• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA JENIS TUAS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V (LIMA) SD NEGERI 2 URUTSEWU, DUKUH CENGKALSEWU, DESA URUTSEWU, KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 20142015 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA JENIS TUAS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V (LIMA) SD NEGERI 2 URUTSEWU, DUKUH CENGKALSEWU, DESA URUTSEWU, KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 20142015 SKRIPSI"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT

SEDERHANA JENIS TUAS MENGGUNAKAN ALAT

PERAGA PADA SISWA KELAS V (LIMA) SD NEGERI 2

URUTSEWU, DUKUH CENGKALSEWU, DESA URUTSEWU,

KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

LINA ROHAENI

115 10 025

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(PGMI)

(2)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id email : administrasi@stainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

Nama : Lina Rohaeni

NIM : 11510025

Fakultas : Tarbiyah

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI

PESAWAT SEDERHANA JENIS TUAS

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA

KELAS V SDN 2 URUTSEWU, DK CENGKALSEWU,

KEC AMPEL, KAB BOYOLALI TAHUN 2014/2015

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 9 Mei 2015

Pembimbing

(3)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id email : administrasi@stainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA JENIS TUAS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI 2 URUTSEWU, DUKUH CENGKALSEWU KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015

DISUSUN OLEH LINA ROHAENI NIM: 11510025

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi

syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Suwardi, M.pd ________________

Sekretaris Penguji : Fatchurrohman, M.pd ________________

Penguji I : Dr. Budiyono Saputra, M.pd ________________

Penguji II : Mufiq, S.Ag. M.Phil ________________

Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan

FTIK IAIN Salatiga

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lina Rohaeni

NIM : 11510025

Fakultas : Tarbiyah

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 9 Mei 2015

Yang menyatakan,

(5)

MOTTO

 Allah tidak akan pernah merubah suatu kaum sebelum ia

merubah dirinya sendiri

PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

 Ayahanda tercinta Mahmud Yusuf dan Ibunda tercinta Yati Rohayati mereka

adalah orang tua terbaik didunia, yang tidak pernah berhenti mendoakan,

terimakasih atas segala perjuangan dengan cucuran keringat, kerja keras dan kasih

sayang yang amat sangat tulus.

 Suamiku tersayang Aryono yang tidak henti-hentinya mendukung dan memotivasi

untuk penyelesaian skiripsi ini.

 Saudara-saudaraku tersayang Siti Laelah Nur Sa’adah, Lanna Fadilah, Najwa

Rohimatul Lailah yang telah memberikan motivasi selama menimba ilmu baik dalam perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini.

 Anakku tercinta Raihan Adzka Arya Manggala Putra yang memberikan

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Pujisyukur alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat-sahabatnya, hingga kepada umatnya

hingga akhir zaman

Penulis menyadari bahwa dalam dalam proses penulisan skripsi ini tidak

mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Skripsi yang berjudul “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI

PESAWAT SEDERHANA JENIS TUAS MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

DAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SDN 2 URUTSEWU DK

CENGKALSEWU KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

2014/2015” ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Fakultas Tarbiyah di IAIN Salatiga,

meskipun bentuknya masih sederhana serta banyak kekurangan.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

(7)

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

4. Bapak Fatchurrohman, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah rela

menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan

memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam menyelesaikan skripsi

ini.

5. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan selama

penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala sekolah SDN 2 Urutsewu Ibu Suprihatiningsih, S.Pd beserta guru dan

karyawan, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan

penelitian di SDN 2 Urutsewu

7. Siswa-siswi kelas V SDN Urutsewu yang sudah berkenan menjadi subjek

penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.

8. Suami tersayang yang tak pernah berhenti memotivasi penulis untuk tetap semangat

menyelesaikan skiripsi

9. Ayahanda Mahmud Yusuf, Ibunda tercinta Yati Rohayati, serta saudara-saudara

tercinta Siti Laelah Nur Sa‟adah, Lana Fadilah, Najwa Rohimatul Lailah, yang

telah mencurahkan kasih sayang, memberikan motivasi dan tidak pernah bosan

mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.

10. Sahabat-sahabatku tersayang di kampus Siti Nur Tyasmoro, Dewi Ermawati, Linna

Fauziah, Fitri Nur a‟ini, Wahyu Istiqomah dan Anna Fista persahabatan yang tidak

(8)

11. Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2010, yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak

terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan

kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini

Salatiga,9 Mei 2015

Penulis

(9)

ABSTRAK

Rohaeni, Lina. 2015. Peningkatan hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Jenis Tuas menggunakan metode demonstrasi dan Alat Peraga pada Siswa Kelas V SDN 2 Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali Tahun 2015. Skripsi, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Institut Islam Negeri Salatiga. Fatchurrohman, M.Pd.

Kata kunci: Hasil Belajar, Pesawat Sederhana, tuas

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar siswa SDN 2 Urutsewu saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya variasi metode yang digunakan oleh guru saat pembelajaran. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah metode konvensional yaitu ceramah. Masalah yang dikaji adalah bagaimana peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi Pesawat Sederhana Jenis Tuas menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga pada siswa kelas V SDN 2 Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali tahun 2015?

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga melalui pendekatan. Data dalam penelitian ini diambil dengan metode observasi atau melihat perilaku guru. Serta metode dokumentasi berupa nilai evaluasi siswa. Data dianalisis secara kuantitatif berupa angka. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga kali siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan tindakan kelas ini berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa Ilmu Pengetahuan Alam.

(10)

DAFTAR ISI

SAMPUL ...

LEMBAR BERLOGO ...

JUDUL ...

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

PENGESAHAN KELULUSAN... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK...viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Penegasan Istilah ... 8

G. Metode Penelitian ... 10

H. Sistematika Penelitian ... 19

(11)

A. Hasil Belajar ... 20

B. Alat Peraga……...33

C. Ilmu Pengetahuan Alam………...38

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN……….46

A. Subjek Penelitian ... 49

B. Deskripsi Siklus I ... 51

C. Deskripsi Siklus II ... 55

D. Deskripsi Siklus III………...……..58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 63

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

BAB V PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Tabel Pra- Siklus ... .14

TABEL 2.1 Tiap-tiap Golongan jenis Tuas ... .44

TABEL 2.2 SK-KD Materi Pesawat Sederhana ... .45

TABEL 3.1 Struktur Organisasi SDN 2 Urutsewu ... .47

TABEL 3.2 Data Siswa SDN 2 Urutsewu …...48

TABEL 3.3 Data Siswa Kelas V SDN 2 Urutsewu……..……..50

TABEL 4.1 Pengamatan Guru Siklus I………... 65

TABEL 4.2 Tes Formulatif Siswa Siklus I………..66

TABEL 4.3 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Siklus I………68

TABEL 4.4 Pengamatan Guru Siklus II………..70

TABEL 4.5 Tes Formulatif Siswa Siklus II……….71

TABEL 4.6 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Siklus II…………..73

TABEL 4.7 Pengamatan Guru Siklus III………76

TABEL 4.8 Tes Formulatif Siswa Siklus III…….………..77

TABEL 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Siklus III…………79

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus I

Lampiran 2 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus II

Lampiran 3 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus III

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa siklus I

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa siklus II

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa siklus III

Lampiran 7 Hasil Pengamatan Guru siklus I

Lampiran 8 Hasil Pengamatan Guru siklus II

Lampiran 9 Hasil Pengamatan Guru siklus III

Lampiran 10 Lembar Pengamatan Siswa siklus I

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Siswa siklus II

Lampiran 12 Lembar Pengamatan Siswa siklus III

Lampiran 13 Dokumentasi

Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 15 Lembar Keterangan Penelitian

Lampiran 16 Lembar Konsultasi

Lampiran 17 Nilai SKK

Lampiran 18 Surat Keterangan Ijin Cuti Kuliah

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan kegiatan kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas.

Setelah belajar orang memiliki keterampilan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas

tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan, proses kognitif yang

dilakukan oleh pebelajar. Menurut pandangan Gagne (dalam Dimyati, 2002: 10).

Sedangkan menurut pandangan Pieget bahwa belajar adalah pengetahuan yang

dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus – menurus dengan

lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi

dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. (dalam Dimyati,

2002: 13 ).

Banyak teori dan prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu

dengan yang lainnya memiliki persamaan dan perbedaan. Prinsip tersebut berkaitan

dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,

pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. (dalam

Dimyati, 2002: 42).

Pendidikan, seperti sifatnya yaitu manusia, mengandung hanya aspek dan

sifatnya sebagai kompleks. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli

(15)

Tirtarahadja & La Sula (2000: 33-34) berpendapat perbedaan pendidikan karena

orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan atau

karena falsafah yang melandasinya.

Peranan penggunaan metode pembelajaran di kelas apabila dilihat dari

kenyataan di lapangan banyak sekali dijumpai sekolahan-sekolahan yang belum

menggunakan metode-metode dalam pengajaran di dalam kelas secara maksimal

dan bervareasi, kebanyakan sekolah-sekolah tersebut hanya menggunakan metode

ceramah dan cenderung konvensioanal, sehingga dengan menggunakan metode

ceramah tersebut secara terus menerusakan menimbulakan kebosanan pada peserta

didik untuk menerima sebuah pelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Wina

Sanjaya (2007: 231) menyatakan bahwa pada pembelajaran konvensinal peserta

didik ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi

secara fasif dan serta pemebelajaran bersifat teoritis dan abstrak..

Berdasarkan informasi maka peniliti melakukan observasi berupa

wawancara dengan guru kelas di SD Negeri 2 Urutsewu pada tanggal 10 Febuari

2015 dan diperoleh keterangan bahwa prestasi belajar IPA siswa kelas V masih

tergolong rendah atau di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Adapun

kendala dan hambatan yang dialami SD Negeri 2 Urutsewu diantaranya mengajar

yang monoton, fasilitas tidak memadai. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

ulangan harian siswa hanya mencapai 68.63. dibandingkan dengan ketuntasan siswa

menurut kurikulum, yakni sebesar 70 atau 70% hal ini dapat dikatakan bahwa nilai

(16)

Ketuntasan Minimal) jika dalam satu kelas dinyatakan dengan rata-rata nilai 80%

atau setiap individu memperoleh nilai 70 maka dalam satu kelas tersebut dinyatakan

telah memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dari hasil wawancara pula

diperoleh informasi bahwa tingkat kesulitan pada anak yaitu kesalahan dan

kekeliruan dalam menyelasaikan soal-soal latihan. Meskipun secara klasikal nilai

tes formatif siswa sudah memenuhi KKM akan tetapi dari 28 siswa, baru 22 siswa

yang memenuhi KKM sedangkan sisanya masih berada di bawah KKM. Ini berarti

masih banyak siswa yang belum menguasai mata pelajaran IPA. Peneliti menduga

bahwa metode pembelajaran yang digunakan selama ini belum efektif. Hal inilah

yang disebabkan rendahnya hasil belajar siswa IPA khususnya pada kelas V.

Atas dugaan diatas peneliti bersama-sama dengan guru sepakat untuk

melakukan percobaan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi masalah yang

berupa penerapan metode pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan pada

siswa dan memberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya secara

maksimal. Metode pembelajaran yang dimaksud adalah metode demonstrasi dengan

menggunakan alat peraga.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,

(17)

IPA merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam

sekitar beserta isinya, metode pembelajaran yang digunakan biasanya menggunakan

metode ceramah, gambar dan guru dalam menyampaikan pengetahuan hanya

berupa lisan, banyak siswa yang kurang mampu menangkap pelajaran yang

diberikan oleh guru. Oleh sebab itu dalam proses belajar diperlukan metode

pembelajaran yang sesuai kemampuan dan harapan siswa, yang mampu

menumbuhkan kreatifitas serta prestasi balajar.

Kehadiran metode menggunakan alat peraga pada pembelajaran IPA materi

Pesawat sederhana Jenis Tuas sangat mendukung proses penyampaian informasi

dari guru kepada siswa, dengan menggunakan alat peraga pembelajaran IPA dapat

di sampaikan dengan lebih menyenangkan kepada siswa seperti pada materi

pesawat sederhana jenis tuas.

Penyajian materi dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan

menarik minat siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu strategi

yang digunakan dalam pembelajaran IPA dengan materi pesawat sederhana jenis

tuas adalah menggunakan alat peraga. Strategi ini sangat cocok untuk menggantikan

ringkasan yang bersifat naratif atau tulisan naratif yang panjang. Penggunaan alat

peraga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian yang yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tindakan kelas tentang: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

(18)

DEMONSTRASI DAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2

URUTSEWU, DUKUH CENGKALSEWU, DESA URUTSEWU, KEC AMPEL KAB

BOYOLALI TAHUN 2014-2015

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan

masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan

metode demonstrasi dan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi

pesawat sederhana jenis tuas kelas V SD Negeri 2 Urutsewu, Dk Cengkalsewu,

Desa Urutsewu, Kec Ampel, Kab Boyolali tahun ajar 2014/2015

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui

bagaimana menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga dapat meningkatkan

hasil belajar IPA materi pesawat sederhana jenis tuas pada siswa kelas V SD Negeri

2 Urutsewu, Dk Cengkalsewu,Desa Urutsewu, Kec Ampel, Kabupaten Boyolali

tahun 2014/2015.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

- Hipotesis dalam penelitian tindakan merupakan pertimbangan

prosedur-prosedur yang mungkin dapat dilaksanakan agar perbaikan yang diinginkan dapat

tercapai. (Kunandar, 2011:90). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah

(19)

IPA materi pesawat sederhana jenis tuas pada siswa kelas V SD Negeri 2 Urutsewu,

Dk Cengkalsewu, Desa Urutsewu, Kec Ampel, Kabupaten Boyolali tahun 2015.

- Indikator Keberhasilan

Penerapan penggunaan alat peraga dikatakan efektif apabila indikator

yang diharapkan tercapai, adapun indikator yang dapat dituliskan oleh penulis

adalah adanya peningkatan hasil belajar pada tes siswa dan keaktivan belajar secara

berkelanjutan dari diklus I, kesiklus II, dan kesiklus III. Siklus III akan terhenti

apabila kelulusan sudah mencapai 90%.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini diantaranya

adalah:

1. Manfaat Teoritis

Kecenderungan dalam pembelajaran yang monoton akan berdampak

pada menurunnya hasil belajar peserta didik dalam meningkatkan

kemampuan belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Maka melalui penelitian ini,

peneliti ingin mengkaji sebuah teori tentang konsep pembelajaran yang

mudah dan menyenangkan. Kemudian dari hasil penelitian ini diharapkan

menjadi informasi dan bahan pertimbangan untuk melaksanakan

(20)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dalam Ilmu Pengetahuan

Alam dengan menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga dalam

materi pesawat sederhana jenis tuas.

b. Bagi guru, untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran

yang aktif, kreatif dan menyenangkan.

c. Bagi sekolah, dapat meningkatkan mutu sekolah dengan memajukan

hasil belajar.

d. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan untuk

mengembangkan ide kreatif dan inovatifnya dalam melakukan

penelitian.

F. Penegasan Istilah

Agar penelitian terarah dan tidak terlalu jauh menyimpang dari tujuan yang

diharapkan maka perlu adanya penjelasan definisi istilah berikut:

1. Ilmu PengetahuanAlam IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

(21)

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengetahuan.

Pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah. (Kemenag, 2006: 108).

IPA merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bersifat objektif tentang

alam sekitar beserta isinya, metode pembelajaran yang digunakan biasanya

menggunakan metode ceramah, gambar dan guru dalam menyampaikan

pengetahuan hanya berupa lisan, banyak siswa yang kurang mampu menangkap

pelajaran yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu dalam proses belajar

diperlukan model pembelajaran yang sesuai kemampuan dan harapan siswa,

yang mampu menumbuhkan kreatifitas serta prestasi balajar. Pembelajaran yang

terjadi di SD Negeri 2 Urutsewu masih menggunakan metode pembelajaran

yang berpusat pada guru, sehingga siswa hanya menjadi objek belajar bukan

subjek belajar.

2. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga

dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan

efisien (Sudjana, 2002 :59 ).

Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu

(22)

ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat,

serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan

dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik untuk mengantarkan

sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam pencapain tersebut, peranan alat

Bantu atau alat peraga memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat

peraga ini bahan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Alat peraga sering

disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga.

Alat tersebut berguna agar pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami

oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan

membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien. Alat peraga yang

simaksud dalam materi ini ialah menggunakan alat peraga golongan pertama, kedua

dan ketiga pada materi pesawat sederhana.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dikenal

dengan sebutan PTK. Penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam

bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi,2010: 18). Sedangkan

menurut Kardiawarman Penelitian Tindakan Kelas berasal dari Bahasa

Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan

(23)

suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Paizaluddin, ( 2013: 6).

Peneliti menggunakan PTK guna mencari pemecahan masalah yang

ditemui di dalam kelas. PTK akan dilaksanakan dengan tiga siklus.

Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan

Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau

fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,

kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti

merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Jika yang

digunakan bentuk terpisah maka peneliti dan pelaksana harus melakukan

kesepakan antara keduanya. Dikarenakan pelaksana guru peneliti adalah

pihak yang paling berkepentingan untuk meningkatkan kinerja, maka

pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera dan kepentingan

guru peneliti, agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis,

dan dapat dikelola dengan mudah. Jika penelitian kelas berkelaborasi maka

dilakuakan dengan cara bekerjasama dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Menyusun perencanaan bersama-sama.

2) Saling bergantian mengamati proses waktu pelaksanaan.

3) Saling mengikuti kelas teman waktu refleksi.

(24)

b. Pelaksanaan

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan yang

merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan

tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2ini

pelaksana (guru) harus berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam

rancangan, dalam reflek, keterkaitan antara pelaksanaa dengan perencanaan

perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.

c. Pengamatan

Tahap ke-3 adalah tahap pengamatan kalau pengamatan ini

dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan

pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung

secara bersamaan. Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberi peluang

kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat agar

melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang telah terjadi ketika

tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik guru

mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data

(25)

Perencanaan

SIKLUS I

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

e. Refleksi

Refleksi adalah usaha untuk memahami data yang diperoleh dari

kegiatan observasi dan menjadi dasar untuk menentukan tindakan

selanjutnya. Paizaluddin (2013: 34-39)

Adapun gambaran tahap penelitian menurut Paizaluddin, (2013:

34) adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Pengamatan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

(26)

2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian

a) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Urutsewu.

Dk. Cengkalsewu, Desa Urutsewu, Kec. Ampel, Kab Boyolali. Sekolah

ini dipilih menjadi tempat penelitian karena memerlukan pengembangan

model pembelajaran yang akan meningkatkan prestasi kinerja guru dan

aktivitas siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai

dengan optimal. Selain itu juga adanya kesediaan untuk bekerjasama dari

kepala sekolah dan guru kelas yang bersangkutan di SD Negeri 2

Urutsewu.

b) Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan kurang lebih satu bulan

pada semester genap tahun ajaran 2014/1015 di SD Negeri 2 Urutsewu ,

Cengkalsewu, Kec Ampel, Kabupaten Boyolali.

c) Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah

siswa kelas V SD Negeri 2 Urutsewu , Dk Cengkalsewu, Desa Urutsewu,

Kec Ampel, Kab Boyolali, Siswa kelas V SD Negeri 2 Urutsewu dipilih

sebagai subjek penelitian karena dinilai perlu adanya suatu pembaharuan

(27)

belajar mereka pun meningkat. Siswa kelas V SD Negeri 2 Urutsewu

tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 17 siswa

laki-laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian ini dikhususkan pada mata

pelajaran IPA materi pesawat sederhana jenis tuas dengan menggunakan

metode dan alat peraga.

d) Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

(1) Pedoman observasi

Pedoman observasi ini berisi aspek-aspek prilaku guru dalam

pembelajaran IPA. Pedoman ini digunakan untuk menggali data

perilaku guru ketika pelaksanaan tindakan kelas berlangsung.

(2) Soal tes

Soal tes digunakan untuk mengetahuai hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

dan alat peraga pada materi pesawat sederhana jenis tuas. Soal tes

berisi pertanyaan-pertanyaan baik lisan maupun tulisan yang

(28)

(3) Pedoman dokumentasi

Dokumentasi merupakan instrumen untuk mengumpulkan data

tentang peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah

didokumentasikan (Mulyasa, 2011: 69). Pedoman ini berupa

dokumen-dokumen nilai hasil belajar sebelum pelaksanaan tindakan

dilakukan, RPP dan silabus.

3. Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini metode atau teknik yang akan

digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, tes dan dokumentasi.

a. Observasi

Teknik ini akan dipandu dengan lembar pengamatan yang

dilakukan dengan bantuan rekan sejawat (guru lain) untuk memperoleh

data. Lembar observasi yang digunakan peneliti yaitu lembar observasi

guru. Lembar ini disusun untuk mencatat perkembangan dari proses

pembelajaran yang dilakukan guru selama pelaksanaan tindakan

berlangsung.

b. Tes

Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat

dan menggunakan lembar tes tertulis guna mengetahui sejauh mana

(29)

c. Dokumentasi

Instrumen yang dapat peneliti gunakan dalam teknik dokumentasi

adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan nilai siswa

sebelum diterapkan adanya penggunaan alat peraga golongan pertama

pada materi pesawat sederhana jenis tuas pada mata pelajaran IPA.

Silabus merupakan rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran, pengelolaan kelas yang digunakan oleh peneliti sebagai

landasan penyusunan RPP. Sedangkan RPP sendiri merupakan

perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman

pembelajaran guru dan disusun dalam tiap-tiap putaran pembelajaran.

Nilai siswa sebelum penggunaan alat peraga pada materi pesawat

sederhana jenis tuas mata pelajaran ilmu pengetahuan alam penulis

untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran.

4. Analisis Data

Untuk membuktikan hipotesis, maka proses penelitian yang dilakukan

selanjutnya adalah menganalisis data yang sudah terkumpul dengan lengkap

untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian tersebut. Kemudian dapat ditarik

kesimpulan berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuji.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Teknik deskriptif yang

(30)

P =

100 %

keterangan:

P : Persentase

X : Jumlah skor jawaban

Xi : Jumlah skor maksimal.

H. Sistematika Penulisan.

Sistematika penulisan skripsi hasil tindakan kelas ini dimulai dengan

halaman judul, nota pembimbing, lembar pengesahan, pernyataan keaslian

tulisan, motto, persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan

daftar lampiran, dilanjutkan dengan bab-bab

Bab I berisi tentang Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian,

penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II berisi kajian pustaka yang menjelaskan tentang belajar dan hasil belajar,

strategi pembelajaran menggunakan alat peraga golongan pertama, keduadan

ketigadan Ilmu Pengetahuan Alam pada materi pesawat sederhana jenis tuas.

Bab III berisi tentang pelaksanaan penelitian yang menjelaskan gambaran umum

(31)

deskripsi pelaksanaan siklus I, pelaksanaan deskripsi siklus II dan pelaksanaan

siklus III.

Bab IV berisi tentang penelitian dan pembahasasn yang meliputi hasil penelitian

siklus I, hasil penelitian siklus II dan hasil penelitian siklus III.

Bab V berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran. Bagian akhir

(32)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Definisi belajar menurut Gagne (2009: 5) adalah belajar merupakan

kecenderungan perubahan pada diri manusia yang dapat dipertahankan selama

proses pertumbuhan. Hal ini dijelaskan oleh Gagne (dalam Riyanto, 2002)

bahwa belajar merupakan suatu peristiwa yang terjadi di dalamkondisi-kondisi

tertentu yang dapat diamati, diubah, dan dikontrol.

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap dan

mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses

memperoleh pengetahuan, menurut Suyono & Hariyanto (2014: 9). Pemahaman

sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan

pengalaman (experience). Pengalam yang terjadi berulang kali melahirkan

pengetahuan (knowledge) atau a body of knowledge.

Dari definisi diatas, peneliti mengemukakan bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang karena memperoleh

(33)

2. Tujuan Belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar ini

sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing

akan saling mempengarui, seperti tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,

materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta

dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana

prasarana belajar-mengajar yang tersedia.

Menurut Dimyati (2002: 22-28), tujuan belajar terdapat tiga jenis yaitu:

a. Untuk mendapat pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan

dan kemampuan berpikir tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan.

Sebab seseorang tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa

bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya

pengetahuan. Sehingga untuk mendapatkan pengetahuan memiliki

kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar.

Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol. Peserta

didik akan diberikan pengetahuan sehingga menambah pengetahuannya dan

sekaligus akan mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir

(34)

b. Penanaman konsep dan ketrampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan suatu

keterampilan. Keterampilan itu ada yang bersifat jasmani dan juga bersifat

rohani. Keterampilan jasmaniah adalah keterampilan-keterampilan yang

dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitiberatkan pada keterampilan

gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.

Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu

berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat

bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut

persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk

menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Keterampilan

dapat diperoleh dengan banyak melatih kemampuan dan interaksi yang

mengarah pada pencapaian keterampilan tersebut.

c. Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi anak didik,

guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Sehingga

dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan

tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak terlepas dari

(35)

tersebut kapada anak didiknya untuk menumbuhkan kesadaran dan

kemauannya mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah untuk

mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman nilai-nilai. Dari

proses belajar individu akan memperoleh informasi yang nantinya akan

diolah hingga menjadi sebuah pengetahuan baru dan mendapatkan

keterampilan yang sebelumnya belum dimiliki. Sehingga hal-hal baru yang

diperoleh akan mempengaruhi sikap individu.

3. Hasil belajar

Dalam kaitannya dengan hasil belajar, Bloom membagi ke dalam tiga

kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor (Sam‟s, 2010: 35):

a. Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan tujuan pembelajaran dalam

kaitannya dengan kemampuan berpikir, mengetahui dan memecahkan

masalah berdasarkan apa yang telah dipelajari peserta didik. Dalam hal

ini mencangkup keterampilan intelektual yang merupakan salah satu

tugas dan kegiatan pendidikan yang meliputi pengetahuan, pemahaman,

(36)

b. Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan tujuan-tujuan yang berkenaan

dengan sikap, nilai, minat dan apresiasi. Hasil belajar ranah afektif

menekankan pada perasaan, emosi, apresiasi, pertimbangan dan tingkat

penerimaan atau penolakan terhadap suatu nilai. Hal ini dapat ditandai

dengan adanya penerimaan, pemberian respon, penilaian,

mengkonseptualisasikan sesuatu dan mengkonversi nilai-nilai.

c. Psikomotor

Ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan motorik dan

manipulasi bahan atau objek. Sehingga peserta didik akan memperoleh

pengetahuan antara lain dalam hal imitasi, manipulasi, presis, artikulasi

dan adaptasi.

4. Faktor- Faktor yang mempengarui belajar

Pada kegiatan belajar dan mengajar di sekolah ditemukan dua subjek, yaitu

guru dan siswa. Dalam kegiatan belajar siswalah yang memagang peranan

penting. Dalam proses belajar ditemukan 3 tahap penting, yaitu: 1). Sebelum

belajar. Dalam hal ini yang berpengaruh dalam belajar menurut Biggs dan

Telfer serta Winkel ( Dimyati,2002: 238) adalah ciri khas pribadi, minat,

kecakapan, pengalaman dan keinginan belajar. Hal-hal yang dilakukan sebelum

(37)

Proses belajar. Yaitu suatu kegiatan yang dialami dan dihayati oleh siswa,

kegiatan siswa berpengaruh pada pembentukan sikap, konsentrasi, pengalaman,

motivasi, menggali, menyimpan dan unjuk prestasi. 3). Sesudah belajar,

merupakan tahap untuk prestasi hasil belajar.

Secara rinci Dimyati (2002: 238-257) menyebutkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitufaktor intern dan faktor ekstern.

Masing-masing faktor dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Faktor Intern

Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Siswalah yang

menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa

mengalami masalah intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya,

maka ia tidak belajar dengan baik. Faktor intern yang dialami oleh siswa

yang berpengaruh pada proses belajar siswa sebagai berikut,

1) Sikap terhadap siswa

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang

sesuatu, yang belajar tersebut membawa diri sesuai dengan penilaian.

Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap

menerima, menolak, atau mengabaikan. Siswa memperoleh kesempatan

belajar. Akibat penerimaan, penolakan, atau pengabaian kesempatan

(38)

Oleh karena itu, ada baiknya siswa mempertimbangkan masak-masak

akibat sikap terhadap belajar.

2) Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong

terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada iri siswa dapat menjadi

lemah. Tiadanya motivasi belajar akan berpengaruh pada proses belajar

selanjutnya mutu belajar akan menjadi merendah. Oleh karena itu

motivasi belajar pada siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa

memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan

suasana belajar yang menggembirakan.

3). Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan

perhatian pada pelajaran. Pemusatan tersebut pada isi bahan belajar

maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian

pelajaran, guru perlu menggunakan strategi belajar – mengajar, dan

memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.

4). Mengolah Bahan Belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk

menerima isi dan cara memperoleh ajaran sehingga menjadi

(39)

5). Menyimpan Perolehan Hasil Belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampun siswa.

Isi bahan belajar berupa pengetahuan, pengalaman, nilai kesulitan,

nilai agama, nilai kesenian serta keterampilan mental dan jasmani.

Cara memperoleh ajaran berupa cara-cara belajar sesuatu, seperti cara

menggunakan kamus, daftar logaritma, atau rumus matematika.

6). Menggali Hasil Belajar yang Tersimapan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses

mengaktifkan pesan yang telah diterima. Dalam hal pesan baru, maka

siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali,

atau mengaitkannya dengan cara bahan lama.

7). Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar

Kemamuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu

puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa menunjukan keberhasilan

belajar.

8). Rasa Percaya Diri Siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri

bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri

(40)

9). Intelegensi dan Kebrhasilan Belajar

Adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk

dapat bertindak secara terarah, berfikir secara baik, dan bergaul

dengan lingkungan secara efisien.

10). Kebiasaan Belajar

Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan kebiasaan – kebiasaan

yang kurang baik, seperti: belajar tidak teratur, sekolah untuk

bergengsi, menyia-nyiakan kesempatan belajar, dating terlambat

bergaya pemimpin.

11). Cita-Cita Siswa

Dalam rangka tugas perkembangan, pada umumnya setiap anak

memiliki suatu cita-cita dalam hidup. Cita-cita merupakan motivasi

intristik.

b. Faktor Ekstren

Proses belajar didorong oleh motivasi interistik siswa. Disamping itu

proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat bila didorong

oleh lingkungan siswa. Faktor-faktor ektern tersebut adalah sebagai berikut:

1) Guru sebagai Pembina Siswa Belajar

(41)

3). Kebijakan Penilaian

4). Lingkungan Sosial Siswa dan Sekolah

5). Kurikulum Sekolah.

5. Penilaian hasil belajar

Menurut M. Ngalim Purwanto (1988: 31-34) terdapat beberapa prinsip

dalam penilaian hasil belajar diantaranya:

a. Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar

Dalam hal ini, terdapat beberapa prinsip dasar yang perlu

diperhatikan di dalam menyusun tes hasil belajar, agar tes tersebut dapat

benar-benar mengukur tujuan pelajaran yang telah diajarkan, atau

mengukur kemampuan dan keterampilan siswa yang diharapkan setelah

siswa menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu.

1). Tes yang dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning

outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.

2). Mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan

pelajaran yang telah diajarkan.

3). Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok

untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan

(42)

4). Didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang

diingakan.

b. Tujuan penilaian

Tujuan penilaian menurut Ngalim Purwanto (1988:33-34) adalah

sebagai berikut:

1). Tes yang digunakan untuk penentuan penempatan siswa dalam

suatu jenjang atau jenis program pendidikan tertentu.

2). Tes yang digunakan untuk umpan mencari umpan balik (feed

back) guna memperbaiki proses belajar mengajar bagi guru

maupun siswa (tes formatif).

3). Tes yang digunakan untuk mengukur dan menilai sampai dimana

pencapaian siswa terhadap bahan pelajaran yang telah

diajarkan,dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan tingkat

atau kelulusan siswa yang bersangkutan (tes sumatif).

4). Tes yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar

siswa, seperti latar belakang psikologis, fisik dan lingkungan

sosial-ekonomi siswa (tes diagnostik).

5). Digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara

(43)

c. Macam-macam tes hasil belajar siswa

Dick dan Carey dalam bukunyaa The Systematic Design ofinstruction

menjelaskan pengertian dan perbandingan criterion-referenced tes (CRT)

dan norm-referenced tes (NRT) seperti berikut:

1) CRT ialah tes yang dirancang untuk mengukur seperangkat tujuan

yang eksplesit. Dengan kata lain CRT adalah sekumpulan soalatau

itemsyang secara langsung yang mengukur tingkah laku di dalam

seperangkat tujuan dan tiap soal pada CRT menuntut siswa untuk

mendemonstrasikan penampilan yang dinyatakan dalam tujuan

pembelajaran. Adapun contoh dari soal CRT adalah sebagai berikut:

a) Entry-behavorios test, yakni suatu tes yang dilakukan sebelum

suatu program pengajaran dilaksanakan, dan tujuannya untuk

mengetahui sampai batas mana penguasaan keterampilan yang

telah dimiliki siswa.

b) Pretest, yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai

untuk mengetahui sampai dimana batas kemampuan siswa

terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan)

bahan yang akan diajarkan.

c) Post-test, yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program

satuan pengajaran, bertujuan untuk mengetahui sampai di mana

pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan

(44)

d) Embedded test, yaitu tes yang dilakukan di sela-sela waktu

yang tertentu selama proses pengajaran berlangsung. Yang

bertujuan untuk mengetes siswa secara langsung sesudah

pembelajaran atau sebelum post-tes dilaksanakan dan untuk

berhubungan dengan akhir tiap langkah kegiatan pengajaran

atau mengecek kemajuan siswa saat proses pembelajran

berlangsung.

2)NRT ialah tes yang tidak ditekankan untuk mengukur penampilan

yang eksak atau soal pada NRT tidak terutama didasarkan

pengajarn yang diterima siswa atau pada keterampilan dan tingkah

laku yang identifikasi sebagai suatu yang dianggap relevan bagi

belajar siswa. Dalam hal ini CRT dan NRT dapat disimpulkan

dengan tiga perbedaan yaitu:

1). Cara tiap jenis tes itu dikembangkan.

2). Standar yang digunakan untuk menimbang dan

menginterprestasikan hasil tes.

3).Tujuan untuk apa tes disusun dan diadministrasikan.

d. Langkah-langkah Menyusun Tes

Dalam penyusunan tes maka diperlukan adanya langkah-langkah yang

harus diperhatikan secara sistematis, sehingga dapat diproleh tes yang lebih

efektif. Para ahli penyusun tes maupun pengajar telah menyepakati

(45)

1). Menentukan atau merumuskan tujuan tes.

2). Mengidentifikasi hasil-hasil belajar siswa(learning outcomes)

3). yang akan diukur dengan tes.

4). Menentukan atau menandai hasil belajar yang spesifik, yang

merupakan tingkah laku yang dapat diamati dan sesuai dengan TIK.

5). Merinci mata pelajaran atau bahan ajar yang akan diukur dengan tes.

6). Menyiapkan tabel spesifikasi

7). Menggunakan tabel spesifikasi sebagai dasar penyusunan tes.

Untuk dapat merumuskan tujuan penyusunan tes dengan baik

maka seorang guru harus memikirkan apa tipe dan fungsi tes, sehingga ia

dapat menentukan karakteristik yang ingin dicapai oleh siswa. Perlu

diketahui bahwa tes memiliki beberapa fungsi tergantung tipe atau

kegunaanya.

B. Alat Peraga

1. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga

dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif

dan efisien (Sudjana, 2002 :59 ).

Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat

bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar

mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan,

(46)

tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik

untuk mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam

pencapain tersebut, peranan alat Bantu atau alat peraga memegang peranan yang

penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dapat

dipahami oleh siswa. Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian

alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar

pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam

proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru

agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.

2. Jenis-jenis alat peraga Tuas

Menurut Haryanto (2014: 120-124). Jenis-jenis tuas dibagi menjadi 3

golangan, yaitu; golongan pertama, kedua dan ketiga. Berikut uraian tiap-tiap

golongan.

a) Golongan Pertama

Pada tuas golongan pertama ini terdapat tiga titik bagian yaitu: beban

kuasa dan titik tumpu, letak titik tumpu diantara kuasa dan beban, contoh

kerja dalam tuas golongan pertama ini yaitu pada alat pembuka

botol.Contohnya seperti: Linggis, Palu, Jungkat-jungkit, Pemotong

(47)

b). Golongan Kedua

Pada tuas golongan kedua ini terdapat tiga titik bagian yaitu:

beban kuasa dan titik tumpu, letak beban diantara kuasa dan titik tumpu,

contoh kerja dalam tuas golongan kedua ini yaitu pada alat pemecah

biji.Contohnya seperti: Gerobak, pemecah buah atau biji.

c). Golongan ketiga

Pada tuas golongan ketiga ini terdapat tiga titik bagian yaitu:

beban kuasa dan titik tumpu, letak kuasa diantara beban dan titik tumpu,

contoh kerja dalam tuas golongan ketiga ini yaitu pada

sekop.Contohnya seperti: Sekop, sapu lidi.

3.Cara Kerja

Cara kerja tiap-tiap golongan pada pesawat sederhana jenis tuas adalah sebagai

berkut:

1). Golongan Pertama

a). Alat dan bahan

Kaleng cat yang tertutup dan obeng atau sendok

b). Cara kerja

i. Letakkan kaleng tertutup di atas meja

(48)

iii. Kemudian tekan bagian titik tumpu (tengah) obeng dengan ujung

jarimu dan bagian pemegang atau kuasa pada obeng ditekan

menggunakan tangan sekuat tenaga hingga terbuka tutup botol

tersebut.

2). Golongan Kedua

a). Alat dan bahan

Buah sawo yang mentah atau buah yang masih mentah lainnya, alat

pemecah buah.

b). Cara kerja

i. Letakkan buah sawo mentah meja beri alas plastik agar tidak

mengotori meja.

ii. ambil sawo mentah dan masukan kedalamalat pemecah

iii. Kemudian tekan pada bagian ujung pemecah buah atau kuasa

sehingga bagian tenga atau beban bisa tertutup, dengan sekuat

tenaga hingga buah tersebut bisa terbelah atau pecah.

3). Golongan Ketiga

a). Alat dan bahan

Sekop dan tanah

(49)

Ambilah sekop dengan menggunakan tangan kirimu (kuasa) kemudian

dan tangan kananmu memegang ujung sekop (titik tumpu)kemudian

ambilah pasir atau tanah dengan cara menekan dua bagian tersebut

hingga bagian ujung sekop atau beban mendapatkan tanah atau pasir.

4. Kelebihan dan Kelemahan Alat Peraga

a. Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu

1) Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi

lebih menarik.

2) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih

mudah memahaminya.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak

akan mudah bosan.

4) Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti

:mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan

sebagainya.

b. Kekurangan alat peraga yaitu:

1) Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut

guru.

2) Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan.

(50)

Menurut Harjanto (2011, 243-244) ada empat alasan, mengapa

media pendidikan berkenaan dengan manfaat media pendidikan dalam

proses belajar siswa antara lain:

1. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih

dapat dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa

menguasai tujuan pengajaran dengan baik.

2. Metode mengajar akan lebih bervareasi, tidak semata-mata

berkomunikasi verbal melalui peraturan kata-kata oleh guru,

sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

3. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain

seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan

lain-lain.

4. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

C. Ilmu Pengetahuan Alam

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

(51)

penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

prospek pengetahuan.

Perkembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada

pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi

agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan

IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu

peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar.(Kemenag, 2006: 108).

2. Tujuan dan Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam

a. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Ahmad Susanto (2014: 171-172) tujuan pembelajaran

sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan

(BSNP, 2006),dimaksudkan untuk:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman-pemahaman

konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan

(52)

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelediki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

b. Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam

Mata pelajaran IPA berfungsi untuk:

1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai

lingkungan alam dan lingkungan buatan.

2) Mengembangkan keterampilan proses.

3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi

siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.

4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan

yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi

dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan

(53)

5) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang

berguna untuk kehidupan sehari-hari (Garnida, 2002: 254).

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA dikelas V

Untuk penelitian ini difokuskan pada materi pesawat sederhana. Adapun

lingkup pembahasannya adalah mengenai pesawat sederhana jenis tuas, setiap

alat yang berguna untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat.

Pesawat ada yang rumit dan ada yang sederhana. Tujuan menggunakan pesawat

sederhana adalah untuk:

a. Melipat gandakan gaya atau kemampuan kita.

b. Mengubah arah gaya yang kita lakukan.

c. Menempuh jarak yang lebih jauh atau memperbesar kecepatan.

Pesawat sederhana diperlukan bukan hanya untuk menciptakan gaya atau

menyimpan gaya. Pesawat sederhana digunakan memudahkan pelaksanaan

pekerjaan, walaupun waktu yang lebih lama (lintasan yang lebih jauh).

Pesawat sederhana dikelompokan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Tuas (pengungkit)

2. Bidang miring

(54)

4. Roda

Pesawat sederhana terbentuk dari beberapa pesawat sederhana disebut

pesawat rumit. Dengan demikian, betapapun rumitnya suatu pesawat,

sebenarnya pesawat itu merupakan gabungan dari pesawat-pesawat

sederhana.

Jenis-jenis Pesawat Sederhana

1. Tuas

Batang besi atau batang lain yang digunakna untuk mengungkit,

merupakan tuas yang paling sederhana. Batang tersebut bertumpu pada

suatu tempat yang disebut titik tumpu. Gaya yang bekerja pada tuas

disebut kuasa. Berat benda disebut beban. Tuas digolongkan menjadi

tiga golongan. Penggolongan itu didasarkan pada tiga macam posisi

dari kuasa, beban dan titik tumpu.

a. Golongan Pertama

Pada golongan pertama, posisi titik tumpu berad diantara beban

dan kuasa, contohnya jungkat-jungkit, gunting, palu untuk

mencabut paku dan linggis.

(55)

Pada tuas golongan kedua, posisi beban berada di antaraposisi

kuasa dan titik tumpu. Contohnya saat kita mendorong gerobak

pasir dan pada alat pemeah buah atau biji.

c. Golongan ketiga

Pada tuas golongan ketiga, posisi kuasa berada di antara titik tumpu

dan beban.contohnya pada saat kita menggunakan sekop untuk

mengambil tanah.

Pada tuas golongan pertama, dan ketiga beban yang berat dapat

digerakan dengan ringan. Sedangkan pada tuas golongan kedua, untuk

menggerakan beban akan lebih berat dibandingkan tuas golongan

pertama dan kedua. Tuas golongan ketiga ini mempunyai keuntungan,

yaitu dapat menggerakan beban yang jaraknya lebih jauh dari titik kuasa.

Ketiga golongan tersebut dapat dibedakan menjadi berdasarkan posisi

(56)

Tabel 2.2

Tabel tiap-tiap golongan jenis tuas

Golongan tuas Letak bagian Contoh

1

Kuasa, titik tumpu, beban

Jungkat-jungkit Atau

Beban, titik tumpu, kuasa

2

Kuasa, beban titik, tumpu

Gerobak Atau

Titik tumpu, kuasa, beban

3

Titik tumpu, kuasa, beban

Sekop Atau

Beban, kuasa, titik tumpu

Secara garis besar, pesawat sederhana dibagi menjadi empat macam

yaitu tuas (pengungkit), bidang miring, katrol dan roda. Tuas atau

pengungkit dibagi menjadi tiga golongan yaitu golongan pertama yang

dimana titik tumpu berada di antara kuasa dan beban contohnya seperti

jungkat-jungkit, palu gunting, obeng, linggis, tang, dan gunting kuku.

Golongan kedua yaitu beban diantara titik tumpu dan kuasa contohnya

seperti gerobak dorong dan alat pemecah buah atau biji. Dan yang terakhir

golongan ketiga yaitu kuasa di antara beban dan titik tumpu contohnya

(57)

Kompetensi dasar materi pesawat sederhanaadalah sebagai berikut: Tabel 2.3

SK-KD Materi Pesawat Sederhana Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

Kegiatan Pembelajran Indikator

(58)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri,

Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Sekolah ini berdiri sejak tanggal 1

April 1985 Dusun Dukuh Cengkalsewu, Desa Urutsewu. Kec Ampel, Kab

Boyolali. Sekolah Dasar Urutsewu 2, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali,

berada di lingkungan yang strategis dan kondusif sehingga siswa dapat belajar

dengan baik dan tenang.

2. Visi dan Misi SD Negeri 2 Urutsewu a. Visi SD Negeri 2 Urutsewu :

Mempersiapkan siswa berprestasi dalam mengembangkan kepribadian

berbudi luhur, mandiri dalam menguasai IMTAQ dan IMTEK.

b. Misi SD Negeri 2 Urutsewu:

1) Disiplin dalam waktu.

2) Meningkatkan KBM.

3) Mengembangkan motivasi dan rasa senang belajar.

(59)

3. Struktur Organisasi SD Negeri 2 Urutsewu

Adapun struktur organisasi SD Negeri 2 Urutsewu Cenkalsewu adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1Struktur Organisasi SD Negeri 2 Urutsewu

No Nama Jabatan

1 Suprihatiningsih, S.Pd Kepala Sekolah

2 Sri Wahyuni, S.Pd Wali Kelas I

3 Djazimah Wali Kelas II Guru Agama

4 Nuri Yandari Wali Kelas III

5 Wiyanto, S,Pd Wali Kelas IV

6 Suhir, S.Pd. SD Wali Kelas V Sapras

7 Sudarmi, S.Pd Wali Kelas VI Bendahara

8 Sarwa Sancaya Guru Agama Budhha

9 Astuti Tuiyanti Guru Bahasa Inggris

10 Narsih Sukamti,

Ama,Pd Guru Penjaskes

11 Warno Penjaga Sekolah

12 Triono Pelatih Vocal

13 Adi Pelatih Komputer

(60)

4. Jumlah siswa SD Negeri 2 Urutsewu

Berikut ini adalah tabel jumlah keseluruhan dan rincian siswa SD Negeri

2 Urutsewu Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2014/015

Tabel 3.2 Data Siswa SD Negeri 2 Urutsewu

No Kelas Jenis kelamin Jumlah siswa

Laki-laki Perempuan

1 I 11 8 19

2 II 15 6 21

3 III 12 13 27

4 IV 13 15 25

5 V 17 11 28

6 IV 17 6 23

Jumlah 82 61 143

5. Kurikulum SD Negeri 2 Urutsewu

Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 2 Urutsewu dimulai pukul

07.15 sampai pukul 12.15. Kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan

sesuai jadwal.

Mata pelajaran yang diajarkan di SD Negeri 2 Urutsewu adalah

Pendidikan Agama Islam untuk siswa-siswi yang beragama Islam dan

Pendidikan Agama Buddha untuk siswa-siswi yang beragama Budhha.

Pendidikan umum meliputi Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan

(61)

Budaya dan Keterampilan, Olahraga, Tehnik Informatika dan Komputer

serta Pendidikan Muatan Lokal meliputi Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa.

Program Ekstrakurikuler

Kegiatan Eksrtakurikuler diselenggarakan setelah jam pelajaran selesai,

adapun kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SD Negeri 2

Urutsewu adalah Pramuka, Bahasa Arab, komputer dan vocal Kegiatan

Pramuka dan Bahasa Arab diwajibkan bagi siswa kelas IV dan V yang

dilaksanakan setiap hari kamis dan jum‟at pukul 15.00 sampai 16.30.

sedang untuk kegiatan Ekstrakurikuler Komputer dan Vocal dilaksankan

pada hari Sabtu pukul 11.00-13.00 yang di ikuti oleh siswa kelas V untuk

Komputer dan Vocal dengan kelas umum.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian kelas ini adalah siswa

kelas V SD Negeri 2 Urutsewu Cengkalsewu tahun ajaran 2014/2015. Data

responden ini berjumlah 28 siswa dengan perincian yaitu 17 siswa laki-laki dan

11 siswa perempuan. Data siswa tersebut tercantum dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.3 Siswa Kelas V SD Negeri 2 Urut Sewu

No Nama Keterangan

Laki-laki Perempuan

1 Arita Sulistika 

2 Arizal 

3 Bagas Yulianto 

(62)

5 Dian Marshelina 

6 Idam Ibnu Faqih 

7 Mulyono 

8 Isro‟mah 

9 Lukman Al-Hakim 

10 Novia Fitri Ani 

11 Nugroho Saiful Anwar 

12 Ndari Tika Saputri 

13 Promi Nensa Saputri 

14 Siti Elisa 

15 Rendi Alfian Jaya 

16 Ratna Puspita Sari 

17 Sharifah Nur Isnani 

18 Sri Haryati 

19 Sakti yuda tama 

20 Wuryanto 

21 Warsidi 

22 Asifa Putri Wardani 

23 Erika Novita Sari 

24 Siswanti 

25 Damma Yugianto 

26 Bagas Yulianto 

27 Yuliana Lasti 

28 Nia Yuda Pramesti 

Gambar

Tabel 1.1
Tabel  tiap-tiap golongan jenis tuas
Tabel 3.2 Data Siswa
Tabel 3.3 Siswa Kelas V SD Negeri 2 Urut Sewu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas-kedepan dalam upaya membawwa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang

Penerapan sistem PPDR dengan penyebaran Sensor Node pada wilayah dengan Green Alert Level dan Yellow Alert Level (dengan estimasi kerugian minimum), baik menggunakan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Seimbang pada Balita di Posyandu Mayang Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kota Blitar”

Saat ini megawati dan prabowo melakukan kampanye putaran pertama di jalur selatan dan utara jawa // Sebelum bertolak kembali ke Jakarta / megawati juga sempat berpesan untuk

Kajian tentang beban dinamis yang ditranformasikan melalui mekanisme kerja suspensi pada roda kendaraan terhadap jalan adalah (1) bertujuan untuk mengetahui

1) PKn merupakan bagian atau salah satu tujuan pendidikan IPS, yaitu bahan pendidikan diorganisasikan secara terpadu dari berbagai disiplin ilmu sosial.

berdistribusi normal. 2) Jika nilai signifikansi < 0,05 atau 5%, maka data dinyatakan tidak.

a) Daerah terpencil, yaitu daerah yang jauh dari lokasi Kantor/Gedung Pengadilan di dalam wilayah Kabupaten /Kota di mana gedung Pengadilan tersebut berkedudukan.