• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALAT DAN TEKNIK INDONESIA APLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ALAT DAN TEKNIK INDONESIA APLIKASI"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

ALAT DAN TEKNIK APLIKASI

.

(2)

1. PENYEMPROTAN (SPRAYING)

 Penyemprotan merupakan

metode aplikasi pestisida yang paling umum (75%)

 Penyemprotan di darat (ground spraying), dan udara (aerial spraying),

 Menggunakan alat semprot (sprayer) sedangkan pengabutan (mist blowing) menggunakan (mist blower)

 Formula yg digunakan, WP, EC, SP, WSC, FW dan WDG

Ground spraying

Aerial spraying

(3)

2. PENGASAPAN (FOGGING)

 Penyemprotan dg volume ultra rendah

 Penyemprotan dg cara mencampurkan minyak dg pestisida kemudian dipanaskan shg menjadi semacam kabut asap yg sangat halus

 Digunakan utk mengendalikan hama gudang dan pengendalian nyamuk demam berdarah dan malaria

 Untuk aplikasi fogging digunakan fogging machine

(4)

3. PENGHEMBUSAN

(DUSTING)

 Penghembusan merupakan capa aplikasi pestisida berbentuk tepung (dust)

 Aplikasi secara kering dengan alat penabur tepung (duster)

 Macam alat penghembus:

1. Alat penghembus bermotor yang digendong

2. Alat penghembus yang yang ditarik traktor

(5)

4. PENABURAN

(BROADCASTING)

 Pestisida butiran (granule, G) diaplikasikan dengan ditabut ke tanah

 Aplikasi dilakukan dg tangan atau alat penabur

 Dari segi keselamatan pengguna, penaburan pestisida butiran lebih aman jika dibandingkan dengan penyemprotan

 Aplikasi pestisida butiran lebih ramah lingkungan

(6)

5. PERAWATAN BENIH (SEED

DRESSING)

 Perlakuan benih merupakan istilah umum untuk metode aplikasi pestisida yakni ketika pestisida dicampurkan pada benih yang akan ditanam

 Tujuan aplikasi:

1. Melindungi benih agar tidak terkontaminasi hama/penyakit yang mungkin terbawa

2. Melindungi benih yang baru ditanam agar tidak dirusak oleh OPT

3. Melindungi tanaman muda agar tidak diserang OPT

 Bentuk formulasi yg digunakan adalah SD (seed treatment) dan ST (seed dressing)

 Beberapa cara perlakuan benih 1. Seed dressing

2. Seed Coanting and seed pelleting

(7)

 Untuk melindungi bibit,cangkok, stek dr hama dan penyakit yg mungkin terbawa oleh bahan tanaman tersebut  Dilakukan dg cara mencelupkan

bahan tanaman tersebut ke dalam larutan pestisida sebelum ditanam

Larutan pestsida Perendalam stek dalam Larutan pestsida

(8)

7. FUMIGASI (FUMIGATION)

 Fumigasi merupakan aplikasi pestisida berbentuk gas ke dalam ruangan

 Produk fumigan dapat berupa padat, cair atau gas.

 Fumigasi digunakan terutama untuk mengendalikan hama dipenyimpanan

 Fumigan dimasukkan kedalam ruang tertutup, selanjutnya fumigan akan membentuk gas beracun utk membunuh OPT yg ada dlm gudang

1

2

(9)

8. INJEKSI (INJECTION)

 Pestisida tertentu bisa diaplikasi dengan cara injeksi, baik pada tanaman maupun tanah.

 Injeksi pohon umumnya untuk mengamplikasikan insektisida dan fungisida sistemik

 Cara injeksi pohon:

1. Pohon dilubangi dengan menggunakan bor hingga pembulu kayu

2. Injeksi dilakukan dengan jarum infus

3. Injeksi tanah umumnya dilakukan untuk sterilisasi tanah dengan insektisida atau fungisida

1

2

(10)

8. INJEKSI (INJECTION)

 Pestisida tertentu bisa diaplikasi dengan cara injeksi, baik pada tanaman maupun tanah.

 Injeksi pohon umumnya untuk mengamplikasikan insektisida dan fungisida sistemik

 Cara injeksi pohon:

1. Pohon dilubangi dengan menggunakan bor hingga pembulu kayu

2. Injeksi dilakukan dengan jarum infus

(11)

9. PENYIRAMAN (DRENCHING)

 Dg cara dituangkan disekitar perakaran tanaman utk mengendalikan hama atau penyakit yg ada di daerah perakaran

(12)

SASARAN APLIKASI PESTISIDA

Sasaran biologis 1. Hama tanaman

 Vertebrata(babi, monyet, tikus, burung

 Invertebrata (serangga, tungau, nematoda, siput 2. Penyakit tanaman Jamur,

bakteri, virus, mikoplasma dan tumbuhan parasit

3. Gulma

2. Tanah, herbisida,sterilisasi tanah, pestisida butiran

3. Air, nyamuk, gulma

4. Ruangan, hama gudang

(13)

WAKTU APLIKASI PESTISIDA

1. Aplikasi preventif

dilakukan sebelum ada seranga hama dg tujuan utk melindungi tanaman dr serangan hama

Dapat dilakukan :

- Perlakuan benih, utk mencegah hama yg menyerang benih stadia perkecambahan

- Penaburan insektisida butiran pd lobang tanam - Pencelupan stek utk

mencegah hama yg terbawa stek

2. Aplikasi sistem kalender,  Jadwal tetap

 Tidak dianjurkan

 Bersifat untung-untungan  Cenderung boros,beresiko

besar thd lingkungan.

(14)

4. Aplikasi berdasarkan ambang ekonomi

pengendalian/ambang ekonomi

Dianjurkan dlm PHT Contoh:

- Penggerek tongkol ,3 tongkol rusak/50 tanaman sampel - Penggerek batang, 1

(15)

4. Aplikasi berdasarkan ambang

pengendalian/ambang ekonomi

Dianjurkan dlm PHT Contoh:

Tanaman Kacang tanah

- Perusak daun, 12,5% intensitas serangan pd tanaman sampel

Tanaman kentang

- Kutu daun,10 ekor nimfa/35 daun sampel

- penggerek umbi, 2 ekor buah sampel Tanaman kakao - Penggerek buah,1 lubang/5

(16)

FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT APLIKASI

Pertimbangan cuaca

1. Gerakan udara (angin)

- Angin yg bertiup pelan (kecepatan angin 3- 5 km/jam, ditandai dg gerakan tdk teratur daun-daun tanaman) diperlukan

utk membantu

menyebarkan droplet kebagian dalam dan pestisida yg diaplikasikan tdk seluruhnya mengenai tanaman,distribusinya tdk merata,banyak yg terbang shg mencemari lingkungan sekitar 2. Presipitasi

- Jangan lakukan penyemprotan saat akan ada hujan (1-2 jam setelah aplikasi) pestisida akan tercuci,sehingga kurang efisien dan mencemari lingkungan

(17)

3. Masa tunggu

- rentang waktu (dlm hari/minggu) sebelum panen saat penyemprotan pestisida harus dihentikan, agar produk tdk mengandung residu pestisida yg berlebihan

- Lama masa tunggu tdk sama tergantung kpd: jenis pestisda, takaran dan jenis tanaman yg disemprot

- Setiap produk yg diperdagangkan sebaiknya mencantumkan kapan saat terakhir disemprot

(18)

Pencampuran pestisida, dpt dilakukan bila:

- Sasarannya berbeda,misal utk hama dan penyakit

- Pestisida yg dicampurkan tdk mempunyai efek buruk spt menggumpal dan tdk menyebabkan tan. terbakar

- Utk menimbulkan

sinergisme,atau memperkuat efikasinya

- Utk memperluas spektrum pengendalian

- Utk mencegah terjadinya resistensi

(19)

TAKARAN APLIKASI

Dosis

- Jumlah pestisida yg diaplikasikan utk mengendalikan OPT pd setiap luas bidang sasaran - Liter/ha, kg/ha, l/m3, gr/m3, harus digunakan adalah: 100/50 x 0,5 = 1 kg

Konsentrasi

- Perbandingan (persentase) antara bahan aktif dg bahan pengencer/pelarut

- Jumlah pestisida yg dicampurkan dlm satu liter air (atau bahan pengencer lainnya) utk mengendalikan OPT tertentu

(20)

TAKARAN APLIKASI

Volume aplikasi/vol.semprot

- Jumlah larutan semprot (air+pestisida) perluas areal

- Kisaran tergantung kpd tanaman yg akan disemprot

- l/ha, l/pohon

- ph air harus netral

- Gunakan air yg bersih,tdk berlumpur

Macam-macam volume aplikasi 1. Volume tinggi

- dg menggunakan air lebih dari 150 l/ha paling banyak dilakukan petani kita alat yg digunakan sprayer

2. Volume rendah

- dg menggunakan air 20-150 l/ha dg menggunakan pesawat udara

3. Volume ultra rendah

- dg volume antara 1-5 l/ha menggunakan pesawat udara utk penyemprotan perkebunan yg susah mdpkan air

(21)

ALAT-ALAT PENYEMPROT

banyak digunakan untuk

pengendalian

hama

di

rumah tangga

(22)

Sprayer manual

- sprayer yg digerakkan dg tangan

- Contoh.

a. Tiger pump /hand pump yg

banyak

digunakan

untuk

pengendalian hama di rumah

tangga

b. Bucket pump dan garden hose

sprayer

utk

mengendalikan

hama dipekarangan

c. Sprayer

gendong

yg

harus

dipompa terus menerus

(23)

Sprayer tenaga mesin

- Sprayer yg digerakkan oleh

tenaga mesin

- Sprayer

punggung

bermesin

- Mesin pengkabut

- Power

sprayer

yg

digerakkan oleh traktor

(24)

Komponen-komponen sprayer

1. Tangki,utk wadah larutan

semprot

wadahnya

berukuran 5-17 liter

2. Pompa, yg berfungsi utk

menekan/menyedot

larutan

semprot,

dpt

digerakkan secara manual

atau dg mesin

3. Tangkai semprot

4. Slang, yg menghubungkan

tangki

dan

tangkai

semprot

5. Nozzle/cerat/spuyer,

berfungsi

memecah

larutan semprot menjadi

droplet

6. Manometer,

utk

mengetahui tekanan udara

dalam tangki atau tekanan

pompa

7. Saringan,utk

menyaring

kotoran

supaya

jangan

masuk kedalam tangki

(25)

JENIS-JENIS NOZZLE

(26)

Jenis-jenis nozzle

1. Nozzle dg pola semprotan

berbentuk kerucut

- menghasilkan

ukuran

butiran semprot yg lebih

halus shg penetrasinya ke

dalam daun lebih baik

(27)

Jenis-jenis nozzle

2. Nozzle dg pola semprotan

berbentuk kipas

- Menghasilkan

butiran

semprot yg lebih besar

dibandingkan

bentuk

kerucut,yakni

sedang

hingga agak kasar

- mempunyai

pola

semprotan

bentuk

cerutu dan merata

(28)

Jenis-jenis nozzle

2. Nozzle dg pola semprotan

berbentuk kipas

(29)

Jenis-jenis nozzle

3. Nozzle

polijet

Ukuran

droplet lebih kasar

- Digunakan utk aplikasi

herbisida

(30)

Jenis-jenis nozzle

4. Nozzle tipe senapan

- Menghasilkan

droplet

dari halus hingga kasar

- Digunakan

utk

menyemprot pohon dan

sayuran

(31)

Merawat nozzle

- Nozle

terbuat

dari

kuningan, perunggu, baja

tahan karat, keramik atau

plastik

- Karena digunakan terus

menerus nozzle bisa aus

shg lobangnya membesar,

sehingga butiran semprot

yg dihasilkan berubah mjd

lebih kasar

- Dapat

dilakukan

pengujian

- Perlu dilakukan perawatan

Menguji pola semprotan nozzle

(32)

Cara membersihkan nozzle

- Direndam dalam air

- meniup dg bantuan pipa

kecil

- Dan menyikatnya dg kuas

halusan

(33)
(34)

TEKNIK PENYEMPROTAN

Penilaian Penyemprotan

1. Ukuran

Butiran

Semprot

(droplet Size)

2. Liputan (coverage): Jumlah

droplet/cm²

3. Distribusi (distribution)

4. Volume

Semprot

(Spray

Volume)

(35)

1. Ukuran Butiran Semprot (droplet Size)

- Harden & Whitehead (1993) serta omar (1998) menyatakan

bahwa efikasi penyemprotan dipengaruhi oleh ukuran

butiran semprot (droplet) yang digunakan

- Makin halus droplet, keberhasilan penyemprotan cenderung

semakin meningkat

- Semprotan tidak menghasilkan ukuran droplet yang

seragam, tetapi merupakan sebuah kisaran yang disebut

dengan spektrum butiran semprot

(36)

Klasifikasi Butiran Semprot

(37)

Klasifikasi Ukuran Butiran

(38)

Pengaruh Ukuran Droplet terhadap Kematian OPT

(39)

Mengapa Makin Halus Droplet Semakin Efektif

- Makin halus droplet, semakin banyak jumlah droplet dihasilkan per satuan volume larutan

- Dengan halus droplet, semakin banyak jumlah droplet dihasilkan per satuan volume larutan

- Makin halus droplet, laju jauh semakin rendah. Droplet dapat melayang diantara kanopi daun dan menjangkau daerah yang sulit Ukuran Butiran Semprot Dan Kepentingannya

(40)

Ukuran Droplet Dan Liputan

(41)
(42)

Perbandingan Ukuran Droplet dan Kutu Daun

(43)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ukuran Butir Semprot

- Jenis nozzle: kerucut

halus; kipas

sedang; polijet

kasar

- Ukuran lubang nozzle: makin sempit lubang nozzle yang

berarti flow rate makin rendah, ukuran droplet semakin

halus

- Tekanan: makin besar tekanan, ukuran droplet semakin halus

- Sifat cairan yang diatomisasi: makin kental cairan makin

besar ukuran droplet, makin tinggi tegangan permukaan

cairan ukuran droplet makin besar

(44)

Pengaruh Tekanan terhadap Butiran Semprot

(45)

Kelemahan Droplet Yang Terlampau Halus

- Droplet yang terlalu halus (<150 mikron menurut Lumkes, 1989; <100 mikron menurut law, 1980) mudah menimbulkan driff

- Kecuali mengurangi recovery penyemprotan , drift berbahaya bagi pengguna dan lingkungan

- Droplet yang terlalu halus mudah menguap , terutama untuk pestisida dengan bahan pembawa air.

Kelemahan Droplet Yang Terlampau Kasar

- Ripper & Edward (1953) menyatakan bahwa droplet yang berukuran > 400 mikron mudah luruh (roll off) dari permukaan daun

- Penggunaan droplet yang kasar membutuhkan lebih banyak volume semprot per satuan luas

- Droplet yang terlalu kasar menyebabkan disribusi pada bidang sasaran kurang baik

(46)

Rekomendasi Ukuran Droplet

(47)

Klasifikasi Butiran Semprot (ASAE S-572)

(48)

PENILAIAN PENYEMPROTAN

2. Liputan (Coverage)

- Liputan (coverage) dinyatakan dengan jumlah droplet yangmenempel pada setiap cm dibidang sasaran (n/cm)

- Lerch (1984) menyatakan makin banyak droplet menempel pada bidang sasaran, makin besar kemungkinan OPT terpapar oleh pestisida, sehingga efiksi pestisida akan semakin baik

- Liputan minimal: herbisida, insektisida&fungisida sitemik: 40 droplet/cm; fungisida kontak: 70 droplet/cm

(49)

LIPUTAN (

COVERAGE

)

(50)
(51)
(52)

Liputan yang Sangat Bagus (menggunakan stardust dibawah lampu violet)

(53)

Liputan yang Berlebihan (menggunakan stardust dibawah lampu violet)

(54)
(55)

Menghitung Droplet

(56)

Hal-hal yang Mempengaruhi Liputan

- Ukuran droplet. Makin halus droplet, semakin baik liputanya.

Droplet kasar

luruh

liputan buruk: droplet yang terlalu

halus

drift

liputan kurang

- Volume semprot. Volume semprot yang

berlebihan→

run

off; volume semprot yang terlampau sedikit liputan dan

distribusi kurang baik

- Cuaca. Angin

drift, hujan

wash off, kelembaban dan

temperatur

penguapan

(57)

PENILAIAN PENYEMPROTAN

3. Distribusi semprotan (spray distribution)

- Distribusi semprotan mempelajari bagaimana butiran

semprot dengan liputan yang memenuhi syarat disebabrkan

pada bidang sasaran

- Kata kunci:

merata

- Distribusi dibedakan atas:

a. Distribusi horizontal: setiap bagian kebun yang disemprot

mendapat liputan yang sama

(58)

DISTRIBUSI SEMPROTAN

(59)

DISTRIBUSI SEMPROTAN

Untuk Mendapatkan Distribusi Horizontal yang Baik

- Penyemprotan dilakukan secara sistematis (tidak

acak-acakan)

- Kalau penyemprotan perlu diayun, ayunan dilakukan secara

tetap/teratur/konstan

- Pemompanan dilakukan secara tetap dan teratur, agar (

flow

rate

) selama penyemprotan konstan

(60)

Penyemprotan Sistematis

(61)

Penyemprotan Sistematis

(62)
(63)

Penyemprotan Top

Down

Hanya bagian atas tanaman yang terkenan semprotan

(64)

Penyemprotan Top

Down

Bagian bawah helaian daun sering tidak terkena semprotan

(65)
(66)

Untuk Mendapatkan Distribusi Vertikal yang Baik

- Penyemprotan dengan sprayer punggung dilakukan memutar

tanaman (

around plant

)

- Volume semprot antara 400-600 l/ha (tanaman semusim)

- Sudut semprotan nozzle 110-120

- Nozzle diarahkan miring ke atas

- Tekanan sekitar 3 bar (makin tinggi tekanan, penetrasi akan

semakin baik)

- Kecepatan angin 3,2-7,5 km/jam

- Kecepatan sekitar 5 km/jam (makin rendah kecepatan

penyemprotan, penetrasi semakin baik)

(67)

Untuk Mendapatkan Distribusi Vertikal yang Baik

Arah semprotan

(68)

Untuk Mendapatkan Distribusi Vertikal yang Baik

Arah semprotan

(69)

PENILAIAN PENYEMPROTAN

4. Volume Semprot (Spray Volume)

- Air hanya merupakan bahan pembawa

- Bila peralatan memadai, pestisida dapat disemprotkan tanpa campuran air (formulasi ULV)

- Efikasi pestisida tidak ditentukan oleh jumlah air yang digunakan, tetapi ditentukan oleh takaran aplikasi (dosis dan konsentrasi

Klasifikasi Volume Semprot (I)

- Penyemprotan dengan volume tinggi (high volume spraying): > 150 l/ha

- Penyemprotan dengan volume rendah (low volume spraying) 20-150 l/ha

(70)

VOLUME SEMPROT (

SPRAY VOLUME)

Klasifikasi Volume Semprot (II)

- Volume tinggi (

high volume, HV

): > 600 l/ha

- Volume sedang (

medium volume, MV

): 200-600 l/ha

- Volume rendah (

low volume, LV)

20-150 l/ha

- Volume sangat rendah (

very low volume

, VLV): 5-50 l/ha

(71)

Pertimbangan Untuk Menentukan Volume Semprot Jenis bidang sasaran:

- Tanah: relatif terbatas

- Tanaman/gulma: tidak melebihi kapasitas retensi tanaman Alat aplikasi (sprayer dan nozzle):

- Tractor boom sprayer: > 100/ha - Mist blower: <200 l/ha

- Pesawat terbang: <50 l/ha

- Knapsack sprayer: <400 s/d > 1000 l/ha Jenis pestisida & OPT sasaran:

- OPT tertentu menghendaki volume tinggi

- Pestisida tertentu harus diaplikasikan dengan volume khusus (rekomendasi produsen)

Ukuran butiran semprot:

- Makin rendah volume semprot, diperlukan ukuran droplet yang semakin halus Formulasi pestisida:

- Oil based formulation: ultra low volume application

(72)

Hubungan antara Perkembangan Tanaman dan Volume Semprot

Tanaman cabai

(73)

Imbangan antara Dosis, Konsentrasi dan Volume Semprot

- Takaran aplikasi pada penyemprotan dinyatakan dalam dosis dan konsentrasi

- Dosis adalah jumlah pestisida yang digunakan untuk menyemprot satu satuan luas lahan (l/ha)

- Konsentrasi adalah jumlah pestisida yang dilarutkan ke dalam setiap liter air (g/l; ml/l)

- Dosis dan konsentrasi terkait erat ddengan volume semprot yang digunakan

(74)

Kelemahan Volume Semprot yang Terlalu Banyak

-

Run off,

larutan semprotmengalir keluar bidang sasaran

- Pestisida yang menempel pada bidang sasaran berkurang,

sehingga efiksi dapat berkurang

- Bila dosis dijadikan sebagai patokan, konsentrasi dapat

menajdi terlalu rendah, efiksi berkurang

- Bila konsentrasi dijadikan patokan, dosis dapat menjadi

terlalu tinggi

- Pestisida yang terbuang mencemari lingkungan

- Pemborosan

(75)

Volume Semprot Terlalu Banyak

(76)

Kelemahan Volume Semprot yang Terlalu Sedikit

- Bila tidak didukung dengan peralatan yang memadai, liputan

dan distribusi yang dihasilkan kurang baik

- Penetrasi dibawah kanopi daun (distribusi vertikal) kurang

baik sehingga efikasi dapat berkurang

- Bila konsentrasi dijadikan patokan, dosis dapat menjadi

terlalu rendah

- Bila dosis dijadikan patokan, konsentrasi dapat menjadi

terlalu tinggi

(77)
(78)

Beberapa faktor yang mempengaruhi volume semprot

-

Kecepatan aplikasi: makin cepat penyemprotan semakin

rendah volume semprot

-

Lebar gawang: makin lebar gawang penyemrpotan, semakin

rendah volume semprot

-

Flow rate: makin besar

flow rate,

semakin tinggi volume

semprot

(79)

PENILAIAN PENYEMPROTAN

5. Recovery penyemprotan

- Recovery yaitu perbandingan liputan dengan dosis.

(80)

RECOVERY PENYEMPROTAN

(81)

RECOVERY PENYEMPROTAN

Penyebab Kehilangan

-

Ukuran droplet: kasar

roll off;

halus

drift, menguap

-

Volume semprot: terlalu banyak

run off

-

Jenis bidang sasaran: daun mengandung lilin & daun tegak

-

Cuaca: pengiapan, pencucuan,

driff

(82)

RECOVERY PENYEMPROTAN

(83)

RECOVERY PENYEMPROTAN

(84)

RECOVERY PENYEMPROTAN

Saran untuk mengurangi kehilangan

- Gunakan ukuran droplet sedang: 200-400 mikron atau

400-600 mikron

- Gunakan sprayer yang tepat: tidak menggunakan

power

sprayer/boom sprayer

ketika tanaman masih kecil

-

Band spraying

pada tanaman kecil lebih baik dari pada

over

all spraying

- Jarak nozzle ke tanaman tepat, sprayer punggung: 30-50 cm

- Volume semprot tidak berlebihan: tanaman semusim ± 600

l/ha; pohon 1000-1500 l/ha (tergantung besarnya pohon

(85)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan pengendalian persediaan bahan baku lilin menggunakan metode probabilistik Q maka pemesanan bahan baku dapat terencana dengan baik sehingga jumlah bahan

Ayat-ayat dan hadis di atas dengan jelas menegaskan bahwa supremasi hukum harus ditegakkan oleh para penguasa. Hukum apa- kah yang harus ditegakkan itu? Di sinilah letak

gumpalan selulosa atau web dari serat selulosa, dari jenis yang digunakan untuk keperluan rumah tangga atau saniter, dalam gulungan dengan lebar tidak melebihi 36 cm, atau

Rabu 20-Jan-21 10:00 Akt 3 D Akuntansi Keuangan Menengah I 3 40 90&#34; BENI SUHENDRA WINARSO, S.E., M.Si.. JADWAL UJIAN

Selain itu hasil survey juga menunjukan bahwa tanaman obat keluarga (TOGA) di Desa Kemingking Luar hampir 70% sudah ada, hanya saja untuk pemanfaatan TOGA tersebut

Sebaik anda layak sebagai seorang partner pemandu, anda sudah boleh mula promosi link referrel anda untuk mendapat komisen RM250 bagi setiap pemandu baru yang masuk

Premis-premis normative Al-Quran dapat dirumuskan menjadi teori-teori yang Premis-premis normative Al-Quran dapat dirumuskan menjadi teori-teori yang empiris dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai tahapan-tahapan penelitian yang semestinya penulis beranggapan masih banyak kekurangan dari penelitian ini