• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, BUDAYA ORGANISASI, PENGALAMAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA BTN SYARIAH KC SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, BUDAYA ORGANISASI, PENGALAMAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA BTN SYARIAH KC SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekono"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

i

KERJA KARYAWAN PADA BTN SYARIAH KC

SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusunoleh:

UMI MAFAZA HAFNI

NIM 21313088

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

i

KERJA KARYAWAN PADA BTN SYARIAH KC

SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusunoleh:

UMI MAFAZA HAFNI

NIM 21313088

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)

iv

DECLARATION

In the name of Allah the most gracious and merciful.

Hereby the writer fully declares this graduating paper is made by writer himself,

and it is not contained the materials writen or has been published by other people

and other’s people ideas expect the information from the references.

The writer is capable to account for this graduating paper if in the future in can be

proved of containing other’s ideas or fact the writer imitates the other’s graduating

paper.

Like wise the declaration can be understood.

Salatiga, September 14th 2017 Writer,

(7)

v

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Indra Irawan

NIM : 21313097

Program Studi : Perbankan Syariah (S1)

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul Skripsi : PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI,

DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. BANK TABUNGAN

NEGARA (PERSERO) Tbk SYARIAH SEMARANG

Menyatakan bahwa ini benar-benar karya sendiri dan tidak berkeberatan untuk

dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dan jika pada kemudian hari terbukti

karya ini bukan karya saya sendiri, maka saya sanggup menanggung semua

konsekuensinya.

Salatiga, 14 September 2017

Yang menyatakan

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Indra Irawan

NIM : 21313097

Program Studi : Perbankan Syariah (S1)

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul Skripsi : PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI,

DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. BANK TABUNGAN

NEGARA (PERSERO) Tbk SYARIAH SEMARANG

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata

penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Salatiga, 14 September 2017

Yang menyatakan

(9)

vii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Indra Irawan

NIM : 21313097

Program Studi : Perbankan Syariah (S1)

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul Skripsi : PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI,

DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. BANK TABUNGAN

NEGARA (PERSERO) Tbk SYARIAH SEMARANG

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar bebas dari plagiat, dan

apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga, 14 September 2017

Yang menyatakan

Indra Irawan NIM. 21313097

(10)

viii MOTTO

“Siapapun yang menempuh suatu jalan untuk mendapatkan ilmu, maka

Allah akan memberikan kemudahan jalannya menuju syurga” (H.R Muslim)

"Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka

menyerah" (Thomas Alva Edison)

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita

(11)

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini selesai atas ridho dari sang Maha pencipta ALLAH SWT, dan saya

persembahkan kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat serta hidayah-Nya.

2. Kedua orang tua saya tercinta, Ibu Nur Farida dan Bapak Mat Fauzan yang

selalu mendoakan, menyemangati, menasehati, dan memotivasi dalam

pembuatan skripsi ini, terima kasih untuk semuanya.

3. Adik saya Ardan Dwi Ramadhani yang menemani saya berjuang untuk

membahagiakan orang tua kita, serta Eyang Amanah dan Eyang

Suanimimah yang selalu mendoakan.

4. Prasetyo Anggara yang telah menemani, membantu, mendoakan dan

memberi semangat mulai dari mengerjakan proposal skripsi sampai

penyelesaian skripsi ini, terimakasih telah meluangkan waktu.

5. Sahabat-sahabat saya Ismi, Rahma, Vetri, Santi, Alvi, Nurul, Eka, Tiara

yang selalu menemani saya. Serta teman-teman PS-S1 angkatan tahun

(12)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillaahirrabil’aalamiin, Segala puji bagi Allah SWT, atas segala limpahan rahmat serta hidayah-Nya, tak lupa shalawat serta salam kita sanjungkan

kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW. Atas karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : ANALISIS PENGARUH

TINGKAT PENDIDIKAN, BUDAYA ORGANISASI, PENGALAMAN KERJA,

DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

KARYAWAN PADA BTN SYARIAH KC SEMARANG. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Strata Satu (S1)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya doa,

bimbingan, dukungan, nasehat, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi

ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Salatiga.

3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

4. Bapak Taufikur Rahman, M.Si. selaku pembimbing, yang telah

memberikan bimbingan, dorongan dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu seluruh karyawan BTN Syariah Kantor Cabang Semarang atas

bantuan dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

6. Kedua orang tua tercinta dan seluruh keluarga yang telah mendoakan

(13)

xi

7. Seluruh dosen Program Studi S1 Perbankan Syariah dan seluruh staff

IAIN Salatiga

8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam Program Studi S1 Perbankan Syariah

9. Terima kasih untuk semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu

per satu yang telah menjadi bagian dari hidupku, selalu sehat dan sukses

untuk kita semua.

10.Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semangat yang selalu kalian

berikan.

Dan akhirnya, tidak ada kata selain rasa syukur atas rahmat dan

karunia serta ridho Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Penulis

(14)

xii ABSTRAK

Hafni, Umi Mafaza. 2017. Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan, Budaya Organisasi, Pengalaman Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada BTN Syariah KC Semarang, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1 Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Taufikur Rahman, M. Si.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, budaya organisasi, pengalaman kerja dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada BTN Syariah KC Semarang. Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada karyawan PT. BTN Syariah KC Semarang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 70 responden dengan teknik pengambilan sampel jenuh. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan alat analisis SPSS versi 21. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, dan uji statistik melalui uji statistik t, uji statistik F, serta koefisien determinasi (R2).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan, budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja, kemudian pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja dan disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Uji statistik F dan koefisien determinasi (R2) menunjukkan tingkat pendidikan, budaya organisasi, pengalaman kerja dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan dengan kontribusi sebesar 53,2 % sedangkan sisanya sebesar 46.8 % dipengaruhi variabel lain di luar model ini.

(15)

xiii DAFTAR ISI

JUDUL...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

DECLARATION ... iv

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Telaah Pustaka ... 9

B. Kerangka Teori ... 17

1. Perilaku Organisasi ... 17

a. Pengertian Perilaku Organisasi ... 17

b. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi ... 17

c. Pendekatan Perilaku Organisasi ... 18

2. Produktivitas Kerja... 20

(16)

xiv

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ... 21

c. Manfaat Pengukuran Produktivitas Kerja ... 26

d. Indikator Produktivitas Kerja ... 27

3. Tingkat Pendidikan ... 28

a. Pengertian Tingkat Pendidikan ... 28

b. Unsur-Unsur Pendidikan ... 29

c. Tujuan Pendidikan ... 29

d. Tingkatan Pendidikan... 29

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan ... 30

f. Indikator Tingkat Pendidikan ... 30

4. Budaya Organisasi ... 31

a. Pengertian Budaya Organisasi ... 31

b. Fungsi Budaya Organisasi ... 31

c. Karakteristik Budaya Organisasi ... 32

d. Macam-Macam Budaya Organisasi ... 33

e. Ciri-Ciri Budaya Organisasi ... 34

f. Indikator Budaya Organisasi ... 35

5. Pengalaman Kerja ... 37

a. Pengertian Pengalaman Kerja ... 37

b. Faktor yang Mempengaruhi Pengalaman Kerja ... 39

c. Indikator Pengalaman Kerja ... 39

6. Disiplin Kerja ... 40

a. Pengertian Disiplin Kerja ... 40

b. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja ... 41

c. Jenis-Jenis Disiplin Kerja ... 42

d. Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja ... 43

e. Tujuan Disiplin Kerja ... 44

f. Indikator Disiplin Kerja ... 45

7. Hubungan Antar Variabel ... 47

a. Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja ... 47

(17)

xv

c. Hubungan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja ... 49

d. Hubungan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja ... 50

C. Kerangka Penelitian ... 51

D. Hipotesis Penelitian ... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 53

A. Jenis Penelitian ... 53

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 53

C. Populasi dan Sampel ... 53

D. Teknik Pengumpulan Data ... 54

E. Skala Pengukuran ... 55

F. Definisi Konsep dan Operasional ... 56

G. Instrumen Penelitian ... 59

H. Uji Instrumen Penelitian ... 60

1. Uji Validitas ... 60

2. Uji Reliabilitas ... 60

I. Uji Asumsi Klasik ... 61

1. Uji Multikolinearitas ... 61

2. Uji Heteroskedastisitas... 62

3. Uji Normalitas ... 62

4. Uji Linieritas ... 63

J. Analsisis Regresi Berganda ... 63

K. Uji Hipotesis ... 64

1. Uji Statistik t ... 64

2. Uji Statistik F ... 65

3. Koefisien Determinasi (R2) ... 66

L. Alat Analisis ... 67

BAB IV ANALSISIS DATA ... 68

A. Deskripsi Objek Penelitian... 68

1. Gambaran Umum BTN Syariah ... 68

2. Visi dan Misi BTN Syariah... 69

(18)

xvi

B. Uji Statistik Deskriptif ... 70

C. Identitas Responden ... 72

D. Analisis Data ... 74

1. Uji Validitas ... 74

2. Uji Reliabilitas ... 76

3. Uji Asumsi Klasik ... 77

a. Uji Multikolonieritas ... 77

b. Uji Heteroskedastisitas ... 78

c. Uji Normalitas ... 79

d. Uji Linieritas ... 80

4. Analisis Regresi Berganda ... 82

5. Uji Hipotesis ... 84

a. Uji Statitik t ... 84

b. Uji Statistik F ... 88

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 89

BAB V PENUTUP ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 12

Tabel 3.1 Skala Pengukuran ... 56

Tabel 3.2 Definisi Konsep dan Operasional ... 58

Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif ... 71

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ... 73

Tabel 4.3 Pendidikan Responden ... 73

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas ... 75

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 76

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas ... 77

Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 79

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ... 80

Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas Persamaan Linier ... 81

Tabel 4.10 Hasil Uji Linieritas Persamaan Kuadrat... 81

Tabel 4.11 Hasil Uji Linier Berganda ... 82

Tabel 4.12 Hasil Uji F Statistik ... 89

Tabel 4.13 Hasil Uji Determinasi (R2) ... 90

Tabel 4.14 Hasil penelitian ... 90

(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tantangan perbankan syariah saat ini salah satunya adalah

keterbatasan sumber daya manusia (SDM), baik dari segi kualitas

maupun kuantitas. Sehingga untuk mengatasi hal ini diperlukan

pengembangan SDM bank syariah. Selanjutnya akan turut serta untuk

meningkatkan nilai kompetitif bank syariah itu sendiri. Karena dalam

perspektif manajemen modern, human capital merupakan elemen

terpenting dan penentu dalam mencapai visi dan keunggulan bersaing

sebuah organisasi.

Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan memegang peranan

yang sangat penting dalam melaksanakan aktivitas perusahaan guna

mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan harus mampu menciptakan

usaha-usaha agar sumber daya manusia yang dimilikinya dapat

memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan. Setiap perusahaan

selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam bentuk

memberikan produktivitas kerja yang maksimal.

Produktivitas kerja karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah

penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha.

Karena semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan,

berarti laba dan produktivitas perusahaan akan meningkat. Menurut

(22)

selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih

baik daripada kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini

(Umar, 2010: 25). Perusahaan menginginkan karyawannya untuk bekerja

dengan sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuan yang dimiliki untuk

mencapai produktivitas kerja yang baik (Wulansih, 2014).

Dalam usaha peningkatan produktivitas kerja karyawan,

perusahaan perlu memperhatikan masalah pendidikan, upah, intensif,

usia, dan pengalaman kerja yang merupakan faktor pendorong dalam

mencapai produktivitas kerja (Dwi, 2014). Dengan tingkat produktivitas

yang tinggi diharapkan karyawan mampu mewujudkan tujuan dari

perusahaan tersebut.

Tingkat pendidikan merupakan hal penting dalam produktivitas

kerja, sebab tanpa bekal pendidikan orang tidak akan mudah mempelajari

hal-hal yang bersifat baru. Pendidikan digunakan untuk mempersiapkan

pegawai dalam memikul tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi

di dalam organisasi. Pegawai yang memiliki tingkat pendidikan lebih

tinggi akan bertindak lebih terarah karena memiliki kemampuan

konseptual yang lebih baik (Bima, 2015). Pegawai yang memiliki tingkat

pendidikan lebih tinggi akan memiliki kematangan secara emosional dan

kemampuan intelektual yang lebih baik dibanding pegawai yang hanya

memiliki pendidikan lebih rendah sehingga semakin tinggi tingkat

pendidikan maka produktivitas kerja juga akan semakin meningkat.

(23)

penelitiannya menunjukkan variabel tingkat pendidikan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Namun

hasil penelitian Prabowo, dkk (2016), menunjukkan bahwa variabel

tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja

karyawan.

Budaya organisasi juga mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan. Menurut Hafidhudin dan Tanjung (2003: 27) budaya

organisasi adalah interaksi-interaksi orang dalam sebuah wadah untuk

melakukan sebuah tujuan yang sama. Budaya organisasi merupakan salah

satu peluang untuk membangun sumber daya manusia malalui aspek

perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan mampu menyesuaikan diri

dengan tantangan yang sedang berjalan dan yang akan datang. Menurut

Elman (2015), budaya organisasi yang kuat mendukung tujuan-tujuan

perusahaan, sehingga budaya organisasi dapat meningkatkan

produktivitas kerja karyawan. Sebagaimana penelitian yang dilakukan

Muzaini (2013), variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Namun hasil penelitian

Siahaan (2013), menunjukkan bahwa budaya organisasi tidak

berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Ermala (2016) mengatakan produktivitas kerja karyawan juga

dipengaruhi oleh pengalaman kerja. Pengalaman kerja adalah Lama

waktu karyawan bekerja di tempat kerja mulai saat diterima di tempat

(24)

(2014) memberikan pandangan spesifik mengenai pengalaman kerja yang

diidentikan dengan masa kerja. Masa kerja yang dimaksud yaitu lama

waktu seseorang menduduki jabatan pekerjannya. Masa kerja yang lama

menunjukkan pengalaman yang lebih dari seseorang dengan rekan kerja

yang lain. Besar kecilnya pengalaman kerja dapat mempengaruhi

seseorang dalam mengelola dan melaksanakan tugas kinerja dan tingkat

pendapatan mereka.

Amron dalam Dwi (2015) mengatakan saat seorang pekerja

memiliki pekerjaan sesuai dengan pengalaman kerja dan keahliannya,

pekerja tersebut dapat memaksimalkan pengetahuan dan skillnya

sehingga meningkatkan input dan produktivitasnya. Sebagaimana

penelitian yang dilakukan Ermala (2016) tentang pengalaman kerja, hasil

penelitiannya menunjukkan pengalaman kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan, namun penelitian yang

dilakukan Safri (2015) menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja

tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

Disiplin kerja karyawan merupakan salah satu hal yang

diperhatikan untuk mencapai tujuan organisasi yang efektif dan efisien.

Menurut Gorda (2004: 106) disiplin kerja ialah sikap dan perilaku

seorang karyawan yang diwujudkan dalam bentuk kesediaan seorang

karyawan dengan penuh kesadaran dan ketulusikhlasan atau dengan

paksaan untuk mematuhi dan melaksanakan seluruh kebijaksanaan

(25)

upaya memberi sumbangan semaksimal mungkin dalam pencapaian

tujuan perusahaan. Disiplin kerja memiliki arti yang sangat penting bagi

kelangsungan hidup perusahaan, dengan adanya disiplin yang tinggi akan

menimbulkan tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian

tujuan perusahaan, tingginya semangat dan gairah kerja serta inisiatif

para karyawan dalam melakukan pekerjaan, besarnya rasa tanggung

jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya

serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas karyawan (Bima, 2015).

Sebagaimana penelitian yang dilakukan Pertiwi (2017), hasil

penelitiannya menunjukkan disiplin kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan, namun hasil penelitian

Nadia (2016), menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja tidak

berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

Dari uraian latar belakang dan perbedaan penelitian diatas, maka

menjadi menarik untuk meneliti kembali variabel yang mempengaruhi

produktivitas. Sehingga judul dalam penelitian ini adalah “Analisis

(26)

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produktivitas kerja karyawan pada BTN Syariah KC

Semarang?

2. Apakah budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produktivitas kerja karyawan pada BTN Syariah KC

Semarang?

3. Apakah pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produktivitas kerja karyawan pada BTN Syariah KC

Semarang?

4. Apakah disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produktivitas kerja karyawan pada BTN syariah KC Semarang?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara tingkat pendidikan terhadap produktivitas karyawan pada BTN

Syariah KC Semarang;

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan

anatara budaya organisasi terhadap produktivitas kerja karyawan

pada BTN Syariah KC Semarang;

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara pengalaman kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada

(27)

4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada BTN

Syariah KC Semarang.

D. Kegunaan Penelitian

1) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah ilmu dan

pengetahuan serta melatih kemampuan menganalisa dan berfikir secara

sistematis.

2) Bagi Perusahaan

Sebagai referensi bagi Bank Syariah dalam menentukan

kebijakan-kebijakan yang relevan dengan isi penelitian

3) Bagi Peneliti Lanjutan

Sebagai tambahan informasi bagi peneliti dalam mengembangkan

pengetahuan teori dengan kejadian di lapangan.

4) Bagi Perguruan Tinggi

Untuk mempersiapkan calon lulusannya yang akan terjun di dunia

kerja agar dapat memiliki kompetensi sesuai yang dibutuhkan oleh

perusahaan yang bersangkutan.

E. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mudah dalam memahami penulisan skripsi, maka

penelitian ini disusun sesuai dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini dibahas tentang latar belakang

(28)

terdiri dari pernyataan masalah penelitian dan rumusan masalah penelitian,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori, pada bab ini peneliti akan menyajikan

telaah pustaka yang berisi ringkasan penelitian terdahulu, memberikan

gambaran posisi penelitian terhadap penelitian yang lain. kerangka teori,

bangunan teori dan konsep yang akan digunakan untuk menganalis.

Konsep-konsep yang terkait dan penting untuk dikaji sebagai landasan

dalam menulis bab analisis dan mengambil kesimpulan. Selanjutnya

Kerangka Penelitian, berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan

model penelitian yang akan diuji disajikan dalam bentuk gambar dan atau

persamaan. Dan terakhir hipotesis, sub bab ini berisi hipotesis yang

diajukan;

BAB III Metodologi Penelitian, pada bab ini peneliti akan

menyajikan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi

dan sampel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep

dan operasional, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian, dan yang

terakhir alat analisis;

BAB IV Analisis Data, bab ini berisi tentang deskripsi objek

penelitian, dan analisis data penelitian;

BAB V PENUTUP,bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian

(29)

9 BAB II

LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka

Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen

produktivitas kerja karyawan, sedangkan penelitian yang ada

menggunakan variabel kinerja karyawan, maka penelitian-penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan variabel yang ada diantaranya adalah

penelitian Prima (2017), dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan,

Pengalaman Kerja dan Penempatan Terhadap Kinerja pada PT. Bank Riau

Kepri, Cabang Teluk Kuantan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

baik secara simultan maupun parsial variabel tingkat pendidikan,

pengalaman kerja, dan penempatan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan.

Fandi (2017), dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan dan

Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(PERSERO), Tbk Cabang Manado. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa secara parsial tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap

kinerja, sedangkan pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dan

secara simultan variabel tingkat pendidikan dan pelatihan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Desia (2012), dengan judul Pengaruh Pendidikan dan

Pelatihan Karyawan Terhadap Produktivitas pada Bank Rakyat Indonesia

(30)

bahwa pendidikan dan pelatihan kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produktivitas kerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan Prayitno (2015), dengan judul Pengaruh

Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja pada Bank Syariah

Mandiri Cabang Cirebon. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa budaya

organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja.

Penelitian Yumaida (2012) dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi dan

Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada BNI Syariah

Cabang Cirebon. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel budaya

organisasi dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produktivitas kerja karyawan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan

Nurhayati, dengan judul Pengaruh Budaya Perusahaan dan Lingkungan

Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Bank Jabar Banten

Cabang Serang. Hasil penelitiannya menujukkan bahwa secara parsial

maupun simultan budaya organisasi dan lingkungan kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja.

Penelitian Gian, dkk (2017), dengan judul Pengaruh

Pengembangan Karir, Pengalaman Kerja dan Keterlibatan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk Kantor

Cabang Manado. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengembangan

karir tidak berpengaruh terhahadap kinerja, pengalaman kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja, dan keterlibatan kerja berpengaruh positif dan

(31)

Belakang Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Kompensasi Terhadap

Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Bangun Drajat Warga Yogakarta). Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa latar belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap kinerja

karyawan, sedangkan pengalaman kerja dan kompensasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan BPRS BDW Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan Rosyadah (2012), dengan judul

Pengaruh Disiplin dan Penilaian Prestasi Kerja Terhadap Produktivitas

Kerja pada karyawan pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang

Cirebon. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Variabel disiplin kerja

dan penilaian prestasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produktivitas kerja karyawan. Penelitian Imani (2016), dengan judul

Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja, dan Kompensasi Terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor

Cabang Malang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel disiplin

kerja, lingkungan kerja dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produktivitas kerja karyawan.

Penelitian Maris (2016), dengan judul Pengaruh Kesetaraan Jender,

Disiplin Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Pegawai Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa kesetaraan jender dan pengalaman

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja,

(32)

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

(33)
(34)

2 Yumaida empat variabel yaitu Tingkat pendidikan, budaya organisasi, pengalaman kerja dan disiplin kerja. Dan objek pada penelitian ini yaitu karyawan BTN

(35)
(36)
(37)

B. Kerangka Teori

1. Perilaku Organisasi a. Pengertian

Menurut Pangarso (2016: 12) perilaku organisasi yaitu

bidang studi yang mempelajari tentang pengaruh dari

perseorangan, kelompok dan struktur untuk memenuhi kefektifan

organisasi. Menurut Robbins dan Judge (2008: 11) perilaku

organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang

dimiliki oleh individu, kelompok terhadap perilaku dalam

organisasi yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam

ini guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi.

Thoha (2014: 5) mengemukakan pendapat tentang perilaku

organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek

tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok

tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi adalah

bidang studi yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu

dan kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap

kinerja baik itu kinerja individu maupun kelompok.

b. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi

Menurut Thoha (2014: 36) prinsip-prinsip perilaku

(38)

1) Manusia berbeda perilakunya, karena kemampuannya tidak

sama

2) Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda

3) Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan

tentang bagaimana bertindak

4) Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya

dengan pengalaman masa lalu kebutuhannya

5) Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak

senang

6) Banyak faktor yang mennetukan siakp dan perilaku seseorang

c. Pendekatan Perilaku Organisasi

Pendekatan perilaku organisasi menurut (Pangarso, 2016:

18-19) yaitu sebagai berikut:

1) Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan penyebab asal usul. Variabel

bebas ini dikelompokkan ke dalam 3 bagian besar sesuai

dengan tingkatan analisis yaitu diawali dari tingkat individu,

tingkat kelompok dan diakhiri tingkat organisasi (sebagai

sebuah sistem). Gambar dibawah ini memberikan gambaran

(39)

a) Ciri biografis a) Komunikasi a) Desain kerja

Gambar 2.1 Varibel Bebas

2) Variabel Terikat

a) Produktivitas: ukuran kinerja yang meliputi efektivitas dan

efisiensi

b) Tingkat keluar masuknya karyawan (turnover):

Pengunduran diri yang permanen secara sukarela atau tidak

dari organisasi

c) Kemangkiran: Tidak masuk kerja tanpa adanya laporan

d) Kewarganegaraan Organisasional, perilaku yang dilakukan

oleh seseorang di luar aturan formal yang berkonstribusi

terhadap terpenuhinya tujuan organisasi dimana hal

tersebut tidka mendapat penghargaan terhadap apa yang

(40)

e) Kepuasan Kerja: Suatu sikap umum terhadap pekerjaan

seseorang, selisih antara banyaknya apresiasi yang diterima

seoarang pekerja dengan yang mereka yakini seharusnya

mereka terima.

2. Produktivitas Kerja a. Pengertian

Menurut Sinungan (2005: 12) secara umum produktivitas

diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik

(barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya.

Misalnya saja, produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif.

Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output:

input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja,

sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai.

Sedamayanti (1996: 142) mengatakan produktivitas adalah

keinginan (the will) dan upaya (effort) manusia untuk selalu

meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan di segala

bidang.

Menurut Dewan Produktivitas Nasional, produktivitas ialah

sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu

kehidupan hari ini harus lebih baik daripada kemarin dan hari esok

harus lebih baik daripada hari ini (Umar, 2010: 25). Kerja

produktif memerlukan keterampilan kerja yang sesuai dengan isi

(41)

memperbaiki cara kerja atau minimal mempertahankan cara kerja

yang sudah baik. Kerja produktif memerlukan prasyarat lain

sebagai faktor pendukung, yaitu: kemauan kerja yang tinggi,

kemampuan kerjayang sesuai dengan isi kerja, lingkungan kerja

yang nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup

minimum, jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja yang

manusiawi dan hubungan kerja yang humoris (Sinungan, 2005: 3).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas menurut

Ravianto dalam Tulenan (2015) adalah sebagaiberikut:

1) Motivasi

Merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan

seseorang ke arah pencapaian tujuan tertentu dan melibatkan

segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya. Pegawai

sebagai manusia (individu) sudah barang tentu memiliki

identifikasi tersendiri antara lain sebagai berikut:

a) Tabiat atau watak

b) Sikap atau tingkah laku atau penampilan

c) Kebutuhan

d) Keinginan

e) Cita-cita atau kepentingan-kepentingan lainnya

f) Kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk oleh keadaan aslinya

(42)

2) Kedisiplinan

Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam

perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat

berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan,

etika, norma dan kaidah yang berlaku. Disiplin kerja adalah

sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa

berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan

yang telah ditentukan. Kedisiplinan dapat dilakukan dengan

latihan antara lain dengan bekerja mengahargai waktu dan

biaya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap

produktivitas kerja pegawai.

Ciri-ciri pola tingkah laku pribadi disiplin tersebut di atas

menunjukkan bahwa disiplin membutuhkan pengorbanan, baik

itu perasaan, waktu, kenikmatan dan lain-lain. Disiplin

bukanlah tujuan, melainkan sarana yang ikut memainkan

peranan dalam pencapaian tujuan. Manusia sukses adalah

manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri

menyangkut pengaturan cara hidup dan mengatur cara kerja.

3) Etos Kerja

Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu

produktivitas kerja, karena etos kerja merupakan pandangan

untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan

(43)

pekerjaan yang kita lakukan.Usaha untuk mengembangkan etos

kerja yang produktif pada dasarnya mengarah pada penigkatan

produktivitas kerja. Untuk itu dapat ditempuh sebagai langkah

seperti:

a) Peningkatan produktivitas kerja melalui penumbuhan etos

kerja, dapat dilaukan lewat pendidikan terarah. Pendidikan

harus mengarah kepada pembentukan sikap mental

pembangunan, sikap atau watak positif sebagai manusia

pembangunan bercirikan inisiatif, kreatif, berani

mengambil resiko, sistematis dan skeptis.

b) Sisitem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan

pembangunan yang memrlukan berbagai kehalian dan

keterampilan serta sekaligus dapat meningkatkan

kreativitas, produktivitas, kualitas dan efisiensi kerja.

c) Menumbuhkan motivasi kerja, dari sudut pandang pekerja,

kerja berati pengorbanan baik untuk pengorbanan waktu

senggang dan kenikmatan hidup lainnya, sementara itu

upah atau gaji merupakan ganti rugi dari segala

pengorbanannya itu.

4) Keterampilan

Faktor keterampilan baik keterampilan teknis maupun

manajerial sangat menentukan tingkat pencapaian

(44)

dituntut untuk terampil dalam penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) terutama dalam perubahan teknologi

mutakir. Seseorang dinyatakan terampil dan produktif apabila

yang bersangkutan dalam satuan waktu tertentu dapat

menyelesaikan sejumlah hasil tertentu. Dengan demikian

menjadi faktor penentu suatu keberhasilan dan produktivitas

kerja, karena dari waktu itulah dapat dimunculkan kecepatan

dan percepatan yang akan sangat besar pengaruhya terhadap

keberhasilan kehidupan.

5) Pendidikan

Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan baik

melalui jalur pendidikan formal maupun informal. Karena

setiap penggunaan teknologi hanya akan dapat kita kuasai

dengan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang

handal. Faktor alat, cara dan lingkungan kerja sangat

berpengaruh terhadap produktivitas yang tingi, maka faktor

tersebut harus betul-betul serasi terhadap kemampuan,

kebolehan dan batasan manusia pekerja.

6) Lingkungan dan iklim kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong

pegawai agar senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung

jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Iklim

(45)

pihak pegawai maupun dari pihak pimpinan sehingga mampu

menumbuhkan motivasi kerja yang searah antara pegawai dan

pimpinan dalam rangka menciptakan ketentraman kerja dan

kelangsungan usaha ke arah peningkatan produktivitas kerja.

Produktivitas berkaitan dengan hasil kerja yang dicapai

oleh karyawan. Hasil kerja pegawai tersebut merupakan

produktivitas kerja sebagai target yang didapat melalui kualitas

kerjanya dengan melaksanakan tugas yang sesuai dengan

peraturan yang ditetapkan oleh organisasi. Selain itu,

Suprihanto (2003: 6) juga mengemukakan bahwa “Faktor

-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja

antara lain pendidikan dan latihan keterampilan, gizi/nutrisi dan

kesehatan, bakat atau bawaan, motivasi/kemauan, keterampilan

kerja, kesempatan manajemen dan kebijakan pemerintah”.

Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi produktivitas baik

secara langsung maupun tidak langsung. Produktivitas

dipengaruhi pula tingkat kehadiran karyawan dalam tempat

kerja. Produktivitas yang diharapkan perusahaan ataupun

organisasi tidak akan berjalan secara optimal jika tingkat

kehadiran karyawan sangat rendah, karena jika karyawan tidak

masuk kerja secara optimal tidak akan menyelesaikan produk

(46)

c. Manfaat Pengukuran Produktivitas Kerja

Gaspersz (1998: 23) mengungkapakan bahwa terdapat beberapa

manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi

perusahaan antara lain:

1) Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya

2) Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif

dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam

perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang

3) Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat

diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas

tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas

4) Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa datang dapat

dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran

tingkat produktivitas sekarang

5) Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat

ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas yang

ada ditingkat produktivitas yang direncanakan dan tingkat

produktivitas yang diukur

6) Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi

yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas

diantara organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta

bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada

(47)

7) Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan

kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus

menerus (Continuous Productivity Improvement), dan lain-lain.

d. Indikator Produktivitas Kerja

Menurut Simamora dalam Saputra (2014) faktor-faktor yang

digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas

kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu.

1) Kuantitas kerja merupakan jumlah kerja yang dilaksanakan

oleh seseorang pegawai dalam suatu periode tertentu.

2) Kualitas kerja merupakan suatu standar hasil yang berkaitan

dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan

dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan

standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

3) Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan

pada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi

dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia

untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi

karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal

(48)

3. Tingkat Pendidikan a. Pengertian

Menurut Heidjarachman (1997: 77), pendidikan adalah

suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang

termasuk di dalamnya peningkatan penguasaan teori dan

keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan.

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003: 16) pendidikan adalah

segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain

baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka

melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Menurut Hariandja (2002: 169) tingkat pendidikan adalah

suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur

sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial

pengetahuan konseptual dan toritis untuk tujuan-tujuan umum.

Dengan demikian tingkat pendidikan seorang karyawan dapat

meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki kinerja

perusahaan. Sedangkan menurut Sikula dalam Mangkunegara

(2003: 50) tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang

yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang

mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual

(49)

b. Unsur-Unsur Pendidikan

Unsur-unsur pendidikan menurut Notoatmodjo (2003: 16)

adalah sebagai berikut:

1) Input, sasaran pendidikan, yaitu: individu, kelompok,

masyarakat

2) Pendidik, yaitu pelaku pendidikan

3) Output, yaitu melakukan apa yang diharapkan atau perilaku

c. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan menurut Notoatmodjo (2003: 6), yaitu:

1) Menanamkan pengetahuan atau pengertian, pendapat dan

konsep-konsep

2) Mengubah sikap dan persepsi

3) Menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru.

d. Tingkatan Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2003) tingkat pendidikan dapat

dibedakan berdasarkan tingkat-tingkatan tertentu,yakni:

1) Pendidikan dasar awal selama 9 tahun meliputi SD atau

sederajat, SLTP atau sederajat

2) Pendidikan lanjut

a) Pendidikan tengah minimal 3 tahun meliputi SMA atau

sederajat

b) Pendidikan tinggi meliputi diploma, sarjana, magister, doktor

(50)

e. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan

Faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan menurut

Hasbullah (2001: 63) adalah sebagai berikut:

1) Ideologi

Semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama

khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan

pengetahuan dan pendidikan.

2) Sosial Ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi memungkingkan

seseorang mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

3) Sosial budaya

Masih banyak orang tua yang kurang menyadari akan

pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya

f. Indikator Tingkat Pendidikan

Indikator Tingkat Pendidikan menurut Tirtahardja (2005: 53),

yaitu:

1) Jenjang Pendidikan: tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang

akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.

2) Kesesuaian jurusan: sebelum pegawai direkrut terlebih dahulu

perusahaan menganalisis tingkat pendidikan dan kesesuaian

(51)

pada posisi jabatan yang sesuai dengan kualifikasi

pendidikannya.

3) Kompetensi: pengetahuan, penguasaan terhadap tugas,

keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam

kebiasaan berfikir dan bertindak.

4. Budaya Organisasi a. Pengertian

Creemers dan Reynold dalam Soetopo (2010: 123),

manyatakan bahwa budaya organisasi adalah keseluruhan norma,

nilai, keyakinan, dan asumsi yang dimiliki oleh anggota di dalam

organisasi. Menurut Peterson dalam Soetopo (2010: 122) budaya

organisasi mencakup keyakinan, ideologi, bahasa, ritual, dan mitos.

b. Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Siagian (2002: 199), fungsi budaya organisasi yaitu:

1) Penentu batas-batas perilaku. Budaya organisasi berperan

dalam menentukan perilaku yang seyogyanya ditampilkan dan

perilaku yang harus dielakkan. Dan menegaskan cara-cara

berperilaku yang sesuai dengan tuntutan budaya organisasi.

2) Menumbuhkan kesadaran tentang identitas sebagai anggota

organisasi. Budaya organisasi menuntut agar para anggotanya

merasa bangga mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi

3) Menumbuhkan komitmen. Sebagai konsekuensi logis dari

(52)

membuat komitmen (termasuk memberikan pengorbanan)

sedemikian rupa, sehingga mereka akan ikhlas bekerja demi

keberhasilan organisasinya

4) Pemeliharaan stabilitas organisasional. Dengan suasana stabil

dalam organisasi maka keberhasilan akan mudah diraih,

masalah lebih mudah terpecahkan, dan iklim kerja sama dapat

terpelihara dengan baik

5) Mekanisme pengawasan. Pengawasan merupakan salah satu

fungsi organik manajemen. Jika budaya organisasi dihayati dan

dilaksanakan oleh para anggota organisasi, budaya tersebut juga

berfungsi sebagai instrumen pengawasan. Dengan kata lain,

para anggota atau karyawan mampu melakukan pengendalian

dan pemantauan diri sendiri.

Dengan berfungsinya budaya organisasi akan mempunyai

dampak positif yang sangat kuat terhadap perilaku para anggotanya

termasuk untuk meningkatkan produktivitasnya.

c. Karakteristik Budaya Organisasi

Menurut Wahjono (2010:34) karakteristik pembentuk

budaya organisasi, diantaranya adalah:

1) Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana para karyawan

(53)

2) Perhatian kerincian. Sejauh mana karyawan diharapkan

memperlihatkan presisi (kecermatan), analisis dan perhatian

kepada rincian.

3) Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memuaskan perhatian

pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan

untuk mencapai hasil itu.

4) Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen

memperhitungkan efek hasil-hasil di dalam organisasi itu.

5) Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan

sekitar tim-tim, bukannya individu-individu.

6) Keagresifan. Sejauh mana orang-orang itu agresif dan

kompetitif dan bukannya santai-santai.

7) Kemantapan. Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan

dipertahankannya status quo dari pada pertumbuhan.

d. Macam-Macam Budaya Organisasi

Macam-macam budaya organisasi menurut Sucipto dan

Siswanto (2008: 147) adalah sebagai berikut:

1) Budaya peran (Apollo). Jenis budaya organisasi yang dimiliki

birokrasi tinggi, dikelola secara ilmiah dan memiliki disiplin

tinggi.

2) Budaya Kuasa (Zeus). Jenis budaya organisasi yang

mempunyai ciri-ciri yaitu ada seorang tokoh di tengah-tengah

(54)

sepemikiran dan mempunyai ciri-ciri lisan yang kuat dan

intuitif.

3) Budaya Tugas atau matrik (Athena). Jenis budaya organisasi

dimana di dalamnya orang-orang berkumpul dari latar belakang

ilmu dan keterampilan yang berbeda-beda, namun mereka

berfokus pada tugas yang sama.

4) Budaya Otomatis (Bionysius). Jenis budaya organisasi dimana

di dalam orang-orang berkumpul karena suatu minat, visi atau

keterangan yang sama.

e. Ciri-Ciri Budaya Organisasi

Samdeep dan Lylesussman dalam Sucipto (2008: 147)

mengklasifikasikan sebelas ciri budaya perusahaan yang unggul,

yaitu:

1) Keyakinan yang tidak tergoyahkan bahwa manusia adalah

sumber daya perusahaan yang paling penting

2) Dukungan dari kewirausahaan intern menghargai karyawan

yang membatu perusahaan yang tercapai misalnya

3) Pengendalian yang lebih didasarkan pada loyalitas dan

komitmen ketimbang pada aturan dan kepatuhan

4) Komitmen pada karyawan terhadap tujuan perusahaan lebih

tinggi ketimbang komitmen mereka terhadap tujuan kelompok

(55)

5) Komitmen manajemen puncak untuk menyemaikan kebanggan

di kalangan semua karyawan

6) Komitmen manajamen puncak untuk menghasilkan produk atau

layanan yang unggul lainnya

7) Keyakinan akan pentingnya informasi kabar baik maupun kabar

buruk

8) Kesadaran bahwa komunikasi ke atas lebih penting dari pada

komunikasi ke bawah

9) Dukungan manajemen puncak atas pelatihan dan

pengembangan komitmen untuk selalu lebih pandai dari pada

pesaing

10)Pandangan yang mengahargai keberanian mengambil risiko dan

kreativitas

f. Indikator Budaya Organisasi

Indikator budaya organisasi menurut Wibowo dalam Nadipah

(2016) yaitu:

1) Inovatif memperhitungkan resiko, norma yang dibentuk

berdasarkan kesepakatan menyatakan bahwa setiap karyawan

akan memberikan perhatian yang sensitif terhadap segala

permasalahan yang mungkin dapat membuat membuat resiko

kerugian bagi kelompok dan organisasi secara keseluruhan.

Perilaku karyawan yang demikian dapat dibentuk apabila

(56)

langsung mebuat rasatanggung jawab bagi karyawan untuk

melakukannya secara konsisten.

2) Memberi perhatian pada setiap masalah secara detail

Memberikan perhatian pada setiap masalah secara detail di

dalam melakukan pekerjaan akan menggambarkan ketelitian

dan kecermatan dari karyawan di dalam melaksanakan

tugasnya. Sikap yang demikian akan menggambarkan tingkat

kualitas pekerjaan yang tinggi yang dilakukan oleh setiap

karyawan, yang pada akhirnya dapat menciptakan kualitas

produk yang tinggi.

3) Berorientasi terhadap hasil yang akan dicapai

Supervisi seorang manajer terhadap bawahannya merupakan

salah satu cara manajer untuk mengarahkan dan

memberdayakan mereka. Melalui supervisi ini, dapat diuraikan

tujuan organisasi dan kelompok serta anggotanya. Tujuan

tersebut pada akhirnya menggambarkan hasil yang harus

dicapai.

4) Berorientasi kepada semua kepentingan karyawan

Keberhasilan atau kinerja organisasi salah satunya ditentukan

kekompakan tim kerja (team work). Kerja sama tim dapat

dibentuk jika manajer dapat melakukan supervisi dengan baik

(57)

meningkatkan produktivitas apabila mereka dapat bekerja sama

secara tim di dalam organisasi.

5) Agresif dalam bekerja

Produktivitas yang tinggi dapat dihasilkan apabila performa

karyawan dapat memenuhi standar yang dibutuhkan untuk

melakukan tugasnya. Performa yang baik dimaksudkan, antara

lain kualifikasi keahlian (ability and skill) yang dapat

memenuhi persyaratan produktivitas serta harus diikuti dengan

disiplin dan kerajinan yang tinggi.

6) Mempertahankan dan menjaga stabilitas kerja

Performa yang baik dari karyawan harus didukung oleh

kesehatan yang prima. Performa yang baik tidak akan dapat

tercipta secara kontinu apabila karyawan tidak dalam kondisi

kesehatan yang prima. Pengertiannya, karyawan juga harus

mampu menjaga kondisi kesehatan agar tetap prima, kondisi

seperti ini hanya dapat dipenuhi apabila secara teratur

mengkonsumsi makanan yang bergizi dan memadai.

5. Pengalaman Kerja a. Pengertian

Menurut Martoyo (2007: 113) pengalaman kerja adalah

lama waktu karyawan bekerja di tempat kerja mulai saat diterima

di tenpat kerja hingga sekarang. Sedangkan menurut Manulang

(58)

keterampilan tentang metode suatu pekerjaan bagi pegawai tersebut

dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya.

Siagian (2002: 75) mengatakan pengalaman sebagai

keseluruhan pelajaran yang dibentuk oleh seseorang dari

peristiwa-peristiwa yang dilalui dalam pelajaran hidupnya. Dalam

tahun-tahun terakhir ini pengaruh tingkat pengalaman kerja hanya

sebagai rangkaian teknik.Pengalaman kerja diperlukan untuk

meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam perusahaan,

tujuannya untuk memberikan kepada perusahaan suatu kerja yang

efektif dan bagi tenaga kerja sendiri sebagai sarana peningkatan

produktivitas kerja. Pengalaman kerja berkaitan dengan masa kerja

seseorang, semakin berpengalaman seseorang akan membentuk

kecakapan atas bidang yang pernah dilakukan, karena pengalaman

merupakan bentuk pendidikan informal, dimana seseorang secara

sadar belajar sehingga ia akan mempunyai kecakapan praktis serta

terampil dalam bekerja keadaan ini akan menimbulkan kepuasan

dalam bekerja yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan

prestasi pegawai dan secara keseluruhan memutuskan kebutuhan

(59)

b. Faktor yang Mempengaruhi Pengalaman Kerja

Menurut Handoko (2000: 12) faktor-faktor yang

mempengaruhi pengalaman kerja yaitu:

1) Latar belakang pribadi mencakup pendidikan, kursus, latihan,

bekerja. Untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan

seseorang di waktu yang lalu.

2) Berkat dan minat (optitude and interest), untuk memperkirakan

minat dan kepastian atau kemampuan seseorang.

3) Sikap dan kebutuhan untuk meramalkan tanggung jawab dan

wewenang seseorang.

4) Kemampuan-kemampuan analisis dan manipulatif, untuk

mempelajari kemampuan penilaian dan penganalisisan.

5) Keterampilan dan kemampuan teknik, untuk menilai

kemampuan dalam aspek-aspek teknik pekerjaannya.

c. Indikator Pengalaman Kerja

Menurut Foster (2001: 43) menyatakan ada beberapa hal untuk

menentukan berpengalaman tidaknya seorang karyawan yang

sekaligus sebagi indikator pengalaman kerja, yaitu:

1) Lama waktu atau masa kerja

Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah

ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas pekerjaan

(60)

2) Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan

atau informasi lain yang dibutuhkan oleh pegawai. Pengetahuan

juga mencakup kemampuan untuk memahami dan menerapkan

informasi pada tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan

keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan

untuk mencapai ayau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.

3) Penguasaan terhahadap pekerjaan dan peralatan.

Tingkat penguasaan seseorang dalam melaksanakan

aspek-aspek teknik peralatan dan teknik pekerjaan.

6. Disiplin Kerja a. Pengertian

Menurut Riva’i dalam Hartatik (2004), disiplin kerja adalah

suatu alat yang digunakan pemimpin untuk mengubah suatu

perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran

dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan

serta norma-norma sosial yang berlaku. Menurut Hasibuan dalam

Abidin (2013) kedisiplinan merupakan kesadaran dan kesediaan

seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma

sosial yang berlaku. Disiplin yang baik mencerminkan besranya

tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan

kepadanya. Hal ini akan mendorong gairah kerja, semangat kerja

(61)

disiplin kerja bermanfaat mendidik karyawan untuk mematuhi dan

menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada.

Kurangnya pengetahuan tentang peraturan, prosedur dan kebijakan

akan menyebabkan tindakan indisipliner. Sinungan (2005: 145)

mengatakan bahwa disiplin adalah sikap mental yang tercermin

dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau

masyarakat berupa ketaatan terhadap peraturan-peraturan atau

ketentuan yang ditetapkan pemerintah atau etik, nirma dan kaidah

yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu.

Menurut Hasibuan dalam Tulenan (2015), kedisiplinan

kerja diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat

waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi

semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku.Pada hakikatnya pendisiplinan merupakan tindakan yang

dilakukan karyawan dengan bersikap tanggung jawab atas

pekerjaan yang dilakukan, menekankan timbulnya masalah

sekecil mungkin, dan mencegah berkembangnya kesalahan yang

mungkin terjadi.

b. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan dalam Tulenan (2015) kedisiplinan diartikan

jika pegawai:

1) Selalu datang dan pulang tepat pada waktunya: Ketepatan

(62)

dijadikan ukuran disiplin kerja. Dengan selalu datang dan

pulang tepat dengan waktunya, atau sudah sesuai dengan aturan

yang telah ditetapkan maka dapat mengindikasikan baik

tidaknya tingkat kedisiplinan dalam organisasi tersebut.

2) Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik: Mengerjakan

semua pekerjaan dengan baik menjadi salah satu indikator

kedisiplinan, dengan hasil pekerjaan yang baik dapat

menunjukkan kedisiplinan pegawai suatu organisasi dalam

mengerjakan tugas yang diberikan.

3) Mematuhi semua peraturan organisasi dan norma-norma yang

berlaku: Mematuhi semua peraturan organisasi dan

norma-norma yang berlaku merupakan salah satu sikap disiplin

pegawai sehingga apabila pegawai tersebut tidak mematuhi

aturan dan melanggar norma-norma yang berlaku maka itu

menunjukkan adanya sikap tidak disiplin.

c. Jenis-jenis Disiplin Kerja

Menurut Terry dalam Tulenan (2015) disiplin kerja dapat

timbul dari dalam diri sendiri dan juga dari perintah:

1) Self imposed discipline, yaitu kedisiplinan yang timbul dari diri

sendiri atasdasar kerelaan, kesadaran dan bukan timbul atas

dasar paksaan. Disiplin ini timbul karena seseorang merasa

terpenuhi kebutuhannya dan merasa telah menjadi bagian dari

(63)

dan secara sukarela memenuhi segala peraturan yang berlaku.

2) Command discipline, yaitu disiplin yang timbul karena paksaan,

perintah dan hukuman serta kekuasaan. Jadi disiplin ini bukan

timbul karena perasaan ikhlas dan kesadaran akan tetapi karena

adanya paksaan atau ancama dari orang lain.

d. Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja

Menurut Heijerachman dan Suadi Usman dalam Tulenan

(2015), untuk mengkondisikan pegawai suatu organisasi atau

perusahaan agar bersikap disiplin maka terdapat beberapa prinsip

pendisiplinan antara lain:

1) Pendisiplinan dilakukan secara pribadi

Pendisiplinan ini dilakukan dengan menghindari menegur

kesalahan di depan orang banyak agar pegawai yang

bersangkutan tidak merasa malu dan sakit hati.

2) Pendisiplinan harus bersifat membangun

Selain menunjukkan kesalahan yang telah dilakukan pegawai,

haruslah diikuti dengan petunjuk cara pemecahannya sehingga

pegawai tidak merasa bingung dalam menghadapi kesalahan

(64)

3) Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan

Dalam tindakan pendisiplinan dilakukan secara adil tanpa

pilih kasih, siapapun yang telah melakukan kesalahan harus

mendapatkan tindakan pendisiplinan secara adil tanpa

membeda-bedakan.

4) Pimpinan hendaknya tidak melakukan pendisplinan sewaktu

pegawai absen.

Pendisiplinan hendaknya dilakukan dihadapan pegawai yang

bersangkutan secara pribadi agar dia tahu telah melakukan

kesalahan.

5) Setelah pendisiplinan hendaknya wajar kembali

Sikap wajar hendaklah dilakukan pimpinan terhadap pegawai

yang telah melaukan kesalahan tersebut, sehingga proses kerja

dapat berjalan lancar kembali dan tidak kaku dalam bersikap.

e. Tujuan Disiplin Kerja

Menurut Simamora dalam Permatasari, dkk (2015) tujuan disiplin

kerja adalah sebagai berikut:

1) Untuk memastikan perilaku karyawan konsisten sesuai dengan

aturan perusahaan.

2) Untuk menumbuhkan atau mempertahankan rasa hormat dan

saling percaya diantara penyelia dan bawahannya

3) Membantu karyawan supaya lebih produktiv, dengan demikian

(65)

4) Tindakan disipliner yang efektif dapat memacu individu

karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja (kinerja) yang

pada akhirnya menghasilkan pencapaian bagi individu yang

bersangkutan.

f. Indikator Disiplin Kerja

Menurut Fathoni dalam Hartatik (2014: 200-202) indikator

yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu

organisasi yakni:

1) Tujuan dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan staf dalam memahami peraturan yang

berlaku dalam suatu organisasi sangat berpengaruh pada tingkat

kedislipinan karyawan.Kurang penegtahuan tentang peraturan,

prosedur, dan kebijakan yang ada, menjadi penyebab terbanyak

tindakan indispliner.

2) Keteladanan Pemimpin

Seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh pada

staf dan menjadi role model/panutan bagi bawahannya.

Apabila pimpinan tidak bisa menjadi contoh yang baik bagi

bawahannya maka setiap aturan dan kebijakan yang dibuat

tidak akan dilaksanakan oleh staf secara maksimal. Oleh

karena itu seorang pimpinan harus dapat mempertahankan

(66)

3) Keadilan

Aturan-aturan yang dibuat harus diberlakukan untuk semua

staf tanpa memandang kedudukan. Bila ada yang melanggar

maka harus dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

4) Pengawasan Melekat

Pengawasan melekat ialah tindakan nyata dan paling efektif

dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan.

Sebab, dengan pengawasan melekat ini, berarti atasan harus

aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, gairah kerja,

dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus

selalu ada atau hadir ditempat kerja. Jadi pengawasan

melekat ini menuntut adanya kebersamaan aktif antara

atasan dengan bawahan dalam mencapai tujuan perusahaan,

karyawan, dan masyarakat.

5) Sanksi Hukuman

Sanksi indisipliner dilakukan untuk mengarahkan dan

memperbaiki perilaku pegawai, bukan untuk menyakiti.

Tindakan indisipliner hanya dilakukan pada pegawai yang

tidak dapat mendisiplinkan diri, menentang/tidak dapat

mematuhi peraturan/prosedur organisasi. Melemahnya

Gambar

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Varibel Bebas
Gambar 2.2 Kerangka Penelitian
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BTN Syariah
+7

Referensi

Dokumen terkait

tersebut adalah biaya yang masih harus dibayar pada saat laporan keuangan

Perlindungan tangan Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian

Laju pertumbuhan relatif tertinggi tanaman seledri pada 40-50 dihasilkan oleh pemberian konsentrasi IAA 1,0 ppm (A1) yaitu 0,0310 g/hari dan tidak berbeda nyata dengan

Segala puji dan syukur Alhamdulilah kehadirat Allah SWT atas segala kebesaran dan kemudahan-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan innayah-Nya sehingga

Mood Modification : Hal ini mengacu pada pengalaman subjektif pecandu game online yang merupakan konsekuensi dari terlibatnya dalam bermain game online dan dapat dijadikan

Sehingga dengan adanya sistem informasi ini mahasiswa akan lebih mudah mendapatkan informasi mengengenai pendaftaran magang kerja dan mempermudah dalam proses mendaftarnya

kelompok interval yang berbeda dalam suatu sampel. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis uji beda dua rata- rata. Konsep dari uji beda dua

Pasal 11 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penanganan Hepatitis dijelaskan oleh bahwa pemeriksaan hepatitis pada ibu hamil hanya bersifat di sarankan