• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inilah Tiga Hal yang Dibahas dalam Rapat Rektor PTN se- Jatim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inilah Tiga Hal yang Dibahas dalam Rapat Rektor PTN se- Jatim"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Inilah Tiga Hal yang Dibahas

dalam Rapat Rektor PTN

se-Jatim

UNAIR NEWS – Sebanyak sepuluh pimpinan perguruan tinggi negeri

(PTN) di Jawa Timur hadir dalam forum “Rapat Kerja Paguyuban Rektor Perguruan Tinggi Negeri se-Jawa Timur”, Selasa (31/1). Acara dilangsungkan di Gedung Technopark, Universitas Pembangunan Nasional Veteran.

Kesepuluh PTN yang hadir itu adalah Universitas Airlangga, Institut Teknologi 10 Nopember, Universitas Brawijaya, Universitas Jember, Universitas Trunojoyo, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dan UPN sebagai tuan rumah.

Dalam forum yang dipimpin oleh Rektor UNEJ Drs. Moh. Hasan, M.Sc., Ph.D selaku Koordinator Paguyuban Rektor PTN se-Jatim membahas sejumlah poin penting. Yakni, pengadaan bersama jurnal dan buku elektronik, penerbitan buku yang berisi keunggulan PTN se-Jatim, serta penelitian dan publikasi bersama.

Terkait pengadaan bersama jurnal dan buku elektronik, saat ini, total anggaran untuk berlangganan jurnal elektronik dan buku elektronik pada 11 perguruan tinggi mencapai Rp 25 miliar. Di UNAIR sendiri, total anggaran mencapai Rp 5,3 miliar, masing-masing adalah Rp 4,1 miliar dan Rp 1,2 miliar. Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, ketika ditemui usai pertemuan tersebut menyampaikan bahwa pengadaan bersama jurnal dan buku elektronik di PTN se-Jatim memakan biaya yang besar. Untuk itu, diperlukan formula yang efektif dan tepat agar biaya berlangganan jurnal menjadi efisien. Solusinya, adalah membentuk konsorsium untuk bersama-sama

(2)

berlangganan jurnal. Hanya saja, titik temu pembahasan mengenai pengadaan bersama jurnal dan buku elektronik masih belum disepakati.

“Kita tidak bikin satu langganan untuk semua di Jawa Timur sehingga kita bisa dapat jurnal-jurnal yang bervariasi. Tapi masih belum diputuskan di sini. Kita tidak mungkin biarkan teman-teman yang belanjanya hanya Rp 150 juta, kemudian harus tetap segitu, kan nggak ada efeknya. Teman-teman yang belanjanya masih kecil ya kita dorong untuk naik lagi tapi tidak perlu untuk sama seperti UNAIR yang sampai Rp 4 miliar. Biar UNAIR turun, sedangkan yang lain naik sedikit,” tutur Nasih.

Dalam forum tersebut, UNAIR ditunjuk menjadi koordinator penerbitan buku yang berisi keunggulan PTN se-Jatim, serta penelitian bersama di bidang sosial dan humaniora. Nantinya, buku itu berisi tentang keunggulan masing-masing PTN se-Jatim. Wakil Rektor IV UNAIR Junaidi Khotib, Ph.D., yang ditemui di sela-sela acara menuturkan, pihaknya tidak membatasi konten dalam buku itu dengan alasan diversifikasi perguruan tinggi. “Ada yang unggul di bidang agribisnis, atau ada juga yang unggul di bidang health sciences (ilmu kesehatan, red). Dan ketika itu menjadi satu buku, itu menjadi kekuatan bahwa perguruan tinggi negeri di Jawa Timur itu memiliki sesuatu yang dibanggakan,” imbuhnya. Targetnya, pada bulan Maret, buku tersebut akan naik cetak di penerbitan.

Terkait dengan penelitian dan publikasi bersama di jurnal internasional terindeks Scopus atau Thomson Reuters, diakui Junaidi, lektor kepala dan profesor yang sudah terbiasa untuk mempublikasikan penelitian, hal tersebut bukan masalah besar. Namun, bagi yang belum terbiasa, itu menjadi masalah. Oleh sebab itu, kolaborasi riset dan publikasi antar perguruan tinggi negeri harus ditingkatkan.

(3)

anggaran program riset mandat UNAIR, maka ketua tim peneliti berasal dari UNAIR, sedangkan anggota lainnya berasal dari PTN lain. “Setiap grant-nya kan Rp 250 juta. Maka peneliti utama diberikan pada UNAIR, sementara tim peneliti harus mengambil dari peneliti dari perguruan tinggi lain yang termasuk dalam paguyuban ini,” terang dosen Fakultas Farmasi.

Sebelumnya, kolaborasi peneliti antar perguruan tinggi adalah hal biasa. Hanya saja, melalui forum ini, kolaborasi penelitian dan publikasi bersama termasuk dalam agenda program agar bisa segera diakselerasi. (*)

Penulis: Defrina Sukma S

SNMPTN 2017 Lebih Selektif,

Sesuai Pemeringkatan Panitia

Pusat

UNAIR NEWS – Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN) akan dibuka pada Februari mendatang. Sosialisasi pun digalakkan untuk memberikan informasi yang akurat kepada calon mahasiswa. Panitia pusat pun mengundang seluruh Unit Humas (Hubungan Masyarakat) seluruh PTN se-Indonesia untuk mengikuti sosialisasi SBMPTN dan SNMPTN 2017 pada Jumat,(13/1), di Century Park Hotel, Jakarta.

Terkait SNMPTN, kuota penerimaan siswa dengan prestasi unggul akan dibatasi dengan ketentuan berdasarkan akreditasi sekolah. Bagi sekolah dengan Akreditasi A, 50% terbaik di sekolahnya berhak mengikuti SNMPTN; Akreditasi B, 30% terbaik; Akreditasi C, 10% terbaik; Belum terakreditasi, 5% terbaik di sekolahnya.

(4)

Dalam SNMPTN kali ini, tidak ada pemeringkatan siswa dari pihak sekolah. Sehingga, pemeringkatan hanya dilakukan oleh panitia pusat. “Tidak ada pemeringkatan dari sekolah, karena sistem pemeringkatan yang berbeda antar sekolah, maka pemeringkatan dilakukan oleh panitia pusat,” jelas Sekretaris Pusat Informasi dan Humas UNAIR Dr. drh. Bimo Aksono, MS.

Untuk pemeringkatan oleh panitia pusat, calon peserta SNMTPN harus memiliki nilai rapor semester 1 sampai semester 5 (bagi siswa SMA/SMK/MA atau sederajat tiga tahun) atau nilai rapor semester 1 sampai semester 7 (bagi SMK empat tahun), yang telah diisikan pada Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Terkait pengisian PDSS oleh sekolah, kali ini harus diisi dan dilengkapi sejak awal pengisian. Pasalnya, banyak kasus dari sekolah calon peserta yang melompati pengisian data PDSS, namun lupa untuk tidak mengulang atau mengecek lagi.

“Banyak kasus yang lupa tidak mengisi lagi, niatnya diloncati dulu karena bisa diisi nanti, tapi kelupaan, maka secara administrasi dinyatakan gagal,” ujar Bimo.

Guna memperketat ketentuan pengisian PDSS, panitia pusat telah melampirkan surat pernyataan yang ditujukan kepada para Kepala Sekolah atau penanggung jawab pengisian PDSS. Sehingga, pengisian PDSS akan dilakukan dengan hati-hati dan benar. “Pada akhir pengisian, Kepala Sekolah harus mengisi surat pernyataan,” tandas Bimo.

Setelah data PDSS diisi oleh pihak sekolah, siswa calon peserta harus melakukan verifikasi data rekam jejak prestasi akademik (nilai rapor) yang diisikan oleh Kepala Sekolah atau yang ditugasi oleh Kepala Sekolah dengan menggunakan NISN dan password yang telah diberikan kepada masing-masing Kepala Sekolah.

Apabila siswa tidak melaksanakan verifikasi data rekam jejak prestasi akademik (nilai rapor) yang diisikan oleh Kepala

(5)

Sekolah atau yang ditugaskan oleh Kepala Sekolah maka data yang diisikan dianggap benar dan tidak dapat diubah setelah waktu verifikasi berakhir. Selama pihak sekolah belum selesai finalisasi pengisian PDSS, maka siswa belum bisa melihat PDSS. Menurut Bimo, para siswa calon peserta harus berhati-hati dalam mengecek data dari sekolah. Pasalnya, apabila ada kesalahan data, akan dianggap gagal walaupun siswa calon peserta diterima di SNMPTN.

“Jika ada permasalahan dengan PDSS, silakan menggunakan menu bantuan,” pungkasnya.

Untuk informasi resmi terkait jadwal dan ketentuan pelaksanaan SNMPTN 2017, dapat diakses melalui: http://snmptn.ac.id/

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Defrina Sukma S

Dorong Siswanya Diterima PTN,

SMAN 21 Surabaya Dirikan

’Relili’

UNAIR NEWS – Beragam cara dilakukan Sekolah Menengan Atas

(SMA) sederajat untuk mendorong siswa-siswinya agar semakin banyak yang diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) setelah lulus. Salah satunya ditempuh SMA Negeri 21 Surabaya, seperti disampaikan Budi Santoso, M.Pd., pengajar dari SMAN 21 Surabaya menuturkan, kiat-kiat sekolah dalam meningkatkan jumlah peserta didik yang diterima di PTN dari tahun-ketahun. Dalam mendampingi kunjungan peserta didiknya ke Universitas Airlangga Rabu (12/7), di Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen,

(6)

Kampus C, UNAIR, sejumlah 240 peserta didik kelas XII yang terdiri dari peminatan ilmu alam, ilmu sosial, dan Bahasa, itu melakukan kunjungan ke UNAIR dengan tujuan menggali informasi seputar UNAIR dan jalur masuk di UNAIR.

Ia menuturkan, untuk masuk PTN ternama seperti UNAIR, persaingan begitu ketat. Apalagi, peminat UNAIR khususnya, bukan hanya masyarakat Surabaya, namun sudah meliputi ratusan SMA tingkat nasional dari puluhan provinsi.

“Kami memiliki skenario anak-anak untuk dibimbing, yaitu untuk membuat karya ilmiah yang linier dengan apa yang ingin dan sedang dicapai,” ujar Budi.

Ia menyadari betul, sekolah yang baik bukan hanya yang dapat mengantarkan siswa-siswinya memperoleh nilai tinggi dalam ujian nasional. Namun, seberapa besar sekolah dapat mengantarkan putra-putrinya masuk ke PTN.

“Karena sekolah yang baik bukan hanya nilai ujian nasional yang tinggi, tapi seberapa banyak peserta didiknya masuk ke PTN,” paparnya.

Budi menuturkan, di SMAN 21 Surabaya memiliki lembaga Riset Lingkungan Hidup dan Literasi (Relili). Ia yang menjabat sebagai Ketua Relili menuturkan, bersama tim terus menerus mengembangkan lembaga riset itu. Siswa-siswi yang tergabung dalam Relili akan mendapatkan sertifikat yang dapat digunakan untuk masuk perguruan tinggi. Sebab menurutnya, beberapa PTN mengakui prestasi di bidang karya ilmiah memperoleh bobot tinggi dalam penerimaan mahasiswa baru.

Melalui Relili, SMA 21 telah banyak mengantarkan siswanya memperoleh beragam prestasi, baik tingkat kota, provinsi, nasional, dan internasional. Salah satu prestasi di tingkat internasional adalah keberhasilan siswa SMA 21 dalam mengikuti karya ilmiah di Taiwan. Ialah simple biosystem, mengukur kualitas air sungai Kalimas dengan biosistem sederhana. Karya ilmiah itu berhasil mendapatkan Juara III di Taiwan.

(7)

“Tiap tahun SMA 21 Surabaya membuat karya ilmiah. Dan kami penyumbang karya ilmiah terbesar di setiap event lomba peneliti belia tingkat nasional. Keunggulan kami di riset ini. Salah satunya untuk mengantarkan anak-anak menuju ke PTN ternama yang mereka ingini,” paparnya.

Usaha lain dalam mengantarkan siswanya menuju PTN adalah dengan rajin mengikutkan siswa-siswi dalam olimpiade tingkat nasional maupun internasional.

Dengan pelaksanaan kunjungan ke UNAIR, Budi berharap siswanya semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas belajar mereka.

“Kunjungan sekolah kali ini sangat sesuai dengan tujuan awal kami. Penjelasan dari Pak Imam Siswanto dari PPMB UNAIR sangat jelas dan detail. Begitu pula motivasi yang diberikan kepada siswa didik kami bagus sekali. Harapannya lebih banyak anak didik kami yang diterima di UNAIR,” pungkasnya. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Bambang ES

PIH UNAIR Wadahi Dialog

Kehumasan Se-Jatim

UNAIR NEWS – Pusat Informasi dan Humas (PIH) Universitas

Airlangga (UNAIR) mengadakan dialog komunikasi publik yang bertajuk “Inisiasi Kemitraan Kehumasan Perguruan Tinggi di Jawa Timur”, pada Kamis (30/11), di Kantor Manajemen UNAIR. Acara ini mengundang seluruh Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), praktisi hubungan masyarakat (Humas) dari Perguruan Tinggi di seluruh Jawa Timur, berbagai awak media

(8)

serta beberapa LSM dan instansi di Jawa Timur. Diskusi ini menghadirkan Ketua ISKI Jatim dan juga dosen komunikasi UNAIR Prof. Rachma Ida, Ph.D, dan pendiri Good News From Indonesia, Akhyari Hananto.

Suko Widodo selaku Ketua PIH UNAIR dalam sambutannya mengatakan, acara ini bertujuan sebagai wadah berbagi dan mencari solusi problematika yang sering dihadapi oleh staf Humas di kalangan perguruan tinggi.

“Diskusi ini, awalnya saya terinspirasi dari beberapa pembicaraan saya dengan rekan sesama Humas sewaktu cangkrukan, membicarakan mengenai beberapa masalah yang ada serta teknologi komunikasi yang semakin tinggi,” ujarnya.

Di awal acara dilakukan dengar pendapat dari berbagai praktisi Humas PTN/PTS yang sering dihadapi. Beberapa keluhan yang ada seputar publikasi acara universitas di media. “Bagi saya, tugas Humas sangat berat, salah satunya harus publikasi suatu acara yang menarik. Sehingga media mau melihat dan meliput acara kita,” ujar Irma staf Humas Universitas 17 Agustus Surabaya.

Setelah mendengar beberapa pendapat dan problematika seputar kehumasan, acara dilanjutkan dengan pemaparan kedua pembicara dan dialog diskusi. Dalam pemaparannya, Prof. Rachma Ida menjelaskan mengenai peran dari seorang Humas sebagai penyedia informasi kepada publik. Selain itu, ia juga menjelaskan terkait pentingnya menjalin suatu relasi dengan media, agar sebuah instansi bisa lebih dikenal masyarakat dan informasi bisa sampai ke ranah publik.

“Bapak dan ibu memahami konsep komunikasi. Inti dari relasi

kan sebenarnya dari komunikasi. Keahlian komunikasi itu ada

pada kita. Membangun sebuah relasi dengan media tak sekedar di acara –acara besar, lebih dari itu, relasi dengan media bisa dilakukan di keseharian, misalnya dengan ngobrol ataupun

(9)

Pemaparan materi kedua dilanjutkan dengan Akhyari Hananto, yang menjelaskan mengenai bagaimana seorang Humas bisa memberikan sesuatu yang menarik untuk ditampilkan kepada masyarakat, sesuai dengan kebutuhan dan minat masyarakat sekarang.

“Kita harus paham apa yang sedang digemari masyarakat, kita membutuhkan sesuatu yang baru untuk bisa menarik perhatian masyarakat,” jelasnya.

Ia juga menerangkan terkait pentingnya peran sosial media untuk sebuah branding di masyarakat. Humas di perguruan tinggi maupun instansi bisa mengembangkan inovasi audio visual yang bisa dipublikasikan melalui sosial media sebagai bentuk penyampaian pesan pada masyarakat.

Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila

UNAIR Soroti Tiga Isu dalam

Pertemuan Rektor PTN se-Jatim

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga didapuk menjadi tuan rumah

penyelenggaraan acara kumpul-kumpul bertajuk “Paguyuban Rektor Perguruan Tinggi Negeri se-Jawa Timur”. Pertemuan itu dilaksanakan di Ruang Sidang Pleno, Kantor Manajemen, Kampus C Universitas Airlangga, Rabu (5/10).

Delegasi sepuluh PTN yang hadir di UNAIR itu adalah Institut Teknologi 10 Nopember, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Universitas Brawijaya, Universitas Trunojoyo, Universitas Jember, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jatim, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Malang,

(10)

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dan UNAIR sebagai tuan rumah.

Ada tiga agenda yang dibahas dalam pertemuan yang dihadiri oleh 31 pemimpin universitas yang hadir itu. Dalam wawancara singkat, Koordinator Paguyuban yang juga Rektor UNEJ Drs. Moh. Hasan, M.Sc., Ph.D mengatakan, ada tiga agenda utama yang dibicarakan dalam forum tersebut. Ketiga agenda utama itu adalah pengadaan bersama jurnal dan buku elektronik, penulisan buku tentang pengabdian masyarakat, dan kerjasama konsorsium PTN se-Jatim dan PT se-Australia Barat.

Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak., ketika ditemui usai acara menyampaikan beberapa isu penting berkaitan dengan internasionalisasi pendidikan. Prof. Nasih mengatakan, pihaknya tengah mendorong agar pemerintah menyediakan visa pelajar/mahasiswa bagi mahasiswa luar negeri yang menuntut ilmu di Indonesia. Tujuannya, untuk meningkatkan jumlah dan memudahkan akses mahasiswa luar negeri yang menuntut ilmu di Indonesia (inbound mobility).

“Kita didorong untuk internasionalisasi maka harus banyak mahasiswa dari luar negeri yang ke Indonesia. Jangan hanya kita saja. Salah satu hambatan yang kita diskusikan tadi adalah visa. Indonesia ini masih belum punya student visa. Jadi, orang luar negeri kalau mau belajar di Indonesia masih susah. Karena mereka ke sini tujuannya pakai visa apa. Ini penting. Kalau kita terus yang didorong ke luar negeri, maka keuntungan akan diperoleh mereka saja,” tutur Prof. Nasih.

Di luar negeri, hampir seluruh negara telah menyediakan visa pelajar bagi calon mahasiswa asing yang akan pergi belajar di negara tersebut.

Isu kedua yang disoroti oleh UNAIR adalah upaya menangkal radikalisme di wilayah kampus melalui pengawasan terhadap pegawai. Menurut Prof. Nasih, setiap pegawai negeri harus memiliki komitmen kebangsaan terhadap Indonesia.

(11)

“Untuk menangkal radikalisasi khususnya yang menyusup dalam calon-calon PNS (Pegawai Negeri Sipil), saat CPNS yang tidak memenuhi persyaratan pada aspek bangsa dan negara, akan kami hentikan prosesnya. Bagi mereka yang berstatus CPNS, tidak akan kami teruskan ke PNS. Sedangkan, bagi mereka yang PNS akan kami hentikan. Kalau ada gejala atau bukti, karena ini sedang marak sekali,” imbuh Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR itu.

Berkaitan dengan kerjasam PTN se-Jatim dan PT se-Australia Barat, Prof. Nasih ingin ada peningkatan angka inbound

mobility dari mahasiswa maupun peneliti Australia ke

Indonesia. Pihaknya berharap agar ada kolaborasi yang saling menguntungkan, khususnya di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh

UNAIR Siapkan 1.568 Kursi

Jalur Mandiri

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga menyediakan sebanyak 1.568

kursi bagi mahasiswa baru jalur mandiri. Jumlah ini sesuai dengan persentase penerimaan mahasiswa baru yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) sebesar 40%, SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) sebesar 30%, dan jalur mandiri sebesar 30%.

Seleksi jalur mandiri UNAIR merupakan kesempatan terakhir bagi pelajar sekolah menengah atas yang ingin menjadi mahasiswa UNAIR untuk tahun ajaran 2016/2017. Sebagaimana yang dilansir

(12)

di laman Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR, pendaftaran jalur mandiri dilakukan melalui daring (dalam jaringan) di laman http://pendaftaran.unair.ac.id, pada 13 Juni – 14 Juli 2016.

Untuk mendaftar jalur mandiri UNAIR, lulusan sekolah menengah atas sederajat wajib melampirkan ijazah (bagi lulusan tahun 2014 dan 2015, -red), atau surat keterangan hasil ujian nasional bagi lulusan tahun 2016, surat pernyataan kebenaran pengisian biodata pendaftaran daring, surat pernyataan kelengkapan berkas bagi lulusan tahun 2016, surat pernyataan kesanggupan pembayaran uang kuliah tunggal, kartu identitas, dan pas foto terbaru. Calon peserta bisa mengakses berkas s u r a t p e r n y a t a a n d i l a m a n

http://ppmb.unair.ac.id/web/site/mandiri.

Pada tahun ajaran 2016/2017, sebanyak lima prodi di UNAIR membuka kelas internasional, yakni Pendidikan Dokter (20), Pendidikan Dokter Gigi (10), Pendidikan Apoteker (10), Pendidikan Dokter Hewan (15), dan gelar ganda Psikologi (10). Khusus untuk warga negara asing, calon peserta harus mendapat rekomendasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia negara asal calon mahasiswa, lulusan SMA sederajat tahun 2014 – 2016, dan memiliki surat keterangan lulus dari kepala sekolah.

Ujian seleksi jalur mandiri dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu IPA, IPS, dan IPC. Calon peserta dikenai biaya pendaftaran sebesar Rp. 300 ribu untuk kelompok IPA dan IPS, dan Rp. 500 ribu untuk kelompok IPC. Sesuai dengan kuota jalur mandiri tahun 2016, UNAIR menyiapkan 713 kursi bagi mahasiswa kelompok prodi ilmu hayati dan kesehatan, 795 kursi bagi kelompok ilmu sosial, dan 60 kursi bagi kelompok mahasiswa PDD (program studi di luar domisili) Banyuwangi.

Terima bidikmisi

Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr., Sp.PD, K-GH, FINASIM, yang membidangi kegiatan akademik dan kemahasiswaan,

(13)

mengatakan, tidak ada diskriminasi terhadap calon mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi.

“Yang latar belakang ekonomi kurang mampu, diperbolehkan untuk semua jalur. Ketika secara akademik dia sudah layak lulus dan berhak untuk kuliah di UNAIR, walaupun latarbelakang ekonomi tidak mampu, maka negara akan menggantinya,” tutur Prof. Djoko.

Melengkapi keterangan Wakil Rektor I UNAIR, Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. Hadi Subhan, S.H., M.H., mengatakan kuota Bidikmisi akan dibuka untuk jalur mandiri apabila kuota penerima dari jalur SNMPTN dan SBMPTN belum terpenuhi.

Tahun ini, UNAIR mendapatkan kuota penerimaan mahasiswa Bidikmisi sebanyak 830 orang. Dari jumlah itu, penerima Bidikmisi jalur SNMPTN berjumlah 373 orang. Sedangkan, dari jalur SBMPTN menunggu pengumuman hasil seleksi pada tanggal 28 Juni 2016 mendatang.

“Direncanakan tahun ini, UNAIR membuka kuota Bidikmisi jalur mandiri. Tapi itu masih opsi. Kita melihat kuota dari SBMPTN terlebih dulu, apakah terpenuhi atau tidak. Kalau belum, baru kita susun SOP-nya (standar operasional prosedur) untuk penerima Bidikmisi jalur mandiri. Karena ini baru pertama, jadi kita belum tetapkan hal itu,” tutur Hadi.

Untuk menghadapi ujian seleksi jalur mandiri UNAIR, Prof. Djoko berpesan kepada calon peserta agar mempersiapkan tes sebaik mungkin. “Karena kita ingin mendapatkan talenta-talenta yang bagus, jadi mereka harus mempersiapkan tes sebaik mungkin,” tutur Prof. Djoko. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Nuri Hermawan

(14)

PTN Jatim dan Australia Barat

Sepakati Empat Hal Kerjasama

UNAIR NEWS – Langkah internasionalisasi pendidikan bagi

perguruan tinggi negeri di Jawa Timur memperoleh ruang baru, setelah sembilan perguruan tinggi negeri (PTN) di Jatim melakukan pertemuan dengan enam perguruan tinggi di Australia Barat. Universitas Airlangga dipercaya menjadi tuan rumah untuk pertemuan yang dihadiri Menteri Pendidikan Australia Barat, Peter Collier MLC. Pertemuan dilangsungkan di Kantor Manajemen UNAIR, Selasa (3/5).

Pejabat dari sembilan PTN yang hadir antara lain dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Jember (Unej), dan Universitas Brawijaya Malang.

Sedangkan pejabat dari enam perguruan tinggi di Australia Barat yang hadir antara lain berasal dari Universitas Curtin, Universitas Murdoch, Universitas Edith Cowan, Universitas Notre Dame, dan Universitas Australia Barat.

Pertemuan tersebut membahas peningkatan kerjasama akademik dan juga potensi kerjasama dalam pendidikan dan penelitian antara perguruan tinggi di Australia Barat dengan PTN di Jatim. Dalam pertemuan ini setidaknya telah dibahas empat bidang yang akan dikolaborasikan perguruan tinggi di Jatim dengan Australia Barat.

Pertama, riset dan publikasi jurnal internasional. Kedua, pengembangan sumber daya manusia. Ketiga, pertukaran mahasiswa. Keempat, pengembangan program pendidikan berupa

(15)

gelar ganda dan gelar bersama.

Rektor UNAIR Prof. Dr. Mohammad Nasih, S.E., M.T., Ak, menyampaikan rasa terima kasih karena UNAIR diberi kesempatan menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan ini. Ia juga mengatakan bahwa saat ini beberapa perguruan tinggi di Indonesia, termasuk UNAIR, tengah ditarget oleh pemerintah (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) untuk menembus peringkat 500 besar kampus top dunia.

Pimpinan PTN Australia Barat dan PTN di Jatim diabadikan bersama di depan Gedung Rektorat UNAIR, Selasa (3/5) kemarin. (Foto: UNAIR NEWS)

Pelaksana tugas Ketua International Office and Partnership (IOP) Margaretha Rehulina mengatakan bahwa pertemuan ini berawal dari kunjungan Atase Pendidikan Australia ke UNAIR dalam rangka pertemuan kerjasama.

Menurut Margaretha, salah satu yang menarik dari pertemuan kerjasama ini adalah kemungkinan terbentuknya kelompok kerja

(16)

bersama yang terdiri dari berbagai universitas negeri di Jatim dan universitas di Australia Barat.

“Menariknya dari pertemuan ini bukan sekadar U2U (university

to university), karena hal tersebut sudah ada. Ada kerjasama

dengan nilai tambah yaitu bikin kelompok kerja bersama. Makanya, tadi ada salah satu tawaran dari ITS maupun UNAIR tentang pembuatan konsorsium perguruan tinggi di Jatim dengan Australia Barat, terutama di bidang riset kolaborasi dan

student mobility,” kata Margaretha. (*)

Penulis : Defrina Sukma S.

Pentingnya

Langkah

Pengembangan Prodi Setelah

Akreditasi

UNAIR NEWS – Pasca akreditasi oleh tim asesor Badan Akreditasi

Nasional – Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang dilakukan di Program Studi Ilmu Komunikasi UNAIR, banyak hal yang ke depan akan terus ditiingkatan dan dikembangkan oleh prodi yang sebelumnya telah memiliki akreditasi A tersebut. Menurut ketua Departemen Ilmu Komunikasi, Dr. Yayan Sakti Suryandaru S.Sos. M.Si., akreditasi jurusan sebenarnya bukanlah ajang menilai untuk mencari yang benar dan salah, baik atau buruk.

“Akreditasi sebenarnya merupakan ajang membina sekaligus meninjau jurusan agar terus terkontrol dan selanjutnya bisa semakin meningkat kapasistasnya,” ujarnya.

Akreditasi yang berlangsung pada Rabu (6/4), diuji langsung oleh tim asesor Prihastiwi Utari, Ph.D., dari Universitas

(17)

Negeri Solo dan Dr. M. Najib, M.Pd., M.lib., dari Universitas Hassanuddin. Bagi Yayan, yang menjadi titik penting pada akreditasi kali ini adalah upaya departemen Ilmu Komunikasi setelah akreditasi berlangsung. Ia juga memberikan penjelasan mengenai beberapa program yang akan diterapkan nantinya.

“Kita perlu melihat pentingnya pengembangan mahasiswa melalui laboratorium, majalah dinding, desain grafis, dan berbagai hal yang berkaitan dengan departemen perlu terus dikembangkan,” ujarnya.

Selanjutnya, Alumni S3 UGM tersebut juga menginginkan adanya Pusat Studi Komunikasi yang nantinya menjadi rujukan keilmuan komunikasi.

“Selain adanya pusat studi komunikasi, ke depan kami akan membuka jenjang S3, kehadiran Prof. Rachmah Ida dan Prof. Henri Subianto memungkinkan dibukanya program doktoral tersebut,” pungkasnya. (*)

Penulis : M. Ahalla Tsauro Editor : Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran metrik Chidamber & Kemerer dan metrik ISO/IEC 9126-2 karakteristik efisiensi pada kode sumber dari aplikasi

Tugas Khusus dengan judul Response Time Pelayanan Resep Pasien Rawat Inap Lantai VII dan Lantai VIII di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” bertujuan untuk mengetahui

Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas Rencana Tata Ruang Wilayah dan prioritas pembangunan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan bahan ajar digital flipbook berbasis inkuiri terbimbing pada materi sel volta yang dapat digunakan untuk memperbaiki

keyakinan individu untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan pengambilan keputusan karir. Pengambilan keputusan karir sangat penting untuk siswa SMK Kristen

Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat ukur curah hujan dan intensitas hujan secara otomatis dengan menggunakan sensor medan magnet UGN3503 dan mikrokontroler atmega16 dengan

Organisasi Ordnans seperti Batalion Ordnans Divisyen (BOD) dan Kompeni Ordnans Briged (BOD) mempunyai keupayaan dan berkebolehan untuk mewujudkan elemen Ordnans bergerak

Pada pemeriksaan liang telinga anak anak pasar Bersehati Komunitas Dinding Manado didapatkan hasil terbanyak adalah serumen pada 18 orang (54.5 %) di telinga kanan dan