• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chaerul Rochman ABSTRAK ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Chaerul Rochman ABSTRAK ABSTRACT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI PENGUASAAN FISIKA DASAR DENGAN

PEMAHAMAN KONSEP DASAR PENERAPAN TEKNOLOGI

NUKLIR PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

Chaerul Rochman

Program Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Jl.A.H Nasution 105, Bandung, 40644

ABSTRAK

KORELASI PENGUASAAN FISIKA DASAR DENGAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR PENERAPAN TEKNOLOGI NUKLIR PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG. Kompetensi calon guru fisika adalah menguasai materi fisika yaitu menjelaskan konsep dan prinsip relativitas, teori atom dan radioaktivitas serta penerapannya. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan data penguasaan fisika dasar dan hubungannya dengan pemahaman mahasiswa tentang penerapan teknologi nuklir (kompetensi dasar, strategi mengajarkan materi, dan pandangan manfaat dan dampak penerapan tenaga nuklir bagi kehidupan manusia). Data diperoleh dengan tes tertulis dan penguasaan Fisika Dasar dengan menggunakan dokumen yang sudah ada. Sampel adalah semua mahasiswa Program Studi Fisika yang telah lulus mata kuliah Fisika Dasar 2 sebanyak 75 orang. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) pemahaman mahasiswa tentang penerapan teknologi dibanding dengan skor ideal 400 berada pada skor rata-rata 303,24 atau 76,03%, dan (2) adanya korelasi antara penguasaan Fisika Dasar dan pemahaman mahasiswa tentang penerapan teknologi nuklir sebesar 0,48. Implikasi penelitian adalah perlu diperluas dan diperkayanya aspek-aspek yang menjadi pengembangan konsep, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir. Perlu perubahan struktur, kedalaman, kontekstual materi mata kuliah Fisika Dasar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

Kata kunci: Teknologi nuklir, prestasi akademik

ABSTRACT

THE CORRELATION OF COMPETENCE BASIC PHYSICS WITH UNDERSTANDING BASIC CONCEPTS IN APPLICATION OF NUCLEAR TECHNOLOGY ON PHYSICS EDUCATION STUDENTS OF ISLAMIC UNIVERSITY SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG.Competence of prospective teachers to master the material physics is physics that explains the concepts and principles of relativity, the theory of atoms and radioactivity and its application. This study aimed to obtain the basic physics of data acquisition and its relation to student understanding about the application of nuclear technology (basic competencies, strategies to teach the material, and the views of the benefits and impact of the application of nuclear energy for human life). The data were obtained with written tests and mastery Physics using the existing document. The samples are all students of Physics Study Program have passed the course Physics 2 of 75 people. The research concluded those: (1) student understanding about the application of technology compared with an ideal score of 400 is at an average score of 303.24 or 76.03%, and (2) the correlation between the mastery of basic physics and understanding of students about the application of nuclear technology 0.48. Implications of research are need to be expanded and diperkayanya aspects into the development of concepts, principles, and application of nuclear technology. The research implication are change the

(2)

structure, depth, contextual subject matter Physics benefit the community in order to improve the welfare of mankind.

Key words: Nuclear technology, academic achievement

1. PENDAHULUAN

Calon guru fisika pada Program Studi Pendidikan Fisika harus mampu menguasai konse dan prinsip secara umum pada Mata Kuliah Fisika

Dasar. Mata Kuliah memberikan fondasi yang kuat untuk mengembangkan penguasaan mata kuliah bidang studi lainnya. Mata kuliah itu erat kaitannya dengan standar kompetensi mata pelajaran fisika yang akan diajarkan oleh guru fisika di lapangan. Oleh karenanya prestasi mahasiswa pada mata kuliah Fisika Dasar akan terkait dengan kemampuan mereka terhadap penguasaan mereka pada konsep relativitas, teori atom dan radioaktivitas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Bagian yang penting dari konsep, prinsip, dan penerapan radioaktivitas adalah pemahaman terhadap penerapan teknologi nuklir dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman yang benar terhadap konsep penerapan teknologi nuklir diharapkan akan tumbuh sikap positif dan kritis terhadap berbagai program terkait dengan implementasi penerapan teknologi nuklir di masyarakat. Sikap positif dan kritis ini diyakini akan berdampak terhadap program pemanfaatan teknologi nuklir bagi kesejahteraan manusia.

Namun kenyataanya, prestasi mahasiswa Program Studi Fisika yang telah mengambil mata kuliah Fisika Dasar masih rendah. Sampai dengan tahun akademik 2009/2010 rata-rata nilai dari 75 orang mahasiswa pada mata kuliah Fisika Dasar 2 sebesar 2,91. Dikatakan bahwa prestasi mahasiswa pada mata kuliah Fisika Dasar 2 masih rendah. Hal ini terlihat dengan hanya 18% mahasiswa yang memperoleh nilai A. Apakah rendahnya prestasi mereka pada mata kuliah Fisika Dasar ini akan menggambarkan kemampuan mereka dalam memahami bagian-bagian konsep, prinsip dan penerapan ilmu pengetahuan teknologi nuklir? Pernyatan ini perlu kajian yang lebih khusus terhadap kedua aspek.

Ada beberapa kompetensi dasar yang wajib dikuasai oleh mahasiswa calon guru fisika berkaitan dengan ilmu pengetahuan teknologi nuklir, antara lain: (1) kemampuan terhadap konsep dasar dan prinsip fisika nuklir, reaksi fisi

dan fusi; (2) kemampuan memahami dan mengembangkan standar kompetensi dan kompetrensi dasar serta manfaat teknologi nuklir; (3) kemampuan memilih dan menggunakan pendekatan, metode dan strategi pembelajaran; dan (4) kemampuan menunjukkan contoh dan menjelaskan pemanfaatan (positif) dan dampak (negatif) penerapan tenaga nuklir bagi kehidupan manusia. Kompetensi dasar di atas sejalan dengan visi dan misi energi nasional, yaitu terwujudnya penyediaan dan pemanfaatan energi yang optimal, efisien dan rasional, terjangkau serta menghasilkan nilai tambah yang maksimal untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan (Batan: 2003). Selain visi yang terakit dengan pembangunan nasional juga diperkuat dengan misi yang opeasional, yaitu: (1) Menjaga kesinambungan ketersediaan energi nasional yang berkelanjutan (security of supply), (2) Memanfaatkan sumber energi secara efisien dan seimbang, (3) Memaksimalkan pemanfaatan energi bersih, (4) Mendorong pemanfaatan teknologi yang efisien, dan (5) Memberikan nilai tambah yang maksimal kepada negara program pemanfaatan energi. Namun tantangan visi dan misi energi tersebut adalah pada belum optimalnya pemahaman masyarakat.

Salah satu upaya pemahaman masyarakat terhadap kebijakan energi nuklir ini adalah melalui proses pendidikan. Oleh karena itulah sosialisasi dan pemahaman teknologi nuklir perlu diawali dari mahasiswa calon guru mata pelajaran fisika. Muhammad Nur (2006), dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pemahaman teknologi nuklir pada para siswa sekolah menengah atas masih rendah. Pemahaman ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan pembelajaran sains teknologi dan masyarakat (STM). Anna Poedjiadi (1989) menyatakan bahwa pendidikan sains harus mampu memberikan bekal kepada siswa tentang pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan sains dan teknologi, sehingga siswa siap untuk memanfaatkan hasil-hasil teknologi secara sederhana. Hal ini didorong dengan kenyataannya bahwa kemajuan teknologi yang begitu pesat dewasa ini menuntut siswa untuk dibekali tentang pendidikan sains

(3)

yang ada kaitannya dalam kehidupan sehari-hari sejak awal. Implikasi dari pentingnya pembekalan teknologi nuklir di sekolah akan menuntut kemampuan guru fisika dalam menyampaikan iptek nuklir secara benar. Salah satu materi pembekalan teknologi nuklir bagi calon guru fisika terdapat pada mata kuliah Fisika Dasar 2.

Jika materi konsep dasar, prinsip, dan penerapan radioaktivitas pada mata kuliah Fisika Dasar dianalisis secara konstekstual, maka materi tersebut sangat berkaitan dengan bahan pembelakan bagi guru fisika dan upaya misi energi nasional, yaitu memberikan pemahaman terhadap pemanfaatan teknololgi nuklir bagi kehidupan manusia. Diperkirakan akan terdapat manfaat yang signifikan di masa datang jika mahasiswa calon guru fisika memahami konsep dasar, prinsip dan penerapan teknologi nuklir secara tepat dan benar. Artinya, jika prestasi mahasiswa pada mata kuliah Fisika Dasar baik, maka ada kemungkinan tingkat pemahaman mereka terhadap konsep, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir seperti misi kebijakan energi nasional akan baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah gambaran kemampuan mahasiswa pada mata kuliah fisika dasar? (2) Bagaimanakah pemahaman mahasiswa pada konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir?, dan (3) Adakah hubungan nilai mata kuliah fisika dasar dengan pemahaman konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir mahasiswa?

Sesuai dengan permasalahan penelitian yang dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mendapatkan data gambaran prestasi mahasiswa pada mata kuliah dasar, (2) untuk mendapatkan data pemahaman mahasiswa pada konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir, dan (3) untuk mendapatkan data hubungan nilai Fisika Dasar dengan pemahaman mereka terhadap konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir.

Hasil penelitian ini hasil diharapkan dapat: (1) memberikan sumbangan teoritis dalam pengembangan materi ajar mata kuliah Fisika Dasar; (2) memberikan informasi bagi para dosen, mahasiswa, para ahli pendidikan, dan para pemangku kepentingan tentang pentingnya keasadaran terhadap pemahaman konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir.

2. TEORI

Badan Tenaga Atom Nasional mengemukakan bahwa pemahaman masyarakat terhadap penerapan teknologi nuklir di Indonesia masih rendah dan belum merata. Hal ini menggambarkan pula masih banyaknya masyarakat yang bersikap negatif dan belum dapat menerima sepenuhnya terhadap pemanfaatan teknologi nuklir untuk kesejahteraan manusia. Sikap negatif terhadap pemanfaatan teknologi nuklir ini terutama menguat ketika terjadi kecelakaan pembangkit energi tenaga nuklir di Chernobyl dan beberapa PLTN di Jepang karena stunami beberapa waktu yang lalu. Sebagian masyarakat dunia menjadi antipati terhadap gagasan dan program pemanfaatan energi nuklir. Namun kondisi ini merupakan tantangan bagi pemerintah Indonesia khususnya yang telah menetapkan kebijakan program penggunaan tenaga nuklir sebagai alternatif sumber energi (Batan: 2003). Kunta dalam Kompas (Iwan: 2011) Masalah nuklir bukan sekadar perhitungan teknis. Ada masalah etika dan perilaku, yang itu di luar kontrol kami, para insinyur nuklir.”

Masalah etika dan perilaku menjadi penting sebagai pertimbangan. Beberapa kalangan muncul anggapan bahwa resiko negatif energi nuklir sangatlah besar dan seolah-olah harga mati. Pada sisi lain ada fakta yang menunjukkan bahwa data tahun 2006, selama 64 tahun terakhir terjadi 31 kecelakaan Reaktor Nuklir yang merenggut korban 539 orang, 186 diantaranya meninggal. Data kecelakaan lain dalam kurun waktu 18 tahun terakhir terdapat 14 kecelakaan di Industri Kimia yang merenggut korban 64.652 orang, 4.287 diantaranya meninggal. Khusus di Indonesia dalam 5 tahun terakhir ada 76.866 orang korban kecelakaan lalu lintas, 54.733 diantaranya meninggal (30 orang/hari). (Djarot: 2011).

Dampak negatif teknologi nuklir dibanding dengan dampak kecelakaan lainnya masih lebih kecil. Namun proyeksi keuntungan yang diperoleh melalui pemanfaatan teknologi nuklir sangatlah besar. Dibandingkan dengan sumber energi yang lain, Energi Nuklir merupakan sumber energi yang paling tinggi kerapatan energinya (jumlah energi persatuan volume atau massa). Satu kilogram uranium dapat menghasilkan energi sekitar 50.000 kWh (kilo watt jam), sedangkan 1 kg batubara hanya dapat menghasilkan energi sekitar 3 kWh dan 1 kg minyak bumi hanya dapat menghasilkan sekitar 4 kWh (Djarot, 2011).

(4)

Besarnya keuntungan adanya reaktor nuklir akan dapat diibangi dengan kesiapan mental etika dan kedisiplinan semua pihak. Pemerintah dan masyarakat serta pakar nuklir perlu membangun persepsi yang sama terhadap semua aspek dari penerapan teknologi nuklir. Pilar strategis pertama adalah melalui pendidikan, khususnya pendidikan sains atau fisika. Seperti halnya pada jenjang sekolah menengah atas, salah satu standar kompetensi menyatakan menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan radoaktivitas dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Standar kompetensi tersebut diperjelas sasaran dengan kompetensi dasar yaitu; (1) mengidentifikasi karakteristik atom dan radioaktivitas, dan (2) mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari (Depdiknas: 2006). Kesempatan siswa (bagian dari masyarakat) untuk memahami penerapan radioaktif ini sejalan dengan tujuan mata pelajaran fisika.

Salah satu tujuan mata pelajaran, yaitu menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada tiga aspek penting dalam tujuan tersebut, yaitu penguasaan konsep, membangun sikap positif, dan terampil dalam mengembangan ilmu pengetahuan teknologi, termasuk teknologi nuklir.

Tujuan itu sejalan dengan salah satu bagian deskripsi mata kuliah Fisika Dasar , yaitu mahasiswa dapat mendeskripsikan konsep dasar fisika modern khususnya konsep dasar reaksi fisi, reaksi fusi dan penerapan konsep radioaktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman tentang radioaktvitas antara siswa, mahasiswa calon guru fisika dan para pakar perlu ada keselarasan. Jika mahasiswa calon guru fisika menjadi salah satu ujung tombak untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang konsep dasar dan penerapan teknologi nuklir, maka perlu dikaji sejauhmanakah mahasiswa calon guru menguasai konsep dasar radioaktivitas dan pemahaman mereka terehadap konsep dasar penerapan teknologi nuklir.

3. METODOLOGI

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional. Analisis regresi sederhana. Analisis tersebut dimaksudkan untuk menguji hubungan nilai Fisika Dasar (X) calon guru fisika terhadap pemahaman mahasiswa

tentang konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir (Variabel Y). Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa yang aktif pada Program Studi Fisika Universitas Islam Negeri Bandung yang jumlahnya 320 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang telah lulus mata kuliah Fisika Dasar sebanyak 75 orang.

Variabel kemampuan akademik mahasiswa direpresentasikan oleh nilai Fisika Dasar. Variabel pemahaman mahasiswa tentang konsep dasar penerapan teknologi nuklir terdiri dari: (1) konsep dasar dan prinsip fisika nuklir, reaksi fisi dan reaksi fusi; (2) standar kompetensi dan kompetensi dasar serta manfaat atau strategi teknologi nuklir; (3) pendekatan, metode atau strategi pembelajaran mengenai energi radioaktivitas; dan (4) pemanfaatan (positif) dan dampak (negatif) penerapan tenaga nuklir bagi kehidupan manusia. Data dianalisis secara deskriptif (Creswell, J. W dan Clark, V. L. P.: 2007; Sambas A.M dan Maman A: 2007)..

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Kemampuan akademik mahasiswa calon guru fisika

Berdasarkan data hasil penelitian tentang kemampuan akademik mahasiswa calon guru fisika yang diperoleh dari nilai mata kuliah Fisika Dasar, dapat disajikan seperti Diagram 1. Perolehan nilai mata kuliah Fisika Dasar mahasiswa nampaknya berdistribusi normal. Jadi ada 58 orang atau 77,4% yang mendapat nilai sama atau lebih dari 3.

Gambar 1. Diagram distribusi nilai Fisika Dasar mahasiswa calon guru fisika.

(5)

4.2. Kemampuan pemahaman konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir Berdasarkan data hasil penelitian tentang kemampuan mahasiswa pada pemahaman konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir yang terdiri dari empat komponen dapat diperlihatkan pada Diagram 2.

Gambar 2. Diagram distribusi skor kemampuan mahasiswa dalam pemahaman konsep dasar, prinsip dan penerapan teknologi nuklir.

Keterangan: Skor ideal tiap komponen 100.

Berdasarkan empat pertanyaan yang diisi oleh 75 orang mahasiswa, ternyata kualitas jawaban semua komponen berada di atas skor 70. Skor rata-rata tertinggi komponen yang dijawab mahasiswa adalah komponen pemanfaatan (positif) dan dampak (negatif) penerapan tenaga nuklir, yaitu sebesar 78,00. Jawaban dari pertanyaan butir 1 tentang konsep dasar dan prinsip fisika nuklir, reaksi fisi dan reaksi fusi cukup bervariasi. Sebagian besar responden menjawab konsep dasar nuklir, rekasi fisi dan reaksi fusi dengan mendeskripsikan definisi atau pengertian secara sederhana. Sebagian mahasiswa menguraikan konsep nuklir, reaksi fisi dan reaksi fusi disertai dengan penjelasan yang cukup lengkap. Namun ada sebagian kecil mahasiswa menguraikan konsep nuklir, reaksi fisi dan reaksi fusi disertai dengan penjelasan yang cukup lengkap dan gambaran proses terjadinya reaksi disertai dengan beberapa persamaan.

Jawaban dari pertanyaan butir 2 tentang standar Kompetensi dan kompetensi dasar serta manfaat teknologi nuklir tidak terlalu bervariasi. Sebagian besar responden menjawab dengan menuliskan rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang bersumber dari dokumen KTSP. Responden menuliskan manfaat adanya kompetensi yang mengarah kepada penguasaan materi radioaktivitas pada mata pelajaran Fisika

jenjang sekolah menengah atas. Responden menjelaskan manfaat penggunaan radioaktivitas secara sederhana termasuk mengembangkan materi dengan arah pemanfaatan radioaktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan-penjelasan yang diungkap responden termasuk memadai.

Jawaban dari pertanyaan butir 3 tentang pendekatan, metode dan strategi pembelajaran konsep radioaktivitas dan teknologi nuklir tidak terlalu bervariasi. Sebagian besar responden menjawab dengan menuliskan rumusan metode ceramah dan diskusi. Hanya sedikit yang mengemukakan penggunaan metode simulasi. Padahal fenomena reaksi fisi dan fusi pada teknologi nuklir akan lebih menarik dan aman dengan menggunakan metode animasi atau demonstrasi visual. Hanya sebagian responden yang mengembangkan pendekatan dan strategi pembelajaran secara lebih rinci. Pendekatan pembelajaran untuk konsep teknologi nuklir yang dipilih dengan melakukan kunjungan ke Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), pusat kajian atau penelitian pemanfaatan tenaga nuklir pada perguruan tinggi, bagian radiologi nuklir pada rumah sakit rumah sakit. Adapun strategi pembelajaran yang disarankan berupa kerja kelompok dan kajian individual serta pengembangan suatu proyek.

Jawaban dari pertanyaan butir 4 tentang pemanfaatan (positif) dan dampak (negatif) penerapan tenaga nuklir manfaat teknologi nuklir cukup bervariasi. Responden mengemukakan bahwa manfaat teknologi nuklir antara lain adalah untuk sumber tenaga pembangkit listrik (PLTN) dan membantu di bidang kedokteran. Sebagian responden yang mengemukakan manfaat teknologi nuklir dalam bidang rekayasa genetik, bidang pertanian, bidang industri, bidang komunikasi, dan bidang pertahanan. Sedangkan dampak negatifnya sebagian besar responden mengatakan bahwa kebocoran radiasi nuklir merupakan akibat paling merugikan dari penerapan teknologi nuklir ini.

Jika dilihat dari skor total kemampuan mahasiswa dalam menjawab konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir, maka dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok seperti ditunjukkan Tabel 1.

(6)

Tabel 1. Distribusi skor total kemampuan mahasiswa berdasarkan rerata nilai Fisika Dasar (N=75)

No Kelompok skor Total Rerata Skor (Ketercapaian) Rata-rata Nilai Fisdas 1 Kelompok Tinggi (Lebih dari 310) 320,00 (80,90%) 3,47 2 Kelompok Sedang (310 s.d. 291) 302,52 (75,38%) 2,93 3 Kelompok (290 s.d. 270) Rendah (71,80%) 287,20 2,64 Rata-rata 303,24 (76,03%) 3,01

Keterangan: Skor ideal kelompok Tinggi adalah 400

Kemampuan mahasiswa pada kelompok tinggi, sedang, dan rendah yang menjawab empat pertanyaan tentang konsep dasar, prinsip dan penerapan teknologi nuklir berturut-turut dengan skor rata-rata sebesar 320,00, 302,52, dan 287,20 serta rata-ratanya 303,24 (76,03%). Ketercapaian jawaban mahasiswa terkait dengan konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir terhadap skor ideal untuk semua kelompok berada diatas 70%. Urutan rerata skor dari ketiga kelompok diikuti dengan urutan rata-ra nilai mata kuliah Fisika Dasar yaitu 3,47; 2,93; dan 2,64 serta rata-ratanya 3,01. Kecenderungan skor kemampuan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan konsep dasar, prinsip dan penerapan teknologi nuklir secara sederhana menunjukkan bahwa kelompok tinggi, sedang dan rendah berturut-turut menurun pada nilai Fisika Dasar.

4.3. Hubungan Prestasi Belajar Mahasiswa

dengan Kemampuan Pemahaman

Konsep Dasar, Prinsip, dan Penerapan Teknologi Nuklir

Berdasarkan pengolahan data penelitian prestasi belajar dan kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir dengan menggunakan software statistik SPSS versi 16.0, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut: (1) standar deviasi untuk rerata nilai Fisika Dasar dan kemampuan pemahaman terhadap konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir masing-masing sebesar 0,65 dan 13,12 (2) terdapat hubungan antara nilai Fisika Dasar dan kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir sebesar 0,483 atau katagori sedang.

5. KESIMPULAN

Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Fisika Dasar dan pemahaman mahasiswa dalam konsep, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir pada katagori sedang. Pemahaman mahasiswa dalam konsep, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir bervariasi terutama pada variabel konsep teknologi nuklir dan pemanfaatan serta dampak penggunaan teknologi nuklir dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil penelitian ini berimplikasi perlu diperluas dan diperkayanya materi fisika dasar yang menjadi pengembangan konsep, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir, perlu diperkenalkannya berbagai manfaat dan berbagai dampak positif dan negatif dari pengembangan teknologi nuklir dalam kehidupan sehari-hari, dan perlu dilakukan kajian terhadap faktor-faktor lain (selain nilai mata kuliah Fisika Dasar) yang dimungkinkan berpengaruh pada pemahaman mahasiswa terhadap konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir sehingga mahasiswa akan semakin tumbuh sikap positif terhadap peningkatan peran serta teknologi nuklir dalam menyejahterakan umat manusia.

6. UCAPAN TERIMA KASIH

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan; Ketua Jurusan MIPA, Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, Rekan-rekan pengajar pada Prodi Pendidikan Fisika serta para mahasiswa yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

7. DAFTAR PUSTAKA

1. SAMBAS, A.M dan MAMAN, A.,

“Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam penelitian”,Pustaka Setia, Bandung (2007).

2. BORG, R.W. dan GALL, M.,

”Educational Research, An Introduction”, Longman, New York (1989).

3. CRESWELL, J.W dan CLARK, V.L.P., “Designing and Conducting Mixed Method Research”, Sage Publ., London (2007). 4. POEDJIADI, A., Memperkenalkan

pendidikan sains teknologi dan masyarakat dalam pendidikan” (Proc. Seminar Sains Teknologi dan Masyarakat PPPG IPA), Bandung (1988).

(7)

5. MUHAMMAD NUR, Pembelajaran fisika (Teknologi Nuklir) dengan pendekatan sains teknologi dan masyarakat (STM), Jurnal Pendidikan 12 (1) (2006) 61-67.

6. BATAN, “Energi Nuklir Sebagai Bagian dari Sistem Energi Nasional Jangka Panjang”, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta (2003).

7. DEPDIKNAS, “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Fisika SMA”, Depdiknas, Jakarta (2006).

8. BATAN. (2011). Informasi Teknologi Nuklir, Badan Tenaga Atom Nasional, Bandung. Available:

http://www.batan.go.id/ index.php

9. DJAROT. (2011). Hoax Hujan Asam dan Teknologi Nuklir,

Available: http://teknologi. kompasiana. com/terapan/ 2011/03/15/ hoax-hujan-asam-dan-teknologi-nuklir/

10. PRAJA, I.A., ANTHONIUS. (2011). Reaktor Nuklir soal manajemen nuklir. Available:

http://regional.kompasiana.com/2011/03/25/ reaktor-nuklir-soal-manajemen-nuklir/

7. DISKUSI Agus Sunarya:

1. Responden yang diambil berapa? 2. Apakah sudah mewakili? 3. Seberapa besar pengaruhnya?

4. Usaha apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan gurunya? Chaerul Rochman :

1. Jumlah responden 75 orang mahasiswa yang telah lulus fisika dasar

2. Karena jumlah mahasiswa yang telah lulus fisika dasar lebih kurang 230 orang, sampel cukup mewakili. Perlu diperluas mungkin untuk seluruh mahasiswa.

3. Pengaruhnya secara kualitatif belum dianalisis.

4. Informasi terhadap nuklir yang lebih komprehensif, kerjasama dengan lembaga terkait (BATAN dan sebagainya)

Tegas Sutondo:

Dari uraian disimpulkan bahwa ada korelasi positif antara prestasi mata pelajaran fisika dasar dengan tingkat pemahaman konsep dasar penerapan teknik nuklir. Apakah juga diteliti korelasi terhadap mata pelajaran lain atau prestasi secara keseluruhan dari mahasiswa?

Chaerul Rochman:

Pada penelitian ini masih terbatas pada mata kuliah fisika dasar, memang sebaiknya perlu dikaji lebih komprehensif. Terima kasih.

Widi Setiawan:

Dari perbandingan antar fenomena riil tentang public acceptance terhadap teknologi nuklir tampak bahwa ada kemungkinan materi yang terlewat dalam proses pendidikan fisika nuklir, yaitu konsep pemanfaatan agar dampak negatif seminimal mungkin. Konsep tersebut dapat dikembangkan mulai dari kecelakaan terparah yang mungkin terjadi dalam reaksi fisi. Pendidik harus mengarah pada solusi untuk mengantisipasi hal tersebut diawali dengan konsep.

Chaerul Rochman:

Perlu pemberian informasi yang komprehensif tentang konsep dan dampak teknologi nuklir secara terus menerus dan berkesinambungan agar tumbuh kesadaran yang laten antara perlunya pemanfaatan dan kewaspadaan terhadap risiko (dampak).

Gambar

Gambar  1.  Diagram  distribusi  nilai  Fisika  Dasar  mahasiswa calon guru fisika.
Gambar  2.  Diagram  distribusi  skor  kemampuan  mahasiswa  dalam  pemahaman  konsep  dasar,  prinsip  dan  penerapan  teknologi  nuklir
Tabel  1.  Distribusi  skor  total  kemampuan  mahasiswa  berdasarkan  rerata  nilai  Fisika  Dasar   (N=75)

Referensi

Dokumen terkait

Masalah utama yang biasa dialami remaja berkaitan dengan perilaku seksual, keinginan untuk bunuh diri, keinginan untuk lari dari rumah, perilaku antisosial, perilaku

Salah satu contoh ma- salah TSP adalah menemukan tour terpendek dari sebuah himpunan n kota yang harus dikunjungi tepat sekali dan balik kembali ke kota awal keberangkatan2. Model

Prinsip keuuran (/era$ity) menurut =eat$# dan Fry (19*) dide!nisikan sebagai menyatakan #al yang sebenarnya dan tidak bo#ong. Keuuran #arus dimiliki peraat

Penelitian ini memiliki dua tujuan utama: (1) untuk mengetahui jenis-jenis proses yang ditemukan dalam pidato Susilo Bambang Yudhoyono pada Konferensi Indonesia di Brasil

Gratia Husada Farma terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti yang telah dikemukakan di atas, yaitu kapasitas gudang untuk menyimpan banyaknya bahan baku yang

Abstract —Pemakaian sistem photovoltaik di gedung VEDC Malang yang digunakan untuk mensuplai beban pertamanan adalah salah satu contoh aplikasi pemanfaatan

Van-Soest mengembangkan analisis serat yang lebih mendekati nilai nutrisi serat kasar untuk ruminansia dengan mempergunakan detergent yang mampu memisahkan matrik

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang merupakan pelaksana pemerintah daerah di bidang perindustrian dan perdagangan dan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam