• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRAKTEK PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI LINGKUNGAN BELANG-BELANG KELURAHAN MACCINI BAJI KABUPATEN MAROS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRAKTEK PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI LINGKUNGAN BELANG-BELANG KELURAHAN MACCINI BAJI KABUPATEN MAROS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

17

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRAKTEK PENGGUNAAN

GARAM BERIODIUM DI LINGKUNGAN BELANG-BELANG

KELURAHAN MACCINI BAJI KABUPATEN MAROS

Mustamin1, Chaerunnimah1,Sirajuddin1, Indo Uleng2

1

Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar

2

Alumni Diploma III Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar

Abstract

Background: Disorders caused by iodine deficiency (IDD) is a set of symptoms caused

due to deficiency of iodine in the body for long periods. IDD is known to have a close connection with impaired mental development and intelligence. Therefore, the greater the prevalence of IDD problem, will decrease the potential of human resources.

Objective: This study aims to determine how the image of knowledge and practice of the

use of iodized salt in the Belang-Belang Village Maccini Baji Maros.

Methods: This study design used is a descriptive study. The samples were all

housewives who have a toddler in the Belang-Belang Village Maccini Baji Maros as many as 35 people were selected by purposive sampling. Data on knowledge and practice of the use of iodized salt was collected by using interviews with a sample of the questionnaire instrument. Determination of the quality of iodized salt iodine test done on the salt used.

Results: The results of this study showed that the image of the mother's knowledge

about iodized salt is generally less as much as 54.3%. The quality of the salt used is generally good mother as much as 85.7%. For a description of the practice of the use of iodized salt on the type of salt is generally good as much as 77.1%, salt storage method is generally good at 97.1%, the storage location of iodized salt is generally good 62.0%, and how the use of iodized salt is generally less as much as 88.6%.

Conclusion: Conclusion of this study this is the mother of knowledge about iodized salt

is generally less and practice the use of iodized salt is generally good.

Suggestion: It is suggested to related parties to provide information either through

counseling and home visits on iodized salt use practices that are routinely performed

Keywords: Knowledge and Practice Using Iodized Salt

PENDAHULUAN

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multi faktor, oleh karena itu pendekatan

penanggulangannya harus melibatkan berbagsai sektor yang terkait. Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), masalah Kurang Vitamin A

(2)

18

(KVA) dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar (Supariasa, 2012).

Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan karena tubuh kekurangan iodium dalam jangka waktu yang lama. GAKI ini merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. GAKI diketahui mempunyai kaitan yang erat dengan gangguan perkembangan mental dan kecerdasan. Oleh karena itu, semakin besar angka prevalensi masalah GAKI, akan semakin menurun potensi sumber daya manusia. Apabila di suatu wilayah dijumpai penderita gondok lebih dari 10%, maka daerah itu dinyatakan daerah GAKI dan harus dilakukan tindakan penanggulangan GAKI (Adriani, 2013).

Berdasarkan laporan hasil survei konsumsi garam iodium rumah tangga pada tahun 2002 persentase rumah tangga yang mengetahui manfaat dan menggunakan garam beriodium di wilayah perdesaan yang cukup di Sulawesi Selatan sebanyak (72.3%) yang kurang sebanyak (14.65%) dan yang tidak ada sebanyak (13.04%).

Berdasarkan data dari hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2007) didapatkan bahwa persentase rumah tangga yang mempunyai garam cukup iodium di Indonesia adalah 62.3%, sedangkan di kabupaten Maros tidak jauh berbeda dengan angka nasional yaitu 73.6%. Sedangkan hasil Riskesdas tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 77.%.

Hasil penelitian Manullang N, (2013) mengenai Analisis Kandungan Iodium dan Praktek Penggunaan Garam Rumah Tangga Kerja Puskesmas Kale Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi Sulawesi Selatan menunjukkan responden yang menggunakan garam halus sebanyak (55.7%) dan garam curai (12.1%). Sedangkan tempat penyimpanan garam pada umumnya tertutup sebanyak (82.2%) dan terbuka sebanyak (3.3%). Cara penggunaan garam umumnya saat proses pemasakan sebesar (65.9%) dan saat penyajiaan hanya (0.9%). Hal ini menunjukkan bahwa praktek penggunaan garam masih perlu diperhatikan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan dan Praktek Penggunaan Garam Beriodium di Lingkungan Belang-Belang Kelurahan Maccini Baji Kabupaten Maros”.

METODE PENLITIAN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan praktek penggunaan garam beriodium di Lingkungan Belang-belang Kelurahan Maccini Baji Kabupaten Maros. Waktu penelitian pada bulan Desember 2013 sampai bulan Juni 2014.

Sampel adalah semua ibu rumah tangga yang mempunyai balita di Lingkungan Belang-belang Kelurahan Maccini Baji Kabupaten Maros, sebanyak 35 orang. Dengan kriteria: Ibu/keluarga yang bersedia menjadi responden, Ibu yang mempunyai balita, Penduduk tetap di Lingkungan Belang-belang, Ibu dalam kondisi sehat dan Tidak meninggalkan tempat selama pengumpulan data.

Teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Purpossive Sampling

yaitu salah satu teknik pengumpulan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan oleh peneliti.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah menggunakan lembar kuesioner dan alat ukur uji iodine test. Data mengenai pengetahuan dan praktek penggguanaan garam beriodium dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara terhadap responden dengan instrumen kuesioner. Penetuan kualitas garam beriodium dilakukan dengan uji iodine test pada garam yang digunakan. Data yang terkumpul selanjutnya diolah dengan beberapa proses diantaranya editing, coding, tabulasi dan narasi.

HASIL PENELITIAN

Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam Beriodium

Tabel 08

Distrubusi Pengetahuan Ibu tentang Garam Beriodium di Lingkungan Belang-Belang

Kecamatan Lau Kabupaten Maros Pengertahuan Ibu tentang Garam Beriodium n % Baik Kurang 16 19 45.7 54.3 Total 35 100.0

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beriodium yang baik 16 orang (45.7%) dan kurang sebanyak 19 orang (54.3%)

(3)

19

Kualitas Garam Beriodium (Uji Iodina Test)

Tabel 09

Distrubusi Praktek Penggunaan Garam Beriodium tentang Uji Iodina Test Garam di Lingkungan Belang-Belang Kecamatan Lau

Kabupaten Maros Uji Iodina Test

Garam n % Baik Kurang 30 5 85.7 14.3 Total 35 100.0

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya uji iodina test yang baik yaitu 30 orang (85.7%) dan kurang sebanyak 5 orang (14.3%).

Praktek Penggunaan Garam Beriodium Tabel 10

Distrubusi Praktek Penggunaan Garam Beriodium tentang Jenis Garam yang digunakan di Lingkungan Belang-Belang

Kecamatan Lau Kabupaten Maros Jenis Garam yang Digunakan n % Baik Kurang 27 8 77.1 22.9 Total 35 100.0

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya jenis garam yang digunakan adalah baik yaitu 27 orang (77.1%) dan kurang sebanyak 8 orang (22.9%).

Cara Penyimpanan Garam Tabel 11

Distrubusi Praktek Penggunaan Garam Beriodium tentang Cara Penyimpanan Garam di Lingkungan Belang-Belang Kecamatan Lau

Kabupaten Maros Cara Penyimpanan Garam n % Baik Kurang 34 1 97.1 2.9 Total 35 100.0

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya cara penyimpanan garam yang baik yaitu 34 orang (97.1%) dan kurang sebanyak 1 orang (2.9%). Penyimpanan Garam

Tabel 12

Distrubusi Praktek Penggunaan Garam Beriodium tentang Lokasi Penyimpanan Garam yang digunakan di Lingkungan

Belang-Belang Kecamatan Lau Kabupaten Maros Lokasi Penyimpanan Garam n % Baik Kurang 23 12 65.7 34.3 Total 35 100.0

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya lokasi penyimpanan garam yang baik yaitu 23 orang (65.7%) dan kurang sebanyak 12 orang (34.3%).

Cara Penggunaan

Tabel 13

Distrubusi Praktek Penggunaan Garam Beriodium tentang Cara Penggunaan Garam di Lingkungan Belang-Belang Kecamatan Lau

Kabupaten Maros

Cara Penggunaan Garam n % Baik Kurang 4 31 11.4 88.6 Total 35 100.0

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya cara penggunaan garam yang baik yaitu 4 orang (11.4%) dan kurang sebanyak 31 orang (88.6%).

(4)

20

Pengetahuan Ibu dan Praktek Penggunaan Garam Beriodium

Tabel 14

Distribusi Kategori Pengetahuan Ibu tentang Garam Beriodium dan Praktek Penggunaan Garam Beriodium di Lingkungan Belang-Belang

Kecamatan Lau Kabupaten Maros Pengetahuan Ibu tentang

Penggunaan Garam Beriodium

Praktek Penggunaan Garam Beriodium

Baik Kurang

n % n %

Baik 9 25,7 7 20

Kurang 9 25,7 10 28,6

Total 18 51,4 17 48,6

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya pengetahuan ibu tentang garam beriodium yang baik sebanyak 9 orang (25.7%) dan kurang sebanyak 9 orang (25.7%) sedangkan untuk praktek penggunaan garam beriodium yang baik sebanyak 7 orang (20%) dan kurang sebanyak 10 orang (28.6%).

PEMBAHASAN

Iodium merupakan salah satu unsur mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh walaupun dalam jumlah yang relatif kecil. Iodium biasanya terdapat di dalam makanan, setelah diserap dari usus dialirkan ke dalam sirkulasi darah, masuk ke dalam sel kelenjar gondok (Sediaoetama, 2004).

Hasil penelitian yang dilakukan di Lingkungan Belang-Belang Kecamatan Lau Kabupaten Maros menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang garam beriodium pada umumnya kurang sebanyak 54,3% sedangkan yang baik hanya 45.7%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosidi Ali di desa Krajan Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung pada tahun 2008 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang garam beriodium pada umumnya sedang sebanyak 67.5% baik sebanyak 15% dan kurang sebanyak 17.5%.

Kurangnya pengetahuan ibu tentang garam beriodium disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah kurangnya informasi yang ibu peroleh mengenai garam beriodium, rendahnya pendidikan ibu yang sebagian besar hanya sebatas SLTA bahkan ada yang tidak tamat SD dan tidak sekolah. Faktor lain yang ikut berpengaruh adalah tidak adanya keinginan ibu untuk mencari informasi mengenai garam beriodium. Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang ibu berikan saat

diwawancari mengenai garam beriodium sebagian besar ibu tidak tahu.

Uji iodina test adalah salah satu cara untuk mengetahui kandungan iodium dalam garam. Cara mengetahui kandungan iodium adalah dengan cara meneteskan iodine test pada garam. Apabila garam berwarna ungu tua berarti kandungan iodium dalam garam tersebut baik dan bila berwarna ungu muda berarti kandungan iodiumnya kurang (Asriansyah, 2014)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menggunakan garam iodium yang baik sebanyak 85.7% dan kurang 14.3%. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji iodine test yang menunjukkan bahwa sebagian besar berwarna ungu tua (BPS, 2002).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosidi Ali di desa Krajan Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung pada tahun 2008 menunjukkan bahwa hasil uji iodine test garam iodium yang baik sebanyak sebanyak 62.5% dan cukup sebanyak 37.5% (Rosidi, 2008).

Manfaat iodium dalam garam bagi tubuh adalah membantu pemeliharaan kelenjar tiroid, mencegah terjadinya penyakit gondok, merupakan elemen yang penting bagi perawatan rambut dan membantu proses pertumbuhan normal dan kematangan organ reproduksi.

Jenis garam terdiri dari tiga yaitu garam halus, garam curai dan garam bata. Pada umumnya jenis garam yang banyak digunakan di masyarakat saat ini adalah garam halus dan garam kasar (garam curai). Garam yang baik adalah garam yang memiliki kandungan iodium dengan tekstur yang halus, karena garam yang halus memiliki kandungan iodium yang sengaja ditambahkan sesuai dengan kebutuhan standar (BPS, 2002).

(5)

21

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pada umumnya jenis garam yang digunakan ibu di rumah adalah garam halus sebanyak 77.1%, garam bata 17.1% dan garam curai 5.7%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar jenis garam yang ibu gunakan adalah garam yang baik (garam halus).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosidi Ali di desa Krajan Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung pada tahun 2008 menunjukkan bahwa jenis garam yang digunakan oleh responden pada umumnya adalah garam halus yaitu sebesar 80%, garam briket 12.5% dan garam curai 7.5%.

Garam halus merupakan salah satu jenis garam yang banyak digunakan oleh ibu di rumah tangga, karena garam ini mudah diperoleh di masyarakat. Selain itu, garam halus merupakan garam yang dianjurkan oleh pemerintah. Tujuan pemerintah menganjurkan penggunaan garam beriodium adalah untuk mengurangi dan mencegah terjadinya berbagai jenis penyakit diantaranya adalah penyakit gondok dan kreatinin.

Penyimpanan garam beriodium dapat dilakukan dengan berbagai cara. Namun, penyimpanan yang paling baik adalah disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terbuat dari kaca keramik. Garam sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup dan tidak tembus pandang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara penyimpanan garam yang digunakan ibu pada umumnya adalah disimpan dalam keadaan baik (tertutup) sebanyak 97.1% dan kurang baik (terbuka) sebanyak 27.1%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kuncoro Teguh Tri di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali tahun 2004 menunjukkan bahwa cara penyimpanan garam yang dilakukan oleh ibu tentang penyimpanan garam beriodium dengan kategori kurang sebanyak kurang 22.6%, cukup 31.0% dan baik 46.4%.

Tujuan penggunaan wadah tertutup adalah untuk melindungi zat iodium agar tidak terpapar dengan matahari dan panas api. Kandungan iodium biasa menguap jika terpapar dengan panas, sehingga dapat menurunkan kandungan iodium pada garam tersebut. Selain itu, wadah penyimpanan garam sebaiknya ditutup dengan rapat, jika dibiarkan terbuka, maka iodium bisa menguap, lembab dan basah. Gunakan sendok bersih dan kering untuk mengambil garam pada saat ingin digunakan kemudian tutup kembali (Asrinsyah, 2012)

Lokasi penyimpanan garam merupakan salah satu cara untuk mengurangi hilangnya kadar iodium. Iodium dalam garam akan mudah teroksidasi oleh panas dan cahaya. Dengan demikian sebaiknya garam disimpan ditempat yang jauh dari sumber panas dan dalam keadaan tertutup. Lokasi penyimpanan yang paling baik adalah di atas meja atau rak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya lokasi penyimpanan garam yang dilakukan oleh ibu adalah jauh dari sumber panas (rak atau meja) sebanyak 65.7% dan dekat dari sumber panas (kompor) sebanyak 34.4%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Manullang N (2013) di Puskesmas Kale Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi Sulawesi Selatan ditemukan bahwa pada umumnya lokasi penyimpanan garam adalah jauh dari sumber panas sebanyak 71.5% dan yang dekat dengan sumber panas sebanyak 23.8%.

Lokasi penyimpanan garam yang dilakukan oleh responden sebagian besar sudah baik yaitu disimpan jauh dari sumber panas (kompor). Namun, masih ada beberapa responden yang menyimpan garam dekat dari sumber panas. Alasan ibu menyimpan garam dekat dari sumber panas (kompor) adalah agar mudah dijangkau saat akan digunakan.

Cara penggunaan garam yang baik adalah dibubuhi garam saat masakan diangkat dari proses pemasakan dalam keadaan hangat-hangat kuku sehingga kandungan iodiumnya tetap utuh. Jika membubuhinya saat dingin akan lebih baik tetapi kebanyakan masakan akan terasa kurang sedap.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara penggunaan garam

Pada umumnya kurang baik yaitu dilakukan pada saat proses pemasakan berlangsung sebanyak 88.6% dan baik yaitu dilakukan setelah pemasakan sebanyak 11.4%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Manullang N (2013) menunjukkan bahwa responden yang masih menggunakan garam saat proses pemasakan sebanyak 65.9% dan yang menggunakan garam saat makanan dihidangkan di atas meja sebanyak 33.2%.

Penggunaan garam sangat mempengaruhi kadar iodium yang terdapat di dalamnya. Iodium yang sangat mudah menguap akan hilang saat digunakan pada proses pemasakan, sehingga sangat dianjurkan unutk menggunakan garam sesat setelah pemasakan atau saat masakan akan dihindangkan.

(6)

22

KESIMPULAN

1. Gambaran pengetahuan ibu tentang garam beriodium pada umumnya kurang sebanyak 54,3%.

2. Kualitas garam yang digunakan ibu pada umumnya baik berdasarkan hasil uji iodina test sebanyak 85.7%.

3. Gambaran praktek penggunaan garam beriodium tentang jenis garam pada umumnya baik sebanyak 77.1%, cara penyimpanan garam pada umumnya baik 97.1%, lokasi penyimpanan garam beriodium pada umumnya baik 62.0%, dan cara penggunaan garam beriodium pada umumnya kurang sebanyak 88.6%.

SARAN

1. Bagi petugas kesehatan di desa Belang-belang sebaiknya memberikan informasi baik melalui penyuluhan maupun kunjungan rumah tentang praktek penggunaan garam beriodium.

2. Bagi pemerintah sebaiknya melakukan survey tentang penggunaan garam beriodium yang dilakukan secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Assyari. (2008). Definisi Dan

Jenis-jenis Pengetahuan.

http://referensiassyariabdullah.blogspot. com (diakses, 5 Januari 2014)

Adriani M, Wirjatmadi B. (2013). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta; Kencana Media Group

Almatsier, Sunita. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; PT. Gramedia

Arisman, (2004).Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

Aritonang, Irianton. (2010). Menilai Status Gizi Untuk Mencapai Sehat Optimal. Yogyakarta: Grafina Mediacipta, cv Asriansyah, (2012). Gambaran Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam Beriodium di Desa Karang Intan Kecamatan

KarangKabupatenBanja,http://carapedia .com/manfaat_garam_beriodium_info29 58.html (diakses 2 Juli 2012)

Balitbangkes.(2007). Laporan Hasil Riset Kesehatan Nasional 2007. Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia

BPS, (2002).Laporan Hasil Survei Konsumsi Garam Iodium Rumah Tangga (2002). Jakarta; Departemen Kesehatan dan Bank Dunia

Depkes, 1996. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang.Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Djokomoeljanto, dkk.(2009) Jurnal Gaky Indonesia.Semarang; Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan Depkess RI

Hartati.(2013). Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Rumah Tangga Dalam Penggunaan Garam Beriodium Di Desa Senga Selatan Kecamatan Belopa Di Kabupaten.Politeknik Kesehatan Makassar.Volume. III No.5 (Diakses, 1 Januari 2014)

Manullang, Nurmaya. (2013).Analisis Kandungan Iodium dan Praktek Penggunaan Garam Rumah Tangga Di Wilayah Kerja Puskesmas Kaleke Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Karya Tulis; Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Makassar Muchtadi,Deddy. (2009). Pengantar Ilmu Gizi.

Bandung; Alfabeta,CV

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta; PT. Rineka Cipta Pustaka Utama

Rosidi Ali, (2008). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Garam Beriodium Dengan Ketersediaan Garam Beriodium Pada Tingkat Rumah Tangga Di Desa Krajan Kecamatan Tembarak

Kabupaten Temanggung.

https://www.google.co.id (diakses, 2 Juli 2014)

Sediaoetama, Achmad Djaeni. (2004). Ilmu Gizi. Jakarta; Dian Rakyat

Sediaoetama, Achmad Djaeni. (2010). Ilmu Gizi. Jakarta; Dian Rakyat

Setiarini, EA, dkk. (2012). Tingkat Pengetahuan GAKY Dengan Penanganan Garam beriodium Oleh Ibu Rumah Tangga Di Desa Belah Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan. http://devid.drpsu.com(diakses, 2 Januari 2014)

Supariasa DN, dkk. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta; Buku Kedokteran EGC. Tri Teguh, (2004). Perilaku Penggunaan Dan

Penyimpanan Garam Beriodium Pada Ibu Rumah Tangga Di Daera h Rudal Dan Daerah Urban Di Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali.

http://eprints.undip.ac.id (diakses 2 Juli 2012)

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004 dalam Almatsier Sunita (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; PT. Gramedia

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi paling efektif ekstrak etanol daun Kalanduyung (Guazuma ulmifolia Lam.) yang memiliki diameter zona hambat terbesar terhadap pertumbuhan bakteri

Hasil penelitian tanaman obat di Desa Semandang Kiri Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang, ditemukan 56 spesies dari 38 family yang dimanfaatkan sebagai

Tujuan dari penelitian ini antara lain yaitu menganalisis mekanisme pengadaan beras medium oleh Perum BULOG Sub Divisi Regional Surabaya Utara, menganalisis

Pemilihan dilakukan secara terbuka atau demokrasi, seorang Panglima Laot harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi dengan nelayan dan nelayan berhak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa yang menggunakan pembelajaran dengan Media Lottery Card berkelompok dan pembelajaran dengan

PElYULUHAN TENTANG PEWANAMAN KONSEP DAlAM MATEMATIKA KEPADA GURU-GURU KELAS V DAN Vl SEKOLAH DASAR.. Dl KECAMLTAW PADAWG BARAT KODYA

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia

Sebenarnya tidak ada konsep umum yang tepat mengenai sistem pengendalian internal (internal control) terhadap kas yang secara mutlak baik untuk diterapkan di semua