• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ANALISIS KEKAMBUHAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIAL DALAM 1 TAHUN DI RSU. ST. ELISABETH PURWOKERTO TAHUN 2013 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ANALISIS KEKAMBUHAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIAL DALAM 1 TAHUN DI RSU. ST. ELISABETH PURWOKERTO TAHUN 2013 - repository perpustakaan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Asma merupakan suatu penyakit paru yang terjadi akibat radang dan penyempitan saluran nafas, dengan gejala nafas yang berbunyi apabila pasien menghembuskan nafasnya, tetapi ada juga pasien yang tidak mengalami nafas bunyi namun hanya mengalami batuk terutama pada saat malam hari atau setelah melakukan aktivitas (Widjaja, 2009). Penyakit asma ini, secara global merupakan penyakit penyebab 5 besar kematian di dunia. Individu dunia yang mengalami penyakit asma pada tahun 2010 ada sebanyak 300 juta (17,4%). Jika asma tidak dikontrol dengan baik, maka angka kejadian asma ini diperkirakan akan meningkat hingga 400 juta pasien pada tahun 2025 (Eric et.al, 2010).

(2)

adalah sebesar 0,5% dari 215 anak dengan bakat atopi sebesar 20,5% dan mengi 2%.

Indonesia merupakan negara berkembang yang banyak menghadapi masalah kesehatan masyarakat, salah satunya adalah penyakit asma. Asma merupakan penyebab kematian nomor lima di Indonesia dan pada tahun 2007 jumlah penderita asma di Indonesia telah mencapai 5000 orang. Pasien asmayang tidak terkontrol pada tahun 2007 ada sekitar 64% dari 400 pasien yang menderita asma. Jumlah pasien asmayang terdapat di Indonesia pada tahun 2011 ada sebanyak 12 juta orang (Bakrie, 2011). Berdasarkan data Riskesdas (2013), prevalensi asma di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 4,5 persen, prevalensi asma tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (7,8%), diikuti Nusa Tenggara Timur (7,3%), DI Yogyakarta (6,9%), dan Sulawesi Selatan (6,7%).

(3)

program pengendalian penyakit Asma dalam undang-undang kesehatan Nomor 1023/Menkes/SK/XI/2008 (DEPKES RI, 2008).

Faisal (2007) melalui penelitiannya yang berjudul “Asthma Insight and Reality in Asia Pasific (AIRIAP)” menemukan bahwa 98% dari 4.805 pasien asma di Asia Pasifik yang masuk dalam kategori asma tidak terkontrol dan dalam hal ini 64 persen dari 400 orang penyandang asma di Indonesia juga termasuk dalam kategori asma tidak terkontrol. Hal ini disebabkan oleh kurangnya edukasi asma yang didapatkan masyarakat dari tenaga kesehatan setempat. Kebiasaan tenaga kesehatan, hanya mengatasi gejala penyakit asma tanpa memberikan konstribusi pengetahuan kepada masyarakat mengenai cara meminimalisasi faktor penyebab kekambuhan asma tersebut (Hudoyo, 2008).

Purnomo (2008) telah melakukan penelitian terkait asma dengan judul penelitian “Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian asma di RS Umum Kabupaten Kudus, Semarang, Jawa Tengah”. Berdasarkan penelitian ini didapatkan data bahwa penyebab Asma adalah asap rokok (p value= 0,001), jenis kelamin (p value= 0,028), kepemilikan binatang (p

value= 0,025), riwayat keluarga (p value= 0,015) dan perubahan cuaca (p

value= 0,008). Namun, didalam penelitian ini dinyatakan bahwa perabot

(4)

tetapi besar risiko yang diakibatkan lebih kecil, dan secara statistik tidak bermakna.

Deva (2009) juga melakukan penelitian tentang proporsi asma terkontrol dan tidak terkontrol dari kekambuhan asma. Berdasarkan hasil pemeriksaan ACT didapatkan bahwa hanya 1 pasien yang terkontrol penuh dan 113 (33%) yang terkontrol sebagian. Sebagian besar pasien 230 orang (67%) tidak terkontrol. Satu orang pasien terkontrol penuh merupakan pasien dengan derajat asma intermiten dengan pengetahuan tentang asma yang baik dan aktif mengikuti kegiatan senam asma dan selalu berusaha menghindari faktor pencetus Sedangkan pasien yang lain belum memiliki pengetahuan yang cukup terhadap faktor pencetus asma.

Hasil penelitian diatas diperkuat oleh hasil penelitian dari Syaiful (2012) tentang asosiasi penyakit alergi dengan genetik dan faktor lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan pula data bahwa debu rumah (p value =0,018), genetik (p value =0,042), urutan kelahiran pertama/ anak sulung (p value = 0,232) berpotensi untuk mengalami manifestasi klinis asma. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor pencetus penyebab kekambuhan asma, bukan hanya genetik tapi juga bisa didapat dari lingkungan dalam dan luar rumah.

(5)

56 pasien. Dan didapatkan pula angka kejadian asma bronkhial yang menjalani rawat jalan pada tahun 2013 sebanyak 270 pasien yang terdiri dari 101 pasien baru dan 169 pasien lama. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan mengambil 20 data kejadian asma bronkhial yang menjalani rawat jalan didapatkan data sebagian besar responden mengalami kekambuhan sebesar 70%. Pasien asma yang datang berobat ke RSU St. Elisabeth seluruhnya masuk dan lewat satu pintu mulai dari pasien anak sampai lansia dari yang menjalani rawat inap maupun pasien rawat jalan.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dalam dua tahun terakhir peningkatan kejadian asma bronkhial mengalami peningkatan hampir 100% sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis kekambuhan pada pasien asma bronkhial dalam 1 tahun di RSU. St. Elisabeth Purwokerto.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat di rumuskan permasalahan penelitian tentang “Analisis kekambuhan pada pasien asma

bronkhial dalam 1 tahun di RSU. St. Elisabeth Purwokerto Tahun 2013?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

(6)

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kekambuhan pada pasien asma bronkhial dalam 1 tahun meliputi faktor umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, dan riwayat alergi di RSU. St. Elisabeth Purwokerto.

b. Mengetahui kejadian kekambuhan pada pasien asma bronkhial dalam 1 tahun di RSU. St. Elisabeth Purwokerto.

c. Menganalisis faktor apa yang paling berpengaruh terhadap kekambuhan pada pasien asma bronkhial dalam 1 tahun di RSU. St. Elisabeth Purwokerto

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan teori dalam pengembangan ilmu keperawatan terutama tentang kekambuhan pada pasien asma bronkhial sehingga aplikasi tindakan mandiri keperawatan untuk pencegahan kekambuhan asma dapat diterapkan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Rumah Sakit

(7)

b. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu literatur keperawatan dan menjadi tambahan informasi yang berguna bagi para pembaca untuk meningkatkan mutu pendidikan keperawatan, khususnya dalam pencegahan kekambuhan pada pasien asma bronkhial. c. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai informasi tentang faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian asma bronkial, sehingga mampu memberikan asuhan keperawatan untuk menurunkan kejadian kekambuhan.

d. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan baru tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan asma sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran pada program bagi pencegahan dan pengendalian untuk mengurangi kejadian asma.

E.Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian terkait dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

(8)

Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat, dengan chi square test serta analisis multivariat dengan metode regresi logistik berganda. Hasil penelitian didapatkan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian asma adalah jenis kelamin (p=0,028), kepemilikan binatang piaraan (p=0,025), perubahan cuaca (p= 0,008), riwayat penyakit keluarga (p=0,015), asap rokok (p=<0,001). Probabilitas individu untuk terkena asma bronkiale dengan semua faktor risiko adalah sebesar 46,51%. Faktor risiko yang tidak terbukti berpengaruh adalah perabot rumah tangga sumber alergen, jenis makanan, debu rumah. Ketiga faktor tersebut berpengaruh akan tetapi besar risiko yang diakibatkan lebih kecil, dan secara statistik tidak bermakna.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian pada penelitian sebelumnya adalah case control study sedangkan pada penelitian ini menggunakan jenis kohort restrospektif dan analisa data yang digunakan adalah chi square test dan metode regresi logistik berganda. Sedangkan untuk persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan asma.

(9)

bahwa separuh dari jumlah responden memiliki pengetahuan baik; responden yang memiliki sikap mendukung sebanyak 9 responden; responden yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 8 responden; responden yang memiliki penghasilan kurang dari UMR sebanyak 9 responden Berdasarkan uji statistik diketahui ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kekambuhan asma (p = 0,027); antara sikap dengan kekambuhan asma (p = 0,009); antara kecemasan dengan kekambuhan asma (p = 0,015); dan antara sosial ekonomi dengan kekambuhan asma (p = 0,003).

Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian pada penelitian sebelumnya adalah deskripif korelasi sedangkan pada penelitian ini menggunakan jenis kohort restrospektif, sampel penelitian menggunakan accidental sampling dan analisa data yang digunakan adalah uji Rank

Spearman. Sedangkan untuk persamaannya adalah sama-sama meneliti

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kekambuhan asma.

(10)

tidak ada hubungan antara pemakaian alat pelindung diri (masker) dengan frekuensi kekambuhan asma pada pekerja industri batik tradisional.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis Hg dengan menggunakan metode AAS di Laboratorium MIPA Kimia, Universitas Syiah Kuala, diperoleh data bahwa Sungai Krueng Sabee yang terletak di Aceh

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan undian berhadiah yang diselenggarakan oleh BMT sudah sesuai dengan hukum Islam, dalam Islam selama tidak ada

Dengan menggunakan sistem informasi manajemen hubungan pelanggan berbasis website, dapat mempermudah pelanggan dalam hal pemesanan pengiriman barang sehingga waktu

52.840.500,- pada perencanaan pengadaan material bahan bangunan menggunakan metode lama (metode yang dipakai pada PT Dhaha Jaya Persada), sedangkan pada hasil

[r]

The most effective way to normalize the data in the AuthorBook table is to use the solution that you saw for the first normal form: Create a table for the authors and one for the

In learning to use MySQL, whether to work directly in the MySQL environment or create data-driven applications, an individual should have a thorough understanding of how MySQL, as

Berdasarkan hasil penelitian kepada pasien Program Terapi Rumatan metadon baik yang di Puskesmas Poncol maupun di RSJ Dr Amino Gondohutomo, Pada umur rata-rata pasien