• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

6

2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari 5 mata pelajaran utama yang diajarkan dari di sekolah dasar. IPA ini merupakan suatu bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup dan alam semesta.

Menurut H.W Fowler dalam Laksmi Prihantoro (1986 : 25) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan mampu menjadi sarana untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar bagi siswa. Ilmu Pengetahuan Alam ini juga harus mau memberikan dampak baru untuk mampu menerapkan konsep-konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar menekankan siswa untuk terlibat aktif dalam menemukan suatu fakta dan konsep yang terdapat dalam pelajaran IPA. Menurut Standar Isi KTSP sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

(2)

5. Meningkatkan kesadaran untk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut perlu ada materi yang dibahas. Materi tersebut dibatasi oleh ruang lingkup yang dibatasi oleh Permendiknas mengenai Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Dari uraian ruang lingkup materi Ilmu Pengetahuan Alam, materi yang akan diteliti adalah mengenai Jenis-jenis tanah dan Struktur Bumi. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas 5 semester 2 yang terkait adalah:

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

No. STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

1. 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.

(3)

2.1.2 Model Pembelajaran Question Student Have

Model pembelajaran Question Student Have merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut siswa bertanya dalam bentuk tulisan. Pertanyaan adalah stimulus yang mendorong siswa untuk berpikir. Tujuan siswa dalam membuat pertanyaan adalah mendorong siswa untuk berpikir dalam memecahkan masalah suatu soal, menyelidiki dan menilai penguasaan siswa tentang bahan pelajaran yang sedang dipelajari, membangkitkan minat siswa untuk sesuatu sehingga akan menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya dan juga menarik perhatian siswa dalam belajar.

Agus Suprijono (2011:108) menyatakan bahwa Question Student Have merupakan teknik yang mudah dilakukan yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Pembelajaran ini menekankan pada siswa untuk aktif dalam menyatukan pendapat dan mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis. Tujuan siswa bertanya adalah untuk meningkatkan perhatian, rasa ingin tahu siswa terhadap suatu topik., siswa lebih aktif, siswa harus belajar secara maksimal dan mengembangkan pola pikir sendiri.

Langkah-langkah pembelajaran menurut Agus Suprijono (2011: 108) adalah

1. Bentuk satu kelas siswa menjadi 4 kelompok jumlah masing-masing anggotanya disesuaikan dengan jumlah siswa dalam satu kelas.

2. Bagikan potongan-potongan kertas kepada siswa.

3. Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran.

4. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta untuk memberikan kertas yang berisi pertanyaan, kemudian masing-masing diminta untuk memberikan kertasnya kepada teman sekelompoknya.

5. Siswa yang mendapat kertas pertanyaan memberikan tanda centang atau check list (V) pada pertanyaan yang mereka juga kurang paham. 6. Perputaran berhenti ketika kertas sudah kembali pada pemiliknya.

(4)

7. Setelah semua terkumpul hitung tanda check list paling banyak dan dibahas ulang dengan lebih mendalam sebagai perwakilan pertanyaan kelompok.

Sedangkan menurut Hisyam Zaini (2004:16) menyatakan bahwa model Question Student Have merupakan model yang tidak menakutkan dan mampu dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Model ini memperoleh partisipasi siswa dalam belajar secara tertulis. Langkah-langkah pembelajaran menurut Hisyam adalah

1. Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa. 2. Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang

berkaitan dengan dengan materi pelajaran atau yang berhubungan dengan kelas. (tidak perlu menuliskan nama).

3. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta untuk untuk memberikan kepada teman disamping kirinya. Dalam hal ini jika posisi duduk siswaadalah lingkaran, nantinya akan terjadi gerakan perputaran kertas searah jarum jam. Jika posisi duduk berderat, sesuaikan dengan posisi mereka asalkan semua siswa dapat giliran untuk membaca semua pertanyaan dari teman-temannya. 4. Pada saat menerima kertas dari teman disampingnya, mereka diminta

untuk membaca pertanyaan yang ada. Jika pertanyaan itu juga ingin dia ketahui jawabannya, maka dia harus memberi tanda centang (V), jika tidak berikan langsung kepada teman disamping kanannya.

5. Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya, siswa diminta untuk menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya. Pada saat ini carilah pertanyaan yang mendapatkan tanda centang paling banyak.

6. Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan a) jawaban langsung secara singkat, b) menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu membahas materi tersebut, c) menjelaskan

(5)

bahwa mata pelajaran tidak sampai pada pertanyaan tersebut. Jawaban secara pribadi dapat diberikan di luar kelas.

7. Jika waktu cukup, minta beberapa orang siswa untuk membacakan pertanyaan yang dia tulis meskipun tidak mendapatkan tanda centang yang banyak kemudian beri jawaban.

8. Kumpulkan semua kertas. Besar kemungkinan ada pertanyaan-pertanyaan yang akan anda jawab pada pertemuan berikutnya.

Menurut Silberman (2011:91), model Question Student Have merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa yang mereka butuhkan dan harapkan. Cara ini memanfaatkan teknik yang mengundang partisipasi melalui penulisan bukannya pembicaraan. Strategi ini bisa menyamarkan lingkungan belajar aktif dengan memberikan siswa kesempatan untuk bergerak secara fisik, berbagi pendapat untuk mencapai sesuatu yang mereka banggakan. Langkah-langkah menurut Silberman adalah sebagai berikut:

1. Bagikan secarik kertas kosong kepada siswa.

2. Setiap siswa diminta menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran atau tentang situasi kelas yang sedang berlangsung (nama siswa tidak ditulis)

3. Edarkan kertas itu searah jarum jam (untuk setiap kelompok) ketika kertas itu beredar kepada siswa berikutnya , dia harus membaca dan memberikan tanda check list (V) pada kertas yang berisi pertanyaan yang juga menajdi permasalahan baginya.

4. Ketika masing-masing kertas sudah kembali kepada penulisnya, setiap orang telah membaca semua pertanyaan yang muncul dalam kelas. Sampai disini identifikasi pertanyaan yang menerima paling banyak check list. Respon pertanyaan ini dengan, segera berikan jawaban. Menunda pertanyaan pada waktu yang tepat dalam pembelajaran, memberi tahu mereka bahwa tidak menjawab semuanya.

(6)

5. Mintalah beberapa siswa secara sukarela berbagi penjelasan tentang pertanyaan mereka sekalipun tidak menerima tanda check list terbanyak.

6. Kumpulkan kertas tersebut karena mungkin di dalamnya ada pertanyaan yang akan diresoin pada pelajaran yang akan datang.

Dari pengertian yang diutarakan oleh 3 ahli tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe Question Student Have adalah suatu model pembelajaran yang mampu menumbuhkan keaktifan siswa bertanya melalui penulisan bukan pertanyaan lisan. Dan model ini juga dapat digunakan untuk evaluasi pembelajaran yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa paham terhadap materi yang diajarkan. Dan ini mampu memenuhi kebutuhan dan harapan siswa.

Langkah-langkah pembelajaran dalam model Question Student Have menurut kesimpulan dari 3 pakar diatas adalah sebagai berikut:

1. Bentuk siswa dalam kelompok. Satu kelas dibuat menjadi 4 kelompok, jumlah siswa dalam kelompok disesuaikan dengan jumlah siswa dalam suatu kelas.

2. Bagikan potongan-potongan kertas kepada siswa.Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang belum dipahami atau dirasa sangat sulit.

3. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta untuk memberikan kertas yang berisi pertanyaan kepada teman disamping kirinya dalam kelompoknya.

4. Pada saat menerima kertas dari temannya siswa diminta untuk membaca pertanyaan yang ada, jika siswa juga tidak paham dengan materi yang dituliskan temannya kemudian memberikan tanda centang (˅) pada kertasnya.

5. Ketika kertas yang dimaksud kembali pada pemiliknya, siswa diminta untuk menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya.

(7)

6. Beri respon pada pertanyaan-pertanyaan yang dibuat siswa pada kertas tersebut dengan:

a. Jawaban langsung secara singkat,

b. Menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu membahas topik tersebut.

c. Jika waktu cukup, minta beberapa orang siswa untuk membacakan pertanyaan yang dia tulis meskipun tidak mendapatkan tanda centang yang banyak kemudian beri jawaban.

2.1.3 Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri. Oleh karena itu, seseorang dikatakan belajar apabila pada dirinya terjadi perubahan tingkah laku, misalnya dari yang tidak bisa mengerjakan soal menjadi bisa, tidak dapat membaca menjadi bisa membaca.

Tujuan seseorang belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan ketrampilan, pembentukan sikap/mental dan nilai-nilai. Pencapaian tujuan hasil belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Dengan berakhirnya suatu proses pembelajaran maka siswa memperoleh hasil belajar yang dapat diwujudkan dalam hasil belajar. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam.

Menurut Purwanto (2010:23) dalam bukunya Evaluasi Hasil Belajar bahwa hasil belajar adalah pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar.

Pendapat lain dari dari Winkel dalam Purwanto (2010:45) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Ahli lain yang berpendapat tentang hasil belajar adalah Benjamin S Bloom dalam Agus Suprijono (2011:6) bahwa hasil belajar terdiri dari 3 aspek yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Aspek kognitif yaitu : (a) Pengetahuan

(8)

(knowledge), (b) Pemahaman (comprehension), (c) Penerapan (application),. (d) Analisis (analysis), (e) Sintesis (synthesis), (f) Evaluasi (evaluation). Ranah afektif yaitu : (a) menerima (receiving), (b) Menjawab (responding), (c) Menilai (valuing), (d) Organisasi (organitation). Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik fisik, sosial, menejerial dan intelektual.

Pengertian mengenai hasil belajar tersebut dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar adalah pencapaian tujuan pendidikan yang berwujud pada perubahan sikap dan tingkah laku. Perubahannya juga termasuk ke dalam 3 aspek utama yaitu perubahan secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif yaitu : (a) Pengetahuan (knowledge), (b) Pemahaman (comprehension), (c) Penerapan (application),. (d) Analisis (analysis), (e) Sintesis (synthesis), (f) Evaluasi (evaluation). Ranah afektif yaitu : (a) menerima (receiving), (b) Menjawab (responding), (c) Menilai (valuing), (d) Organisasi (organitation). Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik fisik, sosial, menejerial dan intelektual.

Hasil belajar siswa ini diambil dari hasil tes ulangan harian yang memuat materi dalam satu kompetensi dasar sesuai dengan standar isi yang ada. Muatan dari Standar Isi adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Satu Standar Kompetensi terdiri dari beberapa Kompetensi Dasar dan setiap Kompetensi Dasar dijabarkan ke dalam indikator-indikator pencapaian hasil belajar yang dirumuskan atau dikembangkan sendiri oleh guru dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah. Indikator yang dikembangkan tersebut merupakan acuan yang digunakan untuk menilai pencapaian KD yang bersangkutan.

Pencapaian hasil belajar siswa dapat diketahui setelah siswa mengikuti proses pembelajaran. Setelah proses pembelajaran usai, guru akan mengadakan tes evaluasi hasil belajar untuk memahami sejauh mana siswa paham tentang materi yang sedang dipelajarinya. Skor yang diperoleh siswa akan menunjukkan sejau mana tingkat ketercapaian hasil belajar siswa. Oleh sebab itu pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah penilaian.

(9)

Penilaian atau asesmen adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar adalah hal yang harus dilakukan setelah proses pembelajaran selesai dilakukan. Penilaian ini kemudian akan dilaporkan secara kuantitatif berupa nilai.

Jenis penilain hasil belajar harus disesuaikan dengan fungsi dan tujuan penilaian. Ada bermacam-macam jenis penilaian, secara garis besar setidaknya dapat dibagi menjadi lima jenis, diantaranya yaitu, Penilaian Evaluasi Formatif, Penilaian Evaluasi Sumatif, Penilaian Evaluasi Diagnostik, Penilaian Evaluasi Penempatan, Penilaian Evaluasi Seleksi.

Menurut Mawardi (2010:12), objek yang dinilai dalam penilaian hasil belajar adalah hasil belajar siswa itu sendiri. Untuk menilai maka diperlukan suatu alat penilaian yakni alat yang digunakan untuk mempermudah proses penilaian. Alat penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar dibedakan menjadi dua yaitu, teknik tes dan teknik non tes. Penilaian dengan teknik tes merupakan seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut. Teknik penilaian tes ini dibedakan menjadi 3, yaitu a) Tes Essay b) Tes Obyektif. c) Penilaian unjuk kerja.

Teknik penilain non tes menurut Mawardi (2010:25), mencakup pengamatan atau observasi, wawancara atau interview, angket, checklist dan rating scales, dan portofolio.

Penilaian hasil belajar tersebut sangat penting dan harus selalu dilakukan, selain sebagai catatan keberhasilan siswa dalam belajar juga sebagai dokumen yang menggambarkan kemampuan siswa. Penilaian ini juga digunkan sebagai alat untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah besarnya angka atau skor yang diperoleh dari ulangan tengah semester, ujian akhir sekolah, tugas, partisipasi untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa.

(10)

2.2Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan yang sudah dilakukan sebelumnya misalnya:

Misbahul (2009), dengan judul Pengaruh Strategi Question Student Have terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Bidang Studi IPA di SD Islam KH. Romly Tamim kelurahan kenjeren kecamatan Bulak. Hasil penelitian dengan menggunakan IPA strategi Question Student Have dalam pelaksanaannya berjalan dengan efektif dan efisien, karena hasil perhitungan prosentase menunjukkan antara 76% - 100%. Dan peningkatan hasil siswa mengalami pencapaian hasil hasil belajar siswa pada bidang IPA dalam kategori tinggi. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan prosentae pada peritem pertanyaan nilai yang diperoleh antara 56% - 75$% dengan kriteria cukup. Sedangkan dalam pengaruh strategi Question Student Have mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada bidang studi IPA dalam kategori tinggi. Hal ini berdasarkan product moment, hasil yang diperoleh antara variable x dan y terdapat pengaruh yang kuat dan tinggi.

Kelemahan pada penelitian ini tidak dipaparkan secara jelas mengenai hasil penelitian yang dilakukan. Dari hipostesis awal dan hipotesis akhir. Kelebihannya adalah hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan yang kuat dan tinggi antara model yang digunakan hasil belajar siswa. Tindak lanjutnya adalah akan memaparkan dengan jelas hasil penilaian awal sampai penilaian akhir dengan memberikan penjelasan sesuai perubahan yang nilai yang ada.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Haning Vianata, dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Question Student Have pada Siswa kelas V SDN Garum 03 Kabupaten Blitar” pada tahun 2011/2012.

Hasil penelitian ini, terhadap SDN Garum 03 Kabupaten Kelas V yang berjumlah 21 siswa menunjukkan peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran PKn. Hasil belajar siswa untuk ranah kognitif mengalami peningkatan sebesar 10,47%. Persentase hasil belajar pada siklus I sebesar 80% dan pada siklus II sebesar 90,47%. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikatakan bahwa penggunaan

(11)

model Question Student Have dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SDN Garum 03 Kabupaten Blitar.

Kelebihan daripenelitian yang telah dilakukan adalah penggunaan pembelajaranQuestion Student Have dapat, mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri dengan pengetahuan baru, menambah minat siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Beberapa kelemahan dari penelitian yang telah dilakukan diantaranya adalah ketika siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari terasa sulit untuk dipecahkan, maka siswa akan merasa enggan untuk mencobanya.

2.3Kerangka Pikir

Belajar mata pelajaran IPA terkadang dianggap sulit karena materi yang diajarkan terlalu banyak dan luas cakupannya. Karena terlalu banyaknya materi yang harus dipahami oleh siswa, terkadang siswa menjadi bingung. Siswa menjadi tidak tahu mana materi yang belum dikuasainya dan materi yang sudah dipahami.

Kesulitan pemahaman materi biasanya bergabung dengan kesulitan bertanya. Siswa terkadang enggan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahaminya. Siswa enggan bertanya ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya siswa malas untuk bertanya, siswa takut untuk bertanya, dan siswa yang tidak bisa mengungkapkan pikirannya secara lisan.Kesulitan bertanya yang dialami siswa ini dapat diatasi dengan membiasakan diri siswa untuk bertanya. Jika sudah terbiasa maka siswa akan aktif mencari tahu tentang hal-hal yang belum diketahuinya.

Dengan pembelajaran Question Student Have diharapkan mampu melatih ketrampilan berpikir dan ketrampilan bertanya siswa menjadi lebih baik dan mampu memunculkan aktivitas-aktivitas yang selama ini tidak terlihat dalam kegiatan belajar mengajar. Dan diharapkan rasa ingin tahu siswa dalam belajar akan mendapatkan kemudahan sehingga mudah dalam menerima materi pelajaran yang sedang diajarkan.

(12)

Dengan diterapkannya model Question Student Have ini diduga membawa siswa pada suasana yang baru membuat perasaan menjadi senang terhadap pelajaran IPA maka akan menimbulkan, sikap positif terhadap proses pembelajaran dan tumbuhnya sikap percaya diri dalam bertanya, melatih siswa dalam menyatukan pendapat dengan temannya, melatih siswa bekerja sama, memecahkan masalah serta mengungkapkan pendapat. Jika hal atau sikap tersebut sudah ada dalam diri siswa maka dapat dipastikan siswa mampu belajar dengan baik dan mampu mencapai hasil belajar yang maksimal.

Peningkatan hasil belajar siswa kelas 5 ini dapat terjadi dengan melalui beberapa tahapan atau proses. Siswa pada awalnya belajar dengan metode pembelajaran yang konvensional misalnya ceramah dan tanya jawab sederhana seperti yang biasanya dilakukan oleh guru. Dengan metode semacam ini hasil belajar siswa tidak akan meningkat dengan maksimal karena siswa cenderung merasa bosan dan mengantuk selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Hal ini kemudian mengakibatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari pun juga menjadi tidak maksimal. Kendala yang biasanya sering dihadapi siswa saat belajar adalah siswa takut atau malas untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dikuasainya atau dipahaminya selama belajar. Agar permasalahan kesulitan belajar siswa ini dapat diatasi maka disarankan guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have. Langkah-langkah pembelajaran sesuai kerangka berpikir dengan materi sebagai berikut:

(13)

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 5 rendah

Pembelajaran Konvensional

Pengukuran Pendekatan Pembelajaran Question

Student Have

Menjelaskan materi Adanya pengamatan.

Siswa bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa.

Siswa bertanya dalam bentuk tulisan pada selembar kertas.

Siswa untuk mengedarkan kertas kepada teman-temannya. Siswa yang belum paham memberi tanda centang

pada pertanyaaan temannya.

Siswa mengedarkan pertanyaan dalam kelompoknya dan kemudian memberi tanda centang pada

pertanyaan lain.

Menghitung jumlah centang terbanyak.

Melaporkan hasil kertas dengan centang terbanyak.

Hasil belajarIPA tentang Struktur Bumi meningkat. Nilai siswa ≥ KKM

75 Guru dan siswa membahas ulang

materi secara bersama-sama. Siswa dibagi dalam

kelompok-kelompok

Siswa masuk kedalam kelompok yang sudah ditentukan

(14)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah dan kajian teoritis yang dikemukaan di atas, maka hipotesis penilaian ini dapat dirumuskan sebgai berikut: ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have dapat meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Kemirirejo 03 Magelang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 pada Materi “Struktur Bumi”.

Referensi

Dokumen terkait

Jika Pak Reynaldi ingin memaksimalkan EMV, maka dia harus memilih alternatif yang meminimalkan kerugian, yakni asuransi Bc. Jika Pak Reynaldi ingin memaksimalkan EMV, maka dia

sejarah subsiden tektonik (dibagian kanan) dari enam buah sumur yang menggambarkan sejarah pemendaman satu dimensi pada Kompleks Graben Limau-TeProfil sejarah pemendaman pada hasil

kesibukan mereka, dan untuk mendapatkan hiburan saja. Motif ini kabanyakan dialami oleh informan remaja desa Gampang yang berprofesi sebagai buruh pabrik, kuli

™ Seluruh teman-teman seperjuangan Progdi PGSD angkatan 2013 terutama kelas E, terima kasih kalian berbagi canda, tawa, suka dan duka bersamaku selama ini. Bersama kalian hidup

Berdasarkan pengujian dan wawancara dengan bagian akademik Yayasan Ganesha Operation Semarang terbukti bahwa adanya kemudahan yang diberikan kepada bagian akademik dalam membuat

Struktur organisasi merupakan pekerjaan dibagi, dikelompokan, dan dikoordinasikan secara formal. Secara umum setiap perusahaan mempunyai struktur organiasi masing-masing yang

9 Jika saya tidak tahu jawaban pertanyaan maka saya akan mencari referensinya dengan internet. 10 Saya lebih tertarik melihat jejaring

Dalam bab ini akan disajikan paparan hasil penelitian gambaran objek penelitian yang terdiri dari: paparan data yang terdiri atas: struktur obyek penelitian: sejarah