• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENALAN DEPARTEMEN KEMITRAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGENALAN DEPARTEMEN KEMITRAAN"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

B

B

u

u

m

m

i

i

t

t

a

a

m

m

a

a

G

G

u

u

n

n

a

a

j

j

a

a

y

y

a

a

A

A

g

g

r

r

o

o

OOiill PPaalmlm PPlalannttaattiioonns s aandnd MMiillllss

PENGENALAN

DEPARTEMEN KEMITRAAN

Pundu Learning Centre - 2012 Oleh :

RAHMAD ANDI TARIGAN

(2)

1. PRINSIP DASAR KEMITRAAN

1. Pengertian Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah/besar disertai pembinaan dan pengembangan dengan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan

2. Koperasi merupakan organisasi yang dibentuk oleh petani di lokasi perusahaan inti.

3. Perusahaan Mitra sebagai Perusahaan Inti mempunyai usaha perkebunan kelapa sawit di sekitar lokasi tempat tinggal petani anggota Koperasi merupakan perusahaan yang sudah berpengalaman dalam bidang perkebunan kelapa sawit.

4. Petani Peserta program kemitraan adalah penduduk desa setempat yang menjadi anggota Koperasi dan memiliki lahan yang dapat ditanami kelapa sawit.

(3)

5. Dalam Kemitraan ini Koperasi mendapatkan mandat dari anggotanya berdasarkan hasil rapat anggota untuk mengikat perjanjian kerja sama kemitraan dengan perusahaan inti.

6. Perusahaan Inti bertanggungjawab mencari dana kredit untuk pembangunan kebun plasma atau memberi dana talangan untuk pembangunan kebun, memelihara tanaman dan panen TBS, serta membeli semua TBS yang dihasilkan dari kebun plasma

7. Koperasi bertanggungjawab menyediakan lahan dan

mengurus segala perijinan lahan yang akan dikelola oleh perusahaan inti.

8. Persentase kepemilikan lahan serta posisi inti dan plasma diputuskan oleh Manajemen

(4)

2. KELENGKAPAN KOPERASI

1. Koperasi telah mempunyai badan hukum dan akte pendirian yang telah disahkan Dirjen koperasi dan telah dimuat dalam Tambahan Berita Neraga Republik Indonesia (TBNRI)

2. Koperasi mempunyai kepengurusan yang masih berlaku berdasarkan AD/ART

3. Memberikan mandat kepada inti untuk mencari Bank pemberi kredit dengan agunan sertifikat tanah anggota koperasi

4. Memiliki lahan untuk dikelola oleh inti

5. Memiliki Legalitas yang masih berlaku sbb :

(5)

3. PERSYARATAN PETANI

1. Berdomisili minimal 1 tahun sebagai penduduk desa dan memiliki Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk

2. Telah Akil Balik atau 17 tahun ke atas

3. Memiliki tanah dengan dasar tanah adat,lahan garapan minimal 1 tahun,Sertipikat ex. Transmigrasi di dalam Ijin Lokasi Perusahaan

4. Menjadi Anggota Koperasi

5. Tidak pernah menjadi anggota koperasi di tempat lain.

6. Tidak memperjual belikan kapling (areal) yang telah dimiliki, bila terbukti ada lahan yang diperjual belikan, maka SHKnya tidak dibayar.

(6)

7. Bersedia menandatangani surat perjanjian hutang sebagai salah satu syarat akad kredit kepihak bank

8. Memenuhi semua kewajiban sebagai anggota koperasi

9. Ikut menjaga keamanan dan kelangsungan kemajuan kebun inti / plasma

(7)

4. PERUSAHAAN INTI

1. Memiliki Ijin Lokasi dari pihak Pemda Tk.II

2. Bersedia dan mampu mencarikan dana kredit dari lembaga keuangan untuk pembangunan kebun plasma

3. Mampu melaksanakan pembangunan kebuninti / plasma 4. Mampu membina koperasi secara berkesinambungan

(8)

5. PERIJINAN DAN PERJANJIAN KERJA

1. Memiliki Ijin Lokasi yang diperuntukkan sebagai lahan garapan perkebunan Kelapa Sawit yang dikeluarkan oleh Instansi terkait

2. Membuat Nota Kesepahaman (MoU) dan Surat Perjanjian Kerjasama yang diketahui oleh Kepala Desa, Camat, Dinas Koperasi, Dinas Perkebunan dan Bupati

3. Akad Kredit Koperasi dengan Pihak Kreditur (Bank) yang disahkan didalam Akte Perjanjian didepan Notaris yang disepakati oleh Perusahaan (Avalist) dengan Kreditur (Bank)

4. Pihak Perusahaan membantu memfasilitasi untuk

(9)

6. KETENTUAN INVESTASI KEMITRAAN

PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

1. Dana pembangunan akan dicarikan oleh Inti. Dana Kredit terdiri dari Pinjaman Pokok (kredit investasi/KI) dan Bunga Masa Pembangunan (interest during contruction/IDC), sebelum mendapat pinjaman dari bank, pembangunan kebun plasma dibiayai dari dana talangan inti dengan pemberian bunga.

2. Pada umumnya periode masa investasi adalah 4 tahun dan masa tenggang 2 tahun.

3. Hasil Produksi TBS kebun plasma yang dipanen dan dijual pada periode masa tenggang, digunakan untuk mengurangi Biaya Pemeliharaan Tanaman, Panen, dan Transportasi, bila hasil lebih kecil dari biaya, kekurangan akan ditalangi oleh inti dan menjadi beban plasma.

(10)

4. Dana Escrow Account adalah cadangan untuk pembayaran cicilan pokok dan bunga setelah masa tenggang berakhir karena pada masa tenggang posisi cash flow umumnya masih minus, selain itu diperuntukkan sebagai cadangan pada bulan-bulan terjadi kekurangan akibat turunnya

produksi, kenaikan biaya pemupukan dan biaya

pemeliharaan

5. Pembagian hasil kepada petani umumnya dilakukan secara triwulan setelah berakhirnya Masa Tenggang, atau berdasarkan kesiapan administrasi

6. Pada saat ini secara umum komposisi pembagian hasil penjualan TBS diatur dengan persentase sbb :

Biaya Eksploitasi Tanaman

(panen, pupuk, pemeliharaan) : 40 %

Cicilan ke Bank (Pokok dan Bunga) : 40 %

(11)

Komposisi akan berubah apabila terdapat perubahan yang mencolok untuk harga dasar bahan baku, pemeliharaan dan harga TBS atau nilai angsuran kredit

7. Pada bulan-bulan tertentu terjadi kekurangan Produksi dan tidak dicadangkan dana untuk itu, pada umumnya

perusahaan memberikan pinjaman untuk menutupi

pemeliharaan tanaman dan angsuran kredit dengan nilai sesuai kemampuan perusahaan. Koperasi harus mengakui dana talangan tersebut.

Cara lain yang dapat ditempuh atau dilakukan adalah

perubahan persentase/komposisi pembagian Hasil

Penjualan TBS.

8. Harga TBS ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan indek “K”

(12)

9. Pengelolaan kebun plasma oleh perusahaan inti selama satu siklus atau + 25 tahun

- Besarnya nilai kredit ditentukan oleh pihak perbankan dengan mengacu ke Dirjenbun pada saat pengajuan kredit ke bank.

- Pada umumnya luas lahan petani ditetapkan 2 ha per

kavling dengan jumlah tegakan per ha sesuai

rekomendasi teknis (berkisar 128 pokok/Ha) pihak Dinas Perkebunan.

- Batasan jumlah tegakan minimal yang dapat ditolerir adalah 90% dari populasi yang ditetapkan dalam paket kredit.

(13)

7. PROSES KEMITRAAN

7.1. Ekspose

Ekspose adalah kegiatan untuk memperkenalkan perusahaan kepada Pemerintah dan masyarakat di lokasi kebun yang akan dibuka. Ekspose dapat dilakukan setelah perusahaan memperoleh :

1. Ijin Prinsip / Informasi Lahan 2. Ijin Lokasi

3. Ijin Usaha Perkebunan

4. Ijin Pelepasan Kawasan Hutan

Materi Ekspose meliputi Dokumen perijinan, peta, Aksebilitas, Kondisi alam, Potensi areal, Kemitraan dan lain-lain.

Peserta Ekspose umumnya adalah Bupati , Dinas Perkebunan, Dinas Koperasi, Dinas Tenaga Kerja, Badan Pertanahan Nasional, Dinas Kehutanan, Muspika, Kepala desa dan masyarakat.

(14)

7.2. Sosialisasi

Sosialisasi adalah kegiatan untuk memperkenalkan

perusahaan serta mensosialisasilan rencana pembangunan kebun kepada Masyarakat di lokasi kebun yang akan dibuka. Sosialisasi tentang program kemitraan dilakukan untuk memberikan pemahaman yang benar dan jelas tentang teknik

budidaya, prospek usaha, hak dan kewajiban,

masalah/kendala, aspek legalitas, organisasi dalam

Kemitraan, gambaran umum tentang pembangunan kebun, pendanaan proyek, dan Aspek Pertanahan.

Peserta Sosialisasi umumnmya adalah Tim Pembina Pembangunan Perkebunan Kabupaten (TP3K), Camat, Kapolsek, Danramil, Kepala desa dan Masyarakat

(15)

7.3. Pembentukan Koperasi

Pembentukan Koperasi Mitra dilakukan apabila di lokasi kemitraan belum ada koperasi, atau sudah ada koperasi tetapi masyarakat menginginkan BGA bermitra dengan koperasi yang baru. Dalam pembentukan koperasi staf kemitraan hanya sebagai fasilitator, susunan pengurus diserahkan kepada masyarakat. Legalitas koperasi yang perlu disiapkan adalah :

1. Akte Pendirian Koperasi

2. AD/ART yang disahkan oleh Menteri koperasi 3. Surat Ijin Tempat Usaha (SIUP)

4. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) 5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 6. Surat Ijin Domisili

7. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

(16)

7.4. Seleksi Calon Petani / Calon Lahan (CPCL)

Seleksi Calon Peserta / Calon Lahan adalah kegiatan untuk menseleksi masyarakat yang akan menjadi anggota koperasi Mitra serta penentuan lokasi kebun plasma. Seleksi Calon Peserta dilaksanakan oleh Pihak koperasi dibantu oleh aparat desa, kecamatan dan Staf PAD/Kemitraan.

7.5. Mandat Dari Anggota Koperasi.

Anggota Koperasi memberi mandat kepada Pengurus Koperasi untuk menjalin kemitraan dengan Perusahaan Inti ditetapkan dalam Rapat Anggota baik rapat anggota tahunan (RAT) maupun rapat anggota luar biasa (RALB).

(17)

7.6. Nota Kesepahaman (MoU)

Nota Kesepahaman atau MOU adalah kesepakatan tertulis antara BGA dengan masyarakat dalam kerjasama kemitraan membangun perkebunan kelapa sawit pola inti plasma. MOU merupakan kesepakatan awal sebelum diterbitkannya Surat Perjanjian Kerjasama (SPK). Bila koperasi belum ada, maka MOU dapat dilakukan dengan

perwakilan masyarakat. Nota kesepahaman (Mou)

ditandatangani oleh pengurus koperasi (Ketua, sekretaris dan bendahara) dan Managemen BGA serta diketahui oleh kepala desa, camat dan Bupati.

(18)

7.7. Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK).

Surat Perjanjian Kerjasama adalah Perjanjian tertulis kegiatan pembangunan kebun plasma antara Koperasi yang diwakili oleh Pengurus (Pihak Pertama) dengan Manajemen Perusahaan (Pihak Kedua) dan diketahui oleh Pemerintah Daerah sebagai Pembina dan Bank sebagai penyalur Kredit

Isi perjanjian kerjasama diantaranya :

1. Pemberian kuasa dari anggota kepada pengurus untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan

2. Konsep pembangunan kebun plasma 3. Maksud dan tujuan kerjasama

4. Jangka waktu kerjasama

5. Hak dan Kewajiban plasma dan inti 6. Pola bagi hasil

(19)

7.8. Akad Kredit dengan Bank

Akad Kredit adalah kegiatan penandatanganan perjanjian kredit antara Bank sebagai kreditur dengan Koperasi Plasma sebagai debitur dan Perusahaan Inti sebagai Avalist. Nilai Kredit terdiri dari :

• Kredit Investasi (KI) merupakan nilai yang dicairkan oleh bank untuk pembangunan kebun.

• Interest During Construction (IDC) / Bunga dalam masa pengembangan. Bunga yang dibebankan oleh bank selama masa pembangunan kebun. Nilai IDC adalah bunga atas hutang KI dan bunga IDC. dengan dermikian IDC ini adalah bunga berbunga.

Akad kredit ditandatangani oleh Pengurus koperasi (Ketua, Sekretaris dan Bendahara), Manajemen PT. BGA dan Pihak Bank.

(20)

7.9. Pembangunan Kebun Plasma

Masa Pembangunan kebun plasma terdiri atas:

7.9.1. Masa Investasi

Masa investasi umumnya selama empat tahun, (TMB 0, TBM 1, TBM 2 dan TBM 3). Kegiatan dalam masa investasi adalah :

1. Pembibitan.

2. Penentuan Areal Plasma 3. Penanaman kelapa sawit. 4. Pembangunan Prasarana 5. Proses Sertifikasi lahan 6. Pembagian Kapling

(21)

7.9.2. Masa Tenggang (tahun ke 5 – 6)

Pada masa tenggang (tahun ke 5 – 6) kebun sudah mulai

menghasilkan tetapi hasil belum dibagikan kepada anggota plasma karena produksi masih sedikit dan bank sudah tidak memberi dana. Hasil produksi TBS digunakan untuk Biaya Produksi TBS yang terdiri dari biaya panen, pemeliharaan TM, angkut TBS & Biaya Overhead. Pada masa tenggang ini posisi cash flow umumnya masih minus.

Contoh perhitungan sbb :

Hasil produksi TBS tenggang : 500.000.000,-Biaya produksi TBS : 600.000.000;-Selisih :

(22)

(100.000.000),-7.10. Masa Cicilan

Masa mencicil umumnya selama 7 tahun (tahun ke 6 s/d 12). Pada masa ini tanaman kelapa sawit sudah menghasilkan (TM). Hasil produksi TBS akan dialokasikan untuk. :

Hasil penjualan TBS : 500.000.000,-Harga pokok produksi TBS = 40 % :

200.000.000,-Angsuran KI, IDC, bunga dan escrow = 40 % : 200.000.000,- Sisa Hasil Kebun (SHK) = 20 % : 100.000.000,-

(23)

7.11. Masa Pelunasan

Masa kredit lunas umumnya dimulai tahun ke 13 sampai tahun ke 25 (akhir kerjasama). Pada masa ini hasil produksi dialokasikan untuk :

Hasil Produksi :

500.000.000,-Harga Pokok Produksi (HPP) 40 % : 200.000.000,-Sisa Hasil Kebun (SHK) 60% :

300.000.000,-7.12. MASA REPLANTING / PERJANJIAN KERJASAMA BARU :

- Perhitungan biaya replanting kebun kemitraan - Pembiayaan kredit replanting kebun kemitraan

(24)

8. MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN KEBUN

8.1. TUJUAN UMUM PROYEK :

- Membuka lapangan kerja

- Menghasilkan devisa negara

- Ikut menjaga kelestarian potensi lingkungan - Memanfaatkan areal secara lebih efektif

8.2. TUJUAN PENGEMBANGAN KEBUN KEMITRAAN :

- Pemberdayaan koperasi melalui peningkatan pendapatan - Mempercepat redistribusi aset kepada masyarakat

- Membangun kerjasama usaha yang berkesinambungan - Menimbulkan efek ganda terhadap sektor lainnya.

(25)

8.3. MANFAAT BAGI PEMERINTAH PUSAT & PEMDA :

- Pengembangan wilayah desa lokal & eks transmigrasi

- Pemanfaatan lahan tidak produktif

- Membantu program pengentasan kemiskinan

- Pemenuhan kebutuhan bahan pokok untuk konsumsi

- Membuka peluang usaha & memperkokoh persatuan

(26)

9. POTENSI KENDALA PROYEK DALAM KEMITRAAN

9.1. MASA PERSIAPAN

1. Asal Peserta (Lokal dan pendatang)

2. Areal Plasma (Perebutan batas wilayah antar desa dan antar kecamatan)

3. Pembebasan Lahan (masyarakat meminta ganti rugi untuk areal plasma)

4. Distribusi Lahan ( penetapan lokasi kebun, masyarakat tidak setuju dengan lokasi areal plasma)

5. Administrasi (Data peserta plasma serta legalitas koperasi tidak lengkap)

6. Adanya surat keterangan tanah fiktip. 7. Banyak tanaman jebakan

(27)

9.2. PEMBANGUNAN KEBUN

1. Manajemen Tenaga Kerja ( Seluruh pekerjaan harus dikoordinasikan dulu dengan koperasi)

2. Penanaman dan pemeliharaan (kekurangan tenaga terampil, kualitas kebun yang tidak sama)

(28)

9.3. PANEN

1. Konversi (terlambat panen, kualitas kebun yang tidak merata)

2. Pemanenan (Kesesuaian jadwal panen dengan kebutuhan petani dan kemampuan pabrik).

3. Penimbangan Produksi (perbedaan timbangan antara kebun dan pabrik)

4. Sortasi Produksi (persentase grading yang cukup tinggi) 5. Penentuan rendemen dan harga (indeks K terlalu rendah) 6. Pembayaran (ketepatan dan kecepatan pembayaran)

7. Kredit dan Angsuran (besar kredit, kebijakan bunga, besar angsuran).

(29)

B

B

u

u

m

m

i

i

t

t

a

a

m

m

a

a

G

G

u

u

n

n

a

a

j

j

a

a

y

y

a

a

A

A

g

g

r

r

o

o

OOiill PPaalmlm PPlalannttaattiioonns s aandnd MMiillllss

LAMPIRAN

(30)

Lampiran 1.

ESTIMASI BIAYA INVESTASI KEBUN PER HEKTAR Sesuai SK Dirjenbun nomor 135/Kpts/RC.110/10/08

(rupiah, dalam 000)

No Kegiatan Wilayah

Wil I Wil II Wil III Wil IV Wil V Wil VI 1 P0 Pembukaan Lahan dan

penanaman - Tenaga Kerja - Infrastruktur - Bahan dan alat - Manajemen fee 5% - sertifikasi lahan

13.464 13.609 13.768 13.924 14.093 14.271

3 P1 Pemeliharaan tahun 1 - Tenaga Kerja

- Bahan dan Alat - Manajemen fee 5%

7.705 7.824 7.950 8.081 8.219 8.364

4 P1 Pemeliharaan tahun 2 - Tenaga Kerja

- Bahan dan Alat - Manajemen fee 5%

7.403 7.403 7.688 7.842 8.003 8.173

5 P1 Pemeliharaan tahun 3 - Tenaga Kerja

- Bahan dan Alat - Manajemen fee 5%

8.052 8.205 6.365 8.532 8.709 8.894

(31)

Keterangan :

Wilayah I : Jabar, Jateng DIY, Jatim, Banten, Bali

Wilayah II : Sumsel, Jambi, Bengkulu, lampung, Sumbar,

Bangka, Belitung

Wilayah III : NAD, Sumatera Utarat, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau

Wilayah IV : Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

Wilayah V : Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur

Wilayah VI : Maluku, Maluku Utara

(32)

Lampiran 2

INVESTASI TANAMAN BELUM MENGHASILKAN Tanaman Baru (TB)

Pembukaan lahan XXX

Pembuatan Prasarana XXX

Tanam Kelapa Sawit & Kacangan XXX (+)

Total Tanaman Baru XXX (A)

(33)

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pembuatan Piringan/Pasar/TPH XXX Pengendalian Gulma XXX Pemeliharaan Pokok XXX Pemeliharaan Prasarana XXX Pengawetan Tanah XXX

Pengendalian Hama dan Penyakit XXX

Pemupukan Kelapa Sawit XXX

Administasi & Umum /Lain-lain XXX

Total TBM XXX(+) (B)

Total Biaya TBM XXX (C=A+B)

Alokasi IDC XXX(+) (D)

Total Biaya Investasi TBM XXX (E=C+D)

Memasuki tahun ke 5 (lima) Nilai Investasi TBM akan dipindahkan menjadi

(34)

Lampiran 3

BIAYA EKSPLOITASI TANAMAN MENGHASILKAN

Biaya Panen dan Pengumpulan

- Upah Pemanen XXX

- Pengangkutan Panen XXX - Sarana Panen XXX

- Pengawasan dan transport Karyawan XXX(+)

(35)

Biaya Pemeliharaan

- Pengendalian Gulma XXX

- Pemeliharaan pokok XXX

- Pemeliharaan Prasarana XXX

- Konservasi Tanah XXX

- Pengendalian Hama dan Penyakit XXX

- Biaya Pemliharaan lainnya XXX(+)

(36)

Biaya Pemupukan

- Pemupukan Anorganik XXX - Pemupukan Organik XXX

- Mill Effluent XXX

- Sample Daun XXX

- Angkut Pupuk Intern XXX

- Angkut Pupuk Ekstern XXX(+)

Total Biaya Pemupukan XXX (C)

Biaya Administrasi dan Umum XXX(+) (D)

Total Biaya Tanaman Menghasilkan XXX (E=A+B+C+D)

(37)

Lampiran 4

CASH FLOW PLASMA

Hasil TBS XXX (A)

Biaya Panen XXX

Biaya Pemeliharaan XXX

Biaya Pemupukan XXX

Biaya Administrasi dan Umum XXX

Biaya Bunga Bank XXX

Biaya SHK XXX (+)

Total Biaya XXX (-) (B)

(38)

PERHITUNGAN DANA TALANGAN Investasi Investasi TBM XXX Investasi TM XXX Investasi lain-lain XXX Piutang plasma XXX(+)

Total Investasi dan piutang XXX (A)

Sumber Dana

Hutang KI XXX

Hutang IDC XXX

Surplus / Minus TBS XXX (+)

Total Sumber Dana XXX(-) (B)

(39)

Catatan :

Jika A-B bernilai (+) berarti investasi lebih besar dari sumber dana, nilai selisih merupakan dana talangan inti

Jika A-B bernilai (-) berarti investasi lebih kecil dari sumber dana, nilai selisih merupakan escrow account

(40)

Lampiran 5

FORMULA HARGA TBS

Sesuai SK Gubernur / Bupati (tiap bulan) Per umur tanaman (3 th s/d 20 th)

HTBS = Harga TBS yang diterima oleh pekebun di

tingkat pabrik dinyatakan dalam Rp/Kg

K = Indeks proporsi yang menunjukkan bagian yang

diterima oleh pekebun, dinyatakan dalam persentase (%)

(41)

Hms = Harga rata-rata minyak sawit kasar (CPO) tertimbang realisasi penjualan eksport (FOB) dan local masing-

masing perusahaan pada periode sebelumnya, dinyatakan dalam Rp/Kg

Rms = Rendamen minyak kasar (CPO), dinyatakan dalam persentase (%)

His = Harga rata-rata inti sawit (PK) tertimbang realisasi penjualan eksport (FOB) dan lokal masing-masing perusahaan pada periode sebelumnya, dinyatakan dalam Rp/Kg

Ris = Rendamen inti sawit (PK) dinyatakan dalam persentase (%)

Contoh Harga TBS bulan Januari 2010 tahun tanam 2005 untuk Kalteng

= 79,17 % x {(6.037.74 x 18,12%)+(2.848,04 x 4.10%)} = Rp 958,59,-/kg

(42)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Jalankan program untuk melihat hasil dari pembuatan garis dengan algoritma Bresenham seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2... Hasil pembuatan garis dengan

Hasil perhitungan ini menunjukkan adanya daya saing ekonomi ( economic competitiveness ) yang dimiliki oleh PLTN SMR, sehingga PLTN jenis ini dapat menjadi solusi

Pada pengujian ini akan diperoleh hasil akhir permainan dengan predikat “fair” yang mana diperoleh dari hasil pertempuran yang menghasilkan kondisi markas “sedang”,

Sedangkan peran ibu terhadap persiapan anak dalam menghadapi menarche secara fisik adalah dengan memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi terutama masalah

Cardiac Output yang tidak cukup (forward failure) sering diikuti oleh penghambatan pada system vena (backward failure) karena kegagalan ventrikel tidak mampu untuk mengeluarkan

[r]