• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Singaraja. Oktober Pada Oktober 2017 Kota Singaraja mengalami deflasi sebesar 0,38 persen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Singaraja. Oktober Pada Oktober 2017 Kota Singaraja mengalami deflasi sebesar 0,38 persen."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Singaraja

No. 11/11/5108/Th.IV, 3 November 2017

Pada Oktober

2017 Kota

Singaraja

mengalami deflasi

sebesar 0,38

persen.

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BULELENG

Perkembangan Indeks Harga

Konsumen/Inflasi Kota Singaraja

Oktober 2017

Pada bulan Oktober 2017 di Kota Singaraja tercatat deflasi sebesar 0,38 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 135,67. Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,42 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 1,85 persen.

 Deflasi ditunjukkan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,96 persen.

 Komoditas yang tercatat memberikan andil/sumbangan deflasi pada bulan Oktober 2017 antara lain: cabai rawit, daging ayam ras, bawang merah, tempe, apel, tepung terigu, cumi-cumi, ketimun, tongkol pindang, tomat sayur, tongkol/ambu-ambu, layang/benggol, minyak goreng, bayam dan sawi hijau.

• Dari 82 kota, 38 kota tercatat mengalami deflasi dan 44 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Palu (Sulawesi Tengah) sebesar 1,31 persen dan terendah tercatat di Palopo (Sulawesi Selatan) sebesar 0,01 persen. Sedangkan inflasi tertinggi tercatat di Tual (Maluku) sebesar 1,05 persen dan terendah tercatat di Surakarta (Jawa Tengah) dan Cilegon (Banten) masing-masing sebesar 0,01 persen.

 Jika diurutkan dari deflasi tertinggi, maka Singaraja menempati urutan ke-15 dari 38 kota yang mengalami

(2)

1.

Inflasi Bulan Oktober 2017

Hasil pemantauan BPS pada bulan Oktober 2017, Kota Singaraja mengalami deflasi sebesar 0,38 persen, atau Indeks Harga Konsumen (IHK) turun dari 136,19 pada September 2017 menjadi 135,67 pada Oktober 2017. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari - Oktober) 2017 sebesar 0,42 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) sebesar 1,85 persen.

Gambar 1

Perkembangan Inflasi Kota Singaraja, Oktober 2015-Oktober 2017

Deflasi ditunjukkan oleh turunnya indeks yang hanya tercatat pada kelompok bahan makanan sebesar 1,96 persen. Lima kelompok lainnya mengalami peningkatan indeks atau inflasi dengan urutan: kelompok sandang sebesar 0,79 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,42 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,30 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,12 persen serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak mengalami perubahan indeks.

Tabel 1

Laju Inflasi Oktober 2017, Tahun Kalender 2017, dan

Oktober 2017 Terhadap Oktober 2016 Menurut Kelompok Pengeluaran Kota Singaraja

Kelompok Pengeluaran IHK Agustus 2017 IHK Oktober 2017 Laju Inflasi Oktober 2017*) Laju Inflasi Tahun 2017**) Laju Inflasi Tahun ke Tahun***) 1. Bahan Makanan 135,12 132,47 -1,96 -9,20 -5,26

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 147,49 147,93 0,30 2,78 3,01 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 138,11 138,27 0,12 4,05 4,06

4. Sandang 139,94 141,05 0,79 5,93 6,97

5. Kesehatan 117,56 118,05 0,42 5,02 5,58

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 130,49 130,49 0,00 7,27 7,27

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 124,93 124,94 0,01 5,80 6,64

Umum 136,19 135,67 -0,38 0,42 1,85

*) Persentase perubahan IHK Oktober 2017 terhadap IHK bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Oktober 2017 terhadap IHK bulan Desember 2016 ***) Persentase perubahan IHK Oktober 2017 terhadap IHK bulan Oktober 2016

Beberapa komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga pada Oktober 2017 antara lain cabai rawit, daging ayam ras, bawang merah, tempe, apel, tepung terigu, cumi-cumi, ketimun,

-1.05

-0.32

(3)

tongkol pindang, tomat sayur, tongkol/ambu-ambu, layang/benggol, minyak goreng, bayam dan sawi hijau. Komoditas yang tercatat mengalami peningkatan harga antara lain: beras, rokok putih, tauge/kecambah, sabun mandi, sepatu laki-laki dewasa, bahan bakar rumah tangga, sepatu anak-anak, jeruk, salak, pisang, dan pembasmi nyamuk bakar.

Pada bulan Oktober 2017, dari tujuh kelompok pengeluaran, hanya satu kelompok pengeluaran yang tercacat memberikan andil/sumbangan deflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,5236 persen. Lima kelompok pengeluaran lainnya tercatat memberikan andil/sumbangan inflasi dengan urutan yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,0628 persen; kelompok sandang 0,0338 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,0301 persen; kelompok kesehatan 0,0166 persen serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,0011 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga tercatat tidak memberikan andil/sumbangan inflasi.

Tabel 2

Sumbangan (Andil) Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Kota Singaraja Oktober 2017

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi

1. Bahan Makanan -0,5236

2, Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,0628 3, Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0,0301

4, Sandang 0,0338

5, Kesehatan 0,0166

6, Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0,0000

7, Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,0011

Umum -0,3792

Gambar 2

Laju Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Kota Singaraja Oktober 2017

-2.00 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 -1.96 0.00 0.01 0.12 0.30 0.42 0.79

BAHAN MAKANAN PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU KESEHATAN

(4)

2.

Perbandingan Inflasi Tahunan

Laju inflasi tahunan bulan Oktober 2017 tercatat sebesar -0,38 persen, laju inflasi tahun kalender (Januari – Oktober) 2017 sebesar 0,42 persen, dan laju inflasi ”Year on Year” (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) sebesar 1,85 persen. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2016 : inflasi Oktober 2016 sebesar -0,32 persen, laju inflasi tahun kalender (Januari – Oktober) 2016 sebesar 3,10 persen, dengan tingkat inflasi ”Year on Year” (Oktober 2016 terhadap Oktober 2015) sebesar 5,02 persen.

Tabel 3

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, dan Year on Year, Kota Singaraja Tahun 2015 – 2017

Inflasi 2016 2017

1. Oktober -0,32 -0,38

2. Kumulatif Oktober 3,10 0,42

3. Oktober (YoY) 5,02 1,85

3

Uraian Menurut Kelompok Pengeluaran

3.1 Bahan Makanan

Indeks kelompok bahan makanan pada bulan Oktober 2017 tercatat sebesar 132,47 sedangkan bulan sebelumnya sebesar 135,12 sehingga terhitung deflasi sebesar 1,96 persen. Dari sebelas subkelompok yang termasuk dalam kelompok ini, sembilan subkelompok tercatat mengalami penurunan indeks atau deflasi yaitu: subkelompok bumbu-bumbuan 11,06 persen; subkelompok ikan segar 5,43 persen; subkelompok daging dan hasil-hasilnya 3,69 persen; subkelompok ikan diawetkan 3,28 persen; subkelompok kacang-kacangan sebesar 2,20 persen; subkelompok sayur-sayuran 1,82 persen; subkelompok lemak dan minyak 1,08 persen; subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya 0,48 persen serta subkelompok buah-buahan sebesar 0,05 persen. Satu subkelompok tercatat mengalami peningkatan indeks atau inflasi yaitu: subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 0,89 persen. Sedangkan subkelompok bahan makanan lainnya tidak mengalami perubahan indeks.

Komoditas yang tercatat memberikan sumbangan deflasi dari urutan terbesar pada kelompok ini adalah: cabai rawit 0,1793 persen; daging ayam ras 0,1346 persen; bawang merah 0,1007 persen; tempe 0,0311 persen; apel 0,0304 persen; tepung terigu 0,0284 persen; cumi-cumi 0,0273 persen; ketimun 0,0214 persen; tongkol pindang 0,0182 persen; tomat sayur 0,0182 persen; tongkol/ambu-ambu 0,0180 persen; layang/benggol 0,0150 persen; minyak goreng 0,0136 persen dan bayam 0,0096 persen.

Sedangkan urutan komoditas yang tercatat memberikan sumbangan inflasi terbesar di kelompok ini adalah: beras 0,1178 persen; tauge/kecambah 0,0341 persen; jeruk 0,0106 persen; salak 0,0105 persen; pisang 0,0100 persen; kangkung 0,0046 persen; garam 0,0045 persen; penyedap masakan/vetsin 0,0012 persen; susu kental manis 0,0001 persen. Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,5236 persen.

(5)

3.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau pada bulan Oktober 2017 sebesar 147,93 sedangkan bulan sebelumnya sebesar 147,49 sehingga terhitung inflasi sebesar 0,30 persen. Dari tiga subkelompok yang termasuk pada kelompok ini, dua subkelompok tercatat mengalami peningkatan indeks atau inflasi yaitu: subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 1,08 persen dan subkelompok makanan jadi sebesar 0,08 persen. Sedangkan subkelompok minuman yang tidak beralkohol tercatat mengalami penurunan indeks atau deflasi sebesar 0,01 persen.

Komoditas pada kelompok pengeluaran ini yang tercatat memberikan andil terhadap deflasi adalah sabun detergen bubuk/cair 0,0060 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah: rokok putih 0,0472 persen; makanan ringan/snack 0,0093 persen; minuman ringan 0,0062 persen; rokok kretek filter 0,0037 persen; rokok kretek 0,0030 persen dan minuman kesegaran 0,0025 persen. Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0628 persen.

3.3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Indeks kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar pada bulan Oktober 2017 tercatat 138,27 sedangkan bulan sebelumnya 138,11 sehingga terhitung inflasi sebesar 0,12 persen. Dari empat subkelompok yang termasuk pada kelompok ini, dua subkelompok yang tercatat mengalami peningkatan indeks atau inflasi yaitu: subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,42 persen serta subkelompok penyelenggaraan rumahtangga sebesar 0,24 persen. Dua subkelompok lainnya tercatat tidak mengalami perubahan indeks yaitu: subkelompok biaya tempat tinggal dan subkelompok perlengkapan rumahtangga.

Komoditas pada kelompok ini yang tercatat memberikan sumbangan deflasi adalah : sabun detergen bubuk/cair 0,0060 persen. Sedangkan komoditas yang tercatat memberikan sumbangan inflasi di kelompok ini adalah: bahan bakar rumah tangga 0,0140 persen; pembasmi nyamuk bakar 0,0095 persen; lampu TL/neon/PL/XL 0,0071 persen; bola lampu 0,0053 persen dan sabun cair/cuci piring 0,0002 persen. Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0301 persen.

3.4 Sandang

Indeks kelompok sandang pada bulan Oktober 2017 adalah 141,05 sedangkan bulan sebelumnya 139,94 sehingga terhitung inflasi sebesar 0,79 persen. Dari empat subkelompok yang termasuk pada kelompok pengeluaran ini, keempat subkelompok tercatat mengalami peningkatan indeks atau inflasi yaitu: subkelompok sandang laki-laki sebesar 1,28 persen; subkelompok sandang anak-anak sebesar 1,03 persen; subkelompok sandang wanita sebesar 0,32 persen dan subkelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 0,15 persen.

Komoditas pada kelompok ini yang tercatat memberikan sumbangan deflasi adalah: emas perhiasan sebesar 0,0004 persen. Sedangkan komoditas yang tercatat memberikan sumbangan inflasi di kelompok ini adalah: sepatu laki-laki dewasa 0,0146 persen; sepatu anak-anak 0,0118 persen; baju kaos berkerah 0,0038 persen; sandal kulit 0,0015 persen; handuk 0,0011 persen;

(6)

celana panjang jeans 0,0007 persen; kemeja pendek katun 0,0004 persen dan kemeja pendek wanita 0,0003 persen. Kelompok pengeluaran ini tercatat memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0338 persen.

3.5 Kesehatan

Indeks kelompok kesehatan pada bulan Oktober 2017 tercatat sebesar 118,05 sedangkan bulan sebelumnya sebesar 117,56 sehingga terhitung inflasi sebesar 0,42 persen. Dari empat subkelompok yang termasuk pada kelompok ini, hanya satu subkelompok tercatat mengalami peningkatan indeks atau inflasi yaitu: subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,97 persen. Sedangkan tiga subkelompok lainnya tercatat tidak mengalami perubahan indeks yaitu subkelompok jasa kesehatan, subkelompok obat-obatan dan subkelompok jasa perawatan jasmani.

Komoditas pada kelompok ini yang tercatat memberikan sumbangan inflasi adalah sabun mandi sebesar 0,0166 persen. Kelompok pengeluaran ini tercatat memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0166 persen.

3.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Indeks kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada bulan Oktober 2017 tercatat 130,49 sedangkan bulan sebelumnya juga sebesar 130,49 sehingga terhitung tidak mengalami inflasi. Lima subkelompok yang termasuk pada kelompok ini yaitu: subkelompok pendidikan, subkelompok kursus-kursus/pelatihan, subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan, subkelompok rekreasi dan subkelompok olahraga.

3.7 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Indeks kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada bulan Oktober 2017 tercatat 124,94 sedangkan bulan sebelumnya sebesar 124,93 sehingga kelompok pengeluaran ini tercatat inflasi sebesar 0,01 persen. Dari empat subkelompok yang termasuk pada kelompok ini, hanya satu subkelompok yang tercatat mengalami peningkatan indeks atau inflasi, yaitu: subkelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 0,08 persen. Sedangkan tiga subkelompok lainnya tidak tercatat mengalami perubahan indeks. Ketiga subkelompok tersebut adalah subkelompok transpor, subkelompok komunikasi dan pengiriman, serta subkelompok jasa keuangan.

Komoditas pada kelompok ini yang tercatat memberikan sumbangan inflasi adalah: helm sebesar 0,0011 persen. Kelompok pengeluaran ini tercatat memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0011 persen.

(7)

Tabel 4

Indeks Harga Konsumen, Tingkat Inflasi, dan Sumbangan Inflasi menurut Kelompok Pengeluaran Kota Singaraja Agustus 2017 dan Oktober 2017 (2012=100)

Kelompok/Subkelompok Indeks September 2017 Indeks Oktober 2017 Perubahan (%) Sumbangan Inflasi I BAHAN MAKANAN 135,12 132,47 -1,96 -0,5236

a. Padi-padian, Umbi-umbian, dan Hasilnya 132,17 133,35 0,89 0,0894

b. Daging dan Hasil-hasilnya 132,62 127,73 -3,69 -0,1346

c. Ikan Segar 126,27 119,41 -5,43 -0,0833

d. Ikan Diawetkan 105,89 102,42 -3,28 -0,0182

e. Telur, Susu, dan Hasil-hasilnya 131,46 130,83 -0,48 -0,0085

f. Sayur-sayuran 141,02 138,45 -1,82 -0,0382

C Kacang-kacangan 158,39 154,90 -2,20 -0,0314

h. Buah-buahan 168,03 167,95 -0,05 -0,0008

I Bumbu-bumbuan 149,13 132,63 -11,06 -0,2839

j. Lemak dan Minyak 111,98 110,77 -1,08 -0,0141

k. Bahan Makanan Lainnya 138,18 138,18 0,00 0,0000

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, DAN

TEMBAKAU 147,49 147,93 0,30 0,0628

a. Makanan Jadi 144,37 144,48 0,08 0,0093

b. Minuman Tidak Beralkohol 138,00 137,98 -0,01 -0,0004

c. Tembakau dan Minuman Beralkohol 165,38 167,16 1,08 0,0539

III PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS, DAN BAHAN

BAKAR 138,11 138,27 0,12 0,0301

a. Biaya Tempat Tinggal 135,28 135,28 0,00 0,0000

b. Bahan Bakar, Penerangan, dan Air 152,16 152,80 0,42 0,0264

c. Perlengkapan Rumahtangga 141,25 141,25 0,00 0,0000 d. Penyelenggaraan Rumahtangga 118,83 119,12 0,24 0,0037 IV SANDANG 139,94 141,05 0,79 0,0338 a. Sandang Laki-Laki 148,46 150,36 1,28 0,0172 b. Sandang Wanita 132,48 132,91 0,32 0,0041 c. Sandang Anak-Anak 144,94 146,44 1,03 0,0118

d. Barang Pribadi dan Sandang Lain 128,53 128,72 0,15 0,0007

V KESEHATAN 117,56 118,05 0,42 0,0166

a. Jasa Kesehatan 108,39 108,39 0,00 0,0000

b. Obat-obatan 124,17 124,17 0,00 0,0000

c. Jasa Perawatan Jasmani 111,55 111,55 0,00 0,0000

d. Perawatan Jasmani dan Kosmetika 125,21 126,43 0,97 0,0166

VI PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA 130,49 130,49 0,00 0,0000

a. Pendidikan 137,58 137,58 0,00 0,0000

b. Kursus-kursus/Pelatihan 101,38 101,38 0,00 0,0000

c. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 122,57 122,57 0,00 0,0000

d. Rekreasi 121,92 121,92 0,00 0,0000

E Olahraga 107,16 107,16 0,00 0,0000

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN 124,93 124,94 0,01 0,0011

a. Transpor 132,82 132,82 0,00 0,0000

b. Komunikasi dan Pengiriman 99,52 99,52 0,00 0,0000

c. Sarana dan Penunjang Transpor 132,58 132,68 0,08 0,0011

d. Jasa Keuangan 126,65 126,65 0,00 0,0000

(8)

4.

Perbandingan Inflasi Kota Singaraja dengan Kota Lain di Indonesia Oktober

2017

Dari 82 kota, 38 kota tercatat mengalami deflasi dan 44 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Palu (Sulawesi Tengah) sebesar 1,31 persen dan terendah tercatat di Palopo (Sulawesi Selatan) sebesar 0,01 persen. Sedangkan inflasi tertinggi tercatat di Tual (Maluku) sebesar 1,05 persen dan terendah tercatat di Surakarta (Jawa Tengah) dan Cilegon (Banten) masing-masing sebesar 0,01 persen.

Tabel 5

Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi/Deflasi 82 Kota bulan Oktober 2017

Kota IHK (%) 1 PALU 130,33 -1,31 2 AMBON 126,11 -1,28 3 BAU-BAU 131,22 -1,08 4 KENDARI 124,87 -0,81 5 TANJUNG 127,96 -0,74 6 PARE-PARE 124,69 -0,60 7 WATAMPONE 126,09 -0,51 8 KUPANG 128,90 -0,50 9 BULUKUMBA 135,64 -0,49 10 MAMUJU 128,93 -0,48 11 PALANGKARAYA 126,20 -0,46 12 BANJARMASIN 130,06 -0,40 13 TARAKAN 139,42 -0,40 14 MAUMERE 123,34 -0,39 15 SINGARAJA 135,67 -0,38 16 GORONTALO 125,87 -0,36 17 MANOKWARI 124,22 -0,36 18 PONTIANAK 139,66 -0,34 19 SORONG 128,54 -0,30 20 MAKASSAR 130,24 -0,28 21 BALIKPAPAN 133,21 -0,22 22 DEPOK 128,31 -0,19 23 JEMBER 125,62 -0,17 24 PROBOLINGGO 125,79 -0,17 25 SAMARINDA 132,77 -0,17 26 SEMARANG 127,88 -0,15 27 BENGKULU 138,63 -0,12 28 KEDIRI 125,94 -0,12 29 KUDUS 135,39 -0,09 30 JAYAPURA 128,92 -0,09 31 TASIKMALAYA 128,44 -0,08 32 PANGKAL PINANG 134,99 -0,07 33 TANGERANG 136,70 -0,06 34 MANADO 128,18 -0,06 35 DENPASAR 125,58 -0,05 36 BANDUNG 128,17 -0,03 37 TANJUNG PINANG 129,13 -0,02

(9)

...Lanjutan Tabel 5 Kota IHK (%) (1) (2) (3) 38 PALOPO 127,47 -0,01 39 SURAKARTA 124,65 0,01 40 CILEGON 136,75 0,01 41 CILACAP 132,15 0,02 42 MALANG 130,10 0,02 43 BIMA 131,48 0,02 44 SUMENEP 125,93 0,03 45 JAMBI 127,61 0,05 46 SURABAYA 129,92 0,05 47 LUBUKLINGGAU 126,87 0,06 48 DKI JAKARTA 130,02 0,06 49 CIREBON 125,53 0,07 50 BEKASI 126,22 0,07 51 DUMAI 132,29 0,08 52 PALEMBANG 127,29 0,08 53 SUKABUMI 129,23 0,08 54 MATARAM 127,52 0,08 55 TEMBILAHAN 134,07 0,09 56 PURWOKERTO 126,83 0,09 57 BANYUWANGI 125,21 0,09 58 LHOKSEUMAWE 126,00 0,10 59 BANDAR LAMPUNG 130,42 0,11 60 SAMPIT 129,99 0,13 61 MADIUN 127,88 0,14 62 PEMATANG SIANTAR 135,10 0,15 63 SERANG 138,91 0,15 64 PADANGSIDIMPUAN 128,21 0,16 65 YOGYAKARTA 126,98 0,16 66 BANDA ACEH 124,08 0,17 67 SINGKAWANG 131,46 0,17 68 PADANG 134,69 0,19 69 TEGAL 126,46 0,21 70 METRO 136,77 0,23 71 MEDAN 135,63 0,24 72 BOGOR 130,77 0,26 73 MEULABOH 129,14 0,28 74 TANJUNG PANDAN 137,14 0,29 75 SIBOLGA 134,58 0,31 76 PEKANBARU 132,09 0,33 77 BUKITTINGGI 127,14 0,41 78 MERAUKE 132,13 0,47 79 TERNATE 132,55 0,52 80 BUNGO 128,69 0,55 81 BATAM 131,12 0,72 82 TUAL 155,24 1,05

(10)

5.

Andil Inflasi Menurut Komponen Pengeluaran Oktober 2017

Komponen inti/core tercatat mengalami inflasi pada Oktober 2017 sebesar 0,41 persen dengan andil inflasi sebesar 0,24 persen, komponen harga diatur pemerintah/administrative tercatat tidak mengalami perubahan indeks/tetap; sedangkan komponen bergejolak/volatile tercatat mengalami deflasi sebesar 4,06 persen dengan andil deflasi sebesar 1,03 persen.

Tabel 6

Tingkat Inflasi Oktober 2017, Tahun Kalender 2017, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Komponen Kota Singaraja

Komponen IHK September 2017 IHK Oktober 2017 Tingkat Inflasi Oktober 2017(%) Tingkat Inflasi Tahun Kalender 2017(%) Tingkat Inflasi Tahun ke Tahun 2017(%) Andil Inflasi Oktober 2017 (%) 1. Inti (Core) 132,91 133,09 0,14 2,80 2,94 0,08

2. Harga Diatur Pemerintah

(Administrative) 154,09 154,75 0,43 11,50 12,41 0,07

3. Bergejolak (Volatile) 134,12 131,22 -2,16 -10,65 -6,48 -0,53

Umum 136,19 135,67 -0,38 0,81 1,85 -0,38

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mendengar penjelasan dan diskusi tentang bantuan hukum dalam gugatan perdata, mahasiswa memahami sejarah mula bantuan hukum dan

Sehingga pada lintasan parallel gerak maneuver kapal akan lebih memutar dan menghasilkan jarak error antara titik waypoint dan posisi wahana yang lebih besar. Nilai error terhadap

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan nikmat yang di berikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Pengeluaran sekolah berhubungan dengan pembayaran keuangan sekolah untuk pembelian sumber atau input dari proses sekolah seperti tenaga administrasi, guru, bahan-bahan,

peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa setelah diajar dengan strategi collaborative learning telah berada pada kategori tinggi dilihat dari skor

Berjuang dalam wadah komunisme, Tan Malaka justru sebagai nasionalis yang tuntas dalam berbagai tindakannya. Akan tetapi perhatian yang sangat besar ia kerahkan kepada

Pola baru tafsir Indonesia modern adalah keberadaan corak pendidikan dalam tafsir.Upaya Mahmud Yunus dalam Tafsir Al-Qur’a>n Karim bertujuan untuk menggali