• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Pendidikan Akhlak pada Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Implementasi Pendidikan Akhlak pada Anak"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Ahmad Luviadi

Abstrak

Berdasarkan hasil pra survey di lapangan menunjukkan bahwa, masih banyak anak yang tidak menerapkan akhlak yang terpuji seperti : kurangnya rasa tanggung jawab terhadap pribadinya, tidak berani dalam melakukan kebaikan, malas dalam mempelajari kajian-kajian ilmu agama, malas dalam melakukan ibadah, kurang sopan-santun terhadap orang tua, kurangnya ramah-tamah kepada sesama teman dan terkadang masih melakukan pelanggaran

Berdasarkan kondisi itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut permasalahan tersebut. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : "Bagaimana Implementasi Pendidikan Akhlak Pada Anak Dalam Keluarga Di Desa Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat?". Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan implementasi pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga di desa Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah kepala keluarga degan jumalh sampel 10 orang dan anak-anak remaja dengan jumlah sampel 11 anak di desa Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat. Adapun metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat proses pengumpulan data berlangsung. Teknik analisis data yang dikemukakan mencakup tiga kegiatan, yaitu : reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

(2)

rajin ibadah. Indikasi di atas sesuai dengan hasil observasi dan interview yang dilakukan pada saat penelitian.

Kata Kunci : Anak Dalam Keluarga, Implementasi Pendidikan Akhlak

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidik dalam pendidikan Islam adalah setiap orang dewasa yang karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya dan orang lain.1 Tujuan pendidikan identik dengan tujuan hidup. Secara umum dalam Al-Qur’an dinyatakan :

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S adz-Dzariyat ayat 56).2

Islam sebagai agama memuat seperangkat nilai yang menjadi acuan pemeluknya dalam berperilaku. Aktualisasi nilai yang benar dalam bentuk perilaku akan berimplikasi pada kehidupan yang positif, pahala dan surga, sedangkan praktik nilai yang salah akan berimplikasi pada kehidupan yang negatif, dosa dan neraka.3

Proses pendidikan sudah dimulai semenjak anak dalam kandungan yaitu masa perkembangan anak sebelum lahir dan masih berada dalam kandungan ibu. Masa ini dimulai semenjak

1

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), h.102

2

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Asy-Syifa’, 1999), h.862

3

(3)

periode konsepsi (pertemuan antara sperma dan ovum), proses ini berkembang sampai anak itu lahir ke dunia yang memakan waktu lebih kurang sembilan bulan.4

Akhlak adalah suatu istilah tentang bentuk batin yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat (bertingkah laku), bukan karena suatu pemikiran dan bukan pula karena suatu pertimbangan.5 Menurut pendapat yang lain mendefinisikan khuluq/akhlak adalah “suatu kondisi jiwa yang menyebabkan suatu aktivitas dengan tanpa dipikirkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu.6

Pengajaran Akhlak berarti pengajaran tentang bentuk batin seseorang yang kelihatan pada tindak-tanduknya (tingkah lakunya). Dalam pelaksanaannya, pengajaran ini bebari proses kegiatan belajar-mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar berakhlak baik. Artinya orang atau anak memiliki bentuk batin yang baik menurut ukuran nilai ajaran Islam; dan bentuk batin ini hendaknya kelihatan dalam tindak-tanduknya sehari-hari. Dalam bentuk yang sederhana ini dapat dikatakan berkahlak baik terpuji menurut ajaran agama Islam.7

Langkah pertama untuk pembentukan manusia adalah keluarga. Keluarga merupakan pondasi pertama pendidikan. Keluarga menjadi tempat untuk membina seseorang. Karena

4

Ibid, h.143

5

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 68

6

Ramayulis, Op.Cit., h.511

7

(4)

itulah, metode yang harus ditempuh dalam pendidikan moral dalam Islam harus dimulai sejak dini. Ketika seorang anak beralih dari fase lingkungan keluarga ke fase lingkungan pendidikan di sekolah, pada saat itulah pengaruh-pengaruh sekolah dan masyarakat yang lebih luas mulai efektif berlaku dalam mengembangkan kepribadiannya dan membentuk sistemnya yang bersifat moral maupun sosial. Untuk menciptakan manusia yang berakhlak mulia, Islam mengajarkan bahwa pembinaan jiwa haruslah didahulukan dari pada pembinaan pada aspek-aspek lain karena dari jiwa yang baik akan lahir perbuatan-perbuatan baik yang pada gilirannya akan membuahkan kebaikan dan kebahagian pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin.8

Hubungan antara orang tua dan anak ikut memainkan peranan penting dalam membentuk kepribadian anak, sehingga bisa dijadikan tolok ukur yang menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu tingkah laku. Karena itulah, ilmu kesehatan jiwa sangat antusias memperhatikan hal-hal yang secara lahiriah kelihatannya sepele tetapi sebenarnya ia dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak. Setiap orang mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap keluarganya sebagaimana Allah S.W.T. berfirman di dalam al-Qur’an. Firman Allah S.W.T :

8

Asmaran A.S, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : Raja Grafindo

(5)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S at-Tahrim ayat 6).9

Berdasarkan firman Allah S.W.T. di atas, dapat dipahami bahwa orang tua mempunyai peran yang besar dalam membina dan mendidik anak-anaknya agar bermental yang baik, sehingga terhindar dari perbuatan yang dapat menjerumuskan ke dalam siksa api neraka. Ayat ini juga menjelaskan akan tanggung jawab orang tua untuk mengasuh dan membina anak-anaknya agar kelak menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohaninya. Untuk memiliki jiwa yang sehat orang tua harus mengasuh dan mendidik anaknya dengan cara yang baik dan benar, maka tidak akan terjadi apa yang dikenal dengan sakit mental.

Ayat di atas menjelaskan bahwa Rasulallah S.A.W., adalah sebagai gambaran tolok ukur dalam pembinaan akhlak yang mulia sekaligus sebagai panutan bagi umat Islam yang selalu mengharapkan rahmat Allah S.W.T., adapun yang termasuk akhlak mulia seperti: murah senyum, dermawan, bersikap sopan terhadap sesama, saling tolong-menolong kepada sesama manusia, menyanyangi hewan, menyanyangi yang lebih muda, menghormati kepada yang lebih tua, dan mematuhi segala peraturan. Seseorang yang memiliki akhlak mulia maka, ia akan memberikan kebaikan-kebaikan terhadap orang

9

(6)

lain. Bahkan, segala aktivitasnya akan ditiru oleh orang yang melihatnya. Beberapa akhlak yang wajib diperhatikan dan diterapkan oleh para orangtua dan pendidik di dalam mendidik anak-anak adalah membiasakan mereka untuk berkahlak baik, sopan santun, dan bergaul bersama dengan orang lain.10

Al-Qur’an adalah pondasi agama dan sumber ilmu-ilmu Islam, al-Qur’an merupakan pedoman hidup untuk manusia, maka keluarga (orangtua) bertanggung jawab dalam mengajarkan kepada anak tentang urusan-urusan agama Islam. Adapun implementasi bentuk pendidikan akhlak pada anak yang dilaksanakan dalam keluarga yaitu sebagai berikut:

1. Pendidikan dengan keteladanan 2. Pendidikan dengan ibadah lapangan menunjukkan bahwa kondisi pendidikan akhlak anak dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari hasil angket pra survey sebagai berikut:

10

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah Al-Aulad fi A l-Islam, (Jakarta : Pustaka Azzam, 1995), h. 221

11

Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qathani, Al-Hadyu An-Nabawi fi Tarbiyah

Al-Aulad fi Dhau’ Al-Qur’an wa As-Sunnah, Terjemahan Muhammad

(7)

Tabel 1.

Kondisi Pendidikan Akhlak Pada Anak di Desa Walur

Sumber: Angket pra survey tanggal 15 Juni 2015

Berdasarkan pada tabel tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa dilihat dari segi kondisi kepribadian anaknya ternyata masih kurang terbentuk secara maksimal karena ternyata diantara anak-anak tersebut belum sepenuhnya tumbuh kesadaran untuk menaati dan mematuhi keseluruhan kewajibannya dengan baik sehingga hal ini perlu untuk dicari penyebabnya.

Berdasarkan kondisi di atas, bahwa perlu adanya implementasi pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga di Desa Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.

N o .

Bentuk Kepribadian Anak Selalu

Kadang-kadang

Tidak Pernah

Jml h

1 Pembentukan dengan keteladanan seperti; menerapkan sikap jujur, rajin

3 8 9 20

2 Pembentukan dengan pembiasaan seperti shalat, mengaji

6 6 8 20

3 Pembentukan dengan nasehat misalnya mematuhi nasehat orang

5 Pembentukan dengan hukuman yaitu hukuman bagi anak yang meremehkan shalatnya.

5 4 11 20

Presentase 22% 37% 44% 100

(8)

Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut permasalahan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang penulis rumuskan adalah sebagai berikut "Bagaimana Implementasi Pendidikan Akhlak Pada Anak Dalam Keluarga Di Desa Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat?".

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Implementasi Pendidikan Akhlak Pada Anak Dalam Keluarga di Desa Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.

2. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Kegunaan secara teoritis

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada pengembangan keilmuwan, terutama dalam bidang pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga.

(9)

tentang implementasi pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga.

c) Sebagai bahan informasi aktual tentang masalah-masalah kependidikan khususnya yang berkaitan dengan akhlak

2) Kegunaan secara praktis

a) Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran atau pedoman dalam melakukan pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga. b) Kampus Fakultas Pendidikan Agama Islam, hasil

penelitian ini dapat di manfaatkan oleh Universitas Muhammadiyah Lampung sebagai masukan dan sumbangan pemikiran untuk tercapainya tujuan pendidikan agama Islam.

c) Masyarakat, Penelitian ini diharapakan dapat berguna untuk masyarakat sebagai masukan agar lebih memperhatikan pendidikan akhlak terhadap anak sehingga apa yang direncanakan dan diharapkan dapat berjalan sesuai tujuan.

D. Kerangka Pemikiran

Adapun bentuk pendidikan akhlak pada anak yang dilaksanakan dalam keluarga yaitu sebagai berikut:

(10)

5. Pendidikan dengan sanksi.12

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang implementasi pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga di Desa Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat dari skema kerangka pemikiran berikut ini :

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

12

Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qathani, Loc.Cit

1. Anak menerapkan sikap jujur, rajin dan berani 2. Anak rajin shalat,

mengaji dan belajar 3. Anak mematuhi nasehat

orang tua

4. Anak bersikap dewasa dan belajar

bertanggung jawab 5. Anak bersikap disiplin Implementasi Pendidikan Akhlak Pada

Anak Dalam Keluarga

(11)

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang dirancang untuk memperoleh imformasi tentang setatus suatu gejala saat penelitian dilakukan.13 Dengan pendekatan deskriptif, analisis data yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar atau prilaku), dan tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan dengan memberikan paparan atau penggambaran mengenai situasi atau kondisi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.14

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Apabila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.15

13

Fuchan A. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 447

14

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet 2, h. 39

15

(12)

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Metode Interview

Metode interview yang peneliti gunakan adalah interview yang direncanakan maksudnya adalah hal-hal yang ditanyakan pada responden terbatas pada data-data yang berkaitan berkaitan dengan implementasi pendidikan akhlak anak dalam keluarga. Metode ini penulis gunakan untuk mewawancarai langsung kepala keluarga dan anak-anak mengenai implementasi pendidikan akhlak anak dalam keluarga di Desa Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.

b. Metode Observasi

(13)

ini digunakan untuk mengetahui lebih dekat objek yang diteliti atau melakukan penelitian langsung terhadap lokasi penelitian.

c. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data tentang objek penelitian yang didokumentasikan oleh pemerintah desa. Disamping itu metode ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan kondisi obyektif desa Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat seperti sejarah berdirinya, jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga, jumlah anak-anak yang berusia antara 13-21 tahun.

4. Teknik Analisis Data a. Reduksi data

b. Penyajian data

c. Kesimpulan dan verifikasi F. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap kepala keluarga dan anak remaja tentang implementasi pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga di desa Walur, maka selanjutnya penulis melakukan analisis data sebagai berikut :

1. Pendidikan dengan Keteladanan

(14)

diberikan kepada mereka yaitu dengan berkata yang lemah lembut, menjalankan ibadah terutama shalat lima waktu baik di rumah maupun di Masjid, dengan begitu mereka tanpa disuruhpun anak-anak mereka akan mengikuti apa yang dilakukan orang tua mereka.

Selain di atas, ketika menjelang waktu shalat tiba orang tua langsung mematikan TV, kemudian mengambil air wudhu untuk menjalankan shalat wajib, dengan begitu anak-anak mereka akan mengikuti apa yang dilakukan oleh kepala keluarga, terkadang anak-anak tanpa disuruhpun mengambil perlengkapan shalat untuk pergi ke Masjid di saat adzan dikumandangkan. Pada saat adzan Magrib dikumandangkan tampak anak-anak di Desa Walur beramai-ramai menuju ke Masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah. Begitu pula setelah selesai shalat mereka langsung mengaji di rumah pak Ustad yang berda di kampung tersebut.

2. Pendidikan dengan Ibadah

(15)

mengajak anak-anaknya untuk melaksanakan ibadah, baik itu ibadah wajib maupun ibadah sunah, ketika menjelang waktu shalat orang tua mereka menyuruh anak-anaknya untuk segera beribadah shalat, ketika bulan puasa begitu juga, orang tua mereka menyuruh anak-anaknya untuk menjalankan ibadah puasa, shalat tarawih dan sebagainya.

Dari hasil observasi diperoleh data bahwa anak-anak di Desa Walur setiap jam empat sore mereka mengaji di TPQ yang berada di Desa tersebut. Disana mereka belajar al-Qur’an, belajar fiqh, akhlak dan lain sebagainya. Kegiatan mengaji di TPQ juga diteruskan setelah Maghrib.

3. Pendidikan dengan Nasehat

(16)

diberikan biasanya berupa nasehat untuk berbakti kepaga orang tua, guru serta berpegang teguh dengan ajaran al-Qur’an dan Hadist.

Kedua pernyataan di atas juga didukung dari hasil wawancara dengan Suryani dan Dwi Qomalasari yang mengemukakan bahwa: ketika mereka diajar oleh Pak Ustad Zamroni mereka diberikan nasehat-nasehat agar anak-anak menjadi anak yang solehah, begitu juga orang tua mereka selalu memberikan nasehat agar anak-anak mereka, rajin ibadah, rajin belajar dan sebagainya.

4. Pendidikan dengan Pengawasan

Orang tua mereka selalu mengawasi kegiatannya,

(17)

saat sudah malam, Firmasyah disuruh berada di dalam rumah untuk mengerjakan PR maupun belajar.

Pendidikan dengan pengawasan seorang ayah mengawasi anak-anaknya dalam sesmua sisi dan pada seluruh tingkah laku mereka. Harus ada pengawasan. Ayah meluruskan tingkah laku yang bengkok dengan yang bijak. Berdasarkan kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa, implementasi pendidikan akhlak anak dalam keluarga dilakukan bukan hanya di rumah saja, akan tetapi di luar rumah pun tetap dilakukan.

5. Pendidikan dengan Sanksi

Orang tua memberikan hukuman kepada anaknya apabila melakukan kesalahan, orang tuanya menyuruh anaknya membersihkan seluruh halaman rumah. Hal ini sesuai hasil dari wawancara dengan Ibu Asih yang menyatakan bahwa anak yang melakukan kesalahan maka diberikan sanksi dengan pukulan yang tidak keras dengan tujuan agar mereka tidak mengulangi kesalahan itu lagi.

(18)

pintas. Berbeda dengan motivasi semisal memberi hadiah dan pujian, hukuman lebih bersifat sebagai tekanan bahkan cenderung terkesan paksaan. Dengan hukuman, orang tua mengharap anak didiknya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.

G. Simpulan dan Saran

Simpulan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Pendidikan dengan keteladanan, dalam hal ini orang tua telah memberikan pendidikan akhlak kepada anak-anaknya melalui keteladanan sehingga anak mereka memiliki sikap berani, sopan, ramah dan bertanggung jawab.

2. Pendidikan dengan ibadah, orang tua mengajarkan praktek ibadah terhadap anaknya seperti shalat, mengajarkan mengaji agar fasih dalam membaca al-Qur’an.

(19)

4. Pendidikan dengan pengawasan, orang tua mengawasi pergaulan anak-anaknya baik di rumah maupun di luar rumah.

5. Pendidikan dengan sanksi, orang tua memberikan sanksi bagi anak yang melakukan kesalahan.

Berdasarkan hasil dan simpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada pihak keluarga agar dapat lebih memberikan perhatian serta meluangkan waktu terutama dalam hal pendidikan akhlak anak-anaknya.

2. Diharapkan kepada anak-anak agar dapat mengindari hal-hal yang menyebabkan rendahnya nilai akhlak, dengan cara menerapkan pendidikan yang diberikan oleh orang tua mereka maupun para pemuka agama.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Jakarta: Pustaka Azzam, 1995

Abuddin Nata , Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009

, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Wali Pers, 2009 Agus Pahrudin, Pedoman Penulisan Skripsi, Bandar Lampung:

Universitas Muhammadiyah Lampung, 2009

Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994

Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Sholeh, Bandung: Mizan, 1998

Baihaqi, A.K., Mendidik Anak dalam Kandungan Menurut Ajaran Paedagogis Islami, Jakarta: Darul Ulum Press, 2001

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2008

Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara 1997

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: Asy-Syifa’, 1999

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010

(21)

Hary Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999

Imam Ahmad, Musnad Imam Ahmad bin Hambal Jilid I, Beirut: Maktabah Islami, 1978

Jalaluddin, Mempersiapkan Anak Shaleh (Telaah Pendidikan Terhadap Sunnah Rasul Allah SWT.), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000

, Teologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001

Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2004

Khalid Bin Ali Al-Musyaiqih, Buku Pintar Ibadah, Klaten: Wafa Press, 2013

M. Nashiruddin Al Albani, Ringkasan Shahih Muslim, Jakarta: Pustaka Azzam, 2002

Mahmud Mahdi Al-Istambuli, Kado Perkawinan, Jakarta: Pustaka Azzam, 2005

Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan

Pengajaran, Jakarta: Hida Karya Agung, 1996 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005

Moh. Slamet Untung, Menelusuri Metode Pendidikan ala Rasulullah, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2007

Muhammad Ali Qutb, Sang Anak Dalam Naungan Pendidikan Islam, Bandung: Diponegoro, t.th

(22)

Mustofa, Akhak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 1997

Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : Rekeserasen, 2000

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2007

Nurhasanah Namin, Lima Kesalahan Fatal Keluarga Islam Mendidik Anak, Jakarta: Niaga Swadaya, 2015 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2013 Roli Abdul Rahman, M Khamzah, Menjaga Aqidah dan Akhlak,

(Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005

Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qathani, Panduan Lengkap Tarbiyatul Aulad, Solo: Zamzam, 2013

Shodiq Ihsan, Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D, Bandung: Penerbit Alfabeta, 2007

Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998

Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004

(23)

Syakir Jamaluddin, Shalat Sesuai Tuntunan Nabi SAW., Yogyakarta: LPPI UMY, 2009

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1999

, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Gambar

Tabel 1. Kondisi Pendidikan Akhlak Pada Anak di Desa Walur

Referensi

Dokumen terkait

Environmental Protection Agency (EPA) pokreće program „Alternativni sintetički pravac za sprječavanje onečišćenja“ kojim se željelo ukazati na opasnost upotrebe

Akhirnya, pada tahun 1975 (dalam Soematri, 2015 : 42-46) mendefinisikan pencak silat merupakan hasil suatu kebiasaan budaya manusia Indonesia dalam membela diri,

 Jika anda ingin memindahkan item tersebut ke dalam Program atau menu bagian dari Start Menu, gerakan item tersebut dari Start menu ke Program Menu atau menu bagian

Rina Yanti NIM: 1401160353 Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin (2018) dengan judul “ Penerapan Akuntansi Syariah PSAK 105 Produk

Sesuai dengan hal tersebut, maka pengumpulan data diupayakan melalui pegumpulan dan penginventarisasikan buku-buku, surat kabar, majalah-majalah,catatan- catatan untuk

o Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan. o Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta

Oracle VM VirtualBox merupakan salah satu aplikasi virtual yang dapat dipakai untuk melakukan instalasi system operasi aplikasi virtual yang dapat dipakai untuk

Strategic group yang terbentuk dari sebuah industri tidak sama dengan segmen pasar atau strategi segmentasi melainkan berdasar pada konsepsi yang lebih luas dari