• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KAJIAN LAPANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III KAJIAN LAPANGAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

49 3.1. BAILAMOS DANCE SCHOOL

3.1.1. Profil Bailamos Dance School

Bailamos adalah sanggar tari yang berstandarisasi internasional menggunakan silabus untuk Balet dari Royal Academy of Dance(RAD), London dan silabus untuk Ballroom dance, Salsa, dan Hiphop dari United Kingdom Alliance. Guru-guru di Bailamos Dance School tidak hanya dari lokal tetapi guru-guru Internasional yang memiliki sertifikat. Didirikan pada tahun 2007 oleh swasta. Buka setiap hari pada pukul 10.00 WIB-21.00 WIB.

3.1.2. Lokasi

Bailamos Dance School beralamat di Kompleks Zaho Center, Jalan Demangan Baru No 1, Yogyakarta. Untuk masuk lokasi sangat mudah untuk dijangkau dengan berbagai kendaraan, terlebih lagi terletak di dekat Mall Ambarukmo.

3.1.3. Program Kegiatan

Bailamos Dance School membuka 3 kelas, yakni Academy Class, Open Class, dan Children Class.

3.1.3.1. Open Class

Ditujukan yang ingin belajar balet di usia remaja / dewasa. Materi pelajaran yang diberikan adalah dasar-dasar ballet klasik ditambah dengan latihan-latihan untuk pembentukkan postur tubuh serta menjaga kebugaran, tanpa Ujian Kenaikan Tingkat. Durasi latihan +/- 60 menit / kelas, dengan jadwal 1 x seminggu.

(2)

Sebuah program yang menarik yang dirancang untuk calon penari dan koreografer profesional. Di Academy Class para siswa akan di bimbing teknik dasar menari. Syarat peserta minimal berusia 3,5 tahun hingga dewasa.

3.1.3.3. Children Class

Sebuah program yang diperuntukan bagi anak usia 3,5 – 9 tahun, yang bertujuan untuk memperkenalkan Creative Movement melalui Dance, Mime & Music. Materi pelajaran di kelas diberikan melalui permainan yang diramu dalam rangkaian gerak dengan iringan musik sehingga mudah dicerna oleh anak-anak. Selain untuk kebugaran jasmani dan pembentukan sikap tubuh, berguna juga untuk meningkatkan keterampilan, menguasai irama, dan koordinasi gerak yang baik serta melatih kreatifitas.

3.1.4. Periode Kenaikan Tingkat

Penilaian langsung diberikan oleh guru kelas masing-masing melalui laporan perkembangan anak setiap bulan Juni dan Desember. Lama belajar maksimum 8-12 bulan per tingkatan kelas. Ujian Kenaikan Tingkat dilaksanakan 1 tahun sekali dengan jadwal, penguji dan sertifikat dari The Royal Academy of Dance, London, United Kingdom.

3.1.5. Elemen Pembentuk Ruang 3.1.5.1. Lantai

Gambar 3.1. Studio Tari 1 Bailamos Dance School (sumber: Fadila AS,2016)

(3)

Lantai pada studio tari menggunakan lantai kayu khusus menari atau yang disebut sprung floor. Lantai sprung floor sudah diakui keamanannya secara Internasionel untuk menari. Sedangkan lantai pada lobby, menggunakan keramik.

3.1.5.2. Ceiling

Ceiling pada Bailamos Dance School menggunakan gypsum board di semua ruangan. Gypsum dapat membantu sistem akustik tetapi hanya untuk frekuensi suara yang kecil.

3.1.5.3. Dinding

Gambar 3.2. Studio Tari 2 Bailamos Dance School (sumber: Fadila AS,2016)

Dinding pada studio tari dipenuhi oleh cermin yang membantu selama latihan serta diberi barrier kayu atau pegangan tangan untuk memudahkan dalam menjaga keseimbangan.

3.1.6. Furniture

Gambar 3.3. Lobby Bailamos Dance School (sumber: Fadila AS,2016)

(4)

Furniture pada lobby terdapat seperangkat meja resepsionis beserta almari yang terbuat dari bahan kayu. Lemari tersebut digunakan untuk menyimpan kostum dan piala. Serta sofa untuk para orang tua yang menunggu anaknya sedang latihan menari. Furniture yang ada pada Bailamos Dance School sangat kurang terlebih kostum menari sangat banyak jumlahnya.

3.1.7. Sistem Interior 3.1.7.1. Pencahayaan

Gambar 3.4. Lobby 2 Bailamos Dance School (sumber: Fadila AS,2016)

Sistem pencahayaan pada lobby menggunakan downlight dan ditepi resepsionis terdapat skylight sehingga memudahkan cahaya matahari masuk sebagai pencahayaan alami.

Pencahayaan pada salah satu studio di Bailamos Dance School sudah cukup baik selain pencahayaan buatan juga memanfaatkan jendela untuk meghantarkan cahaya alami masuk ke dalam studio tari.

3.1.7.2. Penghawaan

Penghawaan memakai system penghawaan buatan berupa ac split, namun apabila diperlukan penghawaan alami dapat dilakukan dengan sirkulasi udara terdapat pada bagian atas pintu/lubang ventilasi.

3.1.7.3. Akustik

Pada studio terdapat box speaker yang diletakkan pada samping kiri dan kanan ruangan. Tetapi tidak ada sistem akustik khusus untuk ini, hanya menggunakan lantai kayu yang kekuatan meyerap suara tidak terlalu besar dan ceiling gypsum boars.

(5)

3.2. GEDUNG WAYANG ORANG SRIWEDARI 3.2.1. Sejarah

Gambar 3.5. Tampak depan GWO Sriwedari (sumber: Fadila AS,2016)

Kawasan Sriwedari merupakan kawasan wisata budaya yang mempunyai nilai sejarah dalam perkembangannya. Sriwedari yang berumur kurang lebih satu abad. Pada Raja PB X yang bertahta tahun 1893-1939 M, dibangunlah suatu taman di wilayah Kadipolo. Taman tersebut difungsikan sebagai hiburan bagi keluarga Raja dan abdi dalem Keraton Surakarta. Pembanggunan tersebut dilakukan pada hari Rebo Wage 28 Maulud 1831 atau 17 juli 1901 M yang disebut taman sriwedari. Pada masa pemerintahan PB XI yang bertahta pada tahun 1930-1980 ada penambahan Gedung Wayang Orang dan Ketoprak. Dengan adanya UU No. 5 tahun 1992 tentang cagar budaya sebagai landasan hukum untuk melindungi peninggalan sejarah yang berumur 50 tahun dan pada No. 8 tahun 1994 tentang pariwisata dan kebijakan provinsi daerah TK 1 Jawa Tengah yang berlaku hingga tahun 2006, maka mulailah ada pembenahan pada Gedung Wayang Orang Sriwedari pada fasilitas pementasan,kapasitas pengunjung pada ruang pementasan Gedung Wayang Orang Sriwedari adalah 400 kursi.

3.2.2. Lokasi

Gedung Wayang Orang Sriwedari beralamat di Jalan Slamet Riyadi 275 Solo. Bangunan GWO terletak di sisi selatan dalam kompleks Taman Sriwedari. Lokasi tepatnya adalah di sebelah selatan THR Sriwedari. Bangunan yang menghadap ke

(6)

arah utara ini dapat dengan mudah dikenali dari papan nama gedung yang terpajang jelas di bagian atas depan lobi gedung.

3.2.3. Elemen Pembentuk Ruang 3.2.3.1. Lantai

Gambar 3.6. Panggung pertunjukan GWO Sriwedari (sumber: Fadila AS,2016)

Lantai pada Gedung Wayang Orang Sriwedari menggunakan keramik putih 40x40cm, serta keramik merah muda 30x30cm disepanjang jalan menuju panggung. Adapun lantai pada panggung memiliki elevasi 1 meter.

3.2.3.2. Ceiling

Ceiling pada Gedung Wayang Orang Sriwedari menggunakan eternit finishing warna putih di semua ruangan. Sedangkan ceiling pada panggung pentas diberi microphone agar dialog pelakon wayang terdengar sampai belakang kursi penonton.

3.2.3.3. Dinding

Gambar 3.7. Loket GWO Sriwedari (sumber: Fadila AS,2016)

(7)

Dinding dari loket sampai ruang pertunjukan pun menggunakan cat warna putih, serta jendela dengan kaca transparan. Dinding pada panggung menggunakan kain berlayer-layer sebagai backdrop atau latar tempat suatu cerita.

3.2.4. Sistem Interior 3.2.4.1. Pencahayaan

Gambar 3.8. Tata Cahaya GWO Sriwedari (sumber: Fadila AS,2016)

Karena setiap ada pementasan dimulai pada malam hari maka pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan buatan. Jenis lampu yang digunakan antara lain : Lampu TI, Lampu Spot, Pencahayaan khusus.

3.2.4.2. Penghawaan

Gambar 3.9. Penghawaan GWO Sriwedari (sumber: Fadila AS,2016)

Penghawaan memakai system penghawaan buatan berupa ac split, namun apabila diperlukan penghawaan alami dapat dilakukan dengan sirkulasi udara terdapat pada bagian atas pintu/lubang ventilasi.

(8)

3.2.4.3. Akustik

Untuk pementasan biasanya pemain menggunakan pengeras suara berupa seperangkat sound system, box speaker yang diletakkan pada samping kiri dan kanan ruang audiens. Untuk menghindari cacat suara seperti gema yang berkempanjangan dapat diatasi dengan banyaknya bukaan ventilasi disepanjang dinding.

3.2.5. Furniture

Furniture pada lobby terdapat seperangkat meja resepsionis beserta almari yang terbuat dari bahan kayu. Namun dikarenakan sudah tidak dipakai terlihat kurang terawat. Sebelumnya meja tersebut digunakan untuk penonton mencari informasi jadwal pementasan wayang orang, namun dikarenakan semakin sedikitnya pengunjung yang datang meja resepsionis tersebut tidak digunakan seperti pada fungsinya.

Gambar 3.10. Tempat make up pemain GWO Sriwedari (sumber: Fadila AS,2016)

Pada ruang rias pemain terdapat seperangkat meja rias cermin beserta kursi, meja rias menggunakan bahan kayu dan cermin untuk berias sebelum pementasan dan kursi fabrikasi dari plastik.

Gambar 3.11. Tempat make up pemain GWO Sriwedari (sumber: Fadila AS,2016)

(9)

Furniture pada ruang penonton dibedakan menjadi 2 berupa kursi dari spon finishing oscar warna merah dan hitam untuk kursi penonton VIP pada deretan depan. Terdapat juga kursi dari kayu dengan rangka besi untuk penonton kelas biasa pada deretan belakang.

3.2.6. Pola Penataan Ruang

Loket pembelian tiket pertunjukan berada di sisi barat GWO Sriwedari. Sementara untuk bagian dalam Gedung Wayang Orang ini terbagi dalam beberapa ruang. Lokasi untuk penonton terbagi dalam dua lantai yaitu lantai satu yang mampu menampung ratusan penonton dengan kursi dan lantai dua atau balkon yang mampu menampung puluhan penonton. Dibelakang balkon terdapat ruang kontrol suara dan lampu yang yang merupakan salah satu hal penting untuk Gedung Wayang Orang Sriwedari.

Panggung pertunjukan terbagi dalam beberapa ruas. Ruas pertama berada di depan bawah adalah ruas untuk para pengiring pertunjukan lengkap dengan gamelannya. Ruas kedua adalah panggung pertunjukan yang memiliki backdrop bergambar yang dapat dinaik turunkan. Pada lantai satu Gedung Wayang Orang Sriwedari kursi penonton terbagi dalam dua ruas. Ruas barat dan timur dibagi oleh jalan kecil sebagai akses penonton yang terletak tepat di bagian tengah gedung. Sementara akses naik ke balkon adalah tangga yang terletak di samping kanan dan kiri ruangan.

Untuk panggung sendiri berupa panggung procenium atau satu arah. Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana penonton menyaksikan pertunjukan. Arah dari panggung ini hanya satu jurusan yaitu kearah penonton saja, agar pandangan penonton lebih terpusat kearah pertunjukan. Para pemeran diatas panggung juga agar lebih jelas dan memusatkan perhatian penonton. Dalam kesadaran itulah maka keadaan pentas prosenium harus dapat memenuhi fungsi melayani pertunjukan dengan sebaik-baiknya.

(10)

3.3. THE ROYAL BALLET SCHOOL 3.3.1. Sejarah

Gambar 3.12. Tampak Depan The Royal Ballet School

(sumber:http//www.royalballetschool.com diakses 23 April 2015 pukul 09.15WIB)

Sekolah balet terbesar di dunia ini didirikan pada tahun 1926, ketika Dame de Ninette Valois terinspirasi untuk menciptakan sebuah sekolah balet yang berkualitas tinggi, ia berkolaborasi dengan Lilian Baylis Manajer Old Vic Theatre. Tujuan utama didirikan sekolah balet ini agar Inggris dapat melahirkan balerina dari tempatnya sendiri, karena selama ini banyak balerina Inggris yang bersekolah di sekolah balet di Rusia. Selain itu, metode pengajarannya juga menekankan pada kesenian, musikalitas, dan kualitas teknik balet itu sendiri.

3.3.2. Lokasi

Berada di jantung negara Inggris yakni 46 Floral St, London WC2E 9DA, Inggris.

3.3.3. Fasilitas

3.3.3.1. White Lodge

Fasilitas untuk siswa –siswi balet yang berusia 11-16 tahun. Jumlah siswa hanya dibatasi 126 siswa. Fasilitas ini terdapat 5studio balet kecil dan 1 studio besar , salah satunya yang paling terkenal studio bernama Fonteyn Studio Theater. Fonteyn Studio Theater berkapasitas 250 kursi. Selain studio, juga terdapat kamar tidur, ruang makan, kolam renang indoor, lapangan tenis, lapangan futsal, tenis meja, dan ruang santai.

(11)

3.3.3.2. Convert Garden

Gambar 3.13. Floral Street pada The Royal Ballet School

(sumber:http//www.royalballetschool.com diakses 23 April 2015 pukul 09.15WIB)

Fasilitas untuk siswa –siswi balet yang berusia 16-18 tahun. Jumlah siswa hanya dibatasi 180 siswa. Fasilitas ini terdapat 4 studio balet, perpustakaan, studio seni, audiovisual, studio pilates dan ruang fisioterapi. Keunikan dari Convert Garden ialah adanya jembatan spektakuler yang disebut Floral Street menghubungkan Convert Garden dan Royal Opera House.

3.3.4. Elemen Pembentuk Ruang 3.3.4.1. Lantai

Gambar 3.14. Studio Balet pada The Royal Ballet School

(12)

Menggunakan sprung floor atau lantai busa dan dilapisi material vynil yang sudah diakui sebagai lantai standart tari internasional karena tidak licin, tahan gores, dan tidak menyimpan panas terlalu lama. Adapun lantai pada lobby menggunakan vynil roll tekstur kayu, sedangkan lantai pada ruang santai menggunakan vynil roll warna merah.

3.3.4.2. Ceiling

Gambar 3.15. Lobby The Royal Ballet School

(sumber: http//www. royalballetschool.com diakses 23 April 2015 pukul 09.15WIB)

Semua ruangan pada The Royal Ballet School ini menggunakan gypsum board sebagai ceiling kecuali studio balet yang juga berfungsi sebagai ruang pentas mini menggunakan perforated aluminium atau aluminium berongga. Hanya saja penggunaan lampu dekoratifnya berbeda disetiap ruangan,

3.3.4.3. Dinding

Dinding pada The Royal Ballet School menggunakan dominasi cat warna putih. Adapun studio balet menggunakan cat warna kuning dan dipenuhi oleh cermin yang membantu selama latihan serta diberi barrier kayu atau pegangan tangan untuk memudahkan dalam menjaga keseimbangan. Tidak ada wall decorativ dengan pemasangan khusus hanya figura foto atau lukisan.

3.3.5. Sistem Interior 3.3.5.1. Pencahayaan

Pencahayaan di The Royal Ballet School sudah cukup baik selain pencahayaan buatan juga memanfaatkan jendela untuk meghantarkan cahaya alami. Contohnya studio balet, studio memiliki jendela yang besar-besar agar

(13)

cahaya matahari masuk ke dalam studio. Sedangkan pencahayaan pada ruangan lain, contohnya lobby, menggunakan decorativ lamp di tepi ceiling. Adapun pencahayaan pada ruang pentas mini terdapat lampu khusus untuk pentas, seperti Follow Spot light dan flood light.

3.3.5.2. Penghawaan

Penghawaan memakai system penghawaan buatan berupa ac split, namun apabila diperlukan penghawaan alami dapat dilakukan dengan sirkulasi udara terdapat pada bagian atas pintu/lubang ventilasi.

3.3.5.3. Akustik

Gambar 3.16. Studio sekaligus R. Pentas The Royal Ballet School

(sumber: http//www.royalballetschool.com diakses 23 April 2015 pukul 09.15WIB Pada studio menggunakan piano sebagai sumber suara. Sistem akustik pada studio baik sekali dengan perforated aluminium atau aluminium berongga. Ceiling yang berongga membantu sistem akustik sebagai pemecah suara agar tidak menggema.

3.3.6. Furniture

Gambar 3.17. Ruang Santai The Royal Ballet School

(14)

Sebagian besar furniture dibuat dengan kebutuhan masing-masing. Meja lobby dibuat dari kayu unfinish. Sedangkan kursi dan sofa santai menggunakan bahan upholestery dan kain oskar berwarna krem. Kursi penonton pada studio sekaligus ruang pentas berwarna merah maroon.

3.4. NAMARINA DANCE ACADEMY 3.4.1. Profil

Gambar 3.18. Tampak Depan Namarina Dance Academy

(sumber: http//www.namarina.org diakses 23 April 2015 pukul 10.00 WIB) Namarina adalah institusi pendidikan non-formal yang bergerak di bidang tari ballet, jazz dan fitness (kebugaran). Didirikan pada tahun 1956 oleh almarhumah nanny lubis yang kemudian dilanjutkan oleh maya tamara sebagai principal / artistic director. Dalam ruang lingkup asia tenggara, namarina merupakan institusi seni terutama tari balet yang tertua. Namarina memiliki total jumlah murid sekitar 2.000 orang, dengan 1 studio pusat dan 6 studio cabang yang tersebar di area Jakarta

3.4.2. Lokasi

Saat ini Namarina telah berkembang dan tersebar di beberapa wilayah Jakarta, yaitu Jl. Halimun (sebagai Studio Pusat), Kebayoran, Tebet, Bintaro, Jakarta Barat dan Pondok Indah.

(15)

3.4.3. Program Kegiatan 3.4.3.1. Balet

1) Children Class

Tingkatan kelas-kelas ballet yang diperuntukan bagi anak usia 3 – 9 tahun. Materi pelajaran di kelas diberikan melalui permainan rangkaian gerak dengan iringan musik sehingga mudah dicerna oleh anak-anak. Durasi latihan +/- 50 menit dengan jadwal 1 x seminggu.

2) Ballet for Adult

Ditujukan bagi mereka yang ingin belajar ballet di usia remaja / dewasa. Materi pelajaran yang diberikan adalah dasar-dasarballet klasik ditambah dengan latihan-latihan untuk pembentukkan postur tubuh serta menjaga kebugaran, tanpa Ujian Kenaikan Tingkat. Durasi latihan +/- 60 menit / kelas, dengan jadwal 1 x seminggu.

3) Ballet on Sunday

Ditujukan bagi anak-anak yang tidak bisa mengikuti kelas di hari biasa. Materi pelajaran yang diberikan adalah dasar-dasar Classical Ballet dan pembentukan postur tubuh serta kebugaran, yang di kemas dalam bentuk permainan. Durasi latihan ± 60 menit dengan jadwal 1x seminggu.

4) General Graded Syllabus / Approved Exam Centre (AEC)

Kurikulum The Royal Academy of Dance (RAD), London, UK. Materi yang diberikan untuk murid Grade 4 ke atas. Durasi latihan +/- 60 menit / kelas, dengan jadwal 2 x seminggu.

5) Vocational Graded Syllabus / RAD Approved Venue (RAV)

Materi yang diberikan untuk Vocational Graded adalahClassical

Ballet dengan kurikulumThe Royal Academy of Dance (RAD), London, UK.

Durasi latihan +/- 90 – 120 menit / kelas, dengan jadwal 2 x seminggu. 3.4.3.2. Jazz

1) Jazz Balet

Ditujukan bagi yang ingin belajar tarian jazz dicampur dengan balet. 2) Jazz Hiphop

(16)

Ditujukan bagi yang ingin belajar tarian jazz dicampur dengan hip hop. 3.4.3.3. Fitnes

1) Gymnastic for kids

Olahraga senam untuk anak-anak dibawah 12 tahun dengan permainan. 2) Keep Fit

Olahraga dengan senam ataupun menari untuk dewasa. 3.4.3.4. Sunday Class

Segala jenis tarian dari balet, jazz, dan fitnes di hari Minggu bagi orang yang tidak sempat olahraga dan menari di hari biasa.

3.4.5. Periode Kenaikan Tingkat

Penilaian langsung diberikan oleh guru kelas masing-masing melalui laporan perkembangan anak setiap bulan Juni dan Desember. Lama belajar maksimum 8-12 bulan per tingkatan kelas. Ujian Kenaikan Tingkat dilaksanakan 1 tahun sekali dengan jadwal, penguji dan sertifikat dari The Royal Academy of Dance, London, United Kingdom.

3.4.6. Elemen Pembentuk Ruang 3.4.6.1. Lantai

Gambar 3.19. Studio Tari Namarina Dance Academy

(17)

Lantai pada studio tari menggunakan lantai kayu khusus menari atau yang disebut sprung floor. Lantai sprung floor sudah diakui keamanannya secara Internasionel untuk menari. Sedangkan lantai pada lobby dan kantin, menggunakan keramik. Ruang ganti menggunakan vynil roll tekstur kayu. 3.4.6.2. Ceiling

Ceiling pada Namarina Dance Academy menggunakan gypsum board di semua ruangan. Gypsum dapat membantu sistem akustik tetapi hanya untuk frekuensi suara yang kecil.

3.4.6.3. Dinding

Dinding pada studio tari menggunakan dominasi cat warna putih dan dipenuhi oleh cermin yang membantu selama latihan serta diberi barrier kayu atau pegangan tangan untuk memudahkan dalam menjaga keseimbangan.

3.4.7. Sistem Interior 3.4.7.1. Pencahayaan

Gambar 3.20. Studio Tari 2 Namarina Dance Academy

(sumber: http//www.namarina.org diakses 23 April 2015 pukul 10.00 WIB )

Pencahayaan di Namarina Dance Academy sudah cukup baik selain pencahayaan buatan juga memanfaatkan jendela untuk meghantarkan cahaya alami. Contohnya studio tari, studio memiliki jendela yang besar-besar agar cahaya matahari masuk ke dalam studio. Pada ruangan lain menggunakan

(18)

downlight seperti lobby, ruang ganti, dan kantin. Jika cahaya dari matahari dapat menembus ke dalam, maka penggunaan lampu diminimalisir.

3.4.7.2. Penghawaan

Penghawaan memakai system penghawaan buatan berupa ac split, namun apabila diperlukan penghawaan alami dapat dilakukan dengan sirkulasi udara terdapat pada bagian atas pintu/lubang ventilasi.

3.4.7.3. Akustik

Pada studio terdapat box speaker yang diletakkan pada samping kiri dan kanan ruangan. Tetapi tidak ada sistem akustik khusus untuk ini, hanya menggunakan lantai kayu yang kekuatan meyerap suara tidaklah terlalu besar dan ceiling gypsum boads. Sehingga, sistem akustik kurang baik.

3.4.8. Furniture

Gambar 3.21. Ruang Kostum Namarina Dance Academy

(sumber: http//www.namarina.org diakses 23 April 2015 pukul 10.00 WIB )

Furniture pada ruang kostum di Namarina Dance Academy terdiri dari storage build in yang terbuat multipleks dengan finishing duco putih. Pertimbangan storage build in dari lantai sampai ceiling sangat bagus dikarenakan mengurangi debu menempel pada atas storage. Sedangkan furniture di lobby terdapat sofa dan meja.

(19)

Gambar 3.22. Kantin Namarina Dance Academy

(sumber: http//www.namarina.org diakses 23 April 2015 pukul 10.00 WIB )

Pada kantin , furniture didominasi warna putih untuk meja penjual. Di desain seperti mini bar. Sofa pengunjung diberi upholestery garis-garis putih dan kuning, meja makan juga bulat terbuat dari metal. Keseluruhan furniturenya cukup baik.

Gambar

Gambar 3.1. Studio Tari 1 Bailamos Dance School  (sumber:  Fadila AS,2016)
Gambar 3.2. Studio Tari 2 Bailamos Dance School  (sumber:  Fadila AS,2016)
Gambar 3.5. Tampak depan GWO Sriwedari  (sumber:  Fadila AS,2016)
Gambar 3.6. Panggung pertunjukan GWO Sriwedari  (sumber:  Fadila AS,2016)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berikut adalah salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Sangat Baik pada aspek organisasi karangan di siklus 2. Pentingkah Ekstrakurikuler dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara sikap karyawan atas perubahan kebijakan hari kerja terhadap kinerja karyawan pada karyawan administratif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada siklus I tinggi, namun masih ada indikator motivasi belajar siswa yang berada pada kategori sedang, yaitu

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Madrid, Spanyol menyelenggarakan Pekan Warisan Budaya Kuliner Indonesia (PWBKI) dari tanggal 1 hingga 8 Februari 2015 yang bekerja sama

Demikian beberapa pokok hasil analisis terhadap pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2004, Neraca Pemerintah RI per 31 Desember 2004 dan Laporan Arus

Kini kamu telah menjadi sangat kuat hingga kamu merasa heran akan hal itu, dan hal itu adalah karena kesetiaanmu kepada Puteraku yang terkasih, hingga kini kamu

Melalui kedua macam operasi tersebut, diperoleh beberapa kemiripan sifat antara medan gravitasi dan medan elektrostatika (lihat Tabel 1) sebagai berikut: (1) massa

Sehubungan dengan survei dalam rangka penulisan Skripsi yang sedang Saya lakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (FEB USU), maka Saya melakukan