obat Tradisional
Berdasarkan Informasi Pada Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan
Segar atau Jamu Instan Pada Masyarakat Desa Maguwoharjo”. Penelitian
yang dilakukan oleh Wisely (2008) difokuskan untuk mengetahui
pemahaman masyarakat terhadap informasi pada kemasan obat tradisional
yang meliputi logo, nomor ijin edar, nama produk, komposisi, cara
pemakaian, khasiat, kontraindikasi, efek samping, nomor batch, dan
keterangan kadaluwarsa serta untuk mengetahui faktor-faktor yang
melatarbelakangi atau alasan masyarakat di Desa Maguwoharjo dalam
memilih jamu ramuan segar ataupun jamu instan.
Penelitian lainnya yang sejenis, yaitu Widanenci (2007) yang
berjudul “Persepsi Konsumen tentang Iklan Jamu Pelangsing di Televisi dan
Pengaruhnya Terhadap Motivasi Pemilihan Jamu Pelangsing di Kalangan
Pengunjung Tetap 5 Pusat Kebugaran di Kota Yogyakarta Periode
Maret-Juni 2005”. Penelitian ini lebih menfokuskan pada peran suatu media
elektronik yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang sehingga dapat
termotivasi untuk menggunakan suatu produk obat tradisional.
Penelitian sejenis lainnya terkait efek samping, yaitu Gitawati dan
Handayani (2008) yang berjudul “Profil Konsumen Obat Tradisional
Terhadap Ketanggapan Akan Adanya Efek Samping Obat Tradisional”
obat tradisional dan ketanggapannya atas kemungkinan adanya reaksi efek
samping.
Dalam Penelitian ini lebih difokuskan untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo tentang khasiat
dan efek samping obat tradisional dan hubungan antara pemahaman tentang
khasiat dan efek samping obat tradisional tersebut dengan pemilihan produk
obat tradisional yang dilakukan.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis : hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan untuk
menambah pengetahuan ilmu kefarmasian, terkait hubungan antara pemahaman
tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat
tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita.
b. Manfaat praktis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang hubungan antara pemahaman khasiat dan efek samping obat tradisional
terhadap pemilihan produk obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa
Maguwoharjo.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Memberi informasi tentang ada tidaknya hubungan antara pemahaman
tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui karakteristik responden pengguna obat tradisional di Desa
Maguwoharjo.
b. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman tentang khasiat
obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang
dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.
c. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman tentang efek
samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional
Menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang besehatan bab I
pasal 1 ayat (9) disebutkan bahwa : ”Obat tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat”.
Menurut Handayani dan Suharmiati (2002), sumber pembuat atau yang
memproduksi obat tradisional, dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Obat tradisional buatan sendiri
Obat tradisional jenis ini merupakan akar dari pengembangan obat tradisional
di Indonesia saat ini. Pada zaman dahulu, nenek moyang kita mempunyai
kemampuan untuk menyediakan ramuan obat tradisional yang lebih mengarah
kepada self care untuk menjaga kesehatan anggota keluarga serta penanganan penyakit ringan yang dialami oleh anggota keluarga. Sumber tanaman disediakan
oleh masyarakat sendiri, baik secara individu, keluarga, maupun kolektif dalam
suatu lingkungan masyarakat. Namun, tidak tertutup kemungkinan bahan baku
dibeli dari pasar tradisional yang banyak menjual bahan jamu yang pada
umumnya juga merupakan bahan untuk keperluan bumbu dapur masakan asli
Indonesia.
2. Obat tradisional berasal dari pembuat jamu / herbalist
Penjual jamu gendong, peracik tradisional, tabib lokal dan sinshe, termasuk
pembuat jamuherbalist.
3. Obat tradisional buatan industri
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.246/Menkes/Per/V/1990,
Industri obat tradisional digolongkan menjadi industri obat tradisional dan industri
kecil obat tradisional berdasarkan total aset yang mereka miliki, tidak termasuk
harga tanah dan bangunan. Dengan semakin maraknya obat tradisional,
tampaknya industri farmasi mulai tertarik untuk memproduksi obat tradisional.
Tetapi, pada umumnya yang berbentuk sediaan modern seperti bentuk tablet,
kapsul, pil, salep dan krim.
Sesuai dengan dengan regulasi pemerintah melalui Badan POM
menetapkan pengaturan jenis obat bahan alam (tanaman) yang diproduksi oleh
industri berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat
pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
a. Jamu atau obat tradisional Indonesia
Jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris dan memenuhi
persyaratan mutu yang berlaku. Jenis klaim penggunaan sesuai dengan jenis
pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya, yaitu tingkat pembuktian
b. Obat Herbal Terstandar (OHT)
Merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan bahan bakunya telah
distandarisasi. Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria, yaitu :
(1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan,
(2) klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra klinik,
(3) telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam
produk jadi, dan
(4) memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat
pembuktian umum dan medium.
c. Fitofarmaka
Merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan uji klinik, bahan baku dan
produk jadinya telah distandarisasi. Fitofarmaka harus memenuhi kriteria, yaitu:
(1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan,
(2) klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik,
(3) telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam
produk jadi, dan
(4) memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian, yaitu tingkat
pembuktian medium dan tinggi. Pengujian manfaat atau khasiat terapi pada
pedoman dan protokol standar yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan WHO,
khusus untuk obat baham alam.
Pengobatan tradisional adalah pengobatan atau perawatan, baik asli
ataupun yang berasal dari luar Indonesia, yang dilakukan dengan cara, obat, dan
pengobatan yang mengacu kepada pengalaman dan keterampilan turun temurun,
dan diharapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Anonim, 1995).
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
nomor: HK.00.05.4.1380 tentang pedoman cara pembuatan obat tradisional yang
baik, dinyatakan bahwa :
1. Setiap produsen obat tradisional dalam seluruh aspek dan rangkaian
kegiatan memproduksi obat tradisional, wajib berpedoman pada Cara Pembuatan
Obat Tradisional yang Baik.
2. Bagi Industri Obat Tradisional (IOT) diwajibkan telah menerapkan Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik dalam memproduksi Obat Tradisional
selambat-lambatnya 1 Januari 2010 dan Bagi Industri Kecil Obat tradisional
(IKOT) penerapan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kemampuan industri (Anonim, 1995).
B. Pemahaman
Menurut Bloom, pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap
bentuk yang lain dalam kata-kata, angka ataupun interpretasi berbentuk
penjelasan, ringkasan, prediksi, dan hubungan sebab akibat (Suparno, 2001).
Sebelum tahap pemahaman, ada tahap yang dinamakan tahap eksposur.
Pada tahap ini orang akan menerima informasi melalui panca indranya, salah satu
karakteristik yang menonjol dari tahap ini adalah selektivitas. Orang akan lebih
cenderung untuk memperhatikan rangsangan yang berkaitan dengan kebutuhan
terbaru dan harapan mereka, sehingga orang lebih cenderung memperhatikan
rangsangan yang menyimpang jauh dari biasanya (Mowen, 2002).
Tahap selanjutnya adalah tahap perhatian, pada tahap ini mereka
mengalokasikan kapasitas pemrosesan menjadi rangsangan. Apabila seseorang
memberikan perhatian pada rangsangan, maka orang tersebut sangat sadar dengan
penerimaan informasi. Seseorang pada awalnya akan mengevaluasi informasi
yang diperolehnya untuk menentukan apakah hal itu cukup penting untuk diproses
lebih jauh. Jika memang perlu, maka orang tersebut akan mengalokasikan sumber
daya kognitif tambahan ke rangsangan dan menggeser ke tahap perhatian dari
pemrosesan informasi (Mowen, 2002).
Akhirnya baru tahap pemahaman, pada tahap ini mereka menyusun dan
menginterpretasikan informasi untuk mendapatkan arti tentang informasi tersebut.
Proses interpretasi dimulai selama tahap perhatian dan berlanjut setelahnya, di
mana orang akan berusaha untuk memperoleh pemahaman tentang apa
rangsangan itu dan bagaimana mereka harus bereaksi menghadapinya (Mowen,
C. Teori Perilaku
Pada teori aksi yang dikenal sebagai teori bertindak, pertama kali
dikembangkan oleh Max Weber yang berpendapat bahwa individu melakukan
suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan
penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Teori ini
dikembangkan oleh Talcott dan Parsons, yang menyatakan bahwa aksi
merupakan respon mekanik terhadap suatu stimulus bukan perilaku, sedangkan
perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Menurut Parsons
yang utama bukanlah tindakan individu, melainkan norma-norma dan
nilai-nilai sosial yang menuntun dan mengatur perilaku (cit, Sarwono, 1997).
Kondisi objektif disatukan dengan komitmen kolektif terhadap suatu
nilai akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Parsons
melihat bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh tiga sistem,
yaitu sistem sosial, sistem budaya, dan sistem kepribadian diri masing-masing
individu. Keterkaitan individu dengan sistem sosialnya melalui status dan
perannya. Individu menduduki suatu tempat tertentu dalam setiap sistem sosial
dan bertindak sesuai dengan norma atau aturan yang dibuat oleh sistem aturan
Gambar 1. (a) Teori Aksi Weber dan (b) Parson (Sarwono, 1997)
Secara lebih operasional, perilaku dapat diartikan suatu respon organisme
atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subyek tersebut. Respon
ini berbentuk dua macam, yakni :
1. Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi didalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya
berpikir, tanggapan atau sikap batin, dan pengetahuan.
2. Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi sacara
langsung atau sudah tampak dalam bentuk tindakan yang nyata (Notoatmodjo,
1993).
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai
pada domain kognitif, dalam arti si subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus
baru pada subyek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam
bentuk sikap si subyek terhadap obyek yang diketahuinya itu. Akhirnya
rangsangan, yakni obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut,
akan manimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap
atau sehubungan dengan stimulus atau obyek tadi. Namun demikian di dalam
kenyataannya stimulus yang diterima oleh subyek dapat langsung manimbulkan
tindakan. Artinya, seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa terebih
dahulu mengetahui makna dari stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain,
tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap
(Notoatmodjo, 1993).
Gambar 2. Proses pembentukan sikap dan tingkah laku
Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama
kelompok keluarga. Dalam keterkaitannya dalam kelompok ini akan membuka
kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota kelompok-kelompok
lain. Oleh karena pada setiap kelompok senantiasa berlaku aturan-aturan dan
berlangsung di dalam suatu jaringan normatif. Demikian pula terhadap perilaku
individu tersebut terhadap masalah-masalah kesehatan (Notoatmodjo, 1993).
Kosa dan Robertson mengatakan bahwa perilaku kesehatan individu
cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan orang yang bersangkutan terhadap
kondisi kesehatan yang diinginkan, dan kurang berdasarkan pengetahuan biologi.
Memang kenyataannya demikian. Setiap individu memiliki cara yang berbeda di
dalam mengambil tindakan penyembuhan atau pencegahan, meskipun gangguan
kesehatannya sama. Pada umumnya tindakan yang diambil berdasarkan penilaian
individu atau mungkin dibantu oleh orang lain terhadap gangguan tersebut.
Penilaian semacam ini menunjukkan bahwa gangguan yang dirasakan oleh
individu manstimulasi dimulainya suatu proses sosial sikologis (Notoatmodjo,
1993).
D. Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisonal
Obat dikatakan berkhasiat apabila obat tersebut bisa memberikan efek
sesuai yang diharapkan oleh penggunanya. Efek yang dimaksud dalam hal ini adalah efek terapi dari suatu obat untuk tujuan pemeliharaan kesehatan atau
menyembuhkan suatu penyakit (Anonim, 2008).
Efek samping adalah setiap reaksi atau akibat dari pengobatan atau terapi
baik pengobatan modern maupun pengobatan tradisional yang efeknya tidak
Menurut Winata (2003) sangat keliru bila mengganggap obat tradisional
tidak memiliki efek samping, karena bagaimanapun tanaman obat sebagai bahan
baku obat tradisional mengandung zat kimia yang dapat menimbulkan reaksi saat
berinteraksi dengan tubuh.
Efek yang tidak dikehendaki dari bahan obat tradisional disebabkan oleh
senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam bahan obat maupun yang
disebabkan oleh proses penyiapan bahan obat dan pembuatan obat tradisional.
Akibat dari proses tersebut akan terjadi kontaminasi atau degradasi senyawa kimia
kandungan bahan obat. Hal ini menyebabkan terjadinya efek yang tidak
dikehendaki dari obat tradisional (Soediro, 2000).
Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat,
yang meliputi :
1. Kebenaran bahan
Kebenaran bahan menentukan tercapai atau tidaknya efek terapi yang
diinginkan, karena tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang
terkadang sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain (Anonim, 2003).
2. Ketepatan dosis
Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa
dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya
resep dokter. Buah mahkota dewa, misalnya, hanya boleh dikonsumsi dengan
perbandingan 1 buah dalam 3 gelas air, sedangkan daun mindi baru berkhasiat
menepis anggapan bahwa obat tradisional tak memiliki efek samping. Anggapan
bila obat tradisional aman dikonsumsi walaupun gejala sakit sudah hilang adalah
keliru. Hingga batas tertentu mungkin benar, tetapi bila sudah melampaui batas
justru dapat membahayakan.
3. Ketepatan waktu penggunaan
Kunyit diketahui bermanfaat untuk mengurangi nyeri haid dan sudah
turun-temurun dikonsumsi saat datang bulan, sedangkan bila diminum pada awal
masa kehamilan beresiko menyebabkan keguguran. Hal ini menunjukkan bahwa
ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya
efek yang diharapkan (Sastroamidjojo, 2001).
4. Ketepatan cara penggunaan
Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat di
dalamnya. Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan
yang berbeda dalam penggunaannya. Sebagai contoh adalah daun kecubung jika
dihisap seperti rokok bersifat bronkodilator dan dapat digunakan sebagai obat
asma, jika diseduh dan diminum dapat menyebabkan keracunan / mabuk
(Patterson dan Hagan, 2002).
5. Ketepatan telaah informasi
Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional berbalik menjadi bahan
jarak (Ricinus communis L) mengandung risin yang jika dimodifikasi dapat digunakan sebagai antikanker (Wang,et al., 1998).
6. Tanpa penyalahgunaan
Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah untuk didapatkan
karena tidak memerlukan resep dokter, hal ini mendorong terjadinya
penyalahgunaan manfaat dari tanaman obat maupun obat tradisional tersebut.
Contoh :
a. Jamu peluntur untuk terlambatbulan sering disalahgunakan untuk
pengguguran kandungan. Resiko yang terjadi adalah bayi lahir cacat, ibu
menjadi infertil, terjadi infeksi bahkan kematian.
b. Menghisap kecubung sebagai psikotropika.
c. Penambahan bahan kimia obat
7. Ketepatan pemilihan obat untuk indikasi tertentu
Dalam satu jenis tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang
berkhasiat dalam terapi. Rasio antara keberhasilan terapi dan efek samping yang
timbul harus menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis tanaman obat yang
E. Landasan Teori
Penggunaan obat tradisional oleh masyarakat Indonesia masih tinggi, hal
ini dibuktikan dari minat masyarakat di Desa Maguwoharjo sangat tinggi terhadap
penggunaan jamu instan dan pengetahuan masyarakat terhadap informasi dari
kemasan jamu terkait indikasi penggunaan, cara pemakaian, efek samping dan
lain-lain juga tergolong tinggi (Wisely, 2008).
Terbentuknya suatu perilaku seseorang diawali atau didasari oleh suatu
pengetahuan (domain kognitif) yang diperoleh karena adanya suatu stimulus yang
kemudian menimbulkan sikap di dalam batinnya dan mengarahkannya untuk
mengambil suatu tindakan atau aksi sehubungan dengan stimulus yang ia peroleh.
Suatu pengetahuan saja tidaklah cukup untuk mendasari suatu tindakan, karena
pengetahuan hanya berupa ingatan seseorang terhadap suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu, akan lebih baik jika suatu tindakan
didasari oleh suatu pemahaman tentang suatu stimulus, karena pemahaman
memiliki suatu makna yang lebih dalam, dimana jika seseorang memahami, maka
ia akan mampu untuk manjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara benar. Orang yang telah paham
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari
(Notoatmodjo, 2007).
Teori perilaku yang dipengaruhi suatu pemahaman diperkuat pula oleh
berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsiran atas suatu
objek stimulus atau situasi tertentu (cit, Sarwono, 1997). Pengalaman seseorang
terbatas pada apa yang telah di alami sebelumnya. Persepsi merupakan suatu sikap
mengenal dan memilih berbagai objek yang didasarkan pada suatu pengalaman
yang dihasilkan melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan
sebagaianya, sementara penafsiran hanya berupa perkiraan saja tanpa didasari
suatu pengetahuan ataupun pemahaman (Notoatmodjo, 2007). Untuk itu, suatu
tindakan yang tepat haruslah didasari alasan yang kuat dan benar terhadap suatu
objek yang dituju, sehingga peranan pemahaman sangatlah penting dalam
mengambil suatu tindakan yang benar-benar tepat terutama tindakan yang
menyangkut kesehatan.
F. Hipotesis
1. Ada hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan
pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di
Desa Maguwoharjo.
2. Ada hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat tradisional
dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen, responden, dan
besar responden serta lokasi penelitian yang sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Anastasia Noveni, yang berarti bahwa penelitian ini termasuk
dalam penelitian tim. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
oleh Anastasia Noveni terletak pada variabel penelitian, rancangan penelitian,
analisis data dan informasi yang ingin diperoleh.
Penelitian yang berjudul ”Kajian Hubungan Antara Pemahaman Tentang
Khasiat Dan Efek Samping Obat Tradisional Dengan Pemilihan Produk Obat
Tradisional Yang Dilakukan Oleh Sekelompok Wanita Di Desa Maguwoharjo”
ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan survei analitik. Pada
penelitian ini, peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan masyarakat itu terjadi, yaitu dengan melakukan analisis korelasi anatar
fenomena antara faktor pemahaman khasiat dan efek samping obat tradisional
dengan pemilihan produk obat tradisional (Praktiknya, 2001).
B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas :
a. Pemahaman khasiat obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa
Maguwoharjo.
b. Pemahaman efek samping obat tradisional oleh sekelompok wanita di
Desa Maguwoharjo.
2. Variabel tergantung : pemilihan produk obat tradisional oleh sekelompok
wanita di Desa Maguwoharjo.
Gambar 3. Skema hubungan variabel penelitian
C. Hipotesis 1. Hipotesis terkait khasiat
Hi : ada hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional
dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh
sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.
Ho : tidak ada hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat
tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang
2. Hipotesis terkait efek samping
Hi : ada hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat
tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang
dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.
Ho : tidak ada hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat
tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang
dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.
Uji hipotesis akan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika probabilitas atau signifikansi < 0,1, Ho ditolak dan Hi diterima.
2. Jika probabilitas atau signifikansi > 0,1, Ho diterima dan Hi ditolak
(Sarwono, 2006).
D. Definisi Operasional
1. Kajian : studi yang dilakukan untuk memperdalam atau mengetahui dengan
lebih jelas tentang pemahaman terhadap khasiat dan efek samping obat
tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional pada masyarakat..
2. Pemahaman : kemampuan responden untuk mengartikan, menangkap,
menjelaskan mengenai obat tradisional.
3. Khasiat : manfaat yang diharapkan dari obat tradisional sesuai dengan klaim
khasiat dari obat tradisional tersebut.
4. Efek samping : kejadian (efek) yang tidak sesuai dengan manfaat (khasiat)
5. Obat tradisional : obat dengan bahan berupa bahan tumbuhan segar ataupun
simplisia yang dibuat dengan cara diramu sehingga dihasilkan dalam berbagai
bentuk seperti cairan ataupun serbuk kering, dengan klaim khasiat tertentu.
6. Produk obat tradisional : obat tradisional (dapat berupa jamu, obat herbal
terstandar dan fitofarmaka) yang beredar di pasaran yang telah dikemas.
E. Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah wanita yang pernah menggunakan
obat tradisional yang bertempat tinggal di Desa Maguwoharjo, yang berusia 26
hingga 60 tahun. Populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti,
sehingga jumlah responden ditentukan dengan cara Judgmental sampling atau purposive sampling. Penentuan jumlah responden didasarkan pada pertimbangan
subjektif, bahwa responden tersebut dapat memberikan informasi yang memadai
untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan pemahaman khasiat dan efek
samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional (Sastroasmoro
dan Ismael, 2008). Jumlah responden pada penelitian survei analitik ini adalah
sebesar 54 orang responden.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner, yang
terdiri dari pernyataan yang berisi pemahaman sekelompok wanita Desa
Maguwoharjo tentang khasiat dan efek samping obat tradisional yang didasarkan
empat alternatif jawaban, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS)
dan sangat tidak setuju (STS).
G. Tata Cara Penelitian 1. Studi pustaka
Penelitian ini dimulai dengan studi pustaka, yaitu membaca literatur-literatur
atau website yang berhubungan dengan obat tradisional, perilaku kesehatan, sikap
manusia pembuatan kuesioner, metodologi penelitian, statistik dan perhitungan
data yang diperlukan.
2. Analisis situasi
a. Penentuan lokasi penelitian
Lokasi penelitian ditentukan dengan cara undian sehingga didapatkan 10
Dusun yang ada di Desa Maguwoharjo. Lokasi penelitian yang diperoleh adalah
sebagai berikut.
Tabel I. Lokasi penelitian di Desa Maguwoharjo
No Nama Dusun Jumlah responden
1 Denokan 5 orang
2 Krodan 5 orang
3 Jenengan 5 orang
4 Pugeran 6 orang
5 Karangnongko 6 orang
6 Nayan 6 orang
7 Setan 6 orang
8 Tajem 5 orang
9 Kalongan 5 orang
10 Nanggulan 5 orang
b. Perijinan
Sebelum dilakukan penelitian dilakukan perijinan. Perijinan dimulai dari
tingkat Kabupaten, hingga ke tingkat RT. Di samping melakukan perijinan,
peneliti juga mencari informasi mengenai data penduduk dan nama Dusun di
kantor Kelurahan Maguwoharjo.
3. Pembuatan kuesioner
Melalui beberapa tahapan, yaitu uji pemahaman bahasa, uji validitas dan uji
reliabilitas. Uji-uji tersebut dilakukan pada wanita yang pernah menggunakan obat
tradisional berumur 26-60 tahun bertempat tinggal di Desa Condong Catur.
a. Uji pemahaman bahasa
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan dalam
kuesioner dalam penelitian dapat dipahami atau tidak oleh responden. Hasil dari
uji digunakan untuk evaluasi kuesioner. Parameter keberhasilan uji ini dilihat dari
jawaban yang ditulis oleh responden. Jika seluruh pertanyaan dalam kuesioner
bisa dijawab oleh responden, maka kuesioner tersebut dapat dinyatakan lolos uji
pemahaman bahasa.
b. Uji validitas
Suatu instrumen mempunyai validitas tinggi jika instrumen dapat
mengungkap secara tepat sasaran yang dimaksud dalam pengukuran (Hadi, 1991).
Uji validitas perlu dilakukan untuk mengetahui kejelasan tujuan dan lingkup
informasi yang hendak diungkap, yaitu sejauh mana item-item pernyataan dapat
mencakup seluruh kawasan isi obyek yang hendak diukur. Pengujian validitas ini
Untuk mengetahui kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mampu
mengukur pemahaman tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan
pemilihan produk obat tradisional, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara
skor (nilai) tiap-tiap item pertanyaan dengan corrected item-total corelation atau
total skor kuesioner (Notoadmojo, 2008).
c. Uji reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo, 2005).
Reliabilitas dinyatakan dengan koefisisen reliabilitas yang angkanya
berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin mendekati angka 1,00 berarti
semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya koefisien yang semakin rendah
mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2004).
Hasil yang didapat dari analisis reliabilitas yang dinyatakan dengan nilai
koefisien alpha cronbach’s adalah sebesar 0,997. Hal ini menunjukkan bahwa
kuesioner memiliki nilai reliabilitas yang tinggi.
4. Penyebaran kuesioner
Kuesioner ditujukan kepada responden wanita yang berumur 26 – 60 tahun
yang pernah menggunakan obat tradisional yang bertempat tinggal di Desa
Maguwoharjo. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 54 lembar.
dikembalikan. Peneliti akan mendampingi responden dalam mengisi kuesioner.
Peneliti mendampingi responden pada saat pengisian kuesioner untuk
menghindari kesalahan pada saat pengisian dan memeriksa kelengkapan
karakteristik responden.
5. Analisis data
Analisis hasil akan ditertangkan melalui deskriptif evaluatif dan uji statistik
dengan korelasi untuk melihat hubungan antara pemahaman tentang efek samping
dan khasiat obat tradisional dengan perilaku pengobatan tradisional oleh
masyarakat. Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan program statistik, yang
kemudian kekuatan hubungannya dikategorikan sebagai berikut.
Tabel II. Tabel kekuatan korelasi
Rentang nilai Kekuatan korelasi
0 – 0,52 korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,5 korelasi cukup
>0,5 – 0,75 korelasi kuat
>0,75 – 1 korelasi sangat kuat
(Sarwono, 2006)
H. Keterbatasan penelitian
1. Adanya lokasi penelitian yang tersebar membuat kesulitan dalam memberi
batas dari satu dusun dengan dusun lain.
2. Ada beberapa responden yang menolak diajak membantu untuk mengisi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi beberapa aspek, antara lain: usia,
pendidikan, dan pekerjaan. Dari jawaban 54 orang responden yang terkumpul
dengan menggunakan kuesioner, maka dapat diperoleh gambaran sebagai berikut.
1. Usia
Gambar 4. Karakteristik usia responden
Seseorang yang berusia di atas 60 tahun mempunyai frekuensi untuk
melakukan swamedikasi yang semakin menurun (Holt dan Hall, 1990). Oleh
karena itu, usia responden dalam penelitian ini dibatasi dari umur 26 hingga umur
60 tahun. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden berusia
antara 26 sampai 35 tahun, yaitu sebesar 44,4%.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 26
sampai 35 tahun banyak yang menggunakan obat tradisional. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh kebiasan yang telah dilakukan sebelumnya oleh generasi
sebelumnya yang kemudian diikuti oleh generasi berikutnya, sehingga
pemahaman terhadap khasiat dan efek samping tidak terlalu berpengaruh. Kondisi
seperti ini sejalan dengan pernyataan Kodim (2000) yang menyatakan bahwa :
”Ramuan tradisional dikisahkan turun-temurun dari generasi ke generasi.
Informasi mengenai ramuan ini biasanya didapatkan dari keluarga maupun
saudara yang masih ada”. Menurut Lunardi (cit, Notoatmodjo, 1993), dengan
bertambahnya usia, maka kemampuan panca indera dari manusia akan mengalami
penurunan sehingga kemampuan untuk menangkap pengetahuan juga akan
menurun. Karena rendahnya pengetahuan yang didapat, maka pemahaman juga
akan menjadi rendah.
2. Pendidikan
Pendidikan seseorang dapat dipengaruhi tingkah laku, kepribadian dalam
masyarakat maupun bekerja dalam kehidupan sehari-hari. Semakin tinggi jenjang
pendidikan seseorang tempuh maka kemungkinan akan semakin baik pula pola
berpikirnya (Hadikusumo, 1996). Seperti yang dinyatakan oleh Holt dan Hall
(1990), tingkat pendidikan seseorang dalam hubungannya dengan sikap terhadap
kesehatan, termasuk dalam hal pengobatan sendiri merupakan salah satu faktor
yang menentukan karena pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas seseorang
terhadap berbagai informasi kesehatan yang ada di masyarakat.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar pengguna obat
tradisional adalah lulusan SMA/SMK, yaitu sebesar 51,9% responden. Hal ini
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dharmasari (2003) dalam
penelitiannya menemukan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pengobatan
sendiri yang aman, tepat, dan rasional. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, semakin rasional dan berhati-hati dalam memilih obat untuk
pengobatan sendiri.
3. Pekerjaan
Pekerjaan dapat mempengaruhi hubungan sosial di masyarakat. Lingkungan
pekerjaan juga dapat memberi informasi yang mampu mengubah sikap seseorang.
Hal ini dapat menentukan perilaku masing-masing individu, termasuk perilaku
dalam memilih alternatif pemeliharaan kesehatan. Menurut Sarwono (2007),
pekerjaan dapat mempengaruhi pada tingkat sosial seseorang dan interaksi
terhadap sesuatu. Selain itu, pekerjaan juga dapat berpengaruh pada perilaku
kesehatan seseorang karena adanya kebutuhan sebagai upaya pemenuhan tuntutan
kelompok sosialnya.
Gambar 6. Karakteristik pekerjaan responden
Dari hasil penelitian diketahui bahwa jenis pekerjaan yang paling banyak
adalah ibu rumah tangga sebesar 33,3% responden pengguna obat tradisional
adalah ibu rumah tangga. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Supardi (2002) tentang pengetahuan, sikap dan perilaku ibu rumah tangga
terhadap obat tradisional dan faktor-faktor yang mempengaruhinya menyebutkan
bahwa dari karakteristik ibu rumah tangga yang berupa umur, jumlah anak,
pedidikan dan pekerjaan, hanya pendidikan dan pekerjaan ibu rumah tangga saja
B. Pemahaman Khasiat dan Efek Samping
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Noveni (2010) diketahui bahwa
tingkat pemahaman masyarakat terhadap khasiat obat tradisional tinggi. Hal
tersebut terlihat dari 66,7% responden menjawab tidak setuju bahwa obat
tradisional lebih berkhasiat menyembuhkan penyakit dibandingkan dengan obat
modern (obat jadi). Selain jawaban tersebut, 88,9% responden juga setuju bahwa
mereka mengetahui dengan pasti khasiat obat tradisional yang mereka gunakan.
Pemahaman tentang efek samping obat tradisional rendah. Hal ini terlihat
dari 72,2% responden setuju dengan pernyataan bahwa obat tradisional tidak
memiliki efek samping. Hal ini didukung oleh 90,7% responden menjawab tidak
setuju bahwa mereka pernah merasakan kondisi tubuh menjadi semakin buruk
setelah menggunakan obat tradisional. Rendahnya pemahaman efek samping ini
juga didukung oleh fakta yang ada tentang obat tradisional yang nyatanya juga
dapat berbahaya bagi kesehatan bila kurang tepat penggunaannya (baik cara,
takaran, waktu maupun pemilihan bahan ramuan) atau memang sengaja
disalahgunakan. Oleh karena itu diperlukan informasi yang lengkap tentang obat
tradisional, untuk menghindari hal-hal yang merugikan bagi kesehatan.
C. Hubungan Antara Pemahaman Tentang Khasiat dan Efek Samping dengan Pemilihan Produk Obat Tradisional
Berdasarkan hasil penelitian tentang pemahaman sekelompok wanita di
bahwa pemahaman tentang khasiat tinggi dan pemahaman tentang efek samping
rendah. Diketahui juga bahwa pengalaman terbanyak masyarakat Maguwoharjo
adalah menggunakan jamu instan masuk angin yang termasuk dalam produk obat
tradisional. Berdasarkan fakta tersebut, maka dicari hubungan antara pemahaman
tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat
tradisional.
1. Hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional.
Tabel III. Hasil Korelasi pemahaman khasiat dengan pemilihan produk obat tradisional.
Correlations
Khasiat pemilihan Correlation Coefficient 1,000 ,355(**) Sig. (2-tailed) . ,008 Khasiat
N 54 54
Correlation Coefficient ,355(**) 1,000 Sig. (2-tailed) ,008 . Spearman's rho
Pemilihan
N 54 54
** Correlation is significant at the 0.1 level (2-tailed).
Berdasarkan tebel hasil korelasi pemahaman khasiat dengan pemilihan
produk (Tabel III), terlihat bahwa koefisien korelasi antara pemahaman khasiat
dengan pemilihan produk obat tradisional adalah sebesar 0,355. Jadi, hipotesis
kerja (Hi) dapat diterima, yaitu ada hubungan antara variabel pemahaman khasiat
dengan variabel pemilihan yang cukup kuat (0,355 > 0,25 – 0,5). Koefisien
korelasi yang positif juga menunjukkan adanya hubungan antar kedua variabel
yang bersifat searah, artinya jika variabel pemahaman khasiat besar maka variabel
pemilihan juga akan semakin besar pula, begitupula sebaliknya. Angka
probabilitas (Sig.(2-tailed)) menunjukaan angka 0,008 < 0,1 yang menyatakan
lebih lanjut besarnya sumbangan atau peran variabel pemahaman khasiat dengan
pemilihan produk obat tradisional dengan menggunakan rumus koefisien
determinasi, dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : KD = koefisien determinasi dan
r = koefisien korelasi
Dari rumus korelasi diatas, maka besarnya KD adalah 0,3552×100% = 12,6%. Kesimpulannya ialah besarnya sumbangan atau peran variabel pemahaman
khasiat terhadap pemilihan produk adalah 19,80%.
2. Hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional.
Tabel IV. Hasil Korelasi pemahaman efek samping dengan pemilihan produk obat tradisional.
Correlations
efekSamping pemilihan Correlation Coefficient 1,000 ,087 Sig. (2-tailed) . ,533 efekSamping
N 54 54
Correlation Coefficient ,087 1,000 Sig. (2-tailed) ,533 . Spearman's rho
Pemilihan
N 54 54
Dari tabel korelasi diatas, terlihat bahwa koefisien korelasi antara pemahaman
efek samping dengan pemilihan produk obat tradisional adalah sebesar 0,087. Hal
ini menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel sangat lemah atau
dianggap tidak ada (0,087 < 0,25). Jadi, hipotesis kerja (Hi) tidak dapat diterima.
samping dengan pemilihan produk yang dilakukan oleh sekelompok wanita di
Desa Maguwoharjo.
Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa terdapat hubungan antara
pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat
tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo. Hal ini
didukung oleh teori aksi Max Weber yang menyatakan bahwa individu melakukan
suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan
penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu (cit, Sarwono, 2007). Hal
ini berkebalikan dengan pemahaman terhadap efek samping yang tidak memiliki
hubungan dengan pemilihan produk obat tradisional. Situasi ini dapat disebabkan
karena tindakan yang dilakukan seseorang tidak hanya dipengaruhi leh
pemahaman saja, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman, persepsi dan
penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu sesuai dengan teori yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
sebagai berikut :
1. Karakteristik responden pengguna oabat tradisional adalah wanita usia 26
hingga 30 tahun, yaitu sebanyak 44,4%, dengan tingkat pendidikan SMA atau
yang sederajat, sebanyak 51,9% dan pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga
sebanyak 33,3%.
2. Ada hubungan antara pemahaman khasiat obat tradisional dengan
pemilihan produk obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa
Maguwoharjo yang bernilai positif, dengan korelasi yang cukup kuat,
signifikan dan searah. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis koefisien korelasi
(r) yaitu 0,355 > 0,25 – 0,5 (korelasi cukup kuat) dan nilai probabilitas atau
nlai Sig. (2-tailed) yaitu 0,008 < 0,1 (signifikan dan searah). Hal ini berarti,
jika variabel pemahaman tentang khasiat obat tradisional tinggi, maka variabel
pemilihan produk obat tradisional juga akan semakin besar pula.
3. Tidak ada hubungan antara variabel pemahaman tentang efek samping
dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok
wanita di Desa Maguwoharjo.
B. Saran
1. Diharapkan kedepannya untuk dapat dilakukan penelitian yang lebih luas,
tidak hanya pada responden wanita saja tetapi juga pada pria, karena mungkin
akan dapat ditemukan perbedaan diantara keduanya sehingga dapat lebih
memperkaya ilmu pengetahuan khususnya mengenai penggunaan obat
tradisional.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara
karakteristik reponden dengan pemahaman khasiat dan efek samping obat
tradisional.
3. Meningkatkan peran tenaga kesehatan khususnya apoteker ataupun
farmasis untuk dapat memberikan informasi yang jelas mengenai khasiat dan
efek samping yang mungkin dapat ditimbulkan karena penggunaan obat
tradisional sehingga diharapkan masyarakat lebih cermat untuk memilih dan
menggunakan suatu produk obat tradisional atau tumbuhan obat dalam upaya
kesehatan.
4. Melakukan sosilalisasi kepada masyarakat guna meningkatkan kesadaran
dan minat masyarakat untuk mengenali obat tradisional yang akan digunakan
dengan membaca informasi pada kemasan sehingga obat tradisional yang
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1992, Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Jakarta
Anonim, 1994, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
661/IMENKES/SK/VII/1994 tentang Persyaratan Obat Tradisional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 1995 a, Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta
Anonim, 1995 b, Sentra Pengembangan dan Penerapan Obat Tradisional, Departemen Kesehatan RI, Dirjen POM, Jakarta
Anonim, 2003, Traditional medicine, http://www.who.int/mediacentre/
factsheets/fs134/en/, diakses Januari 2010.
Anonim, 2004 a, Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia No. HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokkan Dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 2004 b, The Role of Pharmacist in The Health Care System, http://www.who.int, diakses tanggal 28 Oktober 2009
Anonim, 2008, Obat herbal, http://www.medicastore.com, diakses tanggal 16 November 2009
Anonim, 2009a, Kamus Saku Mosby ; Kedokteran, Keperawatan dan Kesehatan, EGC, Jakarta
Anonim, 2009b, Undang-Undang Kesehatan 2009, http://www.depkes.go.id, diakses tanggal 28 April 2010
Azwar, S., 2003,Reliabilitas dan Validitas, 1-71, Pustaka belajar, Yogyakarta. Azwar, S., 2004, Penyusunan Skala Psikologi, 83-104, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Bolcskei H, Szantay C Jr, Mak M, Balazs M, Szantay C, 1998, New antitumor
derivatives of vinblastine,Acta Pharm Hung., 68(2): 87-93.
Dharmasari, S., 2003, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Pengobatan Sendiri yang Aman, Tepat dan Rasional pada Masyarakat
Kota Bandar Lampung Tahun 2003, Tesis, (Online), http://www.digilib.ui.ac.id, diakses 28 April 2010
Gitawati, R., dan Handayani, R.S., 2008, Profil Konsumen Obat Tradisional
Terhadap Ketanggapan Akan Adanya Efek Samping Obat Tradisional,
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 283-288
Handayani, L., dan Suharmiati, 2002, Meracik Obat Tradisional Secara Rasional,
Medika, Vol. XXVIII, 648-651
Hadi, S., 1991, Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai dengan Basica, 1-21, Andi Offset, Yogyakarta
Hadikusumo, K., 1996, Pengantar Pendidikan, 1-15, Semarang: IKIP Semarang Press
Holt, G. A., dan Hall, L., 1990, The Self-Care Movement, Handbook of Nonprescription Drugs, 9 th edition, AphA, Washington D.C
Kodim, N., 2000, Kontaminasi Mikroorganisme Pada Jamu Gendong, Medika, Tahun XXVI, 416
Mowen, J., dan Minor, M., 2002,Perilaku Konsumen, Erlangga, Jakarta
Notoatmodjo, S., 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, 34, 58, 63, 64, 93, 98, Andi Offset, Yogyakarta
Notoatmodjo, S., 2002,Metodologi Penelitian Kesehatan, 79-92, P.T. Rineka Cipta, Jakarta
Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, P.T. Rineka Cipta, Jakarta
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rhineka Cipta, Jakarta
Patterson S, O’Hagan D., 2002, Biosynthetic studies on the tropane alkaloid
hyoscyamine in Datura stramonium; hyoscyamine isstable to in vivo
oxidation and is not derived from littorine via avicinal interchange
Pratiknya, A. W., 2001, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan,Cetakan 5, 10-18, PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta
Sarwono, J., 2006,Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14, Andi Offset, Yogyakarta Sarwono, S., 1997,Sosiologi Kesehatan; Beberapa Konsep Serta Aplikasinya,
54-78, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Sarwono, S., 2007, Sosiologi Kesehatan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Sastroasmoro dan Ismael, 2008, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, 89, Sagung Seto, Jakarta
Smet, B., 1994,Psikologi Kesehatan, Gramedia Widiasaranai Indonesia, Jakarta Soedibyo, B. R. A. Mooryati, 1998, Alam Sumber Kesehatan dan Kegunaannya,
Balai Pustaka, Jakarta
Soediro, I., 2000, Tinjauan Aspek Keamanan Obat Tradisional, Warta Tumbuhan Indonesia No. 1, Vol. 6, Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia, Jakarta
Sastroamidjojo S, 2001,Obat Asli Indonesia, Dian Rakyat, Jakarta, 170.
Suarni, 2005, Tanaman Obat tak Selamanya Aman, http://pikiranrakyat.com, 11
Januari 2010.
Sudjana, 1996,Metoda Statistika, ed. 6, Tarsito, Bandung
Sukandar, E.Y., Tren dan Paradigma Dunia Farmasi, Industri-Klinik-Teknologi
Kesehatan, disampaikan dalam Orasi Ilmiah Dies Natalis ITB,
http://itb.ac.id/focus/ focus_file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf, diakses Maret
2010.
Sukardiman, M.S., 2000, Pengembangan Obat Tradisional, LPPM Universitas Airlangga, Surabaya, diakses tanggal 28 Oktober 2009
Supardi, S., Sampurno, O. D., Notosiswoyo, M., 2002, Pengobatan sendiri yang
sesuai dengan aturan pada ibu-ibu di Jawa Barat,Bul. Penel. Kes., Vol. 30, 11-21
Suparno, A.S., 2001, Membangun Kompetensi Belajar, Departeman Pendidikan Nasional, Jakarta
Wang WX, Dong JY, Zhou SY, Li WL, Zhao Y., 1998, Modification of ricin and
its hepatotoxicity and activity against hepatocellular cancer in mice, World J Gastroenterol., 4(4): 307-310.
Widanenci, M. I., 2007, Persepsi Konsumen tentang Iklan Jamu Pelangsing di
Televisi dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Pemilihan Jamu Pelangsing
di Kalangan Pengunjung Tetap 5 Pusat Kebugaran di Kota Yogyakarta
Periode Maret-Juni 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Winata, S. D., 2003, Cara Bijak Menggunakan Obat Herbal, Meditek, Vol. XI, Tahun 2002, 50-55
Wisely, 2008, Studi Tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasar Kemasan
dan Motivasi Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan Pada
Lampiran 1. Peta Desa Maguwoharjo
Lampiran 2. Hasil uji reliabilitas kuesioner
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 22 100.0 Excluded(
a) 0 .0
Cases
Total 22 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items .977 28
Scale Statistics
Lampiran 3. Hasil uji validitas kuesioner Q1 80.2273 217.708 .136 .879 Q2 80.5000 193.000 .852 .860 Q3 80.1591 220.128 .074 .880 Q4 80.1591 219.628 .091 .879 Q5 80.3864 227.284 -.150 .886 Q6 80.3636 193.552 .873 .860 Q7 80.5000 193.000 .852 .860 Q8 81.0455 199.688 .680 .865 Q9 80.3636 195.838 .798 .862 Q10 80.0909 212.539 .333 .874 Q11 80.2955 196.563 .837 .862 Q12 80.0909 222.253 .002 .881 Q13 80.3636 230.695 -.234 .889 Q14 80.2955 208.778 .385 .873 Q15 80.4318 220.674 .039 .881 Q16 80.3636 210.695 .332 .874 Q17 80.4318 203.388 .627 .867 Q18 80.1591 202.557 .690 .866 Q19 80.3636 193.552 .873 .860 Q20 80.4318 201.459 .694 .865 Q21 80.1591 212.628 .294 .875 Q22 80.1591 205.343 .672 .867 Q23 80.7045 201.492 .714 .865 Q24 80.1591 216.057 .186 .878 Q25 80.3636 228.481 -.184 .887 Q26 80.9773 200.654 .672 .866 Q27 80.4318 194.959 .842 .861 Q28 80.2273 218.994 .096 .880
Scale Statistics
Validasi 2 : Q1 79.6364 373.481 .733 .960 Q2 79.3636 378.838 .589 .961 Q3 79.7727 398.494 .003 .965 Q4 80.5227 366.726 .708 .960 Q5 79.9091 366.896 .782 .959 Q6 79.8409 358.485 .897 .958 Q7 79.9773 358.154 .866 .958 Q8 80.5227 366.726 .708 .960 Q9 80.6591 376.485 .625 .960 Q10 79.8409 358.485 .897 .958 Q11 79.6364 368.552 .777 .959 Q12 79.5682 393.745 .142 .964 Q13 79.3636 372.623 .779 .959 Q14 80.1818 368.299 .768 .959 Q15 79.6364 368.552 .777 .959 Q16 79.2955 389.420 .281 .963 Q17 79.9091 366.896 .782 .959 Q18 79.6364 368.552 .777 .959 Q19 79.3636 372.623 .779 .959 Q20 79.9091 368.610 .738 .959 Q21 80.3864 396.141 .064 .964 Q22 79.6364 373.481 .733 .960 Q23 80.1818 368.299 .768 .959 Q24 79.3636 378.838 .589 .961 Q25 79.8409 358.485 .897 .958 Q26 79.8409 372.843 .689 .960 Q27 79.7727 362.922 .854 .958 Q28 80.5227 366.726 .708 .960
Scale Statistics
Validasi 3 : Q1 78.7500 494.946 .778 .976 Q2 78.4773 503.226 .744 .977 Q3 78.8182 497.513 .734 .977 Q4 79.4318 498.317 .682 .977 Q5 78.9545 501.331 .683 .977 Q6 78.8182 484.870 .924 .975 Q7 78.9545 485.260 .877 .976 Q8 79.5000 496.071 .704 .977 Q9 79.6364 507.623 .614 .977 Q10 78.8864 487.427 .887 .976 Q11 78.6818 490.442 .865 .976 Q12 78.8182 496.442 .757 .976 Q13 78.4091 505.753 .686 .977 Q14 79.2273 500.065 .749 .976 Q15 78.5455 496.617 .805 .976 Q16 79.0227 500.440 .727 .977 Q17 78.8864 497.284 .754 .976 Q18 78.6136 497.713 .782 .976 Q19 78.4091 505.539 .691 .977 Q20 78.8864 497.498 .750 .976 Q21 78.4773 503.226 .744 .977 Q22 78.6136 503.284 .742 .977 Q23 79.1591 497.557 .770 .976 Q24 78.7500 504.161 .648 .977 Q25 78.7500 483.804 .934 .975 Q26 78.8182 491.942 .855 .976 Q27 78.7500 489.161 .902 .976 Q28 79.4318 493.388 .721 .977
Scale Statistics
Lampiran 4. Tabel skor tiap butir pernyataan pada kuesioner Nilai pertanyaan
No
pertanyaan SS S TS STS
*pemahaman khasiat **pemahaman efek samping No. Pertanyaan tentang Pemahaman
*pemahaman khasiat **pemahaman efek samping No. Pertanyaan tentang Pemahaman
No. Pertanyaan tentang Pemahaman Responden
1* 2* 3* 4* 5* 6* 7* 8* 9* 10** 11** 12** 13** 14** 15** 16** 41 3,0 4,0 1,0 1,0 4,0 3,0 4,0 4,0 1,0 2,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 1,0 42 3,0 3,0 2,0 2,0 4,0 3,0 3,0 4,0 2,0 2,0 3,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1,0 43 1,0 1,0 4,0 3,0 4,0 2,0 2,0 1,0 2,0 1,0 3,0 4,0 4,0 4,0 1,0 1,0 44 2,0 3,0 4,0 2,0 3,0 4,0 4,0 4,0 2,0 2,0 4,0 2,0 3,0 3,0 4,0 1,0 45 4,0 1,0 4,0 4,0 3,0 4,0 4,0 1,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1,0 1,0 46 4,0 1,0 4,0 4,0 3,0 4,0 4,0 1,0 4,0 4,0 4,0 3,0 3,0 3,0 3,0 1,0 47 4,0 1,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 2,0 4,0 4,0 3,0 4,0 3,0 3,0 3,0 2,0 48 4,0 2,0 3,0 1,0 4,0 3,0 4,0 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 3,0 3,0 2,0 1,0 49 3,0 1,0 3,0 1,0 4,0 3,0 3,0 1,0 3,0 3,0 3,0 4,0 4,0 4,0 1,0 1,0 50 4,0 1,0 4,0 2,0 4,0 4,0 3,0 1,0 3,0 4,0 4,0 3,0 3,0 3,0 2,0 2,0 51 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 2,0 1,0 4,0 3,0 4,0 4,0 4,0 4,0 2,0 52 4,0 4,0 2,0 2,0 3,0 3,0 4,0 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1,0 1,0 53 3,0 1,0 3,0 1,0 4,0 3,0 3,0 1,0 3,0 3,0 3,0 4,0 4,0 4,0 1,0 1,0 54 4,0 4,0 2,0 2,0 3,0 4,0 4,0 2,0 2,0 4,0 3,0 4,0 3,0 2,0 3,0 4,0
No. Pernyataan tentang Pemilihan Produk Responden
No. Pernyataan tentang Pemilihan Produk Responden
No. Pernyataan tentang Pemilihan Produk Responden