PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) DALAM PELAJARAN AKUNTANSI MATERI
JURNAL PENUTUP SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
Penelitian Dilaksanakan di Kelas XI Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh: Stevani Elia Indrayanti
NIM 081334013
PROGRAN STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) DALAM PELAJARAN AKUNTANSI MATERI
JURNAL PENUTUP SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
Penelitian Dilaksanakan di Kelas XI Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh:
Stevani Elia Indrayanti NIM 081334013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Dengan sepenuh hati kupersembahkan skripsiku ini dalam rasa syukur yang terdalam kepada Allah Bapaku dan Bundaku Maria yang mencintaiku, yang selalu setia
mendampingi, melindungi dan memberkati setiap langkah hidupku melalui :
Keluargaku, bapak, ibu, kakak, dan saudara-saudaraku yang memberi perhatian, dukungan dan mencintaiku, serta
semua sahabat, teman, pacar dan para dosen yang mendukungku melalui doa, bantuan, dukungan dan perhatian mereka.
v
MOTTO
"Selesaikan Semua yang Telah Kamu Mulai“
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Agustus 2012
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Stevani Elia Indrayantti
Nomor Mahasiswa : 081334013
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) DALAM PELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL PENUTUP SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 15 Agustus 2012
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) DALAM PELAJARAN AKUNTANSI MATERI
JURNAL PENUTUP SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
Penelitian Dilaksanakan di Kelas XI Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogyakarta
Stevani Elia Indrayanti Universitas Sanata Dharma
2012
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam pembelajaran akuntansi materi jurnal penutup sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa; (2) penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT)
dalam pembelajaran akuntansi materi jurnal penutup sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah 32 siswa kelas XI Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Data analisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan (rerata sebelum penelitian = 56,72, dan rerata sesudah penelitian = 82,72; (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05); (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
ix
ABSTRACT
THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING: TYPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) IN LEARNING ACCOUNTING WITH THE MAIN TOPIC: CLOSING JOURNAL AS AN EFFORT TO INCREASE
MOTIVATION AND STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT
A Research was Conducted in the Eleventh Grade Students of The Social Science Departement of De Britto College Senior High School Yogyakarta
Stevani Elia Indrayanti Sanata Dharma University
2012
The aims of this research are to find out the application of learning: type Teams-Games-Tournaments (TGT) in learning accounting with the main topic closing journal as an effort to increase: (1) motivation; and (2) student learning achievement.
This research is a classroom action research. The participants of this research were 32 students of the Eleventh Grade Students of the Social Science Departement of De Britto College Senior High School Yogyakarta. There was one cycle of this research. There were four stages that were planning, action, observation, and reflection, questionnaire, interview, and documentation. The researcher used descriptive and statistical analysis to analyze the data.
The result of this research shows that: (1) the implementation of cooperative learning type TGT improves student’s learning motivation significantly (the average before the implementation is 56,72, and the average after the implementation is 82,72; (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05); (2) the implementation of cooperative learning type TGT improves student’s learning achievement significantly (the average of pre-test is 42,50, and the average of post-test is 74,43; (sig. (2-tailed) =
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
kesempatan dan rahmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam Pelajaran Akuntansi Materi Jurnal Penutup Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa” ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang
telah terlibat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan
xi
dan dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama
menjadi mahasiswa Pendidikan Akuntansi.
5. Seluruh karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas semua pelayanan
dalam membantu penulis selama ini.
6. Bapak F. X. Agus Hariyanto, S.Pd., S.E. selaku Kepala Sekolah SMA Kolese De
Britto Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
7. Bapak H. Franky Ari Andri Prianto, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu
penulis dalam melaksanakan penelitian.
8. Siswa-siswa kelas XI Sosial 3 yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat
berjalan dengan lancar.
9. Teman-teman program studi Pendidikan Akuntansi yang telah bekerjasama dan
saling mendukung, sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik
dan menyenangkan.
10.Bapak Indra Sukpramono dan Ibu Elisabeth Sawarsih selaku orang tua yang
senantiasa mendukung dan memberikan doanya.
11.Seluruh saudara trah Sastro Soemardjo dan keluarga besar Adireja Sumarta yang
xii
12.Kakakku Andreas Yayan Kurniawan selaku saudara penulis yang selalu
memberikan dukungan. You said: “We need money not a title”. I always remember that, but I think, I need both of that.
13.Semangatku Robenta Bagus Prima Dharmaditya, terima kasih untuk doa dan
dukungan yang selalu diberikan kepada penulis. Nci pasti fokus.
14.Sahabat-sahabatku Sopent Team ( Therecia Wahyu, Lourentius Dwi Hasto, Fransiska Nurul, Ivenna Lemuela, Yosef Tundra, Angga Wascamasca, Mateus
Finaldo Seta, Robertus Prasetya Jati, Catur Bayu Pamungkas, Bernardus
Purnawan, Augusto Morista) terima kasih atas semangat, bantuan dan doa kalian
semua.
15.Teman-temanku seperjuangan bimbingan bapak Laurentius Saptono, Tri Hartati,
Noviana Sitarusmi, Sarawati Ika Nugraheni, Florentina Sita, Puri Ratna Sari,
Margaretta Yunita, Yustina Dwi Riyanti terima kasih atas bantuan, kebersamaan
dan kepedulian yang kalian berikan selama ini.
16.Teman-teman UKM SEXEN dan Keluarga SIESEN (Margareta Mia, Westri
Sarwendah, Andika, Vincentius Herbangun, Bennedictus Ananta, Willybrodus
Boy, Antonius Yosa, Desy Nugraha, Angger Maulana dan masih banyak lagi)
yang selalu memberikan semangat dan menghibur penulis sebagai keluarga kedua
xiii
17.Teman-teman Under The Tree, JOYband, DoAkustik, Lolenlones dan seluruh
band komunitas penulis yang senantiasa memberikan penghiburan kepada
penulis.
18.Teman-teman Sekretariat PLPG Rayon 138 yang memberikan dukungan penuh
untuk melanjutkan skripsi dan menyelesaikannya dengan baik.
19.Kakak-kakak Arimbo Enam yang telah membantu penulis dan menjadi motivasi
penulis dalam penulisan skripsi.
20.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi dan
penambahan informasi yang tidak mampu penulis sebutkan satu per satu.
Demikian skripsi ini memang jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis
memohon maaf atas segala kesalahan yang ada dan memohon adanya kritik dan
saran yang akan sangat membantu demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 6
xv
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Penelitian Tindakan Kelas... 9
B. Metode Teams Games Tournament (TGT) ... 13
C. Motivasi Belajar ... 18
D. Hasil Belajar ... 21
E. Mata Pelajaran Akuntansi ... 25
F. Kerangka Teoritik ... 26
G. Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32
D. Prosedur Penelitian... 32
E. Instrumen Penelitian... 37
F. Teknik Pengumpulan Data ... 43
G. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 47
A. Sejarah Singkat SMA Kolese De Britto Yogyakarta ... 47
xvi
Dasar ... 52
C. Visi, Misi, Nilai-Nilai yang Mendasari, dan Tujuan Pendidikan SMA Kolese De Britto ... 60
D. Sistem Pendidikan SMA Kolese De Britto Yogyakarta ... 62
E. Kurikulum SMA Kolese De Britto Yogyakarta ... 67
F. Organisasi SMA Kolese De Britto Yogyakarta ... 68
G. Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-Masing Unsur ... 68
H. Sumber Daya Manusia SMA Kolese De Britto Yogyakarta . 73 I. Siswa SMA Kolese De Britto.. ... 84
J. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Kolese De Britto Yogyakarta ... 86
K. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 91
L. Hubungan antara SMA Kolese De Britto dengan Instansi Lain ... 92
M. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan ... 94
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 97
A. Deskripsi Penelitian ... 97
B. Analisis Data ... 132
C. Pembahasan ... 147
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 148
xvii
B. Keterbatasan Penelitian ... 149
C. Saran ... 149
DAFTAR PUSTAKA ... 151
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi ... 38
Tabel 3.2 Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II) ... 40
Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Pengujian Uji Validitas Motivasi Belajar .. 40
Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 41
Table 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Hasil Belajar ... 42
Tabel 4.1 Tenaga Edukatif ... 80
Tabel 4.2 Pendamping Ekstrakulikuler ... 82
Tabel 4.3 Karyawan dan Bidang Tugasnya ... 83
Tabel 4.4 Karyawan Yayasan De Britto dan Bidang Tugasnya ... 84
Tabel 4.5 Distribusi Siswa ... 85
Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran .. 99
Tabel 5.2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran . 101 Tabel 5.3 Analisis Motivasi Belajar Siswa Pra-Implementasi ... 102
Tabel 5.4 Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran .. 104
Tabel 5.5 Daftar Pembagian Kelompok ... 109
Tabel 5.6 Lembar Penilaian Kelompok ... 110
Tabel 5.7 Analisis Hasil Belajar Siswa Pra-Implementasi ... 115
xix
Tabel 5.9 Observasi Kelas selama Menerapkan Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT ... 121 Tabel 5.10 Observasi Siswa selama Menerapkan Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT ... 123 Tabel 5.11 Refleksi Kesan Guru terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT ... 126 Tabel 5.12 Refleksi Kesan Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT ... 111 Tabel 5.13 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa Setelah TGT ... 132 Tabel 5.14 Hasil Komparasi Motivasi Sebelum dan Sesudah PTK ... 133
Tabel 5.15 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Pra-Implementasi
Tindakan dan Sesudah Implementasi Tindakan ... 135
Tabel 5.16 Data Hasil Pengujian Normalitas Selisih Motivasi Belajar
Sebelum dan Sesudah PTK ... 137
Tabel 5.17 Pengujian Beda Rata-rata Kuesioner Sebelum dan
Sesudah PTK ... 138
Tabel 5.18 Deskripsi Hasil Belajar Siswa Setelah TGT ... 139 Tabel 5.19 Rekap Hasil Belajar Siswa Pra-Implementasi dan Sesudah
Implementasi Tindakan ... 140
Tabel 5.20 Rekap Hasil Tes Hasil Belajar Pra-Implementasi Tindakan
xx
Tabel 5.21 Data Hasil Pengujian Normalitas Selisih Hasil Belajar
Sebelum dan Sesudah PTK ... 143
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas ... 12
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi ... 154
Lampiran 2 Kisi-kisi Soal-soal Pre-test dan Post-test ... 155 Lampiran 3 Intrumen Kuesioner Sebelum Tindakan ... 156
Lampiran 4 Instrumen Kuesioner Sesudah Tindakan ... 159
Lampiran 5 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Sebelum
Penerapan Metode TGT ... 163 Lampiran 6 Observasi Aktivitas Kelas Sebelum Penerapan Metode
TGT ... 164 Lampiran 7 Lembar Observasi Kegiatan Kelas Sebelum Penerapan
Metode TGT ... 165 Lampiran 8 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Saat
Penerapan Metode TGT ... 166 Lampiran 9 Lembar Observasi Kegiatan Kelas Saat Penerapan
Metode TGT ... 168 Lampiran 10 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Saat Penerapan
Metode TGT ... 170 Lampiran 11 Instrumen Refleksi Guru Mitra ... 171
Lampiran 12 Instrumen Refleksi Siswa ... 172
xxiii
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 175
Lampiran 15 Prosedur Tournament ... 180 Lampiran 16 Peraturan Tournament ... 181 Lampiran 17 Prosedur dan Peraturan Games ... 182 Lampiran 18 Soal-Soal Games dan Tournaments ... 183 Lampiran 19 Form Skor Kelompok Games dan Tournaments ... 188 Lampiran 20 Hasil Skor Kelompok Games dan Tournaments ... 189 Lampiran 21 Materi Jurnal Penutup ... 190
Lampiran 22 Uang-uangan ... 194
Lampiran 23 Lay out Lembar Games ... 196 Lampiran 24 Lembar Soal Pre-Test dan Post-Test ... 197 Lampiran 25 Kunci Jawaban Pre-test dan Post-Test ... 205 Lampiran 26 Lembar Hasil Observasi Kegiatan Guru ... 206
Lampiran 27 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 208
Lampiran 28 Lembar Hasil Observasi Kondisi Kelas ... 210
Lampiran 29 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama TGT ... 211 Lampiran 30 Lembar Hasil Observasi Kelas Selama TGT ... 213 Lampiran 31 Lembar Hasil Observasi Siswa Selama TGT ... 215 Lampiran 32 Instrumen Refleksi Guru ... 217
xxiv
Lampiran 36 Refleksi Siswa ... 241
Lampiran 37 Tabulasi Variabel Motivasi Belajar Sebelum PTK ... 261
Lampiran 38 Tabulasi Variabel Motivasi Belajar Setelah PTK ... 263
Lampiran 39 Daftar Hasil Belajar Siswa XI Sosial 3 ... 265
Lampiran 40 Perhitungan Motivasi Belajar (PAP II) ... 266
Lampiran 41 Perhitungan Prestasi Belajar (PAP II) ... 269
Lampiran 42 Pengujian Normalitas Kuesioner Motivasi ... 272
Lampiran 43 Pengujian Normalitas Prestasi ... 273
Lampiran 44 Data Hasil Uji-T Motivasi ... 274
Lampiran 45 Data Hasil Uji-T Prestasi ... 275
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu materi pelajaran akuntansi di jenjang pendidikan SMA
adalah jurnal penutup. Jurnal penutup adalah pencatatan pemindahan saldo
akun nominal (sementara) berupa pendapatan dan beban ke akun modal
melalui ikhtisar laba/rugi, serta pemindahan saldo akun prive ke akun modal.
Jurnal penutup dilakukan pada setiap akhir suatu periode akuntansi terhadap
akun-akun yang bersifat sementara yang meliputi akun-akun laporan rugi
laba. Akun-akun laporan rugi laba ini digolongkan sebagai akun yang bersifat
sementara karena sifatnya yang sementara. Akun pendapatan dan beban
merupakan akun nominal atau akun sementara yang dibuka untuk
menghitung laba/rugi perusahaan selama satu periode. Akhirnya saldo
laba/rugi dipindahkan (ditutup) ke akun modal, sehingga akun sementara itu
bersaldo nol. Begitu juga dengan akun prive merupakan akun sementara yang
digunakan untuk menampung (mencatat) penarikan modal selama satu
periode akuntansi. Saldo prive ini juga dipindahkan (ditutup) ke akun modal.
Proses pemindahan akun sementara ke akun modal dicatat dalam jurnal
umum yang disebut dengan jurnal penutup. Setelah selesai jurnal penutup
kemudian diposting (dipindahbukukan) ke dalam buku besar yang sesuai.
Sehingga akun buku besar nominal akan benar-benar bersaldo nol. Jurnal
karena dengan memahami jurnal penutup, siswa dapat menghitung jumlah
laba/rugi dari akun pendapatan dan beban, memindahkan (menolkan) saldo
akun sementara ke akun modal untuk pencatatan periode berikutnya, dan
menghitung modal akhir periode. Dengan adanya penutupan tersebut,
akun-akun nominal dapat bersaldo nol dan dapat digunakan dalam periode
selanjutnya.
Unsur penting dalam proses pendidikan salah satunya adalah proses
belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar ini terjadi interaksi antara
guru dan siswa yang masing-masing memegang peranan yang penting. Guru
dan siswa saling membentuk lingkungan belajar yang efekif dan menarik
sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Seorang
guru harus menyadari apa yang seharusnya dilakukan untuk menciptakan
kondisi belajar yang dapat mengantar anak didik sampai ke tujuan. Hal
tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, berdasarkan
Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003, yaitu mengembangkan potensi peserta
didik sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi masyarakat yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk itu
diperlukan adanya perubahan dalam pembelajaran sesuai perkembangannya.
Perubahan yang dilakukan oleh guru antara lain dapat memperbaiki kondisi
belajar, perubahan metode mengajar, pemberian tugas rumah secara rutin,
maupun penggunaan media pembelajaran yang dapat mempertinggi proses
berpikir siswa dimulai dari cara berpikir sederhana ke cara berpikir yang
kompleks.
Untuk melihat keberhasilan guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar, prestasi belajar merupakan unsur yang sering kali menjadi
perhatian. Melalui prestasi belajar, pihak sekolah dan orang tua siswa dapat
melihat kinerja guru dalam mengajar dan keberhasilan siswa dalam belajar.
Prestasi belajar yang baik tidak dapat dicapai dengan mudah oleh siswa.
Banyak hal yang berpengaruh dalam prestasi belajar, salah satunya adalah
motivasi belajar. Apabila motivasi belajar meningkat, prestasi belajar siswa
juga akan meningkat. Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, pemilihan
metode pembelajaran menjadi kendala bagi para guru. Dalam pemilihan
metode pembelajaran, guru dituntut untuk menjadi guru yang kreatif sehingga
mampu menyampaikan materi dengan lebih bervariasi dan inovatif. Strategi
meningkatkan motivasi belajar menjadi materi yang menarik untuk dikaji
lebih mendalam. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis pada
tanggal 3 November 2011 dikelas XI IPS 3 SMA Kolese De Britto
Yogyakarta, terlihat beberapa masalah yang muncul berkaitan dengan
motivasi dan prestasi. Permasalahan tersebut diantaranya mengenai kondisi
siswa. Melalui pengamatan yang dilakukan oleh penulis, terdapat 60% siswa
kelas XI IPS 3 SMA Kolese De Britto yang kurang serius dan kurang fokus
ketika mengikuti pelajaran akuntansi. Ini bisa dilihat ketika pelajaran
berlangsung, kebanyakan siswa berbicara dengan teman duduknya, ada yang
tempat duduk ketika guru sedang menjelaskan materi. Siswa juga kurang
aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Ini terlihat kurangnya partisipasi siswa
dalam pelajaran berupa pertanyaan kontekstual maupun pengemukaan
pendapat, hanya terdapat 20% siswa yang secara aktif mengikuti pelajaran
akuntansi. Siswa memiliki minat yang kurang dalam pembelajaran dan
terlihat saat guru memberikan latihan-latihan soal, siswa terlihat diam namun
tidak mengerjakannya dengan baik. Berdasarkan tugas yang diberikan guru
kepada siswanya, terdapat sekitar 35% siswa yang mampu mengerjakan dan
menjawab pertanyaan dengan baik. Hal ini memungkinkan disebabkan oleh
siswa jenuh dengan jenis soal yang hampir sama di setiap pertemuan. Selain
kondisi siswa, pemasalahan tampak berasal dari guru. Dalam proses belajar
mengajar, guru secara dominan menggunakan metode ceramah dan
memberikan latihan soal kepada siswa untuk membantu siswa memahami
materi. Harapannya, semakin banyak siswa berlatih, siswa menjadi lebih
paham. Namun demikian, tampak siswa bosan dengan metode ceramah yang
diterapkan guru. Cukup banyak siswa yang tidak mengerjakan soal dan
bahkan membuat kegaduhan.
Melihat keadaan tersebut, guru dituntut untuk menggunakan metode
lain yang dirasa lebih menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa. Ada berbagai model pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru
untuk tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi juga
pemberian kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik agar mereka dapat
membangkitkan rasa ingin tahunya sehingga tumbuh minat dan motivasinya
untuk belajar. Dengan memotivasi belajar yang tinggi pasti akan besar
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang mereka capai. Berdasarkan
kenyataan tersebut di atas, perlu dilakukan penelitian tentang peningkatan
hasil belajar melalui penerapan metode belajar kooperatif yang berbasiskan
permainan (game). Bentuk pembelajaran kooperatif yang paling tua dan yang
cukup menarik untuk digunakan adalah metode pembelajaran
Teams-Games-Tournaments (TGT). Metode pembelajaran ini merupakan salah satu metode
pembelajaran yang relatif mudah untuk diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar di dalam suatu kelas. Pembelajaran tipe ini melibatkan aktivitas
seluruh siswa tanpa membedakan status, peran siswa sebagai tutor sebaya dan
di dalamnya mengandung unsur permainan yang sangat menyenangkan
(Slavin, 1995:84). Dengan penerapan metode TGT ini, diharapkan siswa
dapat termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar, meningkatkan
keaktifan dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran ini pada dasarnya
merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerja sama dalam suatu kelompok kecil dengan kemampuan yang
heterogen (tinggi, rendah, sedang). Keaktifan siswa dalam kelompok tersebut
dapat menimbulkan kerja sama dan saling membantu dengan siswa lainnya
dalam tugas-tugas terstruktur dimana guru bertindak sebagai fasilitator.
Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeyakinan bahwa metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat digunakan untuk meningkatkan
melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul “PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) DALAM PELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL PENUTUP SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA”. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.
B. Batasan Masalah
Penelitian tindakan kelas ini merupakan upaya untuk memperbaiki
mutu pembelajaran akuntansi di kelas. Secara spesifik upaya tersebut
didukung dengan menggunakan metode Teams-Games-Tournaments (TGT)
dalam pembelajaran akuntansi. Harapan yang ingin dicapai adalah
peningkatan motivasi dan hasil belajar akuntansi khususnya pada materi
jurnal penutup.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas,
rumusan permasalahan ini adalah:
1. Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe
Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam pembelajaran akuntansi materi jurnal penutup
2. Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe
Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam pembelajaran akuntansi materi jurnal penutup
sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan rumusan masalah di
atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam
pembelajaran akuntansi materi jurnal penutup sebagai upaya untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peserta didik
Dengan penelitian ini diharapkan peserta didik dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajarnya mengenai materi jurnal penutup. Selain
itu dapat memberikan pengalaman kepada siswa bahwa belajar akuntansi
dapat dilakukan dengan berbagai metode yang lebih beraneka ragam dan
lebih menyenangkan.
2. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan wawasan
bagi guru dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran yang sesuai
dan inovasi yang berimplikasi pada peningkatan kualitas pembelajaran
akuntansi.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti
selanjutnya. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi
mahasiswa FKIP untuk menggunakan penelitian tindakan kelas pada
penelitian selanjutnya.
4. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman baru dalam
hal penerapan pembelajar kooperatif tipe TGT sehingga mampu menjadi
tambahan referensi metode-metode yang dapat diterapkan didalam
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan
(action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
praktik pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada kelas atau pada proses
belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus,
materi, dan lain-lain) atau pun output (hasil belajar). PTK harus tertuju
atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Arikunto (2008:2) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan
definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut:
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data ke informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Sedangkan menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:9):
Menurut Suyanto (Muslich, 2009:9):
PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.
Sementara menurut Susilo (2007:16):
PTK merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau guru di tempat di mana dia mengajar, dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Dari beberapa pengertian PTK di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa sesungguhnya PTK merupakan implementasi dari kreativitas dan
sikap kritis guru terhadap apa yang sehari-hari diamatinya dan pengalaman
yang berhubungan dengan profesinya untuk menghasilkan suatu kualitas
pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya sehingga mencapai hasil
yang optimal. Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang
berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di
sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
2. Prinsip Dasar PTK
PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya (Wijaya Kusumah, 2009:17):
a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.
b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.
c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.
e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.
f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).
3. Tahapan Pelaksanaan PTK
Dalam praktiknya, PTK adalah tindakan yang bermakna melalui
prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan yaitu (Wijaya
Kusumah, 2009:25):
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita.
b. Tindakan (Acting)
Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting
dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya c. Pengamatan (Observing)
Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya
d. Refleksi (Reflecting)
Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau reflecting
Adapun model untuk masing-masing tahap dalam PTK dapat
dilihat pada siklus berikut ini (Arikunto, 2008:16):
Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas
4. Tujuan PTK
Menurut Susilo (2007:17), tujuan PTK adalah sebagai berikut:
a. Tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.
b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada peserta didik dan konteks pembelajaran di kelas.
c. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktik dalam proses pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.
e. Adapun tujuan penyerta PTK yang dapat dicapai adalah terjadinya proses pelatihan dalam jabatan selama proses penelitian itu berlangsung.
5. Manfaat yang bisa diperoleh dari PTK
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dilaksanakannya PTK
yang terkait dengan komponen utama pendidikan dan pembelajaran, antara
lain (Susilo, 2007:18):
a. Inovasi pembelajaran.
b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas. c. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik.
Di samping itu ada manfaat lain yang akan diperoleh guru baik
secara professional dan fungsional dalam meningkatkan kariernya, antara
lain:
a. Melalui PTK secara kolaboratif akan terciptanya peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis bagi guru.
b. Karya tulis ilmiah semakin di perlukan guru di masa depan untuk meningkatkan kariernya dan dalam rangka membuat rancangan PTK yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.
B. Metode Teams-Games-Tournaments (TGT)
1. Tipe Pembelajaran Kooperatif
Penelitian – penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli mengenai
aplikasi dari pembelajaran kooperatif di kelas baru dimulai pada tahun
1970-an. Salah satu hasil penelitian tersebut yang sekarang ini sudah
sering digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa. Konsep penting
dalam pembelajaran tim siswa ini adalah penghargaan bagi tim, tanggung
jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim
karena semua anggota tim bisa saja mencapai kriteria pada
minggu-minggu dalam pembelajaran. Yang dimaksud dengan tanggung jawab
individu di sini adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran
individu dari semua anggota tim. Sedangkan yang dimaksud dengan
kesempatan sukses yang sama adalah semua siswa memberi kontribusi
kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang
sebelumnya.
Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif yang diantaranya
adalah (Slavin, 1995:4):
a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual. b. Teams-Games-Tournaments (TGT)
Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.
c. Jigsaw
mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD.
d. Learning Together
Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Siswa kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.
e. Group Investigation
Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments( TGT)
Metode pembelajaran Teams-Games-Tournaments (TGT) merupakan
salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mudah untuk diterapkan,
hal ini karena melibatkan semua siswa di dalam kelas. Seperti yang kita
ketahui di dalam suatu kelas pasti akan ada banyak perbedaan baik itu
masalah ras, agama, jenis kelamin, tingkat kepandaian dan lain – lainnya.
Perbedaan tersebut kadang kala juga mampu menimbulkan masalah di
kelas. Namun dalam metode TGT masalah ini dapat diminimalisir.
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau
metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan
siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.
Dalam TGT siswa diminta untuk bekerja di dalam kelompok, di
mana kelompoknya tediri dari berbagai unsur yang berbeda sehingga
masalah-masalah yang disebabkan karena adanya perbedaan dapat diatasi.
Dalam model TGT ini siswa juga diharapkan mampu untuk melatih
tanggung jawab, kerja sama dan persaingan yang sehat.
Lima komponen utama dalam TGT yaitu (Slavin, 1995:84-88):
a. Penyajian Kelas
Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.
b. Kelompok (team)
Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu kelompok menguasai materi pembelajaran tersebut. Sebelum kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerja sama dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau tournament.
c. Permainan
pertanyaan–pertanyaan bernomor yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan untuk tournament mingguan. d. Turnamen (Tournament)
Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen merupakan suatu pertandingan antar anggota-anggota yang berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok.
e. Penghargaan Kelompok
C. Motivasi Belajar
1. Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti segala sesuatu yang
mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Seperti
yang dikatakan Sartain (Purwanto, 1984:64) motif adalah suatu pernyataan
yang kompleks dalam suatu organism yang mengarahkan tingkah laku atau
perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.
Thomas L. Good dan Jere B. Brophy (Prayitno, 1989:8)
mengatakan bahwa motivasi adalah suatu energi penggerak, pengarah dan
memperkuat tingkah laku. Menurut Mc Donald (Sardiman, 2007:73):
Motivasi adalah merupakan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” yang didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pengertian yang dikemukakan Mc Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu:
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
Perkembangan motivasi akan mengalami beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. c. Motivasi akan dirancang karena adanya tujuan.
2. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2007:75), motivasi dalam belajar dapat
diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan keseluruhan
karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama
menggerakkan siswa untuk belajar.
Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
sehingga siswa merasa senang dan semangat dalam belajar. Siswa yang
memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar.
Menurut Imron (1996:99), ada beberapa unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar. Unsur-unsur tersebut adalah:
a. Cita-cita/aspirasi pembelajar b. Kemampuan pembelajar c. Kondisi pembelajar
d. Kondisi lingkungan belajar
e. Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar
3. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Uno (2007:4) dari sudut sumber yang menimbulkannya,
motif dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Motif intrinsik
Motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan ransangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, atau sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Motif intrinsik dapat ditimbulkan dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran.
b. Motif ekstrinsik
terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya. Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain (Uno, 2007:4):
1)Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya, maupun keyakinannya.
2)Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan dalam pendidikannya.
3)Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun yang akademis.
4)Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya. 5)Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada
profesinya sebagai pendidik.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat
dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan
cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,
lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
Hakekat motivasi belajar adalah dorongan internal dan ekternal pada siswa
yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Uno, 2007:10): (a) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (b) adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (c) adanya harapan dan cita-cita
masa depan; (d) adanya penghargaan dalam belajar; (e) adanya kegiatan
menarik dalam belajar; dan (f) adanya lingkungan belajar yang kondusif,
4. Ciri-ciri Orang yang Termotivasi
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat walaupun
seringkali mengalami kegagalan akan terus berusaha dengan
meningkatkan motivasi belajarnya sehingga tidak akan mengalami
kegagalan untuk kesekian kalinya. Siswa yang memiliki motivasi tinggi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Imron, 1998:88): (a) tekun dalam
menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu
yang lama; (b) ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa; (c)
tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh; (d) menunjukkan minat
yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar; (e) lebih suka
bekerja sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain; (f) tidak cepat
bosan dengan tugas-tugas rutin; (g) tidak mudah melepaskan apa yang
diyakini; (h) senang mencari dan memecahkan masalah.
D. Hasil Belajar
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak
dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan,
atau keadaan-keadaan sesaat seseorang, misalnya kelelahan, pengaruh obat,
dan sebagainya (Hilgard dan Bower dalam Purwanto, 1984:80).
Pengertian hasil belajar menurut Anni (2004:4) merupakan perubahan
Sedangkan pengertian hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) merupakan
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Setelah itu dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan suatu
kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa
tersebut mengalami aktivitas belajar.
Faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat
digolongkan menjadi dua yaitu (Dimyati dan Mujiono, 1999:236-254):
1. Faktor internal
a. Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan. Siswa memperoleh kesempatan belajar. Meskipun demikian, siswa dapat menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut.
b. Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa memiliki hasil belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang menggembirakan.
c. Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.
d. Mengolah bahan belajar
e. Menyimpan perolehan hasil belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu yang pendek (hasil belajar cepat dilupakan) dan waktu yang lama (hasil belajar tetap dimiliki siswa). Proses belajar terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, dan pengaktifan yang berupa penguatan serta pembangkitan kembali untuk dipergunakan. Dalam kehidupan sebenarnya tidak berarti semua proses tersebut berjalan lancar, akibatnya proses penggunaan hasil belajar terganggu.
f. Menggali hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses pengaktifan pesan yang telah diterima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali, atau mengkaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama, maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar.
g. Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar
Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan belajar dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan, prapengolahan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
h. Rasa percaya diri siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian ”perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat.
i. Intelegensi dan keberhasilan belajar
Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari. j. Kebiasaan belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain: belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, bergaya sok menggurui atau bergaya minta ”belas kasih” tanpa belajar. Kebiasaan-kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidak mengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.
Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu didikan yang harus dimulai sejak sekolah dasar. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi siswa.
2. Faktor eksternal
a. Guru sebagai pembina siswa belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar yang merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru pengajar, guru bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah. Adapun tugas pengelolaan pembelajaran siswa meliputi: pembangunan hubungan baik dengan siswa, menggairahkan minat, perhatian dan memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi, mengorganisasi belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat, mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan obyektif, melaporkan hasil belajar kepada orang tua/wali siswa.
b. Prasarana dan sarana pembelajaran
Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti lengkapnya sarana dan prasarana otomatis bisa menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar dengan baik.
c. Kebijakan penilaian
Penilaian adalah penentuan sampai sesuatu dipandang berharga, bermutu, atau bernilai. Ukuran tentang hal itu berharga, bermutu, atau bernilai datang dari orang lain. Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah guru. Guru adalah pemegang kunci pembelajaran. Guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
d. Lingkungan sosial siswa di sekolah
Lingkungan dimana siswa tinggal yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan siswa. Siswa yang berada di lingkungan yang dikondisikan untuk belajar, misalnya dibuat jam belajar malam antara jam 19.00-21.00, maka siswa akan terdorong untuk belajar. Sementara siswa yang berada di lingkungan yang tidak peduli pada pendidikan, maka siswa akan menjadi malas untuk belajar.
e. Kurikulum sekolah
E. Mata Pelajaran Akuntansi
Akuntansi dapat diartikan sebagai seperangkat pengetahuan yang
mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan
kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi
tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan ekonomik (Suwardjono, 2002:7).
Sejalan dengan pendapat Suwardjono (2002:7), American Accounting
Association (1996:1) dalam Anis Chariri (2003:31) berpendapat bahwa
akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan
mengkomunikasikan informasi untuk membantu pemakai dalam membuat
keputusan dan pertimbangan yang benar. Jadi dapat dibuat suatu kesimpulan
bahwa akuntansi adalah suatu penggolongan, pencatatan, pengikhtisaran dan
pelaporan kejadian atau transaksi yang bersifat keuangan yang digunakan
dalam pengambilan keputusan.
Jurnal penutup merupakan salah satu tahap penjurnalan dalam sistem
akuntansi. Akun-akun yang ditutup pada akhir periode untuk dipindahkan ke
elemen modal lazim disebut akun nominal atau akun sementara. Akun
nominal dibentuk untuk kepentingan tertentu di suatu periode akuntansi dan
ditutup pada akhir periode akuntansi yang sama. Menutup akun dilakukan
dengan cara me-nol-kan (0) saldo akun-akun tersebut. Tahap ini disebut
pencatatan penutup (closing entries). Setelah menyelesaikan pencatatan
penutup, maka akun-akun nominal yang terdapat di buku besar utama
pendapatan dan beban, akun-akun pengambilan modal (prive), akun kliring.
Penutupan akun nominal dilakukan untuk: menentukan laba atau rugi pada
sebuah periode, memisahkan pendapatan/beban antar tahun buku,
mendapatkan neraca akhir periode terkait, memisahkan perangkat
pembukuan (berkas atau file) antar tahun buku. Pada intinya, akun-akun
nominal (sementara) tidak boleh dibawa ke periode akuntansi berikutnya.
Akun-akun tersebut adalah akun pendapatan, beban dan prive hanya diakui
untuk periode yang bersangkutan karena hal tersebut berpengaruh pada
besarnya laba/rugi dalam periode tersebut. Sehingga akun-akun nominal pada
akhir periode harus ditutup atau di-nol-kan saldonya dengan menggunakan
jurnal penutup Suwardjono (2002:187).
F. Kerangka Teoretik
Saat ini banyak dijumpai guru yang belum melakukan penelitian
tindakan kelas (PTK) di dalam proses pembelajarannya. Padahal banyak
masalah yang timbul pada saat proses pembelajaran berlangsung yang dapat
diperbaiki melalui bentuk PTK. Permasalahan yang kompleks di dalam kelas
ternyata sulit untuk dipecahkan karena banyak guru yang belum mengenal
apa itu PTK. Ada beberapa faktor yang menyebabkan guru belum melakukan
PTK dalam proses pembelajaran di kelas. Faktor-faktor tersebut antara lain
yaitu karena kurang dipahaminya profesi keguruan, guru malas membaca,
guru malas menulis, kurangnya rasa kepekaan dan sensitifitas guru terhadap
kreatifitas dan inovasi seorang guru, guru malas meneliti, serta guru kurang
memahami PTK.
PTK dapat diterapkan dalam bentuk strategi pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan penciptaan suasana belajar yang menyenangkan
untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
akuntansi. Strategi yang dapat diterapkan di dalam PTK adalah model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu
metode alternatif yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam
proses pembelajaran di sekolah.
Teams-Games-Tournaments (TGT) adalah salah satu tipe metode
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa
tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan yang menyenangkan (Slavin, 1995:84). Dalam
pembelajaran ini terdapat lima komponen yaitu: (1) presentasi kelas berupa
penyampaian materi kepada siswa; (2) pembagian kelompok/tim untuk
mendalami materi; (3) games yang dirancang untuk pembelajaran dalam
bentuk permainan yang menyenangkan; (4) turnamen yang bertujuan untuk
menciptakan kompetisi yang sehat antar siswa; dan (5) penghargaan bagi
kelompok yang mendapatkan prestasi terbaik.
Pada pembelajaran kooperatif tipe TGT ini sangat ditekankan kerja
sama dan kebersamaan dalam kelompok. Masing-masing kelompok memiliki
tujuan yang sama yaitu mendapatkan penghargaan yang terbaik. Untuk
terbaik karena pada prinsipnya dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan
kelompok ditentukan oleh keberhasilan individu sebagai anggota kelompok.
Tanggung jawab individu juga sangat diperlukan dalam kelompok. Untuk
dapat memahami materi dan mengerjakan soal-soal dengan baik, mereka
harus terlibat secara aktif dalam kelompok. Adanya penghargaan kepada
kelompok terbaik diharapkan dapat memicu masing-masing anggota
kelompok memiliki motivasi belajar yang kuat sehingga hasil belajar siswa di
sekolah dapat meningkat.
Hasil belajar merupakan proses perubahan individu yang belajar.
Perubahan ini tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk
kecakapan, sikap dan pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri
individu yang belajar. Hasil belajar adalah kemampuan peserta didik yang
diperoleh melalui proses pembelajaran yang memerlukan waktu, dan terjadi
perubahan pada diri orang yang belajar sesuai dengan tujuan belajar. Hasil
belajar tidak diperoleh dengan mudah, peserta didik haruslah memiliki
motivasi belajar yang baik untuk belajar agar hasil belajar dapat meningkat.
Hasil belajar tersebut dapat ditingkatkan melalui meningkatkan motivasi dan
hasil belajar dengan dipahaminya dan diterapkannya metode pembelajaran
tipe TGT. Dengan demikian penerapan metode pembelajaran tipe TGT
diharapkan dapat berguna dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa-siswanya di sekolah dan prestasi belajar siswa pun meningkat.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Danu Eri Setiawan
pemahaman siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT. Sebelum rerata skor pre-test = 56,875, sesudah rerata post-test =
76,625 (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,0005). Sejalan penelitian tersebut,
penelitian yang dilakukan oleh Rima Utami (2011) pada materi pembelajaran
akuntansi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa
setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Sebelumnya
rerata skor pre-test = 5,9, sesudahnya rerata post-test = 8,1 (sig. (2-tailed) =
0,000 < α = 0,005). Penelitian yang dilakukan oleh Yustina Dwi Riyanti
(2012) pada materi pembelajaran akuntansi menunjukkan bahwa: (1)
penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa secara signifikan (rerata pre-test = 64,34 dan rerata post-test =
81,74; (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,005); (2) penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
secara signifikan (rerata sebelum penelitian = 53,91, dan rerata sesudah
G. Hipotesis Penelitian
Dengan demikian dapat diperoleh rumusan hipotesis penelitian yaitu:
Ha1
H
= Ada perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan
metode Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam materi jurnal
penutup pada siswa kelas XI sosial 3 SMA Kolese De Britto
Yogyakarta.
a2 = Ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan
metode Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam materi jurnal
penutup pada siswa kelas XI sosial 3 SMA Kolese De Britto
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas,
yaitu kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik pendidikan
oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka lakukan
dan melalui refleksi atas hasil tindakan tersebut (Hopkins, sebagaimana
dikutip Suwandi, 2009:9). Penelitian ini merupakan salah satu strategi
pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan, kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan
yang tepat untuk meningkatkan keaktifan siswa. Sehingga penelitian ini
difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa dalam belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian tindakan kelas ini adalah SMA Kolese De Britto,
2.
Jalan
Laksda Adisucipto No. 161, Yogyakarta.
Waktu penelitian tindakan kelas ini adalah bulan Oktober-November
2011.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswa kelas XI Sosial 3 SMA
Kolese De Britto Yogyakarta.
2. Objek penelitian
Objek penelitiannya adalah peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal penutup melalui penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe TGT .
D. Prosedur Penelitian
Secara operasional, penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam
penelitian ini ada tiga tahapan yaitu kegiatan pra penelitian (observasi
kegiatan guru, observasi kelas dan observasi siswa), siklus satu dan siklus dua
jika diperlukan. Setiap siklus penelitian pada dasarnya sama dan
menggunakan instrumen yang sama, hanya saja tindakan yang dilakukan
berbeda. Adapun kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan
diuraikan sebagai berikut:
1. Kegiatan pra penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
kegiatan pra penelitian.
a. Observasi terhadap guru
Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi
terhadap keterampilan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Lembar observasi meliputi kegiatan pra pembelajaran,
kegiatan awal (melakukan apersepsi dan mengemukakan tujuan
pembelajaran), kegiatan inti (penggunaan bahasa, penguasaan
materi, penggunaan media dan penilaian pembelajaran) dan kegiatan
penutup (evaluasi dan refleksi) yang dilaksanakan oleh guru selama
pembelajaran berlangsung.
b. Observasi terhadap siswa
Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi
terhadap perilaku dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi terhadap siswa meliputi kegiatan
awal (kesiapan siswa mengikuti pembelajaran), kegiatan inti (sikap
siswa pada saat pembelajaran, aktivitas siswa dan partisipasi siswa),
kegiatan penutup (evaluasi proses pembelajaran, siswa mengerjakan
tugas dengan baik, refleksi). Pada kegiatan pra penelitian ini, peneliti
akan membagikan kuesioner yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan motivasi belajar siswa terhadap proses
pembelajaran Akuntansi sebelum diterapkan metode pembelajaran
c. Observasi terhadap kelas
Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi
terhadap kondisi kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk
mengungkapkan kondisi kelas secara keseluruhan yang meliputi
interaksi antar siswa dalam kelas, tata letak, lingkungan fisik kelas.
2. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan/tatap muka di kelas. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Perencanaan
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa
penyiapan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments
(TGT), yaitu meliputi:
1) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk
memetakan para siswa yang tergolong berkemampuan rendah,
sedang atau tinggi, dan membagi siswa secara heterogen
menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6
orang. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini
adalah: rencana pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT, lembar kerja siswa, test dan lembar