• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N Nomor : xxxx/pdt.g/2011/ms-aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N Nomor : xxxx/pdt.g/2011/ms-aceh"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor : xxxx/Pdt.G/2011/MS-Aceh

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar’iyah Aceh yang mengadili perkara Cerai Talak pada tingkat banding dalam persidangan Hakim Majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara yang diajukan oleh: ---

PEMBANDING, umur 28 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir S.1 ( Sarjana ) pekerjaan Karyawan Swasta, tempat tinggal di Kota Banda Aceh, semula Pemohon sekarang ”Pembanding”. ---

M E L A W A N

TERBANDING, umur 24 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan Mahasiswi, tempat tinggal di Kabupaten Aceh Besar, semula Termohon sekarang ”Terbanding”. ; - Mahkamah Syar’iyah Aceh tersebut ; --- Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini ; ---

TENTANG DUDUKPERKARANYA

Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam Putusan Mahkamah Syar’iyah Jantho Nomor: 20/Pdt.G/2011/MS-JTH tanggal 27 April 2011 Miladiyah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :--- Dalam Konvensi

- Menolak permohonan Pemohon; --- Dalam Rekonvensi

- Menyatakan gugatan Penggugat rekonvensi tidak dapat diterima; --- Dalam Konvensi dan Rekonvensi

(2)

- Membebankan Pemohon untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 176.000,- (Seratus tujuh puluh enam ribu rupiah); --- Membaca akta pernyataan banding yang dibuat oleh Panitera Mahkamah Syar’iyah Jantho bahwa Pemohon telah mengajukan banding terhadap putusan Mahkamah Syar’iyah Jantho Nomor: 20/Pdt.G/2010/MS-JTH. tanggal 27 April 2011 dengan suratnya tanggal 27 April 201, permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak Terbanding pada tanggal 04 Mei 2011; --- Membaca dan memperhatikan memori banding Pembanding yang diajukan ke Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Jantho tanggal 11 Mei 2011, memori banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak Terbanding pada tanggal 13 Mei 2011; --- Membaca dan memperhatikan kontra memori banding yang diajukan oleh Terbanding ke Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Jantho tanggal 06 Juni 2011, kontra memori banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak Pembanding pada tanggal 14 Juni 2011;--- Telah pula membaca Relas pemberitahuan memeriksa berkas perkara banding (Inzage) kepada Pembanding pada tanggal 27 Mei 2011, dan Terbanding tanggal 20 Mei 2011. Pembanding telah melakukan pemeriksaan berkas perkara banding (Inzage) tanggal 31 Mei 2011 sedangkan Terbanding pada tanggal 26 Mei 2011;---

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding dalam perkara ini telah diajukan oleh Pembanding dalam tenggang waktu dan menurut cara-cara sebagaimana ditentukan Undang-Undang maka permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima ;---

Menimbang, bahwa Pembanding dengan memori bandingnya tanggal 10 Mei 2011 mengajukan keberatan-keberatan atas putusan Mahkamah

(3)

Syar’iyah Jantho Nomor 20/Pdt.G/2011/MS-Jth., Tanggal 27 April 2011 dengan alasan-alasan keberatan yang pada pokoknya sebagai berikut :--- - Bahwa dalam putusan Majelis Hakim pada halam 13 dari 16 halaman pada

paragraph pertama menyatakan “dari jawab menjawab” dan keterangan saksi-saksi tidak terbukti bahwa Termohon pulang kerumah orang tuanya akan tetapi Pemohon mengantarkan Termohon kerumah orang tuanya dengan alasan bahwa Pemohon mau pulang kampung untuk menenangkan pikiran. Jadi menurut hakim, Terbanding hanya diantarkan pulang oleh Pembanding karena mau pulang kampung dan kejadiannya hanya sekali saja. Padahal kejadian yang sebenarnya, seperti yang Pembanding buat dalam permohonan, bahwa setiap kali ada percekcokan-percekcokan dan pertengkaran-pertengkaran, Termohon selalu minta diantarin pulang kerumah orang tuanya, dan itu sudah pernah terjadi 3 (tiga) kali, dst;--- - Bahwa dalam putusan Majelis hakim halaman 14 dari 16 halaman dalam

paragraph pertama, Majelis Hakim hanya melihat satu sisi saja dengan pengakuan Pemohon bahwa Termohon sudah melayani Pemohon namun belum maksimal. Menurut Pembanding, sangatlah tidak mungkin kalau seandainya Pemohon mengatakan bahwa Termohon tidak pernah sekalipun melayani Pemohon. Orang yang mau menerima nasehat tentunya mengerti dan menerima apa adanya pemberian dari suaminya dan tidak menuntut di luar kemampuannya. Dan nasehat itu sudah berulang kali Pembanding berikan bahkan Pakcik Terbandingpun sendiri sudah memberi nasehat kepada Terbanding namun bukannya didengar malah lari saat diberi nasehat bahkan Terbanding berkata “ngak perlu dinasehatin saya”. Dengan begitu apa ini yang dikatakan dengan isteri yang salehah;--- - Bahwa memang Pembanding akui memberikan nafkah lahir merupakan

kewajiban seorang suami terhadap isterinya, dan itu sudah Pembanding berikan sesuai pula dengan kemampuan Pembanding, namun dalam hal

(4)

pemberian nafkah lahir yang Pembanding berikan terhadap Terbanding, tidak pernah terucap rasa syukur apalagi terimakasih bahkan pernah menolak pemberian uang jajan yang Pembanding berikan dengan alasan sedikit, padahal sudah Pembanding berikan alasannya karena itu perlu menghemat untuk keperluan pesta pernikahan, namun Terbanding tetap meminta di luar kemampuan Pembanding;--- - Bahwa dalam putusan Majelis Hakim halaman 14 dari 16 halaman pada

paragraph 3 dan 4, perlu kiranya Pembanding luruskan persepsi Majelis Hakim sebagai berikut : Bahwa sebelum pernikahan Pembanding menyadari akan sifat Terbanding yang kurang menghargai Pembanding, saat bertunangan Pembanding ingin memutuskan pertunangan tersebut, namun Pembanding urungkan niat karena Terbanding berjanji akan merubah prilaku pikirannya kearah yang lebih baik disaat kami sudah menikah;--- - Dipihak keluarga Terbanding meminta agar pernikahan dipercepat dari

rencana semula, kemudian keluarga Pembanding meminta pada keluarga Terbanding agar pesta pernikahan ditunda karena Pembanding belum punya banyak persiapan materi.namun Terbanding tidak mau menerima usulan tersebut dan marah-marah kepada Pembanding, sampai Terbanding minta pulang kerumah orang tuanya, karena Terbanding terus marah-marah dan memaki Pembanding, akhirnya Pembanding antarkan Terbanding pulang kerumah orang tuanya walaupun sudah larut malam. Kemudian disepakati pesta dilakukan pada bulan Januari 2011, namun muncul masalah yaitu Terbanding menuntut lebih kepada Pembanding akan uang jajan yang biasa Pembanding berikan;--- - Bahwa Terbanding suka berbohong bahkan didepan KUA Darul Imarah

Terbanding mengatakan bahwa Pembanding tidak pernah membeli baju baru untuk Terbanding, padahal Pembanding ada beberapa kali membeli baju untuk Terbanding, dan ini sudah pernah Pembanding ungkapkan dalam

(5)

replik tetapi Majelis Hakim tidak mempertimbangkannya. Selain itu Terbanding suka menceritakan masalah rumah tangga kepada teman-temannya.--- - Bahwa Pembanding dengan Terbanding sudah pisah rumah sejak 4 (empat)

bulan yang lalu, hal ini diakui oleh saksi Terbanding yakni SAKSI (ayah kandung Terbanding) dan sejak itu tidak ada lagi komunikasi dan juga Pembanding sendiri sudah pernah mengucapkan talak kepada Terbanding dan Pembanding sendiri tidak mau lagi mempertahankan rumah tangga ini; PETITUM:

1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pembanding; --- 2. Membatalkan putusan Mahkamah Syar’iyah Jantho, tanggal 27 April 2011

Nomor: 20/Pdt.G/2011/MS-Jth.--- Dengan mengadili sendiri :

1. Memberi izin kepada Pembanding (PEMBANDING) untuk memgucapkan ikrar talak terhadap Terbanding di depan sidang Mahkamah Syar’iyah Jantho;---

2. Membayar biaya ‘iddah Rp. 2.700.000,- (Dua juta tujuh ratus ribu rupiah);---- 3. Membayar biaya mut’ah Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah); ---

Menimbang, bahwa Terbanding dengan kontra memori bandingnya tanggal 30 Mei 2011 mengemukakan hal-hal sebagai berikut : --- - Bahwa Terbanding tidak pernah meninggalkan Pembanding pulang kerumah

orang tua Terbanding, Terbanding tidak pernah minta pada Pembanding untuk mengantar Terbanding pulang kerumah orang tua Terbanding akan tetapi Pembanding sendiri yang mengantarkannya dengan alasan bahwa Pembanding ingin pulang ke kampung untuk menenangkan diri. Pemberian uang jajan oleh Pembanding kepada Terbanding sebanyak Rp. 200.000,- (Dua ratus ribu rupiah) Terbanding tidak pernah menolaknya apalagi mengomelinya cuma Terbanding minta tambah sedikit lagi. Ternyata

(6)

Pembanding menunjukkan sikap marah dengan memasukkan kembali uang tersebut dalam dompetnya;--- - Bahwa Terbanding sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik kepada Pembanding selaku suami, dengan melaksanakan tugas-tugas sebagai isteri;--- - Bahwa keluarga Terbanding meminta agar pernikahan antara Pembanding dengan Terbanding dipercepat karena melihat antara Terbanding dengan Pembanding sering sekali bertemu dan sudah sangat akrab, ini untuk menghindari terjadinya fitnah dalam pandangan masyarakat sekitar. Adapun terhadap permintaan keluarga Terbanding untuk mempercepat perkawinan dan bila Pembanding tidak menyetujuinya serta sikap Pembanding menjadikan alasan mempercepat pesta perkawinan sebagai jalan untuk mengakhiri perkawinan merupakan sikap yang terlalu tergesa-gesa dan tidak dapat diterima menurut akal sehat;--- - Bahwa Terbanding tidak pernah berbohong kepada Pembanding dan Terbanding tidak pernah menceritakan masalah rumah tangga antara Pembanding dengan Terbanding kepada teman-teman Terbanding. Terbanding hanya mencoba untuk mencari masukan dari teman-teman agar bisa memberikan solusi kepada Terbanding dalam menyelesaikan masalah rumah tangga antara Pembanding dengan Terbanding; --- - Bahwa Terbanding tetap ingin mempertahankan ikatan perkawinan dengan

Pembanding;--- - Bila Majelis Hakim berpendapat bahwa ikatan perkawinan antara

Pembanding dengan Terbanding tidak dapat dipertahankan lagi, maka kiranya diberikan hak-hak Terbanding yaitu: Biaya ‘iddah sebesar Rp. 4.500.000,- (Empat juta lima ratus ribu rupiah). Biaya mut’ah Rp. 1.500.000,- (Satu juta lima ratus ribu rupiah) kerugian untuk membeli persiapan isi kamar Rp. 12.000.000,- (Dua belas juta rupiah);---

(7)

PETITUM:

1. Menolak permohonan banding Pembanding;--- 2. Menguatkan putusan Mahkamah Syar’iyah Jantho tanggal 27 April 2011, Nomor: 20/Pdt.G/2011/MS-Jth.--- 3. Bila Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat lain menghukum Pembanding untuk membayar kepada Terbanding :--- - Biaya ‘iddah Rp. 4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah);--- - Biaya mut’ah Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah);--- - Kerugian 1 (satu) set isi kamar untuk keperluan pesta perkawinan yang ditunda oleh Pembanding Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah); --- 4. Bila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang se-adil-adilnya.--

Menimbang, bahwa sesuai putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 143K/Sip/1956 tanggal 14 Agustus 1957 Hakim tingkat banding tidak harus meninjau serta mempertimbangkan keberatan-keberatan Pembanding satu persatu, melainkan cukup memperhatikan dasar dan dalil pertimbangan Hakim Tingkat Pertama dan kemudian menyatakan sikap ;---

Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan oleh Hakim Tingkat Pertama sebagaimana tercantum dalam putusannya Nomor: 20/Pdt.G/2011/MS-Jth., tanggal 27 April 2011 Miladiyah, sepanjang hal yang sudah tepat dan benar, Mahkamah Syar’iyah Aceh menjadikan dan mengambil alih menjadi pertimbangannya sendiri;--- Menimbang, bahwa Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh setelah memeriksa dengan seksama berkas banding a quo, Mahkamah Syar’iyah Aceh perlu memberikan pertimbangan dan pendapatnya sendiri sebagai berikut : ---- DALAM KONPENSI

Menimbang, bahwa Hakim Tingkat pertama keliru dalam pertimbangan hukum yang menyatakan bahwa tidak terbukti terjadi perselisihan yang terus menerus dalam rumah tangga Pemohon/Tergugat Rekonpensi/

(8)

Pembanding dengan Termohon/Penggugat Rekonpensi/ Terbanding, padahal dalam surat permohonan Pemohon Konpensi/ Tergugat Rekonpensi/ Pembanding disebutkan bahwa kehidupan rumah tangga Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding dengan Termohon/ Penggugat Rekonpensi/ Terbanding tidaklah berlangsung lama akan tetapi tidak ada harapan didamaikan lagi. Kemudian dalam replik point 2 disebutkan bahwa sebenarnya pada malam terakhir Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding dan Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding serumah dst....kemudian juga dalam duplik Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding juga disebutkan pada point 2 bahwa pada malam terakhir Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding dan Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding masih serumah yaitu pada tanggal 25 Desember 2010 dst....Keesokan harinya Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding mengantar Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding kerumah orang tua Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding karena Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding ingin pulang ke Abdiya. Keterangan Pemohon/Tergugat Rekonpensi/ Pembanding dan Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding menunjukkan bahwa terakhir sekali Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding dengan Termohon/ Penggugat Rekonpensi/Terbanding serumah adalah malam tanggal 25 Desember 2010 sesudah itu mereka tidak serumah lagi Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding tinggal di ====== dan Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding tinggal dirumah orang tuanya di =====;---

Menimbang, bahwa Majelis Hakim tingkat pertama keliru dalam pertimbangannya yang menjelaskan bahwa saksi-saksi yang diajukan Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding memberikan keterangan bukanlah berdasarkan kepada hal-hal yang mereka lihat dan alami sendiri, kecuali setelah hal tersebut diceritakan oleh Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding, dengan demikian saksi-saksi tersebut tergolong

(9)

testimonium de auditu, padahal berdasarkan keterangan saksi-saksi (SAKSI 1,

SAKSI 2 dan SAKSI 3) dalam persidangan mengemukakan bahwa orang tua

Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding pernah berkunjung kerumah orang tua Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding membicarakan masalah rumah tangga Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding dengan Termohon/ Penggugat Rekonpensi/Terbanding supaya dapat hidup rukun dan damai kembali, namun upaya damai tesebut tidak berhasil;---

Menimbang, bahwa fakta dalam persidangan ternyata Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi/Pembanding dengan Temohon Konpensi/ Penggugat Rekonpensi/Terbanding sudah tidak serumah lagi sejak tanggal 25 Desember 2010 sampai dengan sekarang ini, menunjukkan bahwa rumah tangganya telah terbukti terjadi perselisihan yang terus menerus, oleh karenanya sesuai dengan Pasal 39 ayat (2) Majelis berpendapat perkawinan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi/Pembanding dengan Termohon Konpensi/ Penggugat Rekonpensi/Terbanding telah pecah (Marriage breakdown) sesuai Pasal 39 ayat (2) UU No.1 Tahun 1974, Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975, jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, bahwa antara Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi/Pembanding dengan Termohon Konpensi/ Penggugat Rekonpensi/Terbanding (suami/isteri) terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran serta tidak ada harapan untuk hidup rukun kembali dalam rumah tangganya; ---

Menimbang, bahwa pertengkaran dalam rumah tangga tidaklah selalu digambarkan adanya pertengkaran secara fisik maupun kata-kata yang terucap, melainkan dapat saja suatu pertengkaran itu berupa adanya saling acuh (tidak ada komunikasi) dan mendiamkan satu sama lain, apalagi sudah tidak tinggal satu rumah, menunjukkan tidak ada harapan lagi keduanya untuk hidup rukun kembali dalam rumah tangga (Onheelbaare tweespalt); ---

(10)

Menimbang bahwa berdasarkan fakta dan bukti-bukti tersebut di atas telah terbukti bahwa telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus antara Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi/Pembanding dengan Tergugat Konpensi/Penggugat Rekonpensi/Terbanding serta tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga yang bahagia sebagai suami-istri, dengan tidak mempersoalkan siapa yang bersalah diantara keduanya yang jelas rumah tangganya telah pecah, mempertahankan rumah tangga dalam kondisi seperti itu sama halnya dengan memperpanjang penderitaan bagi kedua belah pihak;---

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian dan pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa perselisihan dan pertengkaran yang terjadi antara Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi/Pembanding dengan Termohon Konpensi/ Penggugat Rekonpensi/Terbanding dalam rumah tangga telah dapat dikualifikasikan ke dalam maksud dan tujuan Pasal 19 huruf f PP No. 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam ;---

Menimbang, berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa alasan permohonan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi/Pembanding tentang telah terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang terus-menerus antara Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi/ Pembanding dengan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi/Terbanding dalam rumah tangga dinyatakan telah terbukti dan karenanya permohonan Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi/Pembanding yang memohon supaya Majelis Hakim memberi izin kepada Pemohon (PEMBANDING) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERBANDING) di depan sidang Mahkamah Syar’iyah Jantho patut dikabulkan ; ---

DALAM REKONPENSI

Menimbang, bahwa setelah mempelajari dan meneliti berkas perkara beserta pertimbangan hukumnya, membaca memori banding dan

(11)

kontra memori banding, Mahkamah Syar’iyah Aceh akan mempertimbangkan sebagai berikut ; ---

Menimbang, bahwa pada dasarnya Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding merasa sangat keberatan bercerai dengan Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding, tetapi sesuai dengan petitum yang dikemukan dalam duplik pada angka 2 Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding mohon kepada Majelis Hakim Banding bila menurut Hakim Mahkmah Syar’iyah Aceh berpendapat bila ikatan perkawinan antara Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding dengan Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding tidak dapat dipertahankan lagi mohon Majelis Hakim menghukum Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding untuk membayar kepada Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding berupa : 1) Biaya iddah Rp. 4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah). 2) Biaya Mut’ah Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) dan 3) Kerugian 1 (satu) set isi kamar untuk keperluan Pesta perkawinan Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah);---

Menimbang, bahwa Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding dalam re-Replik menyatakan yang sanggup memberikan atas permintaan Termohon/Pengguhgat Rekonpensi/Terbanding uang iddah Rp 2.700.000,- (dua juta tujuh ratus ribu rupiah), Mut’ah Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah) sedangkan biaya satu set kamar tidak ada sangkut paut dengannya;---

Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 41 huruf c Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 bahwa akibat putusnya perkawinan karena perceraian, Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isteri jo Pasal 78 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dan ditambah dengan Undang Nomor 3 Tahun 2006 jo Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas

(12)

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo Pasal 80 ayat (4) dan Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam :---

Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 41 huruf c Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 merupakan Lex specialis sebagai dasar hukum bagi Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh secara eks offisio atau karena jabatannya dapat menetapkan kewajiban yang dibebankan kepada suami (Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding) untuk memberi nafkah ’iddah dan mut’ah terhadap isteri yang akan diceraikannya;--- Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka gugatan Rekonpensi Penggugat/ Terbanding setentang mengenai nafkah iddah dan mut’ah dinyatakan dapat dikabulkan, sebagaimana amar putusan dibawah ini; --- Menimbang, bahwa mengenai permintaan Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding dalam gugatan rekonpensi tentang ganti rugi terhadap kerugian 1 (satu) set isi kamar untuk keperluan pesta perkawinan sebesar Rp. 12.000.000,- (Dua belas juta rupiah), hal tersebut tidak menjadi tanggungjawab Pemohon/Tergugat Rekonpensi/Pembanding karena biaya tersebut hanya atas kehendak dari pihak isteri, oleh karenanya permohonan Termohon/Penggugat Rekonpensi/Terbanding tersebut harus ditolak; ---

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana diuraikan di atas maka Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat bahwa putusan Mahkamah Syar'iyah Jantho Nomor : 20/Pdt.G/2011/MS-Jth, tanggal 27 April 2011 Miladiyah, tidak dapat dipertahankan dan telah cukup alasan untuk dibatalkan dan Mahkamah Syar’iyah Aceh akan mengadili sendiri yang amarnya sebagaimana tercantum dalam diktum di bawah ini;--- DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI

Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk bidang perkawinan, sesuai dengan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor: 7 Tahun

(13)

1989, jo Undang-Undang Nomor: 3 Tahun 2006, jo Undang-Undang Nomor: 50 Tahun 2009, maka biaya perkara di tingkat pertama dibebankan kepada Pemohon dan ditingkat banding dibebankan kepada Pembanding ; ---

Mengingat pada Pasal-Pasal dari peraturan perundang-undangan serta ketentuan Hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini ;---

M E N G A D I L I :

 Menerima permohonan banding Pembanding ;---  Membatalkan Putusan Mahkamah Syar’iyah jantho Nomor :

20/Pdt.G/2011/MS-Jth, tanggal 27 April 2011 Miladiyah --- DENGAN MENGADILI SENDIRI

DALAM KONPENSI

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;--- 2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMBANDING) untuk menjatuhkan talak

satu raj’i terhadap Termohon (TERBANDING) di depan sidang Mahkamah Syar’iyah Jantho;---

DALAM REKONPENSI

1. Mengabulkan gugatan rekonpensi Penggugat untuk sebagian; --- 2. Menghukum Tergugat Rekonpensi/Pembanding untuk membayar kepada Penggugat Rekonpensi/Terbanding berupa : --- - Nafkah iddah sebesar Rp. 2.700.000,- (Dua juta tujuh ratus ribu

rupiah);--- - Mut’ah sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah);--- - Menolak selain dan selebihnya; --- DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI

- Membebankan Pemohon untuk membayar biaya perkara pada tingkat pertama sebesar Rp. 176.000; (seratus tujuh puluh enam ribu rupiah);----

(14)

 Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara pada Tingkat Banding sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah); ---

Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh pada hari Senin, tanggal 18 Juli 2011 Masehi bertepatan dengan tanggal 16 Sya’ban 1432 Hijriyah, oleh kami Drs. H. Abd. Mannan Hasyim, S.H., M.H., Hakim Tinggi yang ditunjuk sebagai Ketua Majelis, Drs. Ridhuan Santoso dan Drs. A. Mu’thi, M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota berdasarkan Surat Penetapan Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh Nomor: 61/Pdt.G/2011/MS-ACEH, tanggal 14 Juni 2011 dan diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut yang didampingi para Hakim Anggota dan dibantu oleh Abd. Latif, S.H., sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri pihak-pihak yang berperkara. ---

Hakim Anggota Ketua Majelis d t o d t o

Drs. RIDHUAN SANTOSO Drs. H. ABD MANNAN HASYIM, S.H, M.H. d t o Drs. A. MU’THI, M.H. Panitera Pengganti d t o ABD. LATIF, S.H Perincian Biaya Banding :

1. Materai ... Rp. 6.000,- 2. Redaksi ... Rp. 5.000,- 3. Leges ... Rp. 5.000,- 4. Biaya Proses ... Rp. 134.000,-

J u m l a h ... Rp.150.000,- ---(Seratus lima pulu ribu rupiah)---

(15)

Untuk Salinan yang sama bunyinya ; Banda Aceh, 1 Agustus 2011 WAKIL PANITERA MAHKAMAH SYAR’IYAH ACEH

DRS. MUHAMMAD YUSUF, S.H., NIP. 195709281987031001

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perbedaan nilai spinnya partikel dibedakan menjadi partikel fermion (spin pecahan) dan partikel boson (spin bulat), sedangkan berdasarkan interaksi yang

Ada kemungkinan bahwa investor akan bereaksi positif terhadap informasi laba IFRS jika, misalnya, mereka berharap penerapan IFRS dapat menghasilkan kualitas informasi laba yang

E-Banking Adoption Analysis Using Technology Acceptance Model (TAM): Empirical Study of Bank Customers in Bekasi City, International Conference on Innovation, Management, and

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pada Mata Kuliah Blok 10 Lbm

no pernyataan dapat tidak dapat bergerak bergerak 1 bus mainan di atas meja didorong dengan tangan ... 2 bus mainan di atas meja

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan usaha yang dilakukan oleh guru agama dalam meningkatkan motivasi belajar PAI dengan menggunakan variasi metode di SMA

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Mengetahui bagaimana mengembangkan karakter peserta

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk melakukan perancangan spesifikasi komputer dan