PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT
SEDERHANA JENIS TUAS MENGGUNAKAN ALAT
PERAGA PADA SISWA KELAS V (LIMA) SD NEGERI 2
URUTSEWU, DUKUH CENGKALSEWU, DESA URUTSEWU,
KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
LINA ROHAENI
115 10 025
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id email : administrasi@stainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:
Nama : Lina Rohaeni
NIM : 11510025
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
PESAWAT SEDERHANA JENIS TUAS
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA
KELAS V SDN 2 URUTSEWU, DK CENGKALSEWU,
KEC AMPEL, KAB BOYOLALI TAHUN 2014/2015
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 9 Mei 2015
Pembimbing
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id email : administrasi@stainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA JENIS TUAS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI 2 URUTSEWU, DUKUH CENGKALSEWU KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015
DISUSUN OLEH LINA ROHAENI NIM: 11510025
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi
syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.pd ________________
Sekretaris Penguji : Fatchurrohman, M.pd ________________
Penguji I : Dr. Budiyono Saputra, M.pd ________________
Penguji II : Mufiq, S.Ag. M.Phil ________________
Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan
FTIK IAIN Salatiga
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Lina Rohaeni
NIM : 11510025
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 9 Mei 2015
Yang menyatakan,
MOTTO
Allah tidak akan pernah merubah suatu kaum sebelum ia
merubah dirinya sendiri
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Ayahanda tercinta Mahmud Yusuf dan Ibunda tercinta Yati Rohayati mereka
adalah orang tua terbaik didunia, yang tidak pernah berhenti mendoakan,
terimakasih atas segala perjuangan dengan cucuran keringat, kerja keras dan kasih
sayang yang amat sangat tulus.
Suamiku tersayang Aryono yang tidak henti-hentinya mendukung dan memotivasi
untuk penyelesaian skiripsi ini.
Saudara-saudaraku tersayang Siti Laelah Nur Sa’adah, Lanna Fadilah, Najwa
Rohimatul Lailah yang telah memberikan motivasi selama menimba ilmu baik dalam perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini.
Anakku tercinta Raihan Adzka Arya Manggala Putra yang memberikan
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Pujisyukur alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat-sahabatnya, hingga kepada umatnya
hingga akhir zaman
Penulis menyadari bahwa dalam dalam proses penulisan skripsi ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Skripsi yang berjudul “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
PESAWAT SEDERHANA JENIS TUAS MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
DAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SDN 2 URUTSEWU DK
CENGKALSEWU KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN
2014/2015” ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Fakultas Tarbiyah di IAIN Salatiga,
meskipun bentuknya masih sederhana serta banyak kekurangan.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
4. Bapak Fatchurrohman, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah rela
menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan
memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan selama
penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepala sekolah SDN 2 Urutsewu Ibu Suprihatiningsih, S.Pd beserta guru dan
karyawan, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan
penelitian di SDN 2 Urutsewu
7. Siswa-siswi kelas V SDN Urutsewu yang sudah berkenan menjadi subjek
penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.
8. Suami tersayang yang tak pernah berhenti memotivasi penulis untuk tetap semangat
menyelesaikan skiripsi
9. Ayahanda Mahmud Yusuf, Ibunda tercinta Yati Rohayati, serta saudara-saudara
tercinta Siti Laelah Nur Sa‟adah, Lana Fadilah, Najwa Rohimatul Lailah, yang
telah mencurahkan kasih sayang, memberikan motivasi dan tidak pernah bosan
mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.
10. Sahabat-sahabatku tersayang di kampus Siti Nur Tyasmoro, Dewi Ermawati, Linna
Fauziah, Fitri Nur a‟ini, Wahyu Istiqomah dan Anna Fista persahabatan yang tidak
11. Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2010, yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini
Salatiga,9 Mei 2015
Penulis
ABSTRAK
Rohaeni, Lina. 2015. Peningkatan hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Jenis Tuas menggunakan metode demonstrasi dan Alat Peraga pada Siswa Kelas V SDN 2 Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali Tahun 2015. Skripsi, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Institut Islam Negeri Salatiga. Fatchurrohman, M.Pd.
Kata kunci: Hasil Belajar, Pesawat Sederhana, tuas
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar siswa SDN 2 Urutsewu saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya variasi metode yang digunakan oleh guru saat pembelajaran. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah metode konvensional yaitu ceramah. Masalah yang dikaji adalah bagaimana peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi Pesawat Sederhana Jenis Tuas menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga pada siswa kelas V SDN 2 Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali tahun 2015?
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga melalui pendekatan. Data dalam penelitian ini diambil dengan metode observasi atau melihat perilaku guru. Serta metode dokumentasi berupa nilai evaluasi siswa. Data dianalisis secara kuantitatif berupa angka. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga kali siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan tindakan kelas ini berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa Ilmu Pengetahuan Alam.
DAFTAR ISI
SAMPUL ...
LEMBAR BERLOGO ...
JUDUL ...
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
PENGESAHAN KELULUSAN... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK...viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Penegasan Istilah ... 8
G. Metode Penelitian ... 10
H. Sistematika Penelitian ... 19
A. Hasil Belajar ... 20
B. Alat Peraga……...33
C. Ilmu Pengetahuan Alam………...38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN……….46
A. Subjek Penelitian ... 49
B. Deskripsi Siklus I ... 51
C. Deskripsi Siklus II ... 55
D. Deskripsi Siklus III………...……..58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 63
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79
BAB V PENUTUP ... 82
A. Kesimpulan ... 82
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 Tabel Pra- Siklus ... .14
TABEL 2.1 Tiap-tiap Golongan jenis Tuas ... .44
TABEL 2.2 SK-KD Materi Pesawat Sederhana ... .45
TABEL 3.1 Struktur Organisasi SDN 2 Urutsewu ... .47
TABEL 3.2 Data Siswa SDN 2 Urutsewu …...48
TABEL 3.3 Data Siswa Kelas V SDN 2 Urutsewu……..……..50
TABEL 4.1 Pengamatan Guru Siklus I………... 65
TABEL 4.2 Tes Formulatif Siswa Siklus I………..66
TABEL 4.3 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Siklus I………68
TABEL 4.4 Pengamatan Guru Siklus II………..70
TABEL 4.5 Tes Formulatif Siswa Siklus II……….71
TABEL 4.6 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Siklus II…………..73
TABEL 4.7 Pengamatan Guru Siklus III………76
TABEL 4.8 Tes Formulatif Siswa Siklus III…….………..77
TABEL 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Siklus III…………79
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus I
Lampiran 2 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus II
Lampiran 3 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus III
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa siklus I
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa siklus II
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa siklus III
Lampiran 7 Hasil Pengamatan Guru siklus I
Lampiran 8 Hasil Pengamatan Guru siklus II
Lampiran 9 Hasil Pengamatan Guru siklus III
Lampiran 10 Lembar Pengamatan Siswa siklus I
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Siswa siklus II
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Siswa siklus III
Lampiran 13 Dokumentasi
Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 15 Lembar Keterangan Penelitian
Lampiran 16 Lembar Konsultasi
Lampiran 17 Nilai SKK
Lampiran 18 Surat Keterangan Ijin Cuti Kuliah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan kegiatan kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas.
Setelah belajar orang memiliki keterampilan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas
tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan, proses kognitif yang
dilakukan oleh pebelajar. Menurut pandangan Gagne (dalam Dimyati, 2002: 10).
Sedangkan menurut pandangan Pieget bahwa belajar adalah pengetahuan yang
dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus – menurus dengan
lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi
dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. (dalam Dimyati,
2002: 13 ).
Banyak teori dan prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu
dengan yang lainnya memiliki persamaan dan perbedaan. Prinsip tersebut berkaitan
dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. (dalam
Dimyati, 2002: 42).
Pendidikan, seperti sifatnya yaitu manusia, mengandung hanya aspek dan
sifatnya sebagai kompleks. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli
Tirtarahadja & La Sula (2000: 33-34) berpendapat perbedaan pendidikan karena
orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan atau
karena falsafah yang melandasinya.
Peranan penggunaan metode pembelajaran di kelas apabila dilihat dari
kenyataan di lapangan banyak sekali dijumpai sekolahan-sekolahan yang belum
menggunakan metode-metode dalam pengajaran di dalam kelas secara maksimal
dan bervareasi, kebanyakan sekolah-sekolah tersebut hanya menggunakan metode
ceramah dan cenderung konvensioanal, sehingga dengan menggunakan metode
ceramah tersebut secara terus menerusakan menimbulakan kebosanan pada peserta
didik untuk menerima sebuah pelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Wina
Sanjaya (2007: 231) menyatakan bahwa pada pembelajaran konvensinal peserta
didik ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi
secara fasif dan serta pemebelajaran bersifat teoritis dan abstrak..
Berdasarkan informasi maka peniliti melakukan observasi berupa
wawancara dengan guru kelas di SD Negeri 2 Urutsewu pada tanggal 10 Febuari
2015 dan diperoleh keterangan bahwa prestasi belajar IPA siswa kelas V masih
tergolong rendah atau di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Adapun
kendala dan hambatan yang dialami SD Negeri 2 Urutsewu diantaranya mengajar
yang monoton, fasilitas tidak memadai. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
ulangan harian siswa hanya mencapai 68.63. dibandingkan dengan ketuntasan siswa
menurut kurikulum, yakni sebesar 70 atau 70% hal ini dapat dikatakan bahwa nilai
Ketuntasan Minimal) jika dalam satu kelas dinyatakan dengan rata-rata nilai 80%
atau setiap individu memperoleh nilai 70 maka dalam satu kelas tersebut dinyatakan
telah memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dari hasil wawancara pula
diperoleh informasi bahwa tingkat kesulitan pada anak yaitu kesalahan dan
kekeliruan dalam menyelasaikan soal-soal latihan. Meskipun secara klasikal nilai
tes formatif siswa sudah memenuhi KKM akan tetapi dari 28 siswa, baru 22 siswa
yang memenuhi KKM sedangkan sisanya masih berada di bawah KKM. Ini berarti
masih banyak siswa yang belum menguasai mata pelajaran IPA. Peneliti menduga
bahwa metode pembelajaran yang digunakan selama ini belum efektif. Hal inilah
yang disebabkan rendahnya hasil belajar siswa IPA khususnya pada kelas V.
Atas dugaan diatas peneliti bersama-sama dengan guru sepakat untuk
melakukan percobaan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi masalah yang
berupa penerapan metode pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan pada
siswa dan memberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya secara
maksimal. Metode pembelajaran yang dimaksud adalah metode demonstrasi dengan
menggunakan alat peraga.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
IPA merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam
sekitar beserta isinya, metode pembelajaran yang digunakan biasanya menggunakan
metode ceramah, gambar dan guru dalam menyampaikan pengetahuan hanya
berupa lisan, banyak siswa yang kurang mampu menangkap pelajaran yang
diberikan oleh guru. Oleh sebab itu dalam proses belajar diperlukan metode
pembelajaran yang sesuai kemampuan dan harapan siswa, yang mampu
menumbuhkan kreatifitas serta prestasi balajar.
Kehadiran metode menggunakan alat peraga pada pembelajaran IPA materi
Pesawat sederhana Jenis Tuas sangat mendukung proses penyampaian informasi
dari guru kepada siswa, dengan menggunakan alat peraga pembelajaran IPA dapat
di sampaikan dengan lebih menyenangkan kepada siswa seperti pada materi
pesawat sederhana jenis tuas.
Penyajian materi dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan
menarik minat siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu strategi
yang digunakan dalam pembelajaran IPA dengan materi pesawat sederhana jenis
tuas adalah menggunakan alat peraga. Strategi ini sangat cocok untuk menggantikan
ringkasan yang bersifat naratif atau tulisan naratif yang panjang. Penggunaan alat
peraga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian yang yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas tentang: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
DEMONSTRASI DAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2
URUTSEWU, DUKUH CENGKALSEWU, DESA URUTSEWU, KEC AMPEL KAB
BOYOLALI TAHUN 2014-2015
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan
metode demonstrasi dan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi
pesawat sederhana jenis tuas kelas V SD Negeri 2 Urutsewu, Dk Cengkalsewu,
Desa Urutsewu, Kec Ampel, Kab Boyolali tahun ajar 2014/2015
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
bagaimana menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi pesawat sederhana jenis tuas pada siswa kelas V SD Negeri
2 Urutsewu, Dk Cengkalsewu,Desa Urutsewu, Kec Ampel, Kabupaten Boyolali
tahun 2014/2015.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
- Hipotesis dalam penelitian tindakan merupakan pertimbangan
prosedur-prosedur yang mungkin dapat dilaksanakan agar perbaikan yang diinginkan dapat
tercapai. (Kunandar, 2011:90). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah
IPA materi pesawat sederhana jenis tuas pada siswa kelas V SD Negeri 2 Urutsewu,
Dk Cengkalsewu, Desa Urutsewu, Kec Ampel, Kabupaten Boyolali tahun 2015.
- Indikator Keberhasilan
Penerapan penggunaan alat peraga dikatakan efektif apabila indikator
yang diharapkan tercapai, adapun indikator yang dapat dituliskan oleh penulis
adalah adanya peningkatan hasil belajar pada tes siswa dan keaktivan belajar secara
berkelanjutan dari diklus I, kesiklus II, dan kesiklus III. Siklus III akan terhenti
apabila kelulusan sudah mencapai 90%.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini diantaranya
adalah:
1. Manfaat Teoritis
Kecenderungan dalam pembelajaran yang monoton akan berdampak
pada menurunnya hasil belajar peserta didik dalam meningkatkan
kemampuan belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Maka melalui penelitian ini,
peneliti ingin mengkaji sebuah teori tentang konsep pembelajaran yang
mudah dan menyenangkan. Kemudian dari hasil penelitian ini diharapkan
menjadi informasi dan bahan pertimbangan untuk melaksanakan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dalam Ilmu Pengetahuan
Alam dengan menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga dalam
materi pesawat sederhana jenis tuas.
b. Bagi guru, untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran
yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
c. Bagi sekolah, dapat meningkatkan mutu sekolah dengan memajukan
hasil belajar.
d. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan untuk
mengembangkan ide kreatif dan inovatifnya dalam melakukan
penelitian.
F. Penegasan Istilah
Agar penelitian terarah dan tidak terlalu jauh menyimpang dari tujuan yang
diharapkan maka perlu adanya penjelasan definisi istilah berikut:
1. Ilmu PengetahuanAlam IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengetahuan.
Pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah. (Kemenag, 2006: 108).
IPA merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bersifat objektif tentang
alam sekitar beserta isinya, metode pembelajaran yang digunakan biasanya
menggunakan metode ceramah, gambar dan guru dalam menyampaikan
pengetahuan hanya berupa lisan, banyak siswa yang kurang mampu menangkap
pelajaran yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu dalam proses belajar
diperlukan model pembelajaran yang sesuai kemampuan dan harapan siswa,
yang mampu menumbuhkan kreatifitas serta prestasi balajar. Pembelajaran yang
terjadi di SD Negeri 2 Urutsewu masih menggunakan metode pembelajaran
yang berpusat pada guru, sehingga siswa hanya menjadi objek belajar bukan
subjek belajar.
2. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga
dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan
efisien (Sudjana, 2002 :59 ).
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu
ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat,
serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan
dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik untuk mengantarkan
sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam pencapain tersebut, peranan alat
Bantu atau alat peraga memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat
peraga ini bahan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Alat peraga sering
disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga.
Alat tersebut berguna agar pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami
oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan
membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien. Alat peraga yang
simaksud dalam materi ini ialah menggunakan alat peraga golongan pertama, kedua
dan ketiga pada materi pesawat sederhana.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dikenal
dengan sebutan PTK. Penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam
bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi,2010: 18). Sedangkan
menurut Kardiawarman Penelitian Tindakan Kelas berasal dari Bahasa
Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan
suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Paizaluddin, ( 2013: 6).
Peneliti menggunakan PTK guna mencari pemecahan masalah yang
ditemui di dalam kelas. PTK akan dilaksanakan dengan tiga siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan
Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau
fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti
merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Jika yang
digunakan bentuk terpisah maka peneliti dan pelaksana harus melakukan
kesepakan antara keduanya. Dikarenakan pelaksana guru peneliti adalah
pihak yang paling berkepentingan untuk meningkatkan kinerja, maka
pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera dan kepentingan
guru peneliti, agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis,
dan dapat dikelola dengan mudah. Jika penelitian kelas berkelaborasi maka
dilakuakan dengan cara bekerjasama dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Menyusun perencanaan bersama-sama.
2) Saling bergantian mengamati proses waktu pelaksanaan.
3) Saling mengikuti kelas teman waktu refleksi.
b. Pelaksanaan
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan
tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2ini
pelaksana (guru) harus berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam
rancangan, dalam reflek, keterkaitan antara pelaksanaa dengan perencanaan
perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.
c. Pengamatan
Tahap ke-3 adalah tahap pengamatan kalau pengamatan ini
dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan
pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung
secara bersamaan. Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberi peluang
kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat agar
melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang telah terjadi ketika
tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik guru
mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data
Perencanaan
SIKLUS I
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
e. Refleksi
Refleksi adalah usaha untuk memahami data yang diperoleh dari
kegiatan observasi dan menjadi dasar untuk menentukan tindakan
selanjutnya. Paizaluddin (2013: 34-39)
Adapun gambaran tahap penelitian menurut Paizaluddin, (2013:
34) adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Pengamatan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian
a) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Urutsewu.
Dk. Cengkalsewu, Desa Urutsewu, Kec. Ampel, Kab Boyolali. Sekolah
ini dipilih menjadi tempat penelitian karena memerlukan pengembangan
model pembelajaran yang akan meningkatkan prestasi kinerja guru dan
aktivitas siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai
dengan optimal. Selain itu juga adanya kesediaan untuk bekerjasama dari
kepala sekolah dan guru kelas yang bersangkutan di SD Negeri 2
Urutsewu.
b) Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan kurang lebih satu bulan
pada semester genap tahun ajaran 2014/1015 di SD Negeri 2 Urutsewu ,
Cengkalsewu, Kec Ampel, Kabupaten Boyolali.
c) Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah
siswa kelas V SD Negeri 2 Urutsewu , Dk Cengkalsewu, Desa Urutsewu,
Kec Ampel, Kab Boyolali, Siswa kelas V SD Negeri 2 Urutsewu dipilih
sebagai subjek penelitian karena dinilai perlu adanya suatu pembaharuan
belajar mereka pun meningkat. Siswa kelas V SD Negeri 2 Urutsewu
tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 17 siswa
laki-laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian ini dikhususkan pada mata
pelajaran IPA materi pesawat sederhana jenis tuas dengan menggunakan
metode dan alat peraga.
d) Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
(1) Pedoman observasi
Pedoman observasi ini berisi aspek-aspek prilaku guru dalam
pembelajaran IPA. Pedoman ini digunakan untuk menggali data
perilaku guru ketika pelaksanaan tindakan kelas berlangsung.
(2) Soal tes
Soal tes digunakan untuk mengetahuai hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
dan alat peraga pada materi pesawat sederhana jenis tuas. Soal tes
berisi pertanyaan-pertanyaan baik lisan maupun tulisan yang
(3) Pedoman dokumentasi
Dokumentasi merupakan instrumen untuk mengumpulkan data
tentang peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah
didokumentasikan (Mulyasa, 2011: 69). Pedoman ini berupa
dokumen-dokumen nilai hasil belajar sebelum pelaksanaan tindakan
dilakukan, RPP dan silabus.
3. Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini metode atau teknik yang akan
digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, tes dan dokumentasi.
a. Observasi
Teknik ini akan dipandu dengan lembar pengamatan yang
dilakukan dengan bantuan rekan sejawat (guru lain) untuk memperoleh
data. Lembar observasi yang digunakan peneliti yaitu lembar observasi
guru. Lembar ini disusun untuk mencatat perkembangan dari proses
pembelajaran yang dilakukan guru selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.
b. Tes
Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat
dan menggunakan lembar tes tertulis guna mengetahui sejauh mana
c. Dokumentasi
Instrumen yang dapat peneliti gunakan dalam teknik dokumentasi
adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan nilai siswa
sebelum diterapkan adanya penggunaan alat peraga golongan pertama
pada materi pesawat sederhana jenis tuas pada mata pelajaran IPA.
Silabus merupakan rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas yang digunakan oleh peneliti sebagai
landasan penyusunan RPP. Sedangkan RPP sendiri merupakan
perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman
pembelajaran guru dan disusun dalam tiap-tiap putaran pembelajaran.
Nilai siswa sebelum penggunaan alat peraga pada materi pesawat
sederhana jenis tuas mata pelajaran ilmu pengetahuan alam penulis
untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran.
4. Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis, maka proses penelitian yang dilakukan
selanjutnya adalah menganalisis data yang sudah terkumpul dengan lengkap
untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian tersebut. Kemudian dapat ditarik
kesimpulan berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuji.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Teknik deskriptif yang
P =
100 %
keterangan:
P : Persentase
X : Jumlah skor jawaban
Xi : Jumlah skor maksimal.
H. Sistematika Penulisan.
Sistematika penulisan skripsi hasil tindakan kelas ini dimulai dengan
halaman judul, nota pembimbing, lembar pengesahan, pernyataan keaslian
tulisan, motto, persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan
daftar lampiran, dilanjutkan dengan bab-bab
Bab I berisi tentang Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II berisi kajian pustaka yang menjelaskan tentang belajar dan hasil belajar,
strategi pembelajaran menggunakan alat peraga golongan pertama, keduadan
ketigadan Ilmu Pengetahuan Alam pada materi pesawat sederhana jenis tuas.
Bab III berisi tentang pelaksanaan penelitian yang menjelaskan gambaran umum
deskripsi pelaksanaan siklus I, pelaksanaan deskripsi siklus II dan pelaksanaan
siklus III.
Bab IV berisi tentang penelitian dan pembahasasn yang meliputi hasil penelitian
siklus I, hasil penelitian siklus II dan hasil penelitian siklus III.
Bab V berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran. Bagian akhir
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Definisi belajar menurut Gagne (2009: 5) adalah belajar merupakan
kecenderungan perubahan pada diri manusia yang dapat dipertahankan selama
proses pertumbuhan. Hal ini dijelaskan oleh Gagne (dalam Riyanto, 2002)
bahwa belajar merupakan suatu peristiwa yang terjadi di dalamkondisi-kondisi
tertentu yang dapat diamati, diubah, dan dikontrol.
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap dan
mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses
memperoleh pengetahuan, menurut Suyono & Hariyanto (2014: 9). Pemahaman
sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan
pengalaman (experience). Pengalam yang terjadi berulang kali melahirkan
pengetahuan (knowledge) atau a body of knowledge.
Dari definisi diatas, peneliti mengemukakan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang karena memperoleh
2. Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar ini
sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing
akan saling mempengarui, seperti tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta
dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana
prasarana belajar-mengajar yang tersedia.
Menurut Dimyati (2002: 22-28), tujuan belajar terdapat tiga jenis yaitu:
a. Untuk mendapat pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan
dan kemampuan berpikir tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan.
Sebab seseorang tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa
bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya
pengetahuan. Sehingga untuk mendapatkan pengetahuan memiliki
kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar.
Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol. Peserta
didik akan diberikan pengetahuan sehingga menambah pengetahuannya dan
sekaligus akan mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir
b. Penanaman konsep dan ketrampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan suatu
keterampilan. Keterampilan itu ada yang bersifat jasmani dan juga bersifat
rohani. Keterampilan jasmaniah adalah keterampilan-keterampilan yang
dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitiberatkan pada keterampilan
gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.
Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu
berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat
bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut
persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Keterampilan
dapat diperoleh dengan banyak melatih kemampuan dan interaksi yang
mengarah pada pencapaian keterampilan tersebut.
c. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi anak didik,
guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Sehingga
dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan
tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak terlepas dari
tersebut kapada anak didiknya untuk menumbuhkan kesadaran dan
kemauannya mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah untuk
mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman nilai-nilai. Dari
proses belajar individu akan memperoleh informasi yang nantinya akan
diolah hingga menjadi sebuah pengetahuan baru dan mendapatkan
keterampilan yang sebelumnya belum dimiliki. Sehingga hal-hal baru yang
diperoleh akan mempengaruhi sikap individu.
3. Hasil belajar
Dalam kaitannya dengan hasil belajar, Bloom membagi ke dalam tiga
kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor (Sam‟s, 2010: 35):
a. Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan tujuan pembelajaran dalam
kaitannya dengan kemampuan berpikir, mengetahui dan memecahkan
masalah berdasarkan apa yang telah dipelajari peserta didik. Dalam hal
ini mencangkup keterampilan intelektual yang merupakan salah satu
tugas dan kegiatan pendidikan yang meliputi pengetahuan, pemahaman,
b. Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan tujuan-tujuan yang berkenaan
dengan sikap, nilai, minat dan apresiasi. Hasil belajar ranah afektif
menekankan pada perasaan, emosi, apresiasi, pertimbangan dan tingkat
penerimaan atau penolakan terhadap suatu nilai. Hal ini dapat ditandai
dengan adanya penerimaan, pemberian respon, penilaian,
mengkonseptualisasikan sesuatu dan mengkonversi nilai-nilai.
c. Psikomotor
Ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan motorik dan
manipulasi bahan atau objek. Sehingga peserta didik akan memperoleh
pengetahuan antara lain dalam hal imitasi, manipulasi, presis, artikulasi
dan adaptasi.
4. Faktor- Faktor yang mempengarui belajar
Pada kegiatan belajar dan mengajar di sekolah ditemukan dua subjek, yaitu
guru dan siswa. Dalam kegiatan belajar siswalah yang memagang peranan
penting. Dalam proses belajar ditemukan 3 tahap penting, yaitu: 1). Sebelum
belajar. Dalam hal ini yang berpengaruh dalam belajar menurut Biggs dan
Telfer serta Winkel ( Dimyati,2002: 238) adalah ciri khas pribadi, minat,
kecakapan, pengalaman dan keinginan belajar. Hal-hal yang dilakukan sebelum
Proses belajar. Yaitu suatu kegiatan yang dialami dan dihayati oleh siswa,
kegiatan siswa berpengaruh pada pembentukan sikap, konsentrasi, pengalaman,
motivasi, menggali, menyimpan dan unjuk prestasi. 3). Sesudah belajar,
merupakan tahap untuk prestasi hasil belajar.
Secara rinci Dimyati (2002: 238-257) menyebutkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitufaktor intern dan faktor ekstern.
Masing-masing faktor dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor Intern
Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Siswalah yang
menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa
mengalami masalah intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya,
maka ia tidak belajar dengan baik. Faktor intern yang dialami oleh siswa
yang berpengaruh pada proses belajar siswa sebagai berikut,
1) Sikap terhadap siswa
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang
sesuatu, yang belajar tersebut membawa diri sesuai dengan penilaian.
Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap
menerima, menolak, atau mengabaikan. Siswa memperoleh kesempatan
belajar. Akibat penerimaan, penolakan, atau pengabaian kesempatan
Oleh karena itu, ada baiknya siswa mempertimbangkan masak-masak
akibat sikap terhadap belajar.
2) Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada iri siswa dapat menjadi
lemah. Tiadanya motivasi belajar akan berpengaruh pada proses belajar
selanjutnya mutu belajar akan menjadi merendah. Oleh karena itu
motivasi belajar pada siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa
memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan
suasana belajar yang menggembirakan.
3). Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan
perhatian pada pelajaran. Pemusatan tersebut pada isi bahan belajar
maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian
pelajaran, guru perlu menggunakan strategi belajar – mengajar, dan
memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.
4). Mengolah Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk
menerima isi dan cara memperoleh ajaran sehingga menjadi
5). Menyimpan Perolehan Hasil Belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampun siswa.
Isi bahan belajar berupa pengetahuan, pengalaman, nilai kesulitan,
nilai agama, nilai kesenian serta keterampilan mental dan jasmani.
Cara memperoleh ajaran berupa cara-cara belajar sesuatu, seperti cara
menggunakan kamus, daftar logaritma, atau rumus matematika.
6). Menggali Hasil Belajar yang Tersimapan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses
mengaktifkan pesan yang telah diterima. Dalam hal pesan baru, maka
siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali,
atau mengaitkannya dengan cara bahan lama.
7). Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar
Kemamuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu
puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa menunjukan keberhasilan
belajar.
8). Rasa Percaya Diri Siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri
bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri
9). Intelegensi dan Kebrhasilan Belajar
Adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk
dapat bertindak secara terarah, berfikir secara baik, dan bergaul
dengan lingkungan secara efisien.
10). Kebiasaan Belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan kebiasaan – kebiasaan
yang kurang baik, seperti: belajar tidak teratur, sekolah untuk
bergengsi, menyia-nyiakan kesempatan belajar, dating terlambat
bergaya pemimpin.
11). Cita-Cita Siswa
Dalam rangka tugas perkembangan, pada umumnya setiap anak
memiliki suatu cita-cita dalam hidup. Cita-cita merupakan motivasi
intristik.
b. Faktor Ekstren
Proses belajar didorong oleh motivasi interistik siswa. Disamping itu
proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat bila didorong
oleh lingkungan siswa. Faktor-faktor ektern tersebut adalah sebagai berikut:
1) Guru sebagai Pembina Siswa Belajar
3). Kebijakan Penilaian
4). Lingkungan Sosial Siswa dan Sekolah
5). Kurikulum Sekolah.
5. Penilaian hasil belajar
Menurut M. Ngalim Purwanto (1988: 31-34) terdapat beberapa prinsip
dalam penilaian hasil belajar diantaranya:
a. Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar
Dalam hal ini, terdapat beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan di dalam menyusun tes hasil belajar, agar tes tersebut dapat
benar-benar mengukur tujuan pelajaran yang telah diajarkan, atau
mengukur kemampuan dan keterampilan siswa yang diharapkan setelah
siswa menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu.
1). Tes yang dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning
outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.
2). Mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan
pelajaran yang telah diajarkan.
3). Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok
untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan
4). Didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang
diingakan.
b. Tujuan penilaian
Tujuan penilaian menurut Ngalim Purwanto (1988:33-34) adalah
sebagai berikut:
1). Tes yang digunakan untuk penentuan penempatan siswa dalam
suatu jenjang atau jenis program pendidikan tertentu.
2). Tes yang digunakan untuk umpan mencari umpan balik (feed
back) guna memperbaiki proses belajar mengajar bagi guru
maupun siswa (tes formatif).
3). Tes yang digunakan untuk mengukur dan menilai sampai dimana
pencapaian siswa terhadap bahan pelajaran yang telah
diajarkan,dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan tingkat
atau kelulusan siswa yang bersangkutan (tes sumatif).
4). Tes yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar
siswa, seperti latar belakang psikologis, fisik dan lingkungan
sosial-ekonomi siswa (tes diagnostik).
5). Digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara
c. Macam-macam tes hasil belajar siswa
Dick dan Carey dalam bukunyaa The Systematic Design ofinstruction
menjelaskan pengertian dan perbandingan criterion-referenced tes (CRT)
dan norm-referenced tes (NRT) seperti berikut:
1) CRT ialah tes yang dirancang untuk mengukur seperangkat tujuan
yang eksplesit. Dengan kata lain CRT adalah sekumpulan soalatau
itemsyang secara langsung yang mengukur tingkah laku di dalam
seperangkat tujuan dan tiap soal pada CRT menuntut siswa untuk
mendemonstrasikan penampilan yang dinyatakan dalam tujuan
pembelajaran. Adapun contoh dari soal CRT adalah sebagai berikut:
a) Entry-behavorios test, yakni suatu tes yang dilakukan sebelum
suatu program pengajaran dilaksanakan, dan tujuannya untuk
mengetahui sampai batas mana penguasaan keterampilan yang
telah dimiliki siswa.
b) Pretest, yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai
untuk mengetahui sampai dimana batas kemampuan siswa
terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan)
bahan yang akan diajarkan.
c) Post-test, yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program
satuan pengajaran, bertujuan untuk mengetahui sampai di mana
pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan
d) Embedded test, yaitu tes yang dilakukan di sela-sela waktu
yang tertentu selama proses pengajaran berlangsung. Yang
bertujuan untuk mengetes siswa secara langsung sesudah
pembelajaran atau sebelum post-tes dilaksanakan dan untuk
berhubungan dengan akhir tiap langkah kegiatan pengajaran
atau mengecek kemajuan siswa saat proses pembelajran
berlangsung.
2)NRT ialah tes yang tidak ditekankan untuk mengukur penampilan
yang eksak atau soal pada NRT tidak terutama didasarkan
pengajarn yang diterima siswa atau pada keterampilan dan tingkah
laku yang identifikasi sebagai suatu yang dianggap relevan bagi
belajar siswa. Dalam hal ini CRT dan NRT dapat disimpulkan
dengan tiga perbedaan yaitu:
1). Cara tiap jenis tes itu dikembangkan.
2). Standar yang digunakan untuk menimbang dan
menginterprestasikan hasil tes.
3).Tujuan untuk apa tes disusun dan diadministrasikan.
d. Langkah-langkah Menyusun Tes
Dalam penyusunan tes maka diperlukan adanya langkah-langkah yang
harus diperhatikan secara sistematis, sehingga dapat diproleh tes yang lebih
efektif. Para ahli penyusun tes maupun pengajar telah menyepakati
1). Menentukan atau merumuskan tujuan tes.
2). Mengidentifikasi hasil-hasil belajar siswa(learning outcomes)
3). yang akan diukur dengan tes.
4). Menentukan atau menandai hasil belajar yang spesifik, yang
merupakan tingkah laku yang dapat diamati dan sesuai dengan TIK.
5). Merinci mata pelajaran atau bahan ajar yang akan diukur dengan tes.
6). Menyiapkan tabel spesifikasi
7). Menggunakan tabel spesifikasi sebagai dasar penyusunan tes.
Untuk dapat merumuskan tujuan penyusunan tes dengan baik
maka seorang guru harus memikirkan apa tipe dan fungsi tes, sehingga ia
dapat menentukan karakteristik yang ingin dicapai oleh siswa. Perlu
diketahui bahwa tes memiliki beberapa fungsi tergantung tipe atau
kegunaanya.
B. Alat Peraga
1. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga
dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif
dan efisien (Sudjana, 2002 :59 ).
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat
bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar
mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan,
tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik
untuk mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam
pencapain tersebut, peranan alat Bantu atau alat peraga memegang peranan yang
penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dapat
dipahami oleh siswa. Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian
alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar
pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam
proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru
agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.
2. Jenis-jenis alat peraga Tuas
Menurut Haryanto (2014: 120-124). Jenis-jenis tuas dibagi menjadi 3
golangan, yaitu; golongan pertama, kedua dan ketiga. Berikut uraian tiap-tiap
golongan.
a) Golongan Pertama
Pada tuas golongan pertama ini terdapat tiga titik bagian yaitu: beban
kuasa dan titik tumpu, letak titik tumpu diantara kuasa dan beban, contoh
kerja dalam tuas golongan pertama ini yaitu pada alat pembuka
botol.Contohnya seperti: Linggis, Palu, Jungkat-jungkit, Pemotong
b). Golongan Kedua
Pada tuas golongan kedua ini terdapat tiga titik bagian yaitu:
beban kuasa dan titik tumpu, letak beban diantara kuasa dan titik tumpu,
contoh kerja dalam tuas golongan kedua ini yaitu pada alat pemecah
biji.Contohnya seperti: Gerobak, pemecah buah atau biji.
c). Golongan ketiga
Pada tuas golongan ketiga ini terdapat tiga titik bagian yaitu:
beban kuasa dan titik tumpu, letak kuasa diantara beban dan titik tumpu,
contoh kerja dalam tuas golongan ketiga ini yaitu pada
sekop.Contohnya seperti: Sekop, sapu lidi.
3.Cara Kerja
Cara kerja tiap-tiap golongan pada pesawat sederhana jenis tuas adalah sebagai
berkut:
1). Golongan Pertama
a). Alat dan bahan
Kaleng cat yang tertutup dan obeng atau sendok
b). Cara kerja
i. Letakkan kaleng tertutup di atas meja
iii. Kemudian tekan bagian titik tumpu (tengah) obeng dengan ujung
jarimu dan bagian pemegang atau kuasa pada obeng ditekan
menggunakan tangan sekuat tenaga hingga terbuka tutup botol
tersebut.
2). Golongan Kedua
a). Alat dan bahan
Buah sawo yang mentah atau buah yang masih mentah lainnya, alat
pemecah buah.
b). Cara kerja
i. Letakkan buah sawo mentah meja beri alas plastik agar tidak
mengotori meja.
ii. ambil sawo mentah dan masukan kedalamalat pemecah
iii. Kemudian tekan pada bagian ujung pemecah buah atau kuasa
sehingga bagian tenga atau beban bisa tertutup, dengan sekuat
tenaga hingga buah tersebut bisa terbelah atau pecah.
3). Golongan Ketiga
a). Alat dan bahan
Sekop dan tanah
Ambilah sekop dengan menggunakan tangan kirimu (kuasa) kemudian
dan tangan kananmu memegang ujung sekop (titik tumpu)kemudian
ambilah pasir atau tanah dengan cara menekan dua bagian tersebut
hingga bagian ujung sekop atau beban mendapatkan tanah atau pasir.
4. Kelebihan dan Kelemahan Alat Peraga
a. Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu
1) Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi
lebih menarik.
2) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih
mudah memahaminya.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak
akan mudah bosan.
4) Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti
:mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan
sebagainya.
b. Kekurangan alat peraga yaitu:
1) Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut
guru.
2) Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan.
Menurut Harjanto (2011, 243-244) ada empat alasan, mengapa
media pendidikan berkenaan dengan manfaat media pendidikan dalam
proses belajar siswa antara lain:
1. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih
dapat dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
2. Metode mengajar akan lebih bervareasi, tidak semata-mata
berkomunikasi verbal melalui peraturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
3. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain
seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan
lain-lain.
4. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
C. Ilmu Pengetahuan Alam
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengetahuan.
Perkembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan
IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar.(Kemenag, 2006: 108).
2. Tujuan dan Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam
a. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Ahmad Susanto (2014: 171-172) tujuan pembelajaran
sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan
(BSNP, 2006),dimaksudkan untuk:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman-pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelediki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
b. Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam
Mata pelajaran IPA berfungsi untuk:
1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dan lingkungan buatan.
2) Mengembangkan keterampilan proses.
3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi
siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan
yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi
dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan
5) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang
berguna untuk kehidupan sehari-hari (Garnida, 2002: 254).
3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA dikelas V
Untuk penelitian ini difokuskan pada materi pesawat sederhana. Adapun
lingkup pembahasannya adalah mengenai pesawat sederhana jenis tuas, setiap
alat yang berguna untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat.
Pesawat ada yang rumit dan ada yang sederhana. Tujuan menggunakan pesawat
sederhana adalah untuk:
a. Melipat gandakan gaya atau kemampuan kita.
b. Mengubah arah gaya yang kita lakukan.
c. Menempuh jarak yang lebih jauh atau memperbesar kecepatan.
Pesawat sederhana diperlukan bukan hanya untuk menciptakan gaya atau
menyimpan gaya. Pesawat sederhana digunakan memudahkan pelaksanaan
pekerjaan, walaupun waktu yang lebih lama (lintasan yang lebih jauh).
Pesawat sederhana dikelompokan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Tuas (pengungkit)
2. Bidang miring
4. Roda
Pesawat sederhana terbentuk dari beberapa pesawat sederhana disebut
pesawat rumit. Dengan demikian, betapapun rumitnya suatu pesawat,
sebenarnya pesawat itu merupakan gabungan dari pesawat-pesawat
sederhana.
Jenis-jenis Pesawat Sederhana
1. Tuas
Batang besi atau batang lain yang digunakna untuk mengungkit,
merupakan tuas yang paling sederhana. Batang tersebut bertumpu pada
suatu tempat yang disebut titik tumpu. Gaya yang bekerja pada tuas
disebut kuasa. Berat benda disebut beban. Tuas digolongkan menjadi
tiga golongan. Penggolongan itu didasarkan pada tiga macam posisi
dari kuasa, beban dan titik tumpu.
a. Golongan Pertama
Pada golongan pertama, posisi titik tumpu berad diantara beban
dan kuasa, contohnya jungkat-jungkit, gunting, palu untuk
mencabut paku dan linggis.
Pada tuas golongan kedua, posisi beban berada di antaraposisi
kuasa dan titik tumpu. Contohnya saat kita mendorong gerobak
pasir dan pada alat pemeah buah atau biji.
c. Golongan ketiga
Pada tuas golongan ketiga, posisi kuasa berada di antara titik tumpu
dan beban.contohnya pada saat kita menggunakan sekop untuk
mengambil tanah.
Pada tuas golongan pertama, dan ketiga beban yang berat dapat
digerakan dengan ringan. Sedangkan pada tuas golongan kedua, untuk
menggerakan beban akan lebih berat dibandingkan tuas golongan
pertama dan kedua. Tuas golongan ketiga ini mempunyai keuntungan,
yaitu dapat menggerakan beban yang jaraknya lebih jauh dari titik kuasa.
Ketiga golongan tersebut dapat dibedakan menjadi berdasarkan posisi
Tabel 2.2
Tabel tiap-tiap golongan jenis tuas
Golongan tuas Letak bagian Contoh
1
Kuasa, titik tumpu, beban
Jungkat-jungkit Atau
Beban, titik tumpu, kuasa
2
Kuasa, beban titik, tumpu
Gerobak Atau
Titik tumpu, kuasa, beban
3
Titik tumpu, kuasa, beban
Sekop Atau
Beban, kuasa, titik tumpu
Secara garis besar, pesawat sederhana dibagi menjadi empat macam
yaitu tuas (pengungkit), bidang miring, katrol dan roda. Tuas atau
pengungkit dibagi menjadi tiga golongan yaitu golongan pertama yang
dimana titik tumpu berada di antara kuasa dan beban contohnya seperti
jungkat-jungkit, palu gunting, obeng, linggis, tang, dan gunting kuku.
Golongan kedua yaitu beban diantara titik tumpu dan kuasa contohnya
seperti gerobak dorong dan alat pemecah buah atau biji. Dan yang terakhir
golongan ketiga yaitu kuasa di antara beban dan titik tumpu contohnya
Kompetensi dasar materi pesawat sederhanaadalah sebagai berikut: Tabel 2.3
SK-KD Materi Pesawat Sederhana Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajran Indikator
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri,
Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Sekolah ini berdiri sejak tanggal 1
April 1985 Dusun Dukuh Cengkalsewu, Desa Urutsewu. Kec Ampel, Kab
Boyolali. Sekolah Dasar Urutsewu 2, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali,
berada di lingkungan yang strategis dan kondusif sehingga siswa dapat belajar
dengan baik dan tenang.
2. Visi dan Misi SD Negeri 2 Urutsewu a. Visi SD Negeri 2 Urutsewu :
Mempersiapkan siswa berprestasi dalam mengembangkan kepribadian
berbudi luhur, mandiri dalam menguasai IMTAQ dan IMTEK.
b. Misi SD Negeri 2 Urutsewu:
1) Disiplin dalam waktu.
2) Meningkatkan KBM.
3) Mengembangkan motivasi dan rasa senang belajar.
3. Struktur Organisasi SD Negeri 2 Urutsewu
Adapun struktur organisasi SD Negeri 2 Urutsewu Cenkalsewu adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.1Struktur Organisasi SD Negeri 2 Urutsewu
No Nama Jabatan
1 Suprihatiningsih, S.Pd Kepala Sekolah
2 Sri Wahyuni, S.Pd Wali Kelas I
3 Djazimah Wali Kelas II Guru Agama
4 Nuri Yandari Wali Kelas III
5 Wiyanto, S,Pd Wali Kelas IV
6 Suhir, S.Pd. SD Wali Kelas V Sapras
7 Sudarmi, S.Pd Wali Kelas VI Bendahara
8 Sarwa Sancaya Guru Agama Budhha
9 Astuti Tuiyanti Guru Bahasa Inggris
10 Narsih Sukamti,
Ama,Pd Guru Penjaskes
11 Warno Penjaga Sekolah
12 Triono Pelatih Vocal
13 Adi Pelatih Komputer
4. Jumlah siswa SD Negeri 2 Urutsewu
Berikut ini adalah tabel jumlah keseluruhan dan rincian siswa SD Negeri
2 Urutsewu Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2014/015
Tabel 3.2 Data Siswa SD Negeri 2 Urutsewu
No Kelas Jenis kelamin Jumlah siswa
Laki-laki Perempuan
1 I 11 8 19
2 II 15 6 21
3 III 12 13 27
4 IV 13 15 25
5 V 17 11 28
6 IV 17 6 23
Jumlah 82 61 143
5. Kurikulum SD Negeri 2 Urutsewu
Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 2 Urutsewu dimulai pukul
07.15 sampai pukul 12.15. Kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan
sesuai jadwal.
Mata pelajaran yang diajarkan di SD Negeri 2 Urutsewu adalah
Pendidikan Agama Islam untuk siswa-siswi yang beragama Islam dan
Pendidikan Agama Buddha untuk siswa-siswi yang beragama Budhha.
Pendidikan umum meliputi Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan
Budaya dan Keterampilan, Olahraga, Tehnik Informatika dan Komputer
serta Pendidikan Muatan Lokal meliputi Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa.
Program Ekstrakurikuler
Kegiatan Eksrtakurikuler diselenggarakan setelah jam pelajaran selesai,
adapun kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SD Negeri 2
Urutsewu adalah Pramuka, Bahasa Arab, komputer dan vocal Kegiatan
Pramuka dan Bahasa Arab diwajibkan bagi siswa kelas IV dan V yang
dilaksanakan setiap hari kamis dan jum‟at pukul 15.00 sampai 16.30.
sedang untuk kegiatan Ekstrakurikuler Komputer dan Vocal dilaksankan
pada hari Sabtu pukul 11.00-13.00 yang di ikuti oleh siswa kelas V untuk
Komputer dan Vocal dengan kelas umum.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian kelas ini adalah siswa
kelas V SD Negeri 2 Urutsewu Cengkalsewu tahun ajaran 2014/2015. Data
responden ini berjumlah 28 siswa dengan perincian yaitu 17 siswa laki-laki dan
11 siswa perempuan. Data siswa tersebut tercantum dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.3 Siswa Kelas V SD Negeri 2 Urut Sewu
No Nama Keterangan
Laki-laki Perempuan
1 Arita Sulistika
2 Arizal
3 Bagas Yulianto
5 Dian Marshelina
6 Idam Ibnu Faqih
7 Mulyono
8 Isro‟mah
9 Lukman Al-Hakim
10 Novia Fitri Ani
11 Nugroho Saiful Anwar
12 Ndari Tika Saputri
13 Promi Nensa Saputri
14 Siti Elisa
15 Rendi Alfian Jaya
16 Ratna Puspita Sari
17 Sharifah Nur Isnani
18 Sri Haryati
19 Sakti yuda tama
20 Wuryanto
21 Warsidi
22 Asifa Putri Wardani
23 Erika Novita Sari
24 Siswanti
25 Damma Yugianto
26 Bagas Yulianto
27 Yuliana Lasti
28 Nia Yuda Pramesti