• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Hubungan Antara Kemampuan Membaca Al-Qur'an Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadist Siswa Kelas XI IPA MAN Gumawang Kecamatan Belitang Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran 2015/2016 - Raden Inta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Hubungan Antara Kemampuan Membaca Al-Qur'an Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadist Siswa Kelas XI IPA MAN Gumawang Kecamatan Belitang Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran 2015/2016 - Raden Inta"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Quran adalah mukjizat abadi Nabi Besar Muhammad saw. Adalah

sangat istimewa, mukjizat abadi itu justru merupakan sebuah Kitab, dan

dengannya Allah menutup kenabian. Tidaklah mengherankan apabila kemudian

Al-Quran menjadi Kitab yang paling banyak dibaca orang, dikaji, dan ditelaah.

Dan sungguh suatu "mukjizat" bahwa kajian-kajian tersebut senantiasa

menjadikan orang semakin kagum dan ingin mengkajilebih dalam.

Salah satu dari keutamaan Alquran, seperti seringkali dibicarakan, adalah

keindahan bahasanya (balaghah). Belakangan, para peneliti modern dengan

memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi-mengungkap kenyataan baru

tentang adanya hubungan makna antara kata-kata tertentu dalam Al-Quran, yang

mempunyai frekuensi penyebutan yang sama banyak. Inilah yang kemudian

disebut dengan i'jaz `adadiy (keajaiban dari segi bilangan).

Al-Quran telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan

bahasa Nabi Muhammad adalah bahasa arab, itulah sebabnya Allah

SWT menurunkan Al-Quran dalam bahasa arab sehingga memudahkan

(2)

seperti yang Allah SWT katakan dalam firmannya: Sungguh, Kami

mudahkan Al-Quran itu dengan bahasamu agar mereka mendapat

pelajaran. (QS. Ad Dukhan : 58), dan pada ayat yang lain Allah SWT

mengatakan, Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Quran dalam bahasa

arab supaya kamu memahami(nya). (QS. Az Zukhruf : 3).1

Tapi sekarang karena islam sudah menyebar keseluruh penjuru dunia

dan orang-orang dari berbagai bangsa dan agama telah menganut agama

islam dimana bahasa mereka bukan bahasa arab, seperti kita orang pakistan,

dimana bahasa kita adalah bahasa urdu dan kebanyakan dari kita tidak

mengetahui bahasa arab, maka kita mempuyai dua alternatif cara untuk bisa

memahami Al Quran.

Madrasah AliyahNegeri Gumawang Kecamatan Belitang Kabupaten

Ogan Komering Ulu Timur (OKUT) adalah salah satu sekolah yang terletak

di lingkungan yang bisa di katakanareligius, artinya bahwa masyarakat yang

ada disekitar sekolah tersebut tidaksedikit yang merupakan alumni-alumni

pondok pesantren, baikyang berada disekitar OKU Timur atau yang berada

diluar OKU Timur. Sehinggadi area sekitar sekolah tersebut banyak terdapat

ustadz, ustadzah, atau gurugurungaji, dimana banyak siswa dari sekolah tersebut yang mengikutikegiatan pengajian dan belajar membaca Alqur‟an

1

(3)

atau kitab yang dilakukanpada waktu sore hari atau habis maghrib, tetapi

juga tidak sedikit dari siswayang tidak mengikuti kegiatan tersebut, sehingga tingkat kemampuan dalamhal membaca Alqur‟an maupun dalam

pengetahuan Agama terutamaAlqur‟an Hadits sangat bervariasi.

Bagi siswa-siswi yang mengikuti kegiatan pengajian tersebut

tentumempunyai kemampuan yang cukup, tetapi disisi lain bagi siswa-siswi

yangtidak mengikuti kegiatan pengajian tersebut tentu kemampuanya

relativekurang baik, Walaupun itu tidak menjadi sebuah jaminan bahwa yang

aktifdalam mengikuti kegiatan pengajian akan baik kemampuanya

dalammembaca Alqur‟an dan berprestasi dalam pelajaran Al-Qur`an Hadits,

akantetapi banyak dari siswa-siswi yang kemampuanya baik dalam

membacaAlqur‟an maka prestasi belajar Mata Pelajaran Al-Qur`an

Haditspun juga tinggi.

Atas dasar itulah penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentangstudi korelasi atau hubungan antara kemampuan membaca Alqur‟an

denganprestasi akademik Mata Pelajaran Al-Qur`an Hadits siswa Kelas XI

IPA Madrasah Aliyah Negeri Gumawang Kecamatan Belitang Kabupaten

OKU Timur Tahun 2015 denganalasan sebagai berikut :

1. Pendidikan tentang membaca Alqur‟an merupakan salah satu unsur

(4)

2. Prestasi belajarAl-Qur`an Hadits akan menunjang pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam lainnya, yaitu mencakup Mata Pelajaran Fiqih,

SKI, Aqidah Akhlaq dan Bahasa Arab.

3. Tidak semua siswa yang mampu membaca Alqur‟an dengan

baik,berprestasi tinggi dalam Mata Pelajaran Al-Qur`an Hadits , dan begitu

jugasebaliknya, tidak semua siswa yang kemampuanya membaca

Alqur‟ankurang, maka prestasi akademiknya rendah.

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi akhir-akhir

ini,sesungguhnya semakin menambah rasa kekhawatiran kita sebagai

orangtua sekaligus sebagai seorang pendidik, dengan derasnya arus

globalisasiyang semakin tidak terbendung baik itu melalui media cetak,

elektronikmaupun dunia maya dengan tayangan-tayangan yang kurang

mendidik,terutama dari tayangan televisi yang menyiarkan acara untuk

anak-anakpada waktu jam belajar baik belajar pelajaran sekolah maupun

belajarmengaji, sehingga waktu yang seharusnya untuk belajar digunakan

untukmenonton televisi.Kondisi tersebut tentu sedikit demi sedikit akan

mempengaruhi kejiwaanyang akan tercermin dalam pola pikir dan juga

tingkah laku anak didik.Karena anak seusia tersebut mempunyai sifat

kecenderungan untuk meniruapa yang dia lihat dan dia tonton. Oleh karena

itu sebagai orang tuaseharusnya tidak hanya tergantung kepada pendidikan

(5)

anaknya, terlebih lagidari segi agama dengan melalui suri tauladan yang

baik. Karena pelajaran-pelajaranyang telah diterima dari sekolah belum

sepenuhnya menjaminhasil yang maksimal baik dalam kemampuan dalam membaca alqur‟anmaupun dalam prestasi akademik mata pelajaran

Al-Qur`an Hadits . Keadaan tersebutdikarenakan oleh beberapa hal diantaranya

adalah

1. Minimnya peranan orang tua untuk memberi arahan untuk

mengikutikegiatan-kegiatan keagamaan, dalam hal ini adalah belajar

membacaalqur‟an.

2. Metode penyampaian guru yang terkadang kurang tepat dan

kurangmaksimal karena hanya mengejar standar nilai dan juga

kurikulumsemata, sedangkan aspek spiritualnya kurang diperhatikan.

Menurut Mulyono Abdurrahman yang mengutip pendapat Lerner,

mengatakan bahwa kemampuan membaca adalah merupakan dasar untuk

menguasai bidang studi.2

Oleh karena itu untuk mengatasi kendala seperti itu disamping dari

pihaksekolah formal juga peranan dari pihak keluarga, sehingga diharapkan

bisa mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Untuk mengetahui apakah kemampuan membaca Alqur‟an ada korelasinyadengan prestasi belajar Mata

2

(6)

Pelajaran Al-Qur`an Hadits, maka penulis terdoronguntuk melakukan penelitian tentang“hubungan antara kemampuan membaca Alqur‟an

denganprestasi belajarsiswa Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri

Gumawang Kecamatan Belitang Kabupaten OKU Timur Tahun 2015”

Sedangkan Prestasi belajar didasarkan pada hasil akhir dalam proses

pembelajaran yang terdapat pada raport siswa, dalam bentuk nilai-nilai. Nilai

tersebut berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) yang disepakati

pada kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran(MGMP) Madrasah Aliyah

Negeri Gumawang. 3

B. Identifikasi Masalah

Sumber dan dasar dari pendidikan Islam adalah Al-Qur'an oleh

karenanya diharapkan bagi siswa-siswi MAN Gumawang mampu membaca

Al-Qur`an yang dibarengi dengan peningkatan prestasi akademik mata

pelajaran Al-Qur`an Hadits.

C. Batasan Masalah

Untuk menghemat waktu dan biaya, maka dalam penyusunan tesis ini

perlu penulis berikan batasan-batasan dalam penelitian yaitu: Kemampuan

membaca Al-Qur`an bagi siswa kelas XI IPA MAN Gumawang dan

prestasi akademik mata pelajaran Al-Qur`an Haditssaja. Yang selalu

3

(7)

berhubungan dengan ayat-ayat dan dalil-dalil yang terdapat dalam

Al-Qur`an.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan sebagai

berikut:

1. Bagimana kemampuan membaca Alqur‟an siswa Kelas XI IPA Madrsah

AliyahNegeri Gumawang, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur

2015 ?

2. Bagaimana prestasi belajar Alqur‟an Hadits siswa Kelas XI IPA Madrasah

AliyahNegeri Gumawang, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur

2015 ?

3. Adakah hubungan antara kemampuan membaca Alqur‟an dengan

prestasibelajar Alqur‟an Hadits siswa Kelas XI IPA Madrsah AliyahNegeri

Gumawang, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur 2015 ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

.a Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur`an siswa-siswi Kelas

XI IPA Madrsah AliyahNegeri Gumawang, Kecamatan Belitang, Kabupaten

(8)

b. Untuk mengetahui prestasi belajar Alqur‟an Hadits siswa Kelas XI IPA

Madrsah AliyahNegeri Gumawang, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU

Timur 2015

c. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan membaca Alqur‟an

dengan prestasibelajar Alqur‟an Hadits siswa Kelas XI IPA Madrsah

AliyahNegeri Gumawang, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur

2015

2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis penelitian ini berguna sebagai sumbangsih pemikiran atau

input yang dapat memperkaya informasi bagi stakeholder yang ada di MAN

Gumawang.

b. Secara praktis penelitian ini berguna sebagai paparan yang

mendiskripsikan betapa besar dan kuatnya hubungan antara kemampuan

membaca Al-Qur`an dengn prestasi belajar Mata Pelajaran Al-Qur`an Hadits.

c. Di harapkan dapat berguna bagi kepentingan umum baik siswa-siswi

yang sudah menjadi siswa besar MAN Gumawang maupun calon

siswa-siswi yang berminat untuk menjadi siswa-siswa MAN Gumawang.

(9)

Kemampuan membaca alqur‟an adalah kemampuan membaca

Al-Qur‟an sesuai dengan kaidahkaidah hukum tajwid.Sedangkan pengertian

Al-Qur‟an menurut Thomas BallantineIrving yang diterjemahkan oleh A. Nashir

Budiman adalah PernyataanKehendak Ilahi yang terakhir – yaitu kode

penuntun bagi umat manusia(Thomas Ballantine Irving dkk, 1987:13).

Kemudian indikator dari Kemampuan Membaca Al Qur‟anadalah:

1. Hafal Huruf hija‟iyah (Agus Syafi‟i, 2008).

2. Memahami makhorijul huruf hija‟iyah (Ahmad Munir, 1994).

3. Memahami ilmu tajwid (ahmad Munir, 1994) 4. Memahami sifatul huruf (Taufik Hamin, 2010).

5. Kelancaran membaca (Iqro‟) (Mangun Budiyanto, 2010)

Sejalan dengan itu menurut Thomas Ballantine Irving

yangditerjemahkan oleh A. Nashir Budiman Al Qur‟an adalah kitab

petunjuk.Di dalamnya adalah pesan untuk seluruh umat manusia, baik

untukmasalah internal ataupun eksternal (Thomas Ballantine Irving dkk:16).

Yang dimaksud oleh penulis dari judul di atas adalah sebuah hasil

yang telah dicapai atau dilakukan oleh seseorang dengan cara berusaha

ataupun dengan latihan sehingga menghasilkan sesuatu yang diharapkan atau

yang diinginkan. Dalam hal ini adalah mata pelajaran Alqur‟an HaditsKelas

XI IPA siswa MAN Gumawang.Adapun indikator dari prestasi belajar

(10)

Secara skematis kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan

dalam bentuk skema sebagai berikut:

MAN GUMAWANG

SISWA

INDIKATOR KEMAMPUAN MEMBACA ALQUR`AN

1. HAFAL HURUF HIJAIYAH

2. KEMAMPUAN DENGAN MAKHARIJUL HURUF 3. KEMAMPUAN DENGAN SIFATUL HURUF 4. MEMBACA SECARA TARTIL

5. KEMAMPUAN DENGAN ILMU TAJWID

PRESTASI AKADEMIK MATA PELAJARAN PAI YANG ADA PADA HASIL AKHIR (RAPORT)

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Membaca Al-Qur`an

1. Konsep Tentang Kemampuan Membaca Al-Qur’an

1.Pengertian Al-Qur‟an

Mempelajari Al-Qur‟an hukumnya adalah fardhu kifayah, namun untuk membacanya

memakai ilmu tajwid secara baik dan benar merupakan fardhu‟ ain, kalau terjadi

kesalahan dalam membaca Al-Qur‟an maka termasuk dosa.Untuk menghindari dari

dosa tersebut, kita dituntut untuk selalu belajar Al-Qur‟an pada ahlinya. Di sisi lain,

kalau kita membaca Al-Qur‟an tidak mempunyai dasar riwayat yang jelas dan

sempurna, maka bacaan kita dianggap kurang utama, bahkan bisa tidak sah yang kita

baca itu.

Dalam hal ini, perlu dijelaskan dalil-dalil tentang pentingnya mempelajari (belajar)

Al-Qur‟an dan mengajarkannya. Diantaranya adalah firman Allah SWT, dalam surat

(12)

Artinya:”Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan

jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak

menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)

manusia.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.4

Dalam hadits lain dijelaskan, yang artinya: “Sesungguhnya, yang paling

utama di antara kamu sekalian adalah orang yang mempelajari (belajar) Al-Qur‟an

dan mau mengajarkannya”. (HR. Bukhari)3

Dari hadits di atas menjelaskan tentang keutamaan mempelajari Al-Qur‟an

dan tajwidnya secara keseluruhan atau sebagiannya, keutamaan mengajarkannya

dengan ikhlas untuk mencari ridho Allah SWT, serta mengamalkan hukum, adab, dan

akhlak yang terdapat di dalamnya.

Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan kemampuan membaca Al-Qur‟an

siswa adalah prestasi membaca Al-Qur‟an siswa MAN Gumawang melalui sejumlah

materi tes membaca Al-Qur‟an yang dilakukan secara one by one oleh guru.5

Al-Qur‟anul Karim ini adalah kitab yang jelas, pembeda antara yang hak (benar) dan

yang batil (salah), yang diturunkan dari Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji,

yang merupakan mukjizat (Nabi Muhammad SAW) kekal selama-lamanya yang

4

Otong Surasman, Metode Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik dan Benar (Jakarta: Gema Insani, 2002), hlm. 19

(13)

berlaku untuk semua zaman dari masa (waktu), yang iwariskan Allah SWT kepada

bumi dan orang-orang yang ada di dalamnya.6

2.Pengertian Membaca Al-Qur‟an

Secara etimologi kata “baca” adalah bentuk kata benda dari kata kerja

“membaca”.Menurut bahasa Arab dari kamus Al-Munawwir adalah “qoro`a –

yaqro`u” yang berarti membaca7

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, membaca diartikan “melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya (dengan melisankan atau dengan hati)”.8

Khusus dalam membaca Al-Qur‟an harus dibarengi dengan kemampuan mengetahui

(ilmu) tajwid dan mengaplikasikannya dalam membaca teks. Tentang hal ini bisa

difahami dari perintah membaca Al-Qur‟an secara tartil, yaitu firman Allah SWT,

dalamsurat Al-Muzammil ayat 4:

...

Artinya: “...dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan”.

6 Ibid

7

Kamus Al -Munawwir Versi Indonesia-Arab (Surabaya: Pustaka Progressif, 2007), hlm. 75

8

(14)

Dan bacalah Al-Qur‟an itu dengan perlahan-lahan. Dengan pemahaman tersebut

berarti keharusan membaca Al-Qur‟an beserta tajwidnya yang baik.Kemampuan

minim inilah yang harus dimiliki oleh siswa dalam membaca Al-Qur‟an.9

Membaca Al-Qur‟an juga tidak terlepas hubungannya dengan masalah tempo. Ada

empat tingkatan (tempo) yang telah disepakati oleh ulama qira‟ah, yaitu:

a.At-Tartil

Yaitu bacaan lambat, dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmu tajwid dan

mentadaburkannya.Bacaan ini adalah yang paling bagus karena dengan bacaan inilah

Al-Qur‟an diturunkan.

b.At-Tahqiq

Yaitu bacaan yang lebih lambat dari pada tartil, yang lazim digunakan untuk

mengajarkan Al-Qur‟an dengan sempurna.

c.Al-Hadr

Yaitu bacaan yang dilakukan dengan cepat dan tepat mempraktikkan tajwidnya.

d.At-Tadwir

Yaitu bacaan yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, pertengahan antara

Al-Hadr dan At-Tartil.

3.Adab MembacaAl-Qur‟an

Dalam membaca Al-Qur‟an, sudah tentu harus memperhatikan adab-adabnya (tata

krama), karena yang dibaca itu adalah Kalamullah yang harus dijunjung tinggi dan

(15)

dimuliakan. Para ulama‟ ahli Al-Qur‟an telah mengatur secara baik dan tertib tata

krama dalam menghormati dan mengagungkan Al-Qur‟an.

a.Hendaknya dalam keadaan suci, baik dari hadats besar maupun kecil.

b.Diutamakan menghadap kiblat.

c.Tidak membaca dalam keadaan menguap.

d.Meminta perlindungan kepada Allah SWT.

e.Tidak memutus bacaan kecuali karena hal yang darurat, misalnya menjawab salam.

f.Memperbagus suara bacaan. g.Membaca dengan khusyu‟.

h.Hendaknya dalam keadaan bersiwak.

4.Langkah-langkah Mengajarkan Membaca Al-Qur‟an

Ada beberapa kendala yang ditemui dalam mengajar Al-Qur‟an bagi siswa antara

lain:

a.Siswa sulit membedakan bacaan A sampai Ya dengan benar sesuai dengan makhraj

dan sifatnya.

b.Siswa tidak dapat membaca dengan lancar kalimat yang terdiri dari dua suku kata

atau lebih.Guru bisa mengajarkan membaca Al-Qur‟an pada anak dengan mengikuti

langkah-langkah berikut:

a.Mendengarkan bacaan dengan baik dan memahaminya.

b.Mengulang ayat-ayat Al-Qur‟an lebih dari satu kali.

c.Menerapkan metode pahala dan hukuman terhadap anak.

(16)

Metode At-Tartil memang pada awalnya kurang dikenal di kalangan

masyarakat karena buku paketnya tidak dijual bebas dan yang ingin menggunakannya

atau ingin menjadi guru atau ustadz-ustadzah, pada metode ini harus sudah mengikuti

penataran dan pembinaan calon ustadz-uatadzah. Di bawah ini adalah penjelasan

tentang metode At-Tartil :

a.Praktis (pembelajarannya dilakukan secara langsung).

Dalam proses pembelajaran membaca dengan metode At-Tartil ini, diharapkan santri

dengan mudah dan cepat dalam belajar membaca Al-Qur‟an. Sehingga hal-hal yang

bersifat teoritis (teori ilmu tajwid) diajarkan setelah santri bisa tadarrus Al-Qur‟an

dengan lancar. Pembelajaran At-Tartil ini diajarkan secara praktis, yaitu langsung

menekankan praktik, tanpa mengenalkan istilah-istilah tajwidnya. Jadi langsung

diajarkan bagaimana cara pengucapannya dan cara membacanya.10

b.Sedikit demi sedikit (tidak menambah sebelum lancar). Dalam proses pembelajaran

ustadz-ustadzah hanya memberikan materi sesuai dengan kemampuan siswa.

Ustadz-ustadzah akan mengulangi bacaannya sampai siswa benar-benar bisa dan lancar, baru

ustadz-ustadzah menambah materi pembelajarannya.

c.CBSA (Cara Belajar Santri Aktif).

Dalam pembelajaran ini yang belajar adalah santri bukan ustadz-ustadzahnya.

Sehingga santri harus didorong untuk aktif dan kreatif dalam mempelajari bacaan Al-Qur‟an sedangkan ustadz-ustadzahnya hanya membimbing saja. Ustadz-ustadzahnya

10

(17)

berkewajiban menerangkan pokok pelajaran sehingga santri jelas dan bisa

mengulanginya sendiri dengan baik. Jika ada santri yang bacaannya baik dan benar,

maka dia dapat memimpin teman-temannya untuk membaca kemudian ditirukan

santri yang lain. Sehingga guru hanya menyimak saja dan membenarkan jika ada

bacaan yang salah.

d.Waspada terhadap bacaan yang salah.

Selain berkewajiban membimbing dan menerangkan pokok pelajaran,

ustadz-ustadzah juga berkewajiban membenarkan dan mengingatkan santri yang mengalami

kesalahan dalam membaca Al-Qur‟an. Agar santri mengerti dan tidak mengulangi

kesalahannya lagi.

e.Drill (bisa karena biasa) Menurut Winarno Surachmad, metode drill atau disebut

latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan.

terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu

pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap-siagakan.11

Dalam metode At-Tartil, juga menggunakan metode drill pada hafalan-hafalan seperti

bacaan-bacaan sholat, surat pendek, doa sehari-hari serta pelajaran ilmu tajwid,

sehingga anak hafal dengan sendirinya.

2.Karakteristik

Karakteristik dari metodel At-Tartil adalah sebagai berikut :

a.Pembelajarannya dibagi menjadi 2 paket yaitu paket dasar (jilid 1–6)

11

(18)

dan paket marhalah (Al-Qur‟an 30 juz).

b.Selain memiliki materi utama (buku paket 6 jilid dan Al-Qur‟an 30 juz),

juga memiliki materi penunjang yang di atur dalam GBPP.

c.Pengenalan huruf hijaiyah tidak dimulai dari alif sampai ya‟ melainkan

berdasarkan pengelompokan dari tempat keluarnya huruf (makhorijul huruf).

d.Penetapan qoidah tajwid dilaksanakan secara praktis dan berjenjang.

e.Evaluasi terdiri dari 2 bagian yaitu evaluasi harian dan evaluasi tingkatan.

f.Santridituntut untuk lebih mandiri.

g.Guru memiliki 2 kewajiban yaitu sebagai tutor dan pendidik.

h.Sebelum mengajar guru harus mengikuti pembinaan yang telah ditentukan.

2)System Pengelolaan Kelas

Pada prinsipnya sebaiknya dalam kegiatan belajar mengajar memahami sistem

klasikal penuh, sebab didalamnya ada beberapa kelebihan, antara lain:

a)Efektifitas waktu dan tenaga baik untuk santri maupun pengajar (ustadz-ustadzah).

b)Dapat memberikan keringanan pada pengelolaan/lembaga khususnya (pengurus)

dalam memberikan bisyaroh kepada Dewan Asatidz.Namun tidak mustahil di

tengah-tengah perjalanan terjadi beberapa hal yang memungkinkan berubah sistem, maka

berdasar dari pengalaman dan memperhatikan Dedoktik dan Metodik bentuk kelas

dapat berubah menjadi:

a)Kelas Klasikal/Klasikal PenuhYaitu dalam suatu ruangan semuanya sama dalam

paketnya dan sama pula dalam materinya, hanya ada klasifikasi kemampuan dengan

(19)

Operasi Kegiatannya:

(1). Guru menerangkan dengan sistem bimbingan secara klasikal dari materi yang

diprogramkan dan mentrampilkannya sampai dengan sempurna.

f) cukup memberikan contoh pokok bahasannya disertai cara membacanya sebagian

saja secara tartil, santri diminta untuk memahami dan menirukan cara membacanya,

yang selanjutnya dipersilahkan untuk membaca sendiri dengan diawasi oleh gurunya.

g)Bila santri membacanya masih salah, maka wajib untuk mengulanginya.

h)Sebaiknya diajarkan klasikal maksimal 1 guru ada 20 santri.11

c.Petunjuk Mengajar Jilid 3

1)Materi

a)Mengenalkan tentang hamzah wasol.

b)Hukum bacaan idhhar ( syafawy, qomary dan halqy).

c)Bacaan qolqolah, lein, harokat syiddah.12

d)Hukum bacaan idghom bila-ghunnah.12

2)Cara Mengajar

a)Ajarkan buku belajar membaca Al-Qur‟an At-Tartil ini sesuai dengan penjelasan

yang ada di masing-masing halaman.

b)Pada halaman 1 s/d 3 adalah penyampaian bacaan qoshr dengan pokok bahasan

huruf Mad yang terbaca dan tidak terbaca/hamzah washol.

12

Ibid., hlm.3

(20)

c)Pada halaman 4 s/d 7 adalah penyampaian bacaan idh-har syafawy.

d)Pada halaman 8 s/d 11 adalah penyampaian bacaan idh-har qomary.

e)Pada halaman 12 s/d 14 adalah penyampaian bacaan idh-har halqy.

f)Pada halaman 15 s/d 24 adalah penyampaian bacaan qolqolah.

g)Pada halaman 25 s/d 27 adalah penyampaian bacaan lein.

h)Pada halaman 28 s/d 31 adalah penyampaian bacaan huruf hijaiyah, yang

bersyaddah dibaca dengan suara yang di tekan.

i)Pada halaman 32 s/d 36 adalah penyampaian bacaan idghom bila-ghunnah.

j)Guru cukup memberikan contoh pokok bahasanya disertai cara membacanya

sebagian saja secara tartil, santri diminta untuk memahami dan menirukan cara

membacanya, selanjutnya dipersilahkan untuk membaca sendiri dengan diawasi oleh

gurunya.

k)Sebaiknya diajarkan secara klasikal maximal 1 guru ada 20 santri.

d.Petunjuk mengajar jilid 4

1)Materi

a)Hukum bacaan idghom syamsy dan lafadz lam jallalah.

b)Hukum bacaan ghunnah, ikhfa syafawi, idghom mimy.

c)Hukum bacaan idghom bighunnah, ikhfa‟.

2)Cara Mengajar

a)Ajarkan buku belajar membaca Al-Qur‟an At-Tartil ini sesuai dengan penjelasan

yang ada di masing-masing halaman.

(21)

c)Pada halaman 6 s/d 8 adalah penyampaian lafadz lam jallalah yang dibaca

tebal/tafkhim, dan yang dibaca tipis/tarqiq.

d)Pada halaman 9 s/d 12 adalah penyampaian bacaan ghunnah/dengung.

e)Pada halaman 13 s/d 15 adalah penyampaian bacaan idghom mimy dan ikhfa‟

syafawy.

f)Pada halaman 16 s/d 17 adalah penyampaian bacaan iqlab.

g)Pada halaman 18 s/d 21 adalah penyampaian bacaan idghom bighunnah. h)Pada halaman 22 s/d 26 adalah penyampaian bacaan ihkfa‟. 13

i)Pada halaman 28 adalah penyampaian bacaan idhar wajib atau idhar mutlak.

j)Pada bagian yang paling bawah cara membaca ayat–ayat Nuhrowiyah/Fawatihus

Suwan.

k)Guru cukup memberikan contoh pokok bahasannya disertai cara membacanya

sebagian saja secara tartil, santri diminta untuk memahami dan menirukan cara

membacanya.

Selanjutnya dipersilahkan untuk membaca sendiri dengan diawasi oleh gurunya.

l)Bila santri membacanya masih salah, maka wajib untuk mengulanginya.

M)Sebaiknya diajarkan secara klasikal maksimal 1 guru ada 20 santri.42

e.Petunjuk Mengajar Jilid 5

1)Materi

a)Mengenalkan tentang cara-cara mewaqofkan ayat-ayat Al-Qur‟an.

13

(22)

b)Bacaan-bacaan yang panjang yang lebih dari 1 alif.

c)Tadarus awal.

2)Cara Mengajar

a)Ajarkan buku belajar membaca Al-Qur‟an At-Tartil ini sesuai dengan pembelajaran

yang ada di masing-masing halaman.

b)Pada buku At-Tartil jilid 5 ini, pokok bahasannya adalah penyampaian tentang

cara-cara mewaqofkan ayat-ayat Al-Qur‟an yang kemungkinan akan dibaca, oleh

para qori‟-qori‟ah (mulai halaman 1 s/d 36).

c)Pada halaman 21 adalah penyampaian bacaan yang panjangnya 2 ½ sampai 3 alif.

d)Guru cukup memberikan contoh pada pokok bahasannya disertai cara membacanya

dengan tartil, santri diminta untuk memahami dan menirukan cara membacanya, yang

selanjutnya dipersilahkan untuk membaca sendiri dengan diawasi oleh gurunya.14

e)Bila santri membacanya masih salah, maka wajib untuk mengulanginya.

f)Sebaiknya diajarkan secara klasikal maksimal 1 guru ada 20 santri.

f.Petunjuk Mengajar Jilid 6

1)Materi

a)Ayat-ayat yang perlu mendapatkan perhatian khusus/ bacaan hati-hati.

b)Mengetahui isyarat waqof dan wasol.

c)Ghorib (bacaan liar).15

14

Buku Panduan dan Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al Qur’an, Lembaga Pendidikan Ma’arif NU

(23)

2)Cara Mengajar a)Ajarkan buku membaca Al-Qur‟an At-Tartil ini sesuai dengan

penjelasan yang ada di masing-masing halaman.

b)Pada buku At-Tartil jilid 6 ini, pokok bahasannya adalah enyampaiannya tentang

cara-cara membaca ayat-ayat suci Al-Qur‟an yang perlu hati-hati. Karena ada

beberapa ayat yang tulisannya tidak sesuai sebagaimana aturan cara membacanya.

Yang sering disebut dengan istilah Ghoroibul Qur‟an.

c)Guru cukup memberikan contoh pada pokok bahasannya disertai cara membacanya

dengan tartil, santri diminta untuk memahami dan menirukan cara membacanya, yang

selanjutnya santri disuruh untuk membaca sendiri dengan diawasi oleh gurunya.

d)Bila santri membacanya masih salah, maka wajib untuk mengulanginya.

e)Sebaiknya diajarkan secara klasikal maksimal 1 guru ada 20 santri.

8.Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan santri dalam proses belajar dengan metode At-Tartil,

maka diadakan evaluasi/tes kemampuan membaca pada setiap santri yaitu: 16

a.Evaluasi Harian

Evaluasi yang dilaksanakan oleh ustadz-ustadzah dikelasnya masing-masing melalui

privat individu yang bertujuan untuk menentukan materi yang diberikan dihari

(24)

b.Evaluasi Tingkatan/Tingkat

Evaluasi ini dilaksanakan pada saat santri telah selesai dalam melaksanakan proses

dalam target tertentu, misalnya khatam jilid 1, khatam Al-Qur‟an 10 juz yang awal

dan lain-lain.

Evaluasi tingkat ini dibagi sebagai berikut:

1)Untuk paket dasar, ada 6 kali evaluasi, yaitu:

a)Khatam jilid 1 dengan nama kelas At-Tartil 1

b)Khatam jilid 2 dengan nama kelas At-Tartil 2

c)Khatam jilid 3 dengan nama kelas At-Tartil 3

d)Khatam jilid 4 dengan nama kelas At-Tartil 4

e)Khatam jilid 5 dengan nama kelas At-Tartil 5

f)Khatam jilid 6 dengan nama kelas At-Tartil 6

Santri yang dinyatakan lulus pada evaluasi tingkat ini, jika telah mampu menguasai

semua materi yang telah diberikan oleh ustadznya, baik materi inti atau tambahan.

Dan yang berhak untuk mengujinya adalah kepada TPQ atau wali kelas yang ditunjuk

oleh kepala TPQ atau ustadz-ustadzah lain yang diberi wewenang khusus oleh kepala

TPQ.Dengan demikian seorang kepala TPQ idealnya harus mampu dalam segala hal

dalam pengelolaan TPQ, khususnya dibidang pendidikan dan mempunyai ilmu

bacaan Al-Qur‟an yang tartil danpaling baik dari semua dewan asatidz yang ada.

2)Untuk paket marhalah ada 3 kali evaluasi, yaitu:

a)Khatam 10 juz yang awal (juz 1-10) dengan nama kelas Marhalatul Ula.

(25)

c)Khatam 10 juz yang ketiga (juz 21-30) dengan nama kelas Marhalatul

Akhir.Ketentuan lulus dari tingkat marhalah ini adalah setelah santri

khatam Al-Qur‟an 30 juz, jadi pada saat santri mencapai 10 juz yang awal dan kedua,

memang diadakan evaluasi, yang diuji oleh sebagaimana ketentuan dipaket dasr,

begitu pula tentang materi ujiannya (inti dan penunjang) harus sudah dikuasai, jadi

mungkin ada santri yang nilai tartilnya kurang (angka 5), maka ia boleh mengikuti ke

kelas berikutnya dan nanti setelah khatam Al-Qur‟an 30 juz ternyata nilai tartilnya

masih kurang, berarti santri tersebut tidak boleh mengikuti Munaqosyah dan Khotmil Qur‟an, akan tetapi wajib mengulang kembali mulai dari paket Marhalatul Ula.

Catatan: ketentuan LULUS atau TIDAK dari tiap-tiap tingkatan evaluasi ini (paket

dasar dan marhalah) terletak pada nilai tartilnya. Nilai angka 5 berarti TIDAK

LULUS.

C.Upaya Guru Agama dalam Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa

1.Upaya Guru Agama

Upaya guru agama di sini sama lahnya dengan pengembangan kurikulum PAI yang

sekarang sedang berkembang. Dimana dalam realitas sejarahnya, pengembangan

kurikulum PAI tersebut ternyata mengalami

perubahan-perubahan paradigma, walaupun dalam beberapa hal tertentu

paradigma sebelumnya masih tetap dipertahankan hingga sekarang. Hal ini dapat

dicermati dari fenomena berikut: 17

17

(26)

a.Perubahan dari tekanan pada hafalan dan daya ingan tentang teks-teks dari

ajaran-ajaran agama Islam, serta disiplin mental spiritual ebagaimana pengaruh dari Timur

Tengah, kepada pemahaman tujuan,makna dan motivasi beragama Islam untuk

mencapai tujuan pembelajaran PAI.

b.Perubahan dari cara berfikir tekstual, normatif, dan absolutis kepada cara berfikir

historis, empiris, dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran

dan nilai-nilai agama Islam.

c.Perubahan dari tekanan pada produk atau hasil pemikiran keagamaan Islam dari

para pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga menghasilkan produk

tersebut.

d.Perubahan dari pola pengembangan kurikulum PAI yang hanya

mengandalkan pada para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum

PAI ke arah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru, peserta didik,

masyarakat untuk mengidentifikasi tujuan PAI dan cara-cara

mencapainya.Dari realitas yang terjadi di lapangan sekarang seperti yang

ditunjukan di atas. Pihak sekolah juga menerapkannya dalam pembelajaran

membaca Al-Qur‟an yang diadakan. Dimana pihak sekolah dan guru agama

lebih memberikan motivasi pada siswanya untuk belajara membaca Al-Qur‟an. Dengan motivasi itu, guru dituntut untuk mengubah pemahaman

16Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan

(27)

siswa tentang pembelajaran yang hanya bertujuan untuk memperoleh nilai

dan kelulusan, melainkan untuk memahami sebuah isi materi pelajarannya

tersebut. Tidak itu saja proses pembelajarannya pun sangat diperhatikan,

apalagi dalam memilih metode pembelajarannya disesuaikan dengan keadaan

siswa yang sedang dididik.

2.Peningkatan KemampuanSetiap siswa memiliki kemampuan yang

berbada-beda. Diantaranya ada yang pintar, sedang, dan kurang. Hal ini juga banyak

dipengaruhi karena pengaruh hereditas/pembawaannya dan pengaruh

lingkungan. Diman keduanya tersebut sangat berpengaruh dengan

perkembangan kemampuan setiap anak.Sehingga dalam pembelajaran di

lapangan, banyak lembaga-lembaga baik formal, non-formal dan informal

dalam tujuan pembelajarannya lebih mengembangkan potensi peserta

didiknya, baik potensi afektif (sikap dan nilai), potensi kognitif (cara

mendapat pengetahuan), serta potensi psikomotorik (ketrampilan). Adapun

manfaat dari pengembagan potensi di atas adalah:

a.Mengembangkan kecakapan kognitif

Adapun kecakapan kognitif siswa yang amat perlu dikembangkan segera

khususnya oleh guru, antara lain: 1) strategi belajar memahami isi materi

pembelajaran, 2) strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan

aplikasinya serta penyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi

pelajaran tersebut.

(28)

Keberhasilan pengembangan ranah kognitif akan sangat berpengaruh pada

peningkatan kecakapan ranah afektif. Adapun peningkatan kecakapan ranah

afektif ini antara lain: berupa kesadaran beragama yang mantap, dimilikinya

sikap keagamaan yang lebih tegas sesuai dengan tuntutan ajaran agama yang

telah ia pahami dan yakini secara mendalam.

c.Mengembangkan kecakapan psikomotor

Keberhasilan pengembangan ranah kognitif dan afektif juga akan berdampak positif

terhadap perkembangan ranah psikomotor. Adapun contoh perkembangan ranah

psikomotor adalah para siswa yang berprestasi baik (dalam arti yang luas dan ideal)

dalam bidang pembelajaran agama misalnya sudah tentu akan lebih rajin beribadah

shalat, puasa, dan mengaji. Dia juga tidak akan segan-segan memberi pertolongan

atau bantuan kepada orang lain yang memerlukan. Sebab, ia merasa memberi bantuan

itu adalah kebajikan (afektif), sedang perasaan yang berkaitan dengan kebajikan

tersebut berasal dari pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran agama

yang ia terima dari gurunya (kognitif).18

Seseorang tidak akan dapat membedakan huruf tertentu tanpa mengerti atau

melafalkan huruf-huruf itu pada tempat asalnya. Karena itu, sangat penting

mempelajari makharijul huruf agar pembaca terhindar dari hal-hal sebagai berikut:

a)Kesalahan mengucapkan huruf yang mengakibatkannya berubah makna.

18

(29)

b)Kekaburan bentuk-bentuk bunyi huruf, sehingga tidak dapat dibedakan huruf satu

dengan huruf yang lain.

(1)Tempat-tempat makharijul huruf

Tempat keluar huruf hijaiyyah terbagi menjadi dua yaitu makhroj yang ijmaly dan

makhroj yang tafshily. Dalam hal ini peneliti hanya menyebutkan makhroj ijmaly

yang terdiri dari 5 macam :tenggorokan dan mulut, yaitu tempat kelaur huruf dari

kedua bibir. hidung.

2)Sifatul huruf

a) Pengertian sifat-sifat huruf

Sifat menurut bahasa adalah sesuatu yang melekat atau menetap pada sesuatu yang

lain. Sedang yang dimaksud yang lain adalah huruf-huruf hijaiyah. Adapun menurut pengertian istilah, sifat adalah:“Sifat adalah cara baru bagi keluar huruf ketika sampai

pada tempat keluarnya, baik berupa jahr, rakhawah, hams, syiddah dan sebagainya.”

b)Macam-macam sifat huruf

Sifat-sifat yang melekat pada huruf hijaiyah mempunyai dua bagian, yaitu:

Misalnya:jahar lawannya mahmus, syiddah lawannya rakhawah,

tawassuth bandingan antara syiddah dan rakhawah, isti‟la lawannya infitah, idzlaq

(30)

I‟tithalah, Ghunnah.hijaiyah itu bertemu dengan huruf-huruf tertentu. Sifat ini tidak

menetap dan selalu berubah menurut perubahan huruf yang ditemui.19

Ahkamul huruf

Menurut sebagian ahli atau ulama‟ yang telah berhasil menggolongkan atau

mengklasifikasikan hukum-hukum huruf (ahkamul huruf) sebagai berikut:

(a)Hukum lamal jalalah

(b)Hukum lam ta‟rif

Hukum bacaan Ro‟

Hukum nun sukun dan tanwin

(e)Hukum nun dan mim Bertasydid

(f)Hukum mim sukun

(g)Hukum lam kerja

(h)Hukum lam untuk huruf

(i)Hukum idghom shaghir

(j)Hukum bacaan qalqalah.

4)Mad Wal QashrMad dalam arti bahasa adalah memanjangkan atau tambah,

sedangkan menurut arti istilah adalah memanjangkan suara dengan suatu huruf di

antara huruf-huruf mad.Sedangkan pengertian qashor menurut arti bahasa adalah

19

Abdul Mujib Isma il dan Maria Ulfah Nawawi, Pedoman Il mu Tajwid, (Surabaya: Karya Abdita ma,

(31)

“tertahan”, sedangkan menurut istilah adalah memendekkan huruf mad atau lien yang

sebenarnya dibaca panjan. Atau membuang huruf mad dari suatu kata.20

Bacaan mad dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Mad Asli (Mad Thabi‟i)

dan Mad Far‟i

(a)Mad Asliitu terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

(1)Mad Asli Zhahiry yaitu mad asli yang huruf madnya jelas berikut bacaannya.

(2)Mad Asli Muqaddar yaitu mad asli yang huruf madnya tidak jelas, namun

bacannya sepanjang mad asli. (b)Mad Far‟i

Yang dimaksud mad far‟I adalah mad cabang. Dalam arti istilah mad far‟I yaitu mad

yang melebihi mad asli, karena ada hamzah dan sukun.21

Mad far‟I terbagi sebanyak 13 bagian, yaitu :

(1)Mad wajib muttashil

Ahmad Munir dan Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al-Qur’an,.h. 3127

21

(32)

(7)Mad lazim mukhaffaf kilmi

(8)Mad lazim mutsaqqal harfi

(9)Mad lazim mukhaffaf harfi

(10)Mad lein

(11)Mad shilah

(12)Mad farq

(13)Mad tamkin.

b.Fashohah

Pada umumnya fashohah diartikan kesempurnaan membaca dari seseorang

akan cara melafalkan seluruh huruf hijaiyah yang ada di dalam Al Quran. Jika

seseorang itu mampu membaca Al Quran dengan benar sesuai pelafalannya maka

orang tersebut dapat dikatakan fasih membaca Al-Quran.Sedangkan pengertian secara

lebih luas adalah fashohah juga meliputi penguasaan di bidang Al-Waqfu WalIbtida‟

dalam hal ini yang terpenting adalah ketelitian akan harkat dan penguasaan kalimat

serta ayat-ayat yang ada di dalam Al Quran Karim.Secara sederhana pembahasan

mengenai fashohah ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Ibtida‟ tawakkuf

Pengertian ibtida‟ ditinjau dari segi bahasa adalah memulai. Sedangkan menurut

istilah adalah memulai bacaan sesudah waqaf. Ibtida‟ ini dilakukan hanya pada

perkataan yan gtidak merusak arti susunan kalimat.

Adapun pengertian waqaf menurut bahasa adalah berhenti menahan, sedangkan

(33)

sebentar (menurut adat) unutk bernafas bagi ari‟/qari‟ah, dengan niatan untuk

melanjutka bacaan tersebut. 22

Pada garis besarnya masalah waqaf dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a)Waqaf

b)Sakta/saktah. Qotho‟, tashil, isymam, naql dan imalah.

(1)Saktah menurut bahasa adalah mencegah dan menurut istilah adalah berhenti

antara dua kata atau pertengahan kata tanpa bernafas dengan niat melanjutkan

bacannya.

(2)Qatho‟ secara bahasa adalah memotong, sedangkan menurut istilah adalah

menghentikan bacaan sama sekali.

22

(34)

(3)Tashil dalam Al Quran ada satu tempat yaitu pada surat fushilat ayat 44. Cara

membacanya adalah hamzah yang pertama dibaca biasa, sdangkan hamzah yang

kedua dibunyikan antara hamzah dan alif. 23

(4)Isymam yang ada dalam Al Quran hanya satu tempat yaitu surat yusuf ayat 11.

Yangberharakat fathah disuarakan antara fathah dan dhommah (meleburkan bunyi

dhommah dengan bunyi fathah) dengan kedua bibir menonjol kedepan.(5)Naql dalam

Al Q uran yaitu ada satu tempat surat Al Hujurut ayat 11. Cara melafalkannya ialah

Lam sukun diganti dengan harakat huruf hamzah sesudahnya sehingga menjadi.

Kemudian huruf hamzah kasrah dari kata dibuang, sehingga menjadi kemudian

dihubungkan dengan maka akan berbunyi

(6)Imalah dalam Al-Quran hanya ada satu tempat yaitu surat Hud ayat 41, dengan

bunyi maka membacnaya adalah memiringkan fathah ke dalam kasrah (miring) menjadi Majreha. Huruf Ro‟ (Lughat Imalah) harus dibaca tipis.

2)Tata cara penguasaan huruf, harkat, kalimat serta ayat-ayat di dalam Al Q

uran.Secara konsepsional upaya penguasaan dan pemahaman bacaan Al Q uran dapat

ditempuh dengan 5 fase, yaitu :

(35)

e)Pola penguasaan Mujawwadz.

3.Faktor yang mempengaruhi kemampuan membacaFaktor-faktor yang

mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua

golongan saja, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada

dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang

ada di luar individu.24

a)Faktor-faktor internal

Di dalam membicarakan faktor internal ini, akan di bahas menjadi tiga faktor, yaitu:

faktor jasmaniah, faktor psikolgis dan faktor kelelahan.

1)Faktor jasmaniahseperti faktor kesehatandan cacat tubuh.

2)Faktor psikologisseperti inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

kesiapan.

3)Faktor kelelahan

Kelelahan dalam seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat

psikis).Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul

kecenderungan untuk membaringkan tubuh, sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat

dengan adanya

kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu

hilang.

24

(36)

b)Faktor-faktor eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokan menjadi

3(tiga) faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.25

1)Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluargaberupa:

(a)Cara orang tua mendidik

(b)Relasi antara anggota keluarga

(c)Suasana rumah tangga

(d)Keadaan ekonomi keluarga

2)Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode balajar dan

tugas rumah.

3)Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa.

Pengaruh itu terjadi karena keberandannya siswa dalam masyarakat.

a)Kegiatan siswa dalam masyarakat.

b)Mass media.

25

(37)

c)Teman bergaul.

d)Bentuk kehidupan masyarakat.

Disamping kedua faktor tersebut, Muhibbin syah dalam bukunya

menambahkan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar tidak hanya faktor internal

dan eksternal saja, tetapi ada faktor yang lain yakni faktor pendekatan belajar yang

juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. 26Seorang

siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajarr deep misalnya, mungkin

sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa

yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive.Dari beberapa faktor

yang mempengarahui belajar di atas, pada dasarnya menekankan pada perilaku

belajar yang efektif disertai proses mengajar yang tepat, maka proses

belajar-mengajar diharapkan mampu menghasilkan manusia-manusia yang memiliki

karakteristik sebagai berikut : pribadi yang mandiri, pelajar yang efektif, pekerja yang

produktif, dan menjadi anggota masyarakat yang baik.

B.Kajian Tentang Ekstrakrikuler BTQ (Baca Tulis Al Qur‟an)

1.Pengertian EkstrakurikulerBTQ

Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu

bidang pelajar yang diminati oleh sekelompok siswa, diselenggarakan di sekolah di

luar jam pelajaran biasa.Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler antara satu sekolah dan

26

Slameto, Belajar dan Fak tor-Fak tor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rine ka Cipta, 1995), Cet.

(38)

sekolah yang lain bisa saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh kemampuan

guru, siswa dan kemampuan sekolah.

Asal kata ekstrakurikuler berasal dari dua kata yaitu ekstra yang berarti lebih,

dan kurikuler yang artinya sama dengan kurikulum yang artinya pembelajaran, dari

dua kata tersebut dapat dirumuskan bahwa ekstrakurikuler adalah pembelajaran

ekstra/lebih (tambahan).

Menurut Uzer dan Lilis, ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan

di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar

sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memeperluas wawasan

pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi.27

Bacadalamartikatamajemuknya“membaca”yangpenulispahamiberartimelihattulisanda

(39)

ur‟an”menurutbahasaartinyabacaansedangkanmenurutistilahadalahmukjizatyangditur

unkanolehAllahkepadaNabiMuhammadSaw.28

SebagaisumberhukumdanpedomanbagipemelukajaranagamaIslam,jikadibacab

ernilaiibadah.Pengertiandapatpenulisuraikandenganlebihterinci,bahwaAlquranadalahf

irmanAllahswt.YangditurunkankepadaNabiMuhammadSawsecaramutawatirdanberan

gsur-angsur,melaluimalaikatJibrilyangdimulai

dengansurahFatihahdandiakhiridengansurahAn-Nasdanmembacanyabernilaiibadah. DariuraiandiatasdapatdirumuskansuatupengertianbahwabacatulisAlQur‟anadalahsuat

ukemampuanyangdimilikiuntukmembacadanmenuliskanKitabsuciAl-Qur‟an.Berangkatdaripengertiantersebut,makaterdapatlah

gambarandaripengertianbacatulisAlqurantersebut,yaitudiharapkanadanya

kemampuangandayaitumembacadanmenulisbagiobyekyangditeliti.Sebabkemampuant

ersebutberpengaruhkepadaprestasibelajarbahasaArab.

Sedangkan ekstrakurikulerBTQ (Baca Tulis Al Q ur‟an) adalahkegiatan

tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar

memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dankemampuanmembaca Al Qur‟an dengan tartil, artinya jelas, racak dan teratur, sedang menurut istilah ahli

qiro`at ialah membaca Al Qur`an dengan pelan-pelan dan tenang, beserta dengan

28

(40)

memikirkan arti-arti Al Qur`an yang sedang dibaca, semua hukum tajwid dan waqof

terjaga dengan baik dan benar / terpelihara dengan sempurna.29

2.Tujuan pendidikan dan pembelajaran Al Qur‟an

a.Tujuan pendidikan Al Q ur‟an

1)Membantu mengembangkan potensi anak ke arah pembentukan sikap, pengetahuan

dan keterampilan keagamaan, melalui pendekatan yang disesuaikan dengan

lingkungan dan taraf perkembangan anak, berdasarkan tuntutan Al-Qur‟an dan

sunnahrasul.30

2)Mempersiapkan anak agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan

keterampilan keagamaan yang telah dimilikinya melalui pendidikan lanjutannya. b.Tujuan pembelajaran Al Qur‟an

1)Dapat mengagumi dan mencintai Al Qur‟an sebagai bacaan istimewa dan pedoman

utama.

2)Dapat terbiasa membaca Al Qur‟an dengan lancar dan fasih serta memahami

hukum-hukum bacaan berdasarkan kaidah ilmu tajwid.

3)Dapat mengerjakan shalat lima waktu dengan tata cara yang benar dan

menyadarinya sebagai kewajiban sehari-hari.

4)Dapat menguasai hafalan sejumlah surat pendek, ayat pilihan dan do‟a harian.

29http://sudirmansuharto.blogspot.com/2012/ 11/ metode-pembelajaran-baca-tulis-al-quran.htmldi a kses pada tanggal 24

desember 2013 pukul 11 : 03

30http://smpmuha mmadiyah11sby.wordpress.com/ekstrakurikuler/baca-tartil-al-quran-btqdi akses pada 01 Desember 2013

(41)

5)Dapat mengembangkan perilaku sosial yang baik sesuai tuntutan islam dan

pengalaman pendidikannya.

6) Dapat menulis huruf arab dengan baik dan benar

3.Macam-macam Metode Baca Al Q ur‟an.

a.Metode Baghdadi

Metode ini adalah metode yang pertama kali dipergunakan dalam membaca Al Q ur‟an, khususnya di pondok pesantren.31

Metode ini tertuang dalam qowaidul

baghdadiyahatau yang dikenal dengan turutan juz amma, pengajarannya relatif lama

dengan melalui tahap-tahap yang ditentukan antara lain :

1)Pengenalan harakat demi harakat semua huruf hijaiyah secara berurutan.

2)Pengenalan huruf dengan harokat tanwin.

3)Pengenalan syaddahatau tasdid

4)Pengenalan huruf dibaca panjang/pendek

5)Pengenalan menyambung kalimat. b.Metode Iqra‟

Metode ini disusun oleh Ustadz As‟ad Humam sekitar tahun 1983-1988. Metode ini

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1)Sistem

a)CBSA, guru menyimak saja, jangan sampai menuntun, kecuali hanya memberikan

contoh pelajaran.

31

(42)

b)Privat, penyimak secara seorang demi seorang.

c)Asistensi, setiap santri yan glebih tinggi pelajarannya diharapkan menyimak santri

lain.32

2)Mengenal judul-judul, guru langsung memberikan contoh bacaannya.

3)Bila santri keliru panjang-panjang dalam membaca huruf, guru harus tegas

memperingatkan dan membacanya harus diputus-putus.

4)Bila santri keliru membaca huruf, cukup dibetulkan huruf yang

keliru dengan cara :

a)Isyarat, umpamanya dengan kata eee, awas, stop dan lain sebagainya.

b)Bila dengan isyarat tidak bisa, maka guru hendaknya memberi peringatan seperti misalnya : bila santri lupa membaca huruf za‟, maka guru cukup mengingatkan

titiknya saja. (yakni bila tidak ada titik dibaca ro‟), bila masih saja lupa. Maka guru

boleh mengingatkan bacaan sebenarnya.

5)Bagi santri yang sudah mahir bacaannya boleh diloncat-loncat tidak harus utuh

sehalaman.

c.Metode Al Barqy

Metode Al Barqy disusun Drs. H. Muhadjir Sulthon. Adapun materi ini terdiri dari

satu buku (paket) yang cara mengajarnya cukup singkat.33 Untuk anak setingkat SD

kelas IV ke atas memerlukan waktu 1 x 8 jam, bagi mahasiswa dan anak SLTA serta

32

Moh. Zuhri, Tarja mah Juz Amma, (Jakarta: Pustaka Aman, 1974), h.6

33

(43)

orang dewasa cukup 1–6 jam. Metode Al Barqy ini mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut :

1)Menggunakan empat kata lembaga, yaitu :

2)Menggunakan sistematika sebagai berikut :

Pertama: pengamatan sebuah struktur kata/kalimat

Kedua: pemisahan

Ketiga: pemilihan

Keempat: pemaduan.

3)Menggunakan teknik penyajian sebagai berikut :

a.Konsentrasi menggunakan titian ingatan

b.Mengadakan pengelompokan bunyi untuk mengenal/pindah dari huruf yang dikenal

ke huruf yang sulit

c.Morse

d.Pengelompokan bentuk huruf untuk memudahkan belajar menyambung (imla‟)

e.Menggunakan pengenalan dengan titian unta (urutan yang mengarah), yaitu dalam

mengajarkan tasydid dan sukun.

f.Menggunakan drill dalam mengenalkan makhroj maupun kepekaan

terhadap huurf dan kefasihan membaca. d.Metode Qiro‟ati

Metode Qiroati disusun oleh Ustadz Haji Dahlan Salim Zarkasyi pada tahun 1963,

(44)

Semarang.34 Didalamnya mengajarkan untuk membaca Al Q ur‟an dengan tartil dan benar menurut kaidah ilmu tajwid yang ada.

Ada ciri-ciri dari metode qiro‟ati ini adalah

1.Praktis

2.Sederhana (realis, tidak teoritis)

3.Sedikit demi sedikit

4.Merangsang murid untuk berpacu

5.Tidak menuntun membaca

6.Waspada/telliti terhadap bacaan shalat, terutama pada bacaan yang salah kaprah.

7.Driil.

e.Metode At Tartil

Pembahasan mengenai Metode At Tartil akan dibahas secara lebih detail, karena

metode ini yang dipakai di tempat penelitian.

1)Pengertian Metode At Tartil

Tartil disusun dari kata Ratalayang berarti “serasi dan indah”, ucapan atau kalimat

yang disusun secara rapi dan diucapkan dengan baik dan benar. Membaca sambil

memperjelas huruf-huruf berhenti dan memulai, sehingga pembaca dan pendengarnya

dapat memahami dan menghayati kandungan pesannya.35

34

Muhadjir Sulthon, Al-Barqy Buk u Belajar Baca Tulis Huru f Al Qur’an (Surabaya: Pena Suci, 1995), v ii dan viii

35

(45)

Metode At Tartilini merupakankarya tim pembina TPQ Lembaga Pendidikan Ma‟araif NU Cabang Sido‟arjo yaitu dengan cara CBSA (cara belajar santri aktif),

waspada terhadap bacaan yang salah, Drill (bisa karena biasa), bacaan langsung

(tanpa dieja), klasikal dan privat, praktis, disusun secara lengkap dan sempurna,

variatif, fleksibel.36 B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Sumadi Suryabrata (2007: 297) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar

adalah nilai yang merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru

mengenai kemajuan/prestasi belajar selama masa tertentu”. 37

Pendapat senada juga diungkapkan oleh James P. Chaplin (2002: 5) bahwa “Prestasi

belajar merupakan hasil belajar yang telah dicapai atau hasil keahlian dalam karya

akademis yang dinilai oleh guru/dosen, lewat tes-tes yang dilakukan atau lewat

kombinasikedua haltersebut”.38Hal ini misalnya prestasi belajar siswa selama satu

semester yang diukur dengan nilai beberapa mata pelajaran yang harus ditempuh

selama satu semestertersebut,jika siswa bisa mengumpulkan nilai yang tinggi

dalam masing-masing mata pelajaran dan mengumpulkan jumlah yang tinggi atau lebih

dari yang lain berarti siswa tersebut mempunyai prestasi belajar yang tinggi.

36

Tim Penyusun LP. Ma‟arif NU Cabang Sidoarjo, Panduan dan Pengolahan Taman Pendidik an Al Qur’an, (Sidoarjo : LP. Ma‟a rif NU Cab. Sidoarjo, 1998), h. 5

37

Sumadi Suryabrata, Prestasi Hasil Belajar(Jakarta: Rheneka Cipta 2007)hal 297 38

(46)

W.S Winkel (2004: 162) mengemukakan bahwa “Prestasi hasil belajar

adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapai”. 39Sejalan dengan pendapat

tersebut Nana Sudjana (2006: 3) mengemukakan bahwa Prestasi belajar merupakan

hasil-hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan kriteria-kriteria tertentu”.

40

Sementara Nasution (2000: 162) berpendapat bahwa “Prestasi belajar adalah

kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat”. Prestasi

belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif,

dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi belajar kurang memuaskan jika seorang

belum mampu memenuhi target ketiga kriteria tersebut.41

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar

merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan

menilai informasi-informasi yangdiperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi

belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari

materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah mengala mi proses

belajar. Prestasi dapat diketahui apabila seseorang telah melalui tahap evaluasi. Dari

hasil evaluasi tersebut dapat memperlihatkan tentang tinggi rendahnya prestasi yang

diperoleh oleh seseorang.

Muhibbin Syah (2010: 149) berpendapat bahwa prestasi belajar pada dasarnya

merupakan hasil belajar atau hasil penilaian yang menyeluruh, dengan meliputi:

39

W.S Winkel,Proses Belajar Mengajar(Jakarta : Bumi Aksara 2004) hal162

40

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Elgansindo 2006) hal 3

41

(47)

1) Prestasi belajar dalam bentuk kemampuan pengetahuan dan pengertian. Hal ini

juga meliputi: ingatan, pemahaman, penegasan, sintesis, analisis dan evaluasi.

2) Prestasi belajar dalam bentuk keterampilan intelektual dan keterampilan sosial.

3) Prestasi belajar dalam bentuk sikap atau nilai. 42

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil yang dicapai oleh seorang pelajar/siswa yang mencakup aspek ranah

kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi ditunjukkan dengan nilai yang diberikan

guru setelah melalui kegiatan belajar selama periode tertentu.

b. Pengertian Prestasi Akademik

Prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku,

ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak

disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk

hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan

keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan

menggunakan tes yang berstandar (Sobur,2006:76).43

Prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat

keberhasilan tentang suatu tujuan karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh

seseorang secara optimal (Setiawan,2006: 124).44

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

42

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya2010) hal 149 43

AbdusSobur,Penilaian Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta 2006) hal 76 44

(48)

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik individu. Menurut

Soemanto (2006: 17) menyatakan faktor yang mempengaruhi prestasi dan tingkah

laku individu adalah:45

a) Konsep diri

Pikiran atau persepsi individu tentang dirinya sendiri, merupakan faktor yang penting

mempengaruhi prestasi dan tingkah laku

b) Locus of Control

Dimana individu merasa melihat hubungan antara tingkah laku dan akibatnya, apakah

dapat menerima tanggung jawab atau tidak atas tindakannya. Locus of control

mempunyai dua dimensi, yakni dimensi eksternal dan dimensi internal. Dimensi

eksternal akan menganggap bahwa tanggung jawab segala perbuatan berada di luar

diri pelaku. Sedangkan dimensi internal melihat bahwa tanggung jawab segala

perbuatan berada pada diri si pelaku. Individu yang memiliki locus of control

eksternal memiliki kegelisahan, kecurigaan dan rasa permusuhan. Sedangkan ndividu

yang memiliki locus of contol internal suka bekerja sendir dan efektif.

c) Kecemasan yang Dialami

Kecemasan merupakan gambaran emosional yang dikaitkan dengan ketakutan.

Dimana dalam proses belajar mengajar, individu memiliki derajat dan jenis

kegelisahan yang berbeda.

d) Motivasi Hasil Belajar

45

(49)

Jika motivasi individu untuk berhasil lebih kuat daripada motivasi untuk tidak gagal,

maka individu akan segera merinci kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Sebaliknya,

jika motivasi individu untuk tidak gagal lebih kuat, individu akan mencari soal yang

lebih mudah atau lebih sukar.

d. Penilaian Prestasi Akademik

Penilaian terhadap keberhasilan studi siswa bertujuan untuk mengetahui apakah

siswa telah mencapai tingkat penguasaan kompetensi seperti yang diharapkan.

Penilaian dilakukan lewat ujian atau teknik pengumpulan informasi yang lain.

Pengumpulan informasi untuk kepentingan penilaian dilaukan secara terus menerus,

lebih dari satu kali dalam satu satuan waktu kegiatan akademik.

e. Ciri-ciri Individu yang Berprestasi

Setiap individu yang telah terpenuhi kebutuhan pokonya pastilah sedikit banyak

memiliki keinginan berprestasi. Namun yang membedakan antara individu yang

memiliki keinginan berprestasi tinggi dan rendah adalah keinginan dirinya untuk

dapat menyelesaikan sesuatu dengan baik.

Ciri individu yang memiliki keinginan berprestasi tinggi adalah berprestasi

dihubungkan dengan seperangkat standar. Seperangkat standar tersebut dihubungkan

dengan prestasi orang lain, prestasi diri sendiri yang lampau, serta tugas yang harus

dilakukan. Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang

dilakukan. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang

dilakukan sehingga dapat diketahui dengan cepat hasil yang diperoleh dari

(50)

terlalu mudah, akan tetapi memilih tugas yang tingkat kesulitannya sedang. Inovatif,

yaitu dalam melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien,

dan lebih baik dari pada sebelumnya. Hal ini dilakukan agar individu mendapatkan

cara yang lebih baik dan menguntungkan dalam pencapaian tujuan.

Dengan demikian, individu yang memiliki kegiatan untuk berprestasi tinggi

adalah individu yang memiliki standar berprestasi, memiliki tanggung jawab pribadi

atas apa yang dilakukannya. Individu lebih suka bekerja pada situasi dimana dirinya

mendapat umpan balik sehingga dapat diketahui seberapa baik tugas yang telah

dilakukannya.

f. Pengertian lain tentang PrestasiAkademika.

Pengertian Prestasi Menurut (Poerwadarminta,1980) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata“prestasi” mempunyai arti hasil yang telah dicapai

(dilakukan,dikerjakan dan sebagainya).46 Dalam proses pendidikan, prestasi dibatasi

pada prestasi belajar atau prestasi akademik. Djamarah (2002) mendefinisikan

prestasi akademik adalah hasil yangdiperoleh berupa kesan-kesan yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individusebagai hasil akhir dari aktivitas

belajar.47 Sedangkan definisi prestasi akademikmenurut Azwar (2002) adalah bukti

peningkatan atau pencapaian yang diperolehseorang siswa sebagai pernyataan ada

tidaknya kemajuan atau keberhasilan dalamprogram pendidikan.48Selanjutnya

menurut Suryabrata (2006) prestasi akademik adalah hasil belajarterakhir yang

46

Poerwadarminta, W,J,S. Kamus Umum bahasa Indonesia(Jakarta : Balai Pustaka1980) hal : 157 47

Djamarah Saiful Bahri, Stategi Belajar Mengajar(Jakarta:Rineka Cipta 2002) hal 138 48

(51)

dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu, yang mana di sekolahprestasi

akademik siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau simboltertentu.49

Kemudian dengan angka atau simbol tersebut, orang lain atau siswa sendiri akan

dapat mengetahui sejauh mana prestasi akademik yang telah dicapai. Dengan

demikian, prestasi akademik di sekolah merupakan bentuk lain dari besarnya

penguasaan bahan pelajaran yang telah dicapai siswa, dan rapor bisa dijadikan asil

belajar terakhir dari penguasaan pelajaran tersebut.Berdasarkan uraian dari beberapa

pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasiakademik adalah hasil atau

pencapaian yang diperoleh siswa dari aktivitas belajar, yangdinyatakan dalam bentuk

angka atau simbol tertentu.

Ukuran prestasi MenurutAzwar(1996)prestasi atau keberhasilan belajar dapat

dioperasionalkan dalam bentuk-bentuk atau indikator-indikator berupa:50

1) Nilai raport

Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai

rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek dikatakan

prestasi belajarnya rendah.

2) Indeks prestasiakademik

Indeks prestasi akademik adalah hasil belajar yang dinyatakan dalambentuk angka

atau simbol. Indeks prestasi dapat digunakan sebagai tolakukur prestasi belajar

seseorang setelah menjalani proses belajar.

49

Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan(Jakarta : Grafinda Persada 2006) hal : 98 50

(52)

3)AngkakelulusanAngka kelulusan merupakan suatu hasil yang diperoleh selama

melaksanakan suatu pendidikan dalam institusi tertentu, dan hasil ini jugamenjadi

indikator penting prestasi belajar.

4)Predikat kelulusan Predikat kelulusan merupakan status yang disandang oleh

seseorang dalam menyelesaikan suatu pendidikan yang ditentukan oleh besarnya

indeksprestasi yang dimiliki

5)Waktu tempuhpendidikan Waktu tempuh pendidikan seseorang dalam

menyelesaikan studinyamenjadi salah satu ukuran prestasi, yang menyelesaikan

studinya lebih awalmenandakan prestasinya baik, sebaliknya waktu tempuh

pendidikan yangmelebihi waktu normal menandakan prestasi yang kurang baik.

c.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Keberhasilan dalam proses belajaryangterjadi,dilatarbelakangiolehadanya sumber

atau penyebab yang mempengaruhi berlangsungnya proses belajar mengajar itu

sendiri. Faktor tersebut dapat berupa penghambat maupun pendorong pencapaian

prestasi.Soeryabrata (dalam Tjundjing, 2001) menggolongkan faktor-faktor

yangmempengaruhi prestasi belajar menjadi dua faktor, yaitu:51

1.Faktor Internal

Faktor ini merupakan hal-hal dalam diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar

yang dimiliki. Faktor ini dapat di golongkan ke dalam dua kelompok,yaitu:

a) Faktor Fisiologis

51

(53)

Faktor fisiologis mengacu pada keadaan fisik, khususnya sistem penglihatan

dan pendengaran, kedua sistempenginderaan tersebut dianggap sebagai faktor

yang paling bermanfaat di antara kelima indera yang dimiliki manusia. Untuk dapat

menempuh pelajaran dengan baik seseorang perlu memperhatikan dan memelihara

kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah merupakan suatu penghalang yang

sangat besar bagi seseorang dalam menyelesaikan program studinya. Untuk

memelihara kesehatan fisiknya, seseorang perlumemperhatikan pola makan dan pola

tidurnya, hal ini di perlukan untukmemperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain

itu untuk memeliharakesehatan, bahkan juga dapat meningkatkan ketangkasan fisik,

juga diperlukan olahraga secara teratur.

b) Faktor Psikologis

Faktorpsikologis meliputi faktor non fisik, seperti; motivasi, minat,intelegensi,

perilaku dan sikap mental.

1) Motivasi

Motivasi sangat meneentukan prestasi belajar seseorang menurut

Djamarah(2002),motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang

timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu.Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat

menyebabkan seseorang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan

Yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Jadi semakin

Gambar

tabel Intelegensi
Tabel 1.1 Jumlah subyek populasi dan sampel penelitian di MadrasahAliyah Negeri
Tabel 4.1 Distribusi Nilai Kemampuan Membaca Al-Qur`an
Tabel 4.2 Tingkat  Kemampuan Membaca Al-Qur`an
+6

Referensi

Dokumen terkait

Metode: Dibuat desain sistem untuk mengobjektifikasi dan menguantifikasi pemeriksaan fisik, yang terdiri dari empat komponen: pemindaian tubuh pasien secara 3

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data utama tes proyeksi (teknik Wartegg) serta metode pendukung wawancara dan

Peran LPK Hinomaru dalam mempersiapkan calon peserta magang ke Jepang bagian dari sistem Pelatihan Kerja yang diselenggarakan secara terpadu di indonesia dan di luar negeri oleh

Fungsi utama membran dalam kontaktor membran serat berongga adalah untuk mencipatakan luas permukaan kontak yang sangat besar di dalam modul sehingga proses

Kebijakan pola ruang kawasan budidaya diarahkan berdasarkan sifat-sifat kegiatan yang akan ditampung, potensi pengembangan, dan kesesuaian lahan. Rencana Pola Ruang

Berdasar klasifikasi m-Learning [Georgiev dkk, 2005], aplikasi ini dibatasi pada penggunaan perangkat berupa telepon genggam yang telah mendukung aplikasi Java

434 Mahmudah Guru Kelas MI MII Banyurip Ageng 02 Kota Pekalongan Ujian Tulis Ulang. 435 Nur Adilah Guru Kelas MI MSI 05 Sampangan Kota

Kemudian direaksikan dengan sumber eksterna berupa lampu katoda (sesuai dengan unsur yang akan ditentukan) sehingga atom-atom pada keadaan dasar membutuhkan energi