• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIK DINAS (UPTD) PUSKESMAS CIBODASARI KECAMATAN CIBODAS KOTATANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIK DINAS (UPTD) PUSKESMAS CIBODASARI KECAMATAN CIBODAS KOTATANGERANG"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

TERHADAP PELAYANAN DI UNIT

PELAKSANA TEKNIK DINAS (UPTD)

PUSKESMAS CIBODASARI KECAMATAN

CIBODAS KOTATANGERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

HENDRA ARIYANTO NIM. 6661072710

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)
(3)
(4)
(5)

Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana

dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utam

a”

Don’t be afraid to move, bec

ause the distance of 1000 miles

starts by a single step”

When the world

s says: “Give Up”,

Hope whispers:

“Try it

one

more time”

Skripsi ini kupersembahkan

untuk Kedua Orangtuaku

Tercinta, dan

Kakak-kakakku Hendri Yanto,

Leni Hendriyani, dan Lina

Hendriyana, serta keluarga

besarku yang senantiasa

selalu memberikan

semangat, bantuan, serta

cinta kasih tak terhingga

yang terselip dalam setiap

(6)

ABSTRAK

Hendra Ariyanto. Nim. 6661072710. Skripsi. Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan di Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang. Pembimbing I: Dr. Ayuning Budiati, S.IP, MPPM dan Pembimbing II: Listyaningsih, S.Sos, M.Si

Fokus penelitian ini yaitu mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat di UPTD Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang. Rumusan masalah penelitian ini adalah seberapa besar Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Di Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur seberapa besar Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan di UPTD Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang. Teori yang dipakai yaitu mengacu pada KepMENPAN Nomor 25 Tahun 2004. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, dengan jumlah sampel 150 responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi, kuesioner, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan yaitu Incidental Sampling. Dalam menganalisis data dengan menggunakan uji ketentuan nilai persepsi dari pedoman umum penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks yang diperoleh sebesar 3,077 dan nilai indeks kepuasan masyarakat setelah dikonversikan sebesar 76,92, sehingga mutu pelayanannya “B”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Indeks Kepuasan Masyarakat di Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang dikatakan baik. Peneliti menyarankan lebih ditingkatkan lagi pelayanan di Puskesmas Cibodasari, berkaitan dengan kedisiplinan, kecepatan pelayanan, kesopanan dan keramahan, kejelasan dan kepastian pelayanan, serta kenyamanan lingkungan agar masyarakat puas ketika mendapatkan pelayanan.

(7)

ABSTRAK

Hendra Ariyanto. Nim. 6661072710. Thesis. Public Satisfaction Index Of Service in Public Health Center Cibodasari Sub District Cibodas Tangerang City. Supervisor I: Dr. Ayuning Budiati, S.IP, MPPM and Advisor II: Listyaningsih, S.Sos, M.Si

The focus of this study is to measure Satisfaction Index of Cibodasari Community Health Center in the sub district of Cibodas Tangerang City. The research problem is How much Satisfaction Index of Cibodasari Community Health Center in the sub district of Cibodas Tangerang City? The purpose of this study is to measure how much Societies Satisfaction Index of Services PHC Cibodasari in the Sub District Cibodas Tangerang City. The theory used is referring to KepMENPAN No. 25/2004. Methods used in this research is descriptive quantitative, with a sample of 150 respondents. Collecting data in this study by observation, questionnaires, interviews, and documentation studies. The sampling technique used is incidental sampling. In analyzing the data using the value perception test provisions of the general guidelines for the preparation of Community Satisfaction Index. The results showed that the index values obtained at 3.077 and community satisfaction index score of 76.92 after conversion, so the quality of service "B". Based on the results of this study concluded that Community Satisfaction Index in the Public Health Center Cibodasari Sub District Cibodas Tangerang City said to be good. Researchers suggest further enhanced Cibodasari services at the health center, relating to discipline, speed of service, courtesy and hospitality, clarity and certainty of service, and comfort of the environment so that people are satisfied when get service.

(8)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan bimbingan-Nya, serta pertolongan-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa

selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Kiranya

kasih setia-Nya akan senantiasa membimbing umat-Nya sampai akhir.

Skripsi ini berjudul Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan di Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang, disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada program studi Ilmu Administrasi Negara pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh dukungan,

bimbingan, bantuan, motivasi, serta saran dari semua pihak. Untuk itu tepat

kiranya pada kesempatan ini dengan ketulusan hati yang dalam, penulis ingin

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Si. selaku Rektor Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa

2. Yth. Bapak Dr. Agus Sjafari S.Sos., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu

(9)

ii

3. Yth. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S..Sos., M.Si. selaku Pembantu

Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

4. Yth. Ibu Mia Dwiana Widyaningtyas, M.Kom. selaku Pembantu

Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

5. Yth. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., M.Si. selaku Pembantu Dekan

III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

6. Yth. Ibu Rina Yulianti, S.IP., M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

7. Yth. Bapak Anis Fuad, S.Sos., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

8. Yth. Ibu Dr. Ayuning Budiati, S.IP., MPPM. selaku Dosen

Pembimbing I yang telah senantiasa memberikan motivasi, saran,

solusi, dan pengarahan dalam setiap bimbingan penyusunan skripsi ini.

9. Yth. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II

yang telah senantiasa memberikan motivasi, saran, solusi, dan

pengarahan dalam setiap bimbingan penyusunan skripsi ini.

10.Yth. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si. selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

11.Yth. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi Ilmu Administrasi Negara

(10)

iii

Tirtayasa yang telah membekali peneliti dengan ilmu yang bermanfaat

selama perkuliahan.

12.Yth. Kepala Kantor Kesbanglinmas Kota Tangerang Bapak Drs. H.

Habibullah, M.Si. dan Bapak Helly sebagai Staffnya yang telah

membantu kelancaran dalam penelitian ini.

13.Yth. Kepala Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota

Tangerang Ibu drg. Evi Lukman beserta Kepala Bagian Tata Usaha Ibu

Lilis Sartika, SKM. yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

14.Kedua Orangtuaku tercinta “Papa dan Mama” dan Kakak-kakakku tersayang Hendri Yanto, Leni Hendriyani, dan Lina Hendriyana serta

Kak Emulia, Kak Arisman, dan Kak Ade Yanto, yang selalu

memberikan dorongan semangat dan bantuannya, baik bersifat moril

maupun materil, serta selalu tak kenal lelah untuk memberikan doanya

setiap saat demi keberhasilanku. Dukungan kalian sangat berarti dan

akan aku butuhkan sampai kapan pun. Terima kasih juga untuk

keponakanku Veby, Echa, Nadia, Ajeng, Aurell dan Eza, yang telah

memberikan keceriaan disaat ku letih.

15.Seseorang yang tersayang, Dini Oktorika, beserta Ibunda Nur Laili dan

Kak Fajar. Terima kasih karena tidak pernah lelah untuk selalu

(11)

iv

16.Yth. Keluarga Besar Tante Iyah dan Om Nurdin, serta Dwi Murdiah

dan Dedi, yang telah memberikan motivasi dan bantuannya, baik

bersifat moril maupun materil.

17.Yth. Keluarga Besar Om Syahrul dan Tante Tarsih, serta Kak Desi, Aa

Denny, Aa Fauzan, Aa Debby, Dede, Dewi, dan Dina yang telah

memberikan motivasi dan bantuannya, baik bersifat moril maupun

materil.

18.Yth. Manajer Burgerking Supermal Karawaci, Bapak Eriyanto, Ibu

Sulistyawati, Bapak Arief Saptono, Bapak Nur Arif, dan Bapak Hendri

Muslim, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

bekerja di perusahaan yang dipimpinnya dari bulan Juli 2011 sampai

dengan Maret 2013. Terima kasih juga kepada teman-teman di

Burgerking Supermal Karawaci yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu, terima kasih atas kerjasamanya.

19.Yth. Manajer Mc Donald Gading Serpong, Bapak Supriyanto, Bang

Fathur, Bang Awan, Bang Riskin, Bang Umar, Teh Dyah, dan Teh

Nanay, yang telah memberikan kesempatannya kepada penulis untuk

bekerja di perusahaan yang dipimpinnya dari bulan Mei 2013 sampai

dengan Januari 2014. Terima kasih juga kepada teman-teman Mc

Donald Gading Serpong, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,

(12)

v

20.Sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan

bantuannya disaat penulis mengalami kesulitan, Taufik, Kukuh,

Chandra, Mas Agus, Tya dan Kak Nourma, Dwi, Ichan, Darwin,

Akbar, Agus, David, Dadan, Galih, Harry, Iman, Jian, Kardi, Luluk,

Novan, Revi, Rizki, Rian, Tika, Uyung, Zaenal, dan Wira.

21.Kawan-kawan Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara angkatan

2007 kelas A, B, dan C yang tidak dapat disebutkan satu persatu, saya

ucapkan terima kasih.

22.Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, penulis

ucapkan terimakasih sedalam-dalamnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan

dan kelemahannya, yang semata-mata karena keterbatasan wawasan penulis.

Maka dari itu, demi kesempurnaan skripsi ini, dengan segala keterbukaan,

kerendahan hati, dan kelapangan dada untuk segala masukan baik itu saran

maupun kritik yang dapat membangun penulis dalam melangkah dan

memutuskan, serta membuat karya lebih baik akan sepenuhnya penulis

perhatikan.

Serang, Juli 2014

(13)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ……….. i

DAFTAR ISI ………...………... vi

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2 Identifikasi Masalah ………. 15

1.3 Pembatasan Masalah ………... 16

1.4 Rumusan Masalah ……… 16

1.5 Tujuan Penelitian ……….…… 16

1.6 Manfaat Penelitian ……….……….. 17

(14)

vii BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori ………...………… 20

2.1.1 Konsep Organisasi Publik ………. 21

2.1.2 Konsep Pelayanan Publik ……….. 23

2.1.3 Kualitas Pelayanan Publik ………... 38

2.1.4 Konsep Kepuasan Pelayanan ……… 57

2.1.5 Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat ………. 60

2.2. Penelitian Terdahulu ……….. 62

2.3. Kerangka Berpikir ……….. 65

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metode Peenelitian ……….………. 68

3.2. Ruang Lingkup Penelitian ………...……….. 70

3.3. Lokasi Penelititan ………...……… 70

3.4. Instrumen Penelitian ……….………. 71

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 74

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ………... 76

3.7. Jadwal Penelitian ………... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ………. 81

4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Cibodasari ……… 81

(15)

viii

4.1.3 Kegiatan-Kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas Cibodasari . 85

4.1.4 Pelayanan Kesehatan ………. 86

4.1.5 Struktur Organisasi ……… 90

4.1.6 Tenaga Kesehatan di Puskesmas Cibodasari ……… 91

4.2 Deskripsi Data ………. 92

4.2.1 Identitas Responden ………... 92

4.2.2 Deskripsi Data ……… 98

4.2.3 Intepretasi Hasil Penelitian ………... 120

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……….124 5.2 Saran ………...125

DAFTAR PUSTAKA ……….……….. .127 LAMPIRAN

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Fasilitas Kesehatan di Kota Tangerang ………….………... 5 Tabel 2 Jumlah Puskemas Menurut Kecamatan di Kota Tangerang … 7 Tabel 3 Nilai Pesepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu

Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan ……….. 72

Tabel 4 Indeks Unsur Pelayanan ………. 73

Tabel 5 Jadwal Penelitian ……… 80

Tabel 6 Distribusi Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga di Wilayah Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang.. 83

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Ketidakteraturan pasien dan minimnya fasilitas ………. 10

Gambar 2 Segitiga keseimbangan dalam kualitas pelayanan ………….. 49

Gambar 3 Total Quality Service (TQS) ………... 50

Gambar 4 Alur Kerangka Berpikir ……….. 67

Gambar 5 Struktur Organisasi Puskesmas Cibodasari ……… 90

Gambar 6 Pemetaan Responden Berdasarkan Bidang Pelayanannya …. 93 Gambar 7 Grafik Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ….. 94

Gambar 8 Grafik Identitas Responden Berdasarkan Umur ……….95

Gambar 9 Grafik Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir……….... 96

Gambar 10 Grafik Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama ... 97

Gambar 11 Grafik Prosedur Pelayanan ………. 99

Gambar 12 Grafik Persyaratan Pelayanan ……….... 101

Gambar 13 Grafik Kejelasan Petugas Pelayanan ………..102

Gambar 14 Grafik Kedisiplinan Petugas Pelayanan ……….104

Gambar 15 Grafik Tanggung Jawab Petugas Pelayanan ………..105

Gambar 16 Grafik Kemampuan Petugas Pelayanan ……….107

Gambar 17 Grafik Kecepatan Pelayanan ………..108

Gambar 18 Grafik Keadilan Mendapatkan Pelayanan ………..110

(18)

Gambar 20 Grafik Kewajaran Biaya Pelayanan ………113

Gambar 21 Grafik Kepastian Biaya Pelayanan ……….116

Gambar 22 Grafik Kenyamanan Lingkungan ………...118

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum

Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan

Instansi Pemerintah

Lampiran 2 : Kuesioner Indeks Kepuasan Masyarakat

Lampiran 3 : HasilPengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat Per Responden dan Per Unsur Pelayanan

Lampiran 4 : Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat Berdasarkan Bidang Pelayanan, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir,

dan Pekerjaan Responden

Lampiran 5 : Surat Rekomendasi Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kota Tangerang

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kesehatan adalah salah satu unsur kesejahteraan dalam kehidupan dan

merupakan salah satu aspek hak asasi manusia yang harus diwujudkan sesuai

dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam

Pancasila dan UUD 1945. Dalam Pancasila sila kelima yang berbunyi “Keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dan UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang

berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak bagi kemanusiaan,” dijelaskan bahwa semua masyarakat Indonesia

mempunyai hak yang sama dalam memperoleh keadilan sosial baik itu dalam hal

mendapatkan pekerjaan maupun penghidupan yang layak. Hak disini mengandung

arti untuk memperoleh kebutuhan materil seperti kebutuhan akan sandang, pangan

dan papan, serta kebutuhan immateriil seperti kesehatan, kerohanian, dan

sebagainya. Oleh karenanya, kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan

sebab kesehatan menjadi modal utama bagi masyarakat dalam melakukan suatu

tugas, peranan dan tanggung jawab dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hal di atas senada dengan apa yang terkandung dalam Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, yakni kesehatan merupakan salah satu

unsur kesejahteraan umum, sehingga pemerintah harus melaksanakan

pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan

(21)

dengan mengupayakan pelayanan kesehatan yang lebih memadai secara

menyeluruh dan terpadu. Dari penjelasan tersebut, pemerintah dituntut untuk

menjalankan fungsi-fungsi utamanya dengan baik tanpa memandang

tingkatannya, terutama di bidang kesehatan. Fungsi-fungsi utama pemerintah itu

diantaranya adalah fungsi pelayan masyarakat, fungsi pembangunan, dan fungsi

perlindungan.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pelayan masyarakat, pemerintah

melalui birokrasinya yang berperan sebagai penggerak atau pelaksana

penyelenggaraan negara wajib memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya

kepada masyarakat, baik itu di bidang kesehatan, pendidikan, administrasi

kependudukan, transportasi, dan sebagainya yang mencakup kesejahteraan

masyarakat banyak. Masyarakat berharap mendapatkan pelayanan yang

dilaksanakan oleh birokrasi itu secara bertanggung jawab, aman, nondiskriminatif,

serta berkualitas sehingga hak-hak masyarakat sebagai penerima pelayanan dapat

terlindungi, khususnya di bidang kesehatan. Pelayanan yang dilakukan

berdasarkan prinsip-prinsip tersebut mendorong terwujudnya pelayanan yang

prima. Apabila pelayanan prima (berkualitas) terwujud, maka menunjukkan

bahwa karakter sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas telah terbentuk.

Dalam rangka memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, pada tahun 2014 ini pemerintah pusat

merealisasikan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilaksanakan

(22)

adalah memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap

rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan

sejahtera. Tujuan tersebut didasari oleh UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional, yaitu untuk memberikan manfaat pemeliharaan

kesehatan dan perlindungan akan pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan. Jaminan

kesehatan ini diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial

dan prinsip ekuitas. Masyarakat nantinya wajib menyisihkan sebagian kecil

uangnya untuk jaminan kesehatan di masa depan. Khusus untuk masyarakat

miskin atau penerima bantuan iuran (PBI), biaya kesehatannya akan ditanggung

oleh pemerintah.

Sebagai salah satu daerah penunjang ibukota, kesehatan selalu menjadi

fokus paling utama Pemerintah Kota Tangerang dalam menyusun

program-program yang didasarkan atas aspirasi masyarakat miskin dan mendapat porsi

pembiayaan paling besar dalam APBD. Hal ini teraplikasi dengan

diimplementasikannya program membebaskan biaya kesehatan (gratis) atau

program kartu multiguna bagi seluruh masyarakat yang berdomisili di Kota

Tangerang sejak tanggal 1 Januari 2012. Pada tahun 2014 ini, Pemerintah Kota

Tangerang juga telah membangun dan mengoperasikan Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Kota Tangerang tanpa kelas, yang menggratiskan biaya

pelayanan kesehatan bagi semua warga Kota Tangerang. Pemerintah Kota

Tangerang menyadari bahwa pelayanan kesehatan merupakan elemen yang sangat

penting dalam pembangunan nasional dan pengentasan kemiskinan. Oleh

(23)

bagi masyarakatnya terpenuhi, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dalam pasal 28 H ayat 1,

yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin,

bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”

Fasilitas-fasilitas kesehatan yang tersedia di Kota Tangerang, yakni terdiri

dari Rumah Sakit yang berjumlah 24 gedung, Puskesmas yang berjumlah 30

gedung, Puskesmas pembantu yang berjumlah 10 gedung, Puskesmas keliling

roda empat yang berjumlah 25 mobil, dan Posyandu yang berjumlah 1.041

gedung (data tahun 2012). Fasilitas-fasilitas tersebut dibiayai dari anggaran APBD

Kota Tangerang, yang didukung oleh pemerintah pusat melalui Dana Alokasi

Khusus (DAK), sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah. Dana Alokasi Khusus (DAK) dimaksudkan sebagai salah satu

sumber pembiayaan bagi daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, diantaranya

untuk meningkatkan pembangunan kesehatan, sehingga baik Pemerintah Pusat

maupun Pemerintah Daerah dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang merata,

terjangkau dan berkualitas. Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang kesehatan

diberikan untuk mewujudkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2014 dalam

prioritas pembangunan kesehatan Nasional tahun 2014. Berikut data ketersediaan

(24)

Tabel 1.1

Fasilitas Kesehatan di Kota Tangerang tahun 2012

Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Posyandu

Ciledug 3 4 101

Larangan 1 5 108

Karang Tengah 2 6 65

Cipondoh - 7 96

Pinang 1 6 85

Tangerang 6 5 75

Karawaci 5 7 130

Cibodas 1 4 95

Jatiuwung 3 2 60

Periuk 1 6 63

Neglasari 1 5 53

Batu Ceper - 3 61

Benda - 5 49

Kota Tangerang 24 65 1.041

(Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2012)

Dalam menunjang terwujudnya prioritas pembangunan kesehatan Nasional

tahun 2014, dana alokasi khusus (DAK) bidang kesehatan yang diberikan

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah difokuskan pada pelayanan kesehatan

dasar untuk pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas dan jaringannya) serta pos

kesehatan desa, pelayanan kefarmasian untuk Provinsi, Kabupaten/Kota, dan

pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit Provinsi, Kabupaten/Kota).

Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional

(25)

serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Sebagai unit pelaksana

tingkat pertama yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh,

merata dan terpadu, Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat pada masyarakat.

Secara umum, Puskesmas harus dapat memberikan pelayanan preventif

(upaya pencegahan penyakit), promotif (upaya peningkatan kesehatan), kuratif

(upaya penyembuhan) dan rehabilitatif (upaya pengembalian keadaan seperti

semula) kepada masyarakat, baik melalui Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

atau Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Pelayanan yang diberikan oleh

Puskesmas harus dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, nondiskriminatif,

serta berkualitas, agar hak-hak masyarakat sebagai pasien dapat terlindungi,

terutama pada masyarakat miskin, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam

UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Puskesmas juga harus dapat

menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dalam hal pengorganisasian

masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara

mandiri. Adapun data ketersediaan Puskesmas di Kota Tangerang dapat dilihat

(26)

Tabel 1.2

Jumlah Puskemas Menurut Kecamatan di Kota Tangerang tahun 2012

Kecamatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Dengan Rawat Inap Tanpa Rawat Inap Jumlah

Ciledug - 2 2 - 2

Larangan - 2 2 1 2

Karang Tengah - 3 3 - 3

Cipondoh - 4 4 - 3

Pinang - 2 2 2 2

Tangerang - 2 2 1 2

Karawaci - 4 4 1 2

Cibodas - 2 2 - 2

Jatiuwung - 1 1 - 1

Periuk - 2 2 2 2

Neglasari - 2 2 1 2

Batu Ceper - 2 2 - 1

Benda - 2 2 2 1

Kota Tangerang - 30 30 10 25

(Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2012)

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang optimal, melalui

Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457/MENKES/SK/X/2003, dan

diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005

tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM),

maka pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota

(27)

Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM). Penerapan Standar

Pelayanan Minimal meliputi prosedur pelayanan, waktu penyelesaian, biaya

pelayanan, produk pelayanan, sarana dan prasarana, dan kompetensi petugas

pemberi layanan. Tujuannya untuk mengukur kinerja penyelenggaraan

kewenangan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat

yang mencakup jenis pelayanan, indikator, dan nilai. Selain itu, penerapan Standar

Pelayanan Minimal ini dimaksudkan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, sehingga kepuasan masyarakat

tercapai.

Puskesmas Cibodasari merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan

Kecamatan Cibodas Kota Tangerang, yang letaknya sangat strategis dan berada di

tengah masyarakat. Letaknya yang berdekatan dengan kantor Kelurahan

Cibodasari dan Pasar Malabar, yang notabene pasar tradisional terkenal di

Kecamatan Cibodas, ditambah akses transportasi yang memadai, memudahkan

masyarakat untuk menjangkaunya. Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas

Kota Tangerang mempunyai Motto “UTAMA”, yaitu “Unggul, Tertib, Aman,

Manis, dan Asri”. Berdasarkan motto itu, visi Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas adalah menjadi tujuan UTAMA masyarakat dalam menyongsong

Tangerang Sehat 2014, yang juga mendukung program pemerintah dalam

pembangunan kesehatan Nasional tahun 2014.

Pada tahun ini, Pemerintah Kota Tangerang telah merencanakan

(28)

yaitu salah satunya adalah Puskesmas Cibodasari di Kecamatan Cibodas dan satu

lainnya adalah Puskesmas di Kecamatan Larangan Utara. Dengan demikian,

mengingat di Kota Tangerang belum memiliki Puskesmas Rawat Inap, maka

sebelum menerima dan menjalankan beban tugas yang dimandatkan tersebut,

Puskesmas Cibodasari sebaiknya dapat memberikan pelayanan yang prima kepada

masyarakat dan menjaga mutu atau kualitas pelayanannya. Tujuannya adalah agar

kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas

Cibodasari dapat terpenuhi, sehingga tercipta kepuasan masyarakat baik itu

terhadap pelayanannya maupun Puskesmas Cibodasari itu sendiri. Karena

pelayanan kesehatan yang berkualitas itu pada intinya adalah pelayanan kesehatan

yang peduli dan terpusat pada kebutuhan. Hal ini juga nantinya akan

membuktikan kepada Pemerintah Kota Tangerang bahwa Puskesmas Cibodasari

memang pantas untuk dijadikan Puskesmas Rawat Inap.

Berdasarkan hasil observasi awal dimana peneliti melihat langsung proses

pelayanan kesehatan pada UPTD Puskesmas Cibodasari dan wawancara tidak

struktur kepada masyarakat selaku penerima pelayanan, peneliti menemukan

beberapa masalah penting untuk mendukung penelitian ini, diantaranya:

Pertama, berkaitan dengan kesopanan dan keramahan petugas pelayanan.

Masih adanya pegawai yang bersikap kurang sopan, seperti bernada tidak

menyenangkan dengan ekspresi muka yang kurang ramah kepada pasien, terutama

di bagian loket pendaftaran. Terlebih lagi ketika petugas tersebut menjelaskan

prosedur pendaftaran kepada masyarakat awam yang baru pertama kali

(29)

dalam memberi pelayanan pada masyarakat itu membuat pelayanan di puskesmas

Cibodasari masih kurang optimal.

(Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan pasien atau masyarakat

yang berobat di Puskesmas Cibodasari, pada tanggal 10 Maret 2014)

Kedua, berkaitan dengan sarana dan prasarana. Masalah yang berkaitan

dengan sarana dan prasarana yaitu ketersediaan fasilitas fisik yang belum

memadai, seperti kurangnya jumlah bangku di ruang tunggu pasien sehingga

banyak pasien yang berdiri kelelahan dalam menunggu antrian pengobatan.

Kondisi pasien yang mengantri itu juga tidak teratur dikarenakan kurangnya

informasi baik lisan maupun tulisan untuk mengkoordinasi ketertiban pasien,

seperti tempat duduk khusus untuk menunggu antrian pengobatan atau tempat

duduk khusus untuk menunggu resep dan obat, sehingga pasien menjadi tidak

teratur. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1.1

(30)

Dari gambar tersebut terlihat bagaimana kondisi pasien pada saat

mengantri pendaftaran yang tidak teratur, karena minimnya jumlah kursi di ruang

tunggu pasien, dan membuat pasien harus rela berdiri menunggu giliran

pengobatan. Hal ini juga dapat mengganggu kenyamanan pasien dalam

memperoleh pelayanan kesehatan di Puskesmas Cibodasari secara keseluruhan.

Ketersediaan jumlah kursi di ruang tunggu Bidang Pelayanan MTBS, KIA dan

KB juga masih kurang memadai.

Selain itu, ketersediaan obat-obatan juga masih belum optimal, karena

masih adanya obat-obatan yang tidak tersedia atau habis. Padahal obat tersebut

untuk penyakit yang umum seperti demam dan flu. Kotak pengaduan pelayanan di

Puskesmas Cibodasari juga tidak dilengkapi dengan alat tulis, sehingga terkesan

tidak memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan kritikan,

keluhan atau sarannya atas pelayanan yang diterimanya. Kekurangan serta tidak

diperhatikannya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan tersebut menyebabkan

tidak optimalnya pelayanan yang diberikan kepada pasien secara menyeluruh.

(Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu pasien Puskesmas

Cibodasari, pada tanggal 23 Mei 2014 jam 9-12 WIB).

Ketiga, berkaitan dengan kedisiplinan petugas pelayanan. Kedisiplinan.

petugas pelayanan dalam memberikan pelayanan di Puskesmas Cibodasari dinilai

masih kurang. Hal ini terlihat dari adanya beberapa petugas pelayanan Puskesmas

Cibodasari yang datang tidak tepat waktu atau diatas jam operasional kerja,

sehingga membuat pasien atau masyarakat yang akan berobat harus menunggu

(31)

14.30, dan untuk pendaftaran pasien buka dari jam 07.30- 12.00. Menurut

masyarakat, biasanya ini terjadi pada Bidang Pelayanan Gigi. Selain itu loket

untuk melayani pendaftaran pasien sering tutup lebih cepat 30 menit sebelum jam

pelayanan pendaftaran berakhir. Hal ini sering menyebabkan pasien yang datang

pada waktu tersebut menjadi kebingungan untuk berobat. Hal ini juga

menunjukkan bahwa kebutuhan pasien terhadap pelayanan Puskesmas Cibodasari

belum terpenuhi secara optitmal.

Selain itu, petugas paramedik yang memeriksa pasien juga dinilai masih

kurang disiplin, karena membawa anak kedalam ruangannya (ruang pemeriksaan

pasien) ketika sedang bekerja. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan pasien

ketika sedang berobat. Terlebih lagi anak tersebut pada saat itu menempati tempat

tidur khusus untuk memeriksa pasien. Hal ini menyebabkan hak-hak pasien dalam

memperoleh pelayanan kesehatan menjadi tidak terpenuhi, karena pasien yang

seharusnya mempunyai hak untuk diperiksa dengan membaringkan badannya di

tempat tidur terhalang oleh anak petugas yang menempati tempat tidur tersebut.

Hal ini menunjukan bahwa pelayanan kesehatan di Puskesmas Cibodasari

Kecamatan Cibodas belum optimal dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat.

(Berdasarkan hasil wawancara kepada pasien atau masyarakat yang berobat pada

Bidang Pelayanan Gigi dan Umum di Puskesmas Cibodasari, pada tanggal 17 Juni

2014).

Keempat, berkaitan biaya dan produk pelayanan. Seluruh biaya pelayanan

(32)

membuat surat keterangan sehat saja yang masih dikenakan biaya yaitu sebesar

Rp 10.000,- untuk pelajar atau PNS, dan Rp 15.000,- untuk Karyawan atau

Umum. Permasalahan berkaitan dengan biaya yang sebenarnya yaitu adanya

pengakuan dari masyarakat, bahwa untuk pelayanan penambalan gigi masih

dikenakan biaya diluar biaya pelayanan yang seharusnya gratis. Setelah

melakukan konfirmasi dengan pihak Puskesmas Cibodasari, pihak Puskesmas

Cibodasari mengatakan bahwa untuk pelayanan penambalan gigi, sementara tidak

dapat dilakukan, oleh karenanya dilakukan rujukan ke Puskesmas lain. Hal ini

dikarenakan alat yang digunakan (bor) untuk penambalan gigi rusak. Namun, bila

dibandingkan dengan pendapat masyarakat yang mengatakan bahwa mereka

masih dapat memperoleh pelayanan penambalan gigi dengan ketentuan membuat

janji terlebih dahulu dengan dokter giginya dan juga dikenakan biaya, hal ini

sangat bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Pihak Puskesmas

Cibodasari.

Masih berkaitan dengan biaya, masyarakat juga mengatakan bahwa

seharusnya apabila biaya pelayanan di puskesmas Cibodasari sudah gratis, maka

seharusnya tidak ada lagi pungutan biaya, seperti biaya parkir yakni Rp 2.000,-,

walaupun itu diluar segi administrasinya.

(Berdasarkan hasil wawancara kepada pasien atau masyarakat yang berobat pada

Bidang Pelayanan Gigi dan Umum, serta pihak dari Puskesmas Cibodasari, pada

tanggal 19 Juni 2014).

Pelayanan kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan

(33)

pada kenyataannya tidak sedikit masyarakat yang lebih memilih pelayanan

kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas kesehatan praktek lainnya.

Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif dari masyarakat ditambah

dengan adanya pengaduan, keluhan yang disampaikan baik melalui media massa

maupun langsung kepada unit pelayanan, terhadap pelayanan Puskesmas tersebut,

berkaitan dengan mutu pelayanan yang terkesan seadanya. Puskesmas belum

cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat

dari sarana dan prasarananya yang belum memadai dan akomodatif, maupun dari

tenaga medis yang belum konsisten dalam memberikan pelayanan kepada

masyarkat. Sehingga, banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat

itu tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah

ditetapkan.

Salah satu kegiatan dalam upaya meningkatkan pelayanan publik, yang

dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan yaitu menyusun Indeks Kepuasan

Masyarakat sebagai tolak ukur terhadap optimalisasi kinerja pelayanan kesehatan

oleh tenaga kesehatan kepada masyarakat. Penyusunan Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) berpedoman pada Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum

Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat. Penyusunan Indeks Kepuasan

Masyarakat ini bertujuan untuk membandingkan pendapat masyarakat dalam

memperoleh pelayanan dengan kinerja aktual unit pelayanan secara berkala,

sehingga akan diperoleh Indeks Kepuasan Masyarakat yang mencerminkan

(34)

kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya. Oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai pendapat atau

pandangan masyarakat dalam memperoleh pelayanan di Puskesmas Cibodasari

Kecamatan Cibodas Kota Tangerang berdasarkan latar belakang di atas. Peneliti

melakukan penelitian dengan judul “Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap

Pelayanan di Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang.”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, penulis mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Masih adanya beberapa pegawai yang kurang sopan dan ramah

terutama di bagian loket pendaftaran.

2. Sarana dan prasarana di Puskesmas Cibodasari masih belum memadai,

baik sarana medis, sarana operasional, fasilitas fisik dan sarana

pendukung lainnya.

3. Kedisiplinan petugas pelayanan Puskesmas Cibodasari masih kurang

karena masih ada pegawai yang datang tidak tepat waktu, loket

pendaftaran tutup sebelum jam pelayanan pendaftaran berakhir, dan ada

pegawai yang membawa anak ketika sedang bekerja.

4. Menurut masyarakat pelayanan penambalan gigi yang seharusnya

(35)

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi penelitian ini

hanya pada pencarian data-data yang berkaitan dengan Indeks Kepuasan

Masyarakat Terhadap Pelayanan di Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD)

Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang yang diukur

berpedoman pada Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

No. KEP/25/M.PAN/2/2004.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, fokus masalah yang akan dikaji

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Seberapa besar tingkat Indeks

Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan di Unit Pelaksana Teknik Dinas

(UPTD) Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang?

1.5Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai. Pada

penelitian ini, tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besar

tingkat Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan di Unit Pelaksana

Teknik Dinas (UPTD) Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota

(36)

1.6Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian tentang Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap

Pelayanan di Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang,

manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis penelitian ini adalah untuk meningkatkan dan

memperdalam serta mempertajam pengetahuan peneliti tentang Ilmu

Administrasi Negara. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan

bahan referensi untuk penelitian sejenis atau selanjutnya yang

berhubungan dengan masalah indeks kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan publik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah: Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan untuk membangun terwujudnya pelayanan publik yang

prima, dengan meningkatkan kualitas aparatur penyelenggara

pemerintahan serta memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan

masyarakat, sehingga kepuasan dan harapan masyarakat terhadap

pelayanan instansi publik itu terpenuhi.

b. Bagi Masyarakat: Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian

yang dapat menambah pengetahuan dan membuka wawasan

mengenai pelayanan publik. Selain itu, penelitian ini juga dapat

(37)

aspirasi masyarakat yang sesungguhnya terhadap pelayanan publik

benar-benar dapat diterapkan dalam instansi pemerintahan sesuai

dengan yang diharapkan.

c. Bagi Penulis: Untuk mengkaji dan memperdalam pengetahuan

peneliti berkaitan dengan Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap

Pelayanan di Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota

Tangerang. Penelitian ini juga merupakan sarana peningkatan

kemampuan ilmiah peneliti dari teori-teori yang telah didapat dalam

aspek penyelenggaraan pelayanan publik.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini yaitu pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memaparkan tentang deskripsi teori yang berhubungan dengan

penelitian, kerangka berfikir yang menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

(38)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian, instrumen penelitian,

populasi dan sampel penelitian atau responden, teknik pengolahan dan analisis

data, serta tempat dan waktu dalam pelaksanaan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai: Deskripsi Obyek Penelitian, Gambaran Umum

UPTD Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang, Deskripsi dan

Analisis Data, serta Pembahasan Hasil Penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai: kesimpulan dari hasil penelitian yang

telah dilakukan, kemudian memberikan saran-saran yang bersifat konstruktif pada

instansi yang terkait dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Memuat daftar referensi (literatur lainnya) yang dipergunakan dalam penelitian

LAMPIRAN

Menyajikan lampiran-lampiran yang dianggap perlu oleh peneliti, yang

(39)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Dalam suatu penelitian, peneliti berpedoman pada teori-teori yang

dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian. Peneliti kemudian mengkaji

dan mendeskripsikan teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel.

Selanjutnya, deskripsi teori tersebut disusun dengan sedemikian rupa guna

memudahkan peneliti dalam merumuskan asumsi penelitan. Seperti apa yang

dikemukakan oleh Kerlinger dalam Harbani (2007:9), bahwa teori adalah

serangkaian konstruk (konsep), batasan dan proposisi, yang menyajikan suatu

pandangan sistematis tentang fenomena dengan fokus hubungan dengan merinci

hubungan-hubungan antar variabel dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi

gejala itu.

Bekaitan dengan judul penelitian ini, yakni “Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan di UPTD Puskesmas Cibodasari Kecamatan Kota

Tangerang,” maka landasan yang dipakai oleh peneliti adalah konsep organisasi

publik, konsep pelayanan publik, kualitas pelayanan publik, kepuasan masyarakat

dan indeks kepuasan masyarakat.

2.1.1 Konsep Organisasi Publik

(40)

Untuk memahami konsep organisasi publik secara utuh, perlu memahami

terlebih dahulu definisi dan teori organisasi serta makna kata publik itu sendiri.

Pengertian organisasi secara umum adalah sekelompok orang (dua orang atau

lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Banyak definisi-definisi mengenai organisasi dari para pakar. Berikut

adalah beberapa definisi yang identik dari para pakar tersebut:

Menurut Herbert Simon, organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang

lengkap dan hubungan lain di dalam suatu kelompok orang-orang. Sedangkan

James D. Mooney berpendapat bahwa organisasi adalah sebagai bentuk setiap

perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan utama. Lebih jauh lagi,

John D. Millet, mengatakan organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana

pekerjaan dari beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan

bersama (Syafiie, 1997:51).

Jika diuraikan secara lebih terperinci setiap organisasi pasti akan memiliki

berbagai dimensi yang penting sebagai ciri suatu organisasi, diantaranya adalah

wadah atau struktur yang menjadi kerangka orang-orang yang menjadi bagian dari

organisasi tersebut melakukan aktivitasnya, anggota yang menjadi bagian dari

organisasi, interaksi yang terpolakan dengan mekanisme tertentu sehingga terjadi

koordinasi yang baik antara satu orang atau bagian dengan orang atau bagian yang

lain, dan tujuan bersama yang ingin diwujudkan oleh orang-orang yang menjadi

(41)

Menurut Henry (1988:73), beberapa karakteristik dari suatu organisasi

diantaranya adalah:

1. Punya maksud tertentu, dan merupakan kumpulan berbagai macam manusia.

2. Punya hubungan sekunder atau impersonal. 3. Punya tujuan yang khusus dan terbatas. 4. Punya kegiatan kerja sama pendukung.

5. Terintegrasi dalam sistem sosial yang lebih luas. 6. Menghasilkan barang dan jasa untuk lingkungannya. 7. Sangat terpengaruh atas setiap perubahan lingkungan.

Khusus untuk organisasi publik, dapat dirumuskan dengan menambah satu

karakteristik lagi, yaitu memperoleh sumber-sumbernya, yakni pajak dan

legitimasi dari negara, serta dijembatani oleh lembaga-lembaga kenegaraan.

Untuk konsep publik itu sendiri berasal dari kata “Public” yang berarti “of people” berkenaan dengan masyarakat. Mengenai pengertian publik, Syafiie dkk. Dalam Harbani (2007:6) memberikan pengertian publik sebagai sejumlah manusia

yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang

benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki. Itulah sebabnya,

Syafiie mengatakan bahwa publik tidak langsung diartikan sebagai penduduk,

masyarakat, warga negara ataupun rakyat, karena kata-kata tersebut berbeda.

Organisasi publik sering terlihat pada bentuk organisasi pemerintah yang

dikenal sebagai birokrasi pemerintah (organisasi pemerintahan). Istilah birokrasi

ini diberikan kepada instansi pemerintah karena pada awalnya tipe organisasi

yang ideal yang disebut birokrasi merupakan bentuk yang diterima dan diterapkan

(42)

masyarakat demi kesejahteraan sebagaimana yang diamanatkan oleh konstitusi

sebagai pijakan dalam operasionalnya. Organisasi publik berorientasi pada

pelayanan kepada masyarakat, bukan pada profit. Seperti apa yang disampaikan

oleh Prof. Dr. Taliziduhu Ndraha (2005:18), bahwa organisasi publik adalah

organisasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa

publik dan layanan sipil.

Organisasi publik diharapkan mampu untuk melancarkan pembangunan

dan melaksanakan kebijakan publik dalam berbagai cara serta memiliki

kewenangan untuk mengalokasikan nilai-nilai organisasi publik kepada

masyarakat. Nilai-nilai dalam organisasi publik tersebut diantaranya adalah

equity, equality, justice, resposibility, dan sebagainya. Dalam melaksanakan

nilai-nilai itu kemampuan manajemen yang dilakukan oleh organisasi publik menjadi

krusial.

2.1.2 Konsep Pelayanan Publik

Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas seseorang,

sekelompok atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk

memenuhi kebutuhan (Harbani, 2007:4).

Membicarakan pelayanan berarti membicarakan suatu proses kegiatan

(43)

juga pelayanan adalah sebagai suatu proses, lalu proses tersebut menghasilkan

suatu produk yang berupa pelayanan, yang kemudian diberikan kepada pelanggan.

Gronroos dalam Ratminto dan Atik S. Winarsih (2005:2) menjelaskan

definisi pelayanan yang lebih rinci, yakni pelayanan adalah suatu usaha aktivitas

atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang

terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau

hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang

dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.

Dari definisi-definisi mengenai pelayanan tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa ada dua sisi atau pihak dalam hal pelayanan ini. Di satu sisi

atau pihak adalah sebagai pemberi pelayanan dan di sisi atau pihak lain sebagai

penerima pelayanan. Dari sisi pemberi pelayanan menekanan bahwa pelayanan

adalah aktivitas yang dilakukan untuk membuat si penerima layanan merasakan

puas terhadap layanan yang diberikan. Dan dari sisi penerima layanan adalah

aktivitas merasakan tentang layanan yang diberikan oleh pemberi layanan. Dalam

pelayanan yang disebut konsumen (customer), adalah masyarakat yang mendapat

manfaat dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi atau petugas dari organisasi

pemberi layanan tersebut. Pelayanan yang dikatakan tidak berwujud (intangible)

tersebut berarti bahwa pelayanan itu hanya dapat dirasakan.

Menurut Batinggi (1998:21), terdapat tiga jenis layanan yang bisa

(44)

1. Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang Hubungan Masyarakat (HUMAS), bidang layanan Informasi, dan bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar layanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku layanan yaitu:

a. Memahami masalah-masalah yang termasuk ke dalam bidang

tugasnya.

b. Mampu memberikan penjelasan apa yang diperlukan, dengan lancar, singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.

c. Bertingkah laku sopan dan rama

2. Layanan dengan tulisan

Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol dalam melaksanakan tugas. Sistem layanan pada abad Informasi ini menggunakan sistem layanan jarak jauh dalam bentuk tulisan. Layanan tulisan ini terdiri dari 2 (dua) golongan yaitu, berupa petunjuk Informasi dan yang sejenis ditujukan kepada orang-orang yang berkepentingan, agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi atau lembaga pemerintah. Kedua, layanan berupa reaksi tertulis atau permohonan laporan, pemberian atau penyerahan, pemberitahuan dan sebagainya. Adapun kegunaannya yaitu:

a. Memudahkan bagi semua pihak yang berkepentingan. b. Menghindari orang yang banyak bertanya kepada petugas

c. Mamperlancar urusan dan menghemat waktu bagi kedua pihak, baik petugas maupun pihak yang memerlukan pelayanan.

d. Menuntun orang ke arah yang tepat

3. Layanan dengan perbuatan

Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan dilakukan oleh petugas-petugas yang memiliki faktor keahlian dan keterampilan. Dalam kenyataan sehari-sehari layanan ini memang tidak terhindar dari layanan lisan jadi antara layanan perbuatan dan lisan sering digabung. Hal ini disebabkan karena hubungan pelayanan secara umum banyak dilakukan secara lisan kecuali khusus melalui hubungan tulis yang disebabkan oleh faktor jarak.

(45)

diterima menjadi Bahasa Indonesia baku menjadi “publik” yang dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti umum, orang banyak, ramai.

Menurut Batinggi dalam Harbani (2007:128), pelayanan publik adalah

perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurus hal-hal

yang diperlukan masyarakat atau khalayak umum. Dengan demikian, kewajiban

pemerintah adalah memberikan pelayanan publik yang menjadi hak setiap warga

negara.

Dwiyanto (2005:141) menyimpulkan bahwa pelayanan publik merupakan

serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi

kebutuhan warga penggunanya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

81 Tahun 1993, yang disempurnakan dengan Kepmen PAN Nomor 25 Tahun

2004, pelayanan umum disrtikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan kebutuhan peraturan

perundang-undangan.

Penyelenggara pelayanan publik disini adalah Instansi Pemerintah yang

meliputi Satuan Kerja/Satuan Organisasi Kementerian, Departemen, Lembaga

Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi

Negara, dan Instansi Pemerintah lainnya, baik pusat maupun Daerah termasuk

(46)

jasa pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah dan badan

hukum yang menerima layanan dari instansi pemerintah tersebut.

Sedangkan menurut Lembaga Administrasi Negara, pelayanan publik

(public service) oleh birokrasi publik adalah merupakan salah satu perwujudan

dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai abdi

negara. Eksistensi lembaga negara termasuk di dalamnya pada hakekatnya

pelayan masyarakat, ia tidak dimaksudkan untuk melayani dirinya sendiri, namun

untuk memberikan atau melayani masyarakat. Oleh karena itu, birokrasi publik

berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan publik yang

baik dan profesional.

Dalam Undang-Undang Pelayanan Publik nomor 25 tahun 2009

dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas

barang, jasa, atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik.

Pada dasarnya tugas utama dari setiap instansi pemerintahan adalah

memberikan pelayanan atau menyelenggarakan pelayanan publik (public service)

agar terwujud kesejahteraan bagi rakyat (public welfare). Hal ini sesuai dengan

hakikat pelayanan publik dalam Kep. MENPAN No. 63/2003, yakni pemberian

pelayanan Prima kepada masyarakat merupakan perwujudan kewajiban aparatur

(47)

Menurut Thoha (2002:19), fungsi utama birokrasi pemerintah dalam

rangka menyelenggarakan pemerintahannya adalah membuat, menetapkan dan

melaksanakan peraturan-peraturan (regulation), memberdayakan masyarakat

dibidang sosial, politik, dan budaya (empowerment), dan memberikan pelayanan

yang sebaik-baiknya (service).

Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Thoha, Rasyid (1997:48)

menambahkan bahwa pelayanan (service) akan membuahkan keadilan kepada

masyarakat, pemberdayaan (empowerment) akan mendorong kemandirian dalam

masyarakat, dan pembangunan (development) akan menciptakan kemakmuran

dalam masyarakat.

Peran pokok pemerintah dalam memberikan pelayanan publik kepada

masyarakat antara lain dalam hal yang berkaitan dengan:

1. Memelihara keamanan Negara

2. Ketertiban

3. Mewujudkan keadilan

4. Memenuhi kepentingan umum

5. Mewujudkan kesejahteraan social

6. Perekonomian

7. Pemeliharaan sumber alam dan lingkungan.

Kaufmann dalam Thoha (1998:101) memaparkan bahwa tugas pemerintah

adalah untuk melayani dan mengatur masyarakat, dimana tugas pelayanan lebih

menekankan pada upaya mendahulukan kepentingan umum, mempermudah

(48)

kepuasan kepada publik, sedangkan tugas mengatur lebih menekankan pada

kekuasaan atau power yang melekat pada posisi jabatan birokrasi.

Secara garis besar jenis-jenis layanan publik menurut Kep. MENPAN No.

63/2003 dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

1. Kelompok pelayanan administratif. Jenis pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen dokumen ini antara lain Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK), Izin Membangun Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat Kepemilikan/Penguasaan Tanah, dsb.

2. Kelompok pelayanan barang. Jenis pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan sebagainya.

3. Kelompok pelayanan jasa. Jenis pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos, dan sebagainya.

Berdasarkan Kep. MENPAN No. 63/2003, ada empat pola pelayanan

dalam penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu :

1. Fungsional, yakni pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.

2. Terpusat, yakni pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara pelayanan terkait lainnya yang bersangkutan.

3. Terpadu yakni pola penyelenggara pelayanan terpadu dibedakan

menjadi dua yaitu, terpadu satu atap, dimana pelayanan

(49)

pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui satu pintu.

4. Gugus tugas, yakni petugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas ditempatkan pada instansi memberi pelayanan dan lokasi pemberian pelayanan tertentu.

Sehubungan dengan penyelenggaraan pelayanan publik tersebut, instansi

pemerintah perlu memperhatikan prinsip-prinsip pelayanan publik sesuai dengan

Kep. MENPAN No. 63/2003. Prinsip-prinsip pelayanan publik tersebut adalah:

1. Kesederhanaan. Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan. Kejelasan mencakup dalam hal persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik, unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik, dan rincian biaya pelayanan publik dan tatacara pembayaran. 3. Kepastian waktu. Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan

dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi. Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah.

5. Keamanan. Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.

6. Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan public atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana. Tersedianya sarana prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk sarana telematika.

8. Kemudahan akses. Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan memanfaatkan teknologi telematika.

9. Kedisiplinan. Kesopanan dan keramahan; pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta ikhlas dalam memberi pelayanan.

(50)

Selain itu, pelayanan publik yang ideal seyogyanya dapat menciptakan

sistem pelayanan publik yang berlandaskan pada prinsip-prinsip pelayanan publik

yang efisien, akuntabel, terjangkau, cepat, transparan, dan non-diskriminatif. Hal

tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Efisien berarti bahwa penyelenggaraan pelayanan publik di seluruh sektor dilaksanakan secara efisien demi memberi kepuasan bagi masyarakat dan pelaku usaha sebagai konsumen dari pelayanan publik.

2. Cepat berarti bahwa penyelenggaraan pelayanan publik di seluruh sektor dapat memberikan kecepatan pelayanan dalam rangka memacu dan memperlancar pelaksanaan pembangunan dan perwujudan kesejahteraan masyarakat

3. Akuntabel berarti bahwa penyelenggaraan pelayanan publik di seluruh sektor dapat diandalkan dan dipertanggungjawabkan pelaksanaannya secara kualitas kepada publik.

4. Best Value for Money berarti bahwa penyelenggaraan pelayanan publik di seluruh sektor tidak memberi beban yang tidak wajar kepada anggaran negara. Untuk memperoleh pelayanan publik, masyarakat dan pelaku usaha harus membayar, maka biaya yang dibebankan semurah mungkin. Beban biaya pelayanan publik kepada masyarakat dan pelaku usaha memperhatikan kondisi daya beli masyarakat dan pelaku usaha, yang pastinya berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Sehingga perlu pula dipikirkan alternative pembiayaan yang tepat, termasuk penggunaan mekanisme subsidi untuk daerah-daerah yang pertumbuhan ekonominya masih kurang baik.

5. Transparan berarti bahwa penyelenggaraan pelayanan publik di seluruh sektor menjunjung tinggi transparansi dimana segala informasi tentang akses dan proses penyelenggaraan pelayanan publik dapat dengan mudah diperoleh demi akuntabilitasnya.

(51)

Menurut Sinambela (2010:42-43), pelayanan publik yang dilaksanakaan

oleh pemerintah harus memenuhi asas-asas penyelenggaraan pelayanan publik

agar pelayanan publik berkualitas, sehingga tercipta kepuasan masyarakat akan

pelayanan publik itu. Adapun asas-asas penyelenggaraan pelayanan publik

tersebut diantaranya:

1. Transparansi, yaitu bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang memerlukan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas, yaitu dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kondisional, yaitu sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berprinsip pada efesiensi dan efektifitas.

4. Partisipatif, yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi , kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan hak, yaitu tidak deskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi.

6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing.

Sinambela (2010:3) memaparkan bahwa pada dasarnya setiap manusia

membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa

pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Sebagai lembaga,

birokrasi mempunyai fungsi untuk memberikan pelayan yang sebaik-baiknya

kepada masyarakat, sedangkan masyarakat sebagai pihak yang memberikan

mandat kepada pemerintah mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan dari

pemerintah. Agar pemberian pelayanan tersebut berjalan dengan baik, maka

penyelenggaraan pelayanan tersebut harus memenuhi standar pelayanan publik,

(52)

penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi atau penerima

pelayanan. Standar Pelayanan Publik itu sekurang-kurangnya meliputi:

1. Prosedur pelayanan; yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.

2. Waktu penyelesaian; yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan, termasuk pengaduan.

3. Biaya pelayanan; termasuk rincian tarif yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.

4. Produk pelayanan; hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

5. Sarana dan prasarana; penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.

6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan; harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang diperlukan.

Apabila pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan dapat

memenuhi bahkan melebihi standar dari pelayanan tersebut, maka akan

menghasilkan pelayanan yang berkualitas. Hal ini senada dengan definisi

mengenai pelayanan yang berkualitas yang disampaikan oleh Sariatmodjo (1999),

bahwa pelayanan yang berkualitas itu adalah pelayanan yang dapat melebihi

standar pelayanan yang telah ditentukan.

Berhubungan dengan biaya pelayanan di atas, penetapan besaran biaya

pelayanan publik harus berpedoman pada Kep. MENPAN No. 63/2003, dengan

memperhatikan hal-hal berikut:

1. Tingkat kemampuan dan daya beli masyarakat. 2. Nilai/ harga yang berlaku atas barang dan atau jasa.

3. Rincian biaya harus jelas untuk jenis pelayanan publik yang memerlukan tindakan seperti penelitian, pemeriksaan, pengukuran dan pengajuan.

(53)

Penyelenggara pelayanan juga wajib mengupayakan tersedianya sarana

dan prasarana yang diperlukan serta memberikan akses khusus berupa kemudahan

pelayanan bagi penyandang cacat, lanjut usia, wanita hamil dan balita. Jenis

pelayanan publik tertentu seperti pelayanan kesehatan, transportasi dan

dimungkinkan untuk memberikan penyelenggaraan pelayanan khusus, dengan

ketentuan biaya yang dikeluarkan seimbang sepanjang tidak bertentangan dengan

peraturan perundangan.

Bentuk-bentuk pelayanan oleh pemerintah kepada masyarakat berjumlah

ribuan dan secara teknis berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dari sekian ribu

pelayanan tersebut yang sudah dapat dinilai sebagai pelayanan prima masih belum

banyak. Sebuah pelayanan dinilai sebagai pelayanan prima jika desain dan

prosedurnya mematuhi beberapa prinsip, yaitu mengutamakan pelanggan,

merupakan sistem yang efektif, melayani dengan hati nurani, melakukan

perbaikan yang berkelanjutan, dan memberdayakan pelanggan.

Sebagai kegiatan pemberian jasa dari satu pihak ke pihak lain, pelayanan

yang baik adalah pelayanan yang dilakukan secara ramah tamah dan dengan etika

yang baik sehingga memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi yang menerima.

Pelayanan publik harus dilakukan secara profesional, yakni pelayanan publik yang

dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan

(aparatur pemerintah). Ciri-ciri Pelayanan publik yang profesional diantaranya:

1. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan sasaran.

2. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan

(54)

dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.

3. Kejelasan dan kepastian (transparan), mengandung akan arti adanya kejelasan dan kepastian mengenai:

a. Prosedur/tata cara pelayanan.

b. Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun persyaratan administrative.

c. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan.

d. Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya e. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan.

4. Keterbukaan, mengandung arti prosedur/tata cara persyaratan, satuan

kerja/pejabat penanggungjawab pemberi pelayanan, waktu

penyelesaian, rincian waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah di

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 2.1 Segitiga Keseimbangan dalam Kualitas Pelayanan
Gambar 2.2 Total Quality Service (TQS)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Indeks Kepuasan Masyarakat pada pelayanan Puskesmas Kanigaran menunjukkan mutu pelayanan dengan kategori B yang dapat dikatakan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Seberapa besar Indeks Kepuasan Masyarakat pada Pelayanan Publik di Kelurahan Bungur Jakarta Pusat yang meliputi 14

Maka hasil nilai interval dari 14 indikator nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) setelah dikonversikan adalah 61,75 dengan mutu pelayanan Puskesmas XXX adalah C

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kualitas Jasa Pelayanan Administrasi UPT Puskesmas Benda Baru Tangerang Selatan terhadap Kepuasan Pasien

Tujuan umum dari pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat adalah terlaksananya pengukuran tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar oleh puskesmas di wilayah

Faktor kepuasan kerja pegawai honorer Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kecamatan Watopute Kabupaten Muna yaitu faktor penghargaan berupa gaji atau insentif,

PENGOLAHAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PER RESPONDEN DAN PER UNSUR PELAYANAN.. UNIT PELAYANAN : KECAMATAN MEDAN SELAYANG ALAMAT

Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “seberapa besar performa indeks kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan oleh Poliklinik Yazri PT Pusri