• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN ALAT BANTU DAN ALAT UKUR REGULATOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBAHASAN ALAT BANTU DAN ALAT UKUR REGULATOR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBAHASAN ALAT BANTU DAN ALAT UKUR

REGULATOR

Alat bantu dan alat ukur merupakan bahan objek yang dapat memudahkan pengguna untuk mengukur dan mengatur besaran suatu tekanan. Terdapat berbagai jenis alat bantu dan ukur diantaranya, Thermometer yang digunakan untuk mengukur suhu, Penggaris digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, Regulator biasanya digunakan untuk mengukur suatu tekanan gas yang akan dipakai, dan lain sebagainya. Mengatur adalah mengendalikan suatu objek sehingga dapat memberikan besaran yang hendak dipakai.

Pengertian di atas memberikan suatu acuan untuk mengetahui apa yang harus dipergunakan apabila ingin melakukan pengukuran dengan menggunakan alat bantu.

1. Pengertian Regulator

Regulator adalah alat pengatur tekanan yang berfungsi sebagai penyalur dan mengatur serta menstabilkan tekanan gas yang keluar dari tabung supaya aliran gas menjadi konstan. Regulator memiliki berbagai macam, diantaranya yaitu

1.1. Regulator Oxygen

Regulator Oxygen atau disebut juga sebagai O2 Gas Pressure Regulator adalah alat pengaturan yang dipasang pada katup dan pada sumber oksigen (Oxgen) untuk disalurkan ke pasien, Regulator Oxygen diperlukan untuk pengaturan keluarnya oksigen sesuai dengan kebutuhan dari masing masing pemakai. Setiap kebutuhan masing masing pemakaian atau pasien adalah berbeda, oleh karena itu Regulator Oxygen sangat diperlukan untuk pengaturan agar aman untuk oksigen yang masuk ke dalam pernapasan.

(2)

Gambar 1.1. Regulator Oxygen

1.2.Regulator LPG (Liquid Petroleum Gases)

(3)

1.3. Regulator Acetylene

Gambar 1.3. Regulator Acetylene

1.4. Regulator CO2

Gambar 1.4. Regulator CO2

Pada umumnya Regulator terdiri dari beberapa bagian, untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini

(4)

Keterangan: 1. Penutup regulator 2. Pegas beban 3. Karet membrane 4. Saluran keluar 5. Kunci pemutar 6. Bantalan katup 7. Penghubung mekanis 8. Badan regulator 9. Spindel katup 10. Cincin perapat

Bahan-bahan dasar sebuah regulator antara lain: a) Paduan Zn

Bahan paduan harus mempunyai daya tahan dan keamanan yang dibuat dari paduan Zn dengan cara tempa panas dimana standar mutu tercantum di dalam ISO 301:1981. Regulator harus memiliki sifat anti karat; daya tahan terhadap gas LPG, tidak berubah bentuk pada suhu 80 °C dan memiliki kekuatan impak minimal 14,7 Nm (1,5 kg.m).

b) Buningan (brass)

Bahan komponen metal seperti spindel katup dan pengunci spindel katup terbuat dari kuningan dengan cara tempa panas dimana standar mutu tercantum di dalam ISO 426-1 dan ISO 426-2: 1983, yang memiliki sifat anti karat, tidak keropos dan memiliki kekuatan

impak minimal 7,35 Nm (0,75 kg.m). c) Karet

Bahan komponen karet membran (rubber diaphragm), bantalan katup (valve pad) dan cincin perapat yang terbuat dari bahan karet yang tidak lekat; bebas dari pori-pori, partikel asing dan mempunyai permukaan yang halus, rata serta tidak ada lekukan. Bahan karet ini memiliki kekuatan termoplastik dan termoset dibuat dengan cara injeksi tekanan tinggi.

d) Plastik

(5)

2.

Kegunaan Regulator Acetylene

Regulator yang akan dibahas, yaitu Regulator Acetylene atau pada umumnya dikenal dengan Regulator Oksi-Asetilen. Regulator tersebut biasanya dipakai sebagai pengatur besaran tekanan gas yang digunakan untuk proses pengelasan. Pada Regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung,alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang. Pada regulator terdapat dua buah alat pengukur tekanan yang disebut manometer. Dua buah manometer yang terdapat pada regulator berfungsi untuk:

a. Mengukur tekanan isi tabung gas. b. Mengukur tekanan kerja las.

Las Gas atau pada umumnya lebih dikenal dengan istilah Las Karbit, sebenarnya adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Proses Las Gas ini menggunakan campuran dari gas Oksigen (O2) serta gas lain sebagai bahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan dalam masyarakat adalah gas Asetilen ( dari kata “acetylene”, dan memiliki rumus

kimia C2H2 ). Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya.

Gas Asetilen ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu Kalsium KARBIDA (orang-orang menyebut karbit) dengan air. Jadi jika Kalsium Karbida ini disiram atau dicelupkan ke dalam air maka akan terbentuk gas Asetilen. Jadi penyebutan nama las karbit hanya untuk mencirikan bahwa gas yang digunakan salah satunya adalah gas Asetilen. Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen:

CaC2 + 2H2O = Ca(OH)2 + C2H2

kalsium karbida air tohor Kapur gas asetilen

Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen. Sifat dari asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun, berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar dan 3500 C),

(6)

3.

Proses Kerja Pengelasan

Pengelasan bisa digambarkan sebagai suatu proses kerja logam aktif di mana batang-batang baja dihubungkan dengan pemanasannya ke titik-lebur, dan membiarkan meleleh terbagi ke fuse atau berpadu menjadi satu.

Gambar 3.1. Skema nyala las oksi-asetilen dan sambungan gasnya

Salah satu dari metoda-metoda pengelasan yang paling populer untuk menggunakan suatu nyala api gas seperti sumber dari panas. Nyala api ini dihasilkan dengan pembakaran suatu gas bahan bakar di hadapan oksigen dari udara, atau dari suatu sumber oksigen yang murni, atau kedua-duanya.

Pengelasan gas adalah seni tentang sambungan atau membuat berbagai batang-batang baja/besi menyatu bersama-sama dengan peleburan dan menggabungkan permukaan-permukaan yang ditengahnya. Hal itu terdiri dari penerapkan suatu nyala api yang dipusatkan dengan kuat pada suatu logam sampai suatu noda kilas di bawah nyala api menjadi yang dilelehkan dan membentuk suatu genangan cairan, ketika dua batang-batang baja/besi meleleh atau genangan dan kubangan meleleh bergerak bersama-sama, tepi-tepi dari kedua lembaran menjadi satu. Proses ini harus dilaksanakan dalam suatu cara yang tidak secara ekstensif melukai batang-batang baja/besi yang sedang dilelehkan.

Kualitas gas yang baik perlu selalu digunakan. Kemurnian gas yang dibuat oleh pabrikan-pabrikan itu harus dicatat; terlihat dan dipertimbangkan dengan seksama. Suatu nyala api pengelasan oksi asitelin yang netral akan menghasilkan suatu temperatur dari 5,600 sampai 5,900 derajat Fahrenheit. Suatu nyala api oksidasi akan menghasilkan suatu temperatur yang sedikit lebih tinggi. Temperatur-temperatur diperlukan untuk melelehkan berbagai batang-batang

(7)

tabel ini, bahwa temperatur dari nyala api oksi asetelin adalah cukup tinggi untuk melelehkan bukan logam umum.

Tabel 3.1 Tingkat Suhu yang Digunakan untuk Melelehkan Suatu Benda

Benda Temperature Pengelasan (ºF)

Aluminium 1215

Kuningan 1640

Perungu 1650

Tembaga 1920

Besi, besi abu 2200

Timah hitam 620

Baja (0,20%) SAE 1020 2800

Patri 420

Timah 450

Seng 785

Ketika oksigen itu dinyalakan pelan-pelan, tepi bagian dalam menjadi kabur dan menjadi bulat, suatu kerucut yang lembut. Ketika hal ini terjadi jangan nyalakan apapun oksigen lagi seperti beberapa peningkatan dari oksigen pada saat sekarang akan mengakibatkan satu nyala Pengoksidasi (maksudnya bahwa di sana tidak ada akses dari oksigen yang akan membakar atau mengoksidasi batang-batang logam yang sedang dipanaskan). Ujung kerucut bagian dalam ini adalah bagian yang terpanas dari nyala api.

Jumlah yang benar dari gas-gas, karena semakin kecil ukuran ujung, mungkin lebih lanjut dideteksi oleh desis obor penyalaan. Nyala api itu perlu memancarkan suatu bunyi yang lembut (dengung), bukan suatu desisan yang tajam, ketika secara benar disesuaikan.

(8)

Gambar 3.1. Skema nyala pengelasan

Keterangan dari gambar 6 yaitu Langkah-langkah direkomendasikan untuk penyalaan obor pengelasan oksiasetelin. A. Membuka klep obor gas karbit sedikit dan penyalaan gas karbit dengan menyalakan korek api. B. Jumlah yang benar dari gas karbit adalah penyaluran langsung jika nyala api melompat jauh dari ujung las ketika obor itu digonyangkan. Atau, C. seperti yang ditunjukkan di sini, suatu turbulent dihasilkan di dalam rumah gas karbit dan asap yang penuh jelaga dihalangkan. D. Mulai memasang oksigen dengan pembukaan klep obor oksigen obor. E. Lanjutkan untuk memutar satu klep obor oksigen sampai nyala api pertengahan hilang dan suatu bagian kerucut yang berkembang terlihat.

4.

Cara Pengerjaan

Terdapat beberapa peralatan yang digunakan pada pengelasan Las Oksi-asetilen, yaitu

4.1. Tabung Oksigen

Tabung oksigen adalah suatu silinder atau botol yang terbuat dari bahan baja yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas oksigen dengan tekanan kerja tertentu.

(9)

2) Ikatlah tabung oksigen erta–erat pada kereta dorong atau pada pegangan yang permanen. 3) Bukalah regulatornya terlabih dahulu dari tabung oksigen bila terpaksa memindahkan

tabung tanpa kereta dorong.

4) Bersihkan sekitar tabung sebelum operasi pengelasan dimulai.

5) Tempatkan alat pamadam kebakaran pada tempat yang mudah dicapai.

4.2. Regulator

Keluarnya gas oksigen dapat diatur dengan alat yang disebut regulator. Regulator adalah alat yang berfungsi sebagai alat untuk mengatur besarnya tekanan kerja. Pada regulator terdapat dua buah alat pengukur tekanan yang disebut manometer. Dua buah manometer yang terdapat pada regolator berfungsi untuk:

1) mengukur tekanan isi tabung gas 2) mengukur tekanan kerja las

Petunjuk praktek penggunaan Regulator:

1) peganglah regulator pada badannya jangan pada manometernya.

2) sebelum membuka katup silinder, tutup katup regulator terlebih dahulu dengan cara memutar baut pngatur berlawanan arah dengan jarum jam hingga terasa longgar.

3) ketika mengatur tekanan kerja, putarlah baut pengatur perlahan – lahan searah dengan jarum jam. Tekanan gas yang tinggi dan tiba – tiba akibat pembukaan baut pengatur secara cepat dan merusak membran dan manometer.

4) berdirilah disamping manometer ketika mengatur tekanan kerja. 5) jangan mengotori regulator dengan minyak atau pelumas.

6) pastikan regulator bekerja dengan baik dan segera ganti bila regulator rusak.

Langkah-langkah untuk penyalaan suatu jenis obor injektor secara umum adalah: 1) Periksa peralatan itu untuk memastikan semua bagian ke dalam kondisi operasi yang baik. 2) Periksa pengatur, atur skrup pengatur-pengatur itu harus diputar semua cara ke luar (searah

jarum jam).

3) Buka klep silinder oksigen dengan sangat pelan-pelan sampai pengukur pengatur tekanan tinggi menjangkau pembacaan maksimumnya, lalu putar klep semua cara terbuka.

(10)

4) Gunakan satu klep silinder gas karbit dengan kunci Inggris, buka pelan-pelan klep silinder gas karbit ¼ sampai ½ putaran. Tinggalkan kunci Inggris pada tempatnya di tangkai katup silinder gas karbit.

5) Buka klep oksigen obor terbuka lebar-lebar (1-1/2 putaran) putar skrup pengatur tekanan berada dalam pengatur oksigen sampai pada tekanan rendah (pembawa) pengukur menunjukkan tekanan kira-kira seperti yang ditunjukkan di dalam tabel berikut, lalu tutup klep oksigen. Ketebalan Logam Ukuran Bor Ujung Las Tekanan Regulator Oksigen (psi) Tekanan Regulator Asetelin (psi) 1/16 1/8 ¼ 56 53 48 8 – 20 11 – 25 12 – 23 5 5 5

6) Buka klep gas karbit obor ½ putaran. Putar dalam skrup pengatur tekanan di dalam regulator gas karbit sampai tekanan rendah (pembawa) pengukur menunjukkan suatu tekanan dari 5 psi. Tutup klep obor gas karbit.

7) Untuk penyalaan, buka klep obor oksigen ¼ putaran. Buka klep obor gas karbit ½ putaran. Nyalakan ujung dengan suatu korek api. Buka lebar klep obor oksigen (1-1/2 putaran) dan lakukan penyesuaian klep obor gas karbit untuk mengamankan nyala api yang diinginkan. 8) Dalam kejadian bahwa tekanan pembawa gas karbit menjadi sangat rendah sehingga suatu

tekanan pembawa dari 5 psi tidak bisa lagi diperoleh, buka klep obor gas karbit di sepanjang jalan, dan putar pengatur tekanan oksigen. skrup pengatur untuk yang ditinggalkan sampai nyala api menunjukkan suatu kelebihan gas karbit untuk memutar baling-baling sekitar empat kali panjang kerucut bagian dalam. Lalu, lakukan penyesuaian klep obor gas karbit untuk memberi nyala api yang diinginkan.

Apabila pengelasan telah selesai maka dianjurkan bahwa perlengkapan dengan sepenuhnya dihentikan. Metoda yang tepat untuk mematikan suatu stasiun adalah sebagai berikut:

(11)

2) Tutup klep silinder (dengan ketat).

3) Buka klep-klep tangan di obor dan biarkan gas-gas itu untuk meloloskan diri.

4) Tunggu sampai kedua-duanya alat pengukur tekanan tinggi dan rendah di kedua-duanya pengatur gas karbit dan oksigen terbaca kosong.

5) Putar skrup pengatur di kedua-duanya pengatur gas karbit dan oksigen dari semua jalan keluar

6) Tutup kedua-duanya klep tangan di obor (dengan ringan) dan gantungkan obor di suatu tempat yang memudahkan.

Jadi intinya dalam metode pengelasan dibutuhkan alat ukur dan alat bantu yaitu regulator, gunanya apabila mengelas kita bisa mengetahui atau mengukur tekanan gas yang akan kita pakai.

Referensi: http://www.migas-indonesia.net http://laskarbit.blogspot.com/2009/03/las-gas-asetilen.html http://wwwainulhuda.blogspot.com/2010_04_01_archive.html http://situsmini.com/mengenal-las-karbit-mdq/ http://tandur.wordpress.com/2009/01/08/hello-world/

Gambar

Gambar 1.1.  Regulator Oxygen
Gambar 1.3.  Regulator Acetylene
Gambar  3.1 . Skema nyala las oksi-asetilen dan sambungan gasnya
tabel  ini,  bahwa  temperatur  dari  nyala  api  oksi  asetelin  adalah  cukup  tinggi  untuk  melelehkan  bukan logam umum
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pemadatan materi seni secara umum dalam satu semester sehingga kelompok 4 dan 5 tidak dapat mencapai enam kompetensi dasar dalam pembelajaran seni tari

Sehingga dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Manajemen Operasional merupakan sebuha kegiatan menciptkana nilai tambah pada proses produksi dalam

Masalah penelitian dibatasi pada pemahaman anak-anak Sekolah Dasar (SD) mengenai hal-hal yang perlu dilakukan jika menghadapi bahaya kebakaran, bahaya orang yang tak

Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak,

Pembelajaran dengan menerapkan metode ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction ) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN 2

Data yang didapat merupakan data kualitatif berupa grafik viabilitas aktivator kompos, tabel kemiringan kurva sebagai indikator pertumbuhan aktivator kompos dengan

Diharapkan melalui metode TGT lebih banyak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembe- lajaran. Apabila anak mengalami sendiri secara aktif dalam proses