• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PEMBANGUNAN DIY BERBASIS TATA RUANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA PEMBANGUNAN DIY BERBASIS TATA RUANG"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PEMBANGUNAN DIY

BERBASIS TATA RUANG

Yogyakarta, 7 September 2016

1

disampaikan dalam acara

(2)

outline

1. Strategi, Arah Kebijakan Daerah, dan Indikator

Kinerja Urusan Tata Ruang dalam RPJMD DIY

2.

Kebijakan Satu Peta

3.

Peninjauan Kembali RTRW DIY

4. Pembentukan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang

DIY

5. Kasus Bandara Baru DIY di Pengadilan PTUN dan

Mahkamah Konstitusi

6. Penutup

(3)

Strategi, Arah Kebijakan Daerah, dan

Indikator Kinerja Urusan Tata Ruang

dalam RPJMD DIY

(4)

ARAH PEMBANGUNAN DIY

RENAISSANCE DIY

NILAI BUDAYA

TEHNOLOGI ENERGI PANGAN KESEHATAN SOSIAL EKONOMI

PARIWISATA

PENDIDIKAN

LINGKUNGAN

(5)

“Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih

Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan

Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”

1

. Membangun

peradaban

yang berbasis

nilai-nilai

kemanusiaan

2.

Menguatkan

perekonomian

daerah yang

didukung dengan

semangat

kerakyatan,

inovatif dan

kreatif

3. Meningkat kan

tata kelola

pemerintahan

yang

baik

4. Memantapkan

prasarana dan

sarana daerah

MEWU

JUDKAN

PELAYAN

AN

PUBLIK

MENJAGA

KELESTARI

AN

LINGKUNG

AN DAN

KESESUAI

AN TATA

VISI

MISI

TUJU

AN

(6)

Arah kebijakan daerah untuk mencapai Misi Keempat melalui urusan tata ruang :

MENINGKATKAN KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG TERHADAP

RTRW KABUPATEN/ KOTA DAN RTRW PROVINSI

Strategi untuk mencapai Misi Keempat melalui urusan tata ruang :

PEMANFAATAN RUANG MENGACU RENCANA TATA RUANG, SERTA DAYA

DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN.

Tuju

an

Menjaga

kelestarian

lingkungan dan

kesesuaian tata

ruang

Sasa

ran

Pemanfaatan

Ruang terkendali

Kualitas lingkungan

hidup meningkat

Ind

ik

at

or

Kesesuaian

pemanfaatan ruang

terhadap RTRW

Kab/ Kota dan RTRW

Provinsi meningkat.

Persentase

peningkatan kualitas

lingkungan.

(7)

INDIKATOR SASARAN URUSAN TATA RUANG

Indikator Sasaran

2013

2014

2015

2016

2017

Kesesuaian pemanfaatan ruang

terhadap RTRW Kab/Kota dan RTRW

Provinsi meningkat

50%

60%

70%

80%

90%

Kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap RTRW

Kab/Kota dan RTRW Provinsi meningkat

PERENCANAAN

RUANG

Percepatan Penyusunan RTR

PEMANFAATAN

RUANG

Sinkronisasi RKPD dengan

PENGENDALIAN

PEMANFAATAN

RUANG

Penyusunan Instrumen

Pengendalian Pemanfaatan

(8)

Ketua BKPRD

melalui

Bappeda selaku

sekretariat BKPRD

Minggu ke 3 bulan Januari/sebelum penyusunan RKPD

Tim

BKPRD

Dokumen yang diperlukan : • Perda RTRW prov/kab/kota • Masterplan/DED/ • Dokumen teknis lainnya • Perda RPJP • Perda RPJM • Renstra SKPD • Usulan program/kegiatan Ya Tidak

RKPD

Permohonan

Rekomendasi

sesuai format

yang telah

disediakan

Analisis

kesesuaian

ruang (2 minggu)

1 2

Hasil

analisis

SIPR/DSS

Kepala SKPD

Di

lingkungan

Pemda DIY

Jogja

Plan

4 5 3

Menyesuaikan/menyempurnakan

program/kegiatan pembangunan yang diusulkan,

sesuai dengan dokumen rencana tata ruang.

INTEGRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN

RENCANA TATA RUANG

(PERGUB 68 TAHUN 2014)

(9)

Kebijakan Satu Peta

(10)

PERMASALAHAN DATA SPASIAL DI PUSAT DAN

DAERAH

Ketidaksesuaian antar Peta

Dasar

Ketidaksesuaian Peta Dasar

dan Peta Tematik

Ketidaksesuaian antar

Peta Tematik

Tumpang tindih

AKIBAT KETIDAKSESUAIAN

PETA TIDAK DAPAT TERINTEGRASI SEHINGGA

MENGAKIBATKAN PERBEDAAN ANALISIS DALAM

(11)

PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA (KSP)

UU No 4 Tahun 2011

tentang Informasi

Geospasial

Perpres No 9 Tahun

2016 tentang

Percepatan Pelaksanaan

Kebijakan Satu Peta

pada Tingkat Ketelitian

Peta skala 1:50.000

PEMDA DIY DAN UGM

menyusun Yogyakarta

Single Base Map

(Tahun 2010)

Surat Edaran SEKDA

Nomor: 591/0356

Tahun 2011 tentang

Penggunaan Yogyakarta

Single Base Map skala

1:25.000

NASIONAL

(12)

RENCANA KEDEPAN

Updatting

Yogyakarta

Single Base

Map skala

1:5.000

Citra Tegak BIG 2016

Peta Desa DIY, Peta

Batas Desa DIY

Skala 1:5.000

Peta Batas Definitif

Wilayah

Kabupaten/Kota DIY &

Wilayah Prov

DIY-Jateng

Sinkrona

si Peta

Tematik

Tata Ruang

Pertanahan

Energi &

Sumberdaya

Mineral

Kehutanan

Lingkungan

Sosial

Ekonomi

-Kependudukan

Transportasi,

Utilitas, Sarana

dan Prasarana

Pertanian

Kebencanaan

Tematik lainya

dan peta

IGT

(Informasi Geospasial Tematik)

One

Map

Di DIY

(13)

Peninjauan Kembali

RTRW DIY

(14)

PENETAPAN RTRWP DIY 2009 – 2029

(Perda 2/2010)

REVIEW

RTRW DIY

2010

2015

2029

Bencana Alam

Letusan

Gunung

Merapi

2010

UUK DIY

No. 13 /2012

2012

Kebijakan

Pemerintah Pusat

2014

Peninjauan Kembali RTRW DIY

2016

(15)

Skema

Peninja

uan

Kem

bali

RTRW

DIY

Start

Kriteria Peninjauan Kembali

1. Satu kali dalam 5 Tahun (ayat 1 ps 82 PP 15/2010)

2. Lebih dari 1 kali jika ada Perubahan Lingkungan Strategis (ayat 2 ps 82 PP15/2010)

I. Bencana Alam

II. Perubahan Teritorial negara III. Perubahan batas wilayah

Stop

Penetapan

Pembentukan Tim

Gubernur

Unsur Tim:

• Pemerintah dan Pemda • Perguruan Tinggi • Lembaga Penelitian -

Mengkaji

- Mengevaluasi

- Menilai

1. Dinamika wilayah 2. Dokumen RTR: • Materi Teknis • Dokumen Perda • Peta

Rekomendasi Pelaksanaan Revisi

1. Terjadi Perubahan Kebijakan Nasional

yang mempengaruhi penataan ruang

wilayah provinsi, dan atau

2. Terdapat

dinamika

pembangunan

provinsi yang menuntut PK dan Revisi

Revisi

Tidak Revisi

>

20%

Amandemen

Ya, perlu PK

Yes

Tdk perlu PK

No No

(16)

HASIL PENINJAUAN KEMBALI

POLA RUANG

1. Perubahan kawasan rawan bencana pasca

erupsi Merapi 2010 - Perpres 70/2014

2. Kawasan Keistimewaan DIY dan geoheritage

belum diakomodasi

3. Penetapan luasan kawasan pertambangan

berubah

4. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil (Perda DIY 16/2011) belum

diakomodasi

5. Kawasan militer belum terakomodir semua

STRUKTUR RUANG

1. Kebijakan bandara baru di

Temon belum diakomodasi

2. Penetapan sistem perkotaan

sudah tidak sesuai lagi dengan

kondisi sekarang

3. Perlunya penerapan

keterpaduan sistem dan jaringan

transportasi terutama

transportasi udara, jalan dan

kereta api

REVISI RTRW DIY

2009-2029

 Pola Ruang dan Struktur

Ruang berubah

 Perubahan lebih dari

(17)

Rencana Struktur Ruang

1. Sistem dan Jaringan Transportasi

Perkeretaapian

Pengembangan KA Bandar udara Temon – Stasiun Tugu – Stasiun Maguwoharjo Pengembangan jalur KA Samas –

Palbapang – Yogyakarta – Borobudur

Pengembangan jalur KA Temon – Samas – Parangtritis Stasiun Besar Stasiun Angkutan Barang Stasiun Kecil Stasiun Sedang

(18)

Pengembangan Pelabuhan Lantamal

Lapangan Terbang Gading sebagai landasan pendukung sekolah penerbangan TNI AU dan lapangan terbang khusus

Rencana Struktur Ruang

1. Sistem dan Jaringan Transportasi

Pengembangan pelabuhan laut pendukung kegiatan ekonomi Pansela

Alih fungsi Bandar Udara Adisutjipto menjadi bandar udara khusus dan militer

Pengembangan kws bandar udara baru terintegrasi dg

angkutan bus dan KA

(19)

Pengembangan air baku Kws Industri Piyungan dari Sungai Opak

Jaringan air baku untuk kebutuhan air minum domestik dan non domestik:

• air permukaan;

• sungai bawah tanah Bribin, Seropan, Ngobaran, Baron, & Banyusoco

Pengembangan waduk, embung, resapan air, dan pengendali banjir sebagai sistem konservasi,

pengendalian daya rusak air, dan penyediaan air baku

RENCANA STRUKTUR RUANG

2. Sistem Jaringan

Prasarana (Listrik & Air)

Pengembangan energi listrik tenaga air di Waduk Sermo

Pengembangan energi listrik tenaga angin dan tenaga uap

Pengembangan jaringan gas perkotaan

Pembangunan pembangkit listrik untuk menunjang industri Pansela

Pengembangan air baku Kws Industri Sentolo, Sedayu, Pajangan dan Pansela dari Sungai Progo

(20)

Pembangunan IPAL skala kota

Pengembangan TPA skala regional

Rencana Struktur Ruang

3. Sistem Jaringan Prasarana

(Limbah, Sampah & Drainase)

Pembangunan IPAL skala kawasan

Pengembangan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) skala regional

Pengembangan TPA Penerapan dan pengembangan drainase berwawasan lingkungan untuk konservasi air tanah dan pengendalian banjir

(21)

Mencegah alih fungsi Kawasan Resapan Air

Sempadan Pantai min 200 m (Kab.Kulon Progo & Bantul)

Sempadan waduk 50 meter

Mengembangkan taman hutan raya sebagai obyek wisata lingkungan

Memadukan pelestarian budaya & pariwisata

Melestarikan kws gumuk pasir

Membatasi lahan terbangun &

mengatur kegiatan pada kawasan bentang alam karst

RENCANA POLA RUANG

(Kawasan Lindung)

Sempadan Sungai utk sungai yg dialiri lahar merapi: 750 meter

Mengendalikan lahan terbangun Kawasan Transisi Resapan Air

Menetapkan ruang terbuka hijau paling sedikit 30% dari luas kawasan perkotaan

(22)

RENCANA POLA RUANG

(Kawasan Budidaya)

Pengendalian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)

melalui pemberian insentif dan pelarangan alih fungsi

Pengembangan kawasan minapolitan

P

engembangan sarana, prasarana & teknologi perikanan tangkap

• Pengembangan atraksi pariwisata, fasilitas & aksesibilitas • Koservasi kws pariwisata • Pengendalian pembangunan fasilitas pariwisata Pengembangan kawasan industri Evaluasi pemanfaatan Kws Peruntukan Pertambangan & pengawasan kegiatan reklamasi & paska tambang Peningkatan kualitas kws permukiman perkotaan & pengembangan secara vertikal

(23)

RENCANA STRATEGIS PROVINSI

Kawasan Strategis Keistimewaan DIY Kawasan Strategis Kepentingan Ekonomi Kawasan Koridor Tempel-Parangtritis Kawasan Bentang Alam Karst Kawasan Strategis Kepentingan Pendayagunaan SDA dan Teknologi

Kawasan Strategis Kepentingan Fungsi Daya Dukung Lingkungan Hidup

Kawasan Gumuk Pasir Kawasan Perkotaan Yogyakarta

Kawasan Koridor Temon-Prambanan

(24)

Pembentukan Dinas Pertanahan

dan Tata Ruang DIY

(25)

UNDANG-UNDANG RI NOMOR 13 TAHUN

2012 TENTANG KEISTIMEWAAN DIY

Keistimewaan

adalah keistimewaan kedudukan hukum

yang dimiliki oleh Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan sejarah dan

hak asal usul menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 untuk mengatur dan mengurus kewenangan istimewa

Bab I Ketentuan Umum, Angka 3

Wewenang tambahan tertentu

yang dimiliki DIY selain

wewenang sebagaimana ditentukan dalam UU tentang

Pemerintahan Daerah

Kewenangan istimewa berada di Provinsi

Tata cara pengisian; Kelembagaan Pemda; Kebudayaan;

(26)

Urusan

Pertanahan

Kasultanan dan Kadipaten dinyatakan

sebagai badan hukum

Sebagai badan hukum, menjadi subyek

hak yang mempunyai hak milik atas

tanah, meliputi tanah Keprabon dan

Bukan Keprabon

Kasultanan dan Kadipaten berwenang

mengelola dan memanfaatkan untuk

sebesar-besarnya pengembangan

kebudayaan, kepentingan sosial, dan

kesejahteraan masyarakat

Urusan

Tata Ruang

Kewenangan Kasultanan

dan Kadipaten dalam

tata ruang terbatas pada

pengelolaan dan

pemanfaatan tanah

Kasultanan dan tanah

Kadipaten

Kasultanan dan Kadipaten

menetapkan kerangka

umum kebijakan tata

ruang sesuai

Keistimewaan DIY

KEWENANGAN KEISTIMEWAAN

(27)

DINAS

PERTANAHAN DAN

TATA RUANG

dibentuk dalam

rangka mewadahi

urusan Pertanahan

dan Tata Ruang

yang

melaksanakan

urusan wajib dan

urusan

Keistimewaan

Pengaturan dan

pelaksanaan urusan

tata ruang tidak

dapat dipisahkan

antara tata ruang

secara umum dan

tata ruang tanah

Kasultanan dan

Kadipaten

untuk tujuan

efisiensi dan

efektivitas

penyelenggaraan

urusan tata ruang

istimewa di DIY ini,

maka

penyelenggaraan

urusan tata ruang

diwadahi dalam

lembaga yang sama

ditetapkan melalui PERDAIS NOMOR 3 TAHUN 2015

TENTANG KELEMBAGAAN PEMDA DIY

(28)

TUGAS

melaksanakan

urusan Pemerintah

Daerah di bidang

pertanahan, tata

ruang,

dekonsentrasi dan

tugas pembantuan

yang diberikan oleh

Pemerintah

FUNGSI

1. penyusunan program kerja;

2. perumusan kebijakan teknis urusan pertanahan dan

tata ruang daerah;

3. fasilitasi penataan, pengelolaan dan pengendalian tanah

Kasultanan dan tanah Kadipaten;

4. fasilitasi pengawasan dan penertiban pemanfaatan

tanah Kasultanan dan tanah Kadipaten;

5. fasilitasi administrasi, pengendalian dan penanganan

permasalahan pertanahan;

6. fasilitasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum;

7. pengendalian pengelolaan tanah desa;

8. penyelenggaraan penataan ruang DIY, dan kawasan

tanah Kasultanandan tanah Kadipaten;

9. penyusunan Rencana Rinci Kawasan Strategis DIY, serta

kawasan strategis tanah Kasultanan dan tanah

Kadipaten;

10. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan urusan

pertanahan dan tata ruang daerah;

11. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;

12. penyusunan laporan pelaksanaan tugas Dinas; dan

13. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur

TUGAS DAN FUNGSI DISPERTARU DIY

(29)
(30)

Kasus Bandara Baru DIY dalam

Pengadilan PTUN dan MA

(31)

Rencana Pembangunan Bandara Baru di

Temon, Kulonprogo

RTRW Nas

2008

RTRP DIY

2010

RTRK Kp

2012

Studi Bandara Baru Kebijakan 2013 Kementerian terkait Bandara KP

IPL Gub

2015

Digugat dan kalah di PTUN 2015 Menang di MA 2015

Pembayaran

ganti untung

14 Sep’16

Hakim PTUN menganggap bahwa :

 RTRW Prov dan Kab tidak mengikuti

RTRW Nas, karena didalam RTRW

Nas tidak tercantum dg jelas

adanya rencana ruang untuk

Bandara di Temon

 RTRW Prov dan RTRW Kab dinilai

(32)

Pasal 21

(1) Kebijakan pengembangan jaringan prasarana transportasi udara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) mendukung kebijakan

nasional mengenai peran bandara Adisutjipto sebagai Pusat Penyebaran

Sekunder dan pengembangan landasan TNI AU Gading sebagai landasan

pendukung (auxilliary field ).

(2) Rencana Pengembangan Prasarana Transportasi Udara disesuaikan dengan

kebijakan pengembangan sistem jaringan transportasi udara nasional.

Lampiran 1 Indikasi program RTRWP : Persiapan pengembangan bandara baru

TINJAUAN TERHADAP

RENCANA TATA RUANG PROVINSI DIY,

Perda 2/2010

C. Perwujudan Bandar Udara

’10-’14

‘15-’19

‘20-’25

’26-’’30

1. Pengembangan BU Adisucipto mjd Bandara

pusat penyebaran sekunder

2. Pengembangan Landasan TNI AU Gading

sebagai landasan pendukung untuk sekolah

penerbangan

(33)

UU Penataan Ruang

UU 26/2007

33

Pasal 6

(2) Penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi,

dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota dilakukan secara

berjenjang dan komplementer.

Penjelasan :

Ayat (2) Yang dimaksud “komplementer” adalah bahwa penataan ruang

wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang

wilayah kabupaten/kota

saling melengkapi satu sama lain

, bersinergi, dan tidak

terjadi tumpang tindih kewenangan dalam penyelenggaraannya.

(34)

UU Penataan Ruang

UU 26/2007

Pasal 18

(1) Penetapan rancangan peraturan daerah provinsi tentang rencana tata ruang wilayah

provinsi dan rencana rinci tata ruang terlebih dahulu harus mendapat persetujuan

substansi dari Menteri.

Penjelasan :

Penjelasan Ayat (1) Persetujuan substansi dari Menteri dimaksudkan agar peraturan

daerah tentang rencana tata ruang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional dan kebijakan nasional, sedangkan rencana rinci tata ruang mengacu pada

rencana umum tata ruang. Selain itu, persetujuan tersebut dimaksudkan pula untuk

menjamin kesesuaian muatan peraturan daerah, baik dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan maupun dengan pedoman bidang penataan ruang.

(2) Penetapan rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana tata ruang

wilayah kabupaten/kota dan rencana rinci tata ruang terlebih dahulu harus mendapat

persetujuan substansi dari Menteri setelah mendapatkan rekomendasi Gubernur.

Pasal 26

(3) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten menjadi dasar untuk penerbitan perizinan

(35)

Tinjauan terhadap

Rencana Tata Ruang Kabupaten KP

Perda 1/2012

Pasal 11

Sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

huruf a, terdiri atas :

a. jaringan transportasi darat;

b. jaringan transportasi perkeretaapian; dan

c. jaringan transportasi udara

Pasal 18

Jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal

11 huruf c berupa bandar udara dengan rencana pembangunan

bandar udara baru berada di Kecamatan Temon, Kecamatan

(36)

PENGADAAN TANAH BANDARA

(untuk Kepentingan Umum)

• UU 2/2012

tentang

Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

Pasal 14 (2) :

Perencanaan Pengadaan Tanah untuk

Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

didasarkan atas Rencana Tata Ruang Wilayah dan

prioritas pembangunan yang tercantum dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis,

Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang bersangkutan.

• UU 26/2007

tentang

Penataan Ruang

Pasal 26 (3) : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi

pembangunan dan administrasi pertanahan.

(37)

Penutup

(38)

PENUTUP

1. Penggunaan “One Single Map” dan percepatan

selesainya RDTR dan RTBL akan mengurangi

konflik di lapangan terkait pemanfaatan ruang

2. Kelembagaan yang tepat, SDM yang handal dan

punya integritas, sangat dibutuhkan untuk

mengawal penataan ruang yang tidak hanya

mampu dibalik meja, namun juga mewujudkannya

di ruang nyata

3. Rencana tata ruang dan regulasi terkait harus

terus disosialisasikan dan dipahamkan ke seluruh

jajaran pemerintah dan masyarakat, termasuk

(39)

Terima kasih

Pemerintah Daerah DIY

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian dan pengembanga ini adalah untuk mengetahui kelayakan LKS bernuansa islami dengan pendektan kontekstual pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Pada tugas akhir ini, akan dibahas deteksi kerusakan rotor pada motor induksi tiga fasa sangkar tupai menggunakan analisis frekuensi resolusi tinggi yang

Sebaliknya kesan daripada dasar-dasar seperti Dasar Penyusunan Negeri-negeri Melayu atau Dasar Pecah dan Perintah, Dasar Pemindahan dan Penempatan Orang-Orang Melayu, Dasar

Bertolak dari adanya teknologi web-service yang memungkinkan perpaduan fungsi-fungsi dalam membangun sebuah program aplikasi tanpa bergantung lagi pada sistem

PENILAIAN PRAKTIK OECD CG PRINSIP 3 PENILAIAN PRAKTIK OECD CG PRINSIP 3P.

Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Kejang- kejang ini menyerupai kejang idiopathic epilepsy, dan hal ini hanya terjadi pada pemberian secara hyperbaric ( tekanan lebih dari 3 atmosfir ). Penyebabnya belum

pendaki gunung dan para penelitian dibidang klimatologi, pada umumnya setiap parameter cuaca seperti suhu, kelembaban dan tekanan udara diukur menggunakan alat yang