• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

49

A. Gambaran Umum RSPAD Gatot Soebroto

1. Sejarah Singkat RSPAD Gatot Soebroto

Dahulu RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad merupakan rumah sakit tentara Belanda yang didirikan pada tahun 1836 dengan nama Groot Militaire Hospitaal Weltevreden. Rumah sakit ini dibangun oleh Belanda dengan tujuan untuk merawat tentara Belanda yang sakit maupun terluka dalam peperangan.

Pada masa penjajahan Jepang 8 Maret 1942 rumah sakit ini tetap berfungsi sebagai rumah sakit militer dibawah komando angkatan darat Jepang dengan nama Rikugu Byoin. Setelah jepang menyerah pada tentara sekutu 15 Agustus 1945 dan diproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Rikugu Byoin kembali dikuasai oleh tentara sekutu (KNIL), yang berubah nama menjadi Militaire geneeskundige Dienst (Rumah sakit jawatan kesehatan Angkatan Darat) yang dikenal dengan nama "Leger Hospitaal Batavia".

Sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tanggal 29 Desember 1949 yang merupakan pengakuan terhadap kedaulatan Republik Indonesia, maka di putuskan untuk melakukan pengalihan instalasi militer kepada pemerintah RI termasuk "Leger Hospitaal Batavia". Pada tanggal 26 Juli 1950 Belanda menyerahkan rumah sakit ini kepada Republik Indonesia melalui Letkol Dr. Satrio, sedangkan untuk pengelolaannya didatangkan tenaga kesehatan dari daerah. Setelah konsolidasi barulah diadakan rehabilitasi bangunan fisik yang dimulai sejak tahun 1956 - 1970, dan periode pembangunan dimulai dari tahun 1970 sampai sekarang berdasarkan surat keputusan Presiden RI nomor 31 tahun 1971 yaitu tanggal 26 Juli 1971.

Pada tanggal 4 Agustus 1977 dengan surat edaran Kajankesad no. SE/18A/HI/1977 menetapkan sebutan untuk rumah sakit Gatot Soebroto menjadi : "Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto" yang disingkat menjadi RSPAD Gatot Soebroto. RSPAD Gatot Soebroto didirikan diatas tanah tidak

(2)

kurang dari 12,5 Hektar. Sejak terbitnya keputusan Kasad no Kep/30/V1985 tanggal 27 Mei 1985 Jankesad berubah menjadi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat yang disingkat menjadi Ditkesad,nama RSPAD Gatot Soebroto tidak berubah sampai kini.

Sebagai salah satu rumah sakit tingkat I dilingkungan TNI dan rumah sakit tipe A penyebutan dikalangan Kementerian Kesehatan, RSPAD Gatot Soebroto memiliki logo yang digunakan sebagai Branding untuk memudahkan masyarakat mengenalnya.

Gambar 6

Logo RSPAD Gatot Soebroto73

Logo tersebut merupakan Logo yang dimiliki oleh RSPAD Gatot Soebroto. Seperti Logo pada umumnya, logo tersebut mempunyai makna tersendiri dibalik sejarahnya yaitu, tulisan Hesti Wira Sakti yang mempunyai arti mengejar keperwiraan dan kesaktian, bintang yang melambangkan pancasila, lambang burung yang dipakai adalah burung garuda, sayapnya menunjukan tahun, bulu ekor merupakan bulan dan bulu kaki merupakan tanggal, jika diurutkan sebagai tanggal dari jumlah tersebut yaitu 26 Oktober 1945 yang merupakan tanggal berdirinya Kesehatan Angkatan Darat. Warna Kuning dari logo tersebut mempunyai arti perwira, sedangkan warna hijau yang digunakan sama seperti warna daun sambiloto yang dipercaya sebagai obat mujarab untuk menyembuhkan berbagai

73

(3)

penyakit. Mengingat RSPAD Gatot Soebroto merupakan bagian dari Kesehatan Angkatan Darat logo di atas mempunyai relevansi yang kuat untuk digunakan sebagai Branding rumah sakit.

RSPAD Gatot Soebroto sebagai salah satu badan pelaksana Kesehatan Angkatan Darat yang bertugas pokok menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi perumahsakitan di tingkat pusat dan sebagai pusat rujukan tertinggi di jajaran Kesehatan Angkatan Darat, dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan berdasarkan dengan dinamika perkembangan yang ada, baik dari aspek spektrum penyakit maupun kemajuan teknologi. Salah satu upaya untuk mempertahankan mutu pelayanan kesehatan adalah melalui kegiatan akreditasi rumah sakit yang telah dimulai sejak tahun 1998 yaitu RSPAD Gatot Soebroto terakreditasi 12 pelayanan kesehatan, kemudian tahun 2002 terakreditasi 16 pelayanan kesehatan yang ke I dan tahun 2008 terakreditasi 16 pelayanan kesehatan yang ke II. Tahun 2013 RSPAD Gatot Soebroto telah melaksanakan penilaian akreditasi nasional versi 2012 oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit ( KARS ) dengan hasil kelulusan Paripurna dan pada tahun 2014 terakreditasi berstandar internasional dari Joint Commission International (JCI) yang bermarkas di Amerika Serikat.

2. Visi, Misi dan Tugas Pokok RSPAD Gatot Soebroto

RSPAD Gatot Soebroto adalah badan pelayanan kesehatan yang secara operasional dan administratif berkedudukan langsung dibawah Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Ditkesad) dan mempunyai visi, misi dan tugas pokok sebagi berikut :

a. Visi

Menjadi Rumah Sakit berstandar Internasional, sebagai rujukan tertinggi dan Rumah Sakit Pendidikan utama serta merupakan kebanggaan prajurit dan masyarakat.

(4)

b. Misi

1) Menyelenggarakan fungsi rumah sakit tingkat pusat dan rujukan tertinggi bagi rumah sakit TNI AD dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.

2) Menyelenggarakan dukungan dan pelayanan kesehatan yang bermutu secara menyeluruh untuk prajurit PNS TNI AD serta masyarakat.

3) Mengembangkan keilmuan secara berkesinam- bungan. 4) Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan melalui pendidikan berkelanjutan.

5) Memberikan lingkungan yang mendukung proses pembelajaran dan penelitian bagi tenaga kesehatan.

c. Tugas Pokok

RSPAD Gatot Soebroto adalah melaksanakan fungsi perumahsakitan tingkat pusat dijajaran TNI AD, top reveral hospital bagi kesatuan TNI, pelayanan kesehatan pejabat tinggi Negara, dan kesehatan masyarakat umum.

3. Struktur Organisasi

Sesuai perkembangan RSPAD Gatot Soebroto telah mengalami beberapa kali perubahan struktur organisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan manajemen perumahsakitan. Struktur organisasi RSPAD Gatot Soebroto yang masih berlaku sampai saat ini dapat dilihat sesuai gambar dibawah ini.

(5)

Gambar 7

Struktur Organisasi RSPAD Gatot Soebroto74

Dari gambar Struktur organisasi di atas tidak terlihat adanya tempat fungsi Publik Relation (PR)/Humas RSPAD Gatot Soebroto secara khusus,namun demikian fungsi tersebut sudah masuk dalam sub organisasi dari Sekretaris RSPAD Gatot Soebroto dengan batas kewenangan yang terbatas. Dalam hal ini fungsi PR/Humas masuk dalam struktur organisasi Bagian Pengamanan Sekretariat

74Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/50a/XII/2006 tanggal 29 Desember 2006 KA SPI DIR BINYANMED DIR BINJANGMED DIR BINJANGUM DIR BINBANG SES KA INFOLAHTA KADEP KESWA KADEP BEDAH KADEP

IKA KADEPMATA

KADEP

THT KADEPGILUT

KADEP

PENY DLM KADEPOBSGIN JANTUNGKADEP KADEPPARU KADEPSYARAF KADEPKULKEL

KETUA BADAN PENASEHAT KETUA KOMITE RISET KETUA KOMITE MEDIK KAINSTAL

REH MEDIK KAINSTALPATOLOGI KAINSTALKAMAR OP KAINSTALWAT LAN KAINSTALFARMASI

KAINSTAL

WAT INAP KAINSTALANESTESI

KAINSTAL

GADAR

KAINSTAL

RAD IONUKLIR

KANIT

DOKMIL KANITRIKKES KANITGIZI KESLINGKANIT DIKLATNAKESKANIT KANIT JANGSUS KANIT TEKNIK KANITT GUDMAT KEPALA WAKIL KEPALA

(6)

RSPAD Gatot Soebroto, yang mempunyai tugas dan fungsi berkaitan dengan kegiatan pengamanan.

4. Personel di RSPAD Gatot Soebroto

Sesuai data yang ada di Bagian administrasi personel RSPAD Gatot Soebroto di peroleh data personel sebagai berikut :

Tenaga Medis : 234 dokter umum dan spesialis Tenaga Paramedis : 1.127 orang

Tenaga non medis : 636 orang

Honorer (Sukwan) : 654 orang

Dari jumlah personel di atas dapat dikelompokan lagi sesuai status kepegawaiannya (selain honor) yaitu :

PNS : 1.721 orang

Militer : 276 orang

5. Fasilitas Pelayanan

a. Kapasitas Tempat Tidur

Jumlah tempat tidur pasien yang ada dan di operasionalkan untuk perawatan inap di RSPAD Gatot Soebroto sebanyak 777 tempat tidur yang tersebar pada 13 tempat/ruang perawatan inap.

b. Perawatan Jalan (rawat jalan)

Fasilitas pelayanan kesehatan rawat jalan di RSPAD Gatot Soebroto terdiri dari 16 poliklinik spesialis dan sub spesialis, meliputi :

1) Poliklinik Umum

2) Poliklinik Gigi dan Mulut 3) Poliklinik Gawat Darurat 4) Poliklinik Penyakit Dalam 5) Poliklinik Bedah

6) Poliklinik Anak 7) Poliklinik Kebidanan

(7)

8) Poliklinik THT

9) Poliklinik Jantung/Kardiologi 10) Poliklinik Mata

11) Poliklinik Kesehatan Jiwa 12) Poliklinik Kulit Kelamin 13) Poliklinik Paru-paru 14) Poliklinik Gizi

15) Poliklinik Rehabmedik 16) Poliklinik Saraf

c. Perawatan Inap (rawat inap)

Fasilitas pelayanan kesehatan rawat terdiri dari 14 tempat/ruang perawatan yang terdiri dari :

1) Ruang Perawatan Umum 2) Ruang Perawatan Bedah

3) Ruang Perawatan Bedah Dokmil 4) Ruang Perawatan Stroke

5) Ruang Perawatan Jantung Paru 6) Ruang Perawatan Paviliun Darmawan 7) Ruang Perawatan Paviliun Kartika 8) Ruang Perawatan Paviliun Imam Sujudi 9) Ruang Perawatan Anak

10) Ruang Perawatan Kebidanan 11) Ruang Perawatan Bayi 12) Ruang Perawatan ICU

13) Ruang Perawatan HIV/Flu Burung 14) Ruang Perawatan Jiwa

d. Kamar Tindakan, meliputi ; kamar operasi,kamar Bersalin,Gawat Darurat dan Haemodialisa.

e. Penunjang Diagnostik, meliputi ; Laboratorium klinik, Radiologi, Endoscopy, Broncoscopy dan Patologi Anatomi.

(8)

f. Penunjang Perawatan, meliputi ; Dapur,Laundry,kamar jenazah dan Ambulance.

B. Hasil Penelitian

Dalam memperoleh hasil penelitian tentang Strategi Komunikasi di RSPAD Gatot Soebroto, telah dilakukan penelitian dalam upaya menemukan atau menelusuri substansi dari fokus permasalahan yang terkait dengan strategi komunikasi organisasi. Hasil penelitian tersebut merupakan data yang diolah berdasarkan teknik analisis data sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif.

Pada penelitian ini didapatkan data hasil penelitian melalui penelusuran dokumen,observasi dan wawancara mendalam yang dilakukan oleh Peneliti pada kurun waktu bulan Juli 2015. Adapun data yang diperoleh melalui wawancara mendalam dengan beberapa narasumber. Narasumber yang di wawancara adalah pihak yang berperan aktif dan merupakan pembuat keputusan dalam kegiatan pemeliharaan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto , yaitu Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad (Brigadir Jenderal TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp Rad (K) RI), Ketua Komite Medik RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad (Brigadir Jenderal TNI dr. Hardjanto, Sp.B), Direktur Pembinaan Pelayanan Medik (Kolonel Ckm dr. Asrofi Sueb Surachman, Sp. B), Ketua Komite Mutu Pelayanan Kesehatan (Kolonel Ckm dr. Abraham Arimuko,Sp. KK), Kepala Bagian Administrasi Personel (Letkol Ckm Drs. Jhon Robert, M.M), Kasubinstal Rawat Inap (Letkol Ckm Siti Maryam), Staf Unit Litbang (Pns Gol III c Siti Romlah) dan Pasien Rawat Jalan (Ibu Chalisah Djalil) sebagai pelanggan yang menerima langsung dampak dari pelayanan kesehatan yang ada di RSPAD Gatot Soebroto.

Sedangkan deskripsi dari hasil pendataan terhadap sumber data tersebut yang berkaitan dengan Strategi Komunikasi meliputi ; Iklim Komunikasi, Budaya Organisasi, Media Informasi, Kemudahan Mendapat Informasi, Penyebaran Info, Muatan Informasi, Kemurnian Pesan, Kepuasan Organisasi.

(9)

1. Iklim Komunikasi

a. Keterbukaan Informasi.

Berdasarkan penjelasan narasumber, maka diketahui bahwa pelaksanaan komunikasi internal di dalam RSPAD Gatot Soebroto selalu adanya keterbukaan atau transparansi, khususnya dalam keterbukaan informasi antara atasan dengan bawahannya. Informasi-informasi yang terdapat didalamnya berupa kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan yang langsung disampaikan dari atasan kepada bawahannya dan juga sebaliknya dari bawahannya kepada atasannya, sehingga komunikasi yang terdapat di dalam RSPAD Gatot Soebroto berlangsung dua arah. Seperti yang dikemukakan oleh Brigadir Jenderal TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad Selaku Kepala RSPAD Gatot Soebroto dan Brigadir Jenderal TNI dr. Hardjanto, Sp.B selaku Ketua Komite Medik RSPAD Gatot Soebroto :

“....keterbukaan informasi adalah salah satu bentuk kesediaan pimpinan terhadap karyawannya atau siapapun tanpa harus melanggar kode etik medis karena ada aturannya dan menyangkut data-data pasien yang tidak boleh semua orang tahu" .75

“....keterbukaan informasi dilakukan karena adanya ranah hukum (medico legal)

yang harus diketahui dan dipatuhi oleh seluruh anggota/karyawan. Keterbukaan informasi yang ada di RSPAD sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang ada untuk menyampaikan informasi kebijakan atau keputusan itu langsung sampai ke bawah, jadi ada keterbukaan informasi secara langsung antara atasan dan bawahan".76

Keterbukaan informasi yang ada dalam RSPAD Gatot Soebroto sudah tepat karena dengan adanya keterbukaan dalam pelaksanaan komunikasi internal antara atasan dengan Staf dan para karyawan maka kebijakan-kebijakan ataupun peraturan-peraturan tersebut akan disampaikan kepada seluruh karyawan secara lugas dan jelas sehingga akan memperlancar arus komunikasi yang ada di RSPAD

75Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad,Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 10.30 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad 76Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Hardjanto, Sp.B, Ketua Komite Medik RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 12.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(10)

sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan untuk mencapai hasil kerja yang optimal.

b. Kemudahan Mendapat Informasi

Sesuai penjelasan dari narasumber maka diketahui bahwa, proses mendapatkan informasi di RSPAD Gatot Soebroto cukup mudah dan tidak menyulitkan karyawan. Karena setiap pertemuan rutin setiap hari yang disebut apel pagi, itu merupakan hal yang wajib diikuti oleh semua anggota RSPAD. Dalam apel pagi tersebut selalu di informasikan berita-berita dan juga informasi yang berhubungan dengan kelangsungan RSPAD. Selain itu juga ada jam komandan yang dilakukan rutin setiap minimal satu bulan sekali, seluruh karyawan juga wajib menghadiri jam komandan. Seperti yang dikemukakan nara sumber dibawah ini :

"....Mendapatkan informasinya cukup mudah karena ada yang namanya jam komandan, yaitu pertemuan pejabat struktural dari yang terbawah sampai yang teratas, meeting yang diadakan tiap bulan..kemudian apel setiap harinya dan informasi yang berhubungan dengan RSPAD di sampaikan secara langsung".77

"....Jelas terdapat kemudahan dalam bertukar informasi., apalagi kalau dirumah sakit yang bersifat pelayanan dibutuhkan kerja cepat sehingga , tanpa komunikasi internal bersifat dua arah..tidak akan diperoleh hasil yang baik. Dan komunikasi internal itu sangat penting dan harus dilakukan karena dengan adanya komunikasi internal kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan itu dapat langsung sampai ke bawah".78

Kemudahan informasi yang didapat oleh karyawan RSPAD dapat meningkatkan kinerja karyawan dan juga rasa memiliki terhadap perusahaan karena dengan adanya kemudahan dalam mendapatkan informasi secara tidak langsung karyawan merasa dihargai. Kemudahan mendapat informasi ini merupakan bagian dari pelaksanaan strategi komunikasi yang dilakukan oleh RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.

77 Hasil wawancara Pns Gol. III d Dra. Siti Romlah, MM, Karyawan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 14 Juli 2015,jam 14.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

78 Hasil wawancara Letnan Kolonel Ckm Drs. Jhon Robert Simatupang,Kabagminperset RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad,tanggal 20 Juli 2015,jam 13.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(11)

c. Pengambilan Keputusan

Dari penjelasan yang telah disampaikan oleh nara sumber, proses pengambilan keputusan yang dilakukan juga melibatkan Staf dan para karyawan. Keputusan baru yang belum direalisasikan akan di bicarakan bersama dari atasan dan juga para karyawan yang merupakan anggota dan juga bagian dari RSPAD Gatot Soebroto. Adanya pengambilan keputusan bersama tersebut bertujuan agar karyawan mempunyai loyalitas yang tinggi dan mempunyai tanggung jawab lebih terhadap institusi tempat dimana mereka bekerja. Seperti yang dikemukakan oleh para nara sumber dibawah ini :

"....karena RSPAD itu tempat karyawan bekerja dan mempunyai tanggung jawab dan kewajiban sehingga harus dilibatkan dan ada andil dalam pengambilan keputusan. Pelibatan staf dan karyawan tentunya berkaitan tugas dan fungsi masing-masing. Jadi setiap keputusan yang akan dambil pasti akan disosialisasikan dan rembuk bersama. Tujuannya adalah mereka mengerti bahwa keputusan yang dibuat demi kepentingan bersama serta meningkatkan loyalitas mereka dan merasa dihargai karena dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan”.79

"iya dilibatkan., walaupun disini berbasis militer tetapi komunikasinva berlangsung dua arah, dapat memberikan usul dan saran sehingga menjadi komunikasi dua arah".80

Keputusan yang diambil bersama antara atasan dengan bawahannya dapat membuat ke harmonisan antara atasan dengan bawahannya dan juga sebaliknya. Karena dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan secara tidak langsung mereka merasa dihargai dan mengurangi adanya kesalahpahaman antara karyawan dan pihak atas yang ada di instansi tersebut.

d. Kesempatan Memberikan Saran

Penjelasan nara sumber dari hasil wawancara menyatakan bahwa selain diikutsertakan dalam pengambilan keputusan karyawan juga diberi kesempatan

79 Hasil wawancara Letnan Kolonel Ckm Drs. Jhon Robert Simatupang,Kabagminperset RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad,tanggal 20 Juli 2015,jam 13.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

80

Hasil wawancara Letnan Kolonel Ckm (K) Siti Maryam, Skep, Karyawan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 21 Juli 2015,jam 14.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(12)

untuk memberikan saran. Walaupun saran tersebut belum tentu diterima tetapi pihak atasan memperbolehkan karyawan untuk memberikan saran, usulan dan masukan yang berguna demi kemajuan RSPAD Gatot Soebroto.

"...masalah yang akan dibahas di Brainstorming dulu jalan keluarnya sehingga karyawan paham dan bisa memberikan saran dan diterima, kalau pun ditolak pasti diberikan alasannya kenapa saran itu ditolak. Dan apabila sudah diambil keputusan,semua pihak harus loyal terhadap keputusan yang diambil pimpinan tersebut".81

"...dapat, diterima atau tidaknya tapi tetap dapat memberikan saran. Waktunya dalam event tertentu, dan kalau ditolak akan diberikan alasan penolakan itu".82

Suatu organisasi yang baik adalah organisasi yang dimana pimpinannya tidak hanya memberikan perintah kepada bawahannya, tetapi juga dapat menerima saran dari seluruh karyawannya. Karena dengan mendengar aspirasi dari karyawan, organisasi tersebut akan terjalin komunikasi dua arah yang dapat menyempurnakan dalam pelaksanaan tugas yang ada dalam organisasi.

e. Memelihara Komunikasi Internal

Berdasarkan penjelasan narasumber, maka diketahui bahwa latar belakang dilakukannya komunikasi internal organisasi adalah adanya kebutuhan akan informasi dalam menjalin hubungan antara karyawan dengan atasan yang bersifat dua arah, maka terjalin hubungan yang baik antara atasan dengan karyawan sehingga menjadi motivasi dalam bekerja untuk hasil yang lebih maksimal. Seperti yang dikemukakan oleh nara sumber berikut ini:

"....Latar belakang komunikasi internal adalah karena kebutuhan adalah dua arah adalah mutlak untuk terlaksananya pelayanan kesehatan yang baik. Sedangkan kelebihan yang diperoleh adalah, hubungan antara atasan dengan bawahan jadi lebih dekat, dan bawahan mendapatkan informasi yang langsung dari sumbernya

81

Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Hardjanto, Sp.B, Ketua Komite Medik RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 12.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

82

Hasil wawancara Letnan KolonelCkm (K) Siti Maryam, Skep, Karyawan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 21 Juli 2015,jam 14.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(13)

serta secara tidak langsung memberikan motivasi kepada karyawan untuk bertatap muka dengan pimpinannya".83

"...Latar belakangnya adalah karena kebutuhan komunikasi internal dua arah ini bersifat mutlak untuk terlaksananya pelayanan kesehatan yang baik. Sedangkan kelebihan yang diperoleh adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan berlangsung optimal".84

Kelebihan adanya komunikasi internal di RSPAD Gatot Soebroto karena dapat mempengaruhi kinerja kerja seluruh anggota yang bekerja. Hal itu menjadi pertimbangan mengapa atasan dan bawahan/karyawan selalu memelihara komunikasi internal yang bersifat dua arah ini dengan baik.

Narasumber juga menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan komunikasi internal pasti ada kekurangan yang dihadapi, tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan cara penyampaian pesan yang berbeda-beda dengan sesama dokter, perawat, dokter spesialis dan karyawan-karyawan lainnya. Hal tersebut juga di butuhkan pengulangan penekanan pesan agar dapat diterima dengan baik oleh seluruh anggota di RSPAD.

“...Kekurangan selalu ada..karena itu perlu ada pengawas namanya ketua komite

medik itu yang mengatur dan mengawasi adanya penyimpangan dari prosedur yang sudah ditentukan. Dalam berkomunikasi diperlukan penekanan yang berulang..misalnya bagaimana seorang dokter berkomunikasi dengan sesama dokter dengan calon-calon dokter spesialis, seorang dokter konsulen berkomunikasi dengan perawat, dengan mahasiswa kedokteran itu semua mempunyai komunikasi yang berbeda-beda".85

Pelaksanaan komunikasi internal di RSPAD Gatot Soebroto tidak semua berjalan dengan baik, karena pada dasarnya sifat orang berbeda-beda, sehingga cara penyampaiannya juga harus berbeda-beda atau tidak jarang dalam komunikasi internal terdapat orang yang apatis atau tidak mau tahu tentang perkembangan

83 Hasil wawancara Letnan Kolonel Ckm Drs. Jhon Robert Simatupang,Kabagminperset RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad,tanggal 20 Juli 2015,jam 13.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad 84 Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad,Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 10.30 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad 85Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad,Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 10.30 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(14)

tempat dimana ia bekerja, yang menyebabkan terhambatnya pelaksanaan proses komunikasi internal.

2. Budaya Organisasi

a. Budaya Tentara Dalam Pelaksanaan Komunikasi Organisasi

RSPAD Gatot Soebroto adalah rumah sakit militer/TNI AD yang memiliki bentuk organisasi dan mempunyai ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan organisasi lain, mempunyai nilai-nilai yang terkandung dalam budaya organisasi TNI AD yang harus dipegang, dimengerti, dan dilaksanakan oleh seluruh prajurit sesuai yang disebutkan dalam Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Namun demikian internalisasi budaya dalam organisasi RSPAD Gatot Soebroto, dibutuhkan suatu komunikasi yang baik agarpesan-pesan yang disampaikan dari tingkat teratas dapat diterima dengan baik oleh seluruh anggota organisasi.

Berdasarkan penjelasan narasumber, budaya tentara yang tercermin dalam Sapta Marga dan Sumpah Prajurit sangat mendukung dalam kegiatan komunikasi organisasi. Dengan budaya organisasi ini telah mampu meningkatkan kinerja seluruh anggota yang bekerja dan organisasi itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh narasumber sebagai berikut :

"...Organisasi RSPAD Gatot Soebroto itu sebaiknya budaya organisasi tentara yang selalu mengemban fungsi-fungsi dengan baik dan mampu menyesuaikan diri dalam keadaan apapun...tentara tidak ada kata tidak mampu, harus mampu melaksanakan"86

" ...Di RSPAD Gatot Soebroto unsur komando (tentara) memang masih ada maka kondisi ini dimanfaatkan untuk merubah budaya sesuai dengan yang diinginkan akreditasi baik nasional maupun Internasional,...ternyata pemanfaatan unsur komando ini cukup berhasil"87

Adanya unsur komando (ketentaraan) seperti patuh pada perintah atasan dan loyalitas yang tinggi pada kesatuan (organisasi) dalam pelaksanaan komunikasi

86 Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad,Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 10.30 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad 87 Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Hardjanto, Sp.B, Ketua Komite Medik RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 12.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(15)

organisasi di RSPAD Gatot Soebroto mendorong proses komunikasi internal lebih cepat dan baik,sehingga pesan-pesan yang disampaikan dari tingkat teratas dapat diterima dengan baik oleh seluruh anggota organisasi maupun sebaliknya.

b. Dorongan dan Perhatian atasan kepada karyawan

Selama penyiapan dan proses akreditasi mutu pelayanan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto,menumbuhkan kesadaran Staf dan bawahan/karyawan untuk melakukan penyiapan sarana prasarana dan piranti lunak yang dipersyaratkan oleh Komisi Akreditasi baik nasional maupun Internasional tidaklah mudah. Penerapan budaya tentara dilingkungan RSPAD Gatot Soebroto dapat efektif namun terbatas hanya pada personel militer (TNI AD) ,sedangkan untuk personel Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Honorer tidaklah demikian. Mengingat komposisi kepegawaian di RSPAD Gatot Soebroto adalah 20% militer dan 80% non militer, menumbuhkan kesadaran bawahan/karyawan untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan memerlukan waktu yang cukup untuk mendorong atau memotivasinya.

Peranan atasan sangat berpengaruh terhadap kinerja atau pekerjaan bawahan/karyawannya dalam memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan karena dengan adanya dorongan atau perhatian dari atasan, karyawan akan mempunyai motivasi dalam bekerja. Motivasi tersebutlah yang membuat kinerja karyawan meningkat karena, secara tidak langsung akan menimbulkan rasa nyaman terhadap instansi dan juga semangat dalam pekerjaan. Seperti yang dikemukakan oleh nara sumber berikut ini:

" ...iya, pasti ada kalau tidak seperti itu karyawan tidak akan merasa nyaman, disini cukup kekeluargaan atasan selalu memberikan dorongan dan juga pendekatan terhadap karyawannya."88

" ...iya tentu saja, peranan atasan dalam memberikan dorongan itu sangat besar, untuk membangun hubungan yang akrab antara atasan dengan bawahan sekaligus

88

Hasil wawancara Pns Gol. III d Dra. Siti Romlah, MM, Karyawan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 14 Juli 2015,jam 14.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(16)

meningkatkan motivasi dan kinerja bawahan merasa dekat dengan pimpinan. Hal tersebut sangat penting untuk kesiapan RSPAD dalam mewujudkan tercapainya akreditasi nasional dan Internasional."89

Pada pelaksanaan budaya organisasi yang ada di RSPAD khususnya dalam hal memberikan dorongan dan perhatian kepada karyawan adalah memastikan bahwa karyawan mengerti tentang pesan dan kebijakan yang ada di RSPAD, membina dengan cara pendekatan persuasif sehingga karyawan mempunyai motivasi terhadap pekerjaannya yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja karyawan.

c. Pemahaman Sebagai Pusat Rujukan.

RSPAD Gatot Soebroto merupakan rumah sakit tingkat I dilingkungan TNI dan termasuk rumah sakit tipe A penyebutannya di Kementerian Kesehatan karena tidak hanya kelengkapan fasilitas yang dimiliki tetapi juga SDM yang multidisiplin ilmu yang berkaitan dengan bidang kesehatan. Oleh karena itu RSPAD Gatot Soebroto menjadi pusat rujukan tertinggi dilingkungan perumahsakitan TNI.

Pemahaman RSPAD Gatot Soebroto Sebagai Pusat Rujukan selalu disosialisasikan pimpinan dalam berbagai kesempatan sehingga membudaya dalam setiap diri anggota/karyawan. Hal ini merupakan suatu modal yang sangat kuat untuk anggota/karyawan mau merubah budaya sebelumnya. Dengan demikian anggota/karyawan harus dapat berlaku sebagai orang atau tempat yang dapat dirujuki bukan merujuk. Artinya anggota/ karyawan harus merubah budaya yang dulu ke arah budaya yang lebih mengutamakan pelayanan pasien yang bermutu dan safety. Menanamkan pemahaman RSPAD Gatot Soebroto Sebagai Pusat Rujukan tentunya memerlukan komunikasi internal organisasi yang intensif sehingga dapat menjadi budaya organisasi RSPAD Gatot Soebroto.

Adanya pemahaman anggota/karyawan terhadap RSPAD Gatot Soebroto Sebagai Pusat Rujukan,tersebut menumbuhkan kesadaran untuk menjaga dan memelihara serta meningkatkan mutu pelayanan dan pasien safety. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh nara sumber berikut ;

89

Hasil wawancara Letnan Kolonel Ckm Drs. Jhon Robert Simatupang,Kabagminperset RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad,tanggal 20 Juli 2015,jam 13.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(17)

“...memberikan pemahaman bahwa RSPAD Gatot Soebroto menjadi Pusat Rujukan

merupakan suatu modal yang sangat kuat orang mau merubah budayanya karena orang tersebut akan berlaku menjadi orang yang bisa dirujuki bukan merujuki....memahami kaidah-kaidah pelayanan pasien bermutu dan safety..”90

d. Komitmen Mewujudkan Rumah Sakit Berstandar Nasional dan Internasional.

Sejak disosialisasikan RSPAD Gatot Soebroto akan dilaksanakan akreditasi nasional dan Internasional, semua Bagian dan Unit kerja yang ada dilingkungan RSPAD Gatot Soebroto diperintahkan untuk mempersiapkan diri. Mulai dari Kepala RSPAD Gatot Soebroto sampai dengan pimpinan menengah dan bawahan telah berkomitmen untuk mewujudkannya dengan sungguh- sungguh.

Berdasarkan penjelasan narasumber, komitmen yang telah di deklarasikan di atas ditindaklanjuti dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing mulai dari timgkat pimpinan sampai dengan bawahan. Awalnya seperti dipaksakan namun setelah semua anggota memahami kaidah-kaidah yang ada di standar akreditasi ternyata secara perlahan dan pasti adanya kenyamanan anggota/karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya sesuai dengan kaidah-kaidah tersebut. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan nara sumber berikut :

"...setiap pucuk pimpinan pada semua level harus punya komitmen dulu yang sama karena budaya organisasi akan terpelihara secara berjenjang untuk menjaga konsistensi dalam pelaksanaan tugas fungsi masing-masing...”91

e. Pelaksanaan Komunikasi Internal Selanjutnya

Berdasarkan penjelasan nara sumber, tentang pelaksanaan komunikasi internal RSPAD kedepan atau selanjutnnya diharapkan selalu ada perubahan. Walaupun untuk saat ini belum ada perubahan yang terlihat jelas tetapi untuk

90 Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Hardjanto, Sp.B, Ketua Komite Medik RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 12.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

91 Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Hardjanto, Sp.B, Ketua Komite Medik RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 12.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(18)

komunikasi internal akan terus dievaluasi demi mencapai hasil dan kepentingan bersama.

"...Untuk saat ini belum ada rencana perubahan tetapi untuk kedepannya diharapkan ada perubahan yang lebih baik lagi karna setiap hasil yang diperoleh akan selalu di evaluasi bersama "92

“...Selalu harus di adakan perubahan, apalagi di dunia kedokteran ada kata-kata

medicine is an ever changing science, jadi selalu berubah nah jadi inilah perlunya komunikasi diantara para pejabat rumah sakit dengan pegawainya. Tanpa komunikasi yang baik ilmu-ilmu yang berubah diluar itu tidak akan mudah dimengerti utamanya ilmu kedokteran selalu berubah setiap saat, sehingga perlu komunikasi terus menerus untuk menjamin kelancaran pekerjaan"93

RSPAD Gatot Soebroto memiliki komunikasi internal yang sudah berjalan dengan baik dan juga selalu menginginkan hasil yang terbaik, tapi untuk kemajuan perusahaan perlu dilakukan penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang dapat mengganggu kinerja organisasi. Hal itu dapat dilakukan dengan mengevaluasi setiap kegiatan kemudian membuat perbaikan pada yang kurang, dengan demikian hasilnya akan sesuai dengan apa yang direncanakan.

3. Media Komunikasi

a. Penyampaian Informasi

Penyampaian informasi melalui media yang ada dalam pelaksanaan komunikasi internal di RSPAD Gatot Soebroto sudah berjalan cukup baik. Narasumber menyatakan sudah merasa cukup puas dengan penyebaran informasi-informasi selama ini karena sudah berlangsung cukup baik.

92 Hasil wawancara Letnan Kolonel Ckm Drs. Jhon Robert Simatupang,Kabagminperset RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad,tanggal 20 Juli 2015,jam 13.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad 93 Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad,Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 10.30 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(19)

"... Sejauh ini sudah berjalan baik..karena informasi-informasi yang ada dalam instansi harus disosialisasikan dengan baik kepada seluruh anggota RSPAD."94

“...Sudah cukup baik..karena sejauh ini informasi-informasi penting selalu

disampaikan dengan baik dan jelas."95

Dengan adanya penyampaian informasi yang baik di RSPAD Gatot Soebroto, maka akan mempengaruhi kinerja seluruh karyawan dan anggota RSPAD Gatot Soebroto. Penyampaian informasi yang baik khususnya pada informasi yang penting akan menambah pengetahuan karyawan sehingga karyawan dapat melakukan penyesuaian terhadap pekerjaan, sikap dan perilakunya sesuai dengan harapan perusahaan sehingga terjadi hubungan yang harmonis atau saling menguntungkan antara perusahaan dan juga karyawan.

b. Muatan Informasi

Pada pelaksaaan komunikasi internal dibutuhkan muatan yang cukup dalam penyampaian informasi dari atasan kepada bawahannya, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan penjelasan narasumber, kecukupan informasi yang disampaikan di RSPAD Gatot Soebroto sudah berjalan dengan baik karena dalam hal pelayanan di rumah sakit informasi yang ada harus informatif begitu juga dalam hal mensosialisasikan informasi yang ada. Seperti yang dikemukakan nara sumber berikut ini:

"... Informasi yang disampaikan selalu informatif dan di rumah sakit tindakan harus dilaksanakan dalam waktu yang cepat, begitu juga dalam penyampaian informasi." 96

"... sudah cukup informatif , karena dirumah sakit semuanya harus serba cepat dan serba informatif jadi hal-hal yang baru harus selalu disosialisasi kan kepada setiap anggota yang ada tanpa terkecuali."97

94

Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad,Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 10.30 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad 95 Hasil wawancara Letnan Kolonel Ckm (K) Siti Maryam, S.kep, Karyawan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 21 Juli 2015,jam 14.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

96 Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad,Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 10.30 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(20)

" ...Sudah cukup baik..karena sejauh ini yang krusial-krusial semua disampaikan dan sosialisasinya cukup baik."98

Dalam pelaksanaan komunikasi internal yang baik, sebuah organisasi tidak luput dari penyampaian informasi secara kontinyu, Karena selain memberikan informasi, mendidik, menghibur dapat juga mempengaruhi. Karena setiap individu ataupun organisasi mempunyai kebutuhan akan informasi yang dapat berpengaruh besar terhadap kinerja dan juga suatu perusahaan.

c. Pesan/Informasi yang disampaikan mudah dimengerti

Pesan yang di sampaikan atasan kepada bawahan biasanya langsung dimengerti oleh karyawan yang menerima pesan tersebut. Hal ini dikarenakan pesan yang disampaikan atasan diberikan penjelasan yang lengkap kepada bawahan penerima pesan yang disesuaikan dengan kemampuannya untuk memahami secara cepat atau lambat. Narasumber di RSPAD Gatot Soebroto menjelaskan pesan yang ada seharusnya dimengerti dengan baik, karena pesan tersebut berisi tentang kebijakan dan juga informasi yang harus diterima oleh karyawan ditempat mereka bekerja.

“....Pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik karena merupakan

kebijakan yang sudah ditentukan agar kinerja dan hasil kerja kita bagus, jadi harus mengetahui informasi yang ada ditempat Kerja”.99

"....Terkadang bawahan mempunyai kecenderungan apatis, dan tidak mau tahu tentang informasi yang ada, jadi hanya bekerja sesuai prosedur atau normatif saja, tapi ada juga pimpinan yang tidak bersikap demokratis, apa yang di instruksikan dia perintahkan harus dikerjakan jadi tidak ada lagi komunikasi dua arah. untuk itu kita harus dilakukan pendekatan, kepada bawahan."100

97 Hasil wawancara Letnan Kolonel Ckm Drs. Jhon Robert Simatupang,Kabagminperset RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad,tanggal 20 Juli 2015,jam 13.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad 98 Hasil wawancara Pns Gol. III d Darwati, Amk, Karyawan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 22 Juli 2015,jam 10.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

99

Hasil wawancara Letnan Kolonel Ckm (K) Siti Maryam, S.kep, Karyawan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 21 Juli 2015,jam 14.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

100 Hasil wawancara Letnan Kolonel Ckm Drs. Jhon Robert Simatupang,Kabagminperset RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad,tanggal 20 Juli 2015,jam 13.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(21)

"...Susah untuk mengukur pesan itu diterima baik atau tidak, karena setiap individu berbeda-beda..tetapi hal tersebut dapat dilihat melalui kinerja karyawan selama ini."101

Berdasarkan penjelasan narasumber diatas, maka diketahui bahwa dalam proses komunikasi internal di RSPAD Gatot Soebroto, terdapat pesan yang diberikan dari atasan kepada bawahannya ataupun sebaliknya. Dapat diterima dengan baik atau tidak, dapat dilihat dari kinerja karyawan selama ini, tapi pengiriman pesan dari atasan kebawahan membutuhkan proses agar para karyawan dapat mengerti apa yang disampaikan oleh atasannya. Hal tersebut sesuai dengan teori proses komunikasi yang dikemukakan oleh Suprapto (2006:5) yaitu, proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahaminya informasi oleh komunikan, komunikasi adalah suatu proses, suatu kegiatan yang berlangsung secara kontinyu.

d. Media Informasi Yang Digunakan

1) Tatap Muka (Apel,Jam Komandan,Family Gathering dan Rapat Staf)

Berdasarkan penjelasan narasumber jenis media informasi pada pelaksanaan komunikasi internal yang sering dilaksanakan di RSPAD Gatot Soebroto terdiri dari apel pagi,jam komandan,rapat staf dan family gathering.

Apel merupakan kegiatan rutin yang selalu dilakukan setiap pagi dan diikuti oleh semua anggota RSPAD. Semua informasi yang aktual baik berupa pemberitahuan,kebijakan maupun perintah dari pimpinan langsung disampaikan kepada anggota melalui pimpinan apel (pawas apel). Apel merupakan media tempat penyampaian informasi yang efektif dari pimpinan dan didengarkan langsung oleh bawahan. Namun demikian dalam apel tidak semua hal yang bersifat teknis dapat dijelaskan semua sehingga harus ditindaklanjuti dengan pertemuan berikutnya. Disamping itu, dalam apel komunikasi dua arah antara pengambil apel dan peserta apel sangat terbatas karena situasi yang tidak memungkinkan karena semua kegiatan dilakukan secara berdiri dan kondisi lingkungan yang kurang nyaman

101 Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad,Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 10.30 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(22)

(suara gaduh,panas dan polusi). Hal ini sesuai yang disampaikan narasumber sebagai berikut :

“...apel merupakan kewajiban bagi seluruh anggota prajurit dan Pns,apel

merupakan media untuk menyampaikan informasi dan kebijakan pimpinan secara cepat termasuk pelayanan kesehatan rumah sakit...”102

“....Dengan apel dapat diketahui kesiapan personel dan masalah-masalah yang

dihadapi personel....”103

Berikut ini peneliti tampilkan gambaran suasana pelaksanaan apel pagi di lapangan/ halaman RSPAD Gatot Soebroto :

Gambar 8 Kegiatan Apel Pagi

Sumber : Infolahta RSPAD Gatot Soebroto

Jam komandan juga merupakan media informasi yang umumnya dilakukan minimal satu bulan sekali. Dalam jam komandan dihadiri Kepala rumah sakit, Staf

102 Hasil wawancara Kolonel Ckm dr. Asrofi Sueb Surachman, Sp. B, Dirbinyanmed RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 13 Juli 2015 jam 10.30 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

103 Hasil wawancara Letnan Kolonel Ckm Drs. Jhon Robert Simatupang,Kabagminperset RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad,tanggal 20 Juli 2015,jam 13.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(23)

dan anggota yang telah ditunjuk yang membicarakan tentang masalah-masalah ataupun kebijakan-kebijakan yang ada dilingkungan RSPAD Gatot Soebroto maupun supra sistem (satuan atas dari RSPAD Gatot Soebroto) yang harus segera dipahami dan ditindaklanjuti oleh seluruh anggota.

Sedangkan untuk mempererat hubungan tiap karyawan dengan atasannya ataupun dengan sesama karyawan dilakukan Gathering setiap setahun sekali.

"..., jam komandan umumnya dilakukan minimal satu kali dalam satu bulan yaitu pertemuan antara kepala rumah sakit dengan staff- staffnya untuk melaporkan informasi-informasi terakhir kepada mereka dan sekaligus menerima keluhan-keluhan karyawan sehingga tercipta komunikasi internal dua arah."104

Gambar 9

Kegiatan Jam Komandan

Sumber : Infolahta RSPAD Gatot Soebroto

104

Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad,Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 10.30 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(24)

Gambar 10

Kegiatan Family Gathering

Sumber : Infolahta RSPAD Gatot Soebroto Gambar 11 Kegiatan Rapat Staf

Sumber : Infolahta RSPAD Gatot Soebroto

Penggunaan media informasi yang dijelaskan di atas secara tepat, dalam pelaksanaan komunikasi internal organisasi yang berjalan dengan baik antara Pimpinan dan karyawan serta seluruh anggota RSPAD dapat menjadi sarana

(25)

pertukaran informasi, menghilangkan hambatan komunikasi antara pimpinan/manajemen dengan karyawannya, bahkan sebagai sarana dalam menjelaskan kebijakan yang ada.

2) Melalui Media Komunikasi Tertulis (Buku Pedoman Kerja,Surat Dinas, Buletin/Warta RSPAD Gatot Soebroto, Booklet,Leflet,Buku Saku,Spanduk/Banner dan Poster)

RSPAD Gatot Soebroto merupakan Rumah sakit milik Angkatan Darat sebagai pusat rujukan rumah sakit-rumah sakit TNI yang ada di daerah. Untuk menjalankan fungsinya, RSPAD Gatot Soebroto memiliki struktur organisasi yang cukup besar untuk mewadahi seluruh profesi yang bekerja disana. Setiap unit/bagian organisasi yang ada mempunyai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Agar unit/bagian-bagian dalam organisasi dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara sinergi perlu ada pengaturan yang jelas yang dapat dipedomani oleh unit-unit/bagian organisasi. Untuk itu RSPAD mempunyai buku pedoman kerja, yang berisi tentang bagaimana pelaksanaan mekanisme kerja antara Bagian/Unit kerja yang satu dengan yang lainnya, mekanisme hubungan antara atasan dengan para karyawannya dan buku pedoman tersebut menjadi tolok ukur tentang tercapainya tujuan instansi dalam waktu setahun yang sudah direncanakan sebelumnya.

"..di RSPAD itu sudah ada yang namanya buku prosedur dan mekanisme kerja (Prosmek). Prosmek itu adalah himpunan..peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana mekanisme dan hubungan kerja di RSPAD itu dituangkan, jadi itu seperti pedoman kerja bagaimana sih antara kepala rumah sakit dengan direktur-direkturnya, para dokter dan juga karyawan..mereka bisa mempunyai komunikasi dua arah, berkomunikasi secara langsung atau face to face dan sebagai kepala rumah sakit saya langsung bertanya kepada dirbinyanmed itu seorang kolonel senior. jadi komunikasi internalnya secara langsung atau dua arah."105

Adanya buku prosedur pedoman kerja yang disediakan di RSPAD merupakan panduan bagi atasan dan juga para karyawannya. Sehingga dalam

105 Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad,Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 10.30 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(26)

menjalankan pekerjaan selain karyawan, atasanpun mempunyai panduan yang sudah terstruktur dan terencana. Jika atasan saja mempunyai pedoman pekerjaan maka secara tidak langsung bawahan juga akan mempunyai pekerjaan yang lebih terstruktur, karena sudah mempunyai arahan - arahan yang jelas dari atasannya dan juga dapat terbentuk komunikasi internal yang baik.

Disamping buku prosedur dan mekanisme kerja di atas,dalam rangka persiapan akreditasi rumah sakit nasional dan internasional, RSPAD Gatot Soebroto telah membentuk beberapa kelompok kerja (pokja) untuk menyusun buku pedoman dan standar operasi prosedur (SOP) dalam memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Buku pedoman dan standar operasi prosedur pelayanan kesehatan ini diterbitkan untuk menjadi rujukan seluruh tenaga pelayanan kesehatan yang ada di RSPAD Gatot Soebroto sesuai bidang profesi dan tugas fungsinya masing-masing. Hal ini dikarenakan di dalam buku-buku tersebut memuat uraian kegiatan beberapa pelayanan kesehatan pasien dan beberapa format pelaporan yang telah disesuaikan standar akreditasi rumah sakit baik secara nasional maupun internasional. Buku pedoman dan standar operasi prosedur inilah sebagai media komunikasi antar tenaga pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit.

Gambar 12 Buku Pedoman dan SOP

(27)

Sumber : Bagwat Sdirbinyanmed RSPAD Gatot Soebroto

Media komunikasi tertulis lainnya berupa buletin atau warta RSPAD, selain itu juga disediakan surat edaran/dinas yang didistribusikan disetiap bagian agar karyawan mengetahui informasi yang ada.

" ..namanya surat edaran yang dibuat oleh TU (tata usaha) yang disebarkan ditiap bagian, Lalu ada juga buletin namanya Warta RSPAD..itu lebih untuk menampung saran dan kritik bagi karyawan “106

Dengan demikian untuk menampung aspirasi karyawan harus ada media internal khusus yang di sediakan, agar karyawan bebas menyalurkan aspirasinya sehingga tercipta komunikasi dua arah dan dengan demikian komunikasi internal akan berjalan lebih baik. Oleh karena itu diterbitkanlah buletin yang dinamakan warta tersebut untuk menyalurkan aspirasi sekaligus sebagai media informasi bagi karyawan dan atasan.

3) Media komunikasi lainnya (Whats App,BBM,LINE dan internet)

Dari pengamatan peneliti media komunikasi ini sering juga dipergunakan baik oleh atasan maupun bawahan. Penggunaan media informasi ini sangat privacy sekali antar personal sehingga tidak semua komunikan dapat menerima pesan/informasi dari komunikator sebelum melakukan konekting satu

106

Hasil wawancara Letnan Kolonel Ckm Drs. Jhon Robert Simatupang,Kabagminperset RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad,tanggal 20 Juli 2015,jam 13.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(28)

sama lain. Media informasi ini dapat digunakan oleh banyak orang tetapi tetap terbatas (secara group dan terkoneksi dengan semua anggota group).

Dari sisi kecepatan, muatan dan kemurnian pesan yang disampaikan sangat efektif sekali sehingga sering dipergunakan oleh atasan dan manajemen menengah yang ada di RSPAD Gatot Soebroto untuk melakukan komunikasi satu sama lain dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang ada di rumah sakit. Sedangkan tindaklanjut berikutnya diadakan pertemuan tatap muka seperti rapat staf, jam komandan dan apel khusus.

4. Kepuasan Organisasi

Setiap organisasi mementingkan hubungan dengan sesama teman sekerja khususnya dalam kepuasan organisasi. Menurut narasumber dalam pelaksanaan komunikasi internal hubungan dengan teman sesama, berlangsung dengan baik. Kedua nara sumber yang terbilang sudah cukup lama bekerja di RSPAD, Siti Romlah yang sudah bekerja 27 tahun dan Darwati yang juga sudah bekerja 39 tahun di RSPAD. Dengan diadakannya kegiatan- kegiatan internal dapat mempererat hubungan antar karyawan yang ada di RSPAD Gatot Soebroto. Seperti yang dikatakan oleh narasumber dibawah ini :

"....hubungan yang ada selama ini berlangsung baik..karna dengan adanya komunikasi internal dapat mempererat hubungan, antar karyawan dan atasan dapat lebih mendalam."107

"... disini semuanya berjalan dengan baik..komunikasi internal dengan teman sesama mempunyai hubungan yang cukup erat antara satu dengan yang lainnya, karna dengan demikian semua yang dikerjakan berjalan dengan hati yang enak."108

Kepuasan dalam organisasi tidak hanya mengaitkan antara atasan dan bawahannya saja, jika hubungan antara atasan dan bawahan sudah berjalan baik, belum tentu hubungan antara sesama karyawan berjalan dengan baik. Karena

107 Hasil wawancara Pns Gol. III d Dra. Siti Romlah, MM, Karyawan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 14 Juli 2015,jam 14.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

108 Hasil wawancara Letnan Kolonel Ckm (K) Siti Maryam, S.kep, Karyawan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 21 Juli 2015,jam 14.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(29)

hubungan antar sesama karyawan yang tidak harmonis dapat mempengaruhi kinerja kerja seseorang di suatu perusahaan. Oleh karena itu, suatu perusahaan harus memperhatikan hubungan antar sesama karyawannya. Berdasarkan penjelasan nara sumber, hubungan antara sesama karyawan di RSPAD selama ini berjalan dengan baik.

5. Mutu Pelayanan Kesehatan

Berbagai cara komunikasi internal antara pimpinan dan bawahan/karyawan serta teman sekerja yang dilaksanakan di RSPAD Gatot Soebroto akhirnya membuahkan hasil, dimana RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad saat ini telah terakreditasi baik secara nasional (KARS) maupun Internasional (JCI). Penyerahan ke dua sertifikasi akreditasi rumah sakit tersebut oleh Kementerian Kesehatan RI kepada Pimpinan RSPAD Gatot Soebroto pada beberapa waktu yang lalu merupakan penghargaan atas Pelaksanaan komunikasi internal secara intensif dan efektif yang merupakan upaya dari seluruh anggota mulai dari pucuk pimpinan sampai dengan bawahan terendah di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad mampu memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan seperti yang dikehendaki masyarakat/pelanggan.

Gambar 13

Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit

(30)

Akreditasi rumah sakit merupakan upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui pemenuhan standar pelayanan yang telah ditentukan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) secara nasional maupun Joint Commision International (JCI) Internasional. Standar pelayanan kesehatan ini setiap 1-3 tahun selalu di evaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan serta kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang terus meningkat dan menuntut pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.

Kondisi ini sesuai yang disampaikan oleh narasumber sebagai berikut :

“...Standar pelayanan kesehatan harus di nilai oleh Tim penilai,data dari Tim

penilai inilah diketahui apakah masih memenuhi syarat atau tidak....selama hal ini di jalankan dengan baik kita akan mampu memelihara kondisi yang telah dicapai dan meningkatkan kondisi yang lebih baik dengan memberikan peluang untuk komunikasi yang menguntungkan baik atasan maupun bawahan”.109

“...setiap personel memiliki potensi dan keunggulan tersendiri dan setiap aktifitas

yang diberikan harus dihargai dan posisikan ke arah yang baik dan mudah untuk di arahkan untuk dapat memelihara kondisi yang telah dicapai dan meningkatkan ke

arah yang lebih baik”.110

Adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang dilaksanakan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tidak dapat dilihat hanya dari sudut publik internal saja. Hal ini dikhawatirkan adanya penilaian yang bersifat subyektifitas, sehingga perlu dipertimbangkan pendapat pasien sebagai objek yang menerima langsung pelayanan kesehatan tersebut. Berikut ini pendapat seorang pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya selama di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad :

109 Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad,Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 10.30 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad 110 Hasil wawancara Brigadir Jenderal TNI dr. Hardjanto, Sp.B, Ketua Komite Medik RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 15 Juli 2015 jam 12.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(31)

“...RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad sekarang sudah berbeda pelayanannya dari

yang sebelumnya,perawat dan dokternya sudah tidak ketus lagi kalo

ditanya,bicaranya cukup komunikatif sehingga kami paham dan memaklumi....”111

“....Setelah diberlakukannya standar akreditasi rumah sakit, semua pasien yang

berobat ke RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad mengantri dengan tertib dan mendapat kepastian untuk dilayani dengan baik....”112

Dari observasi peneliti, pembenahan terhadap tenaga kesehatan yang ada terus dilaksanakan secara rutin melalui pelatihan-pelatihan secara berkala,seperti pelatihan Customer Service, ATLS dan BCTLS,Code Blue, dan lain-lain.

6. Mempertahankan Mutu Pelayanan Kesehatan

Sejak diterimanya sertifikasi akreditasi rumah sakit tingkat nasional (KARS) tahun 2013 dan tingkat Internasional (JCI) tahun 2014seluruh anggota RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad mulai dari pucuk pimpinan sampai dengan bawahan tetap berkomitmen mempertahankan akreditasi rumah sakit yang telah dicapai. Dari hasil observasi yang telah peneliti sebutkan di atas,disamping pembenahan terhadap tenaga kesehatan, perbaikan fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan juga dilaksanakan khususnya yang berkaitan langsung dengan kebutuhan pelayanan pasien. Dalam hal ini tentunya tidak terlepas dari kegiatan komunikasi internal dalam mengevaluasi komplain/keluhan pasien yang dibahas dalam rapat-rapat staf dan rapat terpadu untuk memberikan solusi dari masalah-masalah yang timbul dalam pelayanan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad termasuk perbaikan fasilitas pelayanan. Beberapa contoh perbaikan fasilitas :

111 Hasil wawancara ibu Chalisah Djalil, Pasien rawat jalan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 24 Juli 2015 jam 11.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

112 Hasil wawancara Keluarga ibu Vera, Pasien rawat inap RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tanggal 24 Juli 2015 jam 13.00 di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

(32)

Gambar 14 Penataan Formulir

Sumber : Sekretaris JCI RSPAD Gatot Soebroto

Gambar 15 Renovasi Unit Gadar

Sumber : Sekretaris JCI RSPAD Gatot Soebroto

Dari penelusuran bukti-bukti dokumen yang peneliti peroleh dari Bagian Infolahta dan Bagian Rendalada Alkes, Bekkes serta Matfas,Bagian Diklat dan Bagian Minpersset RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad ternyata kegiatan-kegiatan pelatihan tenaga kesehatan khususnya yang terkait dengan perawatan jalan (poliklinik) dan perawatan inap serta perbaikan fasilitas dan sarana pelayanan

SEBELUM SESUDAH

(33)

tersebut sudah masuk dalam program kerja dan anggaran tahunan. Hal ini menunjukan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan dalam mempertahankan Mutu Pelayanan Kesehatan tidak hanya sebatas komunikasi lisan tetapi dirumuskan menjadi kebijakan dan keputusan secara tertulis dalam program kerja dan anggaran. Program kerja dan anggaran tahunan merupakan kumpulan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun yang bersangkutan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Program kerja dan anggaran tahunan ini adalah kebijakan yang dirumuskan secara bersama dengan mengikutsertakan seluruh bagian,unit,para Direktur Pembina dalam pertemuan/rapat staf serta disosialisasikan dalam kegiatan apel dan jam komandan. Tujuan Program kerja dan anggaran tersebut dibuat adalah untuk mempertahankan standar mutu pelayanan kesehatan rumah sakit yang telah di akreditasi secara nasional dan Internasional dapat dipertahankan. Adapun contoh program kerja dan anggaran yang dimaksud dan berkaitan dengan pelayanan perawatan jalan dan perawatan inap dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 16

Program Kerja Dan Anggaran Tahun 2015 Bag. Diklat RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

No Program Uraian Kegiatan Program Ta. 2015

Satuan Jumlah Biaya (Rp)

1 Penyempur naan prose-dur pelaya-nan menga-cu pada JCI

Basic Course Orang 25 25.498.700,00

2 BTCLS Orang 50 80.000.000,00

3 Seminar Undang-Undang Keperawatan. Orang 250 50.000.000,00

4 Pelatihan Instruktur Klinik Keperawatan Orang 25 40.000.000,00

5 Pelatihan Gizi Rumah Sakit Orang 25 35.000.000,00

6 Pelatihan Askep Pasien Stroke Orang 25 35.000.000,00

7 Pelatihan Jabfungkes Kesehatan Orang 125 35.000.000,00

8 Pelatihan Home Care Orang 40 0

9 Sosialisasi PKRS Orang 150 0

10 Pelatihan Asuhan Pasien Psikiatri Orang 25 35.000.000,00

11 Sosialisasi Standar Akreditasi RS Orang 150 0

12 Pelatihan Askep Pasien Imunokompromise Orang 50 0

13 Pelatihan Manajemen Ruang Rawat Orang 25 0

14 Pelatihan Manjemen Mutu & Resiko Orang 100 0

15 Pelatihan Askep Peny. Pada Anak Orang 30 0

16 Pelatihan Askep Pasien Kritis Orang 30 0

17 Pelatihan Kesling (K3) (di Laksanakan Orang 100 35.000.000,00

(34)

19 Seminar Revitalisasi Budaya Orang 250 0

20 Simak BUMN Orang 40 0

21 Edukasi Pasien & Keluarga Orang 150 38.557.056,00

22 Pelatihan Askep Pada Pasien HIV Orang 45 60.000.000,00

23 Pelatihan Customer Service Orang 250 60.000.000,00

Sumber : Infolahta RSPAD Gatot Soebroto

Dari gambar tabel di atas terlihat bahwa tindaklanjut dari Strategi Komunikasi yang dilakukan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad untuk mempertahankan mutu pelayanan kesehatan adalah dengan membuat program kerja dan anggaran yang di aplikasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan.

C. Pembahasan

Strategi Komunikasi yang dilakukan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad ini telah dapat memelihara dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan dengan baik. Diraihnya akreditasi rumah sakit tingkat nasional pada tahun 2013 dan Internasional pada tahun 2014 sampai dengan saat ini untuk RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad merupakan bentuk keberhasilannya.

Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah maupun Internasional pada manajemen rumah sakit, karena telah memenuhi standar yang ditetapkan. Adapun tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia yang semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayanan yang bermutu. Adanya standar mutu pelayanan kesehatan yang terus berkembang menjadikan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad harus mampu mempertahankan apresiasi yang telah diberikan pemerintah maupun Internasional,salah satunya adalah dengan menggunakan strategi komunikasi yang tepat. Adapun Strategi Komunikasi yang dilakukan berupa :

1. Menciptakan Kondisi Iklim Komunikasi yang Kondusif

Yang dimaksud disini adalah terbentuknya persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi yang mempengaruhi terhadap komunikasi. Pengaruh ini

(35)

didefinisikan,disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambugan melalui anggota organisasi lainya.

Iklim komunikasi penting karena mengaitkan konteks organisasi dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan dan harapan-harapan anggota organisasi dan membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi. Iklim komunikasi memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif, mengikatkan diri mereka dengan organisasi. Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi.

Sesuai hasil observasi dan wawancara yang mendalam dengan narasumber, Iklim komunikasi yang ada di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad antara lain keterbukaan informasi,keikutsertaan staf dan bawahan dalam proses pengambilan keputusan dan menyediakan kesempatan bagi staf dan bawahan menyampaikan saran, peneliti memandang sudah memadai. Hal ini dilihat dari tugas-tugas yang menjadi tanggungjawab RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dapat diselesaikan dengan baik,padahal tugas-tugas tersebut melibatkan banyak personel yang mempunyai disiplin ilmu yang berbeda satu sama lain dan mempunyai jenjang kepangkatan yang berbeda pula.

Keterbukaan informasi dalam pelaksanaan komunikasi internal antara atasan dengan Staf dan para karyawan, berupa kebijakan-kebijakan ataupun peraturan-peraturan disampaikan secara lugas dan jelas sehingga memperlancar arus komunikasi yang ada di RSPAD sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Keputusan yang diambil bersama antara atasan dengan bawahannya yang berjalan dengan baik menghindari adanya kesalahpahaman dan desas-desus yang tidak benar, mendorong motivasi dan semangat kerja karyawan serta terbentuknya rasa saling percaya antara karyawan dan manajemen.

Adanya kesempatan memberikan saran menambah semangat karyawan, sehingga terjalin komunikasi dua arah yang dapat menyempurnakan dalam pelaksanaan tugas yang ada dalam organisasi. Kemudahan memperoleh informasi

(36)

juga menjadi sarana dalam menjalin hubungan antara karyawan dengan atasan yang bersifat dua arah sehingga terjalin hubungan yang baik dan menjadi motivasi dalam bekerja untuk hasil yang lebih baik.

Begitu pula halnya dengan penyampaian informasi,muatannya dan kemurnian pesan dalam komunikasi internal RSPAD sudah berjalan cukup baik, dimana masalah-masalah ataupun kebijakan-kebijakan yang ada mengenai RSPAD segera ditindaklanjuti oleh seluruh anggota.

2. Mewujudkan Budaya Organisasi Tentara/Militer yang berbasis pada Pelayanan ,Fokus pada Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

Seperti yang telah diketahui bahwa RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad merupakan salah satu instansi TNI AD/militer. Tentunya budaya sudah terbangun adalah budaya militer/tentara yang siap melaksanakan tugas negara yang dibebankan kepadanya sebagaimana yang telah disebutkan dalam Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.

Meskipun berbudaya organisasi tentara/militer,kenyataannya tidak menyulitkan seluruh anggota untuk melakukan komunikasi internal organisasi. Semua informasi/pesan dapat disampaikan secara lugas dan jelas. Hal dapat dipahami bahwa RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad adalah rumah sakit tempat orang-orang memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, sehingga juga harus merujuk kepada aturan yang berlaku tentang perumahsakitan.

Disamping itu pemahaman RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad sebagai pusat rujukan tertinggi merupakan suatu modal yang sangat kuat untuk anggota/karyawan mau merubah budaya sebelumnya tanpa melupakan identitas diri sebagai tentara/militer. Artinya penerapan budaya tentara dilingkungan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad disesuaikan dengan kondisi yang berlaku,yaitu dalam hal pembinaan organisasi dan personel tentunya mengacu kepada peraturan yang berlaku di tentara/militer,sedangkan yang menyangkut pelayanan perumahsakitan berpedoman kepada peraturan perumahsakitan yang diterbitkan oleh pemerintah/Kementerian Kesehatan.

(37)

3. Media Komunikasi

Penggunaan seluruh media komunikasi yang ada di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad memberikan dampak percepatan penyampaian pesan/informasi kepada sebagian atau seluruh anggota tanpa mengurangi kemurnian pesan dan muatan pesan. Media informasi yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan. Kebutuhan dapat bersifat umum yang disampaikan secara terbuka dihadapan seluruh anggota pada kesempatan apel atau penyampaian jam komandan. Sedangkan kebutuhan yang bersifat khusus atau terbatas disampaikan melalui surat dinas baik yang berbentuk edaran, surat biasa dan nota dinas.

Untuk penyampaian informasi/pesan yang bersifat personal dan memerlukan kecepatan penyampaian yang baik serta terbatas media informasi digunakan umumnya internet atau HP yang mempunyai aplikasi WA,LINE dan BBM. Penggunaan teknologi informasi ini menjadi penting karena sangat membantu menyebarluaskan informasi sesuai yang dibutuhkan.

Gambar

Gambar 8 Kegiatan Apel Pagi
Gambar 12 Buku Pedoman dan SOP
Gambar 14 Penataan Formulir

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian berusaha mengetahui perkembangan batik Lasem, profil pembatik, faktor-faktor sosial yang menyebabkan berkurangnya tenaga pembatik dan dampak sosial dari

Maka penelitian yang akan kami bahas dalam bentuk skripsi yang berjudul: “STUDI KASUS TENTANG PENGARUH KEGIATAN KEAGAMAAN BUDDHA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MASYARAKAT BEJIJONG

Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang akan di uji kebenarannya adalah hubungan antara persepsi kualitas pelayanan kesehatan Puskesmas dan sosial ekonomi masyarakat

Sebelumdilaksanakannya upacara mepandes terlebih dahulu dilakukan upacara pengekeban atau ngekeb.Ngekebberasal dari kata nyekeb yang berarti meredam unsur-unsur yang

Par#ny!hia 'Par#nikia1 adalah in$eksi pada lipatan kuku yang diseakan #leh kuman 'akteri1 %trept#k#kus, ditandai dengan pemengkakan lipatan kuku" Par#nikia adalah

4) Menurut Devas (1989:279) menyatakan bahwa efektifitas adalah hasil guna kegiatan pemerintah dalam mengurus keuangan daerah haruslah sedemikian rupa, sehingga

Pada rangkaian ini, logam dicelupkan dalam larutan CUSO 4 , dan logam seng dicelupkan pada larutan ZnSO 4 , dimana kedua elektroda dihubungkan dengan voltmeter, yang berfungsi untuk

Seperti juga dengan analisis impresi pertama dari Bagus Herbal Fresh, dimana cukup besar proporsi responden yang mengatakan mahal, maka dalam hal ini dapat dilihat bahwa masih