• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET,

TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM

TAHUN 2014

DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN SEKRETARIAT KABINET RI

(2)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, dan

Sumber Daya Alam Tahun 2015

i

Laporan Kinerja merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban instansi pemerintah kepada publik yang menggambarkan capaian kinerja satu tahun anggaran, yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran instansi masing-masing dengan menjelaskan berbagai keberhasilan maupun kegagalan pencapaian kinerja.

Dalam rangka memberikan laporan hasil pencapaian atas target kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014, Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam melakukan penyusunan Laporan Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014, yang juga merupakan bentuk dari pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini memuat tentang pelaksanaan seluruh program dan kegiatan Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alamyang direncanakan sejak awal sampai dengan akhir Tahun 2014. Dengan adanya laporan ini maka akan terlihat tingkat keberhasilan maupun kegagalan pencapaian target termasuk kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan kegiatan telah direncanakan.

Dengan disusunnya Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 ini diharapkan dapat memberi manfaat terutama sebagai bahan evaluasi di lingkungan Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam, agar capaian kinerja Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam dapat lebih meningkat pada masa-masa mendatang.

Jakarta, Februari 2014

Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam,

Ir. AgustinaMurbaningsih, M.Si

K A T A P E N G A N T A R

(3)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, dan

Sumber Daya Alam Tahun 2015

ii

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN ... ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Gambaran Organisasi I. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi ... 3

II. Struktur Organisasi ... 5

III.Sumber Daya Manusia ... 9

C. Aspek Strategis ... 11

BAB II PERENCANAAN KINERJA... ... 16

A. Gambaran Umum Perencanaan Kinerja.... 16

1. Visi ... 16

2. Misi ……… 17

B. Ikhtisar Penerapan Kinerja ... 18

C. Indikator Kinerja Utama ... 19

D. Indikator Sasaran ... .. 21

E. Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran Strategis ... .. 24

F. Indikator Kinerja Utama ... .. 29

G. Penetapan Kinerja Tahun 2014... .. 30

BAB III CAPAIAN KINERJA ... .. 32

A. Pengukuran Kinerja dan Indikator Kinerja ... .. 32

I. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ... .. 36

II. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ... .. 37

B. Akuntabilitas Keuangan ... .. 54

(4)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, dan

Sumber Daya Alam Tahun 2015

iii

C. Perbandingan Pendanaan 2012-2014 sesuai Renstra Asdep Bidang Prasarana, Riset Teknologi, Sumber Daya Alam

2010-2014……… ... .. 56

D. Pengaruh Kerja ……… 57

E. Kendala ………. 57

F. Upaya Mengatasi Kendala ……… . 59

G. Galeri Kegiatan ………... . 61

BAB IV PENUTUP ... 62

(5)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek

dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

1

A. LATAR BELAKANG

Manajeman kinerja yang berorientasi pada hasil diwujudkan dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Berdasarkan Perarturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, SAKIP dikembangkan terintegrasi dengan sistem perencanaan, sistem penganggaran, sistem perbendaharaan, dan akuntabilitas pemerintahan. Sistem tersebut terdiri dari sub sistem, yaitu:

1. Perencanaan strategi (strategic planing), yang terdiri atas, antara lain, Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

2. Pengukuran kinerja (performance measurement), yaitu penghitungan capaian kinerja.

3. Pelaporan kinerja (performance reporting), yaitu melalui penyusunan Laporan Kinerja (LKj).

4. Evaluasi kinerja (performance evaluation), baik berupa self assestment maupun yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi.

Pelaporan akuntabilitas kinerja yang dituangkan dalam bentuk LAKIP berisi uraian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi suatu instansi pemerintah termasuk didalamnya aspek keuangan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan. LKj berfungsi sebagai :

1. Instrumen untuk melaksanakan reformasi dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat.

2. Cara dan sarana yang efektif untuk mendorong seluruh aparatur pemerintah meningkatkan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dan fungsi-fungsi manajemen kinerja yang taat azas.

P E N D A H U L U A N

BAB I

(6)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek

dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

2

3. Cara dan sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja instansi pemerintah/unit kerja berdasarkan rencana kerja yang jelas dan sistematis dengan sasaran kinerja yang terukur dan berkelanjutan.

4. Alat untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dari setiap pimpinan instansi/unit kerja dalam menjalankan misi dan tugas sehingga dapat dijadikan faktor utama dalam evaluasi kebijakan, program kerja, struktur organisasi dan penetapan alokasi anggaran setiap tahun bagi setiap instansi/unit kerja.

5. Cara dan sarana untuk mendorong usaha penyempurnaan struktur organisiasi, kebijakan publik, ketatalaksanaan, mekanisme pelaporan,

metode kerja dan prosedur pelayanan masyarakat berdasarkan

permasalahan nyata yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemerintahan secara berkelanjutan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam yang merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Sekretariat Kabinet, melakukan penyusunan LAKIP ini guna menjelaskan hasil kinerja organisasi selama kurun waktu Tahun 2014 sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam pencapaian tujuan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Instruksi Presiden dimaksud.

B. GAMBARAN ORGANISASI

I. KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM

Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet, Sekretaris Kabinet telah menetapkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet sebagaimana diubah dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet. Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012 tersebut, susunan organisasi Sekretariat Kabinet terdiri atas:

1. Wakil Sekretaris Kabinet;

2. Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;

(7)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek

dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

3

4. Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat;

5. Deputi Bidang Persidangan Kabinet;

6. Deputi Bidang Administrasi;

7. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hubungan Internasional;

8. Staf Ahli Bidang Tata Ruang dan Wilayah Perbatasan;

9. Staf Ahli Bidang Riset, Teknologi, Komunikasi dan Informasi; dan

10. Inspektorat;

11. Pusat Data dan Informasi.

Dari jajaran jabatan eselon I tersebut, Deputi Bidang Perekonomian mempunyai tugas membantu Sekretaris Kabinet dalam menyelenggarakan dukungan staf, administrasi, dan pemikiran dalam perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden, dan penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Perekonomian

menyelenggarakan fungsi:

1. perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian;

2. penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden serta penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang perekonomian;

3. pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang perekonomian, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya;

4. pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian;

5. pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang perekonomian, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang

(8)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek

dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

4

berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan

6. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Kabinet.

Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tersebut, Deputi Bidang Perekonomian dibantu oleh 4 (empat) Asisten Deputi, yaitu:

1. Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan;

2. Asisten Deputi Bidang Industri, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Ketenagakerjaan;

3. Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam; dan

4. Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang

Perekonomian.

Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam sebagai salah satu Asisten Deputi di Kedeputian Bidang Perekonomian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi, dan sumber daya alam.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi, dan sumber daya alam;

2. penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi, dan sumber daya alam;

3. pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi,

(9)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek

dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

5

dan sumber daya alam, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya;

4. pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi, dan sumber daya alam;

5. pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi, dan sumber daya alam, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan

6. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Perekonomian.

II. STRUKTUR ORGANISASI

Susunan organisasi Sekretariat Kabinet (dan susunan organisasi Deputi Bidang Perekonomian sebagai bagian dari organisasi Sekretariat Kabinet) tersebut, dapat disajikan dalam bagan sebagai berikut:

(10)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek

dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

6

Bagan 1.1

Struktur Organisasi Sekretariat Kabinet

IN SP EK TO RA T

(11)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek

dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

7

Selanjutnya, susunan organisasi Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam terdiri atas:

1. Bidang Tata Ruang, Prasarana Jalan, dan Sumber Daya Air terdiri atas: a. Subbidang Tata Ruang dan Prasarana Jalan; dan

b. Subbidang Sumber Daya Air.

2. Bidang Transportasi, Riset dan Teknologi, terdiri atas: a. Subbidang Transportasi; dan

b. Subbidang Riset dan Teknologi. 3. Bidang Sumber Daya Alam terdiri atas:

a. Subbidang Pertanian, Kelautan dan Kehutanan; dan; b. Subbidang Energi dan Sumber Daya Mineral.

4. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas:

a. Analis Kebijakan Subbidang Sumber Daya Air; b. Analis Kebijakan Subbidang Transportasi;

c. Analis Kebijakan Subbidang Riset dan Teknologi; dan

d. Analis Kebijakan Subbidang Energi dan Sumber Daya Mineral.

Bagan struktur organisasi Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam selengkapnya, adalah sebagai berikut:

(12)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek

dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

8

Bagan 2

Struktur Organisasi Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam

(Berdasarkan Perseskab Nomor 1 Tahun 2011) Deputi Bidang

Perekonomian Ratih Nurdiati,

SH, LLM. Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam

Ir. Agustina Murbaningsih, M.Si.

Kabid Sumber Daya Alam Zaenal Arifin, SH. Kasubbid Kelautan, Kehutanan, dan Perikanan- Kasubbid Energi dan Sumber Daya Mineral Banyu Alam B., SH. Kabid Tarnsportasi, Riset, dan Teknologi Wida Artistin, SH. Kasubbid Transport asi Febriana, SE. Kasubbid Riset, dan Teknologi - Analis Transport asi Benni Kusriyadi ,S.ST sS.ST. Kabid Tata Ruang, Prasarana Jalan, dan SDAir R.R.Rita Erawati, SH., L.LM. Kasubbid Tata Ruang, dan Prasarana Jalan Kusnul Nur K., SE. Kasubbid Sumber Daya Air - Analis TR & PJ Aqif Mahendr a, SE. Analis KKP Ricky Wulan N, S.AP. Analis SDA Mela Meilania, S.AP. Analis Energi & SDM Rusmitra Ayu, S.E.

(13)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014 9

III. SUMBER DAYA MANUSIA

Pada bulan Februari 2014 ada pengisian Calon Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Kabinet, termasuk di Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam, dimana Sdri. Rusmitra Ayu, S.E. ditempatkan sebagai staf analis kebijakan pada Bidang Sumber Daya Alam. Pada bulan April 2014 penambahan 1 (satu) staf a.n. Sdri. Mela Meilania, S.AP. dikarenakan kenaikan pangkat III.a dari Sekretaris pada Subbidang Fasilitasi Operasional Bidang Perekonomian, ditempatkan menjadi analis kebijakan pada Subbidang Sumber Daya Air.

Dengan adanya penambahan pegawai di Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam menjadi berjumlah 12 (duabelas) orang. Perubahan struktur pegawai pada Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan Jabatan/Eselonisasi:

a. 1 (satu) orang Asisten Deputi (Eselon II); b. 3 (tiga) orang Kepala Bidang (Eselon III); c. 3 (tiga) orang Kepala Subbidang (Eselon IV); d. 5 (lima) orang staf Analis Kebijakan.

2. Berdasarkan kepangkatan golongan: a. Golongan IV= 3 (tiga) orang; b. Golongan III= 9 (sembilan) orang. 3. Berdasarkan jenjang pendidikan formal:

a. S-2 sebanyak 3 (tiga) orang; b. S-1 sebanyak 9 (sembilan) orang.

4. Jenis kelamin dan status perkawinan adalah sebagai berikut : a. Pria sebanyak 4 (empat) orang;

b. Perempuan sebanyak 8 (delapan) orang.

Gambaran selengkapnya sumber daya manusia Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam diuraikan dalam tabel 1 dan tabel 2 sebagai berikut:

(14)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014 10

Tabel 1.1

Data Pegawai Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

Pangkat Jabatan Pendidikan Jenis Kelamin

Golongan Jumlah Nama Jabatan Jumlah Tingkat Jumlah Jenis Jumlah

IV/c 1 Eselon II 1 S2 1 Perempuan 1

IV/b 1

Eselon III

3 S2 1 Perempuan 1

IV/a 1 S1 1 Laki-Laki 1

III/d 1 S1 1 Perempuan 1

III/c 1 Eselon IV 3 S1 1 Laki-laki 1

III/b 2 Perempuan 2

III/a 5 Staf Analis Kebijakan

5 S1 5 Laki-Laki 2

Perempuan 3

Tabel 1.2

Nama-Nama Pejabat/Pegawai

Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

No. Nama Pejabat/Pegawai ESL. NIP GOL PANGKAT PENDIDIKAN KELAMIN JENIS

1. Ir. Agustina Murbaningsih, M.Si. II 19620811 198903 2 001 IV/b Pembina Utama

Muda S2 P

2. R.R. Rita Erawati, S.H., LL.M III 19680619 199503 2 001 IV/b Pembina Tk. I S2 P 3. Zainal Arifin, S.H. III 19760116 200212 1 001 IV/a Pembina S1 L 4. Wida Artistin, S.H. IV 19750918 200212 2 002 III/d Penata Tk. I S1 P 5. Banyu Alam Badru, S.H. IV 19800519 200501 1 001 III/c Penata S1 L

6. Kusnul Nur Kasanah, S.E. IV 19810925 200801 2 011 III/b Muda Tk. I Penata S1 P

7. Febriana, S.E. IV 19830224 200604 2 002 III/b Muda Tk. I Penata S1 P

8. Aqif Mahendra, SE. - 19840520 200604 1 003 III/a Penata Muda S1 L

(15)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014 11

No. Nama Pejabat/Pegawai ESL. NIP GOL PANGKAT PENDIDIKAN KELAMIN JENIS

10. Ricky Wulan Noviyanthi, S.AP. - 19740109 200604 2 001 III/a Penata Muda S1 P

11. Mela Meilania, S.AP. - 19810525 200912 2 002 III/a Penata Muda S1 P 12. Rusmita Ayu Rachmawati., S.E. - 19870907 201402 2 001 III/a CPNS S1 P

Dalam rangka pengembangan kualitas (capacity building) SDM, Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam telah mengikutsertakan pejabat/pegawai pada berbagai pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) struktural dan fungsional, serta mengikuti seminar/workshop/ sosialisasi. Keikutsertaan pejabat/pegawai Asdep dalam seminar selain sebagai upaya capacity building SDM, juga dimaksudkan sebagai salah satu cara dalam melakukan pengumpulan data dan informasi terkait pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah terkait dengan bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam, guna dijadikan bahan analisis.

Adapun pendidikan dan pelatihan struktural yang diikuti adalah Diklatpim Tingkat IV oleh 1 (satu) orang Eselon IV yaitu Saudara Kusnul Nur Kasanah, SE.

C. ASPEK STRATEGIS

Setiap organisasi ingin terus berkembang untuk meningkatkan eksistensinya dalam memenuhi tuntutan lingkungan baik internal maupun eksternal,

sehingga organisasi perlu berupaya untuk meng-gunakan kemampuan,

memperhatikan kelemahan, memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan yang kompleks. Guna mengetahui isu-isu penting bagi organisasi, diperlukan suatu analisis lingkungan strategis yang menganalisis organisasi mencakup lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan organisasi, dan lingkungan eksternal berupa peluang dan tantangan. Kekuatan dan peluang merupakan potensi yang dapat dikembangkan dalam rangka memperkuat organisasi, sedangkan kelemahan dan tantangan merupakan permasalahan yang perlu diantisipasi agar organisasi dapat terus berkembang.

Analisis lingkungan tersebut dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang dijelaskan sebagai berikut:

(16)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014 12

1. Kekuatan (Strengths)

Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam mempunyai kekuatan untuk dapat berkembang menjadi organisasi yang profesional dan handal, yaitu:

a) Visi dan Misi organisasi yang jelas; b) Tugas dan fungsi yang jelas;

c) Komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh staf untuk mewujudkan Visi dan Misi organisasi;

d) Tersedianya jumlah SDM yang dapat ditingkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan struktural, teknis, dan fungsional;

e) Tersedianya dokumen hukum, keikutsertaan Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam dalam rapat dan atau pertemuan yang dipimpin oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden yang mendukung penelaahan dalam rangka memberikan analisis kebijakan kepada Presiden; f) Kesempatan mengikuti pendidikan yang ditawarkan oleh pihak/lembaga

pemerintah yang lain untuk kepentingan pengembangan SDM Sekretariat Kabinet; dan

g) Terbentuknya struktur organisasi baru di Sekretariat Kabinet yang lebih efektif dan dinamis dengan pendekatan pembagian fungsi Kementerian

Koordinator dalam rangka mendukung tugas Presiden, termasuk

terbentuknya Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam.

2. Kelemahan (Weaknesses)

Di samping potensi-potensi yang dimiliki Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam yang dapat mendukung menjadi organisasi yang profesional dan handal tersebut, Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam perlu mewaspadai kelemahan-kelemahan yang sampai saat ini masih ada dalam organisasi untuk segera melakukan pembenahan. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Hasil pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam belum dimanfaatkan secara optimal;

(17)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014 13

b) Peningkatan kemampuan dan penempatan SDM belum sesuai kebutuhan organisasi;

c) Standar Pelayanan belum memadai dalam menunjang tugas dan fungsi Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam;

d) Sarana dan prasarana belum terpenuhi sesuai kebutuhan;

e) Sistem Informasi Manajemen untuk mendukung efektifitas dan efisiensi kegiatan organisasi (antara lain, Bill Tracking dan Mail Tracking), belum

sepenuhnya dikembangkan dan diimplementasikan, dan belum

tersosialisasikannya dengan baik penyediaan informasi mengenai Sekretariat Kabinet termasuk Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam melalui website Sekretariat Kabinet agar pemanfaatannya optimal;

f) Pengendalian internal belum berjalan secara efektif.

3. Peluang Organisasi (Opportunities)

Dinamika lingkungan eksternal yang cepat berkembang masih memberikan peluang-peluang yang memungkinkan organisasi berkembang untuk menjadi yang terbaik. Peluang-peluang tersebut adalah sebagai berikut: a) Undang-Undang Pelayanan Publik yang memperkuat landasan lembaga

pemerintahan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat; b) Komitmen nasional untuk melaksanakan reformasi birokrasi dan

pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

c) Pengembangan dan kemajuan teknologi informasi yang cepat dan dinamis dalam mendukung pengembangan e-government di setiap instansi pemerintah;

d) Dukungan kebijakan tentang penerapan tata pemerintahan yang baik (good governance) di semua lini dan tingkatan pada semua kegiatan;

e) Pengembangan mekanisme dan kesempatan partisipasi masyarakat dalam aktivitas proses penyelenggaraan atau pengawasan pelayanan publik;

f) Dukungan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak dalam hal ini instansi pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan dunia usaha.

(18)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014 14

g) Tuntutan Kementerian/Lembaga yang semakin tinggi terhadap Kinerja Sekretariat Kabinet, dan Kinerja Deputi Bidang Perekonomian, termasuk Kinerja Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam.

4. Ancaman Organisasi (Threats)

Di samping peluang-peluang yang ada, perubahan lingkungan eksternal dapat mengancam keberadaan organisasi, terutama apabila organisasi tidak segera memperbaiki diri. Ancaman organisasi tersebut adalah:

a) Tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah terhadap birokrasi Pemerintah;

b) Krisis keuangan global yang berdampak pada menurunnya ekonomi masyarakat dan negara;

c) Praktek KKN di jajaran eksekutif, legislatif, dan yudikatif masih berlangsung; d) Pemberitaan yang bersifat negatif terhadap pelaksanaan kebijakan dan

program pemerintah.

Berdasarkan potensi, kelemahan, peluang, dan ancaman di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang masih akan dihadapi organisasi selama lima tahun ke depan, meliputi:

1. Aspek Kelembagaan

a) Pelaksanaan tugas dan fungsi di Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam khususnya yang terkait dengan pengelolaan manajemen kabinet masih belum optimal;

b) Struktur organisasi masih perlu dikaji kembali dan disempurnakan untuk dapat mewadahi tugas dan fungsi yang dilaksanakan Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam.

2. Aspek Ketatalaksanaan

a) Koordinasi dan kerja sama yang belum optimal antar lembaga pemerintah di pusat dan daerah maupun dengan lembaga kepresidenan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam;

b) Standar Pelayanan masih mengacu pada standar pelayanan unit eselon I struktur organisasi Sekretariat Kabinet yang lama, sehingga perlu disempurnakan dan untuk selanjutnya perlu diterapkan secara konsisten dan menyeluruh.

(19)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014 15

3. Aspek Sumber Daya Manusia

Kuantitas dan kualitas SDM perlu terus ditingkatkan dalam mendukung tugas dan fungsi Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam.

4. Aspek Sarana dan Prasarana

a) Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung kegiatan organisasi yang memadai;

b) Sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi di Sekretariat Kabinet termasuk pada Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam, belum terintegrasi sepenuhnya dan belum ada kesesuaian antara manajemen teknologi informasi dengan sistem yang sedang dan akan dikembangkan.

(20)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

16

A. GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA

Instansi pemerintah menyusun rencana kinerja tahunan yang memuat visi, misi, tujuan dan sasaran, serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya, dengan mengacu pada Perencanaan Strategis (Renstra) instansi pemerintah. Rencana kinerja merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan yang akan dilaksanakan oleh satuan organisasi dan unit-unit dibawahnya melalui berbagai kegiatan tahunan, melalui penetapan rencana capaian kinerja tahunan, sasaran, dan seluruh indikator kinerja kegiatan. Hal tersebut akan menjadi tolok ukur dalam pelaporan dan evaluasi akuntabilitas kinerja pimpinan dan seluruh anggota satuan organisasi/satuan kerja pada akhir tahun.

Rencana kinerja diajukan kepada para pemberi amanat untuk selanjutnya para pihak tersebut mengikat suatu kesepakatan terhadap rencana kinerja yang telah disusun dalam bentuk Penetapan Kinerja (PK). PK merupakan ikhtisar kinerja dari RKT yang akan dicapai dan disepakati antara pihak yang menerima amanah/pengemban tugas dan penanggung jawab kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/tugas dan tanggung jawab kinerja.

Selain menetapkan RKT dan PK, instansi pemerintah jugamenentukan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai bentuk ukuran keberhasilan suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. IKU akan memberikan petunjuk sejauhmana kinerja suatu instansi pemerintah berikut seluruh unit kerja dibawahnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Berikut akan dijabarkan unsur-unsur yang terkait dengan Perencanaan Kinerja, Penetapan Kinerja dan Indikator Kinerja Utama Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam Tahun 2014.

1. VISI

Perumusan Visi Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam dilakukan dengan mengacu kepada tugas dan fungsi Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam sebagaimana diatur

P E R E N C A N A A N K I N E R J A

BAB II

(21)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

17

dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet dan Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014. Perumusan Visi ini untuk mengetahui gambaran mengenai keadaan yang diharapkan Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam ke depan sampai dengan Tahun 2014.

Gambaran mengenai keadaan yang tercermin dalam Visi tersebut sebagai berikut:

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam merupakan suatu unit kerja di bawah Deputi Bidang Perekonomian, Sekretariat Kabinet yang strategis, profesional, dan dapat diandalkan dalam memberikan dukungan kepada Presiden untuk melaksanakan tugas sehari-hari sebagai kepala pemerintahan berupa dukungan teknis, administrasi, dan pemikiran yang prima di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam dalam rangka mendukung Sekretaris Kabinet dalam menjalankan manajemen kabinet.

Adanya Visi ini diharapkan Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam akan mampu mengantisipasi berbagai tantangan di masa depan sekaligus meningkatkan kualitas kinerja secara maksimal dalam rangka memberikan dukungan kebijakan dan administrasi kepada Deputi Bidang Perekonomian.

2. MISI

Sesuai ketentuan Pasal 1 angka 13 Undang-Undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan ketentuan Pasal 1 angka 16 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, Misi merupakan rumusan

Menjadi Asdep yang professional dan handal dalam

(22)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

18

umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi.

Perumusan ini diperlukan untuk memberikan gambaran kepada seluruh pegawai di lingkungan Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam dan para stakeholders mengenai peran dan tindakan Deputi Bidang Perekonomian dalam menjalankan tugas dan fungsinya, termasuk berbagai hasil yang bisa dicapai di masa yang akan datang. Perumusan Misi Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam ini sekaligus berfungsi sebagai landasan kerja yang harus diikuti oleh seluruh pegawai sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi.

Rumusan Misi Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam adalah sebagai berikut:

Misi tersebut dimaksudkan bahwa dalam rangka membantu Deputi Bidang Perekonomian dalam mendukung Sekretaris Kabinet menjalankan manajemen kabinet diperlukan dukungan sehingga penyelenggaraan kabinet dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu kepada prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.

B. IKHTISAR PENETAPAN KINERJA

Sebagai salah satu unit organisasi di bawah Deputi Bidang Perekonomian, Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam menetapkan tujuan, sasaran, kebijakan, program operasional, kegiatan, dan target capaian kinerja selama kurun waktu 2010-2014 mengacu Renstra Sekretariat Kabinet 2010-2014.

Tujuan Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam pada Tahun 2014 dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam mewujudkan visi dan misi. Tujuan tersebut

Misi Asdep Bidang Prasarana, Riset,

Memberikan dukungan kepada Deputi Bidang Perekonomian untuk

(23)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

19

merupakan kondisi yang ingin dicapai pada periode jangka menengah sesuai kemampuan organisasi.Tujuan tersebut juga dimaksudkan untuk mengarahkan perumusan sasaran, arah kebijakan dan strategi, serta program dan kegiatan organisasi dalam mewujudkan misi.

Perumusan tujuan Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam pada Tahun 2014, juga mengacu pada tujuan Sekretariat Kabinet terkait bidang Perekonomian sebagaimana ditetapkan pada Renstra Sekretariat Kabinet 2010-2014, yaitu:

Tabel 2.1

Sasaran Strategis, Program, dan Kegiatan Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam

C. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Sasaran strategis merupakan hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan yang ingin dicapai pada

Tujuan Asdep Bidang Prasarana,

Memberikan dukungan saran kebijakan di bidang tata ruang,

Sasaran Strategis

Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam

Program

Penyeleng-garaan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerin-tahan

Kegiatan

Penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden di bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam

(24)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

20

setiap tahun selama 5 (lima) tahun. Penetapan sasaran diperlukan untuk memberikan fokus dalam penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki Penetapan sasaran diperlukan untuk memberikan fokus dalam penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki.

Dalam sasaran dimuat indikator sasaran yang merupakan ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun yang bersangkutan beserta rencana tingkat capaian (target) masing-masing.Setiap sasaran diidentifikasi melalui indikator kinerja masing-masing yang akan dijadikan tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran. Sasaran beserta indikator kinerjanya dirumuskan berdasarkan tingkatan indikator. Setiap sasaran dapat diidentifikasi melalui indikator kinerja yang nantinya akan dijadikan tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran dimaksud.

Selanjutnya, pada tiap indikator kinerja tersebut ditetapkan target kinerja yang akan dicapai, guna sebagai alat untuk mengukur efisiensi dan efektivitas kegiatan. Target kinerja tersebut menunjukkan nilai kuantitatif dan kualitatif kegiatan yang harus dicapai selama Tahun 2014. Selanjutnya, pada akhir tahun, hal tersebut menjadi ukuran keberhasilan organisasi dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Indikator kinerja, target kinerja dan anggaran pada setiap sasaran.

Dengan mengacu pada tujuanyang ingin dicapai di atas, Sasaran Strategis Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam 2010-2014, dirumuskan sebagai berikut:

Tujuan: Memberikan dukungan saran kebijakan di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang berkualitas

Sasaran Strategis : Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis

(25)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

21

D. INDIKATOR SASARAN

Dalam Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014, Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam menetapkan 1 (satu) sasaran strategis yang ingin dicapai, yang selanjutnya diidentifikasi indikator kinerjanya, dan dirumuskan berdasarkan tingkatan indikator. Adapun sasaran strategis, indikator dan target dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.2

Sasaran Strategis, Indikator dan Target Asdep Bidang Prasarana, Transportasi, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target

Target Anggaran (Rp)* Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam 1. Persentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu

% 97 210.606.000

2. Persentase saran perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti

% 97

3. Persentasepenyelesaian hasil pengamatan dan pemantauan atas

pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dibidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu

% 97 451.309.000

4. Persentase saran hasil pengamatan dan pemantauan atas

pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti

% 97

(26)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

22

Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran tersebut adalah “persentase penyelesaian saran yang tepat waktu” dan

“persentase saran yang ditindaklanjuti”. Pengukuran kedua indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Persentase penyelesaian saran yang tepat waktu

Penyelesaian yang tepat waktu apabila waktu penyelesaian dinyatakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan rentang waktu, ditetapkan sebagai berikut:

a. Top Down

Diukur mulai adanya disposisi/arahan Presiden dan/atau Sekretaris Kabinet sampai dengan diserahkannya saran kebijakan kepada stakeholders.

b. Bottom Up

Diukur mulai adanya ide awal atau pemantauan yang diprakarsai oleh unit kerja sampai dengan diserahkannya hasil pemantauan dalam bentuk saran kebijakan kepada stakeholders

Waktu penyiapan penyelesaian tersebut ditentukan oleh target waktu berdasarkan SP dan tingkat kompleksitas permasalahan.

a. Target waktu adalah berdasarkan SP, yaitu

1) Bersifat Disposisi Prioritas, yaitu Disposisi yang diberikan Atasan dengan mencantumkan kata “Prioritas” untuk saran kebijakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari, atau jangka waktu tertentu yang dicantumkan dalam disposisi, yang penyelesaiannya didahulukan. Termasuk dalam kategori Disposisi Prioritas adalah Disposisi yang mencantumkan kata “very top urgent”, “top urgent”, “urgent”, “sangat segera”, “segera” atau kata-kata lain dengan maksud yang sama yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari staf.

Pimpinan memberikan petunjuk bersifat Disposisi Prioritas berdasarkan pertimbangan kepentingan nasional/negara dan masyarakat dari segi politik, ekonomi, sosial budaya, dan/atau pertahanan keamanan bahwa suatu saran kebijakan di bidang

(27)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

23

prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam perlu diselesaikan dengan sangat segera.

2) Tidak bersifat Disposisi Prioritas, yaitu jangka waktu penyelesaiannya paling lama 9 hari.

b. Tingkat kompleksitas permasalahan menentukan waktu penyiapan penyelesaian saran kebijakan. Kompleksitas permasalahan dalam sebuah rencana kebijakan ditentukan oleh permasalahan terkait bentuk hukum, urgensi pengaturan, dampak yang mungkin timbul, perumusan maupun teknis perundang-undangan Rperpres, RKeppres, dan Rinpres dimaksud. Sedangkan kompleksitas pelaksanaan kebijakan ditentukan, apabila dalam membuat suatu saran kebijakan perlu didukung dengan kegiatan pemantauan berupa koordinasi ke kementerian, lembaga, atau pemerintah daerah guna klarifikasi data dan informasi, analisis berdasarkan peraturan perundang-undangan terkait, dan/atau comparative studi terhadap referensi terkait (internet, buku, jurnal, dan/atau data statistik).

Metode perhitungan target indikator tersebut adalah sebagai berikut:

2. Persentase saran yang ditindaklanjuti

Indikator “persentase saran yang ditindaklanjuti”, menekankan pada ketepatan substansi saran kebijakan yang dihasilkan, yang berarti bahwa saran kebijakan yang disampaikan kepada stakeholders terkait yang selanjutnya ditindaklanjuti/disetujui. Untuk tingkatan Eselon II, stakeholders yang dimaksud adalah level Eselon I. Dengan demikian, semakin banyak saran yang diterima/ditindaklanjuti oleh Eselon I berarti kinerja Asdep Bidang Prasarana, Riset, teknologi, dan Sumber Daya Alam semakin tinggi.

(jumlah penyelesaian berkas yang tepat waktu )

= ____________________-_____________________ x 100%

(28)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

24

Metode perhitungan target indikator tersebut adalah sebagai berikut:

E. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Pencapaian sasaran strategis tersebut di atas diwujudkan melalui pelaksanaan program teknis, yaitu:

Untuk menjalankan program yang telah ditetapkan, Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam sepanjang tahun 2014

melaksanakan kegiatan yang menggambarkan pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Kabinet, yaitu:

Pelaksanaan kegiatan tersebut terbagi ke dalam beberapa sub kegiatan, yaitu:

1. Perumusan dan analisis terhadap rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset, teknologi, dan sumber daya alam.

2. Pengamatan dan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air,

Saran yang ditindaklanjuti X Penyelenggara an Dukungan Penyelenggaraan Dukungan Kebijakan Presiden di bidang

(29)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

25

transportasi, riset, teknologi, dan sumber daya alam, yang dilaksanakan melalui beberapa detail, yaitu:

a. Penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset, teknologi, dan sumber daya alam;

b. Pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset, teknologi, dan sumber daya alam;

c. Pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset, teknologi, dan sumber daya alam; dan

d. Pengamatan terhadap perkembangan umum bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset, teknologi, dan sumber daya alam, baik di dalam maupun di luar negeri.

Berikut penjabaran kegiatan yang akan dilakukan oleh Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam sepanjang tahun 2013, beserta dana yang dibutuhkan guna pelaksanaan kegiatan tersebut.

Kegiatan ini merupakan penjabaran dari pelaksanaan fungsi pertama, yang difokuskan pada pemberian saran terhadap rancangan peraturan

perundang-Perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang tata

(30)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

26

undangan yang proses penyelesaiannya merupakan kewenangan Sekretariat Kabinet, yaitu Rancangan Peraturan Presiden (RPerpres), Rancangan Keputusan Presiden (RKeppres), dan Rancangan Instruksi Presiden (RInpres). Dalam kaitan rencana kinerja ini perlu dijelaskan bahwa Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam tidak menyiapkan penyusunan RPerpres, RKeppres, dan RInpres dalam tahun berjalan karena inisiatif penyusunannya dilakukan oleh Kementerian/Lembaga sebagaimana diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan PUU dan Perpres Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan RUU, RPerppu, RPP, dan RPerpres.

Disamping ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut, juga memperhatikan pula Surat Menteri Sekretaris Negara Nomor B.257/M.Sesneg/D-4.03.2010 tanggal 3 Maret 2010, kepada para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, dan para pimpinan LPNK hal Penyusunan Rancangan Undang-Undang, Perpu, RPP, RPerpres, RKeppres, RInpres yang intinya mengatur bahwa setiap rancangan yang akan dibahas dengan panitia antar kementerian/lembaga harus terlebih dahulu mendapat izin prakarsa Presiden.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam hanya berwenang memberikan saran kebijakan terhadap substansi maupun aspek legal drafting sebatas rancangan tersebut masih dalam proses pembahasan di Kementerian/Lembaga terkait. Untuk proses penyelesaiannya (diajukan kepada Presiden untuk penetapannya) dilakukan oleh Asdep yang membidangi perancangan perundang-undangan bidang perekonomian.

Indikator kinerja pada kegiatan ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3

Indikator Kinerja Sub Kegiatan 1 Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya AlamTahun 2014

Indikator Kinerja Satuan Target Rincian Anggaran dalam RAB

Input

Dana

Rp. 210.606.000 a. Rapat-rapat koordinasi

(Rp.203.732.000,-)

(31)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

27

Indikator Kinerja Satuan Target Rincian Anggaran dalam RAB

Output

Persentase saran perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam

berkas 40

data (Rp. 6.874.000,-)

Outcome

a. Persentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu

% 97

b. Persentase saran perumusan rencana kebijakan dan

program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti

% 97

*setelah revisi

Berdasarkan tabel tersebut, ukuran perhitungan output sudah menggunakan hitungan berkas, berbeda dengan tahun 2013 dengan alasan bahwa prakarsa kegiatan penyusunan RPerpres, RKeppres, dan RInpres, maupun perencanaan kebijakan dan program pemerintah berasal dari Kementerian/ Lembaga, walaupun tidak dapat diprediksi jumlahnya dalam satuan berkas.

Kegiatan pengamatan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah merupakan pelaksanaan dari fungsi kedua sampai dengan fungsi kelima, yang dapat dilakukan melalui dua cara yaitu top down dan bottom up.

Pengamatan dan pemantauan atas pelaksanaan kebijakan dan

(32)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

28

Pemantauan secara top down dilaksanakan sesuai dengan disposisi/arahan dari pimpinan, dalam hal ini Deputi Bidang Perekonomian. Sedangkan pengamatan dan pemantauan secara bottom up artinya ide awal pelaksanaannya diprakarsasi oleh Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam dengan tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Detail kegiatan yang dilakukan pada kegiatan pengamatan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah, berupa:

1. pengumpulan data/informasi yang akurat dan lengkap terhadap

pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di daerah. Kegiatan pemantauan difokuskan pada temuan spesifik, baik berupa permasalahan utama di daerah maupun pencapaian target pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di daerah. Kegiatan ini berupa kunjungan kerja ke daerah dalam rangka menghimpun data/informasi mengenai implementasi kebijakan (on the spot implementation).

2. pengumpulan data dan informasi dengan cakupan lembaga pemerintahan dan organisasi tertentu di tingkat pusat, baik melalui pelaksanaan rapat koordinasi di lingkungan sekretariat kabinet dengan mengundang nara sumber dari departemen teknis ataupun instansi lain yang berkompeten, maupun dengan menghadiri rapat koordinasi di luar lingkungan sekretariat kabinet, namun masih di wilayah pusat, seperti menghadiri seminar dan dengar pendapat yang diadakan oleh kementerian/lembaga terkait.

3. Pemantauan terhadap penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan di luar Perpres, Keppres, dan Inpres, yang merupakan kewenangan Sekretariat Kabinet. Selain terhadap proses penyusunannya, pemantauan juga dilakukan terhadap pelaksanaannya, dengan maksud untuk menilai hasil implementasi berlakunya peraturan perundang-undangan. Indikator kinerja pada kegiatan ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.4

Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2 Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

Indikator Kinerja Satuan Target Rincian Anggaran dalam RAB

Input

Dana

(33)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

29

Indikator Kinerja Satuan Target Rincian Anggaran dalam RAB

Output

Jumlah laporan hasil

pengamatan dan pemantauan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam

berkas 120

(Rp.97.319.000,-)

b. Seminar (Rp.114.281.000,-)

c. Pengumpulan dan Pengolahan Data (Rp. 214.707.000,-)

d. FGD (Rp. 25.011.000,-)

Outcome

a. Persentasepenyelesaian hasil pengamatan dan pemantauan atas

pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dibidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu

% 97

b. Persentase saran hasil pengamatan dan pemantauan atas

pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti

% 97

*setelah revisi

Berdasarkan tabel tersebut, satuan output yang digunakan adalah berkas. Hal ini mengingat kegiatan pengamatan dan pemantauan yang dihasilkan adalah berkas, baik dari kegiatan yang bersifat bottom up dimana ide dasar dari kegiatan ini merupakan inisiatif dari Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam dengan tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, maupun kegiatan yang bersifat top down dimana permasalahan berasal dari disposisi/petunjuk atasan.

F. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi.

(34)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

30

Berdasarkan tujuan strategis, sasaran strategis, program dan kegiatan tersebut Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam Tahun 2014 menetapkan IKU, sebagai berikut:

Tabel 2.5

Indikator Kinerja Utama Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

No

Uraian Alasan

a. Persentase penyelesaian hasil analisis

perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu

Mengukur efisiensi kerja dalam

penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam

b. Persentase saran perumusan rencana

kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti

Mengukur efektifitas kerja (ketepatan) dalam penyelesaian saran perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam

c. Persentase penyelesaian hasil atas

pengamatan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu

Mengukur efisiensi kerja dalam

penyelesaian hasil atas pengamatan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam

d. Persentase saran pengamatan dan

pemantauan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti

Mengukur efektifitas kerja (ketepatan) dalam

penyelesaian saran pengamatan dan

pemantauan atas pelaksanaan kebijakan

dan program pemerintah di bidang

prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam

G. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

Penetapan Kinerja Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam Tahun 2014 merupakan ikhtisar kesepakatan rencana kinerja yang akan dicapai pada Tahun 2014. Uraian mengenai Penetapan Kinerja Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya AlamTahun 2014 tersebut adalah sebagaimana tabel berikut:

(35)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

31

Penetapan Kinerja Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisiskebijakan di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam

1. Persentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu

2. Persentase saran perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang

ditindaklanjuti

3. Persentasepenyelesaian hasil analisis atas pengamatan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dibidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu

4. Persentase saran hasil pengamatan dan pemantauan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang

ditindaklanjuti

97%

97%

97%

(36)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

32

Akuntabilitas merupakan instrumen pengendalian, terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik.Untuk memantapkan mekanisme akuntabilitas, diperlukan manajemen kinerja yang didalamnya terdapat indikator kinerja dan target kinerja, pelaporan kinerja, dan mekanisme reward and punishment. Indikator pengukuran kinerja yang baik berfungsi sebagai sinyalyang menunjukkan bahwa terdapat masalah yang memerlukan tindakan manajemen lebih lanjut.

Sektor publik dituntut untuk memperhatikan value for money yang mempertimbangkan input, output, dan outcome secara bersama-sama. Kinerja pemerintah tidak hanya diukur dari kinerja keuangannya, tetapi juga kinerjanya dalam memenuhi kebutuhan publik secara ekonomis, efisien dan tepat sasaran. Guna menggambarkan pencapaian kinerja dari organisasi sektor publik, diperlukan suatu media akuntabilitas yang dapat memberikan informasi secara lengkap kepada stakeholders.

Media akuntabilitas yang memadai antara lain berupa laporan yang dapat menggambarkan pencapaian tujuan dan sasaran melalui pengelolaan sumber daya yang dimiliki, sebagai bagian dari ukuran kinerja individu maupun unit organisasi. Laporan Kinerja (LKj) Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam tahun 2014 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban, komitmen dan upaya Asdep untuk selalu mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan Sekretariat Kabinet serta mendukung Sekretariat Kabinet sebagai organisasi pemerintah yang akuntabel.

A. PENGUKURAN KINERJA DAN INDIKATOR KINERJA

Terdapat tiga tahap yang harus dilakukan dalam melakukan pengukuran kinerja, meliputi: penetapan indikator kinerja, pengumpulan data kinerja, dan cara pengukuran kinerja.

Penetapan indikator kinerja merupakan proses pengidentifikasian, pengembangan, dan penyeleksian indikator kinerja yang akan digunakan untuk

C A P A I A N K I N E R J A

BAB III

(37)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

33

mengukur efektivitas pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Karenanya, indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun tahapan setelah kegiatan selesai dan berfungsi.

Data kinerja diperlukan untuk melakukan pengukuran kinerja. Guna memperoleh data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu dan konsisten, perlu dikembangkan sistem pengumpulan data kinerja atau sistem informasi kinerja. Menurut Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, pengumpulan data kinerja untuk indikator kinerja kegiatan yang terdiri dari indikator-indikator masukan, keluaran dan hasil, dilakukan pada setiap tahun untuk mengukur kehematan efektivitas, efisiensi, dan kualitas pencapaian sasaran. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan formulir Pengukuran Kinerja (PK), yaitu membandingkan antara rencana kegiatan dan realisasinya.

Laporan Kinerja (LKj) harus menyajikan data dan informasi yang relevan bagi pembuat keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan dan kegagalan secara lebih luas dan mendalam. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis tentang pencapaian akuntabilitas kinerja secara keseluruhan yang dijabarkan kedalam analisis atas capaian IKU dan capaian kinerja tahun bersangkutan. Analisis tersebut menggunakan kategori capaian kinerja dengan skala ordinal yang ditetapkan di internal Sekretariat Kabinet seperti yang digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Kategori Pencapaian Kinerja

No. Rentang Capaian Kinerja Kategori Capaian Kinerja

1. 2. 3. 4. 5. > 100 % 85 % - 100 % 70 % - < 85 % 55 % - < 70 % < 55 % Memuaskan Sangat Baik Baik Sedang Kurang Baik

Pengukuran kinerja merupakan dasar yang penting dalam membangun manajemen kinerja sehingga suatu organisasi dapat mengetahui kinerjanya dalam

(38)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

34

suatu periode tertentu dan melakukan evaluasi atas kinerja yang telah dicapai. Hal tersebut guna memperbaiki pelayanan publik (improved public service) dan akuntabilitas (improved accountability).

Kegiatan pengukuran kinerja memerlukan data kinerja (performance data)berupa capaian kinerja (performance result) yang dinyatakan dalam satuan indikator kinerja selama satu periode pelaksanaan tertentu.

Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan berupa hasil (input), keluaran (output) dan hasil (outcome). Indikator-indikator ini baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mengindikasikan sejauhmana keberhasilan pencapaian sasaran. Indikator kinerja akan memberikan sinyal apakah suatu kegiatan atau sasaran telah berhasil dicapai sesuai rencana sebelumnya atau sebaliknya.

Indikator Kinerja berupa input, output maupun outcome telah ditetapkan pada awal tahun 2014, dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Indikator input merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output. 2. Indikator output merupakan segala sesuatu berupa produk/jasa baik fisik

dan/atau non fisik sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan input yang digunakan.

3. Indikator outcome merupakan segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya output kegiatan. Indikator ini merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Ke 3 (tiga) indikator tersebut merupakan alat atau media yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan atau capaian kinerja suatu unit kerja/instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Pengukuran persentase capaian kinerja menggunakan rumus yang disesuaikan dengan karakteristik komponen realisasinya, yaitu:

Persentase pencapaian Rum

Realisasi

=

(39)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

35

Dengan demikian, semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik.

I. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Indikator kinerja harus dapat mengukur ketercapaian tujuan yang telah dirumuskan dari suatu program/kegiatan yang dilakukan. Bila semua indikator yang telah ditetapkan berhasil mencapai tingkat yang diinginkan, maka memberi gambaran kualitas ketercapaian tujuan. Analisis capaian IKU mengungkapkan keterkaitan capaian IKU dengan capaian sasaran secara efektif dan efisienyang merupakan pembandingan antara realisasi dengan rencana tahun bersangkutan. Selanjutnya, pencapaian rencana strategis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam analisis tersebut.

Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alamtelah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) ke arah yang lebih bersifat outcome. Indikator yang dipilih sebagai dasar penetapan IKU adalah indikator sasaran yang dianggap paling strategis dan mencerminkan core businessAsisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam.

Capaian IKU Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam Tahun 2014 direpresentasikan oleh capaian indikator sasaran yang berhubungan langsung atau yang dijadikan dasar penetapan IKU serta ditunjang indikator lain yang juga memberikan kontribusi bagi pencapaian IKU tersebut.Gambaran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Capaian IKU Berdasarkan Capaian Sasaran Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

Sasaran Indikator Sasaran Target Outcome Realisasi Outcome % Capaian Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang

1. Presentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program

pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu.

97% (40 Lap)

97 %

(40)

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

36

Sasaran Indikator Sasaran Target Outcome Realisasi Outcome % Capaian prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam

2. Presentase saran rumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti

97% (40 Lap)

100%

(87 Lap) 218 %

3. Presentase penyelesaian hasil analisis atas pengamatan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program

pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu

97% (120 Lap)

100 %

(329 Lap) 274 %

4. Presentase saran hasil pengamatan dan pemantauan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti

97% (120 Lap)

100 %

(329 Lap) 274 %

Uraian lebih lanjut tentang capaian IKU dapat dilihat pada uraian masing-masing sasaran yang terkait langsung dengan pencapaian masing-masing-masing-masing IKU yang dijelaskan secara rinci pada evaluasi dan analisis capaian kinerja.

II. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Pelaporan akuntabilitas kinerja tidak hanya berisi tingkat

keberhasilan/kegagalan yang dicerminkan oleh hasil evaluasi indikator-indikator kinerja sebagaimana yang ditunjukkan oleh pengukuran dan penilaian kinerja, tetapi juga harus menyajikan data dan informasi relevan lainnya bagi pembuat keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan/kegagalan tersebut secara lebih luas dan mendalam. Analisis pencapaian kinerja meliputi uraian keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dan program dengan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, misi serta visi.

Dalam analisis ini juga dijelaskan proses pencapaian sasaran secara efisien, efektif, dan ekonomis sesuai dengan program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan informasi/data yang diperoleh secara lengkap dan rinci. Disamping itu, juga dilakukan analisis terhadap komponen-komponen penting dalam evaluasi kinerja yang antara lain mencakup

Referensi

Dokumen terkait

adalah unsur pelaksana teknis operasional dan atau teknis penunjang pada Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kota Padang dalam bidang tera dan atau

Skripsi yang berjudul Aktivitas Dakwah Islam Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala, ditulis oleh Muhammad Sayuti telah diujikan

Pemegang Unit PenyertaanMANDIRI INVESTA EQUITY ASEAN 5 PLUSdikenakan biaya pembelian Unit Penyertaan ( subscription fee ) minimum sebesar 1% (satu persen) dan

Adanya proses meraih tujuan, perencanaan, monitor, penyesuaian, implementasi, pengoperasian dengan batasan-batasan tertentu, dan terprediksi secara terus menerus dalam

Jika teman Anda tidak memiliki kalender atau memiliki pengaturan untuk setiap orang yang ingin menambahkan kalender miliknya, maka akan muncul tampilan Pop-in seperti

Agrowisata merupakan salah satu jenis wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) menjadi suatu objek wisata (Sutjipta, 2008). Melalui pengembangan agrowisata

sampel. 4) Pada kelompok sampel diberi jus daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) mulai dari hari ke-1 sampai hari ke-12, dan pada kelompok kontrol negatif diberi air

Untuk penguasaan subtansi materi ajar atau menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan, setiap siswa dalam kelompok ikut bertanggungjawab secara bersama, yakni