• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi dan Ekspo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi dan Ekspo"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Arif Rahman Hakim, Sidayu Ariteja, Inaki Maulida Hakim Reisya Ibtida, Harmini

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara ASEAN. Dimana menurut Jung dan Marshal ( 1985 ) dalam Aliman ( 2001 ) terdapat empat karakteristik kemungkinan pola hubungan atau hipotesis antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor, yaitu: (1) hipotesis export led growth, (2) hipotesis export reducing growth, (3) hipotesis internally generated export, dan (4) hipotesis growth reducing export.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu produk domestik bruto dan ekspor, berupa data tahunan antara 1985 2005. Alat analisis yang digunakan adalah pendekatan kointegrasi dan ECM yang dipadukan dengan Kausalitas Granger dan FPE.

Temuan empiris menunjukkan bahwa terdapat enam negara yang mendukung hipotesis export led growth yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei, dan Vietnam. Negara yang mendukung export reducing growth yaitu Laos dan Myanmar. Negara yang mendukung hipotesis internally generated growth hanya Kamboja.

Saran yang diberikan dalam penelitian ini antara lain perlu dipikirkan strategi kebijakan ekspor yang berkesinambungan yang sesuai dengan tujuan nasional pembangunan ekonomi masing-masing negara seperti daya saing, antisipasi terhadap produk negara diluar kawasan, dan penerapan konsep AEC yang semakin baik.

Kata Kunci: ECM, Kausalitas Granger, FPE, export led growth, export reducing growth, internally generated export, growth reducing export

*Penelitian ini didanai oleh HIBAH DIPA UNS TH. 2007

I. PENDAHULUAN

Kajian mengenai peranan ekspor dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu topik menarik karena menawarkan hubungan sebab-akibat. Penekanan yang diberikan adalah mampu tidaknya ekspor menciptakan kesejahteraan masyarakat di suatu negara.

(2)

sikap-sikap mental yang sudah terbiasa dan lembaga-lembaga nasional, termasuk pula percepatan / akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan dan pemberantasan kemiskinan absolut. Pembangunan tersebut harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem nasional secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual.

Perdebatan atas pandangan hubungan ekspor dan pertumbuhan ekonomi sah saja karena didasari dengan argumen pendukung yang saling menguatkan. Menurut Jung dan Marshal ( 1985 ) dalam Aliman ( 2001 ) mengemukakan empat pandangan bahwa antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang masuk akal dan dapat diterima. Pertama, pandangan bahwa ekspor sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi. Kedua, pandangan bahwa ekspor merupakan penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi. Ketiga, pandangan bahwa ekspor bukan merupakan penggerak pertumbuhan ekonomi melainkan pertumbuhan ekonomi dalam negri merupakan penggerak ekspor. Keempat, pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan penyebab turunnya ekspor. Dua kelompok pemikiran tersebut sering dikenal dengan nama kelompok optimistis dengan ekspor dan kelompok pesimistis dengan ekspor.

Berdasarkan empat pandangan diatas, dalam penelitian ini mencoba untuk menjawab pertanyaan atas pandangan mana yang diterapkan suatu negara terkait kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara ASEAN. Pertanyaan ini penting karena akan menentukan kebijakan yang diambil suatu negara. Tentu saja kebijakan yang diambil dapat mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat disuatu negara.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Export Led Growth ( Export Optimism )

(3)

hipotesis ( lihat Aliman, 2001 ) ini telah banyak dikemukakan oleh beberapa tokoh, seperti Gerald K Haberler ( 1964 ), Krueger ( 1978 ), penelitian World Bank ( 1987 ), Marc Piazolo ( 1995 ), Mozhgan ( 1999 ), Gills dan Williams ( 2000 ), dan Izani ( 2002 ). Pertama, ekspor dapat menyebabkan penggunaan penuh sumber-sumber domestik sesuai dengan keunggulan komparatif dan terjadinya pembagian kerja sehingga mendorong munculnya skala penghematan.

Kedua, ekspor dapat memperluas pasar baik didalam negri maupun diluar negri.

Ketiga, ekspor merupakan sarana untuk mengadopsi ide atau pengetahuan baru, teknologi baru, dan keahlian baru serta keahlian lainnya sehingga memungkinkan penggunaan kapasitas lebig besar dan lebih efisien. Keempat, ekspor dapat mendorong mengalirnya modal dari negara maju ke negara berkembang. Kelima, ekspor merupakan salah cara efektif untuk menghilangkan perilaku monopoli karena produsen dituntut bersaing agar lebih efisien dibanding produsen lain diluar negri. Keenam, adanya ekspansi ekspor akan menghasilkan devisa dan karenanya kesempatan untuk mengimpor barang modal dan barang antara semakin besar.

2.2 Export Reducing Growth ( Export Pessimism )

Bagi pendukung aliran ini kegiatan ekspor sebagai mesin bagi pertumbuhan ekonomi hanya berlaku dalam jangka pendek khususnya pada negara berkembang. Namun dalam jangka panjang, ekspor tidak dapat menjadi resep bagi pembangunan ekonomi karena berbagai alasan. Pertama, ekspor akan menyebabkan perekonomian negara sedang berkembang menjadi rentan terhadap fluktuasi perekonomian dunia. Kedua, adanya proteksi dan produk sintesis yang dibuat oleh negara maju untuk menggantikan bahan alami atau bahan mentah.

(4)

mengecilkan porsi tabungan dan investasi serta akhirnya menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi.

2.3 Internally Generated Export ( Growth Optimism )

Perspektif kaum ini mendasarkan pada pemikiran bahwa syarat utama bagi suatu negara dalam melakukan ekspor adalah menciptakan iklim yang dapat membawa terjadinya proses pertumbuhan ekonomi dalam negri secara berkesinambungan melalui pembentukan dan perluasan pasar dalam negri yang kokoh. Pertumbuhan ekonomi ditempatkan sebagai variabel endogen yang besar kecilnya dikendalikan sementara ekspor merupakan variabel eksogen yang tidak dapat dikendalikan. Maka ekspor ditempatkan sebagai ujung proses pertumbuhan ekonomi bukan pangkal pertumbuhan ekonomi ( Aliman, 2001 ). Terjadinya proses pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan menyebabkan meningkatnya pendapatan nasional, tersedianya lapangan kerja yang luas, meningkatnya kemakmuran masyarakat, dan bertambahnya akumulasi modal dalam negri. Pada saat yang bersamaan, perekonomian dalam negri semakin luas menyebabkan permintaan barang jasa semakin meningkat sehingga mendorong pengusaha melakukan investasi dalam perluasan kapasitas perusahaan melalui spesialisasi melalui diversifikasi produk yang pada akhirnya mendorong skala penghematan, efisiensi dalam proses produksi dan munculnya daya saing di pasar internasional.

2.4 Growth Reducing Export ( Growth Pesimism )

(5)

meningkatnya impor bila beberapa komoditi yang diminta tidak dapat dipenuhi didalam negri.

III. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian Far Alei ( 1999 ) terhadap negara Iran dengan alat analisis pendekatan kointegrasi dan kausalitas granger. Hasil penelitian menunjukkan ekspor memberi dampak positif terhadap GDP yang diperkuat dengan adanya hubungan unilateral antara keduanya. Hal ini berarti dalam perekonomian Iran membuktikan bahwa ekspor terutama minyak dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian penelitian ini mendukung pendapat ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi ( export led growth ).

Penelitian Siregar ( 1999 ) terhadap negara Indonesia dengan alat analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan ekspor terhadap pertumbuhan PDB. Hal ini terjadi karena ekspor pada periode penelitian yang dilakukan mengalami penurunan sementara PDB meningkat terus sampai krisis ekonomi mulai melanda dalam negri pada tahun 1997. Maka krisis ekonomi harus dipandang sebagai titik permulaan pembangunan yang baru sehingga diperlukan peningkatan ekspor komoditas yang benar-benar memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif.

Penelitian Aliman ( 2001 ) terhadap negara Indonesia dengan menggunakan alat analisis kausalitas model koreksi kesalahan dan FPE. Hasil penelitian untuk uji kausalitas model koreksi kesalahan menunjukkan adanya pola kausalitas timbal balik antara tingkat ekspor riil dan tingkat pendapatan nasional riil. Akan tetapi pola kausalitas satu arah dari tingkat pendapatan nasional ke tingkat ekspor riil lebih kuat selama periode penelitian ketika alat analisis dipadukan dengna FPE. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung pendapat pertumbuhan ekonomi dalam negri mendukung ekspor ( internally generated export ).

(6)

yang disesuaikan dengan karakteristik negara yang bersangkutan. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung pendapat ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi ( export led growth ).

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan studi literatur dengan menggunakan data sekunder, jurnal, artikel, makalah, dan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun spesifikasi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah ekspor dan pendapatan nasional dalam bentuk riil.

Alat analisis yang digunakan yakni, Pertama pendekatan kointegrasi dan mekanisme koreksi kesalahan. Tujuan utama dilakukan uji kointegrasi terhadap variabel-variabel adalah untuk mengkaji apakah residual regresi sudah mencapai stasioner atau belum. Namun secara ekonomi, kointegrasi merupakan statistical expression dari hubungan ekuilibrium jangka panjang. Thomas ( 1993 ) mengatakan bahwa bila terdapat dua variabel yt dan xt , maka kedua variabel tersebut dikatakan memiliki hubungan jangka panjang apabila terdapat error term yang stasioner dihasilkan oleh kombinasi linier dari kedua variabel pada derajat integrasi yang sama. Sebaliknya bila error term tidak stasioner maka dikatakan tidak terdapat kondisi ekuilibrium. Secara notasi kondisi keseimbangan dapat dilukiskan sebagai berikut yt – γ1 – γ2 = 0 sebaliknya kondisi ketidakseimbangan bila yt– γ1– γ2tidak sama dengan nol.

(7)

Kedua, Kausalitas Granger dipadu dengan FPE. Konsep kausalitas Granger ini dikenal pula sebagai konsep kausalitas sejati ( Aliman, 1998 ). Ide dasar atas

konsep kausalitas Granger berangkat dari “ bila kejadian A terjadi sebelum

kejadian B, kemudian terdapat kemungkinan A menyebabkan B. Namun sangat

tidak mungkin bila kejadian B menyebabkan kejadian A atau dengan kata lain

kejadian masa lalu dapat mempengaruhi kejadian masa kini, akan tetapi kejadian

masa kini tidak dapat mempengaruhi masa lalu ”. Konsep kausalitas Granger ini

diistilahkan oleh Francis Diebold dengan kausalitas prediktabilitas atau

precedence over causality menurut istilah oleh Edward Leamer, dimana variabel X dikatakan menyebabkan variabel Y, apabila penyertaan nilai-nilai masa lalu X dapat menghasilkan perkiraan yang lebih baik akan Y atau dapat dikatakan variabel X mengandung informasi yang berguna untuk memprediksi Y ( Gujarati, 2003 ).

Metode ini dapat diterapkan dengan terlebih dahulu membuat model vector autoregressive ( VAR ) yang dirumuskan sebagai berikut ( Aliman, 1998 ):

Zt=

m

i1

i

 yt -1+ Ut...( 1.3a ) dimana Zt adalah vektor kolom dari observasi pada waktu t pada semua obsevasi dalam model, Ut adalah vektor kolom dari white noise innovation term. Dari persamaan ( 1.3a ) diasumsikan bahwa dalam model hanya ada dua persamaan ( misalnya xt dan yt ), kemudian model tersebut akan mempunyai bivariate autoregressive model, dimana time lag akan maksimum dari M=1, maka persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut:

Yt= 11( B ) Yt + 12( B ) Xt+ Vt...( 1.3b ) Xt= 21( B ) Xt + 22( B ) Yt+ Vt...( 1.3c ) dimana:

11( B ) =

m

i1

i

 B1...( 1.3d ) dengan B adalahlag operator.

(8)

 Menentukantime-lagyang optimal untuk Y berdasarkan persamaan ( 1.3b ) dengan hanya mengambil ( B ) y sebagai variabel bebas. Jumlah time-lag

yang optimal ditentukan dengan menggunakan kriteria FPE yang minimum dengan melakukan perhitungan coba-coba untuk regresi dari time-lag 1 sampai M dengan rumus:

S =time-lagdari 1 sampai M T = jumlah observasi / data SSR = sum of squared residual

 Menentukantime-lagyang optimal untuk Y berdasarkan persamaan ( 1.3b ) dengan hanya mengambil ( B )y sebagai variabel bebas ( yang ikut menentukan nilai y ) dengan mempertahankan time-lag yang optimal untuk y sebagaitime-lagsetelah ditentukan pada langkah pertama. Penentuan time-lag yang optimal untuk X ditentukan dengan menggunakan kriteria FPE yang minimum, dengan rumus:

n =time-lagoptimal untuk X m =time-lagyang optimal untuk Y yang telah diperoleh pada langkah pertama

 Membandingkan FPEy ( m,0 ) dengan FPE ( m,n ) dengan pedoman sebagai berikut:

- Bila FPEy ( m,0 ) < ( m,n ) maka model yang tepat adalah model tanpa keberadaan variabel X sebagai variabel penjelas Y, yang berarti bahwa X tidak mempengaruhi Y.

- Bila FPEy ( m,0 ) > FPE ( m,n ) maka X mempengaruhi Y dan model yang tepat untuk memprediksi Y adalah model dengan variabel bebas Y dengantime-lag yang optimal sebanyak m dan variabel bebas X dengan

time-lagoptimal sebanyak n.

(9)

Kemudian dari langkah diatas dapat ditentukan pola kausalitas Granger yang memiliki 4 pola. Untuk itu akan diformulasikan dahulu model kausalitas Granger sebagai berikut ( Gujarati, 2003; Aliman, 1998 ):

Yt=

variabel ekspor dan perumbuhan ekonomi sekarang dihubungkan dengan nilai masa lalu variabel pendapatan nasional riil dan nilai masa lalu variabel ekspor riil.

Kemudian dari hasil regesi dapat dibedakan empat kasus atau 4 pola kausalitas dari Granger ( Gujarati, 2003 ):

Undirectional Causality from X to Y, terjadi jika koefisien yang diestimasi pada nilai masa lalu X pada persamaan ( 1.3h ) adalah signifikan secara statistik atau tidak sama dengan nol dan jika koefisien yang diestimasi pada nilai masa lalu Y pada persamaan ( 1.3i ) adalah secara statistik tidak signifikan.

Undirectional Causality from Y to X, terjadi jika koefisien yang diestimasi pada nilai masa lalu Y pada persamaan ( 1.3i ) adalah signifikan secara statistic atau sama dengan nol dan jika koefisien yang diestimasi pada nilai masa lalu X pada persamaan ( 1.3h ) adalah tidak signifikan secara statistik.

(10)

Independence, terjadi jika koefisien yang diestimasi pada nilai masa lalu X dan nilai masa lalu Y adalah tidak signifikan secara statistik untuk kedua persamaan diatas.

V. HASIL ESTIMASI

5.1 Indonesia

Tabel 1.1.A Hasil Estimasi ECM Negara Indonesia

Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX

Konstanta 0.02631 Konstanta -0.01462

D-W Stat 2.10215 D-W Stat 1.91088

F-Stat 13.06791 F-Stat 6.52714

Tabel 1.1.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Indonesia Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX

Konstanta 1.30244 Konstanta -1.363621

D-W Stat 2.05366 D-W Stat 1.82258

F-Stat 915.24240 F-Stat 240.33580

Tabel 1.1.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X

FPE I FPE II FPE I FPE II

0.001352 0.001464 0.009987 0.010820

(11)

5.2 Malaysia

Tabel 1.2.A Hasil Estimasi ECM Negara Malaysia Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX

Konstanta 0.01344 Konstanta 0.00453

(2.56657) (0.32614)

DLX 0.26937 DLY 1.49077

(3.37944) (3.53006)

ECT -0.80052 ECT -0.93923

(-3.99965) (-3.26580)

R-Sqrd 0.54394 R-Sqrd 0.45911

D-W Stat 1.47115 D-W Stat 1.90565

F-Stat 10.73402 F-Stat 7.63916

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 1.63373 X2 2.33857

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 2.16117 X2 2.44821

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.2.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Malaysia

Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX

Konstanta 1.41560 Konstanta -1.60060

(2.41649) (-1.16805)

LX(-1) 0.35319 LY(-1) 0.71379

(2.58444) (1.26137)

LY(-1) 0.39175 LX(-1) 0.58729

(1.61938) (1.83718)

R-Sqrd 0.98400 R-Sqrd 0.97093

D-W Stat 1.43563 D-W Stat 1.79953

F-Stat 553.38950 F-Stat 300.62610

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 2.01256 X2 0.01879

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 5.05441 X2 6.06582

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.2.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X

FPE I FPE II FPE I FPE II

0.000598 0.000523 0.003416 0.010561

(12)

5.3 Thailand

Tabel 1.3.A Hasil Estimasi ECM Negara Thailand

Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX

Konstanta 0.04259 Konstanta 0.05293

(3.07300) (1.01921)

DLX 0.13215 DLY 1.02493

(1.87771) (1.53157)

ECT -0.10226 ECT -0.44851

(-0.76114) (-2.38984)

R-Sqrd 0.16446 R-Sqrd 0.34530

D-W Stat 1.65199 D-W Stat 2.45550

F-Stat 1.77153 F-Stat 4.74684

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 5.15521 X2 4.78482

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 9.31143 X2 9.21717

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.3.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Thailand Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX

Konstanta 0.25492 Konstanta -3.70448

(0.47146) (-1.98882)

LX(-1) -0.04548 LY(-1) 0.89193

(-0.80035) (2.31778)

LY(-1) 1.01561 LX(-1) 0.50488

(9.09170) (2.57938)

R-Sqrd 0.98217 R-Sqrd 0.94933

D-W Stat 1.63005 D-W Stat 2.36699

F-Stat 495.73440 F-Stat 168.60090

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 2.92719 X2 1.84759

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 1.53162 X2 3.74135

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.3.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X

FPE I FPE II FPE I FPE II

0.001977 0.001681 0.037637 0.027638

(13)

5.4 Singapura

Tabel 1.4.A Hasil Estimasi ECM Negara Singapura Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX

Konstanta 0.01480 Konstanta 0.02512

(1.36930) (2.30029)

DLX 0.16441 DLY 0.16000

(0.76598) (0.62146)

ECT 0.34578 ECT -0.80642

(0.90173) (-2.04282)

R-Sqrd 0.13307 R-Sqrd 0.26444

D-W Stat 1.30414 D-W Stat 1.33057

F-Stat 3.38149 F-Stat 3.23560

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 5.87096 X2 3.71187

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 5.42904 X2 9.42262

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.4.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Singapura Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX

Konstanta 0.60475 Konstanta 0.27944

(2.54383) (0.97457)

LX(-1) -0.58522 LY(-1) 0.88537

(-1.91439) (2.42596)

LY(-1) 1.49134 LX(-1) 0.09994

(4.92865) (0.27105)

R-Sqrd 0.96098 R-Sqrd 0.95063

D-W Stat 1.64733 D-W Stat 1.37373

F-Stat 221.62480 F-Stat 173.30180

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 1.35511 X2 4.19112

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 7.46243 X2 6.08457

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.4.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X

FPE I FPE II FPE I FPE II

0.002316 0.002251 0.002797 0.002429

(14)

5.5 Filipina

Tabel 1.5.A Hasil Estimasi ECM Negara Filipina Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX

Konstanta -0.00227 Konstanta 0.03269

(-0.24525) (3.45545)

DLX 0.37314 DLY 0.69991

(2.40470) (2.53643)

ECT -0.39911 ECT -0.00821

(-1.86989) (-0.08210)

R-Sqrd 0.43266 R-Sqrd 0.32270

D-W Stat 1.25113 D-W Stat 1.26813

F-Stat 6.86341 F-Stat 4.28813

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 2.70977 X2 4.17982

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 8.81108 X2 3.60157

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.5.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Filipina Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX

Konstanta 1.41351 Konstanta 1.23434

(2.41428) (1.57705)

LX(-1) 0.18996 LY(-1) -0.45280

(2.60988) (-1.48619)

LY(-1) 0.43193 LX(-1) 1.12474

(1.89525) (11.55944)

R-Sqrd 0.91903 R-Sqrd 0.98337

D-W Stat 1.09106 D-W Stat 1.08915

F-Stat 102.15620 F-Stat 532.21660

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 3.60564 X2 2.47167

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 7.46238 X2 5.13828

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.5.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X

FPE I FPE II FPE I FPE II

0.000138 0.000072 0.001907 0.001555

(15)

5.6 Brunei

Tabel 1.6.A Hasil Estimasi ECM Negara Brunei

Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX

Konstanta 0.00860 Konstanta 0.01828

(1.51708) (0.82786)

DLX -0.02747 DLY -0.28207

(-0.37026) (-0.24583)

ECT -0.33603 ECT -0.10454

(-1.46003) (-0.38960)

R-Sqrd 0.15652 R-Sqrd 0.03851

D-W Stat 1.42225 D-W Stat 1.86764

F-Stat 1.29893 F-Stat 0.28038

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 2.71059 X2 1.40238

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 8.18493 X2 2.56614

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.6.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Brunei Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX

Konstanta 0.83162 Konstanta -1.90345

(1.22728) (-0.63995)

LX(-1) 0.14871 LY(-1) 0.63335

(3.18399) (0.78713)

LY(-1) 0.64657 LX(-1) 0.85351

(3.52717) (4.16329)

R-Sqrd 0.70238 R-Sqrd 0.61410

D-W Stat 1.83470 D-W Stat 1.92889

F-Stat 16.52001 F-Stat 11.13951

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 0.14759 X2 1.36872

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 5.22165 X2 2.15744

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.6.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X

FPE I FPE II FPE I FPE II

0.000647 0.000340 0.007388 0.006096

(16)

5.7 Vietnam

Tabel 1.7.A Hasil Estimasi ECM Negara Vietnam Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX

Konstanta 0.14078 Konstanta 0.38056

(2.90660) (3.13772)

DLX -0.13455 DLY -0.09024

(-1.63667) (-0.17181)

ECT 0.00000 ECT 0.00000

(-6.39643) (0.32593)

R-Sqrd 0.69454 R-Sqrd 0.00610

D-W Stat 1.91586 D-W Stat 1.44748

F-Stat 20.46417 F-Stat 5.05528

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 1.64714 X2 2.95413

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 4.27155 X2 6.93796

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.7.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Vietnam Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX

Konstanta 4.97083 Konstanta -2.77612

(9.88065) (-2.20288)

LX(-1) 0.05161 LY(-1) 0.74129

(3.23865) (2.93801)

LY(-1) 0.06375 LX(-1) 0.75994

(0.63293) (19.03608)

R-Sqrd 0.65297 R-Sqrd 0.98394

D-W Stat 1.13992 D-W Stat 1.59667

F-Stat 16.93425 F-Stat 551.24580

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 2.41529 X2 1.11825

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 6.33538 X2 6.53719

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.7.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2

Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X

FPE I FPE II FPE I FPE II

0.000031 0.000039 0.013160 0.004865

(17)

5.8 Kamboja

Tabel 1.8.A Hasil Estimasi ECM Negara Kamboja Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX

Konstanta 0.02429 Konstanta 0.07833

(0.71596) (1.78463)

DLX 0.45839 DLY 0.94202

(3.43652) (3.58584)

ECT -0.71533 ECT -0.59977

(-2.84996) (-2.56439)

R-Sqrd 0.55452 R-Sqrd 0.52104

D-W Stat 1.39445 D-W Stat 1.93760

F-Stat 8.71330 F-Stat 7.61507

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 1.93678 X2 0.56152

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 2.23336 X2 7.61487

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.8.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Kamboja Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX

Konstanta 1.48062 Konstanta 0.18410

(3.35503) (0.35300)

LX(-1) 0.27269 LY(-1) 0.27694

(1.79796) (0.98839)

LY(-1) 0.41161 LX(-1) 0.65711

(1.73605) (3.66630)

R-Sqrd 0.96799 R-Sqrd 0.98134

D-W Stat 0.91979 D-W Stat 2.46829

F-Stat 211.66360 F-Stat 368.09410

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 5.30389 X2 1.97246

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 8.17301 X2 5.96557

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.8.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X

FPE I FPE II FPE I FPE II

0.007716 0.007663 0.006843 0.003263

(18)

5.9 Laos

Tabel 1.9.A Hasil Estimasi ECM Negara Laos

Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX

Konstanta 0.03877 Konstanta -0.04838

(2.58256) (-1.42078)

DLX -0.04823 DLY 0.00242

(-0.44785) (0.00628)

ECT -0.46831 ECT -0.17940

(-4.04163) (-1.45691)

R-Sqrd 0.48318 R-Sqrd 0.21815

D-W Stat 1.67135 D-W Stat 1.78568

F-Stat 8.41401 F-Stat 5.20585

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 5.86178 X2 5.45607

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 7.43394 X2 9.01841

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.9.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Laos Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX

Konstanta 3.53194 Konstanta 2.57647

(4.21974) (1.32927)

LX(-1) -0.10927 LY(-1) -0.29886

(-2.18791) (-1.25526)

LY(-1) 0.54611 LX(-1) 0.82033

(5.31163) (7.09282)

R-Sqrd 0.87087 R-Sqrd 0.89694

D-W Stat 0.73574 D-W Stat 0.87588

F-Stat 60.69941 F-Stat 78.33021

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 5.09212 X2 5.71353

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 9.07064 X2 9.29227

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.9.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X

FPE I FPE II FPE I FPE II

0.000112 0.000048 0.019004 0.016003

(19)

5.10 Myanmar

Tabel 1.10.A Hasil Estimasi ECM Negara Myanmar Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX

Konstanta 0.02035 Konstanta -0.04572

(2.57486) (-1.88480)

DLX 0.01962 DLY -0.23090

(0.25262) (-0.31625)

ECT 0.00000 ECT 0.00000

(-0.32039) (-1.45932)

R-Sqrd 0.00938 R-Sqrd 0.10914

D-W Stat 1.07470 D-W Stat 1.97037

F-Stat 0.08525 F-Stat 1.10254

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 5.92500 X2 1.51977

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 4.78088 X2 7.66131

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.10.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Myanmar Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX

Konstanta 0.44216 Konstanta 1.81596

(0.91093) (1.25979)

LX(-1) -0.05172 LY(-1) -0.17193

(-1.67596) (-0.95700)

LY(-1) 0.96773 LX(-1) 0.81492

(15.99713) (8.89204)

R-Sqrd 0.97440 R-Sqrd 0.92194

D-W Stat 1.21668 D-W Stat 2.06911

F-Stat 342.58430 F-Stat 106.29270

Uji Diagnosis Uji Diagnosis

Otokorelasi Otokorelasi

X2 2.41333 X2 1.72878

Heterokedastisitas Heterokedastisitas

X2 7.48953 X2 4.65498

Sumber: Data Diolah

Tabel 1.10.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X

FPE I FPE II FPE I FPE II

0.000939 0.000933 0.008349 0.005461

(20)

VI. PEMBAHASAN

Dari uraian diatas, telah diuraikan alat analisis dan hasil dari penelitian ini, selanjutnya akan dibahas hasil analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini.

1. Penelitian ini mencoba untuk mengurai pola kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan kointegrasi dan mekanisme koreksi kesalahan serta kausalitas Granger yang dipadukan dengan FPE. Hasil studi empiris yang dilakukan diharapkan dapat menjawab teka-teki hubungan kausalitas pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara ASEAN. Dimana terdapat 4 pola hubungan yakni export led growth, export reducing growth, internally generating export, dangrowth reducing export.

2. Dengan menggunakan pendekatan kointegrasi dan mekanisme koreksi kesalahan maka dapat diketahui pola hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara ASEAN sebagai berikut:

Tabel 2.1 Pola Hubungan dengan ECM

Negara Pola Hubungan

UC X to Y UC Y to X F C or B C IC

1 2 3 4 5

Indonesia x x v x

Malaysia x x v x

Thailand x x x v

Singapura x x x v

Filipina v x x x

Brunei x x x v

Vietnam x x x v

Kamboja x x x v

Laos x x x v

Myanmar x x x v

Sumber: Data Diolah

Keterangan :

UC X to Y : Undirectional Causality from X to Y FC or BC: Feedback Causality or Bilateral Causality

UC Y to X : Undirectional Causality from Y to X IC : Independece Causality

(21)

Tabel 2.2 Hubungan Kausalitas dipadu Kausalitas Granger dan FPE

Negara Hubungan Kausalitas Hipotesis

UC X to Y UC Y to X F C orB C IC ELD ERD IGE GRE

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Indonesia v x x x v x x x

Malaysia v x x x v x x x

Thailand x x x x x x x x

Singapura v x x x v x x x

Filipina v x x x v x x x

Brunei v x x v v x x x

Vietnam v x x x v x x x

Kamboja x v x x x x v x

Laos v x x x x v x x

Myanmar v x x x x v x x

Sumber: Data Diolah

Keterangan:

UC X to Y : Undirectional Causality from X to Y FC or BC: Feedback Causality or Bilateral Causality

UC Y to X : Undirectional Causality from Y to X IC : Independece Causality

ELD : Export Led Growth IGE : Internally Generated Export

ERD : Export Reducing Growth GRE : Growth Reducing Export

VII. PENUTUP

Dalam bagian ini akan disajikan beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya. Dari kesimpulan ini penulis berusaha memberikan saran sehubungan dengan permasalahan yang dikemukakan. Sehingga hal tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang bersangkutan.

1. Berdasarkan hasil studi terlihat bahwa sektor ekspor merupakan salah satu ukuran dalam memandang perekonomian nasional suatu negara dalam menopang pembangunan ekonomi. Potensi kegiatan ekspor dapat terus tumbuh dan ditingkatkan. Karena kegiatan berdagang masih cukup dominan dan menjadi andalan oleh negara tersebut walaupun tingkat efektivitasnya berbeda. Oleh karenanya perlu dipikirkan strategi kebijakan ekspor yang berkesinambungan yang sesuai dengan tujuan nasional pembangunan ekonomi masing-masing negara.

(22)

bersangkutan tidak menjadi bulan-bulanan bagi eksportir negara yang baik daya saingnya.

3. Munculnya konsep ASEAN Economy Community ( AEC ) harus menjadi perhatian bagi kelima negara karena diharapkan dapat menjadi pendorong penyatuan negara dikawasan sebagai proses integrasi menyeluruh ke dalam lingkup komunitas ASEAN. Dimana konsep ini membuat kedaulatan masing-masing negara berkurang karena diserahkan pada institusi berwenang yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu perlu ada kemauan politik tiap negara untuk melakukan hal itu.

4. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki fasilitas perdagangan yang masih lemah sebagai jargon Road map komunitas ASEAN dalam arti upaya untuk membagi kesejahteraan di kawasan. Karena fasilitas ini diharapkan dapat memperlancar arus barang dan jasa sehingga dapat mengurangi biaya tinggi serta meningkatkan efisiensi.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Modul Ekonometrika bagi Pengajar Bidang Ekonomi di Perguruan Tinggi. Laboratorium Ekonomi Kampus UI Depok, 13–16 Desember 2006.

Ariff, M and H. Hill.Industrialisasi di ASEAN. Jakarta: LP3ES, 1990.

Aliman. Kausalitas Antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 16 No 2 2001.

---. Model Autoregresif Analisis Kausalitas Antara Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Pendapatan Nasional: Studi Kasus Indonesia-Thailand. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 13 No 4 1998.

Basri, Faisal. Perekonomian Indonesia Menjelang Abad XX. Jakarta: Erlangga, 1994.

Dumairy.Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1997.

Far Alei, Mozhgan. The Relationship between Export and Economic Growth, assesing the evidence from Iran ( 1959 1999 ). Institute for International Energy Studies. Tehran: Iran, 1999.

Gujarati, Damodar.Basic Econometrics Fourth Edition. Mc Graw Hill, 2003.

Ibrahim, Izani. On Exports and Economic Growth. Jurnal Pengurusan 21 hal 3–18, 2002.

Insukindro. Pemilihan Model Ekonomi Empirik Dengan Pendekatan Koreksi Kesalahan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 14 No 1 1999.

Krugman, Paul. R and Maurice Obstfield.International Economics Theory and Policy. Terjemahan oleh Faisal H. Basri, PAU-Ekonomi UI dan New York, 1992.

Lindert, Peter H. dan Charles P. Kindleberger. Ekonomi Internasional. Jakarta: Erlangga, 1991.

(23)

Siregar, Masjidin. Kausalitas Antara Ekspor dan PDB di Indonesia, 1971 1997. Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol XLVII Nomor 3, 1999.

Thomas, R.L. Introduction Econometrics: Theory and Aplications. Longman Group UK Limited, 1993.

Todaro, Michael P.Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1997.

Salvatore, Dominick.Ekonomi Internasional. Jakarta: Erlangga, 1997.

Todaro, Michael P. Pembangunan di Negara Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1994.

Gambar

Tabel 1.1.A Hasil Estimasi ECM Negara Indonesia
Tabel 1.2.A Hasil Estimasi ECM Negara Malaysia
Tabel 1.3.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Thailand
Tabel 1.4.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Singapura
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum melakuan perhitungan kelayakan investasi pembelian forklift dan trolley , terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap biaya investasi yang harus

Sesuai dengan metode penelitian, inferensi atau pemaknaan nilai-nilai pendidikan karakter dalam Serat Wedhatama dikelompokkan ke dalam unit-unit tematik, yang dikonstruk

Hasil panalungtikan ngeunaan ulikan semiotik mah geus aya saperti “Simbol jeung Ma’na nu Nyampak dina Tradisi Nikah di Desa Cigugur Kacamatan Parongpong Kabupaten

Koloni semut yang sudah terdistribusi ke sejumlah atau setiap titik, akan mulai melakukan perjalanan dari titik pertama, masing-masing sebagai titik asal dan salah satu

Naskah karya sastra yang dikirimkan juga menyertakan dokumen tambahan antara lain berupa scan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Scan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)/Surat

Sebaliknya individu yang memiliki tingkat pe- ngetahuan tentang agama yang rendah akan melakukan perilaku seks bebas tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sehingga

Maka permasalahan yang diteliti dibatasi sesuai dengan rumusan masalah yang dibahas yaitu mengenai pelanggaran terhadap asas hukum diplomatik dalam kasus penolakan

Manfaat-manfaat tersebut meliputi adanya alur tukar- menukar informasi mengenai IMS, HIV/AIDS dan cara-cara untuk meminimalisir faktor-faktor risiko yang ada tanpa harus merasa