• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PELAKSANAAN SUPERVISI KELAS TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA SE KOTA PALU TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PELAKSANAAN SUPERVISI KELAS TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA SE KOTA PALU TAHUN 2017"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

DAN PELAKSANAAN SUPERVISI KELAS TERHADAP

KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMA SE KOTA PALU

TAHUN 2017

Oleh :

M A R W A N

NIM. 12010150052

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCA SARJANA

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAT PERSETUJUAN TESIS

Nama : Marwan, S.Pd.I

NIM : 12010150052

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Kosentrasi : Supervisi Pendidikan Agama Islam Tanggal Ujian : 28 September 2017

Judul Tesis : Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pelaksanaan Supervisi Kelas Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam di SMA se Kota Palu Tahun 2017.

Panitia Munaqosah Tesis

1. Ketua Penguji : Dr. Zakiyuddin, M.Ag ______________________

2. Sekretaris : Dr. Adang Kuswaya, M.Ag ______________________

3. Penguji I : Prof. Dr. Mansur, M.Ag ______________________

4. Penguji II : Dr. Anton Bawono, M.Si ______________________

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN

“saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya saya

sendiri dan sepanjang pengetahuan dan kayakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah Pada Institut

Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

Salatiga september 2017 Yang membuat pernyataan

(4)

ABSTRAK

Judul : Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Iformasi dan Pelaksanaan Supervisi Kelas Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Se Kota Palu tahun 2017.

Tujuan dilakukan penelitian pada tesis ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi informasi oleh guru terhadap kinerja guru pendidikan agama islam SMA di Kota Palu?, 2) Untuk mengetahui pengaruh supervisi kelas oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru pendidikan agama islam SMA di Kota Palu?, 3) Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi informasi oleh guru pendidikan agama islam dan pelaksanaan supervisi kelas oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru pendidikan agama islam di Kota Palu ? 4) Untuk mengetahui perbandingan data kuantitatif dan data kualitatif pemanfaatan teknologi informasi pada guru pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu? 5) Untuk mengetahui perbandingan data kuantitatif dan data kualitatif pelaksanaan supervisi kelas terhadap kinerja pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu? 6)Untuk mengetahui perbandingan data kualitatif dan data kuantitatif pemanfaatan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas secara bersama-sama terhadap kinerja guru pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu? 7) Untuk mengetahui faktor-faktor lain di luar pemanfaatan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas yang berpengaruh terhadap kinerja guru pendidikan agama islam ?

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field resarch) dengan metode kombinasi kuantitatif dan kualitatif model sequetial explanatory. Hasil penelitian ini menunjukan 1) Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan teradap kinerja dengan nilai sig.0.006 < 0.05 dan t hitung 3.122 > t tabel 2.019, 2) pelaksanaan supervisi kelas berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru dengan nilai sig.0.000<0.05 dan t hitung 3.837 > t tabel 2.019, 3) Pemanfaatan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru dengan nilai sig.0.000<0.05 dan f hitung 14.754 > f tabel 3.22. 4) Data kaualitatif pemanfaatan teknologi informasi dan kinerja guru memperkuat, memperdalam, dan memperluas data kuantitatif. 5) Data kaualitatif pelaskasanaan supervisi kelas dan kinerja guru memperkuat dan memperdalam data kuantitatif. 6) Data kualitatif pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas secara simultan terhadap kinerja guru pendidikan agama islam memperkuat data kuantitatif. 7) Variabel lain di luar penelitian yang berpengaruh terhadap kinerja guru pendidikan agama islam adalah kedisiplinan guru, kreatifitas guru, ketersediaan fasilitas, dan penghargaan.

Besarnya pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas terhadap kinerja guru baik secara parsial atau secara simultan sebesar 40,5%, adapun sisanya 59,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Kata Kunci : Teknologi Informasi, Supervisi Kelas, dan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam.

(5)

ABSTRACT

Title : Effect of Technology Utilization Iformation and Implementation of Class Supervision on the Performance of Islamic Religious Education Teachers in SMA Se Palu City 2017 .

The purpose of research conducted on this thesis are : 1) To know the influence of the utilization of information technology by teachers on the performance of Islamic high school teachers in Palu , 2). To determine the effect of classroom supervision by the principal on the performance of teachers of Islamic high school education in Palu, 3) To know the influence of the use of information technology by Islamic religious education teacher and the implementation of class supervision by the principal on the performance of Islamic religious education teacher in Palu City 4) To know the comparison of quantitative data and qualitative data utilization of information technology in Islamic religious education teacher in high school as Palu City, 5) To know the comparison of quantitative data and qualitative data implementation of class supervision on the performance of Islamic religious education in high school in Palu City 6) To know the comparison of qualitative data and quantitative data utilization of information technology and the implementation of class supervision together to the performance of Islamic religious education teacher in high school in Palu City 7) To know other factors beyond the utilization of information technology and the implementation of class supervision that affect the performance of Islamic religious education teachers.

This research is field research with quantitative combination method and qualitative sequetial explanatory model . The result of this research shows that 1) The utilization of information technology has significant effect on performance with the value of sig. 0.006 <0.05 and t count 3.122>t table 2.019, 2) the implementation of class supervision has a significant effect on teacher performance with sig.0.000 <0.05 and t count 3.837 > t table 2.019, 3) Utilization of information technology and implementation of class supervision simultaneously have a significant effect on teacher performance with value sig.0.000 <0.05 and f count 14.754> f table 3.22, 4) The qualitative data of information technology utilization and teacher performance strengthens , deepens , and expands quantitative data . 5) The qualitative data on classroom supervision and teacher performance strengthens and deepens the quantitative data, 6) Qualitative data influence the use of information technology and the implementation of classroom supervision simultaneously on the performance of Islamic religious education teachers strengthen quantitative data, 7) Other variables outside the study that affect the performance of Islamic religious education teachers are teacher discipline, teacher creativity, facility availability, and rewards.

The amount of influence of the utilization of information technology and the implementation of class supervision on teacher performance either partially or simultaneously 40.5%, while the remaining 59.5% influenced by other variables outside this study.

Keywords : Information Technology , Classroom Supervision , and Performance of Islamic Religious Education Teachers.

(6)

PRAKATA

Penulis memulai dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah atas segenap

rahmat dan nikmat-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga

tetap teruntuk Rasulullah SAW, yang selalu penulis jadikan sebagai teladan dalam

mengarungi hidup ini.

Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemanfaatan IT dan Pelaksanaan Supervisi Kelas

Terhadap Kinerja Guru pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu merupakan syarat akhir memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Konsentrasi Supervisi Pendidikan Agama Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Oleh karena itu penulir menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih

kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga

3. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi

bimbingan dalam penyelesaian tesis ini.

4. Seluruh Dosen Program Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah banyak memberi

pengalaman akademik hingga penulis dapat menulis tesis ini.

5. Seluruh Kepala Sekolah dan Guru pendidikan agama islam di Kota Palu yang turut membantu mempermudah penulis mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian

ini.

6. Seluruh anggota keluarga yang telah dengan sabar mendukung dan mendoakan.

7. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya dalam tesis

ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini bukanlah karya sempurna tanpa cacar, yang

mungkin penulis tidak dapat melihat dengan keterbatasan yang dimiliki, oleh karenanya

(7)

tegur dan sapa dari siapa saja yang lebih mengetahui tentang tulisan ini, sangat diharapkan

bagi perbagikan pengembangan potensi, sehingga kedepannya dapat menghadirkan

karya-karya hasanah ilmiah yang semakin baik. Akhirnya penulis berdoa semoga Allah

mengampuni dosa dan kesalahan kita semua, dan semoga kita termasuk dalam kafilah

panjang yang dirindukan dan dirindukan-Nya.

Salatiga, Septermber 2017

M a r w a n

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

PERNYATAAN KEASILIAN ... ii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Signifikansi Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 10

D. Tinjauan Pustaka ... 11

E. Landasan Teori ... 17

1. Pemanfaatan Teknologi informasi dalam Dunia Pendidikan. ... 17

a. Pengertian ... 17

b. Tujuan Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 19

c. Indikator Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 22

2. Supervisi Kelas. ... 22

a. Pengertian ... 22

b. Pelaksanaan Supervisi Kelas ... 24

3. Kinerja Guru ... 28

a. Pengertian ... 28

b. Indikator kinerja ... 30

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ... 30

(9)

4. Hipotesis Penelitian ... 32

F. Metode Penelitian... 33

1. Rancangan Penelitian ... 33

2. Jenis dan Populasi Penelitian ... 33

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 34

4. Variabel Penelitian ... 35

5. Sumber Data ... 36

6. Teknik Pengumpulan Data ... 36

7. Metode Analisis Data ... 37

G. Sistematika Penulisan ... 42

BAB II DESKRIPSI DATA PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Kota Palu ... 44

2. Letak Geografis ... 44

3. Kondisi Masyarakat ... 45

4. Lembaga Pendidikan ... 45

B. Keadaan Guru Pendidikan Agama Islam di Kota Palu ... 47

C. Kegiatan Guru PAI Kota Palu ... 50

D. Ujicoba instrumen ... 51

BAB III ANALISIS DATA A. Analisis Data Kuantitatif ... 56

1. Uji Prasyarat ... 56

2. Analisi Pendahuluan... 60

3. Analisis Regresi ... 70

B. Analisis Data Kualitatif ... 76

1. Pemanfaatan Teknologi Iformasi oleh Guru Pendidikan Agama Islam di Kota Palu ... 76

2. Pelaksanaan Supervisi Kelas ... 79

(10)

BAB IV ANALISIS DATA KUANTITATIF DAN DATA KUALITATIF

A. Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Pemanfaatan Teknologi informasi .. 84 B. Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Pelaksanaan Supervisi Kelas ... 86 C. Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Kinerja

Guru Pendidikan Agama Islam ... 88 D. Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Hubungan Antar Variabel ... 91 BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ... 95 B. Saran ... 97 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tabel data SMA di Kota Palu ... 46

Tabel 2.2. Tabel data guru PAI SMA di Kota Palu ... 48

Tabel 2.3. Tabel data jumlah guru PAI PNS dan GTT SMA di Kota Palu ... 49

Tabel 2.4. Tabel hasil uji validitas variabel pemanfaatan Teknologi informasi 52

Tabel 2.5. Tabel hasil uji validitas variabel supervisi kelas ... 53

Tabel 2.6. Tabel hasil uji validitas variabel kinerja guru ... 54

Tabel 2.7. Tabel hasil uji releabilitas angket... 54

Tabel 2.8. Tabel hasil uji normalitas ... 54

Tabel 3.1. Tabel hasil uji validitas variabel penggunaan Teknologi informasi . 56 Tabel 3.2. Tabel hasil uji validitas variabel penggunaan Teknologi informasi . 57 Tabel 3.3. Tabel hasil uji validitas variabel supervisi kelas ... 58

Tabel 3.3. Tabel hasil uji validitas variabel kinerja guru ... 58

Tabel 3.4. Tabel hasil uji releabilitas angket... 59

Tabel 3.5. Tabel hasil uji normalitas ... 60

Tabel 3.6. Tabel interval skor pemanfaatan Teknologi informasi ... 61

Tabel 3.7. Tabel deskriptif variabel pemanfaatan Teknologi informasi ... 61

Tabel 3.8. Tabel deskriptif pengoperasian komputer ... 62

Tabel 3.9. Tabel deskriptif penguasaan software aplikasi ... 63

Tabel 3.10. Tabel deskriptif keterampilan berinternet ... 63

Tabel 3.11. Tabel interval skor supervisi kelas ... 64

Tabel 3.12. Tabel deskriptif variabel supervisi kelas ... 64

Tabel 3.13. Tabel deskriptif persiapan supervisi kelas ... 65

Tabel 3.14. Tabel deskriptif kegiatan supervisi kelas ... 65

Tabel 3.15. Tabel deskriptif penutup supervisi kelas ... 66

Tabel 3.16. Tabel deskriptif tindak lanjut ... 66

Tabel 3.17. Tabel variabel kinerja guru ... 67

Tabel 3.18. Tabel deskriptif variabel supervisi kelas ... 67

Tabel 3.19. Tabel deskriptif kompetensi pedagogik ... 68

(12)

Tabel 3.21. Tabel deskriptif kompetensi sosial ... 69

Tabel 3.22. Tabel deskriptif kompetensi profesional ... 70

Tabel 3.23. Tabel uji t ... 71

Tabel 3.24. Tabel analisis regresi uji f ... 73

Tabel 3.25. Tabel koefisien determinan ... 74

Tabel 3.26. Tabel uji multikolonieritas ... 74

Tabel 3.27. Tabel uji heterokedastisitas ... 75

Tabel 4.1. Tabel data kuantitatif dan kualitatif pemanfaatan teknologi informasi ... 85

Tabel 4.2. Tabel data kuantitatif dan kualitatif supervisi kelas... 86

Tabel 4.3. Tabel data kuantitatif dan kualitatif kinerja guru ... 89

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Gambar Rancangan Penelitian ... 33 Gambar 3.1. Gambar grafik heterokedastisitas ... 76 Gambar 4.1. gambar hasil hasil penelitian kuantitatif dan

kualitatif tentang faktor yang mempengaruhi kinerja guru ... 94

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai pilar pembentuk peradaban, pendidikan memberi kontribusi besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan menjadi wahana membentuk generasi yang mampu berkompetisi dan berkontribusi terhadap perkembangan global. Tidak diragukan lagi bahwa setiap generasi dalam suatu negara membutuhkan peran pendidikan dalam menumbuh kembangkan potensinya, sehingga tidaklah mengherankan jika pendidikan yang baik sangat dibutuhkan bagi lahirnya generasi unggul.

Demikian pula halnya, karena pendidikan dinilai sangat penting, maka pendidikan harus berlangsung seperti yang menjadi tujuan pendidikan, segala upaya harus dilakukan agar pendidikan berjalan dengan baik. Tentu saja pendidikan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya tujuan yang matang, jelas dan direalisasikan secara nyata, jika demkian peluang untuk melahirkan generasi yang berkualitas akan semakin besar.

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 “tujuan pendidikan nasonal adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

(15)

menjadi warga negara yang demokratis”.1 Tercapainya tujuan pendidikan tersebut harus ditunjang oleh ketersediaan sumber daya yang memadai, dalam hal ini guru menempati posisi penting dalam pelaksanaan pendidikan, oleh karenanya regulasi yang dibuat oleh pemerintah hanya akan dapat diterjemahkan dengan baik, apabila guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi yang baik.

Andi Prastowo menyatakan pula, kedudukan pendidikan agama sangat penting. Pendidikan agama dikelompokkan ke dalam pendidikan yang wajib diberikan kepada seluruh siswa sesuai dengan agama yang dianutnya. Pendidikan agama itu tentunya dilaksanakan untuk mencapai terwujudnya tujuan pendidikan nasional pada aspek beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia dan lebih dipertegas lagi kedudukan pendidikan agama islam dalam undang-undang Sisdiknas, yaitu mengenai hak peserta didik.2 Setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama yang sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.3

Selain fungsi sentral tujuan pendidikan serta pentingnya pendidikan agama, ternyata perkembangan infromasi dan teknologi berkembang dengan sangat pesat. Perkembangakan itu telah menyuguhkan tantangan tersendiri, dimana akselerasi teknologi terjadi dengan sangat cepat melintasi waktu dan kadang-kadang tidak diikuti dengan pertambahan kemampuan memanfaatkannya,

1

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, Bab II, pasal 3, 4.

2

Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik-Scientific Untuk Pendidikan Agama di

Sekolah/Madrasah, Cet. IJakarta: PT. Grafindo Persada, 2015, 11.

3

(16)

maka pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran menjadi salah satu kompetensi paedagogik yang harus dimiliki guru.

Guru dituntut menjadi yang terdepan dalam penguasaan teknologi sebagai wujud akselerasi yang mutlak harus ditransfer kepada generasi penerus. Hal ini untuk menghindari adanya jarak yang terlalu lebar antara pengetahuan guru dengan pengetahuan anak didik. Guru yang pada awalnya sebagai sumber informasi ilmu sekarang bergeser kedudukannya menjadi fasilitator yang harus mampu menjembatani antara perkembangan teknologi dengan anak didik. Adanya pergeseran fungsi ini harus menjadi motivasi bagi guru untuk terus belajar mengembangkan potensi dirinya, sehingga penyampaian pengetahuan dalam proses belajar mengajar di kelas menjadi sesuatu yang tidak lagi dianggap membosankan oleh peserta didik.

Berdasarkan prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013, guru dituntut mengubah mindset dan kebiasaan lama mengajar di depan kelas. Salah satu prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 yaitu penerapan teknologi informasi secara terintegrasi yang dapat mengarahkan siswa berpikir kritis dan analitis. Hal tersebut selaras dengan apa yang diharapkan dalam Science educators in Kenyan, bahwa penggunaan teknologi informasi secara substansial akan dapat membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran yang efesien dan efektif, sebab temuan dari negara-negara maju telah menunjukan kemampuan teknologi informasi dapat meningkatkan pengetahuan ilmiah siswa.4

4Florence Y. Odera, “Integrating Computer Science Education in Kenyan Secondary Schools”,

International Journal of Information and Communication Technology Research, Volume 1, Number

(17)

Nampaknya penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan tidak selalu berjalan mulus, karena ternyata kemajuan teknologi tidak selalu diikuti dengan kualitas sumberdaya manusia. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Bonita Destiana, ia menyampaikan bawah menselaraskan kemajuan teknologi dan kualitas guru masih sulit dilakukan karena kebanyakan guru masih terbiasa dengan metode lama dalam proses pembelajaran, yaitu metode ceramah yang berorentasi pada konten untuk menyelesaikan materi, padahal sekolah-sekolah telah memiliki sarana dan prasana pendukung pembelajaran berbasis teknologi informasi seperti laboratorium komputer, lcd projector dan akses internet.5

Chaidar Husain mengemukakan masalah lain dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pendidikan, menurutnya terdapat lima masalah yang menjadi penghambat dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pendidikan yaitu 1) masalah teknis, hal ini terkait dengan ketersediaan listrik yang memadai, kestabilan jaringan internet, 2) secara psikologis guru terbebani untuk bisa mengajar dengan memanfaatkan media pengajaran, hal ini dikarenakan dengan media pengajaran guru dituntut harus lebih kreatif dan dengan persiapan pengajaran lebih matang, sehingga sebelum tampil di depan kelas, guru sudah harus mencobanya agar terbiasan dan tidak canggung, 3) keterbatasan tenaga operasional untuk bisa memanfaatkan TIK, hal ini terkait dengan ketersediaan tenaga khusus untuk mengelola media tersebut, karena tidak semua guru mampu mengoperasikan media tersebut, 4) kurangnya kompetensi

5Bonita Destiana, “Faktor Determinan Pemanfaatan TIK dan Pengaruhnya

Terhadap Kinerja

(18)

guru dalam memanfaatkan teknologi informasi yang telah disediakan oleh sekolah yang terkadang dipengaruhi faktor usia, 5) masalah pembiayaan, yang terkait erat dengan pemenuhan perangkat pembelajaran berbasis teknologi informasi .6

Berbagai hambatan yang telah ditemukan peneliti sebelumnya, yang paling dominan adalah terkait dengan kemampuan guru dalam pemamfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran, hambatan lain yang ditemukan berupa masalah teknis dan pembiayaan.

Dari beberapa uraian di atas menggambarkan masalah-masalah yang muncul dalam pemanfaatan teknologi informasi di dunia pendidikan, dan dari observasi awal yang penulis lakukan, nampaknya masalah sumberdaya masih menjadi masalah yang dominan pada guru-guru pendidikan agama islam di SMA di Kota Palu, dimana terdapat perbedaan kemampuan menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar, hal ini terjadi terutama pada guru-guru senior. Tentu saja dengan adanya perbedaan kemampuan guru dalam penggunaan teknologi informasi , akan menciptakan satu fenomena tingkat kinerja yang tidak sama antara satu guru dengan guru lainnya.

Unesco Institute for Statustics (UIS) memberi perhatian terhadap penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan yang terkait dengan tingkat kapasitas atau infrastruktur nasional (mislanya listrik dan internet) untuk mengintegrasikan alat teknologi informasi baru disekolah, jenis teknologi informasi yang saat ini diabaikan atau ditekankan yang sehubungan dengan

(19)

kegunaan dan keterjangkauan, pendistribusian alat-alat teknologi informasi di seluruh negeri, pemerataan penggunaan teknologi informasi oleh anak laki-laki dan perempuan, dan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan teknologi informasi dalam mengajar di kelas. Unesco mengakui bahwa teknologi informasi memiliki peran penting dalam memperluas akses, menghilangkan pengecualian dan meningkatkan kualitas pendidikan.7

Selain itu untuk mewujudkan kinerja mengajar yang baik bagi guru, harus ada kegiatan supervisi sebagai upaya memberi bantuan dan layanan untuk meningkatkan kualitas guru mengajar di kelas sebagai bentuk dari mengembangkan potensi dan kualitas guru.8 Peningkatan mutu pembelajaran dan profesionalisme guru dalam kinerjanya sangat berkaitan erat dengan kefektifan pelayanan supervisi.

Dari segi model, secara umum supervisi itu, terdiri dari supervisi akademik, supervisi managerial dan supervisi kliniks dengan karakteristka pelaksanaan yang berbeda dari teori-teori itu. Dari ketiga supervisi tersebut penelitia memfokuskan pembahasannya pada supervisi kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah, supervisi kelas ini sebagai bagian dari pelaksanaan supervisi akademik di sekolah.

Kepala sekolah menjadi pucuk pimpinan instruksional untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang efektif dan efesien sebagaimana

yang dikatakan oleh Eben Egwu “The principal as an instructional leader is

7UNESCO, “Institus for Statistics (UIS), Information and Communication Technology (ICT) In Education in Asia”, Information Papars, Vol. 6 No. 22, (2014), 6.

8

Abd. Kadir Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapastas Guru;

(20)

responsible for maintaining and improving the quality of instructional

programmes for the effective and efficient attainment of the set educational

objectives of the school”.9 Salah satu wewenang kepala sekolah adalah melakukan kegiatan supervisi kelas. Salah satu teknik supervisi yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah adalah teknik observasi kelas, yang selanjutnya dalam tesis ini akan disebut sebagai supervisi kelas.

Dalam hal pelaksanaannya sendiri, terdapat kendala-kendala yang dihadapi dalam kegaitan supervisi kelas. kendala-kendala itu bisa datang dari dalam diri kepala sekolah berupa kompleksitas tugas menagerial kepala sekolah, yang mana tugas supervisi tidak dapat dilakukan sendiri oleh kepala sekolah, tugas yang tidak dapat dilakukan sendiri itu dapat diatasi dengan melakukan pendelegasian wewenang oleh kepala sekolah kepada wakasek-wakasek atau guru-guru senior.

Selain itu masalah supervisi juga terjadi pada guru-guru sendiri berupa kurang siapnya guru-guru yang disupervisi, yang berarti bahwa motivasi bagi guru untuk disupervisi masih kurang. Hal tersebut dikarenakan masih melekatnya anggapan dari para guru bahwa supervisi semata-mata hanyalah kegiatan untuk mencari-cari kesalahan.

(21)

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka ada beberapa masalah yang teridentifikasi untuk dijadikan sebagai rumusan masalah dalam penelitian tesis ini sebagai berikut :

a) Bagaimanakah pengaruh pemanfaatan teknologi informasi oleh guru terhadap kinerja guru pendidikan agama islam SMA di Kota Palu?

b) Bagaimanakah pengaruh supervisi kelas oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru PAI SMA di Kota Palu?

c) Bagaimanakah pengaruh pemanfaatan teknologi informasi oleh guru pendidikan agama islam dan pelaksanaan supervisi kelas oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru pendidikan agama islam di Kota Palu ?

d) Bagaimanakah perbandingan data kuantitatif dan data kualitatif pemanfaatan teknologi informasi pada guru pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu?

e) Bagaimanakah perbandingan data kuantitatif dan data kualitatif pelaksanaan supervisi kelas pada guru pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu? f) Bagaimanakah perbandingan data kualitatif dan data kuantitatif pemanfaatan

teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas secara bersama-sama terhadap kinerja guru pedidikan agama islam di SMA se Kota Palu?

(22)

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis :

a) Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja guru pendidikan agama islam SMA di Kota Palu.

b) Untuk mengetahui pengaruh supervisi kelas oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru pendidikan agama islam SMA di Kota Palu.

c) Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi informasi oleh guru pendidikan agama islam dan pelaksanaan supervisi kelas oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru pendidikan agama islam di Kota Palu.

d) Untuk mengetahui perbandingan data kuantitatif dan data kualitatif pemanfaatan teknologi informasi pada guru pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu.

e) Untuk mengetahui perbandingan data kuantitatif dan data kualitatif pelaksanaan supervisi kelas terhadap pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu.

(23)

g) Untuk mengetahui faktor-faktor lain di luar pemanfaatan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas yang berpengaruh terhadap kinerja guru pendidikan agama islam.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan bermanfaat secara teoritis maupun praktis yaitu sebagai berikut :

a. Manfaat teoritis

1) Manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan tesis mengenai pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas terhadap kinerja guru.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan bagi penelitian sendiri dan bagi pembaca, khususnya terkait masalah hubungan penggunaan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru.

3) Sebagai bahan masukan bagi akademisi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut, berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas serta pengaruhnya terhadap kinerja guru.

b. Manfaat praktis

(24)

penggunaan teknologi informasi di sekolah dan pelaksanaan supervisi kelas sebagai upaya meningkatkan kinerja guru.

2) Bagi kepala sekolah, sebagai masukan tentang petingnya peran kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi supervisi.

3) Bagi guru, sebagai bahan masukan kepada guru akan nilai petingnya penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran dan bahwa inplementasi supervisi kelas berada di tangan guru, bagaimana ia mengemas, mengelola, dan melaksanakan sehingga tercipta kinerja guru yang maksimal.

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ada, menggambarkan bahwa kinerja guru menjadi suatu yang penting untuk diperhatikan, oleh karenannya guru harus selalu meningkatkan kinerjanya. Pemanfaatan teknologi informasi oleh guru menjadi bagian dari kompetensi guru untuk mengkatkan pengetahuan, mengembangkan kreativitas, dan pada akhirnya meningkatkan kinerja guru.

Adapun penelitian relevan yang pernah dilakukan sebelum penelitian ini yaitu sebagai berikut :

(25)

IT dalam tugas profesinya sebagai guru.10 Penelitian ini menganalisis pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap profesi guru. Dengan demikian letak perbedaannya dengan penelitian saya adalah terletak pada variabel yang dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi informasi yaitu kinerja guru, sedangkan penelitian sebelumnya adalah profesi guru.

Rini Rusnawita S, penelitian jurnal, dengan judul hubungan proses belajar mengajar berbasis teknologi dengan hasil belajar. Penelitian ini adalah studi metanalisis, hasilnya mendukung teori yang diajukan bahwa perkembangan teknologi mampunyai dampak yang sangat jelas dirasakan dalam aktivitas pembelajaran, khususnya pada hasil belajar siswa.11

Bonita Destiana, penelitian jurnal, dengan judul faktor determinan pemanfaatan TIK dan pengaruhnya terhadap kinerja guru SMK di Kabupaten Gunung Kidul, salah satu tujuan penelitian ini adalah mencari pengaruh pemamfaatan TIK terhadap kinerja guru. Penelitian ini menetapkan sampel penelitian dengan proportionale random sampling dengan hasil penelitian bahwa pemanfaatan TIK berpengaruh terhadap kinerja guru.12

Penelitian tentang teknologi informasi selanjutnya adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Ihsanuddin, penelitian tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, judul pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi

10Sapto Wimartono, “Analisis Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Profesi Guru (Studi Kasus: Kabupaten Kebumen)”, Teknik Informatika STMIK AMIKOM, Vol 3, No. 1 (November 2015-Januari 2016), 74-88.

11Rini Risnawati S, “Hubungan Proses Belajar Mengajar Berbasis Teknologi Dengan Hasil Belajar: Studi Metanalisis”, Jurnal Psikologi, Volume 36, Nomor 2 (Desember 2009), 164-176.

12Bonita Destiana, “

Faktor determinan pemanfaatan TIK dan pengaruhnya terhadap kinerja

(26)

informasi dan kemampuan awal terhadap pelacakan materi biologi di luar kelas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi informasi terhadap pelacakan materi biologi diluar kelas dengan P<atau 0,000<0,05.13

Penelitian lain adalah penelitian jurnal yang dilakukan oleh Ali Idrus dengan judul pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam layanan administrasi akademik terhadap peningkatan kinerja di SMA Negeri Kota Jambi, hasil dari penelitian ini adalah bahwa secara umum para pengelola sekolah yang diteliti telah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran dan dalam pelayanan administrasi.

Fetrianis, penelitian jurnal, Bahana Manajemen Pendidikan, dengan judul Persepsi Guru Tentang Pelaksanan Supervisi Pembelajaran oleh Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Lareh Sago, penelitian disimpulkan bahwa persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah positif. Fokus penelitian ini mencakup pelaksanaan supervisi kepala sekolah secara keseluruhan, sedangkan penelitian yang saya lakukan hanya memfokuskan kajiannya pada pelaksanaan supervisi kelas.14

Penelitian oleh Edi Wahjanta, penelitian tesis di SMA Negeri Sekota Magelang, bertujuan mengungkap pengaruh kunjungan kelas dan kompetensi terhadap kinerja guru dan prestasi belajar. Hasil dari penelitian ini menunjukan

13

Ihsanuddin, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Kemampuan Awal Terhadap Pelacakan Materi Biologi di Luar Kelas”, Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 201, 177.

14Betrianis, “Persepsi Guru Tentang Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran oleh Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Lare Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota”,

(27)

bawa prestasi belajar dipengaruhi secara bersama-sama oleh supervisi kunjungan kelas, kompetensi guru dan kinerja guru, tesis ini memusatkan kajiannya pada kunjungan kelas, sedangkan tesisi yang akan saya teliti memusatkan kajiannya pada onservasi kelas. Selain itu yang menjadi pembeda adalah variabel independen.15

Terkait dengan kinerja guru, Rushanda melakukan penelitian tentang strategi dan kontribusi pengawas terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam. Studi ini dilakukan di Kabupaten Bangka. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dengan pendekatan collaborative social research approach. Tesis ini memaparkan temuan, bahwa kontribusi supervisi kolaboratif yang dijalankan pengawas pendidikan agama islam terhadap peningkatan kinerja guru pendidikan agama islam SD di Kabupaten Bangka berupa pengembangan profesionalitas guru, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Fokus penelitian ini pada strategi dan kontribusi pengawas terhadap kinerja guru, tanpa memeparkan tentang pangaruh apa yang dihasilkan dari variabel sebelumnya terhadap kinerja guru, sedangkan penelitian saya mencari hubungan variabel sebelumnya dengan variabel kinerja guru. Selain itu penelitian Rushanda merupakan penelitian kualitatif, sedangkan penelitian saya termasuk penelitian kuantitatif.

Penelitian Joko Purwanto, judul, pengaruh supervisi kepala sekolah, keterbukaan manajemen kepala sekolah, dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru. Penelitian ini adalah studi kasus guru bantu dan guru tidak tetap di SMP Negeri Pracimantoro, Wonogiri. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa terdapat

(28)

pengaruh positif variabel X terhadap variabel Y secara parsial ataupun simultan.16

Penelitian Da’i Wibowo dengan judul, pengaruh supervisi kepala sekolah

dan kompetensi paedagogik guru terhadap kinerja guru. Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Brebes. Dari hasil analisis regresi penelitian ini mengungkap supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. Selain itu penelitian ini juga mengugkap supervisi kepala sekolah dan kopetensi paedagogik guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru.17 Berbedaan penelitian saya dengan penelitian terdahulu terletak pada fokus kajian, dimana penelitian terdahulu meneliti tentang pengaruh kunjungan kelas yang merupakan bagian dari supervisi individu, sedangkan penelitian saya memfokuskan kajiannya pada kegiatan observasi kelas.

Dari paparan beberapa penelitian terhadaulu di atas, telah mengungkap beberapa aktifitas supervisi, berupa supervisi kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang hanya membahas secara terpisah dari beberapa variabel yang coba saya angkat. Untuk memudahkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu akan diuraikan dalam tabel sebagai berikut :

16 Joko Purwanto, “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah, Keterbukaan Manajemen Kepala Sekolah, dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru”, Tesis, Universitar Muhammadiyah

Surakarta, 2005, 75.

17 Da’i Wibowo, “Pengaruh Supervisi Kepala Seko

lah Dan Kompetensi Pedagogik Guru

Terhadap Kinerja Guru SD Negeri Kec. Kersana Kab. Brebes”, Tesis, Universitas Negeri Semarang,

(29)

Tabel 1.1. Tabel Perbedaan Penelitian Terdahulu - Varibel terikat hasil

belajar siswa

- Mencari pengaruh - Varibel terikat kinerja

guru IT dan kinerja guru di SMA

(30)

8 dan guru tidak tetap di SMP

Dari tabel di atas, maka penelitian yang saya lakukan memfokuskan pada variabel pemanfaatan teknologi informasi dan supervisi kelas yang memfokuskan kajiannya pada observasi kelas sebagai variabel yang berpengaruh terhadap variabel kinerja guru pendidikan agama islam.

E. Landasan Teori

1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan.

a) Pengetian

(31)

techne yang berarti cara, dan logos yang berarti pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan dengan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak manusia.18

Dalam undang-undang ITE Nomor 19 tahun 2016 pasal 1 ayat 3 mengemukakan teknologi informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan atau menyebarkan informasi.19 Dari pengertian teknologi informasi menurut undang di atas maka dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi terkait dengan kegiatan mengumpulkan, menyimpan dan mempublikasikan informasi.

Molenda dan Russel di kutip oleh Hamzah memandang bahwa teknologi pembelajara sebagai penerapan pengetahuan ilmiah dalam tugas praktis belajar dan mengajar.20 Lebih lanjut Hamzah mengartikan teknologi sebagai satu kesatuan antara manusia, mesin, ide, prosedur dan manajemen, atau dengan kata lain teknologi merupakan satu kesatuan antara hardware, software, dan brainware.21 Dari definisi ini, ada tiga komponen teknologi informasi adalah

18

Yusufhadi Miarso, Menemai Benih Teknologi Pendidikan, Cet. 4, Jakarta: Prenada Media Group, 2009, 131.

19

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016, tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 1 ayat 3, 2.

20

H. Hamzah B. Uno, Nina Lamatenggo, Teknologi Kominikasi dan Informasi dalam Dunia

Pembelajaran, Cet. II, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 21.

21

(32)

perangkat keras (komputer, HP, televisi, dll), prangkat lunak, serta orang yang menggunakannya.

Menurut Wiliam dan Sawyer sebagaimana dikutip oleh Abdul Kadir, teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputer dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi, yang membawa data suara, dan video.22 Definisi ini sekaligus memperlihatkan bahwa terdapat dua komponen utama dalam teknologi informasi yaitu komputer dan komunikasi.

Dari devinisi yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa teknologi adalah penerapan ilmu atau pengetahuan secara sistematis untuk menyelesaikan tugas-tugas secara praktis dan mudah, dan kalau ditarik dalam dunia pendidikan tentu saja teknologi berguna untuk memudahkan pekerjaan guru dalam melaksanakan tugas mengajar.

b) Tujuan Pemanfaatan Teknologi Informasi

Darmawan mengatakan bahwa pemanfaatan adalah menggunakan proses dan sumber untuk belajar, fungsi pemanfaatan ini membahas keterkaitan pembelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran.23 Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi informasi dapat memacu (merangsang) memicu (menumbuhkan) belajar.24

Secara umum manfaat teknologi informasi akan dapat dirasakan, apabila kehadirannya dapat menjadi solusi atas berbagai kesulitan yang dihadapi oleh

22

Abdul Kadir & Terra CH, Pengenalan Teknologi Informasi, Yogyakarta: Andi Offset, 2003, 25.

23

Deni Darmawan, Inovasi Pendidikan; Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan

Pembelajaran Online, Bandung: Rosdakarya, 2014, 22.

24

(33)

guru dalam kelas. Karenanya menurut Habibie sebagaimana dikutip oleh Ishak Abdullah, mengemukakan bagian kriteria agar teknologi informasi dapat menghasilkan nilai tambah adalah harus, mengandung cara khusus, dan dapat digunakan untuk mengatasi problem konkrit.25

Dari segi pemanfaatan di dunia pedidikan, terdapat beberapa kemunkinan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pembelajaran antara lain untuk menginformasikan tentang: 1) rancangan proses belajar mengajar. 2) kemudahan akses ke sumber referensi, 3) untuk komunikasi yang meliputi forum diskusi online, dan penyediaan informasi. 4) sebagai sarana untuk melakukan kerja kelompok.26 Penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan dalam bentuk materi diskusi dapat meningkatkan intlektualitas, serta komunikasi dalam diskusi bersifat intracommunication dan intercommunication.27

Tim gabungan Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama mengidentifikasi beberapa peranan stategis teknologi informasi dalam sistem pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai 1) gudang ilmu pengetahuan, 2) alat bantu pembelajaran, 3) fasilitas pendidikan, 4) standar kompetensi, 5) penunjang administrasi pendidikan, 6) alat bantu manajemen sekolah/madrasah, dan 7) infrastruktur pendidikan.28

25

Ishak Abdullah, Darmawan, Teknologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013,

107.

26 Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

dalam Dunia Pendidikan, Jogjakarta: Diva Press, 2011, 135-138.

27

Anong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, cet. 11, Bandung: Remaja Rosdakarya, 102, 1998.

28

(34)

Dari sisi pemanfaatan teknologi informasi sebagai suatu keterampilan dan kompetensi dapat diperoleh penjelasan bahwa : 1) setiap pemangku kepentingan harus memiliki kopentesni dan keahliah menggunakan teknologi dan informasi untuk pendidikan. 2) informasi merupakan bahan mentah dari pengetahuan yang harus diolah melalui proses pembelajaran, 3) membagi pengetahuan antar siswa lainya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan, 4) belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi pengajar, siswa, dan stakeholder.29

Menurut sadiman terdapat pola pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pendidikan yaitu 1) pemanfaatan media dalam siatuasi kelas, pemanfaatannya bertujuan untuk menunjang proses belajar mengajar dalam siatusi kelas. 2) pemanfaatan media di luar situasi kelas, mencakup pemanfaatan secara bebas atau terkontrol yang dimanfaatkan secara sistematis untuk tujuan tertentu.30

Untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi tersebut di atas, harus ditunjang oleh kompetensi seorang guru dalam hal kemampuan membaca dan mengetik. Hal terserbut menunjukan bahwa komunikasi melalui media komputer menurut keterampilan menggunakan media komunikasi komputer dari individu, baik yang bertindak sebagai pengirim maupun penerima pesan.31 Berdasarkan pernyataan dari SIBIS (Statistical Indicators Benchmarking the Information

29

Abdul Haris Subarjo, Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk Pendidikan, Yogyakarta: Jurnal Angkasa, 2007, 51.

30

Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,

Jakarta: Raja Grafindo, 1993, 189.

31

(35)

Society) Kurangnya kemampuan menggunakan komputer dan berinternet dapat menjadi penghalang bagi penggunaan teknologi internet pada tingkat individu.32

c) Indikator Pemanfaatan Teknologi Informasi

Menurut Thompson dalam Rahmawati pengukuran pemanfaatan teknologi informasi mencakup tiga hal yaitu : 1) intensitas pemanfaatan, 2) frequensi pemanfaatan, 3) jumlah aplikasi/software yang digunakan.33

SIBIS membagi indikator dalam beberapa bagian, readiness for e-science, Use of e-science, Inpact of e-sciece, yaitu kesiapan, penggunaan dan dampak, dan terkait dengan kemampuan menggunakan teknologi informasi SIBIS juga menetapkan indikator computer skills, dan internet skills, yaitu terkait dengan kemampuan menggunakan komputer dan kemampuan berinternet.34

Dari beberapa indikator di atas maka peneliti menyesuaikan indikator-indikator tersebut dengan kebutuhan penelitian yaitu 1) pengoperasian komputer, 2) sotware aplikasi, 3) keterampilan berinternet.

2. Supervisi Kelas.

a) Pengertian

Menurut Purwanto sebagaimana dikutip oleh Juni Priansa, Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Sedangkan misi utama supervisi pendidikan menurut Doni adalah memberi pelayanan

32

SIBIS, “New Indicator Handbook”, Information Society Technologies, vol. 6 (November 2003), 6.

33

Diana Rahmawati, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol. 5, No. 1 (April 2008), 109.

34

(36)

kepada guru untuk mengembangkan mutu pembelajaran, memfasilitasi guru agar dapat mengajar dengan efektif.35 Senada itu Carl Glickman sebagaimana yang

dikutip Glathorn mengungkapkan “supervision is the function in scholls that

draws together the discrete elements of instruction effectiveness into

whole-school action”.36

Supervisi dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan proses belajar mengajar, seperti yang dikemukakan oleh Carl Glickman sebagaimana dikutip

oleh Wayne Hoy “Supervision of instruction is the set of activities designed to

improve the teaching-learning process”.37

Sebagaimana pengertian supervisi di atas, maka pelaksanaan supervisi kelas menjadi sangat penting untuk dilakukan, karena terkait dengan peningkatan kualitas mengajar guru di kelas. Pelaksanaan supervisi kelas menjadi bagian yang perlu mendapat perhatian dari kepala sekolah, oleh karenanya melaksanakan kegiatan supervisi akademik menjadi salah satu tugas kepala sekolah. Hal tersebut diamanatkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah, Salah satu tujuan kegiatan supervisi kepala sekolah dilakukan untuk penilaian kinerja guru.38

Fungsi supervisi adalah membantu sekolah menciptakan lulusan yang baik dalam kuantitas dan kualitas, serta membantu para guru agar bisa dan dapat

35

Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala

Sekolah, cet I, Bandung: Alfabeta , 2014, 84.

36

Allan A. Glatthorn, Supervisory Leadership; introduction to intructional supervision, New York: Hiper Colins Publisher, 1990, 83.

37

Allan A. Glatthorn, Supervisory Leadership…, 83.

38

(37)

bekerja secara profesional sesuai dengan kondisi masyarakat tempat sekolah itu berada. Lebih spesifik lagi, tujuan supervisi membantu guru mengembangkan profesi, pribadinya, sosialnya, membantu kepala seolah menyesuaikan program pendidikan dengan kondisi masyarakat setempat, dan ikut berjuang meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan.39 Hal tersebut juga diugkapkan oleh

Cartro Trigo “Supervision represents an organizational duty that promotes

professional development, perfecting teaching practice and more learning and

success for the student”.40

Menurut Lantip dan Sudiyono teknik supervisi individual, terdiridari; 1) kunjungan kelas, 2) obsevasi kelas, 3) pertemuan individual, 4) kunjungan antar kelas, dan 5) menilai diri sendiri.41

b) Pelaksanaan Supervisi Kelas

Kegiatan supervisi yang mempunyai kemiripan adalah kunjungan kelas dan observasi kelas. Menurut Arikunto, dikutip oleh Mufidah, kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar, baik ketika kelas sedang tidak aktif atau sedang berisi siswa tetapi tidak mengajar.42

39

Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Cet. I, Jakarta: Rineka Cipta, 2009,3.

40

Maria de Nazaré Castro Trigo Coimbra, Supervision and Evaluation: Teachers’ Perspectives,

International Journal of Humanities and Social Science, Vol. 3, Number 5 (march, 2013),

65.

41

Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, cet. I, Yogyakarta: Gava Media, 2011, 102-107.

42

(38)

Sedangkan observasi kelas (classroom observation), ialah kunjungan yang dilakukan oleh supervisor ke sebuah kelas untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas.43 Observasi kelas adalah kegiatan supervisi dengan mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas,44 oleh karenanya melalui observasi kelas seorang pengawas dapat mengamati secara langsung, lengkap, dan akurat berbagai kesulitan, kelemahan, kebutuhan dan bahkan kemampuan khusus yang dimiliki oleh guru dalam mengelola proses belajar mengajar di kelas.45

Di dalam melakukan kegiatan supervisi observasi kelas, secara umum aspek-aspek yang di observasi adalah sebagai berikut :

a) Usaha-usaha dan aktivitas guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran

b) Cara menggunakan media pengajaran c) Variasi metode

d) Ketepatan penggunaan media dengan materi e) Ketepatan penggunaan metode dengan materi

f) Reaksi mental para peserta didik dalam proses belajar mengajar.46

Pelaksanaan observasi kelas sebagai kegiatan supervisi dengan tujuan mendapatkan data objektif di dalam kelas, maka tentunya kegiatan ini harus melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a) Persiapan

43

Luk-luk Nur Mufidah, Supervisi Pendidikan…, 88.

44

Pupuh Fathurrohman & AA Suryana, Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan Proses

Pengajaran, Bandung: PT. RefikaAditama, 2011, 22.

45

Pupuh Fathurrohman & AA Suryana, Supervisi Pendidikan dalam ..., 22.

46

(39)

b) Pelaksanaan c) Penutupan

d) Penilaian hasil observasi

e) Tindak lanjut supervisor sudah siap dengan instrumen observasi menguasai masalah dan tujuan supervisi dan observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.47

Teknik supervisi kelas berwujud mengamati guru yang sedang mangajar dalam waktu satu sesi, mulai guru menangani kelas sampai dengan kelas usai belajar.48 Oleh karenanya pelaksanaan supervisi kelas dilakukan dengan tujuan yang jelas, adapun tujuan Pelaksanaan supervisi kelas sebagai berikut : a) Untuk mengetahui secara keseluruhan cara-cara guru mendidik dan

mengajar, termasuk pribadi dan gaya mengajarnya. b) Untuk mengetahui respons kelas atau para siswa.

Ada beberapa kriteria kunjungan dan observasi kelas yang baik, antara lain sebagai berikut :

1. Memiliki tujuan-tujuan tertentu.

2. Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru. 3. Menggunakan instrumen observasi tertentu untuk mendapatkan data yang

objektif.

4. Terjadinya interaksi antara pembina ( supervisor) dengan yang dibina ( guru) sehingga menimbulkan sikap saling pengertian.

5. Pelaksanaan kunjungan dan observasi kelas seharusnya tidak mengganggu proses belajar mengajar pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.49

47

Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan…,104.

48

Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, 88.

49

Jasmani Asf dan Syaful Mustofa, Supervisi Pendidikan Terobosan Baru dalam Peningkatan

(40)

Obsevasi kelas dapat dilakukan dengan tiga pola, yaitu : 1) kunjungan

dan observasi kelas tanpa memberitahu guru yang akan konservasi 2) kunjungan dan observasi dengan memberitahu terlebih dahulu, dan 3) kunjungan dan observasi kelas atas undangan guru.50

Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa supervisi observasi kelas sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja guru. Adapun pelaksanaannya dengan cara memberi tahu terlebih dahulu atau tidak memberi tahu terlebih dahulu sebelum dilakukan supervisi adalah masalah teknis di lapangan saja, di sesuaikan dengan kondisi lapangan tempat diadakannya kegiatan supervisi tersebut.

Dari paparan di atas juga dapat disimpulkan bahwa tujuan supervisi observasi kelas adalah membantu dan melayani guru melalui penciptaan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan kualitas pengetahuan, keterampilan, sikap, kedisiplinan, serta pemenuhan kebutuhan meliputi : 1) perencanaan kegiatan obeservasi kelas, 2) permurusan tujuan diadakan observasi kelas, 3) merumuskan prosedur observasi, 4) menyusun format observasi, 5) berkomunikasi dan bekerja sama dengan guru, 6) mengamati guru mengajar, 7) menyimpulkan hasil observasi, 8) menkonfirmasi hasil observasi untuk langkah-langkah tindak lanjut.51 Dari kesimpulan tersebut dapat dikelompokkan dalam tahap-tahap; 1) membuat persiapan kegiatan supervisi, 2) melaksanakan kegiatan supervisi, 3) akhir atau penutup dari kegiatan supervisi, dan 5) melakukan tindak lanjut.

50

Syaful Mustofa, Supervisi Pendidikan Terobosan Baru…, 73.

51Da’i Wibowo, pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi pedagogik guru terhadap

(41)

3. Kinerja Guru

a. Pengertian

Kata performance mengandung arti prestasi, pertunjukan, dan pelaksanaan tugas, atau dengan kata lain kinerja mengadung makna, hasil kerja, kemampuan, prestasi, atau dorongan untuk melaksanaan suatu pekerjaan.52 Sedangkan Lembaga Administrasi Negara merumuskan kinerja berdasar terjemahan bebas dari istilah performance yang artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja.53 Mengacu pada teori tersebut, penelitian merumuskan kinerja sebagai hasil kerja yang telah dicapai guru PAI.

Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.54

Pengukuran kinerja tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Perencanaan mencakup administrasi yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, seperti RPP, Silabus, Program Semester, Program Tahunan. Kegiatan pelaksanaan sejak proses pembelajaran dimulai hingga selesai.

Kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan oleh setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan, dimana kinerja tersebut sangat penting dalam upaya perusahaan

52

Supardi, Kinerja Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014, 45-46.

53

LembagaAdministrasi Negara, Kinerja Aparat Pemerintah, Jakarta: LAN, 1992, 12.

54

(42)

untuk mencapai tujuan.55 Definisi yang lain diungkap oleh Jhon Soepriyanto seperti dikutip Husain Umar bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang atau kelompok selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.56

Supervisor memiliki peranan yang lebih ditekankan untuk memberikan peluang pengembangan profesional bagi para guru dan menyediakan peluang sumber daya seperti materi pelajaran, media, buku dan sebagainya yang dibutuhkan oleh guru.57

Dengan demikian, kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan (standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama). Kinerja ini berkaitan dengan kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai tanggungjawabnya dengan hasil yang diharapkan, dalam mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika.

55

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2004, 309.

56

Husain Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma Positivistik dan

Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2008, 209.

57

(43)

b. Indikator kinerja

Indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam menilai kinerja. Menurut supardi indikator kinerja guru dapat dipantau dari jumlah dan mutu kerja yang dihasilkan guru meliputi: pengetahuan, keterampilan, sistem penempatan, dan unit variasi pengalaman, kemampuan praktis, kualifikasi, hasil pekerjaan, dan pengembangan.58

Tolok ukur yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam menilai kinerja mencakup kualitas, kuantitas, penggunaan waktu dalam kerja, dan kerjasama dengan orang lain dalam bekerja.59 Muyasa mengemukakan kinerja guru terkait dengan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran.60 Sementara untuk melakukan penilaian terhadap kinerja guru Permendiknas Nomor 16 tahun 2007, mengelompokkan bagian-bagian indikator itu kedalam empat kompetensi yaitu, kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.61

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Ghiselli dan Brown menulis seperti dikutip Moch Asad, bahwa kinerja ditentukan oleh pengalaman dengan pekerjaan yang bersangkutan, umur dan

58

Supardi, Kinerja Guru…, 49.

59

Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM: Teori, Dimensi Pengukuran,

dan Implementasi dalam Organisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, 11-19.

60

H.E. Mulyasa, Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013, 103-129.

61

(44)

jenis kelamin.62 Sedangkan Gibson, Ivanevich dan Donelly mengungkapkan terdapat tiga variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja, yaitu:

a. Variabel individu meliputi kemampuan, keterampilan, mental dan fisik, latar belakang terdiri dari keluarga dekat, tingkat sosial dan pengalaman, demografis meliputi umur, asal usul dan jenis kelamin. b. Variabel organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan,

struktur organisasi, dan desain pekerjaan.

c. Variabel psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian dan perilaku motivasi.63

d. Penilaian kinerja

Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaan masing-masing secara keseluruhan.64 Adapun kaitannya dengan guru, penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya.65 Adapun fungsinya menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 sebagai berikut :

62

Moch. Asad, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri, Jakarta: Liberty, 2001, 97.

63

Gibson, Ivanevich dan Donelly, Organisation Behaviour Struktur Proses, Penerjemah Djarkasih, Jakarta: Erlangga, 1996, 52.

64

John Soeprihanto, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, Yogyakarta: BPFE, 2000, 9.

65

(45)

a. Menilai unjuk kerja (kinerja) guru dalam menerapkan semua kompetensi yang diwujudkan dalam pelaksanaan tugas utamanya pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, hasil penilaian kinerja menjadi profil kinerja guru yang dapat memberikan gambaran kekuatan dan kelemahan guru. Profil kinerja guru juga dapat dimaknai sebagai suatu analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru.

b. Menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah pada tahun penilaian kinerja guru dilaksanakan. Kegiatan penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya.

4. Hipotesis Penelitian

Dari latar belakang masalah dan landasan teori di atas maka dapatlah ditetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1) Ada pengaruh positif yang signifikan antara pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja guru pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu.

(46)

3) Ada pengaruh secara simultan antara pemanfaatan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas terhadap kinerja guru pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu.

F. METODE PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu menguji pengaruh antara pemanfaatan teknologi informasi dan antara supervisi kelas terhadap kinerja guru pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu, baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini menempatkan pemanfaatan teknologi informasi dan supervisi kelas sebagai variabel independen serta kinerja guru sebagai variabel dependen.

Rancangan penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut :

Gambar 1.1 Rancangan Penelitian

2. Jenis dan Populasi Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model sequetial explanatory, dimana pada

Kinerja guru (Y) Pemanfaatan IT

(X1)

Pelaksanaan supervisi Kelas

(X2)

H1

H2

(47)

tahap pertama penelitian menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kedua menggunakan metode kualitatif.66 Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada data-data statistika.67 Sedangkan penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi atau memahami suatu gejala sentral.68 Adapun tujuan pengumpulan data kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan, memperkuat, memperdalam, memperluas, memperlemah dan menggugurkan data kuantitatif yang telah diperoleh sebelumnya.69 Sedangkan Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.70 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru pendidikan agama islam SMA se Kota Palu. Populasi ini berjumlah 44 orang guru yang tersebar di berbagai SMA di Kota Palu.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebahagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.71 Karena populasi dalam penelitian kurang dari seratus maka, menurut Suharsimi Arikunto, lebih baik diambil semua menjadi penelitian populasi.72 Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh guru pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu yaitu berjumlah 44 orang guru yang tersebar di SMA se Kota Palu.

66

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Alfabeta, 2016, 415.

67

Emzir, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers, 2013, 3.

68

J.R. Raco, Metode Penelitian Kuantitatif, Jenis, Karakteristik dan Keunggulan, Bandung: Grasindo, 2010, 7.

69

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), Bandung: Alfabeta, 2016, 420.

70

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, 108.

71

Sugiyono, Penelitian Bisnis, Bandung: Puasat Bahasa Depdiknas, 2003, 116.

72

(48)

4. Variabel Penelitian

Untuk menghindari terjadinya kesalahan menginterpretasi dalm penelitian ini, maka perlu kiranya memperjelas variabel penelitian, yakni dengan memberikan indikator pada masing-masing variabel penelitian. Adapun variabel dan indikator dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel independen (variabel bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen (terikat).73 Variabel independen yang terdiri pemanfaatan teknologi informasi (X1) dan supervisi kelas oleh kepala sekolah (X2). Adapun indikator dari masing-masing variabel sebagai berikut :

1) Pemanfaatan teknologi informasi sebagai berikut: a) Pengoperasian komputer

b) Software aplikasi c) Keterampilan internet

2) Pelaksanaan Supervisi Kelas dengan indikator sebagai berikut: a) Membuat persiapan kegiatan supervisi,

b) Melaksanakan kegiatan supervisi,

c) Akhir atau penutup dari kegiatan supervisi, dan d) Melakukan tindak lanjut.

3) Variabel Dependen (Variabel Terikat )

73

Gambar

Tabel 1.1. Tabel Perbedaan Penelitian Terdahulu
Gambar 1.1 Rancangan Penelitian
Tabel 2.1. Tabel Data Sekolah SMA di Kota Palu
Tabel 2.2. Tabel Guru Pendidikan Agama Islam SMA di Kota Palu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka penelitian ini mengaji tentang: Pemanfaatan Laboratorium Agama untuk Meningkatkan Efektifitas pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI di SMA Negeri

Keterampilan guru dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran agama Islam untuk saat ini merupakan salah satu kompetensi yang perlu

Mengetahui hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis multikulturalisme dalam pengembangan nilai toleransi di SMA Negeri 3 Palu... Mengetahui solusi dalam menghadapi

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1 Mendeskripsikan dan menganalisis perencanaan supervisi akademik pengawas Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kinerja guru Pendidikan

dengan judul “ Efektivitas Pelaksanaan Supervisi Kelas dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam Di SD Swasta Muhammadiyah

Penelitian sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah melalui teknik supervisi individual bagi Guru Pendidikan Agama Islam Binaan Sertifikasi NON PNS SMP, SMA, SMK

Adapun hasil pelaksanaan teknik supervisi individual guru pendidikan agama islam sebagai implementasi kerja kepengawasan guru-guru di SD Islam YAKMI dalam hal

Penelitian sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah melalui teknik supervisi individual bagi Guru Pendidikan Agama Islam Binaan Sertifikasi NON PNS SMP, SMA, SMK