• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pembimbingan dan Dasar-dasar konseling. Ika Adita Silviandari, S.Psi., M.Psi Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi Ulifa Rahma, S.Psi., M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teknik Pembimbingan dan Dasar-dasar konseling. Ika Adita Silviandari, S.Psi., M.Psi Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi Ulifa Rahma, S.Psi., M."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Teknik

Pembimbingan dan

Dasar-dasar

konseling

Ika Adita Silviandari, S.Psi., M.Psi Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi

(2)

Sub Pokok Bahasan :

 Teknik (tahapan) pembimbingan  Definisi konseling

 Faktor-faktor yang mempengaruhi konseling  Batasan tindakan dan rujukan PA

(3)

TAHAPAN UMUM PEMBIMBINGAN AKADEMIK

a. Menerima mahasiswa bimbingannya baik secara fisik maupun psikis,

dengan isyarat, perbuatan, maupun kata-kata yang dapat menciptakan suasana keakraban (rapport).

b. Menciptakan hubungan baik (harmonis) hubungan baik perlu

diciptakan oleh PA dengan sikap yang ramah, penuh perhatian, serta pembicaraan yang bersifat netral dan kekeluargaan, agar mahasiswa tidak ragu-ragu untuk menyampaikan permasalahannya kepada PA.

c. Mengenali dan mengumpulkan informasi segera setelah terjalin

hubungan baik, PA mencoba menggali dan mengumpulkan informasi tentang diri mahasiswa beserta permasalahannya. Misal bagaimana tingkat keberhasilan studi semester lalu, dsb

d. Merangkum informasi, PA mencoba menemukan hubungan antara

informasi yang satu dengan informasi lainnya untuk lebih memahami hakekat permasalahannya. Misal mengapa nilai turun, tidak lulus

(4)

TAHAPAN UMUM PEMBIMBINGAN AKADEMIK

e. Mendiskusikan masalah bersama dengan mahasiswa yang

bersangkutan, PA mendiskusikan masalah yang dihadapinya untuk mencari dan menemukan jalan keluar yang sebaik-baiknya. Misal menentukan sks dan MK yang harus diambil semester depan.

f. Menentukan strategi dan menyusun rencana pemecahan

masalah setelah mahasiswa memahami persoalannya, bersama-sama dengan mahasiswa, PA merencanakan langkah-langkah pemecahan masalah yang efektif dan praktis. Misal rencana jangka panjang, mhs harus lulus berapa lama dan strategi apa agar bisa lulus tepat waktu

g. Mengakhiri pertemuan. Dalam mengakhiri pertemuan, PA menciptakan suasana yang sedemikian rupa, penuh saling percaya, tidak ada kesan negatif mahasiswa.

(5)

 Setiap individu tidak terlepas dari masalah. Sumber Masalah Internal Eksternal Masalah Emosional Masalah Non Emosional KONSELING

(6)

MASALAH-MASALAH YANG BIASANYA

MUNCUL

 Kesehatan

 Keadaan Penghidupan  Rekreasi dan Hobi

 Kehidupan Keluarga  Agama dan Moral

 Kehidupan Sosial dan Keaktifan Berorganisasi  Hubungan Pribadi

 Muda-Mudi

 Penyesuaian Terhadap Sekolah

 Masa Depan dan Cita-cita Pendidikan Jabatan  Karier

(7)

Research Findings

 Mahasiswa dengan masalah sosial dan emosional

memiliki resiko Drop Out

 Mahasiswa yang dikonseling memiliki kemampuan

bertahan lebih tinggi daripada yang tidak dikonseling

 Konseling membantu mahasiswa mengatasi kesulitan

(8)

KONSELING

KONSELING

BUKANLAH

“KOTAK

AJAIB” YANG MEMBERIKAN SOLUSI

MASALAH MAHASISWA

PROSES BELAJAR, PENGENALAN DIRI,

PENGEMBANGAN DIRI

PEMBUATAN KEPUTUSAN DAN

TINDAKAN

(9)

Definisi Konseling

Smith (dalam Shertzer & Stone,1974)

 Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan

 Bantuan diberikan dengan menginterpretasikan fakta-fakta atau data,baik

mengenai individu yang dibimbing sendiri maupun lingkungannya,khususnya menyangkut pilihan-pilihan dan rencana-rencana yang dibuat.

Mc. Daniel (1956)

 Konseling merupakan rangkaian pertemuan antara konselor dengan klien.  Dalam pertemuan itu konselor membantu klien mengatasi kesulitan-kesulitan

yang dihadapi.

 Tujuan pemberian bantuan itu adalah agar klien dapat mandiri mengambil

keptusan sendiri, menyesuaikan dirinya,baik dengan diri sendiri maupun dengan lingkungan.

(10)

FUNGSI UTAMA KONSELING PADA

MAHASISWA

Ketiga fungsi utama konseling ini dapat dipertukarkan mana yang lebih dahulu dilakukan

 Pembangunan hubungan  Penilaian masalah

(11)

PEMBANGUNAN HUBUNGAN

Menyatu dengan mahasiswa (dunia anak muda)

Konselor tidak harus berperilaku seperti anak muda, namun memanfaatkan secara tepat sejumlah proses komunikasi yang

umumnya digunakan anak muda dalam hubngan mereka dengan teman sebaya

Membangun sebuah hubungan

Perlu adanya kepercayaan dari klien (mahasiswa) terhadap konselor, tersedianya rasa aman dan tidak terjadi penilaian atau ketidaksetujuan

Membuat perjanjian

Berkaitan dengan tujuan konseling yang ingin dicapai dan lamanya proses konseling, kerahasiaan, konselor akan membantu

mahasiswa menemukan solusi sendiri, untuk datang konseling adalah keinginan mahasiswa sendiri

(12)

Menilai masalah yang dihadapi mahasiswa

Mendengar kisah yang diceritakan dan mempercayainya

Mendengar cerita tanpa menghakimi, bersikap empati sehingga klien (mahasiswa) merasa diakui

Mengidentifikasi tema, isu dan masalah

Mengevaluasi keadaan emosional anak muda

Mengevaluasi keadaan emosional klien yaitu suasana hati, perasaan, pikiran dan persepsi sangat diperlukan untuk memberikan gambaran utuh bagi konselor sehingga dapat membuat keputusan untuk strategi yang digunakannya dan untuk memutuskan apakah klien harus dirujuk

(13)

PENYELESAIAN MASALAH

Menyelesaikan masalah

Mahasiswa datang ke konselor ada yang mencari solusi atas masalah, ada yang hanya membutuhkan pemahaman yang lebih jelas tentang

masalah, bukan solusi. Konselor perlu memahami jenis mahasiswa yang dihadapi.

Mencari tahu solusi

Solusi yang sudah dicapai dapat dievaluasi sesuai konsekuensi positif dan negatif. Solusi yang akan berhasil biasanya adalah yang menarik ybs, sesuai konstruk pribadi dan bisa dipraktekkan sesuai kapasitas mereka.

Membuat perencanaan melalui eksperimen

Karena kurang pengalaman, mahasiswa dapat membuat solusi yang tampak menarik, namun kurang realistis ketika dipraktekkan. Solusi dapat di evaluasi dan masalah tidak harus selesai melalui satu solusi. Solusi dapat diuji coba berkali-kali mana yang lebih cocok untuk menyelesaikan masalah.

(14)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KONSELING

(OKUN 1987)

Helper

(attitudes,

need,

values,

beliefs, skill)

Helpee

(attitudes,

need,

values,

beliefs)

Helper

(15)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KONSELING

Shertzer and Stone :keberhasilan/

kegagalan proses konseling (sudut klien):

1.Kepribadian klien

2.Harapan klien

(16)

Inisiatif

 Motivasi untuk berubah

 Tidak semua klien memiliki keinginan sendiri ( voluntary and self refered)

 Ada yang enggan (reluctant) dalam sesi konseling, biasanya yang dirujuk oleh orang ketiga (misal dosen)  Klien yg resistent, klien yang tidak mau / menolak

perubahan sering mengatakan “nggak tahu….”

(17)

Bentuk resistensi

Kategori Definisi Bentuk

Response quantity

resiistance Klien membatasi jmlh info pd konselor Silence, minimum talk, verbosity Response content

resistance Mbatasi tipe info yg diberikan Intellectual talk, small talk, rhetorical question, emotional display

Response style resistance Memanipulasi cara

mengkomunikasikan info Discounting, editing, forgetting, false promising

Logistic management

(18)

Faktor yang memengaruhi konseling

Setting fisik

 Merujuk pada tempat, suhu, suasana, jarak antara konselor dan konselee, pengaturan perabot

 Jangan ada yang mengganggu pada saat konseling. Pasang tanda dilarang masuk

(19)

Faktor yang memengaruhi konseling

Kualitas klien

 Karakteristik klien

Yang disukai oleh konselor : muda, menarik, komunikatif, intelligent

Yang tidak disukai : tua, tidak cerdas, tidak komunikatif, perilaku tidak menyenangkan  Kesiapan klien

(20)

MASALAH PADA KONSELORNYA

Konselor sedang tidak dalam emosi yang stabil atau stres dengan masalah pribadi, pekerjaan atau keluarga

Konselor cenderung memiliki keinginan untuk berkuasa dan mendominasi

Konselor sedang merasa kesepian atau terisolasi

Konselor memiliki keinginan untuk dicintai dan dihargai orang lain

(21)

Sesi konseling tunggal atau multiple

 Banyak mahasiswa akan mendapat manfaat dari sesi konseling tunggal dan langsung menemukan solusi bagi permasalahan mereka, namun sebagian lainnya akan membutuhkan bantuan konseling yang lebih lanjut

Membuat janji dan menjaga komitmen untuk datang ke

konseling bukan hal yang mudah. Konseling yang berjangka

waktu panjang sering membuat mahasiswa kurang nyaman dan tidak hadir secara konsisten

 Menurut penelitian Slavin dan Warner (1996, dalam Geldard& Geldard, 2010), konseling jangka pendek atau sesi konseling tunggal lebih sesuai dengan cara hidup anak muda, sehingga lebih direkomendasikan untuk dilakukan.

(22)

Sesi konseling tunggal atau multiple

 Walaupun sesi konseling bersifat tunggal, konselor sebaiknya menyadari bahwa sesi pertama bisa juga

menjadi sesi terakhir, sehingga setiap sesi konseling harus bersifat UTUH. Artinya semua fungsi dan tahap konseling tetap dilakukan.

Sesi konseling tunggal diharapkan dapat memberi

manfaat bahkan jika mahasiswa tidak kembali lagi pada pertemuan selanjutnya.

(23)

Sesi konseling tunggal atau multiple

 Bila konselor merasa mahasiswa membutuhkan sesi lebih panjang / lebih dari sekali, tawarkan kepada mahasiswa  Mahasiswa diberikan pilihan dan boleh memilih apakah

akan datang atau tidak pada sesi berikutnya

 Jika pilihan tidak ditawarkan (dipaksa harus datang)

dapat menimbulkan resistensi terhadap proses konseling di masa mendatang

(24)

1. KONSELING KELOMPOK

Konseling kelompok adalah proses konseling yang dilakukan dalam setting kelompok, dimana konselor berinteraksi dengan konseli dalam

dinamika kelompok untuk memfasilitasi perkembangan individu dan atau membantu individu dalam mengatasi masalah yang

dihadapinya secara bersama-sama untuk membantu, memberi umpan balik dan pengalaman

(25)
(26)

KONSELING ONLINE vs KONSELING TATAP MUKA

 Salah satu definisi konseling adalah “bentuk pemberian bantuan yang diberikan konselor kepada individu (klien) yang memiliki masalah dg cara bertatap muka (face to face) antara konselor dan kliennya.”

 Sesuai perkembangan jaman, e-counseling telah banyak dilakukan melalui email, telpon, webcam, messaging di berbagai negara

(27)

Konseling tatap muka eCounseling Telah terbukti efektif selama bertahun-tahun

melalui penelitian (termasuk pembangunan rapport)

Penelitian juga membuktikan e-counseling dapat berlangsung efektif, bahkan kadang lebih efektif daripada konseling tatap

muka (termasuk pembangunan raport)

Klien memiliki waktu 45 – 50 menit untuk menceritakan kisahnya

Klien memiliki waktu tidak terbatas untuk menceritakan detil ceritanya melalui email

Klien akan terlihat oleh orang lain sedang mengunjungi kantor konseling

Stigma sosial dapat dihindari karena

individu tidak nampak di tempat konseling (lebih rahasia)

Klien dan konselor harus bertemu pada waktu dan lokasi yang telah ditentukan, biasanya jam kantor Senin-Jumat

Klien dan konselor tidak harus bertemu di tempat dan waktu tertentu, lebih fleksibel

Lebih sulit bagi yang sedang sakit atau tidak

immobile Lebih mudah diakses

Klien mungkin merasa cemas untuk bertemu secara langsung

Karena tidak terlihat, klien lebih merasa aman

(28)

Konseling tatap muka eCounseling Ideal untuk klien yang lebih mampu

berkomunikasi verbal

Ideal untuk klien yang lebih senang

berkomunikasi secara tertulis (melalui teks atau email)

Klien merasa ada situasi jeda (tidak tahu harus bicara apa) dalam sesi

Dengan email, tidak ada jeda dalam percakapan

Klien dapat merasa terintimidasi oleh konselor misal karena penampilan, ras, agama, dll

Perasaan terintimidasi oleh konselor lebih rendah

Klien mungkin melupakan nasehat, arahan dan komitmen pada suatu sesi

Karena tertulis, klien dapat menyimpan tulisan (hasil chat atau email) sehingga mudah mengingat kembali

Empati dan perilaku tampak lebih nyata

Empati dan perilaku dapat dibuat-buat sehingga progress pun bisa tidak diketahui secara pasti

Informasi langsung dapat digali

Lebih sulit menggali informasi pada klien yang kurang mampu menuliskan masalah secara detil

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Singkapan batuan beku berstruktur kekar tiang ini memiliki warna abu-abu hingga kehitaman dengan kondisi litologi terhindar dari pelapukan (Gambar 6). Struktur batuan yang

Penyerahan ke dua sertifikasi akreditasi rumah sakit tersebut oleh Kementerian Kesehatan RI kepada Pimpinan RSPAD Gatot Soebroto pada beberapa waktu yang lalu

Guru mengajak peserta didik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang baru dilaksanakan dengan merenungkan apa yang seharusnya dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan

Ragam teknis ialah ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah yang berjenjang ilmiah murni, bersifat argumentatif sampai ke eksposisi yang sangat populer. Sebaliknya,

Menurut Wheelen dan Hunger dalam Sopiah (2008 : 136), sejumlah peran penting yang dimainkan budaya perusahaan antara lain adalah membantu pengembangan rasa memiliki jati

Rekan- rekan muda yang terkasih dalam Yesus Kristus, selama ini anda telah berupaya menghidupi dan menghayati iman akan Kristus dalam kehidupan sehari- hari. Oleh karena itu

Dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan sehingga ia diminta izinnya.” (¦R. al - Bukhari dan Muslim). 3) Mu‟ayyan (beridentitas jelas), harus ada kepastian siapa

1) Spesifikasi Alat-Alat Kedokteran Umum Peralatan PONED di Dokumen SBD Lampiran pada Nomor 4 sarnpai 12 menggunakan pecahan koma ( contoh 12,5. cm) apakah boleh