• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP

INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA POWER POINT

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS

XI IPA SMA NEGERI 1 SUNGAI GERINGGING

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh:

Putri Indah Permata Sari

1

, Rina Widiana

2

, Annika Maizeli

2 1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

2Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat Email:Putriindahpermata30@yahoo.com

ABSTRACT

The background of this research is based on low result score in Biology subject of the students at class XI IPA in SMAN 1 Sungai Geringging. One of the problem is the learning process is still centered on the teacher by used the method of lectures, so the students are less motivated in the learning process. In addition, teachers also used the whiteboard equipment to help teachers in delivering the learning material. Therefore, it makes the students has less interested to participate in the learning process of biology class, because the students only focused to copy the material on the blackboard. The purpose of this study was to determine the effect of applying the learning model of Group Investigation (GI) with Power Point media on learning outcomes biology class XI IPA at SMAN 1 Geringging in academic 2015/2016. This experimental study was designed with Randomized Control Group Posttest-Only Design. The population of this study are all class XI students enrolled in the academic year 2015/2016. The sampling method is purposive sampling. The experimental class and control class derived from class XI IPA 1 as an experimental class and class XI IPA 4 as the control class. Instruments used in the cognitive domain by given through written tests with the multiple choice form of 40 items. Affective and psychomotor by used observation sheet attitudes (respect the opinion of friends, responsible, and polite communicate during the learning process) and skills (completeness of the report discussion, conclusions on the outcome of discussions and neatness, cleanliness and clarity in the writing). The result analysis of data by used techniques of cognitive domains using t-test is obtained t (3,67)> t table (1.67) and the hypothesis of this study was accepted. In the affective domain values obtained grade students perform experiments that B (3.60) and the control class is B (3.56), whereas the values obtained psychomotor skills of the experimental class that is A- (3.78) and the control class is B + (3.27). Finally, from this study it can be concluded that the learning model of Group Investigation (GI) with Media Power Point has the on the learning outcomes of biology class XI IPA at SMAN 1 Sungai Geringging toward Human Reproductive System material in the academic year 2015/2016.

Key words: Learning Model Group Investigation (GI), Power Point Media, the result of study biology.

PENDAHULUAN

Biologi merupakan salah satu mata pelajaran formal yang berperan penting dalam menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu

karakteristik pembelajaran biologi adalah menghendaki peran aktif siswa secara utuh dalam melakukan pengamatan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan belajar, menerapkan..konsep..dan mengkomunikasi-kan hasil penelitian guna mencapai hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, proses

(2)

2

pembelajaran..diarahkan untuk.. memberda-yakan semua potensi siswa menjadi kompetensi yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada bulan September Tahun 2015 dengan guru biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Geringging bahwa guru mengungkapkan masih menggunakan pembelajaran langsung dengan metode ceramah dan tanya jawab. Bukan berarti metode ceramah tidak baik, akan tetapi tidak semua fakta, konsep dan prinsip dalam biologi dapat disampaikan melalui metode ceramah. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa rendah tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Hal ini dapat terlihat pada nilai Ulangan Harian (UH) Biologi siswa pada materi sistem reproduksi manusia kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Geringging semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Rata- rata nilai kelas XI IPA 1 70,64, kelas XI IPA 2 nilai rata-ratanya 69,26, kelas XI IPA 3 nilai rata-ratanya 72,31, dan kelas XI IPA 4 nilai rata-ratanya 78,00. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan belajar biologi siswa masih rendah dan belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah untuk pelajaran biologi yaitu 78,00. Persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh dari semua kelas XI IPA pada materi sistem reproduksi yang berjumlah 135 siswa dengan 86 siswa yang tuntas adalah 66,56 %.

Selain itu, guru belum menggunakan media yang bervariasi dalam proses pembelajaran. Guru hanya memanfaatkan media konvensional seperti media papan tulis. Hal tersebut membuat pembelajaran biologi menjadi kurang menarik karena siswa hanya terfokus untuk menyalin tulisan yang ada di papan tulis. Sementara pada materi sistem reproduksi manusia dibutuhkan suatu media yang dapat memotivasi siswa dalam memahami materi sistem reproduksi ini, dimana materi ini menuntut pemahaman struktur organ reproduksi dan proses spermatogenesis dan oogenesis yang sebaiknya disampaikan dengan media yang tepat.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah di atas adalah guru perlu memilih metode, model dan media

yang dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Salah satunya guru dapat menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI).

Model pembelajaraan Group

Investigation (GI) diharapkan dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran siswa, karena dalam pembelajaran ini, siswa dituntut untuk menguasai materi pelajaran dan keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional. Hal ini terlihat dari kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI) menurut Istarani

(2014:87) adalah dapat memadukan antara siswa yang berbeda kemampuan, melatih siswa untuk meningkatkan kerjasama untuk mngeluarkan ide-ide baru dan melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Selain penggunaan model pembelajaran yang bervariasi, guru juga dituntut untuk menggunakan media pembelajaran yang bervariasi pula, guna menunjang proses pembelajaran yang efektif. Salah satu media yang sesuai untuk dipadukan dengan model pembelajaran

Group Investigation (GI) adalah media

Power Point. Fungsi dari media Power Point dalam pembelajaran ini adalah sebagai arahan bagi siswa dalam memahami materi tentang sistem reproduksi manusia dan penguatan materi bagi guru. Adapun kelebihan dari media Power Point menurut Arsyad (2013:65) adalah pembelajaran akan menjadi lebih menarik, menyampaikan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien sehingga merangsang siswa untuk mengetahui lebih jauh materi yang akan disajikan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) disertai media Power Point terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Geringging Tahun Pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang telah dilakukan adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control-Group Posttest

(3)

3

sekelompok subyek penelitian dari suatu populasi tertentu, kemudian dikelompokkan dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2016 di SMA Negeri 1 Sungai Geringging Tahun Pelajaran 2015/2016

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Geringging pada semester II Tahun Pelajaran 2015/ 2016 yang terdiri dari 5 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang diberikan melalui tes hasil belajar untuk ranah kognitif, lembar penilaian observasi untuk ranah afektif dan ranah psikomotor. Pada uji

coba tes dilakukan validitas tes, indeks kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas. Dari hasil data tersebut didapatkan 40 soal yg terpakai dari 89 soal.

Teknik analisis data tes akhir dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol meliputi tiga ranah yaitu ranah afektif, kognitif, dan psikomotor, maka diperoleh data hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi pada materi sistem reproduksi manusia seperti pada Tabel 17.

Tabel 17. Rata-rata Hasil BelajarPada Kelas Eksperimen dan Kontrol

No Kelas

Afektif Kognitif Psikomotor Nilai Predikat Nilai Nilai Predikat

1 Eksperimen 3,60 B 78,03 3,78 A-

2 Kontrol 3,56 B 70,33 3,27 B+

1. Ranah Afektif

Penilaian afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data nilai

rata-rata siswa yang telah diperoleh dapat dilihat pada Gambar 2.

(4)

4

Deskripsi data penilaian ini ditunjukkan dengan nilai modus dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk memperoleh kriteria siswa untuk setiap indikator yang dinilai. Indikator yang dinilai yaitu..menghargai..pendapat..teman..bertang -gung jawab dan santun berkomunikasi pada saat..proses..pembelajaran..Pada..kelas.. eks-perimen didapatkan nilai modus secara keseluruhan yaitu 3,60 dan nilai modus pada kelas kontrol adalah 3,56.

2..Ranah Kognitif

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh data hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Data tersebut diperoleh dari tes akhir yang dilakukan dengan menggunakan soal berupa objektif sebanyak 40 butir soal. Tes akhir diikuti oleh seluruh siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol Tahun Pelajaran 2015/2016 yang diperoleh, dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 . Nilai Rata-rata Hasil Belajar dan Persentase Ketuntasan Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

No Parameter Perlakuan Keterangan

Eksperimen Kontrol

1. Nilai Rata – rata Hasil Belajar 78,03 70,33 Eksp > Kontrol 2. Persentase ketuntasan 44,39% 15,16% Eksp > Kontrol

Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar yang terdapat dalam Tabel 18, persentase ketuntasan hasil belajar biologi kelas eksperimen dan kelas kontrol tentang

materi sistem reproduksi manusia dapat dilihat pada Gambar 3 dan persentase ketuntasan pada Gambar 4.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 78,03 70,33 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol N il ai rata -r ata h as il b el ajar XI IPA 1

X

XI IPA 4

Gambar 3. Nilai Rata-rata Kognitif Kedua Kelas Sampel

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

44.39

15.16

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol k et u n ta sa n (%)

Gambar 4. Persentase Ketuntasan Nilai Kognitif Kedua Kelas Sampel

Berdasarkan Gambar 3 dan 4, dapat dilihat bahwa hasil belajar Biologi ranah kognitif pada kelas eksperimen

dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI) disertai media

Power Point lebih tinggi dibandingkan kelas XI IPA 1 XI IPA 4

(5)

5

kontrol yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini tergambar dari nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 78,03 dengan persentase ketuntasan yaitu 44,39% dan kelas kontrol adalah 70,33 dengan persentase ketuntasan 15,16%.

hasil analisis uji normalitas pada kelas eksperimen didapatkan L0 0,0116 < Ltabel 0,161 dan pada kelas kontrol L0 0,114 < Ltabel 0,161, hal ini menunjukkan bahwa data sampel berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas pada kelas sampel didapatkan Fhitung 1,42 < Ftabel 1,88 maka varians data dari kedua kelas sampel homogen. Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Dari hasil uji hipotesis ranah kognitif didapatkan t-hitung 3,67 > t-tabel 1,67, jadi

dapat dinyatakan bahwa hipotesis penelitian diterima.

3. Ranah Psikomotor

Penilaian psikomotor dilakukan pada kedua kelas sampel yaitu pada kelas eksperimen dinilai dari hasil laporan siswa setelah melakukan diskusi dan presentasi sedangkan pada kelas kontrol yang dinilai adalah resume siswa setiap pertemuan yang dibuat setelah guru menerangkan materi pada saat proses pembelajaran. Data hasil penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 5.

0

1

2

3

4

5

3,46

3,29

3,03

3,03

2,94

2,87

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol N il a i ra ta -r a ta in di ka to r Kelengkapan laporan Simpulan hasil diskusi/ Resume

Kerapian, kebersihan dan kejelasan dalam penulisan

Gambar 5. Nilai Rata-rata Masing-masing Indikator Psikomotor Kelas Sampel Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa

selama empat kali pertemuan pada kelas eksperimen didapatkan nilai tertinggi 3,46 pada kelengkapan laporan diskusi, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai 3,03 pada kriteria yang sama.

Pencapaian optimum penilaian ranah psikomotor pada kedua kelas sampel yaitu kelas eksperimen 3,78 dengan grade A- dan kelas kontrol 3,27 (B+). Deskripsi nilai kedua sampel dapat dilihat pada Gambar 6.

1

2

3

4

5

IPA 1 IPA 4 3,78 3,27 Kelas eksperimen Kelas kontrol Nilai rata -rata Capaian Optimum

Gambar 6. Nilai Rata-rata Capaian Optimum Psikomotor Kelas Sampel

(6)

6

PEMBAHASAN

1. Ranah Afektif

Data penelitian ranah afektif pada kelas eksperimen diperoleh melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu empat kali pertemuan. Saat proses pembelajaran siswa ikut berperan aktif. Hal ini terlihat dari adanya tanggung jawab masing-masing siswa terhadap tugas kelompok, adanya keinginan siswa untuk mendengarkan dan menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran saat kelompok lain mempresentasikan hasil investigasinya dan menanggapi pendapat dari kelompok lainnya.

Menurut Latisma (2010: 192) hasil afektif akan tampak pada peserta didik dalam bertingkah laku, seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai materi pelajaran penghargaan atau rasa hormatnya terhadap pendidik dan sebagainya.

Berdasarkan data yang diperoleh setelah dilakukan analisis modus, nilai afektif secara keseluruhan pada kelas eksperimen dari keempat pertemuan adalah 3,6 berada pada predikat B. Berdasarkan indikator yang diamati, indikator yang memiliki modus tertinggi adalah indikator menghargai pendapat teman dan indikator bertanggung jawab dalam proses pembelajaran yang memilki predikat baik (B) dengan nilai 3,63 .

Tingginya nilai modus pada indikator menghargai pendapat teman terlihat pada masing-masing siswa yang serius mendengarkan dan menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran berlangsung seperti saat kelompok lain mempresentasikan hasil investigasinya dan menanggapi pendapat dari kelompok yang lainnya. Tingginya nilai modus pada indikator bertanggung jawab dalam proses pembelajaran karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation disertai media Power Point,

siswa dalam kelompok yang telah ditentukan oleh guru ikut berperan aktif dalam melaksaksanakan investigasi, menuliskan laporan diskusi dan presentasi kelompok sesuai yang diperintahkan oleh guru.

Menurut Sunarti (2014: 76) selama proses pembelajaran siswa memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.

Nilai afektif pada kelas kontrol dilihat dari nilai rata-rata modus per indikator tidak jauh berbeda. Nilai modus indikator tertinggi adalah pada aspek santun berkomunikasi pada saat proses pembelajaran memiliki predikat B dengan nilai 3,7. Pada indikator ini, siswa telah dapat menggunakan bahasa komunikasi yang baik, sopan dan jelas saat membuat resume atau kesimpulan pelajaran pada materi yang disampaikan oleh guru.

Pada indikator bertanggung jawab masing-masing siswa harus bertanggung jawab dalam membuat resume yang telah diterangkan oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan pada indikator menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran, siswa sudah mampu menghargai pendapat teman saat proses pembelajaran.

2. Ranah Kognitif

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu kelas eksperimen 78,03 dan kelas kontrol 70,03 (Gambar 3). Tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen karena menggunakan model pembelajaran

Group Investigation disertai media Power

Point, sehingga siswa dapat terlibat aktif pada saat proses pembelajaran. Model pembelajaran ini mengharuskan siswa dalam kelompoknya bekerjasama untuk menginvestigasi, menganalisis dan menafsirkan ide-ide baru dari materi yang diberikan oleh guru melalui media power point, sehingga sampai pada kesimpulan yang berupa laporan kelompok.

Pada kelas eksperimen hasil belajar siswa yang di atas KKM sebanyak 11 orang dengan persentase ketuntasan 44,39% sedangkan hasil belajar siswa yang di bawah KKM sebanyak 27 orang. Rendahnya persentase ketuntasan siswa disebabkan karena tingkat kemampuan siswa yang berbeda-beda. Jika dilihat dari uraian diatas maka lebih banyak kelas eksperimen yang tuntas dibandingkan kelas kontrol, meskipun

(7)

7

belum mencapai 60% siswa yang tuntas. Menurut Djamarah (2010:107) apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa maka tingkat keberhasilannya tergolong kurang.

Penelitian ini belum menunjukkan hasil belajar siswa yang optimal dengan nilai di bawah KKM. Rendahnya hasil belajar siswa dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) disebabkan oleh karena siswa baru mengenal model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation disertai media Power Point, selain itu dalam pelaksanaan pembelajaran ini juga terkendala dengan lamanya siswa dalam mengerjakan laporan hasil diskusi kelompok karna siswa tidak serius dalam mengerjakannya. Selain itu, materi sistem reproduksi merupakan materi yang termasuk sulit dikarenakan pada materi ini siswa dituntut untuk memahami struktur, fungsi organ reproduksi dan mekanisme-mekanisme pada masing-masing organ reproduksi tersebut.

Pemahaman materi juga dipengaruhi oleh bahan ajar atau sumber belajar yang mendukung. Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran di kelas masih terdapat kekurangan dari segi bahasa yang sulit dipahami oleh siswa. Seharusnya menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Supaya mampu membuat siswa mengerti akan materi yang dipelajari. Hal ini sejalan dengan Prastowo ( 2011:17) bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disususun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan, penelaahan dan implementasi pembelajaran.

Tingginya hasil belajar siswa kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol pada ranah kognitif karena pada kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran Group Investigation disertai media Power Point. Menurut Istarani (2014:87) Model pembelajaran ini memadukan antara siswa yang berbeda kemampuan melalui kelompok yang heterogen, melatih siswa untuk bertanggung jawab sebab mereka diberi tugas untuk diselesaikan dalam kelompok, melatih siswa menemukan hal-hal baru dari hasil kelompok yang dilakukannya dan melatih

siswa untuk mengeluarkan ide dan gagasan baru melalui penemuan yang ditemukannya. Hal ini sesuai dengan Lie (2010:34) bahwa keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

Terciptanya suasana pembelajaran yang dapat memusatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran juga ditentukan oleh penggunaan media Power Point yang dapat meningkatkan keefektifan dalam proses belajar siswa. Media Power Point ini membuat siswa menjadi tertarik dalam belajar karena disampaikan secara utuh, ringkas dan cepat melalui point-point materi dan dapat mempermudah siswa untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Hal ini sejalan dengan Arsyad (2014: 19) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Menurut Lufri (2007: 112) tanpa media, penyajian materi pelajaran menjadi kurang menarik, bahkan materi menjadi sulit dipahami dan membosankan.

Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol menerapkan metode ceramah dan tanya jawab. Berdasarkan persentase ketuntasan pada kelas kontrol adalah 15,16% (Gambar 4) berada pada tingkatan yang rendah karena belum mencapai KKM. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena adanya kelemahan metode ceramah dan tanya jawab ini diantaranya pembelajaran berlangsung membosankan, karena hanya berlangsung satu arah sehingga kurangnya interaksi antara siswa dengan guru serta siswa dengan siswa. Selain itu bahwa siswa hanya mendengarkan saja materi pembelajaran dari guru, kemudian mencatat poin-poin penting tentang materi pembelajaran. Selain itu pembelajaran hanya didominasi oleh siswa yang aktif berbicara, materi hanya dikuasai oleh siswa yang pintar, sedangkan siswa lain hanya diam atau pasif dalam menanggapi pertanyaan dan pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.Hal ini sesuai dengan Lufri (2007: 33) bahwa pembelajaran tidak bisa berjalan dengan

(8)

8

baik apabila anak didik tidak membaca terlebih dahulu.

3..Ranah Psikomotor

Psikomotor yang dinilai pada kelas eksperimen adalah laporan diskusi dan pada kelas kontrol adalah berupa resume. Laporan diskusi siswa ini diberikan pada saat proses pembelajaran. Pada kelas kontrol resume diberikan setelah guru menerangkan materi di kelas. Pada kelas kontrol ada bebarapa siswa yang tidak membuat resume dan ada juga resume kurang lengkap serta penulisan juga masih kurang rapi dan beersih.

Psikomotor siswa kelas eksperimen dalam menginvestigasi materi yang dipilih dari tiga indikator yaitu Simpulan hasil diskusi, kelengkapan laporan dan kerapian, kebersihan dan kejelasan tulisan. Nilai capaian optimum pada kelas eksperimen adalah 3,78 dengan predikat A- (Gambar 6). Tingginya capaian optimum yang diperoleh siswa ini disebabkan karena pada umumnya kesusuaian menginvestigasi, membuat laporan sudah baik dan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran meskipun ada juga beberapa kelompok yang hasil menyimpulkannya kurang sesuai dengan hasil investigasinya.

Indikator kelengkapan laporan diskusi memperoleh nilai capaian optimum adalah 3,46. Hal ini menunjukkan bahwa semua kelompok sudah membuat laporan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Menyimpulkan laporan diskusi memperoleh nilai capaian optimum 3,29, rendahnya capaian optimum pada indikator menyimpulkan laporan ini dibandingkan dengan indikator yang lainnya, disebabkan oleh kurangnya waktu pada saat membuat laporan sehingga siswa sedikit kebingungan dalam menyimpulkan hasil laporan yang dibuat oleh kelompoknya. Pada indikator kerapian, kebersihan dan kejelasan dalam penulisan memiliki nilai capaian optimum 3,03, hal ini juga menunjukkan bahwa laporan diskusi sudah ditulis dengan rapi, bersih dan jelas, sehingga keseluruhan dalam menginvestigasi topik yang dipilih.

Tingginya nilai psikomotor siswa pada kelas eksperimen karena pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation disertai penggunaan media Power Point, sehingga

menyebabkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang dipelajari semakin tinggi sekaligus mampu menguji rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan. Hal ini sejalan dengan Slavin (2005:220) menyatakan kegiatan diskusi kelompok dan saling berbagi pendapat dapat melahirkan perluasan dan konflik serta keterampilan peserta didik.

Pada kelas kontrol memiliki nilai capaian optimum yang diperoleh yaitu 3,27 dengan predikat (B+). Pada indikator kelengkapan resume memperoleh nilai capaian optimum 3,03. Pada indikator menyimpulkan resume memperoleh nilai 2,94 dan hal ini juga membuat rendahnya capaian optimum pada indikator kerapian, kebersihan, dan kejelasan tulisan yaitu 2,87.

Rendahnya capaian nilai optimum psikomotor pada kelas kontrol dibandingkan dengan kelas eksperimen disebabkan karena masih banyak siswa membuat resume tidak sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran dan keterbatasannya waktu membuat resume siswa ada yang tidak lengkap walaupun siswa tersebut sudah melakukan tugas dengan sungguh-sungguh.

Kendala yang penulis temukan selama proses pembelajaran di kelas eksperimen yaitu kelas XI IPA 1 adalah kurangnya pengelolaan kelas dan sulitnya mengontrol siswa dalam kerja kelompok sehingga kelas masih ribut dalam proses pembelajaran. Pada kelas kontrol yaitu kelas XI IPA 4 kendala yang dihadapi adalah masih ada beberapa siswa yang bermalasan untuk mengikuti pelajaran hal ini terlihat pada saat guru menjelaskan materi, siswa terlihat acuh tak acuh ketika menjelaskan materi, membuat resume dan hasil belajar siswa masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

Group Investigation (GI) disertai Media

Power Point dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor kelas XI SMA Negeri 1 Sungai Geringging pada materi

(9)

9

Reproduksi Manusia Tahun pelajaran 2015/2016.

SARAN

Berdasarkan Kesimpulan di atas maka penulis menyarankan sebagai berikut: a. Penerapan model pembelajaran Group

Investigation (GI) disertai media Power

Point dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan kompetensi belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

b. Pada Penelitian selanjutnya penulis menyarankan untuk mengkomnbinasikan model pembelajaran Group Investigation yang disertai bahan ajar.

c. Analisis kontribusi afektif dan psikomotor terhadap ranah kognitif siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2013. Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan. Depok: Raja Grafindo Persada.

Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran. Depok: Raja grafindo Persada. Djamarah, S & Zain. (2010) Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran

Inovatif. Medan: Media Persada. Latisma. 2010. Evaluasi Pendidikan.

Padang: UNP Press Padang. Lie, A. 2010. Cooperative Learning

Mempraktikkan Cooperatif

Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kretif membuat bahan ajar inovatif. Yogykarta: Diva Press.

Slavin, E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sunarti. 2014. Penilaian dalam kurikulum 2013.Yogyakarta: Andi Offset

Gambar

Gambar 2. Rata-rata nilai Afektif Siswa  Kedua Kelas Sampel
Gambar 3. Nilai Rata-rata  Kognitif  Kedua Kelas Sampel
Gambar 5. Nilai Rata-rata Masing-masing Indikator Psikomotor Kelas Sampel  Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa

Referensi

Dokumen terkait

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

Bobot kering total tanaman pada pengamatan umur 35 hst perlakuan pupuk kandang ayam 10 t ha -1 dengan penambahan 25% pupuk anorganik memperoleh hasil yang

Model tersebut menyatakan bahwa jumlah deposito merupakan fungsi dari tingkat suku bunga, pendapatan masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam penjaminan dana masyarakat yang

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima yang dengan

Dalam mapel IPA, mapel IPS, dan mapel lain, guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang berkaitan dengan konsep, prinsip atau teori yang

Sebagai contoh, jika suatu perusahaan pelayaran memiliki 3.000 TEUs untuk salah satu rutenya, maka dapat dilihat yang paling efisien pada rute tersebut dengan jumlah

(2) Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan tempat rekreasi, pariwisata dan olah raga yang disediakan, dimiliki dan/atau

Perawatan dilakukan dengan menggunakan alat cekat teknik Begg dan pencabutan gigi desidui, Kesimpulan, impaksi gigi premolar pertama mandibula dapat tercapai pada tahap pertama