• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN ( 2 )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN ( 2 )"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Ia tidak hanya berfungsi memberi penerangan bagi kita terutama di malam hari, tapi banyak masyarakat yang menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti memasak nasi menggunakan rice cooker, menyimpan dan mengawetkan makanan dengan kulkas. Artinya, listrik sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat, atau setidaknya menjadi jembatan pemenuhan kebutuhan primer hidup.

Demikian juga untuk menggerakkan sektor produksi dalam negeri, listrik memegang peranan sangat penting disamping faktor produksi lainnya.Artinya, kondisi listrik, termasuk tarifnya akan berpengaruh terhadap kondisi riil masyarakat, terutama persoalan harga barang. Maka, kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) bias dipastikan memicu inflasi. Hal ini pada mulanya akan ditandai dengan naiknya harga kebutuhan pokok masyarakat sebagai akibat naiknya harga salah satu faktor produksi, yaitu listrik. Kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif dasar listrik dan tarif dasar telepon dan disusul pula dengan harga bahan bakar minyak (BBM) yang tinggi mengakibatkan masyarakat semakin terbebani. Oleh karena itu listrik tidak dapat dipisahkan dari sebagian besar kehidupan manusia.

II. Rumusan Masalah

II.1Bagaimana peran listrik bagi masyarakat ? II.2Apa alasan pemerintah menaikan tarik listrik?

(2)

II.4Bagaimana dampak keputusan pemerintah atas kenaikan listrik terhadap semua aspek dalam kehidupan masyarakat ?

III. Tujuan Penulisan

III.1 Mengetahui peran listrik bagi masyarakat.

III.2 Mengetahui alasan pemerintah menaikan tarik listrik.

III.3 Mengetahui tindakan apa saja dalam pengambilan keputusan atas naikknya tarif listrik.

III.4 Mengetahui dampak yang diterima masyarakat atas naikknya tarif listrik .

IV. Manfaat Penulisan

Untuk menambah wawasan pembaca dalam pengambilan keputusan baik dalam instasi maupun personal dalam menghadapi suatu masalah publik maupun internal, dan mengerti proses pengambilan keputusan secara matang agar masalah yang dihadapi dengan keputusan yang dibuat selaras.

V. Metodologi Penulisan

Untuk mempermudah dan membantu kelancaran penulisan yang dilaksanakan, maka penulis menggunakan metode kepustakaan, yakni: V.1Penulis mencari berbagai referensi buku sebagai sumber penulis untuk

membuat makalah ini.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PERAN LISTRIK BAGI MASYARAKAT

Di era globalisasi ini, kebutuhan akan sumber daya listrik sudah menjadi kebutuhan primer bagi setiap manusia di seluruh dunia. Di samping kebutuhan primer lainnya, listrik sesungguhnya memiliki peranan yang sangat penting dalam menggerakkan setiap aktifitas manusia, terutama dalam menggerakkan roda perekonomian dunia. Tanpa adanya sumber energi listrik, kita tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kehidupan manusia di masa kini dan mendatang.

Hampir semua kegiatan manusia di era modern ini, membutuhkan energi listrik. Mulai dari kegiatan perkantoran, pertokoan, pabrik/industri (skala kecil maupun besar), Mall, rumah tangga, bahkan aktifitas peribadatan pun memerlukan tenaga listrik. Sedemikian vitalnya energi yang satu ini, hingga manusia berusaha membangun pembangkit-pembangkit tenaga listrik dalam skala ukuran dan macam untuk memenuhi kebutuhan energi listrik mereka.

(4)

memiliki pesawat televisi sumber listriknya berasal dari aki mobil. Jika aki sudah habis harus di charge ke kota.

Listrik mulai masuk desaku sekitar tahun 1975 an. Setelah ada program listrik masuk desa keadaan kampung mulai berubah. Selain jalan dan rumah sudah terang benderang maka penduduk sudah mulai membeli aneka perlengkapan rumah tangga. Kini sudah banyak penduduk kampung yang memiliki kulkas, kipas angin, radio,compo, tape recorder, televisi, setrikaan, alat penanak nasi (magic jar), dispenser, dan sebagainya. Hidup terasa menjadi semakin mudah dan indah. Untuk menyeterika misalnya,kami tak perlu lagi bersusah payah menyalakan arang karena sudah tersedia setrika listrik. Demikian pula jika akan menank nasi, kaum wanita tidak lagi harus membeli dan menyalakan kayu bakar karena sudah ada magic jar.Jika ingin minum es teh kami pun tak harus membeli es balok karena kulkas sudah bisa memproduksi es batu. Memang pada awal listrik masuk desa distributor alat listrik masih belum terlalu banyak sehingga kami harus berbelanja kebutuhan tersebut di kota. Tetapi keadaan sudah semakin membaik.

(5)

2.2 ALASAN PEMERINTAH MENAIKKAN TARIF LISTRIK Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan mulai menaikkan tarif dasar Listrik (TDL) secara bertahap untuk enam golongan pelanggan. Salah satu golongan yang terkena kenaikan TDL adalah golongan rumah tangga R1 yang berkapasitas 1300 Volt Ampere (VA). Saat ini ada 11,36 % atau sekitar 6.518.373 pelanggan R1 yang harus bersiap mengalami kenaikan TDL yang dimulai 1 Juli 2014 pukul 00.00. Pekan lalu pemerintah sepakat menaikkan TDL enam golongan yaitu golongan I3 non-go publik (11,57% pelanggan), golongan R2 yang berkapasitas 3500-5000 VA (5,7% pelanggan), Golongan P2 yang berkapasitas lebih dari 200 kilo vott ampere(Kva) (5,36% pelanggan), golongan R1 yang berkapasitas 2200 VA (10,43 % pelanggan), golongan P3 (10,69% pelanggan) dan golongan R1 yang berkapasitas 1300 (11,36% pelanggan). Alasan pemerintah menaikkan tarif listrik:

1. Kenaikan yang sudah disetujui DPR ini bertujuan untuk mengurangi beban subsidi, di mana alokasi subsidi listrik tahun 2013 sebesar Rp 79,63triliun.

2. Kenaikan listrik juga untuk meningkatkan tingkat listrik di daerah yang belum tersentuh dan meningkatkan pasokan energi.

3. Subsidi listrik dinilai lebih banyak dinikmati orang-orang yang memiliki rumah besar.

4. Ada sekitar 3 juta pelanggan baru yang harus dipenuhi PLN tahun ini sehingga subsisi akan membengkak lebih besar lagi jika tarif tidak naik.

(6)

2.3 TINDAKAN PEMERINTAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ATAS NAIKNYA TARIF LISTRIK

Kebijakan deregulasi dan debirokratisasi perlu lebih ditajamkan hingga menyentuh pada persoalan mendesak. Disamping itu, percepatan restrukturisasi sektor perbankan mutlak dilakukan guna mendukung bergeraknya sektor riil. Dengan demikian, dampak negatif kenaikan TDL pada perekonomian dapat direduksi dengan jalan penciptaan iklim usaha yang lebih favourable.

Hal yang perlu mendapat perhatian juga adalah perlunya PLN melakukan sosialisasi sebelum kenaikan TDL diberlakukan kepada seluruh sektor, khususnya kepada sektor industri tekstil yang paling banyak menggunakan tenaga listrik dan tenaga kerja. Sosialisasi tersebut sangat penting untuk menghadapi masalah-masalah yang terjadi.

Selama ini kenaikan TDL lebih cenderung dilakukan secara mendadak bahkan tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Beberapa pengusaha mengeluh karena mereka tidak bisa melakukan antisipasi sebelumnya. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah terlebih dahulu melakukan sosialisasi kenaikan TDL tersebut dengan mengadakan seminar/diskusi dengan dunia usaha sehingga perusahaan bisa melakukan tindakan antisipasi untuk produk berikutnya.

Seharusnya, masalah krisis listrik bukan diatasi dengan menaikan tarif, tetapi secara bijak mencari energi alternatif. Walaupun jalan yang harus ditempuh pada akhirnya adalah dengan menaikkan tarif listrik, catatan penting bagi PLN selaku pemegang otoritas bidang kelistrikan adalah pelayanan yang lebih baik dan tidak adanya byar pet yang akan menghambat jalannya produksi dalam negeri, merugikan perusahaan khususnya dan masyarakat pada umumnya,

Dampak dari kenaikan TDL tersebut akan semakin menghimpit masyarakat kecil karena akan memicu kenaikkan harga barang-barang. Sedangkan upah buruh maupun pegawai tidak mengalami kenaikan untuk menyesuaikan dampak kenaikan tersebut.

(7)

perekonomian suatu negara tidak akan mencapai tingkat kesempatan kerja penuh dan kestabilan kegiatan ekonomi tidak dapat terwujud. Akan terjadi fluktuasi kegiatan ekonomi yang lebar dari satu periode ke periode lainnya. Ini akan menimbulkan implikasi yang serius kepada kesempatan kerja dan pengangguran dan tingkat harga. Untuk menghindari masalah itu, Keynes menekankan perlunya campur tangan pemerintah.

Apabila kita flashback dan mencermati UU tentang ketenagalistrikan No. 20 Tahun 2002, sebenarnya UU tersebut tidak hanya akan membuat tarif listrik mahal tetapi juga melemahkan peran negara dalam mengatur urusan rakyat, sebab UU ini hanya mengizinkan pemerintah sebagai regulator. UU ini melanggengkan penjarahan atas kekayaan negeri ini. Ujung semua ini adalah pengalihan aset negara ke pihak asing. Pemerintah telah mentransaksikan nasib rakyat dengan kepentingan kelompok. Kiranya mereka lupa bahwa BUMN itu dibangun dengan uang rakyat sudah seharusnya berfungsi untuk menjamin pemenuhan kebutuhan hak dasar rakyat.

Sekali lagi, pemerintah perlu berhitung lebih cermat tiap kali akan menaikkan TDL. Kebijakan menaikkan TDL perlu dibarengi dengan pelayanan yang lebih baik, tidak ada pemadaman bergilir (byar pet), dan perbaikan usaha penyediaan lapangan kerja yang diharapkan berdampak pada peningkatan pendapatan terutama pada masyarakat paling bawah. Tanpa usaha tersebut kenaikan TDL akan berdampak negatif karena akan menurunkan pendapatan riil masyarakat.

Kenaikan TDL bukan satu-satunya solusi untuk mengurangi subsidi, tapi harus diikuti dengan langkah-langkah terobosan berupa peningkatan efisiensi dari produk listrik, baik efisiensi dalam overhead cost yang masih harus ditekan maupun direct cost.

(8)

orang banyak oleh negara memang memiliki tujuan yang mulia, agar tidak dimonopoli oleh pihak-pihak tertentu dan dapat digunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Namun jika terjadi penyimpangan terhadap penguasaan tersebut sehingga hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja, maka perlu diperlukan pembenahan yang terus-menerus oleh pihak berwenang. Dalam kegiatan operasionalnya, PLN dapat menggandeng pihak swasta untuk pembangkitan, transmisi, distribusi ataupun penjualan listrik, sehingga penyediaan listrik untuk masyarakat dapat terpenuhi dengan tarif yang terjangkau.

2.4 DAMPAK MASYARAKAT ATAS NAIKNYA TARIF LISTRIK Berdasarkan isi pemberitaan yang berkaitan dengan kenaikan TDL, diketahui bahwa pemerintah melalui Kementerian ESDM akan menaikkan tarif dasar listrik secara bertahap mulai 1 Juli 2014 kepada enam golongan pelanggan. Kenaikan tarif secara bertahap setiap dua bulan sampai November 2014. Misalnya untuk golongan industri skala menengah dengan daya diatas 200 kVA, tarif sampai bulan Juni 2014 adalah Rp 864 per kWA, naik menjadi Rp 964 per kWA pada 1 Juli 2014, naik lagi menjadi Rp 1.075 pada 1 September 2014, dan terakhir naik lagi menjadi Rp. 1.200 pada 1 November 2014, atau rata-rata kenaikan 11,57%.

(9)

Kebijakan kenaikan TDL memang dapat meningkatkan biaya operasional pusat-pusat perbelanjaan dan usaha-usaha lain pada umumnya. Namun, usaha antisipatif dapat dilakukan oleh para pelanggan khususnya dunia usaha dalam menyikapi kenaikan TDL, diantaranya melakukan penghematan peralatan listrik maupun menggunakan lampu atau peralatan listrik yang hemat energi. Penghematan listrik sesuai dengan konsep go-green yang salah satunya melakukan penggunaan energi yang efisien, sehingga dapat diterapkan di berbagai bidang termasuk dunia usaha. Konsep go-green memang seharusnya diterapkan baik di dunia usaha maupun di rumah-tangga atau individu, dalam menggunakan energi yang berasal dari sumber daya alam terbatas yang semakin sulit dicari. Untuk itu, dalam menghadapi kenaikan TDL, pelanggan dunia usaha dan rumah tangga dapat melakukan penghematan penggunaan listrik, misalnya melalui penggunaan peralatan listrik yang hemat listrik, tidak menyalakan lampu atau peralatan listrik jika tidak digunakan, dan sebagainya.

Walaupun demikian, di kalangan dunia usaha seperti Kadin Jabar dan Apindo Jabar menyatakan bahwa kenaikan TDL tidak sesuai dengan waktu karena akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, sehingga para pengusaha merasa berat untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi perdagangan bebas di kawasan ASEAN tersebut. Berdasarkan kebijakan kenaikan TDL yang ditetapkan pemerintah, memang untuk dunia usaha atau industri mengalami rata-rata kenaikan yang paling besar yaitu sekitar 11,57%. Disamping itu, sistem yang cenderung monopoli dalam pengelolaan listrik oleh BUMN menjadikan pengaturan TDL sangat bergantung kepada PT. PLN, walaupun penetapan TDL dilakukan oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan tidak adanya alternatif bagi dunia usaha dalam memilih penyedia listrik lain selain PT. PLN.

(10)
(11)

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN

 Kebijakan kenaikan TDL juga berdampak pada penurunan total konsumsi rumahtangga atas maupun rumahtangga bawah, dimana penurunan rumahtangga atas jauh lebih besar daripada rumahtangga bawah. Pada jangka panjang, dampak negatif kenaikan TDL terhadap penurunan total konsumsi rumahtangga akan semakin besar karena upah riilnya tenaga kerja mengalami penurunan.

 Dampak kenaikan TDL akan lebih dirasakan dalam jangka panjang dibanding jangka pendek. Ini dikarenakan pada jangka panjang kebijakan yang dilakukan pemerintah tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan investasi yang lebih besar, sehingga menghambat

 Kenaikan rarif dasar listrik yang diberlakukan oleh pemerintah beralasan bahwa beban subsidi semakin meningkat bila tarif listrik tidak dinaikan  Dampak kebijakan kenaikan TDL terhadap perekonomian sangatlah

(12)

DAFTAR PUSTAKA

http://politik.kompasiana.com/2013/01/15/energi-listrik-dalam-dilema-525488.html

http://bisnis.liputan6.com/read/480976/ini-alasan-kenapa-pemerintah-menaikkan-tarif-listrik

Referensi

Dokumen terkait

kelumpuhan plexus brachialis setelah puhan plexus brachialis setelah meng menganalisa 4 analisa 4 infant dengan paralisis yang infant dengan paralisis yang identik pada identik

Pekerjaan pemasangan rambu-rambu tambang yang harus dikerjakan oleh pihak kontraktor ataupun perusahaan yang meliputi : papan blok, pita elevasi, pita batas lahan, pita

Sehubungan dengan itu, salah satu pembelajaran yang menarik yaitu pembelajaran outdoor, karena pembelajaran ini peserta didik dapat belajar sesuatu yang konkrit atau nyata

Klaim adalah upaya pemegang polis meminta ganti rugi kepada perusahaan asuransi karena terjadi kecelakaan atau pencurian terhadap mobil yang diasuransikan. Salah

Berdasarkan analisis pada hasil focus group discussion dan analisis instrumen ditemukan ada beberapa pandangan terkait dengan upaya pencegahan kekerasan dalam rumah

Pada kategori kantor sewa ini, dalam satu lantai bangunan dapat disewa sekaligus oleh beberapa penyewa sehingga modul ruang sewa merupakan aspek penting pada perancangan

4.  Pedoman  PKB  dan  Angka  Kreditnya,  Buku  4,  Ditjend  Peningkatan  Mutu  Pendidik  dan  Tenaga  Kependidikan,  Kemendiknas, Tahun 2010 

Teknik spyware yang bertujuan untuk memonitor dan merekam semua paket data yang melewati jaringan dikenal dengan.. Teknik spyware yang bertujuan untuk mengubah paket data