BAB VI
KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI
KOTA PAGAR ALAM
6.1. Kerangka Kelembagaan
Kota Pagar Alam dipimpin oleh Walikota dan Wakil Walikota yang
dibantu oleh Sekretaris Daerah dan 3 Asisten (Asisten Tata pemerintahan,
Asisten Ekonomi dan Pembangunan, serta Asisten Administrasi) serta
Satuan Kerja Perangkat Daerahnya. Untuk menunjang kelancaran dan
efektifitas kerja pemerintahan di Kota Pagar Alam, dibentuk perangkat
pemerintahan kabupaten sebagai berikut;
A. WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
Walikota dan Wakil Walikota dalam menjalankan tugas
pemerintahan dibantu oleh jajaran dibawahnya yaitu;
A.1. Sekretaris Daerah (Sekda), yang dibantu oleh dua orang
Asisten, yaitu;
A.1.1. Asisten Pemerintahan, membawahi 3 orang Kepala Bagian, yaitu;
A.1.1.1. Bagian Tata Pemerintahan
A.1.1.2. Bagian Hukum
A.1.1.3. Bagian Organisasi
A.1.2. Asisten Ekonomi dan Pembangunan, membawahi 2 orang Kepala
bagian, yaitu;
A.1.2.1. Bagian Ekonomi
A.1.3. Asisten Kesejahteraan Rakyat dan Keuangan, membawahi 3
orang Kepala bagian, yaitu;
A.1.3.1. Bagian Kesejahteraan Rakyat
A.1.3.2. Bagian Keuangan
A.1.3.3. Bagian Hubungan Masyarakat
A.1.4. Asisten Administrasi Umum, membawahi 3 orang K epala Bagian
Yaitu :
A.1.4.1. Bagian Umum
A.1.4.2. Bagian Protokol
A.1.4.3. Bagian Perlengkapan
A.1.5. Dinas-Dinas, sebanyak 14 dinas yang dipimpin oleh Seorang kepala
dinas, yaitu;
A.1.5.1. Dinas Pekerjaan Umum
A.1.5.2. Dinas Kesehatan
A.1.5.3. Dinas Pariwisata
A.1.5.4. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
A.1.5.5. Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informasi
A.1.5.6. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
A.1.5.7. Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan Daerah dan
Aset
A.1.5.8. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
A.1.5.9. Dinas Pendidikan Nasional
A.1.5.10. Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura
A.1.5.12. Dinas Pertanian
A.1.5.13. Dinas Peternakan dan Perikanan
A.1.5.14. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan
Pengelolaan Pasar
A.1.6. Badan-badan, sebanyak badan yang dipimpin oleh seorang
kepala badan, yaitu;
A.1.6.1. Badan Perencanaan Pembangunan D aerah (Bappeda)
A.1.6.2. Badan Kepegawaian dan Diklat
A.1.6.3. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
A.1.6.4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan
A.1.6.5. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
A.1.6.6. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana
A.1.7. Kantor, sebanyak 3 kantor, dipimpin seorang Kepala kantor, yaitu
A.1.7.1. Kantor Kesbang Linmas
A.1.7.2. Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu
A.1.7.3. Kantor Pengelolaan Pelayanan Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah
A.1.8. Kesatuan Polisi Pamong Praja, dipimpin oleh seorang K asat yaitu:
A.1.8.1. Kepala Kesatuan Pamong Praja
A.1.9. Inspektorat, sebanyak satu inspektorat daerah, dipimpin oleh
seorang inspektur, yaitu;
B. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD)
Sebagai lembaga legislasi yang mengontrol dan mengawasi jalan
pemerintahan, dalam menjalan fungsinya DPRD, dibantu oleh;
B.1. Sekretaris DPRD, yang membawahi 3 Bagian, yaitu;
B.1.1. Bagian Umum dan Protokol
B.1.2. Bagian Persidangan dan Dokumentasi
B.1.3. Bagian Keuangan
6.2. Kondisi Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Organisasi yang menangani keciptakaryaan di lingkungan
pemerintah daerah Kota Pagar Alam adalah Dinas Pekerjaan Umum. Dinas
Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan kewenangan daerah di
bidang Pekerjaan Umum serta melaksanakan tugas pembantuan yang
diberikan oleh Pemerintah dan/ atau Pemerintah Provinsi. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas PU mempunyai fungsi sebagai
berikut :
Perumusan kebijakan teknis sesuai kewenangan di bidang
pekerjaan umum;
Pengelolaan dan fasilitasi dibidang pekerjaan umum;
Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum sesuai
bidang pekerjaan umum;
Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang pekerjaan
umum;
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai tugas pokok
dan fungsinya.
6.2.1. Susunan Organisasi Dinas PU
Dalam penyelenggaraan kewenangan Pemerintah di bidang
pekerjaan umum, terdapat urusan yang akan dilaksanakan daerah,
dekonsentrasi dan tugas-pembantuan dari pemerintah pusat untuk
kegiatan yang bersifat fisik, khususnya untuk subbidang Sumber Daya Air,
Bina Marga, dan bidang Penataan Ruang, Perumahan. Sebagaimana
telah digariskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, maka kewenangan dan tanggungjawab Pemerintah
Provinsi sebagaimana telah diatur sebagai berikut :
1) Urusan pekerjaan umum, merupakan urusan wajib pemerintah daerah
yang terdiri dari sub bidang sumber daya air, bina marga, cipta karya
(perkotaan dan perdesaan, air minum, air limbah, drainase,
permukiman, bangunan gedung dan lingkungan) dan jasa konstruksi;
2) Urusan Perumahan, mempunyai peran untuk memfasilitasi pembiayaan
perumahan, melakukan pembinaan perumahan formal dan swadaya,
mengembangkan kawasan, mengembangkan kompetensi pelaku
pembangunan perumahan dan peran serta masyarakat
Tugas, fungsi dan struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah Kota Pagar
Alam.
Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Pagar Alam terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahkan :
1) Subbagian Umum;
2) Subbagian Keuangan;
3) Subbagian perencanaan dan Pelaporan;
4) UPTD PAM
c. Bidang pengairan, membawahkan :
1) Seksi Operasional dan pemeliharaan;
2) Seksi Sungai dan Danau; dan
3) Seksi Pembangunan
d. Bidang Bina Marga, membawahkan :
1) Seksi Pemeliharaan jalan dan Jembatan;
2) Seksi Leger Jalan dan Jembatan; dan
3) Seksi Peningkatan Jalan dan jembatan.
e. Bidang Cipta Karya, membawahkan :
1) Seksi Tata Ruang dan Pembangunan;
2) Seksi Pengelolaan Air Minum; dan
3) Seksi Perumahan dan Pemukiman.
f. Bidang Peralatan dan Pengadaan, membawahkan :
1) Seksi Laboratorium dan Pengujian;
3) Seksi Pengadaan Barang dan Jasa.
Gambar 2.1
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan
kewenangan Otonomi Daerah dan perbantuan pemerintah Kota Pagar
Alam di bidang Pekerjaan Umum.
Untuk melaksanakan tugas Dinas Pekerjaan Umum
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan perencanaan kebijaksanaan tehnis pembangunan,
pengeloaan, pembinaan, pemberian bimbingan perizinan,
perencanaan dan gambar, jalan, jembatan, gedung dan menapsir
rencana anggaran biaya konstruksi serta bangunan sipil lainya
b. Pengawasan dan pengendalian tekhnis dibidang pekerjaan umum
dan evaluasi pelaksanaan pembangunan fisik, sarana dan pra sarana;
c. Pengelolaan alat berat, pemeliharaan prasarana, pengujian bahan
bangunan, melaksanakan koordinasi fungsional instansi terkait;
d. Penyusunan rencana umum jangka panjang, menengah, jangka
pendek, pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana
jalan/kota;
e. Melaksakan ekploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, perbaikan
jaringan irigasi, pengelolaan sumber air. dan penanggulangan
bencana alam serta pengelolaan tambang galian golongan C;
f. Melaksanakan perencanaan tata ruang, perizinan dan kegiatan
pengendalian pemanfaatan ruang;
g. Pengelolaan tata usaha dinas, pengelolaan jasa konstruksi dan Unit
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Adapun Peran Dinas Pekejaan Umum Kota Pagar Alam dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan, meliputi :
a. Di bidang Pengairan, berkewajiban dan bertanggungjawab untuk
merencanakan program pengembangan dan pengelolaan jaringan
irigasi, danau dan jaringan pengairan lainnya; menyusun program dan
merencanakan penyediaan dan pengelolaan air bak; merencanakan,
pengembangan dan pengelolaan konserfasi sungai, danau dan
sumber daya air lainnya; melaksanakan program pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi, danau dan jaringan pengairan lainya;
melaksanakan program penyediaan dan pengelolaan air bak;
melaksanakan program pengembangan dan pengelolaan konserfasi
sungai, danau dan sumber daya iar lainnya.
b. Di bidang Bina marga, bertanggungjawab untuk melaksanaan
pengelolaan jalan dan jembatan yang berstatus Jalan dan Jembatan
Provinsi, baik yang terkait pemeliharaan rutin, rehabilitasi, peningkatan
maupun pembangunan dari jaringan jalan yang ada di wilayah Kota
Pagar Alam.
c. Di Bidang Cipta Karya, melaksanakan tugas penyediaan infrastruktur
dasar (basic infrastructure) untuk peningkatan ekonomi lokal,
pemberdayaan masyarakat, peningkatan layanan masyarakat, dan
pelayanan ini meliputi: (1) Permukiman, (2) Air Minum, (3) Air Limbah, (4)
Drainase, dan (5) Penataan Bangunan dan Lingkungan.
d. Di Bidang Peralatan dan Pengadaan, merumuskan kebijakan
operasional Bidang Peralatan dan Pengadaan; merencanakan
penyusunan operasional dan pemeliharaan peralatan berikut
inventarisasinya; melaksanakan penyusunan rencana pengadaan
barang dan jasa; melaksanakan penyusunan mekanisme pelaksana,
operasional laboratorium dan pengujian untuk setiap kegiatan;
merencanakan pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kegiatan
pada bidang peralatan dan pengadaan; mengadakan koordinasi
dengan bidang lain untuk opersional
6.2.2. Potensi dan Persoalan Terkait Organisasi dan Tata Laksana Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya
6.2.2.1. Masalah yang Dihadapi
Permasalahan yang dihadapi antara lain Sumber Daya Manusia
(SDM)Bidang Cipta Karya dan Sarana Prasarana pendukung SDM dengan
rincian sebagai berikut:
a. Jumlah dan kualitas SDM keciptakaryaan yang belum mencukupi
terkait luasan daerah layanan dan banyaknya unit kegiatan,
membutuhkan penyesuaian jumlah dan kapasitas SDM untuk
b. Terjadinya perpindahan pegawai yang tidak diikuti dengan
regenerasi. Hal ini menjadi kendala karena berpengaruh dalam
terbentuknya koordinasi antar SDM.
Selain itu, berdasarkan struktur organisasi, tupoksi organisasi dan
tata laksana Bidang Cipta Karya, sudah sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku. Namun ada beberapa kendala dalam
penyelenggaraan tupoksi keciptakaryaan, yaitu :
a. Koordinasi antar lembaga yang belum dilakukan dengan efektif.
b. Belum tersedianya database keciptakaryaan yang terpadu dan
mudah diakses.
c. Peningkatan pertumbuhan masalah yang harus ditangani.
Pada bulan Oktober 2016 ini terjadi perubahan Organisasi Perangkat
Daerah Kota Pagar Alam, perubahan meliputi unsur- unsur substansi
masing-masing urusan, ketersediaan SDM, sarana prasarana penunjang
tugas, luas cakupan tugas dan beban kerja. Sehingga detail perencanaan
kelembagaan belum dapat dijabarkan secara rinci.
6.2.2.2. Analisis Potensi dan Permasalahan
Secara potensial terdapat beberapa peluang untuk menumbuh
kembangkan pembangunan di Kota Pagar Alam, khususnya di bidang
keciptakaryaan. Dilihat dari dorongan meningkatnya keinginan
potensi SDM unggul sebagai aparatur negara yang mampu memenuhi
kuota kurangnya SDM. Tidak hanya dari segi kuantitas, kualitas
pengembangan dan peningkatan layanan Bidang Cipta Karya di Kota
Pagar Alam dapat dicapai dengan peningkatan kualitas SDM yang sudah
ada, melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dan sebagainya.
Tentunya SDM unggul ini juga harus didukung dengan sarana prasarana
yang baik.
Dalam pembangunan bidang Cipta Karya di Kota Pagar Alam
terdapat Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang yang berkoordinasi
dengan Bappeda, dimana kedua lembaga ini sudah cukup tepat untuk
mengawal pelaksanaan pembangunan. Bappeda sebagai lembaga
perencanaan daerah secara keseluruhan memiliki kemampuan
mengarahkan pembangunan sesuai dengan arah pembangunan sesuai
visi misi daerah. Sedangkan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang
memiliki kemampuan secara teknis bagaimana pembangunan bidang
keciptakaryaan tersebut dilaksanakan.
Dengan adanya perubahan Organisasi Perangkat Daerah Kota
Pagar Alam, potensi yang diperoleh adalah perubahan pemetaan urusan
pemerintahan menjadi lebih tepat fungsi dalam pembangunan bidang
Cipta Karya.
6.2.2.3. Usulan Program
Usulan program dalam pengembangan dan peningkatan Bidang
secara lebih detail pada sasaran RPJMD. Strategi dan arah kebijakan
sebagai rumusan perencanaan komprehensif untuk melakukan
transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan
strategis tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi juga
agar segala program yang mendukung dan menciptakan layanan
masyarakat yang baik.
Secara umum strategi yang ditempuh dalam p embangunan Kota
Pagar Alam dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu: a)
strategi pemenuhan kebutuhan dasar rakyat dan penciptaan landasan
pembangunan yang kokoh, b) strategi penataan kembali Kota Pagar Alam
dan, c)strategi keterpaduan antar urusan.
Sasaran akan pembangunan dan pengelolaan bidang
keciptakaryaan kedepan berorientasi pada tersedianya pelayanan
kepada publik bidang keciptakaryaan sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
6.2.3. Analisis Kebutuhan SDM Dibandingkan Dengan Kondisi Eksisting
Peningkatan SDM tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas.
Peningkatan SDM melalui pendidikan formal aparatur, kursus singkat,
pelatihan dan sebagainya masih sangat dibutuhkan untuk pencapaian
kualitas hasil kerja yang baik. Selain itu, prasarana dan sarana kerja juga
masih terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey,
Untuk mengatasi permasalahan belum tersedianya database,
sekaligus menanggapi pengembangan teknologi dan informasi
Bidang Cipta Karya diperlukan kecepatan pula dalam menangkap dan
meresponnya, untuk itu peningkatan SDM Bidang Cipta Karya di Kota
Pagar Alam di bidang ini sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa
pelatihan, kursus singkat (persampahan, air minum, tata bangunan dan
lingkungan dll) dan peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan S-1 ke
S-2) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum dalam
pengembangan dan peningkatan kapasitas Bidang Cipta Karya di Kota
Pagar Alam masih sangat dibutuhkan.
6.3. Kerangka Regulasi
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam
pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada
pemerintahan kabupaten/kota.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan
otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk
membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka
dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu
organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke
dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah
sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan
keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran
tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah
kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi
daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan
sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan
akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak
senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum
merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan
pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap
pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan
kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota
untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini
dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi :
“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah
dengan pelayanan dasar.(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum
merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,
sehingga penyusunan RPI2JM sebagai salah satu perangkat
pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten/kota.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi
Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina
Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU
merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas.
Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang,
dengan sekretariat terdiri dari 3 sub- bagian dan masing-masing bidang
terdiri dari paling banyak 3 seksi
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan
kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya
penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas
sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran,
aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan
telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di
lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan
prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi.
Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan
instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara
bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan
menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan
efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi
pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi
birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012,
dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan
kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan
kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal
Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan
adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu
dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi
pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu
o Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi
manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda,
sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka
reformasi birokrasi;
o Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi:
penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
o Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi
tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang
menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian
dan diklat;
o Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan
tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan
e-government;
o Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan
system rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan
kompetensi;
o Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP);
o Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja
organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
o Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan
pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
o Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender
ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga
pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk
melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang
berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta
kewenangan masing-masing.
Keciptakaryaan. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan
kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip
PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2JM Bidang Cipta Karya
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang
Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan
dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah
kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam
Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari
beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke-
PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di
dalam dokumen RPIJM
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung
jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU,
sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan
penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di
Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum
penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda).
Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan
Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar
Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah
sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi
masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan,
yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat
permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang
keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan
lingkungan, persampahan, dan air limbah.
10.Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka
Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi
pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban
kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan
kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah:
beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam
memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan
untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan
pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan
pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang
urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya
suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah
pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat
meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
Gambaran umum kerangka regulasi dalam pelaksanaan tugas,
fungsi, serta kewenangannya pada pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya. Dalam hal ini, Kota Pagar Alam pada akhir tahun 2016,
melakukan perubahan kelembagaan. SKPD yang sebelumnya
menangani bidang Cipta Karya yatu Dinas PU berubah menjadi dua
SKPD yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perumahan, Kawasan
Tabel 6.1
2 Penyusunan Perwako RISPAM
Untuk proses legalisasi RISPAM Kota Pagar Alam
Berisi tentang
3 Perda Sanitasi untuk pengelolaan air limbah, sampah dan drainase serta komponen pendukung di Kota Pagar Alam Oleh Dinas PKP dan Pertanahan)
5 Rencana Pemutakhiran Data Jalan Dan Drainase Lingkungan Oleh Dinas PKP dan Pertanahan)
6 Penyusunan RP3KP Untuk merencanakan
Perumahan dan Permukiman sampai 20 tahun Oleh Dinas PKP dan Pertanahan)
7 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Bappeda Badan Lingkungan
Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan dan Pertamanan,