BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Diskripsi Teori 1. Aktivitas Belajar
a. Pengertian Aktivitas Belajar
- Menurut W.J.S Poewardarminto (mengutip internet), aktivitas
adalah kegiatan atau kesibukan.
- Menurut S. Nasution (mengutip internet), aktivitas adalah
keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-duanya harus dihubungkan.
- Menurut H. Carl Witherington (mengutip internet) dalam bukunya
Drs. Mahfud Shalahudin yang berjudul “Pengantar Psikologi Pendidikan” belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian,
yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan belajar siswa yang menimbulkan perubahan-perubahan dalam tingkah
laku atau kecakapan.
b. Hakikat aktivitas dalam belajar siswa yang dituntut dalam proses
pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi. Aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya
keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti, sering
bertanya kepada guru atau siswa lain, atau mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.
c. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
Aktifitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses
belajar mengajar. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
mengerjakan tugas, dapat menjawab pertanyaan guru, dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawan terhadap tugas yang diberikan.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai
oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar yang diartikan sebagai kemampuan
menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan. Lebih lanjut Nurkancana dan Sumartana (1992) mengatakan, prestasi belajar bisa
disebut juga kecakapan aktual (actual ability) yang diperoleh seseorang setelah belajar, suatu kecakapan potensial (potensial ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki oleh individu untuk mencapai prestasi.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain : 1. Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar, seperti faktor psikologis. Misal :
a. Minat Belajar Siswa :
Dilihat dari keaktifan dan partisipasi siswa dalam KBM
di dalam kelas maka dapat diketahui seberapa besar minat belajar siswa.
b. Kesadaran tentang kehadiran siswa.
Siswa yang rajin masuk kelas akan dengan mudah mengikuti perkembangan kegiatan belajarnya, tetapi bagi
siswa yang malas masuk sekolah masing-masing mengalami kesulitan dalam mengikuti perkembangan belajarnya.
c. Kondisi Kesehatan Siswa
2. Faktor Eksternal
Faktor ini berkaitan dengan faktor dari luar siswa, adapun
faktor yang mempengaruhi adalah, mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep, keterampilan serta pembentukan sikap. Faktor
ini berasal dari luar diri siswa, misalnya : a. Ruang Belajar
Ruang belajar yang tertata dan terkondisi baik dan nyaman
akan membantu siswa dalam mendapatkan kemudahan memahami pembelajaran.
b. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah yang nyaman, aman juga dapat mempengaruhi kenyamanan kegiatan belajar siswa yang
berimbas juga pada prestasi belajar. c. Kompetensi Guru
Kompetensi guru yang merupakan faktor eksternal yang juga punya andil dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penciptaan kondisi KBM yang baik.
3. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi belajar mengajar adalah suatu cara mengajar dimana siswa didalam kelas
Untuk mencapai hasil maksimal, ada lima unsur yang harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif yaitu :
1. Saling ketergantungan positif 2. Tanggung jawab perseorangan 3. Tatap muka
4. Komunikasi antar anggota
5. Evaluasi proses kelompok
Penggunaan modal pembelajaran kooperatif untuk mengajar mempunyai tujuan agar siswa mampu bekerjasama dengan
teman lain dalam mencapai tujuan bersama. Keuntungan pembelajaran kooperatif adalah :
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
membahas suatu masalah.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif
mengadakan penelitian suatu masalah. c. Mengembangkan bakat kepemimpinan
d. Memungkinkan guru untuk memperhatikan sebagai individu siswa
sesuai kebutuhan belajar. e. Siswa lebih aktif
f. Mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar siswa. Kelemahannya :
b. Strategi ini menurut tempat duduk dan gaya mengajar yang
berbeda.
c. Keberhasilan strategi ini bergantung pada kemampuan siswa
memimpin kelompok atau bekerja sendiri. Lie A ( 2008 : 29 ) b. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aroson et, al sebagai metode kooperatif, teknik ini dapat digunakan dalam
pengajaran membaca, menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang
pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi
belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 - 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung
dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang
lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian “siswa saling
tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan" (Lie A. 2008 :
31 ).
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain
tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok Induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan
A. Pembelajaran Mata Pelajaran PKn a. Pengertian Mata Pelajaran PKn.
Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistim Pendidikan Nasional, mata pelajaran pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan dalam kurikulum 2004 disebut sebagai mata pelajaran Kewarganegaraan (Citizenship). Mata pelajaran
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultur, bahasa,
usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
b. Fungsi Mata Pelajaran PKn
Fungsi mata pelajaran PKn adalah sebagai wahana untuk
membentuk warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter, yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat
Pancasila dan UUD 1945 (Balitbang, 2002 : 7). c. Tujuan Mata Pelajaran PKn
Tujuan mata pelajaran PKn adalah untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan berikut :
Berpikir kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab serta bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam persatuan atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
d. Pokok Bahan Materi
Pemerintah Kabupaten
Kabupaten merupakan gabungan dari beberapa kecamatan.
Kabupaten disebut juga Daerah Tingkat II.
Lembaga-lembaga daerah kabupaten/kota adalah sebagai berikut.
a. Bupati atau Wali kota
b. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat II.
c. Perangkat Daerah
Perangkat Daerah kabupaten/kota terdiri atas sekretaris daerah
(sekda), asisten daerah, kepala bagian, dan kepala subbagian.
Bupati/wali kota dalam membina wilayah dibantu oleh Muspida
c. Kepala Kejaksaan Negeri
d. Kepala Pengadilan Negeri.
Lembaga-lembaga atau instansi-instansi yang membantu tugas
bupati/wali kota antara lain :
a. Dinas-dinas Daerah, seperti kesehatan, pekerjaan umum, pendidikan, dan lain-lain.
b. Lembaga teknis daerah, seperti Badan Kepegawaian Daerah,
Badan Pengawas Daerah, Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil, dan lain-lain.
c. Kecamatan d. Desa/kelurahan.
B. Hasil Penilaian yang Relevan
Berdasarkan penelitian ditemukan hasil yang relevan bahwa pembelajaran
PKn pada materi Pemerintah Kabupaten melalui metode kooperatif tipe
jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. a. Penelitian Tindakan kelas
Materi Pemerintah Kabupaten
b. Dilaksanakan oleh guru kelas berkolaborasi dengan teman sejawat. c. Dilaksanakan bulan Nopember minggu 1 dan 2.
d. Tempat di SDN Karanggondang Kec. Karanganyar Kabupaten
C. Kerangka Berfikir
Untuk mendapat hasil memuaskan, guru dituntut menyajikan materi
dan mengelola siswa dalam KBM senantiasa menyenangkan dan tidak membosankan dengan model pembelajaran yang variatif. Penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan menjadi solusi bagi guru agar tercipta KBM yang diinginkan, secara sistematik, kerangka berfikir dapat ditunjukkan dibawah ini :
Tindakan Guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Kondisi Akhir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
tindakannya adalah dengan melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar PKn pada materi Pemerintah