• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pencapaian keterampilan berpikir kritis (KBKr) siswa kelas X pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit menggunakan model Inkuiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan desain penelitian one-shut case study. Subyek penelitian adalah siswa kelas X yang berjumlah 40 orang pada salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Subyek penelitian dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori tinggi, kategori sedang dan kategori rendah. Instrumen penelitian berupa tes tertulis pilihan ganda beralasan dan uraian untuk memperoleh data berupa pencapaian KBKr siswa yang dikembangkan serta angket untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai LKS yang digunakan, praktikum yang dilaksanakan serta pembelajaran menggunakan model inkuiri. Pada penelitian ini dikembangkan lima sub indikator KBKr, yaitu keterampilan memberikan penjelasan sederhana, menyebutkan contoh, memberikan alasan, mendefinisikan istilah dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian berdasarkan tes tertulis menunjukkan bahwa pencapaian KBKr untuk seluruh siswa pada seluruh sub indikator KBKr memperoleh kriteria baik (72,17%). Sub indikator KBKr yang dikembangkan paling baik oleh seluruh siswa adalah keterampilan mendefinisikan istilah dengan kriteria sangat baik (89,30%). Siswa kategori tinggi mengembangkan sub indikator KBKr paling baik pada keterampilan memberikan alasan dengan memperoleh kriteria sangat baik (98%), sedangkan siswa kategori sedang mengembangkan sub indikator keterampilan mendefinisikan istilah dengan perolehan kriteria sangat baik (89,7%), dan siswa kategori rendah mengembangkan sub indikator keterampilan mendefinisikan istilah dengan perolehan kriteria baik (80%).

(2)

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2

Abstract

This research aims to determine the achievement of critical thinking skills of grade X students at learning of electrolyte and nonelectrolyte solutions using inquiry models. The method that is used in this research method is descriptive method with one-shut case study design of research. The subjects were 40 students of grade X in one of the high schools in the Bandung City. The subjects were divided into three categories, high, medium and low category. The research instrument were reasonable multiple-choice written test and description problems to obtain data description of the developed critical thinking skills of student achievement as well as a questionnaire to determine the response of the worksheets used by student, lab work carried out and learning using the model of inquiry. In this study developed five sub-indicators critical thinking skills, including skills provide a simple explanation, giving examples, giving reasons, defining the term and draw conclusions. The results based on the written test shows that achievement of the critical thinking skills for all students in all sub-indicators critical thinking skills obtain well criteria (72.17%); Sub-indicator critical thinking skills are best developed by all students is the skills criteria define the term very well criteria (89,30%). High category students developed sub-indicators critical thinking skills give reason are best to obtain very well criteria (98,00%), medium category student were very good criterion in the sub-indicators critical thinking skills give s define the term (89.70%), the low category students acquire good criteria (80,00%) in the sub-indicators critical thinking skills give define the term.

(3)

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Keterampilan Berpikir Kritis ... 9

2. Model Pembelajaran Inkuiri ... 13

3. Tinjauan Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ... 17

(4)

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

C. Kerangka Pemikiran ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 25

B. Desain Penelitian ... 26

C. Metode Penelitian ... 32

D. Definisi Opersional ... 32

E. Instrumen Penelitian ... 33

1. Soal Tes Tulis ... 33

2. Angket Siswa ... 34

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 34

G. Teknik Pengolahan Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Seluruh Siswa pada Masing-Masing Sub Indikator KBKr ... 39

B. Pencapaian KBKr Setiap Kategori Siswa Pada Masing-masing Sub Indikator 41 1. Keterampilan Memberikan Penjelasan Sederhana ... 42

2. Keterampilan Menyebutkan Contoh ... 43

3. Keterampilan Memberikan Alasan ... 46

4. Keterampilan Mendefinisikan Istilah ... 48

5. Keterampilan Menarik Kesimpulan ... 49

(5)

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

D. Tanggapan Siswa terhadap Keterlaksanaan Pembelajaran Larutan Elektrolit

dan Nonelektrolit menggunakan Model Inkuiri ... 53

1. Tanggapan Siswa terhadap LKS yang Digunakan ... 54

2. Tanggapan Siswa terhadap Pelaksanaan Praktikum ... 56

3. Tanggapan Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Model Inkuiri ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(6)

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Larutan Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah ... 21

Tabel 3.1 Kriteria Skor Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 32

Tabel 3.2 Tafsiran Kualitatif ... 37

Tabel 4.1 Persentase Rata-rata Pencapaian KBKr Seluruh Siswa pada Masing-Masing Sub Indikator ... 39

Tabel 4.2 Keterampilan Memberikan Penjelasan Sederhana ... 42

Tabel 4.3 Keterampilan Menyebutkan Contoh ... 43

Tabel 4.4 Keterampilan Memberikan Alasan ... 46

Tabel 4.5 Keterampilan mendefinisikan istilah ... 48

Tabel 4.6 Keterampilan Menarik Kesimpulan ... 49

(7)

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hantaran listrik melalui larutan HCl ... 17

Gambar 2.2 Perbandingan partikel yang terurai dalam larutan non-elektrolit, elektrolit kuat, dan elektrolit lemah ... 19

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 26

Gambar 3.2 Alur Penelitian ... 27

(8)

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 66

A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 81

A.3 Jawaban LKS ... 88

A.4 Slide Pembelajaran ... 94

A.5 Validasi Instrumen Penelitian ... 110

A.6 Tabel Kisi-kisi Soal Tes Tertulis ... 128

A.7 Soal Tes Tertulis PG beralasan dan uraian ... 129

A.8 Jawaban dan Rubrik Penilaian Tes Tertulis ... 136

A.9 Angket Siswa ... 151

A.10 Saran-Saran Validator ... 155

B.1 Data Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Standar Deviasi ... 157

B.2 Daftar Nilai dan Kriteria Pencapaian KBKr untuk Seluruh Siswa pada Setiap Indikator Pencapaian KBKr ... 159

B.3 Daftar Nilai dan Kriteria Pencapaian Siswa Pada KBKr untuk Setiap Sub Indikator ... 161

B.4 Hasil Pengolahan Angket ... 169

C.1 Surat Izin Validasi LKS ... 178

C.2 Surat Izin Validasi Soal KBKr ... 179

C.3 Surat Izin Penelitian Skripsi ... 180

C.4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 181

(9)

1

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Mata pelajaran kimia termasuk ke dalam Pelajaran IPA yang merupakan

mata pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa karena banyaknya konsep kimia

yang abstrak, hanya berupa hafalan-hafalan dan hitungan-hitungan, sehingga

keterkaitan konsep yang satu dengan yang lainnya sulit difahami oleh siswa.

Maka dari itu ketika siswa mempelajari beberapa materi yang terdapat dalam mata

pelajaran kimia perlu dibantu dengan kegiatan praktikum supaya konsepnya lebih

mudah dipahami siswa. Tentunya untuk melakukan pembelajaran yang

melibatkan kegiatan praktikum tidak bisa sepenuhnya dilakukan di dalam kelas.

Dalam hal ini fungsi laboratorium dalam pembelajaran kimia sangatlah penting

untuk menunjang pembelajaran yang melibatkan kegiatan praktikum tersebut.

Menurut Arifin (1995), fungsi laboratorium tidak diartikan sebagai tempat

untuk kegiatan belajar mengajar yang sekedar mencocokkan kebenaran teori yang

telah diajarkan di kelas. Laboratorium kimia bukanlah sekedar tempat untuk

mempraktekkan apakah reaksinya cocok dengan teori, tetapi juga pembelajaran di

dalamnya harus mengembangkan proses berpikir dengan timbulnya pertanyaan,

mengapa reaksinya demikian?, bagaimana kalau…?, dalam kondisi lain apa yang terjadi? dan seterusnya. Dengan kata lain laboratorium kimia tidak hanya

mempersoalkan hasil akhirnya, tapi bagaimana proses berpikir kritis siswa dapat

berkembang.

Menurut Hassoubah (2007), sebagai manusia, siswa telah dikaruniai potensi

untuk berpikir. Melalui pembinaan, pendidikan dan pembelajaran yang tepat

siswa dapat berpikir kritis dan karakter siswa dapat berkembang dengan baik.

Karena itu potensi yang ada ini perlu dikembangkan sehingga siswa yang nantinya

akan menjadi manusia dewasa dapat melakukan tugas dan tanggung jawab

sebagai khalifah di bumi. Menurut Richard W. Paul dalam Hassoubah (2007),

(10)

2

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi yang mereka terima kemudian mereka menganggap hipotesis sebagai

suatu kebenaran, ketika itu siswa dididik untuk menguji struktur logika, berpikir

secara kritis serta menguji kebenaran ilmu pengetahuan dengan pengalaman.

Kemudian mereka diberi apresiasi yang mencerminkan kemandirian intelektual,

keberanian, kesopanan dan keimanan sehingga pada akhirnya siswa akan menjadi

orang dewasa yang bermoral dan bertanggungjawab.

Dalam dunia pendidikan dan proses belajar-mengajar, siswa tidak boleh

diperlakukan seperti busa (spons) di dalam kelas yang menyerap ilmu dari guru,

tanpa diberi kesempatan untuk bertanya, melakukan penilaian atau investigasi,

dan diperlakukan dengan tidak hormat. Menghormati adalah sebuah konsep moral

yang ada pada diri seseorang. Untuk bisa menghormati, para siswa harus belajar

secara kritis dan mempraktikkannya. Meskipun memiliki kemampuan berpikir

kritis, bukan jaminan akan menjadi orang yang bertanggungjawab, namun

penerapan berpikir kritis dapat menjauhkan seseorang dari keputusan yang keliru,

tidak bermoral, dan tergesa-gesa.

Untuk mengembangkan siswa yang mampu memberdayakan kemampuan

berpikir kritis, paradigma student centered lebih tepat digunakan. Berpikir kritis

berkaitan dengan aktivitas ”tingkat tinggi” seperti halnya kemampuan dalam memecahkan masalah, menetapkan keputusan, berpikir reflektif, berpikir kreatif

dan mengambil kesimpulan secara logis.

Untuk menjadikan materi kimia lebih menarik, lebih mengajak siswa untuk

berpikir dalam sebuah percobaan yang siswa belum tahu hasilnya seperti apa

maka guru harus mampu mengambil suatu kebijakan. Kebijakan tersebut

salahsatunya yaitu dengan perbaikan model pembelajaran sehingga kompetensi

belajar yang diharapkan akan tercapai dengan baik, sebab dengan menggunakan

model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran di

kelas (Suyanti, 2010).

Menurut Gulo (2002), salah satu model pembelarajan yang berpusat pada

siswa yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia adalah model inkuiri.

Model inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh

(11)

3

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuannya dengan penuh percaya diri. Menurut Dhari (1998) model inkuiri

dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi

dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan materi yang didapatkan dapat lebih

bermakna lagi bagi siswa.

Arifin (2000) menyatakan bahwa inkuiri dapat dicapai melalui metode

ceramah atau praktikum. Selain untuk memberikan gambaran yang konkrit

tentang suatu peristiwa, kegiatan praktikum juga dapat mengembangkan kegiatan

siswa dalam berinkuiri sehingga selama kegiatan praktikum proses inkuiri dapat

berkembang. Melalui praktikum pula, siswa mengembangkan proses berpikir

dengan timbulnya pertanyaan. Siswa dituntut untuk berpikir selama kegiatan

praktikum yang berbasis inkuiri. Dari hal tersebut dapat terlihat hubungan antara

kegiatan praktikum, inkuiri dan proses berpikir siswa.

Materi yang akan disampaikan dengan model inkuiri untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa, yaitu penentuan larutan elektrolit dan

nonelektrolit sampai penentuan larutan elektrolit lemah dan kuat. Materi larutan

elektrolit dan nonelektrolit ini diharapkan lebih efektif dilakukan pembelajarannya

melalui praktikum oleh siswa. Pembelajaran melalui praktikum, memberikan

kesempatan belajar lebih banyak untuk siswa agar dapat menumbuhkan dan

mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya dalam memecahkan suatu

masalah selama pembelajaran kimia berlangsung. Dengan demikian misi utama

pendidikan kimia, yaitu: penumbuhan kemampuan memecahkan masalah dengan

menggunakan cara berpikir dalam kimia, yang mengandalkan observasi, analisis,

dan eksperimentasi dapat terealisasikan.

Penelitian mengenai analisis keterampilan berpikir kritis siswa dalam

pembelajaran menggunakan model inkuiri dipandang perlu untuk dilakukan,

karena siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis

selama proses belajar dengan cara merumuskan masalah, membuat hipotesis,

(12)

4

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi. Apabila siswa mampu

mengembangkan keterampilan berpikir kritis dengan baik, diharapkan siswa

nantinya akan menjadi manusia dewasa yang mampu memecahkan masalah.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di beberapa sekolah di kota Bandung

diketahui bahwa karakteristik Lembar Kerja Siswa yang telah ada berupa LKS

praktikum yang langkah kerjanya berupa instruksi langsung dan analisis data

berupa verifikasi sehingga tidak mengajak siswa untuk melakukan suatu

investigasi. Tidak jarang guru hanya melakukan demonstrasi di depan kelas

sehingga tidak melatih siswa untuk melakukan penyelidikan langsung supaya

lebih mengembangkan keterampilan berpikir kritis dalam menyelesaikan

permasalahan. Oleh karena itu pembelajaran kimia menjadi kurang bermakna bagi

siswa.

Setelah dibuat prosedur praktikum Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit oleh

Tresnawati (2011) dan dibuat LKS Inkuiri Terbimbing Larutan Elektrolit dan

Nonelektrolit oleh Ma’arif (2012) kemudian LKS tersebut belum pernah diimplementasikan pada pembelajaran di kelas. Penulis bermaksud untuk

mengimplementasikan hasil karya tersebut yang sebelumnya sudah mengalami

revisi dan memperoleh gambaran mengenai keterampilan berpikir kritis yang

dikembangkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengajukan judul

penelitian:

“Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

secara umum untuk penelitian ini adalah “Bagaimanakah keterampilan berpikir kritis siswa kelas X pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit

menggunakan model inkuiri?”

Rumusan masalah yang diteliti dijabarkan melalui pertanyaan penelitian

(13)

5

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimanakah pencapaian keterampilan berpikir kritis seluruh siswa pada

masing-masing sub indikator KBKr yang dikembangkan dalam pembelajaran

larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan model inkuiri?

2. Bagaimana pencapaian keterampilan berpikir kritis setiap kategori siswa pada

masing-masing sub indikator KBKr yang dikembangkan dalam pembelajaran

larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui model inkuiri?

3. Sub indikator keterampilan berprikir kritis apa yang lebih terkembangkan oleh

setiap kategori siswa kelas X pada praktikum larutan elektrolit dan

nonelektrolit dengan model inkuiri?

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran larutan

elektrolit dan nonelektrolit dengan model inkuiri?

C. Pembatasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini, maka permasalahan perlu dibatasi agar

terhindar dari kajian penelitian yang meluas, pembatasan masalah tersebut

adalah:

1. LKS inkuiri yang digunakan adalah LKS produk pengembangan LKS

praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit hasil penelitian Ma’arif (2012) yang telah direvisi berdasarkan saran-saran yang diajukan.

2. Model pembelajaran inkuiri yang digunakan adalah model pembelajaran

inkuiri terbimbing agar sesuai dengan LKS yang dikembangkan berupa LKS

praktikum berbasis inkuiri terbimbing.

3. Sub indikator keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan pada soal tes

tertulis ialah keterampilan memberikan penjelasan sederhana, keterampilan

menyebutkan contoh, keterampilan memberikan alasan, keterampilan

mendefinisikan istilah, dan keterampilan menarik kesimpulan.

D. Tujuan Penelitian

1. Mendapatkan gambaran tentang pencapaian keterampilan berpikir kritis

(14)

6

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan model

inkuiri,

2. Mendapat gambaran tentang pencapaian keterampilan berpikir kritis setiap

kategori siswa pada masing-masing sub indikator KBKr yang

dikembangkan dalam pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit

melalui model inkuiri,

3. Menganalisis sub indikator keterampilan berprikir kritis yang lebih

terkembangkan oleh setiap kategori siswa kelas X pada praktikum larutan

elektrolit dan nonelektrolit dengan model inkuiri,

4. Memperoleh tanggapan siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran

larutan elektrolit dan nonelektrolit menggunakan model inkuiri.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, antara

lain:

1. Bagi siswa

a. Melatih keterampilan berpikir kritis siswa dengan cara mengemukakan

masalah dari fenomena yang ada, mengemukakan hipotesis/jawaban

sementara dari permasalahan.

b. Meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa dalam menentukan alat dan

bahan praktikum serta merancang percobaan.

c. Memberikan pengalaman belajar baru pada praktikum dengan menggunakan

LKS inkuiri

2. Bagi guru:

a. Memberikan informasi sebagai pembelajaran alternatif menggunakan LKS

bagi guru dalam pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit, dengan

LKS ini guru dapat melatih siswa dalam menemukan konsep sendiri melalui

langkah-langkah inkuiri.

b. Membuka pikiran guru bahwa praktikum khususnya pada materi larutan

(15)

7

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

buku resep masakan agar dapat melatih siswa dalam menemukan konsep

sendiri melalui langkah-langkah inkuiri.

c. Memberikan informasi kepada guru-guru kimia mengenai keterampilan

berpikir kritis siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit

dengan menggunakan model inkuiri.

3. Bagi peneliti lain:

a. Memberikan acuan untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya

b. Menjadikan hasil penelitian yang sudah dilakukan sebagai salah satu dasar

penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini berjudul “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri”, dengan rincian penulisan skripsi yang terdiri dari lima bab. Pertama adalah Bab I sebagai bab pendahuluan dalam melakukan penelitian, memuat latar

belakang penelitian, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

Kedua adalah Bab II, terdiri dari kajian pustaka (membahas mengenai

teori-teori yang melandasi penyusunan, yaitu pembahasan mengenai keterampilan

berpikir kritis, model pembelajaran inkuiri, tinjauan materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit), penelitian terdahulu yang relevan serta kerangka pemikiran.

Ketiga adalah Bab III sebagai bab yang membahas metodologi penelitian,

meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian,

definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrument serta

teknik pengumpulan data.

Keempat adalah Bab IV merupakan bab yang menunjukkan hasil penelitian

dan pembahasan mengenai pencapaian keterampilan berpikir kritis seluruh siswa

pada masing-masing sub indikator KBKr, pencapaian KBKr setiap kategori siswa

pada masing-masing sub indikator, dan sub indkator KBKr yang lebih

terkembangkan oleh setiap kategori siswa serta tanggapan siswa terhadap

(16)

8

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model inkuiri meliputi tanggapan terhadap LKS, pelaksanaan praktikum dan

proses pembelajaran secara keseluruhan. Bab terakhir dalam penulisan skripsi

(17)

59

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Keterampilan berpikir kritis (KBKr) siswa

kelas X pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit menggunakan model

inkuiri, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pencapaian KBKr untuk seluruh siswa pada setiap sub indikator KBKr adalah:

a. Keterampilan memberikan penjelasan sederhana mengenai larutan

elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat daya hantar listriknya

memperoleh kriteria baik.

b. Keterampilan menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit

memperoleh kriteria baik.

c. Keterampilan memberikan alasan atas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

terkait larutan elektrolit dan nonelektrolit memperoleh kriteria baik.

d. Keterampilan mendefinisikan istilah terkait materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit memperoleh kriteria sangat baik.

e. Keterampilan menarik kesimpulan memperoleh kriteria baik.

2. Pencapaian KBKr untuk masing-masing kategori siswa:

a. Keterampilan memberikan penjelasan sederhana mengenai larutan

elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat daya hantar listriknya untuk

siswa kategori tinggi memperoleh kriteria sangat baik, dan untuk siswa

kategori sedang memperoleh kriteria baik, sedangkan untuk siswa kategori

rendah memperoleh kriteria cukup.

b. Keterampilan menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit

(18)

60

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa kategori sedang memperoleh kriteria baik, sedangkan untuk siswa

kategori rendah memperoleh kriteria cukup.

c. Keterampilan memberikan alasan atas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

terkait larutan elektrolit dan nonelektrolit untuk siswa kategori tinggi

memperoleh kriteria sangat baik, dan untuk siswa kategori sedang

memperoleh kriteria baik, sedangkan untuk siswa kategori rendah

memperoleh kriteria kurang.

d. Keterampilan mendefinisikan istilah terkait materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit untuk siswa kategori tinggi dan siswa kategori sedang

memperoleh kriteria sangat baik, sedangkan untuk siswa kategori rendah

memperoleh kriteria baik.

e. Keterampilan menarik kesimpulan tentang larutan elektrolit dan

nonelektrolit untuk siswa kategori tinggi memperoleh kriteria sangat baik,

dan untuk siswa kategori sedang memperoleh kriteria baik, sedangkan

untuk siswa kategori rendah dapat dikembangkan dengan cukup.

3. KBKr yang paling dapat dikembangkan oleh seluruh siswa ialah keterampilan

mendefinisikan istilah terkait materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

4. Siswa kategori tinggi dapat mengembangkan seluruh sub indikator KBKr

dengan sangat baik dan diantara kelima sub indikator KBKr yang dapat

dikembangkan dengan baik oleh siswa kategori tinggi ada pada sub indikator

keterampilan memberikan alasan.

5. Siswa kategori sedang dapat mengembangkan KBKr dengan kriteria baik dan

diantara kelima sub indikator KBKr yang dapat dikembangkan dengan baik

oleh siswa kategori sedang adalah sub indikator keterampilan mendefinisikan

istilah.

6. Siswa kategori rendah dapat mengembangkan KBKr dengan kriteria cukup,

(19)

61

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh siswa kategori rendah adalah sub indikator keterampilan mendefinisikan

istilah.

B. Saran

1. Pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri disarankan agar diterapkan

oleh pengajar karena mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis

siswa.

2. Bagi peneliti lain, dalam penelitian ini sub indikator KBKr yang tergolong

kurang ialah mengenai keterampilan menyebutkan contoh, sehingga diharapkan

dilakukan perbaikan lebih lanjut, seperti guru memberikan contoh nama larutan

dan siswa menentukan sendiri sifat daya hantarnya melalui diskusi secara lebih

efektif agar keterampilan berpikir kritis pada sub indikator menyebutkan contoh

(20)

62

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abraham, M.R (1994). “A Cross The Study of The Understand of Pife Chemistry Concept.” Journal of Research in Science Teaching. Vol.31, No.2

Arifin, M.(1995). Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia. Bandung: Airlangga University Press.

______, M (2000). Common Textbook: Strategi Belajar Mengajar Kimia, (Edisi Revisi). Bandung: IMSTEP.

______, M. et al. (2003). Common Textbook: Strategi Belajar Mengajar Kimia Common Textbook (Edisi Revisi). Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arends, R. (2001). Learning To Teach: Belajar untuk Mengajar. Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, S. (2000) Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

_______, S. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Ausubel, D.P. (1968). The Psychology of Meaningful Verbal Learning. New York: Grune and Stattion.

Bruner, J. S. (1960). The Process of Education. Cambridge: Harvard University Press.

Chang.R. (2008). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti.Jilid 1. Diterjemahkan oleh Departemen Kimia ITB Jakarta: Penerbit Erlangga.

Colburn, A. (2000). “An Inquiry Primer”. Science Scope, 23, (6), 42-44.

Costa, A. (Ed.). (1991). Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking. California. USA: Midwest Publications

Depdikbud. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas.(2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

(21)

63

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KTSP. (2006). Silabus Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

_________.(2008). Strategi Pembelajaran MIPA. Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Dahar, R. W.(1989). Teori-Teori Belajar. Bandung: Penerbit Erlangga

Dhari.(1998). Metodologi Pembelajaran.Malang:Depdikbud

Djamarah, S.B dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Ennis, RH. (1985). Goals For A Critical Thingking Curriculum: Developing Mind A Resource. Book For Teaching Thinking. Virginia: Association for Supervissions and Curriculum Development (ASCD)

_____, RH. (1985). “A logical Basis for Measuring Thinking Skills”. Journal of Educational Leadership 43, 2.46

Fisher, A.(2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Diterjemahkan oleh Benyamin Hadinata. Jakarta:Penerbit Erlangga

Firman, H .(2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grasindo.

HAM, Mulyono. (2012). Kamus Kimia. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hassoubah, Z. I (2007). Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Penerbit NUANSA

Inayati, S. (2003). Studi Komparasi Hasil Belajar Kimia Antara Siswa yang diberi Tugas Rumah dari LKS dengan Siswa yang diberi Tugas Rumah dari Buku Paket pada Siswa Kelas II Semester 1 SMU Negeri Grobogan 2002/2003. Skripsi Jurusan Kimia FMIPA UNNES Semarang: tidak diterbitkan.

Johari, J.M.C. dan M. Rachmawati. (2009). Kimia II: SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta: Esis.

(22)

64

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ma’arif, J.(2012). Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit Dan Non-Elektrolit .Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Mayer, Richard E. (2009). Multimedia Learning Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Tiga Asumsi Teori Kognitif Multimedia Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Mohrig JR, et al. (2009). “On the Successful Use of Inquiry-Driven Experiments in the Organic Chemistry Laboratory”, Journal of Chemical Education, vol. 84, No 6.

Munandar, Utami. (1990). Mengembangkan Bakat Kreatifitas Anak Sekolah Jakarta: Media Pustaka.

Permana, I. (2009) Memahami Kimia SMA/MA. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Riduwan. (2003). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rustaman, N. et al. (2003). Common Textbook: Strategi Belajar Mengajar Biologi (Edisi Revisi). Bandung: IMSTEP.

__________. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

________, N. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dan Pendidikan Sains. Makalah Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

_________. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencaba Predana Media.

Siregar,S.(2010). Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Bandung: PT. Raja Grafindo Persada

Sudirman, N. et al. (1990). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

(23)

65

RINI INDRIANI, 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Model Inkuiri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ________. (2012). Metode Penelitian Kombinsasi. Bandung : Alfabeta

Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sumarna,O. et al. (2006). Kimia untuk SMA/MA kelas XI. Bogor: Regina.

Sutrisno. (2006). Problem-based Learning. Dalam Monograf Model-model Pembelajaran Sains (Kimia) Inovatif. Malang: Jurusan Kimia

Suyanti, R. D.(2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Swartz, R. & Perkins, D. (1990). Teaching Thingking: Issues and Approaches. California, USA: Midwest Publications

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: Penerbit ITB.

Trianto.(2007).Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tresnawati, R.(2011). Pengembangan Prosedur Praktikum Kimia SMA pada Topik Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit .Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian  ...........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Tanggapan Guru dan Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran Intertekstual Pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ……….... Tanggapan Guru Terhadap Strategi

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model siklus pembelajaran PDEODE pada materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi..

dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana keterampilan berpikir kritis siswa pada materi perkembangan teori atom menggunakan model pembelajaran inkuiri?“.. Rumusan masalah

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan menggunakan metode

(b) Validitas produk modul pembelajaran kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan telah sesuai

Berdasarkan permasalahan diatas, maka diperlukan solusi untuk mengatasi masalah pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dapat menarik siswa untuk ikut

Berdasarkan analisis data keterampilan berpikir kritis siswa SMA Negeri 2 Sanggau pada materi indikator asam basa, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan bepikir kritis

Tes esai dengan menggunakan indikator keterampilan berpikir kritis pada jenjang penjapaian mulai dari C 3 sampai C 6 menggunakan taksonomi Anderson yang terintegrasi pada