• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRASEKOLAH DI TK ABA MLANGI GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Personal Hygiene pada Anak Prasekolah di TK ABA Mlangi Gamping Slema

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRASEKOLAH DI TK ABA MLANGI GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Personal Hygiene pada Anak Prasekolah di TK ABA Mlangi Gamping Slema"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK

PRASEKOLAH DI TK ABA MLANGI

GAMPING SLEMAN

YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

LINTANG TITISARI

201110201027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

‘AISYIYAH

(2)
(3)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK

PRASEKOLAH DI TK ABA MLANGI GAMPING

SLEMAN YOGYAKARTA

1

Lintang Titisari2, Atik Ba`diah3

INTISARI

Intisari : Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian personal hygiene anak prasekolah di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode studi korelasi dengan pendekatan waktu cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memilliki anak usia prasekolah (3-6 tahun) di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta sebanyak 98 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode

Proportionate Stratified Random Sampling diperoleh sebanyak 79 responden.

Analisa data dilakukan dengan korelasi Pearson Product Moment. Hasil uji statistik menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,569 dengan taraf signifikan p sebesar 0,000 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kemandirian personal hygiene anak prasekolah di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

Kata kunci : Kemandirian personal hygiene, anak prasekolah, dukungan keluarga

Abstract :This study is to determine the correlation between family support and preschooler personal hygiene`s independence at ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta Kindergarten.This study applies research method of correlation study with approach of time cross sectional. Population in this study were mothers with preschooler age 3-6 years and school at ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta Kindergarten amounted to 98. Sampling is done with Proportionate Stratified Random Sampling is obtained sample 79 responders. Data analysis is done with correlation Pearson Product Moment.The statistical test results show that the correlational score is 0.569 with significant degree of p was 0.000 (p<0.05). It shows that there is a significant correlation between family support and pre-school

children’s independent personal hygiene at ABA Kindergarten of Mlangi, Gamping,

Sleman, Yogyakarta.

(4)

PENDAHULUAN

Di dalam dunia keperawatan, personal hygiene merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan perorangan yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Personal hygiene yang baik harus mulai diterapkan sejak dini pada anak,

dimulai ketika anak memasuki masa golden age, karena apabila sejak dini sudah diberikan pengetahuan tentang personal hygiene maka pengetahuan anak tentang kebersihan diri akan lebih matang dan dapat menumbuhkan kebiasaan anak dalam melakukan praktik personal hygiene. Keterlambatan stimulasi pada usia ini mempunyai efek jangka panjang dalam kehidupan seorang manusia, seperti masih mengompol di usia dewasa dan kebersihan diri yang buruk yang didasarkan perilaku

personal hygiene yang kurang baik.

Kemandirian personal hygiene pada anak prasekolah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu emosi anak, intelektual anak, lingkungan, karakteristik sosial, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua. Dukungan keluarga juga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi bagaimana perilaku personal hygiene pada anak prasekolah.

Menurut Erikson (1994) pada masa prasekolah anak telah memiliki beberapa kecakapan yang mendorongnya melakukan beberapa kegiatan. Tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas, ada kalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisiatif atau melakukan suatu perbuatan yang sama. Pada saat itulah dukungan keluarga (orang tua) sangat diperlukan oleh anak untuk kembali menumbuhkan rasa percaya diri dalam mempelajari dan melakukan sesuatu. Dukungan keluarga yang kurang baik dapat menyebabkan adanya kurangnya kemandirian personal hygiene pada anak karena anak tidak mendapatkan informasi, emosional, instrumental dan juga penilaian sehingga anak tidak memiliki gambaran mengenai bagaimana personal hygiene yang baik.

(5)

mencapai sekitar 130.000 jiwa secara global (WHO, 2013). Di DIY angka kerusakan gigi pada anak-anak mencapai 6,83%, dan balita yang terkena diare masih menempati tempat kedua diantara penyakit yang sering diderita oleh balita. Pada tahun 2011 jumlah balita yang terkena diare diperkirakan sebanyak 150.362 orang, sedangkan persentase rumah tangga berperilaku hidup sehat dan sehat sampai dengan tahun 2011 di Yogyakarta adalah 33,07% (DepKes Provinsi DIY, 2012). Hal ini menunjukan bahwa masih tingginya angka penyakit yang mungkin timbul karena buruknya personal hygiene. Karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian personal hygiene anak prasekolah.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian merupakan penelitian non experiment dengan pendekatan waktu

cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa laki-laki dan

perempuan di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman Yogyakarta yang berjumlah 98 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode Proportionate Stratified Random

Sampling. Sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebanyak 79 responden.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner mengenai dukungan keluarga dan kemandirian personal hygiene anak prasekolah. Kuesioner yang digunakan telah valid dan reliabel melalui uji korelasi Pearson Product

Moment. Hasil uji reliabilitas untuk kuesioner kemandirian personal hygiene

didapatkan nilai r hitung sebesar 0,940 dan untuk kuesioner dukungan keluarga didapatkan nilai r hitung sebesar 0,963 sehingga kuesioner dinyatakan reliabel dan layak digunakan sebagai alat pengumpul data.

Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah emosi anak tidak dikendalikan, intelektual dikendalikan dengan memilih responden yang tidak mengalami gangguan kognitif, lingkungan dikendalikan dengan memilih responden yang bersekolah di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Pendidikan orang tua dikendalikan dengan memilih responden yang memiliki orangtua dengan tingkat pendidikan mulai dari SMP dan selanjutnya, pekerjaan orang tua dikendalikan dengan mengambil responden yang orang tua (Ibu) tidak bekerja (kantoran).

(6)

Sedangkan kriteria eksklusi yang digunakan adalah orangtua dan anak tidak dalam keadaan cacat, kelemahan mental dan fisik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Karakteristik responden anak prasekolah berdasarkan usia dan jenis

kelamin

Tabel 1. Distribusi Responden Anak Prasekolah Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta bulan Januari 2015

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan usia adalah sebagian besar anak berusia 5-6 tahun yaitu sebanyak 72 anak (91,1%) sedangkan persentase terkecil sebesar 1,3% dengan jumlah anak sebanyak 1 orang yang berusia 3-4 tahun.

Berdasarkan tabel 1 juga dapat diketahui karakteristik responden anak prasekolah berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebanyak 41 orang (51,9%) , sedangkan laki-laki berjumlah 38 orang (48,1%).

Karakteristik responden Frekuensi (Orang) Persen (%)

(7)

Tabel 2. Distribusi Responden Orang Tua (Ibu) Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Usia di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta bulan Januari 2015

Karakteristik responden F Persen (%)

1. Pendidikan Ibu

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui karakteristik responden orang tua (ibu) berdasarkan pendidikan terbanyak adalah SMA sebanyak 40 orang (50,6%) sedangkan tingkat pendidikan yang terendah adalah Sarjana/Diploma yaitu sebanyak 6 orang (7,6%).

Sedangkan karakteristik responden orang tua (Ibu) berdasarkan usia terbanyak adalah 26-35 tahun sebanyak 44 orang (55,7%) sedangkan sisanya berumur 36-45 tahun sebanyak 35 orang (44,3%).

2. Gambaran Dukungan Keluarga

Tabel 3. Distribusi Responden Orang Tua Berdasarkan Dukungan Keluarga Yang Diberikan di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta bulan Januari 2015

Kategori Dukungan Keluarga F Persen(%)

(8)

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dukungan keluarga yang paling banyak diterima oleh anak prasekolah di TK ABA Mlangi merupakan dukungan keluarga yang tinggi yaitu sebanyak 72 orang (91,1%) sedangkan yang menerima dukungan keluarga sedang sebanyak 7 orang (8,9%). Tidak ada anak prasekolah di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta yang menerima dukungan keluarga rendah.

Tabel 4. Bentuk Dukungan Keluarga Pada Anak Prasekolah di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dukungan dari keluarga yang paling besar diterima responden adalah dukungan informasional sebesar 94,30%, sedangkan bentuk dukungan yang paling sedikit diterima adalah dukungan penghargaan sebesar 57,65%.

3. Gambaran Kemandirian Personal Hygiene Anak Prasekolah

Tabel 5. Distribusi Responden Anak Prasekolah Berdasarkan Kemandirian Personal

Hygiene di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta bulan Januari

2015

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa seluruh anak prasekolah di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta sudah memiliki kemandirian dalam personal

hygiene yaitu sebanyak 79 orang (100%).

No Bentuk Dukungan Keluarga Persen (%)

1 Dukungan Emosional 89,74

2 Dukungan Informasional 94,30

3 Dukungan Instrumental 85,25

4 Dukungan Penghargaan 57,65

Kategori Kemandirian Personal Hygiene Frekuensi

(9)

4. Hasil Uji Statistik

Tabel 6. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Personal Hygiene Anak Prasekolah di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta bulan Januari 2015

Variabel Dukungan Keluarga

Kemandirian Personal Hygiene .569**

.000

Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Product Moment didapatkan nilai korelasi sebesar 0,569 dengan taraf signifikan p sebesar 0,000 (p<0,05)sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian

personal hygiene anak prasekolah di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman,

Yogyakarta dan nilai 0,569 menunjukkan keeratan hubungan sedang. Koefisien korelasi sebesar 0,569 menunjukkan angka korelasi postitif yang artinya semakin tinggi dukungan keluarga yang diberikan maka akan semakin tinggi kemandirian personal hygiene.

Pembahasan

1. Kemandirian Personal Hygiene Anak Prasekolah

Karakteristik responden berdasarkan usia adalah sebagian besar anak berusia 5-6 tahun yaitu sebanyak 72 anak (91,1%) sedangkan persentase terkecil sebesar 1,3% dengan jumlah anak sebanyak 1 orang yang berusia 3-4 tahun. Menurut Erikson (1994), masa prasekolah ditandai dengan adanya kecenderungan initiative vs guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan yang mendorongnya melakukan beberapa kegiatan.

Salah satu tugas kemandirian anak usia prasekolah menurut Nugroho (2009) dan Rumini & Sundari (2004) adalah mampu memakai baju dan sepatu sendiri, mampu menggunakan toilet tanpa bantuan, seperti buang air kecil dan buang air besar. Kemampuan anak dalam melakukan toileting harus bisa mencapai kemandirian. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa seluruh anak prasekolah di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta sudah mandiri dalam melakukan

(10)

Kuesioner kemandirian personal hygiene dalam penelitian ini terdiri dari 17 item

pertanyaan. Pada item pertanyaan nomor 17 yang berbunyi “Anak bisa melakukan BAB dan BAK tanpa bantuan dari orang tua” masih banyak responden yang

menjawab tidak dibanding dengan item pertanyaan yang lain, yaitu terdapat 10 responden yang menjawab tidak, 34 responden menjawab kadang-kadang dan 35 responden menjawab selalu. Hal ini menunjukkan kemandirian personal hygiene yang kurang dikuasai oleh anak adalah dalam hal toileting. Keberhasilan toilet training bisa terjadi jika kemampuan fisik, bahasa dan pengenalan diri pada anak telah berkembang. Anak harus mengintegrasikan antara harapan orang tua dan lingkungan dengan kebutuhannya untuk mandiri dan aktualisasi diri. Semua anak sehat akan bisa menguasai toileting dengan bantuan orang tua di beberapa tahapan. Umumnya anak mampu menahan hasrat untuk tidak buang hajat sepanjang malam di sekitar umur 22 bulan (untuk perempuan) dan 25 bulan (untuk laki-laki).

Kemandirian personal hygiene itu sendiri bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah tingkat pendidikan dari orang tua. Menurut Soetjiningsih (2002) dengan pendidikan yang baik, informasi dapat diberikan pada anak karena orang tua dapat menerima informasi dari luar dengan baik terutama cara meningkatkan kemandirian anak. Karakteristik responden orang tua (ibu) berdasarkan pendidikan terbanyak adalah SMA sebanyak 40 orang (50,6%), tingkat pendidikan SMP sebanyak 33 orang (41,8), sedangkan tingkat pendidikan yang terendah adalah Sarjana/Diploma yaitu sebanyak 6 orang (7,6%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua anak prasekolah di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta sudah baik dan memiliki pengetahuan yang cukup terkait tumbuh kembang anaknya dan cara memandirikan anak.

Selain itu, faktor yang juga mempengaruhi kemandirian personal hygiene anak prasekolah adalah status pekerjaan ibu. Dalam penelitian ini pekerjaan ibu dikendalikan dengan memilih ibu yang tidak bekerja. Ibu yang bekerja di luar rumah cenderung tidak bisa memantau kemandirian anak sesuai usianya. Sedangkan ibu yang tidak bekerja (di rumah), ibu dapat memantau langsung kemandirian anak dan bisa memandirikan anaknya. Pekerjaan ibu dapat menyita waktu ibu untuk melatih anak melakukan toilet training secara dini sehingga akan berdampak pada keterlambatan kemandirian anak untuk melakukan toileting.

(11)

latihan tersebut tidak diberi bantuan. Seiring dengan bertambahnya umur, pertumbuhan dan perkembangan anak akan mengalami peningkatan salah satunya melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua atau belajar untuk memiliki kemandirian dalam personal hygiene, maka kesempatan dan pemahaman yang diberikan oleh orang tua kepada anak menjadi sangat penting.

2. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga dalam personal hygiene anak merupakan bagian yang penting karena keluarga adalah pihak yang selalu dan berada dekat dengan anak. Dukungan keluarga mengenai personal hygiene yang baik tentunya dapat meningkatkan status kesehatan anak melalui praktIk personal hygiene.

Sebagian besar responden mendapatkan dukungan keluarga dengan kategori tinggi yaitu sebanyak 72 orang (91,1%) sedangkan sebanyak 7 (8,9%) orang responden mendapatkan dukungan keluarga dengan kategori sedang dan tidak ada responden yang mendapatkan dukungan keluarga yang rendah dalam kesehariannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden mendapatkan dukungan yang tinggi dari keluarganya. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Puspitaningrum (2012) yang menyatakan bahwa hasil penelitian diketahui bahwa dukungan keluarga masih banyak yang kurang yaitu sebanyak 25 responden (46,3%), sedang sebanyak 18 reponden (33,3%), dan dukungan yang tinggi 11 responden (20,4%) pada anak Sekolah Dasar Negeri 1 Gambiran Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang.

Dukungan keluarga yang paling banyak diterima oleh responden adalah dukungan informasional, yaitu sebesar 94,30%. Manfaat dari dukungan informasional adalah dapat menekan stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu.

(12)

mengenali kebutuhan anaknya dan juga lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua (Friedman, 2004). Karakteristik responden orang tua (ibu) berdasarkan usia terbanyak adalah 26-35 tahun sebanyak 44 orang (55,7%) sedangkan sisanya berumur 36-45 tahun sebanyak 35 orang (44,3%). Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik responden orang tua (ibu) merupakan tahapan dewasa awal. Hal ini yang mungkin dapat menyebabkan tidak optimalnya dukungan penghargaan yang diberikan oleh orang tua kepada anak.

Dukungan keluarga dalam personal hygiene anak merupakan bagian yang penting karena keluarga adalah pihak yang selalu dan berada dekat dengan anak. Dukungan keluarga mengenai personal hygiene yang baik tentunya dapat meningkatkan status kesehatan anak melalui praktik personal hygiene. Mengingat bahwa sebagian waktu anak adalah bersama keluarga atau dirumah, maka dukungan dari keluarga dan keteladanan keluarga sangat dibutuhkan dakam program peningkatan kesehatan anak.

Sebuah keluarga dapat menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan suatu keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat menentukan tentang perawatan yang tepat untuk responden. Dukungan keluarga yang diberikan dilakukan dengan baik diharapkan dapat membantu responden dalam melakukan

personal hygiene yang tepat. Hal ini sesuai dengan Surah Al-Quran Asy-Syuraa ayat

23 yang menyampaikan bahwa Allah SWT menyerukan kepada umat manusia untuk memberikan kasih sayang kepada keluarga dengan memberikan dukungan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Personal Hygiene

Anak Prasekolah

(13)

dalam mengajarkan kebiasaan-kebiasaan mengenai personal hygiene untuk menumbuhkan kemandirian dalam diri anak sejak dini.

Berdasarkan hasil analisa korelasi Pearson Product Moment antara variabel dukungan keluarga dengan kemandirian personal hygiene anak prasekolah di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta didapatkan nilai korelasi sebesar 0,569 dengan taraf signifikan p sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian personal hygiene anak prasekolah dalam kategori sedang (0,400-0,599). Koefisien korelasi sebesar 0,569 menunjukkan angka korelasi postitif yang artinya semakin tinggi dukungan keluarga yang diberikan maka akan semakin tinggi kemandirian personal hygiene.

Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima maka besarnya taraf signifikansi (p) dibandingkan dengan taraf kesalahan 5% (0,05). Jika p lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak dan jika p lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian personal hygiene anak prasekolah di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Seotjiningsih (2002) bahwa kemandirian anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu emosi anak, intelektual, lingkungan, karakteristik sosial, dukungan keluarga, pendidikan dan pekerjaan ibu. Dukungan keluarga menjadi penting dalam kemandirian personal hygiene anak karena keluarga merupakan satu pilar utama dan merupakan pihak yang terdekat dengan anak. Sehingga selama masa kanak-kanak, anak akan menyerap informasi mengenai bagaimana melakukan praktik personal hygiene.

Selama masa kanak-kanak, anak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan orang tua dalam praktik personal hygiene mempengaruhi bagaimana anak mendapatkan informasi tentang personal hygiene. Keluarga sebagai tatanan pertama anak untuk tumbuh kembang mempunyai peran yang tidak sedikit dalam mengajarkan kebiasaan-kebiasaan mengenai personal hygiene untuk menumbuhkan kemandirian dalam diri anak sejak dini.

(14)

relatif stabil, tetapi bila dukungan pada anak kurang baik maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya.

SIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dukungan keluarga yang diterima oleh responden di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta dari keluarganya termasuk dalam dukungan keluarga kategori tinggi yaitu 72 responden (91,9%).Sedangkan seluruh anak prasekolah di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta sudah memiliki kemandirian dalam melakukan

personal hygiene sebanyak 79 responden (100%).

Hasil pengujian hipotesis didapatkan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian personal hygiene anak prasekolah di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta pada tahun 2015 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0.05).

Koefisien korelasi antara dukungan keluarga dengan kemandirian personal

hygiene anak prasekolah di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta

dikategorikan sedang karena kemandirian personal hygiene anak dipengaruhi juga oleh beberapa faktor seperti emosi anak, intelektual dari responden, lingkungan responden, karakteristik sosial responden, pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua.

SARAN

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Provinsi DIY, 2012,Profil Kesehatan Provinsi D.I.

Yogyakarta Tahun 2011, Badan Penerbit Dinas Kesehatan Republik Indonesia.

Erikson, E., H., 1994, Identity & The Life Cycle, Norton & Company Inc, New York. Friedman, 2004,Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik, EGC, Jakarta.

Puspitaningrum., E, 2012, Hubungan Dukungan Keluarga dengan Personal Hygiene pada Anak Sekolah Dasar Negeri 1 Gambiran Kecamatan Pamotan Kabupaten

Rembang, Skripsi Tidak Diterbitkan Universitas Muhammadiyah Semarang,

Semarang.

Riza, Z., 2012, Dukungan Keluarga Dalam Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Rumah Sakit Umum Daerah Langsa, Skripsi Tidak Diterbitkan Universitas

Sumatera Utara, Sumatera.

Rumini & Sundari, 2004, Perkembangan Anak dan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta. Soetjiningsih, 2002,Tumbuh kembang anak, EGC, Jakarta.

Tarwoto & Wartonah., 2004,Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,

Edisi 3, Salemba Medika, Jakarta.

WHO, 2012, Diarrhoeal Disease dalam www.who.int/media centre/factsheets/fs330/en/index.html, diakses pada 24 September 2014.

, What is The Burden of Oral Disease?dalam www.who.int/oral_health/disease_burden/global/en/index.html, diakses pada tanggal 24 September 2014.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Responden Anak Prasekolah Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Tabel 3. Distribusi Responden Orang Tua Berdasarkan Dukungan Keluarga Yang

Referensi

Dokumen terkait

Petugas yang diperlukan dalam seleksi cabang ini adalah sebagaimana petugas pada cabang tilawah. Persiapan seleksi yang dimulai sejak pendaftaran,pengesahan dan

Gambar 4.2 Data Flow Diagram Level 0 (nol) Sistem Informasi Pendaftaran Nikah aru pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang .... Gambar 4.3 Blockchart

HK 02.02/Menkes/148/I/2010” dan perumusan masalah yang dapat ditarik adalah bagaimana batasan kewenangan yang dimiliki dokter dan perawat sebagai pihak pemberi pelayanan kesehatan

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa Perkembangan industri kecil konveksi di Desa tembok Kidul pada tahun 2007-2011 mengalami perkembangan tetapi kecil baik itu pada

Atas Kegiatan MembangunSendiri orang pribadi yang diperuntukkan bagi tempat usaha maka Dasar Pengenaan Pajaknya adalah 40% x jumlah biaya perbulan termasuk didalamnya biaya

a) Memiliki otoritas supervisi untuk memaksa resolusi yang kuat terhadap masalah perbankan, dengan menggunakan mekanisme yang cepat pada saat bank menjadi undercapitalized

Dalam pengembangan produk berupa media pembelajaran matematika, desain aplikasi dilakukan untuk membuat layout maupun fungsi-fungsi yang akan dimasukkan dalam aplikasi

Penelitian ini juga bertujuan memberikan informasi yang dapat mempermudah wisatawan untuk memilih objek wisata yang ingin di kunjungi yang berada di