• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN JERUK BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Vedrik Agil Saputra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN JERUK BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Vedrik Agil Saputra"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT

PADA TANAMAN JERUK BERBASIS WEB

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Vedrik Agil Saputra

12.11.6183

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2016

(2)
(3)

1

SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT

PADA TANAMAN JERUK BERBASIS WEB

Vedrik Agil Saputra

1)

, Erni Seniwati

2)

,

1)

Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta

Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283

Email : vedrik.s@students.amikom.ac.id1), erni.s@amikom.ac.id2)

AbstractPests and diseases that attack citrus plants

will affect the productivity of farmers in producing

citrus fruitsare plentiful and quality . It would require

an agricultural consultant who was able to diagnose

pests and diseases of citrus . But there are two things

that become an obstacle to farmers in bringing

agricultural consultants is limitation of consultants as well as the time and cost required to bring an agricultural consultant .

To solve the problem of making a diagnosis expert system of pests and diseases of citrus can be selected. The method used in the search for certain values using Fordward chaining inference method . Results if the data from this system is the form of the type of plant pests and diseases of citrus and also the solution of the

symptoms entered by the user .

Keywords - Experts System, Forward Chaining, Pests,

Diseases, Citrus Plants

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Tanaman jeruk merupakan salah satu jenis tanaman populer di Indonesia. Namun seperti tanaman lainnya, tanaman jeruk juga tidak luput dari ancaman hama dan penyakit. Seiring berkembangnya teknologi yang mampu berkolanorasi dengan bidang keilmuan lain, maka dibuatlah sistem pakar ini sebagai bentuk implementasi dari sebuah perkembangan teknologi dalam bidang pertanian.

Dalam penelitian ini, penulis merumuskan beberapa rumusan masalah diantaranya bagaimana membuat rancang bangun sistem pakar berbasis web yang berfungsi melakukan diagnosa hama penyakit terhadap tanaman jeruk yang dapat digunakan kapan pun dan dimana pun, bagaimana mengimplementasikan metode inferensi forward chaining pada sistem pakar untuk diagnosa hama dan penyakti pada tanaman jeruk, serta bagaimana memanfaatkan data gejala dan penyakit jeruk menjadi knowledge base pada sistem pakar.

Tujuan penelitian ini adalah membangun aplikasi sistem pakar diagnosa hama penyakit pada tanaman jeruk agar dapat membantu para petani jeruk dalam pengambilan keputusan dan dalam menentukan jenis hama penyakit dari beberapa alternatif gejala yang diinputkan, dan

membantu kerja pakar atau konsultan pertanian pada saat petani berkonsultasi secara langsung.

1.2 Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan informasi :

1.2.1 Pengumpulan Data

1. Studi Literatur

Pada tahap ini pengumpulan data adalah dengan membaca buku-buku atau artikel-artikel yang terkait dengan sistem pakar, tanaman jeruk, dan web guna mendukung dalam pembuatan aplikasi serta penulisan skripsi ini

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan seorang pakar pertanian (penyuluh) dari Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul Bapak Wakijo.

1.2.2 Tahapan Pembuatan Sistem

1. Analisis

Analisis dilakukan berdasarkan data yang sudah diperoleh berupa data hama dan penyakit, data gejala, data gambar, dan data solusi penanggulangan dari hasil studi literatur dan wawancara.

2. Perancangan Sistem

Perancangan sistem ini terbagi dalam beberapa bagian meliputi perancagan ERD, perancangan tabel database, perancangan Relasi Antar Tabel (RAT), perancagan Diagram Konteks, perancagan DFD dan perancagan struktur menu serta perancangan interface

3. Implementasi

Pada tahap implementasi, yang dilakukan adalah menterjemahkan perancangan database, perancagan model, dan user-interface ke dalam kode bahasa pemrograman (php) dan database.

4. Pengujian Sistem

Pengujian sistem dalam penelitian ini menggunakan White-box Testing untuk mengetahui apakah terdapat kesalahan sintax atau logika program dan Black- box Testing untuk menguji pemakaian aplikasi apakah sudah sesuai dengan rancangan program atau belum

2. Landasan Teori

(4)

2

Deny Wiria Nugraha (2014) dalam penelitiannya “ Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Kerusakan Perangkat Televisi Menggunakan Metode Backward Chaining”. Penelitian tersebut menggunakan backward chaining sebagai metodenya dan Delphi sebagai bahasa pemrogramannya.

Luther A.Latumakulita (2012) dalam penelitiannya “Sitem Pakar Penyakit Anak Menggunakan Certainty Factor (CF) ”. Penelitian tersebut mengkaji tentang pembuatan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit anak dengan penanganan faktor ketidakpastian mengguanakan certainty factor (CF), bahasa pemrograman yang digunakan Visual Basic 6.0, dan manajemen databasenya menggunakan Microsoft Access 2003.

Nurul Rachmawati (2014) dalam penelitiannya “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jantung Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Desktop”. Sistem pakar tersebut menggunakan metode inferensi Forward Chaining dengan bahasa pemrograman Java dan MySQL sebagai basis datanya.

2.2 Konsep Dasar Sistem Pakar

Konsep dasar dari suatu sistem pakar mengandung beberapa unsur, yaitu keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan, dan kemampuan [1].

2.3 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah salah satu cabang kecerdasan buatan yang menggunakan pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaian suatu masalah tertentu [2].

2.4 Mesin Inferensi

Pendekatan yang digunakan dalam membangun sistem pakar ini menggunakan metode inferensi Fordward Chaining (Penalaran Maju).

Fordward Chaining adalah pendekatan yang dimotori oleh data (data-driven). Dalam pendekatan ini, pelacakan dimulai dari informasi masukan yang berupa fakta, kemudian akan ditelusuri lebih lanjut untuk aturan-aturan yang mengandung fakta-fakta berikutnya untuk mendapatkan kesimpulannya [3].

Gambar 1. Proses Forward Chaining

2.5 Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan diperlukan untuk membangun sistem yang menggunakan kecerdasan buatan. Metode representasi pengetahuan yang sering digunakan dalam kecerdasan buatan adalah sebagai berikut [4] :

1. Kerangka (frame) 2. Logika (logic) 3. Jaringan Semantik 4. Pohon Pelacakan 5. Naskah (Script) 6. Ksidah Produksi 2.6 Probabilitas Klasik

Berikut rumus probabiliras klasik di definiskan sebagai peluang P(A) dengan n adalah banyaknya kejadian, nA merupakan banyaknya hasil mendapatkan A. Frekuensi relatif terjadinya a adalah maka [5] ,

P(Kejadian) = (a priori

probability) [5]

2.7 Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk

Hama merupakan hewan yang mengganggu tanaman budi daya. Penyakit merupakan gangguan pada organ tanaman yang disebabkan oleh serangan mikroorganisme [6]. Berikut beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk : kutu loncat, kutu daun, ulat peliang daun, tungau, ulat penggerek bunga dan puru buah, thrips, cvpd, tristeza dan lain-lain sebagainya.

3. Pembahasan

3.1 Analisis Sistem

3.1.1 Analisis SWOT

Dalam penelitian ini digunakan analisis SWOT untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pembuatan sistem pakar diagnosa hama dan penyakit pada tanaman jeruk.

1. Analisis Kekuatan (Strength)

Perkembangan internet di Indonesia cukup pesat serta jumlah pemakai layanan internet semakin besar menjadi faktor kekuatan dalam pembuatan sistem pakar berbasis web ini. Aplikasi sistem pakar ini dapat diakses dimanapun, kapanpun dengan catatan terdapat koneksi internet.

2. Analisis Kelemahan (Weakness)

Keakuratan dalam mendiagnosa gejala yang timbul tidak 100% benar, selain itu transfer pengetahuan bersifat subjektif dan bias.

3. Analisis Peluang (Opportunities)

Keterbatasan konsultan pertanian (pakar pertanian) dapat digantikan dengan sistem pakar ini dalam membantu melakukan diagnosa. Aplikasi ini dilengkapi dengan info tentang hama penyakit tanaman jeruk, sehingga user mampu mendapatkan informasi sebagai penambah wawasan.

(5)

3

Serangan hacker atau peretas yang sewaktu-waktu melakukan perusakan terhadap sistem. User yang belum paham akan teknologi kan berpengaruh terhadap keefektifitasan dalam implementasi sistem pakar yang dibuat.

3.2 Analisis Kebutuhan Sistem

3.2.1 Kebutuhan Fungsional

1. Sistem mampu menampilkan halaman utama beranda.

2. Sistem memiliki fasilitas login untuk admin. 3. Pengguna memiliki hak akses diantaranya :

a. Pengguna dapat mengakses halaman informasi.

b. Pengguna dapat mengakses halaman konsultasi, melakukan registrasi, memilih jawaban dan mendapatkan hasil diagnosa. 4. Sistem memiliki hak akses yang terbagi menjadi

2 antara admin dan pengguna.

5. Sistem harus dapat melakukan diagnosa hama dan penyakit pada tanaman jeruk.

6. Sistem harus dapat melakukan pengolahan data-data yang terdapat dalam aplikasi yang meliputi menambah, menghapus, menampilkan dan mengubah data yang dapat dilakukan oleh admin atau pakar.

3.2.2 Kebutuhan Non-Fungsional

1. Perangkat Keras

Tabel 1 Perangkat Keras

Processor Intel Core i3 11.8 GHz

Hard disk 500 GB

RAM 4 GB

VGA Nvidia Gforce 820M

2. Perangkat Lunak

Tabel 2 Perangkat Lunak

Sistem Operasi Windows 8.1 Professional Aplikasi Xampp Adobe Dreamweaver CS 3 Adobe Photoshop CS 3 Mozilla Firefox Microsoft Visio 2010 Pencil

3.3 Analisis Tabel Keputusan

Tabel3 Tabel Keputusan

P001 P002 P003 P004 P005 P006 P007 P008 P009 P010 P011 P012 P013 P014 P015 G001 √ √ √ √ √ G002 √ √ √ G003 √ √ √ G004 √ G005 √ G006 √ G007 √ G008 √ G009 √ G010 √ G011 √ G012 √ G013 √ G014 √ G015 √ G016 √ G017 √ G018 √ G019 √ G020 √ G021 √ G022 √ G023 √ √ G024 √ G025 √ G026 √ G027 √ G028 √ G029 √ G030 √ G031 √ G032 √ G033 √ G034 √ G035 √ G036 √ Geja l a Penya ki t

Keterangan Kode Penyakit P001 : Ulat Peliang Daun P002 : Thrips

P003 : Kutu Daun P004 : Kutu Sisik P005 : Kumbang Belalai

P006 : Ulat Penggerek Bunga dan Puru Buah P007 : Kutu Dompolan P008 : Lalat Buah P009 : Kutu Loncat P010 : Tungau P011 : Blendok P012 : Jamur Upas P013 : CVPD P014 : Tristeza P015 : Busuk Buah Katerangan Kode Gejala : G001 : Daun gugur atau rontok G002 : Daun Menggulung G003 : Buah Gugur atau Rontok

G004 : Alur melingkar transparan pada daun muda G005 : Daun mengerut

G006 : Daun menebal

G007 : Daun dijung tunas menjadi hitam, kemudian kering

G008 : Bercak pada daun G009 : Daun berwarna kuning

G010 : ranting dan cabang menjadi kering G011 : Ranting muda terkadang mati

G012 : Bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm

(6)

4

G014 : Bekas luka berwarna kuning pada buah G015 : Buah mengering

G016 : Lubang kecil pada buah G017 : Banyak belatung dalam buah

G018 : Tunas atau daun muda yang tumbuh menjadi keriting

G019 : Tanaman mati

G020 : Daun yang menggulung membekas sampai dewasa

G021 : Bercak berwarna keperakan atau coklat pada buah

G022 : Bercak kuning atau coklat pada daun G023 : Terdapat Gom

G024 : Warna kayu menjadi keabu-abuan G025 : Kulit kayu kering dan mengelupas G026 : Retakan melintang pada batang G027 : Batang kering dan sulit dikelupas G028 : Daun sempit, kecil, dan lancip G029 : Biji pada buah rusak

G030 : Pangkal buah berwarna oranye

G031 : Lekukan atau celah-celah memanjang pada jaringan kayu pada batang,cabang atau ranting G032 : Pemucatan tulang daun

G033 : Pertumbuhan terhambat

G034 : tepung yang memadai berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit buah G035 : Tunas tidak segar

G036 : Tanaman mengering

3.4 Analisis Representasi Pengetahuan

Rule 1: IF daun gugur atau rontok AND daun menggulung

AND alur melingkar transparan pada daun muda

AND daun mengerut THEN Ulat Peliang Daun Rule 2: IF daun gugur atau rontok

AND daun menggulung AND daun menebal

AND daun diujung tunas menjadi hitam, kemudian kering

THEN Thrips

Rule 3: IF daun gugur atau rontok AND daun menggulung

AND daun yang menggulung membekas sampai dewasa

THEN Kutu Daun Rule 4: IF daun gugur atau rontok AND bercak pada daun AND daun berwarna kuning

AND ranting dan cabang menjadi keriting THEN Kutu Sisik

Rule 5: IF daun gugur atau rontok

AND ranting muda terkadang mati THEN Kumbang Belalai

Rule 6: IF buah gugur atau rontok

AND berkas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm

AND bunga mudah rontok

THEN Ulat penggerek bunga dan puruh buah.

Rule 7: IF buah gugur atau rontok

AND bekas luka berwarna kuning pada buah AND buah mengering

THEN Kutu Dompolan Rule 8: IF buah gugur atau rontok

AND lubang kecil pada buah AND banyak belatung pada buah THEN Lalat buah

Rule 9: IF Tunas atau daun muda yang tumbuh menjadi keriting

AND Tanaman Mati THEN Kutu Loncat

Rule 10:IF bercak berwarna keperakan atau coklat pada buah

AND bercak kuning atau coklat pada daun THEN Tungau

Rule 11:IF terdapat gom

AND warna kayu menjadi keabu-abuan AND kulit kayu kering dan mengelupas THEN Blendok

Rule 12:IF terdapat gom

AND retakan melintang pada batang AND batang kering dan sulit dikelupas THEN Jamur upas

Rule 13:IF daun sempit, kecil, dan lancip AND biji pada buah rusak

AND pangkal buah berwarna oranye THEN CVPD

Rule 14:IF adanya lekukan atau celah-celah Memanjang pada jaringan kayu pada batang, cabang atau ranting

AND pemucatan tulang daun AND pertumbuhan terhambat THEN Tristeza

Rule 15:IF adanya tepung yang memadai berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit buah AND tunas tidak segar

AND tanaman mengering THEN Busuk buah

3.5 Analisis Proses Perhitungan

Proses perhitungan persentase dalam sistem paar diagnosa hama dan penyakit pada tanaman jeruk dirumuskan sebagai berikut :

(7)

5

3.6 Perancangan Database

3.6.1 Perancangan ERD

Gambar 2. Entity Relationship Diagram

3.6.2 Relasi Antar Tabel

Gambar 3. Relasi Antar Tabel

3.7 Perancangan Sistem

3.7.1 Diagram Konteks

Sistem Pakar Diagnosa Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk

Admin (Pakar) User

Data pilihan jawaban Data User Hasil Diagnosa

Data Login Data PenyakitData Gejala

Data Solusi Data Relasi Data Relasi Solusi

Informasi Berhasil Login Info Penyakit

Info Gejala Info Solusi

Info Relasi Info Relasi Solusi Laporan Konsultasi

Gambar 4. Diagram Konteks

3.7.2 DFD Level 1

Gambar 5. DFD Level 1

3.8 Implementasi Program Pengguna

3.8.1 Form Menu Utama (Beranda)

Gambar 6. Form Menu Utama

3.8.2 Form Hasil Diagnosa

Gambar 7. Form Hasil Diagnosa

4. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian :

1. Pembuatan rancang bangun sistem pakar diawali dengan pengumpulan data berupa data gejala, data hama penyakit, data solusi, dan informasi seputar hama penyakit tanaman jeruk serta dilakukan wawancara dengan pakar yang berkompeten di bidang terkait. Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudian dilanjutkan dengan perancangan sistem. 2. Pengimplementasikan metode inferensi

Forward Chaining pada sistem pakar ini dilakukan dengan cara dibuat pohon keputusan yang kemudian diterapkan dalam source code program.

3. Data gejala dan data hama penyakit jeruk pada sistem pakar ini dijadikan knowledge base untuk dapat melakukan diagnosa dengan cara dibuat relasi.

4. Hasil dari output diagnosa sistem memiliki kesimpulan antara lain hama penyakit yang memiliki persentase 75% adalah P001, P002, dan P004, hama penyakit yang memiliki persentase 66,67% antara lain P003, P006, P007, P008, P011, P012, P013, P014, dan P015, sedangkan hama penyakit yang memiliki persentase 50% adalah P005, P009, P010

(8)

6

Daftar Pustaka

[1] Turban, Decesion Support System and Expert System. Jakarta: Prentice Hall, 1995.

[2] J. Giarratano dan G. Riley, Expert System: Principles and Programming. USA: PWS Publishing Company, 2005.

[3] Kusrini, Sistem Pakar (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Andi Offset, 2006.

[4] S. Kusuma Dewi, Artificial Intelegence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003.

[5] M. Arhami, Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: Andi Offset, 2005.

[6] N. K. Hariyadi, Jeruk Jeruk Bumbu. Solo: Arcita, 2003.

Biodata Penulis

Vedrik Agil Saputra,S.Kom, memperoleh gelar Sarjana

Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016.

Erni Seniwati,S.Kom,M.Cs, memperoleh gelar Sarjana

Komputer (S.Kom), Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada (UGM), lulus tahun 2007. Memperoleh gelar Master of Computer Science (M.Cs) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Komputer Universitas Gajah Mada Yogyakarta, lulus tahun 2014. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1. Proses Forward Chaining  2.5  Representasi Pengetahuan
Tabel 1 Perangkat Keras
Gambar 2. Entity Relationship Diagram

Referensi

Dokumen terkait

 Transformasi Laplace adalah metoda operasional yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial linier..  Dapat mengubah fungsi umum (fungsi

Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional dan harus dipenuhi oleh

Sekretaris Tim Pengembang Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Senibudaya dan Ketrampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Teknologi Informasi dan

Akan tetapi secara infor- mal, saya telah melakukan pengamatan perayaan Imlek publik dalam festival Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) sejak pertama kali

Skor rata-rata pada indikator ini adalah sebesar 39,17. Di mana hasil skor rata- rata menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam menyusun analisa dan sintesa beberapa kasus

Dalam hal pembelian Unit Penyertaan PHILLIP GOVERNMENT BOND dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan secara berkala sesuai dengan ketentuan butir 13.5 di atas, maka Formulir

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena kasih dan karunia yang begitu besar kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Landasan

Za uspješnu i kvalitetnu analizu naprezanja u korijenu zuba potrebna nam je vrlo fina mreža sitnih elemenata. S druge strane nije poželjno diskretizirati cijeli model sa