• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III CAPAIAN KINERJA

A. Pengukuran Kinerja dan Indikator Kinerja

II. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Capaian prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam

2. Presentase saran rumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti

97% (40 Lap)

100%

(87 Lap) 218 %

3. Presentase penyelesaian hasil analisis atas pengamatan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program

pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu

97% (120 Lap)

100 %

(329 Lap) 274 %

4. Presentase saran hasil pengamatan dan pemantauan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti

97% (120 Lap)

100 %

(329 Lap) 274 %

Uraian lebih lanjut tentang capaian IKU dapat dilihat pada uraian masing-masing sasaran yang terkait langsung dengan pencapaian masing-masing-masing-masing IKU yang dijelaskan secara rinci pada evaluasi dan analisis capaian kinerja.

II. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Pelaporan akuntabilitas kinerja tidak hanya berisi tingkat keberhasilan/kegagalan yang dicerminkan oleh hasil evaluasi indikator-indikator kinerja sebagaimana yang ditunjukkan oleh pengukuran dan penilaian kinerja, tetapi juga harus menyajikan data dan informasi relevan lainnya bagi pembuat keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan/kegagalan tersebut secara lebih luas dan mendalam. Analisis pencapaian kinerja meliputi uraian keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dan program dengan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, misi serta visi.

Dalam analisis ini juga dijelaskan proses pencapaian sasaran secara efisien, efektif, dan ekonomis sesuai dengan program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan informasi/data yang diperoleh secara lengkap dan rinci. Disamping itu, juga dilakukan analisis terhadap komponen-komponen penting dalam evaluasi kinerja yang antara lain mencakup

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

37

analisis input dan output, analisis realisasi outcome serta manfaat yang didapat, serta analisis proses pencapaian indikator-indikator kinerja.

Penghitungan capaian kinerja sasaran pada Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam dihitung sejak bulan Januari sampai bulan Desember 2014. Uraian capaian kinerja per sasaran oleh Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam pada tahun 2014 dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Perbandingan Capaian Sasaran Indikator 1 dan 2 Tahun 2012, 2013, dan 2014

Berdasarkan tabel diatas realisasi outcome pada indikator sasaran presentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu adalah sebesar 97 % dengan tingkat capaian 213 %, sehingga berdasarkan kategori pencapaian kinerja, dapat dinyatakan bahwa pencapaian untuk sasaran ini adalah memuaskan. Jika dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2013 tingkat capaiannya naik 100%, dan jika dilihat dari jumlah laporan yang tepat waktu naik 13 laporan, dimana pada tahun 2012 yang tepat waktu 46 laporan, di tahun 2013 ada 59 laporan, sedangkan di tahun 2014 ada 85 berkas yang tepat waktu.

IndikatorSasaran

Target

Outcome Outcome Realisasi Capaian % Outcome Target Outcome Realisasi Capaian % Outcome Target Realisasi Outcome Capaian %

2012 2013 2014 1. Presentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu.

95% (44 Lap) 105% (46 Lap) 110% 96% (44 Lap) 134 % (59 Lap) 140 % 97% (40 Lap) 213 % (85 Lap) 220 % 2. Presentase saran rumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti. 95% (44 Lap) 91% (40 Lap) 96% 96% (44 Lap) 132 % (58 Lap) 138 % 97% (40 Lap) 218% (87 Lap) 225 %

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

38

Sedangkan realisasi pada indikator sasaran presentase saran rumusan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti pada tahun 2013 adalah sebesar 132% dengan tingkat capaian 138%, sehingga berdasarkan kategori pencapaian kinerja, dapat dinyatakan bahwa pencapaian untuk sasaran ini adalah memuaskan. Tingkat capaian pada indikator ini naik sebesar 42% jika dibandingkan tahun 2012 yang tingkat capaiannya hanya 96%. Begitu pula pada tahun 2014 tingkat capaian sebesar 225% dengan target 97%. Hal ini menunjukan bahwa kualitas laporan yang dihasilkan semakin baik, sehingga laporan yang ditindaklanjuti pimpinan semakin meningkat.

Pada Tahun 2013, Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam menerima 135 berkas masuk (input) terkait dengan perumusan rencana kebijakan dari instansi pemrakarsa, yang terdiri atas RPerpres, RKeppres, RInpres, RPerda, dan RKepmen/RKepLembaga bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam. Terhadap 135 berkas masuk (input) tersebut dihasilkan 60 laporan yang 59 laporan diantaranya disampaikan kepada pimpinan dengan tepat waktu, dari 59 laporan yang disampaikan tersebut yang ditindaklanjuti oleh Deputi Bidang Perekonomian sebanyak 58 laporan. Sedangkan pada tahun 2014 Laporan yang ditindaklanjuti lebih banyak yaitu 87 laporan.

Terhadap perumusan rencana kebijakan berupa RPerpres, RKeppres, dan RInpres, sesuai dengan tugas dan fungsinya, Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam hanya berwenang memberikan saran kebijakan terhadap substansi maupun aspek legal drafting sebatas rancangan tersebut masih dalam proses pembahasan di Kementerian/Lembaga terkait. Untuk penyiapan proses penyelesaiannya (diajukan kepada Presiden untuk penetapannya) dilakukan oleh Asdep yang membidangi perancangan perundang-undangan sesuai bidang terkait.

Penyusunan RPerpres, RKeppres, dan RInpres mengacu pada ketentuan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden.

Disamping ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut, memperhatikan pula:

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

39

a. Surat Menteri Sekretaris Negara Nomor B.257/M.Sesneg/D-4.03.2010 tanggal 3 Maret 2010, kepada para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, dan para pimpinan LPNK hal Penyusunan Rancangan Undang-Undang, Perpu, RPP, RPerpres, RKeppres, RInpres yang intinya mengatur bahwa setiap rancangan yang akan dibahas dengan panitia antar kementerian/lembaga harus terlebih dahulu mendapat izin prakarsa Presiden.

b. Surat Sekretaris Kabinet Nomor SE 8/Seskab/I/2012 tanggal 5 Januari 2012 kepada Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Jaksa Agung, Panglima TNI, dan Kepala Kepolisian Negara RI hal Percepatan Proses Penyelesaian Rancangan Perpres, Keppres, dan Inpres, yang intinya mengatur bahwa sebelum disampaikan kepada Presiden RPerpres, RKeppres dan RInpres disiapkan oleh Menteri Koordinator dan/atau Menteri sektor dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait dan diajukan kepada Presiden untuk penetapannya harus telah mendapatkan paraf dari Menteri Koordinator dan para Menteri terkait (tidak boleh didelegasikan kepada Wakil Menteri/pejabat eselon I).

c. Himbauan Sekretaris Kabinet dalam beberapa kali rapat di Sekretariat Kabinet dan Kementerian terkait, bahwa penetapan kebijakan di bidang investasi, harus mempertimbangkan terjaminnya kepentingan Negara dan Pemerintahan saat ini, tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan sedapat mungkin tidak menggunakan APBN (melalui investasi swasta atau kerja sama Pemerintah Swasta). Selanjutnya, di akhir periode masa Jabatan Presiden tahun 2013-2014, penetapan kebijakan hendaknya dapat mengamankan situasi dan kondisi social, ekonomi, politik, pertahanan dan kemananan Negara sampai masa Jabatan Presiden tahun 2014 dan tidak membebani kinerja Presiden/Pemerintahan pada periode berikutnya.

Adapun, langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam kegiatan pemberian saran kebijakan terhadap rancangan peraturan perundang-undangan, secara singkat dapat disampaikan sebagai berikut :

1. RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang diajukan oleh pimpinan Kementerian/LPNK, oleh pimpinan (Presiden, Sekretaris Kabinet/Wakil Sekretaris Kabinet, Deputi Bidang Perekonomian) secara hierarkis diteruskan kepada Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam, kemudian kepada staf dengan disertai petunjuk penyelesaiannya.

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

40

2. Staf melakukan penelitian dan analisis terhadap prakarsa penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan hasilnya disampaikan/dilaporkan secara hierarkis kepada pimpinan, baik mengenai bentuk hukum, urgensi pengaturan, dampak yang mungkin timbul, perumusan maupun teknis perundang-undangan dengan disertai berkas.

3. Dalam hal laporan/hasil penelitian/analisis menyatakan terdapat permasalahan, maka dapat dilakukan:

a) koordinasi dengan instansi terkait, baik melalui rapat maupun permintaan pertimbangan/persetujuan;

b) melaporkan lebih lanjut pokok-pokok masalah kepada pimpinan.

4. RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang tidak lagi mengandung permasalahan diteruskan kepada Asdep yang membidangi perancangan perundang-undangan bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam untuk disiapkan dalam bentuk naskah rancangan untuk selanjutnya kepada pimpinan guna mendapatkan persetujuan/penetapan Presiden.

Jumlah pembahasan rapat RPerpres, RKeppres, dan RInpres per tahun tidak dapat diprediksi, namun ditentukan oleh ada tidaknya permasalahan RPerpres, RKeppres, dan RInpres terkait bentuk hukum, urgensi pengaturan, dampak yang mungkin timbul, perumusan maupun teknis perundang-undangan.

Tabel 3.4

Perbandingan Capaian Sasaran Indikator 3 dan 4 Tahun 2012, 2013, dan 2014

Indikator Sasaran

Target

Outcome Realisasi Outcome Capaian % Outcome Target Outcome Realisasi Capaian % Outcome Target Realisasi Outcome Capaian %

2012 2013 2014 3. Presentase penyelesaian hasil analisis atas pengamatan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu.

95% (140 Lap) 120% (168 Lap) 126% 96% (137 Lap) 133% (182 Lap) 139% 97% (120 Lap) 274% (329 Lap) 282%

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

41

Indikator Sasaran

Target

Outcome Realisasi Outcome Capaian % Outcome Target Outcome Realisasi Capaian % Outcome Target Realisasi Outcome Capaian %

2012 2013 2014 4. Presentase saran hasil pengamatan dan pemantauan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti. 95% (140 Lap) 93% (130 Lap) 98% 96% (137 Lap) 130% (178 Lap) 135% 97% (120 Lap) 274% (329 Lap) 282%

Berdasarkan tabel diatas realisasi outcome pada indikator sasaran presentase penyelesaian hasil analisis atas pengamatan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam secara tepat waktu pada tahun 2013 adalah sebesar 133% dengan tingkat capaian 139%, sehingga berdasarkan kategori pencapaian kinerja, dapat dinyatakan bahwa pencapaian untuk sasaran ini adalah memuaskan. Jika dibandingkan dengan tahun 2012 tingkat capaiannya naik 13%, namun jika dilihat dari jumlah laporan yang tepat waktu naik 13 laporan, dimana pada tahun 2012 yang tepat waktu 168 laporan, sedangkan di tahun 2013 ada 182 laporan yang tepat waktu. Turunnya capaian disebabkan karena jumlah berkas yang masuk tahun 2013 naik dibandingkan tahun 2012, sedangkan jumlah sumber daya yang menangani tetap. Dan untuk tahun 2014menaglami kenaikan dengan tingkat capaian 274% untuk 329 Laporan dari target 120 laporan.

Sedangkan realisasi pada indikator sasaran presentase saran hasil pengamatan dan pemantauan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti Tahun 2013 adalah sebesar 130% dengan tingkat capaian 135%, sehingga berdasarkan kategori pencapaian kinerja, dapat dinyatakan bahwa pencapaian untuk sasaran ini adalah memuaskan. Tingkat capaian pada indikator ini naik sebesar 34% jika dibandingkan tahun 2012 yang tingkat capaiannya hanya 98%. Hal ini menunjukan bahwa kualitas laporan yang dihasilkan semakin baik, sehingga laporan yang ditindaklanjuti pimpinan semakin meningkat

Dari kegiatan pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

42

daya alam menerima 448 berkas masuk. Berkas masuk dimaksud berasal dari kementerian/lembaga terkait kepada Sekretariat Kabinet maupun kegiatan di kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah yang diselengarakan di dalam kota luar kota, maupun luar negeri. Terhadap ke-448 berkas masuk (input) tersebut menghasilkan 184 laporan, 182 laporan diantaranya disampaikan tepat waktu, dan 178 laporan ditindaklanjuti oleh Deputi Bidang Perekonomian.

Adanya laporan yang disampaikan tidak tepat waktu karena ada beberapa permasalahan yang membutuhkan koordinasi dengan instansi terkait, sehingga membutuhkan waktu yang relatif lebih lama, sehingga menghambat penyelesaian laporan, karena beban kerja per individu meningkat. Seperti halnya pada indikator sasaran 2, pada indikator sasaran 4 laporan yang ditindaklanjuti lebih sedikit dari laporan yang disampaikan, karena beberapa hal, antara lain:

1. Satu laporan dihasilkan dari beberapa berkas masuk, karena memberikan informasi terhadap permasalahan yang sama, maka dibuat satu laporan yang komprehensif.

2 Beberapa laporan yang disampaikan kepada pimpinan ditindaklanjuti dengan satu laporan/tindaklanjut, karena beberapa laporan memiliki keterkaitan permasalahan.

3 Laporan yang disampaikan kepada pimpinan belum ditindaklanjuti karena permasalahan yang disampaikan masih dalam proses pembahasan atau membutuhkan analisis lebih lanjut.

Pemberian saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam dilakukan melalui dua cara, yaitu top down dan bottom up. Secara top down ditentukan melaksanakan disposisi/arahan Presiden dan/atau Sekretaris Kabinet, sedangkan secara bottom up artinya ide awal pelaksanaannya diprakarsai/inisiatif unit-unit kerja dengan tetap mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Pelaksanaan kegiatan tersebut dapat pula dilakukan berdasarkan inisiatif/undangan dari kementerian/lembaga dan/atau pemerintah daerah yang terkait erat dengan substansi kebijakan dan program pemerintah yang akan dipantau.

Kegiatan pemantauan, evaluasi dan analisis dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan yang timbul, mengambil tindakan sedini mungkin,

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

43

dan mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki, baik mengenai sistem dan proses pelaksanaannya maupun kebijakan itu sendiri. Bentuk kegiatan pemantauan tersebut dapat berupa keikutsertaan dalam rapat koordinasi, rapat antar kementerian, keanggotaan dalam suatu badan/komisi/tim koordinasi, sosialisasi PUU, workshop, dan kunjungan pada instansi pemerintah baik di dalam kota, di daerah maupun di luar negeri atau peninjauan langsung di lapangan atau di daerah (site visit), dan pemantauan melalui media cetak dan elektronik yang bersifat current issue. Hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah disampaikan kepada

stakeholders terkait dalam bentuk laporan yang didalamnya memuat saran atau

rekomendasi (solusi) atas permasalahan yang ditemui dan perlu dilakukan penyempurnaan.

Pada Tahun 2014, fokus pemantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah adalah program dan kebijakan pemerintah sesuai dengan:

1. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014, yang dijabarkan secara rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP);

2. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI) 2011 - 2025

3. Arahan Presiden dalam sidang kabinet.

Selain itu, terkait dengan saran kebijakan hasil pemantauan atas perumusan/rencana kebijakan, kegiatan pemantauan meliputi pembahasan atas permasalahan pelaksanaan pemerintahan yang disampaikan ke Presiden melalui Sekretariat Kabinet, dan kegiatan pemantauan dalam rangka penyiapan penyelesaian RPUU, terutama untuk mendapatkan bahan-bahan sebagai masukan penyusunan RPUU tersebut (feedback) maupun evaluasi terhadap pelaksanaan suatu PUU. Dalam hal ini yang dimaksud PUU bukan hanya Peraturan Presiden (Perpres), Keputusan Presiden (Keppres) dan Instruksi Presiden (Inpres), melainkan juga Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Menteri/Kepala LPNK, Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

44

Penjelasan secara rinci terhadap pencapaian masing-masing indikator sasaran adalah sebagai berikut:

1. Indikator “tepat waktu”.

Indikator tepat waktu ditentukan oleh target waktu berdasarkan SP dan tingkat kompleksitas permasalahan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah.

a. Target waktu adalah berdasarkan SP, yaitu

1) Bersifat Disposisi Prioritas, yaitu Disposisi yang diberikan Atasan dengan mencantumkan kata “Prioritas” untuk saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari, atau jangka waktu tertentu yang dicantumkan dalam disposisi, yang penyelesaiannya didahulukan. Termasuk dalam kategori Disposisi Prioritas adalah Disposisi yang mencantumkan kata “very top urgent”, “top urgent”, “urgent”, “sangat segera”, “segera” atau kata-kata lain dengan maksud yang sama yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari staf.

Pimpinan memberikan petunjuk bersifat Disposisi Prioritas berdasarkan pertimbangan kepentingan nasional/negara dan masyarakat dari segi politik, ekonomi, sosial budaya, dan/atau pertahanan keamanan bahwa suatu saran terhadap rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam perlu diselesaikan dengan sangat segera.

2) Tidak bersifat Disposisi Prioritas, yaitu jangka waktu penyelesaiannya paling lama 9 hari.

b. Tingkat kompleksitas permasalahan menentukan waktu penyiapan penyelesaian saran atas perumusan dan pelaksanaan kebijakandi bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam. Kompleksitas permasalahan dalam sebuah rencana kebijakan ditentukan oleh permasalahan terkait bentuk hukum, urgensi pengaturan, dampak yang mungkin timbul, perumusan maupun teknis perundang-undangan RPerpres, RKeppres, Rinpres, RPerda, RKepmen/RKepLembaga dimaksud.

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

45

Sedangkan kompleksitas pelaksanaan kebijakan ditentukan, apabila dalam membuat suatu saran kebijakan perlu didukung dengan kegiatan pemantauan berupa koordinasi ke kementerian, lembaga, atau pemerintah daerah guna klarifikasi data dan informasi, analisis berdasarkan peraturan perundang-undangan terkait, dan/atau comparative studi terhadap referensi terkait (internet, buku, jurnal, dan/atau data statistik).

Berdasarkan hal di atas, maka capaian indikator sasaran 1 dan 3 di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam pada Tahun 2014, dapat digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.5

Distribusi Waktu Penyiapan Penyelesaian Hasil Analisis Terhadap Rencana dan Pelaksanaa Kebijakan dan Program Pemerintah di Bidang Prasarana, Riset,

Teknologi, dan Sumber Daya Alam Tahun 2014

Jenis Berkas Jumlah Berkas Masuk Jumlah Laporan Yang Dihasilkan (output) Jumlah Laporan Tepat Waktu (outcome)

Waktu Penyelesaian Sesuai SP Bersifat Prioritas Bersifat Tidak Prioritas < 3 hari 3,1 - < 6 hari 6,1 - < 9 hari Perumusan Rencana kebijakan 90 90 85 20 30 40 Pelaksanaan Kebijakan 338 338 329 35 50 253 Total 428 428 414 55 80 293

Berdasarkan tabel di atas maka distribusi waktu penyelesaian saran rencana kebijakan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Bersifat Disposisi Prioritas

Sejumlah 135 laporan rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam memerlukan penyiapan penyelesaian saran bersifat Prioritas berdasarkan SP yang waktu penyelesaiannya.

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

46

b. Tidak Bersifat Disposisi Prioritas

Sejumlah 293 Laporan tidak bersifat disposisi prioritas dan berdasarkan tingkat kompleksitas permasalahan, penyelesaian saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas perumusanrencana dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam memerlukan proses penyelesaian yang lebih panjang (7 - < 9 hari), karena perlu didukung dengan seluruh kegiatan pembahasan materi substansi RPerpres, RKeppres, Rinpres, Rperda dan RKepmen/RKepLembaga serta pemantauan, evaluasi, dan analisis, yaitu melalui rapat pembahasan/koordinasi dengan kementerian, lembaga, atau pemerintah daerah, analisis peraturan perundang-undangan terkait, dan comparative studi dengan referensi terkait.

2. Indikator “ditindaklanjuti”

Rumusan “ditindaklanjuti” yang digunakandalam indikator 2 dan 4,menekankan pada ketepatan substansi saran kebijakan yang dihasilkan, yang berarti bahwa saran kebijakan yang disampaikan kepada Deputi Bidang Perekonomian selanjutnya ditindaklanjuti/disetujui, bentuk tindaklanjuti dapat berupa saran disampaikan kepada Sekretaris Kabinet maupun stakeholders lain di luar Lingkungan Sekretariat Kabinet. Dengan demikian, semakin banyak saran yang diterima oleh stakeholders berarti kinerja Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alamsemakin tinggi.

Adapun gambaran mengenai saran terhadap rencana kebijakan dan pelaksanaan kebijakan di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang ditindaklanjuti, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Distribusi Saran terhadap Rencana dan Pelaksanaan Kebijakan yang Ditindaklanjuti oleh Deputi Bidang Perekonomian

Jenis Berkas Jumlah Berkas Masuk Jumlah Laporan Yang Dihasilkan

(output) Jumlah Laporan Ditindaklanjuti (outcome) Perumusan rencana kebijakan 90 90 85 Pelaksanaan kebijakan 338 338 329 Total 428 428 414

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Prasarana, Ristek dan

Sumber Daya Alam 2014

47

Berdasarkan tabel di atas maka distribusi saran terhadap rencana dan pelaksanaan kebijakan yang ditindaklanjuti oleh Deputi Bidang Perekonomian di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Disampaikan kepada Sekretaris Kabinet.

Jumlah saran terhadap rencana dan pelaksanaan kebijakan di bidang prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam yang disampaikan kepada Sekretaris Kabinet adalah 195 Laporan, antara lain sebagai berikut:

1. Pengelolaan Blok Mahakam

Direktur Indonesian Resources Studies (IRESS) menyampaikan permohonan kepada Presiden (tembusan Sekretariat Kabinet) perihal penyerahan Pengelolaan Blok Mahakam kepada Pertamina melalui surat tanggal 26 Februari 2014. Surat tersebut diteruskan kepada Menteri BUMN dan Menteri ESDM untuk ditangani lebih lanjut dan melaporkan hasilnya ke Presiden.

2. Peninjauan Kembali Pemberlakuan UU No.4/2009 tentang Mineral

dan Batubara dan Peraturan

Majelis Rakyat Papua (MRP) menyampaikan permohonan kepada Presiden

(tembusan Sekretariat Kabinet) untuk dapat meninjau dan

mempertimbangkan kembali pelaksanaan UU No. 4/2009 dan peraturan pelaksanaan lainya tersebut dengan tetap memperhatikan kepentingan Pemerintah Daerah dan masyarakat Papua. Surat permohonan tersebut diteruskan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk ditangani lebih lanjut.

3. Permohonan Koordinat batas Cekungan Air Tanah (CAT) Watu

Putih

Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK-REMBANG) menyampaikan permohonan konfirmasi data koordinat batas Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih dalam Keppres RI No. 26 Tahun 2011 kepada Presiden (tembusan Sekretariat Kabinet) melalui surat tanggal 3 Maret 2014. Permohonan konfirmasi CAT tersebut diteruskan ke Menteri ESDM untuk ditangani lebih lanjut dan melaporkan hasilnya ke Presiden.

4. Hearing Pansus Lumpur DPRD Kabupaten Sidoarjo Kepada

Presiden

Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo menyampaikan permohonan kepada Presiden (tembusan Sekretariat Kabinet) perihal audiensi/hearing guna mencari solusi serta langkah-langkah konkrit dalam penyelesaian masalah pembayaran ganti rugi korban luapan lumpur porong Sidoarjo melalui surat tanggal 26 Mei 2014. Surat permohonan tersebut diteruskan kepada Menteri ESDM selaku Dewan Pengarah Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo untuk ditangani langkah-langkah apa yang akan ditempuh untuk menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan di dalam wilayah PAT pasca

Dokumen terkait