• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN NGAJARAN 0 3 KEC. TUNTANG KA B. SEMARANG TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN NGAJARAN 0 3 KEC. TUNTANG KA B. SEMARANG TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

IAR0T ANDRI WIBISONO

NIM: 11408092

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)
(3)

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara :

Nama

NIM

Jurusan

Program Studi

Judul

: Jarot Andri Wibisono

:11408092

: Tarbiyah

: Pendidikan Agama Islam

: PENGARUH KEDISPLINAN

BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 6 agustus 2010

Pembimbing

h

(4)

Jalan Tentara Pelajar No. 2 Telepon (0298) 323706, 323433 Salatiga Kode Pos 50721

W ebsite : w w w . stainsalatiga.ac.id e - m a i l : akadem ik@ stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi saudara JAROT ANDRI WEBISONO dengan nomor induk Mahasiswa

11408092 yang berjudul “PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR

TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu, tanggal 28 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 18 Ramadlan 1431 H. dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.).

Salatiga, 28 Agustus 2010 M 18 Ramadlan 1431 H Drs. Sumamo Widjadipa, M.Pd

NIP. 19570520 198601 1 001

(5)

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

Judul : PENGARUH KEDISPLINAN

BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM SD NGAJARAN 03

Nama : Jarot Andri Wibisono

NIM :11408092

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode Ilmiah.

Tuntang, 6 Agustus 2010

Yang menyatakan

(6)

j j i i . tjjLuU L»J 4&Ij dla. j l ^1*11 !jJ jl jJ ill j ^Siol jlo l (jj

” ... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu keijakan.”

( Al Mujaadilah : 11 )

’’Keyakinan sendiri adalah jalan terbaik untuk maju, berbuatlah selagi ada

kesempatan, dimana ada kemauan, di situ ada jalan ...”

(7)

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Ayah dan Ibu yang tiada pernah lelah memberikan dorongan dan doa restunya.

2. Kakak dan Adik-adikku tersayang yang selalu mendoakan dan memberikan semangat

dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal pengetahuan dan

pengelaman.

4. Ibu Sri Sugiami sebagai Kepala SD Negeri Ngajaran 03 dan Bapak Baud Utsiri

sebagai Kepala SD Negeri Ngajaran 02, serta Bapak Adi Susilo yang senantiasa

memberikan kesempatan dan perhatian serta banyak membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Rekan-rekan Guru SD Negeri Ngajaran 03 yang senantiasa memberi dorongan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabatku, Emis Eka Aprillia, Badarudin, Runjiati, Wuryanti serta semua

sahabatku yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu.

7. Para pembaca yang budiman.

Tuntang, Februari 2010

(8)

Puji syukur Alhamdulillah, kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

tanpa halangan suatu apapun. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nanti-nantikan syafaatnya besok di

yaumul qiyamah. Amin AHahumma Amin.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi sebagian syarat-syarat guna

memperoleh gelar sarjana dalam ilmu tarbiyah STAIN Salatiga.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan

dan pengarahan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut penulis hanya bisa

mengucapkan terima kasih, dan dengan iringan doa semoga amal baik yang telah

diberikan, mendapat pahala did\sisi Allah SWT.

Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Drs.Sumamo Widjadipa, M.Pd. selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan pikirannya dengan kesabaran dan kebijaksanaannya dalam

memberikan bimbingan, pengarahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

3. Ibu Sri Sugiami selaku Kepala SD Ngeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang yang selalu memberikan waktu kepada penulis untuk mengumpulkan data

guna menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak, Ibu dan segenap keluarga yang telah memberikan doa restunya kepada penulis

(9)

Jarot Andri Wibisono, 2010, Skripsi ini berjudul : Pengaruh Kedisiplinan Belajar terhadap

Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar PAI dengan

pendekatan kedisiplinan belajar. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam [enelitian ini

adalah : (1) Bagaimana tingkat kedisiplinan siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010? (2) Bagaimana prestasi belajar

PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2009/2010? (3) Adakah pengaruh antara tingkat kedisiplinan belajar terhadap

prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?

Temuan penelitian ini menunjukkkan bahwa (1) Tingkat kedisiplinan belajar

siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2009/2010 terhitung baik (2) Presatasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 terhitung baik (3)

Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar

PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun

(10)

Sampul... ... i

Gambar berlogo... Persetujuan Pembimbing... iii

Pengesahan Kelulusan...iv

Pernyataan Keaslian Tulisan... v

Motto... vi

Persembahan... Kata Pengantar...viii

Abstrak... ix

Daftar Isi... x

Daftar Tabel...xi

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah...1

Rumusan Masalah... 2

Tujuan Penelitian... ...3

Manfaat Penelitian... 3

Penegasan Istilah... 4

Hipotesis... 6

Metodologi Penelitian... 7

(11)

Prestasi Belajar... 22

Pengaruh Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar...37

Bab III Laporan Penelitian Latar Belakang Masalah... 41

Tinjauan Historis... 41

Kondisi Fisik Sekolah... 42

Keadaan Siswa, Guru, dan Karyawan... 43

Sarana dan Prasarana... 44

Hasil Penelitian... 46

Bab IV Analisis Data Analisis Dekriptif... 50

Pengujian Hipotesis... 58

Pembahasan...62

Bab V Penutup Kesimpulan...64

Saran-saran...64

Penutup...67

Daftar Pustaka

Lampiran-lampuran

(12)

TABEL 1.1

TABEL INTERPRETASI NILAI ”r”

TABEL 3.1

DATA SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

TABEL 3.2

DAFTAR NAMA GURU DAN KARYAWAN SD NEGERI NGAJARAN 03

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2009/2010

TABEL 3.3

DAFTAR BANGUNAN/RUANG KELAS SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN

TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

TABEL 3.4

DAFTAR INVENTARIS SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

TABEL 3.5

DATA RESPONDEN

TABEL 3.6

DAFTAR JAWABAN ANGKET KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SD NEGERI

NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN

(13)

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2009/2010

TABEL 4.1

SKOR JAWABAN RESPONDEN TERHADAP ANGKET TENTANG KEDISIPLINAN

BELAJAR SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

TABEL 4.2

NOMINASI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP ANGKET TENTANG

KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN

TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

TABEL 4.3

PROSENTASE TINGKAT KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SD NEGERI

NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2009/2010

TABEL 4.4

NILAI MATA PELAJARAN RESPONDEN

TABEL 4.5

INTERVAL PRESTASI BELAJAR PAI RESPONDEN

TABEL 4.6

PROSENTASE PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

(14)

BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

TABEL 4.8

TABEL KERJA PRODUCT MOMENT KOEFISIEN KORELASI PENGARUH

KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SD

NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

(15)

B A BI

PENDAHULUAN

A. L atar Belakang Masalah

Gerakan Disiplin Nasional (GDN) dalam kapasitasnya sebagai sebuah gerakan,

berusaha untuk memobilisir segala potensi, baik yang masih tersembunyi maupun

yang tampak. Salah satu potensi yang mahal adalah kualitas sumber daya manusia

yang masih terlalu heterogen dalam menegakkan disiplin, maka jika GDN tercapai

secara serempak dan menyeluruh dalam segala kehidupan, bangsa kita tidak hanya

akan maju dalam aspek tertentu, tetapi hamper pasti aspek-aspek secara integral akan

member bukti hasil kerja keras, sehingga tercipta budaya bersih, dan budaya kerja atau

budaya belajar secara optimal.

Dalam hal ini peneliti memiliki anggapan bahwa kedisiplinan sangatlah

penting ditanamkan pada anak-anak, karena dengan adanya penanaman sikap disiplin

pada anak yang sedini mungkin akan dapat menampakkan tingkah laku yang disiplin

pula. Dengan adanya sikap yang selalu disiplin baik pada diri anak didik atau pada

guru, tentunya proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas akan lebih berjalan

lancar dan efektif sehingga akan dapat menciptakan hasil yang optimal.

Seorang siswa dapat disebut disiplin apabila ia melakukan suatu pekerjaan

dengan tertib dan teratur sesuai dengan ketentuan, peraturan, norma yang berlaku

dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari siapapun.

Disiplin belajar siswa antara lain selalu mengikuti pelajaran, memperhatikan

(16)

meninggalkan kelas sebelum waktunya, selalu menyelesaikan tugas rumah tepat

waktu, rutin belajar di rumah, menghargai waktu dan sebagainya.

Berangkat dari permasalahan di atas, kedisiplinan akan sangat mempengaruhi

proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian akan sangat mempengaruhi

prestasi belajar siswa, demikian juga dapat mempengaruhi mutu tidaknya pendidikan

yang ada di Indonesia.

Berdasarkan pengamatan penulis, kadang-kadang siswa yang naik kelas

dengan nilai katrolan, tidak memenuhi atau sama dengan KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal). Karena banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah standar, kemudian

untuk semua siswa ditambah dengan nilai yang sama. Hal ini terjadi karena banyak

siswa yang kurang disiplin, baik disiplin dalam mengikuti proses belajar mengajar

khususnya pada pelajaran Pendidikan Agama Islam maupun disiplin di luar jam

pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul ’’PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2009/2010”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan maslah

pokok penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat kedisiplinan belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03

(17)

2. Bagaimanakah prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Negeri

Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2009/2010?

3. Adakah pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama

Islam siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Agar dapat memberikan gambaran yang konkret serta arah yang jelas dalam

pelaksanaan penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1 Mengetahui tingkat kedisiplinan belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?

2 Mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Negeri Ngajaran

03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?

3 Mengetahui pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Menggambarkan sumbangan keilmuan bagi peneliti sendiri maupun para pembaca,

khususnya masalah kedisiplinan guru dan prestasi belajar siswa.

2. Menemukan masukan kepada para pengelola lembaga pendidikan dalam

meningkatkan prestasi siswa.

3. Menggambarkan kepada para pengelolal sekolah dalam peningkatan mutu

(18)

E. Penegasan Istilah

1. Pengaruh

Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu, seperti orang, benda

yang turut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.1 2

2. Kedisiplinan belajar

Apa yang mesti dilakukan siswa kaitannya dengan belajar:

1. Mengerjakan tugas yang dirikan guru (membangun eufering behavior)

2. Datang di sekolah tepat waktu

3. Siap dengan kelengkapan pembelajaran

4. Memperhatikan / menyimak kegiatan pembelajaran

5. Partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran

6. Berperilaku santun dalam suasana pembelajaran

7. Melakukan apa yang diperintahkan guru terkait kegiatan pembelajaran

8. Menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu

9. Kelengkapan catatan pelajaran

10. Kerapian catatan

11. Mentaati tata tertib yang terkait dengan pembelajaran

12. Mentaati tata tertib yang terkait dengan pakaian seragam sekolah

13. Mentaati tata tertib yang terkait dengan aturan/tata cara berpakaian

14. Menggunakan kesempatan bertanya pada waktu guru mempersilakan bertanya

kepada siswa

(19)

15. Inisiatif siswa dalam memperdalam ilmu yang terkait langsung dengan

pelajaran

16. Memberdayakan buku perpustakaan

17. Memberdayakan alat laboratorium

18. Memberdayakan sarana komputer untuk sarana pembelajaran

19. Memberdayakan sarana internet untuk sarana pembelajaran

20. Tanggung jawab dalam memelihara sarana pembelajaran milik sekolah

Disipilin belajar adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.3 Merupakan

perilaku yang terkontrol karena pelatihan, ia dapat menyelesaikan pekerjaan yang

berat itu karena disiplin yang baik.

Disiplin berasal dari kata ”disciple” yang berarti belajar. Disiplin merupakan

arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih

lebik baik.4

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan

belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari

serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

keteraturan, dan ketertiban dalam belajar.

Kedisiplinan belajar dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan

hanya menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi

juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa.

' Ibid, him 268

(20)

3. Prestasi Belajar PAI

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari sesuatu yang telah dilakukan

atau dikerjakan.5 Prestasi yang dimaksud disini adalah nilai rapor siswa.

Ahli pendidikan modem merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut:

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu, untuk memperoleh

suatu perubahan tungkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannnya.6

Dengan adanya pengertian tentang prestasi belajar di atas, maka yang

dimaksud prestasi adalah hasil yang dicapai dengan melalui proses perubahan-

perubahan pada diri seseorang, perubahan itu ke arah positif maju dan perbaikan.

Prestasi belajar dalam hal ini adalah nilai hasil raport siswa semester gasal tahun

ajaran 2009/2010. Parameter prestasi belajar tidak bias lepas dari standar kriteria

ketuntasan minimal ( 6,0 ).

Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran yang dimaksudkan untuk

meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi siswa

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai

perwujudan dari Pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup

pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan

nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan.

5 Depdiknas, op.cit, h!m, 195

* Siameto, Balajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta,! 99i, him.2

(21)

Peningkatan potensi spiritual tersebut akhirnya bertujuan pada optimalisasi

berbagai potensi yang dimiliki manusia yangaktualisasinya mencerminkan harkat

dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

F. Hipotesis

Menurut Sutrisno Hadi, Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin

benar atau mungkin salah.7

Mengacu pada masalah penelitian yang dikaitkan dengan tinjauan pustaka,

maka dalam penelitian ini hipotesa yang penulis ajukan adalah ada pengaruh yang

signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri

Ngajaran 03. Artinya semakin tinggi kedisiplinan belajar siswa, maka prestasi belajar

siswa semakin baik dan sebaliknya.

G. Metodologi Penelitian

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian.8 Yang menjadi populasi

disini adalah Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Tahun Pelajaran 2009/2010

dari kelas I sampai dengan kelas VI. Berdasarkan pertimbangan, karena siswa

kelas III sampai dengan kelas VI sudah lebih memahami pernyataan atau

angket yang diberikan, maka diambil kelas III, IV, V.

b. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil

sampel.9

’ Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbit Psikologi UGM Yogyakarta, 1983, hlm.63

(22)

Proportional sampling adalah suatu sampling proporsi atau perimbangan unsur-

unsur atau kategori dalam populasi diperhatikan dan diwakili dalam sampel.

Stratified sampling adalah populasi terdiri dari golongan-golongan yang

mempunyai susunan bertingkat. Random sampling adalah suatu teknik

mengambil individu untuk sampel dari populasi dengan cara random.

Kelas III = 27, IV = 25, V = 18, berjumlah 70. 50% dari 70 = 36 dengan

perincian kelas III = 14, IV = 13, V = 9.

2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian,

a. Kedisiplinan belajar siswa sebagai variable X, yang diteliti adalah kedisiplinan

sebagai variable bebas. Untuk mengukur kedisiplinan belajar siswa digunakan

satuan sebagai berikut:

a. Sangat disiplin

b. Disiplin

c. Cukup disiplin

d. Kurang disiplin

e. Tidak disiplin

3. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang benar dan valid yang berkaitan dengan

masalah penelitian, dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik

pengumpulan data antara lain:

a. Wawancara

Wawancara sebagai proses interaksi antara peneliti dengan informan

(23)

wawancara yang dilakukan tidak dengan struktur yang ketat, melainkan secara

longgar. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka

sehingga dapat diperoleh informasi yang lengkap dan mendalam. Kelonggaran

ini senantiasa memberi kesempatan kepada informan untuk dapat memberikan

jawaban yang secara bebas dan jujur bahkan tidak tersusun dengan rencana

yang baik. Menurut Palton, wawancara semacam ini dapat pula disebut sebagai

wawancara informal.10

Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

memakan waktu yang lama, maka jumlah sampael yang dipakai dalam

penelitian biasanya sangat terbatas. Dengan dilengkapi wawancara dengan

kepala sekolah dan guru mengenai kedisiplinan belajar dengan memberikan

daftar hadir siswa.

b. Observasi

Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki.11

Cara yang digunakan peneliti adalah datang lebih awal, mengamati secara

langsung anak mengenai kedisiplinan belajar.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui

peninggalan tertulis. Seperti arsip dan termasuk juga buku-buku tentang

pendapat, teori atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah

penelitian.

(24)

Metode dokumentasi ukurannya adalah prestasi belajar, ini digunakan untuk

mengetahui nilai siswa dari buku daftar nilai atau buku laporan pendidikan

siswa.

d. Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah suatu studi korelasi, yang bertujuan menetapkan

besarnya hubungan antar variabel.12 Setelah data terkumpul maka langkah

yang penulis lakukan selanjutnya adalah melakukan analisis data yang sudah

masuk tersebut. Analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam

penelitian, sebab pada tahap ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang

telah diajukan oleh penulis sebelumnya. Karena metode penelitian yang

digunakan adalah kuantitatif, maka teknik analisa datanya menggunakan teknik

analisa data statistik, yang mana metode statistik adalah cara-cara tertentu yang

perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun, menyajikan,

menganalisis dan memberikan interpretasi terhadap sekumpulan bahan

keterangan yang berupa angka agar dapat memberikan pengertian dan makna

tertentu yaitu:

Untuk mengetahui bagaimana kedisplinan belajar siswa SD Negeri Ngajaran

03 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tahun Pelajaran 2008/2009,

digunakan rumus:

P = —x 100% N

(25)

Keterangan:

P = Prosentase

F = Frekwensi jawaban responden

N = Jumlah banyaknya sampel

Yang kemudian diteruskan dengan menggunakan rumus:

x = ^ x l 0 0 %

F h

Keterangan:

x = Nilai prosentase yang dicari

Fo = Nilai yang diperoleh

Fh = Nilai yang diharapkan

Dengan menggunakan standar penilaian prosentase sebagai berikut:

- 76% sampai 100% terhitung sangat baik

- 56% sampai 75% terhitung baik

- 45% sampai 55% terhitung cukup baik

- 35% sampai 45% terhitung kurang baik

- 25% sampai 35% terhitung tidak baik

Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar

siswa SD Negeri Ngajaran 03, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2009/2010, digunakan rumus statistik Product Moment yaitu:

£xy r x y = . ... —

(26)

Keterangan:

rxy = Angka indek korelasi ”r”

xy = Jumlah hasil perkalian

x 2 = Jumlah seluruh skor x setelah dikuadratkan

y 2 = Jumlah seluruh skor y setelah dikuadratkan2

Selanjutnya untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh kedisiplinan belajar

terhadap prestasi belajar siswa, maka hasil perhitungan di atas diinterpretasikan

dengan nilai r tabel yaitu:

Tabel 1.13

Besar Nilai r Interpretasi

0,80-0,100 A antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

0,60 - 0,80 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,40 - 0,60 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sedang atau cukup

0 ,2 0 -0 ,4 0 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang lemah atau rendah

0 ,0 0 -0 ,2 0

(27)

H. Sistematika Penulisan

Skripsi yang penulis susun, terdiri dari tiga bagian yang merupakan rangkaian

dari beberapa bab :

• Bagian muka memuat: halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman

pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar

isi, daftar tabel dan daftar lampiran.

• Bagian isi memuat:

Bab I adalah Pendahuluan yang berisi (a) Latar belakang masalah, (b)

Rumusan Masalah, (c) Tujuan Penelitian, (d) Manfaat Penelitian, (e) Penegasan

Istilah, (f) Hipotesis, (g) Metodologi Penelitian, dan (g) Sistematika Penulisan.

Bab II berisi Landasan Teori terdiri atas tunjauan pustaka yang membahas

tentang (a) Kedisiplinan, (b) Prestasi Belajar, dan (c) Pengaruh Kedisiplinan

terhadap Prestasi Belajar.

Bab III Laporan Penelitian membahas tentang kondisi umum SD Negeri

Ngajaran 03 meliputi (a) Tinjauan Historis, (b) Letak Geografis, (c) Keadaan

Siswa, Guru dan Karyawan, Sarana dan Prasarana, serta (d) Hasil Penelitian.

Bab IV Analisa Data yang memuat uraian tentang (a) Pengelolaan Data, (b)

Analisa Data, dan (c) Pengujian Hipotesis.

Bab V Merupakan bagian penutup yang meliputi (a) Kesimpulan, (b) Saran-

saran, dan (c) Penutup

• Bagian akhir memuat:

(28)

BAB

n

LANDASAN TEORI

A. Kedisiplinan Belajar

1. Pengertian Kedisiplinan Belajar

Secara etimologi kedisiplinan belajar diambil dari kata disiplin yang berarti

ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan di sekolah, tata tertib dan sebagainya.'

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikembangkan bahwa disiplin belajar

adalah semua bentuk tindakan yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang

berlaku, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan kata lain orang dikatakan

disiplin apabila pikiran dan tindakannya selalu didasari oleh aturan-aturan yang

berlaku.

Istilah ”disiplin belajar* mengandung banyak arti. G od’s Dictionary o f Education

sebagaimana dikutip Oteng Sutrisna menjelasakan ’’disiplin belajar”1 2 sebagai

berikut:

1. Mengerjakan tugas yang dirikan guru (membangun eufering behavior)

2. Datang di sekolah tepat waktu

3. Siap dengan kelengkapan pembelajaran

4. Memperhatikan / menyimak kegiatan pembelajaran

5. Partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran

6. Berperilaku santun dalam suasana pembelajaran

7. Melakukan apa yang diperintahkan guru terkait kegiatan pembelajaran

(29)

8. Menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu

9. Kelengkapan catatan pelajaran

10. Kerapian catatan

11. Mentaati tata tertib yang terkait dengan pembelajaran

12. Mentaati tata tertib yang terkait dengan pakaian seragam sekolah

13. Mentaati tata tertib yang terkait dengan aturan/tata cara berpakaian

14. Menggunakan kesempatan bertanya pada waktu guru mempersilakan bertanya

kepada siswa

15. Inisiatif siswa dalam memperdalam ilmu yang terkait langsung dengan

pelajaran

16. Memberdayakan buku perpustakaan

17. Memberdayakan alat laboratorium

18. Memberdayakan sarana komputer untuk sarana pembelajaran

19. Memberdayakan sarana internet untuk sarana pembelajaran

20. Tanggung jawab dalam memelihara sarana pembelajaran milik sekolah (SD

Negeri Ngajaran 03)

Oleh karena itu, disiplin belajar sangat penting artinya bagi para siswa

untuk menentukan identitas dirinya. Bahkan para ahli mengatakan bahwa dengan

disiplin, berbagai kebutuhan dengan sendirinya dapat dipenuhi.

Jika seseorang telah membiasakan diri melakukan kegiatan dengan

terencana, maka ia akan mulai disiplin atau sudah mulai teratur dengan

(30)

Disiplin belajar juga merupakan usaha untuk menanamkan kesadaran pada

setiap personal tentang tugas dan tanggungjawabnya agar menjadi orang yang

bersedia dan mampu memikul tanggungjawab atas semua pekerjaannya.3

Setiap pekerjaan akan berhasil dengan baik jika dikerjakan dengan teratur

dan disiplin. Lebih-lebih dalam hal belajar. Disamping teratur, siswa harus belajar

disiplin. Hanya dengan kedisiplinan siswa akan memperoleh prestasi yang baik.

Timbulnya sikap disiplin bukan peristiwa yang mendadak yang terjadi seketika.

Kedisiplinan pada seorang siswa tidak dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari

pendidik dan itupun dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit. Kebiasaan

yang ditanamkan oleh orang tua dan orang-orang dewasa di dalam lingkungan

keluarga akan terbawa oleh anak-anak dan sekaligus akan memberikan warna

terhadap perilaku kedisiplinan anak dimana dengan disiplin akan menciptakan

kemauan dalam bekerja secara teratur.

Menurut Webster’s dalam New World Dictionary menjabarkan disiplin

menjadi dua, yaitu ”Displin Belajar Negatif dan Disiplin Belajar Positif’.4

a. Disiplin Belajar Negatif

Pendekatan negatif terhadap disiplin belajar menggunakan kekuatan

dan kekuasaan. Hukuman diberikan kepada pelanggar peraturan untuk

menjerakannya dan untuk menakuti orang lain sehingga meraka tidak akan

berbuat kesalahan yang sama.

Singkatnya, pendekatan displin belajar jenis ini menekankan penghindaran

hukuman, tidak pada keijasama yang bergairah, yang tulus ikhlas.

3

Hadari Nawawi. Administrasi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta, 1984, him. 128 4

(31)

b. Disipilin Belajar Positif

Pendekatan positif terhadap disiplin belajar melibatkan penciptaan

suatu sikap dan iklim organisasi dimana para anggotanya mematuhi peraturan-

peraturan yang perlu dari organisasi atau kemauannya sendiri. Dalam

organisasi yang menerapkan disiplin belajar positif, beberapa individu

kadang-kadang melanggar peraturan. Maka mereka dibuat melihat kesalahan

dari tindakan mereka dan keharusan bagi pembetulan perbuatan dengan suatu

bentuk hukuman. Dibawah konsep disiplin belajar positif, hukuman itu

diberikan untuk memperbaiki dan membetulkan, bukan untuk melukai.

3. Manfaat Kedisiplinan Belajar Siswa

Berdisiplin selain akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara

belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang

baik pula.5 Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa menjadi lebih tertib dan

teratur dalam menjalankan kehidupannya, kehidupan aman dan teratur, mencegah

hidup sembarangan, menghargai kepentingan orang lain, membiasakan hidup tertib

di sekolah.

Siswa juga dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi

masa depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan

bisa diharapkan berguna bagi semua pihak.

Dalam hal kedisiplinan dalam belajar baik itu di sekolah atau di rumah yang

terjadi diperlukan, akan tetapi anjuran yang terlalu banyak akan membuat anak

bosan pada siswa, perlu sekali adanya campur tangan dari orang dewasa terutama

dari orang tua atau guru.

(32)

Peran guru sebagai pembimbing dan pengasuh agar selalu mengarahkan

anak didik pada sikap berbudi pekerti yang baik, berilmu, dan terampil. Sedang

peran orang tua dalam menanamkan sikap disiplin belajar pada anaknya harus

ditanamkan sejak kecil. Kita harus ingat bahwa tuntunan yang berupa contoh-

contoh dari orang tua (kata-katanya) akan lebih berkesan bila disertai dengan

perbuatan. Namun bukan berarti anjuran tidak diperlukan, akan tetapi anjuran

yang terlalu banyak akan membuat anak bosan.

Untuk dapat mewujudkan harapan pada orang tua dalam mendidik anak,

peran orang tua adalah mengarahkan anak untuk belajar dengan sungguh-sungguh

dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak, maka anak

akan senang (semangat) dalam belajar.

4. Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Belajar

Pendidikan umum pertama dan yang utama dilaksanakan adalah dalam

lingkungan keluarga kemudian sekolah dan masyarakat.

Dengan demikian keluarga merupakan salah satu lembaga yang

mngemban tugas dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan untuk

anak. Untuk mencapai tujuan dalam mengupayakan anak menjadi pribadi yang

utuh maka tugas dan tanggung jawab orang tua adalah menciptakan situasi dan

kondisi yang memuat iklim yang dapat dipahami anak-anak untuk memperdalam

dan memperluas makna-makna hidup.

Mengembangkan disiplin diri berarti memiliki keteraturan diri berdasarkan

acuan moral. Sehubungan dengan itu, disiplin diri dibangun dari asimilasi dan

penggabungan nilai-nilai moral untuk diinternalisasikan oleh subyek didik sebagai

(33)

Akan tetapi disiplin harus dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit, jika

sekaligus anak akan merasa terkekang dan akan merasa terpenjara sehingga

seorang anak akan selalu mencari jalan bagaimana keluar dari penjara tersebut.

Begitu juga dengan disiplin belajar dimana disiplin belajar ini harus dan perlu

upaya dari lingkungan keluarga yaitu orang tua untuk mengembangkan disiplin

diri anak terutama waktu anak belajar. Belajar yang dilakukan secara rutin setiap

hari dan selalu mengerjakan tugas dari guru merupakan salah satu bentuk dari

disiplin belajar.

Orang tua sangat dibutuhkan pada awal proses belajar dimana peran orang

tua sangat membantu dalam terciptanya kedisiplinan. Adapun cara yang harus

dilakukan orang tua dalam mendisiplinkan anak yaitu melaului pelatihan,

membiasakan diri berperilaku berdasarkan acuan moral, perlu adanya kontrol dari

orang tua untuk mengembangkannya. Ketiga upaya ini dinamakan sebagai kontrol

eksternal. Kontrol yang berisonansi demokrasi dan keterbukaan ini memudahkan

anak untuk membuka diri terhadap penguatan yang bermakna dalam memberikan

ganjaran orang tua dengan nilai moral yang jelas sumbernya.6 Dalam upaya

pengontrolan ini upaya orang tua bukan hanya memberi contoh akan tetapi

perilaku secara moral patut dicontoh oleh anak.

Selain itu anak-anak juga harus diajak untuk berdialog memecahkan

masalah yang berhungan dengan belajar, baik waktu di sekolah maupun di rumah

itu sendiri.

(34)

Sikap disiplin itu bukan bawaan dari lahir, namun muncul setelah anak

mengenal adanya tata tertib yang harus ditaatinya. Dari sinilah muncul sikap

muncul sikap disiplin dan tidak disiplin.

Sebelum anak mengenal adanya tata tertib maupun aturan yang harus

mereka taati, mereka belum mengenal adamya sikap kedisiplinan. Mereka tumbuh

dan berkembang secara alamiah tanpa ada aturan yang mengikatnya. Setelah

mereka mengenal adanya tata tertib maupun aturan, maka dengan sendirinya

mereka dituntut untuk memiliki sikap disiplin tersebut. Disiplin timbul dari jiwa

karena dorongan untuk mentaati tata tertib. Sehingga dapat dipahami bahwa

disiplin merupakan sikap patuh terhadap tata tertib atau aturan.

Disiplin dapat muncul karena kesadaran maupun paksaan. Disiplin yang

muncul karena kesadaran disebabkan faktor seseorang dengan sadar bahwa hanya

dengan disiplinlah akan didapatkan kesuksesan dalam segala hal, dengan

disiplinlah akan didapatkan keteraturan dalam kehidupan, dengan disiplinlah akan

dapat menghilangkan kekecewaan orang lain dan dengan disiplinlah orang lain

akan mengagumi dan sebagainya. Sedangkan kedisiplinan karena keterpaksaan

biasanya muncul karena adanya pengawasan dari pihak lain.7

Untuk dapat menegakkan kedisiplinan tidak selalu melibatkan orang lain,

bahkan hanya melibatkan diri sendiri sebenarnya bisa dilakukan. Bahkan dengan

melibatkan diri sendiri itulah yang lebih penting karena disiplin yang timbul

tersebut berasal dari kesadaran.

7

(35)

Hal ini tentu akan bersifat lebih permanen, mengingat pentingnya

kedisiplinan tidak hanya bagi anak semasa mereka sekolah saja, namun

kedisiplinan tersebut akan terus berguna bagi kehidupannya kelak.

Namun ada juga kedisiplinan yang timbul karena keterpaksaan.

Keterpaksaan tersebut muncul karena takut akan dikenakan sanksi hukuman akibat

pelanggaran tersebut. Disiplin seperti ini tidak sepenuhnya jelek, namun hasilnya

akan tidak akan membentuk seseorang yang mempunyai sikap disiplin.

Karena kedisiplinan tersebut dipaksakan dari luar dirinya. Akibat dari

kedisiplinan yang muncul karena keterpaksaan ini maka setiap anak akan berlaku

tidak disiplin dan melakukan pelanggaran terhadap aturan apabila tidak ada pihak

lain yang mengawasinya. Hal semacam ini tentu bukan sikap yang diharapkan dari

seorang siswa.

Dalam belajar disiplin belajar sangat diperlukan. Disiplin dapat melahirkan

semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dengan

kehampaan. Setiap siswa yang mempunyai kedisiplinan akan mempunyai sikap

selalu memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada, Setiap jam bahkan setiap

detik sangat berarti bagi mereka untuk mendapatkan ilmu.

Orang yang berhasil dalam belajar disebabkan mereka selalu menempatkan

disiplin di atas semua tindakan dan perbuatan. Semua jadwal belajar yang telah

mereka susun ditaati dengan ikhlas. Mereka melaksanakan dengan penuh semangat

dan rela mengorbankan apa saja demi perjuangan menegakkan disiplin pribadi.8

8

(36)

Disiplin merupakan kekuatan yang tidak tampak, namun demikian akan

mampu melahirkan tenaga pendorong dalam perwujudan kepatuhan kepada tata

tertib, dengan semangat belajar dan rela berkorban demi mencapai cita-cita.

Dorongan tersebut bagi siswa sangat diperlukan untuk ditumbuhkan,

dipupuk dan dipertahankan sehingga dimanfaatkan sebagai penggerak jiwa untuk

melakukan aktivitas belajar.9

Tanpa kedisiplinan tersebut maka akan kehilangan daya dorong untuk

melakukan aktivitas belajar, sehingga akan sulit tumbuh dari hati anak semangat

untuk maju dalam kegiatan belajar mengajar. Anak tidak lagi memiliki semangat

yang kuat. Dengan tidak adanya semangat belajar tersebut maka sulit diharapkan

siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Apabila anak tidak

dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik maka akan sulit pula

mencapai tujuan pembelajaran yang baik.

Dengan demikian disiplin merupakan hal yang sangat penting

khususnya bagi anak yang masih di bangku sekolah. Dalam masalah pendidikan

kedisiplinan dalam belajar akan dapat berjalan lancar dan baik apabila tingkah laku

berpedoman pada garis yang berlandaskan pada prinsip kebebasan dan

bertanggung jawab.

Dalam hal ini kedisiplinan dalam belajar baik itu di sekolah atau di rumah,

perlu sekali adanya campur tangan dari orang dewasa terutama dari orang

tua/guru.

9

(37)

Peran guru sebagai pembimbing dan pengasuh agar selalu mengarahkan anak

didik pada sikap berbudi pekerti yang baik, berilmu, dan terampil.

Sedangkan peran orang tua dalam menanamkan sikap disiplin belajar pada

anaknya harus ditanamkan sejak kecil. Kita harus ingat bahwa tuntunan yang

berupa contoh-contoh dari orang tua (kata-katanya) akan lebih berkesan bila

disertai dengan perbuatan. Namun bukan berarti anjuran tidak diperlukan, akan

tetapi anjuran yang terlalu banyak akan membuat anak bosan.

Untuk dapat mewujudkan harapan pada orang tua maupun guru dalam

mendidik anak, peran orang tua dan guru adalah mengarahkan anak untuk belajar

dengan sungguh-sungguh dengan menciptakan suasana belajar yang menyengkan

bagi anak, maka anak akan senang (semangat) dalam belajar.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar oleh para ahli didefinisikan secara berbeda-beda. Namun

sebelumnya mungkin kita akan membicarakan arti penting belajar. Mengapa

manusia harus belajar? Perlu kita sadari bahwa manusia adalah makhluk ciptaan

Allah SWT yang istimewa. Hal ini secara jelas tersurat dalam Al-Qur’an surah At

T iin : 5

jS j ^ jLuiiUt \ ‘rtl-v jal

’’Sesungguhnya kami jadikan manusia sebaik-baik kejadian

Lalu dimanakah letak keistimewaan manusia? Salah satunya adalah letak pada

kemampuan mengolah informasi pada manusia merupakan cirri penting yang

membedakan manusia dengan makhluk lain.10

(38)

Disinilah arti penting belajar. Belajar merupakan suatu proses yang

berkelanjutan untuk mengembangkan potensi diri seseorang.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar : 9

j l j l IjjS jil Lo3l ^ ( j j l ill ^ ■ > i j (Ja <J5

”Katakanlah adakah sama antara orang-orang yang tidak berilmu pengetahuan

dengan orang-orang yang berilmu pengetahuan ”.

Proses belajar diperlukan untuk dapat mengembangkan kemapuan

seseorang secara optimal. Belajar adalah perubahan, namun bagaimana proses

perubahan tersebut terjadi? Berbeda aliran psikologis yang dipakai sebagai

landasan untuk menjelaskan perilaku manusia, termasuk perubahannya, tidak

sama. Ahli-ahli yang menganut aliran Kognitif berpendapat bahwa belajar adalah

peristiwa internal, artinya belajar baru dapat teijadi bila ada kemampuan dalam

diri orang yang belajar. Kemampuan tersebut ialah kemampuan mengenal yang

disebut dengan istikah kognitif. Berbeda dengan konsep belajar behavioristik,

yang sangat mengandalkan pada lingkungan (stimulus), penganut aliran Kognitif

memandang orang yang belajar sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk

memahami obyek-obyek yang berada di luar dirinya (stimulus) dan mempunyai

kemampuan untuk melakukan suatu tindakan (respori) sebagai akibat

pemahamannya itu. Perubahan dapat teijadi bila ada proses berfikir lebih dahulu

dalam diri seseorang, yang kemudian menimbulkan respon berupa tindakan."

11

(39)

Dari pendapat di atas dapat diambil penahaman bahwa proses belajar pada diri

seseorang mengandung tiga proses simultan.

Pertama, proses untuk mendapatkan perolehan sesuatu dari informasi baru.

Hal yang diperoleh dari informasi baru sering merupakan pengganti atau

perbaikan atas pengetahuan sebelumnya.

Kedua, proses transformasi pengetahuan yang diperoleh disesuaikan

dengan kebutuhan atau tugas. Dalam proses ini terjadi analisis atas informasi lalu

diubah dalam bentuk lain seperti simbol-simbol. Ketiga, prose evaluasi. Dalam

prose ini teijadi penilaian apakah transformasi yang dilakukan sudah sesuai

dengan kebutuhan atau tugas yang akan dihadapi. Proses belajar pada dasarnya

adalah proses simultan dari ketiga hai tersebut.

Adapun menurut Uzer Usman belajar, belajar diartikan sebagai proses

perubahan tindak laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu

dan individu, individu dan lingkungannya.12 Pada umumunya belajar dapat

diartikan kegiatan-kegiatan fisik dan psikis, kedua aspek itu saling melengkapi

dan bertalian satu sama lain. Kegiatan manusia dalam pembuatannya selalu

menuntut kegiatan jasmani dan rohani. Sedangkan menurut Hilgrad belajar bukan

hanya hasil, namun juga proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan,

baik dilakukan di laboratorium maupun lingkungan alamiah. Sehingga dapat

dirangkun bahwa belajar adalah:

1. Aktivitas yang dirancang dan bertujuan

2. Perubahan perilaku secara utuh.

(40)

3. Bukan hanya hasil namun proses.

4. Proses memecahkan masalah.!j>

Adapun menurut Skinner yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya

Educational Psichology ’’The Teaching-Learning Process”, berpendapat bahwa:

"Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progresif’.

Sedangkan Hintzman dalam bukunya "The Psichology o f Learning and

Memory” berpendapat bahwa belajar adalah ”Learning is a change in organism

due to experience which can effect the organism’s behavior”, artinya adalah

suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism (manusia atau hewan)

disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organism

tersebut.* 14

Dan Wittig dalam bukunya Psicology o f Learning mendefinisikan belajar

sebagai ’’Any relatively permanent change in an organism ’s behavioral repertoire

that occurs as a result o f experience”, belajar adalah "Perubahan yang relatif

menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu

organisme sebagai hasil pengalaman”.15

13 Wina Saniaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kuikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta. 2008, hlm.89-90 14. Nuhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendektan Baru. Rosda Karya, Bandung, him. 90

(41)

Menurut James O. Whittaker, yang dikutip oleh Abi Ahmadi dan Widodo

Supriyono, mengemukakan definisi belajar sebagai: ”Learning may be defined as

the process by which behavior originates or is altered through training or

experience” yaitu ’’Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

latihan atau pengalaman”.16

Howard L Kingsley mengemukakan belajar sebagai berikut: ”Learning is the

process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed”

’’Proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah

melalui praktek atau latihan”.17 18 Menurut Hilgtad dan Brower mendefinisikan

belajar sebagai “perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan

to

pengalaman”.

Dan menurut Chaplin dalam Dictionary o f psychology menayatakan bahwa

belajar adalah prose perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap

sebagai akibat adanya latihan dan pengalaman.19

Dengan kata lain, belajar bukan hanya sekedar pengalaman melinkan proses

dari belum tahu menjadi tahu, belajar merupakan proses dasar dari perkembangan

hidup manusia. Dimana belajar itu membawa perubahan dan dari perubahan

tersebut mendapatkan suatu kecakapan dan ketrampilan baru dengan usaha yang

disengaja.

16 Nuhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendektan Baru. Rosda Karya, Bandung, him. 90 17 Ibid, him. 90

(42)

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar itu

meliputi unsur-unsur sebagai berikut:

a. Adanya kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar.

b. Kegiatan tersebut meliputi aktivitas jasmani dan rohani.

c. Kegiatan itu mengakibatkan perubahan yang bersifay positif, baik perubahan

dari segi jasmani maupun rohani.

Dengan kata lain bahwa yang dimaksud belajar adalah proses perubahan

dalam diri seseorang yang berupa tingkah laku baru, sebagai akibat dari

pengalaman dan latihan yang diusahakan secara sadar.

Hal itu termasuk mengerjakan sesuatu dan hal itu terjadi pada usaha-usaha

individu dalam memecahkan rintangan.

Menurut Soemadi Soerjabrata, bahwa nolai-nilai yang pokok dalam belajar

yaitu meliputi:

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (behavior changes aktuil maupun

potensiil).

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).20

Selama perubahan belajar itu berlangsung dapat diharapkan bahwa

sekurang-kurangnya harus ada perubahan yang tetap dan dimiliki oleh anak dalam

bentuk tingkah laku.

(43)

Belajar adalah suatu proses yang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

Penggunaan prinsip dan atas asas dalam belajar yang baik tergantung juga oleh

faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat berpengaruh terhadap hasil belajar

yang maksimal atau dengan kata lain berhasil atau tidaknya belajar itu sangat

tergantung pada faktor-faktor belajar yang bervariasi.

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat

dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni faktor dari dalam siswa sendiri

yang mencakup 2 faktor yakni faktor-faktor fisiologis (yang bersifat

jasmaniah) dan faktor-faktor psikologis (yang bersifat rohaniah).

Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa

dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu,

dimana faktor ini mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga semakin

mendalam cara belajar siswa maka semakin baik hasilnya.21

Untuk lebih jelasnya maka faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dapat

penulis uraikan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor Fisiologis

Kondisi umum jasmani seseorang pada umumnya dapat dikatakan

melatarbelakangi semangat dan intenstias siswa dalam mengikuti pelajaran.

Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibandingkan jasmani

yang kurang sehat.

(44)

Hal ini akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar seseorang. Untuk itu

agar tetap sehat, maka kondisi makanan harus diperhatikan pula dan

didukung dengan kegiatan olahraga.

Dalam hal ini panca indera juga berpengaruh dalam belajar, karena

panca indera merupakan pintu masuk pertama, segala apa yang dilihat,

didengar, dan diucapkan dari hasil indera, otak dan hati baru dapat

menerima, memahami dan beraksi,

a. Faktor-faktor psikologis

Salah satu faktor psikologis yang berpengaruh dalam belajar

sesorang adalah adanya motivasi, adapun motivasi itu sebagaimana

yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah yaitu keadaan internal

organism, baik manusia atau hewan yang mendorongnya untuk berbuat

sesuatu, dalam hal ini motivasi berarti paemasok daya (energizer) untuk

bertingkah laku secara terarah. Motivasi disini dibedakan menjadi 2

macam yaitu:

1. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam

diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan

belajar. Misalnya, perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya

terhadap materi tersebut untuk kehidupan masa depan siswa yang

bersangkutan.

2. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar

individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan

(45)

dimana semua itu merupakan contoh motivasi ekstrinsik yang dapat

menolong siswa untuk belajar.

b. Faktor-faktor lingkungan sosial

Faktor-faktor lingkungan sosial adalah faktor manusia itu sendiri, baik

kedatangannya itu langsung maupun tidak langsung. Yang termasuk

lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-

teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.

c. Faktor-faktor lingkungan non sosial

Faktor-faktor lingkungan non sosial antara lain:

1. Gedung sekolah dan letaknya

2. Rumah tempat tinggal siswa dan letaknya

3. Sarana yang dipakai untuk belajar, misalmya: alat tulis, buku, alat-

alat peraga, dan lain sebagainya.

4. Keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.22 23

Dari beberapa keanekaragaman pendapat yang dipaparkan oleh

para ahli psikologi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

dengan visi dengan sudut pandang yang berbeda, kiranya akan semakin

menambah pengertian kita tentang faktor-faktor tersebut.

Selanjutnya suatu pendorong yang biasanya besar pengarunhya dalam

belajarnya anak-anak didik ialah cita-cita.

22 Nuhibbin Syah, op, cit, him. 132

(46)

Cita-cita merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan,

artinya kebutuhan biasanya disentralisasikan disekitar cita-cita, sehingga

dorongan tersebut mampu memobilisasikan energy psikis untuk belajar.

Perbuatan belajar dikatakan berhasil apabila isi belajar itu dapat

diulangi kata demi kata, apabila suatu pikiran baru dapat diperoleh dari

materi yang dipelajari itu dapat dipahami dan dapat mengartikan dengan

kata-kata sendiri.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Akibat terjadinya prose belajar pada diri seseorang adalah terjadinya

perubahan perilaku yang dapat mencakup kawasan (domain) kognitif,

afektif maupun psikomotorik.

Perubahan perilaku sebagai akibat terjadinya proses belajar disebut hasil

belajar atau prestasi belajar. Hasil belajar tidak hanya satu macam saja,

akan tetapi ada bermacam-macam. Menurut Gegne dengan tujuan yang

bermacam-macam itu untuk mempelajarinya diperlukan kondisi belajar

tertentu yang khusus untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.24

Belajar akan membawa perubahan bila orang yang belajar bebas

menentukan bahan pelajaran dan cara yang dipakai untuk mempelajarinya.

Dengan demikian pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada

siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai

dengan minat dan kemampuannya. Tentu saja kebebasan yang dimaksud

tidak keluar dari kerangka belajar.

(47)

Pembelajaran yang bersifat humanistic ini mungkin sukar

menerapkannya secara penuh, mengingat kondisi sosial dan budaya yang

tidak menunjang. Setidaknya guru yang humanistik dapat memberikan

layanan belajar yang menyenangkan bagi murid, sedangkan bahan belajar

tetap berasal dari kurikulum yang berlaku, hanya gaya-gaya mengajar

dengan penuh tekanan dan ancaman dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

Secara sederhana prestasi belajar adalah tingkat pengetahuan, ketrampilan,

atau capaian yang diperoleh peserta didik untuk bidang studi tertentu.

Prestasi belajar seperti itu diukur melalui tes. Tes semscsm itu

bukan hanya untuk mengukur kemampuan individual melainkan juga

untuk mengevaluasi keefektifan suatu program pembelajaran.

Tes biasa dilakukan setelah peserta didik mengikuti suatu program

pembelajaran. Oleh karena itu, skor yang diperoleh dari tes seperti itu

cenderung sebagai akibat dilakukannya proses pembelajaran bukan karena

pengaruh tingkat intelegensi. Dari skor tersebut dapat diperoleh informasi

tentang pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh siswa.

Dengan demikian, prestasi belajar memiliki fungsi untuk

memperlihatkan sejauh mana peserta didik mampu menampilkan

ketrampilan tertentu atau dengan kata lain memiliki fungsi untuk

mengukur capaian kompetensi tertentu. Prestasi belajar juga dapat

berfungsi untuk memberikan rangsangan belajar, disamping fungsi yang

lain lagi yakni untuk dijadikan petunjuk seberapa jauh telah terjadi

(48)

Terdapat hubungan yang erat antara tujuan pembelajaran, kegiatan

pembelajaran,dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran harus mengacu pada

tujuan pembelajaran yang ditetapkan, sedangkan evaluasi harus mengacu

pada tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dirancang

dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan namun sebaliknya dengan ada

tujuan pembelajaran yang telah terumuskan akan memberikan arah dari

kegiatan pembelajaran. Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data

untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Dilihat

dari segi proses langkah penyusunan alat evaluasi sudah barang tentu

harus mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Selain mengacu pada

tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan dengan kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sebaliknya kegiatan pembelajaran

juga harus mempunyai arah untuk keberhasilan evaluasi yang nantinya

akan dilakukan.

Hasil belajar siswa harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian

standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional. Penilaian pencapaian

kompetensi siswa harus dilakukan secara komprehensif selama proses

pembelajaran berlangsung antara lain melalui ujian/ulangan harian,

mingguan, bulanan, atau akhir semester. Hasil pencapaian kompetensi

siswa perlu dianalisis secara berkesinambungan, yang hasilnya digunakan

sebagai acuan dalam pelaksanaan tindak lanjut berupa program

(49)

penilaian berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan

secara menyeluruh.

Hal ini dapat diartikan bahwa setiap peserta didik harus belajar

tuntas untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.25 Menurut teori BS

Bloom mengatakan: 1. Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan

tingkat kemampuannya untuk beberapa pelajaran dan diajar sesuai dengan

karakteristik mereka maka sebagian besar dari mereka akan mencapai

ketuntasan. (2) Apabila proses pembelajaran dilaksanakan secara

sistematis dan terstruktur maka semua peserta didik akan mampu

menguasai semua bahan yang disajikan kepadanya.

Sehingga belajar tuntas membutuhkan proses pembelajaran yang

sistematis, terstruktur berkesinambungan untuk mencapai kompetensi yang

disyaratkan.26

Dari uraian teori belajar dapatlah dimengerti bahwa banyak hal yang dapat

mempengaruhi hasil belajar seseorang, meliputi:

1. Faktor internal siswa, antara lain:

a. Bakat

Dasar kepandaian dan sifat pembawaan dari lahir yang dimiliki

siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa terhadap

suatu bidang tertentu.

(50)

b. Minat

Minat dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, kalau seseorang

menyenamgi dan berminat terhadap matematika maka ia akan

berusaha untuk berhasil dalam mengikuti seluruh proses

pembelajaran, sebaliknya apabila tidak menyenangi maka ia akan

belajar dengan perasaan terpaksa, mengikuti proses pembelajaran

hanya sekedar formalitas dan pembelajaran menjadi tidak

bermakna.

c. Kemauan belajar

Salahsatu tugas guru mengubah yang tidak mau belajar menjadi

antusias belajar dan menyenangi pelajaran tersebut.

Sikap mental siswa

Sikap mental siswa sangat mempengaruhi dalam proses

pembelajaran, sikap mental ini meliputi kematangan sosial

emosional siswa dan pengetahuan yang dimilikinya untuk

meningkatkan prestasi belajarnya.

27 Faktor eksternal, antara lain:

a. Metode pembelajaran

Terdapat kaitan yang erat antara belajar dan pembelajaran. Tujuan

utama pembelajaran adalah mendorong peserta didik belajar.

Pembelajaran adalah upaya pengaturan informasi dan lingkungan

sedemikian rupa untuk memfasilitasi terjadinya proses belajar pada

diri peserta didik. Lingkungan pembelajaran meliputi metode,

(51)

menjadi tanggung jawab dari guru untuk merancang atau

mendesainnya. Dengan demikian, metode pembelajaran adalah

bagian dari proses pembelajaran yang merupakan langkah-langkah

taktis bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan.

b. Kepribadian guru

Kepribadian guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses

pembelajaran siswa. Guru menurut tokoh pendidikan nasional Ki

Hajar Dewantoro, dihadapan mata anak harus dapat menjadi suri

tauladan yang baik, ditengah aktivitas dengan siswa dapat

membangun keinginan dan minat siswa untuk belajar dan di

belakang layar mampu memberdayakan siswanya untuk belajar

lebih baik.

c. Lingkungan belajar

Lingkungan belajar siswa sangat mendukung keberhasilan proses

pembelajaran, jika lingkungan belajar siswa tertata dengan baik

maka proses pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik,

agar lingkungan pembelajaran dapat mendukung, usahakan:

1. Suasana pembelajaran member kesempatan siswa untuk

melakukan penelitian.

2. Bersikap yang tidak berlebihan (wajar) jika mendapatkan

jawaban yang tidak benar dari siswa.

3. Meningkatkan kompetensi keguruan dari guru agar

(52)

Adapun menurut A Tabrani Rusyan secara ringkas menyatakan

bahwa perbedaan hasil belajar di kalangan peserta didik

disebabkan beberapa faktor alternatif, antara lain faktor

kematangan akibat kemajuan umur kronologis, latar belakang

pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu

pelajaran, jenis mata pelajaran yang diberikan dan

sebagainya.27

13 Pengaruh Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Menurut Precival dan Ellington sebagaimana dikutip oleh Sudjarwo menyatakan

bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi karena hubungan yang stabil antara

stimulus yang diterima oleh organism secara individual dengan respon yang

dilakukannya.28 Menurut Cronbach kegiatan belajar lebih ditekankan pada

pengalaman. Dalam bukunya Educational Psyhcology sebagaimana dikutip Tabrani

menguraikan 7 elemen belajar yaitu:

1. Situation. Termasuk dalam elemen ini adalah senua obyek, manusia dan lambang

dalam lingkungan individu.

2. Personal Characteristic. Termasuk disini adalah semua kemampuan dan semua

respon yang khas yang dibawakan individu terhadap situasi.

3. Goals. Merupakan tujuan yang hendak dicapai dalam proses belajar mengajar.

4. Interpretations. Merupakan proses mengarahkan perhatian kepada bagian-bagian

dari situasi menghubungkan observasi dengan pengalaman masa lalu dengan

meramalkan apa yang diharapkan akan teijadi jika berbagai tindakan dilaksanakan.

27 A. Tabrani rusyan* dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remadja Karya, Bandung, 1989, him. 60

(53)

5. Actions. Tindakan seseorang termasuk gerakan dan pernyataan yang merupakan

respon yang dapat diamati. Seseorang tentunya akan memilih tindakan yang akan

memberikan kepuasan terhadap dirinya.

6. Comsequence; confirmation or contradiction. Beberapa kejadian yang mengikuti

tindakan yang dianggap oleh siswa sebagai konsekuensi dari tindakannya.

7. Reaction to thwarting; adaptive or nonadaptive. Yaitu kemampuan siswa dalam

mengahadapi rintangan yang ada, apakah dia mampu beradaptasi atau tidak.29

Disini jelas bahwa belajar dan perilaku siswa merupakan bagian yang tak

terpisahkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang sebenarnya adalah

perilaku siswa tersebut. Hasil belajar bergantung kepada apa yang dipelajari,

bagaimana bahan pelajaran itu dipelajari, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses

belajar mengajar (termasuk) kemampuan intelegensi dan bakat).

Sebagaimana dijelaskan pada uraian di atas banyak faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah gabungan dari kedua faktor tersebut. Hal ini

sesuai dengan teori konvergensi.30 Meskipun demikian dalam hokum konvergensi ini

masih menyisakan pertanyaan, faktor mana yang lebih menentukan kecerdasan

manusia antara pembawaan dari lahir atau hasil perilaku manusia itu sendiri.31 Namun

demikian peranan perilaku siswa menurut hemat penulis mempunyai pengaruh yang

besar terhadap hasil atau prestasi pembelajaran, apalagi didukung oleh faktor

pembawaan yang baik. Termasuk perilaku yang baik disini tentunya adalah

kedisiplinan.______________

29 A. Tabrani rusyan, dkk, op. cit hJm. 60-61

30 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta, 1991, him. 94

(54)

Dari uraian tentang macam-macam arti disiplin, dapat diintisarikan bahwa

disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang

mengharuskan orang tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikembangkan bahwa disiplin belajar

adalah semua bentuk tindakan yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku,

maka kedisiplinan belajar yang dilakukan oleh setiap orang akan dilakukan dengan

kesadaran yang tinggi, Tanpa kesadaran yang tinggi maka kedisiplinan tidak terwujud.

Kedisiplinan belajar merupakan sikap mental yang sangat penting yang

sangat penting bagi seorang siswa. Meskipun dalam pendapat beberapa ahli tuntutan

kedisplinan yang berlabihan dapat menjadi kontra produktif terhadap prestasi belajar.

Karena meskipun ketertiban diperlukan untuk mencapai tujuan, namun demikian kalau

terlalu dipaksakan secara sepihak dapat menghambat proses belajar.32

Namun demikian bagi seorang siswa kedisiplinan tetap merupakan hal yang

penting. Setiap siswa terikat oleh peraturan, yang intinya menuntut kedisiplinan dari

siswa, misalnya masuk tepat waktu. Hal ini bisamendatangkan banyak keuntungan

ditinjau dari berbagai faktor seperti, dari segi kepribadian dia akan mendapat pujian,

tidak terganggu konsentrasi belajarnya. Selain ittu secara fisik juga akan lebih tenang,

jauh dari ketegangan sehingga alam pikirannya siap menerima pelajaran. Apabila ada

anak terlambat masuk sekolah misalnya, akan mengganggu proses belajar, selain guru

harus mengulang kembali materi yang sudah disampaikan. Karena itu kebiasaan tidak

disiplin dapat menjadi penyebab kegagalan studi. Dan sebaliknya kedisiplinan dapat

menjadi kunci meraih kesuksesan studi.33

Gambar

Gambar berlogo.......................................................................
TABEL 1.1TABEL INTERPRETASI NILAI ”r”
TABEL 3.7DAFTAR
TABEL 4.7KOEFISIEN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Pembelian dan Persediaan

Pada gambar terlihat jelas bahwa semakin kuat asam serta semakin besar konsentrasi larutan yang digunakan ketika proses delignifikasi semakin besar pula kadar

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harasbitara (2007) dengan judul Hubungan status gizi remaja putri dengan usia terjadinya menarche pada

Penggunaan dana kapitasi di sembilan Puskesmas di Kota Semarang telah sesuai dengan ketentuan dalam Pasal (2), (3) dan (4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21

Telah dilakukan penelitian berjudul Implementasi Media Dongeng Menggunakan Video untuk Pemerolehan Bahasa Kedua di Kelas 1 MI Istiqomah Sambas Purbalingga. Penelitian ini

Key words : A Winter Piece, November, The Snow Shower , figurative language, romantic era, William Cullen Bryant.. x

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor gaji, pekerjaan, promosi jabatan, supervisor, dan rekan sekerja secara simultan terhadap kepuasan

[r]