• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2013"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

2013

1 Disampaikan pada acara Simposium Nasional Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak (PSGPA)

(2)

LATAR BELAKANG

• Fenomena permasalahan perempuan pada semua sektor strategis

pembangunan terus mengemuka dan cenderung meningkat.

• Kesenjangan pola relasi antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai

bidang kehidupan.

• Bidang pendidikan

terutama kesenjangan berupa rendahnya APK,

kurangnya daya tampung , dan angka putus sekolah,

• Sektor Ekonomi

, tingginya TPAK laki-laki dibanding perempuan,

keterlibatan perempuan sebagai pencari nafkah di sektor informal sebagai

tonggak ekonomi.

• Isu lain yang muncul saat ini meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga

(KDRT) yang lebih banyak disebabkan oleh faktor ekonomi sehingga perlu

penanganan secara komprehensif agar seluruh sisi yang mempengaruhi

bisa dicari jalan keluarnya.

(3)

Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs

)

8 Tujuan utama

:

1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan

2. Mencapai pendidikan dasar yang universal

3. Mempromosikan kesetaraan jender dan pemberdayaan

perempuan

4. Menurunkan kematian balita

5. Meningkatkan kesehatan ibu

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria & penyakit menular lain

7. Menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

 Tiap Tujuan (1-7) mempunyai target & indikator yang

(4)

Tantangan MDGs tidak ada yang baru:

kemiskinan & kelaparan

akses akan pendidikan

ketidaksetaraan jender

kematian anak balita

kematian ibu melahirkan

HIV/AIDS, malaria, TBC

kerusakan lingkungan hidup

ketimpangan global

tantangan

pembangunan

kita sendiri

memperoleh

momentum

solidaritas global

 Yang

baru

mengenai MDGs: ada target kongkrit,

(5)

TARGET DAKAR (EFA)

Menjamin bahwa menjelang tahun 2015

semua anak, khususnya

anak perempuan

,

anak-anak dalam

keadaan yang sulit

dan mereka

yang termasuk etnik minoritas, mempunyai

akses

pada dan menyelesaikan pendidikan

dasar yang

bebas

dan

wajib

dengan

kualitas

(6)

6

Map School Life Expetancy menurut GNP per kapita 2012

Sumber: UNESCO 2012: World Atlas of Gender

(7)

Perbandingan Internasional School Life Expectancy

Sumber: UNESCO dan Bank Dunia, 2012 dalam World Atlas of Gender Equity in Education

(8)

PERKEMBANGAN HDI (IPM) INDONESIA

TH. 2005-2011

0.57

0.58

0.59

0.60

0.61

0.61

0.62

0.400

0.450

0.500

0.550

0.600

0.650

0.700

0.750

0.800

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

Sumber: HDR 2011, UNDP Rank 108 Jumlah Negara 169 Rank 124 Jumlah Negara 187 1. DKI Jakarta 2. Sulawesi Utara 3. Riau 4. Yogyakarta 5. Kalimantan Timur 6. Kepulauan Riau 7. Kalimantan Tengah 8. Sumatera Utara 9. Sumatera Barat 20. Sumatera Selatan 11. Bengkulu 12. Bangka Belitung 13. Jambi 14. Jawa Tengah 15. Bali

15 Provinsi di atas rerata Nasional (2011)

1. Aceh 2. Jawa Barat 3. Jawa Timur 4. Sulawesi Selatan 5. Lampung 6. Maluku 7. Sulawesi Tengah 8. Banten 9. Gorontalo 10. Sulawesi Tenggara 11. Kalimantan Selatan 12. Sulawesi Barat 13. Kalimantan Barat 14. Papua Barat 15. Maluku Utara 16. Nusa Tenggara Timur

17. Nusa Tenggara Barat 18. Papua

18 Provinsi di bawah rerata Nasional (2011)

(9)

Lanjutan

Mencapai perbaikan 50% pada tingkat

keniraksaraan orang dewasa menjelang

tahun

2015

, terutama bagi kaum

perempuan

, dan

akses

yang

adil

pada

pendidikan dasar

dan pendidikan

(10)

Lanjutan

Penghapusan

disparitas

/

kesenjangan

gender

pada pendidikan dasar dan

menengah pada tahun 2005 dan

mencapai

kesetaraan gender

dalam

pendidikan menjelang tahun 2015

dengan fokus pada kepastian

sepenuhnya bagi

anak perempuan

terhadap

akses

dalam memperoleh

(11)

HDI (HUMAN

DEVELOPMENT INDEX) /

IPM (INDEKS

PEMBANGUNAN

MANUSIA)

GDI (GENDER

DEVELOPMENT INDEX)/ IPG

(INDEKS PEMBANGUNAN

GENDER)

GEM (GENDER

EMPOWERMENT

MEASURE)/ IDG

(INDEKS

PEMBERDAYAAN

GENDER)

1. USIA HARAPAN

HIDUP

2. MELEK HURUF

3. RATA-RATA LAMA

SEKOLAH

4. AKSES PADA

PEKERJAAN

1. USIA HARAPAN HIDUP

PRP DAN LAKI-LAKI

2. MELEK HURUF PRP +

LAKI-LAKI

3. RATA-RATA LAMA

SEKOLAH PRP +

LAKI-LAKI

4. AKSES PRP +

LAKI-LAKI PD PEKERJAAN

1. PEREMPUAN DI

PARLEMEN

2. PRP PEKERJA

PROFESIONAL,KEP

EMIMPIN AN,

TEKNISI DAN

KETATALAKSANA

AN

3. PRP DAN

ANGKATAN KERJA

4. UPAH NON

PERTANIAN PRP +

LAKI-LAKI

11

(12)

Fakta 1

• Indonesia berada pada urutan

108

dari 169 negara menurut

Indeks Pembangunan Gender UNDP 2012

• Perempuan

memikul

tiga beban

dalam

pekerjaan

,

keluarga

dan

masyarakat

. Sekitar

13% wanita

berperan sebagai

kepala

keluarga

.

• Secara

regional

, Indonesia adalah salah satu negara dengan

angka

kematian ibu/anak

tertinggi

dengan banyak kasus

anak

perempuan

dan

perempuan dewasa

yang mengalami

gizi

buruk

.

• Indonesia merupakan negara pemasok terbesar “

perdagangan

anak perempuan

“Asia Tenggara:

prostitusi

,

pekerja rumah

tangga

, dan

pekerjaan

ekploitatif

lainnya. Hal tersebut

disebabkan oleh kemiskinan dan tingkat pendidikan yang

rendah

.

(13)

Fakta 2

• Jumlah

anak laki-laki

yang

putus sekolah

di sekolah

negeri

lebih banyak dari anak

perempuan

.

Sedangkan di

MTs

angka putus

sekolah

anak

perempuan

jumlahnya

empat

kali lipat

dibanding

laki-laki

. Anak laki-laki lebih sering mengulang dibanding

anak perempuan pada SD dan SMP meskipun angka

keseluruhannya rendah.

• Buku teks

mengandung

bias gender

yang

signifikan

.

Sebagian besar ditulis oleh laki-laki

dengan gambar

(14)

Inisiatif Pemerintah Indonesia

• UUD 1945 menetapkan

hak yang sama

antara

perempuan

dan

laki-laki

dalam

pendidikan

,

hukum

,

kesehatan

, peran serta

politik

dan

pekerjaan

.

• Inpres No.9/2000 mengenai

Pengarusutamaan

Gender

dalam Pembangunan Nasional

• Konvensi PBB mengenai

Hak Anak

(CRC).

• Konvensi

Penghapusan Diskriminasi

Terhadap

Wanita

(CEDAW),

• Diskriminasi

dalam

Pekerjaan

(ILO111)

• Pemberian

Upah yang Sama

(ILO100).

• Tujuan Pembangunan

Milenium

(Millenium Development

Goals)

(15)

TUGAS DAN FUNGSI

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

NONFORMAL, DAN INFORMAL

Menurut Permendikbud Nomor No. 67 Tahun 2010

TUGAS

Menetapkan

kebijakan

dan

program

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

Pendidikan

Masyarakat,

Kursus

dan

Pelatihan,

Pendidik

dan

Tenaga

Kependidikan PAUDNI, serta program

Pengkajian,

Pengembangan

dan

Pengendalian

Mutu

Pendidikan

serta

program

Dukungan

Manajemen

dan

Pelaksana Teknis lainnya.

(16)

FUNGSI

1. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan PAUD yang

memenuhi standar pelayanan minimal PAUD dan mendorong peningkatan

mutu layanan secara simultan, holistik-integratif dan berkelanjutan, dalam

rangka mewujudkan anak yang cerdas, kreatif, sehat, ceria, berakhlak mulia

sesuai

dengan

karakteristik,

pertumbuhan

dan

perkembangan

anak sehingga memiliki kesiapan fisik serta mental untuk memasuki

pendidikan lebih lanjut.

2. Meningkatkan

ketersediaan

dan

keterjangkauan

layanan pendidikan keaksaraan usia 15 tahun ke atas, prioritas usia 15-59

tahun

yang

berbasis

pemberdayaan,

berkesetaraan

gender

dan

relevan dengan kebutuhan individu dan masyarakat dalam kerangka Literacy

Initiative For Empowerment /LIFE.

3. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan

kecakapan hidup, kursus dan pelatihan, dan pendidikan kewirausahaan yang

bermutu dan berdaya saing serta relevan dengan kebutuhan pemberdayaan

masyarakat, dunia usaha dan dunia industri, khususnya bagi penduduk putus

sekolah dalam dan antar jenjang, sehingga dapat bekerja dan/atau berusaha

secara produktif, mandiri, dan profesional.

4. Meningkatkan ketersediaan, mutu serta profesionalisme pendidik dan tenaga

kependidikan PAUDNI melalui peningkatan kualifikasi, kompetensi serta

pemberian penghargaan dan perlindungan yang bermutu, merata,

berkelanjutan, dan berkeadilan.

(17)

FUNGSI

5. Mengembangkan layanan pembelajaran untuk menumbuhkan minat

dan budaya baca masyarakat melalui penyediaan dan peningkatan layanan

Taman Bacaan Masyarakat, penyediaan bahan-bahan bacaan yang berguna

untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan produktifitas baik untuk

aksarawan baru maupun untuk masyarakat umum lainnya

.

6. Mengembangkan pendidikan pemberdayaan perempuan, lanjut usia, dan

pengarustumaan gender, untuk mengangkat harkat dan martabat

perempuan, meningkatkan partisipasi perempuan dalam seluruh sektor

pembangunan, dan menghapuskan diskriminasi serta kekerasan terhadap

perempuan, mendukung upaya pencegahan tindak pidana perdagangan

orang (trafficking), serta pendidikan keorangtuaan.

7. Meningkatkan

pelayanan

pendidikan kepramukaan

dalam rangka

membangun karakter bangsa melalui pembinaan gugus depan, peningkatan

mutu pembina dan pelatih pramuka serta jambore pramuka.

8. Meningkatkan mutu pelayanan program PAUDNI melalui pengembangan

model dan program percontohan yang dilakukan oleh UPT Pusat dan

Daerah.

9. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan

kepastian layanan program PAUDNI melalui penyelenggaraan program

PAUDNI oleh satuan kerja perangkat daerah Dinas Pendidikan Provinsi dan

Kabupaten/Kota dan lembaga PAUDNI yang dikelola oleh masyarakat.

10.Meningkatkan kapasitas kelembagaan PAUDNI, baik di tingkat pusat

maupun daerah melalui perbaikan sistem manajemen informasi,

peningkatan sarana dan prasarana yang memadai, agar lembaga PAUDNI

mampu memberikan pelayanan prima bagi semua warga dan terjamin

kepastian dan keberlangsungannya.

(18)
(19)

KEGIATAN

KEAKSARAAN DASAR (KD)

PENGERTIAN

1. Keaksaraan Dasar

Upaya peningkatan kemampuan keaksaraan penduduk dewasa berkeaksaraan rendah

atau tuna aksara usia 15 tahun ke atas agar memiliki kemampuan mendengarkan,

berbicara, membaca, menulis, dan berhitung untuk mengomunikasikan teks lisan dan

tulis menggunakan aksara dan angka dalam Bahasa Indonesia.

2. Dana Keaksaraan Dasar

Bantuan biaya operasional penyelenggaraan keaksaraan bagi penduduk usia 15 tahun ke

atas, dengan prioritas usia 15-59 tahun.

SASARAN

Penerima Bantuan

PKBM/Satuan PNF sejenis/lembaga kemasyarakatan.

Penerima Manfaat Layanan

Penduduk tuna aksara usia 15 tahun ke atas dengan prioritas usia 15-59 tahun.

PERSYARATAN 1. Memiliki legalitas lembaga atau izin operasional.

2. Memiliki surat keterangan domisili.

3. Memiliki rekening atas nama lembaga.

4. Memiliki NPWP atas nama lembaga.

5. Memiliki alamat yang jelas

6. Untuk PKBM diutamakan yang memiliki nomor induk lembaga (NILEM) Atau Sudah

Terakreditasi.

ALOKASI

Rp 48.018.420.000,00 untuk memberikan jasa pembelajaran atau membelajarkan 133.320

orang peserta didik. (Afirmasi untuk 13 provinsi, dan 33 kabupaten tertinggi tuna aksara )

(20)

KEGIATAN

KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)

PENGERTIAN

1. Keaksaraan Usaha Mandiri

Merupakan kemampuan atau keterampilan dasar usaha yang dilatihkan melalui

pembelajaran produktif dan keterampilan bermatapencaharian yang dapat

meningkatkan keaksaraan dan penghasilan peserta didik, baik secara perorangan

maupun kelompok sebagai salah satu upaya penguatan keaksaraan sekaligus

pengentasan kemiskinan.

2. Dana Keaksaraan Usaha Mandiri

Bantuan biaya operasional penyelenggaraan peningkatan kemampuan keberaksaraan

dan usaha produktif bagi peserta didik yang telah mengikuti dan/ mencapai kompetensi

keaksaraan dasar (memiliki SUKMA).

SASARAN

Penerima Bantuan

PKBM/Satuan PNF sejenis/lembaga kemasyarakatan.

Penerima Manfaat Layanan

Penduduk usia 15-59 tahun yang sudah mengikuti program keaksaraan dasar dan/atau penduduk berusia 15 tahun ke atas, dengan prioritas usia 15-59 tahun yang berkeaksaraan rendah.

PERSYARATAN

1. Memiliki legalitas lembaga atau izin operasional. 2. Memiliki surat keterangan domisili.

3. Memiliki rekening atas nama lembaga. 4. Memiliki NPWP atas nama lembaga. 5. Memiliki alamat yang jelas

6. Untuk PKBM diutamakan yang memiliki nomor induk lembaga (NILEM)

ALOKASI

Rp 64,869,200,000,00. Jumlah tersebut disediakan untuk membiayai 141,020 orang peserta didik program KUM.

(21)

KEGIATAN

RINTISAN AKSARA KEWIRAUSAHAAN

PENGERTIAN

1. Rintisan Aksara Kewirausahaan

Merupakan kemampuan kewirausahaan masyarakat yang dibelajarkan melalui rintisan/pengembangan inkubator bisnis dan sentra usaha mandiri untuk meningkatkan keberaksaraan dan penghasilan peserta didik dan masyarakat sekitar.

2. Dana Bantuan Rintisan Aksara Kewirausahaan

Merupakan bantuan biaya operasional pembelajaran kewirausahaan, pelatihan keterampilan produktif, dan pengembangan inkubator usaha.

SASARAN

Penerima Bantuan

Lembaga PKBM dan satuan PNF sejenis yang memliki potensi usaha dengan melibatkan sekurang-kurangnya 20 orang peserta didik.

Penerima Manfaat Layanan

Penduduk dewasa usia 15-59 tahun yang telah mengikuti dan atau mencapai kompetensi keaksaraan dasar atau ragam keaksaraan lainnya untuk setiap lembaga sebanyak 20 orang peserta:

1. Sekurang-kurangnya 25% peserta didik adalah warga masyarakat berkeaksaraan rendah dan/atau warga masyarakat lainnya yang telah melakukan wirausaha, misalnya pedagang keliling, pemilik warung, dsb.

2. Sebanyak-banyaknya 75% peserta didik adalah warga masyarakat berkeaksaraan rendah dan/atau warga masyarakat lainnya yang berminat menjadi wirausaha

PERSYARATAN

1. Memiliki legalitas lembaga, seperti akta notaris atau izin operasional atau bukti legalitas lainnya. 2. Memperoleh rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota.

3. Memiliki nomor rekening bank atas nama lembaga yang masih aktif. 4. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) atas nama lembaga. 5. Memiliki alamat sekretariat yang jelas.

6. Untuk PKBM diutamakan yang memiliki nomor induk lembaga (NILEM).

(22)

KEGIATAN

PENDIDIKAN KEAKSARAAN BERBASIS SENI BUDAYA LOKAL

PENGERTIAN

Merupakan kemampuan melestarikan seni budaya lokal melalui pembelajaran dan pelatihan untuk meningkatkan keberaksaraan dan keberdayaan masyarakat di bidang seni budaya lokal.

Bantuan Pendidikan Keaksaraan Berbasis Seni Budaya Lokal merupakan bantuan biaya operasional

penyelenggaraan pendidikan keaksaraan seni budaya lokal.

SASARAN

Penerima Manfaat

Penduduk usia 15-59 tahun, prioritas bagi pemuda/i yang putus sekolah dan tidak memiliki pekerjaan.

Penerima Bantuan

Lembaga/organisasi yang memiliki legalitas, kapabilitas, dan integritas dalam melaksanakan pembelajaran dan pelatihan di bidang seni budaya lokal.

(23)

KEGIATAN

SARANA BELAJAR MULTI KEAKSARAAN BERBASIS TEKNOLOGI

PENGERTIAN

Pembelajaran multi keaksaraan berbasis teknologi yaitu suatu pendekatan dalam pembelajaran

keaksaraan yang memadukan berbagai dimensi fungsi, misalnya keaksaraan media, keaksaraan perdamaian dengan memadukan dan/atau memanfaatkan/ menerapkan aspek perkembangan teknologi.

Bantuan sarana belajar multi keaksaraan berbasis teknologi fasilitasi penyediaan perlengkapan

dan/atau peralatan teknologi khususnya teknologi informasi yang diperlukan untuk mendukung keberlangsungan penyelenggaraan pembelajaran pendidikan keaksaraan.

SASARAN

Peserta didik, dan pendidikan/ tenaga kependidikan keaksaraan,

PERSYARATAN

PKBM, UPTD PNF (untuk percontohan), satuan pendidikan nonformal sejenis.

(24)

KEGIATAN

TANGGAP DARURAT BENCANA, NAPZA/HIV/AIDS

PENGERTIAN

Tanggap Darurat Bencana merupakan aktifitas kemanusiaan yang memberikan layanan pendidikan bagi

masyarakat sekitar lokasi bencana, pengungsian dan sekitarnya, agar korban bencana memperoleh penguatan, pemulihan dan pemberdayaan ekonomi melalui pendidikan

Napza adalah obat obatan (narkotika psikotropika dan zat adiktif) yang disalahgunakan pemakaiannya

oleh seseorang dan berdampak buruk terhadap hidup dan kehidupannya maupun lingkungannya

HIV adalah Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia termasuk golongan retrovirus yang terutama ditemukan di dalam cairan tubuh , seperti darah, cairan mani, cairan vagina dan air susu ibu.

Aids adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh.

Dana bantuan sosial pencegahan NAPZA, HIV/AIDS merupakan bantuan biaya operasional untuk

program Pencegahan penggunaan NAPZA, pencegahan penularan HIV/AIDS yang dikelola oleh Lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial dan keagamaan untuk peningkatan keperdulian masyarakat untuk berpartisipasi sebagai upaya Pencegahan HIV/AIDS dan Napza

SASARAN

Daerah yang teridentifikasi rawan terhadap penyebaran, penggunaan Napza dan penularan HIV/AIDS (lembaga /organisasi masyarakat, agama, lainnya yang kompeten)

Penerima Manfaat Layanan adalah masyarakat yang rawan perdagangan orang dan eksploitasi seksualitas anak, penggunaan NAPZA, Penularan HIV/AIDS

Penerima Bantuan Sosial adalah lembaga perduli HIV/AIDS dan lembaga pegiat perduli HIV/AIDS yang melakukan penyuluhan, pendampingan dan perawatan korban Napza,HIV/AIDS

PERSYARATAN

1. Memiliki nomor rekening bank atas nama lembaga yang dinyatakan dengan surat keterangan bank tidak atas nama pribadi.

2. Memiliki NPWP atas nama lembaga.

3. Memiliki alamat yang jelas dan struktur organisasi yang jelas dan memenuhi keterwakilan lembaga pemerintah, organisasi masyarakat dan lembaga swasta.

4. Mencantumkan rencana kegiatan pencegahan penggunaan NAPZA Penularan HIV/AIDS dan

pengguna NAPZA (missal untuk kegiatan workshop dengan peserta 2 orang dengan waktu 16 jam). 5. Memiliki pengalaman kegiatan sejenis.

(25)

KEGIATAN

PENINGKATAN BUDAYA TULIS MELALUI KORAN ANAK, KORAN IBU, & CERITA RAKYAT

PENGERTIAN

1. Peningkatan Budaya Tulis melalui Koran Anak

Merupakan tindakan pembelajaran dan perlindungan yang berpihak (affirmative action) terhadap peningkatan kemampuan dan budaya tulis anak marjinal yang rentan terhadap perdagangan orang dan Eksploitasi Seks Anak (ESA) yang dilatihkan dalam jurnalisme warga kepada peserta didik anak yang memerlukan perlindungan sekaligus sebagai penguatan keberaksaraan melalui berbagai media informasi, komunikasi, dan teknologi.

2. Peningkatan Budaya Tulis melalui Koran Ibu

Merupakan tindakan pembelajaran yang berpihak (affirmative action) terhadap peningkatan kemampuan dan budaya tulis perempuan yang dilatihkan dalam jurnalisme warga kepada peserta didik perempuan sekaligus sebagai penguatan keberaksaraan melalui berbagai media informasi, komunikasi, dan teknologi.

3. Aksara Berbasis Cerita Rakyat

Merupakan kemampuan mendongeng/berbicara, membaca, dan menulis cerita rakyat sehari-hari tentang legenda, kejadian dan fenomena alam (misalnya bencana, gerhana, dan lain-lain), kisah hidup, dan sejarah lokal yang inspiratif dan berkarakter untuk meningkatkan keberaksaraan dan keberdayaan masyarakat serta pelestarian sejarah lokal yang ditunjukkan dalam teks lisan, tulis, atau media komunikasi lainnya.

SASARAN

Penerima Bantuan

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)/Satuan PNF sejenis/organisasi keagamaan/lembaga kemasyarakatan dan/unit pelaksana teknis daerah yang menyelenggarakan program PAUDNI.

Penerima Manfaat Layanan

KA; Anak usia maksimal 18 tahun, diprioritaskan yang memiliki kerawanan diperdagangkan, menjadi korban eksploitasi

seks anak, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan rawan terhadap bahaya Napza dan HIV/AIDS.

KI; Perempuan 18 tahun keatas dengan kompetensi keaksaraan dasar, serta kelompok perempuan yang membutuhkan

pelayanan khusus antara lain kelompok rawan kekerasan, rentan NAPZA, dan traffiking.

CR; Penduduk usia 15 tahun ke atas berkeaksaraan rendah dengan prioritas usia 15-59 tahun. Jumlah peserta didik untuk

setiap lembaga penyelenggara sekurang-kurangnya 20 orang.

PERSYARATAN

1. Memiliki akta notaris pendirian lembaga atau surat izin operasional dari lembaga berwenang atau legalitas kelembagaan lainnya.

2. Memperoleh rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. 3. Memiliki nomor rekening bank atas nama lembaga.

4. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) atas nama lembaga. 5. Memiliki alamat sekretariat dan struktur organisasi yang jelas.

6. Untuk PKBM diutamakan yang memiliki Nomor Induk Lembaga (NILEM).

(26)

KEGIATAN

KECAKAPAN KEORANGTUAAN

PENGERTIAN

Pendidikan kecakapan keorang-tuaan adalah peningkatan kapasitas pemangku kepentingan pendidikan masyarakat berkaitan dengan kecakapan keorangtuaan untuk pendidikan karakter dalam keluarga, mencegah risiko kematian ibu melahirkan dan bayi, mencegah penelantaran dan kekerasan terhadap anak, dan memberikan perlindungan terhadap anak marjinal, terlantar, dan bermasalah dengan hukum termasuk pendidikan untuk pengelolaan ekonomi keluarga.

SASARAN

Penerima manfaat layanan pendidikan kecakapan keorangtuaan adalah pemangku kepentingan pendidikan masyarakat yang tergabung dalam Pokja PUG Pendidikan, Perguruan Tinggi dan/atau lembaga lain yang kompeten. Jumlah peserta workshop pendidikan kecakapan keorangtuaan minimal sejumlah 20 orang

PERSYARATAN

1. Memiliki akta notaris pendirian lembaga atau surat izin operasional dari lembaga berwenang atau legalitas kelembagaan lainnya.

2. Memperoleh rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

3. Memiliki nomor rekening bank atas nama lembaga yang dibuktikan dengan surat keterangan Bank 4. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) atas nama lembaga

5. Memiliki alamat sekretariat dan struktur organisasi yang jelas

(27)

KEGIATAN

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (PKH) PEREMPUAN

PENGERTIAN

1. Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) Perempuan

Merupakan tindakan pembelajaran yang berpihak (affirmative action) terhadap peningkatan kemampuan kecakapan hidup meliputi kecakapan personal, sosial, intelektual, dan vokasional berkaitan dengan pendidikan karakter dalam keluarga, kesehatan ibu dan anak, keterampilan mengolah dan mendayagunakan sumber daya lokal yang memberikan nilai tambah pada kemandirian dan kehidupan keluarga.

2. Dana Pembelajaran PKH Perempuan

Merupakan bantuan biaya operasional penyelenggaraan Pelatihan Kecakapan Hidup, Pendidikan Karakter serta pendidikan pencegahan resiko kematian ibu hamil dan anak dan kesehatan bagi perempuan agar mereka mampu meningkatkan kualitas hidupnya.

SASARAN

Penerima Bantuan

PKBM/Satuan PNF Sejenis/lembaga kemasyarakatan.

Penerima Manfaat Layanan

Perempuan yang berusia produktif yakni 18-45 tahun dan tidak memiliki pekerjaan tetap, berasal dari keluarga miskin, serta merupakan masyarakat rentan sosial & diskriminasi perkotaan.

PERSYARATAN

1. Memiliki akta notaris pendirian lembaga atau surat izin operasional dari lembaga berwenang atau legalitas kelembagaan lainnya.

2. Memperoleh rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. 3. Memiliki nomor rekening bank atas nama lembaga.

4. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) atas nama lembaga. 5. Memiliki alamat sekretariat dan struktur organisasi yang jelas.

6. Untuk PKBM diutamakan yang memiliki Nomor Induk Lembaga (NILEM).

ALOKASI

Rp 7.000.000.000,00 untuk membelajarkan 7.000 orang.

(28)

KEGIATAN

PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER

PENGERTIAN

Merupakan kemampuan memberdayakan keluarga melalui upaya penyadaran dalam memahami hak, kewajiban, peran laki-laki dan perempuan yang diintegrasikan melalui pendidikan kecakapan hidup, sehingga terwujud keadilan dan kesetaraan gender dalam keluarga.

Bantuan Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender merupakan bantuan biaya operasional

penyelenggaraan pendidikan keluarga berwawasan gender terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup.

SASARAN

Penerima Manfaat

Keluarga kurang beruntung/miskin, rawan ketidakadilan gender, memiliki anak usia sekolah, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Penerima Bantuan

Lembaga/satuan pendidikan nonformal, Pusat Studi Gender/Wanita, Yayasan, LSM, Orsos, Ormas, dan lembaga lainnya yang memiliki kapabilitas, legalitas, dan integritas dalam menyelenggarakan pendidikan keluarga berwawasan gender terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup.

ALOKASI

Dana sebesar: Rp 1.800.000.000,- untuk 60 lembaga, @ Rp 30.000.000,-. Setiap lembaga membelajarkan minimal 15 keluarga.

(29)

KEGIATAN

PKBM TEMATIK

PENGERTIAN

PKBM Tematik merupakan kemampuan membelajar-kan dan memberdayakan masyarakat

berbasis unggulan lokal, yang tidak dibatasi pada satu jenis keterampilan, kewirausahaan

dan program ragam keaksaraan lainnya.

SASARAN

Penerima manfaat layanan adalah masyarakat yang memperoleh layanan pendidikan,

pembelajaran, serta pelatihan di PKBM

Penerima bantuan PKBM Tematik adalah PKBM berbasis potensi lokal yang memiliki

kekhususan program, produk unggulan, dan memiliki legalitas, kapasitas, dan integritas

dalam memberikan layanan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.

PERSYARATAN 1. Lembaga PKBM yang dapat mengikuti kegiatan ini harus sudah berusia setidaknya 3

(tiga) tahun dan memiliki program kekhususan dan produk unggulan

2. Telah menyelenggarakan pembelajaran keterampilan dasar, kewirausahaan, seni budaya

lokal dan ragam keaksaraan lainnya yang berklasifikasi dasar.

3. Memiliki akte notaris pendirian lembaga atau ijin pendirian lembaga dari instansi

berwenang, dengan alamat yang jelas;

4. Memiliki Ijin operasional penyelenggaraan PKBM yang masih berlaku dari Dinas

Pendidikan;

5. Memperoleh Surat Rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

6. Memiliki rekening bank atas nama lembaga.

7. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga.

8. Memiliki struktur lembaga/organisasi dan uraian tugasnya yang jelas.

9. Memiliki surat keterangan domisili sekretariat yang jelas dan didukung oleh sarana

kesekretariatan.

ALOKASI

Dana sebesar = Rp 2.500.000.000,- untuk 25 lembaga

Anggaran Perlembaga: Rp 100.000.000,-.

(30)

KEGIATAN

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA (RB3)

PENGERTIAN

1. Rintisan Balai Belajar Bersama (RB3)

Merupakan upaya memfasilitasi komunitas belajar masyarakat dengan cara menemukan kembali (reinventing) prinsip-prinsip ruang publik sebagai tempat memecahkan masalah melalui belajar bersama dengan melibatkan pimpinan informal, formal, dan kerukuntetanggaan. Pembelajaran dilaksanakan dalam kebersamaan masyarakat yang memaksimalkan jaringan antarlembaga sebagai sumberdaya belajar.

2. Dana Rintisan Balai Belajar Bersama

Merupakan bantuan biaya penataan kelembagaan, biaya operasional penyelenggaraan 2 kegiatan wajib dan minimal 2 kegiatan pilihan, peningkatan sarana/prasarana pengembangan budaya baca, teknologi informasi dan komunikasi, kewirausahaan dan sekretariat perkantoran lembaga Rintisan Balai Belajar Bersama (RB3).

SASARAN

Penerima Bantuan

Penerima bantuan rintisan RB3 adalah PKBM yang memenuhi persyaratan

Penerima Manfaat Layanan

Masyarakat segala umur dan tingkatan untuk memperoleh keaksaraan, pendidikan karakter, kecakapan hidup, kewirausahaan, seni budaya, dan teknologi informasi.

PERSYARATAN

1. Memiliki legalitas lembaga berupa akte notaris atau izin operasional;

2. Memperoleh rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota atau provinsi; 3. Memiliki nomor rekening bank atas nama lembaga yang masih aktif;

4. Memiliki NPWP atas nama lembaga;

5. Memiliki struktur organisasi dengan alamat yang jelas; 6. Memiliki Nomor Induk Lembaga (NILEM) PKBM;

7. Memiliki tenaga tutor/fasilitator/relawan pembelajaran masyarakat;

8. Memiliki tempat kegiatan milik lembaga yang mudah diakses oleh warga masyarakat, minimal ruangan 6x8 meter2 untuk balai/ruang terbuka dan ruangan untuk komputer dan TBM.

(31)

KEGIATAN

PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PUG PENDIDIKAN TINGKAT PROVINSI

PENGERTIAN

Merupakan upaya memperkuat kelembagaan dan meningkatkan koordinasi dengan

berbagai pemangku kepentingan di tingkat provinsi untuk mewujudkan keadilan dan

kesetaraan gender pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan dengan pendekatan

terintegrasi dalam proses penyusunan kebijakan, perencaanaan, pelaksanaan,

pemantauan, dan penilaian pendidikan.

Bantuan Peningkatan Kapasitas POKJA PUG Bidang Pendidikan Tingkat Provinsi merupakan

bantuan biaya operasional penguatan kelembagaan dan peningkatan koordinasi dengan

berbagai pemangku kepentingan di tingkat provinsi.

SASARAN

Penerima Manfaat

Pemangku kepentingan yang terkait dengan pendidikan (pendidik dan tenaga kependidikan) di tingkat provinsi.

Penerima Bantuan

Pokja PUG Bidang Pendidikan Tingkat Provinsi dengan kriteria mampu menyediakan narasumber ahli dalam layanan pendidikan responsif hasil belajar anak laki-laki dan pendidikan responsif perempuan dewasa

ALOKASI

Dana sebesar: Rp 4.600.000.000,- untuk 23 Pokja PUG Bidang Pendidikan Tingkat Provinsi, @ Rp 200.000.000,-

(32)

KEGIATAN

PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PUG PENDIDIKAN TINGKAT KAB/KOTA

PENGERTIAN

Merupakan upaya memperkuat kelembagaan dan meningkatkan koordinasi dengan

berbagai pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota untuk mewujudkan keadilan

dan kesetaraan gender pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan dengan pendekatan

terintegrasi dalam proses penyusunan kebijakan, perencaanaan, pelaksanaan,

pemantauan, dan penilaian pendidikan.

Bantuan Peningkatan Kapasitas POKJA PUG Bidang Pendidikan Tingkat Kabupaten/Kota

merupakan bantuan biaya operasional penguatan kelembagaan dan peningkatan koordinasi

dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota.

SASARAN

Penerima Manfaat

Pemangku kepentingan yang terkait dengan pendidikan (pendidik dan tenaga kependidikan) di tingkat kabupaten/kota.

Penerima Bantuan

Pokja PUG Bidang Pendidikan kabupaten/kota dengan kriteria mampu menyediakan narasumber ahli dalam layanan pendidikan responsif gender.

ALOKASI

Dana sebesar: Rp 2.000.000.000,- untuk 20 Pokja PUG Bidang Pendidikan Tingkat Kab/kota, @ Rp 100.000.000,-

(33)

KEGIATAN

TBM RUANG PUBLIK/@ MALL

PENGERTIAN

TBM yang penyelenggara-annya berlokasi di tempat umum (ruang publik), misalnya mall, pasar, rumah sakit, puskesmas, rumah ibadah, terminal atau stasiun yang mudah untuk diakses oleh masyarakat umum (publik) dengan maksud memberikan layanan pembelajaran bagi pengunjung.

SASARAN

Seluruh pengunjung pusat perbelanjaan/mall tanpa kecuali dari semua kelompok umur, jenis kelamin, atau masyarakat umum.

PERSYARATAN

TBM, satuan PNF, UPT PNF, satuan PNF sejenis yang memenuhi syarat, lembaga kesehatan (untuk Puskesmas atau Rumah Sakit), atau lembaga keagamaan (untuk rumah ibadah).

(34)

KEGIATAN

TBM RINTISAN

PENGERTIAN

1. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah sarana bagi masyarakat untuk membudayakan

kegemaran membaca dan meningkatkan kemampuan keberaksaraan warga belajar keaksaraan. TBM menyediakan fasilitas ruang baca, diskusi, kegiatan/acara bedah buku, menulis, dan kegiatan – kegiatan sejenis lainnya. Kelengkapan sarana yang harus tersedia di TBM antara lain bahan bacaan cetak berupa buku, majalah, tabloid, koran, komik. TBM juga dapat dilengkapi bahan non cetak beserta kelengkapan peralatan multi media. TBM dikelola oleh orang atau sekelompok orang yang berperan sebagai pengelola dan motivator. Pengelolaan TBM harus dilaksanakan atas dasar tidak untuk memperoleh keuntungan (non profit).

2. Bantuan TBM Rintisan adalah sebagai upaya pembentukan unit TBM baru, dari belum ada menjadi

ada atas dasar kebutuhan dan gagasan masyarakat melalui lembaga yang memenuhi persyaratan.

SASARAN

Prioritas utama adalah aksarawan baru, peserta didik (anak usia dini, pendidikan, dasar), dan masyarakat umum yang memerlukan

PERSYARATAN

Taman Bacaan Masyarakat, satuan pendidikan nonformal (PNF), UPTD PNF, (untuk percontohan),

perkumpulan, perserikatan, dan perhimpunan yang memenuhi syarat yang ditetapkan dalam pedoman terkait.

(35)

KEGIATAN

TBM PENGUATAN

PENGERTIAN

TBM yang sudah dibentuk (didirikan) atas dasar partisipasi murni masyarakat maupun fasilitasi

Direktorat pada waktu sebelumnya, baik atas dasar partisipasi murni masyarakat maupun atas dasar fasilitasi Direktorat pada waktu sebelumnya.

Bantuan TBM Penguatan diberikan untuk memperkuat kelembagaan TBM yang sudah dibentuk (berdiri)

dan berfungsi dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca dan belajar orang dewasa sebagai upaya mewujudkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat.

SASARAN

TBM hasil rintisan dan/atau TBM yang sudah melaksanakan fungsi TBM rintisan.

PERSYARATAN

TBM, PKBM yang sudah menyelenggarakan/mengelola TBM, UPTD PNF yang menyelenggarakan/mengelola TBM (percontohan), satuan pendidikan PNF sejenis yang menyeleng-garakan/mengelola TBM.

(36)

KEGIATAN

RINTISAN RUMAH PINTAR (RUMPIN)

PENGERTIAN

1. Rintisan Rumah Pintar (RUMPIN)

Merupakan upaya memfasilitasi komunitas belajar masyarakat untuk menjadi rumah

pintar sebagai satuan pendidikan nonformal sejenis terutama di kawasan adat

tertinggal, terpencil, perbatasan, terdepan, dan terluar, dimaksudkan sebagai layanan

menjangkau masyarakat yang belum terlayani..

2. Dana Rintisan Rumah Pintar (RUMPIN)

Merupakan bantuan biaya penataan kelembagaan dan biaya operasional

penyelenggaraan rintisan rumah pintar sebagai satuan PNF Sejenis.

SASARAN

Penerima Bantuan

Lembaga penerima bantuan rintisan rumah pintar adalah yayasan, lembaga

sosial-kemasyarakatan, dan lembaga kemasyarakatan lain yang memenuhi persyaratan.

Penerima Manfaat Layanan

penduduk segala umur, mulai dari anak usia dini dan ibunya, anak usia sekolah,

remaja/pemuda, dan anggota masyarakat secara keseluruhan khususnya yang berdomisili

di kawasan adat, tertinggal, terpencil, perbatasan, terdepan, dan terluar atau masyarakat

yang belum terlayani.

PERSYARATAN 1. Memiliki legalitas lembaga, berupa akte notaris atau surat izin pendirian lainnya;

2. Memperoleh rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota;

3. Memiliki nomor rekening bank atas nama lembaga yang masih aktif;

4. Memiliki NPWP atas nama lembaga;

5. Memiliki struktur organisasi dan sekretariat dengan alamat yang jelas;

6. Memiliki bangunan minimal berukuran 126 m

2

ALOKASI

Rp3.600.000.000,00 (tiga milyar enam ratus juta rupiah) untuk 18 lembaga penyelenggara

Rintisan Rumah Pintar

(37)

KEGIATAN

PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PSW/PSG

PENGERTIAN

Merupakan upaya memperkuat kelembagaan untuk meningkatkan kapasitas dan

kapabilitas PSW/PSG sebagai pusat layanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan

dalam mendukung program pendidikan masyarakat yang berkaitan dengan pendidikan

pemberdayaan perempuan dan pencegahan tindak pidana perdagangan orang.

Bantuan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PSW/PSG merupakan bantuan biaya

operasional penyelenggaraan peningkatan kapasitas dan kapabilitas PSW/PSG.

SASARAN

Penerima Manfaat

Pemangku kepentingan yang terkait dengan pendidikan pemberdayaan perempuan dan

pencegahan tindak pidana perdagangan orang.

Penerima Bantuan

Lembaga PSW/PSG pada 10 Perguruan Tinggi (berada di 10 provinsi) yang memiliki

kapabilitas, legalitas, dan integritas dalam layanan pendidikan pemberdayaan perempuan

dan pencegahan tindak pidana perdagangan orang.

ALOKASI

Dana sebesar: Rp 400.000.000,- untuk 2 lembaga PSW/PSG,

@ Rp 200.000.000,-.

(38)

KEGIATAN

PENINGKATAN MUTU KELEMBAGAAN PKBM

PENGERTIAN

Peningkatan Mutu PKBM merupakan kemampuan memberdayakan lembaga untuk

meningkatkan kapasitas di bidang manajemen, tata kelola, dan sumber daya manusia, serta

pembimbingan dan bantuan teknis lainnya, untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan

PKBM .

SASARAN

Penerima Manfaat Layanan adalah Masyarakat yang membutuhkan layanan pendidikan,

pembelajaran, dan pelatihan di PKBM.

Penerima Bantuan Sosial adalah PKBM dan Perguruan Tinggi yang memiliki legalitas,

kapasitas, dan integritas dalam memberikan layanan pendidikan dan pemberdayaan

masyarakat.

PERSYARATAN 1. Lembaga PKBM yang dapat mengikuti program ini harus sudah berusia setidaknya 2

(dua) tahun dan aktif melakukan kegiatan.

2. Lembaga perguruan tinggi sekurang-kurangya terakreditasi

3. Memperoleh Surat Rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

4. Memiliki rekening bank atas nama lembaga PKBM atau perguruan tinggi.

5. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga PKBM dan perguruan

tinggi.

6. Memiliki struktur lembaga dan uraian tugasnya yang jelas.

7. Memiliki surat keterangan domisili sekretariat yang jelas dan didukung oleh sarana

kesekretariatan.

ALOKASI

Dana sebesar = Rp 3.000.000.000,- untuk 60 lembaga Anggaran Perlembaga:

Rp 50.000.000,-.

(39)

KEGIATAN

KEAKSARAAN DASAR LAYANAN KHUSUS

PENGERTIAN

Bantuan biaya operasional penyelenggaraan keaksaraan untuk meningkatkan kemam-puan

mendengar, berbicara membaca, menulis, dan berhitung, serta mengkomuni-kasikan teks

lisan dan tulis dengan menggunakan aksara dan angka dalam bahasa Indonesia.

SASARAN

Peserta didik usia 15 tahun ke atas berkeaksaraan rendah, dengan prioritas usia 15-59

tahun

PERSYARATAN PKBM/satuan pendidikan nonformal sejenis lainnya/Lembaga kemasyarakatan yang

memiliki :

1. Legalitas, berupa akte notaris;

2. Rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota atau provinsi;

3. Nomor rekening bank atas nama lembaga yang masih aktif;

4. NPWP atas nama lembaga;

5. Struktur organisasi dan Sekretariat dengan alamat yang jelas;

6. Untuk PKBM diutamakan yang memiliki Nomor Induk Lembaga (NILEM)

ALOKASI

Keaksaraan Dasar Layanan Khusus: 55.000 Peserta Didik dengan alokasi untuk provinsi

Papua, Papua Barat, NTT, 3T, Klaster 4 dan Kerjasama dengan Perguruan Tinggi; Keaksaraan

Dasar Layanan Khusus: Rp. 4.000.000/ Kelompok/minimal 10 peserta didik

(40)

KEGIATAN

KEAKSARAAN USAHA MANDIRI LAYANAN KHUSUS

PENGERTIAN

bantuan biaya operasional penyelenggaraan keaksaraan untuk meningkatkan kemampuan

atau keterampilan dasar usaha yang dilatihkan melalui pembelajaran produktif dan

keterampilan bermata pencaharian yang dapat meningkatkan keaksaraan dan penghasilan

peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok sebagai salah satu upaya

penguatan keaksaraan sekaligus pengentasan kemiskinan.

SASARAN

peserta didik berusia produktif (15 – 59 tahun) yang telah mengikuti dan/atau mencapai

kompetensi keaksaraan dasar (memiliki SUKMA)

PERSYARATAN PKBM/satuan pendidikan nonformal sejenis lainnya/ Lembaga kemasyarakatan yang

memiliki :

1. Legalitas, berupa akte notaris;

2. Rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota atau provinsi;

3. Nomor rekening bank atas nama lembaga yang masih aktif;

4. NPWP atas nama lembaga;

5. Struktur organisasi dan Sekretariat dengan alamat yang jelas;

6. Untuk PKBM diutamakan yang memiliki Nomor Induk Lembaga (NILEM)

ALOKASI

a. KUM Layanan Khusus: 3.000 peserta didik dengan alokasi untuk provinsi Papua, Papua

Barat, NTT, 3T, Klaster 4 dan Kerjasama dengan Perguruan Tinggi; KUM Layanan

(41)

PENDIDIKAN LAKI-LAKI (BOY EDUCATION)

DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER

BIDANG PENDIDIKAN

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAI USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Disampaikan oleh Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat pada Simposium Nasional Pusat

Studi Gender dan Perlindungan Anak (PSGPA)

(42)

ARAH KEBIJAKAN

1.

Peningkatan kualitas hidup, peran, dan

partisipasi perempuan dalam pembangunan,

melalui harmonisasi kebijakan dan

pelaksanaannya di semua tingkat

pemerintahan, dengan melibatkan seluruh

pemangku kepentingan;

2.

Peningkatan pemenuhan hak-hak perlindungan

perempuan terhadap berbagai tindak

kekerasaan dalam bentuk upaya-upaya

pencegahan, pelayanan dan pemberdayaan; dan

3.

Pengurangan kesenjangan gender dengan

memperkuat upaya penerapan strategi PUG

termasuk mengintegrasikan perspektif gender

ke dalam siklus perencanaan dan penganggaran

di tingkat pusat dan daerah

.

(43)

Kondisi Pendidikan

Dalam akses dan pemerataan menunjukkan indeks paritas

gender pada semua tingkat pendidikan menunjukkan

kecenderungan baik yaitu mendekati 1.0. namun jika

ditelaah lebih dalam kesenjangan gender masih terjadi

terutama pada:

 kesenjangan dalam perbedaan status sosial ekonomi,

latar belakang budaya dan geografis; sehingga

mengakibatkan semakin tinggi jenjang pendidikan

semakin besar kesenjanannya;

 Dalam hal mutu pendidikan proses pembelajaran masih

netral atau bias gender, hal ini karena pemahaman

guru, kepala sekolah dan pengelola pendidikan belum

responsif gender;

 Dalam hasil belajar, angka kelulusan anak perempuan

lebih tinggi dbanding anak laki-laki sejak tahun 2005;

 Kualifikasi guru perempuan jauh dibawah laki-laki, hal

ini berdampak terhadap hasil sertifikasi dimana guru

perempuan jauh tertinggal dibanding guru laki-laki

(25%;75%)

 Rendahnya partisipasi perempuan dalam perumusan

kebijakan dan pegambilan keputusan bidang

pendidikan.

(44)

Bagaimana anak laki-laki bisa mengejar?

Belum lama ini, perempuan tertinggal jauh di

belakang laki-laki untuk bersekolah. Tapi hari ini, di

Amerika Serikat dan sebagian besar negara lain di

dunia, perempuan tidak hanya memperoleh

pendidikan kesetaraan dengan laki-laki, di berbagai

bidang mereka semakin mendekati dan berkembang

setara dengan laki-laki.

Data statistik menunjukkan: pada tahun 1970, 58

persen mahasiswa adalah laki-laki, tetapi pada tahun

2010, 57 persen dari seluruh mahasiswa adalah

perempuan.

Perempuan juga lebih mungkin dibandingkan pria

untuk mendapatkan gelar sarjana dan mendaftarkan

diri di sekolah pascasarjana.

(45)

Jadi, mengapa anak laki-laki mendapatkan nilai

yang lebih rendah dibandingkan anak perempuan?

Hal ini bukan karena anak perempuan lebih cerdas,

secara akademis bahwa anak perempuan dan

anak laki-laki memiliki tingkat yang sama dalam

bakat akademis.

Namun perempuan lebih konsisten dalam

pencapaian prestasi di sekolah sehingga tidak

merasa puas atas prestasi yang diperoleh tersebut,

sedangkan anak laki-laki cenderung sedikit

berusaha dan kurang melibatkan diri dalam

pencapaian prestasi. Sehingga berakibat pada

persiapan persiapan akademik yang lemah, pada

gilirannya menurunkan kesempatan mereka untuk

melanjutkan ke perguruan tinggi.

(46)

Perhatikan

pula

Anak laki-laki

...

Makin banyak anak

laki-laki terpental

dari sekolah

menengah,

terutama di Asia

Tenggara dan Pacifik

(47)

STRATEGI UNTUK PERUBAHAN

C.

SISTEM

STRUKTURAL

B.

NILAI-NILAI

SOSIO-KULTURAL

A.

Komponen

Manusia:

PEREMPUAN

(48)

Pendidikan bernuansa gender

• Mencermati indikator pencapaian kinerja kunci sesuai

dengan Target Renstra Kementerian Pendidikan

Nasional 2010-2014:

• Analisis konteks dan situasi data pencapaian tersebut

• Lakukan afirmasi terhadap kekurangberpihakan

contoh: guru laki-laki di Pendidikan Anak Usia Dini dan

Sekolah Dasar; mutu pelajaran untuk anak laki-laki,

akses untuk anak perempuan

• Meningkatkan komitmen dan dukungan para

pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan di

tingkat pusat dan daerah serta satuan pendidkan;

(49)

• Membuat kriteria bahan ajar responsif

gender dan mengupayakan pemahaman dari

stakeholders pendidikan;

• Komitmen dan dukungan para pengambil

kebijakan dan stakeholders

• Melaksanakan program sesuai renstra dan

sesuai dengan analisis situasi masing-masing

• ...dst.

(50)

Analisis Hasil Ujian Nasional Tahun

2012, berdasarkan jenis kelamin

(51)

Sumber : Kemdikbud, 2012

Jumlah Nasional :

1.828.492

Jumlah Nasional :

1.869.373

(52)
(53)

Jumlah Nasional : 6.374

Jumlah Nasional : 7.058

(54)

Rata2 Nasional : 43,47

Rata2 Nasional : 42,95

(55)

Jumlah Nasional : 13.603

Jumlah Nasional : 17.729

(56)

Rata2 Nasional : 41,2

Rata2 Nasional : 41,19

(57)

Jumlah Nasional : 246.570

Jumlah Nasional : 426.040

(58)

Rata2 Nasional: 47,52 Rata2 Nasional: 47,45 Sumber : Kemdikbud, 2012

(59)

Jumlah Nasional :

418.090 Jumlah Nasional :

(60)

Rata2 Nasional:

43,82 Rata2

Nasional: 43,96

(61)

Jumlah Nasional :

588.360 Jumlah Nasional :

(62)

Rata2 Nasional: 30,18 Rata2 Nasional: 30,44

(63)
(64)
(65)
(66)

Contoh Temuan yang Kaya Konteks (2/14)

Waktu yang digunakan untuk PAUD berdasarkan gender Waktu yang digunakan untuk membaca hal yang menyenangkan sehari-hari berdasarkan gender

Membaca Koran berdasarkan gender Membaca Majalah berdasarkan gender

(67)

Contoh Temuan yang Kaya Konteks (3/14)

Menjelaskan cara berperilaku yang berkarakter ke dalam sebuah tulisan berdasarkan gender

Menjelaskan tujuan dari sebuah tulisan berdasarkan gender

Menjelaskan penyebab terjadinya suatu kegiatan ke

dalam sebuah tulisan berdasarkan gender Membaca fiksi berdasarkan gender

(68)

Contoh Temuan yang Kaya Konteks (4/14)

Menemukan informasi dari sebuah grafik, diagram, atau tabel berdasarkan gender

Membaca teks yang meliputi tabel atau grafik berdasarkan gender

Membaca teks yang meliputi diagram atau peta berdasarkan gender

Menjelaskan cara mengatur informasi ke dalam tabel atau grafik berdasarkan gender

(69)
(70)

TERIMA KASIH

“Kita bertanggung jawab secara bersama-sama untuk

mempertahankan prinsip-prinsip martabat,

kesetaraan dan keadilan umat manusia di seluruh

tataran.”

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat efektivitas pajak daerah di provinsi Maluku

Tidak terjadi peningkatan yang cukup signifikan hanya sebesar 0,39% dibandingkan dengan tahun 2013 pada perilaku pengantar siswa dengan pengantar berperilaku

Hingga akhir 3Q17 perseroan meraih marketing sales Rp5,2 triliun atau setara dengan 61% dari target marketing sales tahun ini sebesar Rp8,5 triliun atau naik 18% dari

Masjid Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek

Pada hakekatnya PNS maupun Non-PNS memerlukan dukungan secara sosial, teknis, dan ekonomis dalam melaksanakan pekerjaanya Hasil penelitian ini menunjukkan

dibandingkan dengan jumlah perajin pada tahun 2008. Pembahasan Trend Perkembangan Jumlah Omset Industri Kerajinan Wayang kulit di Kabupaten Bantul DIY tahun 2005- 2009. Dari

PENDIDIKAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SUKU AMMATOA KAJANG SULAWESI- SELATAN MENGENAI KONSERVASI LINGKUNGAN. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Semua data yang sudah di cleaning, dikelompokan sesuai dengan tahapan algoritma C4.5 disini akan ditentukan nilai gain dan nilai entropy dari seluruh data yang diolah