• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI PIDIE JAYA PERATURAN BUPATI PIDIE JAYA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN (RKPK) PIDIE JAYA TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI PIDIE JAYA PERATURAN BUPATI PIDIE JAYA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN (RKPK) PIDIE JAYA TAHUN 2012"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN (RKPK) PIDIE JAYA TAHUN 2012

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI PIDIE JAYA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemeritah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah diamanatkan untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) yang merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);

b. bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan Pemerintah yang dilandasi oleh prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas publik, dipandang perlu menyusun Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) Pidie Jaya Tahun 2012;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan dalam suatu Peraturan Bupati;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

(3)

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan

Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

9. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Pidie Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4683); 10.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 11.Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 5049) ;

12.Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028); 13.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan

(4)

Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

16.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

17.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

18.Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;

19.Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012;

20.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 21.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

22.Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 12);

23.Peraturan Gubernur Nomor 26 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Aceh Tahun 2012 (Berita Daerah Aceh Tahun 2011 Nomor 26);

24.Qanun Kabupaten Pidie Jaya Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan keuangan Daerah Kabupaten Pidie Jaya (Lembaran Daerah Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2008 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pidie Jaya Nomor 2);

(5)

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.

2. Bupati adalah Bupati Pidie Jaya.

3. Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten yang selanjutnya disebut RKPK adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Kabupaten Pidie Jaya.

4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten yang selanjutnya disebut APBK adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan dengan Qanun Kabupaten tentang APBK.

Pasal 2

RKPK Pidie Jaya Tahun 2012 adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Kabupaten Pidie Jaya untuk periode 1 (satu) tahun yaitu Tahun 2012 yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 3

RKPK Pidie Jaya Tahun 2012 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dalam menyempurnakan Rencana Kerja (Renja) SKPK Tahun 2012 dan bagi Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya dalam menyusun Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara Tahun 2012.

Pasal 4

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai peraturan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

(6)

Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pidie Jaya.

Ditetapkan di Meureudu

pada tanggal Mei 2011 M

Jumadil Akhir 1432 H

BUPATI PIDIE JAYA,

M. GADE SALAM

Diundangkan di Meureudu

pada tanggal Mei 2011 M

Jumadil Akhir 1432 H

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PIDIE JAYA,

RAMLI DAUD

(7)

NOMOR TAHUN 2011 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN (RKPK) PIDIE JAYA TAHUN ANGGARAN 2012

I. UMUM

Dengan mengingat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional khususnya Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan RKPD menjadi pedoman penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Agar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat berjalan dengan baik dan sistematis diperlukan suatu rangkaian kegiatan penyusunan RKPD yang matang. Rangkaian penyusunan RKPD dilakukan melalui urutan kegiatan sebagai berikut:

a. penyiapan rancangan awal rencana pembangunan; b. penyiapan rancangan rencana kerja;

c. musyawarah perencanaan pembangunan; dan

d. penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

Kemudian setelah melalui rangkaian penyusunan RKPD sebagaimana tersebut di atas dan dalam rangka memberikan pedoman penyusunan RAPBK Pidie Jaya Tahun Anggaran 2012, perlu untuk penyusunan RKPK Pidie Jaya Tahun Anggaran 2012. RKPK Pidie Jaya ini perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Hal tersebut sesuai dengan amanat Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas

(8)

Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan “Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2012”. Penyusunan Rancangan RKPK Pidie Jaya Tahun 2012 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2012 ini disusun dengan tujuan mewujudkan sinergisitas dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar sektor pembangunan, dan antar tingkat pemerintah serta mewujudkan efisiensi alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah.

Perencanaan dan penganggaran merupakan hal yang penting dari proses penentuan kebijakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, sehingga output dari perencanaan adalah penganggaran. Perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan terbagi kedalam perencanaan jangka panjang, menengah dan tahunan. Ketiga bentuk perencanaan tersebut menghasilkan dokumen rencana pembangunan jangka panjang daerah, rencana pembangunan jangka menengah daerah dan rencana kerja pemerintah Kabupaten atau seperti yang termaktub dalam Pasal 1 ayat (9) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang menyebutkan bahwa Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, yang

(9)

pelaksanaan rencana, pengendalian pelaksanaan rencana serta evaluasi pelaksanaan rencana.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, menjelaskan setiap perencanaan pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kemakmuran rakyat. Maka dengan demikian RKPK yang disusun merupakan bagian integral dan konprehensif untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.

BUPATI PIDIE JAYA,

(10)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii BAB I PENDAHULUAN ... I-1

1.1 Latar Belakang ... I-1

1.2 Landasan Hukum ... I-4

1.3 Maksud dan Tujuan ... I-6

1.4 Sistimatika Penulisan ... I-6

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPK TAHUN 2010

2.1 Evaluasi Pencapaian Kinerja Indikator Makro

Pembangunan Daerah ... II-1

2.2 Evaluasi Status dan Kedudukan Pencapaian

Kinerja Pembangunan Daerah ... II-11

2.3 Isu Strategis, Masalah Mendesak serta Strategi

Pemecahannya ... II-33

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

3.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2010 dan

(11)

3.4 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... III-26 3.4.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ... III-27 3.4.2 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ... III-32 3.4.3 Arah Kebijakan Belanja Daerah ... III-36

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

DAERAH TAHUN 2012 ... IV-1 4.1 Prioritas dan Sasaran Pembangunan

Kabupaten Pidie Jaya Tahun ... IV-1 4.2 Prioritas Program Pembangunan Daerah 2012 ... IV-8

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

V-1

BAB V I PENUTUP ... VI-1 LAMPIRAN

(12)

Tabel 2.1 Perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Kabupaten Pidie Jayan Tahun 2007-2011 ... II-3

Tabel 2.2 Pencapaian Kinerja Indikator Makro Pembangunan

Daerah Kabupaten Pidie Jaya... II-8

Tabel 3.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas dasar Harga

Berlaku Tahun 2006-2009 (Jutaan Rupiah)... III-3

Tabel 3.2 Produk Domestik Regional Bruto Atas dasar Harga

Konstan Tahun 2006-2009 (Jutaan Rupiah)... III-3

Tabel 3.3 PDRB Kab. Pidie Jaya Atas Dasar Harga Berlaku tahun

2009(dalam Rp Juta dan persen) ... III-6

Tabel 3.4 PDRB Kab. Pidie Jaya Atas Dasar Harga Konstan tahun

2009(dalam Rp Juta dan persen) ... III-8

Tabel 3.5 Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Sektor, Tahun 2006-2009 ... III-11

Tabel 3.6 Laju Pertumbuhan Sektor Ekonomi Pidie Jaya 2006-2009 . III-14

Tabel 3.7 Tingkat Inflasi di Banda Aceh, Kota Lhokseumawe dan

(13)

Tabel 3.9 Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Pidie Jaya

Tahun 2008-2011 ... III-36

Tabel 3.10 Belanja Daerah Berdasarkan Belanja Langsung dan Belanja

(14)
(15)

Gambar 1.1 Alur Penyusunan RKPK Pidie Jaya ... I-3

Gambar 3.1 Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Kab. Pidie Jaya 2009 III-13

Gambar 3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor Tahun 2009... III-16

(16)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan baik pembangunan nasional maupun pembangunan daerah diawali dengan perencanaan. Perencanaan Pembangunan terdiri dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan tahunan. Dokumen perencanaan jangka panjang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan dokumen Perencanaan Jangka Menengah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) serta Rencana Pembangunan Tahunan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Seluruh dokumen tersebut merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan satu sama lain.

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) Pidie Jaya Tahun 2012 merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menyebutkan RKPK merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pidie Jaya yang memuat rancangan kerangka ekonomi makro, kebijakan keuangan daerah dan prioritas pembangunan serta penetapan pagu indikatif.

Penyusunan RKPK Tahun 2012 merupakan tahun ke-4 (empat) periode dari RPJMD Kabupaten Pidie Jaya 2009-2014. RKPK merupakan dokumen perencanaan satu tahun yang sepenuhnya menampung Seluruh kegiatan Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) yang dituangkan dalam rencana kerja (Renja) SKPK berdasarkan program prioritas pembangunan.

Dalam rangka penyusunan RKPK Kabupaten Pidie Jaya selain mengacu Kepada RPJMD, juga memperhatikan kebijakan pembangunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) dan

(17)

mengintegrasikan program dan kegiatan berdasarkan arah pembangunan sehingga terwujudnya pembangunan yang utuh dan terpadu.

RKPK merupakan dokumen yang disusun dari keseluruhan aspirasi yang disampaikan oleh stakeholder melalui kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) yang diawali dari tingkat Gampong, Kecamatan dan Kabupaten. RKPK merupakan hal yang sangat penting, karena akan berfungsi sebagai dasar pertimbangan bagi proses perencanaan anggaran, pelaksanaan rencana, pengendalian pelaksanaan rencana serta evaluasi pelaksanaan rencana.

Pada tahun 2012, Kabupaten Pidie Jaya diperkirakan masih dihadapkan kepada beberapa permasalahan pokok seperti pendidikan, kesehatan, kemiskinan, pengangguran, ketahanan pangan, infrastruktur wilayah, bencana alam dan kerusakan lingkungan, pemanfaatan ruang, jumlah penduduk, serta kinerja aparatur pemerintah daerah. Selain permasalahan pokok yang terus berkembang sesuai dinamika yang ada, membutuhkan penanganan yang intensif dan berkelanjutan dan disamping itu perlu juga diwujudkan sinergitas dan akselerasi pencapaian prioritas pembangunan, sebagaimana yang telah dirumuskan dalam tujuan bersama (common goals) sehingga menjadi komitmen semua pihak dengan pelibatan secara aktif lintas SKPD dan para pelaku pembangunan dalam pelaksanaannya.

RKPK mempunyai fungsi pokok yaitu ; sebagai acuan bagi seluruh pelaku pembangunan karena didalamnya termuat seluruh kebijakan publik; menjadi pedoman dalam penyusunan KUA dan PPAS serta APBD, akumulasi seluruh kebijakan program dan kegiatan pembangunan daerah selama satu tahun dan; menciptakan kepastian kebijakan karena adanya komitmen pemerintah untuk mempercepat pelaksanaan prioritas pembangunan.

(18)

untuk tahun kedua RPJM Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2009-2014 dengan kebijakan prioritas pembangunan tahun 2012 adalah sebagai berikut :

1) Peningkatan kinerja dan kapasitas aparatur daerah 2) Penanggulangan kemiskinan

3) Pendidikan 4) Kesehatan 5) Infrastruktur

6) Pengembangan Syariat Islam

7) Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

Ketujuh prioritas pembangunan di atas merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dan saling terkait satu dengan yang lainnya dalam rangka mewujudkan perubahan yang fundamental di segala bidang ke arah yang lebih baik.

Gambar1.1. Alur Penyusunan RKPK Pidie Jaya

ALUR PENYUSUNAN RKPK PIDIE JAYA PERSIAPAN MUSRENBANG RANCANGAN AWAL RKPK PELAKSANAAN MUSRENBANG MUSRENBANG GAMPONG MUSRENBANG KECAMATAN MUSRENBANG KABUPATEN PERSIAPAN RAKORFORUM SKPK RAKOR FORUM SKPK PENYAMPAIAN RANCANGAN RENJA SKPK RANCANGAN RKPK MUSRENBANG

PROVINSI MUSRENBANGNASIONAL

(19)

Landasan yuridis yang mendasari penyusunan RKPK Tahun 2011 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(20)

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

9. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Pidie Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4683);

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

11. Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 5049) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan

(21)

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

18. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;

19. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

(22)

Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 12);

23. Peraturan Gubernur Nomor 26 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Aceh Tahun 2012 (Berita Daerah Aceh Tahun 2011 Nomor 26);

24. Qanun Kabupaten Pidie Jaya Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan keuangan Daerah Kabupaten Pidie Jaya (Lembaran Daerah Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2008 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pidie Jaya Nomor 2);

1.2. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) Pidie Jaya tahun 2012 dimaksudkan untuk menjadi acuan dan pedoman pelaksanaan pembangunan daerah Kabupaten Pidie Jaya dengan sumber dana khususnya APBK serta didukung dari berbagai sumber dana baik dari APBN, APBA, Otsus dan Tambahan Dana Bagi Hasil Migas maupun sumber pendanaan lainnya yang sah.

RKPK Pidie Jaya merupakan acuan bagi Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya dan masyarakat dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dituangkan ke dalam KUA dan PPAS Tahun 2012. RKPK juga dijadikan sebagai kebijakan yang mencerminkan komitmen pemerintah dalam melaksanakan pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat dan mensejahterakan rakyat

RKPK Pidie Jaya bertujuan untuk mewujudkan integrasi dan sinergi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar sektor pembangunan, dan antar tingkat

(23)

pembangunan daerah.

1.3. Sistematika Penyusunan RKPK

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2012 dengan mengacu kepada sistematika berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, dan sistematika penyusunan RKPK.

Bab II Evaluasi Hasil Kinerja Pelaksanaan RKPK Tahun 2010

Pada bab ini akan diuraikan tentang evaluasi pencapaian kinerja indikator makro pembangunan daerah dan isu strategis serta masalah mendesak.

Bab III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah beserta

Kerangka Pendanaan,

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kondisi ekonomi daerah tahun 2010 dan tahun 2011, tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2012 dan arah kebijakan ekonomi daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah.

Bab IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

2012,

Pada bab ini diuraikan secara rinci rumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap evaluasi hasil pelaksanaan RKPK tahun lalu.

Bab V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas

(24)

dengan program dan kegiatan prioritas tahun 2012.

Bab VI Penutup

Pada bab ini menguraikan berbagai dampak program dan rekomendasi terhadap penentuan kebijakan pembangunan.

(25)

RKPK TAHUN 2010

2.1. Evaluasi Pencapaian Kinerja Indikator Makro Pembangunan Daerah

Pencapaian kinerja pembangunan daerah merupakan gambaran tentang ketercapaian serangkaian aktivitas sebagai implikasi dari kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Gambaran kinerja ini meliputi perkembangan dan kemajuan pembangunan yang telah dicapai berdasarkan target kinerja yang ditetapkan pada RPJMD Kabupaten Pidie Jaya 2009-2014 serta menjelaskan berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan. Pelaksanaan pembangunan tahun 2010 merupakan pelaksanaan pembangunan tahun kedua RPJMD Kabupaten Pidie Jaya 2009-2014.

Pelaksanaan pembangunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) tahun 2012 ini merupakan pelaksanaan pembangunan tahun ketiga dari RPJM Kabupaten Pidie Jaya 2009-2014 dengan prioritas pembangunan meliputi Peningkatan kesejahteraan dan perluasan kesempatan kerja serta pemberdayaan ekonomi rakyat yang berbasis komoditi unggulan dalam usaha penanggulangan kemiskinan, Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, Peningkatan akses dan pemerataan pendidikan yang berkualitas, Peningkatan akses pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat, Pembinaan wawasan keislaman dan pelaksanaan syariat Islam secara berkelanjutan dan berkeadilan serta pembangunan sosial budaya dan Penguatan tata kelola kelembagaan Pemerintah yang berbasis profesional dan akuntabel

(26)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Pidie Jaya. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran dengan komponen pokoknya adalah pendapatan, belanja dan pembiayaan. Pendapatan daerah merupakan sumber keuangan daerah yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah , Dana Perimbangan dan Pendapatan lain-lain yang sah. Belanja daerah merupakan pengeluaran untuk kebutuhan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan kepentingan pelaksanaan pembangunan daerah, sedangkan pembiayaan untuk menutupi defisit anggaran yaitu selisih antara pendapatan dan belanja, yang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran.

Perkembangan APBK selama kurun waktu Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011, terus menunjukkan peningkatan seiring dengan semakin besarnya kebutuhan anggaran untuk menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, kondisi tersebut terjadi karena mulai Tahun 2008 Kabupaten Pidie Jaya sudah memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) sendiri serta sumber pendapatan lainnya. Gambaran lengkap perkembangan APBK Pidie Jaya Tahun 2007 sampai dengan 2011 disajikan dalam Tabel 2.1.

(27)

Kabupaten (APBK) Pidie Jaya Tahun 2007 - 2011

Tahun Volume APBK (Rupiah) Pertumbuhan (%) Keterangan 2007 9.850.000.000 - Hibah 2008 190.492.797.645 1.833,94 2009 301.894.955.585 58,48 2010 383.602.245.998 27,06 2011 360.691.706.522 -5,97

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Pidie Jaya (diolah)

Berdasarkan table dan grafik di atas menunjukkan target perkembangan APBK Pidie Jaya pada tahun 2009 mengalami peningkatan dari tahun 2008 sebesar 58.48 persen dan meningkat 27.06 persen pada tahun 2010. Pada tahun 2011 diperkirakan mengalami penurunan sekitar

-9,850,000,000

190,492,797,645

301,894,955,585 383,602,245,998 360,691,706,522

2007 2008 2009 2010 2011

Grafik 2.1

Perkembangan APBK Pidie Jaya Tahun 2007-2011

(28)

Adapun capaian kinerja indikator makro pembangunan daerah dari tahun 2009 sampai tahun 2010, bila dilihat dari sektor pertumbuhan PDRB mengalami peningkatan dari 12,11 persen menjadi 12,46 persen. Untuk laju inflasi Aceh mengalami peningkatan dari 3,72 persen pada Tahun 2009 menjadi 4,64 persen pada tahun 2010, kondisi tersebut masih berada pada target RPJMD Kabupaten Pidie Jaya 2009-2014 yang berkisar antara 3-6 persen.

Bila kita melihat dari perkembangan dan kondisi keuangan negara pada tahun 2009 banyak dipengaruhi oleh dampak krisis ekonomi global. Sampai dengan 31 Desember 2009, realisasi pendapatan negara dan hibah tahun 2009 adalah Rp 866,8 triliun (16,3 persen PDB) atau turun sebesar Rp 114,8 triliun dibandingkan dengan realisasi di tahun 2008. Penurunan tersebut didorong oleh menurunnya penerimaan perpajakan dari sebesar Rp 658,7 triliun di tahun 2008 menjadi sebesar Rp 641,2 triliun (12 persen PDB) di tahun 2009. Penurunan juga terjadi pada penerimaan bukan pajak, yang turun sebesar Rp 96,1 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 320,6 triliun (6,5 persen PDB) di tahun 2008 menjadi Rp 224,5 triliun (4,2 persen PDB) di tahun 2009.

Penurunan pendapatan negara dan hibah pada tahun 2009 disebabkan antara lain oleh adanya penurunan pertumbuhan ekonomi dan lebih rendahnya realisasi harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia sebagai dampak dari krisis ekonomi global. Dari sisi pengeluaran, realisasi belanja negara hingga 31 Desember 2009 mencapai Rp 954,0 triliun (17,9 persen terhadap PDB) atau turun sebesar Rp 31,7 triliun bila dibandingkan dengan realisasi APBN Tahun 2008. Penurunan tersebut terutama didorong oleh turunnya belanja penerimaan pusat, dari sebelumnya Rp 693,4 triliun (14,0 persen PDB) di tahun 2008 menjadi Rp 645,4 triliun (12,1 persen PDB)

(29)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2010 mencapai 6,1 persen. Dengan demikian, target pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2010 menembus angka 6% atau melebihi target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2010 sebesar 5,8% tercapai. Tingginya konsumsi masyarakat yang selama ini mendominasi dan menjadi faktor penting terdongkraknya pertumbuhan ekonomi nasional, mulai dibarengi dengan meningkatnya investasi dan ekspor. Sementara dari sisi belanja pemerintah, penyerapan anggaran yang terjadi besar-besaran pada triwulan IV 2010, diyakini juga akan mendongkrak laju pertumbuhan.

Prediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 bakal mencapai 6-6,5 persen. Lagi-lagi hal ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga, kinerja sektor eksternal, peningkatan investasi seiring dengan permintaan domestik dan eksternal. Kisaran pertumbuhan ekonomi tahun 2011 yang mencapai 6,5 persen juga lebih tinggi dibanding asumsi pertumbuhan ekonomi pada Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2011 sebesar 6,4 persen. Di sisi harga, BI mencatat ada risiko yang dapat mendorong inflasi. Pertama, kecenderungan peningkatan permintaan yanglebih cepat dari penawaran. Kedua, anomali cuaca yang kemungkinan masihberlanjut dan berpotensi mengganggukegiatan produksi serta distribusi bahan kebutuhan pokok. Ketiga, kemungkinan ada rencana kenaikanadministered prices. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan mendorong pendapatan per kapita penduduk Indonesia pada tahun 2015 yang diproyeksikan akan berada pada kisaran USD 5.000,- hingga USD 6.000,-.

Pertumbuhan perekonomian Aceh pada tahun 2009 secara keseluruhan (termasuk migas) mengalami pertumbuhan negatif sebesar 5,58 persen terhadap tahun 2008. Penyebab utama pertumbuhan negatif

(30)

tumbuh -6,06 persen. Peranan sektor minyak dan gas bumi masih dominan terhadap pembentukan PDRB Aceh, sehingga perubahannya berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Adapun nilai PDRB Aceh pada tahun 2009 Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 adalah sebesar 32,18 trilyun rupiah, sedangkan Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar 70,76 trilyun rupiah. PDRB Aceh tanpa migas pada tahun 2009 justru tetap tumbuh positif sebesar 3,92 persen lebih besar bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang tumbuh hanya sebesar 1,88 persen.

Pertumbuhan perekonomian Aceh pada tahun 2010 yang dihitung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tanpa Migas mengalami perlambatan. Salah satu penyebabnya adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi tanpa Migas karena di sektor pertanian terjadi penurunan produksi yang dihasilkan seiring dengan berakhirnya musim panen, padahal di sektor ini sangat berperan memberikan kontribusinya.

Perekonomian Aceh pada tahun 2010 secara umum mengalami kenaikan, yakni mencapai 2,64 persen dibandingkan tahun 2009. Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi Aceh tahun 2010 tanpa minyak dan gas (migas) mengalami peningkatan sebesar 5,32 persen.Kenaikan yang terjadi pada tahun 2010 ini terutama disebabkan oleh semakin meningkatnya nilai tambah yang berasal dari sektor pertanian. Peranan sektor pertanian sangat dominan terhadap nilai PDRB Provinsi Aceh, sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Struktur perekonomian Aceh pada tahun 2010, secara umum tidak terjadi pergeseran. Sektor paling tinggi kontribusinya terhadap pembentukan PDRB dengan Migas maupun tanpa Migas adalah sektor pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan memberikan kontribusi yang signifikan jika

(31)

dibanding PDRB tahun 2009 yang mencapai nilai 71,69 triliun rupiah. Sedangkan berdasarkan harga konstan tahun 2000 juga mengalami kenaikan sebesar 0,85 triliun rupiah yaitu dari 33,07 triliun pada tahun 2009 menjadi 32,22 triliun pada tahun 2010.

Sementara itu nilai PDRB tanpa migas tahun 2010 juga mengalami peningkatan baik harga berlaku maupun harga konstan, yaitu dengan harga berlaku meningkat sebesar 5,99 triliun rupiah yaitu dari 58,62 triliun menjadi 64,61 triliun, dan harga konstan 2000 meningkat sebesar 1,46 triliun rupiah yaitu dari 29,04 triliun menjadi 27,58 triliun.

Bila dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk dimana pada tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Pidie Jaya sebesar 146.964 jiwa dan mengalami kenaikan menjadi 149,242 pada tahun 2010. Sedangkan jumlah KK pada tahun 2009 berjumlah 36.756 KK menjadi 37.604 KK pada tahun 2010. Jika dilihat dari laju pertumbuhan penduduk di dalam RPJM ditargetkan sekitar 1.21 persen pada akhir 2014, namun pada tahun 2009 laju penduduk sekitar 0.25 persen dan pada tahun 2010 sekitar 0.29 persen.

Untuk persentase penduduk yang di bawah garis kemiskinan pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin Pidie Jaya sebesar 27,97 persen. Hal ini membuat pemerintah daerah terus meningkatkan penanganan terhadap kasus tersebut. Pada tahun 2010 diharapkan terjadi penurunan menjadi 26,83 persen. Jika dilihat dari target yang ditetapkan dalam RPJM Kabupaten Pidie Jaya untuk tahun 2014 angka kemiskinan ditargetkan menjadi 17,32 persen meskipun itu masih jauh dari target nasional antara 8-10 persen.

Perkembangan pembangunan bila dilihat dari indikator pembangunan pendidikan terjadinya penurunan angka partisipasi kasar (APK) pada tahun 2010 sebesar 104,34 persen, dimana pada tahun 2009

(32)

target RPJMD tahun 2014 sebesar 96,10 persen.

Perkembangan Indikator pembangunan pendidikan pada tingkat SMA, besaran APK pada tahun 2009 adalah 78,97 persen dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 79,89 persen dengan target RPJMD tahun 2014 sebesar 85,23 persen.

Sedangkan angka partisipasi murni (APM) pada tingkat SD pada tahun 2009 sebesar 98,60 persen meningkat menjadi 98,83 persen tahun 2010 dengan target RPJMD hingga tahun 2014 sebesar 99,50 persen. Untuk tingkat SMP pada tahun 2009 APM sebesar 84,52 persen dan meningkat sebesar 85,47 persen pada tahun 2010 dengan target RPJMD hingga tahun 2014 sebesar 87,82. Namun untuk tingkat SMA pada tahun 2009 sebesar 75,02 persen dan meningkat menjadi 76,09 persen pada tahun 2010 dengan target RPJMD sebesar 83,66 pada tahun 2014.

Pada tahun 2009 penduduk Kabupaten Pidie Jaya menghabiskan waktunya untuk bersekolah rata-rata 8,38 tahun kemudian meningkat menjadi 8,48 tahun pada tahun 2010 sedangkan target yang ingin dicapai pada RPJMD hingga tahun 2014 adalah 9 tahun.

Di samping indikator APK dan APM pada indikator pendidikan, yang menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah adalah peningkatan angka melek huruf dalam rangka penuntasan angka buta huruf. Tingkat ketercapaian Kabupaten Pidie Jaya yang ditargetkan pada tahun 2014 sebagaimana yang ditargetkan dalam RPJM adalah sebesar 99,32 persen. Sedangkan kondisi yang telah dicapai pada tahun 2009 sebesar 93,85 berdasarkan data IPM Kabupaten Pidie Jaya dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi sebesar 94,82 persen.

Perkembangan pembangunan dari indikator makro sektor kesehatan menunjukkan bahwa angka kelangsungan hidup bayi pada saat melahirkan

(33)

2014 berdasarkan RPJMD adalah 99,35 Persen.

Sedangkan angka harapan hidup berdasarkan IPM Kabupaten Pidie Jaya pada tahun 2009 adalah 69,13 tahun dan pada tahun 2010 menjadi 69,12 tahun sedangkan target RPJMD sampai tahun 2014 adalah 69,62 tahun.

Dari sektor ketenagakerjaan, indikator kinerja makro pembangunan dapat dilihat dari angka partisipasi angkatan kerja. Pada tahun 2009 angka partisipasi angkatan kerja mencapai 66,09 persen sedangkan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 68,26 persen dengan target RPJMD hingga tahun 2014 adalah 70,12 persen. Untuk angka tingkat pengangguran terutama pengangguran terbuka di Kabupaten Pidie Jaya pada 2009 sebesar 7,21 persen dan mengalami penurunan menjadi 7,09 persen dengan target RPJMD diharapkan dapat tercapai angka tingkat pengangguran sebesar 5,25 persen.

Pencapaian kinerja indikator makro pada sektor pembangunan yang responsive gender, menunjukkan angka partisipasi dan keterlibatan perempuan pada lembaga pemerintah terutama dalam jabatan struktural. Untuk kondisi tahun 2009 persentase jumlah perempuan di lembaga pemerintah sebesar 61 persen dan kondisi tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi 61,28 persen. Berdasarkan target RPJMD, keterlibatan kaum perempuan nantinya dapat mencapai 64 persen pada tahun 2014. Angka ini telah menunjukkan bahwa eksistensi perempuan di lembaga pemerintah telah mencapai angka yang memadai.

Secara lengkap tentang capaian kinerja pada tahun 2010 dan target yang ingin dicapai pada RPJMD Kabupaten Pidie Jaya hingga Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:

(34)

No Indikator Kondisi Tahun 2009 *) Target Kondisi Tahun 2010 Kondisi yang dicapai Tahun 2010 **) Tingkat Pencapaian Terhadap Target RPJM 2014 1 Pertumbuhan PDRB (%) 12.11 12.74 12.46 12.23

2 Laju Inflasi (%)(Aceh) 3.72 4.5 4.64 3-6

3 PDRB Harga Berlaku (Jutaan) 1.108.505 1.246.409 1.202.341 1,446.14

4 PDRB Harga Konstan (Jutaan) 626.355 676.05 670.12 892.31

5 PDRB Perkapita (Jutaan) 8.43 8.74 8.67 12.32

6 Indeks Gini (Rasio

Kesejahteraan) 0.32 0.30 0.31 0.20

7 IPM 71.71 71.85 71.79 73.15

8 Pemerataan Pendapatan

9 Indek Ketimpangan regional 0.1 0.07 0.08 0.05

10 Jumlah Penduduk (jiwa) 146,964 149,242 149.242 150,466

11 Jumlah Penduduk (KK) 36,756 37,527 37,064 39,880

12 Persentase Penduduk dibawah

garis kemiskinan 27.97 22.55 26.83 17.32

13 Laju pertumbuhan

penduduk/LPP (%) 0.25 0.32 0.30 0.45

14 Angka Partisipasi Murni (APM)

a. SD 98.60 98.85 98.83 99.50

b. SMP 84.52 85.26 85.47 90.82

c. SMA 75.02 76.25 76.09 83.66

15 Angka Partisipasi Kasar (APK)

(%)

(35)

17 Angka rata-rata lama sekolah 8.38 8.67 8.48 9

18 Angka kelangsungan hidup

bayi (%) 98.05 98.55 98.40 90.75

19 Angka harapan hidup 69.13 69.15 69.12 69.62

20 Jumlah penyandang masalah

social

21 Persentase jumlah tenaga kerja

di bawah umur 0.64 0.55 0.59 0.35

22 Persentase jumlah perempuan

di lembaga pemerintah 61 61.74 61.28 64.00

23 Angka partisipasi angkatan

kerja 66.09 69.74 68.26 70.12

24 Tingkat pengangguran (%) 7.21 7.00 7.09 5.25

25 Angka Kematian Bayi (%) 1.95 1.25 1.62 0.25

*) Angka Perbaiki **) Angka Sementara

2.2. Evaluasi Status dan Kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan Daerah

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan bergantung kepada perencanaan, terutama dalam memperhitungkan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan sebelumnya. Berdasarkan hasil evaluasi, pada rentang waktu tertentu dapat dilakukan pengkajian serta analisis kecenderungan yang dapat mengindikasikan permasalahan yang mempengaruhinya sekaligus prediksi serta intervensi yang harus dilakukan melalui kebijakan.

Evaluasi terhadap pencapaian pembangunan dapat dilihat melalui status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan berdasarkan

(36)

 Mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai terhadap target kinerja yang diharapkan menurut RPJMD, target pembangunan nasional (RPJM Nasional) maupun sektoral (Renstra K/L)

 Mengetahui kendala dan tingkat pemanfaatan potensi yang ada Menentukan langkah-langkah atau kebijakan yang diperlukan sebagaimana yang tercantum dalam RPJMD.

Berikut akan diuraikan pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Pidie Jaya tahun 2009-2010:

(37)

1 Indikator MakroEkonomi a. Pertumbuhan PDRB 6.51 6.73

Daerah b. Laju Inflasi Prov/Kab/Kota 3.05 3.55

c. PDRB Perkapita atas dasar harga konstan 3.02 3.5

d. Indeks Gini 0.32 0.3

e. Pemerataan Pendapatan

f. Indeks Ketimpangan Regional 0.1 0.07

g. Persentase penduduk dibawah garis kemiskinan 27.97 22.55

2 Urusan Pendidikan a. Angka melek huruf 93.85 94.5

b. Angka rata-rata lama sekolah 8.38 8.67

c. Angka partisipasi murni

- SD 98.6 98.85

- SMP 84.52 85.26

- SMA 75.02 76.25

d. Angka Partisipasi Kasar (%)

- SD 103.79 104.56

(38)

- SMA 78.97 79.53 e. Angka putus sekolah

- SD 0.17 0.14

- SMP 0.66 0.53

- SMA 0.14 0.11

f. Rata-rata nilai UASBN

- SD/MI 7.71 7.16

- SMP/MTS 8.06 7.72

- SMA/MA/SMK 7.16 7.27

g. Penambahan guru bersetifikat 385 486

h.

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah

- Jumlah SD/sederajat 114 114

- Jumlah penduduk usia SD (7-12 th) 16,872 16,872

- Rasio SD/sederajat terhadap jumlah penduduk usia SD 1:148 1:148

(39)

- Jumlah penduduk usia SMP/sederajat (13-15 th) 8,292 8,292 - Rasio SMP/sederajat terhadap

jumlah penduduk SMP/sederajat 1:251 1:251

i. Rasio guru terhadap murid

- Jumlah guru SD/sederajat 1,210 1,210

- Jumlah murid SD/sederajat 17,001 17,111

- Rasio guru SD/sederajat terhadap murid

SD/sederajat 1:14 1:14

- Jumlah guru SMP/sederajat 769 769

- Jumlah murid SMP/sederajat 7,991 8,152

- Rasio guru SMP/sederajat terhadap murid SMP

/sederajat 1:10 1:11

- Jumlah guru SMA/sederajat 467 467

- Jumlah murid SMA/sederajat 6,667 6,751

- Rasio guru SMA/sederajat terhadap murid

(40)

3 Urusan Kesehatan a. Angka Kelangsungan Hidup bayi 98.05 98.55

b. Angka kematian bayi 1.95 1.25

c. Angka harapan hidup 69.13 69.15

d. Angka usia harapan hidup 69.13 69.15

e. Persentase balita gizi buruk (per 1.000) 60 22

f. Rasio posyandu persatuan balita 1:79 1:52

- Jumlah Posyandu 222 222

- Jumlah Balita 17,607 11,618

g. Rasio posyandu persatuan penduduk 1:662 1:672

h. Rasio Puskesmas dan pustu per satuan penduduk 1:4.900 1:4.974 4,898.80

- Jumlah Puskesmas dan Pustu 30 30

- Jumlah Penduduk 146,964 149,242

i.

Rasio rumah sakit per satuan penduduk

penduduk 1:146.964 1:149.242

j. Rasio dokter per satuan penduduk 1:8.645 1:8.779

(41)

17 17

k. Rasio tenaga medis per satuan penduduk 1:373 1:378

- Jumlah tenaga medis 394 394

l. Persentase ibu hamil yang mendapatkan tablet (Fe3) 31% 27%

m. Persentase ibu nifas yang mendapatkan kapsul

vitamin A 92% 84%

n. Persentase bayi 0-5 bulan yang mendapat ASI

Eksklusif 2.12% 2.20%

o. Persentase pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita 88% 70%

p. Persentase Siswa SD/MI yang melakukan kegiatan

penjaringan terhadap anak sekolah 0 8.30%

q. Persentase pasie jiwa yang terdeteksi 21.57% 24.60%

r. Pelacakan kasus pasung 4 kasus

-s. Sosialisasi Napza/Narkoba - 3 sekolah

t. Persentasi air bersih 33.57 50.09

(42)

v. Persentasi Jamban Keluarga 42.26 50.28

w. Persentase Imunisasi 61 64

x. Persentase desa UCI 21 29

y. Kasus malaria 20 16

q. Jumlah kasus DBD 55 60

aa Jumlah kasus TB 184 229

Ab Jumlah kasus AFP 2 2

ac Jumlah kasus diare 3878 4,431

ad Jumlah penderita kusta 27 18

ae Jumlah desa siaga 40 58

af. PHBS rumah tangga 1890

-ag Poskestren 4

-ah PHBS sekolah 4

-ai. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 90 84

aj. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kebidanan 90 97

(43)

al. Cakupan kunjungan bayi 90 100

am Cakupan komplikasi kebidanan yang di tangani 95 100

an. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang di

tangani 3 4

ao. Cakupan peserta KB aktif 70 75

ap. Cakupan K4 90 84

aq. Cakupan TTI 40 52

ar. Cakupan TT2 40 40

as. Cakupan TT5 30 30

at. Cakupan Fe1&Fe 3 50 77

Au Cakupan deteksi resti oleh nakes 50 55

4 Urusan PekerjaanUmum a. Jumlah jembatan beton yang dibangun 3 unit 3 unit

b. Panjang jaringan irigasi 7.979,2 M 4.094 M

c. Panjang jalan desa (M2) 23476 (M1) 3828 (M1)

(44)

e. Aspal baik 17.700 23.079

f. Aspal sedang 25 20

g. Aspal rusak ringan 17 14

h. Aspal rusak berat 352 347

5 Urusan Perumahan a. Konsumen air bersih 1550 2233

6 Urusan PenataanRuang b. Masterplan minapolitan - ada

c. Masterpalan Agropolitan - ada

d. RDTR-IKK Meureudu TrienggadengBandar dua &

e. RTRW Perkotaan Meureudu

f. Masterplan kawasan pusat pemerintahan Kab.Pidie

Jaya ada

-g. Rencana detail tata ruang kawasan Bandar dua &

(45)

-7

Urusan Perencanaan

Pembangunan a. Tingkat ketersediaan dan validitas informasiperencanaan pembangunan

- DRAFT RPJPD ada ada

- RPJMD ada ada

- RKPD ada ada

- RENJA SKPK ada ada

8 UrusanPerhubungan a. Jumlah rambu lalu lintas yang terpasang 50 buah 30 buah

b. Jumlah marka jalan 745 M

-c. Jumlah halte 3 buah 1 buah

d. Jumlah bis sekolah/pick up 6 unit bus 6 unit bus

e. Jumlah retribusi parkir 4 lokasi 4 lokasi

9 Urusan lingkunganhidup a. Jumlah TPA 2 unit 2 unit

(46)

c. Jumlah armroll truck 3 unit 3 unit

d. Jumlah petugas kebersihan 30 orang 30 orang

e. Jumlah kontainer 18 unit 18 unit

f. Jumlah gerobak pengangkut sampah 12 unit 12 unit

10 Urusan pertanahan 11

Urusan

kependudukan dan

catatan sipil a. Jumlah penduduk (jiwa) 146.964 150.950

- Jumlah penduduk laki-laki 72.700 74.689

- Jumlah penduduk perempuan 74.264 76.271

b. Jumlah penduduk (KK) 39.844 41.315

c. Jumlah kartu keluarga yang diterbitkan 300 429

d. Jumlah kartu tanda penduduk yang diterbitkan 11790 16819

e. Jumlah akte kelahiran yang diterbitkan 3185 5185

f. Laju pertumbuhan penduduk/Lpp (%) 0.25 0.32

(47)

12

Urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

a. Persentase jumlah perempuan dilembaga pemerintah - 61.15

b. Persentase keterwakilan perempuan di lembaga

legislatif 14% 14%

c. Persentase perempuan dalam jabatan publik (PNS) 20.42

d. Jumlah KDRT terhadap perempuan - 0.10%

e. Wanita rawan sosial ekonomi 3245 3145

13 Urusan Keluarga berencana dan

keluarga sejahtera a. Laju pertumbuhan penduduk/Lpp (%) 0.25 0.32

14 Urusan Sosial a. ketersediaan system administrasi kependudukan masih kurang masih kurang

b. Jumlah anak yang memiliki akte kelahiran 3185 jiwa 5185 jiwa

c. Akses masyarakat terhadap pelayanan administrasi

dan kependudukan birokrasi yang tidakmudah,cepat, serta

berbelit

mudah,cepat, serta birokrasi yang tidak berbelit

(48)

d. keterjangkauan biaya pelayanan administrasi dan

kependudukan biaya yangterjangkau biaya yangterjangkau

e. Lama (waktu) Pelayanan administrasi dan

kependudukan 3-5 menit 3-5 menit

f. Tingkat ke-mutakhir-an data administrasi dan

kependudukan - 98%

g. Jumlah anak terlantar 403 373

h. Jumlah penyandang cacat 1487 1377

i. Jumlah keluarga miskin 19892 19699

j. Jumlah lansia terlantar 415 415

k. Gelandangan dan pengemis 129 109

l. Rumah tidak layak huni 5985 6091

m. Anak yatim/piatu 4408 4408

n. Wanita rawan sosial ekonomi 3245 3145

o. Anak panti asuhan 636 313

(49)

15 Urusanketenagakerjaan a. Jumlah angkatan kerja 51.214 60.302

b. Jumlah pencari kerja 915 512

c. Jumlah pengangguran 8.911 5.112

d. Tingkat Pengangguran Terbuka 7,21 %

16 Urusan koperasi dan usaha kecil

menengah a. Jumlah koperasi aktif 118 unit 149 unit

b. Jumlah koperasi tidak aktif 39 unit 55 unit

c. Jumlah koperasi primer 163 unit 204 unit

d. Jumlah non KUD 164 unit 191 unit

17 Urusan penanamanmodal a. Pertumbuhan PDRB (%) 12.11 12.74

b. Laju Inflasi (%) 3.05 3.25

18 Urusan kebudayaan a. Jumlah kesenian - 15

(50)

c. situs sejarah

19 Urusan pemuda danolah raga a. Jumlah organisasi pemuda 12 organisasi 12 organisasi

b. Jumlah kegiatan kepemudaan 31 kegiatan 31 kegiatan

c. Jumlah kegiatan olahraga - 9

d. lapangan olahraga 1.1

20 Urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri

a. Jumlah pelanggaran galian golongan C 6 3

21 Urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan

(51)

persandian, syariat islam

* Kepegawaian

Jumlah PNS 3,400 3,661

a. Tingkat kapasitas sumber daya aparatur

-Persentase tingkat pendidikan SD 1.38 0.52

- Persentase tingkat pendidikan SMP 1.74 0.47

- Persentase tingkat pendidikan SMA 17.2 21.65

- Persentase tingkat pendidikan D1 3.65 0.31

- Persentase tingkat pendidikan D2 14.93 16.51

- Persentase tingkat pendidikan D3 16.32 10.42

- Persentase tingkat pendidikan D4 0.17 0.02

- Persentase tingkat pendidikan S1 42.56 48.92

- Persentase tingkat pendidikan S2 1.97 1.13

- Persentase tingkat pendidikan S3 0.02 0.02

(52)

a. Pengembangan model gampong syariat islam 1 gampong

-b. Jumlah PNS yang dites baca Al-Qur'an 298 orang 436 orang

c. Jumlah PNS yang lulus baca Al-Qur'an 298 orang 436 orang

d. Jumlah PNS yang gagal baca Al-Qur'an -

-e. Jumlah Imam meunasah yang mendapat pelatihan 50 orang 50 0rang

f. Jumlah peserta pelatihan Tajhiz Mayit 50 orang 50 orang

g. Pengembangan syiar gampong

-222 orang , 8 kecamatan h. Sosialisasi pelaksanaan qanun syariat islam 400 orang , 8

kecamatan

410 orang , 8 kecamatan

22 Urusan ketahananpangan 23 Urusan

pemberdayaan

masyarakat dan desa a. Jumlah dana PNPM 5.800.000.000 15.600.000.000

b. Jumlah dana ADG 11.100.000.000 11.100.000.000

(53)

d. Prasarana umum - 32 unit

e. Prasarana Pendidikan - 1 unit

f. Prasarana Kesehatan - 10 unit

g. Simpan Pinjam Perempuan - 119unit

24 Urusan statistik 25 Urusan kearsipan 26

Urusan komunikasi

dan informasi a. Jumlah media cetak 4 4

b. Jumlah media elektronik 2 2

c. Jumlah warnet 9 9

d. Jumlah operator telpon selular 4 4

27 Urusan perpustakaan

28 Urusan pertanian a. Produksi padi rata-rata 6.2 ton 6.5 ton

b. Pembangunan jaringan saluran tersier 36.192 m 7.239 m

(54)

d. Penggadaan power tresher 32 21

e. Pelatihan SL-TGA yang dilaksanakan di 4 kecamatan ,yaitu: meurah dua, meureudu, trienggadeng, dan pante raja - 6

f. Pembangunan jalan usaha tani (ternak) 1123 m 987 m

g. Pembukaan lahan hijauan makanan ternak (HMT) 30 Ha 26 Ha

h. Pembangunan sumur bor dan sumur serapan 1 unit 2 unit

i. Pendistribusian ternak sapi kepada masyarakat 200 ekor 402 ekor

j. Pendistribusian ternak kambing kepada masyarakat 100 ekor 130 ekor

29 Urusan kehutanan a. Luas Hutan Lindung 49.267,11 ha 49.267,11 ha

b. Luas Hutan Produksi 44.736,60 ha 44.736,60 ha

c. Luas Hutan Rakyat 140 ha 140 ha

d. Hutan Lainnya 41.230 ha 41.230 ha

30 Urusan energi dan sumberdaya mineral

(55)

b. Jumlah objek wisata yg sudah dikembangkan 2 2

c. Jumlah wisatawan ke objek wisata 12.000 13.000

d. Jumlah PAD dari objek wisata - 500 jt

32 Urusan kelautan danperikanan a. Luas areal tambak 2.087,22 ha

b. Jumlah produksi budidaya ikan air tawar 4.80 ton 8.64 ton

c. Jumlah produksi perikanan budidaya air payau 1.385.11 ton 865.328 ton

Jumlah hasil tangkapan 7.460 ton 6.764 ton

33 Urusan Perdagangan a. Pasar tradisional 8 8

b. Pasar lokal 13 13

c. Pertokoan/warung/kios 2.557 2.911

d. Jumlah penyerapan tenaga kerja 6.308 1.445

dll

34 Urusan perindustrian a. Kontribusi sektor industri terhadap PDRB - 1.56%

b. Produktivitas sektor industri - 12.35%

c. Jumlah industri 427 544

(56)

e. Jumlah industri rumah tangga 61 unit 416 unit

f. Jumlah tenaga kerja industri rumah tangga 3.807 1.919

g. Jumlah industri menengah 10 unit 5 unit

h. Jumlah tenaga kerja industri menengah 63 42

i. Jumlah industri kecil 130.00 unit 712 unit

j. Jumlah tenaga kerja industri kecil 1.645 1.612

k. Nilai produksi industri kecil 14.625.360 Milyar 62.131.407 Milyar

35 Urusan transmigrasi a. Jumlah transmigrasi lokal 2 1

(57)

Isu strategis merupakan pokok permasalahan yang belum dapat diselesaikan pada periode tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Berdasarkan kondisi-kondisi sebagaimana diuraikan pada sub bab sebelumnya dan terkait dengan isu nasional serta provinsi maka ditetapkan isu strategis Kabupaten Pidie Jaya pada tahun 2012 antara lain :

a. Peningkatan Kinerja dan Kapasitas Aparatur Daerah

Permasalahan yang dihadapi khususnya dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih yaitu :

1. Rendahnya kualitas SDM penyelenggaraan pemerintah. 2. Kurang efektifnya struktur pemerintahan daerah.

3. Ketidakjelasan pembagian kewenangan antar SKPK sehingga dalam kenyataannya terjadi tarik menarik kewenangan.

4. Belum adanya lembaga diklat dalam penyediaan aparatur yang professional, yang mengakibatkan rendahnya pelayanan publik.

Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut di atas, maka strategi yang yang akan dilaksanakan diantaranya; (a) Meningkatkan pemahaman aparatur terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku; (b) Pelatihan dan pembinaan aparatur tentang tata kelola pemerintahan; (c) Peningkatan kemampuan penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan daerah; (d) Peningkatan kemampuan pengelolaan dan pengawasan keuangan daerah; (e) Penataan aparatur yang berbasis kompetensi; (f) Pemberian penghargaan dan tanda jasa bagi yang berprestasi dan sanksi bagi yang tidak disiplin; (g) Peningkatan proses

(58)

Kemiskinan masih menjadi masalah utama di Pidie Jaya. Tingginya tingkat kemiskinan pada tahun 2009 sebesar 27,97 persen (berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010) merupakan kondisi kemiskinan tertinggi di Aceh sementara di tingkat Provinsi Aceh persentase penduduk miskin mencapai 21,8 persen dan di tingkat nasional sebesar 14,15 persen. Hal ini mencerminkan bahwa dampak dari pembangunan belum memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di pedesaan.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut di atas, maka strategi yang yang akan dilaksanakan diantaranya; (a) Penataan jumlah penduduk miskin secara komprehensif secara by name dan by addres; (b) Peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan sector pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan; (c) Peningkatan pemberdayaan masyarakat miskin melalui bantuan social dan peningkatan keterampilan hidup; (d) Peningkatan Pemberdayaan ekonomi mikro, UKM dan revitalisasi koperasi; (e) Pembentukan tim koordinasi penanggulangan kemiskinan Kabupaten; (f) Penurunan angka pengganguran melalui perluasan kesempatan kerja di sector primer yang berbasis sumber daya lokal; (g) Penyusunan rencana strategi penanggulangan kemiskinan kabupaten;

c. Pendidikan

Beberapa hal yang menjadi isu strategis dan masalah mendesak untuk mendapat penanganan prioritas bidang pendidikan di Pidie Jaya adalah :

1. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing

Rendahnya mutu pendidikan pendidikan di Pidie Jaya disebabkan antara lain karena kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang

(59)

2. Pemerataan dan Perluasan akses pendidikan

Berbagai kendala masih dihadapi pemerintah dalam pemerataan layanan pendidikan yang merata dan berkualitas, terutama dari sisi pemanfaatan sumber daya yang belum efektif serta masih minimnya fasilitas pendukung berupa sarana dan prasarana. Meskipun secara umum dapat dikatakan bahwa akses masyarakat Pidie Jaya terhadap lembaga pendidikan pada berbagai tingkatan sudah cukup baik, namun permasalahan mutu yang masih rendah masih menjadi catatan khusus yang mesti segera dibenahi.

3. Penguatan Tata Kelola Pendidikan

Pengelolaan sistem pendidikan yang tidak efektif, terutama dapat dilihat dari efisiensi yang rendah diindikasikan sebagai akibat dari kurang profesionalnya pengelola pendidikan sendiri, terutama kepala sekolah. Penempatan Kepala Sekolah seringkali menjadi masalah karena tidak berasal dari orang-orang yang memang telah memenuhi kualifikasi untuk itu. Efisiensi manajemen pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator penting, diantaranya; angka bertahan, angka putus sekolah, rata-rata tahun siswa yang dibutuhkan untuk lulus, serta koefisien efisiensi internal.

4. Penerapan Sistem Pendidikan Bernuansa Islami

Sampai saat ini, penggunaan terminoligi “bernuansa Islami” atau “berbasis nilai Islami” masih terus menjadi perdebatan yang sifatnya konstruktif di berbagai kalangan, terutama para stakeholders pendidikan. Belum selesainya Standar Operasional dan Prosedur (SOP) dalam pelaksanaan kebijakan menjadi kendala karena tidak adanya indikator yang dapat dipakai untuk mengukur sejauh mana kebijakan itu memberi dampak bagi dunia pendidikan dan efektif diterapkan di

(60)

layanan pendidikan berdasarkan satandar pelayanan minimal; (b) Peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan SDM Tenaga Pendidik dan Kependidikan; (c) Pemerataan kualitas pendidikan antar penyelenggara pendidikan; (d) Peningkatan sistem pengelolaan pendidikan melalui penempatan kepala sekolah yang berkualitas; (e) Peningkatan APK dan APM dalam rangka perluasan akses dan pemerataan pendidikan; (f) Penurunan angka putus sekolah melalui peningkatan bantuan beasiswa bagi siswa kurang mampu; (g) Peningkatan sarana dan prasarana pendukung kualitas pendidikan;

d. Kesehatan

Permasalahan yang utama dihadapi dalam bidang kesehatan di Pidie Jaya adalah

1. Sarana dan rasarana kesehatan yang masing sangat terbatas. 2. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.

3. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.

4. Rendahnya kondisi lingkungan yang tercermin antara lain dari akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar.

5. Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

6. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi yang tidak merata. 7. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin.

Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut di atas, maka strategi yang yang akan dilaksanakan diantaranya; (a) Peningkatan kinerja dan layanan kesehatan berdasarkan standar pelayanan minimal; (b) Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat; (c)

(61)

pengregistrasian rumah sakit daerah; (e) Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan dalam rangka mendukung efektifitas layanan;

e. Infrastruktur

Dalam hal infrastruktur permasalahan utama diantaranya adalah masih minimnya sarana jalan, jembatan dan irigasi yang menjadi sarana utama dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah, terutama dalam mendukung sektor-sektor ekonomi yang potensial yaitu industri, pertanian, dan pariwisata.

Kondisi jalan kabupaten yang rusak masih cukup tinggi mencapai 70 persen pada tahun 2009. Sementara jalan provinsi yang panjangnya mencapai 11.40 km kondisinya semakin padat akibat lebar jalan yang sangat tidak memadai. Kondisi jalan provinsi di Pidie Jaya saat ini lebarnya hanya 3 meter yang seharusnya 12 meter sehingga perlu pelebaran jalan.

Di sektor perhubungan saat ini adalah masih minimnya fasilitas penunjang angkutan jalan raya, seperti masih kurangnya rambu lalu lintas dan marka jalan yang terpasang, serta halte-halte tempat tunggu penumpang dan berhentinya kendaraan sebagai sarana penertiban dan kenyamanan pelayanan.

Untuk sektor informasi, Telekomunikasi dan telematika, permasalahan yang dirasakan adalah terbatas perluasan dan pemerataan aksesibilitas masyarakat akan informasi, sarana informasi dan komunikasi, terutama untuk masyarakat yang berada pada daerah yang masih terisolir.

Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut di atas, maka strategi yang yang akan dilaksanakan diantaranya; (a) Peningkatan sarana dan

(62)

lalulintas; (d) Peningkatan jaringan irigasi dalam mendukung sector pertanian; (e) Peningkatan sarana penertiban dan kenyamanan layanan transportasi; (f) Penyediaan sarana air bersih bagi kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat miskin; (g) Pembangunan tanggul pengaman sungai dan pengurukan sungai;

f. Pengembangan Syariat Islam

Ada beberapa isu strategis dan masalah mendesak yang perlu diprioritaskan penangananya dalam hal pelaksanaan syari’at Islam di Pidie Jaya sehingga selama ini belum berjalan sebagaimana yang diharapkan yaitu:

1. Kurangnya kesiapan tenaga pelaksana, serta belum memadainya perangkat hukum/qanun sebagai pedoman dalam menjalankan pelaksanaan syari’at Islam.

2. Masih adanya anggapan di kalangan masyarakat dan komponen lainnya, bahwa pelakasanan syari’at Islam adalah urusan Dinas Syari’at Islam saja.

3. Masih rendahnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama di kalangan masyarakat dan peserta didik yang tercermin dari rendahnya kemampuan membaca Al-Qur’an dan dangkalnya pemahaman dan pengamalan agama. Hal ini dapat terlihat dari tingginya angka kejadian penyalahgunaan narkoba, pornografi, perjudian, khamar serta merebaknya kenakalan remaja.

Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut di atas, maka strategi yang yang akan dilaksanakan diantaranya; (a) Peningkatan peran ulama dalam pengembangan Syariat Islam; (b) Peningkatan

(63)

penyelenggaraan Syariat Islam dari tingkat gampong hingga pada seluruh SKPK; (e) Peningkatan sarana dan prasarana peribadatan dalam mendukung penyelenggaraan syariat; (f) Menghidupkan kembali nilai-nilai keislaman yang telah luntur dalam kehidupan masyarakat;

g. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

Permasalahan lingkungan hidup di Pidie Jaya saat ini telah mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh beberapa hal seperti illegal loging dan

eksploitasi galian C yang berlebihan. Hal ini telah berdampak terhadap beberapa kasus bencana yang menimpa, seperti banjir bandang, abrasi dinding sungai dan pesisir pantai.

Masalah lainnya yang perlu mendapat penanganan serius adalah masih rendahnya kuantitas dan kualitas sanitasi/kesehatan lingkungan permukiman/perumahan khususnya di daerah perdesaan.

Trend bencana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Bencana hidrometeorologi seperti banjir, kekeringan, tanah longsor, puting beliung dan gelombang pasang merupakan jenis bencana yang dominan di Indonesia. Bencana hidrometeorologi terjadi rata-rata hampir 70% dari total bencana di Indonesia. Perubahan iklim global, perubahan penggunaan lahan dan meningkatnya jumlah penduduk makin memperbesar ancaman risiko bencana di Indonesia. Bencana tersebut telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian yang besar.

Bencana hidrometerologi khususnya banjir, banjir bandang, tanah longsor dan puting beliung akan makin meningkat di tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh adanya anomali cuaca, dimana berdasarkan prakiraan dari berbagai lembaga meteorologi terkemuka dunia seperti NOAA, Jamstec, BoM dan BMKG menyimpulkan bahwa curah hujan di Indonesia akan

(64)

akan di atas normal.

Sebagai daerah yang memiliki kerawanan bencana yang cukup tinggi khususnya bencana hidrometerologi, Pidie Jaya harus mampu mengelola bencana alam yang dihadapi sehingga bisa mengurangi dampak yeng merugikan baik bagi masyarakat maupun bagi lingkungan.

Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut di atas, maka strategi yang yang akan dilaksanakan diantaranya; (a) Meningkatkan mobilitas penanganan persampahan dan kebersihan kota; (b) Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan melalui selektifitas pengeluaran izin eksplorasi sumber daya alam; (c) Menbangun ruang terbuka hijau sebagai tempat dan taman bermain masyarakat; (d) Peningkatan pengkajian dampak lingkungan terhadap derasnya laju pertumbuhan pembangunan daerah; (e) Peningkatan fungsi TPA dalam mencegah terjadi persoalan sosial baru; (f) Penyusunan kebijakan daerah terhadap wilayah rawan bencana; (g) Peningkatan kualitas tenaga kesiagaan dalam menghadapi bencana; (h) Penyediaan sarana dan prasarana pendukung dalam menghadapi saat bencana dan pasca bencana; (i) Fasilitasi pengembangan hutan mangrove dalam rangka mengantisipasti terjadinya abrasi di daerah kawasan pantai ; (j) Pengamanan di daerah kawasan sungan atau DAS yang rawan bencana banjir;

(65)

Gambar

Tabel berikut ini menyajikan tentang nilai  PDRB Kabupaten Pidie Jaya Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Refleks somatic spinal, rangsangan adekuat pada reseptor akan menimbulkan impuls yang disalurkan melalui neuron aferen menuju ke cornu posterior medulla spinalis,

Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) huruf d meliputi kawasan

Kod izolacijskih ploča od mineralne vune (ploče i lamele), od izolacijskog pluta i od konopljinih vlakana treba prije nanošenja armirnog sloja izraditi izravnavajući sloj od

Esimerkiksi huumausainerikoksia koskevan erityissäännöksen (50 luvun 7 §) mukaan huumausaineen käytöstä ja huumausaineen käyttöön liittyvästä muusta 50 luvussa tarkoite-

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahmawati (2012) mengenai strategi pengembangan usaha budidaya ikan air tawar, dimana ancaman bagi pengembangan

- Selama periode Oktober 2016 – September 2017, CV Graha Papan Lestari melakukan pembelian bahan baku kayu gergajian yang seluruhnya berasal dari hutan rakyat dengan

Capacity building yang dilakukan selama enam minggu mulai 6 Agustus 2018 hingga 15 September 2018 dengan tatap muka yang terjadwal selama dua tahap (tahan Penelitian

Gap yang tinggi akan menyebabkan godaan untuk melakukan korupsi menjadi besar, mengingat pegawai pemeriksa dan pemungut pajak akan berusaha untuk memaksimalkan