i
ANALISIS YURIDIS PRAKTEK MULTI LEVEL MARKETING
VERITA SENTOSA INTERNASIONAL MENURUT
FATWA MUI NO 75/DSN/MUI/VII/2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari‟ah (S.Sy)
Oleh:
Muhammad Rohman Amrulloh
NIM 21411029
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI
’
AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
v
MOTTO
“LIVE IS CHOICE”
vi
PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah berupa skripsi ini ku persembahkan kepada :
1. KH. Zoemri RWS beserta keluarga yang mendidikku di Pondok Pesantren
Tarbiyatul Islam Al Falah, untuk menjadi orang yang lebih baik.
2. Kedua Orangtuaku Muh Dhorun dan Anik Kurniati yang telah mendoakan
dan memberi kasihsayang serta semangat kepadaku selama ini.
3. Adik-adikku, Sani, Nisa, Ina yang selalu memberikan semangat dalam
menuntut ilmu.
4. Seseorang yang pernah membuatku patah semangat dalam menjalani
kehidupan, tetapi dibalik itu semua, menjadikan sebagai motifasiku untuk
segera menyelesaikan skripsi ini.
5. Semua santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah.
6. Teman-teman KOPMA FATAWA yang banyak memberikan ilmu dalam
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis lantunkan dalam lisan dan hati atas segala
ni‟mat dzohir dan bathin yang telah Allah berikan. Shalawat serta salam penulis
sanjungkan kepada manusia sempurna dan penyempurna segala kema‟rufan Nabi
Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Yuridis
Praktek Multi Level Marketing Verita Sentosa Internasional Menurut Fatwa MUI
No 75/DSN/ MUI/VII/2009” dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak berbagai pihak
yang turut serta membantu kelancaran proses pembuatan skripsi, baik secara
material, maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah di IAIN
Salatiga.
3. Bapak Ilya Muhsin, S.H.i., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syari‟ah
Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang selalu memberikan ilmunya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar dan
baik.
4. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari‟ah di
viii
5. Bapak H. Abdul Aziz N.P.,S.Ag.,MM selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan saran, pengarahan dan masukan berkaitan penulisan skripsi
sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.
6. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Bapak KH M Zoemri
RWS beserta keluarga yang membina, mendidik, mencurahkan ilmu kepada
penulis dengan penuh tulus, ikhlas dan sabar, dalam menuntut ilmu di
pesantren.
7. Seluruh asatidz dan asatidzah Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah
yang memberikan memberikan ilmunya dengan penuh keikhlasan.
8. Bapak Muh Dhorun dan Ibu Anik Kurniati yang telah berkorban dalam segala
hal demi kebahagiaan putranya, serta terima kasih atas ridho, do‟a, cinta dan
kasih sayangnya sehingga putranya bisa menyelesaikan studi S1.
9. Adik-adikku yang selalu memberikan semangat dalam kuliah di IAIN
Salatiga
10. Teman-teman Hukum Ekonomi Syari‟ah angkatan 2011 IAIN Salatiga yang
telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan.
11. Seseorang yang pernah membuatku patah semangat dalam menjalani
kehidupan, tetapi dibalik itu semua, menjadikan sebagai motifasiku untuk
segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua santri PPTI Al Falah khususnya kantor putra dan putri yang
memberikan semangat dalam penulisan skripsi.
ix
14. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam
penulisan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Salatiga, 31 Agustus 2015
x
ABSTRAK
Amrulloh, Muhammad Rohman. 2015. Analisis Yuridis Praktek Multi Level Marketing Verita Sentosa Internasional Menurut Fatwa MUI NO 75/DSN/ MUI/VII/2009. Skripsi. Fakultas Syari‟ah. Jurusan Hukum
Ekonomi Syari‟ah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: H. Abdul Aziz N.P.,S.Ag.,MM
Kata kunci : Multi level Marketing. Verita Sentosa Internasional (VSI), Fatwa MUI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktek bisnis MLM VSI di masyarakat, selain itu juga untuk mengetahui kedudukan hukumnya ditinjau dari fatwa MUI No 75/DSN/MUI/VII/2009. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan pendekatan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek peneliti yaitu perilaku, persepsi, motifasi, dan tindakan dari pelaku bisnis VSI. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. data primer diperoleh dari para pelaku bisnis VSI, sedangkan data sekunder meliputi
website, dokumen resmi, buku-buku dan brosur yang berkaitan dengan VSI. Dari hasil penelitian menyatakan 1). Masyarakat sering memanfaatkan produk-produk jasa yang ada dalam VSI seperti pengisian pulsa telepon, pembayaran listrik dan air, karena produk tersebut sudah menjadi kebutuhan hidup sehari-hari di masyarakat. 2). Ditinjau dari fatwa MUI, menurut peneliti sistem bisnis yang ada dalam VSI terdapat beberapa hal yang tidak sesuai antara lain: a). Biaya pendaftaran sebesar Rp. 275.000,00 dengan fasilitas pemberian
softwere aplikasi untuk transaksi dan produk obat berupa habspro, kegiatan bisnis tersebut tidak sepadan dengan kuwalitas atau manfaat yang diperoleh. b). pemberian komisi atau bonus bukan berdasarkan prestasi kerja melainkan berdasarkan jumlah downline. c). Terdapat pemberian komisi atau bonus secara pasif, ketika anggota dibawahnya melakukan transaksi, tanpa ada pembinaan dan penjualan barang yang dilakukan oleh orang yang ada diatasnya, maka orang yang ada diatasnya tersebut akan mendapatkan bonus atau komisi. d). Adanya ketidak adila dalam pembagian bonus karena orang yang ada diatasnya mendapatkan bonus dari hasil jerih payah orang yang ada dibawahnya. e). VSI memberikan bonus atau komisi dari hasil perekrutan anggotanya bukan dari hasil penjualan produk, maka dapat disimpulkan bahwa praktek tersebut adalah money game.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
NOTA PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
xii
B. Gambaran Umum Tentang Multi Level Marketing (MLM)
1. Pengertian Multi Level Marketing ...
2. Sejarah Berdirinya Multi Level Marketing ...
3. Sistem Operasional Multi Level Marketing ...
C. Tinjauan Hukum Islam Tentang Multi Level Marketing 1. Pandangan kelompok yang menghalalkan Multi Level
Marketing ...
2. Pandangan kelompok yang mengharamkan Multi Level Marketing ...
INTERNASIONAL (VSI) DI MASYARAKAT
A. Sejarah Berdirinya Verita Sentosa Internasional (VSI)....
B. Produk-Produk Verita Sentosa Internasional (VSI) ...
C. Sistem Manajemen Verita Sentosa Internasional (VSI) ..
D. Perkembangan Bisnis Verita Sentosa Internasional (VSI)
Hingga Saat Ini ...
INTERNASIONAL (VSI) DALAM TINJAUAN FATWA
MUI NO.75/DSN/MUI/VII/2009
A. Analisis Verita Sentosa Internasional (VSI) Dalam
xiii
B. Analisis Yuridis Verita Sentosa Internasional (VSI)
Menurut Fatwa MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 ... 56
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ...
B. Saran ...
66
67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia saat ini semakin maju, teknologi semakin
canggih dan sistem perdagangan pun semakin banyak. Kaum kafir memang
masih menguasai ekonomi, bisnis dan perdagangan dunia. Umat Islam masih
jauh ketinggalan, bahkan nampak semakin tercekik, tidak bisa banyak
berbuat, apalagi mengamalkan dan mempraktikkan hukum-hukum Islam.
Sejak beberapa tahun ini, muamalah MLM (Multi Level Marketing) semakin marak dan banyak diminati orang, lantaran perdagangan dan
muamalah dengan sistim MLM ini menjanjikan kekayaan yang melimpah
tanpa banyak modal dan tidak begitu sulit, Betulkah yang mereka harapkan
itu terjadi? Jaringannya tersebar di seluruh dunia, tidak terkecuali negara
tercinta kita Indonesia.
Secara umum opersional bisnis MLM mengikuti progam piramida
dalam sistem pemasarannya, dengan cara setiap anggota harus mencari
anggota-anggota baru dan demikian seterusnya. Setiap anggota diwajibkan
membayar uang pada perusahaan dengan jumlah tertentu dengan iming-iming
dapat bonus. Semakin banyak anggota maka akan semakin banyak pula bonus
yang akan didapat.
Secara logika mungkinkah suatu bisnis rill dapat menjanjikan
keuntungan yang berlipat-lipat dalam waktu yang sangat singkat? Kalau kita
2
mungkin. Karena keuntungan semacam ini hanya bisa dihasilkan dari aktifitas
spekulasi yang sangat kental dengan gharar. Menjanjikan keuntungan yang berlipat lipat sehingga etos kerja kita akan menurun.
Sebagian orang ada yang mengatakan bahwa MLM itu halal, tetapi
ada juga yang mengatakan haram, padahal hanya Allah, yang berhak untuk
menghalalkan atau mengharamkan sesuatu, tetapi para Ulama‟ yang bijak
tidak pernah menjatuhkan sesuatu hukum sebelum mengkaji dan mempelajari
permasalahan dengan cermat.
Seorang tokoh Ulama‟ Markaz Imam Al-bani memfatwakan bahwa
MLM hukumnya haram, fatwa tersebut ditandatanganni oleh para
masyayaikh murid-muridnya, berikut ini adalah fatwanya:
“Banyak pertanyaan yang datang kepada kami dari berbagai penjuru tentang hukum bergabung dengan PT perusahaan bisnis dan perusahaan modern semisalnya yang mengguakan sistem piramid, yang mana bisnis ini secara umum dijalankan dengan cara menjual produk tertentu serta membayar uang dalam jumlah tertentu tiap tahun untuk tetap bisa menjadi anggotanya, yang mana karena dia telah mempromosikan sistem bisnis ini maka kemudian pihak perusahaan akan memberikan uang dengan jumlah tertentu yang terus bertambah sesuai dengan hasil
penjualan produk dan perekrutan anggota baru”.
Jawabanya:
Bergabung menjadi anggota PT semacam ini untuk mempromosikannya yang selalu terkait dengan pembayaran uang dengan menunggu bisa merekrut anggota baru serta masuk dalam sistem bisnis piramid ini hukumnya haram, karena seseorang anggota jelas-jelas telah membayar uang tertentu demi memperoleh uang yang masih belum jelas dalam jumlah yang lebih besar.1
Sedangkan menurut tokoh Islam Indonesia Dawam Raharja
mengemukakan, dalam Islam sistem pemasaran MLM tidak haram hukumnya
1
Markaz Imam Al-Bani. Beberapa Fatwa Ulama‟ Syalaf Pada MLM:
3
bahkan, sistem pemasaran bisnis MLM cukup bagus dan adil, karena
konsumen mengenal dan mempunyai hubungan langsung komoditinya, jadi
tidak ada pemalsuan karena konsumen bisa mengecek langsung barang yang
akan dibei, dan juga bisnis MLM ini akan membentuk hubungan sosial.2
MLM sebagai fenomena baru belum ada hukumnya dalam
kitab-kitab klasik karena pada saat kitab-kitab-kitab-kitab itu disusun, fenomena ini belum
muncul. Namun para Ulama‟ juga memahami bahwa syariat ini juga tidak
beku, kitab-kitab yang ada selalu eksis dan dapat memberikan jawaban atau
pertanyaan baru dan solusi atas problematika kontemporer. Sebagaimana hal
yang lain, sebagai fenomena baru MLM harus dapat sentuhan dan perhatian
yang adil dan proposional, agar ia tidak dihalalkan atau diharamkan tanpa
dasar yang cukup. Demikian itu karena menghalalkan sesuatu yang haram itu
dosa, dan mengharamkan sesuatu yang halal itu dosa.
Majelis Ulama‟ Indonesia (MUI) sebagai, wadah musyawarah para
ulama‟, Zu‟am dan cendekiawan muslim, yang kehadirannya berfungsi untuk
mengayomi dan menjaga umat. Selain itu, MUI juga sebagai wadah
silaturahim yang menggalang ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah wathaniyyah
dan ukhuwah insaniyyah, demi untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis, aman, damai, dan sejahtera dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).3MUI sebagai wadah musyawarah para Ulama‟ Zu‟am dan
2
http://deinboss.wordpress.com/2012/04/12/pendapat-tokoh-Islam-tentang-bisnis-mlm/ diakses Selasa, 18 November 2014.
3
4
cendekiawan muslim, selalu respon terhadap kasus kasus yang berkembang
di masyarakat tentang halal atau haramnya sesuatu, yang mana hal tersebut
belum ada hukum yang jelas dalam Al Qur‟an ataupun hadis, seperti fatwa
rokok, simpan pinjam dalam perbankkan, dan yang saat ini sedang
berkembang adalah halal haramnya bisnis MLM. Dari hal tersebut maka MUI
mempelajari sistem dari MLM tersebut dengan berpedoman dari Al Qur‟an
ataupun hadits, maka dari hasil kajiannya, MUI mengeluarkan fatwa No
75/DSN/ MUI/VII/2009.
VSI adalah salah satu perusahaan yang berbasis MLM, pemilik atau
owner ini yaitu Ustad Yusuf Mansur, beliau mendirikan MLM tersebut bertujuan agar masyarakat dapat bergabung karena dalam bisnis tersebut,
banyak kemudahan yang ditawarkan. VSI merupakan perusahaan jasa yang
memberikan layanan kepada masyarakat dalam berbisnis, seperti:
1. Pembayaran rutin bulanan (Listrik, Jastel, Finance/KKB, PDAM, TV
cabe, Internet, asuransi, Kartu Kredit).
2. Rutin berkala (top up Voucher Pulsa, top up Smart Card Seperti: BCA
Flash, E-Toll Card) 3. Voucher Game Online
4. Tiket Konser
5. Tiket Perjalanan (tiket kereta, tiket bus, tiker Travel, tiket pesawat)
6. Keagamaan (zizwaf, infaq)
7. Pendidikan (SOP, pendaftaran kuliah dan lain lain)
5
Dalam prakteknya VSI banyak diminati oleh masyarakat karena
terdapat iming-iming bonus yang akan diberikan dan kerjanya pun sangat
mudah, tetapi VSI sendiri banyak melakukan pelanggaran terhadap Fatwa
yang dikeluarkan MUI tentang bisnis MLM. Seperti biaya pendaftaran yang
tidak sepadan dengan fasilitas yang diberikan, seorang upline jika tidak menjual pulsa atau produk akan tetap memperoleh komisi dari penjualan
pulsa downline di bawahnya dan juga VSI menjanjikan komisi dari hasil perekrutan anggota baru.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merasa tertarik
untuk meneliti lebih jauh mengenai MLM VSI dengan judul Analisis Yuridis
Praktek Multi Level Marketing Verita Sentosa Internasional Menurut Fatwa MUI No 75/DSN/ MUI/VII/2009.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Praktek Bisnis Multi Level Marketing VSI di Masyarakat? 2. Bagaimana Multi Level Marketing VSI Menurut Fatwa MUI No
75/DSN/ MUI/VII/2009?
C. Tujuan Penelitian
Agar tidak menyimpang dari masalah-masalah yang diutarakan
tersebut di atas, dan penelitian yang dilakukan maka penulis sebutkan tujuan
penelitian. Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
6
2. Untuk mengetahui sistem bisnis Multi Level Marketing VSI menurut fatwa MUI No 75/DSN/ MUI/VII/2009.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai suatu bentuk sumbangan pemikiran dan masukan para pihak
yang berkepentingan terutama masyarakat luas tentang Multi Level Marketing.
2. Sebagai bahan kajian bagi akademisi untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan kususnya Multi Level Marketing. E. Penegasan Istilah
1. Praktek
Adalah suatu tindakan yang secara langsung dilakukan oleh
seseorang berdasarkan teori yang ada, sehingga akan menyebabkan suatu
tindakan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata praktek merupakan kata
benda yang mengacu pada arti dari sebuah pelaksaaan nyata atas dasar
teori yang ada.4
2. Multi Level Marketing (MLM)
Adalah suatu cara dalam memasarkan barang dagangan dengan
sistem mengajak orang lain untuk menjualkan barang tersebut dan akan
mendapatkan bonus jika orang tersebut dapat menjualkan barang,
ataupun berhasil mengajak orang lain.
Multi Level Marketing dapat diartikan suatu metode pemasaran barang dan atau jasa dari sistem penjualan langsung melelui progam
4
7
pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha
mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjulan
barang dan jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan dalam
kelompoknya5
3. Bisnis
Bisnis adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan uang atau keuntungan dari usaha tersebut. Dalam kamus
bahasa Indonesia Bisnis mengacu pada sebuah kata benda yang berarti
sebuah usaha komersial.6
4. Verita Sentosa Internasional (VSI).
VSI adalah suatu perusahaan bisnis MLM yang menyediakan
berbagai kemudahan dalam melakukan transaksi melalui telefon seluler
seperti pembayaran pulsa GSM, CDMA All operator, penjualan token
listrik prabayar, pembayaran tagihan listrik, tagihan telefon, tagihan
internt, TV kabel, PDAM dan tiketing.
5. Fatwa
Fatwa adalah ketetapan hukum para Ulama‟ yang telah
disepakati berdasarkan Al Qur‟an atau hadis. Fatwa dapat diartikan,
menerangkan hukum-hukum Allah SWT dengan berdasarkan pada
dalil-dalil syara‟ secara umum dan menyeluruh.7
5
Muhammad Yusuf. 2006. Kumpulan Artikel Tentang MLM. Semarang: tnp. hlm.16. 6
Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia, Op. Cit., hlm.173. 7
8
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, agar data penulis mendapatkan data yang
akurat guna menyakinkan rumusan masalah di atas, maka penulis
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pendekatan Penelitian
1) Pendektan Sosiologis
Adalah pendekatan yang dasar tujuannya
permasalahan-permasalahan yang ada dalam masyarakat, yang berkaitan
dengan masalah Multi Level Marketing secara umum dan Verita Sentosa Internasional (VSI) secara khusus. Maka, pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui realita dari kegiatan bisnis VSI tersebut.
2) Pendekatan Yuridis
Adalah pendekatan yang berorientasi pada gejala-gejala
hukum yang bersifat normatif, lebih banyak bersumber pada
data kepustakaan dan fatwa MUI. Dengan pendekatan ini
diharapkan sebagai usaha untuk mempelajari ketentuan hukum
Islam maupun produk-produk dari para ulama yang berkaitan
dengan Mulit Level Marketing dan Verita Sentosa Internasional. b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.
9
pendekatan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami subjek peneliti misalnya perilaku, persepsi, motifasi,
tindakan dan lain-lain.8
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini kehadiran peneliti merupakan hal yang
sangat penting, karena seorang peneliti secara langsung mengumpulkan
data yang ada di lapangan. Sedangkan setatus penelitian dalam hal
pengumpulan data, diketahui oleh informan secara jelas guna
menghindari kesalah pahaman diantara peneliti dan informan. Dalam
penelitian yang dilakukan ini, peneliti hanya sekedar mengumpulkan
data melalui wawacara dan observasi tanpa terlibat langsung dalam bisnis
VSI.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Salatiga, terhadap
orang-orang yang mengikuti Bisnis VSI. Peneliti memilih lokasi ini, karena
kepesertaan orang di Salatiga yang mengikuti bisnis VSI tidak ada
perbedaan dengan daerah yang lain.
4. Sumber Data
Dalam penelitian ini, sumber data yang dipakai meliputi sumber
data primer dan sumber data sekunder.
8
10
a. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama
yakni para pelaku bisnis VSI. Dalam hal ini yang dijadikan
responden adalah masyarakat yang mengikuti bisnis VSI.
b. Sumber data sekunder yaitu data yang mencakup website, dokumen resmi, buku-buku, dan brosur yang ada kaitanya dengan VSI.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data guna mendapatkan keterangan yang
jelas mengenai obyek yang diteliti, maka penulis menggunakan hal-hal
berikut:
a. Wawancara (Interview)
Yaitu cara memperoleh data dengan menelusuri data
menggunakan wawancara dengan tetap berpijak pada catatan
mengenai pokok-pokok yang akan ditanyakan, sehingga masih
memungkinkan adanya variasi-variasi pertanyaan-pertanyaan yang
disesuaikan dengan situasi ketika wawancara dilakuka.9 Wawancara
ini dilakukan kepada anggota VSI yang mengikuti bisnis dalam VSI,
terutama orang-orang yang tinggal di Salatiga dan sekitarnya.
b. Observasi
Observasi adalah suatu bentuk penerimaan data yang
dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitung, mengukur
9
11
dan mencatat sesuai prosedur yang berstandar.10 Dalam penelitian
yang kami lakukan, peneliti akan mengumpulkan data dari
brosur-brosur VSI, orang yang bergabung dalam bisnis tersebut, dan
mengumpulkan data dari internet.
6. Analisis Data
Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan dianalisis secara
kualitatif. Analisis data dilakukan setiap saat pengumpulan data
di lapangan secara berkesinambungan. Diawali dengan proses klarifikasi
data agar tercapai konsistensi, dilanjutkan dengan langkah
abstraksi-abstraksi teoritis terhadap informasi lapangan, dengan
mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat memungkinkan
dianggap mendasar dan universal. Gambaran atau informasi tentang
peristiwa atas objek yang dikaji tetap mempertimbangkan derajad
koherensi internal, masuk akal, dan berhubungan dengan peristiwa
faktual dan realistik. Dengan cara melakukan komparasi hasil temuan
observasi dan pendalaman makna, diperoleh suatu analisis data yang
terus-menerus secara simultan sepanjang proses penelitian.11 Metode
berfikir yang digunakan dalam menganalisis adalah berdasarkan pada
dasar-dasar yang bersifat umum kemudian meneliti persoalan-persoalan
10
Suharsimi Arikunto. 1997. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 46.
11
12
yang bersifat khusus. Dari analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan
yang pada hakikatnya merupakan jawaban atas permasalahan.12
Dalam penelitian ini, penulis akan membandingkan antara fatwa
MUI No 75/DSN/ MUI/VII/2009 dengan sistem bisnis VSI yang
dijalankan, apakah sudah sesuai dengan fatwa tersebut atau belum.
7. Pengecekan Keabsahaan Data
Peneliti menggunakan triangulasi dengan sumber sebagai teknik
untuk mengeck keabsahan data. Menurut Moleong dalam bukunya yang
dikutip dari Patton, Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berada dalam penelitian kualitatif, hal itu
dapat dicapai dengan jalan membandingkan hasil wawancara dengan isi
suatu dokumen yang berkaitan.13
8. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan beberapa
tahapan, antara lain sebagai berikut:
a. Tahap Sebelum Lapangan
Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian, seperti peneliti menentukan topik penelitian,
mencari informasi tentang MLM, Fatwa MUI mengenai MLM,
penyusunan proposal, menetapkan fokus penelitian dan lain-lain.
12
Hadari Nawawi dan H.M. Martini Hadari. 1992. Instrumen penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Prss. hlm. 213.
13Moleong
13
b. Tahap Lapangan
Yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mencari
data-data yang diperlukan seperti wawancara kepada informan,
melakukan observasi dan mencari data dari website VSI. c. Tahap Analisa Data
Yaitu ketika semua data telah terkumpul dan dirasa cukup
oleh peneliti, maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data
tersebut dan menggambarkan hasil penelitian sehingga bisa memberi
arti pada objek yang diteliti.
d. Tahap Penulisan Laporan
Yaitu setelah semua data telah terkumpul, dianalisis
kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, dan yang
terahir dilakukan penulisan hasi penelitian tersebut sesuai dengan
pedoman penulisan skripsi.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar dalam penyusunan
suatu skripsi, yang bertujuan untuk mempermudah jalan pikiran dalam
memahami secara keseluruhan isi skripsi. Dalam skripsi ini akan dibagi
menjadi beberapa bab dan sub bab antara lain sebagai berikut:
Bab pertama pendahuluan, yang merupaakan abstraksi dari keseluruhan
isi skripsi, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metodologi penelitian
14
Bab kedua menguraikan tentang tinjauan umum MLM dan teori hukum
Islam yang meliputi meliputi tiga sub bab. Sub bab yang pertama tentang
telaah pustaka. Sub bab yang kedua gambaran umum tenang MLM yang
meliputi pengertian MLM, sejarah berdirinya MLM, sistem operasional
MLM. Dan sub bab yang ketiga tinjauan hukum Islam tentang MLM yang
meliputi pandangan kelompok yang menghalalkan MLM, pandangan
kelompok yang mengharamkan MLM dan fatwa MUI No
75/DSN/MUI/VII/2009.
Bab ketiga menguraikan tentang praktek bisnis VSI di masyarakat yang
meliputi, sejarah berdirinya, produk-produk, sistem manajemen dan
perkembangan VSI hingga saat ini.
Bab keempat merupakan analisis praktek VSI dalam tinjauan fatwa MUI
No 75/DSN/VII/2009, yang meliputi analisis VSI dalam praktek dan analisis
yuridis VSI menurut fatwa MUI No. 75/DSN/MUI/VII/2009.
Bab kelima merupakan penutup dari penyusunan skripsi ini yang terdiri
15
BAB II
TINJAUAN UMUM MULTI LEVEL MARKETING
DAN TEORI HUKUM ISLAM
A. Telaah Pustaka
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ami Solihati seorang
mahasiswi fakultas syari‟ah IAIN Walisongo Semarang, beliau menganalisis
hukum Islam tentang Insentif passive income di PT. K-Link International, beliau mengatakan pembeli, pemasar, promotor dan distributor bisa
mendapatkan penghasilan walaupun sudah tidak bekerja lagi (passive income), menurut ketentuan hukum fatwa tentang PLBS (Penjualan Langsung Berjenjang Syariah) No. 75/DSN MUI/VII/2009, bahwa PT. K-Link
International belum memenuhi fatwa tersebut karena insentif yang diperoleh
member yang berperingkat mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari
downline dan hasil jeri payah downline.14
Penelitian yang dilakukan oleh Surono yang berjudul “Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Sistem Penetapan Harga Pada MLM Syari‟ah Di PT
Ahad Net Internasional”. Dalam skripsi tersebut beliau menjelaskan tentang
pandangan hukum Islam tentang sistem penetapan harga, secara umum
penetapan harga yang diberlakukan sesuai dengan keinginan mitra niaga dan
tidak mahal dengan kata lain, harga tersebut adalah adil dan tidak
memberatkan konsumen dan pengambilan keuntungan yang wajar. Namun
14
16
jenis produk diterjen dinilai tidak adil karena harga produk tersebut dinilai
mahal menurut mitra niaga. Secara keseluruhan, sistem penetapan harga pada
PT. Ahad-Net Internasional sudah tidak ditemukan kebijakan yang
bertentangan dengan hukum Islam.15
Dalam penelitian yang dilakukan Chusnul Chotimah mahasiswa
STAIN Salatiga, beliau meneliti MLM Tianshi di kalangan Ustad di Solo,
dalam penelitian tersebut beliau menitik beratkan pada tinjauan hukum Islam
terhadap MLM Tianshi. Dilihat dari segi legalitas, segi produk, segi
pembagian keuntungan serta jenjang kenaikan peringkat, Tianshi cukup
transparan. Namun, hal tersebut tidak dapat dijadikan alasan akan
kebolehannya. Karena dalam prakteknya, Tianshi tidak sejalan dengan
asas-asas yang terdapat dalam muamalah, serta cenderung mengabaikan
prinsip-prinsip yang terdapat dalam syari‟at. Di antaranya adalah bahwa praktek
operasional Tianshi bertentangan dengan prinsip keadilan, prinsip
musyarakah, prinsip al-bir al taqwa serta di dalamnya terkandung unsur yang dilarang muamalah Islam yaitu jahalah (ketidak jelasan), unsur Dharar
(merugikan) dan unsur zulm (merugikan hak orang lain).16
Dari kajian yang telah kami lakukan bahwa karya-karya skripsi
tersebut berbeda dengan kami, karena dalam penelitian ini penulis akan
15
Surono. 2010. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Penetapan Harga Pada Multi Level Marketing Syariah PT Ahad Net Internasional. Surakarta: UMS. hlm. 65.
16
Chusnul Chotimah. 2008. Praktek Bisnis Multi Level Marketing (MLM) Tianshi Ditinjau Dari Hukum Islam “Studi Analisis Praktek Bisnis Tianshi di Kalangan Ustadz di Solo
17
menitik beratkan pada Analisis Yuridis Praktek Multi Level Marketing Verita Sentosa Internasional Menurut Fatwa MUI No 75/DSN/ MUI/VII/2009.
B. Gambaran Umum Tentang Multi Level Marketing (MLM)
1. Pengertian Multi Level Marketing (MLM)
Multi Level Marketing (MLM) terdiri dari tiga kata yaitu Multi
berarti banyak dan Level berarti jenjang atau tingkatan, sedangkan
Marketing berarti pemasaran. Jadi ”Multi Level Marketing” adalah pemasaran yang berjenjang banyak. Dalam pengertian Marketing
sebenarnya tercakup arti menjual dan selain arti menjual, dalam
Marketing banyak aspek yang berkaitan dengannya antara lain produk, harga, promosi, distribusi dan sebagainya. Jadi Marketing lebih luas maknanya dari menjual. Menjual merupakan bagian dari Marketing
karena menjual hanyalah kegiatan transaksi penukaran barang dengan
uang.17
2. Sejarah Berdirinya Multi Level Marketing (MLM)
Awal berdirinya Multi Level Marketing (MLM) tidak bisa dipisahkan dengan berdirinya Amway Corporation dan produknya
Nutrilite, konsep dari Nutrilite dimulai pada awal tahun 1930 oleh Carl Rehnborg, seorang pengusaha Amerika yang pernah tinggal di Cina pada
tahun 1917-1927. Berdasarkan publikasi dari Amway, pengalamannya
ketika tinggal di Cina menyebabkan Rehnborg memperoleh kesempatan
yang sangat besar untuk meneliti pengaruh dari diet yang tidak cukup.
17
18
Kehidupan yang keras di Cina juga membuat Rehnborg mempelajari
banyak litelatur mengenai nutrisi pada waktu itu. Akhirnya, dia
menyimpulkan bahwa diet yang seimbang dibutuhkan untuk membuat
seluruh tubuh bisa tetap berfungsi secara seimbang. Penemuan ini
menyebabkan dia merasakan adanya kebutuhan untuk makan suplemen
bagi diet yang mampu menyediakan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh
tanpa mempedulikan kebiasaan makanan seseorang.18
Setelah melakukan eksperimen selama 7 tahun, akhirnya
Rehnborg berhasil menghasilkan makanan suplemen. Dia memberikan
hasil temuannya tersebut kepada teman-temanya untuk dicoba. Sam,
anak dari Rehnborg, yang akhirnya menjadi Presiden dan Chief Operating Officer dari Nutrilite menyatakan, ketika menjual produk tersebut kepada teman-temanya mereka menyukai, bahkan mereka juga
menginginkanya teman-teman mereka untuk mendapatkan produk
tersebut. Ketika mereka meminta ayah saya untuk menjual produk
tersebut kepada teman-teman mereka, ayah saya berkata “Kamu yang
menjualnya kepada teman-teman kamu dan saya akan memberikan
komisi kepada kamu”.19
Bisnis makanan suplemen dari Carl Rehnborg ini diberi nama
California Vitamin Coporatian yang akhirnya diberi nama menjadi
Nutrilite Products pada tahun 1939, perusahaan ini berkembang dengan pesat pada tahun 1945 dibawah kepemimpinan Lee S. Mytinger dan
18
Benny Santoso. 2003. All About MLM “Memahami Lebih Jauh MLM dan Pernak
-Perniknya”. Yogyakarta: Andi Offset. hlm.23 19
19
William S. Ccasselberry. Pada saat itu, distribusi perusahaan ini mulai
menyebar ke beberapa negara bagian. Rehnborg berperan sebagai
penasehat bidang sains pada skema distribusi. Kepada setiap tenaga
penjual yang ada, dijelaskan bahwa makanan suplemen yang diproduksi
mengandung ramuan khusus yang merupakan jawaban bagi setiap yang
mendambakan kesehatan.20
Penjualan kotor segera meningkat menjadi $500.000 per bulan,
tetapi perusahaan mulai mempunyai masalah dengan hukum yang
berlaku saat itu. Pada tahun 1947, FDA(Jaksa Distrik) memulai
perlawanan untuk memaksa Mytinger, Casselberry, Rehnborg dan 15.000
tenaga penjual dari rumah ke rumah menghentikan pernyataan yang
berlebihan mengenai produk mereka.21
Perusahaan ini memberikan kepada calon pelanggan mereka
sebuah brosur “How to Get Well and Stay Well” yang berisi penjelasan
mengenai kemampuan produk Nutrilite. Brosur itu menyatakan bahwa produk mereka mampu mengatasi segala kasus, mulai dari jenis alergi,
asma, depresi mental, detak jantung yang tidak normal, dan sekitar 20
penyakit yang lain. Brosur ini juga berisi kesaksian yang menyatakan
bahwa kanker, kelainan hati, TBC, penyakit tulang, dan beberapa
penyakit serius lainnya akan bereaksi positif terhadap produk Nutrilite.22 Pada tahun 1951, pengadilan mengeluarkan keputusan untuk
melarang penjualan produk Nutrilitedengan menggunakan kutipan “How
20
Ibid, hlm. 24. 21
Ibid, hlm. 24. 22
20 to Get Well and Stay Well” dan lebih dari 50 bahan publikasi lain yang
melebih-lebihkan peran dari makanan suplemen. Putusan pengadilan juga
terdiri dari daftar yang panjang mengenai pernyataan yang dilarang dan
pernyataan yang diizinkan mengenai nutrisi dan produk Nutrilite.23
Rich De Vos dan Jay Van Andel adalah distributor dari produk
Nutrilite setelah mereka lulus dari SMU. Mereka adalah distributor yang sangat sukses dan mengorganisasi lebih dari 2000 distributor. Ketakutan
akan kebangkrutan dari Nutrilite Products membuat merek mendirikan perusahaan baru yang mereka beri nama American Way Assosiation yang kemudian berganti nama menjadi Amway. Mereka mulai dengan produk
biodegradeable detergen dan beberapa produk pembersih alat rumah tangga lainya. Kemudian mereka mulai mendiversifikasi produk mereka
menjadi sangat berfareasi yang meliputi alat-alat kecantikan, perhiasan,
furnitur, barang-barang elektronik, dan beberapa barang lainnya.
Penjualan kotor meningkat secara terus-menerus dari setengah juta dollar
pada tahun 1959 menjadi lebih dari 1 milyar dollar pada awal 1980.24
Dari sejarah munculnya MLM tersebut, bisa diketahui bahwa
MLM muncul dengan tujuan utama untuk menjual produk baru yang
belum dikenal luas oleh umum. Hubungan dari teman yang satu ke teman
yang lain digunakan untuk memperkenalkan produk baru tersebut.
Seorang akan mengenalkan atau berusaha memberikan produk baru
tersebut kepada teman yang dikenal setelah merasakan kegunaanya. Jadi
23
Ibid, hlm. 25. 24
21
pada awalnya MLM tidak diperuntuhkan sebagai cara yang cepat dan
mudah untuk mendapatkan uang.25
Di Indonesia, MLM mulai tumbuh pada Maret 1986. Perusahaan
network marketing di Tanah Air, baik Direct Selling (DS) maupun MLM, tergabung dalam sebuah asosiasi, yakni Asosiasi Penjualan Langsung
Indonesia (APLI). Awal APLI didirikan tahun 1984 dengan nama
Indonesia Direct Selling Association (IDSA). IDSA kembali aktif tahun 1992 dengan nama APLI. Organisasi ini terdaftar sebagai anggota Kamar
Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan anggota World Ferderation of Direct Selling Associations (WFDS) yang bermarkas di Washington DS, Amerika Serikat. Pada tahun 2005 terdapat sekitar 62 perusahaan
DS/MLM menjadi anggota APLI, salah satunya perusahaan MLM
terbesar asal Cina, Tianshi.26
Dalam waktu kurang dari dua dekade, bangsa ini telah memiliki
sekitar 40-an lebih perusahaan MLM. Sungguh merupakan fakta yang
tidak bisa dibantah. Menurut data APLI (Asosiasi Penjual Langsung
Indonesia) tahun 2002, sekitar empat juta orang telah terlibat dalam
industri ini, dan diantaranya terdapat puluhan hingga ratusan ribu orang
yang terpikat hatinya pada perusahaan-perusahaan MLM berbasis
syari‟ah.27
25
Ibid, hlm. 25. 26
Yulius P Silalahi. 2006. Tianshi Mendobrak Kebohongan MLM. Jakarta: Bina Niaga Jaya. hal.14.
27
22
3. Sistem Operasional Multi Level Marketing
Secara global sistem bisnis MLM dilakukan dengan cara
menjaring calon nasabah yang sekaligus berfungsi sebagai konsumen dan
member (anggota) dari perusahaan yang melakukan praktek MLM. Adapun secara terperinci bisnis MLM dilakukan dengan cara sebagai
berikut :28
a. Mula‐mula pihak perusahaan berusaha menjaring konsumen untuk
menjadi member, dengan cara mengharuskan calon konsumen membeli paket produk perusahaan dengan harga tertentu.
b. Dengan membeli paket produk perusahaan tersebut, pihak pembeli
diberi satu formulir keanggotaan (member) dari perusahaan.
c. Sesudah menjadi member maka tugas berikutnya adalah mencari
member‐member baru dengan cara seperti di atas, yakni membeli produk Perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan.
d. Para member baru juga bertugas mencari calon member‐member
baru lagi dengan cara seperti diatas yakni membeli produk
perusahaan dan mengisi folmulir keanggotaan.
e. Jika member mampu menjaring member‐member yang banyak, maka ia akan mendapat bonus dari perusahaan. Semakin banyak member
yang dapat dijaring, maka semakin banyak pula bonus yang
didapatkan karena perusahaan merasa diuntungkan oleh banyaknya
28
23
member yang sekaligus mennjadi konsumen paket produk perusahaan.
f. Dengan adanya para member baru yang sekaligus menjadi konsumen produk perusahaan, maka member yang berada pada level pertama, kedua dan seterusnya akan selalu mendapatkan bonus secara estafet
dari perusahaan, karena perusahaan merasa diuntungkan dengan
adanya member‐member baru tersebut.
Perusahaan Multi Level Marketig biasanya membagi uang yang mereka terima dari para distributor mereka dengan proporsi seperti ini:
a. 50% untuk bonus
b. 25% untuk biaya produk yang diberikan
c. 25% untuk keuntungan dan biaya lain-lain
Hal ini berarti untuk setiap dollar yang diberikan oleh distributor
hanya 50% yang akan diberikan sebagai bonus. Perusahaan MLM tidak
mencetak sendiri uang yang digunakan, mereka hanya mengembalikan
sebagian uang yang mereka terima kepada para distributor mereka.
Sisanya digunakan untuk menghasilkan produk, keuntungan dan biaya
lain-lain (Overhead).29
C. Tinjauan Hukum Islam Tentang Multi Level Marketing
1. Pandangan kelompok yang menghalalkan Multi Level Marketing
Bisnis Multi Level Marketing merupakan bisnis yang kontroversial, karena ada yang berpendapat bahwa bisnis tersebut halal
29
24
dan juga ada yang berpendapat bahwa bisnis tersebut haram,
masing-masing pendapat tersebut mempunyai argumen yang kuat.
Di dalam praktek MLM ada suatu akad jual beli. Hukum jual
beli asalnya adalah boleh atau mubah, selama tidak terdapat sesuatu yang
menyalahi hukum syara‟. Ini merujuk kepada prinsip yang disepakati
mubah sehingga ada dalil yang menunjukan kepada pengharamnya.
Di samping itu juga Al-Qur‟an menegaskan bahwa proses jual
beli hendaklah dibangun atas prinsip At-Taraadhi (saling meridoi) antara pihak-pihak yang terkait. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu”.
Menurut Ulama‟ maksud At-Taraadhi yaitu pembeli meridoi
barang atau produk yang diterimanya dan penjual ridho dengan harga jualannya. Mereka tidak melakukan akad karena terpaksa atau ditipu,
namun keridhaanitu hendaklah berdasarkan hukum syara‟.
30
25
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa dalam
bisnis dengan sistem MLM , hukumnya mubah atau boleh selama tidak
terdapat sesuatu menyalahi hukum, kemudian dalam suatu bisnis
haruslah saling meridhoi antara pihak-pihak yang terkait
Drs. H. Umar Hasan memberikan tanggapan bahwa bisnis
dengan sistem MLM sama dengan kegiatan beramal, alasanya dalam
MLM seseorang yang sudah sukses dididik untuk dapat mencetak banyak
orang lain untuk sukses seperti dirinya. Beliau berpendapat bahwa hal itu
sama dengan kegiatan beramal dengan memberikan sebuah contoh,
bahwa ketika seorang Zainuddin MZ mengajar seribu murid, kemudian
dari seribu murid tersebut banyak yang menjadi kyai, maka itu menjadi
amal bagi Zainuddin MZ. Beda dengan sistem bisnis konvensional, yang
beranggapan bahwa kesuksesan hanya milik orang-orang yang bermoral
dan berkedudukan. tapi kalau MLM, asalkan ia mempunyai semangat
mau belajar dan berusaha, maka dari satu orang sukses, bisa mencetak
ratusan orang sukses pula.31
Dari pendapat Drs H. Umar Hasan, dapat diambil kesimpulan
bahwa bisnis dengan sistem MLM sama dengan kegiatan beramal karena
orang yang sudah sukses dididik untuk mencetak orang lain untuk sukses
seperti dirinya.
31
26
2. Pandangan kelompok yang mengharamkan Multi Level Marketing
Dalam berita headline yang bertopik ”Praktik Bisnis MLM
Haram”dimuat berdasarkan wawancara dengan Sekretaris Umum Majlis
Ulama‟ Indonesia (MUI) yaitu Din Syamsuddin bahwa umat Islam
dihimbau berhati-hati supaya tidak terjebak mengikuti bisnis MLM.
Karena bisnis MLM mempunyai unsur merusak yang sangat besar dan
unsur eksploratif karena memakai sistem level. Semakin tinggi level
seseorang, semakin santai. Peserta hanya mengandalkan usaha dari
peserta pemula. Dengan kata lain level bawah menjadi sapi perahan. Hal
itu yang mendorong umat enggan bekerja. Hanya dengan membayar
Rp.90 ribu, mereka dapat fee atas usaha orang lain.32
Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa bisnis
dengan sistem MLM adalah haram, dengan alasan semakin tinggi level
seseorang maka semakin santai, karena hanya mengandalkan usaha dari
peserta pemula.
Menurut Syaikh Abu Usamah Salim Al- Hilali Hafidzahullah
bahwa model bisnis MLM adalah perjudian murni, karena beberapa
sebab, sebagai berikut: 33
a. Sebenarnya anggota MLM ini tidak menginginkan produknya, akan
tetapi tujuan utamanya adalah penghasilan dan kekayaan yang
banyak lagi cepat diproleh hanya dengan membayar sedikit uang.
32
Kuswar. 2005. Mengenal MLM Syari‟ah dari Halal Haram Kiat Berwirausaha sampai dengan Pengelolaannya. Cet.1. Tangerang: Qultum Media. hlm.79.
33
27
b. Harga produk yang dibeli sebenarnya tidak sampai 30% dari uang
yang dibayarkan pada perusahaan MLM.
c. Bahwa perusahaan meminta para anggotanya untuk memperbaharui
keanggotaannya setiap tahun dengan diiming-imingi berbagai
program baru yang akan diberikan kapada mereka.
d. Tujuan perusahaan adalah membangun jaringan personil secara
estafet dan berkesinambungan, yang mana ini akan menguntungkan
anggota yang berada pada level atas (upline), sedangkan level bawah
(downline) selalu memberikan nilai poin pada yang berada pada level atas mereka.
Dapat diambil kesimpulan bahwa menurut Abu Usamah Salim
Al- Hilali Hafidzahullah, bisnis dengan sistem MLM adalah haram
karena termasuk perjudian, yang sebagaiman telah dijelaskan di atas.
Drs. Hafidz Abdurrahman, MA. dalam buku yang berjudul
“Hukum Syara‟ Multi Level Markting” memandang bahwa sistem yang
diterapkan dalam MLM yang beroperasi saat ini adalah haram. Beliau
berpendapat demikian, dengan alasan bahwa dalam prakteknya bisnis
dengan sistem MLM tidak bisa terlepas dari dua hukum. Yang pertama
yaitu hukum dua akad dalam satu transaksi atau yang dikenal dengan
istilah bay‟atayn fi bay‟ah. Dalam praktek MLM, hukum dua akad dalam
satu transaksi dengan jelas digambarkan pada jenis akad yang terdapat di
28
pemakelaran (samsarah „ala samsarah). Di sini beliau menggambarkan
bahwa dalam MLM, seorang upline atau sponsor adalah berkedudukan sebagai samsarah (makelar), baik bagi pemilik langsung atau tidak yang kemudian memakelari downline di bawahnya, dan selanjutnya downline
di bawahnya menjadi makelar bagi downline di bawahnya lagi.34
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis MLM
adalah haram karena tidak bisa terlepas dari dua hukum. Yang pertama
hukum dua akad dalam satu transaksi atau bay‟atayn fi bay‟ah. dan yang kedua adanya hukum pemakelaran atas pemakelaran (samsarah „ala samsarah)
3. Fatwa MUI No 75/DSN/ MUI/VII/2009
FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL No : 75/DSN MUI/VII/2009
Tentang PEDOMAN
PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS)
ًملاظلإ ى شل قٌ عحل
فِمصٍْفِحلاَّسل فِ اَمصْحلاَّسل فِالله فِمصْعفِب
Dewan Syariah Nasional setelah:
Menimbang : a. bahwa metode penjualan barang dan produk jasa dengan menggunakan jejaring pemasaran (network marketing) atau pola penjualan berjenjang termasuk di dalamnya Multi Level Marketing (MLM) telah dipraktikkan oleh masyarakat;
b. bahwa praktik penjualan barang dan produk jasa seperti tersebut pada butir (a) telah berkembang
34
29
sedemikian rupa dengan inovasi dan pola yang beragam, namun belum dapat dipastikan kesesuaiannya dengan prinsip syariah;
c. bahwa praktik penjualan barang dan produk jasa seperti tersebut pada butir (a) dapat berpotensi merugikan masyarakat dan mengandung hal-hal yang diharamkan;
d. bahwa agar mendapatkan pedoman syariah yang jelas mengenai praktik penjualan langsung berjenjang syariah (PLBS), DSN-MUI perlu menetapkan Fatwa tentang Pedoman PLBS.
Mengingat : 1. Firman Allah SWT, antara lain:
a. QS. An Nisa (4) 29:
فِ فِاااَ صْلافِب صْملُ اَ صٍْاَب صْملُ اَل اَ صْماَ صْ لُللُ صْااَجاَ صْ لُ اَماَ اَ صٌْفِرلاَّل ااَ يٌُّاَ اَاٌ
صْملُ صْ فِم ضٍا اَساَج صْ اَعةً اَزااَ فِج اَ صْ لُ اَج صْ اَالاَّ فِ
....
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantaramu...”
b. QS. Al Maidah (5):1:
فِو لُ لُعصْلافِب صْ لُ صْواَا صْ لُ اَماَا اَ صٌْفِرلاَّل ااَ يٌُّاَ ااٌَ
...
“Hai orang-orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu...”
“...dan tolong menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan...”
30
dan tidak boleh dizalimi orang lain.”
h. QS. Al Maidah (5):90 sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan keji, perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”
2. Hadits Nabi SAW, antara lain: a. Hadits Nabi
31 menghalalkan yang haram,”(HR Tirmidzi
dari‟Amr bin„Auf).
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain,” (HR. Ibnu Majah, Daraquthni, dan yang lain dari Abu Sa‟id al -Khudri). selama satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah
(HR. Khomsah dari Abu Hurairah).
32 “Barang siapa menipu kami, maka ia tidak
termasuk golongan kami.” (Hadis Nabi riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah)
f. Hadits Nabi
dari penjualan anjing, uang hasil pelacuran dan uang yang diberikan kepada
“sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi dan patung-patung. Rasulullah ditanya, Wahai Rasulullah, tahukah anda tentang lemak bangkai, ia dipakai untuk mengecat kapal-kapal, untuk meminyaki kulit-kulit dan dipakai untuk penerangan (lampu) oleh
banyak orang?‟ Nabi SAW. Menjawab,
“Tidak! Ia adalah haram.‟ Nabi SAW. Kemudian berkata lagi, „Allah memerangi
orang-orang Yahudi karena ketika Allah mengharamkan lemak bangkai kepada mereka, mereka mencarinya dan menjualnya,
kemudian mereka memakai hasil penjualan,”
33
“Allah melaknat pembeli dan penerima risywah,”(HR.Ahmad dan al-Tirmidzi)
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah
boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
“Ujrah/kompensasi sesuai dengan tingkat kesulitan (Kerja)”
Memperhatikan: 1. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.73/MPP/Kep/3/2000 tanggal 20 Maret 2000 tentang Ketentuan Kegiatan Usaha Penjualan Berjenjang;
2. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 289/MPP/Kep/10/2001 BAB VIII Pasal 22 tentang Ijin Usaha Penjualan Berjenjang;
3. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan;
34
1. Penjualan Langsung Berjenjang adalah cara penjualan barang atau jasa melalui jaringan pemasaran yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha kepada sejumlah perorangan atau badan usaha lainnya secara berturut-turut. 2. Barang adalah setiap benda berwujud, baik
bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat dimiliki, diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.
3. Produk jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau pelayanan untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
4. Perusahaan adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang dan atau produk jasa dengan sistem penjualan langsung yang terdaftar menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Konsumen adalah pihak pemakai barang dan atau jasa, dan tidak untuk diperdagangkan. 6. Komisi adalah imbalan yang diberikan oleh
perusahaan kepada mitra usaha atas penjualan
yang besaran maupun bentuknya
diperhitungkan berdasarkan prestasi kerja nyata, yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang dan atau produk jasa.
35
8. Ighra‟ adalah daya tari luar biasa yang menyebabkan orang lalai terhadap kewajibannya demi melakukan hal-hal atau transaksi dalam rangka memperoleh bonus atau komisi yang dijanjikan.
9. Money Game adalah kegiatan penghimpunan dana masyarakat atau penggandaan uang dengan praktik memberikan komisi dan bonus dari hasil perekrutan/pendaftaran Mitra Usaha yang baru/bergabung kemudian dan bukan dari hasil penjualan produk, atau dari hasil penjualan produk namun produk yang dijual tersebut hanya sebagai kamuflase atau tidak mempunyai mutu/kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan.
10. Excessive mark-up adalah batas marjin laba yang berlebihan yang dikaitkan dengan hal-hal lain di luar biaya.
11. Member get member adalah strategi perekrutan keanggotaan baru PLB yang dilakukan oleh anggota yang telah terdaftar sebelumnya. 12. Mitra usaha/stockist adalah pengecer/retailer
yang menjual/memasarkan produk-produk penjualan langsung.
Kedua : Ketentuan Hukum
Praktik PLBS wajib memenuhi ketentuan ketentuan sebagai berikut:
1. Adanya obyek transaksi riil yang diperjual belikan berupa barang atau produk jasa;
2. Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram; 3. Transaksi dalam perdagangan tersebut tidak
mengandung unsur gharar, maysir, riba,
dharar, dzulm, maksiat;
36
dengan kualitas/manfaat yang diperoleh; 5. Komisi yang diberikan oleh perusahaan
kepada anggota baik besaran maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja nyata yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau produk jasa, dan harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam PLBS;
6. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) harus jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad) sesuai dengan target penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan oleh perusahaan; 7. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara
pasif yang diperoleh secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan atau jasa;
8. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) tidak menimbulkan ighra‟;
9. Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus antara anggota pertama dengan anggota berikutnya;
10. Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan dan acara seremonial yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan aqidah, syariah dan akhlak mulia, seperti syirik, kultus, maksiat dan lain-lain;
11. Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota yang direkrutnya tersebut;
12. Tidak melakukan kegiatan money game. Ketiga : Ketentuan Akad
Akad-akad yang dapat digunakan dalam PLBS adalah:
37
substansi Fatwa No. 4/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah; Fatwa No. 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang Diskon dalam Murabahah;
2. Akad Wakalah bil Ujrah merujuk kepada substansi Fatwa No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Wakalah bil Ujrah pada Asuransi dan Reasuransi Syariah;
3. Akad Ju‟alah merujuk kepada substansi Fatwa
No. 62/DSN-MUI/XII/2007 tentang Akad
Ju‟alah;
4. Akad Ijarah merujuk kepada substansi Fatwa No. 9/DSNMUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.
5. Akad-akad lain yang sesuai dengan prinsip syariah setelah dikeluarkan fatwa oleh DSN-MUI.
Keempat : Ketentuan Penutup
1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai prinsip syariah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
Dari fatwa tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menjalankan
bisnis dengan sistem MLM harus memenuhi duabelas ketentuan hukum MUI,
38
BAB III
Praktek Bisnis Verita Sentosa Internasional (VSI) Di Masyarakat
A. Sejarah Berdirinya Verita Sentosa Internasional (VSI)
Beranjak dari penggalian potensi masyarakat yang sudah terbiasa
menggunakan “gadget” mutakhir, lahirlah gagasan cermelang seorang Yusuf
Mansur yang ingin menjebatani kemudahaan pembelanjaan dan pembayaran
semua kebutuhan masyarakat dengan menggunakan teknologi pembayaran
multi guna (All Paymen Gateway).
Sejalan dengan itu, pada tahun 2013 lahirlah Verita Sentosa
Internasional (VSI) dengan produknya Verita Pay, yang merupakan teknologi/perangkat lunak yang dijalankan disetiap handphone/smartphone
(gadget) dengan fungsi sebagai alat pembayaran multiguna (All Paymen Gateway). Seiring dengan peluncuran Verita Pay dibangunlah komunitas gotong royong (Multi Kultural) yang diberinama KOMUNITAS VSI.
Dengan perangkat lunak Verita Pay ini, semua mitra di komunitas VSI dapat melakukan pembelanjaan dan pembayaran semua kebutuhan
harian, bulanan, bahkan tahunan, baik berupa kebutuhan primer maupun
sekunder. Pada tanggal 10 Juli 2013 berdasarkan Akta Pendirian Perseroan
Terbatas No. 47 oleh notaris/PPAT H. Wira Fransisca, SH., MM. Perusahaan
ini didirikan langsung oleh pemilik perusahaan Ustad Yusuf Mansur. Adapun
bukti legalitas perusahaan adalah sebagai berikut:
39
SK Menkumham : AHU-41742.AH.01.91.Tahun 2013
SIUP : 510/3-5674-BPPT
TDP : 101114619445
HO : 503/IG6417/BPPT
Notaris : H. Wira Franciska, SH. MH
Dewan Komisaris : H. Yusuf Mansur
Direktur Utama : Hari Prabowo
B. Produk-Produk Verita Sentosa Internasional (VSI)
Dalam melakukan bisnisnya, VSI mempunyai dua produk yaitu
produk berup obat dan produk jasa. Adapun produk jasanya adalah:
1. Pembayaran rutin bulanan (Listrik, Jastel, Finance/KKB, PDAM, TV cabe, Internet, asuransi, Kartu Kredit).
2. Rutin berkala (top up Voucher Pulsa, top up Smart Card Seperti: BCA
Flash, E-Toll Card)
3. Voucher Game Online
4. Tiket Konser
5. Tiket Perjalanan (tiket kereta, tiket bus, tiker Travel, tiket pesawat)
6. Keagamaan (zizwaf, infaq)
7. Pendidikan (SOP, pendaftaran kuliah dan lain lain)
8. Pajak BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan)
Sedangkan produk berupa obat yaitu Habspro, yang mempunyai khasiat antara lain:
40
2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
3. Obat asma dan alergi
4. Obat kanker
5. Obat ganguan pencernaan
6. Obat peradangan
7. Meningkatkan jumlah asi
8. Sebagai anti bakteri dan virus
9. Dapat mencegah penuaan dini
10.Dapat menyembuhkan peradangan
C. Sistem Manajemen Verita Sentosa Internasional (VSI)
VSI dalam melakukan usahanya dengan menggunakan Verita Pay, yaitu portal layanan personal One Stop Service, yang mana dengan menjadi
member Verita Pay ini seseorang tidak perlu lagi keluar rumah untuk melakukan pembayaran-pembayaran secara online dengan mudah, cepat, nyaman, aman dan murah.
Seseorang yang akan bergabung dengan VSI, ia harus terlebih
dahulu mendaftarkan diri dengan membayar sesuai dengan paket yang
diambil. Pembayaran dilakukan kepada orang yang merekrut untuk
bergabung, dengan melakukan pembayaran tersebut, maka dapat melakukan
bisnis loket All PaymenVerita-Pay include softwere paymen dengan Os Java, mempunyai hak usaha pengembangan pemasaran VSI seumur hidup dan
dapat diwariskan, sehingga dapat mencari orang atau merekrut
41
Untuk mengetahui lebih mendalam sistem manajemen dalam VSI
maka kita perlu mengetahui jenis paket yang ada dalam VSI. Beriku ini
adalah jenis paket perdana:
1. Jenis Paket Basic
Seseorang yang telah membeli jenis paket Basic dengan Harga Rp. 275.000,00 maka orang tersebut mempunyai hak usaha satu artinya
hanya dapat mengembangkan usaha piramid satu di kanan dan satu
di kiri dengan kata lain mempunyai nilai dua. Nilai tersebut dapat
ditukarkan dengan satu buah buku atau dengan 1 Botol Habspro. 2. Jenis Paket Silver
Seseorang yang telah membeli jenis paket Silver dengan Harga Rp. 825.000,00 maka orang tersebut mempunyai hak usaha tiga artinya
hanya dapat mengembangkan usaha piramid tiga di kanan dan tiga
di kiri dengan kata lain mempunyai nilai enam. Nilai tersebut dapat
ditukarkan dengan 1 Botol Habspro dan 2 Buku Atau 3 Buku. Seseorang yang mengambil jenis paket Silver juga diberikan casback yang akan ditransfer di Bank sebesar Rp. 75.000,00 dan deposit Rp. 50.000,00.
3. Jenis Paket Gold
Seseorang yang telah membeli jenis paket Gold dengan Harga Rp. 1.925.000,00 maka orang tersebut mempunyai hak usaha tujuh
artinya hanya dapat mengembangkan usaha piramid tujuh di kanan dan
tujuh di kiri dengan kata lain mempunyai nilai empatbelas. Nilai tersebut
42
buku (Trilogi dan Pentalogy). Seseorang yang mengambil jenis paket
Gold juga diberikan casback yang akan ditransfer di Bank sebesar Rp. 225.000,00 dan deposit Rp. 170.000,00.
4. Jenis Paket Platinum
Seseorang yang telah membeli jenis paket Platinum dengan Harga Rp. 4.125.000,00 maka orang tersebut mempunyai hak usaha
limabelas artinya hanya dapat mengembangkan usaha piramid limabelas
di kanan dan limabelas di kiri dengan kata lain mempunyai nilai
tigapuluh. Nilai tersebut dapat ditukarkan dengan 7 Botol Habspro, tiga buku Trlogy, lima buku pentalogy. Seseorang yang mengambil jenis paket Platinum ini, juga diberikan casback yang akan ditransfer di Bank sebesar Rp. 675.000,00 dan deposit Rp. 450.000,00.
5. Jenis Paket Titanium
Seseorang yang telah membeli jenis paket Titanium dengan Harga Rp. 8.525.000,00 maka orang tersebut mempunyai hak usaha
tigapuluhsatu artinya hanya dapat mengembangkan usaha piramid
tigapuluhsatu di kanan dan tigapuluhsatu di kiri dengan kata lain
mempunyai nilai enampuluhdua. Nilai tersebut dapat ditukarkan dengan
satu set Ensiklopedia sederhana atau satu smartphone Andromax C atau
deposi Rp. 500.000,00. Seseorang yang mengambil jenis paket Platinum
43
Setelah terdaftar sebagai anggota VSI, maka untuk melakukan
transaksi penjualan jasa, seorang anggot harus melakukan deposit terlebih
dahulu, kepada orang yang mengajak atau mentransfer sejumlah nominal tertentu ke rekening Bank Mandiri atau BCA atas nama Yusuf Mansur.
Dalam bisnis VSI ini seorang anggota mempunyai kesempatan
untuk mendapatkan bonus-bonus yang ditawarkan, bonus tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Bonus Sponsor
Apabila seorang telah menjadi anggota VSI, ketika berhsil mengajak
satu orang saja untuk bergabung maka akan mendapatkan bonus sponsor
sebesar Rp. 50.000,00 dengan rincian cash Rp. 30.000,00 dan berupa deposit Verita Pay sebesar Rp. 20.000,00.
Bonus sponsor berupa cash akan dimasukan dalam rekening, ataupun dapat ditukar dalam bentuk deposit, jika sudah mencapai sebesar
Rp. 150.000,00, dan bonus berupa deposit dapat ditukar dalam bentuk
deposit pulsa jika sudah mencapai Rp. 50.000,00, pencairan bonus akan
dilakukan setiap awal bulan, pada hari senin, untuk deposit pulsa dan hari
44
Tabel 3.1 Sistem Kerja Dalam VSI
2. Bonus pasangan
Yaitu ketika terjadi satu pasangan kanan dan kiri maka akan
mendapatkan bonus sebesar Rp. 25.000,00 dengan rincian 60% cash, dan 40% deposit yaitu Rp. 15.000,00 dan Rp. 10.000,00. Pembatasan bonus
atau Flash Out yang diberikan dari VSI adalah 12 pasang per hari artinya artinya ketika seseorang mempunyai satu hak usaha maka bonus
maksimal Rp. 300.000,00, mempunyai tiga hak usaha maka bonus
maksimal Rp. 900.000,00, dan seterusnya.
3. Bonus Duplikasi Pengembangan Sampai Sepuluh Generasi
Ketika generasi satu sampai dengan generasi sepuluh dari grup yang
disponsori mendapatkan bonus pasangan, maka akan mendapatkan bonus
duplikasi pengembangan sebesar Rp. 1.000,00 dari tiap pasangan yang