• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akunt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akunt"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

445

Analisis Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada

Menggunakan Metode MRP

(Material Requirements Planning)

Guna Efisiensi Biaya

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa kinerja proses produksi perusahaan bergantung pada ketepatan, efektivitas, dan efisiensi sumber daya yang dilibatkan. Maka perusahaan harus melakukan tindakan dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada khususnya persediaan guna untuk meningkatkan produktivitas. Dengan mengetahui kuantitas dan ketepatan wa ktu pemesanan perusahaan dapat meminimalisir bia ya produksi. Penelitian ini dilatar belakangi bahwa kinerja proses produksi perusahaan bergantung pada ketepatan, efektivitas, dan efisiensi sumber daya yang dilibatkan. Maka perusahaan harus melakukan tindakan dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada khususnya persediaan guna untuk meningkatkan produktivitas. Dengan mengetahui kuantitas dan ketepatan waktu pemesanan perusahaan dapat meminimalisir biaya produksi.

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan ha sil perhitungan MRP memberikan hasil biaya persediaan yang meliputi biaya penyimpanan lebih fleksibel sebagai biaya variabel, besa rnya biaya penyimpanan tergantung pada jumlah atau volume item yang disimpan perusahaan sehingga besa rnya biaya persediaan lebih kecil pada kondisi baru (dengan penerapan MRP). Maka, metode yang tepat untuk perencanaan pengadaan material bahan bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada yaitu menggunakan metode MRP (Material Requirements Planning).

Kata kunci: Persediaan, MRP (Material Requirements Planning), Efisiensi Bia ya.

PENDAHULUAN

Manajemen proyek merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat lepas dari industri konstruksi, pengertian manajemen proyek itu sendiri menurut Ervianto (2005:21) yaitu “Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu.” Perencanaan dimaksudkan untuk menetapkan aktivitas dalam proyek beserta siapa yang bertanggung jawab atas aktivitas tersebut dan berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan. Ketika menyusun rencana proyek maka sebaiknya mempertimbangkan keinginan pelanggan, desain atas produk dan pelayanan yang akan diberikan. Jadi, rencana proyek akan memberikan informasi mengenai tujuan proyek.

Salah satu aktivitas yang mempengaruhi dan memberikan dampak signifikan dalam suatu proyek

adalah perencanaan pengadaan material bahan baku. Perencanaan pengadaan material bahan baku yang baik yaitu suatu perencanaan yang dapat melaksanakan aktivitas produksi dan dapat memenuhi permintaan produksi dengan tepat dan efesien dari segi waktu maupun biaya. Maka diperlukan suatu metode pengendalian dan perencanaan yang matang agar terlaksananya kegiatan produksi. Perencanaan dan pengendalian dilakukan sedemikian rupa agar dapat melayani dan memenuhi kebutuhan bahan baku dengan tepat dan efisien. Selama ini biasanya perusahaan melakukan perencanaan pengadaan material bahan baku serta pengendaliaanya tidak berdasarkan teori-teori metode pengendalian atau teori baku, melainkan berdasarkan pada pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Karena permasalahan-permasalahan tersebut, dibutuhkan metode manajemen pengadaan yang akan membantu pelaksana proyek untuk memutuskan kapan akan melakukan pemesanan persediaan bahan baku dan pada jumlah berapa pemesanan harus

Nazar J Kristiawan

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Dr. Lilia Pasca Riani, M.Sc.

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Diah Ayu Septi F, M.M.

(2)

446 dilakukan. Dalam manajemen operasi sendiri terdapat

beberapa metode yang digunakan dalam rangka perencanaan pengadaan bahan baku, diantaranya metode MRP (Material Requirements Planning).

Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu metode yang dimulai dengan kegiatan peramalan terhadap permintaan produk jadi yang independen, menentukan kebutuhan permintaan terikat untuk:

1. Kebutuhan terhadap tiap jenis komponen (material, parts, atau ingredients)

2. Jumlah pasti yang benar-benar diperlukan, dan

3. Waktu membuat peramalan secara bertahap yang diperlukan untuk memenuhi pesanan guna mencukupi suatu rencana produksi (Haming dan Nurnajamuddin, 2011:119). Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis memutuskan untuk meneliti masalah perencanaan pengadaan material pada PT Dhaha Jaya Persada dengan judul penelitian “Analisis Perencanaan

Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada Menggunakan Metode MRP

(Material Requirements Planning) Guna Efisiensi

Biaya”.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sujarweni (2015:39), “metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang hasil penemuannya dapat dicapai dengan menggunakan (pengukuran).” Data yang diambil menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data hingga hasil analisis yang didapatkan dari pegukuran terhadap empat komponen MRP.

Teknik penelitian yang digunakan dalah penelitian deskriptif. Kemudian subjek yang digunakan PT Dhaha Jaya Persada dan objek metode pengadaan material bahan bangunan dan efisiensi biaya pada PT. Dhaha Jaya Persada. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi literatur. Sedangkan teknis analisis data dilakukan dengan menjabarkan metode yang dipakai pada PT Dhaha Jaya Persada, dan menggunakan MRP lalu memberikan masukan metode yang lebih efisien dari kedua perhitungan tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perhitungan Total Cost Pada Perencanaan

Pengadaan Material Bahan Banguna PT Dhaha Jaya Persada

Berdasarkan pada jadwal pelaksanaan proyek, perencaan pengadaan material bahan bangunan dan estimasi biaya-biaya sediaan dapat kita dapatkan hitungan total cost penyediaan material bahan bangunan semen dan plyass sebagai berikut:

a.

Total Pengadaan Semen

Tabel 1

Biaya Pengadaan Semen

Sumber: Data primer diolah (2017)

b.

Total Pengadaan Plyass

Tabel 2

Biaya Pengadaan Plyass

Sumber: Data primer diolah (2017)

(3)

447 pemaparan biaya sediaan diatas senilai Rp.

200.000/periode, atau dalam 1 priode ada 6 hari, maka biaya kendaraan operasional selama 10 priode pelaksanaan Proyek dan 2 priode retensi (apabila dibutuhkan) senilai Rp. 200.000,- x 12 = Rp. 2.400.000,-.

2. Perhitungan Menggunakan Metode MRP

(Matetial Requirements Planning)

Berdasarkan pemaparan dan data yang terkumpul, maka dapat disusun penerapan MRP

(Material requirement Planning) pada PT Dhaha Jaya Persada:

a. Input MRP (Material requirement

Planning)

Ada 3 Input yang dibutuhkan dalam konsep MRP yaitu :

1. Jadwal Induk Produksi (MPS)

Merupakan suatu rencana produksi yang menggambarkan hubungan antara kuantitas setiap jenis produk akhir yang diinginkan dengan waktu penyediaannya. Berikut tabel jadwal Induk produksi proyek pembangunan perumahan Garden City:

Tabel 3

Jadwal Induk Produksi

Produk 1 2 3 4

Rumah Tipe 36 1 Rumah Tipe 45 1 Rumah Tipe 60 1 Rumah Tipe 65 1 Rumah Tipe 72 1

Sumber: Data primer perusahaan (2017)

Dalam MPS ini produk pesanan berupa 5 unit rumah yang pengerjaannya bersamaan dalam waktu pengerjaan yang sama pula. Sehingga dapat diperoleh MPS (Master Production Schedule)

seperti tabel diatas.

2. BOM (Bill Of Material)

Merupakan rangkaian struktur semua komponen yang digunakan untuk memproduksi barang jadi sesuai dengan MPS. Secara spesfifik struktur BOM tidak saja berisi komponen tetapi juga memuat langkah penyelesaian produk. Informasi yang dilengkapi untuk setiap komponen ini meliputi : Jenis komponen,

jumlah yang dibutuhkan, dan tingkat penyusunannya. Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disusun BOM pada perencanaan pengadaan material bahan bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada sebagai berikut:

Gambar 1

Bill Of Material (BOM)

Sumber: Data primer perusahaan (2017)

3. Status Persediaan

Menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau material yang ada dalam persediaan, yang berkaitan dengan: jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory), jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan datang (on order Inventory ), waktu ancang – ancang ( lead time ) dari setiap bahan. Karena dalam penelitian ini waktu ancang (lead time) ditiadakan (= 0), maka dapat diperoleh status persedian PT Dhaha Jaya Persada dalam perencanaan pengadaan material bahan bangunan menggunakan MRP sebagai berikut:

Tabel 4 Status Persediaan

Sumber: Data primer perusahaan (2017)

b. Proses Perhitungan MRP

1.

Netting

(Kebutuhan Bersih

)

(4)

448

Tabel 5

Kebutuhan Bersih Semen dan Plyass

Sumber: Pengolahan Data (2017)

2.

Lotting (Kuantitas Pesanan)

Lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap item secara individual didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan. Berdasar hasil kebutuhan bersih perencanaan pengadaan semen dan plyass maka dapat diperoleh hasil

Lotting dengan metode LFL (Lot for lot)

sebagai berikut:

Tabel 6

Kuantitas Pesanan Semen dan Plyass

Sumber: Pengolahan Data (2017)

3.

Offsetting (Rencana Pemesanan)

Tabel 7 Rencana Pemesanan

Sumber: Pengolahan Data (2017)

Bertujuan untuk menentukan kuantitas pesanan yang dihasilakan proses lotting.

Berdasarkan proses Lotting, maka dapat diperoleh olahan data Offsetting pada perencanaan persediaan Semen dan Plyass sebagai tabel diatas.

4.

Exploding

Setelah semua tahap Netting, lotting, offsetting selesai dapat dilakukan, berikut perhitungan komponen dalam perencanaan (exploding) pengadaan material bahan bangunan PT Dhaha Jaya Persada menggunakan metode MRP:

Tabel 8

Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan PT Dhaha Jaya Persada

Analisis dilakukan dalam rangka memberikan perbandingan antara kondisi sistem persediaan yang lama di dalam perusahaan dan kondisi sistem persediaan yang baru setelah diterapkannya metode MRP. Berikut perbandingan perusahaan menggunakan metode lama dengan menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP):

a. Total Biaya pada Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan PT Dhaha Jaya Persada

Priode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kebutuhan kotor 132 186 30 66 95 45 50 27 20 35

Jadwal Penerimaan - - -

-On Hand Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuhan Bersih 132 186 30 66 95 45 50 27 20 35

Priode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kebutuhan kotor 151 138 45 51 52 30 25 9 20 30

Jadwal Penerimaan - - -

-On Hand Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuhan Bersih 151 138 45 51 52 30 25 9 20 30

S

Kebutuhan Bersih 132 186 30 66 95 45 50 27 20 35

On Hand Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

132 186 30 66 95 45 50 27 20 35

Priode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kebutuhan Bersih 151 138 45 51 52 30 25 9 20 30

On Hand Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Persediaan di Tangan : 0

Leadtime : 0 Priode (Minggu)

(5)

449 b. Total Biaya Perencanaan Menggunakan

Metode MRP (Material Requrement Planning) pada PT Dhaha Jaya Persada

c. Metode yang Efisien dari Segi Biaya dalam Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada

Berdasarkan data perhitungan dalam proses perencanaan pengadaan material bahan bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada dan perhitungan dengan metode MRP (Material Requirements Planning)

dapat diperoleh total biaya Rp. 52.840.500,- pada perencanaan pengadaan material bahan bangunan menggunakan metode lama (metode yang dipakai pada PT Dhaha Jaya Persada), sedangkan pada hasil perhitungan menggunakan MRP (Material Requirements Planning) didapatkan total biaya Rp. 52.099.750,-. Selisih antara metode yang dipakai PT Dhaha Jaya Persada dengan perhitungan metode MRP

(Material Requirements Planning)

sebesar Rp. 740.750,- selisih tersebut diperoleh dari biaya penyimpanan bahan baku.

KESIMPULAN

Dari penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan antara lain:

1. PT Dhaha Jaya Persada belum menggunakan metode-metode khusus yang efisien dalam pengadaan bahan material bangunan yang dibutuhkan, karena dalam menentukan material yang dibutuhkan hanya berpedoman pada perencanaan yang telah disusun berdasarkan urutan kegiatan-kegiatan yang dibuat berdasarkan kebutuhan tidak dihitung dengan estimasi yang tepat. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses pengadaan material bahan bangunan masih belum efisien. Data perhitungan dalam proses perencanaan

pengadaan material bahan bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada dan perhitungan dengan metode MRP (Material Requirements Planning)

dapat diperoleh total biaya Rp. 52.840.500,-. 2. Sedangkan pada hasil perhitungan menggunakan

MRP (Material Requirements Planning) biaya variabel perusahaan mengalami penyusutan, didapatkan total biaya Rp. 52.099.750,-, selisih tersebut diperoleh dari biaya penyimpanan bahan baku.

3. Secara keseluruhan hasil perhitungan MRP memberikan hasil bahwa biaya persediaan yang meliputi biaya penyimpanan lebih fleksibel sebagai biaya variabel, besarnya biaya penyimpanan tergantung pada jumlah atau volume item yang disimpan perusahaan sehingga besarnya biaya persediaan jauh lebih kecil pada kondisi baru (dengan penerapan MRP). Selisih antara metode yang dipakai PT Dhaha Jaya Persada dengan perhitungan metode MRP

(Material Requirements Planning) sebesar Rp. 740.750,-

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penellitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 1 Biaya Pengadaan Semen
Gambar 1 Bill Of Material (BOM)
Tabel 6 Kuantitas Pesanan Semen dan

Referensi

Dokumen terkait

maskapai Garuda Indonesia bahwa para responden atau penumpang bisnis class dan pemegang kartu GFF platinum di Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta

berbagai studi telah dilakukan para ahli psikologi juga membuktikan bahwa individu yang cerdas akan memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding dengan yang

Dalam metode ultrasentrifugasi, proses pemisahan molekul-molekul protein berdasarkan berat dan densitas yang berbeda menggunakan insturmen yang bekerja

Sebagai salah satu sufi Nusantara yang berasal dari Madura, peran yang dimainkan Kiai Kholil dalam pengembangan tasawuf Nusantara bisa menjadi referensi bagi generasi

Pada Grafik 2, terlihat bahwa sel-sel hati yang mengalami degenerasi dan nekrosis pada kelompok perlakuan alkohol akut dan kronis lebih tinggi dari kontrol, dan secara

[r]

Dalam model Servqual, persepsi pelanggan terhadap layanan yang diterima (perceived service) merupakan hasil dari serangkaian keputusan dan aktivitas internal

Intensitas nyeri yang dirasakan paling banyak yaitu nyeri terasa sangat ringan yaitu 22 responden (31,0%), intepretasi Modified Oswetry Scoring NPB menunjukkan