• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERPADUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA SERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KETERPADUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA SERANG"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

5.1. ARAHAN RENCANA RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

5.1.1. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN

Sesuai dengan visi dan misi dari Walikota Serang yang terpilih melalui pilkada langsung Kota Serang tahun 2008, maka visi pembangunan Kota Serang sampai dengan tahun 2013, adalah: “T“TEERRWWUUJJUUDDNNYYAA L

LAANNDDAASSAANN KKOOTTAA SSEERRAANNGG YYAANNGG GGLLOOBBAALL DDAANN BBEERRWWAAWWAASSAANN L

LIINNGGKKUUNNGGAANN YYAANNGG MMAADDAANNII” ” 5.1.2. Misi Kota

Untuk mewujudkan visi Kota Serang tersebut, disusun Misi Kota Serang sebagai berikut:

1. Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Baik Dan Pelayanan Publik Yang Prima;

2. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia, Kesehatan Dan Keberdayaan Masyarakat Yang Produktif, Berbudaya Dan Agamis;

3. Meningkatkan Dan Mendorong Pertumbuhan Dan Kualitas Perekonomian Daerah Dan Masyarakat;

4. Mengembangkan Dan Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Wilayah Yang Memadai Dan Berkualitas;

KETERPADUAN

STRATEGI

PEMBANGUNAN KOTA

SERANG

(2)

Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup Dan Penataan Ruang Yang Menunjang Pembangunan Berkelanjutan.

5.1.2 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Untuk mencapai tingkat kemajuan dan kesejahteraan yang diinginkan, maka arah pembangunan jangka menengah Kota Serang hingga tahun 2017 mendatang Bertujuan penataan ruang Kota Serang adalah untuk mewujudkan Kota Serang sebagai kota pusat pelayanan perdagangan dan jasa, pendidikan, dan pariwisata religi di Provinsi Banten yang produktif dan berkelanjutan serta meningkatkan potensi investasi dalam mendukung Kota Serang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).

5.1.3 ARAH PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN KOTA SERANG

Arah Pembangunan Kewilayahan Kota Serang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang, pada dasarnya berfungsi sebagai matra ruang dalam rencana strategis dan program pembangunan Kota Serang. Oleh karena itu, perumusan konsep pengembangan wilayah tetap mengacu pada tujuan, sasaran serta arah pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang menyebutkan bahwa titik berat pembangunan wilayah Kota Serang dalam jangka panjang adalah dalam bidang ekonomi dengan sasaran utama menciptakan struktur perekonomian daerah yang seimbang antar sektor perdagangan dan jasa, industri dengan sektor-sektor lainnya serta menciptakan struktur ruang yang mendukung perkembangan ekonomi kota secara keseluruhan.

(3)

5.1.4 Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Kota Serang

Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Kota Serang tercakup dalam rencana sistem pusat-pusat pelayanan.

Rencana struktur pelayanan kegiatan Kota Serang dimaksudkan untuk menciptakan keteraturan ruang. Setiap pusat-pusat pelayanan merupakan lokasi terkonsentrasinya fasilitas-fasilitas pelayanan yang berperan sebagai faktor pengikat setiap Pusat Wilayah Pengembangan (WP). Pusat-pusat Wilayah Pengembangan (WP) ini diharapkan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan penduduk dalam melaksanakan aktivitas sosial ekonomi. Sedangkan penempatan lokasi beserta daerah pelayanannya yang jelas akan mengarah pada efisiensi dan efektifitas pola pelayanan yang akhirnya mengarah pada efisiensi

pemanfaatan ruang. Adapun struktur pelayanan kegiatan Kota Serang direncanakan sebagai berikut :

a. Pusat Pelayanan Kota;

Wilayah Pembangunan (WP) Tengah/Pusat Kota sebagai Pusat Pelayanan Kota dan diarahkan agar mempunyai fungsi utama sebagai:

 Kawasan Central Businsess District/CBD  Kawasan pusat pemerintahan/perkantoran

 Kawasan pusat kegiatan perdagangan dan jasa di Kota Serang skala regional  Kawasan pariwisata buatan

 Kawasan kegiatan pendidikan

 Kawasan permukiman dan perumahan dengan intensitas tinggi b. Sub Pusat Pelayanan Kota;

Wilayah Pembangunan (WP) Barat sebagai Sub Pusat Pelayanan Kota, dan diarahkan agar berfungsi utama sebagai:

 Kawasan perdagangan dan jasa

 Kawasan pengembangan perumahan dan permukiman  Kawasan khusus pergudangan

 Kawasan khusus militer

 Kawasan Pengembangan agropolitan

(4)

Wilayah Pembangunan (WP) Selatan sebagai Sub Pusat Pelayanan Kota dan diarahkan agar mempunyai fungsi utama sebagai:

 Kawasan pengembangan permukiman terutama permukiman dan perumahan skala besar.

 Kawasan perdagangan dan jasa

 Kawasan pusat pemerintahan/perkantoran  Kawasan kegiatan pendidikan

Wilayah Pembangunan (WP) Barat sebagai Sub Pusat Pelayanan Kota, dan diarahkan agar berfungsi utama sebagai:

 Kawasan perdagangan dan jasa

 Kawasan pengembangan perumahan dan permukiman  Kawasan khusus pergudangan

 Kawasan khusus militer

 Kawasan Pengembangan agropolitan

 Kawasan Pengembangan agribisnis pertanian

Wilayah Pembangunan (WP) Timur sebagai Pusat Pelayanan Kota dan dan diarahkan agar mempunyai fungsi utama sebagai:

 Kawasan perdagangan dan jasa

 Kawasan Pengembangan perumahan dan permukiman skala besar  Kawasan pengembangan industri

 Kawasan pertanian lahan kering

Wilayah Pembangunan (WP) Utara sebagai Pusat Pelayanan Kota dan diarahkan agar mempunyai fungsi utama sebagai:

 Kawasan pengembangan Pariwisata Religi dan pariwisata lainnya  Kawasan pertanian berkelanjutan

 Kawasan pengembangan pertanian  Kawasan pergudangan dan industri  Kawasan fungsi sekunder perumahan c. Pusat Pelayanan Lingkungan

(5)

a. Wilayah Serang, mencakup Kelurahan Serang, Kelurahan Cipare, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Lontar Baru, Kelurahan Kagungan, dan Kelurahan Lopang;

b. Wilayah Cipocok Jaya, mencakup Desa Dalung, Desa Tembong, Desa Karundang, Kelurahan Cipocok, dan Kelurahan Penancangan; c. Wilayah Kasemen, mencakup Desa Kasunyatan, Desa Margaluyu,

Desa Kasemen, Desa Banten, dan Desa Warung Jaud;

d. Wilayah Curug, mencakup Desa Cilaku, Desa Sukajaya, Desa Kemanisan, dan Desa Curug,

e. Wilayah Walantaka, mencakup Desa Walantaka, Desa Kepuren, Desa Kalodran, Desa Kiara, dan Desa Nyapah,

f. Wilayah Taktakan, mencakup Desa Taman Baru, Desa Drangong, Desa Panggungjati, Desa Kuranji, dan Desa Sepang.

Tabel 2.27

Pembagian Wilayah Pengembangan (WP)

NO WP KELURAHAN KECAMA

TAN

LUAS

(Km2 FUNGSI UTAMA

NO NAMA

21 Kamanisan Curug 5,31 1. Pemerintahan /Perkantoran 22 Pancalaksana Curug 5,09 2. Pendidikan

23 Tinggar Curug 5,10 3. Perdagangan dan Jasa

(6)

NO WP KELURAHAN KECAMA TAN

LUAS

(Km2 FUNGSI UTAMA

NO NAMA

34 Tegalsari Walantaka 1,97 4. Pertanian Lahan Kering

35 Pasuluhan Walantaka 2,15

49 Terumbu Kasemen 7,48 5. Pergudangan dan Industri 50 Sawah Luhur Kasemen 15,28 6. Fungsi Sekunder Perumahan

51 Kilasah Kasemen 4,04

57 Sepang Taktakan 4,62 3. Agribisnis Pertanian

(7)

Sumber : RTRW Kota Serang 2010 - 2030

5.2 ARAHAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

5.2.1 RENCANA SISTEM PELAYANAN

Rencana Pengembangan sistem penyediaan air minum di Kota Serang meliputi sistem penyediaan air minum perpipaan, yaitu penyediaan air minum yang diselenggarakan oleh PDAM dan sistem penyediaan air minum non perpipaan, meliputi penyediaan air minum swadaya oleh masyarakat, dan sarana prasarana air bersih skala kecil. Sistem sarana dan prasarana air minum sebagaimana dimaksud meliputi pengembangan sumber daya air permukaan dan sumber air

tanah yang dikembangkan dengan penyediaan air minum melalui sistem

perpipaan. Rencana pengembangan prasarana sumber air minum sebagaimana dimaksud dikembangkan di lokasi Situ Ciwaka Kecamatan Walantaka, Situ

Cikulur Kecamatan Serang, Kecamatan Taktakan, Cilandak Sayar dan Gelam,

(8)

5.2.2 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM

Kebutuhan air adalah merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainya yang memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan berdasarkan pengalaman-pengalaman dari pemakaian air.

Kota Serang telah mempunyai sistem pelayanan air bersih perpipaan di bawah pengelolaan Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Kota Serang. Jumlah penduduk yang telah

(9)

Cipocok Jaya). Gambaran pelayanan air bersih perpipaan di Kota Serang disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Pelayanan Air Bersih Perpipaan Kota Serang Tahun 2007

No Jenis pemakaian Jumlah sambungan

Pemakaian air

M3/bulan Lt/unit/hari

1 Rumah tanggga 7,032 101,260.80 586

2 Kran umum 33 4,950 5,197

3 Perdagangan 366 9,992 985

4 Perkantoran 48 3,991 2,772

5 Hotel 10 280 1,120

6 Industri 11 54 900

7 Rumah sakit 2 7,412 103,900

8 Puskesmas 3 234 10,972

9 Sekolah 21 4,851 1,066

10 Masjid 44 3,561.20 24,456

11 Fasilitas sosial 36 1,140 3,567

12 Jumlah 7,606 137,726 148,753

Sumber : PDAM Serang, 2007

Tabel 4.6

Jumlah Ketersediaan Air Bersih di Kota Serang

No Kecamatan Jumlah KK

Persediaan Air Bersih Jumlah

Diperiksa

Jumlah KK

Memiliki %

1 Serang 61.925 46.495 32.848 74,1

(10)

3 Cipocok jaya 18.454 - - -

4 Curug 10.310 8.315 5.476 65,86

5 Walantaka 24.954 12.461 6.730 55,53

6 Kasemen 22.129 8.496 3.737 43,98

TOTAL 158.273 88.348 56.932 60,84

Sumber : Bappeda Kota Serang, 2008.

Berdasarkan data topografi yang diperoleh ternyata kemiringan di Wilayah Perencanaan relatif datar dan jumlah kebutuhan air bersihnya cukup tinggi, maka dibutuhkan bagunan reservoir yang dilengkapi dengan pompa dan hydrophor agar tingkat pelayanannya dapat mencakup hingga tahap akhir tahun perencanaan.

Sistem pelayanan air perpipaan Kota Serang, masih menginduk ke Kabupaten Serang memanfaatkan mata air Citaman (180 l/dt) dan Sukacai (170 l/dt), serta air permukaan sungai Cibanten (Pengolahan Kenari, 35 l/det) sebagai air baku, yang dialirkan secara gravitasi ke wilayah pelayanan setelah melalui unit aerasi untuk menghilangkan CO2

agresifnya. Kelurahan-kelurahan di wilayah Kota Serang yang telah dilayani sistem distribusi air perpipaan adalah Kelurahan Serang, Cipare, Cimuncang, Lopang, Kota Baru, Kagungan, Lontar, Kaligandu, Sumur Pecung, Cipocok Jaya, Panancangan, Unyur, dan Taman Baru.

Dari hasil demand survey pada tingkat konsumsi air sambungan langsung sekitar 120 liter/orang/hari, kemudian untuk kebutuhan air minum rata-rata tersebut terus bertambah sesuai dengan peningkatan pertumbuhan penduduk, sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah perencanaan. Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan analisa kebutuhan air bersih dan data sumber air baku yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih di wilayah perencanaan ternyata jumlah kapasitas penambahan sumber air baku di wilayah perencanaan belum mencukupi jumlah kebutuhan air bersih sehari–hari, sehingga perlu adanya jalan alternatif lain untuk mengatasi hal tersebut, sehingga target pemerintah agar 100% penduduk dapat terlayani oleh jaringan air bersih belum tercapai.

(11)

Bahwa menurut RTRW Kota Serang dengan jumlah penduduk 763.393 jiwa pada tahun 2028, maka dapat diasumsikan kebutuhan air untuk wilayah Kota Serang dengan jumlah rata-rata 120 liter/orang/hari yang mengacu pada standar sebagai berikut :

Dari pertimbangan yang mengacu pada dasar-dasar diatas, maka kebutuhan air minum pada tahun 2028 sekitar 1.696,43 liter/detik.

Tabel 4.7

Kebutuhan Air Bersih Perpipaan

Di Kota Serang Tahun 2018 dan Tahun 2028

No ANALISIS SATUAN 2018 2028

1 Jumlah Penduduk Jiwa 610.962 763.393

2 Real Kebutuhan Air Bersih * lt/ hari 73.315.440 91.607.160 lt/detik 848,56 1.060.27

2 Target Pelayanan Perpipaan % 75% 100%

3 Target Penduduk Terlayani Jiwa 458.221 763.393

4 Kebutuhan Domestik

Samb. Rumah (120 lt/hari/jiwa) lt/ hari 54.986.580 91.607.040 Samb. Kran Umum ( 20% ) lt/ hari 10.997.316 18.321.408 5 Kebutuhan Non Domestik ( 20% ) lt/ hari 10.997.316 18.321.408 6 Kehilangan Air ( 20% ) lt/ hari 10.997.316 18.321.408 Total Kebutuhan Air lt/ hari 87.978.528 146.571.264

Perpipaan lt/detik 1.018,27 1.696,43

Sumber: RPIJM Kota Serang 2009

* Kebutuhan Air Bersih 120 liter/hari/jiwa

Pemanfaatan sumber air baku yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah perencanaan adalah sungai Cibanten, dimana debit rata- ratanya sekitar 750 liter/detik. Adapun pemanfaatan sumber air baku yang berasal dari air permukaan/sungai agar mendapatkan hasil kualitas air bersih yang

memenuhi syarat kualitas air bersih baik kualitas fisik (bau, warna dll ), kimia (Fe, Al, Mg dll), biologis dan bakteriologis harus melalui suatu pengolahan atau malaui proses

(12)

Gambar 4.4

Sistem Pengolahan Air Baku

Keterangan :

 Pra pengolahan : menurunkan sifat fisik air baku.  Pra sedimentasi : mengendapkan sisa-sisa sifat fisik.

 Aerasi : menghilangkan warna, bau dan kadar CO2 agresif.

 Flockulasi : menurunkan sifat kimia air baku.  Sedimentasi : mengendapkan flock hasil flockulasi.  Filtrasi : menyaring Flock yang tidak mengendap.  Netralisasi : menetralisir bahan pembubuh.

 Desinfeksi : menghilangkan sifat biologis air baku.

Reservoir : menampung sementara air hasil pengolahan.

5.3 ARAHAN STRATEGI SANITASI KOTA 5.3.1 VISI DAN MISI PEMBANGUNAN SANITASI Visi dan Misi Kota Serang dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.10

Air baku Pra Pengolahan

Pra Sedimentasi

Aerasi

Fluckulasi

Desinfeksi

Netralisasi

Filtrasi

Sedimentasi

Reservoir

Distribusi

(13)

Persandingan Visi dan Misi Kota dengan Visi dan Misi Sanitasi Provinsi Dan Visi dan Misi Kota Serang

No Visi dan Misi Kota Serang Visi dan Misi sanitasi Provinsi Banten

Visi dan Misi Sanitasi Kota Serang

Terwujudnya Banten dengan air dan lingkungan sehat yang berkelanjutan 2011

Terwujudnya masyarakat kota serang hidup pada lingkungan bersih dan sehat”

Misi Meningkatkan Penyelenggaraan

Pemerintahan Yang Baik Dan Pelayanan Publik Yang Prima;

Mengembangkan dan memelihara kebijakan pembangunan AMPL

1. Meningkatkan cakupan layanan air limbah

Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia, Kesehatan Dan

Keberdayaan Masyarakat Yang Produktif, Berbudaya Dan Agamis;

Meningkatkan cakupan air bersih

2. Meningkatkan cakupan layanan persampahan

Meningkatkan Dan Mendorong Pertumbuhan Dan Kualitas Perekonomian Daerah Dan Masyarakat;

Meningkatkan cakupan penyehatan lingkungan

3. Meningkatkan pengelolaan dan

pelayanan sistem drainase

Mengembangkan Dan Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Wilayah Yang Memadai Dan Berkualitas;

Mengembangkan peran masyarakat dalam peningkatan PHBS

(14)

No Visi dan Misi Kota Serang Visi dan Misi sanitasi Provinsi Banten

Visi dan Misi Sanitasi Kota Serang

Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup Dan Penataan Ruang Yang Menunjang Pembangunan Berkelanjutan.

Mengembangkan sistem Informasi pembangunan AMPL

5. Meningkatkan peran serta masyarakat dan akses masyarakat miskin dalam pembangunan sanitasi

6. Meningkatkan cakupan layanan air bersih 7. Memperkuat kebijakan

dan kapasitas

kelembagaan dalam pembangunan sanitasi 8. Menyelenggarakan media

komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan lingkungan

9. Meningkatkan sumber pendanaan dari sector swasta bagi

pembangunan sanitasi Sumber : RPJM D Kota Serang, Renstra AMPL Provinsi Banten dan BPS Kota Serang

5.3.2 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN SANITASI

Tujuan dan sasaran Pembangunan sanitasi, dirumuskan sebagai berikut :

Tabel 2.14

(15)

Aspek Teknis

Misi 1 : Meningkatkan cakupan layanan air limbah

Tujuan : Meningkatkan cakupan layanan dan pengembangan sistem penanganan air limbah

Sasaran : 1. Meningkatnya cakupan layanan air limbah dari 55,72% menjadi 85%

2. Pelayanan penanganan limbah dengan system on-site dan off-site

Misi 2 : Meningkatkan layanan pengelolaan Persampahan Tujuan : Menigkatkan layanan persampahan perkotaan

Sasaran : 1. Tersedianya fasilitas pengurangan sampah dari 48% menjadi 100%

2. Tersedianya system penanganan sampah perkotaan dengan contolled landfill

3. Tersedianya cakupan layanan dari 50% menjadi 75% Misi 3 : Meningkatkan Pengelolaan dan Sistem Drainase

Tujuan : Meningkatkan pembangunan drainase

Sasaran : Terciptanya sistim drainase kota dan konstruksi bangunan pengendali banjir di 6 kecamatan

Berkurangnya luas genangan dari 66 ha menjadi 33 ha

Misi 4 : Meningkatkan kesadaran Masyarakat dalam Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)

Tujuan : Meningkatkan rumah tangga dengan Pola Hidup yang bersih dan Sehat

Sasaran : Meningkatnya rumah tangga dengan PHBS dari 25,17 % menjadi 70 %

Misi 5 : Meningkatkan cakupan layanan air bersih

Tujuan : Meningkatkan akses air bersih kepada masyarakat

(16)

Aspek Non Teknis

Misi 6 : Memperkuat kebijakan dan kapasitas kelembagaan dalam pembangunan sanitasi

Tujuan : Meningkatkan kebijakan dan kapasitas kelembagaan sanitasi Sasaran : Tersedianya Perda tentang Pengelolaan Sampah, Air limbah dan

drainase

Meningkatnya koordinasi dan tupoksi SKPD terkait sanitasi Misi 7 : Menyelenggarakan media komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan lingkungan

Tujuan : Meningkatkan peran media swasta dalam komunikasi dan informasi kesehatan lingkungan

Sasaran : Tersedianya saluran komunikasi dan informasi dan edukasi kesehatan lingkungan di media cetak dan elektronik

Misi 8 : Meningkatkan sumber pendanaan dari sector swasta bagi pembangunan sanitasi

Tujuan : Meningkatkan sumber pendanaan dari APBD dan swasta untuk pembangunan sanitasi

Sasaran : 1. Meningkatnya pendanaan sanitasi dari APBD dari 5,31% menjadi 10%

2. Meningkatnya pendanaan sanitasi dari sektor swasta melalui CSR

Misi 9 : Meningkatkan peran serta masyarakat dan akses masyarakat miskin dalam pembangunan sanitasi

Tujuan : Mendorong partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan sanitasi

(17)

5.3.3 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

Kebijakan dan Strategi Nasional dan Kota Serang dalam Pengembangan Sistem Pengelolaan drainase dirumuskan sebagai berikut :

Tabel 2.13

Kebijakan dan stategi Pengelolaan Drainase tahun 2008– 2013 (RPJMD)

Kebijakan dan Strategi Nasional Kebijakan dan Strategi Kota Serang

Kebijakan Strategi Kebijakan Strategi

Pemantapan keterpaduan penanganan

pengendalian banjir dan sector/sub sector terkait lainnya berdasarkan

keseimbangan tata air

Mengembangkan system perencanaan drainase utama dan local yang terpadu

Memelihara, Merehabilitasi dan Meningkatkan Daya Dukung Drainase dan Pengendalian Banjir

Peningkatan Daya Dukung Drainase dan Pengendalian Banjir

Mempertahankan konsep pola aliran alami

Meningkatkan Pemeliharaan, Rehabilitasi dan Pengembangan Daya Dukung dan Kualitas Jaringan Irigasi dan Sumber Daya Air

Penataan dan

Pengembangan Jaringan Irigasi dan Sumber Daya Air

Mewujudkan sebuah stakeholder yang

melkukan konservasi air Mengembangkan NSPM berdasarkan

karakteristik dan kondisi tata air

(18)

Kebijakan dan Strategi Nasional Kebijakan dan Strategi Kota Serang

Kebijakan Strategi Kebijakan Strategi

seluruh stakeholder berdasarkan hirarkhi system drainase

kewenangan, peran dan tanggungjawab

pemerintah, swasta dan masyarakat

Optimalisasi

pemanfaatan prasarana dan sarana drainase Menyiapkan prioritas dan tahapan

pemanfaatan drainase Peningkatan kapasitas

kelembagaan, peraturan dan perundangan

Meningkatkan status dan kapasitas institusi

pengelola Meningkatkan

koordinasi antar instansi dan seluruh stakeholder Meningkatkan kinerja dan kualitas SDM Meneingkatkan

kelengkapan peraturan dan produk

hokum/NSPM Mendorong system pengawasan dan

penerapan sanksi secara konsisten

Pengembangan

alternative pembiayaan

(19)

Kebijakan dan Strategi Nasional Kebijakan dan Strategi Kota Serang

Kebijakan Strategi Kebijakan Strategi

lingkungan

Menyamakan persepsi pengambilan keputusan Sumber : Permen PU No 21/PRT/M/2006

Kebijakan dan Strategi Kota Serang

5.4 ARAHAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 5.4.1 VISI PEMBANGUNAN

(20)

dalam pengembangan lingkungan/kawasan yang berkelanjutan, menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pasca-pelaksanaan, karena adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan

Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri Peran dan fungsi rencana tata bangunan dan lingkungan sebagai perangkat pengendali pertumbuhan kawasan bernilai strategis akan mampu mengintervensi pengelolaan kawasan sehingga mampu mempertahankan dan meningkatkan eksistensi kawasan sebagai bagian wilayah kota yang memiliki potensi ekonomi, sosio kultural dan ekologi.

5.4.2 KONSEP PERANCANGAN STRUKTUR TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

A. Strategi Penataan Bangunan dan Lingkungan

1) Menyelenggarakan penataan bangunan gedung agar tertib, fungsional, andal dan efisien.

2) Menyelenggarakan penataan lingkungan permukiman agar produktif dan berjati diri.

3) Menyelenggarakan penataan dan revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai tambah fisik, sosial dan ekonomi.

4) Menyelenggarakan penataan bangunan dan lingkungan untuk mewujudkan arsitektur perkotaan dan pelestarian arsitektur bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan untuk menunjang kearifan budaya lokal.

5) Mengembangkan teknologi dan rekayasa arsitektur bangunan gedung untuk menunjang pembangunan regional/internasional yang berkelanjutan.

B. Kebijakan Penataan Bangunan dan Lingkungan

1) Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan Bangunan dan Gedung, termasuk bangunan gedung dan rumah Negara.

2) Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi persyaratan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman. 3) Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan dalam penataan lingkungan dan

(21)

4) Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pengembangan jatidiri dan produktivitas masyarakat.

5) Mengembangkan kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis bagi pertumbuhan kota.

6) Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan lembaga nasional maupun internasional lainnya di bidang Bangunan dan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.

7) Mewujudkan arsitektur perkotaan yang memperhatikan / mempertimbangkan khasanah arsitektur lokal dan nilai tradisional.

8) Menjaga kelestarian nilai-nilai arsitektur Bangunan Gedung yang dilindungi dan dilestarikan serta keahlian Membangun (seni dan budaya).

9) Mendorong upaya penelitian dan pengembangan teknologi rekayasa arsitektur Bangunan dan Gedung melalui kerja sama dengan pihak-pihak yang berkompeten.

C. Program/Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kegiatan yang dapat dilakukan dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung

 Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan dan lingkungan.

 Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung.  Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur.

 Pelatihan teknis tenaga pendata bangunan gedung dan keselamatan gedung.  Pengelolaan bangunan gedung dan rumah Negara.

 Pembinaan teknis pembangunan gedung negara.

 Penyusunan Rencana Induk Sistem Proyeksi Kebakaran (RISPK).

 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (RANPERDA) Bangunan Gedung.  Percontohan pendataan bangunan gedung.

 Percontohan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan.  Rehabilitasi bangunan gedung dan Negara.

(22)

2) Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).  Bantuan teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

 Pembangunan prasarana dan sarana peningkatan lingkungan permukiman kumuh dan nelayan.

 Pembangunan Prasarana dan Sarana Penataan LingkunganPermukiman tradisional.

3) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan

Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan.

Bantuan penanggulangan kesmiskinan terpadu (PAKET) dan Replikasi

5.4.3 KONSEP KOMPONEN PERANCANGAN KAWASAN

A. Penataan Bangunan Gedung

Substansi dibatasi pada Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) di Kota Serang dengan batasan kawasan perencanaan merujuk pada ketentuan/ kriteria sebagai berikut:

a) Kawasan Perencanaan merupakan bagian dari kawasan perkotaan yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sebagai:

 Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN, yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi, atau

 Pusat Kegiatan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut PKSN, yaitu kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara, atau

(23)

negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/ atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.

b) Kawasan Perencanaan dengan ragam dan karakter sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, yaitu Kawasan Baru Berkembang Cepat, Kawasan Terbangun, Kawasan Dilestarikan, dan/ atau Kawasan Rawan Bencana.

c) Delineasi (batas kawasan perencanaan) ditentukan berdasarkan rencana tata ruang kota Serang, rencana tata ruang kawasan strategis yang bersangkutan, dan/ atau rencana tata ruang kawasan kota Serang, dengan luas kawasan antara 5‐60Ha ‐ sesuai dengan arahan Pedoman Umum RTBL dan amanat UU RI No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung, dengan mempertimbangkan konteks geografis, bangunan dan lingkungan, daya dukung lahan dan ekonomi serta ragam aktivitas sosial budaya masyarakat setempat.

Adapun ruang lingkup penyusunan dokumen RTBL adalah sebagai berikut:

a) Melakukan diskusi, koodinasi, dan klarifikasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang maksud, tujuan, dan ruang lingkup pekerjaan.

b) Melakukan studi pendahuluan tentang usulan alternatif/rekomendasi lokasi saat ini direncanakan.

c) Melakukan pengumpulan data primer, yang meliputi data-data sebagai berikut :  Pemetaan kawasan

 Data topografi

 Jenis tanah dan struktur tanah  Kualitas air tanah

 Kondisi pelabuhan yang telah ada  Jarak kawasan terhadap kota pendukung

d) Melakukan pengumpulan data sekunder, yang meliputi data-data sebagai berikut :

(24)

 Tata guna lahan

 Kondisi pemanfaatan lahan  Bahaya terhadap bencana alam

e) Melakukan analisa dan evaluasi untuk berbagai alternatif pengembangan kawasan.

Menyusun skenario pengembangan dan perencanaan lokasi kawasan yang akan dikembangankan.

5.4.4 Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan Kebijakan penataan ruang Kota Serang meliputi:

1) pengembangan pusat kegiatan secara merata dan berhierarki;

2) penetapan fungsi pusat pelayanan secara spesifik dan memiliki hierarki tingkat pelayanan;

3) pengembangan kawasan permukiman pada masing-masing pusat pertumbuhan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang; 4) pengembangan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten;

5) pengembangan fasilitas pendidikan regional;

6) penyediaan sarana dan prasarana penunjang di pusat-pusat kegiatan dan antar pusat kegiatan sesuai standar yang berlaku;

7) peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan basis ekonomi Kota Serang melalui sektor perdagangan, jasa, pendidikan, dan pariwisata;

8) pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai ekonomi yang berskala regional dan nasional;

9) pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan;

10) pelaksanaan konservasi kawasan lindung dan sumber daya air untuk keseimbangan ekologi kota;

(25)

12) pengembangan konsep ekowisata terhadap potensi-potensi kawasan wisata alam;

13) pengelolaan dan penataan ruang untuk sektor informal; 14) penyediaan ruang dan jalur evakuasi bencana;

15) penyediaan pedestrian di pusat kota;

16) penetapan RTH sebesar 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah Kota Serang; dan

peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

5.5

ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP2KP)

5.5.1

VISI DAN MISI BIDANG PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR

visi dan misi bidang permukiman dan infrastruktur di Kota Serang, untuk merumuskannya perlu dipahami terlebih dahulu mengenai pengertian dan kriteria dari visi dan misi.

Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan dan karakteristik yang ingin dicapai pada jauh dimasa 20 tahun yang akan datang, adapun syarat dari visi adalah:

1. Mencerminikan apa yang ingin dicapai

2. Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas

3. Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategik 4. Memiliki orientasi masa depan

Sedangkan kriteria dari visi adalah sebagai berikut: 1. Rumusannya singkat, padat dan mudah diingat; 2. Bersifat inspiratif dan menantang untuk mencapainya;

3. Sesuatu yang ideal yang ingin dicapai dimasa yang akan datang

4. Menarik bagi seluruh anggota organisasi dan pihak-pihak yang terkait (stakeholders);

(26)

6. Memiliki orientasi terhadap masa depan, sehingga segenap jajaran ikut berperan dalam pencapaiannya;

7. Mampu menumbuhkan komitmen seluruh pemangku kepentingan;

8. Memungkinkan untuk perubahan atau penyesuaian dengan perkembangan/perubahan tugas dan fungsi.

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usahanya mewujudkan visi, syarat perumusan misi adalah:

1. Merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapian visi sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategis

2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program

Adapun kriteria dari misi adalah:

1. Rumusannya sejalan dengan visi

2. Rumusannya jelas dengan bahasa yang lugas

3. Rumusannya menggambarkan pekerjaan atau fungsi yang harus dilaksanakan 4. Dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu

5. Memungkinkan untuk perubahan/penyesuaian dengan perubahan visi

Perumusan visi dan misi merupakan suatu upaya untuk merumuskan arahan

pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman yang hendak dicapai di Kota Serang dan akan menjadi landasan bagi penyusunan konsep dan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang disusun oleh seluruh pemangku kepentingan dan disepakati bersama dengan masyarakat di daerah.

Guna mendukung visi Kota Serang yaitu “mendukung Landasan Kota Serang Yang Global dan Berwawasan Lingkungan”, maka diperlukan visi dan misi bidang permukiman dan infrastruktur Kota Serang, yaitu “Mendukung Terwujudnya Permukiman Kota Serang Tahun 2030 Yang Berkelanjutan Melalui Keterpaduan dan Pelayanan Infrastruktur yang

Lengkap dan Handal, Handal, Berwawasan Lingkungan, dan Berbasis Masyarakat”.

(27)

Rumusan Visi dan Misi Bidang Permukiman dan Infrastruktur KEBIJAKAN

KOTA ISU KEBIJAKAN

VISI, MISI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi Kota Terwujudnya Landasan Kota

Serang yang Global dan

Berwawasan Lingkungan

Visi Pengembangan Permukimn kota : Mendukung Terwujudnya Permukiman Kota Serang Tahun

2030 yang berkelanjutan melalui

keterpaduan dan pelayanan

infrastruktur yang lengkap,

handal, berwawasan lingkungan

dan berbasis masyarakat

Misi Kota 1. Meningkatkan

penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang prima

2. meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keberdayaan masyarakat yang produktif, berbudaya dan agamis

3. meningkatkan dan mendorong pertumbuhan dan kualitas perekonomian daerah dan masyarakat

4. mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana wilayah yang memadai dan berkualitas 5. meningkatkan kelestarian

lingkungan hidup dan penataan ruang yang menunjang pembangunan berkelanjutan

Untuk Mewujudkan visi tersebut, maka arahan pembangunan permukiman ditujukan untuk melaksanakan 12 (dua belas) misi utama yaitu:

1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan para pelaku kunci dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

2. Menfasilitasi dan Medorong iklim konduksif dalam penyelenggaraan

pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. 3. Mewujudkan tata bangunan

dan lingkungan permukiman yang berkualitas.

(28)

KEBIJAKAN

KOTA ISU KEBIJAKAN

VISI, MISI DAN ARAH KEBIJAKAN

5. Menyediakan dan

memperbaiki infrastruktur bagi kawasan kumuh perkotaan. 6. Meningkatkan penyediaan dan

pelayanan air bersih/minum 7. Membangun sistem drainase

kota yg handal

8. Membangun sistem

persampahan yg berwawasan lingkungan dengan konsep 3R 9. Membangun sistem air limbah

kota yang berwawasan lingkungan

10.Mewujudkan jaringan jalan terpadu perumahan dan sistim jaringan jalan perkotaan

11.Meminimalisasi kawasan kumuh kota Serang dengan peningkatan partisipasi masyarakat

12.Meningkatkan luasan dan peran RTH di kawasan permukiman

5.5.2

STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

(29)

kelembagaan, pembiayaan, pelibatan masyarakat dan pelaku terkait, legalitas, dan ekonomi. Selengkapnya mengenai strategi dalam bidang permukiman dan infrastruktur adalah sebagai berikut:

1. Aspek Fisik

A. Pemenuhan kebutuhan permukiman yang layak dan terjangkau dengan menitikberatkan kepada masyarakat miskin dan berpendapatan rendah.

Adapun program strategisnya adalah:

 Penyediaan PSD bagi Kawasan Urban Renewal (Kawasan Kota Baru)

 Kajian Pusat Kawasan Cepat Tumbuh dan Penataan Bangunan

 Kajian Pusat Kawasan Agropolitan dan Agrowisata B. Pembangunan rumah susun di kawasan permukiman padat

Adapun program strategisnya adalah:

 Studi Rencana Pengembangan Perumahan Rusunawa/Rusunami

 Pembangunan Rusunawa/Rusunami di Serang Timur 2 Ha

C. Peningkatan kualitas permukiman kawasan kumuh perkotaan dan nelayan. Adapun program strategisnya adalah:

 Dukungan PSD Kawasan Kumuh (Kawasan Serang, Kel. Cipare)

 Dukungan PSD Kawasan Nelayan (Kawasan Kasemen, Kel. Karang Antu

 SPAM Kawasan Kumuh dan Nelayan (Kel. Karangantu, Kecamatan Kasemen.

 Terlaksananya Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih Prioritas Penanggulangan Kemiskinan bagi Daerah Perdesaan dan Perkotaan

 SPAM Rawan Air (Desa Sawah Luhur Kecamatan Kasemen)

 Pembangunan Transmisi Air Bersih (PDAM) Se- Kota Serang dari Gelam Cipocok Jaya

D. Memacu pemenuhan kebutuhan permukiman berikut sarana dan prasarana yang layak, terjangkau dan sesuai dengan tipologi kota serta karakteristik masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Adapun program strategisnya adalah:

(30)

 Pengembangan kampanye dan edukasi publik didalam pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur publik secara berkelanjutan

 Pengintegrasian perencanaan transportasi dengan perencanaan tata ruang, perancangan kota dan infrastruktur

 Penyediaan fasilitas sarana prasarana dan perumahan yang aman, layak, terjangkau dan sesuai dengan karakteristik masyarakat

E. Penyediaan dan Pengembangan Drainase perkotaan. Adapun program strategisnya adalah:

 Peningkatan dan Pelebaran Saluran Induk Primer Cibanten Tengah sepanjang 25,1 Km

 Peningkatan dan Pelebaran Saluran Induk Primer Cibanten Timur sepanjang 60,2 Km

 Pembangunan dan Pelebaran Drainase Simpul Jalan Negara sepanjang 21, 5 Km

 Pembangunan Pelebaran Drainase Perkotaan Simpul Jalan Provinsi 84,54 Km

 Pelebaran dan Pembangunan Saluran Drainase Kali Rau-Kali Agung Permai- Kali Cibanten 3,58 Km

 Pelebaran Pembangunan Saluran Drainase Bank Jabar-Kantin-Cibanten 1,276 Km

 Pelebaran Pembangunan Saluran Drainase Kali Parung 8,27 Km

 Pelebaran Pembangunan Saluran Drainase Kali Trondol

 Pelebaran Pembangunan Saluran Drainase Depag-Untirta-Kali Trondol 5,74 Km

 Pelebaran dan Pembangunan Saluran Drainase Cigeplak-Citra Gading-KSB-Ciwaka 6,941 Km

 Pelebaran Pembangunan Saluran Drainase Kerundang-Citra Gading 4,45 Km

 Pelebaran Pembangunan Saluran Drainase Kolong Tol Kasemen-Perumahan Sinar Gelima Murn.

 Penentuan dan Pembebasan Titik Lokasi Tandon-tandon untuk RTH Pusat Kota 2 Ha

F. Membangun sistem persampahan yg berwawasan lingkungan dengan konsep 3R Adapun program strategisnya adalah:

 Pembangunan Prasarana dan Sarana Terpadu 3R (Menunjang RSH, Keterpaduan dengan Program Pengembangan Kawasan Permukiman Banten dan Pengelolaan Air Minum)

(31)

G. Membangun sistem air limbah kota yang berwawasan lingkungan Adapun program strategisnya adalah:

 Pembangunan Prasarana dan sarana Air limbah IPAL Komunal Kawasan Nelayan (Kawasan Kasemen)

H. Mewujudkan jaringan jalan terpadu perumahan dan sistim jaringan jalan perkotaan Adapun program strategisnya adalah:

 Peningkatan/Pembangunan Jalan Poros sepanjang 16,6 Km

 Pembangunan Pelebaran Simpul Jalan Kota Serang 166,91 Km

 Pembangunan Jalan Akses Sentra Produksi dan Kawasan Pusat Pertumbuhan dan Daerah Penyangga (Kasemen)

 Pembangunan infrastruktur Dasar Desa Kawasan Agropolitan (Kecamatan Kasemen & Curug)

 Pembangunan Prasarana Lingkungan Pendukung Desa Binaan P2WKSS (Desa Tmn.Baru dan Drangong Kecamatan Taktakan)

 Pembangunan Pelebaran Simpul Jalan Negara sepanjang 21,5 Km.

 Kajian dan Pengembangan Ruas Milik Jalan, Ruas Manfaat Jalan dan Ruas Pengawasan Jalan

 Master Plan Sistem Jaringan Jalan dan Transportasi Kota Serang I. Meningkatkan luasan dan peran RTH di kawasan permukiman

Adapun program strategisnya adalah:

 Intensifikasi dan ekstensifikasi RTH di kawasan taman kota, tempat pemakaman umum, kawasan pertanian konservasi dan hutan kota

 Menambah jalur hijau di sepanjang jaringan jalan yang ada dan yang direncankan

(32)

5.5.3

PENETAPAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

Kawasan permukiman prioritas di Kota SERANG ditetapkan sebagai berikut: 1. Kawasan Permukiman Padat Perkotaan

2. Kawasan Permukiman Pendukung Kegiatan Agribisnis 3. Kawasan Permukiman Pendukung Kegiatan Home Industri 4. Kawasan Permukiman Pengembangan Baru

5. Kawasan Permukiman Pendukung Kegiatan Minapolitan 6. Kawasan Permukiman Padat Perdagangan dan Jasa

5.6

ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN

PRIORITAS (RPKPP)

5.6.1 KAWASAN PRIORITAS DALAM RP2KP DAN RPKPP

Kawasan Prioritas dalam RP2KP dan RPKPP adalah kawasan permukiman yang disepakati sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam pembangunan kota dan merupakan prioritas dalam pembangunan dan pengembangannya.

Adapun suatu kawasan perlu penanganan terlebih dahulu dibandingkan dengan kawasan lainnya apabila:

1. Karakteristik permukiman eksisting yang berkembang saat ini menunjukkan perlu untuk ditangani segera, baik yang berorientasi pada menangani persoalan maupun mendorong pembangunan. Kondisi ini perlu dilihat karena apabila tidak segera ditangani atau diantisipasi akan menimbulkan beberapa kondisi berikut:

a. Pembangunan yang tidak terkendali dalam jangka pendek; b. munculnya persoalan ikutan lainnya;

c. menimbulkan konflik sosial; dan d. perlambatan pembangunan

(33)

diimplementasikan. Selain itu, sebagai suatu bagian dari pembangunan Kota Serang, terutama dalam bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan.

Berdasarkan hasil kajian Kebijakan Perencanaan Pembangunan dan Perencanaan Penataan Ruang Kota Serang, hasil pemetaan potensi dan permasalahan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota Serang, serta hasil identifikasi peta RTRW dan hasil survey lapangan, maka kawasan permukiman di Kota Serang terbagi kedalam Enam tipologi besar, yaitu sebagai berikut :

1. Kawasan permukiman padat perkotaan

2. Kawasan permukiman padat perdagangan dan jasa

3. Kawasan permukiman pendukung kegiatan pangan pertanian (agribisnis) 4. Kawasan permukiman pendukung kegiatan minapolitan

5. Kawasan permukiman berbasis home industri 6. Kawasan pengembangan permukiman baru

5.4.4 POTENSI DAN PERMASALAHAN UMUM INFRASTRUKTUR KAWASAN PRIORITAS

5.4.5 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN

PERMUKIMAN PRIORITAS

Salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan adalah kebutuhan akan tempat tinggal, yang berperan sebagai tempat berlindung serta wadah untuk

(34)

kumpulan tempat tinggal dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan ada di dalam pemukiman (Kuswartojo, 2005). Perumahan diartikan sebagai wadah fisiknya, sedangkan pemukiman sebagai paduan antara wadah dengan isinya, yaitu manusia yang hidup bermasyarakat.

Dalam membuat sebuah perencanaan perumahan yang dapat menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat, perlu dipertimbangkan secara menyeluruh aspek-aspek dalam

perencanaannya. Peran pemerintah diperlukan sebagai pembangun perumahan atau paling tidak memfasilitasi pembangunan perumahan, serta sebagai pengendali pembangunan perumahan. Arahan pembangunan tersebut tidak hanya berhenti sampai membangun perumahan saja, tetapi juga ditujukan pada pembangunan pemukiman. Masalah yang terjadi di Indonesia adalah pembangunan perumahan yang tidak selalu berhasil menjadi pemukiman (Kuswartojo, 2005). Menurut Kuswartojo (2005), permasalahan ini dapat terjadi karena pembangunan perumahan tersebut tidak disertai dengan penyediaan pelayanan yang memadai untuk menopang suatu kehidupan yang layak, dan penempatan lokasi kompleks perumahan tidak tepat untuk perkembangan pemukiman. Pihak

pengembang sebagai pembangun kompleks perumahan cenderung hanya

mempertimbangkan keuntungan dari pemilihan lokasi perumahan. Misalnya dari segi harga lahan, prospek pengembangan, atau kemudahan dalam penguasaan lahan. Sementara pemerintah sebagai pengelola kawasan pemukiman masih kurang memperhatikan faktor kesesuaian lokasi perumahan sebagai unsur utama pemukiman dalam konsep dan rencana pengembangan kawasan pemukiman, agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara maksimal.

Kriteria umum untuk kawasan permukiman adalah memperhatikan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan fasilitas atau prasarana yang dibutuhkan, mempertimbangkan usaha-usaha atau kebijaksanaan yang ada, khususnya tata ruang kota, mengalihkan penggunaan pertanian lahan kering yang berada terjepit di sekitar permukiman perkotaan yang ada menjadi permukiman perkotaan.

(35)

wilayah yang memiliki indek kekotaan yang tinggi juga berpotensi untuk berkembang menjadi permukiman kota.

Untuk mendapatkan prioritas pengembangan kawasan permukiman dan infrastruktur perkotaan maka diperlukan kriteria dan indikator, yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.13

Matriks Kriteria dan Indikator Lokasi Kawasan Permukiman

No Karakteristik Kriteria Indikator

1 Urgenitas Penanganan  Kerawanan terhadap bencana alam

 Kekumuhan kawasan

 Kondisi Fisik rumah

 Tingkat kepadatan penduduk

 Tingkat kesejahteraan penduduk

 Sebaran kawasan kumuh perkotaan

2 Kontribusi dalam penanganan permasalahan kota

 Arahan kawasan pengaruh berdasarkan RTRW

 Kawasan Cepat tumbuh

 Kawasan Strategis Nasional, Provinsi dan Kota

3 Sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kota

 Arahan Pola

pemanfaatan ruang melalui kebijakan RTRW

 Arahan dan kondisi kawasan budidaya dan lindung

4 Dominasi permasalahan terkait bidang pengembangan sistem prasarana dan sarana perkotaan

 Kondisi eksisting dan arahan pengembangan sistem pusat kegiatan ekonomi

 Kondisi eksisting dan arahan pengembangan sosial kependudukan

 Kondisi eksisting dan prospek

(36)

No Karakteristik Kriteria Indikator kota/kabupaten lain 5 Dominasi penanganan

melalui bidang keciptakaryaan

 Arahan Kebijakan bidang keciptakaryaan

 Arahan RTRW Kota Serang

 Arahan RPIJM Kota Serang

 Arahan RPJM Kota Serang

 Arahan RPJP Kota Serang

Identifikasi Kawasan Prioritas Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

Identifikasi kawasan prioritas dimaksudkan untuk mengidentifikasi kawasan-kawasan yang diprioritaskan untuk ditangani dalam penyusunan strategi pembangunan

permukiman dan infrastruktur perkotaan berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.

5.4.6 RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN DAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

Rencana aksi program program penaganan dan pembangunan kawasan permukiman prioritas di Kota Serang selengkapnya adalah Prioritas pengembangan kawasan permukiman dan infrastruktur di Kota Serang dapat dilihat berdasarkan urgenitas penanganan, adapun indikatornya adalah; tingkat kepadatan penduduk, tingkat kesejahteraan penduduk dan kondisi rumah.

Bila dilihat dari sebarannya penduduk di Kota Serang lebih terkonsentrasi di pusat kota yaitu di Kecamatan Serang dan Cipocokjaya masing-masing memiliki kepadatan 7.246 jiwa/Km2 dan 2.116 jiwa/Km2, Kecamatan Kasemen dan Taktakan relatif memiliki tingkat kepadatan sedang masing-masing 1.706 jiwa/Km2 dan 1.315 jiwa/km2, sedangkan

Kecamatan Curug dan Walantaka kepadatatan penduduknya relatif lebih rendah.

(37)

Tabel 4.14

Distribusi Jumlah & Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Serang Tahun 2008

No Kecamatan Luas (Km2)

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2)

Tingkat Kepadatan

1 Serang 25,88 187.525 7246 Tinggi

2 Cipocokjaya 31,54 66.754 2116 Tinggi

3 Curug 49,6 42.346 854 Rendah

4 Walantaka 63,36 61.451 970 Rendah

5 Taktakan 48,48 63.762 1315 Sedang

6 Kasemen 47,88 81.695 1706 Sedang

Total 266,74 503.533 1888

Sumber: Kota Serang Dalam Angka 2007 – 2008, Hasil Analisis 2010

Dari total penduduk sebanyak 139.465 rumah tangga, terdapat 4.690 keluarga sejahtera III plus, keluarga sejahtera III sebanyak 44.528 kk, keluarga sejahtera II sebanyak 44.316 kk, dan keluarga sejahtera I sebanyak 27.407 kk. Dengan demikian jumlah penduduk

(38)

Tabel 4.15

Jumlah Keluarga Menurut Status Tahapan Keluarga Sejahtera di Kota Serang Tahun 2008

Kecamatan Keluarga Sejahtera (Kepala Keluarga (KK)) Jumlah Keluarga

Pra I II III III Plus

Serang 6.247 7.844 16.659 9.038 2.280 42.068

Cipocok Jaya 1.905 3.628 3.717 5.132 771 15.153

Taktakan 1.958 4.200 5.582 3.552 246 15.538

Kasemen 5.167 5.567 6.585 1.775 348 19.442

Walantakan 1.196 2.566 9.114 3.007 552 16.435

Curug 2.051 3.602 2.659 2.2024 493 30.829

Jumlah Total 18.524 27.407 44.316 44.528 4.690 139.465 Sumber : BPS Kota Serang 2009

Angka kemiskinan tersebut hanya dapat memberikan informasi mengenai jumlah keluarga miskin per Kecamatan dan atau per Desa tetapi tidak dapat menunjukkan kondisi

lingkungan dan infrastruktur daerah tempat tinggal keluarga miskin. Namun demikian pada umumnya keluarga miskin di Kota Serang bertempat tinggal pada daerah atau lingkungan yang kondisinya kurang representative atau pada daerah/kawasan lingkungan kumuh. Mengenai sebaran lingkungan kumuh dapat dilihat kembali pada tabel sub bab diatas. Prioritas penanganan juga akan memperhatikan kawasan yang memiliki permasalahan infrastruktur yang harus segera di tangani yaitu kawasan rawan genangan atau banjir yang lebih banyak disebabkan karena masalah buruknya drainase kota. Lokasi genangan atau banjir di Kota Serang terjadi terutama pada musim hujan, pada umumnya terdapat pada lingkungan permukiman di pusat perkotaan. Mengenai sebaran lokasi banjir dapat dilihat kembali pada sub bab sebelumnya.

(39)

A. Sesuai Kebijakan Pembangunan dan Pengembangan Kota

Kebijakan pembangunan dan pengembangan kota merupakan salah satu kriteria dalam menentukan prioritas kawasan permukiman dan infrastruktur di Kota Serang, kebijakan yang dimaksud adalah rencana tata ruang wilayah Kota Serang (RTRW) 2008 – 2028. Arahan kebijakan pola pemanfaatan ruang Kota Serang terbagi menjadi 3 (tiga) rencana yaitu:

1. Rencana pola ruang kawasan non budidaya (lindung)

Berdasarkan jenis kawasan lindung di Kota Serang, rencana pola ruang kawasan lindung adalah sebagai berikut :

a. Kawasan hutan produksi b. Kawasan sempadan pantai c. Kawasan sempadan sungai

2. Rencana pola ruang kawasan budidaya

Rencana pola ruang kawasan budidaya meliputi rencana pola ruang kawasan budidaya non terbangun dan kawasan budidaya terbangun.

a. Rencana pola ruang kawasan budidaya non terbangun - Pertanian

- Perkebunan - Perikanan - Pertambangan

b. Rencana pola ruang kawasan budidaya terbangun

Permukiman

Rencana pemanfaatan ruang kawasan permukiman meliputi :

 Kawasan Permukiman dengan kepadatan tinggi diarahkan di Kecamatan Serang dan Kecamatan Cipocok Jaya.

(40)

 Kawasan permukiman dengan kepadatan rendah diarahkan di Kecamatan Taktakan dan Kecamatan Kasemen.

Perkantoran/pemerintahan

Rencana pemanfaatan ruang kawasan perkantoran meliputi :

 Kawasan pusat pemerintahan Kota Serang diarahkan di Pusat Kota (Kecamatan Cipocok Jaya, yaitu di Kota Serang Baru). pelayanan jasa (Bank, asuransi dan sejenisnya) diarahkan menyebar di seluruh Kota Serang, yaitu di Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Cipare, Kelurahan Lontar Baru, Kelurahan Sumur Pecung, Kelurahan Serang di Kecamatan Serang dan Kelurahan Cipocok Jaya, Kelurahan Penancangan di Kecamatan Cipocok Jaya yang mempunyai fungsi kawasan campuran.

 Kawasan pusat Pemerintahan Provinsi Banten di arahkan di Desa Sukajaya Kecamatan Curug. Kawasan perkantoran ini merupakan Kantor Gubernur dan Gedung DPRD Provinsi Banten. Dengan Ketentuan perlu dibatasi KDB maksimal 20%.

 Kawasan perkantoran yang bercampur dengan kawasan perdagangan, jasa dan fasilitas umum dan sosial diarahkan menyebar di seluruh Kota Serang.

Perdagangan jasa

Rencana pemanfaatan ruang kawasan perdagangan/jasa meliputi :

 Pusat Perdagangan regional diarahkan di Pasar Rau dan Pasar Lama serta Pasar Induk di Desa Kalodran Kecamatan Walantaka.

 Pusat Perdagangan kota diarahkan di sekitar Royal di Kelurahan Kota Baru serta di sekitar Jl. Juhdi, Jl. Veteran, Jl. Jend. Susdirman.

 Kawasan Jl. Arteri dan kolektor baik primer maupun sekunder diarahkan sebagai kawasan Perdagangan dan jasa.

 Kawasan perdagangan modern skala wilayah pengembangan diarahkan di tengah pusat kota dan sekitar kawasan Tol Serang Timur (Desa Penancangan).

Pendidikan

Rencana pemanfaatan ruang kawasan pendidikan meliputi :

(41)

 Kawasan pendidikan menengah (SLTP dan SLTA) di arahkan di pusat Wilayah dan wilayah sekitarnya.

 Kawasan pendidikan tinggi (UNTIRTA & IAIN) diarahkan untuk dikembangkan.

 Kawasan Pondok Pesantren diarahkan merata di seluruh Wilayah.

Kesehatan

Rencana pemanfaatan ruang kawasan pelayanan kesehatan meliputi :

 Kawasan pelayanan kesehatan skala kota seperti Rumah Sakit di arahkan pada lokasi yang sudah ada.

 Kawasan pelayanan kesehatan seperti tempat praktek dokter, puskesmas dan apotik harus menyebar merata sesuai dengan standar kebutuhan.

Industri dan perdagangan

Pengembangan kawasan industri diarahkan di Kecamatan Walantaka dan Kecamatan Kasemen. Kawasan industri di Kecamatan Walantaka diarahkan untuk dikembangkan menjadi kawasan industri sebagai penunjang kawasan industri yang berada di Kabupaten Serang bagian Timur. Kawasan industri di Kecamatan Kasemen diarahkan sebagai kawasan industri penunjang kawasan Pelabuhan Internasional Bojonegara.

Pengembangan kawasan pergudangan diarahkan berada di sepanjang jalan nasional pada Desa Drangong Kecamatan Taktakan.

Pariwisata dan rekreasi

Rencana pemanfaatan ruang kawasan pariwisata dan rekreasi meliputi:

 Mengarahkan Desa Banten Kecamatan Kasemen sebagai kawasan wisata Cagar Budaya dan Cagar Alam serta kawasan konservasi.

 Mengarahkan Kecamatan Kecamatan Cipocok Jaya sebagai kawasan yang fungsi utamanya sebagai kawasan rekreasi dan sarana wisata.

(42)

 Mengarahkan Desa Banten, Desa Kasunyatan, Desa Margaluyu Kecamatan Kasemen sebagai kawasan konservasi bangunan dengan melestarikan bangunan tua dan bersejarah.

 Mengarahkan Kecamatan Walantaka selain sebagai sentra industri kecil, juga sebagai kawasan/desa wisata.

Pelabuhan dan Terminal

Rencana pemanfaatan ruang kawasan pelabuhan dan terminal meliputi :

 Pelabuhan laut diarahkan untuk tetap di lokasi sekarang, yaitu di Desa Banten Kecamatan Kasemen. Pelabuhan ini perlu ditingkatkan statusnya dan dikembangkan dengan memperluas dan menambah panjang dermaga.

 Sistem terminal angkutan umum diarahkan untuk dapat dibagi atas satu terminal induk dan beberapa terminal pembantu.

 Terminal Induk tipe A tetap dilokasi sekarang, yaitu di Terminal Pakupatan Kecamatan Cipocok Jaya. Terminal ini untuk kendaraan AKAP, AKDP yang berasal dari arah timur dan barat. Pada kondisi eksisting, lokasi terminal ini dirasa tidak lagi relevan sehingga diperlukan relokasi terminal tipe A baru yang berada di Serang Barat, lokasi tersebut tentunya memerlukan suatu kajian lebih lanjut.

 Terminal Cipocok difungsikan kembali sebagai Sub terminal yang melayani wilayah kota bagian selatan dan timur, sedangkan Terminal Kepandean difungsikan kembali sebagai Sub terminal yang melayani wilayah kota bagian barat (perlu dikaji ulang).

 Membangun 4 sub terminal baru untuk melayani transportasi dari arah utara, selatan, barat dan timur Kota Serang.

Berdasarkan kriteria-kriteria untuk menentukan prioritas penanganan kawasan

(43)

Pembangunan Jangka Menengah Kota Serang.

Berdasarkan hasil analisa serta hasil dari kesepatakan bersama antara Pokjanis (kelompok kerja teknis) Kota Serang dan Konsultan, maka prioritas wilayah pengembangan secara administratif diarahkan di Kecamatan Serang dan Kecamatan Kasemen karena kedua wilayah itu dianggap memiliki nilai strategis bagi Kota Serang dan memiliki permasalahan permukiman dan ifrastruktur yang cukup kompleks.

Wilayah terpilih yaitu Kecamatan Serang dan Kasemen akan dipilih kembali pada kawasan-kawasan yang diprioristaskan sesuai dengan buku panduan penyusunan kawasan minimal memiliki luas antara 20 – 30 Ha untuk pengembangan tahap 1. Adapun hasil kesepatakan kawasan terpilih yang diprioritaskan dikembangkan adalah untuk Kecamatan Serang lokasinya di Kelurahan Kagungan sedangkan di Kecamatan Kasemen diarahkan di Desa Kilasah kedua lokasi tersebut dipilih karena beberapa alasan, untuk Kelurahan Kagungan, kawasan permukiman ini berada di pusat perdagangan dan jasa yang diarahkan sebagai kawasan strategis ekonomi bagi Kota Serang, selain itu kawasan ini juga diprioritaskan dalam penanganan permukiman dan infrastruktur di Kota Serang karena dianggap memiliki permasalahan permukiman dan infrastruktur yang harus segera ditangani. Sedangkan untuk Kelurahan Kilasah Kecamatan Kasemen, kawasan ini berada di sekitar Pelabuhan Karangantu yang juga ditetapkan sebagai kawasan strategis Kota Serang dan Provinsi Banten. Banyaknya permasalahan permukiman dan infrastruktur juga menjadi salah satu pertimbangan mengapa memilih kawasan ini. Sehingga dengan diprioritaskannya Kawasan Kagungan dan Kawasan Kilasah ini diharapkan dapat memberikan efek terhadap perkembangan kawasan sekitarnya sesuai dengan rencana yang telah tercantum dalam rencana tata ruang wilayah Kota Serang dan RPJP Kota Serang.

5.5 INTEGRASI STRATEGI PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA DAN SEKTOR

(44)

yaitu:

1. Rencana pola ruang kawasan non budidaya (lindung)

Berdasarkan jenis kawasan lindung di Kota Serang, rencana pola ruang kawasan lindung adalah sebagai berikut :

d. Kawasan hutan produksi e. Kawasan sempadan pantai f. Kawasan sempadan sungai

2. Rencana pola ruang kawasan budidaya

Rencana pola ruang kawasan budidaya meliputi rencana pola ruang kawasan budidaya non terbangun dan kawasan budidaya terbangun.

a. Rencana pola ruang kawasan budidaya non terbangun - Pertanian

- Perkebunan - Perikanan - Pertambangan

b. Rencana pola ruang kawasan budidaya terbangun

Permukiman

Rencana pemanfaatan ruang kawasan permukiman meliputi :

 Kawasan Permukiman dengan kepadatan tinggi diarahkan di Kecamatan Serang dan Kecamatan Cipocok Jaya.

 Kawasan Permukiman dengan kepadatan sedang diarahkan di Kecamatan Curug dan Kecamatan Walantaka.

 Kawasan permukiman dengan kepadatan rendah diarahkan di Kecamatan Taktakan dan Kecamatan Kasemen.

Perkantoran/pemerintahan

(45)

 Kawasan pusat pemerintahan Kota Serang diarahkan di Pusat Kota (Kecamatan Cipocok Jaya, yaitu di Kota Serang Baru). pelayanan jasa (Bank, asuransi dan sejenisnya) diarahkan menyebar di seluruh Kota Serang, yaitu di Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Cipare, Kelurahan Lontar Baru, Kelurahan Sumur Pecung, Kelurahan Serang di Kecamatan Serang dan Kelurahan Cipocok Jaya, Kelurahan Penancangan di Kecamatan Cipocok Jaya yang mempunyai fungsi kawasan campuran.

 Kawasan pusat Pemerintahan Provinsi Banten di arahkan di Desa Sukajaya Kecamatan Curug. Kawasan perkantoran ini merupakan Kantor Gubernur dan Gedung DPRD Provinsi Banten. Dengan Ketentuan perlu dibatasi KDB maksimal 20%.

 Kawasan perkantoran yang bercampur dengan kawasan perdagangan, jasa dan fasilitas umum dan sosial diarahkan menyebar di seluruh Kota Serang.

Perdagangan jasa

Rencana pemanfaatan ruang kawasan perdagangan/jasa meliputi :

 Pusat Perdagangan regional diarahkan di Pasar Rau dan Pasar Lama serta Pasar Induk di Desa Kalodran Kecamatan Walantaka.

 Pusat Perdagangan kota diarahkan di sekitar Royal di Kelurahan Kota Baru serta di sekitar Jl. Juhdi, Jl. Veteran, Jl. Jend. Susdirman.

 Kawasan Jl. Arteri dan kolektor baik primer maupun sekunder diarahkan sebagai kawasan Perdagangan dan jasa.

 Kawasan perdagangan modern skala wilayah pengembangan diarahkan di tengah pusat kota dan sekitar kawasan Tol Serang Timur (Desa Penancangan).

Pendidikan

Rencana pemanfaatan ruang kawasan pendidikan meliputi :

 Kawasan pendidikan dasar (TK, SD) diarahkan di pusat lingkungan.

 Kawasan pendidikan menengah (SLTP dan SLTA) di arahkan di pusat Wilayah dan wilayah sekitarnya.

 Kawasan pendidikan tinggi (UNTIRTA & IAIN) diarahkan untuk dikembangkan.

(46)

Kesehatan

Rencana pemanfaatan ruang kawasan pelayanan kesehatan meliputi :

 Kawasan pelayanan kesehatan skala kota seperti Rumah Sakit di arahkan pada lokasi yang sudah ada.

 Kawasan pelayanan kesehatan seperti tempat praktek dokter, puskesmas dan apotik harus menyebar merata sesuai dengan standar kebutuhan.

Industri dan perdagangan

Pengembangan kawasan industri diarahkan di Kecamatan Walantaka dan Kecamatan Kasemen. Kawasan industri di Kecamatan Walantaka diarahkan untuk dikembangkan menjadi kawasan industri sebagai penunjang kawasan industri yang berada di Kabupaten Serang bagian Timur. Kawasan industri di Kecamatan Kasemen diarahkan sebagai kawasan industri penunjang kawasan Pelabuhan Internasional Bojonegara.

Pengembangan kawasan pergudangan diarahkan berada di sepanjang jalan nasional pada Desa Drangong Kecamatan Taktakan.

Pariwisata dan rekreasi

Rencana pemanfaatan ruang kawasan pariwisata dan rekreasi meliputi:

 Mengarahkan Desa Banten Kecamatan Kasemen sebagai kawasan wisata Cagar Budaya dan Cagar Alam serta kawasan konservasi.

 Mengarahkan Kecamatan Kecamatan Cipocok Jaya sebagai kawasan yang fungsi utamanya sebagai kawasan rekreasi dan sarana wisata.

 Mengarahkan Desa Banten dan Desa Sawah Luhur Kecamatan Kasemen sebagai kawasan wisata pantai.

 Mengarahkan Desa Banten, Desa Kasunyatan, Desa Margaluyu Kecamatan Kasemen sebagai kawasan konservasi bangunan dengan melestarikan bangunan tua dan bersejarah.

(47)

Pelabuhan dan Terminal

Rencana pemanfaatan ruang kawasan pelabuhan dan terminal meliputi :

 Pelabuhan laut diarahkan untuk tetap di lokasi sekarang, yaitu di Desa Banten Kecamatan Kasemen. Pelabuhan ini perlu ditingkatkan statusnya dan dikembangkan dengan memperluas dan menambah panjang dermaga.

 Sistem terminal angkutan umum diarahkan untuk dapat dibagi atas satu terminal induk dan beberapa terminal pembantu.

 Terminal Induk tipe A tetap dilokasi sekarang, yaitu di Terminal Pakupatan Kecamatan Cipocok Jaya. Terminal ini untuk kendaraan AKAP, AKDP yang berasal dari arah timur dan barat. Pada kondisi eksisting, lokasi terminal ini dirasa tidak lagi relevan sehingga diperlukan relokasi terminal tipe A baru yang berada di Serang Barat, lokasi tersebut tentunya memerlukan suatu kajian lebih lanjut.

 Terminal Cipocok difungsikan kembali sebagai Sub terminal yang melayani wilayah kota bagian selatan dan timur, sedangkan Terminal Kepandean difungsikan kembali sebagai Sub terminal yang melayani wilayah kota bagian barat (perlu dikaji ulang).

(48)

Berdasarkan kriteria-kriteria untuk menentukan prioritas penanganan kawasan

permukiman di Kota Serang yaitu; diprioritaskan pada kawasan strategis kota, provinsi atau nasional, memiliki tingkat permasalahan bidang permukiman dan infrastruktur yang kompleks serta arahan kebijakan tata ruang wilayah (RTRW) Kota Serang dan arahan RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Kota Serang dan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Serang.

Berdasarkan hasil analisa serta hasil dari kesepatakan bersama antara Pokjanis (kelompok kerja teknis) Kota Serang dan Konsultan, maka prioritas wilayah pengembangan secara administratif diarahkan di Kecamatan Serang dan Kecamatan Kasemen karena kedua wilayah itu dianggap memiliki nilai strategis bagi Kota Serang dan memiliki permasalahan permukiman dan ifrastruktur yang cukup kompleks.

Wilayah terpilih yaitu Kecamatan Serang dan Kasemen akan dipilih kembali pada

kawasan-kawasan yang diprioristaskan sesuai dengan buku panduan penyusunan kawasan minimal memiliki luas antara 20 – 30 Ha untuk pengembangan tahap 1. Adapun hasil kesepatakan kawasan terpilih yang diprioritaskan dikembangkan adalah untuk Kecamatan Serang lokasinya di Kelurahan Kagungan sedangkan di Kecamatan Kasemen diarahkan di Desa Kilasahkedua lokasi tersebut dipilih karena beberapa alasan, untuk Kelurahan Kagungan, kawasan permukiman ini berada di pusat perdagangan dan jasa yang diarahkan sebagai kawasan strategis ekonomi bagi Kota Serang, selain itu kawasan ini juga

diprioritaskan dalam penanganan permukiman dan infrastruktur di Kota Serang karena dianggap memiliki permasalahan permukiman dan infrastruktur yang harus segera

ditangani. Sedangkan untuk Kelurahan Kilasah Kecamatan Kasemen, kawasan ini berada di sekitar Pelabuhan Karangantu yang juga ditetapkan sebagai kawasan strategis Kota Serang dan Provinsi Banten. Banyaknya permasalahan permukiman dan infrastruktur juga menjadi salah satu pertimbangan mengapa memilih kawasan ini. Sehingga dengan

diprioritaskannya Kawasan Kagungan dan Kawasan Kilasah ini diharapkan dapat

(49)

Batas Kabupaten/Kota - Jumlah Penduduk : 187.525 Jiwa - Kepadatan : 7.246 Jiwa/Km2 Kecamatan Cipocok Jaya - Jumlah Penduduk : 66.754 Jiwa - Kepadatan : 2.116 Jiwa/Km2 KEPADATAN SEDANG Kecamatan Kasemen - Jumlah Penduduk : 81.695 Jiwa - Kepadatan : 1.706 Jiwa/Km2 Kecamatan Taktakan - Jumlah Penduduk : 63.762 Jiwa - Kepadatan : 1.315 Jiwa/Km2 KEPADATAN RENDAH Kecamatan Curug - Jumlah Penduduk : 42.346 Jiwa - Kepadatan : 854 Jiwa/Km2 Kecamatan Walantaka - Jumlah Penduduk : 61.451 Jiwa - Kepadatan : 970 Jiwa/Km2 Daerah Rawan Banjir

Penyebaran Permukiman Kumuh dan Squatter Kota Serang Kepadatan Tinggi (Renc. RTRW) Kepadatan Sedang (Renc. RTRW) Kepadatan Rendah (Renc. RTRW) Perdagangan dan Jasa (Renc. RTRW)

DESA BANTEN DESA CILOWONG DESA PANCUR

DESA TAKTAKAN KEL. KOTA KEL. CIMUNCANG DESA KASEMEN DESA TEGALSARI DESA WALANTAKA

DESA PASULUHAN

Prioritas I Kawasan Permukiman dan Infrastruktur Kecamatan Serang

Diarahkan Sebagai Kawasan Strategis Kota (Sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa)

Pusat Pemerintahan Kota Serang

Merupakan Kawasan Padat Penduduk (2.116 Jiwa/Km²)

Terdapat Permukiman Kumuh :

Sumur pecung

Potensi Banjir dan Genangan Tinggi :

Sepanjang Kali Gandu (Kelurahan Kali Gandu)

Ciputat Hilir/Perempatan Jalan ke Rau (Kelurahan Kali Gandu)

Perkampungan Cinanggung (Kelurahan Kali Gandu)

Kompleks Perumahan Bumi Agung II Cilampang dan Bumi Agung I (Kelurahan Unyur)

Perumahan Ciceri Indah dan Ciwaku (Kelurahan Sumur Pecung)

Ciceri Permai (Kelurahan Sumur Pecung)

Cijawa (Kelurahan Sumur Pecung)

Kondisi Infrastruktur (Jalan dan Drainase, Sanitasi Air limbah) Terutama di Kawasan Kumuh Perlu Diperbaiki

Prioritas II Kawasan Permukiman dan Infrastruktur Kecamatan Kasemen

Sebagai Kawasan Strategis (Pelabuhan Karangantu, Banten Lama)

Adanya Isu Pengembangan Water Front City

Kepadatan Penduduk Sedang

Arahan Permukiman Kepadatan Sedang

Terdapat Kawasan Kumuh Nelayan dan Sekitar Banten Lama :

Bendung

Masjid Priyayi

Terumbu

Banten

Kilasah

Potensi Banjir dan Genangan Tinggi :

Warung Jaud, Kubang Mas, Kijaud, Sa’diah, Lemahabang I, Lemahabang II, Sukasabar, Kejembar (Desa Warung Jaud)

Kondisi Infrastruktur (Jalan dan Drainase, Sanitasi Lingkungan Minim)

Prioritas III Kawasan Permukiman dan Infrastruktur Kecamatan Cipocok Jaya dan Curug

Diarahkan Sebagai Kawasan Strategis Kota Serang dan Provinsi (Kawasan Cepat tumbuh dan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten)

Terdapat Kawasan Kumuh :

Penancangan

Tembong

Potensi Banjir dan Genangan Tinggi :

Perumahan Serang Asri (Kelurahan Cipocok Jaya)

Diarahkan Sebagai Kawasan Permukiman Kepadatan Sedang dan Rendah

Rencana Sport Centre

Perlu Penanganan Terhadap Infrastruktur (Jalan, Drainase, Sanitasi, Dll.

I II

III

Gambar

Tabel 2.27
Tabel 4.6
Tabel 4.7 Kebutuhan Air Bersih Perpipaan
Gambar 4.4 Sistem Pengolahan Air Baku
+7

Referensi

Dokumen terkait

33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa : “Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU

Realisasi dari pemecahan masalah diatas, yang telah dilakukan antara lain penyuluhan kesehatan dengan ceramah tentang menopause dan berbagai penyakit yang

Oleh karena itu, agar sistem struktur tetap mampu untuk menahan beban gempa yang bekerja, maka unsur-unsur vertikal utama (kolom) dari struktur bangunan yang berfungsi untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan asam sitrat dalam ransum itik jantan lokal berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap retensi kalsium dan retensi fosfor,

1. Kecamatan Jambesari Darus Sholah; 8. Kecamatan Maesan; 10. Kecamatan Pakem; 11. Kecamatan Prajekan; 12. Kecamatan Pujer; 13. Kecamatan Sempol; 14. Kecamatan Sukosari;

Maka yang dimaksud dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 3 Bojonegoro

Apabila pada saat operasi terjadi trip, maka catu tegangan dari modul kontrol dan proteksi yang digunakan untuk mengaktifkan magnetic contactor HV akan mati (OFF).

Faktor-faktor penyebab terjadinya kredit macet di dunia perbankan antara lain: Stabilitas dan kinerja perekonomian yang memburuk yang menyebabkan kinerja dunia