• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian terdahulu - BAB II GINA TANIYA FARMASI'17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian terdahulu - BAB II GINA TANIYA FARMASI'17"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian terdahulu

1. Ni Putu Wiranti (2015)

Judul yang diteliti oleh Ni Putu Wiranti yaitu “Pengaruh peer

education terhadap perilaku merokok pada remaja di SMAN “X” Denpasar”. Tujuan penelitian ini untuk mencegah perilaku merokok pada

remaja, salah satunya dengan metode peer ducation. Metode penelitian ini

adalah pre-eksperimental dengan rancangan one group pre-post test

design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas 2

SMAN “X” Denpasar berjumlah 155 siswa. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik probability sampling yaitu systematic random

sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square.

Perbedaan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian quasi

experimental dengan rancangan non equivalent control group, populasi

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto berjumlah 950

mahasiswa. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling.

Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data, dan menggunakan metode peer education.

2. Eka Perwatiningsih (2015)

Judul yang diteliti oleh Eka Purwatiningsih yaitu “Hubugan antara

kelompok teman sebaya, iklan rokok dengan perilaku merokok pada

remaja (keas 10) di SMK YPT 1 Purbalingga”. Metode penelitian ini

adalah deskriptif korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa

kelas 1 SMK YPT 1 Purbalingga dengan jumlah 266 orang. Pengambilan

sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data

menggunakan kuesioner tertutup dengan menggunakan skala Gutman

yang sebelumnya kuesioner diuji vaiditas dan reabilitasnya dengan

(2)

Perbedaan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian quasi

experimental dengan rancangan non equivalent control group, populasi

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto berjumlah 950

mahasiswa. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling.

Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data, dan menggunakan metode peer education.

B. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012, hal. 138)

1. Tingkat pengetahuan

Tingkatan pengetahuan di dalam kognitif, mencangkup 6 tingkatan,

yaitu (Notoatmodjo, 2012, hal. 138-140):

a. Tahu, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

(3)

c. Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip.

d. Analisis, adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Ukuran

kemampuan seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan

dan mengelompokan.

e. Sintesis, yaitu kemampuan untuk meletakan atau menghubungan

bagian-bagian di dalam suatu bentu keseluruhan yang baru. Ukuran

kemampuan adalah ia dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkaskan dan menyesuaikan.

f. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada

atau diatur sendiri.

C. Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah

suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri (Notoatmodjo, 2012, hal. 131).

1. Bentuk perilaku

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2012, hal 132), dengan

memperhatikan bentuk respon terhadap stimulus, membedakan perilaku

manusia menjadi dua bentuk, yaitu:

a. Perilaku tertutup (covert behavior), hal ini ditunjukan dalam bentuk

perhatian, persepsi, pengetahuan/esadaran dan reaksi lainnya yang

tidak tampak.

b. Perilaku terbuka (vert behavior), merupakan respon seseorang

terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon

(4)

praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh

orang lain.

2. Proses adopsi perilaku

Proses adopsi perilaku menurut Notoatmodjo (2012, hal. 145) sebelum

seseorang mengadopsi perilaku, di dalam diri orang tersebut terjadi suatu

proses yang berurutan (akronim AIETA), yang artinya:

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

c. Evaluation (menimbang-imbang baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi

d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru

e. Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

D. Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga

120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang

berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu

ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut.

Asap rokok diperkirakan mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia, yang

secara farmakologis terbukti aktif beracun, dapat menyebabkan mutasi

(mutagenetic), dan kanker (carcinogenic). Tiga racun utama dalam rokok

yaitu nikotin, tar dan karbon monoksida (Wardani et al, 2015; Sugito, 2007).

1. Sebab musabab seseorang merokok

Dokter Daniel Horn, Direktur dari National Clearing House for

Smoking and Healt, mengatakan bahwa secara umum, seorang dewasa

mengisap rokok disebabkan salah satu factor berikut (Nainggolan, 2006,

hal. 17):

a. Untuk merangsang perasaan, terutama pagi hari

b. Karena sudah kecanduan

c. Untuk mengurangi perasaan-perasaan negative

(5)

e. Untuk kepuasan dimulut, dan

f. Untuk santai

Berbeda dengan kaum remaja. Menurut penyelidik Charls Gilbert

Wernn dan Shirley Schwarzrock, remaja-remaja itu mulai merokok karena:

a. Ikut-ikutan dengan teman

b. Untuk iseng

c. Agar lebih tenang apalagi waktu berpacaran

d. Berani ambil resiko

e. Karena bosan dan tidak ada yang sedang dilakukan, dan

f. Supaya kelihatan seperti orang dewasa

2. Perilaku merokok

Seperti yang diungkapkan oleh Leventhal & Clearly (dalam Rochayati,

2015) terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok

yaitu:

a. Tahap Preparatory, seseorang mendapatkan gambaran yang

menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat,

atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbukan minat untuk merokok.

b. Tahap Initiation, tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah

seseorang akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.

c. Tahap becoming a smoker, apabila seseorang telah mengkonsumsi

rokok sebanyak 4 batang per hari maka mempunyai kecenderungan

menjadi perokok.

d. Tahap maintenance of smoking, tahap ini merokok sudah menjadi salah

satu bagian dari cara pengaturan diri (selfregulating) Merokok

dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

3. Tipe-tipe perokok

Menurut Smet (1994, dalam Ikhsan) ada tiga tipe perokok yang dapat

diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dihisap. Tiga tipe perokok

tersebut adalah:

a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok sehari.

b. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari

(6)

4. Kandungan rokok

Menurut Terry dan Horn dalam Nainggolan (2006), di dalam sebatang

rokok yang diisap terdapatlah kurang lebih sebanyak tiga ribu macam

bahan kimia. Sampai saat ini belum diketahui dengan persis berapa banyak

diantaranya yang berbahaya terhadap kesehatan (Naiggolan, 2006, hal. 27).

a. Nikotin

Nikotin pertama kali diisolasi dari tanaman tembakau Nicotana

tabacum oleh Posselt dan Reiman pada tahun 1828. Kadar nikotin

dalam tembakau hanya berkisar 1-2%, memiliki sifat toksik dan sangat

menimbulkan ketergantungan psikis (Tanuwihardja dan Susanto, 2012).

b. Karbon Monoksida

Adalah sejenis gas yang tidak mempunyai bau. Unsur ini

dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang

atau karbon. Zat ini sangat beracun. (Nainggolan, 2006, hal. 28).

c. Nitrous oxide

Adalah sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila mana dihisap

dapat menyebaban hilangnya pertimbangan dan mengakibatkan rasa

sakit. Nitrous oxide ini adalah jenis zat yang pada mulanya dapat

digunakan sebagai anastesia (zat pembius) waktu diadakan operasi

(Nainggolan, 2006, hal. 29).

d. Acrolein

Merupakan zat cair yang tidak berwarna, seperti aldehyde. Zat ini

diperoleh dengan mengambil cairan dari gllyceril atau dengan

mengeringkannya. Zat ini sedikit banyaknya mengandung kadar

alcohol. Dengan kata lain, acrolein itu adalah alkohol yang cairannya

telah diambil. Cairan ini sangat menganggu kesehatan (Nainggolan,

2006, hal. 28).

e. Ammonia

Adalah gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan

hydrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang.

Ammonia ini sangat gampang memasuki sel-sel tubuh. Begitu kerasnya

(7)

sedikitpun kepada peredaran darah akan mengakibatkan seseorang

pingsan atau koma (Nainggolan, 2006, hal. 28).

f. Formic Acid

Adalah sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan

dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya.

Zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.

Bertambahnya jenis acid apapun di peredaran darah akan menambah

cepatnya pernafasan seseorang (Nainggolan, 2006, hal. 29).

g. Hydrogen Cyanide

Adalah jenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak

mempunyai rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan serta

gampang terbakar. Dapat membahayakan seperti yang terdapat di

dalam bom hydrogen. Zat ini sangat efisien untuk menghalangi

pernafasan. Cyanide adalah salah satu zat yang mengandung racun

yang sangat berbahaya. Sedikit saja cyanide dimasukkan langsung ke

dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian (Nainggolan, 2006, hal.

29).

h. Formaldehyde

Adalah sejenis gas yang tidak berwara dengan bau yang tajam. Gas

ini adalah tergolong pengawet dan pembasmi hama. Salah satu jenis

dari formaldehyde ini adalah formalin. Formaldehyde ini banyak

digunakan sebagai pengawet di laboraturium. Ini disebabkan

formaldehyde itu sangat beracun keras terhadap semua

organisme-organisme hidup (Nainggolan, 2006, hal. 29).

i. Phenol

Adalah campuran yang terdiri dari Kristal yang dihasilkan dari

distilasi beberapa zat organic seperti kayu dan arang, dan juga diperoleh

dari ter arang. Bahan ini adalah zat racun yang sangat membahayakan.

Phenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktifitas enzim

(8)

j. Acetol

Adalah dari hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat yang tidak

berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alcohol

(Nainggolan, 2006, hal. 30).

k. Hydrogen sulfide

Adalah sejenis gas beracun yang gampang terbakar dengan bau

yang keras. Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi yang berisi

pigmen) (Nainggolan, 2006, hal. 30).

l. Pyridine

Adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam.

Diperoleh dari penyulingan minyak tulang-tulang, ter arang, serta dari

pembusukan dari sejenis alcohol tertentu (sejenis alkalin dari

tumbuh-tumbuhan). Pyridine ini juga terdapat pada tembakau. Zat ini dapat

digunakan mengubah sifat alcohol sebagai pelarut, pembunuh hama

yang juga pernah dipakai sebagai obat untuk penyakit asma

(Nainggolan, 2006, hal. 30).

m. Methyl Chlorida

Adalah sesuatu campuran dari zat-zat bervalensa satu atas mana

hydrogen dan karbon merupakan unsurnya yang terutama. Gas

hydrogen gampang terbakar. Zat ini merupakan compound organis

yang sangat beracun. Upaya dapat berperan seperti anestesi

(Nainggolan, 2006, hal. 30).

n. Methanol

Adalah sejenis cairan ringan yang gampag menguap, dan mudah

terbakar. Cairan ini dapat diperoleh dengan penyulingan bahan kayu

atau dari sintesis karbon monoksida dan hydrogen. Meminum atau

mengiap menthanol dapat mengakibatkan kebutaan, bahkan kematian

(Nainggolan, 2006, hal. 30).

o. Tar

Bahasa Indonesianya disebut ter. Zat ini sejenis cairan kental

berwarna coklat tua atau hitam yang diperoleh dengan cara distilasi dari

(9)

5. Bahaya Rokok

Merokok sangat erat hubungannya dengan jenis-jenis penyakit tertentu

yang diderita seseorang. Jenis-jenis penyakit yang sering membawa maut

akibat merokok adalah sebagai berikut (Nainggolan, 2006, hal. 43):

a. Kanker Paru-paru

Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, dengan

timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan

bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.

Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan,

dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko

terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan

timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

(Hasan, 2014).

b. Kanker Mulut, Bibir, Kerongkongan dan Usus

Ada beberapa jenis kanker yang dapat diderita seseorang perokok.

Kanker mulut dan kanker bibir lebih banyak diderita perokok dibanding

dengan mereka yang tidak merokok. Ini adalah disebabkan panas dari

asap rokok itu terutama kalau perokok itu menggunakan pipa. Faktor

lain yang menyebabkan adanya kanker di bibir dan di mulut itu adalah

karena adanya ter pada asap rokok tersebut yang merupakan zat

penyebab kanker. Ter ini, kalau disapukan ke kulit tikus, lama kelamaan

akan menimbulkan kanker. Ini merupakan salah satu pertanda antara

hubungan merokok dengan kanker mulut dan bibir (Nainggolan, 2006,

hal. 45).

Perok juga dapat menderita penyakit kanker kerongkongan dan usus

sampai sepuluh kali lebih cenderung dari yang bukan perokok. Factor

utama penyebab hal ini adalah karena unsur kimia seperti carsinogen,

arsenic dan bengopyrene yang terdapat pada rokok tersebut, yang

merupakan zat-zat penyebab kanker, diisap dalam-dalam oleh perokok

(10)

c. Penyakit jantung

Rokok yang mengeluarkan nikotin dan karbon moniksida,

mengakibatkan endapan pada pembuluh-pembuluh darah. Karbon

monoksida di dalam darah mengubah dinding pembuluh-pembuluh

darah itu agar lebih gampang dimasuki kolesterol dan lemak. Maka

pembuluh- pembuluh darah itu menyempit dan tidak sanggup lagi

membekali otot- otot dengan oksigen. Sudah tentu penyebab utama

menyempit pembuluh- pembuluh darah itu adalah jenis makanan

berlemak, tetapi merook mempercepat proses penyempitan tersebut.

Bertambah banyak seseorang merokok, bertambah besarlah

kemungkinan mendapat serangan jantung (Nainggolan, 2006, hal. 50).

d. Asma

Asma merupakan penyakit saluran napas kronis yang dapat bersifat

ringan, akan tetapi dapat menetap serta mengganggu aktivitas

sehari-hari. Meskipun jarang menimbulkan kematian, penyakit ini sering

menimbulkan masalah dalam beraktifitas. Asma dapat menimbulkan

gangguan emosi seperti cemas dan depresi, menurunkan produktivitas

seseorang akibat tidak masuk kerja atau sekolah, serta dapat

menimbulkan kecacatan sehingga menurunkan kualitas hidup (Putra et

al, 2012).

e. ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran

pernapasan atas atau bawah, yang dapat menimbulkan berbagai

spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi

ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada

patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor penjamu. (Wardani

et al, 2015; WHO, 2007).

f. Stroke

Mungkin tidak terlalu banyak perokok yang mengetahui bahwa

rokok itu sangat membahayakan urat-urat nasi pada tubuh, lengan dan

kaki. Urat-urat nadi ini dipersempit oleh zat-zat kimia dari tembakau

(11)

urat-urat nadi ini menyempit maka perbekalan darah kepada lengan dan

kakipun dibatasi, yang mengakibatkan apabila berjalan maka akan terasa

sakit. Keadaan seperti ini disebut lumpuh sementara yang menghambat

si penderita berjalan jauh (Nainggolan, 2006, hal. 52).

g. Hipertensi

Rahajeng dan Tuminah (2009) menyatakan bahwa zat kimia

beracun, misalnya nikotin dan karbon monoksida yang dihisap akan

masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh

darah arteri dan mengakibatkan proses artereosklerosis dan tekanan

darah tinggi (Nurwidayanti, 2013).

E. Promosi Kesehatan

1. Konsep Promosi Kesehatan

Menurut World Healt Organization (WHO) promosi kesehatan

adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

memelihara dan meningkakan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai

derajat kesehatan yang sempura baik fisik, mental, dan social, maka

masyarakat harus dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya

(lingkungan fisik, social budaya, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2012,

hal.35).

2. Peran promosi kesehatan dalam perubahan perilaku

Hasil (ouput) yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan

kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang kondusif (Notoatmodjo, 2012, hal. 21).

a. Perubahan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan,

atau dari perilaku negative ke perilaku yang positif.

b. Pembinaan perilaku ditunjukan kepada perilaku masyarakat yang

sudah sehat agar tetap dipertahankan kesehatannya.

c. Pengembangan perilaku, perilaku sehat bagi anak sebaiknya dimulai

sedini mungkin, karena kebiasaan perawatan terhadap anak, termasuk

kesehatan yang diberikan oleh orang tua, akan langsung berpengaruh

(12)

F. Peer Education

1. Pengertian Peer Education

Secara umum peer education didefinisikan sebagai suatu

pendekatan dimana seseorang yang terlatih dan memiliki motivasi

melakukan kegiatan pendidikan informal dan terorganisir dengan rekan-

rekan mereka yang memiliki kesamaan dengan diri mereka (Qomariah,

2013; Youth Peer Education Network, 2005).

Peer adalah individu dalam kelompok sosial yang sama. Kelompok

dapat didasarkan pada karakteristik umum termasuk usia, jenis kelamin,

preferensi seksual, pekerjaan, sosial-ekonomi atau status kesehatan.

Pendidikan sebaya dapat dilakukan di berbagai tempat yang berbeda di

mana orang-orang muda nongkrong termasuk sekolah, universitas, klub,

tempat kerja, jalan-jalan (Bilgic, 2014).

2. Harapan Peer Educator

Peer educator diharapkan lebih bermanfaat karena alih

pengetahuan dilakukan antar kelompok sebaya yang mempunyai hubungan

lebih akrab, “Bahasa” yang digunakan sama, dapat dilakukan dimana saja,

kapan saja dengan penyampaian yang santai, sehingga sasaran lebih

nyaman berdiskusi tentang permasalahan yang dihadapi termasuk masalah

yang sensitive (Murti et al, 2006).

3. Kelebihan dan kekurangan peer education

Kelebihan metode ini diantaranya, memungkinkan partisipasi aktif

dari anak-anak dan remaja, dapat membahas masalah yang mereka tingkat

sendiri, pembelajaran lebih aktif, madiri, dapat disesuaikan untuk

memenuhi kebutuhan spesifik anak-anak dan remaja yang terpinggirkan,

dapat mempromosikan pesan yang mencerminkan realitas kehidupan

anak-anak dan remaja (UNICEF, Save the Children, 2004)

Kekurangan dari metode ini diantaranya, cenderung untuk fokus

pada peningkatan kesadaran bukannya membantu anak-anak dan remaja

untuk mengubah perilaku mereka, melibatkan banyak sumber daya

termasuk waktu, keterampilan dan uang yang dibutuhkan untuk mengelola

pendidik, sulit untuk memantau dalam hal menilai dampak pada sikap dan

(13)

G. Kerangka Konsep

H. Hipotesis

Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan perilaku mengurangi

konsumsi rokok pada mahasiswa setelah diberikan promosi kesehatan dengan

metode peer education.

Promosi kesehatan

Tingkat pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada

Terdapat jaringan air bersih primer dan sekunder yang dikelola oleh PDAM Kota Semarang pada sepanjang Jalan Raya Cangkiran – Gunungpati dan Jalan Raya Manyaran -

[r]

Setelah mengamati semua sampel, anda boleh mengulang sesering yang Anda perlukan.. Hirup aroma sampel secara berurutan dari kiri ke kanan

◦ proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut inference  engine.. ◦ Inference engine berisi

Di pulau Sumatera granitoid terdapat sebagai batholit, stock, dike dan beberapa ten-rpat tersingkap sebagai jendela (window) diantara formasi batuan tersier

Data keluaran sensor diolah dengan mengunakan mikrokontroler ATMega 8535 yang telah dimuat program dengan ketentuan perancangan, sehingga data yang diolah dan ditampilkan melalui

Pengaruh Perbandingan Tepung Biji Koro Pedang dengan Tepung Tempe Kacang Koro Pedang ( Canavalia ensiformis L.) Terhadap Karakteristik Flakes. Jurusan Teknologi