• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Geografi dan Administratif Wilayah - DOCRPIJM 57a6b06df2 BAB IV06 BAB 4 Profil Kabupaten Anambas (RPI2JM Anambas) FINAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "4.1. Geografi dan Administratif Wilayah - DOCRPIJM 57a6b06df2 BAB IV06 BAB 4 Profil Kabupaten Anambas (RPI2JM Anambas) FINAL"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Geografi dan Administratif Wilayah

Kabupaten Kepulauan Anambas, terletak antara 2º10’0”-3º40’0”LU s/d 105º15’0”-106º45’0” BT (UU No 33 Tahun 2008). Sebagai kabupaten yang terletak di beranda depan wilayah Indonesia, Kabupaten Kepulauan Anambas berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga lainnya yaitu :

 Sebelah Utara : Laut Cina Selatan/Vietnam  Sebelah Selatan : Kepulauan Tambelan  Sebelah Barat : Laut Cina Selatan/Malaysia  Sebelah Timur : Laut Natuna

(2)

wilayahnya terdiri dari lautan dan pulau-pulau yang tersebar di Perairan Laut Natuna dan Laut Cina Selatan. Dari total luas Kabupaten Kepulauan Anambas ± 46.664,15 km² hanya 634,37 km² (1,3%) yang merupakan daratan, selebihnya 46.056,43 km² (98,7%) merupakan lautan.

Secara Administratif Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari tujuh kecamatan yaitu Kecamatan Siantan, Kecamatan Siantan Selatan, Kecamatan Siantan Tmur, Kecamatan Siantan Tengah, Kecamatan Palmatak, Kecamatan Jemaja, dan Kecamatan Jemaja Timur. Untuk Lebih Jelasnya mengenai Jumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1

Tabel 4.1 : Jumlah Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

No. Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (Km

2)

Luas Total 634,37 46.033.81

(3)
(4)

4.2. Demografi

Data Demografi Wilayah kabupaten/Kota diperlukan sebagai dasar proyeksi demand Infrastruktur Bidang Cipta Karya dan Proyeksi kebutuhan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada masa yang akan datang. Berikut ini akan dijelaskan Kondisi Demografi di Kebupaten Anambas Berdasarkan Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan, Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Jumlah Penduduk Miskin, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Persebaran Penduduk.

4.2.1. Jumlah Penduduk Ka. Kepulauan Anambas Secara Keseluruhan

Penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang mana merupakan aset penting dalam menggerakkan pembangunan suatu daerah. Berdasarkan data BPS Kabupaten Kepulauan Anambas, pada tahun 2011 penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas berjumlah 39.318 jiwa dan pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas bertambah menjadi 41.388 jiwa, dimana pada tahun 2012 kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi berada pada kecamatan palmatak dengan jumlah penduduk mencapai 11.934 jiwa sedangkan jumlah penduduk terendah berada pada Kecamatan Jemaja Timur, jumlah penduduk pada Kecamatan Jemaja Timur berjumlah 2.194 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai Jumlah Penduduk berdasarkan Kecamatan, dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2. : Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2012

No. Kecamatan Jumlah

1 Jemaja 6.101

2 Jemaja Timur 2.194

3 Siantan Selatan 3.532

4 Siantan 11.110

5 Siantan Timur 3.563

6 Siantan Tengah 2.954

7 Palmatak 11.934

Jumlah 41.388

(5)

4.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012 secara umum didominasi oleh Laki-Laki dengan jumlah 21. 495 Jiwa dan Jumlah Perempuan berjumlah 19.893, sedankan Jumlah sex rasio penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012 berjumlah 108, maka bisa dikatakan bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 108 penduduk laki-laki. Jumlah sex rasio tertinggi berada pada Kecamatan Jemaja Timur dan nilai sex rasio terendah berada pada Kecamatan Siantan Selatan.

Untuk lebih jelasnya mengenai Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012

No. Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah Sex Rasio Laki Laki Perempuan

1 Jemaja 3142 2959 6101 106

2 Jemaja Timur 1.163 1.031 2.194 113

3 Siantan Selatan 1.820 1.712 3.532 106

4 Siantan 5.799 5.311 11.110 109

5 Siantan Timur 1.841 1.722 3.563 107

6 Siantan Tengah 1.555 1.399 2.954 111

7 Palmatak 6.175 5.759 11.934 107

Jumlah 21.495 19.893 41.388 108

Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2013

4.2.3. Jumlah Penduduk Miskin

(6)

Berdasarkan data tahun 2009, garis Kemiskinan di Kabupatem Kepulauan Anambas mencapai angka 11.669 jiwa. Sementara Jumlah Rumah Tangga Miskin Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial Tahun 2008 (PPLS08) yang dilaksanakan oleh BPS Kabupaten Kepulauan Natuna tahun 2008 adalah 2.073 jiwa (Data ditampilkan pada Tabel 4.4. Kondisi eksisting perumahan masyarakat miskin di Kabupaten Kepulauan Anambas ditampilkan pada Gambar 4.2

Tabel 4.4 : Jumlah Penduduk Miskin Kab. Kepulauan Anambas, Tahun 2009

No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Miskin

Jumlah Masyarakat Miskin

KK Jumlah Jiwa

1 Siantan 296 551 2062

2 Jemaja 652 917 3271

3 Palmatak 572 543 2031

4 Jemaja Timur 174 243 903

5 Siantan Selatan 144 214 688

6 Siantan Timur 101 298 961

7 Siantan Tengah 134 502 1753

Jumlah 2073 3268 11.669

Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2013

(7)

4.2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2008 berjumlah 33.586 jiwa dan pada tahun 2012 bertambah menjadi 41.388 jiwa atau terjadi pertambahan absolut sebanyak 7.802 jiwa. Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Kepulauan Anamabas pada Tahun 2008-2009 sebesar 6,1% lalu pada Tahun 2009-2010 Laju Jumlah Penduduk di Kabupaten Anambas mengalami Penurunan dibandingkan Pada Tahun 2008-2009 yaitu 5,0%, Pada Tahun 2010-2011 mengalami Laju Pertumbuhan penduduk naik menjadi 5,10 %, pada tahun 2011-2012 laju pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan lagi, sehingga pada tahun 2011-2012 persentase laju pertumbuhan penduduk mencapai 5,3%. Berdasarkan Data dalam Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2012, Dapat disimpulkan bahwa rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Kabupaten Kepulauan Anambas dalam 5 Tahun terakhir adalah 4,28 %. Untuk lebih Jelasnya mengenai Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Anambas dalam 5 Tahun terakhir dapat dilihat pada gambarberikut :

(8)

4.2.5. Persebaran Penduduk

Persebaran Kepadatan Kependudukan di Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan data Jumlah Penduduk yang kemudian dalam perhitungannya dengan menggunakan metode Jiwa/Km2, maka didapatkan Kepadatan di Kabupaten Kepulauan Anambas per-Kecamatan pada Tahun 2012.

Kondisi Kepadatan Penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas Pada Tahun 2012 mencapai angka 65 Jiwa/Km2, dimana Kecamatan dengan kepadatan tertinggi berada pada Kecamatan Siantan dengan tingkat kepadatan 245 jiwa/Km2,

Sedangkan tingkat kepadatan penduduk palling rendah berada di kecamatan Jemaja Timur, dengan tingkat kepadatan sebesar 14 Jiwa/Km. Untuk Lebih Jelasnya Mengenai Persebaran Kepadatan Penduduk di Kabupaten Anambas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5. : Jumlah Persebaran Kepadatan Penduduk, Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012

No. Kecamatan Luas

(Km2) Jumlah Penduduk

Kepadatan (Jiwa/Km2)

1 Jemaja 6101 6101 78

2 Jemaja Timur 2194 2194 14

3 Siantan Selatan 3532 3532 31

4 Siantan 11110 11110 245

5 Siantan Timur 3563 3563 40

6 Siantan Tengah 2954 2954 133

7 Palmatak 11934 11934 92

Jumlah 2.418,79 41388 41388

(9)

4.3. Topografi

Topografi pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Anambas pada umumnya daratan berbukit dan sedikit landai di bagian pantainya, dengan ketinggian ratarata 2-5 meter dari permukaan laut. Wilayah di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah daerah pesisir dengan sebagian besar penduduk bermukim di daerah fisiografi marine (sepanjang pantai). Hanya ada satu desa yaitu Bukit Padi di Kecamatan Jemaja Timur yang penduduknya tidak bermukim di sepanjang pantai.

Secara topografi wilayah daratan setiap kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas sebagian besar berbukit dan pergunungan yang terjal yang disusun oleh batuan metamorf. Umumnya batuan-batuan yang tersingkap merupakan batuan metamorf yang berunsur partier, batuan lainnya antara lain adalah batuan sedimen, endapan alluvial, trias, permokarbon, sekis, granit, diorerm, hiporit dan erufsi kwarter. Ketinggian Wilayah cukup bervariasi yakni berkisar 3-610 meter dari permukaan laut (Sumber: Natuna dalam Angka, 20012). Sedangkan struktur tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan tanah mineral, umumnya terdiri dari jenis tanah podsolik, latosol dan alluvial. Tanah tersebut terbentuk dari bahan induk metamorf, batuan beku basa, batuan sediman dan endapan pantai, rawa, dan sungai.

Tanah-tanah yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki kesamaan di tiap kecamatan, ini dapat dibagi menurut letak geografis yaitu:

 Daerah-daerah dengan ketinggian di atas 400 m dari permukaan laut adalah kompleks Podsolik dan Latosol.

 Daerah-daerah dengan ketinggian antara 15 – 20 m di atas permukaan laut adalah kompleks Podsolik, Latosol, Organosol dan Glei Humus.

 Daerah-daerah dengan ketinggian kurang dari 15 m di atas permukaan laut adalah kompleks Organosol dan Glei Humus.

(10)

300 meter dpl, 300 – 450 dan > 450 meter dpl. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas berada pada ketinggian 0-50 meter dpl dengan luasan terbesar yaitu 5.667 Ha yang tersebar di wilayah Kecamatan Palmatak, Sedangkan kelas ketinggian lahan tertinggi > 450 meter dpl terdapat di Kecamatan Siantan dan Kecamatan Siantan Selatan dengan luasan masing-masing yaitu 136 Ha dan 62 Ha. Untuk lebih Jelasnya mengenai Kondisi Topogradi di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.4

.

Tabel 4.6 : Kondisi Topogafi di Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2012

No. Kecamatan Luas Setiap Ketinggian Per Kecamatan Total % 0-50 50-150 150-300 300-450 >450

1. Siantan 608 997 1.905 893 136 4.539 7,47

2. Siantan Selatan 4.037 3.569 2.847 1.033 62 11.548 19

3. Siantan Tengah 1.058 962 179 15 - 2.214 3,64

4. Siantan Timur 4.422 3.192 1.104 167 7 8.892 14,6

5. Palmatak 5.667 5.392 1.864 72 - 12.994 21,4

6. Jemaja 3.470 2.792 1.452 112 - 7.826 12,9

7. Jemaja Timur 4.272 4.256 3.859 366 6 12.759 21

Total 23.534 21.160 13.210 2.657 211 60.772 100 Sumber : RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas

4.4. Hidrologi

Gambaran hidrologi diperlukan untuk mengetahui kondisi Sumber Air Baku dan kondisi Penggunaan air tanah sebagai dasar pertimbangan pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya.

(11)
(12)

Sebuah DAS pasti terdiri atas beberapa sub DAS dan jumlah sub DAS ini tergantung pada banyaknya anak sungai yang masuk ke sungai utama. Selanjutnya, sub DAS juga bisa terdiri atas beberapa sub-sub DAS dan jumlah sub-sub DAS ini tergantung pada banyaknya anak-anak sungai yang masuk ke anak sungai.

Setiap jengkal tanah atau tempat (lokasi) di permukaan bumi, seperti areal pertanian, perkebunan, persawahan, kawasan hutan, tambak udang, permukiman, fasilitas sosial, perkantoran, pasar, jalan, dan sebagainya, pastilah merupakan bagian dari sebuah DAS atau sub DAS atau sub-sub DAS. Di Provinsi Kepulauan Riau terdapat beberapa aliran DAS yang kesemuanya berada di wilayah kerja BPDAS KEPRI. Sedangkan yang termasuk kedalam DAS di Kabupaten Kepulauan Anambas terdapat 8 aliran DAS yaitu; DAS Air Abu, DAS Anambas, DAS Bajau, DAS Jemaja, DAS Matak, DAS Mubur, DAS Siantan, dan DAS Telaga seperti terlihat pada Gambar 4.5

Keberadaan hidrologi di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat dari 2 hal, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan yang terdapat di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas berupa sungai-sungai kecil yang berasal dari pegunungan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air minum.

Selain itu, diwilayah Kabupaten Kepulauan Anambas, terhadap pula air terjun, yaitu Air Terjun Temurun dan Air Terjun Batubelah, Air Terjun Neraja, Air Terjun Sesap dan Air Terjun Siantan di Kecamatan Jemaja. Air Terjun Temurun selain digunakan sebagai sumber air bersih juga dimanfaatkan sebagai kawasan pariwisata. Kedalaman muka air tanah yang terdapat di Kabupaten Natuna berkisar 1 - 3 m wilayah dataran, sedangkan pada wilayah yang topografinya berbukit-bukit kedalaman muka air tanah berkisar 1-7 m.

4.5. Geologi dan Jenis Tanah

(13)
(14)

 ALUVIUM : Kerakal, Kerikil, Pasir, dan Lumpur. Merupakan endapan sungai, rawa dan pantai, sebagian tersebar di P. Siantan dan P. Jemaja. Namun satuan ini tidak dapat terpetakan pada skala ini.

 GRANIT ANAMBAS : Granit, Granodiorit, dan Sienit. Umumnya berwrna kelabu, coklat dan merah muda. Di Anyer Rajah (Jemaja) dan di sebelah barat Tarempa (Siantan) granitnya mengandung pirit, arsenopirit, dan hematit. Di beberapa tempat dijumpai senolit andesit, diorit, dan bahan terkersikkan. Granit di kepulauan Anambas diduga terdiri dari beberapa tubuh pluton kesebandingannya dengan granit sejenis di Kep. Tambelan dan Natuna.

 FORMASI MATAK : Serpih, Rijang, Batulempung, Sekis, Filit, Ampibolit, dan Batutanduk. Batuan sedimen yang berhimpunan dengan batuan malihan ini umumnya terkersikkan dan sedikit terubah.

 BATUAN MAFIK DAN ULTRAMAFIK : Diorit, Andesit, Gabro, Gabro forfir, Diabas dan Basal; bersisipan Rijang radiola. Andesit berwarna gelap tersingkap di Pulau Matak bagian tengah dan selatan, Pulau Siantan tengah dan di pulau-pulau kecil di timur Siantan. Diabas tersingkap setempat di ujung selatan Pulau Siantan. Basal bersisipan rijang radiola dijumpai di beberapa tempat di Pulau Siantan bagian barat dan utara. Untuk lebih jelasnya mengenai luasan Formasi

Geologi dan sebaran spasial formasi geologi dapat dilihat pada Tabel 4.7 danGambar 4.6.

Tabel 4.7. : Formasi Geologi Kabupaten Kepulauan Anambas

No. Kecamatan

Luas Formasi Geologi Tiap Kecamatan (Ha)

Total %

(15)
(16)

Secara fisiografi, Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dibagi dalam 3 group

fisiografi utama yaitu : Grup Rawa Pasang-Surut, Perbukitan, dan Pegunungan.

Grup Rawa Pasang Surut merupakan dataran lumpur antar pasang surut di

bawah bakau. Grup perbukitan merupakan daerah yang sangat curam,

bukit-bukit berurutan yang sangat terjal diatas batuan beku. Sementara Grup

Pegunungan merupakan punggung-punggung gunung tak teratur di atas batuan

volkanik berbasalt yang tersebar di Kecamatan Siantan Tengah dan

punggung-punggung gunung granit terorientasi yang terjal yang tersebar di semua wilayah

Kabupaten Kepulauan Anambas.

Lebih detil, deskripsi dari masing-masing Group dan Sub group Fisiografi yang

terdapat di Kabupaten Kepulauan Anambas disajikan dalam Tabel 4.8 dan

Gambar 4.7.

Tabel 4.8. : Deskripsi Grup Fisiografi, Kab. Kepulauan Anambas

No. Group Fisio-grafi Simbol Deskripsi Lereng Luas

(%) Ha %

1. Rawa Pasang Surut KJP Dataran lumpur antar pasang-surut

dibawah bakau < 2 726 1,2

2. Perbukitan BBR Sangat curam, bukit-bukit berurutan

yang sangat terjal di atas batuan beku 41-60 40.220 66,2

3. Pegunungan

TWI Punggung-punggung gunung granit terorientasi yang terjal > 60 18.950 31,2

Jumlah 60.772 100,0

Sumber : Peta Satuan Lahan dan Tanah lembar terempa-Jemaja Skala 1 : 250.000 (Pusat Penelitian Tanah (Bogor, 1989).

Sedangkan Jenis Tanah yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah :

 Regosol

(17)
(18)

 Gleisol

Tanah Gleisol merupakan tanah yang terpengaruh oleh air, yang ditandai dengan adanya lapisan gleisol yang berwarna abu-abu/keabu-abuan. Lapisan tanah (horison A) telah mengalami pencucian liat dan unsur hara. Jenis tanah ini, pada umumnya terdapat dalam Grup Aluvial dan Grup Marin, selain juga dalam asosiasinya dengan Grup Tuf Masam dan Grup Dataran. Jenis tanah ini yang awalnya terpengaruh oleh air baik tergenang secara permanen maupun tergenang secara periodik, dengan adanya pembuatan saluran drainase/kanal akan menjadi lahan kering atau mungkin masih terpengaruh kondisi air meski tidak seerti semula. Jenis tanah ini, khususnya yang telah dibuat saluran banyak dimanfaatkan sebagai lahan sawah dan pada bagian yang telah kering dipergunakan untuk pertanian tanaman pangan lahan kering dan tanaman perkebunan (karet, sawit dan lain-lain).

 Kambisol

Kambisol merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk tua, yakni batuan liat dan batuan vulkanik masam, di bawah rezim iklim basah. Tanah ini ditandai oleh adanya penimbunan liat pada horison B-2. Namun horison penimbunan liat ini tidak memenuhi syarat sebagai horison argilik, karena peningkatan kadar liat pada lapisan ini kurang dari 1,2 kali kadar liat di lapisan atasnya. Umumnya tanah ini hampir mirip podsolik, namun lebih gembur dibanding Podsolik. Demikian halnya pH-nya juga lebih tinggi dibandingkan Podsolik. Jenis tanah Kambisol Distrik yang berasosiasi dengan tanah Gleisol banyak dimanfatkan sebagai lahan persawahan. Sementara jenis tanah Kambisol Distrik dalam asosiasinya dengan tanah podsolik banyak dimanfaatkan untuk pertanian lahan kering dan perkebunan.  Podsolik

(19)

lebih dari lapisan bawahnya (horison B). Secara umum, tanah Podsolik memiliki potensi yang relatif kurang subur, yang ditandai dengan sifatnya yang masam, daya retensi dan fiksasi terhadap hara tinggi. Jenis tanah ini banyak dimanfaatkan sebagai pertanian lahan kering, perkebunan dan tanaman kehutanan.

 Oksisol

Tanah Oksisol merupakan tanah dengan pelapukan lanjut dan mempunyai horison oksik, yaitu horison dengan kandungan mineral mudah lapuk rendah, fraksi liat dengan aktivitas rendah. Tanah ini mempunyai batas-batas horizon yang tidak jelas. Jenis tanah ini juga banyak dimanfaatkan sebagai pertanian lahan kering, perkebunan dan kehutanan.

Untuk lebih jelasnya mengenai jenis tanah di Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan peta satuan lahan dan tanah, lembar Tarempa-Jemaja (Pusat Penelitian Tanah Bogor, 1989), dapat dilihat pada table dan gambar berikut ini.

Tabel 4.9. : Jenis Tanah di Kabupaten Kepulauan Anambas

SPL Fisiografi

(20)
(21)

4.6 Klimatologi

Kondisi iklim di Kabupaten Kepulauan Anambas sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret hingga Mei, ketika angin bertiup dari arah Utara. Sedangkan musim hujan terjadi pada bulan September hingga Februari, ketika angin bertiup dari arah Timur dan Selatan. Curah hujan rata-rata dalam satu tahun per jam berkisar ± 14.5 mm/hr dengan kelembaban udara sekitar 47.25 % dan temperatur berkisar 30 °C.

Berdasarkan arah angin musim di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas dibagi dalam 4 periode, yaitu (lihat Tabel 4.10):

 periode Januari - Maret: bertiup angin Utara dan Timur laut, curah hujan sedang dengan temperatur udara sedang.

 periode April - Juni: bertiup angin Timur Laut/Tenggara, hujan sedikit dengan temperatur udara agak panas (lebih kurang 32°C).

 periode Juli - September: bertiup angin tenggara, hujan turun agak banyak dengan temperatur udara agak panas (lebih kurang 32°C).  periode Oktober - Desember: bertiup angin barat/utara, hujan banyak

turun pada bulan September, Oktober dan November, temperatur udara agak dingin (lebih kurang 28.9°C) dan lembab pada malam hari. Tabel 4.10. : Rata-rata Penyinaran Matahari, Curah Hujan, dan

(22)

4.7. Kondisi Sosial Ekonomi

4.7.1. Stuktur Sosial Masyarakat

Struktur sosial secara etimologis berarti susunan masyarakat. Struktur Sosial secara definitif merupakan skema penempatan nilai-nilai sosial-budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai, demi berfungsinya organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan masing-masing bagian. Struktur sosial merupakan sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan antara peranan-peranan sosial. Struktur sosial dapat pula dimaknai sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dalam struktur sosial lazim dijumpai adanya ketidaksamaan sosial. Ketidaksamaan sosial ini umumnya dilihat dalam dua aspek, yaitu ketidaksamaan sosial secara horizontal (perbedaan antarindividu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang lebih tinggi atau lebih rendah) dan ketidaksamaan sosial secara vertikal (perbedaan antarindividu atau kelompok dalam masyarakat yang menunjukkan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi). Untuk itu, dalam sub bab ini akan menjabarkan kondisi-kondisi sosial yang menonjol di Kabupaten Kepulauan Anambas seperti tatanan sosial, adat istiadat, kearifan lokal dan tingkat pendidikan.

A. Tatanan Sosial dan Adat Istiadat

(23)

panggung di atas air sekaligus digunakan sebagai tempat menambatkan perahu yang bagi masyarakat pesisir digunakan sebagai alat transportasi dan alat penangkap ikan.

Secara umum etnis yang dominan di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah melayu yang merupakan penduduk setempat, kemudian minangkabau, cina, jawa dan bugis. Etnis pendatang ini berpengaruh besar terhadap perekonomian misalnya etnis minangkabau dan cina yang banyak bergerak di bidang perdagangan, sedangkan etnis jawa dan bugis di bidang pertanian dan perkebunan. Komposisi etnis ini disebabkan oleh posisi strategis wilayah dan adanya potensi sumber daya alam yang banyak serta juga menjadi daya tarik sebagai kabupaten baru.

Masyarakat Melayu terkenal dengan masyarakat yang taat dalam menjalankan syariat Agama Islam, ramah, mementingkan hidup secara kekeluargaan, dan secara ekonomi tidak agresif atau rakus. Secara tradisional masyarakat melayu umumnya bermata-pencaharian sebagai petani, berkebun, menangkap ikan dan berdagang. Sedangkan dalam struktur pemerintahan, orang melayu umumnya lebih banyak mengabdi sebagai Guru Pendidikan dibandingkan dengan pekerjaan pemerintahan lainnya. Sedang suku lainnya yang cukup banyak terdapat di Kabupaten Kepulauan Anamabs adalah masyarakat yang berasal dari Suku Jawa, China, Batak, Bugis, Minangkabau, dan suku lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki heterogenitas suku bangsa yang secara langsung akan merupakan suatu penggerak dan atau sebaliknya dapat menghambat jalannya proses pembangunan.

B. Kearifan Lokal

(24)

ini, hubungan antara pemimpin formal dan informal ini berjalan seimbang. Kepala desa melakukan tugasnya di bidang pemerintahan sementara kiai lebih banyak berkecimpung di bidang keagamaan. Pihak pemerintahan desa sebagai wakil pemerintah pusat seringkali membantu masyarakat dalam bidang perekonomian. Pola hubungan sosial masyarakat masih kuat yang terlihat dari kegiatan gotong-royong di daerah ini.

C. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang berjumlah lumayan besar dapat menjadi modal pembangunan bila memiliki kualitas yang memadai, hal ini mengacu pada konsep bahwa manusia merupakan pelaku, pelaksana dan penikmat pembangunan. Artinya, dengan kualitas penduduk yang rendah, maka manusia akan lebih banyak berperan sebagai penikmat dan kurang berperan sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan.

Pendidikan memegan peranan yang sangat penting dalam penigkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Pendidikan menjadi bagian penentu kemajuan dan ketahanan suatu daerah di masa yang akan datang.

(25)

tertinggi menurut tingkat pendidikan berada pada tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) dengan jumlah 5.871 jiwa atau 14,2% dari jumlah penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas, kemudian diikuti tingkat pendidikan SLTP/Sederajat 2.104 jiwa (5,08%) dan SLTA/Sederajat 1.586 jiwa (3,83%). Jumlah penduduk yang paling tinggi bersekolah di Sekolah Dasar berada di Kecamatan Palmatak, sedangkan untuk jumlah penduduk yang paling tinggi bersekolah ditingkat SLTP dan SLTA berada di Kecamatan Siantan.

Dari sumber data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang tidak ataupun yang belum bersekolah berjumlah 31.827 jiwa atau sebesar 76,90% dari jumlah penduduk di tahun 2012 dan yang bersekolah sebesar 23.10%. Untuk Lebih Jelasnya mengenai Jumlah Penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11 : Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2012

No Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa)

SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat

1 Jemaja 873 296 311

2 Jemaja Timur 394 106

3 Siantan Selatan 452 171

4 Siantan 1478 638 444

5 Siantan Timur 541 179 103

6 Siantan Tengah 454 79 418

7 Palmatak 1679 635 310

Jumlah 5871 2104 1586

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2104

4.7.2. Kondisi Perekonomian

(26)

A. Pertumbuhan Ekonomi

Laju Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk menilai kinerja perekonomian dan merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas. Laju pertumbuhan ekonomi baik secara agregat maupun meurut lapangan usaha dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan, bukan atas dasar harga berlaku. PDRB atas dasar konstan sudah tidak dipengaruhi kenaikan tingkat harga atau inflasi sehingga dapat menggabarkan kenaikan atau pertumbuhan yang riil.

Perkembangan perekonomian di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya. Pada tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi Kepulauan Anambas sebesar 7,16 persen. Kemudian meningkat drastis pada tahun berikutnya 7,39 persen. Dan di tahun 2012 kembali mengalami percepatan laju pertumbuhan sebesar 7,40 persen.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwa pemerintah kabupaten ini sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan perekonomian. Dan adanya keseriusan pemerintah dalam meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas.

B. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto

(27)

Nilai PDRB Kepulauan Anambas juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan harga berlaku pada tahun 2011 adalah 719.885,82 juta rupiah. Sedangkan tahun 2012 meningkat menjadi 786.339,58 juta rupiah. Menurut harga konstan 2000, terjadi peningkatan 7,40 persen yaitu 291.060,46 juta rupiah tahun 2011 menjadi 312.610,08 juta rupiah di tahun 2012.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2012 disumbang oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 22,25 persen. Hal ini menjelaskan adanya keseriusan pemerintah dalam membangun kabupaten yang baru terbentuk ini, seperti bertambahnya jumlah bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, adanya pembangunan beberapa dermaga di pulau-pulau terpencil, serta peningkatan dalam produksi mesin-mesin dan alat perlengkapan lainnya. Pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba menyumbang percepatan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4.930,69 juta rupiah atau sebesar 13,21 persen di tahun 2011 menjadi 14,55 persen tahun 2012 atau sebesar 5.647,99 juta rupiah. Meningkatnya pertumbuhan ini disebabkan bertambahnya jumlah lembaga-lembaga swasta di Kepulauan Anambas. Pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku meningkat dari 422.825,24 juta rupiah menjadi 468.377,60 juta rupiah tahun 2012. Pertumbuhan secara riil pun mengalami percepatan dari 169.334,06 juta rupiah (9,40 persen) menjadi 187.554,82 juta rupiah (10,76 persen) tahun 2012. Sebagai kabupaten yang baru lima tahun berdiri, merupakan sebuah kewajaran setiap tahunnya terjadi peningkatan kegiatan pemerintah dalam menyediakan jasa pelayanan umum bagi masyarakat Kepulauan Anambas.

(28)

Komponen ekspor antar negara didominasi oleh komoditi ikan dan udang dengan negara tujuan hongkong, singapura, australia, korea selatan, malaysia, thailand, dan vietnam. Sedangkan ekspor antar daerah terdiri dari beberapa komoditi seperti ikan dan udang, cengkeh, karet, pisang, durian, kerupuk atom, dan lainnya. Daerah tujuan komoditi ekspor tersebut adalah beberapa kabupaten yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.

Impor di Kabupaten Kepulauan Anambas antar negara maupun antar daerah juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Menurut harga berlaku nilai impor tahun 2012 meningkat menjadi 816.465,96 juta rupiah. Secara riil juga mengalami peningkatan dari 256.239,60 juta rupiah tahun 2011 menjadi 273.453,66 juta rupiah di tahun 2012. Laju pertumbuhan impor antar negara tahun 2012 meningkat menjadi 5,08 persen dari tahun sebelumnya sedangkan antar daerah meningkat dari 5,87 persen menjadi 6,88 persen.

Komoditi yang di impor ke Anambas berupa mesin-mesin, kapal laut, besi dan baja, perangkat optik, perkakas, dan berbagai produk kimia. Komoditi ini berasal dari Negara Amerika Serikat, India, Inggris, Malaysia, Norwegia, Singapura, Taiwan dan Vietnam. Untuk impor antar daerah komoditinya antara lain bahan pokok makanan, perabot rumah tangga, perkakas, pakaian, dan sebagainya. Kota tanjungpinang merupakan daerah yang mengimpor banyak komoditi ke Kabupaten Kepulauan Anambas.

Pengeluaran konsumsi rumatangga menurut harga konstan 2000 terus meningkat setiap tahunnya. Dari 351.788,79 juta rupiah tahun 2011 terus meningkat menjadi 267.660,08 juta rupiah tahun 2012. Menurut harga berlaku yang dipengaruhi oleh inflasi, konsumsi rumahtangga juga meningkat mencapai 779.405,01 juta rupiah pada tahun 2012.

(29)

Tabel 4.12 : Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga Konstan 2000 Kab. Kepulauan Anambas Tahun 2010-2012

No. Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 179.533,65 193.094,85 207.065,20

2 Pertambangan dan Penggalian 691.552,03 694.740,06 699.494,05

3 Industi Pengolahan 5.664,15 6.010,97 6.414,91

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 185,41 192,99 204,23

5 Bangunan 8.409,20 9.307,93 10.584,98

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 44.691,46 48.160,27 52.076,74

7 Pengangkutan dan Komunikasi 11.107,35 11.842,22 12.675,18

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6.567,48 6.730,71 6.941,86

9 Jasa - Jasa 1.374.970,00 14.510,39 15.329,50

Jumlah Total 961.460,43 984.590,39 1.010.786,66 Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas dalam Angka Tahun 2013

C. Komposisi Penggunaan PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas

Perkembangan perekonomian menurut penggunaan di Kabupaten Kepulauan Anambas dibangun oleh berbagai komponen pengeluaran konsumsi yang terjadi di setiap tahunnya. Pada Tahun 2012, impor memberi kontribusi terbesar terhadap PDRB Penggunaan Kepulauan Anambas yaitu 102,78 persen pada tahun 2011 meningkat menjadi 103,83 persen di tahun 2012.

Pengeluaran konsumsi rumahtangga berperan 99,12 persen dalam membangun PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2012. Di tahun 2012 kelompok nonmakanan memberikan distribusi lebih besar dibanding makanan yaitu sebesar 52,39 persen sedangkan makanan 46,72 persen. Distribusi terbesar ke tiga adalah pengeluaran konsumsi pemerintah yaitu sebesar 59,56 persen. Di posisi keempat adalah ekspor sebesar 24,40 persen. Dimana ekspor antar daerah berkonstribusi 14,58 persen dan antar negara 9,82 persen.

(30)

berperan paling kecil diantara komponen-komponen lainnya. Pada tahun 2011 sebesar 1,75 persen turun menjadi 1,74 persen tahun 2012.

D. Investasi dan ICOR

Investasi dalam setiap kegiatan ekonomi mempunyai peran sangat penting. Investasi selalu dikaitkan dengan kegiatan menanamkan uang dalam proses produksi, dengan harapan mendapatkan keuntungan atau peningkatan produktifitas pada masa yang akan datang. Investasi juga berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Berdasarkan konsepsi Pendapatan Nasional, investasi adalah total nilai pembentukan modal tetap dan stok barang, yang terdiri atas gedung, mesin dan perlengkapan, kendaraan, stok bahan baku dan sebagainya. Tabel dibawah ini menyajikan data mengenai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Kabupaten Kepulauan Anambas atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 selama periode 2010-2012.

Tabel 4.13 : Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010-2012 (Juta Rupiah)

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku

Atas Dasar Harga Konstan 2000

(1) (2) (3)

2010 19.898,88 14.375,06

2011 27.664,56 17.161,46

2012 37.104,13 20.979,64

Sumber : PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas, 2013

(31)

Dalam penghitungan ICOR, konsep output yang digunakan adalah nilai tambah bruto. Pada tabel di bawah ini disajikan nilai tambah bruto atau PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 selama periode 2010-2012.

Tabel 4.14 : PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010-2012 (Juta Rupiah)

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku

Atas Dasar Harga Konstan 2000

(1) (2) (3)

2010 660.798,85 271.021,00

2011 719.885,82 291.060,46

2012 786.339,58 312.610,08

Sumber : PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas, 201

Dari tabel diatas, dapat dihitung koefisien ICOR Kabupaten Kepulauan Anambas (lag=2) selama periode 2010-2012 sebesar 3,84 dengan asumsi investasi sama dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).

Gambar

Tabel 4.1 : Jumlah Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tabel 4.2. :  Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2012
Tabel 4.3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012
Gambar 4.2 : Kondisi Perumahan Masyarakat Miskin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan ini merupakan visualisasi dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Grobogan yang menggambarkan capaian hasil kinerja Pemerintah

Transisi menjadi orangtua akan sulit bagi orangtua yang masih remaja, tugas-tugas perkembangan orangtua seringkali diperburuk oleh kebutuhan dan tugas perkembangan remaja salah

Villa teraratai berdiri pada tanggal 24 Oktober tahun 2006 yang di didirikan oleh Bapak Siaw. Villa Teratai Lembang memiliki luas hampir 3,5 hektar dengan berbagai Anda

Tujuan dari penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) ini adalah menggali dan merumuskan masalah-masalah yang berkaitan dengan perencanaan

limnocharis Malaysia dan Jepang dan Fauzan (2009) telah melaporkan bahwa secara morfometri salah satu genus dari Famili Ranidae yang terdapat di Sumatera

Dalam agenda Conference beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah item mengenai kesiapan Suriah menjadi tuan rumah sidang the 8 th Conference of PUIC,

Dalam komunikasi organisasi, komunikasi antar karyawan (employee relations) sangat penting karena karyawan dalam suatu organisasi yang bisa dikatakan suatu kerangka

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak, yang artinya secara simultan perubahan laba bersih, perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan