• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak 1. Prestasi Belajar - Roni Kurniawan BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak 1. Prestasi Belajar - Roni Kurniawan BAB II"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

1. Prestasi Belajar

Bukti keberhasilan usaha, aktifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam menerima, menanggapi dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru/pendidik, yang lazimnya dapat diwujudkan dengan skor penilaian atau hasil tes.

Prestasi dapat diartikan sebagai hasil maksimal yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan (Rama, 2007:396). Prestasi juga memiliki arti yaitu sebagai hasil yang di peroleh karena adanya aktifitas belajar yang dilakukan ( Ridwan, 2005:1 ).

Pengertian Belajar :

“ Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”( Slameto, 2003:2).

Pengertian belajar menurut Gagne :

(2)

Definisi belajar menurut Witherington (1952:165) “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan” (Sukamdinata, 2004:155).

Belajar adalah suatu usaha, perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat, dan sebagainya (Dalyono, 2010:49).

Belajar adalah menemukan suatu pendekatan pembelajaran di mana dengan cara itu siswa berinteraksi dengan lingkungannya untuk menggali dan memanipulasi obyek, bergulat dengan pertanyaan dan kontroversi atau melakukan percobaan (Danim, 2011:114).

Sehingga dapat di simpulkan bahwa belajar merupakan sebuah respons yang baru ia dengar yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku yang terwujud dalam kepribadian,pengetahuan kognitif, dan ketrampilan-ketrampilan yang dapat di kembangkan setelah ia dewasa nanti.

Berikut ini adalah unsur-unsur dalam belajar, ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar yaitu :

(3)

b. Perubahan dalam belajar bersifat berifat kontinu dan fungsional yaitu sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif yaitu dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara yaitu perubahan ini terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah yaitu bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai, perubahan terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

f. Perubahan mencakup seleruh aspek tingkah laku yaitu perubahan diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku ( Slameto, 2003:3-4).

Prinsip-prinsip dalam belajar yaitu :

a. Perhatian dan motivasi adalah perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.

b. Keaktifan anak adalah mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri.

(4)

d. Pengulangan belajar adalah melatih daya yang ada pada diri manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggapi, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir dan sbagainya.

e. Tantangan dalam situasi belajar siswa menhadapi tujuan yang ingin dicapai Tantang (Dimyati, 2010 : 42-47).

Kewajiban belajar menurut Islam “di wajibkan bagi setiap muslim mempelajari ilmu yang berhubungan dengan kewajiban sehari-harinya dalam kondisi apapun. Karena ia wajib menjalankan sholat, maka baginya mempelajari ilmu yang di butuhkan di dalam sholatnya sesuai dengan batasan, agar ia dapat menunaikan kewajiban itu secara sempurna. Demikian juga wajib baginya mempelajari ilmu yang mengantarkannya (ilmu yang menjadi prasyarat) menunaikan segala sesuatu yang menjadi kewajibannya. Karena segala sesuatu yang menjadi prasyarat bagi sesuatu yang wajib itu hukumnya menjadi wajib pula.

Demikian pula wajib mempelajari ilmu-ilmu mengenai aturan-aturan yang berhubungan dengan orang lain dan berbagai pekerjaan. Setiap orang yang terjun pada salah satu dari urusan-urusan tersebut harus mempelajari ilmu yang menghindarkanya dari perbuatan haram di dalamnya”. (Asrori, 2000:5-6)

a. Keutamaan ilmu

(5)

keberanian, ketegasan, kekuatan, kedermawanan, kasih sayang dan lain sebagainya.

Dengan ilmu pula Alloh memberikan keunggulan kepada Adam as. Atas para malaikat. Dan Alloh menyuruh mereka setan untuk menyembah pada Adam. Keutamaan ilmu hanya karena ia menjadi wasilah (pengantar) menuju ketakwaan yang menyebabkan seseorang berhak mendapat kemuliaan di sisi Alloh swt. Dan keebahagiaan abadi. Sebagaimana Muhammad bin hasan Abdillah menjelaskan dengan syair:

1) Tuntutlah ilmu, karena ilmu merupakan perhiasan pemiliknya, keunggulan dan pertanda segala pujian.

2) Ia menjadi bendera yang menunjukan kepada jalan menuju tujuan. Ia menjadi benteng yang mnyelamatkan dari segala kesesatan.

b. Sikap dalam berilmu

Barang siapa yang telah mengenyam betapa nikmatnya ilmu maka ia akan selalu merasa penasaran dengan adanya ilmu-ilmu baru dan ingin segera mempelajarinya. Menurut Syech Al-Zarnuji ada beberapa sikap yang tunjukan dalam menuntut ilmu yaitu :

1) Ahli ilmu sebaiknya tidak merendahkan ( menghinakan ) dirinya dengan mengharapkan sesuatu yang tidak semestinya dan menghindari hal-hal yang dapat menghinakan ilmu dan ahli ilmu.

2) Ahli ilmu haruslah bersikap rendah hati, yaitu sikap antara sombong dan rendah diri.

(6)

Syech al-Imam Rukunul Islam yang terkenal sebagai sastrawan terpilih mendendangkan syair gubahannya sendiri :

1) “Rendah hati adalah sikap orang yang bertakwa dan kelak ia akan mendapat derajat yang tinggi.”

2) Sungguh mengherankan orang yang tak tahu apakah ia orang yang berbahagia atau celaka.

3) Atau bagaimana usia atau jiwanya diakhiri apakah akan terpuruk dalam derajat yang hina atau akan mencapai derajat yang luhur.

4) Kesombongan adalah sifat yang hanya menjadi milik Tuhan kita. Maka jauhilah dan hindarilah.”

Abu hanifah pernah berucap kepada sahabat-sahabatnya “Besarkanlah surban-surban kalian dan lebarkanlah lengan-lengan baju kalian.” Ungkapan ini dikemukakan agar supaya ilmu dan ahli ilmu tidak di pandang remeh. (Asrori, 2000:19-20)

2. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

(7)

Menurut Hasan Al Banna “ Aqa’id (bentuk jamak dari Aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati (mu), mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.” (Al Banna,h:465). (Ilyas, 2007:1)

Aqidah berasal dari bahasa Arab dari asal kata ‘Aqoda mempunyai arti ikatan dua utas tali dalam satu simpul sehingga menjadi bersambung. (Ibrahim, 2002:1) Menurut istilah yaitu beberapa urusan yang harus dibenarkan oleh hati yang mendatangkan ketentraman jiwa menjadi keyakinan dan tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.

Akhlak menurut Al Qhozali artinya “menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam dan menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya.

Menurut Hamka, ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk berbuat baik diantaranya :

a. Karena bujukan atau ancaman dari orang lain. b. Mengharap pujian atau takut mendapat cela c. Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani) d. Mengharap pahala dan surga

e. Mengharap pujian dan takut adzab Tuhan f. Mengharap keridhoan Allah semata.

Akhlak terpuji dibagi dua :

(8)

dikerjakan oleh anggota lahir, yang dikategorikan taat lahir adalah dermawan, adil.

b. Akhlak batin adalah segala sifat yang baik, yang terpuji yang dilakukan oleh anggota batin (hati), contoh : tawakkal, sabar. (M Fil, 2009:3)

Menurut Kamus Kecil Bahasa Indonesia akhlak adalah budi pekerti, perilaku yang baik, tabiat, watak, budi pekerti yang baik. (Sulistyowati, 2005:12) Menurut Zakiah Darajat “Akhlak merupakan cermin dari keadaan keimanan yang terpantul dalam kehidupan sehari-hari. (Ilyas, 2007:12)

Menurut Emil Salim, akhlak adalah perilaku yang bersumber pada wahyu dan berkembang menurut pendidikan tentang masalah dunia akhirat.Secara etimologis (lughatan) akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluk yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Menurut Ibrahim Anis : Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang didengarnya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. (Ilyas, 2007:2)

(9)

Menurut bahasa, kata akhlak berasal dari kata ٌﻕْﻼُﺧْﺍ yang merupakan bentuk jamak dari kata ٌﻖُﻠﻠﺧ yang berarti budi pekerti watak, tabiat, dan perangai. Menurut istilah, akhlak adalah watak atau tabiat manusia dalam hidup sehari-hari yang baik dan jelek. Ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas baik buruknya tingkah laku, sikap, dan ucapan manusia. Tingkah laku, sikap dan ucapan yang dibahas adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar pengetahuan kesadaran dan niat.

Sumber Akhlak, dalam konsep akhlak segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela semata-mata karena syara’ yaitu bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah/hadist yang menilainya demikian. Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al-Qur’an memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk manusia diciptakan oleh Allah SWT memilki fitrah bertauhid, mengakui ke-EsaanNya (QS. Ar-Rum 30:30). Ruang lingkup Akhlak ada lima bagian : a. Akhlak pribadi (Al akhlak al-fardiyah). Terdiri dari : (a) yang diperintahkan

awamir), (b) yang dilarang (an-nawahi), (c) yang dibolehkan

(al-mubahat) dan (d) akhlak dalam keadaan darurat (al-mukholafah bi al

adhtirar).

b. Akhlak berkeluarga (al akhlak al usariyah). Terdiri dari : (a) kewajiban timbal balik orang tua dan anak, (b) kewajiban suami istri, (c) kewajiban terhadap karib kerabat.

c. Akhlak bermasyarakat terdiri dari : (a) yang dilarang, (b) yang diperintahkan dan kaedah-kaedah adab.

d. Akhlak bernegara terdiri dari : (a) hubungan antara pemimpin dan rakyat dan (b) hubungan luar negeri.

(10)

3. Jenis-jenis akhlak.

Sesuai dengan ajaran agama tentang perbedaan manusia dalam segala seginya, maka menurut Moh Ibnu Qoyyim ada dua jenis akhlak yaitu :

a. Akhlak Dlarury yaitu akhlak yang asli, otomatis yang merupakan pemberian Allah secara langsung, tanpa memerlukan latihan, kebiasaan dan pendidikan. Akhlak ini hanya dimiliki oleh manusia-manusia pilihan Allah, keadaannya terpelihara dari perbuatan-perbuatan maksiat dan selalu terjaga dari larangan Allah, yaitu para Nabi dan Rasul-Nya.

b. Akhlak Mukhtasabah yaitu akhlak atau budi pekerti yang harus dicari dengan jalan melatih, mendidik dan membiasakan yang baik serta cara berpikir yang tepat. Tanpa dilatih, dididik, dan dibiasakan akhlak ini tidak akan terwujud. Akhlak ini dimiliki oleh sebagian besar manusia.

4. Manfaat mempelajari akhlak

Dalam islam akhlak sangat penting bagi manusia, bahkan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Akhlak merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya, sebab seandainya manusia tanpa akhlak, maka akan hilang derajat kemanusiaannya.

Dr. Hamzah Ya’cub, menyatakan bahwa manfaat mempelajari akhlak adalah sebagai berikut :

a. Memperoleh kemajuan rohani

(11)

pengetahuan. Dengan ilmu akhlak yang dimilikinya itu dia selalu berusaha memelihara diri supaya senantiasa berada pada garis akhlak yang mulia dan menjauhi segala bentuk akhlak yang tercela.

b. Sebagai penuntun kebaikan

Rasulullah saw sebagai teladan utama, karena beliau mengetahui akhlak mulia yang menjadi penuntun kebaikan manusia.

c. Memperoleh kesempurnaan iman

Iman yang sempurna akan melahirkan kesempurnaan akhlak. Untuk menyempurnakan iman, haruslah menyempurnakan akhlak dengan mempelajarinya sebagai suluh.

d. Memperoleh keutamaan dihari akhir

Orang-orang yang berakhlak luhur, akan menempuh kedudukan yang terhormat di hari kiamat.

e. Memperoleh keharmonisan rumah tangga

(12)

5. Perilaku Siswa

Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.(Rama, 2007:376) Dalam kamus bahasa Indonesia perilaku yaitu tanggapan atau reaksi individu yang berwujud dalam gerakan (sikap) tidak saja badan atau ucapan.

Sesungguhnya manusia telah di bekali akal untuk dapat membedakan antara baik dan buruk. Sebagai makhluk yang paling sempurna di bandingkan dengan makhluk lain sudah pasti harus mempunyai perilaku dan akhlak yang lebih baik. Seperti yang di jelaskan dalam Al-Qur’an sebagai berikut :

Artinya : Katakanlah (wahai Muhammad) tidak sama keburukan dengan kebaikan, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah : 100 )

Artinya : dan jiwa serta penyempurnannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya (QS. As-Syam : 7-8)

(13)

tentang dua konsep tersebut maka yang menentukan pilihan adalah pribadi masing-masing individu. Etika adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk. Menurut kamus bahasa indonesia etika adalah ilmu tentang asas-asas akhlak (Rama, 2007:139). Sehingga dapat di artikan bahwa etika merupakan aturan perilaku moral yang berlaku di masyarakat pada umumnya yang meliputi norma-norma agama, sopan santun, berbudaya secara islami. Sikap atau attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Menurut Ellis yang mempunyai peranan penting dalam sikap adalah faktor perasaan atau emosi dan faktor kedua adalah reaksi/respons atau kecenderungan untuk bereaksi.

Kepribadian adalah ciri-ciri khas yang ada pada setiap orang. Banyak faktor yang mempengaruhi individu baik yang bersumber dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Faktor internal tersebut merupakan segala sifat dan kecakapan yang dimiliki atau dikuasai individu dalam perkembangannya, diperoleh dari hasil keturunan atau karena interaksi keturunan dengan lingkungan. Faktor eksternal merupakan segala sifat dan kecakapan yang dimiliki atau dikuasai individu dalam perkembangannya, diperoleh dari hasil keturunan atau karena interaksi keturunan dengan lingkungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu. (Sukmadinata, 2004:44)

a. Faktor keturunan

(14)

sifat dan kemampuan-kemampuan tersebut dibawa individu dari kelahirannya, dan diterima sebagai keturunan dari kedua orang tuanya.

b. Faktor lingkungan

Perilaku yang diperlihatkan oleh individu bukan sesuatu yang dilakukan sendiri tetapi selalu dalam interaksinya dengan lingkungannya. c. Interaksi antara pembawaan, lingkungan dan kematangan

Apabila muncul pertanyaan, mana di antara faktor pembawaan dan lingkungan yang lebih besar pengaruhnya terhadap perkembangan dan perilaku individu? Jawabannya adalah relatif. Untuk perkembangan aspek-aspek tertentu peranan faktor pembawaan lebih dominan, umpamanya tinggi badan, warna kulit, kecerdasan, bakat di bidang seni, ilmu tertentu dll.

Tujuan pendidikan seharusnya mempersiapkan individu untuk cakap dalam kehidupannya ditengah seluruh perubahan dan kemungkinan perkembangn jaman. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2004, tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikemukakan tujuan pendidikan nasional :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Hambali, 2011 : 49-50) .

(15)

dan buruk, mana yang produksi indonesia mana yang bukan. Sehingga ini menjadi tugas para pendidik untuk mendidik akhlak sebaik mungkin.

B. Silabus Aqidah Akhlak Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah

1. Pengertian Madrasah Ibtidaiyah

Madrasah Ibtidaiyah adalah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran rendah serta menjadikan mata pelajaran Agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang sekurang-kurangnya 30% di samping mata pelajaran umum (Darodjat, 2009:104). Madrasah Ibtidaiyah mempunyai tujuan institusional umum agar murid :

a. Memiliki sikap dasar sebagai seoran muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia.

b. Memiliki sikap dasar sebagai warga negara yang baik.

c. Memiliki keperibadian yang bulat dan utuh, percaya pada diri sendiri, sehat jasmani dan rohani.

d. Memiliki pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran ke Madrasah Tsanawiyah atau Sekolah Lanjutan Pertama lainya.

e. Memiliki kemampuan dasar untuk melaksanakan tugas hidupnya dalam masyarakat dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Menurut (Darojat, 2009:106). Madrasah Ibtidaiyah juga mempunyai tujuan khusus agar murid :

a. Dalam bidang ilmu pengetahuan

(16)

2) Memiliki pengetahuan tentang dasar kewarganegaraan dan pemerintahan sesuai dengan pancasila dan UUD 1945.

3) Memiliki pengetahuan dasar tentang bahasa indonesia sebagai bahasa nasional.

4) Memiliki pengetahuan dasar tentang bahasa Arab sebagai alat untuk memahami ajaran agama Islam.

b. Dalam bidang keterampilan

1) Dapat mengamalkan pokok-pokok ajaran agam Islam

2) Dapat menggunakan bahasa indonesia dengan baik, baik lisan maupun tulisan

3) Dapat bekerja sama dengan orang lain dan dapat mengambil bagian secara aktif dalam kegiatan masyarakat

4) Memiliki keterampilan dasar dalam memelihara kesehatan dan keluarga sejahtera menurut ajaran Islam

c. Dalam bidang prestasi dan sikap

1) Cinta terhadap ajaran agama Islam dan berkeinginan untuk mengenalkanya

2) Memiliki sikap demokratis, tenggang rasa dan mencintai sesama manusia, bangsa serta lingkunan sekitarnya

3) Mematuhi disiplin dan peraturan yang berlaku 4) Berinisiatif, berdaya kreatif dan bersikap makarya.

2. Silabus Pembelajaran

(17)

Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Kelas/Semester : V/1

Standar Kompetensi : 1. Memahami kalimat toyyibah (Sholawat Nabi), Al Asma Al-Husna (Al Baqii dan Al Bashir).( Perangkt Pemb AA)

SEMEST ER STANDAR KOMPETENS I KOMPETENSI DASAR ALOKASI WAKTU KET

SATU 12. Memahami Kalimat Thoyyibah (Sholawat Nabi), Al-Asma Al Husna (Al Baqii Dan Al Bashir)

1.1 Mengenal Alloh Melalui Kalimat Thoyyibah (Sholawat Nabi) 1.2 Mengenal Alloh Melalui Sifat-Sifat Alloh Yang Terkandung Dalam Al-Asma Al-Husna (Al Baqii Dan Al Bashir)

4 jam 4jam 13. Beriman Kepada Hari Akhir (Kiamat) 2.1 Mengenal Adanya Hari Akhir (Kiamat) 6 Jam 14. Membiasakan Akhlak Terpuji 3.1 Membiasakan Sikap Tanggung Jawab, Adil, Dan Bijaksana Dalam Kehidupan Sehari-Hari

3.2 Membiasakan Akhlak Yang Baik Ketika Di Tempat Ibadah Dab Tempat Umum

6 Jam

(18)

15.

Menghindari Akhlak Tercela

4.1 Menghindari Sifat Hasud Dalam Kehidupan Sehari-Hari Melalui Kisah Abu Lahab

6 Jam

Total Jam Pelajaran Semester 1 32 jam

3. Metode Mengajar Akhlak

Dari berbagai uraian yang telah di sebutkan di atas maka sudah kewajiban para pendidik untuk mencetak generasi muda yang berakhlakul karimah, berkepribadian serta berkarakter. Untuk mendidik akhlak diperlukan metode yang tepat atau cara yang tepat.

Ada beberapa metode yang di jelaskan oleh Chabib Toha dlam bukunya “Metodologi Pengajaran Agama” yaitu sebagai berikut :

a. Pengertian metode mengajar akhlak

(19)

pembimbing, sedangkan siswa siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Oleh karena itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar. Adapun yang dimaksud dengan metode mengajar akhlak ialah suatu cara menyampaikan materi pendidikan akhlak dari seorang guru kepada siswa dengan memilih satu atau beberapa metode mengajar sesuai dengan topik pokok bahasan. Metode pengajaran tentang bentuk batin seseorang yang kelihatan pada tindak-tanduknya (tingkah lakunya).

Pengajaran akhlak salah satu bagian dari pengajaran agama, karena ini patokannya adalah ajaran agama. Yang menjadi sasaran pembicaraan akhlak ialah perbuatan seseorang pada diri sendiri seperti sabar, wara’, zuhud, ridha, qonaah dan sebagainya.

Adapaun metode-metode mengajar akhlak adalah sebagai berikut :

1) Metode alami ialah suatu metode dimana akhlak yang baik diperoleh bukan melalui didikan, pengalaman ataupun latihan, tetapi diperoleh melalui instingatau naluri yang dimilikinya secara alami.

2) Metode mujahadah dan riadhoh ialah orang yang dirinya menjadi penyantun, maka jalannya dengan membiasakan bersedekah, sehingga menjadi tabiat yang mudah mengerjakannya dan tidak merasa berat lagi. 3) Metode teladan ialah metode ini sangat efektif untuk pengajaran akhlak,

(20)

diri dengan tingkah laku sesuai misi yang diembannya. Jadi metode ini harus diterapkan seorang guru jika tujuan pengajaran hendak dicapai. Tanpa guru yang memberi contoh, tujuan pengajaran sulit dicapai.

4) Metode tidak langsung yaitu cara tertentu yang bersifat pencegahan, penekanan terhadap hal-hal yang merugikan akhlak, antara lain koreksi dan pengawasan, larangan serta hukuman (Thoha:126-130).

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Skripsi Rini Andriani : “Korelasi Pendidikan Agama Islam dan Akhlak Siswa Kelas 2 SLTP Negeri 1 Kutowinangun Tahun Pelajaran 1997/ 1998”.

Dalam penelitian tersebut berisi tentang hubungan antara pendidikan Agama Islam dan Akhlak siswa kelas 2 SLTP Negeri 1 Kutowinangun Tahun Pelajaran 1997/1998. Yang dapat di lihat dalam kehidupan sehari-hari siswa baik akhlak pergaulan dengan sesama siswa, sopan santun terhadap guru, orang tua serta masyarakat luas.

2. Skripsi Erna Kurniati : “Studi Korelasi Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak Terhadap Perilaku Siswa Pada MTs 03 Rembang Purbalingga Tahun Pelajaran 2008/2009”.

(21)

Hal itu terbukti ketika siswa yang memiliki nilai yang bagus akhlak yang ditunjukannya pun bagus, baik adab sopan santun terhadap guru teman, orang tua dan mau melaksanakan kewajibannya yaitu sholat 5 waktu tanpa adanya paksaan yang akan peneliti lakukan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian pengaruh prestasi mata pelajaran aqidah akhlak terhadap perilaku siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karanggondang Gunungwuled Rembang Purbalingga.

Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan tinjauan penelitian terdahulu yaitu :

1. Penelitian yang di lakukan oleh saudara Rini Andriani dengan penulis terletak pada mata pelajaran yaitu “ Pendidikan Agama Islam “ dengan “Aqidah Akhlak”, subjek penelitiannya siswa kelas 2 SLTP Negeri 1 Kutowinangun tahun pelajaran 1997/1998. Sedangkan subjek penelitian yang peneliti ambil adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karanggondang Gunungwuled Rembang Purbalingga tahun ajaran 2012/2013.

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi : Dusun Rejosari, Desa Jatimulyo, Dlingo, Bantul. Membimbing belajar IPA dan Fisika untuk siswa SMP dan SD di Dusun Rejosari, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Dlingo,

1) Anak-anak menerima perilaku kekerasan dari orangtua, teman, kakak, adik, dan guru. Orangtua dan guru lebih sering melakukan kekerasan verbal kepada

5 Saya merasa malas ketika mengerjakan skripsi, meskipun pada awalnya mempunyai niat yang tinggi. SS S TS

Suatu senyawa baru turunan flavanon, yakni 5,7-dihidmksi-2',4',6'-trimetoksiflavanon yang diberi nama artoindonesianin-E (1), telah ditemukan untuk pertama kalinya bersama-sama

kilusios pasaulinės ekonomikos krizės laikotarpio duomenys tik patvirtino šią išvadą – ženkliai išaugus nedarbo lygiui, registruotų nusikaltimų (tarp jų ir vagysčių)

Elemen satuan kebahasaan tersebut dikategorikan sesuai penentuan tema dalam majalah Tempo edisi Januari–Juni tahun 2016, yaitu (a) struktur mikro dalam laporan

a. Daftar gambar menurut seluruh gambar dalam naskah maupun dalam lampiran. Judul “DAFTAR GAMBAR “ di ketik tanpa tanda petik di tengah- tengah kertas berjarak 6cm dari pinggir

(1) Dalam hal jangka waktu pembekuan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (3), telah terlampui dan pemegang izin tidak melakukan perbaikan serta tidak