i
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BAYI DI DESA
KARANGMOJO KECAMATAN KARANGGAYAM KABUPATEN KEBUMEN
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan
Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan
Diajukan oleh:
Kholifah Riyatun NIM : A11300905
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
vi Program Studi S1 Keperawatan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Skripsi, Juni 2017
Kholifah Riyatun1, Nurlaila2, Ning Iswati3
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BAYI DI DESA
KARANGMOJO KECAMATAN KARANGGAYAM KABUPATEN KEBUMEN
Latar Belakang: Perkembangan motorik merupakan awal dari kecerdasan dan emosi sosial anak. Faktor lingkungan memegang peranan besar dalam mempengaruhi tumbuh kembang, salah satunya aspek gizi (makanan). Pada bayi, makanan terbaik adalah ASI eksklusif.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik pada bayi di Desa Karangmojo Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen.
Metode Penelitian: Metode penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 35 reponden menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk pemberian ASI eksklusif dan pengukuran perkembangan motorik menggunakan lembar Denver II. Analisa data menggunakan uji korelasi Chi Square.
Hasil Penelitian: Berdasarkan uji korelasi Chi Square menunjukkan hasil nilai significancy p = 0.000 yang berarti terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik pada bayi.
Kesimpulan: Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik pada bayi di Desa Karangmojo Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen.
Rekomendasi: Bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan melakukan stimulasi perkembangan.
Kata Kunci: ASI eksklusif, perkembangan motorik.
... 1
Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong 2
Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong 3
vii S1 NURSING PROGRAM
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG Minithesis, June 2017
Kholifah Riyatun1, Nurlaila2, Ning Iswati3
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING AND MOTOR DEVELOPMEN OF INFANTS IN KARANGMOJO,
KARANGGAYAM, KEBUMEN
Background: Motor development is the beginning of intelligence and social emotion of a child. Environmental factors play animportant role in influencing the growth. One of the factors is nutrition (food). The best food for infants is exclusive breastfeeding.
Objective: To find the correlation between exclusive breastfeeding and motor development of infants at Karangmojo, Karanggayam, Kebumen.
Method: The research method used is descriptive correlation with cross sectional approach. The number of the samples is 35 respondents using purposive sampling technique. Data collection was done by using questionnaires to measure exclusive breastfeeding. Meanwhile Denver II observation sheets were used to measure motor development. Data analysis was conducted by using Chi Square correlation test.
Result: Based on Chi Square correlation test, the significancy value is p = 0.000. It means there is a relationship between exclusive breastfeeding and motor development of infants.
Conclusion: There is a correlation between exclusive breastfeeding and motor development of infants at Karangmojo, Karanggayam, Kebumen.
Recommendation: Mothers are suggested to give exclusive breastfeed and to stimulate the development of their infants.
Keywords: Exclusive breastfeeding, motor development.
... 1
Student of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong 2
Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong 3
viii MOTTO
“Berharaplah kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan harapanmu sekalian”
(QS. Al-Mukmin: 60)
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah 94: 5)
“Sesungguhnya rahmat ALLAH amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik” (QS. Al-A’raf: 56)
“Siapapun yang datang kepada-Nya tidak mungkin pulang dalam keadaan
kecewa”
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alkhamdulillahi Rabbil ’alamiin,
Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih untuk segenap kasih sayang,
perhatian, doa dan dukungan dari orang-orang terdekat di hati. Dengan sepenuh
hati kupersembahkan skripsi ini untuk :
1. Kedua orangtuaku tersayang Bapak Sanuri dan Ibu Manis terimakasih atas
segala doa, kasih sayang, dukungan moril dan materiil yang senantiasa
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.
2. Untuk adikku tercinta mas Ahmad Shofii terimakasih untuk semangat dan
dukungannya.
3. Sahabatku tim ceria Fian Anggia Pratidina (Yu Mony), Hikmah Setia
Tresnawati (Kak Pesek), dan Intan Nurul Khasanah (Cantik) atas doa,
dukungan, persaudaraan dan kebersamaan baik susah maupun senang sejak
semester awal.
4. Sahabatku Nabilla Shinta Dewi (Si Nyuukk) atas persaudaraan, kebersamaan,
doa, dan dukungan.
5. Sahabatku Lia Kuatno, Hasti Sistriana (Mamih), Evi Hanita, Intan Mushlihah
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian dengan judul “Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Pada Bayi Di Desa Karangmojo Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen”.
Skripsi penelitian ini berisikan tentang latar belakang yang mendasari
peneliti melakukan penelitian tentang pemberian ASI eksklusif dengan
perkembangan motorik pada bayi. Selain itu juga dibahas tentang metode yang
digunakan peneliti dalam penelitian yang dilakukan. Materi-materi tentang ASI
eksklusif dan perkembangan motorik pada bayi juga dijelaskan dalam skripsi ini.
Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan, masukan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penelitian ini
dapat selesai dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orangtua Bapak Sanuri dan Ibu Manis serta adik Ahmad Shofii yang
telah memberikan dukungan baik materiil, moril maupun spiritual.
2. Hj. Herniyatun, M.Kep, Sp.Mat selaku Ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong.
3. Isma Yuniar, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong.
4. Nurlaila, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Pembimbing 1 dan Ning Iswati, S.Kep,
Ns, M.Kep selaku Pembimbing 2.
5. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong, yang telah memberikan
banyak pengetahuan kepada penulis.
6. Rekan seperjuangan dan sebimbingan yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini.
7. Teman-teman S1 Keperawatan angkatan 2013 STIKES Muhammadiyah
xi
8. Responden yang telah berkenan berpartisipasi dalam penelitian.
9. Pihak–pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, segala saran dan masukkan sangat diharapkan untuk perbaikan
skripsi penelitian ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan dibidang
kesehatan pada khususnya. Aamiin.
Gombong, Juni 2017
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERNYATAAN ...ii
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...iii
HALAMAN PERSETUJUAN...iv A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Penelitian ...5
E. Keaslian Penelitian ...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ...8
1. ASI Eksklusif ...8
2. Pertumbuhan dan Perkembangan ...13
3. Perkembangan Motorik ...26
B. Kerangka Teori...33
C. Kerangka Konsep ...34
xiii BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian...36
B. Populasi dan Sampel ...36
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...37
D. Variabel Penelitian ...37
E. Definisi Operasional...38
F. Teknik Pengumpulan Data ...39
G. Teknik Analisa Data ...40
H. Instrumen Penelitian...42
I. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...42
J. Etika Penelitian ...45
BAB VI PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...47
B. Pembahasan ...52
C. Keterbatasan Penelitian ...58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...59
B. Saran ...59
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 33
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Milestone Perkembangan Motorik Kasar dan Red Flag ... 28
Tabel 2.2 Milestone Perkembangan Motorik Halus dan Red Flag ... 30
Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 38
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 47
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pemberian ASI ... 48
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Perkembangan Motorik Halus ... 48
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Perkembangan Motorik Kasar ... 49
Tabel 4.6 Uji Normalitas Pemberian ASI Eksklusif, Perkembangan Motorik Halus, dan Perkembangan Motorik Kasar...49
Tabel 4.7 Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Halus Bayi ...50
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kuesioner
Lampiran 2 Lembar Observasi DDST/ Denver II
Lampiran 3 Panduan Observasi DDST/ Denver II
Lampiran 4 Lembar permohonan menjadi responden
Lampiran 5 Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 6 Pengolahan penelitian
Lampiran 7 Surat-surat penelitian
Lampiran 8 Jadwal penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode penting dalam tumbuh kembang anak yaitu pada masa balita.
Masa balita adalah masa perkembangan kemampuan bahasa, kesadaran
sosial, kreativitas, emosional dan intelegensi secara cepat dan merupakan
pondasi bagi perkembangan selanjutnya (Abiba,et al, 2012).
Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat
pada usia 0-5 tahun. Masa ini biasa disebut dengan fase “Golden Age”.
Golden Age merupakan masa yang sangat penting untuk mengoptimalkan
tumbuh kembang anak dengan cermat sehingga apabila terjadi kelainan dapat
terdeteksi lebih dini. Penanganan kelainan yang tepat juga dapat
meminimalkan kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga
kelainan yang bersifat permanen dapat dicegah (Nur, 2009).
Menurut UNICEF tahun 2011 didapatkan data tingginya angka
kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak usia balita
khususnya gangguan perkembangan motorik didapatkan sebesar 27,5% atau 3
juta anak mengalami gangguan. Data nasional menurut Kementrian
Kesehatan Indonesia tahun 2010, terhitung sebesar 11,5% anak balita di
Indonesia mengalami kelainan pertumbuhan dan perkembangan (Kemenkes,
2010).
Salah satu aspek penting dalam perkembangan adalah perkembangan
motorik. Perkembangan motorik merupakan awal dari kecerdasan dan emosi
sosial pada anak (Laksana, 2011). Perkembangan motorik adalah
perkembangan kontrol gerak badan melalui aktivitas saraf pusat, saraf tepi
dan otot. Kontrol pergerakan tersebut muncul dari perkembangan
refleks-refleks yang dimulai sejak anak lahir. Anak menjadi tidak berdaya jika
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan bio-fisiko-psikososial. Faktor lingkungan memegang peranan
yang besar dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak karena bayi akan
lahir hidup dengan kualitas yang prima jika didukung oleh lingkungan yang
kondusif. Sebaliknya jika lingkungan tidak menguntungkan maka bayi akan
lahir dengan menyandang berbagai masalah. Faktor lingkungan yang
berperan dalam tumbuh kembang anak diantaranya dari faktor biologis
meliputi ras, jenis kelamin, umur, perawatan kesehatan, kerentanan terhadap
penyakit, kondisi kesehatan kronis, fungsi metabolisme, hormon, dan gizi
(Soetjiningsih & Ranuh, 2013).
Makanan memegang peran penting dalam tumbuh kembang anak,
dimana kebutuhan anak berbeda dengan kebutuhan orang dewasa. Selain
untuk aktivitas sehari-hari makanan juga penting untuk tumbuh kembang
anak (Soetjiningsih & Ranuh, 2013).
Pada bayi, makanan terbaik adalah ASI eksklusif karena hampir
semua zat yang dibutuhkan oleh bayi terkandung didalamnya. ASI
mengandung antibodi yang tidak terdapat dalam susu sapi sehingga menjadi
pilihan terbaik bagi bayi (Yuliarti, 2010).
Menurut WHO (World Health Organization), ASI eksklusif
merupakan pemberian ASI saja tanpa diberikan cairan lain baik susu formula,
air putih, air jeruk, maupun makanan tambahan lain sampai usia bayi 6 bulan.
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan pemberian air susu ibu (ASI) tanpa
makanan dan minuman tambahan pada bayi berusia 0-6 bulan dan air putih
tidak diberikan dalam tahap pemberian ASI eksklusif (Depkes RI, 2004).
Sebelum menginjak usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum berfungsi
dengan sempurna, sehingga bayi belum mampu mencerna makanan selain
ASI (Marimbi, 2010). Penegasan terkait pemberian ASI eksklusif diatur
dalam PP Nomor 33 tahun 2012 Pasal 6 yang berbunyi “Setiap ibu yang
melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang
Prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih terbilang
rendah, sementara target Indonesia untuk pemberian ASI eksklusif sebesar
80 % berdasarkan target Surat Kemenkes 450/Menkes/SK/IV/2004.
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015, cakupan
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan secara nasional sebesar 55,7%.
Sedangkan menurut provinsi, cakupan ASI eksklusif pada bayi umur 0-6
bulan di Jawa Tengah sebesar 56,1 %.
ASI memiliki banyak manfaat, beberapa diantaranya yaitu
meningkatkan daya tahan tubuh bayi, meningkatkan daya penglihatan dan
kepadaian bicara, meningkatkan kecerdasan, dan mengurangi resiko terkena
penyakit (kencing manis, kanker pada anak, dan kemungkinan menderita
penyakit jantung). Selain itu, ASI eksklusif membuat bayi berkembang
dengan baik pada enam bulan pertama hingga usia lebih dari enam bulan
(Haryono dan Setianingsih, 2014). Pemberian ASI secara Eksklusif
mempengaruhi perkembangan karena kandungan dalam ASI sangat baik
untuk perkembangan (Hadi, 2015).
Penelitian oleh Husniati (2007), faktor-faktor yang berhubungan
dengan perkembangan motorik anak yaitu lama pemberian ASI, status gizi
anak, dan pendapatan perkapita keluarga diperoleh hasil bahwa lama
pemberian ASI mempengaruhi perkembangan anak. Sehingga hal ini juga
membuktikan bahwa ASI eksklusif dapat mempengaruhi perkembangan anak.
Berdasarkan hasil penelitian oleh Ali, et al (2014), anak-anak yang
mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan atau lebih memiliki skor ASQ
(Ages and Stages Questionnaire) lebih tinggi dengan perolehan nilai p
(0,004) pada sektor motorik kasar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak
mendapatkan ASI eksklusif dengan nilai p (0,091), sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemberian ASI eksklusif berperan penting dalam tumbuh
kembang anak, khususnya pada sektor motorik kasar.Menurut Nahari (2015),
15 anak yang diberi ASI eksklusif 93,8% lebih banyak memiliki
perkembangan motorik halus yang sesuai daripada yang tidak diberi ASI
dilakukan oleh Febriana (2015) menyatakan bahwa dari 5 bayi tidak ASI
eksklusif terdapat perkembangan bayi suspect sebanyak 2 bayi (6,7%),
sedangkan dari 25 bayi ASI eksklusif tidak terdapat perkembangan bayi
suspect(0%).
Berdasarkan data awal yang diperoleh dari bidan Desa Karangmojo
terdapat bayi usia 6 bulan-18 bulan sebanyak 35 bayi. Pada bayi tersebut
hanya dilakukan pemeriksaan pertumbuhan saja, tetapi pemeriksaan
perkembangan motorik tidak dilaksanakan. Jadi belum ada angka pasti
mengenai perkembangan motorik di posyandu Desa Karangmojo Kecamatan
Karanggayam Kabupaten Kebumen. Berdasarkan wawancara dan observasi
dengan 3 ibu dari bayi usia 10, 12, dan 15 bulan didapatkan data bahwa bayi
usia 10 bulan non ASI eksklusif tidak dapat bangkit untuk berdiri sehingga
interpretasi penilaian individual yang didapat adalah delayed(keterlambatan)
karena anak gagal melakukan tes pada item yang terletak lengkap disebelah
kiri garis umur yangmana 90% anak mampu melakukan dengan baik, dan
bayi usia 12 bulan ASI eksklusif sudah mampu menaruh kubus ke cangkir
sehingga intrepretasi penilaian individual yang didapat adalah normal karena
anak lulus tes pada itemdimana garis umur terletak diantara persentil 25 dan
75, serta bayi usia 15 bulan non ASI eksklusif belum mampu berjalan dan
membungkuk untuk berdiri sehingga intrepretasi penilaian individual yang
didapat adalah delayed (keterlambatan) karena anak gagal melakukan tes
pada item yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur yangmana 90%
anak mampu melakukan dengan baik (Soetjiningsih & Ranuh, 2013).
Pemeriksaan perkembangan motorik diatas dilakukan dengan menggunakan
lembar DDST/Denver II di rumah masing-masing bayi.
Berdasarkan data diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan
perkembangan motorik pada bayi di Desa Karangmojo Kecamatan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah adakah hubungan antara pemberian ASI eksklusif
dengan perkembangan motorik pada bayi di Desa Karangmojo Kecamatan
Karanggayam Kabupaten Kebumen ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan
perkembangan motorik pada bayi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pemberian ASI eksklusif pada bayi
b. Mengetahui perkembangan motorik halus bayi usia 6-18 bulan.
c. Mengetahui perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan.
d. Mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap
perkembangan motorik halus bayi usia 6-18 bulan.
e. Mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap
perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan.
D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan memberi masukan
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
bidang keperawatan bagi akademik maupun posyandu.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Orang Tua
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait
b. Bagi Keperawatan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bacaan dan tambahan
pengembangan ilmu mengenai pemberian ASI eksklusif dan
perkembangan bayi.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan penulisan
skripsi ini.
E. Keaslian Penelitian
1. Maulina Sulpi (2013) dengan judul penelitian “Hubungan ASI eksklusif
terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 0-12 bulan di Rumah
Sakit Syarif Hidayatullah tahun 2013”. Desain penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Penelitian ini bersifat analitik deskriptif dengan
rancangancross-sectionalyang dilakukan terhadap sampel 125 responden
yaitu bayi usia 0-12 bulan yang berobat atau berkunjung ke RS Syarif
Hidayatullah pada tahun 2013. Hasil UjiChi Squaredengan nilai p>0,005
menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara responden yang diberi
ASI eksklusif dan ASI non eksklusif dengan perkembangan motorik
kasarnya. Saran dalam penelitian ini ialah perlunya pengembangan terkait
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi yang diberi ASI eksklusif.
Persamaan dengan penelitian ini sama-sama meneliti tentang pemberian
ASI eksklusif dan perkembangan motorik bayi. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah tempat, waktu, variabel independen, reponden.
2. Febriana (2015) dengan judul penelitian “Hubungan pemberian ASI
eksklusif dengan perkembangan bayi usia 9-12 bulan di Puskesmas
Gamping I Sleman”. Penelitian ini menggunnakan studi korelasi dengan
pendekatan cross-sectional yang dilakukan terhadap 25 responden ASI
eksklusif dan 5 responden tidak ASI eksklusif serta menggunakan teknik
accidental sampling. Hasil Uji Chi Square dengan nilaip sebesar 0,001
pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi usia 9-12 bulan
dapat diterima. Hasil penelitian menyebutkan bahwa sebanyak 61,9%
anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki perkembangan
yang tidak sesuai dengan umurnya. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu
ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi
usia 9-12 bulan. Saran dari penelitian ini agar lebih meningkatkan peran
aktif dalam masyarakat untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan
meningkatkan pemantauan terhadap perkembangan bayi. Persamaan
dengan penelitian ini sama-sama meneliti tentang pemberian ASI.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu tempat, waktu, variabel independen,
responden.
3. Ajeng Fauzia Wulidan Nahari(2015) dengan judul penelitian “Hubungan
antara status pemberian ASI eksklusif dengan status gizi dan
perkembangan motorik pada bayi usia 7-12 bulan di Desa Tohudan
Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar”. Penelitian ini
merupakan penelitian obsevasional dengan pendekatan cross sectional
dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 40 responden. Hasil penelitian
status pemberian ASI menunjukkan 60% penelitian memiliki status
pemberian ASI tidak eksklusif, sedangkan perkembangan motorik halus
bayi pada penelitian ini menunjukkan sesuai sebesar status gizi bayi
menunjukkan 95% berstatus gizi baik dan untuk perkembangan motorik
halus pada bayi menunjukkan sesuai 45% dengan nilai p value< 0,05
yaitu 0,000 dan motorik kasar pada bayi menunjukkan sesuai sebesar
62,5% dengan nilai p value< 0,05 yaitu 0,004. Saran dari penelitian ini
adalah perlu diadakannya penyuluhan berulang tentang pemberian ASI
eksklusif supaya status gizi dan perkembangan motorik bayi lebih baik.
Persamaan dengan penelitian ini sama-sama meneliti tentang pemberian
ASI dan perkembangan motorik. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu
on The Nutritional Status of Upper Primary School Children in Tamale
Metropolis. Pakistan Journal of Nutrition, 11 (7), 591-609.
Alexander, G and Wilcox, T. Sex Defferences in Early Infancy. Child
Development Prespectives.Volume 6 Number 4.
Ali, Syed Sadat, et al. (2014). “The Impact of Nutrition on Child Development at
3 Years in a Rural Community of India”.
Al Ummah, B. (2009). Metodologi Penelitian Kesehatan. Kebumen: STIKES
Muhammadiyah Gombong.
Anwar, H. M. (2009). Peranan Gizi dan Pola Asuh Dalam Meningkatkan
Kualitas Tumbuh Kembang Anak.
http://bocareyou.blogspot.co.id/2009/05/peranan-gizi-dan-pola-asuh-dalam.html. Diakses 2 Mei 2017.
Arikunto, Suharsimi. (2007).Proses Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.
Badriul, dkk. (2008).Bedah ASI.Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Dewi, Vivian. (2011). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Febriana. (2015). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan
Bayi Usia 9-12 Bulan di Puskesmas Gamping I Sleman. Skripsi. STIKES
‘Aisyiyah Yogyakarta.
Haryono, Rudi dan Sulis Setianingsih. (2014).Manfaat ASI Eksklusif Untuk Buah
Hati Anda.Yogyakarta: Gosyen Publising.
Hidayat, A. Azizi Alimul. (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Bidang
Pendidikan Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. Azizi Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu. Diakses
22 Oktober 2016.
Judarwanto, Widodo. (2006).Penghambat ASI Eksklusif.Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang: Standar Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak.
Laksana. (2011).Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap,
dan Keterampilan Ibu Dalam Pemantauan Balita di Kelurahan Sukaramai
Banda Aceh.Jakarta: FKM UI 2009.
Marimbi, Hanum. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar
Pada Balita.Yogyakarta: Nuha Medika.
McIntyre M and Edwards C. (2009). The Early Development of Gender
Defferences.Annual Review of Anthropology 38, pp. 83-97.
Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.
Nurdiah, Muhamada A, Halida. (2014). Pengembangan Kecerdasan Gerak Tubuh
Usia 5-6 Tahun di TK Primada Untan Pontianak. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Volume 3 Nomer 5.
Nurheti, Yuliarti. (2010). Keajaiban ASI-Makanan Terbaik untuk Kesehatan,
Kecerdasan, dan Kelincahan Si Kecil.Yogyakarta: CV Andi.
Nur Chamidah, Atien dr. (2009). Pentingnya Stimulasi Dini Bagi Tumbuh
Kembang Otak Anak.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/atien-nur-chamidah-dr/pentingnya-stimulasi-dini-bagi-tumbuh-kembang-otak anak.pdf.
Diakses 1 Oktober 2016.
Papilla, Diane E, et al. (2010). Human Development (Psikologi Perkembangan).
Untuk Bidan.Jakarta: EGC.
Riwidikdo, Handoko. (2007). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Press.
Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Santrock, John W. (2011).Perkembangan Anak Edisi 7 Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
Soetjiningsih, Ranuh. (2013).Tumbuh Kembang Anak.Jakarta: EGC.
Sulpi, Maulina. (2013). Hubungan ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan
Motorik Kasar Bayi Usia 0-12 Bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah.
Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah.
Suryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Press.
Utami, Riadini Wahyu. (2015). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Motorik Kasar Bayi Usia 6-24 Bulan Di Klinik Baby Smile Kabupaten
Karanganyar.Tesis.Universitas Sebelas Maret.
Yusuf, Syamsu. (2014). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT
KECAMATAN KARANGGAYAM KABUPATEN KEBUMEN
A. Identitas Responden
1. Nama bayi :
2. Jenis kelamin :
3. Usia :
4. Nama ayah :
5. Nama ibu :
6. Pekerjaan ayah :
7. Pekerjaan ibu :
8. Usia ibu :
9. Alamat :
10.No telp ibu :
B. Pemberian ASI
1. Pada saat bayi ibu berusia 0-6 bulan, apakah ibu pernah memberikan
makanan tambahan lain seperti susu formula, pisang, biskuit, nasi tim,
bubur nasi kepada bayi?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah ibu menyusui bayi hingga usia 6 bulan?
a. Ya
ini bukan untuk mengetahui IQ.
3. Buat komunikasi yang baik dengan responden.
4. Memulai rangkaian penelitian perkembangan motorik menggunakan lembar
observasi DDST/ Denver II.
a. Menghitung usia bayi dengan cara tanggal periksa dikurangi tanggal lahir
Contoh : Tahun Bulan Hari
Bila anak lahir prematur, koreksi faktor prematuritas. Untuk anak
yang lahir lebih dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan dan
berumur kurang dari 2 tahun, maka harus dilakukan koreksi.
1 tahun: 12 bulan, 1 bulan: 30 hari, 1 minggu: 7 hari.
b. Tarik garis horisontal pada lembar DDST/ Denver II sesuai usia bayi saat
ini.
c. Lakukan tes perkembangan motorik halus dan motorik kasar pada item
ditembus garis umur.
2) Bila anak tidak mampu untuk melakukan ujicoba pada langkah a),
maka lakukan ujicoba tambahan ke sebelah kiri garis umur pada
sektor yang sama sampai anak dapat “lulus” 3 tugas perkembangan.
3) Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkembangan pada
langkah a), lakukan tugas perkembangan tambahan ke sebelah kanan
garis umur pada sektor yang sama sampai anak “gagal” pada 3 tugas
perkembangan.
d. Berikan penilaian individual disebelah kanan kotak item:
a) Penilaian lebih/ advance
Bila seorang anak “lulus” (pass) pada item tugas perkembangan yang terletak dikanan garis umur, dinyatakan perkembanagn
anak “lebih”, karena kebanyakan anak sebayanya belum
perkembangan anak dinyatakan normal.
Garis umur
Atau bila anak “lulus”, “gagal” atau “menolak” tes pada item dimana garis umur terletak diantara persentil 25 dan 75.
Perkembangan anak pada tes tersebut dinyatakan normal. P
c) Penilaian caution/ peringatan
Bila seorang anak “gagal” atau “menolak” tes pada item dimana garis umur terletak pada atau antara persentil 75 dan
90, maka skornya adalah Caution (tulis C sebelah kanan kotan
segi panjang).
Garis umur
d) Penilaian delayed/ keterlambatan
Bila seorang anak “gagal” atau “menolak” melakukan tes pada
item yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur, karena
anak “gagal” atau “menolak” tes dimana 90% anak-anak sudah dapat melakukannya.
Keterlambatan ditandai dengan memberi warna pada bagian
akhir kotak segi panjang.
Garis umur R
F R
R R
a) Terdapat 2 atau lebih keterlambatan (F).
b) Sampaikan keterlambatan anak pada ibu/ pengasuh.
c) Berikan pengetahuan mengenai cara stimulasi perkembangan
motorik kepada ibu/ pengasuh.
d) Anjurkan ibu melakukan pemeriksaan ulang 1-2 minggu
setelah tes dilakukan kepada dokter spesialis anak.
2) Suspek
Hasil tes diinterpretasikan sebagai abnormal jika:
a) Bila didapatkan 2 atau lebih “caution” (C) dan atau 1 atau lebih keterlambatan (F).
b) Sampaikan item perkembangan yang menunjukkan peringatan/
caution kepada ibu/ pengasuh.
c) Berikan pengetahuan mengenai stimulasi perkembangan
motorik kepada ibu/ pengasuh.
3) Normal
Bila tidak ada keterlambatan (F) atau paling banyak terdapat 1 “caution” (C).
f. Apabila dalam proses penelitian anak tiba-tiba menolak dilakukan
pemeriksaan karena menangis, rewel, dan lain-lain maka penelitian
dilanjutkan pada lain waktu saat bayi dalam keadaan tenang.
g. Selama tes perkembangan berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada
perilaku yang khas, bandingkan dengan anak lainnya. Bila ada perilaku
yang khas tanyakan kepada orang tua/ pengasuh, apakah perilaku tersebut
merupakan perilaku sehari-hari yang dimiliki anak tersebut. Cantumkan
hasil tes perilaku pada tabel yang ada pada lembar DDST/ Denver II.
h. Beri pujian kepada ibu/ pengasuh atas kesediaannya untuk mengijinkan
dilakukan tes perkembangan pada anaknya.
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth:
Ibu Calon Responden
Di Tempat
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Dengan Hormat
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong
Nama : Kholifah Riyatun
NIM : A11300905
Akan mengadakan penelitian tentang “HUBUNGAN ANTARA
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK
PADA BAYI DI DESA KARANGMOJO KECAMATAN KARANGGAYAM
KABUPATEN KEBUMEN”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat buruk
bagi Ibu/Bayi sebagai responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan
akan dijaga dan hanya digunakan untuk penelitian. Apabila Ibu menyetujui maka
dengan ini saya mohon kesediaan responden untuk menandatangani lembaran
persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan dalam
lembaran kuesioner.
Atas bantuan dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.
Karangmojo, 2017
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini orang tua/ wali:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Hubungan dengan anak :
Alamat :
Saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden dalam
penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong, tentang “HUBUNGAN ANTARA
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK
PADA BAYI DI DESA KARANGMOJO KECAMATAN KARANGGAYAM
KABUPATEN KEBUMEN”.
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap
saya, sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya dan data
mengenai saya dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.
Semua berkas yang mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan untuk
keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan lagi akan
dimusnahkan. Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa
ada paksaan pihak manapun.
Karangmojo, 2017
Responden
/ORDER=ANALYSIS.
pemberian ASI Eksklusif
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ASI Eksklusif 20 57.1 57.1 57.1
Non ASI
Eksklusif
15 42.9 42.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
motorik halus
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Suspek 12 34.3 34.3 34.3
Normal 23 65.7 65.7 100.0
Valid Abnormal 2 5.7 5.7 5.7
Suspek 9 25.7 25.7 31.4
Normal 24 68.6 68.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
CROSSTABS /TABLES=ASI BY Halus /FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND
CELL.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pemberian ASI
Eksklusif * motorik
halus
pemberian ASI
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,14.
Value Lower Upper
For cohort motorik
halus = Normal
5.000 1.817 13.757
N of Valid Cases 35
CROSSTABS /TABLES=ASI BY Kasar /FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND
CELL.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pemberian ASI
Eksklusif * motorik
kasar
pemberian ASI
pemberian ASI
Eksklusif (ASI
Eksklusif / Non ASI
Eksklusif)
a. Risk Estimate statistics cannot
be computed. They are only
computed for a 2*2 table without
O „16 „16 „17 „17 „17 „17 „17 „17 „17 t
„17
t
„17
1 Studi
pendahuluan
2 Penyusunan
proposal
3 Sidang proposal
& revisi
4 Pengumpulan
data
5 Penyusunan
laporan hasil
6 Sidang hasil
penelitian &
revisi