• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI PENGARUH INPUT COMPETENCY PROJECT LEADER TERHADAP PROJECT DELAY DI PT. XYZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI PENGARUH INPUT COMPETENCY PROJECT LEADER TERHADAP PROJECT DELAY DI PT. XYZ"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

UJI PENGARUH INPUT COMPETENCY PROJECT LEADER

TERHADAP PROJECT DELAY DI PT. XYZ

Neni Tri Widiarti 1) dan Indung Sudarso 2)

Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia

1)e-mail: n3n1.widiarti@gmail.com 2)e-mail: e-mail: indungsds@yahoo.com

ABSTRAK

Manajemen proyek adalah aplikasi dari pengetahuan (knowledge), keahlian (skill), tool dan teknik yang diaplikasikan pada aktivitas proyek untuk mencapai tujuan dan persyaratan proyek. Keterlambatan penyelesaian satu proyek akan merubah seluruh penjadwalan proyek di PT. XYZ . Hal ini dikarenakan lokasi kerja berada di Offshore, tingkat bahaya dalam suatu fasilitas dan keterbatasan akomodasi, transportasi dan peralatan emergency di lokasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh input competency terhadap keterlambatan pelaksanaan proyek di PT. XYZ dan menilai tingkat kinerja dan tingkat kepentingan input competency Project Leader terhadap tool & technique yang digunakan selama pelaksanaan proyek.

Metode yang digunakan adalah regresi logistik untuk mengidentifikasikan input competency

yang memiliki pengaruh terhadap keterlambatan proyek. Indikator yang didapatkan dari regresi logistik akan dianalisa dengan kajian teori yang ada dan akan dilakukan survey terhadap pihak operation dan bagian pengendalian proyek di PT. XYZ dengan menggunakan

Importance Performance Analysis. Hasil analisis digunakan untuk menentukan langkah perbaikan pelaksanaan proyek di PT. XYZ.

Indikator corrective action dan resource management plan terbukti tidak mempengaruhi keterlambatan proyek (project delays). Hal ini dibuktikan melalui regresi logistik bahwa proyek yang sedang berjalan tetap akan mengalami keterlambatan tanpa ada peningkatan

input competency dari Project Leader.

Kata kunci: Input Competency, Project Delay, Project Leader, Project Management.

PENDAHULUAN

Manajemen proyek adalah aplikasi dari pengetahuan (knowledge), kemampuan (skill) ,

tool dan teknik yang diaplikasikan pada aktivitas proyek untuk mencapai tujuan dan persyaratan proyek. Manajemen proyek terdiri dari aktivitas perencanaan (planning),

organizing dan manajemen sumber daya untuk mencapai tujuan dan sasaran proyek. Proyek memiliki target pelaksanaan untuk menciptakan produk atau servis (service). Tantangan yang ditemui dalam manajemen proyek adalah bagaimana mencapai tujuan proyek diantara kendala antara lain lingkup proyek, kualitas, waktu dan anggaran (budget).

PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi dan memiliki area kerja produksi di offshore dan onshore. Perusahaan ini memiliki program untuk melakukan pengendalian proyek dari semua department yang sedang dijalankan di wilayah kerja. Pengendalian ini dilakukan dengan melihat keterbatasan wilayah kerja offshore antara lain proyek dijalankan di platform yang melakukan proses produksi migas , kapasitas akomodasi bagi personal pelaksana proyek, SIMOPS (Simultant Operation), prioritas

(2)

kegiatan, kapasitas peralatan emergency (Liferaft & Life Boat) di Offshore dan optimasi transportasi boat dari Gresik ke Offshore. Proyek yang dijalankan di Offshore berasal dari Dept Drilling, HRSS, HSES, Project Dept, Explorasi dan Exploitasi serta stakeholder. Keterlambatan penyelesaian satu proyek akan merubah proses integrasi penjadwalan kerja

offshore yang sudah dijadwalkan. Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti ada tidaknya pengaruh antara input competency Project Leader terhadap keterlambatan proyek (project delay) dan penilaian tingkat kinerja (performance) dan tingkat kepentingan (importance)

input competency dari Project Leader di PT.XYZ.

Kompetensi merupakan tingkat kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas berdasarkan tingkat kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Lima karakteristik yang didefinisikan Spencer and Spencer adalah pengetahuan (knowledge) , kemampuan (skill) dan tiga karakteristik personal.

Knowledge dan skill dikategorikan input competency. Karakteristik personal meliputi motivasi (motives), watak (traits) dan konsep diri (self concept) disebut sebagai core competency. Karakteristik pengetahuan (knowledge) adalah informasi yang didapat personal terhadap spesifik area tertentu. Kemampuan (skill) adalah kemampuan untuk melakukan suatu tugas tertentu baik secara fisik dan mental. Karakteristik personal yang terdiri dari motivasi, watak dan konsep diri susah dinilai (Crawford, L,2005)

Gambar 1. Crawford’s Integrated Model of Competence

Manager proyek adalah seseorang yang ditunjuk dan dipercaya oleh perusahaan atau sponsor proyek untuk memimpin, merencanakan dan mengendalikan proyek. Istilah Manager Proyek dengan berbagai variannya misalnya Project Director, Project Control, Project Leader, Team Leader dan Pimpinan Proyek. Karakteristik seorang PM yang baik harus dilihat tiga unsur yakni

1. Memiliki pengetahuan tentang manajemen proyek (knowledge) antara lain manajemen integrasi proyek (project integration management), manajemen ruang lingkup (project

(3)

(project risk management), manajemen pembelian proyek (project procurement management), manajemen pemangku kepentingan (project stakeholder management)

2. Mampu menerapkan pengetahuan manajemen proyek (performance)

3. Memiliki sifat,tingkah laku (personality) termasuk jiwa kepemimpinan,jiwa motivator, kemampuan berkomunikasi, kemamuan membangun tim, jujur dan menyukai tantangan baru (Mulyoto,D.P., &Kurniali,S, 2013)

Kinerja waktu proyek dapat dibedakan menjadi kinerja waktu yang baik yang berarti waktu yang cepat ataupun kinerja waktu yang buruk berarti waktu yang terlambat. Kinerja yang buruk dalam proyek konstruksi masih sering mengiringi pelaksanaan proyek di Indonesia. Keterlambatan proyek menyebabkan kerugian bagi berbagai pihak dalam proyek itu sendiri yaitu pemilik proyek, konsultan,kontraktor dan sub kontraktor. Adapun faktor yang mempengarui keterlambatan proyek konstruksi dapat dikategorikan ke dalam faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal proyek meliputi faktor yang biasanya di luar kendali tim proyek seperti kondisi cuaca yang merugikan,kondisi lapangan yang tidak bisa diramalkan,fluktuasi pasar dan perubahan peraturan. Sedangkan faktor internal proyek konstruksi melibatkan masalah relationship diantara pelaku dalam proyek itu sendiri

Keterlambatan proyek menyebabkan kerugian bagi berbagai pihak proyek seperti pemilik proyek, konsultan, kontraktor dan sub kontraktor. Faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek dikategorikan menjadi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi faktor di luar kendali tim proyek seperti cuaca, kondisi lapangan yang tidak bisa diramalkan dan perubahan peraturan. Faktor internal melibatkan masalah internal antara pelaku dalam proyek itu sendiri (Nugrahaning.,2013).

METODE

Dalam penelitian ini akan dicari hubungan pengaruh variabel bebas/independent (X) terhadap variabel terikat/dependent (Y) dengan menggunakan metode regresi logistik. Yang menjadi variabel bebas knowledge dan skill. Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah

project delays. Regresi logistik digunakan karena data dependen yang digunakan menggunakan skala biner yaitu 0 dan 1. Proyek yang tidak mengalami keterlambatan diberi nilai 1 dan proyek yang mengalami keterlambatan diberi nilai 0.

Informasi tentang kinerja proyek didapat dari kuisioner yang diisi Project Leader. Indikator input competency yang diperkirakan mempengaruhi keterlambatan proyek akan dilihat pengaruhnya dari pengisian pertanyaan penggunaan indikator input competency. Penilaian tingkat kinerja (performance) dan tingkat kepentingan (importance) input competency dari Project Leader menggunakan Importance Performance Analysis. Kuisioner untuk Importance Performance Analysis diberikan kepada yang merupakan pihak yang menjadi user dari Project Leader yaitu Production Authority seperti Head dan Superintendent

sebagai pemilik lokasi kerja dan Project Management Office (PMO) sebagai pihak yang mengendalikan perencanaan dan penjadwalan kerja di seluruh wilayah kerja Offshore.

(4)

Model penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah.

Gambar 2. Model Penelitian

Populasi Project Leader adalah Project Leader yang sedang menjalankan proyek di

offshore dari Department Field Engineering & Integrity, Field Operation, HRSS, HSES , ISBP dan Project Dept. Pertanyaan menggunakan 5 poin Skala Likert, nilai 1 merepresentasikan responden “Tidak Pernah” hingga nilai 5 yang berarti responden “Selalu”.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian main survey didapatkan populasi sebanyak 40 responden Project Leader dengan karakteristik sebagai berikut:

(5)

Gambar 4. Profil Proyek Project Leader Gambar 5. Profil Training dari Project Leader

Penilaian kelayakan model regresi didapatkan dengan uji Hosmer and Lemeshow

Tabel 1. Uji Hosmer and Lemeshow Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 .000 8 1.000

H0 : Tidak ada perbedaan yang nyata antara indikator yang diprediksi dengan indikator yang diamati

H1 : Ada perbedaan yang nyata antara indikator yang diprediksi dengan indikator yang diamati

Karena nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka H0 diterima. Hal ini berarti model regresi binary layak dipakai untuk analisa selanjutnya karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan yang diamati.

Penilaian keseluruhan model didapatkan dengan melihat nilai Nilai -2 Log Likelihood dari block 0 dan block 1 adalah sama sebesar 52,925.

Penelitian dilanjutkan dengan melihat indikator yang signifikan yaitu nilai sig < 0,05. indikator tersebut adalah :

1. X1_vii_b yaitu indikator resource management plan – komitmen dari pihak internal dan eksternal

2. X1_X_a yaitu corrective action

Model regresi akan diulang lagi dengan hanya menggunakan indikator resource management plan dan corrective action sebagai variabel independen. Penilaian kelayakan model regresi didapatkan dari Uji Hosmer and Lemeshow Test model regresi kedua

Tabel 2. Uji Hosmer and Lemeshow

Chi-square df Sig.

2.063 4 .724

Terlihat nilai probabilitas adalah 0,724 >0,05. Hal ini berarti model regresi binary logistik ini dapat dipakai untuk analisa berikutnya.

Penilaian keseluruhan model didapatkan dengan melihat nilai Nilai -2 Log Likelihood dari block 0 dan block 1 adalah sama sebesar 52,925.

(6)

Tabel 3. Variables in Equation

Koefisien regresi resource management plan – komitmen internal dan eksternal tidak signifikan mempengaruhi kinerja waktu proyek karena nilai > 0,05. Koefisien regresi

corrective action tidak signifikan mempengaruhi kinerja waktu proyek karena nilai > 0,05 Persamaan regresi binari model ke-2 dituliskan sebagai berikut :

Proyek = -9,410 + 1,014 X1_vii_b + 1,166 X1_x_a

dengan :

X1_vii_b : resource management plan – komitmen internal dan eksternal X1_x_a : corrective action

Penafsiran dan prediksi dari persamaan diatas adalah :

- Jika tidak ada peningkatan input competency dari indikator resource management plan

dan corrective action pelaksanaan proyek akan tetap mengalami keterlambatan

- Koefisien sebesar 2,757 menyatakan bahwa setiap perubahan 1 tingkat nilai pengukuran sikap pada komitmen internal dan eksternal dalam manajemen sumberdaya maka akan meningkatkan peluang proyek menjadi tepat waktu sebesar 2,757 kali

- Koefisien sebesar 3,210 menyatakan bahwa setiap perubahan 1 tingkat nilai pengukuran sikap pada indikator corrective action maka akan meningkatkan peluang proyek menjadi tepat waktu sebesar 3,210 kali

- Koefisien indikator komitmen internal dan eksternal dalam manajemen sumberdaya dan corrective action ini berpengaruh tidak signifikan

Penilaian tingkat kinerja (performance) dan tingkat kepentingan (importance) input competency dari Project Leader di PT.XYZ adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Mean Indikator IPA

Indikator Mean Performance Mean Importance

Document Project

Assumption 2,91 3,64

Schedule 2,45 4,00

Project Control 2,73 3,82

Resource Management Plan 3,18 4,00

Project Status 2,73 4,36

Corrective Action 2,82 3,73

(7)

Gambar 1. Kuadran Importance Performance Analysis

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini menunjukkan tingkat pengaruh dari variabel dan indikator input competency terhadap adalah tidak signifikan pada keterlambatan proyek. Indikator corrective action dan resource management plan terbukti tidak mempengaruhi keterlambatan proyek (project delays). Hal ini dibuktikan melalui regresi logistik bahwa proyek yang sedang berjalan tetap akan mengalami keterlambatan tanpa ada peningkatan input competency dari Project Leader yang menjalankan proyek tersebut.

Dalam diagram Importance Performance Analysis , indikator resource management plan masuk ke dalam kuadran “pertahankan kinerja” yang memiliki nilai kepentingan (importance) yang tinggi namun indikator ini tidak mempengaruhi terhadap keterlambatan proyek dalam regresi logistik. Corrective action masuk kedalam kuadran “ cenderung berlebihan” karena tidak diidentifikasikan sebagai indikator yang memiliki nilai kepentingan (importance) bagi user proyek dan indikator ini tidak mempengaruhi terhadap keterlambatan proyek dalam regresi logistik.

Penelitian ini masih dalam tahap penegmbangan, oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan beberapa saran yang dianjurkan diantaranya melakukan penelitian dengan melihat pengaruh beberapa fakta berikut pada keterlambatan proyek di PT. XYZ. antara lain:

1. Pemilihan vendor / kontraktor dalam penggunaan indikator supply chain management

mengacu pada PTK 007 Revisi II – Pengadaan pada kegiatan usaha migas.

2. Referensi jam kerja efektif yang berbeda dengan proyek di onshore. Perbedaannya adalah membutuhkan waktu mobilisasi dari living quarter ke lokasi proyek, jadwal operasional boat yang sudah dioptimasi, adanya prosedur HSE – kebutuhan toolbox meeting dan safety inspection yang harus dipenuhi selama jam kerja pelaksanaan proyek.

(8)

3. Karakteristik tempat (lokasi proyek, tempat penyimpanan material/bahan, akses ke lokasi proyek dan kebutuhan ruang kerja)

DAFTAR PUSTAKA

Crawford, L, (2005),"Senior management perceptions of project management competence",International Journal of Project Management,Vol.23, hal. 7-16.

Institute, P. M, (2002), Project Manager Competency Development (PMCD) Framework,Four Campus Boulevard, Newtown Square USA.

Mulyoto, D. P., & Kurniali, S, (2013), Super Project Manager- Tip dan Trik menmahami PMBOK Guide 5th Edition, Gramedia,Jakarta.

Nugrahaning. (2013), Pengaruh relationship management terhadap kinerja waktu konstruksi,

Tesis MMT, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Santoso, S, (2014), Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, Gramedia, Jakarta

Gambar

Gambar 1. Crawford’s Integrated Model of Competence
Gambar 2. Model Penelitian
Gambar 4. Profil Proyek Project Leader  Gambar 5. Profil Training dari Project Leader
Tabel 3. Variables in Equation
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan metode Event and Causal Factor Analysis (ECFA) dapat diketahui bahwa rata- rata penyebab dasar ( root cause ) dari kasus kecelakaan tabrakan unit head truck

Hasil penelitian menunjukkan bahwa KPI dari daging ikan sunglir memiliki derajat putih 53,54%, masih lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat protein telur ikan

Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Partai Nasional Demokrat dalam Surat Kabar Harian Seputar Indonesia Periode Oktober 2011 –..

Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis data Importance-Performance Analysis, Diagram sebab-akibat (Fish Bone Diagram), Analisis SWOT. Hasil identifikasi

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman konsep matematika mahasiswa sebelum penggunaan modul

Dari telaah awal keistimewaan DI Yogyakarta, dapat diidentifikasi aspek-aspek penunjang bidang keistimewaan, khususna aspek KEBUDAYAAN sebagai berikut:. BIDANG ASPEK

Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan perusahaan farmasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian dimana Return on Equity sebagai ukuran