Teknik
Pembimbingan dan
Dasar-dasar
konseling
Ika Adita Silviandari, S.Psi., M.Psi Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi
Sub Pokok Bahasan :
Teknik (tahapan) pembimbingan Definisi konseling Faktor-faktor yang mempengaruhi konseling Batasan tindakan dan rujukan PA
TAHAPAN UMUM PEMBIMBINGAN AKADEMIK
a. Menerima mahasiswa bimbingannya baik secara fisik maupun psikis,
dengan isyarat, perbuatan, maupun kata-kata yang dapat menciptakan suasana keakraban (rapport).
b. Menciptakan hubungan baik (harmonis) hubungan baik perlu
diciptakan oleh PA dengan sikap yang ramah, penuh perhatian, serta pembicaraan yang bersifat netral dan kekeluargaan, agar mahasiswa tidak ragu-ragu untuk menyampaikan permasalahannya kepada PA.
c. Mengenali dan mengumpulkan informasi segera setelah terjalin
hubungan baik, PA mencoba menggali dan mengumpulkan informasi tentang diri mahasiswa beserta permasalahannya. Misal bagaimana tingkat keberhasilan studi semester lalu, dsb
d. Merangkum informasi, PA mencoba menemukan hubungan antara
informasi yang satu dengan informasi lainnya untuk lebih memahami hakekat permasalahannya. Misal mengapa nilai turun, tidak lulus
TAHAPAN UMUM PEMBIMBINGAN AKADEMIK
e. Mendiskusikan masalah bersama dengan mahasiswa yang
bersangkutan, PA mendiskusikan masalah yang dihadapinya untuk mencari dan menemukan jalan keluar yang sebaik-baiknya. Misal menentukan sks dan MK yang harus diambil semester depan.
f. Menentukan strategi dan menyusun rencana pemecahan
masalah setelah mahasiswa memahami persoalannya, bersama-sama dengan mahasiswa, PA merencanakan langkah-langkah pemecahan masalah yang efektif dan praktis. Misal rencana jangka panjang, mhs harus lulus berapa lama dan strategi apa agar bisa lulus tepat waktu
g. Mengakhiri pertemuan. Dalam mengakhiri pertemuan, PA menciptakan suasana yang sedemikian rupa, penuh saling percaya, tidak ada kesan negatif mahasiswa.
Setiap individu tidak terlepas dari masalah. Sumber Masalah Internal Eksternal Masalah Emosional Masalah Non Emosional KONSELING
MASALAH-MASALAH YANG BIASANYA
MUNCUL
Kesehatan
Keadaan Penghidupan Rekreasi dan Hobi
Kehidupan Keluarga Agama dan Moral
Kehidupan Sosial dan Keaktifan Berorganisasi Hubungan Pribadi
Muda-Mudi
Penyesuaian Terhadap Sekolah
Masa Depan dan Cita-cita Pendidikan Jabatan Karier
Research Findings
Mahasiswa dengan masalah sosial dan emosional
memiliki resiko Drop Out
Mahasiswa yang dikonseling memiliki kemampuan
bertahan lebih tinggi daripada yang tidak dikonseling
Konseling membantu mahasiswa mengatasi kesulitan
KONSELING
KONSELING
BUKANLAH
“KOTAK
AJAIB” YANG MEMBERIKAN SOLUSI
MASALAH MAHASISWA
PROSES BELAJAR, PENGENALAN DIRI,
PENGEMBANGAN DIRI
PEMBUATAN KEPUTUSAN DAN
TINDAKAN
Definisi Konseling
Smith (dalam Shertzer & Stone,1974)
Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan
Bantuan diberikan dengan menginterpretasikan fakta-fakta atau data,baik
mengenai individu yang dibimbing sendiri maupun lingkungannya,khususnya menyangkut pilihan-pilihan dan rencana-rencana yang dibuat.
Mc. Daniel (1956)
Konseling merupakan rangkaian pertemuan antara konselor dengan klien. Dalam pertemuan itu konselor membantu klien mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dihadapi.
Tujuan pemberian bantuan itu adalah agar klien dapat mandiri mengambil
keptusan sendiri, menyesuaikan dirinya,baik dengan diri sendiri maupun dengan lingkungan.
FUNGSI UTAMA KONSELING PADA
MAHASISWA
Ketiga fungsi utama konseling ini dapat dipertukarkan mana yang lebih dahulu dilakukan
Pembangunan hubungan Penilaian masalah
PEMBANGUNAN HUBUNGAN
Menyatu dengan mahasiswa (dunia anak muda)
Konselor tidak harus berperilaku seperti anak muda, namun memanfaatkan secara tepat sejumlah proses komunikasi yang
umumnya digunakan anak muda dalam hubngan mereka dengan teman sebaya
Membangun sebuah hubungan
Perlu adanya kepercayaan dari klien (mahasiswa) terhadap konselor, tersedianya rasa aman dan tidak terjadi penilaian atau ketidaksetujuan
Membuat perjanjian
Berkaitan dengan tujuan konseling yang ingin dicapai dan lamanya proses konseling, kerahasiaan, konselor akan membantu
mahasiswa menemukan solusi sendiri, untuk datang konseling adalah keinginan mahasiswa sendiri
Menilai masalah yang dihadapi mahasiswa
Mendengar kisah yang diceritakan dan mempercayainya
Mendengar cerita tanpa menghakimi, bersikap empati sehingga klien (mahasiswa) merasa diakui
Mengidentifikasi tema, isu dan masalah
Mengevaluasi keadaan emosional anak muda
Mengevaluasi keadaan emosional klien yaitu suasana hati, perasaan, pikiran dan persepsi sangat diperlukan untuk memberikan gambaran utuh bagi konselor sehingga dapat membuat keputusan untuk strategi yang digunakannya dan untuk memutuskan apakah klien harus dirujuk
PENYELESAIAN MASALAH
Menyelesaikan masalahMahasiswa datang ke konselor ada yang mencari solusi atas masalah, ada yang hanya membutuhkan pemahaman yang lebih jelas tentang
masalah, bukan solusi. Konselor perlu memahami jenis mahasiswa yang dihadapi.
Mencari tahu solusi
Solusi yang sudah dicapai dapat dievaluasi sesuai konsekuensi positif dan negatif. Solusi yang akan berhasil biasanya adalah yang menarik ybs, sesuai konstruk pribadi dan bisa dipraktekkan sesuai kapasitas mereka.
Membuat perencanaan melalui eksperimen
Karena kurang pengalaman, mahasiswa dapat membuat solusi yang tampak menarik, namun kurang realistis ketika dipraktekkan. Solusi dapat di evaluasi dan masalah tidak harus selesai melalui satu solusi. Solusi dapat diuji coba berkali-kali mana yang lebih cocok untuk menyelesaikan masalah.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KONSELING
(OKUN 1987)
Helper
(attitudes,
need,
values,
beliefs, skill)
Helpee
(attitudes,
need,
values,
beliefs)
HelperFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KONSELING
Shertzer and Stone :keberhasilan/
kegagalan proses konseling (sudut klien):
1.Kepribadian klien
2.Harapan klien
Inisiatif
Motivasi untuk berubah
Tidak semua klien memiliki keinginan sendiri ( voluntary and self refered)
Ada yang enggan (reluctant) dalam sesi konseling, biasanya yang dirujuk oleh orang ketiga (misal dosen) Klien yg resistent, klien yang tidak mau / menolak
perubahan sering mengatakan “nggak tahu….”
Bentuk resistensi
Kategori Definisi Bentuk
Response quantity
resiistance Klien membatasi jmlh info pd konselor Silence, minimum talk, verbosity Response content
resistance Mbatasi tipe info yg diberikan Intellectual talk, small talk, rhetorical question, emotional display
Response style resistance Memanipulasi cara
mengkomunikasikan info Discounting, editing, forgetting, false promising
Logistic management
Faktor yang memengaruhi konseling
Setting fisik
Merujuk pada tempat, suhu, suasana, jarak antara konselor dan konselee, pengaturan perabot
Jangan ada yang mengganggu pada saat konseling. Pasang tanda dilarang masuk
Faktor yang memengaruhi konseling
Kualitas klien
Karakteristik klien
Yang disukai oleh konselor : muda, menarik, komunikatif, intelligent
Yang tidak disukai : tua, tidak cerdas, tidak komunikatif, perilaku tidak menyenangkan Kesiapan klien
MASALAH PADA KONSELORNYA
Konselor sedang tidak dalam emosi yang stabil atau stres dengan masalah pribadi, pekerjaan atau keluarga
Konselor cenderung memiliki keinginan untuk berkuasa dan mendominasi
Konselor sedang merasa kesepian atau terisolasi
Konselor memiliki keinginan untuk dicintai dan dihargai orang lain
Sesi konseling tunggal atau multiple
Banyak mahasiswa akan mendapat manfaat dari sesi konseling tunggal dan langsung menemukan solusi bagi permasalahan mereka, namun sebagian lainnya akan membutuhkan bantuan konseling yang lebih lanjut
Membuat janji dan menjaga komitmen untuk datang ke
konseling bukan hal yang mudah. Konseling yang berjangka
waktu panjang sering membuat mahasiswa kurang nyaman dan tidak hadir secara konsisten
Menurut penelitian Slavin dan Warner (1996, dalam Geldard& Geldard, 2010), konseling jangka pendek atau sesi konseling tunggal lebih sesuai dengan cara hidup anak muda, sehingga lebih direkomendasikan untuk dilakukan.
Sesi konseling tunggal atau multiple
Walaupun sesi konseling bersifat tunggal, konselor sebaiknya menyadari bahwa sesi pertama bisa juga
menjadi sesi terakhir, sehingga setiap sesi konseling harus bersifat UTUH. Artinya semua fungsi dan tahap konseling tetap dilakukan.
Sesi konseling tunggal diharapkan dapat memberi
manfaat bahkan jika mahasiswa tidak kembali lagi pada pertemuan selanjutnya.
Sesi konseling tunggal atau multiple
Bila konselor merasa mahasiswa membutuhkan sesi lebih panjang / lebih dari sekali, tawarkan kepada mahasiswa Mahasiswa diberikan pilihan dan boleh memilih apakah
akan datang atau tidak pada sesi berikutnya
Jika pilihan tidak ditawarkan (dipaksa harus datang)
dapat menimbulkan resistensi terhadap proses konseling di masa mendatang
1. KONSELING KELOMPOK
Konseling kelompok adalah proses konseling yang dilakukan dalam setting kelompok, dimana konselor berinteraksi dengan konseli dalam
dinamika kelompok untuk memfasilitasi perkembangan individu dan atau membantu individu dalam mengatasi masalah yang
dihadapinya secara bersama-sama untuk membantu, memberi umpan balik dan pengalaman
KONSELING ONLINE vs KONSELING TATAP MUKA
Salah satu definisi konseling adalah “bentuk pemberian bantuan yang diberikan konselor kepada individu (klien) yang memiliki masalah dg cara bertatap muka (face to face) antara konselor dan kliennya.”
Sesuai perkembangan jaman, e-counseling telah banyak dilakukan melalui email, telpon, webcam, messaging di berbagai negara
Konseling tatap muka eCounseling Telah terbukti efektif selama bertahun-tahun
melalui penelitian (termasuk pembangunan rapport)
Penelitian juga membuktikan e-counseling dapat berlangsung efektif, bahkan kadang lebih efektif daripada konseling tatap
muka (termasuk pembangunan raport)
Klien memiliki waktu 45 – 50 menit untuk menceritakan kisahnya
Klien memiliki waktu tidak terbatas untuk menceritakan detil ceritanya melalui email
Klien akan terlihat oleh orang lain sedang mengunjungi kantor konseling
Stigma sosial dapat dihindari karena
individu tidak nampak di tempat konseling (lebih rahasia)
Klien dan konselor harus bertemu pada waktu dan lokasi yang telah ditentukan, biasanya jam kantor Senin-Jumat
Klien dan konselor tidak harus bertemu di tempat dan waktu tertentu, lebih fleksibel
Lebih sulit bagi yang sedang sakit atau tidak
immobile Lebih mudah diakses
Klien mungkin merasa cemas untuk bertemu secara langsung
Karena tidak terlihat, klien lebih merasa aman
Konseling tatap muka eCounseling Ideal untuk klien yang lebih mampu
berkomunikasi verbal
Ideal untuk klien yang lebih senang
berkomunikasi secara tertulis (melalui teks atau email)
Klien merasa ada situasi jeda (tidak tahu harus bicara apa) dalam sesi
Dengan email, tidak ada jeda dalam percakapan
Klien dapat merasa terintimidasi oleh konselor misal karena penampilan, ras, agama, dll
Perasaan terintimidasi oleh konselor lebih rendah
Klien mungkin melupakan nasehat, arahan dan komitmen pada suatu sesi
Karena tertulis, klien dapat menyimpan tulisan (hasil chat atau email) sehingga mudah mengingat kembali
Empati dan perilaku tampak lebih nyata
Empati dan perilaku dapat dibuat-buat sehingga progress pun bisa tidak diketahui secara pasti
Informasi langsung dapat digali
Lebih sulit menggali informasi pada klien yang kurang mampu menuliskan masalah secara detil