• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI SE-SALATIGA - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERANAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI SE-SALATIGA - Test Repository"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERANAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI

SE-SALATIGA

Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd.I)

Oleh:

SITI LAZIMATUN NASIFAH NIM : 111 10 191

JURUSAN TARBIYAH

PORGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“Perubahan adalah hasil akhir dari sebuah pembelajaran yang sebenar -benarnya.”

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kehadirat Allah Swt skripsi ini ku persembahkan: Ayah dan ibu yang tiada hentinya mendoakanku, yang selalu menyayangi

dan memberi semangat untuk ku hanya Allah yang mampu membalas kebaikanmu kepadaku.

Kakak ku Ulil Fatkhurrohmah dan Adik ku M. Badrul Munir Dzulijat.

Keluarga besar PAI E ‟10.

Almamater ku Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

(7)
(8)
(9)

ix ABSTRAK

Lazimatun Nasifah, Siti. 2015. Peranan Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMA N Se-Salatiga Tahun 2015. Skripsi Fakultas Tarbiyah ilmu Keguruan, Program Studi PAI IAIN Salatiga. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa., MPd.

Kata Kunci : Peranan Supervsi Pendidikan dalam Meningkatkan Profesionalisme guru

Skripsi ini membahas tentang peranan supervisi pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama islam di SMA N Se-Salatiga, yang dilatar belakangi oleh pentingnya peningkatan profesionalisme guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang lebih optimal. Oleh karena itu peranan supervisi sangat berpengaruh dalam peningkatan kompetensi seorang guru melalui pelaksanaan supervisi pendidikan.

Peranan supervisi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: 1) Program apa saja yang dilakukan superivisor untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Se-Salatiga? 2) Bagaimana pelaksanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama islam di SMA Negeri Se-Salatiga? 3) Bagaimana hasil supervisi pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Se-Salatiga?.

Hasil penelitian menunjukan bahwa supervisor (1) Drs.Taqwim dengan program supervisinya mendapatkan skor tinggi (187), dengan guru PAI yang disupervisi memperoleh skor (172) tinggi, (143) sedang, (135) sedang dan, (142) sedang. Untuk supervisor (2) Drs.Hasyim dengan program supervisinya mendapat skor (175) tinggi, sedangkan gur PAI yang disupervisi memperoleh skor (174) tinggi dan, (161) tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi informasi dan masukan bagi para pengawas sekolah, tenaga pengajar dalam melaksanakan pembelajaran kepada peserta didiknya agar senantiasa meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

(10)

x A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian...5

E. Penegasan Judul...6

(11)

xi BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN

1. Pengertian Supervisi Penididikan...9

2. Dasar Supervisi Pendidikan... 11

3. Tujuan Supervisi Pendidikan...12

4. Funsi Supervisi pendidikan...13

5. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan...14

6. Macam Supervisi Pendidikan...15

7. Sasaran Supervisi pendidikan...17

8. Teknik-Teknik Supervisi pendidikan ... 18

9. Pengawas Sekolah Sebagai Supervisor ... 24

10.Arti dan Ciri Jabatan Profesional ... 25

11.Hakikat Profesi Guru... 27

12.Kompetensi dan Tugas Guru ... 29

13.Peranan Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian ... 36

B. Waktu Penelitian ... 37

C. Lokasi Penelitian 1. Profil SMA Negeri 1 Salatiga ... 37

2. Profil SMA Negeri 2 Salatiga ... 39

(12)

xii

D. Fokus Penelitian ... 43

E. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara atau Interview ... 43

2. Dokumentasi ... 44

3. Checklist ... 44

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian... 46

2. Sumber Penelitian ... 47

G. Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN A. Program-program yang Telah Dilaksanakan Supervisor dalam Melaksanakan Supervisi Pendidikan... 49

B. Pelaksanaan Supervisi ... 52

C. Hasil supervisi yang dilaksanakan ... 54

D. Pembahasan Tentang Supervisi Pendidikan 1. Penyusunan Program-Program Supervisi ... 58

2. Perumusan Tujuan dan program ... 59

3. Pelaksanaan Supervisi ... 60

4. Evaluasi dan Hasil Supervisi ... 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...65

B. Saaran-Saran... 67

(13)

xiii DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lamp. 1 : Daftar Riwayat Hidup Lamp. 2 : Instrumen Penelitian Lamp. 3 : Lembar Konsultasi Skripsi Lamp. 4 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lamp. 5 : Nota pembmbing

(16)

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah dibumi mempunyai berbagai potensi yang harus dibimbing dan dilatih agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Melalui pendidikan, segala norma, etika dan berbagai macam pengetahuan dapat diajarkan. Oleh sebab itu, pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi terhadap masa yang akan datang.

Bagi umat islam menyiapakan generasi penerus yang berkualitas dan bertanggung jawab lewat upaya pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan, sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An-Nisa, ayat 9 :

(17)

17

Pendidikan Agama Islam pada masa sekarang ini harus banyak berbenah diri untuk dapat mengejar berbagai ketertinggalan yang ada sesuai dengan lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti terhadap penggunaan metode maupun cara dalam proses belajar mengajar. Hal ini yang merupakan penyebab pendidikan Agama Islam banyak terjadi ketertinggalan dengan laju ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun salah satu bentuk upaya untuk dapat mengatasi hal tersebut adalah dengan memperbanyak informasi, baik informasi yang teoretis maupun praktek terhadap Pendidikan Agama Islam. Selanjutnya yang menjadi sasaran informasi tersebut adalah para guru, sedangkan upaya yang dilakukan untuk dapat menyampaikan informasi dalam peningkatan mutu guru adalah dengan cara mengaktifkan supervisi.

Supervisi pendidikan, bukanlah hanya sebagai pelengkap didalam Adminstrasi pendidikaan, akan tetapi merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada sebagian para guru yang kurang konsekuen dan kurang memenuhi pra syarat dalam pekerjaannya, serta rendahnya moral guru yang dapat mengakibatkan hilangnya kewibawaan dan kaburnya status, serta kurang terampilnya guru dalam menyampaikan pelajaran. Karena itu sangat diperlukan pengawasan dan pembinaan yang baik. Dengan kata lain bahawa supervisi sangat diperlukan.

(18)

18

1. Supervisi adalah salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Dimana dalam pelaksanaannya supervisi merupakan pelayanan , pembinaan, bimbingan serta bantuan kepada para guru agar menjadi guru atau personal yang semakin cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan pada khususnya, dengan harapan agar mampu meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar disekolah (Hadari Nawawi, 1989 : 104).

2. Guru dalam proses belajar mengajar adalah memegang peranan yang sangat penting, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nana Sudjana sebagai berikut:

“ peranan guru dalam proses belajar mengajar atau proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio dan teknologi yang tinggi ataupun oleh komputer yang paling modern sekalipun. Karena memang pada guru masih memiliki unsur-unsur manusiawi yang tak dapat digantikan oleh mesin atau alat-alat yang lain” (Nana Sudjana, 1989 : 12)

Dengan melihat betapa sangat pentingnya guru dalam prosess belajar mengajar, maka sangatlah perlu adanya peningkatan terhadap kemampuan profesi guru.

(19)

19

dari manajemen pendidikan yang berkaitan dengan proses pembelajaran, hal ini mencakup dari mulai aspek persiapan sampai dengan evaluasi untuk melihat, menata dan mengawasi kualitas dari suatu proses pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. B.Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah :

1.Program apa saja yang dilakukan superivisor untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Se-Salatiga?

2.Bagaimana pelaksanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama islam di SMA Negeri Se-Salatiga?

3.Bagaimana hasil supervisi pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Se-Salatiga?

C.Tujuan penelitian

Tujuan penelitian tersebut di antaranya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui program apa saja yang dilakukan supervisi pendidikan untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Se-Salatiga.

(20)

20

3. Untuk mengetahui bagaimana hasil supervisi pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Se-Salatiga

D.Manfaat penelitian

Manfaat penelitian tersebut di antaranya sebagai berikut: 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang diharapkan bagi peningkatan dalam pengembangan khazanah dalam pengetahuan, dan khususnya sebagai motivasi baik untuk memprediksi kekurangan dalam pelayanan.

2. Secara praktis

Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya, dapat memotivasi peneliti lain untuk meneliti secara lebih mendalam mengenai permasalahan yang diangkat.

E.Penegasan Judul

Untuk memperoleh suatu pengertian yang jelas terhadp judul skripsi diatas, maka penulis tegaskan beberapa istilah yang perlu mendapatkan penegasan adalah sebagai berikut :

1. Peranan

(21)

21

Yang penulis maksut peranan disini adalah aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka hal ini berarti ia menjalankan suatu peranan.

2. Supervisi Pendidikan Pengawas Sekolah

Yang dimaksud supervisi pendidikan pengawas sekolah adalah memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran melakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akdemik maupun supervisi manajerial.

3. Kemampuan Profesional Mengajar

Yang dimaksud kemampuan profesional mengajar adalah suatu jabatan yang mempunyai kekhususan bahwa profesi itu memerlukan kelengkapan mengajar dan ketrampilan atau kedua-duanya yang menggambarkan (Piet Sahertian dan Ida Alaida Sahertian, 1990 :8)

Adapun yang dimaksud kemampuan profesionalisme mengajar adalah kecakapan terhadap suatu pekrjaan yang dimiliki dengan melalui pendidikan agar dapat menciptakan dan mengkondisikan situasi belajar secara aktif dan optimal.

4. Guru pendidikan Agama Islam

(22)

22

Sedangkan yang dimaksud guru pendidikan agama islam adalah seorang yang diangkat menjadi seorang pendidik profesional dalam bidang studi pendidikan agama islam untuk dapat menyampaikan dan menanamkan nilai-nilai ajaran agama islam, sehingga siswa diharapkan dapat menerima, mempelajari, menghayati dan mengamalkan terhadap nilai-nilai ajaran agama islam yang telah diajarkan.

Dari beberapa istilah yang telah penulis tegaskan diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud pada judul skripsi diatas adalah pembahasan terhadap bagaimana peranan supervisi pendidikan yang dilaksanakan pengawas sekolah sebagai seorang supervisor terhadap guru-guru tertentu yang mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Se-Salatiga.

F.Sistematika Penulisan

Bab I. Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan judul, sistematika penulisan.

(23)

23

Bab III. Metodologi Penelitian, meliputi: jenis penelitian, waktu penelitian, lokasi penelitian, Fokus penelitian, metode pengumpulan data, metode penelitian, analisis data.

Bab IV. Laporan Hasil dan Pembahasan penelitian, Meliputi: program, pelaksanaan supervisi pendidikan pada guru PAI, pelaksanaan supervisi pendidikan, hasil yang dilaksanakan, pembahasan tentang supervisi pendidikan.

Bab V. Penutup meliputi: kesimpulan, saran-saran, penutup Daftar pustaka

(24)

24 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan 1. Pengertian Supervisi

Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata

“super” dan “vision” yang masing- masing kata itu berarti atas dan

penglihatan. Jadi secara etimologis supervisi berarti penglihatan dari

atas. Istilah „melihat‟ dalam hubungannya dengan masalah supervisi

searti dengan “menilik”, “mengontrol”, “mengawasi”. Hal ini dapat diartikan bahwa kegiatan supervisi dilakukan oleh atasan kepada bawahan (Subari, 1994 : 1).

Sedangakan Dari seggi istilah atau secara terminologi, telah banyak dirumuskan oleh para ahli tentang arti yang terkandung dalam istilah supervisi.

a. P. Adams dan Frank G, Dickey : Supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki hal belajar dan mengajar. Program itu dapat berhasil bila supervisor memiliki ketrampilan (skill) dan cara kerja yang efisien dalam kerjasama dengan orang lain (guru dan petugas lainya) (Piet Sahertian, 1981: 18).

b. Dalam “Dictionary of Education”, Good Carter, memberi pengertian

(25)

25

petugas-petugas lainya, dalam memperbaiki pengajaran , termasuk menstimulir, mrnyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengejaran dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran (Piet Sahertian, 1981: 19).

c. Boardman: Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir, dan membimbing secara berlanjut pertumbuhan guru-guru baik secara pribadi maupun kelompok agar lebih memahami dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran (Subari,2008 : 5).

Dari pengertian diatas dapat dikemukakan tiga hal penting perlu dipahami dan diperhatikan bahwa :

a. Supervisi hanya merupakan dan sebatas pemberian bantuan, berarti mahasiswa calon guru sendiri yang harus menjadi pemeran utama dan aktif, sedangkan supervisor sebagai pemeran pembantu.

b. Supervisi berorientasi dan berfokus pada pengembangan dan peningkatan kemampuan profesional unjuk kerja mahasiswa calon guru.

(26)

26 2. Dasar supervisi

Adapun yang menjadi dasar supervisi pendidikan adalah Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 20 tahun 2003 Bab XIX pasal 66, Ayat 1 tentang Pengawas, yang berbunyi “Pemerintah, Pemerintah

daerah, Dewan pendidikan, dan komite sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing.” (Undang-undang Republik Indonesia Nomor.20 : 2003, 41).

(27)

27 3. Tujuan Supervisi Pendidikan

Tujuan supervisi pendidikan adalah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha perbaikan belajar dan mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal. Hasil belajar akibat dari faktor-faktor obyektif yang saling mempengaruhi oleh karena itu perlu adanya penciptaan situasi yang memungkinkan murid-murid dapat belajar dengan baik. (Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1982: 40)

Secara oprasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah :

a. guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.

b. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid-murid.

c. Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar.

d. Membantu guru dalam menggunakan metode-metode dan alat-alat pelajaran moderen.

e. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-murid. f. Membantu guru dalam hal menilai kemajuan murid-murid dan

hasil pekerjaan guru itu sendiri.

(28)

28

h. Membantu baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.

i. Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber masyarakat dan seterusnya.

j. Membantu guru agar waktu dan tenaga tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolahnya. (Sahertian piet, 1981: 24).

4. Fungsi Supervisi Pendidikan

Ada bermacam-macam tanggapan tentang fungsi supervisi sesuai dengan definisi yang telah dikemukakan, namun ada suatu general agreement bahwa peranan utama dari supervisi adalah ditunjukkan kepada “perbaikan pengajaran”. Semakin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak bahwa kunci supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan itu sendiri, melainkan supervisi yang diberikan kepada guru-guru, menurut T.H Briggs juga merupakan alat untuk mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru. Disini nampak dengan jelas implikasi perubahan-perubahan masyarakat yang membawa konsekuensi dalam cara mengatur langkah-langkah perbaikan pengajaran. (Sahertian piet, 1981: 25)

(29)

29

a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah c. Memperluas pengalaman guru-guru d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif

e. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus-menerus f. Menganalisa situasi belajar mengajar

g. Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staff h. Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan

kemampuan mengajar guru-guru (Sahertian piet, 1981: 26) 5. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan

Seorang pimpinan pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor dalam melaksanakan tugasnya hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi,

a. Ilmiah (Secientific) yang mencakup unsur-unsur:

 Sistematika artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinyu

 Obyektif artinya data yang didapat pada observasi yang nyata bukan tafsiran pribadi.

(30)

30

b. Demokratis, yaitu menjnjung tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain.

c. Koopertif, seluruh staf dapat bekerja bersama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.

d. Konstruktif, dan kreatif yaitu membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana dimana setiap orang merasa aman dan dapat menggunakan potensi-potensinya (Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1982: 41).

Dengan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan sikap para pemimpin pendidikan tidak lagi memaksa bawahanya, menakut-nakuti, melumpuhkan semangat dan kreatifitas guru dan stafnya, akan tetapi sealiknya, yaitu menumbuh kembangkan semangat dan kreatifitasnya dan dapat menciptakan situasi dan relasi, dimana seseorang merasa aman dan tenang dalam mengembangkan potensinya (Subari)

6. Macam Supervisi Pendidikan

(31)

31

Sasaran supervisi ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 2 macam bentuk supervisi :

a. Supervisi Akademik

Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.

Supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar peserta didik yang lebih optimal. Tujuan supervisi akademik yang dilakasanakan oleh pengawas sekolah adalah meningkatkan kemampuan profesional guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Oleh sesbab itu maka sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses pembelajaran (Subari, 2008 : 1).

b. Supervisi Manajerial

(32)

32

Dalam melaksanakan supervisi terhadap hal-hal di atas, pengawas sekaligus juga dituntut melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan standar nasional pendidikan yang meliputi delapan komponen, yaitu : (a) standar isi, (b) standar kompetensi lulusan, (c) standar proses, (d) standar pendidikan dan tenaga kependidikan, (e) standar saran dan prasarana, (f) standar pengelolaan, (g) standar pembiayaan, dan (h) standar penilaian. Tujuan supervisi terhadap kedelapan aspek tersebut adalah agar sekolah terakreditasi dengan baik dan dapat memenuhi standar nasional pendidikan ( Direktorat tenaga kependidikan, 2008 : 7- 9 ).

7. Sasaran Supervisi pendidikan

Sasaran adalah petunjuk jalan atau arah untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai. Perjalanan itu akan menjadi jelas dan terang mana kala telah diketahui sasaranya. Demikian pula kegiatan supervisi pendidikan dapat efektif atau tidak, efesien atau tidak dalam pelaksanaannya adalah tergantung kepada jelas dan tidaknya supervisi itu sendiri. Sasaran supervisi pendidikan ditujukan kepada usaha perbaikan situasi belajar mengajar, yaitu situasi di mana terjadi proses interaksi antara guru dan murid dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan (Piet Sahertian, 1981: 37)

Bila proses interaksi itu diuraikan akan terdapat segi-segi sebagai berikut :

a. Tujuan khusus belajar megajar

(33)

33

c. Cara (metode) mengorganisir kegiatan belajar mengajar. d. Cara menggunakan alat (media pembelajaran).

e. Cara mengevaluasi proses dan hasil belajar mengajar.

f. Cara membimbing dan melayani murid, terutama mengalami kesulitan belajar.

g. Reaksi mental guru terhadap tugas mereka 8. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

Teknik adalah suatu cara dalam melaksanakan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu teknik terdiri dari berbagai kegiatan yang teratur dan beraturan atas dasar ketentuan-ketentuan yang berlaku. Teknik hanya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan, dan bukan merupakan tujuan.

Sebelum melangkah lebih jauh dalam membahas teknik supervisi pendidikan, terlebih dahulu penulis jelaskan tentang fungsi dari teknik supervisi itu sendiri.

(34)

34

Banyak sekali teknik-teknik yang dikemukakan para ahli. Dalam pemahaman ini penulis akan paparkan beberapa teknik supervisi pendidikan. Adapun teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut : 1. Teknik yang Bersifat Individual

Yaitu cara-cara pelaksanaan bimbingan dan komunikasi terhadap perorangan. Adapun yang termasuk dalam teknik ini antara lain :

a. Kunjungan kelas

Yaitu kunjungan yang dilakukan oleh kepala sekolah ke dalam kelas, dimana guru-guru dalam pemecahan masalah (Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1984 : 46)

Adapun tujuan kunjungan kelas adalah :

1) Untuk mengetahui praktek pelaksanaan dan penampilan guru masin-masing dan mengevaluasinya.

2) Untuk mengetahui kelebihan dan kemampuan khusus yang dimiliki masing-masing guru.

3) Untuk mengetahui kebutuhan guru. Disamping itu, ada bentuk kunjungan yaitu :

(35)

35

2) Kunjungan kelas atas dasar undangan guru (Visits upon Invintation). Yaitu seorang guru mengundang supervisor

untuk mengunjungi kelasnya.

3) Percakapan pribadi (Individual Conference) Yaitu percakapan pribadi antara supervisor dengan seorang guru. Adapun yang dibicarakan dalam percakapan ini adalah usaha untuk memecahkan masalah yang bersifat pribadi yang berhubungan jabatan mengajar.

Adapun yang menjadi tujuan percakapan pribadi adalah

1) Untuk saling mengenal lebih baik lagi, yaitu sebagai pribadi dan sebagai sesama petugas profesional.

2) Untuk membantu guru mengenal dirinya, dengan adanya percakapan (dialog), supervisor membantu guru untuk menyadari kemampuan dan kekurangannya.

3) Membantu guru untuk menempatkan dirinya dlam profesi sebagai anggota yang bernilai.

4) Mengembangkan sikap percaya diri pada para guru, sehingga menimbulkan sikap optimis dan harapan-harapn positif (M.Moh. Rifai1, 982 : 120-121 ).

2. Teknik yang Bersifat Kelompok

(36)

36 a. Orientasi Bagi Guru

Yaitu suatu upaya yang bertujuan mengatur guru untuk memasuki suasana kerja yang baru, tetapi hal ini tidak berlku pada guru baru saja, melainkan untuk seluruh staf guru (Hendiyat soetopo dan Wasty Soemanto, 1984 :48 )

Adapun orientasi tersebut antara lain:

1) Orientasi personal, yaitu pengenalan terhadap personal guru dan petugas-petugas sekolah lainya

2) Orientasi terhadap program sekolah, yang juga termasuk rencana-rencana dan dokumen lain.

3) Orientasi terhadap fasilitas, baik sarana maupun prasarana sekolah.

b. Rapat Staf

Rapat staf ada yang menyebutnya sebagai kegiatan rapat guru atau rapat di sekolah, maksudnya adalah sama yaitu pertemuan antara stafsekolah, tertama para guru untuk mengembangkan dan meningkatkan proses belajar mengajar. Rapat ini memamang banyak jenisnya, baik dilihat dari sifat, jenis kegiatan, tujuan maupun dari orang-orang yang menghadirinya.

Akan tetapi yang dibicarakan disini adalah “staf meeting

guru” yaitu rapat para guru dalam sekolah yang dihadiri oleh

(37)

37

tujuan umum diadakannya rapat staf atau rapat guru disuatu sekolah adalah :

1) Menyatukan pandangan-pandangan guru tentang konsep umum, maka pendidikan dan fungsi sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama.

2) Mendorong para guru untuk melaksanakan tugas-tugasnya sebaik-sebaiknya dan mendorong pertumbuhan mereka. 3) Menyatukan pendapat tentang metode-metode kerja yang

akan membawa mereka bersama ke arah pencapaian tujuan pendidikan.

Jenis-jenis rapat guru atau rapat sekolah ditinjau dari waktu penyelenggaraan nya adalah: (M.Moh. Rifai, 1982 : 136) 1) Rapat reguler (teratur) yang diadakan pada waktu tertentu

secara teratur berdasarkan rencana.

2) Rapat okasional ( sewaktu tertentu) yang diadakan tidak menurut jadwal, tetapi menurut keperluan.

3) Rapat darurat (emergenci), yang diadakan secara tiba-tiba arena keadaan yang mendadak.

3. Teknik-Teknik Peningkatan

(38)

38

kemampuan para guru, dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain : (Hendiyat soetopo dan Wasty Soemanto, 1984: 53)

a. Penataran

Sebutan yang lain adalah kursus , Up grading dan in-service educatio. Pada dasarnya semuanya mempunyai maksud yang

sama, yaitu untuk meningkatkan efesiensi dan produktifitas dalam melakukan tugas tertentu.

Dalam mengikuti kegiatan diatas, ada dua tujuan, yaitu :

1) Sebagai penyegaran , yaitu suatu upaya untuk menyegarkan kembali dari suatu kegiatan rutinitas kesituasi yang lebih menggairahkan.

2) Sebagai usaha peningkatan pengetahuan, ketrampilan dengan mengubah sikap tertentu, sehingga terlihat adanya peningkatan profesi guru.

b. Diskusi

Yaitu suatu kegiatan dimana sekelompok orang berkumpul, bertatap muka dan bermusyawarah (bertukar informasi) untuk mencapai suatu keputusan tentang masalah yang berkaitan dengan belajar mengajar.

Pertemuan yang seperti ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan guru.

(39)

39

informal yang berupa tukar menukar pengalaman sesama guru, sedangkan diskusi yang bersifat formal seperti seminar dan sebagainya.

9. Pengawas Sekolah Sebagai Seorang Supervisor

Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran melakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi diatas minimal ada tiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas, yaitu :

a. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah

b. Melakukaan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta pengembangannya

c. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah (Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, 2006 : 16)

(40)

40

pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan pendidikan di sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah. Pengawasan akademik berkaitan dengan membina dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil belajar siswa.

Sedangkan fungsi pengawas yaitu mengkoordinasi semua kegiatan sekolah. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman guru-guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, memberikan fasilitas secara terus-menerus. Memberikan pengetahuan pada setiap anggota, membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru (Amirudin Siahaan, 2006 : 16)

10.Arti dan Ciri jabatan profesional

(41)

41

tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat dan atau negara (dengan segala civil effect-nya) (Samana, 1994: 27).

Dari uraian diatas , dapatlah ditarik kesimpulan bahwa jabatan guru tergolong jabatan profesional karena memenuhi ketiga macam persyatan diatas. Secara lebih rinci, ciri-ciri jabatan profesional tersebut (termasuk guru) adalah sebagai berikut :

a. Bagi pelakunya secara nyata (de facto) dituntut berkecakapan kerja (berkeahlian) sesuai dengan tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis jabatanya (cenderung ke spesialisasi).

b.Kecakapan atau keahlian seorang pekerja profesional bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin yang terkondisi, tetapi perlu didasri wawasan keilmuan yang mantap, jadi jabatan profesional menuntut pendidikan pra-jabatan yang terprogram secara relevan serta brbobot, terselenggara secara efektif-efesien, dan tolak ukur efaluatifnya yang terstandar.

(42)

42

d.Jabatan profesional perlu mendapatkan pengesahan dari masyarakat dan atau negaranya, dalam hal ini pendapay serta tolak ukur yang dikebangkan oleh organisasi profesi sepantasnyalah dijadikan acuannya. Secar tegas, jabatan profesional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh pelakunya, hal ini menjamin kepanasan berkarya dan sekaligus merupakan tanggung jawab osial pekerja profesional yang bersangkuatan. Khususnya bagi jabatan guru, syarat yang harus dipenuhinya adalah ketentuan kepegawaian pada umumnya, aturan persyaratan kepegawaian pada umumny, aturan persyaratan kepegawaian khusus untuk guru (PP No.38, tahun 1992), aturan persyaratan pengembangan karir guru (Surat Edaran Bersama Mendikbud dan Kepala BAKN, No.57686/MPK/1989 dan No.38 /SE/1989, kode etik guru (PGRI,1989), dan jabaran kompetensi guru yang disebarluaskan Depdikbud sejak tahun 1980 (Samana, 1994: 28).

11.Hakikat Profesi Guru

(43)

43

pengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, professional maupun sosial dalam ranah aktualisasi kebijakan pendidikan. Untuk itu seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara profeional, yaitu sebagai berikut. a. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada

materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang berfariasi.

b. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan. c. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian

pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.

d. Guru perlu menghubunn yang ditegkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.

e. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.

(44)

44

g. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.

h. Guru harus mengembangakan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun diluar kelas.

i. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut (Hamzah B. Uno, 2010 : 15).

12.Kompetensi Dan Tugas Guru

Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar (kariman, 2002). Pada umumnya disekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan “ pembelajaran dengan melakukan” untuk menggantikan

(45)

45

tentang desain sekolah, kolaborasi tantang pengembangan kurikulum, dan partisipasi dalam proses penilaian (Hamzah B. Uno, 2010 : 18).

Berikut akan diuraikan tentang komptensi profesional yang harus menjadi andalan guru dalam melaksanakan tugasnya.

a. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakn tugas mengajarnya dengan berhasil. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3 (tiga), yaitu kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh ketiganya dengan penekanan pada kemampuan mengajar (Hamzah B. Uno, 2010 : 18). Selanjutnya, akan diuraikan masing-masing pembahasan tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu sebagai berikut: 1) Kompetensi pribadi

(46)

46

Beberapa kompetensi pribadi yang semestinya ada pada seorang guru, yaitu memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Selain itu, mempunyai pengetahuan tentang perkembangan peserta didik serta kemampuan untuk memperlakuakan mereka secara individual.

2) Kompetensi Sosial

Berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk etis. Ia harus dapat memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan bertujuan agar optimalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik. Ia harus memahmi dan menerapkan prinsip belajar humanistik yang beranggapan bahwa keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan yang ada pada diri peserta didik tersebut. Instruktur hanya bertugas melayani mereka sesuai kebutuhan mereka masing-masing. Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka (seperti orang tua, tetangga, dan sesama teman).

3) Kompetensi Profesional Mengajar

(47)

47

a. Merencanakan sistem pembelajaran 1) Merumuskan tujuan.

2) Memilih prioritas materi yang akan diajarkan. 3) Memilih dan menggunakan metode.

4) Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada. 5) Memilih dan menggunakan media pembelajaran. b. Melaksanakan sistem pembelajaran

1) Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang ada. 2) Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat. c. Mengevaluasi sistem pembelajaran

1) Memilih dan menyusun jenis evaluasi.

2) Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses. 3) Mengadministrasikan hasil evaluasi.

d. Mengembangkan sistem pembelajaran 1) Mengoptimalisasi potensi peserta didik.

2) Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri. 3) Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.

Sedangkan kompetensi guru yang telah dibakukan oleh Drijen Dikdasmen Depdiknas (1999) sebagai berikut.

1. Mengembangkan kepribadian. 2. Menguasai landasan kependidikan. 3. Menguasai bahan pelajaran.

(48)

48

5. Melaksanakan program pengajaran.

6. Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan.

7. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.

8. Menyelenggarakan program bimbingan. 9. Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat. 10.Menyelanggarakan administrasi sekolah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi guru profesional yang memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga kompetensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam diri setiap calon guru untuk mewujudkannya. (Hamzah B. Uno, 2010 : 19 - 20).

13.Perenan Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam

Usaha meningkatkan dan perbaikan terhadap peningkatan profesional mengajar guru dapat dilaksanakan melalui barbagia kegiatan, baik melalui lembaga Pre Service Education maupun melalui In Service Education dan peningkatan On Service Education. (Piet sahertian Dan Ida Alaida Sahertian, 1992: 2)

(49)

49

Tujan supervisi pendidikan pada hakekatnya adalah untuk memperbaiki situasi belajar mengajar dan situasi pendidikan dalam ruang lingkup yang luas. Adapun tuuan supervisi yang lebih khusus adalah sebagai bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.

Ada beberapa fungsi pendidikan yang merupakan tugas utama dari supervisor di bidang pendidikan, fungsi tersebut antara lain : 1. Penelitian

Yaitu untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang situasi pendidikan, maka perlu diadakan penelitian yang seksama terhadap situasi tersebut.

2. Penilaian

Yaitu pada akhir penelitian supervisor dapat mengambil suatu kesimpulan terhadap masalah yang diteliti. Kesimpulan tersebut berupa tanggapan terhadap masalah yang berupa usaha penilaian terhadap situasi.

3. Perbaikan

Dalam supervisi modern tugas utama supervisor adalah mengadakan perbaikan (Inprovement) apa yang belum baik, atau yang mengalami kemacetan supaya diperbaiki.

(50)

50

Situasi yang sudah diperbaiki, kemudian dikembangkan dan ditingkatkan , sehingga keadaannya lebih baik lagi (Piet sahertian Dan Ida Alaida Sahertian, 1992: 32-35).

Melihat tujuan dan fungsi supervisi pendidikan tersebut diatas, maka secara teoretis pelaksanaan supervisi pendidikan dengan meningkatkan kemampuan profesional mengajar guru mempunya peranan, di mana supervisi pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang dapat dirancang untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan profesional mengajar guru.

Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa pelaksanaan supervisi pendidikan kepala sekolah merupakan salah satu kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dan termasuk didalamnya adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional mengajar guru.

(51)

51 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitia ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulias atau lisan dari orang yang berperilaku yang dapat diamati (Moleong, 2008:4).

Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainya dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau kelompok orang (Moleong, 2008: 5). Tujuan penelitian kualitatif tidak selalu mencari sebab akibat sesuatu, tetapi lebih berupaya mamahami situasi tertentu (Moleong, 2008: iii). Disebutkan pula oleh Moleong (2008: 10) bahwa pendekatan kualitatif ini digunakan sebagai metode untuk menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.

Landasan pendekatan kulitatif ini adalah berdasarkan pada fenominologi yang menurut Hasserl dalam bukunya Moleong (2008: 14)

(52)

52 B. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Se-Salatiga. Waktu penelitian dimulai bulan Maret 2015 sampai dengan selesai.

C. Lokasi Penelitian

1. Profil SMA Negeri 1 Salatiga

Pada 1 Juli Yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga dan beberapa ilmuwan seperti Mr Djoko Soetontro. Pembentukan yayasan ini dimaksudkan untuk membantu warga di Salatiga memiliki pendidikan lebih lanjut mereka dan mendapatkan ujian nasional mereka di Salatiga karena mereka digunakan untuk mendaftar dan memiliki ujian nasional mereka di Semarang. Setelah mendapatkan surat ijin dari Jakarta, SMA B didirikan sebagai sekolah tinggi swasta senior yang pada tanggal 1 Agustus 1954 di Jalan Diponegoro 39.Dua tahun kemudian pada 1 Agustus 1956 SMA B secara resmi diumumkan sebagai SMA Negeri 1 Salatiga (satu-satunya negara sekolah tingkat lanjut). Karena daerah sangat terbatas, hanya membuka kelas Ilmu Pengetahuan Alam saja. Setelah sekolah itu sudah stabil, memiliki sumber daya manusia yang memadai, dan didukung oleh administrasi yang lebih baik, dibuka SMA A (untuk kelas aliran bahasa) dan SMA C (untuk kelas ilmu sosial) di 1958/1959.

(53)

53

pada tahun berikutnya juga digunakan oleh SMP1 di mana pelajaran yang diadakan di sore hari. Pada 27 Mei 1966 SMAN 1 Salatiga diijinkan oleh PEPEKUPER Salatiga untuk menempati bangunan CHKI di Jalan Kesatrian (sekarang Jalan A.Yani) di samping bangunan di Jalan Diponegoro 39, dan bangunan lainnya dikembalikan kembali.

Pada tahun 1967 beberapa kelas SMAN 1 menduduki daerah pada Jalan Kemiri 1, di mana M. Soedijono, Walikota serta Pemimpin yayasan SMAN1, berhasil membuat lahan milik SMAN 1 Salatiga. Kemudian, kelas di Jalan Kesatrian dan Jalan Diponegoro, secara bertahap pindah ke Jalan Kemiri 1.

Terlepas dari kenyataan bahwa sebagian tanah belum dapat ditempati (sekitar 7.749 meter persegi tanah masih diperdebatkan), semua kelas dapat diselenggarakan di daerah itu sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

Visi, Misi dan Tujuan SMA N 1 Salatiga

Visi: Mempromosikan siswa yang sangat baik, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dan memiliki kemampuan untuk bersaing secara nasional dan internasional.

(54)

54 Tujuan:

a. Mengembangkan kemampuan untuk mengelola sekolah secara nasional dan internasional.

b. Meningkatkan prestasi akademik siswa nasional dan internasional

c. Mempersiapkan siswa untuk pendidikan tinggi d. Memotivasi siswa untuk memiliki perilaku yang baik e. Mendorong siswa untuk menjadi religious

f. Mempersiapkan siswa untuk mengembangkan karir mereka 2. Profil SMA Negeri 2 Salatiga

Berdiri sejak tahun 1983, SMA Negeri 2 Salatiga yang terletak di jalan Tegalrejo Raya No. 79 Desa Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Menempati tanah seluas 28.950 m2. Pada awal pembangunannya yaitu tahun 1984 (sebelumnya menempati Gedung SMA Negeri 1 Salatiga) wilayah ini masih sepi karena belum banyak rumah penduduk. Setelah menempati gedung sekolah sendiri walaupun baru 3 kelas, SMANDA (sebutan untuk SMA Negeri 2 Salatiga) terus mengalami perkembangan baik mengenai jumlah siswa, guru maupunprestasinya.

(55)

55

2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan disempurnakan lagi menjadi Kurikulum 2013 yang berlaku sekarang.

Didukung oleh pendidik dan Tenaga Kependidikan yang kompeten dan berdedikasi tinggi SMA Negeri 2 Salatiga berhasil meraih banyak prestasi baik siswa, guru maupun Sekolah sendiri. Kerjasama yang baik dengan berbagai media baik cetak maupun elektronik serta WEB yang bisa dikunjungi oleh masyarakat menjadikan SMA Negeri 2 Salatiga banyak dikenal masyarakat luas di Kota Salatiga.

Visi Misi Sekolah SMA NEGERI 2 SALATIGA

Visi: Terwujudnya satuan pendidikan dengan lulusan yang beriman, bertaqwa,unggul dalam prestasi, kerkarakter kebangsaan dan peduli lingkungan, serta mampu bersaing di era global.

Misi: Untuk mewujudkan visi tersebut di atas SMA Negeri 2 Salatiga mempunyai misi sebagai berikut :

a. Meningkatkan semangat hidup yang agamis dan mewujudkan kerukunan antar umat beragama.

b. Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien.

c. Menyelenggarakan kegiatan akademik dan non akademik sebagai wadah bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi diri secara optimal.

(56)

56

e. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler secara berkala yang dapat menumbuhkan rasa kepedulian sosial para peserta didik.

f. Melibatkan orang tua/wali peserta didik untuk memberikan bimbingan tentang budipekerti yang baik.

g. Melaksanakan program pengembangan diri bagi peserta didik untuk mengenal potensi diri.

h. Menciptakan budaya sekolah yang mencintai lingkungan.

i. Sekolah mengadakan koordinasi dan komunikasi dengan orang tua, masyarakat, instansi pemerintah maupun swasta.

j. Melaksanakan kerjasama dengan perguruan tinggi maupun instansi lain.

3. Profil SMA Negeri 3 Salatiga

SMA Negeri 3 Salatiga Yang terletak di Jl. Kartini No. 34, Salatiga, Jawa Tengah.

Visi SMA Negeri 3 Salatiga UNGGUL PRESTASI, SERASI DALAM BUDI PEKERTI, BERDAYA SAING GLOBAL. Visi tersebut mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian sesuai dengan norma dan harapan masyarakat. Untuk mewujudkan visi tersebut, sekolah menentukan langkah-langkah yang dinyatakan dalam misi sebagai berikut :

(57)

57

2.Meningkatkan prestasi akademik dan nonakademik serta pengembangan kreativitas siswa (Multiple Intelegence/Keterbakatan Majemuk)

3. Melakukan inovasi dalam proses pembelajaran

4. Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan 5. Meningkatkan kemampuan berbahasa asing

6. Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

7. Mewujudkan lingkungan sekolah yang menunjang suasana pembelajaran menyenangkan (joyful learning) yang demokratis. 8.Melaksanakan manajemen berbasis sekolah dan menggalang

partisipasi masyarakat

9. Mewujudkan tata krama dalam hubungan antar warga sekolah 10.Membentuk peserta didik yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur 11.Mewujudkan sekolah hijau (Green School) yang nyaman

12.Menyukseskan kelas aksel nbbn erasi yang berkualitas dan berprestasi

Tabel 3. 1. Data Guru PAI SMA Negeri Se-salatiga

Nama Guru Unit Kerja Nip

Drs. Jaka Rebawa SMAN 1 Salatiga 196410201998031009

Waqof Adro‟i, M.Pd.I SMAN 2 Salatiga 196504051998031002

(58)

58

Solikhin,S.PdI SMAN 3 Salatiga -

Drs. Hadiyanto SMAN 3 Salatiga 195803081987031004

Tabel 3.2. Data pengawas SMA Negeri Sesalatiga Nama

Wahid Hasyim Kantor Kemenag Kota Salatiga (pengawas SMAN 2 Saltiga)

106303251953031001

D. Fokus Penelitian

Fokus dari penulisan ini tentunya akan menggambarkan secara obyektif bagaimana peranan supervisi terhadap guru pendidikan agama islam di SMA N Se-salatiga. Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut maka penelitian ini untuk mengetahui peranan supervisi pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama islm di SMA N Sesalatiga.

E. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara atau Interview

(59)

59

dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Se-Salatiga.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data penelitian dengan bersumber pada tulisan (Arikunto, 2002; 94). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang telah ada, guna memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian. Winarno Surakhmad dalam skripsi Endah kurniawati (2010) menjelaskan bahwa metode ini merupakan laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa dan tertulis dengan sengaja untuk mnyimpan atau meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut. Metode dokumentasi adalah mecari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, foto, notulen rapat dan sebagainya.

3. Check list

(60)

60

Dengan memungut beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa check list adalah salah satu alat observasi, yang ditujukan untuk memperoleh data, berbentuk daftar berisi faktor-faktor berikut subjek yang ingin diamati oleh observer, di mana observer dalam pelaksanaan observasi di lapangan tinggal memberi tanda check (cek, atau biasanya dicentang) pada list faktor-faktor sesuai perilaku subjek yang muncul, di lembar observasi, sehingga memungkinkan observer dapat melakukan tugasnya secara cepat dan objektif, sebab observer sudah “membatasi diri” pada ada –

tidaknya aspek perbuatan subjek, sebagaimana telah dicantumkan didalam list.

Metode Checklist adalah salah satu metode informal observasi dimana observer sudah menentukan indikator perilaku yang akan di observasi dari subjek dalam satu tabel. Checklist merupakan metode dengan dua cara pencatatan yaitu tebuka dan tertutup. Metode ini memiliki derajat selektivitas yang tinggi karena perilaku yang diamati sudah sangat selektif, juga memiliki derajat inferensi yang tinggi karena observer hanya fokus pada kategori perilaku yang sudah ditentukan saja.

(61)

61

menjadikan satu seluruh indikator tersebut dalam satu tabel indikator dan menambahkan tabel diskripsi, serta tabel koding di sampingnya. Tabel diskripsi berfungsi sebagai tempat pencatatan perilaku anak secara spesifik. Pada saat observasi berlangsung, observer hanya memberikan tanda berupa plus (+) yang berarti perilaku muncul, atau minus (-) yang berarti perilaku tidak muncul pada tabel koding setiap kali perilaku yang tercantum dalam tabel indikator muncul dari subjek. Alasan dipilihnya metode ini adalah karena mudah dan simple serta mampu fokus hanya pada perilaku yang diinginkan terjadi.

Keuntungan metode Checklist adalah sederhana untuk dilakukan. Selain itu, metode dengan adanya pencatatan pada diskripsi memungkinkan observer mengetahui konteks perilaku secara lengkap. Namun, kelemahan dari metode ini adalah metode ini sedikit menguras energi, karena selain observer mencantumkan koding pada tabel yang sudah disediakan, observer juga harus

(62)

62

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulias atau lisan dari orang yang berperilaku yang dapat diamati (Moleong, 2008:4).

Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainya dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau kelompok orang (Moleong, 2008: 5). Tujuan penelitian kualitatif tidak selalu mencari sebab akibat sesuatu, tetapi lebih berupaya mamahami situasi tertentu (Moleong, 2008: iii). Disebutkan pula oleh Moleong (2008: 10) bahwa pendekatan kualitatif ini digunakan sebagai metode untuk menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.

Landasan pendekatan kulitatif ini adalah berdasarkan pada fenominologi yang menurut Hasserl dalam bukunya Moleong (2008:

14) diartikan sebagai suatu studi tantang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang. Peneliti dalam pandangan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitanya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu (Moleong, 2008: 17).

2. Sumber Penelitian

(63)

63

berinteraksi secara sinergis. Situasi tersebut dapat berupa orang-orang disudut jalan (Sugiyono : 2010, 15)

Adapun yang menjadi sumber data yang menjadi sasaran utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Supervisor atau pengawas sekolah b. Guru Pendidikan Agama Islam G. Analisis Data

(64)

64 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis akan uraikan tentang analisa data yang diperoleh dari penelitian lapangan terhadap perencanaan supervisi pendidikan di SMA N Se-salatiga tahun 2014/2015 yang penulis batasi pada pelaksanaan supervisi pendidikan untuk Guru Bidang studi Agama Islam.

A. Program-program yang Telah Dilaksanakan Supervisor dalam Melaksanakan Supervisi Pendidikan

1. Bimbingan terhadap kegiatan guru dalam mengajar agar tujuan pendidikan berhasil dengan baik.

Dalam kegiatan ini supervisor membimbing guru agar menjadikan siswa berpengetahuan luas yang memiliki ketrampilan tertentu dan berakhlak mulia.

2. Bimbingan kepada guru terhadap model pembelajaran.

Membimbing guru terhadap model pembelajaran yang digunakan, apakah model pembelajaran tersebut sesuai atau tidak. Jadi supervisor dapat memberi arahan atau teguran terhadap model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

3. Membimbing guru dalam penggunaan media pembelajaran

(65)

65

4. Membimbing guru dalam penggunaan metode-metode pembelajaran Bimbingan dalam penggunaan metode-metode pembelajaran oleh guru sangat perlu dilaksanakan, agar dalam penggunaan metode tersebut guru dapat menggunakan dengan benar, selain itu dengan adanya metode-metode pengajaran tersebut poses pembelajaran lebih menyenangkan.

5. Membantu guru dalam menemukan kesulitan belajar

Supervisor dapat membantu guru dalam menemukan kesulitan belajar yaitu dengan cara melaksanakan model pengelolaan pembelajaran secara klasikal, kelompok, dan sescara individual.

6. Meningkatkan mutu pendidikan

Meningkatkan mutu pendidikan adalah kewajiban bagi setiap pendidik diantaranya: a) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya berjiwa pancasiala, b) guru melaksanakan kejujuran profesional, c) guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan, d) guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar. 7. Membantu pengelolaan kelas

(66)

66 8. Mengorganisasi dan membina guru-guru

Mengorganisasi dan membina guru dapat dilakukan dengan a) memotivasi dan meningkatkan semangat bekerja para guru, b) menegakkan disiplin dengan sanksi-sanksinya, c) memberikan konsultasi, diskusi, dan membantu pemecahan msalah-masalah, d) menjadi contoh berperilaku terhadap para guru yang mencakup cara berpikir, berbicara, dan bertindak baik, e) mengembangkan atau membina profesi guru, f) memberi kesempatan kepada guru-guru membuat bahan pelajaran sendiri sebagai buku tambahan bagi para siswa.

9. Membekali sistem evaluasi kepada para guru 1) Membuat kisi-kisi

2) Evaluasi terulis 3) Evaluasi praktek

4) Cara membat leger kepada guru

5) Cara menetapkan nilai akhir kepada guru 6) Cara penetapan standar nilai ketuntasan belajar 7) Analisis butir-butir soal

(67)

67 B. Pelaksanaan Supervisi

1. Pengawas datang sesuai hari dan tanggal serta jam kedatangan yang disampaikan dalam surat pemberitahuan. Dimana idealnya dalam menyusun schedule program kerja harus disalin.

Berdasarkan ketentuan dan prosedur kunjungan model supervisi klinis agar dapat berjalan efektif dan berhasil, sebaiknya menggunakan tehnik kunjungan dengan cara memberitahu terlebih dahulu agar menjadi sikap keterbukaan pada guru yang tercermin dalam model supervisi klinis. Sedangkan apabila menggunakan tehnik kunjungan tanpa pemberitahuan maka sikap itu digunakan seperlunya sesuai dengan tujuan pembinaan.

2. kunjungan kelas berdasarkan model supervisi klinis tahapan-tahapan yang ditempuh meliputi; tahap pertemuan awal, observasi kelas, dan tahap observasi balikan.

Pada tahap awal pengamatan, supervisor harus menciptakan suasana akrab, harmonis dan suasana kooperatif karena pada tahap ini langkah-langkah yang ditempuh pengawas adalah membicarakan rencana mengajar pada hari itu dan membuat kesepakatan bersama tentang salah satu komponen pengajaran sebagai sasaran pengamatan, misalnya; keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

(68)

68

sebaiknya memberikan waktu untuk sejenak agar pengawas berdialog untuk membahas aspek-aspek yang nantinya akan diamati.

Setelah mengadakan kesempatan pada satu komponen yang menjadi topik pengamatan, maka langkah selanjutnya adalah pengawas melakukan observasi kelas.

3. Pada observasi kelas pengawas mengidentifikasi data dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang telah dipersiapkan. Instrumen tersebut perlu diketahui dan dibahas dalam pertemuan awal bersama guru yang disupervisi. Hal ini berfungsi agar guru tidak merasa dijebak dan malah sebaliknya menumbuhkan rasa bangga dan termotivasi.

Secara prosedural, semua jenis instrumen berdasarkan bentuk kunjungan sekolah yang ditetapkan memang sudah bisa mencari data dalam mengidentifikasi data sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan.

(69)

69

Dalam observasi balikan, pengawas harus sesuai dengan kesempatan awal dalam pertemuan awal yang menjadi komponen supervisi. Komponen tersebut antara lain perencanaan dan persiapan mengajar, pendekatan, metode dan materi dalam pengajaran. Pembicaraan akan berkisar pada hasil pengamatan yang terpusat pada komponen yang sudah disetujui sebelumnya. Perencanaan dan persiapan mengajar ditinjau bersama, guru diminta untuk memberikan pendapatnya mengenai hasil kerjanya dalam merencanakan dan mempersiapkan diri untuk mengajar. Hal tersebut berfungsi untuk memberikan kepercayaan diri atau aktualisasi diri pada guru terhadap apa yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

5. Setelah proses pembInaan dianggap cukup dan selesai, pengawas dan guru menandatangani surat kunjungan.

C. Hasil supervisi yang dilaksanakan

(70)

70

dilakukan sesuai dengan prosedur pelaksanaan, maka harus dilakukan secara sistematis, bertahap dan berkesinambungan.

1. Menghitung standar tingkat profesionalitas dari instrumen yang ada terdapat 48 item dengan 4 kategori, maka didapat lebar interval sebagai berikut :

(71)

71

b. Menghitung skor untuk tingkat profesionalitas guru PAI 1) Guru dibawah pengawasDrs. Taqwim

(72)

72

2) Guru dibawah pengawas Drs. Hasyim

(73)

73

D. Pembahasan Tentang supervisi Pendidikan 1. Penyusunan program-program supervisi

Program-program supervisi yang harus disusun oleh supervisor adalah program semester dan bulanan semuanya termuat dalam program tahunan yang menjadi tanggung jawab pengawas masing-masing. Penyusunan program supervisi ini secara tidak langsung memberikan acuan dari pengawas dalam melaksanakan rencana kerja kepengawasan yang bersifat rencana kerja tahunan, semester dan bulanan

a. Program tahunan pengawas sekolah

Program tahunan merupakan program-program yang disusun untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang akan dilaksanakan selama satu tahun. Atau bisa diartikan sebagai rekapitulasi dari program semester dan program bulanan ( wawancara dengan pengawas guru PAI SMA N se-Salatiga). Yang berupa program-program kunjungan kelas dan program-program pendidikan melalui pembinaan dan pemantauan terkait melalui jalur pengembangan prfesionalisme guru seperti; penataran, dan seminar.

b. Menyusun program semester pengawasan

(74)

74

1) Sekolah/kelas yang dikunjungi/diawasi 2) Waktu/jadwal pengawasan

3) Alat pengumpulan data pengawasan dan analisis data 4) Substansi yang akan diawasi

5) Pendekatan/metode yang akan digunakan 6) Indikator keberhasilan

Dari program semester di atas, maka bentuknya adalah merupakan program kerja kunjungan kelas. Sedangkan untuk mengkooardinir sebagai langkah evaluatif secara bulanan oleh pengawas setempat mengambil kebijakan agar setiap bulan sekali membuat laporan bulanan. (hasil wawancara dengan pengawas) 2. Perumusan tujuan dan program

Secara umum tujuan pengawas adalah membantu memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan pendidikan agama islam di sekolah. Dalam suatu program, biasany ada 2 tujuan, yaitu tujuan ideal dan tujuan yang mungkin dapat dilaksanakan. Tujuan ideal itu sendiri adalah ide-ide yang dicita-citakan sebagai sesuatu yang terbaik , sedangkan tujuan yang mungkin dapat dicapai adalah gambaran ideal yang sudah dibahas dan dikaji berdasarkan perkiraan kemampuan indikator keberhasilan yang dapat diselesaikan .

(75)

75

edukatif/profesional meliputi; kurikulum, proses belajar mengajar, standar pendidikan, UTS, penilaian dan kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan dari aspek adminsitrasi meliputi; administrasi sekolah, kepegawaian, kesiswaan, guru, laboratorium dan sebagainya. 3. Pelaksanaan Supervisi

Dalam hal ini pelaksanaan supervisi dimulai dari beberapa hal diantaranya:

a. Menyiapkan instrumen dan mekanisme pengumpulan serta pengolahan data instrumen

Supervisi merupakan sarana pokok yang harus digunakan oleh pengawas dalam menjaring berbagai data/informasi yang dibutuhkan dari kelas. Instrumen tersebut bisa berupa kisi-kisi pertanyaan atau penggunaan alat dari media elektronik.

Instrumen dalam pedoman ketentuan teknis pelaksanaan supervisi disini adalah berupa kisi-kisi pertanyaan/butir-butir soal sesuai dengan jenis/ bentuk kunjungan. Penyusunan instrumen atau penjelasan teknis pelaksanaan supervisi meliputi; tujuan, metode, Alat dan materi/ aspek-aspek pengawasan yang berbentuk kisi-kisi/ butir-butir soal, instruksi pengisian, daftar isian identitas.

b. Menyiapkan formulir pengawasan yang diperlukan

(76)

76

1) Formulir A1, yaitu lembaran yang harus diisi oleh setiap GPAI yang merupakan data lengkap GPAI dan sekaligus daftar lengkap sekolah.

2) Formuli A2, yaitu pencatatan data pada formulir A1 oleh pengawas yang berfungsi untuk menyusun jadwal kegiatan pengawasan yang akan dilakukannya.

3) Formulir B1 yaitu untuk membuat jadwal kegiatan tahunan baik berupa frekuensi kunjungan sekolah selama setahun. 4) Formulir B2, yaitu lembaran penjadwalan kegiatan mingguan

yang merupakan penjabaran dari kegiatan bulanan.

5) Formulir C1, yaitu lembaran yang perlu diisi dalam kegiatan kunjungan kelas

6) Formulir C3, yaitu dari hasil rekapitulasi data kegiatan GPAI yang digunakan sebagai laporan kepada atasan (wawancara dengan pengawas Guru PAI SMA N se-salatiga)

c. Persiapan dan Prosedur-Prosedur Kunjungan

Persiapan kunjungan kepengawasan ke kelas/sekolah dilakukan dengan prosedur minimal:

1)Guru yang hendak dikunjungi harus sudah menerima pemberitahuan sekurang-kurang nya satu minggu sebelumnya 2)Dalam surat pemberitahuan ke sekolah agar disebutkan: agenda

(77)

77

disiapkan pada saat kunjungan dan, tujuan dan hasil yang diharapkan dari kunjungan tersebut.

3)Segala perlengkapan dokumentasi yang diperlukan oleh pengawas dalam pelaksanaan kunjungan seperti; buku kurikulum, instrumen pengumpulan data, alat perekam dan lain sebagainya agar dipersiapkan dan dilakukan pengecekan ulang atas kesiapan dan kelengkapan sehari sebelum kunjungan. Sedangkan prosedur kerja dari pelaksanaan knjungan supervisi, yaitu:

1) Pengawas datang ke kelas sesuai hari dan tanggal serta jam kedatangan yang disampaikan dalam surat pemberitahuan.

2) Pengawas membawa dan memperlihatkan surat tugas (ST) kunjungan kepada kepala guru yang dikunjungi 3) Apabila bentuk/jenis kunjungan sekolah, maka pengawas

hanya mengamati daftar hadir guru dan karyawan, kelengkapan administratif, data kegiatan pendidikan dan lain-lain.

4) Apabila bentuk/jenis kunjungan kelas, maka pengawas menuju kelas dan pihak guru yang sesuai dengan yang diberitahukan dalam surat tugas.

(78)

78

6) Setelah melakukan pengamatan dan terjaringnya data serta adanya ditemukannya permasalahan yang harus di supervisi, melalui pendekatan secara langsung pengawas melakukan dialog dan pembinaan setelah pihak guru meninggalkan kelas/berada diruang guru. (hasil wawancara dengan pengawas sekolah)

d. Tahap observasi kelas

Tahap ini dilaksanakan pada waktu guru mengajar atau melakukan latihan mengenai tingkah laku mengajar yang telah sama-sama dipilih/disepakati bersama pada tahap pertemuan awal. Sementara itu aspek-aspek yang diamati juga harus disesuaikan dengan kesepakatan bersama pada waktu pertemuan awal. Dalam tahap ini ada 3 kemungkinan pemusatan perhatian yang dilakukan pengawas, yaitu ; guru, siswa, atau interaksi guru dengan siswa.

1) Pengamatan pada guru, antara lain bagaimana guru melalui dan mengahiri KBM, tingkat penguasaan materi yang sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat dan penguasaan kelas dalam KBM hal ini sesuai dengan wawancara yaitu

“apakah pengawas membimbing guru dalam pelaksanaan

(79)

79

2) Pengamatan pada siswa, maka supervisor mencatat beberapa banyak siswa memberikan respon terhadap pertanyaan guru dan sebaliknya keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru. 3) Pengamatan pada interaksi guru dan siswa selama KBM

pendekatan yang dilakukan oleh supervisor dalam pelaksanaan supervisi terhadap guru yaitu pendekatan dalam rangka membimbing seperti guru mengajar yang suaranya pelan maka diarahkan pada saat rapat atau pada saat itu juga.

4. Evaluasi dan Hasil supervisi

Gambar

Tabel 3. 1.  Data Guru PAI SMA Negeri Se-salatiga
Tabel 3.2. Data pengawas SMA Negeri Sesalatiga

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian atau penilaian dilakukan secara bertahap sesuai dengan prosedur penelitian pengembangan yang dilakukan dan mengacu pada kriteria mutu (standar) buku non teks

Confirmation and classification of carbapenemases according to Ambler can be done with combination of phenotypic methods, i.e., Modified Hodge Test (MHT), Sodium

Sum ber: Kem enterian Penerangan, Propinsi Sumatra.. Setiap rakyat terjajah pasti akan menentang penjajahan- nya. Hadirnya kekuasaan penjajah. sudah tentu tidak diingini

Videotron sebagai media yang digunakan Humas Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah memberikan informasi yang benar dan wajar terkait pecapaian pembangunan Kabupaten

Artinya modeling partisipan juga dapat dipergunakan untuk mengurangi perasaan dan perilaku menghindar pada diri seseorang yang dikaitkan dengan aktivitas atau

Hasil perbandingan perubahan nilai warna basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dan nilon termoplastis sebelum dan setelah perendaman dengan larutan coklat selama

Hal ini karena gaya kohesi yang dihasilkan PVC kurang dapat mengimbangi adanya penambahan volume yang terjadi akibat penambaha additive PVC pada kadar ini, sehingga aspal

Manual mutu ini adalah dokumen yang menjadi panduan implementasi manajemen mutu PPMPP STMM untuk menunjukkan kemampuan organisasi dalam menghasilkan produk dan layanan