• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Majelis Ta’lim 1. Pengertian Majlis Ta’lim - PERAN MAJLIS TA’LIM DALAM PENANAMAN NILAI AQIDAH PADA REMAJA (Studi Kasus di Majlis Ta'lim Remaja Desa Dukuh Warni Kelurahan Dawuhan Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes) - repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Majelis Ta’lim 1. Pengertian Majlis Ta’lim - PERAN MAJLIS TA’LIM DALAM PENANAMAN NILAI AQIDAH PADA REMAJA (Studi Kasus di Majlis Ta'lim Remaja Desa Dukuh Warni Kelurahan Dawuhan Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes) - repository "

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Majelis Ta’lim

1. Pengertian Majlis Ta’lim

Secara bahasa kata majlis ta’lim berasal dari dua suku kata yakni

majlis dan ta’lim. Kata majlis berasal dari bahasa arab yakni “

jalasa-yajlisu-majlisan” yang berarti duduk. Kata majlis merupakan bentuk isim makan yang berarti menjadi tempat duduk (Munawir, 2007 : 239).

Majlis ini bermula sejak zaman khulafa al Rasyidin, yang biasanya memberikan fatwa dan musyawarah serta diskusi dengan para sahabat untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Kemudian pada masa khalifah Abbasiyah berubah menjadi majlis sastra yang didalamnya membahas bukan hanya masalah-masalah kesusastraan, melainkan berbagai macam ilmu pengetahuan (majlis ilmu pengetahuan) dan berbagai kesenian (majlis kesenian) ( Zuhairini, 1994: 95-96).

Sedangkan kata ta’lim adalah isim mashdar dari kata “

(2)

Kata al-ta’lim terkait erat dengan proses transfer of information (mengalihkan atau mengalirkan informasi) atau transfer of knowledge (mengalihkan atau mengalirkan ilmu pengetahuan). ( Nata, 2016: 75)

Berdasarkan pengertian ta’lim di atas dapat disimpulkan bahwa

ta’lim adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang

dengan tujuan untuk memberikan ilmu kepada yang membutuhkan atau dengan kata lain dari yang ahli kepada yang belum mengetahi.

Majlis ta’lim dapat diartikan secara lughawi sebagi tempat

berlangsungnya proses belajar mengajar atau menagjarkan ilmu agama 2. Peran Majlis Ta’lim

Majelis ta'lim dapat dipahami sebagai suatu institusi dakwah yang menyelenggarakan pendidikan agama yang bercirikan non-formal, tidak teratur waktu belajarnya, para pesertanya disebut jamaah, dan bertujuan khusus untuk usaha memasyarakatkan Islam (Siregar & Shofiuddin, 2003: 16).

Adanya majelis taklim di tengah-tengah masyarakat bertujuan untuk menambah ilmu dan keyakinan agama yang akan mendorong pengalaman ajaran agama, sebagai ajang silaturahmi anggota masyarakat, dan untuk meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan jamaahnya (Alawiyah, 1997: 78).

(3)

a. Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib;

b. Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan alam semesta;

c. Sebagai inspirasi, motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama;

d. Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan selaras.

Menurut peneliti secara garis besar majelis taklim merupakan wadah

untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama dalam rangka

membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT.

3. Materi Majlis Ta’lim

(4)

Sedangkan menurut Pedoman Majelis taklim yang dikeluarkan oleh Koordinasi Dakwah Islam (KODI), materi yang disampaikan dalam majelis taklim adalah

a. Kelompok Pengetahuan Agama, yang mencakup di dalamnya tauhid, tafsir, Fiqih, hadits, akhlak, tarikh, dan bahasa Arab

b. Kelompok Pengetahuan Umum, yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat yang dikaitkan dengan agama (Huda, 1996/1997: 13).

4. Metode Dakwah yang Digunakan dalam Majlis Ta’lim

Setiap pengajaran diperlukan metode-metode agar tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik. Beberapa metode pengajaran tersebut antara lain:

a. Metode bercerita, yang dicantumkan pada hampir semua pokok bahasan, karena selain aspek kognitif, aspek afektif yang secara garis besar berupa tertanamnya aqidah islamiyah dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki nilai akhlak yang mulia.

b. Metode ceramah, merupakan metode mau'idhoh hasanah dengan bilisan agar dapat menerima nasihat-nasihat/pendidikan yang baik. c. Metode tanya jawab, bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan

(5)

Sedangkan metode penyajian yang dilakukan di majelis taklim dapat dikategorikan menjadi:

a. Metode Ceramah, terdiri dari ceramah umum, yakni pengajar/ustadz/kiai tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah khusus, yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi.

b. Metode Halaqah, yaitu pengajar membacakan kitab tertentu, sementara jamaah mendengarkan.

c. Metode Campuran, yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan kebutuhan. (Redaksi Ensiklopedi, 1994: 121)

Berikut adalah adalah penjabaran beberapa yang sering di gunakan didalam majlis ta'lim :

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penuturan bahasa pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiyasa jelek bila penggunanya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunanya (Syah dkk, 2017: 139)

1) Kelemahan dalam metode ceramah

(6)

b) Guru sulit mengukur tingkat penguasaan dan pemahaman isi materi pelajaran yang di sampaikan melalui ceramah.

c) Siswa dengan kemampuan dirugikan dan lebih menguntungkan siswa yang memiliki kemampuan audiktif

d) Siswa cendrung pasif dan tidak kreatif bahkan terjadi kecenderungan membuat kesimpulan yang salah

e) Timbul kebosanan pada diri siswa bila disampaikan pada waktu yang lama

Untuk mengurangi segi negatif metode ceramah sebaiknya pembimbing menggunakan metode ceramah digabungkan dan dikolaborasikan dengan metode-metode mengajar lainya.

2) Kelebihan metode ceramah

a) Ceramah merupakan metode yang murah dan sekaligus paling mudah dilakukan

b) Dengan menggunakan metode ceramah guru dapat dengan mudah menguasai kelas, mengorganisasikan tempat duduk dan kelas. c) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas dalam waktu

yang relatif singkat.

d) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.

(7)

f) Metode ceramah dapat digunakan bagi jumlah siswa atau peserta didik yang sangat banyak atau dalam jumlah besar.

b. Metode Demonstrasi

Demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik (Daradjat, dkk, 2014 : 296)

Selain pengertian di atas, darwyn syah dkk (2007: 152) juga mengemukakan pendapat mengenai metode demonstrasi yakni cara yang digunakan dalam penyajian pelajaran dengan cara meragakan bagaimana membuat, mempergunakan serta mempraktekan suatu benda atau alat baik asli maupun tiruan, atau bagaimana mengerjakan suatu perbuatan atau tindakan yang mana dalam meragakan disertai penjelasan lisan.

Dari penegrtian diatas, didalam metode demonstrasi memiliki kelebihan serta kekuranagan dalam penggunaanya.

1) Kelebihan metode demonstrasi

a) Menghindari verbalisme dan membuat pelajaran lebih menarik lebih jelas dan lebih kongrit.

b) Memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan

(8)

2) Kekurangan metode demonstrasi

Selain memiliki segi kelebihan, bukan berarti memiliki kekurangan didalam pelaksanaanya, kekurangan tersebut antara lain: a) Guru dituntut memiliki keterampilan khusus terhadap hal-hal

yang akan didemonstrasikan

b) Sulitnya memenuhi peralatan atau benda yang dibutuhkan untuk keperluan demonstrasi

c) Diperlukan persiapan dan perencanaan yang matang

d) Penggunaan waktu yang lama akan menyita waktu pengajaran 3) Dasar pertimbangan pemilihan metode demonstrasi

a) Mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu atau menggunakan komponen sesuatu

b) Memvbandingkan satu cara dengan cara lain c) Mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu d) Ingin menunjukan suatu keterampilan c. Metode Diskusi

Metode ini biasanya erat kaitannya dengan metode lainnya, misalnya metode ceramah dan yang lainya karena metode diskusi ini adalah bagian yang terpenting dalam memecahkan suatu masalah (problem solving).

(9)

bagaimanakah kita mendapatkan jawaban yang paling tepat untuk mendekati kebenaran sesuai dengan ilmu yang kita miliki. Dalam metode diskusi ini peran guru atau pembimbing sangat penting dalam rangka menghidupkan gairah anak didik dlam berdiskusi. Jelas diperlukan diantaranya ialah :

1) Guru atau pembimbing diskusi harus berusaha dengan semaksimal nungkin agar anak didik turut aktif dan berperan dalam diskusi tersebut

2) Guru atau pembimbing diskusi sebagai pengatur lalu lintas pembicaraan, harus bijaksana dalam mengarahkan diskusi, sehingga diskusi tersebut berjalan lancar dan aman.

3) Membimbing diskusi agar samapai kepada suatu kesimpulan (Daradjat, dkk, 2014 : 292-293)

(10)

1) Kelebihan metode diskusi

a) Mendorong partisipasi dan kreatifitas siswa untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap permasalahan yang sedang didiskusikan.

b) Mengembangkan sikap toleransi, demokratis, kritis, berpikir sistematis dan menghargai pendapat orang lain.

c) Membiasakan peserta didik untuk bermusyawarah dalam mengambil suatu keputusan untuk kepentingan bersama.

d) Peserta didik belajar mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku.

e) Memperluas wawasan dan cakrawala berpikir siswa. 2) Kekurangan metode diskusi

a) Tidak semua peserta memiliki kesempatan berpartisipasi memberikan sumbangan pemikiran terhadap permasalahan yang sedang dibahas, karena keterbatasan waktu.

b) Terjadinya penyimpangan pembahasan dan perdebatan yang tidak perlu serta memakan waktu yang panjang.

c) Hasil diskusi sulit sulit diramalkan.

d) Tidak dapat dipakai untuk kelompok besar e) Peserta mendapat informasi yang terbatas. 3) Pertimbanagan menggunakan metode diskusi

(11)

a) Memanfaatkan berbagai yang ada (dimiliki) oleh para anak didik b) Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyalurkan

kemampuan masing-masing

c) Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah dicapai

d) Membantu anak didik berpikir teoritis dan praktis lewat berbagai materi pelajaran serta kegiatan lainya.

e) Membantu para anak didik belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temanya (orang lain)

f) Membantu para anak didik menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang dilihat "baik" dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran yang telah di sampaikan

g) Menembangkan motifasi untuk belajar lebih lanjut (Syah, dkk,2007 : 141-144)

d. Metode Tanya Jawab

(12)

Sementara itu Daradjat (2014 :307) juga mengemukakan pendapat tentang metode tanya jawab. Metode tanya jawab adalah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini disebabkan guru memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.

Bebrapa alternatif dapat terjadi dalam metode tanya jawab yaitu : 1) Segi kecepatan menuangkan bahan ajaran

dalam hal menerangkan bahan-bahan pelajaran pada anak didik, penggunaan metode tanya jawab lebih lamban apabila dibandingkan dengan metode ceramah. Akan tetapi metode tanya jawab dari segi kepastian lebih tajam, karena guru/pembimbing memberikan suatu pertanyaan untuk suatu jawaban tertentu, dan guru dan guru/pembimbing dapat mengetahui dengan segera apakah anak didiknya mengerti atau tidak. Kalu terjadi hal demikian guru/pembimbing dapat segera menjelaskan kembali segi-segi yang belum jelas.

2) Dapat terjadi penyimpangan dari pokok persoalan

(13)

3) Dapat terjadi perbedaan pendapat antara murid dan guru

Dalam metode ceramah biasanya guru/pembimbing sulit mengetahui apakah anak didik menyetujui atau tidak isi ceramah yang diberikan kecuali kalau dibuka tanya jawab. Denga adanya tanya jawab kemungkinan jawaban anak didik berbeda dengan yang diinginkan guru/pembimbing. Apabila guru/pembimbing menyatakan salah terhadap jawaban anak didik maka anak didik yang berani cenderung mempertahankan jawabannya (Daradjat, 2014 :308-309)

Dari pernyataan-pernyataan tersebut ada beberapa dasar pertimbanagan penggunaan metode tanaya jawab, adalah sebagai berikut :

1) Apabila ingin mengulang bahan pelajaran

2) Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran oleh anak didik.

3) Ingin membangkitkan perhatian anak didik 4) Sebagai selingan metode lainya

5) Merangsang anak didik untuk berfikir kreatif dan inofatif

6) Pemberian kesempatan kepada anak didik mengajukan permasalahan sehubungan dengan bahan materi pelajaran yang disampaikan (Syah,dkk, 2007 : 138)

(14)

1) Kelebihan metode tanya jawab

a) Dapat menarik perhatian anak didik walaupun keadaan kelas kurang terkendali

b) Melatih dan merangsang daya nalar serta daya ingatan anak didik

c) Melatih keterampilan menjelaskan serta keberanian anak didik mengemukakan pendapat secara lisan dengan tertib dan teratur. 2) Kelemahan metode tanya jawab

a) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman anak didik

b) Tidak semua anak didik berani mengemukakan pendapat dan terampil menjelaskan dan memberikan jawaban secara lugas dan teratur

c) Akan banyak menyita waktu bila terjadi oerbedaan dan silang oendapat

d) Adanya keterbatasan waktu, sehingga tidak memungkinkan semua anak didik mendapat giliran menjawab pertanyaan atau mengajukan pertanyaan

(15)

B. Nilai Aqidah 1. Nilai

Dalam kamus besar bahasa Indonesia nilai diartikan sebagai harga, ukuran, angka yang mewakili prestasi serta sifat-sifat yang penting yang berguna bagi kemanusian, guna menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya (KBBI :2016)

Menurut Dr. H. syahidin nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak khusus kepada pola pemikiran, perasaan, keterikatan, dan prilaku. (e-book, Begawan tarbiyah, 2016 : 2)

Berdasarkan uraian tersebut, jadi nilai adalah rujukan dan seperangkat keyakinan yang dianggap penting bagi manusia yang memberikan corak khusus terhadap pola pikir, perasaan keterikatan dan prilaku.

2. Aqidah

Secara etimolois (lughotan), aqidah berakar dari kata aqoda-ya’qidu-aqdan-aqidatan. Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh didalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. (ilyas,2009: 1)

(16)

Aqa’id (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercanpur sedikitpun dengan keragu-raguan. (al-bana: 465 dalam Ilyas, 2009: 1)

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy :

Aqidah adalah sejumlah kebenara yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenan itu dipraktikan (oleh manusia) didalam hati (serta) diyakini kesahihannya (secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. (Al-Jazairy,1978: 21 dalam Ilyas,2009: 2)

Dari beberapa pendapat mengenai definisi aqidah oleh para ahli, penulis menarik kesimpulan pengertian aqidah adalah kebenran yang ada dalam hati dan diyakini dengan sepenuh hati sehingga menjadi keyakinan yang kuat,kokoh yang digunakan untuk menolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran yang di yakininya.

Dengan memercayai aqidah itu barulah seseorang disebut mukmin. Karea aqidah merupakan sendi agama (Shalut,1994: 52)

a. Istilah Lain Aqidah

Ada beberapa istilah lain yang semakna atau hampir semakna dengan istilah aqidah, yaitu : iman dan tauhid,dan yang semakna dengan ilmu aqidah yaitu : ushuluddin, ilmu kalam, dan fikih akbar. 1) Iman

(17)

2) Tauhid

Tauhid artinya mengesakan (mengesakan Allah-Tauhidullah). Ajaran tauhid adalah tema sentral aqidah dan iman, oleh sebab itu aqidah dan iman diidentikan juga dengan istilah tauhid.

3) Ushuluddin

Artinya pokok-pokok agama. Aqidan, iman, dan tauhid disebut juga ushuluddin karena ajaran aqidah merupakan pokok-pokok ajaran agama islam.

4) Ilmu Kalam

Kalam artinya berbicara, atau pembicaraan. Dinamai dengan ilmu kalam karena banyak dan luasnya dialog dan perdebatan yang terjadi antara pemikir masalah-masalah aqidah tentang beberapa hal. Pembicaran dan perdebatan luas seperti itu terjadi setelah berfikir rasional dan filsafati mempengaruhi pemikir dan ulama islam.

5) Fikih Akbar

Istilah ini muncul berdasarkan pemahaman bahwa tafaqquh fiddin yang di perintahkan Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 122, bukan hanya masalah fikih, tentu, dan lebih masalah aqidah (Ilyas, 2007 : 4-5)

3. Nilai-Nilai Aqidah

(18)

yang dianggap penting bagi seorang dalam hubungannya dengan Allah sebagi Tuhannya yang mampu memberikan corak khusus terhadap pola pikir, dan prilakunya.

Dalam mengajarkan aqidah, terdapat 3 dasar keimanan, yakni : a. Rukun iman

1) Iman kepada Allah 2) Iman kepada malikat

3) Iman kepada kitab-kitab-Nya 4) Iman kepada Rosul-Nya 5) Iman kepada hari kiamat

6) Iman kepada takdir-Nya, yang baik maupun yang buruk. b. Rukun islam

1) Mengucapkan dua kalimat syahadat 2) Mengerjakan shalat

3) Membayar zakat

4) Berpuasa dibulan Ramadhan 5) Menunaikan ibadah haji. c. Ikhsan

(19)

tidaklah dapat dikur oleh sesama manusia melainkan keimanan yang benar dan baik tercermin dari prilaku, ketaatan serta ibadah seseorang tersebut dikehidupan sehariharinya (Thoha, Zuhri, Yahya, 1999 :93-94)

Adapun nilai aqidah yang menjadi keyakinan umat islam adalah : a. Nilai Rububiyah

Nilai ini, Allah SWT dipandang sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta, termasuk penciptaan manusia Allah menempuh proses yang memperlihatkan konsentrasi dan keteraturan berdasarkan aturan-aturan alamiah yang ditetapkan oleh Allah sendiri dalam alam semesta dan sebagai bentuk pengimanannya adalah manusia senantiasa selalu menjaga setiap ciptaan-Nya serta yang tidak lain adalah tugas manusia sebagai khalifah di bumi ini.

b. Nilai Uluhiyah

Nilai uluhiyah adalah nilai dimana Allah dalam kapasitas ke-Illahiyan-Nya, yaitu Allah sebagi zat yang disembah atau sembahan dan totalitas ketundukan manusia. Nilai ke-Illahian ini menjiwai kesadaran manusia bahwa puncak pengabdian manusia adalah penghambaan pada tuhan semesta. Nilai ini berfungsi sebagai pembentukan individu yang memiliki komitmen ketuhanan yang kuat serta stabil.

c. Nilai Al-Asma' Wa Ash

(20)

sifat yang sama. Yang termasuk didalamnya meniadakan semua penyerupaan nama Allah SWT dengan nama sifat makhluk.

Nilai-nilai aqidah didalam kehidupan yang memiliki kandungan kebenaran, keyakinan, serta ketaatan. Dimana nilai-nilai tersebut akan membentuk pribadi yang baik, bijak, bermanfaat bagi lingkungan sehingga secara otomatis menciptakan masyarakat yang rukun, berakhlak mulia, serta bertakwa kepada Allah SWT (Alfian, 2014 : 6-9)

Kemudian dari nilai-nilai yang terkandung dalam akidah ini akan menimbulakan sifat yang tidak lain untuk menjadikan remaja yang bercirikan islami. Berikut ciri-ciri remaja muslim :

1) Salimul Aqidah

Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT

2) Shahihul Ibadah

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul sallallah ’alaihi wasallam yang penting, dalam satu hadisnya;

beliau menyatakan: “solatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku

solat”.Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam

(21)

3) Matinul Khuluq

Akhlak yang kukuh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah mahupun dengan makhluk-makhluk

4) Qowiyyul Jismi

Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi peribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani bererti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fizikalnya yang kuat.

5) Mutsaqqoful Fikri

Intelek dalam berfikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi peribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fathonah (cerdas). Muslim yang cerdas akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

6) Mujahadatun Linafsihi

Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk.

7) Harishun 'ala Waqtihi

(22)

8) Munazhzhamun fi Syu'unihi

Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik.

9) Qodirun 'alal Kasbi

Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan.

10)Naafi'un Lighoirihi

Bermanfaat bagi orang lain (nafi'un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar.

(http://edisikisahremajamasakini.blogspot.co.id/2016/10/10-ciri-ciri-remaja-muslim.html)

a. Ruang Lingkup Aqidah

Menurut Hasan al-Bana ruang lingkup pembahasan aqidah adalah sebagai berikut :

(23)

2) Nubuwat : yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan rosul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah, mu’jizat, karamat dll.

3) Ruhaniat : yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, jin, iblis, syaitan, roh dll.

4) Sam’iyyat : yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui melalui sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an dan Sunnah) seperti alam barzah, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dll (Ilyas, 2007 : 6).

b. Sumber Aqidah

Sumber aqidah islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Artinya apasaja yang disampaikan Allah dalam Al-Qur’an dan oleh rosul dalam sunnahnya wajib diimani (diyakini dan diamalkan).

(24)

c. Fungsi Aqidah

Aqidah adalah dasar fondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi bangunannya yang akan didirikan, harus semakin kokoh fondasi yang dibuat. Karena tidak ada bangunan tanpa fondasi.

Seseorang bisa saja merekayasa untuk terhindar dari kewajiban formal, misalnya zakat, tapi dia tidak akan bisa menghindar dari aqidah. Akan tetapi Allah tidak akan memberi nilai kalau perbuatan yang dilaksanakan dilandasi dengan aqidah yang benar (iman). Itulah sebabnya kenapa Rosulullah selama 13 tahun periode makkah memusatkan dakwahnya untuk membangun aqidah yang benar dan kokoh. Sehingga bangunan islam dengan mudah berdiri di madinah dan bangunan itu akan bertahan terus sampai akhir kiamat. (Ilyas, 2009 : 10)

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

Menurut Hurlook menyimpulkan bahwa masa puber (remaja) adalah masa terjadinya perubahan tertentu yang tidak terjadi pada periode lainnya. Dikatan periode tumpang tindih karena dua tahun masa anak-anak akhir dan dua tahun awal masa remaja awal sehingga disebut pula periode unik (Rumini, Sundari,2004 : 53-55).

(25)

yang berarti kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda-tanda kelai-lakian. Ada pula yang menggunakan istilah adulescentio (Latin) yaitu masa muda.

Selain pubertas ada istilah lainya yakni adolescentia. Berbeda dengan istilah pubertas, yang berkaitan dengan tercapainya tanda kematangan fisik, adolescentia dikaitan dengan masa yang berbeda-beda.

Dari kepustakaan Belanda menyimpulkan adolescentia dimulai sesudah tercapai kematangan seksual secara biologis, sesudah pubertas. Jadi, masa adolescentia adalah masa perkembangan sesudah masa pubertas, yakni antara 17 tahun sampai 22 tahun. Sedangkan menurut kepustakaan Inggris menyatakan masa adolescentia merupakan masa peeralihan dengan semua perubahan psikis, yakni antara umur 12 tahun sampai 17 tahun (Gunarsa, 2008: 202)

Beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju masa dewasa. Dimana pada masa ini remaja harus dibimbing untuk memiliki aqidah yang kuat sehingga dapat membantu menjadikan seorang individu yang memiliki keimanan yang kuat dan akhlak yang baik, sehingga dapat menyelamatkannya di kehidupan dunia dan akherat

2. Tugas Remaja

(26)

Bagi remaja, sejak masa awal diharapkan dapat mengadakan pengontrolan diri sendiri (self control) atas perbuatan-perbuatannya. Diantara perbuatan-perbuatan itu ada yang boleh dan ada yang tidak, untuk itu perlu adanya pengontrolan diri agar dirinya dapat berprilaku yang diterima masyarakat.

b. Memperoleh kebebasan

Hal ini berarti remaja diharapkan belajar dan berlatih bebas membuat rencana, bebas menentukan pilihan, dan bebas membuat keputusan. Hal ini diharapkan dapat melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua dan orang lainya dalam banyak hal.

c. Mengembangkan keterampilan

Untuk mempersiapkan diri menuju masa dewasa, remaja diharapkan melatih dan mengembangkan berbagai keterampilan-keterampilan baru yang sesuai dengan tuntutan hidup dimasa dewasa kelak.

d. Memiliki citra diri yang realistis

(27)

D. Hasil Penelitian Terdahulu

Dari obserfasi yang telah peneliti lakukan, penelitan mengenai peran majlis ta’lim dan implementasi nilai aqidah sudah ada sebelumnya. Berikut

beberapa penelitian terdahulu :

1. Skripsi dengan judul “Peranan Remaja Pengajian Majlis Ta’lim Darussaadah dalam upaya menanggulangi kenakalan remaja”. Oleh

Rahmawati di jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif hidayatullah Jakarta 2003. Dalam penelitian tersebut peran dari majlis ta’lim itu belum sepenuhnya tercapai dalam

menanggulangi kenakalan remaja yang terjadi. Hal itu dapat dilihat dari hasil yang diperoleh di mana hanya membatasi agar remaja yang belum pernah melakukan kenakalan remaja tidak kemudian melakukannya. Berarti peran mejlis ta’lim itu belum bisa mengubah remaja telah

melakukan kenakalan remaja yang ada dalam lingkungan di mana majlis ta’lim itu berdiri kembali ke jalan kebenaran sesuai syariat islam.

2. Skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Di MTs Negri Godean” yang diajukan oleh

(28)

ritual cukup baik, j) kerja social sangat baik. Dengan demikian penelitian tersebut belum sepenuhnya meluruh sebab sebagian besar penelitian tersebut mengacu pada masalah yang menyangkut akhlaq. Sedangkan masalah aqidah belum sepenuhnya di teliti, di terapkan dan diamalkan oleh para peserta didik.

3. Skripi dengan judul “Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap Tingkah Laku Siswa (Studi Kasus Di MTs Swasta Babussalam Kabupaten Aceh Tamiang) menyatakan bahwa korelasi antara pendidikan aqidah akhlak terhadap prilaku siwa adalah baik. Namun, pada penelitian tersebut lebih menekankan kepada akhlaknya. Sedangkan nilai-nilai akidah belum sepenuhnya tercapai. Hal itu dapat dilihat dengan sejauh mana siswa mau menganal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT serta seberapa dekat mereka mau mendekatkan diri dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.

(29)

Oleh sebab itu peneliti merasa termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul ”Peran Majlis Taklim Dalam Penanaman Nilai Aqidah Pada

Referensi

Dokumen terkait

direkomendasikan : Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

'(0(0( Melalui %engamatan %eserta didik da%at Menjelaskan %erbedaan akuntansi  %erbankan syariah dengan akuntansi keuangan dengan benar dan rasa

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan bina diri (memakai baju seragam sekolah) anak tunagrahita ringan. DEFINISI OPERASIONAL Pendekatan

Kebutuhan yang dianggap perlu untuk diakomodasi pada perancangan aplikasi travelling bagi kelompok usia paruh baya adalah aplikasi travelling yang mudah di- gunakan, kompatibel

Lebih dari 20 tahun yang lalu telah ditegaskan bahwa apoptosis telah banyak dilaporkan pada kehilangan sel secara spontan yang dikenal dari penelitian-penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai kadar pektin maka akan tinggi nilai kuat tarik, penambahan asam sitrat juga menambah kuat tarik.. Semakin tinggi suhu maka

Hasil penelitian dapat menunjukan bahwa upaya pencegahan kenakalan remaja di Majlis Ta’lim Tarbiyah Qiroatil Qur’an yaitu melalui beberapa kegiatan-kegiatan yang

Namun di antara ulama Banjar lainnya di samping masih merujuk pada pendapat ulama terdahulu, tetapi mereka juga menggunakan metode-metode tertentu dalam menetapkan