• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian hubungan antara pemahaman tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di desa Maguwoharjo - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kajian hubungan antara pemahaman tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di desa Maguwoharjo - USD Repository"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh : Fransisca Desiana NIM : 068114017

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh : Fransisca Desiana NIM : 068114017

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

Allah

dalam

doa

dan

permohonan

dengan ucapan syukur”

Filipi 4:6

Pengetahuan tanpa agama adalah lumpuh.

Agama tanpa pengetahuan adalah buta.

Albert Eistein

(6)

vi

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Fransisca Desiana

Nomor Mahasiswa : 068114017

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

” Kajian Hubungan Antara Pemahaman Tentang Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional Dengan Pemilihan Produk Obat Tradisional Yang Dilakukan Oleh Sekelompok Wanita Di Desa Maguwoharjo” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 8 Juni 2010

Yang menyatakan

(7)

vii

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Kajian Hubungan Antara Pemahaman Tentang Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional dengan Pemilihan Produk Obat Tradisional yang Dilakukan Oleh Sekelompok Wanita di Desa Maguwoharjo”. Penulis menyadari, bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang mudah, hanya

dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta sekaligus dosen penguji skripsi yang telah memberikan

saran dan kritik yang bermanfaat sehingga penyusunan skripsi menjadi lebih

baik.

2. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi ini. Terima

kasih atas bimbingan, arahan, kritik, saran dan kesabaran yang diberikan

kepada penulis dari proses penyusunan skripsi hingga selesainya skripsi ini.

3. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku dosen penguji skripsi yang telah

memberikan saran dan kritik yang bermanfaat bagi skripsi ini.

4. Christine Patramurti, M.si., Apt. selaku dosen pembimbing akademis yang tak

(8)

viii

terima kasih atas semangat, bantuan dan hari-hari yang tak terlupakan.

7. Teman-teman kuliah di Fakultas Farmasi Sanata Dharma, Dion Arga, Pius

Perwita, Dian Verina Indriani, Yeni Christina, Heny Sulistyaningsih, Grace

Litad.

8. Teman-teman kos Elisabet Nita Maharani, Liztya Asoka, Anggoro Ningsih

Rahayu, Fenty, Frida Mayasari, Kaesariana.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 8 Juni 2010

(9)

ix

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 Juni 2010

Penulis

(10)

x

terhadap penggunaan jamu dan pengetahuan masyarakat yang tergolong tinggi terhadap informasi dari kemasan jamu terkait khasiat, efek samping dan lain-lain. Untuk itu, perlu diteliti apakah ada kaitannya antara pemahaman masyarakat tentang khasiat dan efek samping dari obat tradisional dengan pemilihan obat tradisional.

Penelitian ini termasuk penelitian non-eksperimental dengan rancangan survei analitik. Penelitian analitik ini termasuk dalam studi korelasi (correlation study) dan akan dilakukan penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek untuk melihat bagaimana hubungannya.

Dari data hasil penelitian diketahui bahwa Ada hubungan antara pemahaman khasiat dengan pemilihan produk obat tradisional dan tidak ada hubungan antara pemahaman efek samping dengan pemilihan produk obat tradisional. Hubungan antara pemahaman khasiat dengan pemilihan produk bernilai yang bernilai positif, dengan korelasi yang cukup kuat, signifikan dan searah. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis koefisien korelasi (r) sebesar 0,355 > 0,25 – 0,5 dan nilai probabilitas atau nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,008 < 0,1.

(11)

xi

traditional medicine and the knowledge toward the information of the package of Jamu related to benefit and side-effect of traditional medicine, et cetera. This research investigated the correlation between women in Maguwoharjo understanding toward benefit and side-effect of traditional medicine and choice of traditional medicine product.

This research is non-experimental research by anlytic survey which belongs to correlation study. The correlation between two variables on certain situation and samples was analyzed.

The result showed there was a correlation between the understanding about the benefit of traditional medicine with the choice of positive traditional product with the relatively strong correlation, significant and directional and no correlation between the understanding about side-effect. The correlation can be seen from the analysis of coefficient correlation (r) values 0,355 > 0,25 – 0,5 and the probability value or Sig. value (2-tailed) values 0,008 < 0,1.

(12)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

PRAKATA ... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix

INTISARI ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Perumusan Masalah... 3

2. Keaslian penelitian ... 4

3. Manfaat penelitian ... 5

B. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan umum ... 5

(13)

xiii

C. Teori Perilaku ... 12

D. Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional ... 15

E. Landasan Teori ... 19

F. Hipotesis ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 21

B. Variabel Penelitian ... 21

C. Hipotesis ... 22

D. Definisi Operasional ... 23

E. Responden Penelitian ... 24

F. Instrumen Penelitian ... 24

G. Tata Cara Penelitian ... 25

1. Studi pustaka ... 25

2. Analisis situasi ... 25

a. Penentuan lokasi penelitian ... 25

b. Perijinan ... 26

3. Pembuatan kuesioner ... 26

a. Uji pemahaman bahasa ... 26

b. Uji validitas ... 26

(14)

xiv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Karakteristik Responden ... 29

1. Usia ... 29

2. Pendidikan ... 30

3. Pekerjaan ... 31

B. Pemahaman Khasiat dan Efek Samping ... 33

C. Hubungan antara pemahaman tentang khasiat dan efek samping dengan pemilihan produk obat tradisional ... 33

1. Hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional ... 34

2. Hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional ... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 37

A. Kesimpulan... 37

B. Saran... 38

DAFTAR PUSTAKA... 39

LAMPIRAN... 43

(15)

xv

Tabel II. Kekuatan korelasi ... 28

Tabel III. Hasil korelasi pemahaman khasiat dengan pemilihan produk

obat tradisional ... 34

Tabel IV. Hasil korelasi pemahaman efek samping dengan pemilihan

(16)

xvi

Gambar 2 Proses pembentukan sikap dan tingkah laku ... 14

Gambar 3. Skema hubungan variabel penelitian ... 22

Gambar 4. Karakteristik usia responden ... 29

Gambar 5. Karakteristik pendidikan responden ... 30

(17)

xvii

Lampiran 2. Hasil uji reliabilitas kuesioner ... 44

Lampiran 3. Hasil uji validitas kuesioner ... 45

Lampiran 4. Tabel skor tiap butir pernyataan pada kuesioner ... 48

Lampiran 5. Nilai tiap butir pernyataan kuesioner tentang pemahaman khasiat dan efek samping obat tradisional pada tiap responden ... 49

Lampiran 6. Nilai tiap butir penyataan kuesioner tentang pemilihan produk obat tradisional pada tiap responden ... 52

Lampiran 7. Kuesioner penelitian ... 55

Lampiran 8. Karakteristik responden penelitian di Desa Maguwoharjo ... 58

Lampiran 9. Surat ijin BAPPEDA Kabupaten Sleman ... 61

Lampiran 10. Surat ijin Pemerintah Desa Maguwoharjo ... 62

Lampiran 11. Tabel nilai r ... 63

Lampiran 12. Pemahaman khasiat obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo ... 64

(18)

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Seseorang yang menderita sakit berarti kebutuhan fisiologisnya terganggu.

Untuk mengembalikan keadaan tersebut menjadi lebih baik, umumnya pada orang

yang menderita sakit timbul keinginan untuk sembuh. Keinginan ini terwujud

dalam berbagai bentuk dan usaha antara lain dengan berobat ke dokter ataupun

melakukan pengobatan sendiri (Sarwono, 1997). Selain melakukan pengobatan

medis dengan berobat kedokter dan melakukan pengobatan sendiri, sumber

pengobatan lain yang dilakukan adalah dengan pengobatan tradisional.

Sebagian besar masyarakat memilih pengobatan sendiri untuk

menanggulangi keluhannya. Pengobatan sendiri dapat diartikan sebagai pemilihan

dan penggunaan obat (termasuk produk herbal dan tradisional) oleh individu

untuk mengobati penyakit dan gejala yang dikenali (Anonim, 2004). Pengobatan

sendiri menggunakan menggunakan obat tradisional dikenal dengan pengobatan

tradisional.

Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan bab I pasal 1

ayat (9) disebutkan bahwa : ”Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan

yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian

(galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah

digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang

(19)

berlaku di masyarakat”. Obat tradisional berdasarkan registrasinya dibedakan

antara obat tradisional buatan pabrik, obat tradisional jamu gendong, dan obat

tradisional buatan sendiri.

Contoh produk obat tradisional yang beredar di Indonesia adalah dalam

bentuk rajangan, serbuk, pil, dodol atau jenang, pastiles, kapsul, tablet, cairan obat

dalam, sari jamu, parem, pilis dan tapel, koyok, cairan obat luar dan salep/krim

(Anonim, 1994). Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan

tingkat pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi 3

jenis obat tradisional yaitu jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka (Anonim,

2004).

Penggunaan obat tradisional oleh masyarakat Indonesia masih tinggi, hal

ini dibuktikan dari minat masyarakat di Desa Maguwoharjo sangat tinggi terhadap

penggunaan jamu instan dan pengetahuan masyarakat terhadap informasi dari

kemasan jamu terkait indikasi penggunaan, cara pemakaian, efek samping dan

lain-lain juga tergolong tinggi (Wisely, 2008).

Menurut Winata (2003) bagaimanapun juga tanaman obat sebagai bahan

baku obat tradisional mengandung zat kimia yang dapat menimbulkan reaksi saat

berinteraksi dengan tubuh sehingga mungkin saja menimbulkan efek samping

atau efek yang merugikan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wisely pada

masyarakat di Desa Maguwoharjo tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk

melihat apakah ada suatu hubungan antara pemahaman masyarakat terhadap

(20)

tradisional yang akan digunakan oleh masyarakat di Desa Maguwoharjo, dengan

mengambil judul penelitian “Kajian Hubungan Antara Pemahaman Tentang

Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional Dengan Pemilihan Produk Obat

Tradisional Yang Dilakukan Oleh Sekelompok Wanita Di Desa Maguwoharjo”.

Pada penelitian ini, responden yang dipilih adalah wanita, karena wanita lebih

peduli terhadap kesehatannya sendiri dan kesehatan keluarga (Sarwono, 2007).

Usia responden dibatasi dari usia 26 hingga umur 60 tahun karena seseorang yang

berusia di atas 60 tahun memiliki kemampuan swamedikasi yang rendah (Holt

dan Hall, 1990).

1. Perumusan Masalah

a. Bagaimana karakteristik responden pengguna obat tradisional di Desa

Maguwoharjo ?

b. Adakah hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional

dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh

sekelompok wanita Desa Maguwoharjo ?

c. Adakah hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat

tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan

oleh sekelompok wanita Desa Maguwoharjo ?

d. Bagaimanakah hubungan antara pemahaman tentang khasiat dan efek

samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional

(21)

2. Keaslian Penelitian

Sejauh ini telah ditemukan penelitian yang sejenis, yaitu Wisely

(2008) yang berjudul “Studi Tentang Pemahaman Obat Tradisional

Berdasarkan Informasi Pada Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan

Segar atau Jamu Instan Pada Masyarakat Desa Maguwoharjo”. Penelitian

yang dilakukan oleh Wisely (2008) difokuskan untuk mengetahui

pemahaman masyarakat terhadap informasi pada kemasan obat tradisional

yang meliputi logo, nomor ijin edar, nama produk, komposisi, cara

pemakaian, khasiat, kontraindikasi, efek samping, nomor batch, dan

keterangan kadaluwarsa serta untuk mengetahui faktor-faktor yang

melatarbelakangi atau alasan masyarakat di Desa Maguwoharjo dalam

memilih jamu ramuan segar ataupun jamu instan.

Penelitian lainnya yang sejenis, yaitu Widanenci (2007) yang

berjudul “Persepsi Konsumen tentang Iklan Jamu Pelangsing di Televisi dan

Pengaruhnya Terhadap Motivasi Pemilihan Jamu Pelangsing di Kalangan

Pengunjung Tetap 5 Pusat Kebugaran di Kota Yogyakarta Periode

Maret-Juni 2005”. Penelitian ini lebih menfokuskan pada peran suatu media

elektronik yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang sehingga dapat

termotivasi untuk menggunakan suatu produk obat tradisional.

Penelitian sejenis lainnya terkait efek samping, yaitu Gitawati dan

Handayani (2008) yang berjudul “Profil Konsumen Obat Tradisional

Terhadap Ketanggapan Akan Adanya Efek Samping Obat Tradisional”

(22)

obat tradisional dan ketanggapannya atas kemungkinan adanya reaksi efek

samping.

Dalam Penelitian ini lebih difokuskan untuk mengetahui sejauh

mana pemahaman sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo tentang khasiat

dan efek samping obat tradisional dan hubungan antara pemahaman tentang

khasiat dan efek samping obat tradisional tersebut dengan pemilihan produk

obat tradisional yang dilakukan.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis : hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan untuk

menambah pengetahuan ilmu kefarmasian, terkait hubungan antara pemahaman

tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat

tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita.

b. Manfaat praktis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

tentang hubungan antara pemahaman khasiat dan efek samping obat tradisional

terhadap pemilihan produk obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa

Maguwoharjo.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Memberi informasi tentang ada tidaknya hubungan antara pemahaman

tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat

(23)

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui karakteristik responden pengguna obat tradisional di Desa

Maguwoharjo.

b. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman tentang khasiat

obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang

dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

c. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman tentang efek

samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Obat Tradisional

Menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang besehatan bab I

pasal 1 ayat (9) disebutkan bahwa : ”Obat tradisional adalah bahan atau ramuan

bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian

(galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah

digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang

berlaku di masyarakat”.

Menurut Handayani dan Suharmiati (2002), sumber pembuat atau yang

memproduksi obat tradisional, dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

1. Obat tradisional buatan sendiri

Obat tradisional jenis ini merupakan akar dari pengembangan obat tradisional

di Indonesia saat ini. Pada zaman dahulu, nenek moyang kita mempunyai

kemampuan untuk menyediakan ramuan obat tradisional yang lebih mengarah

kepada self care untuk menjaga kesehatan anggota keluarga serta penanganan penyakit ringan yang dialami oleh anggota keluarga. Sumber tanaman disediakan

oleh masyarakat sendiri, baik secara individu, keluarga, maupun kolektif dalam

suatu lingkungan masyarakat. Namun, tidak tertutup kemungkinan bahan baku

dibeli dari pasar tradisional yang banyak menjual bahan jamu yang pada

(25)

umumnya juga merupakan bahan untuk keperluan bumbu dapur masakan asli

Indonesia.

2. Obat tradisional berasal dari pembuat jamu / herbalist

Penjual jamu gendong, peracik tradisional, tabib lokal dan sinshe, termasuk

pembuat jamuherbalist.

3. Obat tradisional buatan industri

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.246/Menkes/Per/V/1990,

Industri obat tradisional digolongkan menjadi industri obat tradisional dan industri

kecil obat tradisional berdasarkan total aset yang mereka miliki, tidak termasuk

harga tanah dan bangunan. Dengan semakin maraknya obat tradisional,

tampaknya industri farmasi mulai tertarik untuk memproduksi obat tradisional.

Tetapi, pada umumnya yang berbentuk sediaan modern seperti bentuk tablet,

kapsul, pil, salep dan krim.

Sesuai dengan dengan regulasi pemerintah melalui Badan POM

menetapkan pengaturan jenis obat bahan alam (tanaman) yang diproduksi oleh

industri berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat

pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

a. Jamu atau obat tradisional Indonesia

Jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris dan memenuhi

persyaratan mutu yang berlaku. Jenis klaim penggunaan sesuai dengan jenis

pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya, yaitu tingkat pembuktian

(26)

b. Obat Herbal Terstandar (OHT)

Merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan

khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan bahan bakunya telah

distandarisasi. Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria, yaitu :

(1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan,

(2) klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra klinik,

(3) telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam

produk jadi, dan

(4) memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat

pembuktian umum dan medium.

c. Fitofarmaka

Merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan

khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan uji klinik, bahan baku dan

produk jadinya telah distandarisasi. Fitofarmaka harus memenuhi kriteria, yaitu:

(1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan,

(2) klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik,

(3) telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam

produk jadi, dan

(4) memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian, yaitu tingkat

pembuktian medium dan tinggi. Pengujian manfaat atau khasiat terapi pada

(27)

pedoman dan protokol standar yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan WHO,

khusus untuk obat baham alam.

Pengobatan tradisional adalah pengobatan atau perawatan, baik asli

ataupun yang berasal dari luar Indonesia, yang dilakukan dengan cara, obat, dan

pengobatan yang mengacu kepada pengalaman dan keterampilan turun temurun,

dan diharapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Anonim, 1995).

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

nomor: HK.00.05.4.1380 tentang pedoman cara pembuatan obat tradisional yang

baik, dinyatakan bahwa :

1. Setiap produsen obat tradisional dalam seluruh aspek dan rangkaian

kegiatan memproduksi obat tradisional, wajib berpedoman pada Cara Pembuatan

Obat Tradisional yang Baik.

2. Bagi Industri Obat Tradisional (IOT) diwajibkan telah menerapkan Cara

Pembuatan Obat Tradisional yang Baik dalam memproduksi Obat Tradisional

selambat-lambatnya 1 Januari 2010 dan Bagi Industri Kecil Obat tradisional

(IKOT) penerapan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik dilakukan secara

bertahap sesuai dengan kemampuan industri (Anonim, 1995).

B. Pemahaman

Menurut Bloom, pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap

(28)

bentuk yang lain dalam kata-kata, angka ataupun interpretasi berbentuk

penjelasan, ringkasan, prediksi, dan hubungan sebab akibat (Suparno, 2001).

Sebelum tahap pemahaman, ada tahap yang dinamakan tahap eksposur.

Pada tahap ini orang akan menerima informasi melalui panca indranya, salah satu

karakteristik yang menonjol dari tahap ini adalah selektivitas. Orang akan lebih

cenderung untuk memperhatikan rangsangan yang berkaitan dengan kebutuhan

terbaru dan harapan mereka, sehingga orang lebih cenderung memperhatikan

rangsangan yang menyimpang jauh dari biasanya (Mowen, 2002).

Tahap selanjutnya adalah tahap perhatian, pada tahap ini mereka

mengalokasikan kapasitas pemrosesan menjadi rangsangan. Apabila seseorang

memberikan perhatian pada rangsangan, maka orang tersebut sangat sadar dengan

penerimaan informasi. Seseorang pada awalnya akan mengevaluasi informasi

yang diperolehnya untuk menentukan apakah hal itu cukup penting untuk diproses

lebih jauh. Jika memang perlu, maka orang tersebut akan mengalokasikan sumber

daya kognitif tambahan ke rangsangan dan menggeser ke tahap perhatian dari

pemrosesan informasi (Mowen, 2002).

Akhirnya baru tahap pemahaman, pada tahap ini mereka menyusun dan

menginterpretasikan informasi untuk mendapatkan arti tentang informasi tersebut.

Proses interpretasi dimulai selama tahap perhatian dan berlanjut setelahnya, di

mana orang akan berusaha untuk memperoleh pemahaman tentang apa

rangsangan itu dan bagaimana mereka harus bereaksi menghadapinya (Mowen,

(29)

C. Teori Perilaku

Pada teori aksi yang dikenal sebagai teori bertindak, pertama kali

dikembangkan oleh Max Weber yang berpendapat bahwa individu melakukan

suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan

penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Teori ini

dikembangkan oleh Talcott dan Parsons, yang menyatakan bahwa aksi

merupakan respon mekanik terhadap suatu stimulus bukan perilaku, sedangkan

perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Menurut Parsons

yang utama bukanlah tindakan individu, melainkan norma-norma dan

nilai-nilai sosial yang menuntun dan mengatur perilaku (cit, Sarwono, 1997).

Kondisi objektif disatukan dengan komitmen kolektif terhadap suatu

nilai akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Parsons

melihat bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh tiga sistem,

yaitu sistem sosial, sistem budaya, dan sistem kepribadian diri masing-masing

individu. Keterkaitan individu dengan sistem sosialnya melalui status dan

perannya. Individu menduduki suatu tempat tertentu dalam setiap sistem sosial

dan bertindak sesuai dengan norma atau aturan yang dibuat oleh sistem aturan

(30)

Gambar 1. (a) Teori Aksi Weber dan (b) Parson (Sarwono, 1997)

Secara lebih operasional, perilaku dapat diartikan suatu respon organisme

atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subyek tersebut. Respon

ini berbentuk dua macam, yakni :

1. Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi didalam diri

manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya

berpikir, tanggapan atau sikap batin, dan pengetahuan.

2. Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi sacara

langsung atau sudah tampak dalam bentuk tindakan yang nyata (Notoatmodjo,

1993).

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai

pada domain kognitif, dalam arti si subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus

(31)

baru pada subyek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam

bentuk sikap si subyek terhadap obyek yang diketahuinya itu. Akhirnya

rangsangan, yakni obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut,

akan manimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap

atau sehubungan dengan stimulus atau obyek tadi. Namun demikian di dalam

kenyataannya stimulus yang diterima oleh subyek dapat langsung manimbulkan

tindakan. Artinya, seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa terebih

dahulu mengetahui makna dari stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain,

tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap

(Notoatmodjo, 1993).

Gambar 2. Proses pembentukan sikap dan tingkah laku

Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama

kelompok keluarga. Dalam keterkaitannya dalam kelompok ini akan membuka

kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota kelompok-kelompok

lain. Oleh karena pada setiap kelompok senantiasa berlaku aturan-aturan dan

(32)

berlangsung di dalam suatu jaringan normatif. Demikian pula terhadap perilaku

individu tersebut terhadap masalah-masalah kesehatan (Notoatmodjo, 1993).

Kosa dan Robertson mengatakan bahwa perilaku kesehatan individu

cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan orang yang bersangkutan terhadap

kondisi kesehatan yang diinginkan, dan kurang berdasarkan pengetahuan biologi.

Memang kenyataannya demikian. Setiap individu memiliki cara yang berbeda di

dalam mengambil tindakan penyembuhan atau pencegahan, meskipun gangguan

kesehatannya sama. Pada umumnya tindakan yang diambil berdasarkan penilaian

individu atau mungkin dibantu oleh orang lain terhadap gangguan tersebut.

Penilaian semacam ini menunjukkan bahwa gangguan yang dirasakan oleh

individu manstimulasi dimulainya suatu proses sosial sikologis (Notoatmodjo,

1993).

D. Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisonal

Obat dikatakan berkhasiat apabila obat tersebut bisa memberikan efek

sesuai yang diharapkan oleh penggunanya. Efek yang dimaksud dalam hal ini adalah efek terapi dari suatu obat untuk tujuan pemeliharaan kesehatan atau

menyembuhkan suatu penyakit (Anonim, 2008).

Efek samping adalah setiap reaksi atau akibat dari pengobatan atau terapi

baik pengobatan modern maupun pengobatan tradisional yang efeknya tidak

(33)

Menurut Winata (2003) sangat keliru bila mengganggap obat tradisional

tidak memiliki efek samping, karena bagaimanapun tanaman obat sebagai bahan

baku obat tradisional mengandung zat kimia yang dapat menimbulkan reaksi saat

berinteraksi dengan tubuh.

Efek yang tidak dikehendaki dari bahan obat tradisional disebabkan oleh

senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam bahan obat maupun yang

disebabkan oleh proses penyiapan bahan obat dan pembuatan obat tradisional.

Akibat dari proses tersebut akan terjadi kontaminasi atau degradasi senyawa kimia

kandungan bahan obat. Hal ini menyebabkan terjadinya efek yang tidak

dikehendaki dari obat tradisional (Soediro, 2000).

Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat,

yang meliputi :

1. Kebenaran bahan

Kebenaran bahan menentukan tercapai atau tidaknya efek terapi yang

diinginkan, karena tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang

terkadang sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain (Anonim, 2003).

2. Ketepatan dosis

Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa

dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya

resep dokter. Buah mahkota dewa, misalnya, hanya boleh dikonsumsi dengan

perbandingan 1 buah dalam 3 gelas air, sedangkan daun mindi baru berkhasiat

(34)

menepis anggapan bahwa obat tradisional tak memiliki efek samping. Anggapan

bila obat tradisional aman dikonsumsi walaupun gejala sakit sudah hilang adalah

keliru. Hingga batas tertentu mungkin benar, tetapi bila sudah melampaui batas

justru dapat membahayakan.

3. Ketepatan waktu penggunaan

Kunyit diketahui bermanfaat untuk mengurangi nyeri haid dan sudah

turun-temurun dikonsumsi saat datang bulan, sedangkan bila diminum pada awal

masa kehamilan beresiko menyebabkan keguguran. Hal ini menunjukkan bahwa

ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya

efek yang diharapkan (Sastroamidjojo, 2001).

4. Ketepatan cara penggunaan

Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat di

dalamnya. Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan

yang berbeda dalam penggunaannya. Sebagai contoh adalah daun kecubung jika

dihisap seperti rokok bersifat bronkodilator dan dapat digunakan sebagai obat

asma, jika diseduh dan diminum dapat menyebabkan keracunan / mabuk

(Patterson dan Hagan, 2002).

5. Ketepatan telaah informasi

Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional berbalik menjadi bahan

(35)

jarak (Ricinus communis L) mengandung risin yang jika dimodifikasi dapat digunakan sebagai antikanker (Wang,et al., 1998).

6. Tanpa penyalahgunaan

Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah untuk didapatkan

karena tidak memerlukan resep dokter, hal ini mendorong terjadinya

penyalahgunaan manfaat dari tanaman obat maupun obat tradisional tersebut.

Contoh :

a. Jamu peluntur untuk terlambatbulan sering disalahgunakan untuk

pengguguran kandungan. Resiko yang terjadi adalah bayi lahir cacat, ibu

menjadi infertil, terjadi infeksi bahkan kematian.

b. Menghisap kecubung sebagai psikotropika.

c. Penambahan bahan kimia obat

7. Ketepatan pemilihan obat untuk indikasi tertentu

Dalam satu jenis tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang

berkhasiat dalam terapi. Rasio antara keberhasilan terapi dan efek samping yang

timbul harus menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis tanaman obat yang

(36)

E. Landasan Teori

Penggunaan obat tradisional oleh masyarakat Indonesia masih tinggi, hal

ini dibuktikan dari minat masyarakat di Desa Maguwoharjo sangat tinggi terhadap

penggunaan jamu instan dan pengetahuan masyarakat terhadap informasi dari

kemasan jamu terkait indikasi penggunaan, cara pemakaian, efek samping dan

lain-lain juga tergolong tinggi (Wisely, 2008).

Terbentuknya suatu perilaku seseorang diawali atau didasari oleh suatu

pengetahuan (domain kognitif) yang diperoleh karena adanya suatu stimulus yang

kemudian menimbulkan sikap di dalam batinnya dan mengarahkannya untuk

mengambil suatu tindakan atau aksi sehubungan dengan stimulus yang ia peroleh.

Suatu pengetahuan saja tidaklah cukup untuk mendasari suatu tindakan, karena

pengetahuan hanya berupa ingatan seseorang terhadap suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu, akan lebih baik jika suatu tindakan

didasari oleh suatu pemahaman tentang suatu stimulus, karena pemahaman

memiliki suatu makna yang lebih dalam, dimana jika seseorang memahami, maka

ia akan mampu untuk manjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara benar. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari

(Notoatmodjo, 2007).

Teori perilaku yang dipengaruhi suatu pemahaman diperkuat pula oleh

(37)

berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsiran atas suatu

objek stimulus atau situasi tertentu (cit, Sarwono, 1997). Pengalaman seseorang

terbatas pada apa yang telah di alami sebelumnya. Persepsi merupakan suatu sikap

mengenal dan memilih berbagai objek yang didasarkan pada suatu pengalaman

yang dihasilkan melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan

sebagaianya, sementara penafsiran hanya berupa perkiraan saja tanpa didasari

suatu pengetahuan ataupun pemahaman (Notoatmodjo, 2007). Untuk itu, suatu

tindakan yang tepat haruslah didasari alasan yang kuat dan benar terhadap suatu

objek yang dituju, sehingga peranan pemahaman sangatlah penting dalam

mengambil suatu tindakan yang benar-benar tepat terutama tindakan yang

menyangkut kesehatan.

F. Hipotesis

1. Ada hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan

pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di

Desa Maguwoharjo.

2. Ada hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat tradisional

dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen, responden, dan

besar responden serta lokasi penelitian yang sama dengan penelitian yang

dilakukan oleh Anastasia Noveni, yang berarti bahwa penelitian ini termasuk

dalam penelitian tim. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan

oleh Anastasia Noveni terletak pada variabel penelitian, rancangan penelitian,

analisis data dan informasi yang ingin diperoleh.

Penelitian yang berjudul ”Kajian Hubungan Antara Pemahaman Tentang

Khasiat Dan Efek Samping Obat Tradisional Dengan Pemilihan Produk Obat

Tradisional Yang Dilakukan Oleh Sekelompok Wanita Di Desa Maguwoharjo”

ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan survei analitik. Pada

penelitian ini, peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena

kesehatan masyarakat itu terjadi, yaitu dengan melakukan analisis korelasi anatar

fenomena antara faktor pemahaman khasiat dan efek samping obat tradisional

dengan pemilihan produk obat tradisional (Praktiknya, 2001).

B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas :

a. Pemahaman khasiat obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa

Maguwoharjo.

(39)

b. Pemahaman efek samping obat tradisional oleh sekelompok wanita di

Desa Maguwoharjo.

2. Variabel tergantung : pemilihan produk obat tradisional oleh sekelompok

wanita di Desa Maguwoharjo.

Gambar 3. Skema hubungan variabel penelitian

C. Hipotesis 1. Hipotesis terkait khasiat

Hi : ada hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional

dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh

sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

Ho : tidak ada hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat

tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang

(40)

2. Hipotesis terkait efek samping

Hi : ada hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat

tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang

dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

Ho : tidak ada hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat

tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang

dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

Uji hipotesis akan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika probabilitas atau signifikansi < 0,1, Ho ditolak dan Hi diterima.

2. Jika probabilitas atau signifikansi > 0,1, Ho diterima dan Hi ditolak

(Sarwono, 2006).

D. Definisi Operasional

1. Kajian : studi yang dilakukan untuk memperdalam atau mengetahui dengan

lebih jelas tentang pemahaman terhadap khasiat dan efek samping obat

tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional pada masyarakat..

2. Pemahaman : kemampuan responden untuk mengartikan, menangkap,

menjelaskan mengenai obat tradisional.

3. Khasiat : manfaat yang diharapkan dari obat tradisional sesuai dengan klaim

khasiat dari obat tradisional tersebut.

4. Efek samping : kejadian (efek) yang tidak sesuai dengan manfaat (khasiat)

(41)

5. Obat tradisional : obat dengan bahan berupa bahan tumbuhan segar ataupun

simplisia yang dibuat dengan cara diramu sehingga dihasilkan dalam berbagai

bentuk seperti cairan ataupun serbuk kering, dengan klaim khasiat tertentu.

6. Produk obat tradisional : obat tradisional (dapat berupa jamu, obat herbal

terstandar dan fitofarmaka) yang beredar di pasaran yang telah dikemas.

E. Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah wanita yang pernah menggunakan

obat tradisional yang bertempat tinggal di Desa Maguwoharjo, yang berusia 26

hingga 60 tahun. Populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti,

sehingga jumlah responden ditentukan dengan cara Judgmental sampling atau purposive sampling. Penentuan jumlah responden didasarkan pada pertimbangan

subjektif, bahwa responden tersebut dapat memberikan informasi yang memadai

untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan pemahaman khasiat dan efek

samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional (Sastroasmoro

dan Ismael, 2008). Jumlah responden pada penelitian survei analitik ini adalah

sebesar 54 orang responden.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner, yang

terdiri dari pernyataan yang berisi pemahaman sekelompok wanita Desa

Maguwoharjo tentang khasiat dan efek samping obat tradisional yang didasarkan

(42)

empat alternatif jawaban, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS)

dan sangat tidak setuju (STS).

G. Tata Cara Penelitian 1. Studi pustaka

Penelitian ini dimulai dengan studi pustaka, yaitu membaca literatur-literatur

atau website yang berhubungan dengan obat tradisional, perilaku kesehatan, sikap

manusia pembuatan kuesioner, metodologi penelitian, statistik dan perhitungan

data yang diperlukan.

2. Analisis situasi

a. Penentuan lokasi penelitian

Lokasi penelitian ditentukan dengan cara undian sehingga didapatkan 10

Dusun yang ada di Desa Maguwoharjo. Lokasi penelitian yang diperoleh adalah

sebagai berikut.

Tabel I. Lokasi penelitian di Desa Maguwoharjo

No Nama Dusun Jumlah responden

1 Denokan 5 orang

2 Krodan 5 orang

3 Jenengan 5 orang

4 Pugeran 6 orang

5 Karangnongko 6 orang

6 Nayan 6 orang

7 Setan 6 orang

8 Tajem 5 orang

9 Kalongan 5 orang

10 Nanggulan 5 orang

(43)

b. Perijinan

Sebelum dilakukan penelitian dilakukan perijinan. Perijinan dimulai dari

tingkat Kabupaten, hingga ke tingkat RT. Di samping melakukan perijinan,

peneliti juga mencari informasi mengenai data penduduk dan nama Dusun di

kantor Kelurahan Maguwoharjo.

3. Pembuatan kuesioner

Melalui beberapa tahapan, yaitu uji pemahaman bahasa, uji validitas dan uji

reliabilitas. Uji-uji tersebut dilakukan pada wanita yang pernah menggunakan obat

tradisional berumur 26-60 tahun bertempat tinggal di Desa Condong Catur.

a. Uji pemahaman bahasa

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan dalam

kuesioner dalam penelitian dapat dipahami atau tidak oleh responden. Hasil dari

uji digunakan untuk evaluasi kuesioner. Parameter keberhasilan uji ini dilihat dari

jawaban yang ditulis oleh responden. Jika seluruh pertanyaan dalam kuesioner

bisa dijawab oleh responden, maka kuesioner tersebut dapat dinyatakan lolos uji

pemahaman bahasa.

b. Uji validitas

Suatu instrumen mempunyai validitas tinggi jika instrumen dapat

mengungkap secara tepat sasaran yang dimaksud dalam pengukuran (Hadi, 1991).

Uji validitas perlu dilakukan untuk mengetahui kejelasan tujuan dan lingkup

informasi yang hendak diungkap, yaitu sejauh mana item-item pernyataan dapat

mencakup seluruh kawasan isi obyek yang hendak diukur. Pengujian validitas ini

(44)

Untuk mengetahui kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mampu

mengukur pemahaman tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan

pemilihan produk obat tradisional, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara

skor (nilai) tiap-tiap item pertanyaan dengan corrected item-total corelation atau

total skor kuesioner (Notoadmojo, 2008).

c. Uji reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh

mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2005).

Reliabilitas dinyatakan dengan koefisisen reliabilitas yang angkanya

berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin mendekati angka 1,00 berarti

semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya koefisien yang semakin rendah

mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2004).

Hasil yang didapat dari analisis reliabilitas yang dinyatakan dengan nilai

koefisien alpha cronbach’s adalah sebesar 0,997. Hal ini menunjukkan bahwa

kuesioner memiliki nilai reliabilitas yang tinggi.

4. Penyebaran kuesioner

Kuesioner ditujukan kepada responden wanita yang berumur 26 – 60 tahun

yang pernah menggunakan obat tradisional yang bertempat tinggal di Desa

Maguwoharjo. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 54 lembar.

(45)

dikembalikan. Peneliti akan mendampingi responden dalam mengisi kuesioner.

Peneliti mendampingi responden pada saat pengisian kuesioner untuk

menghindari kesalahan pada saat pengisian dan memeriksa kelengkapan

karakteristik responden.

5. Analisis data

Analisis hasil akan ditertangkan melalui deskriptif evaluatif dan uji statistik

dengan korelasi untuk melihat hubungan antara pemahaman tentang efek samping

dan khasiat obat tradisional dengan perilaku pengobatan tradisional oleh

masyarakat. Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan program statistik, yang

kemudian kekuatan hubungannya dikategorikan sebagai berikut.

Tabel II. Tabel kekuatan korelasi

Rentang nilai Kekuatan korelasi

0 – 0,52 korelasi sangat lemah

>0,25 – 0,5 korelasi cukup

>0,5 – 0,75 korelasi kuat

>0,75 – 1 korelasi sangat kuat

(Sarwono, 2006)

H. Keterbatasan penelitian

1. Adanya lokasi penelitian yang tersebar membuat kesulitan dalam memberi

batas dari satu dusun dengan dusun lain.

2. Ada beberapa responden yang menolak diajak membantu untuk mengisi

(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi beberapa aspek, antara lain: usia,

pendidikan, dan pekerjaan. Dari jawaban 54 orang responden yang terkumpul

dengan menggunakan kuesioner, maka dapat diperoleh gambaran sebagai berikut.

1. Usia

Gambar 4. Karakteristik usia responden

Seseorang yang berusia di atas 60 tahun mempunyai frekuensi untuk

melakukan swamedikasi yang semakin menurun (Holt dan Hall, 1990). Oleh

karena itu, usia responden dalam penelitian ini dibatasi dari umur 26 hingga umur

60 tahun. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden berusia

antara 26 sampai 35 tahun, yaitu sebesar 44,4%.

(47)

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 26

sampai 35 tahun banyak yang menggunakan obat tradisional. Hal ini dapat

dipengaruhi oleh kebiasan yang telah dilakukan sebelumnya oleh generasi

sebelumnya yang kemudian diikuti oleh generasi berikutnya, sehingga

pemahaman terhadap khasiat dan efek samping tidak terlalu berpengaruh. Kondisi

seperti ini sejalan dengan pernyataan Kodim (2000) yang menyatakan bahwa :

”Ramuan tradisional dikisahkan turun-temurun dari generasi ke generasi.

Informasi mengenai ramuan ini biasanya didapatkan dari keluarga maupun

saudara yang masih ada”. Menurut Lunardi (cit, Notoatmodjo, 1993), dengan

bertambahnya usia, maka kemampuan panca indera dari manusia akan mengalami

penurunan sehingga kemampuan untuk menangkap pengetahuan juga akan

menurun. Karena rendahnya pengetahuan yang didapat, maka pemahaman juga

akan menjadi rendah.

2. Pendidikan

(48)

Pendidikan seseorang dapat dipengaruhi tingkah laku, kepribadian dalam

masyarakat maupun bekerja dalam kehidupan sehari-hari. Semakin tinggi jenjang

pendidikan seseorang tempuh maka kemungkinan akan semakin baik pula pola

berpikirnya (Hadikusumo, 1996). Seperti yang dinyatakan oleh Holt dan Hall

(1990), tingkat pendidikan seseorang dalam hubungannya dengan sikap terhadap

kesehatan, termasuk dalam hal pengobatan sendiri merupakan salah satu faktor

yang menentukan karena pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas seseorang

terhadap berbagai informasi kesehatan yang ada di masyarakat.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar pengguna obat

tradisional adalah lulusan SMA/SMK, yaitu sebesar 51,9% responden. Hal ini

juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dharmasari (2003) dalam

penelitiannya menemukan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pengobatan

sendiri yang aman, tepat, dan rasional. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, semakin rasional dan berhati-hati dalam memilih obat untuk

pengobatan sendiri.

3. Pekerjaan

Pekerjaan dapat mempengaruhi hubungan sosial di masyarakat. Lingkungan

pekerjaan juga dapat memberi informasi yang mampu mengubah sikap seseorang.

Hal ini dapat menentukan perilaku masing-masing individu, termasuk perilaku

dalam memilih alternatif pemeliharaan kesehatan. Menurut Sarwono (2007),

pekerjaan dapat mempengaruhi pada tingkat sosial seseorang dan interaksi

(49)

terhadap sesuatu. Selain itu, pekerjaan juga dapat berpengaruh pada perilaku

kesehatan seseorang karena adanya kebutuhan sebagai upaya pemenuhan tuntutan

kelompok sosialnya.

Gambar 6. Karakteristik pekerjaan responden

Dari hasil penelitian diketahui bahwa jenis pekerjaan yang paling banyak

adalah ibu rumah tangga sebesar 33,3% responden pengguna obat tradisional

adalah ibu rumah tangga. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Supardi (2002) tentang pengetahuan, sikap dan perilaku ibu rumah tangga

terhadap obat tradisional dan faktor-faktor yang mempengaruhinya menyebutkan

bahwa dari karakteristik ibu rumah tangga yang berupa umur, jumlah anak,

pedidikan dan pekerjaan, hanya pendidikan dan pekerjaan ibu rumah tangga saja

(50)

B. Pemahaman Khasiat dan Efek Samping

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Noveni (2010) diketahui bahwa

tingkat pemahaman masyarakat terhadap khasiat obat tradisional tinggi. Hal

tersebut terlihat dari 66,7% responden menjawab tidak setuju bahwa obat

tradisional lebih berkhasiat menyembuhkan penyakit dibandingkan dengan obat

modern (obat jadi). Selain jawaban tersebut, 88,9% responden juga setuju bahwa

mereka mengetahui dengan pasti khasiat obat tradisional yang mereka gunakan.

Pemahaman tentang efek samping obat tradisional rendah. Hal ini terlihat

dari 72,2% responden setuju dengan pernyataan bahwa obat tradisional tidak

memiliki efek samping. Hal ini didukung oleh 90,7% responden menjawab tidak

setuju bahwa mereka pernah merasakan kondisi tubuh menjadi semakin buruk

setelah menggunakan obat tradisional. Rendahnya pemahaman efek samping ini

juga didukung oleh fakta yang ada tentang obat tradisional yang nyatanya juga

dapat berbahaya bagi kesehatan bila kurang tepat penggunaannya (baik cara,

takaran, waktu maupun pemilihan bahan ramuan) atau memang sengaja

disalahgunakan. Oleh karena itu diperlukan informasi yang lengkap tentang obat

tradisional, untuk menghindari hal-hal yang merugikan bagi kesehatan.

C. Hubungan Antara Pemahaman Tentang Khasiat dan Efek Samping dengan Pemilihan Produk Obat Tradisional

Berdasarkan hasil penelitian tentang pemahaman sekelompok wanita di

(51)

bahwa pemahaman tentang khasiat tinggi dan pemahaman tentang efek samping

rendah. Diketahui juga bahwa pengalaman terbanyak masyarakat Maguwoharjo

adalah menggunakan jamu instan masuk angin yang termasuk dalam produk obat

tradisional. Berdasarkan fakta tersebut, maka dicari hubungan antara pemahaman

tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat

tradisional.

1. Hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional.

Tabel III. Hasil Korelasi pemahaman khasiat dengan pemilihan produk obat tradisional.

Correlations

Khasiat pemilihan Correlation Coefficient 1,000 ,355(**) Sig. (2-tailed) . ,008 Khasiat

N 54 54

Correlation Coefficient ,355(**) 1,000 Sig. (2-tailed) ,008 . Spearman's rho

Pemilihan

N 54 54

** Correlation is significant at the 0.1 level (2-tailed).

Berdasarkan tebel hasil korelasi pemahaman khasiat dengan pemilihan

produk (Tabel III), terlihat bahwa koefisien korelasi antara pemahaman khasiat

dengan pemilihan produk obat tradisional adalah sebesar 0,355. Jadi, hipotesis

kerja (Hi) dapat diterima, yaitu ada hubungan antara variabel pemahaman khasiat

dengan variabel pemilihan yang cukup kuat (0,355 > 0,25 – 0,5). Koefisien

korelasi yang positif juga menunjukkan adanya hubungan antar kedua variabel

yang bersifat searah, artinya jika variabel pemahaman khasiat besar maka variabel

pemilihan juga akan semakin besar pula, begitupula sebaliknya. Angka

probabilitas (Sig.(2-tailed)) menunjukaan angka 0,008 < 0,1 yang menyatakan

(52)

lebih lanjut besarnya sumbangan atau peran variabel pemahaman khasiat dengan

pemilihan produk obat tradisional dengan menggunakan rumus koefisien

determinasi, dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : KD = koefisien determinasi dan

r = koefisien korelasi

Dari rumus korelasi diatas, maka besarnya KD adalah 0,3552×100% = 12,6%. Kesimpulannya ialah besarnya sumbangan atau peran variabel pemahaman

khasiat terhadap pemilihan produk adalah 19,80%.

2. Hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional.

Tabel IV. Hasil Korelasi pemahaman efek samping dengan pemilihan produk obat tradisional.

Correlations

efekSamping pemilihan Correlation Coefficient 1,000 ,087 Sig. (2-tailed) . ,533 efekSamping

N 54 54

Correlation Coefficient ,087 1,000 Sig. (2-tailed) ,533 . Spearman's rho

Pemilihan

N 54 54

Dari tabel korelasi diatas, terlihat bahwa koefisien korelasi antara pemahaman

efek samping dengan pemilihan produk obat tradisional adalah sebesar 0,087. Hal

ini menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel sangat lemah atau

dianggap tidak ada (0,087 < 0,25). Jadi, hipotesis kerja (Hi) tidak dapat diterima.

(53)

samping dengan pemilihan produk yang dilakukan oleh sekelompok wanita di

Desa Maguwoharjo.

Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa terdapat hubungan antara

pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat

tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo. Hal ini

didukung oleh teori aksi Max Weber yang menyatakan bahwa individu melakukan

suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan

penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu (cit, Sarwono, 2007). Hal

ini berkebalikan dengan pemahaman terhadap efek samping yang tidak memiliki

hubungan dengan pemilihan produk obat tradisional. Situasi ini dapat disebabkan

karena tindakan yang dilakukan seseorang tidak hanya dipengaruhi leh

pemahaman saja, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman, persepsi dan

penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu sesuai dengan teori yang

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

sebagai berikut :

1. Karakteristik responden pengguna oabat tradisional adalah wanita usia 26

hingga 30 tahun, yaitu sebanyak 44,4%, dengan tingkat pendidikan SMA atau

yang sederajat, sebanyak 51,9% dan pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga

sebanyak 33,3%.

2. Ada hubungan antara pemahaman khasiat obat tradisional dengan

pemilihan produk obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa

Maguwoharjo yang bernilai positif, dengan korelasi yang cukup kuat,

signifikan dan searah. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis koefisien korelasi

(r) yaitu 0,355 > 0,25 – 0,5 (korelasi cukup kuat) dan nilai probabilitas atau

nlai Sig. (2-tailed) yaitu 0,008 < 0,1 (signifikan dan searah). Hal ini berarti,

jika variabel pemahaman tentang khasiat obat tradisional tinggi, maka variabel

pemilihan produk obat tradisional juga akan semakin besar pula.

3. Tidak ada hubungan antara variabel pemahaman tentang efek samping

dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok

wanita di Desa Maguwoharjo.

(55)

B. Saran

1. Diharapkan kedepannya untuk dapat dilakukan penelitian yang lebih luas,

tidak hanya pada responden wanita saja tetapi juga pada pria, karena mungkin

akan dapat ditemukan perbedaan diantara keduanya sehingga dapat lebih

memperkaya ilmu pengetahuan khususnya mengenai penggunaan obat

tradisional.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara

karakteristik reponden dengan pemahaman khasiat dan efek samping obat

tradisional.

3. Meningkatkan peran tenaga kesehatan khususnya apoteker ataupun

farmasis untuk dapat memberikan informasi yang jelas mengenai khasiat dan

efek samping yang mungkin dapat ditimbulkan karena penggunaan obat

tradisional sehingga diharapkan masyarakat lebih cermat untuk memilih dan

menggunakan suatu produk obat tradisional atau tumbuhan obat dalam upaya

kesehatan.

4. Melakukan sosilalisasi kepada masyarakat guna meningkatkan kesadaran

dan minat masyarakat untuk mengenali obat tradisional yang akan digunakan

dengan membaca informasi pada kemasan sehingga obat tradisional yang

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1992, Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Jakarta

Anonim, 1994, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

661/IMENKES/SK/VII/1994 tentang Persyaratan Obat Tradisional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1995 a, Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta

Anonim, 1995 b, Sentra Pengembangan dan Penerapan Obat Tradisional, Departemen Kesehatan RI, Dirjen POM, Jakarta

Anonim, 2003, Traditional medicine, http://www.who.int/mediacentre/

factsheets/fs134/en/, diakses Januari 2010.

Anonim, 2004 a, Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia No. HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokkan Dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2004 b, The Role of Pharmacist in The Health Care System, http://www.who.int, diakses tanggal 28 Oktober 2009

Anonim, 2008, Obat herbal, http://www.medicastore.com, diakses tanggal 16 November 2009

Anonim, 2009a, Kamus Saku Mosby ; Kedokteran, Keperawatan dan Kesehatan, EGC, Jakarta

Anonim, 2009b, Undang-Undang Kesehatan 2009, http://www.depkes.go.id, diakses tanggal 28 April 2010

Azwar, S., 2003,Reliabilitas dan Validitas, 1-71, Pustaka belajar, Yogyakarta. Azwar, S., 2004, Penyusunan Skala Psikologi, 83-104, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta

Bolcskei H, Szantay C Jr, Mak M, Balazs M, Szantay C, 1998, New antitumor

derivatives of vinblastine,Acta Pharm Hung., 68(2): 87-93.

(57)

Dharmasari, S., 2003, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku

Pengobatan Sendiri yang Aman, Tepat dan Rasional pada Masyarakat

Kota Bandar Lampung Tahun 2003, Tesis, (Online), http://www.digilib.ui.ac.id, diakses 28 April 2010

Gitawati, R., dan Handayani, R.S., 2008, Profil Konsumen Obat Tradisional

Terhadap Ketanggapan Akan Adanya Efek Samping Obat Tradisional,

Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 283-288

Handayani, L., dan Suharmiati, 2002, Meracik Obat Tradisional Secara Rasional,

Medika, Vol. XXVIII, 648-651

Hadi, S., 1991, Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai dengan Basica, 1-21, Andi Offset, Yogyakarta

Hadikusumo, K., 1996, Pengantar Pendidikan, 1-15, Semarang: IKIP Semarang Press

Holt, G. A., dan Hall, L., 1990, The Self-Care Movement, Handbook of Nonprescription Drugs, 9 th edition, AphA, Washington D.C

Kodim, N., 2000, Kontaminasi Mikroorganisme Pada Jamu Gendong, Medika, Tahun XXVI, 416

Mowen, J., dan Minor, M., 2002,Perilaku Konsumen, Erlangga, Jakarta

Notoatmodjo, S., 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, 34, 58, 63, 64, 93, 98, Andi Offset, Yogyakarta

Notoatmodjo, S., 2002,Metodologi Penelitian Kesehatan, 79-92, P.T. Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, P.T. Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rhineka Cipta, Jakarta

Patterson S, O’Hagan D., 2002, Biosynthetic studies on the tropane alkaloid

hyoscyamine in Datura stramonium; hyoscyamine isstable to in vivo

oxidation and is not derived from littorine via avicinal interchange

(58)

Pratiknya, A. W., 2001, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan,Cetakan 5, 10-18, PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta

Sarwono, J., 2006,Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14, Andi Offset, Yogyakarta Sarwono, S., 1997,Sosiologi Kesehatan; Beberapa Konsep Serta Aplikasinya,

54-78, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Sarwono, S., 2007, Sosiologi Kesehatan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Sastroasmoro dan Ismael, 2008, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, 89, Sagung Seto, Jakarta

Smet, B., 1994,Psikologi Kesehatan, Gramedia Widiasaranai Indonesia, Jakarta Soedibyo, B. R. A. Mooryati, 1998, Alam Sumber Kesehatan dan Kegunaannya,

Balai Pustaka, Jakarta

Soediro, I., 2000, Tinjauan Aspek Keamanan Obat Tradisional, Warta Tumbuhan Indonesia No. 1, Vol. 6, Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia, Jakarta

Sastroamidjojo S, 2001,Obat Asli Indonesia, Dian Rakyat, Jakarta, 170.

Suarni, 2005, Tanaman Obat tak Selamanya Aman, http://pikiranrakyat.com, 11

Januari 2010.

Sudjana, 1996,Metoda Statistika, ed. 6, Tarsito, Bandung

Sukandar, E.Y., Tren dan Paradigma Dunia Farmasi, Industri-Klinik-Teknologi

Kesehatan, disampaikan dalam Orasi Ilmiah Dies Natalis ITB,

http://itb.ac.id/focus/ focus_file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf, diakses Maret

2010.

Sukardiman, M.S., 2000, Pengembangan Obat Tradisional, LPPM Universitas Airlangga, Surabaya, diakses tanggal 28 Oktober 2009

Supardi, S., Sampurno, O. D., Notosiswoyo, M., 2002, Pengobatan sendiri yang

sesuai dengan aturan pada ibu-ibu di Jawa Barat,Bul. Penel. Kes., Vol. 30, 11-21

(59)

Suparno, A.S., 2001, Membangun Kompetensi Belajar, Departeman Pendidikan Nasional, Jakarta

Wang WX, Dong JY, Zhou SY, Li WL, Zhao Y., 1998, Modification of ricin and

its hepatotoxicity and activity against hepatocellular cancer in mice, World J Gastroenterol., 4(4): 307-310.

Widanenci, M. I., 2007, Persepsi Konsumen tentang Iklan Jamu Pelangsing di

Televisi dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Pemilihan Jamu Pelangsing

di Kalangan Pengunjung Tetap 5 Pusat Kebugaran di Kota Yogyakarta

Periode Maret-Juni 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Winata, S. D., 2003, Cara Bijak Menggunakan Obat Herbal, Meditek, Vol. XI, Tahun 2002, 50-55

Wisely, 2008, Studi Tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasar Kemasan

dan Motivasi Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan Pada

(60)
(61)

Lampiran 1. Peta Desa Maguwoharjo

(62)

Lampiran 2. Hasil uji reliabilitas kuesioner

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Valid 22 100.0 Excluded(

a) 0 .0

Cases

Total 22 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .977 28

Scale Statistics

(63)

Lampiran 3. Hasil uji validitas kuesioner Q1 80.2273 217.708 .136 .879 Q2 80.5000 193.000 .852 .860 Q3 80.1591 220.128 .074 .880 Q4 80.1591 219.628 .091 .879 Q5 80.3864 227.284 -.150 .886 Q6 80.3636 193.552 .873 .860 Q7 80.5000 193.000 .852 .860 Q8 81.0455 199.688 .680 .865 Q9 80.3636 195.838 .798 .862 Q10 80.0909 212.539 .333 .874 Q11 80.2955 196.563 .837 .862 Q12 80.0909 222.253 .002 .881 Q13 80.3636 230.695 -.234 .889 Q14 80.2955 208.778 .385 .873 Q15 80.4318 220.674 .039 .881 Q16 80.3636 210.695 .332 .874 Q17 80.4318 203.388 .627 .867 Q18 80.1591 202.557 .690 .866 Q19 80.3636 193.552 .873 .860 Q20 80.4318 201.459 .694 .865 Q21 80.1591 212.628 .294 .875 Q22 80.1591 205.343 .672 .867 Q23 80.7045 201.492 .714 .865 Q24 80.1591 216.057 .186 .878 Q25 80.3636 228.481 -.184 .887 Q26 80.9773 200.654 .672 .866 Q27 80.4318 194.959 .842 .861 Q28 80.2273 218.994 .096 .880

Scale Statistics

(64)

Validasi 2 : Q1 79.6364 373.481 .733 .960 Q2 79.3636 378.838 .589 .961 Q3 79.7727 398.494 .003 .965 Q4 80.5227 366.726 .708 .960 Q5 79.9091 366.896 .782 .959 Q6 79.8409 358.485 .897 .958 Q7 79.9773 358.154 .866 .958 Q8 80.5227 366.726 .708 .960 Q9 80.6591 376.485 .625 .960 Q10 79.8409 358.485 .897 .958 Q11 79.6364 368.552 .777 .959 Q12 79.5682 393.745 .142 .964 Q13 79.3636 372.623 .779 .959 Q14 80.1818 368.299 .768 .959 Q15 79.6364 368.552 .777 .959 Q16 79.2955 389.420 .281 .963 Q17 79.9091 366.896 .782 .959 Q18 79.6364 368.552 .777 .959 Q19 79.3636 372.623 .779 .959 Q20 79.9091 368.610 .738 .959 Q21 80.3864 396.141 .064 .964 Q22 79.6364 373.481 .733 .960 Q23 80.1818 368.299 .768 .959 Q24 79.3636 378.838 .589 .961 Q25 79.8409 358.485 .897 .958 Q26 79.8409 372.843 .689 .960 Q27 79.7727 362.922 .854 .958 Q28 80.5227 366.726 .708 .960

Scale Statistics

(65)

Validasi 3 : Q1 78.7500 494.946 .778 .976 Q2 78.4773 503.226 .744 .977 Q3 78.8182 497.513 .734 .977 Q4 79.4318 498.317 .682 .977 Q5 78.9545 501.331 .683 .977 Q6 78.8182 484.870 .924 .975 Q7 78.9545 485.260 .877 .976 Q8 79.5000 496.071 .704 .977 Q9 79.6364 507.623 .614 .977 Q10 78.8864 487.427 .887 .976 Q11 78.6818 490.442 .865 .976 Q12 78.8182 496.442 .757 .976 Q13 78.4091 505.753 .686 .977 Q14 79.2273 500.065 .749 .976 Q15 78.5455 496.617 .805 .976 Q16 79.0227 500.440 .727 .977 Q17 78.8864 497.284 .754 .976 Q18 78.6136 497.713 .782 .976 Q19 78.4091 505.539 .691 .977 Q20 78.8864 497.498 .750 .976 Q21 78.4773 503.226 .744 .977 Q22 78.6136 503.284 .742 .977 Q23 79.1591 497.557 .770 .976 Q24 78.7500 504.161 .648 .977 Q25 78.7500 483.804 .934 .975 Q26 78.8182 491.942 .855 .976 Q27 78.7500 489.161 .902 .976 Q28 79.4318 493.388 .721 .977

Scale Statistics

(66)

Lampiran 4. Tabel skor tiap butir pernyataan pada kuesioner Nilai pertanyaan

No

pertanyaan SS S TS STS

(67)

*pemahaman khasiat **pemahaman efek samping No. Pertanyaan tentang Pemahaman

(68)

*pemahaman khasiat **pemahaman efek samping No. Pertanyaan tentang Pemahaman

(69)

No. Pertanyaan tentang Pemahaman Responden

1* 2* 3* 4* 5* 6* 7* 8* 9* 10** 11** 12** 13** 14** 15** 16** 41 3,0 4,0 1,0 1,0 4,0 3,0 4,0 4,0 1,0 2,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 1,0 42 3,0 3,0 2,0 2,0 4,0 3,0 3,0 4,0 2,0 2,0 3,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1,0 43 1,0 1,0 4,0 3,0 4,0 2,0 2,0 1,0 2,0 1,0 3,0 4,0 4,0 4,0 1,0 1,0 44 2,0 3,0 4,0 2,0 3,0 4,0 4,0 4,0 2,0 2,0 4,0 2,0 3,0 3,0 4,0 1,0 45 4,0 1,0 4,0 4,0 3,0 4,0 4,0 1,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1,0 1,0 46 4,0 1,0 4,0 4,0 3,0 4,0 4,0 1,0 4,0 4,0 4,0 3,0 3,0 3,0 3,0 1,0 47 4,0 1,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 2,0 4,0 4,0 3,0 4,0 3,0 3,0 3,0 2,0 48 4,0 2,0 3,0 1,0 4,0 3,0 4,0 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 3,0 3,0 2,0 1,0 49 3,0 1,0 3,0 1,0 4,0 3,0 3,0 1,0 3,0 3,0 3,0 4,0 4,0 4,0 1,0 1,0 50 4,0 1,0 4,0 2,0 4,0 4,0 3,0 1,0 3,0 4,0 4,0 3,0 3,0 3,0 2,0 2,0 51 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 2,0 1,0 4,0 3,0 4,0 4,0 4,0 4,0 2,0 52 4,0 4,0 2,0 2,0 3,0 3,0 4,0 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 1,0 1,0 53 3,0 1,0 3,0 1,0 4,0 3,0 3,0 1,0 3,0 3,0 3,0 4,0 4,0 4,0 1,0 1,0 54 4,0 4,0 2,0 2,0 3,0 4,0 4,0 2,0 2,0 4,0 3,0 4,0 3,0 2,0 3,0 4,0

(70)

No. Pernyataan tentang Pemilihan Produk Responden

(71)

No. Pernyataan tentang Pemilihan Produk Responden

(72)

No. Pernyataan tentang Pemilihan Produk Responden

Gambar

Gambar 1. (a) Teori Aksi Weber dan (b) Parson (Sarwono, 1997)
Gambar 2. Proses pembentukan sikap dan tingkah laku
Gambar 3. Skema hubungan variabel penelitian
Tabel I. Lokasi penelitian di Desa Maguwoharjo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan sumbangan berupa saran serta materi

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai hubungan kekuatan otot lengan dan kekuatan otot punggung terhadap kemampuan bantingan bahu pada Atlet gulat putra

Dari hasil analisis data aktivitas siswa tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan Model Creative Problem Solving

Sedangkan gas emisi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor seperti CO2 dapat dimanfaatkan oleh tanaman menjalar di bagian atap GCR, dengan bantuan cahaya matahari

Oleh itu, ini ditekankan lagi bahawa pengetahuan dan penguasaan yang mantap dalam bidang perakaunan perlu bagi menyaliut cabaran yang bakal mereka hadapi sekiranya mereka tidak

Meskipun tingkat pendidikan masyarakat merupakan hal yang sangat penting, tetapi sebagian pengrajin gula tapo masih menganggap bahwa pendidikan bukanlah hal yang mendasar

Hal ini menunjukkan bahwa sabut kelapa yang difermentasi menggunakan mikroba pencerna serat dari rumen kerbau dengan perlakuan aras starter dan lama peram yang

Obyektif iklan Gamelan United adalah untuk membangun citra gamelan sebagai instrumen musik yang dapat menjadi media berekspresi generasi muda berusaha dicapai