• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek pengetahuan bahasa, pemahaman isi wacana, juga lebih banyak hanya berorientasi pada hasil ujian yang ingin dicapai seperti: ujian semester, ujian nasional, tetapi justru lebih banyak mengabaikan penguasaan aspek keterampilan komunikasi baik lisan maupun tulisan dalam Bahasa Inggris. Pendekatan pembelajaran Bahasa Inggris di kelas sangat berpusat pada guru (Sumardi, 2003). Hal ini berbeda dengan negara-negara barat yang menerapkan Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua seperti Perancis, Jerman, Italia. Pendekatan pembelajaran Bahasa Inggris yang mereka terapkan banyak menekankan pada kemampuan berfikir kritis, penggunaan bahasa yang realistis, pembelajaran bahasa yang berpusat pada siswa menekankan pula pada kualitas proses pembelajaran.

Dikotomi pendekatan pembelajaran Bahasa Inggris di atas merupakan sesuatu yang menarik untuk dicermati. Dalam konteks psikologi, pembelajaran yang berpusat pada guru diidentifikasi sebagai proses pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip pedagogik, sedangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan pendekatan pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip andragogy. Sebagaimana banyak diketahui bahwa guru-guru Bahasa Inggris di

(2)

Indonesia dalam mengajarkan Bahasa Inggris kepada siswa lebih banyak berorientasi pada hasil ujian formal yaitu ujian semester, ujian nasional dan kurang banyak memperhatikan penguasaan kompetensi berbahasa siswa. Paradigma pembelajaran ini terkesan kaku dan tidak banyak mengeksplorasi potensi siswa dalam belajar Bahasa Inggris. Oleh karena itu, paradigma pembelajaran yang demikian harus segera dirubah ke paradigma pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran kolaboratif (Sumardi, 2003).

Melihat paradigma pembelajaran yang memiliki dampak negatif pada siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris maka diperlukan suatu upaya untuk menanggulanginya antara lain dengan menggunakan sumber-sumber positif yang ada di sekitar individu yaitu dukungan sosial. Muluk dalam Murtiningrum (2012) mengartikan dukungan sosial merupakan informasi verbal maupun non verbal berupa suatu tindakan yang didapat dari keakraban sosial atau karena kehadiran orang yang mendukung di mana hal ini bermanfaat secara emosional dan perilaku bagi pihak yang menerima dukungan sosial. Dukungan sosial dapat mengurangi beban atau permasalahan yang dihadapi oleh seseorang. Dukungan yang paling besar biasanya berasal dari keluarga individu itu sendiri. Menurut Friedman (1998) yang dikutip Ahmadi (2009), ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan anak-anak yang berasal

(3)

dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian daripada anak-anak dari keluarga yang besar.

Adanya dukungan sosial khususnya dari orang tua akan memberikan kenyamanan fisik dan psikologis bagi anak. Karena dengannya anak akan merasa dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dalam hal ini orang tuanya. Seorang anak yang mempunyai perhatian dan hubungan yang baik dengan orang tua cenderung mempunyai kesanggupan yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, memecahkan problem-problem yang dihadapi secara cepat dan tepat, termasuk problem-problem dalam rangka meraih prestasi yang optimal.

Lingkungan sekolah adalah lingkungan selanjutnya yang juga berperan dalam pencapaian prestasi siswa. Relasi dengan individu lain di luar keluarga mulai dialami oleh siswa dalam lingkungan ini. Karena itulah memilih sekolah yang baik untuk mendukung prestasi belajar siswa tidak semata-mata dilihat dari gedungnya yang mewah, melainkan bagaimana dukungan sosial lingkungan sekolah yang dirasakan nyaman oleh siswa sehingga memberi pengaruh positif untuk peningkatan prestasi belajar siswa.

Setiap orang mempunyai kesulitan yang berbeda-beda dalam mempelajari bahasa Ingris. Belajar Bahasa Inggris dapat disejajarkan dengan seorang anak kecil yang sedang berlatih berjalan. Pertama-tama harus merangkak, belajar berdiri tegak, berjalan terus berlari. Demikian pula halnya dengan belajar Bahasa

(4)

Inggris. Dibutuhkan kepercayaan diri dalam belajar bahasa yang bukan dari negara sendiri yaitu bahasa Inggris. Mempelajari bahasa Inggris merupakan tantangan bagi siswa untuk bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris. Dengan rasa percaya yang dimiliki setiap siswa, individu siswa akan sangat dengan mudah berinteraksi didalam lingkungan belajarnya.

Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan atau situasi yang dihadapinya (Fatimah dalam Kusnia dan Rahayu, 2010). Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, tetapi rasa percaya diri hanya merujuk pada adanya perasaan yakin mampu, memiliki kompetensi dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

Mata pelajaran adalah tujuan utama pada pelajar untuk datang dan bergabung dengan lingkungan sekolah. Salah satu kelemahan generasi muda adalah kurangnya rasa percaya diri. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Hamdan (2009) bahwa banyaknya siswa menghadapi persoalan dengan mata pelajaran disebabkan ada beberapa pelajaran yang menuntut waktu dan pikiran yang banyak. Itu pula sebabnya ada ahli yang mengatakan kehidupan sekolah itu penuh dengan stress. Kepercayaan diri akan membuat individu menjadi lebih

(5)

mampu dalam memotivasi untuk mengembangkan dan memperbaiki diri serta melakukan berbagai inovasi sebagai kelanjutannya.

Pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah, 2003).

Berdasarkan survei awal, prestasi belajar Bahasa Inggris kelas VIII di SMP Negeri 6 Boyolali selama 3 tahun terakhir masih di bawah skor 60, dapat dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1

Prestasi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Tahun Pelajaran 2011/2012

No Kelas Skor Rangking Paralel

1. VIII A 56,6 IV 2. VIII B 55,4 V 3. VIII C 56,6 IV 4. VIII D 58,3 II 5. VIII E 59,9 I 6. VIII F 57,7 III

Sumber: Data hasil perolehan tes Bahasa Inggris kelas VIII SMP Negeri 6 Boyolali

Freddy (bukan nama sebenarnya) selaku guru Bahasa Inggris SMP Negeri 6 Boyolali, dalam wawancara pada tanggal 19 September 2011

(6)

mengargumentasikan bila dalam pembelajaran sudah banyak diupayakan metode-metode tertentu untuk meningkatkan prestasi belajar. Lebih lanjut beliau mengindikasikan bahwa dukungan belajar orang tua kepada siswa SMP Negeri 6 Boyolali kurang. Hal ini diketahui berdasarkan hasil pantauan guru Bahasa Inggris, di mana banyak orang tua yang tidak mengetahui prestasi belajar yang diraih anaknya. Perlu diketahui, secara geografis, SMP Negeri 6 Boyolali, berada perkotaan. Jadi dukungan orang tua terhadap prestasi belajar siswa kurang karena adanya konsentrasi orang tua terhadap upaya agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Lebih fatal lagi beberapa orang tua yang menyatakan bahwa tidak sekolahpun, bisa bekerja. Informasi tambahan lainnya dari Suprapto salah satu wali murid tentang minimnya dukungan sosial terhadap prestasi belajar Bahasa Inggris siswa, adalah adanya keyakinan tanpa sekolah bisa bekerja.

Pada dasarnya dukungan sosial yang dapat diberikan orang tua berupa materi ataupun non materi, yaitu dukungan biaya pendidikan, fasilitas belajar yaitu alat dan buku keperluan belajar, dan perhatian orang tua yang mendukung terhadap prestasi belajar anaknya. Dengan adanya materi kebutuhan materi anak bisa terpenuhi, serta perhatian orang tua dapat menjadikan anak dari psikologis menjadi semangat mengembangkan potensinya. Dengan demikian dukungan orang tua berupa materi dan non materi harus seimbang, karena dengan adanya keseimbangan maka anak akan berkembang secara wajar.

(7)

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti mengambil judul “Hubungan Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri dengan Prestasi Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Boyolali”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Adakah hubungan dukungan sosial dan kepercayaan diri dengan prestasi bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP N 6 Boyolali?

2. Adakah hubungan dukungan sosial dengan prestasi bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP N 6 Boyolali?

3. Adakah hubungan kepercayaan diri dengan prestasi bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP N 6 Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui hubungan dukungan sosial dan kepercayaan diri dengan prestasi

bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP N 6 Boyolali.

2. Mengetahui bagaimana hubungan dukungan sosial dengan prestasi bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP N 6 Boyolali.

3. Mengetahui bagaimana hubungan kepercayaan diri dengan prestasi bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP N 6 Boyolali.

(8)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam mengembangkan pendidikan, khususnya tentang dukungan sosial dan kepercayaan diri siswa.

2. Secara praktis diharapkan mampu meningkatkan dukungan sosial dan kepercayaan diri siswa terhadap prestasi siswa terutama untuk pelajaran bahasa Inggris.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang dukungan sosial dan kepercayaan diri bagi peneliti.

4. Dapat menjadikan referensi bagi peneliti yang akan datang.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai kepercayaan diri dan prestasi belajar telah banyak dilakukan oleh para ahli, antara lain oleh Ahmad, et.al. (2013) yang berjudul “Relationship between Self-Esteem and Academic Achievements of Students: A Case of Government Secondary Schools in District Swabi, KPK, Pakistan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kepercayaan diri yang positif memiliki prestasi akademis yang tinggi. Sebagian besar guru sangat setuju dengan pernyataan yang mendukung efek dari kepercayaan diri yang tinggi pada tingkat minat siswa yang tinggi dalam kegiatan kelas, percaya diri, sikap positif terhadap teman sekelas, rasa kerjasama, motivasi untuk belajar dan berbagi pandangan

(9)

dalam diskusi kelas. Oleh karena itu, disimpulkan dari hasil penelitian ini bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingginya kepercayaan diri dan prestasi akademik siswa. Berdasarkan penelitian ini disarankan bahwa guru harus mendorong, menghormati dan memperhatikan siswa dalam proses pendidikan.

Penelitian tentang kepercayaan diri juga dilakukan oleh Afari et.al. (2012) yang berjudul “Global Self-Esteem and Self-Efficacy Correlates: Relation of Academic Achievement and Self-Esteem among Emirati Students”. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasa percaya diri yang positif dapat menyebabkan kepercayaan diri akademik yang tinggi, dan bahwa kepercayaan diri akademik terkait dengan prestasi akademik. Guru bisa memanfaatkan hubungan ini dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa. Karena kepercayaan diri dan prestasi akademik secara signifikan terkait, perubahan dalam satu variabel yang cenderung menyebabkan perubahan pada yang lain. Guru dapat memfasilitasi kegiatan yang ditujukan untuk mempromosikan kepercayaan diri siswa dan juga memberikan dorongan lebih untuk siswa

Penelitian tentang dukungan sosial dilakukan oleh Yasin & Dzulkifli (2011) ”The Relationship between Social Support and Academic Achievement”. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dan prestasi akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial, semakin tinggi prestasi akademik siswa. Temuan dari penelitian ini akan sangat berguna dalam membantu pendidik, konselor, psikolog, dan peneliti untuk mengembangkan strategi untuk meningkatkan prestasi akademik siswa.

(10)

Penelitian lain tentang dukungan sosial, kepercayaan diri dan prestasi belajar adalah penelitian yang dilakukan oleh Rayle et.al. (2007) yang berjudul “Relationship Of Self-Beliefs, Social Support, And University Comfort With The Academic Success Of Freshman College Women”. Penelitian ini meneliti tentang hubungan kepercayaan diri, dukungan sosial, dan prestasi akademik dari 527 mahasiswa perempuan semester pertama. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kepercayaan diri, dukungan sosial dan prestasi akademik pada mahasiswa perempuan di universitas Freshman. Untuk semua mahasiswa perempuan, kepercayaan diri, dukungan sosial, dan kenyamanan universitas adalah prediktor signifikan dalam ketekunan mencapai prestasi akademik. Prediktor terkuat adalah dukungan sosial. Setiap aspek dari dukungan sosial, kecuali keluarga menilai pendidikan berhubungan prestasi akademik.

Shahzad et.al. (2012) yang berjudul “Impact Of Self Esteem & Support On Student Performance”. Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan kepercayaan diri dan dukungan pada prestasi siswa. Dari hasil menyimpulkan bahwa faktor keduanya memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prestasi siswa. Dukungan memiliki hubungan yang positif dan kurang signifikan, namun kepercayaan diri memiliki hubungan positif yang kuat dan lebih signifikan. Disarankan untuk mengeksplorasi efek dukungan dari seluruh stakeholder (guru, orangtua, manajemen, dan lain-lain) pada kepercayaan diri terhadap kinerja di masa depan.

Referensi

Dokumen terkait

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang menampung sampah yang berasal dari DKI Jakarta (lima zona pembuangan) seluas 85 Ha, dan sampah yang berasal dari Kota

Keberadaan Sistem Informasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang menunjang proses bisnis perusahaan tidak terlepas dari dukungan layanan Teknologi Informasi

Iklan Baris Iklan Baris Mobil Dijual CHRYSLER DAIHATSU CHRYSLER NEON Th 2001 / 2002 Komplit Terawat Khusus Pengemar 50Jt Pas Tj.. Pe- rum Pdk Maharta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat penyebarluasan informasi SPP PNPM dengan tingkat pemahaman masyarakat, pengaruh tingkat

Abstrak: Penelitian kualitatif ini mendeskripsikan metakognisi mahasiswa perempuan dengan gaya kognitif reflektif dan impulsif dalam menyelesaikan masalah bangun datar. Subjek

Alhamdulilah setelah mengerjakan sesuatu sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT tentu dengan bimbingan terapis pada saat terapi kerja atas kesepakatan kerja sama

Menengok ke masa yang lalu, aktivitas masyarakat Wajo dalam mengelola persuteraan sudah dilakukan secara turun temurun baik diusahakan sebagai kegiatan sampingan

Peubah biologi yang diamati meliputi: 1) lama waktu perkembangan yang dibutuhkan sejak telur diletakkan oleh imago betina sampai menetas menjadi nimfa instar